• Tidak ada hasil yang ditemukan

Validitas dan Praktikalitas E-Modul Struktur Atom Berbasis Pendekatan Saintifik Pada Kelas X SMA/MA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Validitas dan Praktikalitas E-Modul Struktur Atom Berbasis Pendekatan Saintifik Pada Kelas X SMA/MA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Validitas dan Praktikalitas E-Modul Struktur Atom Berbasis Pendekatan Saintifik Pada Kelas X SMA/MA

Fatria Juilando#1,

Hardeli

#2

#Chemistry Department State University of Padang, Indonesia

#1Mahasiswa Kimia, #2Pembimbing [email protected]

Abstract

The learning proces with the curriculum 2013 refers to the scientific approach. The purpose of this research is to develop e-module based on a scientific approach to class X SMA/MA and determine the level of validity and practicality of e-modules depeloped. The type of this research is research and development (R&D) with a 4-D development model. E-module which is caried out is validity and practicality test. The validity test was carried out by 2 chemistry lectures at FMIPA UNP, 3 chemistry teachers at SMAN 8 Padang, while the practicality test is carried out by 3 chemistry teachers of SMAN 8 Padang and 30 students of class X IPA 5 SMAN 8 Padang in 2019/2020. The instrument used for this research was a validity questionnire and practicality questionnaire whose results will be analyzed using the cohen kappa formula. This research produced an atomic structure, e-module based on scientific approach with a mean moment of kappa is 0,85 with a very high level of validity. The results of the teacher practicality test and the practicality test of the students obtained an average of kappa moments sequentially were 0,85 and 0,84 with very high degree of practicality.

Keywords: E-Module, Scientific Approach, 4-D Models, Atomic Structure.

A. PENDAHULUAN

Berdasarkan kurikulum 2013 revisi 2017, struktur atom merupakan salah satu materi dalam mata pelajaran kimia kelas X SMA/MA semester pertama (Kemdikbud, 2017). Materi struktur atom merupakan dasar untuk mempelajari materi selanjutnya yaitu sistem periodik unsur pada kelas X.

Materi struktur atom berisi pengetahuan faktual, konseptual serta prosedural yang membutuhkan pemahaman terhadap konsep. Proses pembelajaran harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya sesuai kurikulum 2013 ( kemendikbud, 2017).

Hasil wawancara yang telah dilakukan di SMA Negeri 3 Padang, SMA Negeri 7 Padang, dan SMA Negeri 8 Padang. diperoleh informasi bahwa guru sudah menerapkan kurikulum 2013, dan menggunakan metode diskusi dan tanya jawab dalam proses pembelajaran. Kesulitan siswa dalam memahami pelajaran juga disebabkan karena bahan ajar yang digunakan belem berinovasi. Bahan ajar yang digunakan guru dalam proses pembelajaran masih berupa buku teks, lembar kerja siswa (LKS), Modul, dan Slide power point (PPT).

Kurikulum 2013 merekomendasikan proses pembelajaran berdasarkan pendekatan saintifik.

Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif dapat mengonstruksikan konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan- tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah,

(2)

mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”.

Dengan tahapan ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi, minat, kreativitas, kemandirian dan semangat belajar siswa (Kemendikbud, 2013). Belajar adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dalam proses pembelajaran. Sumber belajar bisa dalam bentuk bahan ajar. Guru diharuskan untuk mengembangkan bahan ajar karena dengan menggunakan bahan ajar guru akan lebih mudah dalam mengimplementasikannya. siswa akan lebih membantu dan mudah dalam proses belajar, jika seorang guru memiliki fungsi untuk menjelaskan sesuatu, maka bahan ajar harus dapat menjelaskan sesuatu dengan bahasa yang mudah diterima oleh peserta didik. ( Hardeli, sari & bayharti, 2018: 1-2).

Belajar bisa efektif ketika semua komponen yang berperan dalam proses pembelajaran mendukung. untuk mencapai tujuan pembelajaran Salah satu komponen yang paling berpengaruh dalam pembelajaran saat ini adalah penggunaannya dan pemilihan media pembelajaran yang sesuai untuk meningkatkan keterampilan siswa. ( Hardeli, latisma, & ellizar, 2018: 1).

