• Tidak ada hasil yang ditemukan

this file 7987 9959 1 SM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan " this file 7987 9959 1 SM"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

30 Pendidikan adalah salah satu yang harus dimiliki oleh setiap manusia untuk keberlangsungan hidupnya. Pendidikan wajib diberikan dengan memperhatikan aspek minat, bakat, dan potensi yang terdapat dalam diri setiap siswa. Pembelajaran IPS bukan bertujuan untuk memenuhi ingatan pengetahuan para siswa dengan berbagai fakta dan materi yang harus dihafalkan, melainkan untuk membina mental siswa yang sadar akan tanggung jawab terhadap hak dirinya sendiri dan kewajiban kepada masyarakat, bangsa, dan negara (Wahab, 2009:1.9). Dari pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPS tidak ditujukan supaya anak hafal dengan materi melainkan membentuk mental siswa supaya bertanggung jawab terhadap hak dirinya, dan orang lain. Diharapkan siswa menjadi manusia yang pandai bersosialisasi dalam kehidupannya, baik saat duduk di bangku sekolah, saat di masyarakat, ataupun saat di lingkungan kerja.

Observasi yang dilakukan di kelas III di SDN Ngunut 07 pada pembelajaran IPS dengan materi jenis-jenis pekerjaan memperlihatkan bahwa proses pembelajaran masih berlangsung dengan teknik ceramah.

Dalam proses pembelajaran siswa terlihat tidak memperhatikan dan ramai sendiri. Hasil belajar yang diperoleh menunjukkan rata-rata sangat kurang. Dengan Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) sebesar 70 hanya 7 siswa yang mencapai KKM, ketuntasan belajar klasikalnya 39% dengan kriteria sangat kurang. Masih terdapat 11 siswa yang belum mencapai KKM, hal ini tentu saja jauh dari harapan dimana pembelajaran dikatakan berhasil dan tuntas apabila 80% dari jumlah siswa telah mencapai KKM.

Dilakukan wawancara terhadap guru dan siswa mengenai pembelajaran IPS materi jenis-jenis pekerjaan dan diperoleh informasi bahwa rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa dikarenakan siswa ramai sendiri dan tidak memperhatikan penjelasan dari guru. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh teknik ceramah yang digunakan oleh guru pada setiap pertemuan membuat siswa bosan dan jenuh sehingga siswa tidak berkonsentrasi mengikuti pembelajaran. Pembelajaran yang baik adalah menggunakan pengalaman nyata siswa atau benda nyata yang dapat diamati oleh panca indera siswa. Dengan begitu pemahaman yang didapatkan oleh siswa akan maksimal sehingga hasil belajarnya akan

KELAS III SDN NGUNUT 07 KABUPATEN TULUNGAGUNG

Riris Rahayu, Tri Murti, Lilik Bintartik

Universitas Negeri Malang Email: cassiopeiagirl13@gmail.com

Abstrak: Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan penggunaan media diorama lipat yang dilihat dari aktivitas guru dan siswa serta peningkatkan hasil belajar siswa. Prosedur penelitian meliputi pratindakan, siklus I, dan siklus II. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan aktivitas guru dan siswa yang sangat baik dan hasil belajar siswa yang baik. Hasil belajar siswa siklus I rata-rata 63 ketuntasan belajar klasikal 41%, siklus II rata-rata naik menjadi 85 ketuntasan belajar klasikal 94%.

(2)

baik. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Bruner (dalam Marisa dkk, 2013:1.20) yang menyatakan bahwa “pembelajaran sebaiknya dimulai dari pengalaman nyata dan dialami langsung oleh anak, meningkat kepada penggunaan gambar (visual) dan baru kemudian menggunakan unsur-unsur abstrak simbolis (kata-kata, tulisan)”.

