• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN KEJADIAN SPASME LARING PASCA EKSTUBASI PADA TEKNIK EKSTUBASI DALAM DAN TEKNIK EKSTUBASI SADAR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN KEJADIAN SPASME LARING PASCA EKSTUBASI PADA TEKNIK EKSTUBASI DALAM DAN TEKNIK EKSTUBASI SADAR."

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN KEJADIAN SPASME LARING PASCA EKSTUBASI PADA

TEKNIK EKSTUBASI DALAM DAN TEKNIK EKSTUBASI SADAR

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

FENTYSA DAVISNI CHOMBE LISTIYANA

G0012080

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)
(3)

PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan penulis tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Surakarta, Desember 2015

(4)

ABSTRAK

Fentysa Davisni Chombe Listiyana, G0012080, 2015. Perbedaan Kejadian Spasme Laring Pasca Ekstubasi pada Teknik Ekstubasi Dalam dan Teknik Ekstubasi Sadar. Skripsi. Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Latar Belakang: Mengamankan jalan napas merupakan bagian terpenting dalam anestesi, terutama saat intubasi dan ekstubasi pipa endotrakea (ETT), selalu ada resiko untuk menjumpai kejadian spasme laring. Spasme laring adalah kontraksi yang sangat kuat dari otot laring karena rangsang sensoris dari saraf laringeal superior. Hal ini dapat disebabkan karena sekret, darah atau lewatnya pipa endotrakea melalui laring. Pada umumnya ekstubasi dalam dan ekstubasi sadar dipilih untuk mengurangi risiko spasme laring. Sekali terjadi spasme laring, maka akan diikuti dengan desaturasi oksigen akut sehingga dapat menyebabkan disfungsi organ. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kejadian spasme laring pasca ekstubasi pada teknik ekstubasi dalam dan teknik ekstubasi sadar.

Metode: Subjek penelitian ini 30 pasien dengan indikasi anestesi umum dan intubasi pipa endotrakea yang dibagi ke dalam 2 kelompok, yaitu kelompok dengan teknik ekstubasi dalam dan kelompok dengan teknik ekstubasi sadar. Penelitian ini dilakukan di Instalasi Bedah Sentral RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Pengambilan data dilakukan dengan pengamatan langsung di bed side monitor sebelum dan setelah operasi dan data dari rekam medis pasien. Analisis data menggunakan uji Fisher sebagai alternatif dari uji Chi Square.

Hasil: Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan satu kejadian spasme laring pada kelompok teknik ekstubasi sadar (6,7%) dan tidak didapatkan spasme laring pada kelompok ekstubasi dalam (0%). Namun, perbandingan kedua kelompok secara statistik tidak berbeda bermakna (p=1,000).

Simpulan: Tidak ada perbedaan yang signifikan pada kejadian spasme laring antara teknik ekstubasi dalam dan teknik ekstubasi sadar.

(5)

ABSTRACT

Fentysa Davisni Chombe Listiyana, G0012080, 2015. The Differences of Laryngospasm Incidence Post Extubation Between Deep Extubation Technique and Awake Extubation Technique. Mini Thesis. Faculty of Medicine, Sebelas Maret University, Surakarta.

Background: Securing airway is the most important thing in anesthesia, especially at the time to intubation and extubation of endotracheal tube (ETT), there is always a risk to occur laryngospasm. Laryngospasm is the forceful contraction of larynx because of sensoric stimulation from laryngeal superior nerve. This can be caused by secretion, blood or the ETT pass through the larynx. Generally, deep extubation and awake extubation are chosen to reduce the risk of laryngospasm. Once laryngospasm happen, it would be followed by acute oxygen desaturation and can caused organ dysfunction. This study aims to know the differences in the incidence of laryngospasm between deep extubation technique and awake extubation technique.

Methods: The subject of this study were 30 patients who have indications for general anesthesia and ETT intubation and divided into 2 groups, i.e. deep extubation group and awake extubation group. This study was done in Central Surgical Installation of Moewardi Hospital Surakarta. Data retrieval was done by direct observation on bed side monitor pre and post-surgery and the data from medical record and would be analyzed using Fisher test as an alternative from Chi Square test.

Results: Based on the result of the study, there is an incident of laryngospasm in awake extubation group (6,7%) and none in deep extubation group (0%). However, statistically, comparison between the two groups are not significantly different (p=1.000).

Conclusion: There is no significantly differences of laryngospasm incidence between deep extubation technique and awake extubation technique.

(6)

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Perbedaan Kejadian Spasme Laring Pasca Ekstubasi pada Teknik Ekstubasi Dalam dan Teknik Ekstubasi Sadar” ini dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan dalam menyelesaikan Program Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Hartono, dr., M.Si. selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Sinu Andhi Jusup, dr., M.Kes., selaku Kepala Program Studi Kedokteran. 3. Mulyo Hadi Sudjito, dr., Sp.An. KNA. selaku Pembimbing Utama yang telah

bersedia meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan serta dukungan hingga terselesaikannya skripsi ini.

