• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Stres Kerja Dan Komitmen Organisasional Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Bangun Bali Utama Denpasar.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Stres Kerja Dan Komitmen Organisasional Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Bangun Bali Utama Denpasar."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH STRES KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. BANGUN BALI UTAMA

DENPASAR

SKRIPSI

Oleh :

A. A. AYU CANDRA TRI BHUANA DEWI 1115251064

PROGRAM EKSTENSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA

(2)

i

PENGARUH STRES KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. BANGUN BALI UTAMA

DENPASAR

SKRIPSI

Oleh :

A. A. AYU CANDRA TRI BHUANA DEWI 1115251064

Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Program Ekstensi

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana

(3)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh Pembimbing, serta diuji

pada tanggal2 Juni2016

Tim Penguji: Tanda tangan

1. Ketua : Prof. Dr. I Wayan Gede Supartha, SE., SU ………..

2. Sekretaris : Dr. Desak Ketut Sintaasih, SE., M.Si ………..

3. Anggota : Dra. A. A. Sagung Kartika Dewi, MM ………..

Mengetahui,

Ketua Jurusan Manajemen Pembimbing

(4)

iii

PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya,

di dalam Naskah Skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,

kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur plagiasi, saya bersedia diproses sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Denpasar,Juni 2016 Mahasiswa,

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadapanIda Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat-Nya,skripsi yang berjudul “Pengaruh Stres Kerja dan Komitmen Organisasional Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Bangun Bali Utama Denpasar”dapat diselesaikan sesuai dengan yang direncanakan. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE., MSi., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

2. Ibu Prof. Dr. Ni Nyoman Kertiyasa, SE., MS., selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

3. Ibu Dr. I Gusti Ayu Ketut Giantari, SE., M.Si., dan Bapak Agoes Ganesha Rahyuda, SE., MT., Phd., masing-masing selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. 4. Bapak Drs. I Ketut Suardhika Natha, M.Si., selaku Ketua Program Ekstensi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

5. Ibu Ni Made Rastini, SE., MM., selaku Koordinator Manajemen Bidang Pendidikan Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

6. Bapak Gede Suparna, SE., MS.,selaku Pembimbing Akademik atas petunjuk dan nasihat yang diberikan selama mengikuti kuliahdi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

7. Ibu Dr. Desak Ketut Sintaasih, SE., M.Si.,selaku dosen pembimbing atas waktu, bimbingan, masukan, serta motivasi sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

8. Ibu Dra. A. A. Sagung Kartika Dewi, MM., selaku dosen pembahas atas masukan dan ide-ide yang telah diberikan.

(6)

v

10. Seluruh pihak dari perusahaan PT. Bangun Bali Utama Denpasar yang telah bersedia memberikan data, izin untuk melaksanakan penelitian dan meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner

11. Keluarga tercinta: orang tua (A. A. Gede Ngurah Budiarsa dan I. A. Mas Sriwidari)beserta saudara-saudarayang telah memberikan dukungan moral, motivasi, serta doa yang tulus selama penulis menempuh perkuliahan serta proses penyusunan skripsi ini.

12. Untuk yang terkasih Made Natya Brahmastika Rata, yang selalu memotivasi, mendoakan dan memberikan masukan dalam membuat karya ilmiah skripsi ini.

13. Kepada seluruh teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu khususnya teman-teman seperjuangan angkatan 2011 jurusan manajemen atas dukungan dan bantuannya selama proses studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

14. Semua pihak yang telah banyak memberikan motivasi dan perhatian sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpabimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Meskipun demikian, penulis tetap bertanggung jawab terhadap semua isi skripsi. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.

Denpasar,Juni 2016

(7)

vi

Judul : Pengaruh Stres Kerja dan Komitmen Organisasional Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Bangun Bali Utama Denpasar

Nama : A. A. Ayu Candra Tri Bhuana Dewi NIM : 1115251064

Abstrak

Sumber daya manusia (SDM) memegang peranan penting yang menjadi penentu keberhasilan perusahaan.Untuk itu permasalahan yang berkaitan dengan SDM harus mendapatkan prioritas untuk diselesaikan sehingga dapat meningkatkan kinerja SDM yang akhirnya berdampak pada kinerja perusahaan. Peningkatankinerja karyawan dipengaruhi oleh stres kerja dan komitmen organisasional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh stres kerja dan komitmen organisasional terhadap kinerja karyawan.

Penelitian ini dilakukan pada karyawan PT. Bangun Bali Utama Denpasar, sampel yang diambil sebanyak 48 orang. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melalui wawancara dan kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda dan uji t.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel stres kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat stres kerja yang dirasakan karyawan maka akan menurunkan kinerja karyawan tersebut. Untuk variabel komitmen organisasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi komitmen organisasional maka akan meningkatkan kinerja karyawan tersebut.

Saran dari penelitian ini yaitu, untuk aspek stres kerja, sebaiknya karyawan bekerja sesuai dengan batas jam kerja yang seharusnya agar karyawan dapat meluangkan waktu dengan keluarga dan untuk aktifitas lainnya. Untuk aspek komitmen organisasional, sebaiknya karyawan diberikan kesadaran akan pentingknya loyalitas dan keinginan untuk tetap bekerja di perusahaan.