Perkembangan teknologi yang semakin meningkat membuat penyajian modul dapat dikemas ke dalam bentuk elektronik yang dikenal dengan e-modul. Menurut Fausih, M dan Danang (2015: 73) e- modul merupakan seperangkat media pengajaran digital non cetak yang disusun secara sistematis dan digunakan untuk kegiatan belajar mandiri, sehingga dapat menuntut siswa untuk belajar memecahkan masalah dengan caranya sendiri. Kelebihan e-modul dibandingkan dengan modul cetak adalah sifatnya yang interaktif memudahkan dalam navigasi, dan menampilkan/memuat gambar, audio, video dan animasi serta dilengkapi tes/kuis formatif yang memungkinkan umpan balik otomatis dengan segera (Suarsana dan Mahayukti, 2013).

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis melakukan penelitian pengembangan e-modul struktur atom berbasis pendekatan saintifik yang bertujuan untuk mempermudah peserta didik dalam proses pembelajaran dan dapat membantu peserta didik belajar secara mandiri serta memahami konsep- konsep abstrak pada materi struktur atom. Penelitian ini berjudul “Pengembangan E-Modul Struktur Atom Berbasis Pendekatan Saintifik untuk Kelas X SMA/MA”.

B. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah Research and Development (R&D). Research and Development (R&D) merupakan suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, di mana semua kegiatannya dapat dipertanggung-jawabkan. Menurut Sugiyono (2007: 407) “penelitian pengembangan adalah penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut”. Subjek penelitian ini adalah 2 orang dosen jurusan kimia FMIPA UNP, 3 orang guru kimia SMA, dan 30 siswa kelas X SMA N 8 Padang. Produk dalam penelitian ini adalah e-modul struktur atom berbasis pendekatan saintifik. Model pengembangan yang digunakan adalah model 4-D yang dikembangkan oleh Thiagarajan, dan Semmel yang terdiri dari 4 tahap yaitu: (1) define (pendefinisian), (2) design (perancangan), (3) develop (pengembangan) dan (4) disseminate (penyebaran) (Trianto, 2012: 93).

Pelaksanaan penelitian dimulai dari Tahap define (pendefenisian) dilakukan penetapan dan pendefenisian syarat-syarat pembelajaran. Penentuan dan penetapan syarat-syarat pembelajaran diawali dengan menganalisis tujuan dari batasan materi berdasarkan silabus kurikulum 2013 revisi 2017.

Tahap ini meliputi: (a) Analisis Ujung Depan dilakukan dengan cara mewawancarai guru kimia untuk memunculkan dan menetapkan masalah dasar yang dihadapi guru dan peserta didik dalam pembelajaran kimia; (b) Analisis Peserta Didik dilakukan dengan cara menyebarkan lembar wawancara kepada peserta didik yang relevan terhadap disain dan pengembangan dari perangkat pembelajaran; (c) Analisis Tugas dilakukan dengan cara menganalisis Kompetensi Dasar (KD) 3.2 dan 3.3 untuk mengetahui perumusan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) pada pembelajaran struktur atom; (d) Analisis Konsep dilakukan dengan menganalisis konsep-konsep utama yang dibahas pada materi struktur atom dalam bentuk tabel analisis konsep; (e) Analisis Tujuan Pembelajaran dilakukan dengan cara mengubah hasil analisis tugas dan analisis konsep menjadi tujuan pembelajaran.

(3)

Tahap design (perancangan) bertujuan untuk merancang bahan ajar yang relevan terhadap hasil analisis pada tahap define. Tahap ini meliputi: (a) Penyusunan Tes dilakukan dengan cara menyusun soal-soal berdasarkan IPK yang telah dirumuskan; (b) Pemilihan Media dilakukan dengan cara memilih media pembelajaran yang relevan dengan tahap pendefenisian (define) pada materi struktur atom. yaitu berupa bahan ajar dalam bentuk e-modul berbasis pendekatan saintifik (c) Pemilihan Format disesuaikan dengan panduan pengembangan bahan ajar3; (d) Rancangan Awal dilakukan dengan cara merancang e-modul struktur atom berbasis pendekatan saintifik berdasarkan format penulisan pendekatan saintifik dan memuat lima langkah yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasikan dan mengkomunikasikan.