4. Lukman Aryoseto, dr. selaku Pembimbing Pendamping yang telah memberi pengarahan serta bimbingan hingga terselesaikannya skripsi ini.

5. H. Marthunus Judin, dr., Sp.An. KAP. selaku Penguji Utama yang telah bersedia untuk menguji dan memberikan kritik serta saran yang membangun dalam penyusunan skripsi ini.

6. Novianto Adi Nugroho, dr., selaku Penguji Pendamping yang telah berkenan untuk menguji serta memberikan kritik dan saran untuk penyempurnaan skripsi ini.

7. Yusuf Ari Mashuri, dr. selaku penguji dari Tim Skripsi yang telah bersedia menguji dan memberikan masukan dalam skripsi ini.

8. Kusmadewi Eka Damayanti, dr., M.Gizi, selaku Ketua Tim Skripsi, Bu Yulia selaku sekretaris, Bu Enny dan Pak Nardi sebagai staf bagian skripsi.

9. Seluruh staf dan residen SMF Anestesiologi dan Reanimasi, Mbak Retno, Mbak Angel, Mas Wawan serta seluruh staf IBS atas bimbingan dan bantuannya selama proses pengambilan data dan penyusunan skripsi ini. 10.Ayahanda Sugiyanto dan Ibunda Wahyuningsih, kakak penulis, Fesgi Davista

C. L. dan Presdinasfri Davisti C. L. serta adik penulis Rangga Prasetya C. L. yang telah memberikan do’a dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini. 11.Rekan-rekan, Erika, Nyoman, Mutiani, Rafi, Kak Sitha, Tim Skripsi Anestesi

dan keluarga Pendidikan Dokter 2012 yang telah memberikan bantuan dan motivasi dalam penulisan skripsi ini.

12.Ridho Frihadananta yang telah meluangkan waktu untuk selalu membantu penulis, memberikan motivasi dan dukungan dalam penyusunan skripsi ini. 13.Seluruh pihak yang turut membantu dalam proses penyusunan skripsi ini

yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.

(7)

DAFTAR ISI

PRAKATA vi

DAFTAR ISI vii

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR LAMPIRAN ix

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah ………. 1

B. Perumusan Masalah ……… 4

C. Tujuan Penelitian ……… 4

D. Manfaat Penelitian ………. 4

BAB II LANDASAN TEORI ……… 5

A. Tinjauan Pustaka ……… 5

B. Kerangka Pemikiran ………. 14

C. Hipotesis ……… 15

BAB III METODE PENELITIAN ………. 16

A. Jenis Penelitian ………. 16

B. Lokasi Penelitian ……… 16

C. Subjek Penelitian ……….. 16

D. Besar Sampel ……… 17

E. Teknik Sampling ……… 18

F. Identifikasi Variabel Penelitian ……… 18

G. Definisi Operasional Variabel Penelitian ……… 18

H. Sumber Pengumpulan Data ……… 20

I. Alat dan Bahan Penelitian ……… 20

J. Desain Penelitian ……….. 21

K. Teknik Analisa Data ……… 22

BAB IV HASIL PENELITIAN ……… 23

BAB V PEMBAHASAN ………. 25

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ……… 30

A. Simpulan ……….. 30

B. Saran ………. 30

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Perbandingan Kejadian Spasme Laring Antara Ekstubasi Dalam dan

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Ethical Clearance

Lampiran 2. Informed Consent

Lampiran 3. Guideline Informed Consent

Lampiran 4. Lembar Data Lampiran 5. Data Sampel

Lampiran 6. Hasil Analisis Data Uji Normalitas Shapiro-Wilk Lampiran 7. Hasil Analisis Data Uji Fisher

Lampiran 8. Surat Ijin Penelitian Lampiran 9. Surat Pengantar Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Judul Skripsi : Pengaruh Aliran Dua Fase Crude Oil-Water Pada Performansi Pompa Sentrifugal Yang Didesain Untuk Aliran Satu Fase.. Telah berhasil dipertahankan di hadapan Tim

menggambarkan adab sebagai politik hukum Islam, artinya bahwa Islam sebagai agama memiliki hukum yang mengatur ketentuan- ketentuan seluruh kegiatan manusia agar menjadi lebih

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah suatu prosedur yang dibuat untuk melaksanakan kegiatan penerimaan

Sehubungan dengan tenuan tersebut, penulis menyarankan beberapa hal, antara lain: (1) produk materi pembelajaran yang telah dikembangkan dapat digunakan sebagai

Dengan tidak tercapainya tujuan dari unjuk rasa yang dilakukan mahasiswa dan adanya tindakan represif dari aparat kepolisian, maka menumbuhkan perilaku frustasi

Simpulan yang dapat diambil adalah bahwa penggunaan alat peraga benda konkret dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi pecahan pada kelas III SD

perencanaan, salah satu aspek yang sangat penting dalam suatu manajemen.. proyek konstruksi

laminer, turbulen, dilasi, pengikisan dan penyumbatan. Perhitungan uji kelulusan air dengan menggunakan tekanan yang bervariasi dapat menghasilkan nilai Lugeon yang berbeda,