• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Petra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "1. PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Petra"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Seiring berkembangnya jaman, kota Banjarmasin juga turut berkembang, dan memiliki banyak bangunan-bangunan bersejarah yang bisa dikembangkan dan di promosikan ke luar daerah.

Kota Banjarmasin adalah salah satu kota di Kalimantan Selatan yang memiliki berbagai sejarah yang sangat berpotensi untuk dikenalkan dan dirangkum ke dalam sebuah desain buku panduan wisata untuk dikenalkan ke masyarakat di luar pulau, sehingga mampu mengenalkan lebih dekat apa saja monumen dan tempat-tempat bersejarah yang ada di Kalimantan Selatan yang bisa menjadi sebuah daya tarik tersendiri bagi seorang traveler.

Banjarmasin memiliki banyak sekali sejarah yang bisa didapat dari sebuah kota yang dijuluki kota Seribu Sungai ini. Banjarmasin terletak di pulau Kalimantan bagian selatan, dan berbatasan dengan Martapura dan Kota baru. Kota ini terkenal dengan sungainya yang panjang hingga melintasi kota di luar Banjarmasin.

Banjarmasin adalah kota dengan wilayah daerah sebesar 72 km ² dengan 5 kecamatan dan 51 kelurahan, suku bangsa mayoritas yang mendiami kota Banjarmasin (Banjarmasin , 2010) terdiri dari : suku Banjar sebesar 417.309 jiwa, suku Jawa 56.513 jiwa, Madura 12.759 jiwa, dan suku Dayak sebesar 253.000 jiwa, dengan agama mayorita s penduduk adalah Islam(Badan Pusat Statistik - Sensus Penduduk Tahun 2000).

Bahasa utama yang dipakai di kota Banjarmasin adalah bahasa Banjar, dan bahasa Indonesia. Banjarmasin adalah kota yang dikelilingi dengan sungai dan hutan-hutan yang lebat, dengan flora resmi bernama pohon Kasturi (Mangifera Casturi) dan fauna resmi bernama Bekantan (Nasalis Larvatus).

Kebudayaan utama di kota Banjarmasin adalah kain Sasirangan dan rumah khas Banjar dinamakan rumah Bubungan Tinggi.

Kultur budaya yang berkembang di Banjarmasin sangat erat hubungannya dengan kondisi geografis setempat seperti sungai, pegunungan dan hutan. Tumbuhan dan binatang yang menghuni daerah ini sangat banyak

(2)

dimanfaatkan untuk memenuhi kehidupan mereka. Kebutuhan hidup mereka yang mendiami wilayah ini dengan memanfaatkan alam lingkungan dengan hasil benda -benda budaya yang disesuaikan. hampir segenap kehidupan mereka serba religius. Disamping itu, masyarakatnya juga agraris, pedagang dengan dukungan teknologi yang sebagian besar masih tradisional.

Ikatan kekerabatan mulai longgar dibanding dengan masa yang lalu, orientasi kehidupan kekerabatan lebih mengarah kepada intelektual dan keagamaan. Emosi keagamaan masih jelas nampak pada kehidupan seluruh suku bangsa yang berada di Kalimantan Selatan.

Masyarakat Banjar mengembangkan sistem budaya, sistem sosial dan material budaya yang berkaitan dengan religi, melalui berbagai proses adaptasi, akulturasi dan asimilasi, sehingga nampak terjadinya pembauran dalam aspek-aspek budaya. Meskipun demikian pandangan atau pengaruh Islam lebih dominan dalam kehidupan budaya Banjar, hampir identik dengan Islam, terutama sekali dengan pandangan yang berkaitan dengan ke Tuhanan (Tauhid), meskipun dalam kehidupan sehari-hari masih ada unsur budaya asal, Hindu dan Budha. Seni ukir dan arsitektur tradisional Banjar tampak sekali terjadi pembauran budaya Banjar dengan budaya suku lain, demikian pula alat rumah tangga, transport, tari, dan nyanyian.