(8)

vii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Kegunaan Penelitian ... 7

1.5 Sistematika Penulisan ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka ... 9

2.1.1 Kinerja Karyawan ... 9

2.1.1.1 Penilaian Kinerja ... 10

2.1.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja ... 14

2.1.2 Stres Kerja ... 15

2.1.2.1 Gejala Stres ... 16

2.1.2.2 Indikator Stres Kerja ... 17

2.1.2.3 Dampak dari Stres Kerja ... 17

2.1.3 Komitmen Organisasional ... 18

2.1.3.1 Komponen Komitmen Organisasional ... 20

2.2 Hipotesis Penelitian ... 22

2.2.1 Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan ... 23

2.2.2 Pengaruh Komitmen Organisasional Terhadap Kinerja Karyawan ... 25

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 27

3.2 Lokasi Penelitian ... 27

(9)

viii

3.4 Identifikasi Variabel ... 28

3.5 Definisi Operasional Variabel ... 28

3.6 Jenis dan Sumber Data ... 31

3.6.1 Jenis Data ... 31

3.6.2 Sumber Data ... 32

3.7 Populasi dan Sampel ... 32

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 32

3.9 Instrumen Penelitian ... 33

3.9.1 Uji Validitas ... 33

3.9.2 Uji Reliabilitas ... 34

3.10 Teknik Analisis Data ... 35

3.10.1 Analisis Regresi Linier Berganda ... 35

3.10.2 Uji Asumsi Klasik ... 36

3.10.3 Pengujian Ketepatan Model ... 37

3.10.4 Pengujian hipotesis ... 38

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum PT. Bangun Bali Utama Denpasar ... 39

4.2 Karakteristik Responden ... 42

4.3 Deskripsi Variabel Penelitian ... 44

4.3.1 Kinerja Karyawan ... 45

4.3.2 Stres Kerja ... 46

4.3.3 Komitmen Organisasional ... 47

4.4 Hasil Regresi Linier Berganda ... 49

4.4.1 Uji Asumsi Klasik ... 50

4.4.2 Hasil Pengujian Ketepatan Model ... 51

4.4.3 Hasil Pengujian Hipotesis (Uji t) ... 52

4.5 Pembahasan ... 53

4.5.1 Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan ... 53

4.5.2 Pengaruh Komitmen Organisasional Terhadap Kinerja Karyawan ... 54

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 55

5.2 Saran ... 55

DAFTAR RUJUKAN ... 58

(10)

ix

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

3.1 Hasil Uji Validitas Instrumen ... 34

3.2 Hasil Uji Reliabilitas ... 34

4.1 Karakteristik Responden PT. Bangun Bali Utama Denpasar Berdasarkan Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan Terakhir dan Masa Kerja ... 43

4.2 Klasifikasi Rata-rata Deskripsi Data Penelitian ... 44

4.3 Penilaian Responden Terhadap Variabel Kinerja Karyawan ... 45

4.4 Penilaian Responden Terhadap Variabel Stres Kerja ... 46

4.5 Penilaian Responden Terhadap Variabel Komitmen Organisasional ... 48

4.6 Rekapitulasi Hasil Regresi Linear Berganda ... 49

4.7 Hasil Uji Multikolinearitas (Tolerance dan VIF) ... 50

(11)

x

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

(12)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Halaman

1 Kuesioner ... 64

2 HasilUjiValiditas ... 68

3 HasilUjiReliabilitas... 71

4 Statistik Deskriptif Penelitian ... 74

5 Hasil Uji Regresi Linier Berganda ... 83

6 Hasil Uji Normalitas ... 86

(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sumber daya manusia (SDM) merupakan sumber daya penting yang menjadi penentu keberhasilan perusahaan.SDM memegang peranan penting

dibandingkan dengan sumber daya lainnya, terutama pada perusahaan yang melibatkan banyak karyawan (Siong et al., 2006).Demikian pentingnya SDM

dalam mendukung keberhasilan perusahaan, sehingga permasalahan yang berkaitan dengan SDM harus mendapatkan prioritas untuk diselesaikan sehingga

dapat meningkatkan kinerja SDM yang akhirnya berdampak pada kinerja perusahaan.

Salah satu faktor yang paling relevan untuk mengukur kualitas SDM

adalah kinerja karyawan (Notoatmodjo, 2009:124).Colquitt (2009:37) mendifinisikan kinerja sebagai sekumpulan nilai perilaku pekerja yang berkontribusi secara positif atau negatif terhadap pencapaian tujuan perusahaan.

Untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja karyawan maka perlu dihindari terjadinya stres bagi karyawan, karena stres kerja berimplikasi pada

penurunan kinerja (Tuten dan Neidermeyer, 2004).Jimad dan Apriyani (2009) dalam penelitiannya menyatakan masalah stres kerja merupakan gejala penting diamati sejak timbulnya tuntutan untuk efisien di dalam pekerjaan.Stres kerja

(14)

2

Hasibuan (2014:204) menyatakan tingkat stres yang tinggi dapat

menurunkan kinerja karyawan, kinerja karyawan yang stres pada umumnya akan menurun karena mengalami ketegangan pikiran. Ardana, dkk.(2013:25)

menyebutkansumber stres pada karyawan adalah faktor yang melekat pada pekerjaan, faktor dari dalam individu, kepemimpinan, peranan dalam organisasi, hubungan dalam organisasi, struktur dan iklim organisasi, serta hubungan

organisasi dengan pihak luar.

Penelitian yang dilakukan oleh Novi, dkk. (2014) menunjukkan hasil stres

kerja berpengaruh negatif terhadap kinerja karyawan, yang dapat diartikan semakin tinggi tingkat stres yang dialami maka kinerja karyawanakan menurun

dan sebaliknya semakin rendah tingkat stres yang dialami maka kinerja karyawan akan meningkat. Hermitta (2011) menyatakan hanya terdapat dua variabel yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap stres kerja, yaitu stresor individu dan

stresor kelompok.Untuk faktor stresor organisasi tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.

