. 1
17
2 3
18 19
)<111
[(OMPAS
-- --..-.. .-. -.-...-.-...--.....
....--.-..----4
20
7 22
-.'
/<,1I11i5U
./lunar0
Sabru0
Winl]gu8".'9"" 10 11
@
13'14-15
1623 24 25 26 27 28 29 30 31
.il-I~~-()
Jut
--C)
Ags
0
Sep
0
Okt
..
Nov
0
Des
Sefllll Se/iJsiJ
. M M ~M ~~
.
Guruqqn_XelayakqlJ
¥£:n
5 6
21
...-.-..-...-.... " Mill ADr 'Me"
Oleh ASEP SUM ARYAN A
---B
eritaKompas,
Sabtu (24/10), bakgaym1gbersambut
dengan demonstrasi guru
honorer
Kabupaten
Bandungsebelumnya. Berita tersebutmenyebutkan
banyaknya guru yangtidak pantas menjadi guru. Data
Departemen Pendidikan Nasional2007/2008
menyebut-kan, sekitar 88 persen guru TK dan 77,85 persen guru SD
tidak layak Demikian halnya dengan guru SMP (28,33
persen), SMA (15,25 persen), dan SMK (23,04 persen).
Bisajadi banyak pihak memak-lumi kondisi guru saat ini. Ke-mampuan banyak guru dalam mentransfer ilmu pengetahuan kepada muridnyajuga masih perlu diasah. Sering kali pengasahannya dilakukan dengan menambahjen-jang pendidikan yang dibuka ba-nyak kalangan dengan eepat dan mudah. Guru pun beramai-ramai menjadi mahasiswa, yang keba-nyakan kuliahnya pada hari libur di gedung sekolah sendiri.
Kapasitas sebagai guru bisa ti-dak diperoleh maksimal dengan eara itu. YangteIjadi, guru malah menjadi faktor produksi industri pendidikan' yang mengedepankan kemasan gelar tanpa berakar pada kapasitas pokok yang diperlukan sebagai guru. Dengan perbedaan intelengensia mOOdnya,guru per-lu mampu mempertimbangkan dan kemudian mendongkrak ka-pasitas intelektualitas muridnya secara perlahan tetapi pasti. Untuk itu, rekrutmen dan penerimaan guru honorer pun sebenarnya per-lu lebih baik.
Balas
budi
Demonstrasi guru dapat dipan-dang sebagai tekanan yang men-dorong pemerintah suatu kabupa-ten mempertimbangkan pengang-katan guru yang telah mengabdi sebagai tenaga honorer atau suka-relawan.Aspekbalas budi tampak-nya lebih mengedepan daripada profesionalitas guru yang telah mengabdi. Bisajadi kapasitas diri, baik dilihat dari asalperguruan, re-levansi bidang ilmu dengan mata pelajaran yang diberikan; maupun keterampilan mentransfer ilmu pengetahuan, menjadi terabaikan. Jangankan relevansi adminis-tratif, seperti persyaratan jenjang pendidikan calon guru bagi peng-ajar di SD dan TK, memenuhi
ke-butuhan guru saja masih selalu menjadi keluhan banyak pemerin-tah daerah. Sebelumnya,suplai gu-ru dan mood masih senjang. Dam-paknya, sekolah mengajak siapa pun yang mau mengabdi untuk mengisi kekosongan tersebut. Da-lam pemenuhan kebutuhan terse-but, bisajadi selekSitidak sedemi-kian ketat karena yang ikhlas mengabdi pun sulit diperoleh.
Sangat berbeda ketika ada ha-rapan guru honorer diangkat seca-ra otomatis menjadi guru pegawai negeri sipil. Banyak yang kemudi-an bersedia menjadi guru dengkemudi-an harapan menjadi PNS, bukan .mengabdi kepada masyarakat. Menjadi tidak terkontrol tatkala banyak pihak mengetahui hal ter-sebut. Menjadi honorer atau suka-relawan punjadi incaran. Bisajadi ada bisnis di dalamnya.
Hal seperti itu perlu diwaspadai pihak pemerintah terkait dengan kemungkinan muneulnya oknum nakal. Kelalaian untuk mengawal persoalan ini akan menimbulkan keeemburuan yang berkepanjang-an karena pengabdi yberkepanjang-ang tulus akan tergeser oleh pengabdi bulus.
Emosi dan pikir
Kapasitas mengajar menjadi penting bagi guru. Bisajadi ada ba-nyak yang memiliki persyaratan administratif memadai, tetapi ti-dak sedikit yang pandai hanya un-tuk dirinya. Di sisi lain banyak yang pengetahuannya pas-pasan, tetapi bisa menularkan pengeta-huan tersebut kepada mOOdnya. Guru tentu berkaitan dengan cara memindahkan ilmu pengetahuan yang dimiliki kepada muridnya. Tentu ini pilihan di tengah sarana dan prasarana belajar-mengajar yang masih minim. Dengan demi-kian, posisi guru masih dominan daripada perlengkapan lain.