Tahap develop (pengembangan) bertujuan untuk menghasilkan e-modul struktur atom berbasis pendekatan saintifik yang valid dan praktis digunakan dalam proses pembelajaran. Tahap ini meliputi:

(a) Uji Validitas dilakukan untuk mengungkapkan tingkat validitas dari e-modul yang dikembangkan;

(b) Revisi dilakukan untuk memperbaiki e-modul sesuai saran dari validator; (c) Uji Coba Produk dilakukan untuk mengetahui tingkat praktikalitas dari e-modul yang dihasilkan.

Instrumen pengumpulan data yang digunakan berupa angket lembar validasi dan praktikalitas.

Lembar validasi digunakan untuk menilai validitas e-modul yang dikembangkan. Lembar praktikalitas digunakan untuk mengetahui tingkat keterpraktisan e-modul yang dikembangkan terhadap guru dan peserta didik. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan formula kappa Cohen di bawah ini.

Keterangan:

Κ = momen kappa

o = Proporsi yang terealisasi

= Proporsi yang tidakterealisasi

Tabel 1. Kategori Keputusan berdasarkan Momen Kappa2 (Boslaugh, 2008:12).

Interval Kategori 0,81 – 1,00 Sangattinggi 0,61 – 0,80 Tinggi 0,41 – 0,60 Sedang 0,21 – 0,40 Rendah 0,01 – 0,20 Sangatrendah

< 0,00 Tidak valid

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Tahap define (pendefinisian)

Tahap define terdiri dari beberapa langkah berikut ini.

1. Analisis Ujung Depan (front-end analysis)

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru kimia di SMAN 3 Padang, SMAN 7 Padang dan SMAN 8 Padang disimpulkan bahwa pembelajaran telah dilaksanakan sesuai dengan kurikulum 2013. Salah satu tuntutan kurikulum 2013 adalah proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik (5M). Pembelajaran dengan pendekatan saintifik sudah diterapkan, namun belum didukung dengan penggunaan bahan ajar yang inovatif.

2. Analisis Peserta Didik (learner analysis)

Analisis siswa diperoleh dari pemberian angket. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik peserta didik yang akan dijadikan subjek penelitian. Kesimpulan angket yang

(4)

diberikan ke siswa yaitu siswa masih sulit memahami materi struktur atom, dilihat dari persentasenya yaitu SMAN 3 Padang 45% siswa yang mengalami kesulitan, SMAN 7 Padang 55 % siswa yang mengalami kesulitan, dan SMAN 8 Padang 75% siswa yang mengalami kesulitan.

3. Analisis Tugas (task analysis)

Kompetensi Dasar (KD) yang harus dikuasai peserta didik adalah 3.2 menganalisis perkembangan model atom dari model atom Dalton, Thomson, Rutherford, Bohr, dan Mekanika Gelombang dan 3.3 menjelaskan konfigurasi elektron dan pola konfigurasi elektron terluar untuk setiap golongan dalam tabel periodik. Berdasarkan KD 3.2 dan 3.3. dirumuskan IPK pada materi struktur atom sebagai berikut: (1) menjelaskan masing-masing partikel- partikel dasar penyusun atom ( elektron, proton, dan neutron); (2) membedakan nomor atom dan nomor massa dengan jumlah partikel penyusun atom ; (3) mengidentifikasi isotop, isobar, dan isoton berdasarkan gambar; (4) membandingkan model-model atom Dalton, Thomson, Rutherford, Bohr, dan Mekanika Gelombang; (5) menjelaskan prinsip dan aturan penulisan konfigurasi elektron.

4. Analisis Konsep (concept analysis)

Melalui analisis konsep dapat ditentukan konsep-konsep yang akan dipelajari pada KD 3.2 dan 3.3. Berdasarkan analisis konsep diperoleh konsep-konsep utama meliputi elektron, proton, neutron, nomor atom, nomor massa, isotop, isobar, isoton, model atom Dalton, model atom Thomson, model atom Rutherford, model atom Bohr, model atom Mekanika Gelombang, prinsip Aufbau, larangan Pauli, dan aturan Hund.Hasil analisis konsep juga digunakan untuk merancang peta konsep.

