• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH STATUS KEPEGAWAIAN DAN STRATA PENDIDIKAN TERHADAP DISIPLIN KERJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH STATUS KEPEGAWAIAN DAN STRATA PENDIDIKAN TERHADAP DISIPLIN KERJA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH STATUS KEPEGAWAIAN DAN STRATA PENDIDIKAN TERHADAP DISIPLIN KERJA

THE EFFECT OF EMPLOYEE STATUS AND LEVEL OF EDUCATION ON THE WORKING DICIPLINARY

Gigih Wibowo1, Soewito2

1. Rumah Sakit Umum Daerah Trikora Salakan Kab.Banggai Kepulauan Sulawesi Tengah, Email: ibamsbowo@gmail.com

2. Program Studi Manajemen Rumah Sakit, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Jalan Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta 55183 ABSTRAK

Latar Belakang: Rumah sakit Trikora sebagai tempat rujukan utama bagi masyarakat khususnya di kabupaten Banggai Kepulauan. Oleh karena itu pelayanan kesehatan terhadap masyarkat yang diberikan haruslah optimal.

Untuk menunjang pelayanan kesehatan yang optimal harus didukung salah satunya adalah disilin kinerja pegawai dalam bekerja sehingga pelayanan kesehatan dapat diberika secara baik, mengingat pegawai sebagai unjung tombak dan bersentuhan langsung dengan pasien. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh status kepegawaian dan strata pendidikan terhadap disiplin kerja pegawai.

Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah kuantitatif non experimental dengan menggunakan metode cross sectional. Populasi seluruh tenaga kesehatan perawat dan bidan yang berjumlah 43 orang. Analis data menggunakan regresi linier.

Hasil dan Pembahasan: Koefisien regresi status kepegawaian mempunyai pengaruh yang signifikan pada Disiplin Kerja dengan koefisien regresi sebesar 0,455. Adapun nilai koefisien regresi untuk variabel strata pendidikan sebesar 0,537 artinya mempunyai pengaruh signifikan pula terhadap disiplin kerja. Uji koefisien determinan didapatkan nilai R2 sebesar 0,575 sedangkan nilai Adjusted R2 sebesar 0,330. Ini artinya 33% variabel yang mempengaruhi Disiplin Kerja dapat dijelaskan oleh variabel status kepegawaian dan tingkat pendidikan. Selebihnya, yaitu 67% dipengaruhi oleh variabel lain. Hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel Tingkat Pendidikan berpengaruh pada Disiplin Kerja dimana hal tersebut mendukung hipotesis penelitian ini.

(2)

2

Kesimpulan dan Saran: Status kepegawaian dan strata pendidikan berpengaruh terhadap disiplin kerja pegawai dalam hal ini perawat dan bidan di Rumah Sakit Trikora Kabupaten Banggai Kepulauan.

Kata Kunci: status kepegawaian, strata pendidikan, disiplin kerja

ABSTRACT

Background: Trikora hospital for public health center or health clinic especially in Banggai Kepulauan district. Therefore, the services given to the patients should be as maximal as possible. To support optimal health services, the working disciplinary of the paramedic staffs should get any attention so that the good health services can be achieved considering that paramedic staffs are the first employees who have direct contact to the patients. The purpose of this study is to determine the effect of employment status and education level on the work disciplinary of paramedic staffs.

Method: This research is a non-experimental quantitative research using cross sectional method. The population of the study was 43 paramedic staffs. For the data analysis, the researcher used linear regression.

Result and Discussion: It was found that the employee status gave a significant effect on the working disciplinarywith coefficient regression of 0.455.

Furthermore, in the level of education variable, the coefficient regression was 0.537. It means that the level of education also gave a significant effect on the working disciplinary. For the coefficient determiner testing,R2 value was 0.575 while Adjusted R2 value was 0.330. It meant 33% of variables that affect Work Disciplinary could be explained by employment status and education level. The rest for about 63% was affected by other variables. Those results indicated that level of education affected working disciplinary in which it supported the hypothesis in this study.

Conclusion:. The employee status and level of education affected the working disciplinary of paramedic staffs at Trikorahospital at Banggai Kepulauan district.

Keywords: Employee status, level of education, working disciplinary.