. .,.,.~ ;....
K lip i n 9
Hum 0 sUn
pod
2009
.---.
----Dengan metode yang dimi-liki, seorang guru bisa me-nularkan ilmunya. Me-tode mengajar biasa-nya bisa diperoleh dari pengalaman hidupnya seba-gai pengajar, te-tapijuga bisa di-peroleh dari peIjalanan studi sebelumnya. Di lem-baga pendidikan kegu-ruan, metode terse-but diberi-kan. Yang tidak memper-olehnya semesti-nya diberi kursus atau diklat metode mengajar agar mengajar bisa berlangsung
efektif.
. Efektivitas mengajar tentu tidak dapat diea-pai tanpa target yang ideal. Target tersebut dicapai seeara perlahan dan pasti, tidak seketika.n
.'...
Kepe~lahanan ters~but/ ~ berkaitan dengan ting- !
I
kat kapasitas peneri- .' maan emosi dan pikirmurid. Oleh karena itu, guru perlu memahami kapasitas tersebut agar tidak memaksakan kehendak kepada muridnya atau membuat variasi agar muridnya tidak jenuh menerima pelajaran. Tanpa ke-pandaianmemahamidan membu-atvariasi, daya serap murid bisa se-makin menipis sejalan dengan stigma terhadap guru tertentu da-lam mengajar.
Emosi murid bisa berfluktuasi sejalan dengan pengalaman kese-hariannya. Bisajadi suatu hari mu-rid jenuh menerima pelajaran ka-rena emosinya sedang terganggu, tetapi pada hari lain lebih sema-ngat. Pada posisi terakhir seperti itu, kemungkinan kapasitas pikir-nya lebih besar untuk menerima pelajaran. Hanya, jangan sampai stigma menimpa figur guru hingga semangat tersebut tidak se-besar yang diharapkan. Kemalas-an be1ajarjuga bisa karena stigma
.
'"..~ SAWMO
memiliki motivasi, setelah dimoti-vasi dan bersifat destruktif dalam proses belajar, bisa diberi hu-kuman. Dengan demikian, figur destruktif bisa diminimalisasi agar proses belajar semakin se-hat. Tentu saja pengetahuan psi-kologis murid menjadi pen-ting agar kapan
)
""';::.. "menghukumdan
kapan memberi)
~
hadiah bisadi-I lakukan secara tepat.
Sebagaiguru, memahami kon-disi psikologis mu-rid dapat mendorong efektivitas mengajar.
Dalam menunaikan tu- gasnya,seoranggu-~... ru perlu mema-" hami bahwa
)
mengajar bu-) kan hanya ber-/ diri di kelas ber-bieara tanpa pa-ham kondisi murid-nya. Untuk itu, memi-lih guru harus memer-hatikan beberapa kapa-sitas terkait dengan transformasi ilmu pe-ngetahuan, termasuk ke-sabaran, kreativitas, serta kapasitas keilmuan dan pema-haman metodologis mengajar.Menyeleksigurujuga perlu me-merhatikan eara guru menyam-paikan materi pelajaran, memper-siapkan bahan mengajar, atau menghadapi kondisi tersulit di ke-las, seperti murid nakal atau per-kelahian. Kesabaran dan ketela-danan pun menjadi hal penting. Guru yang mengabdi lama bisajadi lebih mampu melakukannya dari-pada yangberlomba mengejar sta-tus PNS.
Oleh sebab itu, calon guru perlu ditelusuri lebih lanjut agar tidak salah pilih. Kesalahan memilih bi-sa berdampak pada kerubi-sakan sumber daya manusia mendatang. Menyelamatkan masa depan bangsa bisa dimulai dari menentu-kan guru dan kelayamenentu-kannya meng-ajar.
--...
"
Menyelamatkan
masa depan bangsa bisa
dimulai dari menentukan
guru dan kelayakannya
mengajar.
guru yang sulit, ketus, ataukiller.
Menciptakan suasana belajar me-nyenangkan memang perlu diupa-yakan agar semangat lebih besar lagi.
Hukuman tetap perlu diperta-hankan mengingat tidak sem4a murid memiliki motivasibelajardi kelas. Murid dengan motivasiren~ dah bisa didorong untuk lebih ter-motivasi. Sementara yang tidak
ASEP SUMARYANA
Sekretaris LP3AN dan Lektor Kepalapada Jurusan
llmuAdministrasi Negara FISIP Unpad