Alternatif pemecahan masalahnya melalui penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran. Salah satu media yang dapat digunakan guru untuk memperjelas penyampaian materi pelajaran dan mengaktifkan siswa sehingga memaksimalkan hasil belajarnya adalah media diorama lipat. Media diorama lipat adalah salah satu jenis diorama yang berupa lipatan kertas (Sumanto, 2010:190). Diorama ini bisa terdiri dari satu lembar kertas seperti kartu ucapan atau undangan ataupun berlembar-lembar seperti buku. Jika belum dibuka isi dari media belum tampak oleh siswa. Sehingga dapat memancing rasa penasaran dan ingin tahu siswa terhadap media tersebut. Saat media dibuka akan terlihat beberapa jenis pekerjaan sesuai dengan materi yang diajarkan. Siswa dapat mengamati secara langsung media diorama lipat sehingga dapat menggali informasi dari media tersebut berkenaan dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Dengan begitu pemahanan siswa mengenai materi jenis-jenis pekerjaan akan maksimal sehingga aktivitas dan hasil belajarnya akan baik.

METODE

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK), yang terdiri dari 2 siklus, setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan

releksi. Penelitian ini dilaksanakan dalam 3

tahap yaitu pratindakan, siklus I dan siklus II. Dalam penelitian ini, tindakan yang digunakan sesuai dengan langkah-langkah penelitian seperti dikemukakan oleh Arikunto

(2012:16) yaitu terdiri dari minimal dua siklus pembelajaran dimana setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan

tindakan, pengamatan, dan releksi.

Peneliti berperan sebagai perencana tindakan, pelaksana, pengumpul data, penganalisis, dan pelapor hasil penelitian. Penelitian ini dibantu oleh guru kelas III yang berperan sebagai observer yang memberikan masukan dan mencatat hal-hal yang perlu dianalisis selama proses penelitian. Penelitian dilaksanakan di SDN Ngunut 07 Kabupaten Tulungagung, JL. Adil Gg. Pegadaian, Barat Kantor Polisi Ngunut. Subjek penelitian adalah siswa kelas III SDN Ngunut 07 Kabupaten Tulungagung tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 18 siswa, terdiri dari siswa 9 siswa perempuan dan 9 siswa laki-laki.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data penggunaan media dan hasil belajar. Data penggunaan media diperoleh dari aktivitas guru dan siswa. Sumber data adalah guru dan siswa. Sedangkan data hasil belajar diperoleh dari penggabungan nilai afektif, kognitif, dan piskomotor. Sumber data adalah siswa.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dokumentasi, catatan lapangan dan tes. Analisis data pada penelitian ini menerapkan 3 tahapan, yaitu: (1) reduksi data, (2) penyajian data, dan (3) penarikan kesimpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penggunaan Media Diorama Lipat pada Materi Jenis-jenis Pekerjaan di Kelas III SDN Ngunut 07 Kabupaten Tulungagung

(3)

perhatian siswa. Sehingga hasil belajar siswa masih sangat kurang.

Untuk mengatasi masalah tersebut digunakan media pembelajaran yang dapat memaksimalkan aktivitas siswa dalam pembelajaran sehingga hasil belajar yang diperoleh akan baik. Salah satu media yang dapat mengaktifkan siswa adalah diorama lipat. Media diorama lipat adalah salah satu jenis diorama yang berupa lipatan kertas (Sumanto, 2010:190). Keunikan media ini adalah bentuknya yang terlipat sehingga saat tertutup tidak akan terlihat isi dari media. Hal tersebut dapat menumbuhkan rasa penasaran dan ingin tahu siswa. Dengan begitu mereka akan fokus, bersemangat dan aktif mengikuti pembelajaran. Media diorama lipat tidak hanya meningkatkan aktivitas siswa tetapi juga aktivitas guru. Aktivitas guru dan siswa tersebut dapat dilihat pada tabel 1.

Pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan media diorama lipat berjalan dengan baik. Materi yang dibahas pada siklus I pertemuan 1 adalah pekerjaan yang menghasilkan jasa (Dokter, Perawat, Polisi dan Sopir). Sedangkan pada pertemuan 2 adalah pekerjaan yang menghasilkan barang (Petani, Peternak, Nelayan, dan Tukang kayu). Rata-rata aktivitas guru siklus I sebesar 65% dengan kriteria kurang. Masih terdapat 35% aktivitas guru yang belum muncul. Aktivitas guru yang belum muncul adalah memberi kesempatan siswa bertanya mengenai diorama lipat yang ditampilkan, mengatur jalannya diskusi kelompok dan memberikan instruksi yang jelas mengenai tata cara mengerjakan soal evaluasi. Rata-rata aktivitas siswa pada

siklus I pertemuan 1 sebesar 58% dengan kriteria kurang meningkat pada pertemuan 2 menjadi 75% dengan kriteria cukup. Sehingga didapatkan rata-rata aktivitas siswa pada siklus I sebesar 67% dengan kriteria kurang. Aktivitas siswa yang belum muncul adalah keberanian untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru dan kemandirian saat mengerjakan soal evaluasi.

Pada pelaksanaan pembelajaran siklus I siswa terlihat antusias mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media diorama lipat. Siswa antusias dan bersemangat menebak isi diorama lipat yang diperlihatkan oleh guru. Sejalan dengan pendapat Sumanto (2010:93) yang menyebutkan bahwa kelebihan media diorama lipat adalah “bentuknya yang dilipat dapat menumbukan rasa ingin tahu dan penasaran siswa bila belum dibuka”. Terdapat beberapa permasalahan yang dialami siswa pada siklus I diantaranya guru belum memberikan instruksi yang jelas mengenai tata cara membuat laporan singkat dari hasil persentasi kelompok yang maju sehingga siswa masih kesulitan dalam membuat laporan singkat.

Permasalahan yang terjadi pada siklus I dijadikan acuan untuk merencakan pembelajaran pada siklus II dan dicari pemecahan masalahnya sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan lebih baik. Pemecahan masalah yang dilakukan oleh guru adalah memberi kesempatan pada siswa untuk mengamati media diorama lipat yang disajikan dan melakukan tanya jawab sehingga siswa benar-benar paham mengenai isi dari media diorama lipat tersebut, guru Tabel 1. Aktivitas Guru dan Siswa dalam Pembelajaran IPS dengan Menggunakan

Media Diorama Lipat

No Aktivitas Siklus I Siklus II

P1 P2 Rata-rata P1 P2 Rata-rata

1 Guru 60% 69% 65% 90% 93% 92%

Kriteria K K K SB SB SB

2 Siswa 58% 75% 67% 92% 93% 93%

Kriteria K C K SB SB SB

(4)

memberikan pujian kepada siswa yang berani bertanya dan menjawab pertanyaan, guru menjelaskan dengan lebih jelas dan pelan tata cara membuat laporan singkat berdasarkan presentasi yang dilakukan oleh kelompok yang maju, dan guru memberikan peringatan tegas akan membagi nilai siswa yang bekerjasama saat menyelesaikan soal evaluasi.

Alternatif pemecahan masalah yang dilaksanakan oleh guru terbukti membuahkan hasil. Terbukti dengan pembelajaran IPS materi jenis-jenis pekerjaan yang berjalan dengan sangat baik pada siklus II. Materi yang dibahas pada siklus II pertemuan 1 adalah pekerjaan yang menghasilkan jasa (Guru, Tukang kebun, Penjahit dan Tukang cukur). Sedangkan pada pertemuan II adalah pekerjaan yang menghasilkan barang (Tukang bakso, Pedagang sayuran, Pelukis dan Pengrajin). Rata-rata aktivitas guru siklus II sebesar 92% dengan kriteria sangat baik. Sedangkan rata-rata aktivitas siswa siklus II pertemuan 1 sebesar 92% meningkat pada pertemuan 2 menjadi 93%, sehingga didapatkan rata-rata aktivitas siswa pada siklus II sebesar 93%, dengan kriteria sangat baik. Dengan peningkatan yang terjadi pada siklus II dapat dikatakan kekurangan atau masalah-masalah yang terjadi pada siklus I telah berhasil diatasi. Terbukti bahwa penggunaan media diorama lipat telah berhasil meningkatkan aktivitas guru dan siswa pada pembelajaran IPS.