(3)

3 PENDAHULUAN

Rumah sakit merupakan salah satu fasilitas / sarana vital bagi

masyarakat yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawatjalan, dan gawat darurat1. Peran organisasi (rumah sakit) sebagai media/fasilitas sosial yang mencakup pelayanan kesehatan, penelitian, pendidikan dan sebagiannya mencakupi skala profit selayaknya padat akan sumber daya yang mampu mendukung aktivitasnya2.

Rumah sakit sebagai lembaga pelayanan kesehatan harus menyadari peranan sumber daya manusianya. Bagaimanapun, keberhasilan suatu organisasi sangat bergantung pada kemampuan manajemen dalam menyerasikan unsur-unsur karyawan dengan sistem, struktur organisasi.

Penyebab gagalnya organisasi dari sisi sumber daya manusia salah satunya adalah kerja karyawan3.

Disiplin merupakan kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma- norma sosial yang berlaku di lingkungan kerja4.

RSUD Trikora Salakan selama ini menjadi tempat rujukan bagi Puskesmas dan klinik kesehatan yang berada di wilayah kabupaten Banggai Kepulauan. Mengingat hal ini, maka pelayanan yang diberikan haruslah semaksimal mungkin, khususnya pelayanan yang berada di ruang rawat inap. Namun hal tersebut tidak berbanding lurus dengan kondisi yang ada. Banyak tenaga kesehatan baik yang berstatus pegawai tetap / PNS maupun tenga yang tidak tetap / tenaga honorer yang kurang displin dalam kinerjanya, yang mana hal inilah yang secara langsung berpengaruh terhadap pelayanan kesehatan yang ada di ruang rawat inap.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan tersebut maka rumusan masalah yang menjadi dasar untuk penelitian ini adalah :

(4)

4 1. Apakah status kepegawaian

berpengaruh terhadap disiplin kerja pegawai di ruang rawat inap RSUD Trikora Kabupaten Banggai Kepulauan ?

2. Apakah strata pendidikan berpengaruh terhadap disiplin kerja pegawai di ruang rawatbinap RSUD Trikora Kabupaten Banggai Kepulauan ?

LANDASAN TEORI

Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku.

Kedisiplinan dapat diartikan bilamana karyawan selalu datang dan pulang tepat pada waktunya, mengerjakan semua pekerjaannya dengan baik, mematuhi semua peraturan perusahaan dan norma- norma sosial yang berlaku.

Kedisiplinan harus ditegakkan dalam suatu organisasi perusahaan, karena tanpa dukungan disiplin karyawan. Perilaku tidak disiplin yang timbul merupakan cerminan

dari persepsi negatif karyawan terhadap kontrol yang dilakukan oleh atasan. Sebaliknya perilaku disiplin yang timbul merupakan cerminan dari persepsi positif terhadap kontrol atasan5.

Dalam kehidupan sehari-hari dikenal dengan disiplin diri, disiplin belajar dan disiplin kerja. Sedangkan disiplin kerja merupakan kemampuan seseorang untuk secara teratur, tekun secara terus menerus dan bekerja sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku dengan tidak melanggar aturan-aturan yang sudah ditetapkan6.

Disiplin kerja dipengaruhi oleh factor yang sekaligus sebagai indikator dari disiplin kerja yaitu:

yang pertama adalah ketepatan waktu, menggunakan peralatan kantor dengan baik, tanggung jawab yang tinggi, seta ketaatan pada aturan kantor7.

Tenaga atau pegawai didefinisikan sebagai orang yang bekerja pada instansi atau lembaga ataupun organisasi8. Pegawai memiliki hak dan kewajiban, hak

(5)

5 dari pegawai adalah mendapatkan kompensasi, mendapatkan perlindungan baik secara fisik ataupun secara hukum dari instansi bersangkutan, memiliki jaminan kesehatan dan keselamatan dalam bekerja. Sedangkan untuk kewajiban pegawai yaitu menjalankan tugas pokok dari lembaga, mentaati segala peraturan, serta memiliki jiwa pegawai yang berkualitas.

Pegawai tetap adalah pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilan dalam jumlah tertentu secara teratur, termasuk anggota dewan komisaris dan anggota dewan pengawas yang secara teratur terus menerus ikut mengelola kegiatan perusahaan secara langsung, serta pegawai yang bekerja berdasarkan kontrak untuk suatu jangka waktu tertentu sepanjang pegawai yang bersangkutan bekerja penuh (full time) dalam pekerjaan tersebut.