Landmark atau bisa juga disebut simbol kota adalah sebuah tempat atau simbol atau patung atau tugu dan monumen yang menjadi point of interest untuk turis atau simbol geografis dari sebuah daerah untuk orang yang berkunjung mengenal arah ke tempat-tempat tertentu (audioenglish, 2000) , biasanya landmark adalah suatu tempat me ncolok untuk memudahkan orang untuk mengenalinya seperti contohnya salah satu landmark di Jakarta, yaitu tugu Monas yang menjadi suatu tujuan tempat jalan-jalan dan penunjuk arah bagi wisatawan. Landmark sangat penting untuk dikenalkan kepada masyarakat ya ng akan berkunjung ke Banjarmasin, dengan dikenalkannya landmark maka suatu kota akan lebih terlihat lebih indah dimata pengunjung

dan dikenal oleh wisatawan yang singgah ke kota Banjarmasin, maka dari itu landmark adalah sebuah hal yang penting bagi sebua h kota untuk dikenalkan ke wisatawan yang berkunjung ke kota Banjarmasin.

(3)

Landmark menunjukkan kemegahan dan keindahan arsitektur atau budaya suatu lokasi dalam kota, selain itu landmark menunjukkan rekaman perkembangan sejarah dan budaya objek tersebut , juga karena keunikan budaya, arsitektur dan sejarahnya, landmark juga dapat dijadikan sebagai penarik perhatian buat wisatawan yang berkunjung karena selain biasanya mencolok, juga memiliki suatu kekhas-an dalam suatu daerah khususnya kota Banjarmasin, contohnya seperti salah satu landmark budaya Pasar Terapung di lokasi Muara Kuin Banjarmasin.

Perancangan desain ini akan memakai media buku sebagai media utamanya, dikarenakan buku lebih dapat menunjukkan tampilan tulisan dan foto-foto secara lebih detail, selain itu juga buku pada dasarnya adalah sebuah media untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan. Buku lebih mampu menunjukkan detail tulisan,sejarah, dan foto sehingga menjadikan buku sebagai media dokumentasi yang bagus untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan, selain itu juga buku lebih tahan lama untuk disimpan dan dibaca di kemudian hari atau ketika diperlukan.

Pemilihan media buku sebagai media utama perancangan desain ini lebih tepat karena selain dapat dibaca semua kalangan, buku juga jauh lebih mudah untuk disosialisasikan ke masyarakat luar pulau Kalimantan karena distribusi toko buku yang luas di luar pulau.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam karya ini berdasarkan latar belakang sbb:

Bagaimana merancang buku dan media promosinya untuk memperkenalkan alternatif wisata bangunan budaya dan bersejarah atau landmark di kota Banjarmasin untuk masyarakat Indonesia maupun

Mancanegara agar kota Banjarmasin dapat lebih dikenal budaya dan keindahan kotanya.

1.3. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam karya desain Tugas Akhir ini adalah sbb:

• Waktu Penelitian dan Perancangan dari Agustus 2010 – Desember 2010

(4)

• Objek perancangan adalah sejarah landmark yang ada kota Banjarmasin, data visual lokasi, fakta-fakta sejarah yang terdapat di landmark -nya tersebut.

• Lingkup perancangan meliputi landmark yang terdapat di kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan sampai perbatasan luar kota Banjarmasin dan dipilih berdasarkan usul dan saran dari Dinas Pemuda, Olahraga, Budaya dan Pariwisata Provinsi Banjarmasin.

• Lokasi pencarian data verbal terdapat di kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan dan Surabaya, Jawa Timur.