Penelitian Bashur dan Ramay (2010) pada sektor bank di Pakistan

menunjukan hasil hubungan antara stres kerja dan kinerja karyawan adalah negatif, yang berarti tingkat stres yang rendah akan meningkatkan kinerja

karyawan dan sebaliknya tingkat stres yang tinggi akan menurunkan kinerja karyawan dan didukung oleh penelitian Warraichet al. (2014) pada sektor pribadi Universitas Karachi Pakistan menemukan hasil tingkat stres yang berlebihan dapat

(15)

3

ulang tugas kerja dan memberikan upah yang layak sesuai dengan pekerjaan yang

dilakukan serta memberikan konseling tentang cara mengatur stres yang berlebihan.

Selain stres kerja, faktor lain yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan kinerja karyawan adalahkomitmen organisasional. Robbins dan Timothy (2008:100) mendefinisikan komitmen organisasional adalah suatu keadaan

dimana seorang karyawan memihak organisasi tertentu serta tujuan-tujuan dan keinginan untuk mempertahankan keangotaannya dalam organisasi

tersebut.Berdasarkan definisi ini, dalam komitmen organisasional tercakup unsur loyalitas terhadap organisasi, keterlibatan dalam pekerjaan, dan penerimaan

terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi.

Peace dan Mechanic (2014) mengungkapkan semakin tinggi komitmen karyawan tehadap organisasi dapat meningkatkan kinerja karyawan tersebut.

Karyawan yang berkomitmen cenderung lebih bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya (Ping dan Perdue,2012). Karyawan yang memiliki komitmen tinggi akan menerima hampir semua tugas dan tanggung jawab yang

diberikan kepadanya. Komitmen mempengaruhi kinerja melalui bagaimana perusahaan meningkatkan taraf kesejahteraan karyawannya, perasaan bahwa

perusahaan merupakan pilihan terbaik dan bahwa keputusan untuk bekerja diperusahaan merupakan keputusan terbaik karyawan.

Penelitian Windy dan Gunasti (2012) menunjukan tingkat komitmen, baik

(16)

4

iklim kerja yang profesional. Individu yang nyaman dengan pekerjaannya

cenderung memenuhi komitmen terhadap organisasi, yang akhirnya menyebabkan karyawan tersebut memiliki rasa ketergantungan dan tanggung jawab pada

organisasi. Individu yang memiliki komitmen organisasional rendah cenderung untuk melakukan cara yang dapat mengganggu kinerja organisasi seperti turnover yang tinggi, kelambanan dalam bekerja, keluhan dan bahkan mogok kerja.

Didukung oleh Desianty (2005) yang menyatakan jika karyawan memiliki komitmen yang tinggi, maka perusahaan akan mendapatkan dampak positif antara

lain peningkatan produktivitas dan kualitas kerja.

Yetta (2012) menjelaskan bahwa komitmen organisasional yang terdiri

atas komitmen afektif, berkelanjutan dan normatif berpengaruh secara simultan terhadap kinerja karyawan dimana secara parsial komitmen afektif dan komitmen berkelanjutan berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja sedangkan

komitmen normatif tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.Penelitian Mega (2013) juga menemukan hasil bahwa komitmen organisasional mempunyai hubungan yang kuat dengan kinerja karyawan, dimana

komitmen organisasional berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

Demikian penelitian Negin et al. (2013) pada Bank Meli Iran,

membuktikann terdapat hubungan yang sigifikan antara komitmen organisasional dan kinerja karyawan. Hasil tersebut menegaskan bahwa semakin tinggi komitmen organisasional seorang karyawan maka semakin meningkat pula kinerja

(17)

5

organisasional (komitmen afektif, komitmen berkelanjutan dan komitmen

normatif) memiliki hubungan yang signifikan terhadap indikator kinerja karyawan sehingga disimpulkan kinerja karyawan dipengaruhi oleh komitmen

organisasionalnya.

PT. Bangun Bali Utama Denpasar merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang jasa konstruksi dan rancang bangun dengan aktivitas utamanya

jasa proyek pembangunan dan developer. Perusahaan ini menyadari salah satu bagian yang terpenting dan yang harus diperhatikan dalam mewujudkan tujuan

perusahaan adalah kinerja karyawan, tetapi pada kenyataannya perusahaan ini kurang memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan.

Berdasarkan wawancara pada salah satu pimpinan di PT. Bangun Bali Utama, terdapat beberapa karyawan yang sering meninggalkan kantor. Karyawan meninggalkan kantor dengan alasan akan pergi ke proyek untuk memantau kinerja

karyawan disana, padahal karyawan tersebut malah pulang ke rumah. Hal ini mengakibatkan kinerja karyawan yang berada di proyek tidak terpantau dan karyawan di proyek tersebut malah bekerja secara santai sehingga proyek yang

diberikan tidak diselesaikan dengan tepat waktu.Berkaitan dengan permasalahan tersebut, hal yang menjadi masalah penting untuk diperhatikan adalah kinerja

karyawan.

Berdasarkan wawancara yang ditujukan kepada 5 orang karyawan, memang benar terdapat permasalahan-permasalahan yang dialami oleh karyawan

(18)

6

Bangun Bali Utama Denpasar, jam kerja yang padat menjadikan karyawan jarang

dapat berkumpul dengan anggota keluarganya, sehingga dapat memicu terjadinya stres dalam bekerja. Apabila karyawan berada dalam kondisi stres kerja

kemungkinan besar hal ini akan membawa pengaruh terhadap kinerja karyawan. Permasalahan juga ditemukan padakomitmen organisasional, yaitukurangnya loyalitas terhadap perusahaan.Hal ini dapat dilihat dari adanya

karyawan yang mengambil proyek di luar perusahaan. Karyawan yang bekerja di bawah naungan PT. Bangun Bali Utama Denpasar tidak diperkenankan untuk

mengambil proyek dari luar perusahaan, namun masih saja terdapat karyawan yang mengambil proyek lain dari luar perusahaan. Hal ini akan mengganggu

aktivitas proyek di dalam perusahaan, karyawan malah lebih memilih untuk keluar dan tidak melanjutkan proyek yang telah diambil di perusahaan karena ingin melanjutkan proyek yang berada di luar perusahaan, karyawan kurang memiliki

rasa khawatir akan meninggalkan perusahaan tempat dia bekerja, hal tersebutlah yang menyebabkan permasalahan pada komitmen organisasional.Komitmen yang tinggi menjadikan karyawan peduli dengan nasib perusahaan dan berusaha

menjadikan perusahaan kearah yang lebih baik, sehingga dengan adanya komitmen yang tinggi kemungkinan penurunan kinerja dapat dihindari.