Pegawai tidak tetap/tenaga kerja lepas adalah pegawai yang hanya menerima penghasilan

apabila pegawai yang bersangkutan bekerja, berdasarkan jumlah hari bekerja, jumlah unit hasil pekerjaan yang dihasilkan atau penyelesaian suatu jenis pekerjaan yang diminta oleh pemberi kerja.

pendidikan adalah pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang berdasarkan jenjang pendidikan yang dimiliki, yang berasal dari disiplin ilmu yang diketahui, yang membentuk suatu wawasan pengetahuan luas yang komprehensif dalam membentuk sikap dan karakter dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Dengan demikian, makin tinggi jenjang pendidikan yang dimiliki oleh seorang pegawai, berarti makin luas wawasan dan pengetahuan yang dimiliki9.

Pendidikan merupakan upaya untuk mengembangkan sumber daya manusia, terutama untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kepribadian.

Pendidikan berkaitan dengan mempersiapkan calon tenaga yang diperlukan oleh suatu instansi atau

(6)

6 organisasi sehingga cara penekanannya pada kemampuan kognitif, efektif dan psychomotor.

Pendidikan merupakan proses pembelajaran melalui proses dan prosedur yang sistematis dan terorganisir baik teknis maupun manajerial yang berlangsung dalam waktu yang relative lama10.

Tingkat pendidikan adalah tingkatan pendidikan yang diperoleh secara formal yang dibuktikan dengan ijazah formal, ijazah adalah tanda pengakuan bahwa seseorang telah menyelesaikan suatu program pendidikan tertentu. Dengan demikian ijazah dapat digunakan untuk menunjukkan kemampuan seseorang. pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi11.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non eksperimental menggunakan metode cross sectional, yaitu penelitian yang mengukur

hubungan atau pengaruh dari variabel-variabel yang diteliti dalam satu waktu. Artinya, setiap variabel dinilai secara simultan pada satu saat12.

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh tenaga perawat dan bidan di ruang rawat inap Rumah Sakit Trikora Salakan, Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah, yang berjumlah 43 orang karyawan.

Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Adapun data primer dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner, yaitu suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

Sebelum melakukan pengolahan data statistik maka data yang telah terkumpul melalui kuesioner perlu dikelompokkan dan kemudian diolah secara manual dengan langkah-langkah sebagai berikut, penyunting Adalah

(7)

7 memeriksa data yang telah terkumpul yang berasal dari responden agar tidak terjadi kesalahan13. Hal yang dilakukan adalah mengecek kesesuaian jawaban, kelengkapan pengisian, serta konsistensi jawaban responden. Dalam penyuntingan tidak dilakukan penggantian atas jawaban responden, skoring dalah mengubah data yang bersifat kualitatif ke dalam bentuk kuantitatif (Skor nilai), pentabelan yaitu menyusun dan menghitung data dari hasil pengkodean untuk kemudian disajikan dengan cara memasukkan angka-angka ke dalam tabel. Data yang ditabulasi kemudian dianalisis.

Setelah data terkumpul maka diolah dengan bantuan program olah data kompiuter dilakukan, uji validitas dan reliabilitas14.

Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada analisis regresi linier berganada.

Uji Asumsi Klasik yang akan

dilakukan adalah uji

multikoleniaritas, uji heteroskedastisitas, dan uji normalitas. Analisa data pada penelitian ini menggunakan metode analisis regresi yang menguji ada atau tidaknya pengaruh dan seberapa jauh pengaruh antara status kepegawaian dan strata pendidikan sebagai variabel bebas terhadap disiplin kerja sebagai variabel terikat. Dan analisa regresi linier sederhana untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh status kepegawaian dengan disiplin kerja, untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh strata pendidikan dengan disiplin kerja15.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis data pada penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier berganda yang menguji ada atau tidaknya

pengaruh dan seberapa jauh pengaruh antara status kepegawaian dan strata pendidikan sebagai variabel bebas terhadap disiplin kerja sebagai variabel

(8)

8 terikat. Analisis regresi linier berganda dalam penilitian ini mengguanakan program olah data pada komputer.

Koefisien regresi status kepegawaian :

Variabel Status Kepegawaian (X1) mempunyai pengaruh pada Disiplin Kerja dengan koefisien regresi sebesar 0,455. Adanya pengaruh yang signifikan maka antara variabel Status Kepegawaian dengan Disiplin Kerja menunjukkan hubungan yang searah. Nilai signifikan 0,049 yang lebih kecil dari 0,05 menunjukkan bahwa pengaruh variabel Status Kepegawaian terhadap Disiplin Kerja adalah positif.