• Target Market sbb:

1. Pria dan Wanita

2. Berusia 20 tahun keatas

3. Wisatawan domestik atau mancanegara 4. Senang traveling

5. Memiliki ketertarikan terha dap kota Banjarmasin

1.4. Tujuan Pembuatan Karya

Tujuan dari pembuatan karya ini adalah merancang buku beserta media promosinya untuk memperkenalkan alternatif wisata kepada masyarakat Indonesia maupun mancanegara yaitu wisata bangunan budaya dan bersejarah atau landmark di dalam kota Banjarmasin agar kota tersebut lebih terlihat kemajuan budaya dan kemegahan kotanya.

1.5. Manfaat Pembuatan Karya 1.5.1 Bagi pembuat

Dapat menjadi sarana penerapan pembelajaran yang didapat semasa perkuliahan desain. Untuk menambah wawasan tentang sejarah kota Banjarmasin seperti monumen apa saja yang ada disana, asal mula berdirinya tugu dan monumen, dan mengetahui faktor dan potensi penting yang dapat digunakan untuk mengenalkan kota Banjarmasin ini kepada orang luar pulau.

(5)

1.5.2 Bagi masyarakat dan kota Banjarmasin

Melalui pembuatan desain buku visual ini diharapkan dapat membantu pihak masyarakat di kota Banjarmasin untuk menjadi sebuah kota yang mampu dikenal di mata orang-orang Indonesia, karena masih banyak orang luar yang tidak mengenal dengan baik kota Banjarmasin.

1.5.3 Bagi orang luar pulau/kota

Diharapkan pembuatan karya ini dapat membantu orang-orang yang tidak pernah ke kota Banjarmasin untuk dapat membayangkan dan melihat potensi budaya dari kota Banjarmasin selama ini dengan melihat banyaknya foto-foto dan cerita bangunan bersejarah atau landmark yang indah di kota tersebut

1.6. Metode Perancangan

1.6.1 Metode Pengumpulan Data

Menurut Ali Faried, data yang dikumpulkan terbagi menjadi 2 bagian yaitu data primer dan data sekunder, yaitu :

1.6.1.1 Data Primer

Data primer adalah data yang didapat dari berbagai tahap wawancara langsung dan survey terkait dengan lokasi tempat budaya dan bersejarah di Banjarmasin.

Deddy Mulyana dalam bukunya berjudul Metodologi Penelitian Kualitatif menjelaskan bahwa wawancara adalah komunikasi antar 2 orang dengan tujuan memperoleh informasi sebanyak-banyaknya dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan dengan tujuan tertentu dan memperoleh jawaban. Wawancara merupakan cara pengumpulan data dengan menggunakan pertanyaan yang diajukan ke narasumber yang memiliki kredibilitas, dikerjakan secara sistematis dengan mengacu pada tujuan yang ingin dicapai berlandaskan pada tujuan penelitian dan perancangan.

Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data secara langsung dengan sumber yang berkaitan dengan sejarah bangunan bersejarah (landmark) di kota Banjarmasin

(6)

Selain dengan teknik wawancara, data primer juga dapat diperoleh dengan jalan melakukan survey langsung ke lapangan. Sur vey dilakukan untuk melihat secara langsung lokasi bangunan dan berkaitan langsung dengan tujuan penelitian dan perancangan yang dianggap sesuai dan mendukung perancangan. Fokus utama pada survey mengacu pada perancangan wisata ikon bangunan bersejarah (landmark) di kota Banjarmasin, serta data pendukung lainnya.

1.6.1.2 Data Sekunder

Selain data primer, jenis data yang juga dapat digunakan untuk menghasilkan perancangan yang terintegrasi serta relevan dengan maksud dan tujuan dari perancangan adalah de ngan menggunakan data sekunder. Menurut Deddy Mulyana :

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari observasi studi kepustakaan dan buku-buku ilmiah maupun dari internet yang berhubungan dan relevan, yang mampu memberikan kajian teoritis maupun pencarian data guna mendapatkan data yang akurat untuk digunakan. Data-data yang dimaksud dapat berupa otobiografi, memoir, catatan harian, surat-surat pribadi, catatan pengadilan, berita koran, artikel majalah, brosur, bulletin, dan dokumentasi, dalam bentuk foto untuk menggambarkan keadaan atau karakteristik yang dapat mengungkapkan bagaimana subjek mendefinisikan dirinya sendiri, lingkungan dan situasi yang dihadapinya pada suatu saat, dan bagaimana kaitannya dengan orang-orang di sekeliling dengan tindakan-tinda kannya.