5. Spesifikasi Tujuan Pembelajaran

Berdasarkan Kompetensi Dasar (KD) pembelajaran, maka dirumuskan tujuan pembelajaran sebagai berikut: Melalui pembelajaran dengan tahap 5M (Mengamati, Menanya, Mengumpulkan Informasi, Mengasosiasikan, dan Mengkomunikasikan) dengan metode belajar berbasis komputer diharapkan peserta didik dapat: Menjelaskan masing-masing partikel- partikel dasar penyusun atom, membedakan nomor atom, nomor massa,dengan jumlah partikel atom, mengidentifikasi isotop, isobar dan isoton berdasarkan gambar dan membandingkan model-model atom menurut Dalton, Thomson, Rutherford, Bohr, dan mekanika gelombang, serta menjelaskan prinsip dan aturan penulisan konfigurasi elektron.

B. Tahap design (perancangan)

Setelah analisis pada define (tahap pendefinisian) selanjutnya dilakukan design (tahap perancangan) pada e-modul yang akan dikembangkan. E-modul disusun berdasarkan komponen- komponen modul yang diuraikan dalam Depdiknas (2008). E-modul ini dibuat menggunakan aplikasi Microsoft Word 2007, Adobe Flash, Kvisoft Flipbook Maker, Wondershere Filmora dan Format Factory. Aplikasi tersebut memiliki kegunaan masing-masing yang mendukung pengembangan e-modul ini.

Hasil rancangan e-modul struktur atom berbasis pendekatan saintifik adalah sebagai berikut.

a. Halaman Sampul (Cover)

Cover/halaman sampul depan ditampilkan judul e-modul, gambar yang relevan,dengan materi struktur atom , dosen pembimbing, identitas penulis, kolom untuk identitas peserta didik serta fakultas dan universitas asal penulis, cover ini dibuat semenarik mungkin untuk menimbulkan minat pembaca.

b. Halaman Pendukung

Pada halaman pendukung terdiri dari kata pengantar, daftar isi, profil e-modul, dan daftar pustaka.

c. Petunjuk Penggunaan e-modul

(5)

Pada petunjuk penggunaan e-modul terdapat petunjuk penggunaan e-modul untuk guru dan peserta didik yang menjelaskan peranan guru dan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.

d. Kompetensi yang akan dicapai

Pada kompetensi yang akan dicapai berisi Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), yang diperoleh berdasarkan silabus kurikulum 2013 revisi 2017. Berdasarkan KI dan KD diperoleh Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) dan Tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh peserta didik setelah membaca dan memahami e-modul.

e. Peta Konsep

Peta konsep menggambarkan tentang materi yang akan dipelajari peserta didik.

Tujuan dibuatnya peta konsep agar memudahkan peserta didik dalam mengingat konsep-konsep pokok pada materi struktur atom yang akan dipelajari.

f. Lembar Kegiatan dan Lembar kerja siswa

Lembar kegiatan terdiri dari tahapan pendekatan saintifik Mengamati, Menanya dan Mengumpulkan data Sedangkan lembar kerja terdiri dari tahapan pada pendekatan saintifik yaitu Mengasosiasikan, dan Mengkomunikasikan.

g. Lembar Evaluasi

Evaluasi berisikan pertanyaan terkait dengan materi yang telah dipelajari. Pada soal evaluasi ini terdapat 20 soal pilihan objektif dengan pilihan A, B, C, D dan E. Peserta didik juga dapat mencocokkan jawabannya dengan kunci jawaban yang terdapat pada halaman kunci jawaban.

h. Kunci Lembar Kerja

Kunci lembar kerja ini dapat memudahkan siswa untuk mengkoreksi (mengevaluasi) sendiri hasil pekerjaannya pada lembar kerja.

i. Kunci Jawaban Soal Evaluasi

Kunci lembar kerja ini dapat memudahkan siswa untuk mengkoreksi (mengevaluasi) sendiri hasil pekerjaannya pada lembar kerja.

C. Tahap develop (pengembangan)

Pada tahap develop dilakukan uji validitas dan uji praktikalitas terhadap bahan ajar.

a. Uji validitas Bahan Ajar

e-modul yang telah dirancang dan dikembangkan divalidiasi oleh 2 orang dosen kimia FMIPA UNP dan 3 orang guru bidang studi kimia sebagai validator. Hasil validasi digunakan untuk mengungkapkan kelayakan isi, komponen kebahasaan, komponen penyajian, dan komponen kegrafikan e-modul yang dikembangkan.