Koefisien regresi strata pendidikan Variabel Tingkat Pendidikan (X2) mempunyai pengaruh yang signifikan pada Disiplin Kerja dengan koefisien regresi sebesar 0,537. Adanya pengaruh yang signifikan ini, maka antara variabel Tingkat Pendidikan dengan Disiplin Kerja menunjukkan hubungan yang

searah. Nilai signifikan sebesar 0,014 yang lebih kecil dari 0,05 menunjukkan bahwa pengaruh variabel Tingkat Pendidikan terhadap Disiplin Kerja adalah positif.

Uji Koefisien Determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh Koefisien Determinasi (R2) terletak diantara 0 (nol) dan 1 (satu). didapatkan nilai R2 adalah sebesar 0,575 sedangkan nilai Adjusted R2 0.330 yang artinya 33%

variabel yang mempengaruhi Disiplin Kerja dapat dijelaskan oleh variabel status kepegawaian dan tingkat pendidikan. Selebihnya, yaitu 67% dipengaruhi oleh variabel lain. Hal ini membuktikan bahwa variabel-variabel bebas (Status Kepegawaian dan Tingkat Pendidikan) tidak memberikan semua informasi yang dibutuhkan oleh variabel terikat (Disiplin Kerja) karena masih banyak variabel lain yang mempengaruhi.

Uji t terhadap variabel status kepegawaian :

(9)

9 Pengujian dua sisi yang menggunakan tingkat signifikansi sebesar  = 5% dan ttabel = 2,00.

Hasil perhitungan pada regresi berganda diperoleh nilai thitung

sebesar 2,027 Dengan demikian thitung lebih besar dari ttabel (2,027

>2,00) maka variabel Status Kepegawaian secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan pada Disiplin Kerja. Ini diperkuat dengan probabilitas thitung (p) sebesar 0,049 yang nilainya lebih kecil dari 0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel Status Kepegawaian berpengaruh pada Disiplin Kerja.

Uji t untuk variabel strata pendidikan :

Pengujian dua sisi yang menggunakan tingkat signifikansi sebesar  = 5% dan ttabel =  2.00.

Hasil perhitungan pada regresi linier berganda diperoleh nilai thitung

sebesar 2,584. Dengan demikian thitung lebih besar dari tTabel (2584 >

2,00) maka variabel Strata Pendidikan secara parsial

mempunyai pengaruh yang signifikan pada Disiplin Kerja. Ini diperkuat dengan probabilitas thitung (p) sebesar 0,014 yang nilainya lebih kecil dari 0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel Strata Pendidikan berpengaruh pada Disiplin Kerja dimana hal tersebut mendukung hipotesis penelitian ini.

Setelah dilakukan pengolahan data pada penelitian ini maka didapatkan hasil bahwa untuk variabel status kepegawaian mempunyai pengaruh positif terhadap disiplin kerja perawat dan bidan di RSUD Trikora Kabupaten Banggai Kepulauan, hal ini membuktikan bahwa dengan status yang di sandang baik itu pegawai negeri sipil (PNS) maupun tenaga honorer mempunyai tingkat disiplin kerja yang berbeda. Dari data yang didapat bahwa pegawai dengan status PNS 9,3%

mempunyai disiplin kerja yang baik sedangkan 4,6% memiliki disiplin kerja yang sedang. Sedangkan pegawai dengan status honorer

(10)

10 terdapat 11,6% mempunyai tingkat disiplin kerja yang baik, 58,1%

mempunyai tingkat disiplin kerja yang sedang dan selebihnya terdapat 28% kurang disiplin, dalam hal ini kurang disiplin.Dengan data primer yang menyatakan bahwa jumlah tenaga honorer lebih banyak dibanding tenaga tetap dalam hal ini PNS, dapat menunjukkan bahwa pegawai dengan berstatus tenaga honorer dapat menunjukkan kedisiplinan kerja yang baik, dalam hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa mereka (tenaga honorer ) bisa diangkat menjadi tenaga tetap rumah sakit. Inilah salah satu faktor penyemangat bagi tenaga honorer untuk menjaga kedisiplinan kerja di lingkungan rumah sakit, ada harapan bahwa dengan disiplin kerja yang dimiliki merupakan nilai tambah bagi tenaga honorer untuk direkrut menjadi pegawai tetap rumah sakit. Bagi tenaga tetap rumah sakit dalam hal ini PNS dengan menjaga kedisiplinan kerja sehingga dapat bekerja dengan

baik pula, tidak menutup kemungkinan akan dipromosikan naik jabatan karena ada penghargaan dari pihak rumah sakit, hal inilah salah satu yang mendasari PNS menjaga kediplinan kerja dengan.