Kegiatan pembelajaran IPS dengan media diorama lipat diawali guru menyiapkan siswa untuk mengukuti pembelajaran, memberikan salam, melakukan presensi, dan apersepsi berupa tanya jawab seputar jenis-jenis pekerjaan yang ada disekitar siswa. Kemudian dilanjutkan dengan penyampaian tujuan pembelajaran dan rencana kegiatan pembelajaran.

Kegiatan ini diawali dengan guru meletakkan 2 buah diorama lipat di depan kelas dalam keadaan tertutup. Siswa mulai menebak isi dari diorama lipat tersebut. Guru membuka diorama lipat dan meminta siswa untuk mengamati isinya. Kemudian guru

mempersilahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan seputar media diorama lipat yang belum dipahami. Setelah kegiatanyan tanya jawab guru membagi siswa menjadi 2 kelompok besar. Siswa telihat gembira saat mengetahui akan belajar secara berkelompok. Seperti halnya pendapat Sutirna (2013:37) yang mengatakan “pada usia sekolah dasar siswa juga sudah mampu melakukan kerja sama dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya”. Dengan berkelompok siswa akan belajar bersosialisasi dengan temannya, mereka belajar menerima pendapat orang lain, menyelesaikan masalah secara berkelompok dan membantu teman satu kelompoknya untuk memahami masalah yang hendak dipecahkan bersama-sama. Berikutnya seorang perwakilan kelompok diminta maju dan memilih diorama mana yang ingin dibahas. Guru menjelaskan tugas apa yang dimiliki oleh kelompok. Siswa mendengarkan arahan dari guru. Siswa diberi waktu 10 menit untuk berdiskusi dengan kelompoknya. Guru berkeliling memantau jalannya diskusi kelompok.

Setiap kelompok mengirim 3 perwakilan untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Sebelum dimulai guru menjelaskan lagi mengenai tugas kelompok yang tidak maju. Guru menjelaskan dengan lebih jelas tata cara membuat laporan singkat, dijelaskan bahwa siswa harus menuliskan laporan sesuai dengan hasil presentasi kelompok yang maju, siswa juga harus memperhatikan ejaan yang digunakan. Setelah siswa paham guru memulai presentasi. Saat presentasi selesai tugas membuat laporan singkat dikumpulkan. Kemudian dibahas bersama-sama hasil presentasi yang telah dilaksanakan. Hal tersebut dilakukan supaya siswa benar-benar paham mengenai apa yang baru saja dipresentasikan oleh temannya.

(5)

akan dibagi dengan teman yang bekerjasama untuk menyelesaikan soal evaluasi. Kegiatan akhir yang dilakukan adalah menyimpulkan bersama-sama mengenai pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan menggunakan media diorama lipat, kemudian siswa diberi kesempatan untuk bertanya jika ada hal yang belum dimengerti. Terakhir guru menutup pembelajaran dengan salam.

Peningkatan Hasil Belajar IPS Jenis-jenis Pekerjaan Melalui Media Diorama Lipat Pada Siswa Kelas III SDN Ngunut 07 Kabupaten Tulungagung

Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I pertemuan 1 sebesar 57 dengan kriteria sangat kurang, meningkat pada pertemuan 2 menjadi 68 dengan kriteria kurang, sehingga didapatkan rata-rata hasil belajar pada siklus I sebesar 63 dengan kriteria kurang. Ketuntasan belajar klasikalnya sebesar 41% dengan kriteria sangat kurang. Terdapat 7 siswa yang berhasil mencapai KKM, dan masih ada 10 siswa yang belum berhasil mencapai KKM.