Tabel 2.HasilAnalisis Data Validitasoleh Validator

No Komponen yang dinilai Momen kappa (κ) Kategori 1. Komponen Kelayakan Isi 0.82 Sangat Tinggi 2. Komponen penyajian 0.86 Sangat Tinggi

3. Komponen kebahasan 0.90 Sangat Tinggi

4. Komponen Kegrafikan 0.84 Tinggi

Rata-rata Kevalidan 0.85 Sangat Tinggi

Komponen kelayakaan isi e-modul memiliki rata-rata momen kappa sebesar 0,82 dengan kategori kevalidan sangat tinggi. Aspek penilaian kelayakan isi meliputi: kesesuaian dengan SK dan KD, kesesuaian dengan kemampuan siswa, soal-soal yang diberikan berhubungan dengan materi yang akan dipelajari, substansi materi pada e-modul sesuai dengan karakteristik materi, dan isi e-modul menambah wawasan. Komponen penyajian e-modul memiliki momen kappa 0,86 dengan kategori sangat tinggi. E-modul yang dikembangkan sesuai dengan

(6)

indikator pencapaian kompetensi dan tujuan pembelajaran. penyajian e-modul telah sesuai dengan pembelajaran berbasis pendekatan saintifik. Komponen kebahasaan e-modul memiliki rata-rata momen kappa sebesar 0,90 dengan kategori sangat tinggi. Keterbacaan dan kejelasan merupakan hal yang harus diperhatikan dalam mendesain produk pembelajaran. Bahan ajar yang memiliki keterbacaan dan kejelasan yang sesuai akan memudahkan peserta didik dalam memahami materi pelajaran. Komponen kegrafikan e-modul memiliki momen kappa sebesar 0,84 dengan kategori sangat tinggi.

Hasil validasi dari keempat komponen yang dinilai menunjukkan bahwa e-modul yang dihasilkan memiliki momen kappa sebesar 0,85 dengan kategori kevalidan sangat tinggi. Hasil validasi yang diperoleh dari validator selanjutnya dilakukan beberapa revisi terhadap rancangan e-modul yang dikembangkan berdasarkan saran dari validator. Rata-rata hasil validasi dari 2 dosen kimia FMIPA UNP yaitu Ibu Fauzana Gazali, S.Pd, M.Pd dan Bapak Effendi, S.Pd, M.Sc, 3 guru kimia SMA (SMAN 8 Padang ) yaitu Ibu Dra. Asra, M.Pd, Bapak Drs Dalparin, dan Ibu Elviyanti, S.Pd yang diperlihatkan dalam Gambar 1 dibawah ini.

Gambar 1 Rata- rata validitas oleh 5 orang validator

Berdasarkan Gambar 1 terlihat bahwa momen kappa keempat komponen berada pada interval 0,76-0,92. Rata-rata momen kappa yang diperoleh dari kelima validator sebesar 0,85.

Hal ini menunjukkan bahwa e-modul struktur atom berbasis pendekatan saintifik yang dikembangkan valid dengan kategori kevalidan sangat tinggi dan hal tersebut sesuai dengan pernyataan Arikunto (2008: 66) bahwa suatu bahan ajar dikatakan valid jika bahan ajar tersebut dapat menunjukkan suatu kondisi yang sudah sesuai dengan isi dan konstruknya.

b. Revisi

Validitas e-modul struktur atom berbasis pendekatan saintifik memiliki kategori kevalidan tinggi, namun perlu dilakukan revisi sesuai dengan saran-saran validator. Revisi dilakukan untuk memperbaiki bagian e-modul struktur atom berbasis pendekatan saintifik yang kurang tepat berdasarkan saran dan masukan dari validator sebelum dilakukan uji coba produk.