Tabel. 1

Karekteristik Responden Berdasarkan Status Kepegawaian

Tabel. 2

Tingkat Kedisiplinan Pegawai Berdasarkan Status Kepegawaian

Status Kepegaw

aian

Jumlah Persentase

PNS 6 13.9%

Honorer 37 86.1%

Total 43 100.0%

Status Kepegawaia

n

Baik Sedang Kurang Jumlah

PNS 4 2 6

Honorer 5 25 7 37

(11)

11 Untuk variabel strata pendidikan dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa terdapat pengaruh positif antara strata pendidikan terhadap disiplin kerja perawat dan bidan di RSUD Trikora Kabupaten Banggai Kepulauan.

Dari data yang didapat 18,6%

pegawai dengan tingkat pendidikan sarjana memiliki tingkat disiplin yang baik, selebihnya terdapat 13,9% memiliki tingkat disiplin kerja yang sedang.

Sedangkan untuk pegawai dengan tingkat pendidikan diploma terdapat 2,3% memiliki tingkat disiplin yang baik, 48,8% dengan kinerja yang sedang dan selebihnya 16,4% dengan tingkat kedisiplinan yang kurang.

Tingkat Pendidikan akan menentukan peran seorang karyawan atau pegawai dalam melaksanakan tugasnya. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan semakin banyak peran yang diberikan kepada suatu perusahan. Hal ini selaras dengan akan tercapainya

tujuan perusahaan secara maksimal.

Tabel.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Strata Pendidikan

Tabel.4

Tingkat Kedisiplinan Berdasarkan Strata Pendidikan

Tingkat Pendidikan akan menentukan peran seorang karyawan atau pegawai dalam melaksanakan tugasnya. Semakin

Pendidikan Jumlah Persen tase

S2 0 0.0%

SPK 0 0.0%

S1 12 27.9%

DIII 31 72.1%

Total 43 100.0

%

Strata Pendidikan

Baik Sedang Kurang Jumlah

S1 8 6 14

D3 1 21 7 29

(12)

12 tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan semakin banyak peran yang diberikan kepada suatu perusahan. Hal ini selaras dengan akan tercapainya tujuan perusahaan secara maksimal. Peran yang dijalankan oleh karyawan dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab inilih yang disebut disiplin kerja, hal itu berarti semakin tinggi tingkat pendidikan dari karyawan atau pegawai maka semakin tinggi pula tingkat disiplin kerja dalam perusahaan tersebut16.

Oleh karena itu, untuk dapat mencapai disiplin kerja yang tinggi hendaknya RSUD Trikora Kabupaten Banggai Kepulauan memberikan pendidikan atau

pelatihan agar terjadi kesetaraan pemahaman terhadap tujuan perusahaan sehingga peran atau kontribusi dari para pegawai dapat maksimal dan terwujudlah disiplin kerja yang sesuai dengan harapan perusahaan. Hal tersebut berbanding lurus dengan pemahaman pegawai dalam hal ini perawat dan bidan akan displin kerja, hal ini terbukti dengan tingkat disiplin kerja yang baik yang ditunjukkan perawat dan bidan di RSUD Trikora Salakan. Dengan pemaham tentang disiplin maka pegawai mengerti dan paham akan tugas dan tanggung jawabnya dalam bekerja sehingga hal tersebut dapat meningkatkan kualitas pekerjaan dan pelayan kesehatan kepada masyarakat.