Hasil belajar adalah kemampuan yang didapat siswa setelah pembelajaran. Kemampuan tersebut berupa nilai afektif (sikap), kognitif (pengetahuan) dan psikomotor (keterampilan). Menurut Sudjana (2009:22) yang dimaksud “hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar”. Kemampuan yang dinilai pada penelitian ini adalah kemampuan siswa memunculkan sikap keaktifan, keberanian, kerjasama dan kemandirian selama proses pembelajaran, kemudian kemampuan membuat laporan

singkat hasil presentasi kelompok yang maju dan kemampuan menjawab soal-soal evaluasi yang telah disediakan. Kemampuan-kemampuan tersebut dijadikan satu sehingga didapatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS dengan menggunakan media diorama lipat. Dapat dilihat hasil belajar siswa pada tabel 2.

Hasil belajar yang rendah pada siklus I diakibatkan oleh nilai psikomotor siswa yang sangat kurang. Siswa mengalami kesulitan dalam membuat laporan singkat sesuai dengan hasil presentasi kelompok yang maju. Dari hasil pekerjaan yang diteliti oleh guru banyak siswa yang mengisi jawaban tidak sesuai dengan hasil presentasi kelompok yang maju, selain itu siswa juga tidak menggunakan penulisan huruf besar, tanda koma dan tanda titik dengan benar sehingga nilai yang diperoleh masing sangat kurang.

Untuk mengatasi masalah tersebut guru mengubah aspek penilaian pada aspek psikomotor menjadi ejaan penulisan dari yang semula penulisan huruf besar, tanda koma dan tanda titik. Dengan perubahan aspek yang dinilai tersebut terbukti nilai psikomotor yang diperoleh siswa menjadi baik. Kelebihan dari media diorama lipat menurut Kustiawan (2013:49) adalah “penyajian informasi yang berupa 3 dimensional yang membuat kesan lebih hidup dan lebih konkret”. Kesan yang lebih hidup dari media diorama lipat membuat siswa bersemangat mengikuti pembelajaran sehingga pemahaman yang didapatkan oleh siswa maksimal. Selain itu media ini dapat memperjelas materi yang sedang dipelajari karena dapat diamati langsung oleh siswa. Dengan begitu maka hasil belajar siswa akan Tabel 2. Hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS siklus I dan siklus II

No Aktivitas

Siklus I Siklus II

P1 P2 Rata-rata P1 P2 Rata-rata

1 Rata-rata 57 68 63 84 86 85

Kriteria SK K K B B B

(6)

sangat baik. Dilihat dari rata-rata hasil belajar siswa pada siklus II. Rata-rata hasil belajar pada siklus II pertemuan 1 sebesar 84 dengan kriteria baik. Pada pertemuan 2 rata-ratanya meningkat menjadi 86 dengan kriteria baik, sehingga didapatkan rata-rata hasil belajar pada siklus II sebesar 85 dengan kriteria baik. Sedangkan ketuntasan belajar klasikal yang diperoleh sebesar 94% dengan kriteria sangat baik. Terdapat 17 siswa yang mencapai KKM dan seorang siswa yang belum mencapai KKM. Siswa yang belum mencapai KKM tersebut belum lancar dalam hal membaca dan menulis sehingga mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran. Untuk kebaikan siswa tersebut hendaknya diberikan latihan khusus membaca dan menulis supaya dia tidak lagi kesulitan mengikuti pembelajaran di kemudian hari. Dengan pencapain ketuntasan belajar klasikal sebesar 94% dapat dikatakan pembelajaran IPS materi jenis-jenis pekerjaan dengan menggunakan media diorama lipat untuk meningkatkan hasil belajar telah berhasil dan tuntas dilaksanakan pada siklus II.

PENUTUP

Kesimpulan

Penggunaan media diorama lipat oleh guru dan siswa dengan sangat baik dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang baik dan ketuntasan belajar klasikal yang sangat baik pada materi jenis-jenis pekerjaan. Terlihat dari persentase aktivitas guru pada siklus I adalah 65% dengan kriteria kurang meningkat pada siklus II menjadi 92% dengan kriteria sangat baik. Aktivitas siswa meliputi keaktifan, keberanian, kerjasama dan kemandirian. Persentase aktivitas siswa pada siklus I adalah 67% dengan kriteria kurang meningkat pada siklus II menjadi 93% dengan kriteria sangat baik.