Berdasarkan fenomena dan penelitian yang diuraikan sebelumnya, maka menarik untuk dilakukan penelitian dengan judulPengaruh Stres Kerja dan Komitmen Organisasional Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Bangun Bali

(19)

7 1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan pada latar belakang, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Bagaimanakah pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Bangun Bali Utama?

2) Bagaimanakah pengaruh komitmen organisasionalterhadap kinerja karyawan

pada PT. Bangun Bali Utama?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Menganalisis pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Bangun Bali Utama Denpasar.

2) Menganalisis pengaruh komitmen organisasional terhadap kinerja karyawan

pada PT. Bangun Bali Utama Denpasar.

1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaanpenelitian ini dilihat dari manfaat teoritis dan manfaat praktis dapat diuraikan sebagai berikut.

1) Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi tambahan untuk memperkuat teori pada bidang ilmu manajemen sumber daya manusia,

(20)

8 2) Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini dapat memberi manfaat bagi berbagai pihak terutama pihak perusahaan dalam upaya memperbaiki kinerja karyawan yang ada

hubungannya dengan stres kerja dan komitmen organisasional.

1.5 Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan, menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan.

Bab II Kajian Pustaka dan Rumusan Hipotesis, menguraikan mengenai landasan teori, penjelasan mengenai penelitian sebelumnya yang melandasi

penelitian ini dan rumusan hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini. Bab III Metode Penelitian, menguraikan tentang disain penelitian, lokasi penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel,

jenis dan sumber data, metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, pengujian instrument serta teknik analisis data.

Bab IV Pembahasan dan Hasil Penelitian, menguraikan tentang gambaran

umum organisasi yang diteliti, deskripsi hasil penelitian serta pembahasan hasil penelitian.

(21)

9 BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kinerja Karyawan

Kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam

melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu (Hasibuan, 2014:43).Rivai dan Ella

(2010:131) menyatakan bahwa kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan

sesuai dengan perannya dalam perusahaan.

Karen et al. (2011) mengungkapkan kinerja adalah tingkat prestasi seseorang atau karyawan dalam suatu organisasi atau perusahaan yang dapat

meningkatkan produktifitas organisasi atau perusahaan.Terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.Faktor internal merupakan faktor yang berhubungan dengan sifat-sifat

seseorang, meliputi sikap, sifat-sifat kepribadian, sifat fisik, keinginan atau motivasi, umur, jenis kelamin, pendidikan, pengalaman kerja, latar belakang

budaya dan variabel-variabel personal lainnya.Faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan yang berasal dari lingkungan, motivasi, tindakan-tindakan rekan kerja, dan lingkungan sosial (Lamidi, 2008).

(22)

10

sumbangan bagi tercapainya kinerja setiap fungsi organisasi dan pada gilirannya

kinerja fungsi-fungsi organisasi memberi sumbangan terhadap pencapaian kinerja organisasi.Aspek-aspek kinerja karyawan meliputi jumlah pekerjaan yang dapat

diselesaikan, ketelitian dan ketepakatan dalam menyelesaikan tugasnya sesuai waktu yang telah ditentukan.Wirawan (2009:5) menyatakan bahwa kinerja adalah keluaran yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau indikator-indikator suatu

pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu tertentu. Kinerja merupakan kemampuan melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

sebelumnya atau hasil pelaksanaan dari suatu proses kerja seseorang atau sekelompok orang, merupakan catatan perolehan yang dihasilkan dari fungsi

pekerjaan tertentu atau kegiatan selama periode waktu tertentu (Dian Kristianto dkk.,2012)

Berdasarkan uraian tersebut dapat dikemukakan bahwa kinerja karyawan

adalah hasil kerja baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai karyawan dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu.

2.1.1.1 Penilaian Kinerja

Sedarmayanti (2010:261) menyatakan bahwa penilaian kinerja merupakan uraian sistematis, tentang kekuatan atau kelebihan dan kelemahan yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang atau kelompok. Ardana dkk. (2013:142)

(23)

11

kinerja secara umum adalah untuk memberikan umpan balik kepada karyawan

dalam upaya memperbaiki kinerjanya dan upaya meningkatkan produktivitas organisai, dan secara khusus kaitannya dengan berbagai kebijakan SDM seperti

tujuan promosi, kenaikan gaji, pendidikan, pelatihan, dan lain-lain.Demikian dengan Subha dan Shakil (2008) menyatakan bahwa penilaian dan pengukuran kinerja dilaksanakan agar dapat mengetahui prestasi yang diraih oleh karyawan,

yang dilakukan secara berkala oleh pimpinan guna mengetahui prilaku dan hasil kinerja yang dicapai karyawan.

Menurut Seni dalam Supriyanto (2010:141) terdapat sepuluh indikator pengukuran kinerja karyawan, yaitu:

1) Kuantitas, yaitu dalam mengukur kinerja maka yang harus dilihat adalah jumlah atau kuantitas kegiatan yang mampu dihasilkan disesuaikan dengan standar. Kuantitas juga dapat diartikan untuk mengukur seberapa banyak

jumlah output yang mampu dihasilkan.