1.6.2 Alat Pengumpul Data

Alat pengumpul data adalah perantara paling penting antara penyelidik dengan sumber data, alat-alat yang digunakan untuk proses pengumpulan data terdiri dari :

• Alat tulis berupa pulpen dan kertas yang berguna sebagai alat pencatat sebagai pendukung observasi dan wawancara.

(7)

• Kamera sebagai alat mendokumentasikan berbagai kepentingan penelitian dan sebagai proses dokumentasi data visual.

• Komputer sebagai alat pengolah data hasil riset dan pengerjaan proyek karya.

1.6.3 Me tode analisa data

Metode analisa yang digunakan berdasarkan perspektif interaksi simbolik, yang memiliki esensi sebagai suatu aktivitas yang merupakan ciri khas manusia, yakni komunikasi atau pertukaran simbol yang diberi makna, perspektif interaksi simbolik berusahan memahami perilaku manusia dari sudut pandang subjek. Sebagaimana perspektif yang merupakan suatu rentang dari yang sangat objektif hingga yang sangat subjektif, maka metode yang digunakan akan melihat dari sisi kuantitatif (objektif) dan kua litatif (subjektif).

Dalam perancangan ini, metode yang digunakan adalah metode kualitatif.

1.6.3.1 Metode kualitatif

Metode kualitatif dilakukan dengan jalan melakukan wawancara atau tanya jawab langsung terhadap pihak-pihak yang berkaitan dengan kota Banjarmasin agar diperoleh data-data yang dibutuhkan untuk menyempurnakan perancangan buku wisata ikon budaya dan bersejarah di Banjarmasin, analisa secara kualitatif bersikap deskriptif, penafsiran sangat ditekankan, induktif, berkesinambungan sejak awal hingga akhir, mencari model, pola, atau tema, dalam melakukan metode ini, nilai, etika, dan moral peneliti melekat dalam proses penelitian.

1.6.3.1 Metode SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Threat)

Metode SWOT adalah metode yang digunakan untuk me nganalisa subjek baik dari segi kekuatan, kelemahan, kesempatan yang ada dan ancaman yang dihadapinya. Analisa ini dilakukan perusahaan yang bersangkutan, beserta competitor -kompetitornya. Dari analisa tersebut diharapkan dapat ditarik suatu kesimpulan yang digunakan untuk menarik pemecahan masalah.

(8)

Selanjutnya hasil pemecahan masalah itu dijadikan dasar acuan dalam setiap pengambilan keputusan perancangan.

Metode SWOT dijabarkan sebagai berikut :

• Strength : Mengkaji kekuatan dan kelebihan dari ikon tempat budaya dan bersejarah di kota Banjarmasin.

• Weakness : Mengkaji kelemahan dari ikon tempat budaya dan bersejarah di kota Banjarmasin

• Opportunities : Meneliti potensi yang bisa dikembangkan dari tempat- tempat budaya dan bersejarah di Banjarmasin sehingga dapat ditonjolkan dan bersaing dengan kota lain yang lebih maju.

• Threat : Ancaman yang dapat menjadi hambatan bagi tempat budaya dan bersejarah di kota Banjarmasin untuk berkembang.

1.7. Definisi Operasional

Penjelasan operasional dari judul did efinisikan sbb:

- Buku :

Sebuah kumpulan tulisan/gambar/informasi yang dirangkum per bab atau chapter dan dijilid menjadi satu (Iskandar, 1996).

- Wisata :

Suatu perjalanan suatu individu keluar dari kota asal untuk berekreasi dan liburan, seorang wisatawan atau turis adalah seseorang yang melakukan perjalanan paling tidak sejauh 80 km (50 mil) dari tempat asalnya (Iskandar, 1996).