Meningkatnya aktivitas guru dan siswa mendorong meningkatnya hasil belajar. Terlihat dari persentase hasil belajar pratindakan adalah 57%, siswa yang mencapai

KKM 7 orang dan ketuntasan belajar klasikal 39% dengan kriteria taraf keberhasilan sangat kurang. Pada siklus I meningkat dengan persentase sebesar 63%, siswa yang mencapai KKM 7 orang dan ketuntasan belajar klasikal 41% dengan kriteria taraf keberhasilan sangat kurang. Pada siklus II meningkat terus dengan persentase sebesar 85%, siswa yang mencapai KKM 17 orang dan ketuntasan belajar klasikal 94% dengan kriteria taraf keberhasilan sangat baik.

Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas dapat disarankan kepada guru untuk menggunakan media diorama lipat dalam pembelajaran IPS khususnya materi jenis-jenis pekerjaan karena dapat meningkatkan aktivitas guru dan siswa. Dalam pembelajaran pujian perlu diberikan kepada siswa yang berani menjawab pertanyaan sehingga memicu siswa lain untuk berani menjawab. Memberikan peringatan yang tegas untuk kemandirian siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru perlu dilakukan. Dengan begitu aktivitas siswa yang meliputi keaktifan, keberanian, kerjasama dan kemandirian akan meningkat. Selain dapat meningkatkan aktivitas guru dan siswa penggunaan media diorama lipat juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Peneliti lanjutan diharapkan menggunakan media diorama lipat dalam proses permbelajaran IPS jenis-jenis pekerjaan dengan lebih baik bahkan mengembangkannya menjadi lebih menarik supaya dapat meningkatkan aktivitas guru dan siswa sehingga mendorong meningkatnya hasil belajar siswa.

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, Suharsimi, dkk. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara. Kustiawan, Usep. 2013. Sumber dan Media

(7)

Marisa dkk. 2013. Komputer dan Media Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Proses Hasil Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sumanto. 2010. Media Pembelajaran di SD. Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang.

Sutirna. 2013. Perkembangan dan Pertumbuhan Peserta Didik. Yogyakarta:

CV. Andi Ofset.

Gambar

Tabel 1. Aktivitas Guru dan Siswa dalam Pembelajaran IPS dengan Menggunakan Media Diorama Lipat
Tabel 2. Hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS siklus I  dan siklus II

Referensi

Dokumen terkait

Alibaba bisa terus melakukan itu di China untuk sementara waktu, tetapi perusahaan ini perlu membuat langkah-langkah besar di pasar lain agar bisa bersaing dengan investor AS

Ilmu kimia berperan untuk mencari materi alternatif, misalnya penggunaan sel bahan baku sebagai bahan bakar alternatif, untuk menggantikan minyak bumi

Berita Acara Evaluasi Dokumen Kualifikasi nomor : BA/08/II/2015/PBJ-SPN tanggal 20 Februari 2015 tentang hasil evaluasi penawaran calon penyedia kami Pokja ULP Pengadaan

Pembagian ruang/tempat untuk laki-laki dan perempuan dalam budaya lokal Sulawesi Selatan dapat dilihat pada pembagian ruang rumah tradisional orang Bugis yang

Dari hasil pengolahan data dan diperoleh hasil matriks House of Quality (HOQ) maka bahwa tingkat kepentingan yang dibutuhkan untuk mencapai kepuasan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan penghalus butir AlTiB terhadap struktur mikro dan sifat mekanik yang dihasilkan dari proses

Proses analisa output atau proses keluaran data pada sistem ini, akan didapat data pelamar yang melakukan seleksi dan hasil dari penyeleksian calon tenaga

Bahwa memperhatikan kronologis pencalonan Bakal Pasangan Calon yang diusung oleh PKP Indonesia di Kabupaten Dogiyai sebagai Laporan KPU Provinsi Papua, serta mencermati proses