2) Kualitas, yaitu mutu atau hasil pekerjaan yang mampu dihasilkan dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan. Ukuran kualitas pekerjaan

adalah kerapian, kebersihan, keteraturan, sedangkan untuk barang biasanya adalah model, bahan, image, dan lain-lain.

(24)

12

4) Kedisiplinan, yaitu kemampuan untuk dapat bekerja sesuai dengan

aturan-aturan yang telah ditentukan dengan kata lain tidak melanggar aturan-aturan organisasi.

5) Kepemimpinan, yaitu kemampuan yang dimiliki oleh pemimpin berupa gaya atau cara dalam memimpin untuk mencapai tujuan organisasi.

6) Kreativitas dan inovasi, yaitu kemampuan untuk selalu melakukan inovatif

dan kreatif dalam usaha untuk mencapai tujuan.

7) Kehadiran/absensi, yaitu jumlah kehadiran dibandingkan dengan standar yang

telah ditentukan, kehadiran ini meliputi: jumlah hari masuk, cuti, libur, ketidakhadiran.

8) Kerjasama tim, yaitu kemampuan untuk membentuk tim kerja yang solid yang mampu untuk mencapai target yang telah ditentukan.

9) Tanggung jawab, yaitu kemampuan untuk bekerja secara penuh tanggung

jawab, dan mau untuk menanggung risiko dalam bekerja.

10)Perencanaan pekerjaan, yaitu kemampuan dalam melakukan perencanaan yang telah menjadi tugas dan tanggung jawab untuk mencapai tujuan

organisasi.

Menurut penelitian Aktar et al.(2012) yang dapat digunakan untuk

mengukur kinerja yaitu:

1) Quality, merupakan tingkat sejauh mana proses atau hasil pelaksanaan

kegiatan mendekati kesempurnaan atau mendekati tujuan yang diharapkan.

2) Productivity or quantity, merupakan jumlah yang dihasilkan, misalnya jumlah

(25)

13

3) Job accomplishment, merupakan tingkat sejauh mana suatu pekerjaan yang

dibebankan pada karyawan didasarkan atas kecakapan, pengalaman, kesungguhan serta waktu yang telah ditentukan.

4) Effectiveness, merupakan tingkat penerapan sumber daya dimaksimalkan

untuk mencapai hasil tertinggi atau pengurangan kerugian dari setiap unit penggunaan sumber daya.

5) Efficiency, merupakan tingkat sejauh mana suatu kegiatan diselesaikan pada

waktu yang dikehendaki dengan memperhatikan waktu yang tersedia untuk

kegiatan yang lain.

Berdasarkan kedua uraian tersebut maka indikator kinerja karyawan yang

paling relevan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut(Sedarmayanti, 2010:263).

1) Prestasi kerja, yaitu kemampuan yang dimiliki karyawan dalam penyelesaian

tugas yang telah ditargetkan.

2) Tanggung jawab, yaitu karyawan memiliki rasa tanggung jawab untuk menyelesaikan tugasnya dengan baik.

3) Kejujuran, yaitu penyampaian sesuatu yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

4) Kerja sama, yaitu kemampuan karyawan dalam bekerja sama dengan rekan sekerjanya.

5) Inisiatif, yaitu kemampuan karyawan dalam menyelesaikan tugas dan

(26)

14

6) Kecepatan dan ketepatan kerja, yaitu seberapa cepat karyawan mampu

menyelesaikan pekerjaan rutin tanpa mengurangi kualitas kerja sesuai dengan waktu yang ditetapkan sebelumnya.

7) Tingkat kesalahan kerja, yaitu kemampuan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan dengan baik tanpa adanya kesalahan.

2.1.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Mahmudi (2010:20) menyampaikan faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi kinerja karyawan adalah sebagai betikut.

1) Faktor personal atau individu, merupakan faktor yang mempengaruhi kinerja

seseorang yang berasal dari dirinya sendiri, faktor ini meliputi pengetahuan, kemampuan, kepercayaan diri, motivasi dan komitmen yang dimiliki oleh setiap individu.

2) Faktor kepemimpinan, berasal dari kualitas pimpinan dalam memberikan dorongan, semangat dan dukungan terhadap karyawan.

3) Faktor tim, berasal dari rekan kerja yang dapat meliputi kualitas dukungan dan

semangat yang diberikan oleh teman dalam satu tim,kepercayaan terhadap sesame anggota tim, kekompakan dan keeratan anggota tim.

4) Faktor sistem, meliputi sistem kerja, fasilitas kerja atau infrastruktur yang diberikan oleh organisasi, proses organisasi dan kultur kinerja dalam organisasi.

(27)

15 2.1.2 Stres Kerja

Handoko (2008:200) mendifinisikan stres kerja sebagai kondisi ketegangan yang mempengaruhi proses berpikir, emosi, dan kondisi seseorang,

hasilnya stres yang terlalu berlebihan dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungan dan pada akhirnya akan mengganggu pelaksanaan tugas-tugasnya. Siagian (2009:300) juga menyatakan bahwa stres adalah kondisi

ketegangan yang berpengaruh terhadap emosi, jalan pikiran dan kondisi fisik seseorang.

Hasibuan (2014:204) menyatakan orang-orang yang mengalami stres menjadi nervous dan merasakan kekhawatiran kronis sehingga mereka sering

menjadi marah-marah, agresif, tidak dapat relaks, atau memperlihatkan sikap yang tidak kooperatif.Stres adalah suatu tanggapan penyesuaian, diperantarai oleh perbedaan-perbedaan individual dan atau proses-proses psikologis akibat dari

setiap tindakan lingkungan situasi atau peristiwa yang menetapkan permintaan psikologis dan atau fisik berlebihan kepada seseorang(Hariandja, 2008:192).