0.82 0.86

0.90

0.84

0.76 0.78 0.80 0.82 0.84 0.86 0.88 0.90 0.92

Komponen Isi Komponen Penyajian komponen Kebahasaan Komponen Kegrafisan

Rata-rata nilai K

Komponen Penilaian

Hasil Uji Validitas E-modul oleh 5 Orang Validator

Pengolahan Data Validitas dari 5 Validator

(7)

Beberapa komponen e-modul yang disarankan untuk direvisi oleh validator antara lain: (1) perbaikan konjugasi yang digunakan pada peta konsep; (2) menambahkan icon petunjuk untuk gambar-gambar yang bisa di perbesar; (3) lengkapi gambar atau video dengan pertanyaan yang tepat; (4) menambahkan link pada video yang bersumber dari youtobe; (5) suara pada video lebih diperjelas; (6) perbaiki kata-kata yang salah tulis pada e-modul; (7) tajamkan gambar.

c. Uji Coba Produk (UjiPraktikalitas)

Praktikalitas e-modul struktur atom berbasis pendekatan saintifik dapat dilihat dari ketetapan produk hasil uji coba terbatas di lapangan menyangkut kepraktisan dan keterlaksanaan produk yang dikembangkan. Hasil analisis data penilaian praktikalitas e-modul dari guru dan peserta didik dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4.

Tabel 3. HasilAnalisis Data Praktikalitas e-modul dari Guru No. Aspek yang dinilai Momen kappa (κ) Kategorikepraktisan

1. Kemudahan penggunaan

0,83 SangatTinggi

2. Efesiensi waktu pembelajaran

0,89 Tinggi

3. Manfaat 0,83 SangatTinggi

Rata-rata Kepraktisan 0.85 SangatTinggi

Tabel 4. Hasil Analisis Data Praktikalitas e-modul dari Peserta Didik No. Aspek yang dinilai Momen kappa (κ) Kategorikepraktisan

1. Kemudahan penggunaan

0.85 Sangat Tinggi

2. Efesiensi waktu pembelajaran

0.84 Sangat Tinggi

3. Manfaat 0.85 Sangat Tinggi

Rata-rata Kepraktisan 0.84 Sangat Tinggi

Berdasarkan Tabel 3 dan Tabel 4 diperoleh hasil analisis data penilaian praktikalitas e- modul oleh guru dan peserta didik masing-masing sebesar 0,85 dan 0,84 dengan kategori kepraktisan sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa materi struktur atom pada e-modul berbasis pendekatan saintifik telah disampaikan dengan jelas dan sederhana. Bahasa dan huruf yang digunakan mudah dibaca. Gambar dapat membantu peserta didik memahami konsep melalui pertanyaan-pertanyaan. Hasil uji praktikalitas dari 3 orang guru kimia SMAN 8 Padang yaitu Ibu Dra. Asra, M.Pd, Bapak Drs. Dalparin dan Ibu Elviyanti, S.Pd. serta 30 orang peserta didik kelas X IPA 5 SMAN 8 padang dapat dilihat pada Gambar 2 berikut ini:

(8)

Gambar 2 Rata-rata praktikalitas Guru dan siswa

Secara keseluruhan, hasil analisis uji praktikalitas e-modul struktur atom berbasis pendekatan saintifik dinyatakan praktis dan dapat digunakan dengan mudah oleh guru dan siswa karena e-modul telah dirancang dengan tahapan pendekatan saintifik sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013. E-Modul ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu bahan ajar alternatif oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran baik di dalam kelas maupun diluar kelas. Selain itu, kejelasan dan kemudahan peserta didik dalam memahami materi pada e-modul juga dilihat dari analisis jawaban pertanyaan e-modul pada Tabel 5.

Tabel 5. Hasil Analisis Jawaban e-modul Komponen yang

Dinilai

Persentase (%)

Pertemuan I 77

Pertemuan II 80

Evaluasi 90

Rata-rata Nilai 86

Berdasarkan Tabel 5 hasil analisis jawaban pertanyaan e-modul diperoleh bahwa peserta didik mampu menjawab pertanyaan sebesar 86%. Hal ini menunjukkan bahwa penyajian materi dan langakah-langkah pembelajaran yang tersedia pada e-modul berbasis pendekatan saintifik. Materi struktur atom dapat dipahami peserta didik serta mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan baik.

