BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Tugas pokok ayah sebagai kepala rumah tangga adalah memenuhi kebutuhan keluarga seperti sandang, pangan dan papan. Tugas pokok ibu sebagai ibu rumah tangga adalah mengurus kegiatan rumah dan mengurus kebutuhan anak-anak dan suami.
Keluarga adalah unit paling dasar untuk membentuk sebuah karakter individu sebelum individu-individu tersebut memasuki kehidupan bermasyarakat yang lebih luas. Keluarga wajib dalam memenuhi kebutuhan- kebutuhan anaknya seperti sandang, pangan, papan, psikologi, spiritual dan agama. Keluarga yang sejahtera adalah keluarga yang dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut. Namun seperti yang kita ketahui tidak semua keluarga dapat mempertahankan keutuhan tersebut. Tidak sedikit dari mereka yang telah berkeluarga memutuskan untuk berpisah atau bercerai. Tetapi tidak sedikit pula mereka yang ditinggal meninggal (cerai mati) atau ditinggal secara sepihak.
Single parent adalah keluarga dengan orang tua tunggal baik ayah maupun ibu bersama anak yang disebabkan oleh perceraian ataupun kematian.
Tentu tidak mudah menjadi single parent terutama sebagai seorang perempuan.
Mereka harus dapat mempertahankan hidup dengan dan demi anak-anaknya.
Mulai dari perekonomian, mengurus kebutuhan sehari-hari harus dilakukannya sendiri tanpa adanya bantuan dari pasangan maupun orang lain. Perempuan single parent dituntut untuk membagi waktu antara mengurus urusan rumah tangga dan bekerja.
Data Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 menemukan 81,2 juta keluarga di Indonesia, di mana 19,45 juta kepala keluarga adalah perempuan. Sedangkan data BPS tahun 2018 menunjukkan terdapat 10,3 juta rumah tangga di Indonesia, dengan 15,7% perempuan sebagai kepala keluarga.
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru
yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus penyebab COVID-19 ini dinamakan Sars-CoV-2. Virus corona adalah zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia). Adapun, hewan yang menjadi sumber penularan COVID-19 ini masih belum diketahui. Berdasarkan bukti ilmiah, COVID-19 dapat menular dari manusia ke manusia melalui percikan batuk/bersin (droplet), Orang yang paling berisiko tertular penyakit ini adalah orang yang kontak erat dengan pasien COVID-19 termasuk yang merawat pasien COVID-19 (Kemenkes RI, 2020).
Wabah ini telah ditetapkan sebagai darurat kesehatan global. Virus ini sempat membuat semua kegiatan sehari-hari manusia terhambat. Karantina saja mungkin tidak cukup untuk mencegah penyebaran virus COVID-19 ini, dan dampak global dari infeksi virus ini adalah salah satu yang semakin
memprihatinkan (Sohrabi et al., 2020). Pemerintah Indonesia telah melakukan banyak langkah-langkah dan kebijakan untuk mengatasi permasalahan pandemic ini. Salah satu langkah awal yang dilakukan oleh pemerintah yaitu mensosialisasikan gerakan Social Distancing untuk masyarakat. Langkah ini bertujuan untuk memutus mata rantai penularan pandemi covid-19 ini karena langkah tersebut mengharuskan masyarakat menjaga jarak aman dengan manusia lainnya minimal 2 meter, tidak melakukan kontak langsung dengan orang lain serta menghindari pertemuan massal (Buana D.R, 2020). Namun kasus semakin meningkat dikarenakan masyarakat kurang mematuhi peraturan yang telah ditetapkan pemerintah.
Indonesia perlu siaga dan tanggap dikarenakan corona virus disease 2019 (Covid-19) ini telah ditetapkan sebagai pademi. Dampak yang ditimbulkan akan sangat meluas, mulai dari politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan, serta kesejahteraan masyarakat. Dalam hal ini Indonesia tidak bisa hanya mengandalkan petugas kesehatan dan sarana prasarana saja, tetapi juga harus melibatkan msyarakat serta sistem kesehatan yang mendukung.
Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa virus covid-19 berdampak pada aspek ekonomi, social, politik, budaya sampai kepada kesejahteraan masyarakat Indonesia. Hampir segala kalangan mulai dari pebisnis hingga pedagang pun merasakan dampak dari adanya virus covid-19 ini. Banyak karyawan-karyawan yang mendapatkan pemberhentian kerja secara mendadak
dikarenakan perusahaan yang tidak mampu secara finansial. Maka dari itu banyak kepala keluarga yang belum bekerja kembali.
Kepala keluarga bukan berarti hanya ayah saja. Telah disebutkan diatas bahwa orang tua dalam keluarga yang tidak utuh disebut single parent. Single parent dengan ibu sebagai kepala keluarga harus ekstra dalam menjalankan
kehidupannya apalagi di masa pandemic seperti ini. Aspek yang paling berdampak pada perempuan single parent di masa pandemic adalah ekonomi.
Mereka harus berjuang sendiri di masa krisis demi memenuhi kebutuhan keluarga.
Sehingga melihat dari latar belakang diatas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai upaya perempuan single parent. Oleh karena itu penulis mengambil judul “Upaya Perempuan Single Parent dalam Mewujudkan Kesejahteraan Keluarga di Masa Pandemi Covid-19 (Studi di Kelurahan Cepokomulyo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang”.
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan uraian latar belakang tersebut rumusan masalah dalam penelitian adalah bagaimana upaya perempuan single parent dalam mewujudkan kesejahteraan keluarga di masa pandemic covid-19?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mendeskripsikan upaya perempuan single parent dalam mewujudkan kesejahteraan keluarga di masa pandemic covid-19.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Akademis
Penelitian ini secara akademis untuk memberikan wawasan dan realita terkait masalah yang dihadapi perempuan single parent di era pandemic covid-19. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan tambahan dan kajian ilmu kesejahteraan sosial khususnya mengenai upaya perempuan single parent dalam mewujudkan kesejahteraan keluarga di masa pandemic covid-19.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini sebagai bahan masukan bagi para peneliti untuk melanjutkan atau meneliti lebih dalam lagi mengenai upaya perempuan single parent dalam mewujudkan kesejahteraan keluarga di masa pandemic covid-19.