Putra dan Artha (2014) dalam penelitiannya mendefinisikan stres kerja

adalah suatu kondisi karyawan yang mengalami tekanan dalam pekerjaan baik dari tugas, pimpinan dan lingkungan kerja tempat karyawan tersebut bekerja. Rini

(2010) stres kerja dapat dikaitkan dengan kendala dan tuntutan, kendala adalah kekuatan yang mencegah seseorang untuk mengerjakan apa yang diinginkan sedangkan tuntutan mengacu pada hilangknya sesuatu yang diinginkan, jadi

(28)

16

Berdasarkan uraian tersebut dapat dikemukakan bahwa, stres kerja adalah

situasi yang dialami oleh seorang karyawan yang dapat mempengaruhi pola berpikir, emosi dan kondisi seseorang sehingga dapat memberikan tekanan dalam

menjalankan pekerjaan.Stres terjadi pada karyawan yang tidak sanggup menghadapi lingkungan kerja baik secara internal maupun eksternal dan dapat menurunkan kinerja karyawan.

2.1.2.1 Gejala Stres

Menurut Rivai dan Ella (2010:516) gejala-gejala stres dapat dideskripsikan sebagai berikut:

1) Ketidakmampuan untuk bersantai.

2) Pemakaian minuman keras, rokok dan obat penenang. 3) Susah tidur.

4) Bersikap tidak kooperatif.

5) Perasaan tidak mampu menanggulangi. 6) Ketidakstabilan emosi.

7) Masalah pencernaan. 8) Tekanan darah tinggi.

Menurut Wijono (2012:146) ada beberapa gejala stres yang dapat dilihat dari berbagai faktor yang menunjukkan adanya perubahan, baik secara fisiologis, psikologis, maupun sikap. Perubahan fisiologis ditandai oleh adanya gejala-gejala

(29)

17

susah tidur, napas tersengal-sengal dan berikutnya perubahan sikap seperti keras

kepala, mudah marah dan tidak puas terhadap apa yang dicapai.

2.1.2.2 Indikator Stres Kerja

Hasibuan (2014:204) menyatakan bahwa, adapun model stres kerja yang menjadi indikator stres kerja adalah sebagai berikut.

(1) Beban kerja, diukur dari persepsi responden mengenai beban kerja yang dirasakan berlebihan.

(2) Sikap pemimpin, diukur dari persepsi responden mengenai sikap pemimpin yang kurang adil dalam nenberikan tugas.

(3) Waktu kerja, diukur dari persepsi responden mengenai waktu kerja yang dirasakan berlebihan.

(4) Konflik, diukur dari persepsi responden mengenai konflik antara karyawan

dengan pimpinan.

(5) Komunikasi, diukur dari persepsi responden mengenai komunikasi yang kurang baik antara karyawan.

(6) Otoritas kerja, diukur dari persepsi responden mengenai otoritas kerja yang berhubugan dengan tanggung jawab.

2.1.2.3 Dampak dari Stres Kerja

Pada penelitian yang dilakukan oleh Wijaya (2014) disebutkan bahwa,

dampak dari stres kerja adalah sebagai berikut.

(30)

18

2) Kinerja karyawan tidak akan optimal jika mengalami tekanan yang berat

dalam bekerja.

3) Stres kerja cenderung membuat karyawan malas bekerja sehingga sering

absen.

4) Karyawan sering meninggalkan pekerjaan tanpa izin karena kondisi kerja yang kurang nyaman.

5) Karyawan memiliki keinginan untuk keluar dari pekerjaan karena beban yang cukup berat.

2.1.3 Komitmen Organisasional

Komitmen organisasional didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana seorang karyawan memihak organisasi tertentu serta tujuan-tujuan dan keinginannya untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi tersebut

(Robbins dan Timothy, 2008:100).Komitmen organisasional adalah pusat di dalam pemahaman antara motivasi individu dan sistem pemeliharaan yang termasuk indikator dalam pembelajaran organisasi (Sahoo, 2011).Komitmen

organisasional pada sebuah perusahaan merupakan salah satu jaminan untuk menjaga kelangsungan perusahaan tersebut (Sidharta dan Meily, 2011).

Komitmen organisasional merupakan perwujudan dan kerelaan seseorang dalam bentuk pengikatan diri dengan organisasinya yang digambarkan oleh besarnya usaha (besarnya tenaga, waktu dan pemikiran) atau besarnya semangat

(31)

19

diantaranya adalah adanya kesamaan antara nilai, misi, dan tujuan yang sejalan

antara karyawan dengan perusahaan. Selain itu karyawan memiliki keinginan untuk tetap tinggal di dalam perusahannya sebab penilaian ketika meninggalkan

perusahaannya akan memberi pengaruh atas gengsinya, manfaatnya dan jaringan sosial. Alasan lainnya adalah karyawan memiliki komitmen dengan perusahaannya karena karyawan merasa memiliki sebuah kewajiban atas

pekerjaan didalam perusahan tersebut (Malik et al., 2010).