Pembahasan

E-modul merupakan sebuah bentuk penyajian bahan belajar mandiri yang disusun secara sistematis kedalam unit pembelajaran tertentu, yang disajikan dalam format elektronik, dimana setiap kegiatan pembelajaran didalamnya dihubungkan dengan tautan (link) sebagai navigasi yang membuat peserta didik menjadi lebih interaktif dengan program, dilengkapi video, animasi, dan audio untuk memperkaya pengalaman belajar. Pembelajaran pada Kurikulum 2013 menuntut siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Salah satu caranya yaitu dengan memecahkan masalah dengan menggunakan tahapan pendekatan saintifik.

Implementasi Kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah.

Pendekatan saintifik lebih menekankan pada dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, validasi, dan 0.83

0.89

0.83 0.85

0.84 0.84

0.79 0.80 0.81 0.82 0.83 0.84 0.85 0.86 0.87 0.88 0.89 0.90

kemudahan penggunaan

efisiensi waktu pembelajaran

Manfaat

Rata-rata nilai K

Komponen Penilaian Praktikalitas Guru dan Siswa

Guru Siswa

(9)

penjelasan suatu kebenaran, yang berarti siswa diminta untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

( Hardeli, ellizar, beltris, & suharni, 2018: 1).

Menurut Hosnan (2014: 34-36) Pembelajaran disajikan dengan pendekatan saintifik yang memuat tahap Mengamati, Menanya, Mengumpulkan Data, Mengasosiasikan dan Mengkomunikasikan. Dari kelima tahapan tersebut diharapkan peserta didik mampu memecahkan persoalan yang terkait dengan materi-materi kimia khususnya materi struktur atom.

i. Validitas E-Modul

Validitas e-modul dilakukan dengan cara memberikan penilaian terhadap e-modul dengan menggunakan angket validitas. Uji validitas dilakukan oleh 5 orang validator yang terdiri dari 2 dosen kimia FMIPA UNP, 3 guru kimia SMA (SMAN 8 Padang). Menurut Sugiyono (2012: 125) bahwa uji validitas dapat digunakan pendapat para ahli dengan jumlah minimal 3 orang.

Berdasarkan Depdiknas (2008: 28). Penilaian yang diberikan oleh validator dianalisis dengan formula kappa cohen untuk memperoleh momen kappa.

Hasil validasi menunjukkan bahwa e-modul struktur atom berbasis pendekatan saintifik pada kelas X SMA/MA termasuk kriteria valid dengan rata-rata momen kappa yang diperoleh dari kelima validator yaitu sebesar 0,85. Kevalidan sering dikatakan sebagai tepat, shahih, absah, sehingga validitas dapat diartikan sebagai ketepatan, keshahihan, atau ke absahan. Jadi, e-modul dapat dikatakan valid apabila e-modul tersebut secara tepat, shahih, dapat mengukur apa yang seharusnya diukur (latisma, 2011). Hal ini senada dengan Djaali (2004: 65) yang menyatakan bahwa suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

ii. Praktikalitas E-Modul

Uji praktikalitas kepada guru dan peserta didik dilakukan setelah tahap revisi penggunaan e- modul oleh peneliti. Hasil praktikalitas menunjukkan bahwa e-modul struktur atom berbasis pendekatan saintifik pada kelas X SMA/MA sudah praktis untuk digunakan dengan rata-rata momen kappa yang diperoleh yaitu sebesar 0,85 untuk guru dan 0,84 untuk siswa. Menurut ( Latisma, 2011) pada uji paktikalitas pelaksanaan tes nya tidak memerlukan waktu yang panjang dan tidak memerlukan tenaga serta biaya yang banyak. Jadi, suatu tes belajar dikatakan praktis apabila kemudahan penggunaan, efisiensi waktu belajar dan manfaat penggunaan e-modul telah dilaksanakan oleh penggunanya dan bisa dilakukan berulang-ulang. Sesuai dengan pendapat (Mudjijo, 1999:59) Suatu bahan ajar dikatakan praktis jika bahan ajar tersebut dapat dengan mudah digunakan dalam pembelajaran. Oleh karena itu, dilakukan uji praktikalitas e-modul struktur atom. Penelitian ini menggunakan model pengembangan 4-D. Namun dari 4 tahapan model pengembangan 4-D hanya 3 tahapan yang dilakukan yaitu define, design dan develop.

Sedangkan tahapan dessiminate tidak dilakukan, karena keterbatasan waktu dan biaya penelitian.