Tingkat pendidikan dari pegawai di RSUD Trikora Kabupaten Banggai Kepulauan dibagi kedalam dua kelompok yaitu DIII dan S1 dengan mayoritas pegawainya memiliki pendidkan DIII. Kedua kelompok strata pendidikan ini setuju bahwasanya

Tingkat pendidikan memiliki pengaruh besar terhadap disipli kerja. Karena semakin tinggi tingkat pendidikan akan semakin mudah bagi para pegawai itu untuk memahami tujuan dari perusahaan sehingga menciptakan disiplin kerja yang tinggi pada karyawan di RSUD

(13)

13 Trikora Kabupaten Banggai Kepulauan.

Peningkatan pendidikan di kalangan pegawai dimungkinkan dengan memberikan peluang atau kesempatan kepada pegawai untuk melanjutkan studi atau diberikannya pendidikan dan pelatihan yang diorganisir dari RSUD Trikora kabupaten Banggai Kepulauan. Hal ini sangat relevan dengan hasil dari penelitian ini bahwa tingkat pendidikan berpengaruh terhadap disiplin kerja karyawan atau pegawai.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Ada pengaruh status kepegawaian terhadap disiplin kerja perawat dan bidan di ruang rawat inap RSUD Trikora Kabupaten Banggai Kepulauan.

2. Ada pengaruh strata pendidikan terhadap disiplin kerja perawat

dan bidan di RSUD Trikora Kabupaten Banggai Kepulauan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Depkes RI, 2002, Keputusan

MenKes RI No.

228/MENKES/SK/III/2002

tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit yang Wajib Dilaksanakan Daerah.

2. Soeroso, Santoso,. 2003.

Menejemen Sumber Daya Manusia Di Rumah Sakit. ECG, Jakarta

3. Aritonang, Lerbin R. 2005.

Kepuasan Pelanggan,

Pengukuran dan Penganalisaan Dengan SPSS. Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama.

4. Fathoni Abdurrahmat. 2006.

Manajemen Sumber daya Manusia. Rineka Cipta, Jakarta.

5. Arisandy, Desy. 2004. Hubungan Antara Persepsi Karyawan Terhadap Disiplin Kerja Karyawan Bagian Produksi Pabrik Keramik “Ken Lila Production” Di Jakarta.

(14)

14 6. Ludi Wishnu Wardana. 2008.

Analisis Pengaruh Motivasi Kerja, Disiplin Kerja, Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Kinerja Guru Sekolah Dasar di Kecamatan Gayungan Kota Surabaya. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol II. No.1 7. Soejono.2000. Pedoman

Pengelolaan Kesehatan Pasien Geriatric Untuk Dokter Dan Perawat. FK UI, Jakarta.

8. Malayu, S.P. Hasibuan 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi, Bumi Aksar, Jakarta.

9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 252/PMK.03/200Tentang PenyesuaianBesarnyaPenghasian Tidak Kena Pajak .

10. Djoyonegoro, Wardiman. 2000.

Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Jakarta : Agus Offset.

11. Bouchari dalam Ismanto, 2007.

Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Masa Kerja Terhadap Kompetensi Pedagogik Guru

Mdarasah Aliyah (MA) di Kudus.

Semarang: Unes

12. Notoatmodjo, Soekidjo. 2012.

Promosi kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Rineka cipta, Jakarta.

13. Ghozali, Imam. 2001.Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Edisi 5. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

14. Arikunto S, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Ed Revisi VI, Penerbit PT Rineka Cipta, Jakarta.

15. Suharyani dan Imam Teguh R.

2001.Pengolahan Data Elektronik. Fakultas Ekonomi Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta.

16. Sedarmayanti.2010. Manajemen Sumber Daya Manusia Reformasi Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil. PT Refka Aditama. Bandung.

Referensi

Dokumen terkait

Seluruh sahabat penulis yang turut dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah

2) Pengimplementasian dan analisis keluaran simulasi ke peta digital menggunakan program ArcGIS 9.2. 4) Proses perancangan yang dilakukan hanya pada layanan suara GSM.. 5)

MENURUT ORGANI SASI / BAGI AN ANGGARAN, UNI T ORGANI SASI , PUSAT,DAERAH DAN KEWENANGAN. KODE PROVINSI KANTOR PUSAT KANTOR

KODE PROVINSI KANTOR PUSAT KANTOR DAERAH DEKONSEN TRASI. TUGAS

[r]

Jika pencarian gagal artinya data yang dicari tidak terdapat pada tabel arab maka akan muncul informasi yang menyatakan bahwa kata yang dic ari tidak terdapat didalam database

[r]

Common property (not open access) regimes (community development quotas — CDQs), private property regimes (individual transferable quotas — ITQs) and Pigouvian taxes can produce