Komitmen organisasional dikonseptualisasikan sebagai respon yang

efektif yang dihasilkan dari evaluasi situasi kerja yang menghubungkan karyawan dengan organisasinya (Joo dan Sunyoung, 2009).Komitmen organisasional

ditujukan dalam sikap penerimaan dan keyakiyan yang kuat terhadap nilai-nilai dan tujuan sebuah organisasi begitu juga dengan adanaya dorongan yang kuat untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi demi tercapainya tujuan

organisasi (Suwardi dan Joko, 2011).Komitmen organisasionalakan membentuk suatu perlaku sebagai hasil dari hubungan individu dengan organisasi dan akan membawa individu tersebut menjadi anggota yang tetap dalam organisasi

(Sareshkeh et al., 2012). Komitmen organisasional tidak akan dapat dihasilkan dalam waktu semalam, karyawan harus tetap tinggal dalam waktu yang cukup

lama di perusahaan dan mendapatkan pelatihan serta pengembangan untuk menghasilkan rasa memiliki komitmen di dalam pikiran karyawan (Adeloka, 2012). Komitmen organisasional memiliki arti yang lebih dari sekedar loyalitas

(32)

20

Komitmen organisasional menunjukkan mengenai kesediaan karyawan

untuk terlibat di dalam keanekaragaman aktivitas organisasi untuk membantu mencapai tujuan organisasi (Naeem, 2013). Joo dan Sunyoung (2009) dalam

penelitiannya mengungkapkam bahwa variabel seperti jenis kelamin, usia, pendidikan, tingkat hirarki, jenis pekerjaan dan masa jabatan mempengaruhi komitmen organisasional. Perilaku karyawan seperti sikap, kemampuan,

keterampilan. Moral, kepribadian, interaksi dengan orang lain dan nilai-nilai yang dianut menentukan tingkat kepuasan kerja yang dicapai dan akan berpengaruh

pada komitmen karyawan terhadap organisasi (Lumbanraja, 2009).

Berdasarkan uraian teori dari para tokoh diatas, dapat disimpulkan bahwa

komitmen organsisasional adalah kesediaan karyawan untuk meyakini dan menunjukkan nilai-nilai yang ada pada perusahaan dalam dirinya dengan kemauan yang kuat untuk memberikan sesuatu yang dapat mencapai tujuan perusahaan.

2.1.3.1 KomponenKomitmen Organisasional

Allen & Meyer (1991) merumuskan tiga komponen komitmen

organisasional, yaitu:

1) Affective commitment, berkaitan dengan hubungan emosional anggota

terhadap organisasinya, identifikasi dengan organisasi, dan keterlibatan anggota dengan kegiatan di organisasi. Anggota organisasi dengan affective

commitment yang tinggi akan terus menjadi anggota dalam organisasi karena

(33)

21

2) Continuance commitment, berkaitan dengan kesadaran anggota organisasi

akan mengalami kerugian jika meninggalkan organisasi. Anggota organisasi dengan continuance commitment yang tinggi akan terus menjadi anggota

dalam organisasi karena mereka memiliki kebutuhan untuk menjadi anggota organisasi tersebut (need to).

3) Normative commitment, menggambarkan perasaan keterikatan untuk terus

berada dalam organisasi. Anggota organisasi dengan normative commitment yang tinggi akan terus menjadi anggota dalam organisasi karena merasa

dirinya harus berada dalam organisasi tersebut (ought to).

Penelitian Zulpikar dan Daniel (2011) juga menyatakan bahwa komponen

dalam komitmen organisasional dibagi menjadi 3 yaitu. 1) Komitmen afektif (affective commitment)

Komitmen afektif (affective commitment) adalah komitmen yang berkaitan

dengan adanya keiniginan untuk terikat pada organisasi atau keterikatan emosional karyawan, identifikasi dan keterlibatan dalam organisasi yang terjadi apabila karyawan ingin menjadi bagian dari organisasi karena adanya

ikatan emosional atau merasa mempunyai nilai yang sama dengan organisasi. Indikator yang diturunkan menjadi item pernyataan dalam penelitian Zulpikar

dan Daniel (2011) terdiri atas bagaimana seorang karyawan merasa senang menghabiskan sisa karir di perusahaan, perasaan bangga terhadap organisasi, rasa empati terhadap organisasi, loyalitas terhadap organisasi dan keterikatan

(34)

22

2) Komitmen berkelanjutan (continuance commitment)

Komitmen berkelanjutan (continuance commitment) adanya suatu kesadaran akan biaya-biaya yang harus ditanggung yakni kerugian baik secara finansial

atau kerugian lainnya yang berhubungan dengan keluarnya karyawan dari organisasi. Indikator yang diturunkan menjadi item pernyataan dalam penelitian Zulpikar dan Daniel (2011) terdiri atas kekhawatiran berhenti

bekerja, perasaan yang berarti untuk meninggalkan organisasi, meninggalkan organisasi karena tidak punya pilihan lagi, tidak adanya peluang alternatif

yang ada dan pengorbanan pada organisasi. 3) Komitmen normatif (normative commitment)

Komitmen normative (normative commitment) adalah suatu perasaan wajib dari karyawan untuk tetap tinggal dalam suatu organisasi karena adanya perasaan hutang budi pada organisasi. Indikator yang diturunkan menjadi

pernyataan dalam Zulpikar dan Daniel (2011) terdiri atas pemikiran karyawan tentang individu yang terlalu sering berpindah dari organisasi satu ke organisasi lainnya, loyalitas merupakan kewajiban moral, tawaran dari

organisasi lain tidak lebih baik dari organisasi sekarang dan karyawan akan lebih baik untuk bekerja pada suatu organisasi sepanjang karir mereka.

2.2 Hipotesis Penelitian

Beberapa penelitian sebelumnya berkonsentrasi pada dua variabel yang

(35)

23

komitmen organisasional.Penelitian Tiyur dan Rosmida (2012), Ratna dkk.

(2014), Adetayo et al. (2014), Arbabisarjou, et al. (2013), Hsiow-Ling et al. (2004), Rizwan (2014) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang negatif dan

signifikan antara stres kerja dengan kinerja karyawan. Penelitian yang dilakukan Yenny dan Joko (2011), Peace dan Mechanic (2014), Rosita (2009), Riaz et al.