- Sejarah :

Sejarah merupakan satu sistem yang mengira kejadian awal terjadi dan tersusun dalam bentuk kronologi peristiwa-peristiwa masa lalu yang mempunyai catatan, rekod-rekod atau bukti-bukti yang kukuh (Iskandar, 1996).

- Budaya :

Suatu kebiasaan yang dilakukan terus menerus sehingga menjadi sebuah kewajaran dalam suatu daerah dan melekat di masyarakatnya sehingga

(9)

menjadi sebuah perbedaan dalam tingkah laku, kepercayaan, adat dan istiadat, dan pakaian (Iskandar, 1996).

- Landmark :

Simbol, monument, patung, bangunan yang menjadi point of interest di sebuah kota/tempat untuk turis atau pengunjung sebuah kota sebagai penunjuk atau penanda suatu wilayah atau daerah, juga keberadaan, sejarah, budaya dan bentuknya mencolok (Audioenglish, 1995).

1.8. Konsep Perancangan 1.8.1 Tujuan Kreatif

• Pesan Pokok

Perancangan buku grafis ini mengandung pesan agar para masyarakat mengenal lebih baik kota Banjarmasin dan mengetahui apa saja kelebihan dan sejarah kota Banjarmasin dengan melihat berbagai landmark yang ada disana.

• Keuntungan yang ditawarkan

Diharapkan dengan dibuatnya buku ini, maka kota Banjarmasin akan dapat lebih dikenal secara domestik dan juga terbantu dengan promosi daerahnya kepada masyarakat Indonesia yang belum pernah ke Banjarmasin.

• Respon yang diharapkan

Dengan perancangan tugas akhir ini, diharapkan masyarakat dapat mengenal lebih dekat kota Banjarmasin, dan tertarik untuk melihat lebih dekat kotanya secara langsung.

1.9 . Deskripsi Desain

Dalam desain buku ini akan menggunakan tampilan foto, peta dan sejarah sebuah landmark yang disampaikan secara detail fakta-faktanya, memakai layout buku yang menarik dan juga pengertian sebuah landmark , selain itu sejarah dan latar belakang kota Banjarmasin akan dijelaskan secara singkat.

(10)

1 .10. Skematika Perancangan

Gamba

Gambar 1. 1 Skematika Perancangan

Referensi

Dokumen terkait

Untuk meningkatkan loyalitas dan kepuasan pelanggan, perusahaan perlu meningkatkan kualitas produk atau jasa.Upaya yang dilakukan perusahaan adalah dengan

Sama seperti pada unit analisis sebelumnya, Kompas.com mendapatkan indeks skor yang terendah bila dibandingkan dengan dua media online lainnya.. Berdasarkan

Untuk menganalisis hubungan antara nilai tegangan supply terhadap torsi dan putaran pada motor DC shunt, maka dilakukan pengujian dengan menurunkan tegangan yang diberikan ke

Hal ini terasa semakin sulit untuk diselesaikan dalam jangka pendek karena adanya keterbatasan lahan untuk Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di Kelurahan

(iv) penggunaan logo rasmi SKUM pada sijil penyertaan / penghargaan tertakluk kepada program dan aktiviti yang dijalankan oleh syarikat korporat, NGO dan badan-badan lain

Metode ini berbeda dari metode peleburan, dalam hal sumber unsur penentu tidak perlu pada air kristal asam sitrat, akan tetapi boleh juga air ditambahkan ke dalam bukan

Verifikasi hasil perhitungan dilakukan dengan membandingkan hasil perhitungan Excel dengan hasil perhitungan manual dengan metode yang ada pada buku teks untuk desain

Kedelai yang diperjualbelikan oleh bapak Jamilan ternyata terjadi kenaikan harga, karena selain menjual tentunya bapak Jamilan juga menginginkan laba yang cukup,