Pada 3 tahapan 4-D yang dilakukan ada berberapa kendala yang dihadapi oleh peneliti yaitu keterbatasan waktu dalam mengerjakan seluruh kegiatan belajar dan peserta didik belum terbiasa menggunakan komputer dalam proses belajar

D. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dapat disimpulkan sebagai berikut ini.

1. E-modul struktur atom berbasis pendekatan saintifik telah dapat dikembangkan dengan menggunakan model pengembangan 4-D (four D models) yang terdiri dari define (tahap pendefinisian), design (tahap perancangan), develop (tahap pengembangan) dan disseminate (tahap penyembaran).

2. E-modul struktur atom berbasis pendekatan saintifik yang dikembangkan memiliki tingkat validitas sebesar 0,85 dengan kategori sangat tinggi dan tingkat praktikalitas guru sebesar 0,83 dan siswa sebesar 0,84 dengan kategori kepraktisan sangat tinggi.

DAFTAR RUJUKAN

(10)

Arikunto, S. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Boslaugh, Sarah, dan Paul A. W. 2008. Staticitics in a nutshell, a desktop quick reference. Beijing:

Cambridg,e Famham, Koln, Sebastopol, Taipei, Tokyo: O”reilly.

Danang, Fausih. 2015. Pengembangan Media E-Modul Mata Pelajaran Produktif Pokok Bahasan

“Instalasi Jaringan Lan (Local Area Network)” Untuk Peserta didik Kelas XI Jurusan Teknik Komputer Jaringan Di Smk Nengeri 1 Labangbangkalan.Madura. Teknologi Pendidikan, 1-9.

Djaali, S. 2004. Penilaian hasil belajar mengajar.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jendral Menajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas.

Hardeli, dkk. 2018. Pengembangan pendekatan ilmiah berbasis penemuan modul pembelajarn.

Padang: UNP.

Hardeli, dkk.2018. Pengaruh media pembelajaran berorientasi segitiga kimia terhadap metode kooperatif individu dan konvensional terhadap belajar kimia. Padang: UNP.

Hardeli, dkk. 2018. Pengembangan modul berorientasi segitiga kimia pada PT topik tingkat reaksi untuk tingkat SMA kelas XI. Padang: UNP.

Hosnan. 2014. Pendidikan Saintifik dan Kontekstual dalam Pemebalajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.

Kemendikbud. 2013. Materi Pelatihan Guru: Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta : Kemendikbud.

Kemendikbud. 2017. Panduan Praktis Penyusunan e-Modul Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas.

Latisma. 2011. Evaluasi Pembelajaran. Padang: UNP Press.

Mudjijo. 1999. Tes Hasil Belajar. Jakarta : Bumi Aksara.

Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suarsana, I.M, Mahayukti G.A. 2013. Pengembangan E-modul beriorientasi pemechan masalah untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Mahasiswa. Singaraja: UPG.

Trianto.2012. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif.Jakarta :KencanaPrenada Media Group.

.

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa di Kawasan Mamminasata selama priode tahun 2011-2015 dapat di simpulkan bahwa pola dan struktur ekonomi

Dalam taksonomi Bloom yang kemudian direvisi oleh Anderson dan Krathwohl, terdapat tiga aspek dalam ranah kognitif yang menjadi bagian dari kemampuan berpikir

Perilaku seksual berpegangan tangan dan berpelukan merupakan perilaku seksual yang paling sering dilakukan dengan intensitas waktu 1-10 kali seminggu, sedangkan

Hal-hal yang menjadi kesulitan dalam pembelajaran online atau jarak jauh akan menjadi hambatan bagi guru untuk menyampaikan pembelajaran, menyebabkan guru tidak bisa

Penentuan fokus peneliti lebih diarahkan pada tingkat kebaruan informasi yang akan diperoleh dari situasi beberapa percakapan grup Whatsaap dan meneliti apakah

Sebagai output dari perangkat lunak algoritma K-Means adalah menentukan tingkat kelarisan penjualan aksesoris mobil di Toko Modis Variasi yang efektif, berupa

Apabila PIHAK KEDUA tidak melaporkan tagihan outcome publikasi paper hasil penelitian pada masa waktu yang telah ditetapkan setelah berakhirnya masa kontrak, maka

Beberapa hal yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut, bagaimana penanganan korban tindak pidana perdagangan orang,