(2010), Goddy dan Idowu (2014), Christina, dkk., (2012), Hueryren (2012)

membuktikan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara komitmen organisasional dengan kinerja karyawan. Berdasarkan hasil studi

[image:35.595.133.508.392.535.2]

empiris tersebut dapat digambarkan kerangka konseptual penelitian ini seperti pada Gambar 2.1

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian

H1 (-)

H2 (+)

2.2.1 Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

Penelitian Tiyur dan Rosmida (2012) pada dosen Politeknik Negeri Bengkalis menemukan hasil tingkat stres berpengaruh negatif tetapi tidak

signifikan terhadap kinerja, artinya semakin tinggi stres maka akan menurunkan kinerja hanya saja besar pengaruhnya tidak signifikan terhadap kinerja dosen. Demikian pula Ratna dkk.(2014) menyatakan terdapat hubungan negatif antara

Stres Kerja (X1)

Kinerja Karyawan (Y)

(36)

24

stres kerja dengan kinerja. Hasil analisis tersebut digunakan untuk memprediksi

bahwa semakin tinggi stres kerja yang dialami oleh pemeriksa BPK RI perwakilan provinsi Aceh maka akan menurunkan kinerja pemeriksa, dan sebaliknya apabila

semakin rendah stres kerja yang dialami oleh pemeriksa maka akan meningkatkan kinerja pemeriksa.

Hasil penelitianAdetayo et al. (2014) pada RS Tersier Nigeria

menyatakanstres kerja berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja karyawan, karena beban kerja yang berlebihan, pengembangan karier, masalah keluarga dan

masalah organisasi dapat menurunkan kinerja karyawan tersebut dimana karyawan merasa capek, gelisah, tidak bahagia, sakit kepala, lemah serta mudah

marah. Arbabisarjou, et al. (2013) jugamengungkap terdapat hubungan negatif signifikan antara variabel stres kerja dan kinerja perawat di rumah sakit.

Hsiow-Ling et al.(2004) pada Hi-Tech Industri Taiwan, mengemukakan

stres kerja berpengaruh negatif terhadap kinerja karyawan. Stres kerja yang tinggi akan menurunkan kinerja karyawan sehingga faktor-faktor yang dapat memicu stres kerja harus lebih diperhatikan agar kinerja karyawan meningkat. Demikian

pula penelitian Rizwan (2014) terdapat hubungan yang negatif antara stres kerja dan kinerja, hal ini berarti karyawan yang tingkat stres nya rendah akan memiliki

kinerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan karyawan yang tingkat stresnya tinggi.

Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut, maka dapat diajukan hipotesis

sebagai berikut.

(37)

25

2.2.2 Pengaruh Komitmen organisasional Terhadap Kinerja Karyawan Komitmen organisasional memberi pengaruh yang positif signifikan terhadap kinerja karyawan (Yenny dan Joko, 2011). Hal ini berarti setiap kenaikan

komitmen organisasional akan meningkatkan kinerja karyawan. Demikin pula Peace dan Mechanic (2014) menemukan hasil terdapat hubungan yang sangat kuat antara komitmen organisasional dengan kinerja karyawan.

Penelitian Rosita (2009) pada guru pembimbing di Kabupaten Bantul, menyatakan terdapat hubungan yang positif antara komitmen afektif, komitmen

berkelanjutan dan komitmen normatif terhadap kinerja guru bimbingan konseling. Riaz et al. (2010) juga membuktikan terdapatnya hubungan yang signifikan antara

komitmen organisasional (komitmen afektif, komitmen berkelanjutan dan komitmen normatif) dan kinerja karyawan, semakin tinggi komitmen organisasional seorang karyawan maka semakin tinggi pula kinerja karyawan

tersebut.

Goddy dan Idowu (2014) melakukan penelitian terhadap seluruh karyawan pembuatan bir di Nigeria, hasil penelitian menunjukkan bahwa komitmen

organisasional memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap produktifitas karyawan yang otomatis akan meningkatkan kinerja karyawan.

Variabel komitmen organisasional berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja karyawan, adanya pengaruh positif komitmen organisasional terhadap kinerja karyawan menunjukkan bahwa seorang karyawan yang memiliki komitmen yang

(38)

26

tersebut, yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja perusahaan (Christina,

dkk., 2012). Hueryren (2012) menguatkan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa komitmen organisasional berpengaruh positif terhadap kinerja

karyawan.Karyawan bersedia untuk bertahan dan mengabdikan dirinya kepada perusahaan karena memiliki rasa komitmen yang tinggi terhadap perusahaan.

Berdasarkan penelitian-penelitian diatas, maka dapat diajukan hipotesis

sebagai berikut.

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa kinerja guru PPKn yang sudah lulus sertifikasi di SMA Negeri 1 Indralaya Kecamatan

Sebagaimana dijelaskan di atas, dalam perspektif hukum Islam, makanan yang dikonsumsi mempersyaratkan dua hal; halal dan thayyib. Halal dari sisi keagamaan, thayyib dari

Limbah cair kelapa sawit memilik kandungan yang sangat tinggi bahan organik degradable, karena pada saat proses pengolahan ekstraksi minyak kelapa sawit tidak

Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjelaskan bahwa Pemerintah

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kualitas bakteriologis selada (Lactusa sativa ) dengan mengidentifikasi keberadaan bakteri Salmonella sp pada selada yang dijual

Aplikasi yang dibuat ini dapat menyediakan in.formasi yang berkaitan dengan informasi kejuaraan Road Race secara /uas, yang melipuli in.formasi kejuaraan, data

Ekstrak kental Metanol daun kenikir diuji dengan metode DPPH untuk melihat aktivitas sebagai antioksidan, jika ekstrak terbukti efektif sebagai antioksidan, ekstrak

Hasil penelitian dan analisa data yang dilakukan, maka dapat disimpulkan dalam produksinya depot air minum isi ulang di wilayah sekitar kampus Universitas Muhammadiyah