F A K T O R - F A K T O R Y A N G M E M P E N G A R U H I PENGHINDARAN PAJAK PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI
SKRIPSI
UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN DARI SYARAT-SYARAT GUNA MENCAPAI GELAR SARJANA AKUNTANSI
Diajukan Oleh:
Rizky Febriansyah NIM: 201870133 NIRM: 20183366340350727
JURUSAN AKUNTANSI
TRISAKTI SCHOOL OF MANAGEMENT BEKASI
2022
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar sarjana di suatu perguruan tinggi, dan tidak terdapat karya (sebagian atau seluruhnya) atau kalimat, pendapat, gagasan, pandangan maupun teori yang pernah ditulis oleh orang lain. Kecuali yang secara tertulis atau diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar referensi.
Bila terbukti saya melakukan hal tersebut, maka saya bersedia untuk mendapatkan sanksi dengan peraturan yang berlaku.
Bekasi,………2022
RIZKY FEBRIANSYAH
i
DAFTAR ISI
PERNYATAAN...i
DAFTAR ISI...ii
BAB I...1
PENDAHULUAN...1
1.1 Latar Belakang Masalah...1
1.2 Rumusan Masalah...4
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian...5
1.3.1 Tujuan Penelitian...5
1.3.2 Manfaat penelitian...6
1.4 Sistematika Penulisan...6
BAB II...8
RERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS...8
2.1 Rerangka Teoritis...8
2.1.1 Teori Agensi...8
2.1.2 Penghindaran Pajak...8
2.1.3 Capital intensity...9
2.1.4 Ukuran perusahaan...10
2.1.5 Profitabilitas...10
2.1.6 Leverage...11
2.1.7 Komite audit...12
2.1.8 Coorporate social responsibility...12
2.2 Penelitian Terdahulu...13
2.3 Model Penelitian...17
2.4 Pengembangan Hipotesis...18
2.4.1 Capital intensity terhadap penghindaran pajak...18
2.4.2 Ukuran perusahaan terhadap penghindaran pajak...19
2.4.3 Profitabilitas terhadap penghindaran pajak...20
2.4.4 Leverage terhadap penghindaran pajak...21
2.4.5 Komite audit terhadap penghindaran pajak...21
2.4.6 Corporate social responsibility terhadap penghindaran pajak...21
BAB III METODE PENELITIAN...23
3.1 Bentuk Penelitian...23
3.2 Obyek Penelitian...23
3.3 Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya...24
3.3.1 Variabel Dependen...24
3.3.1.1 Penghindaran Pajak...24
3.3.2 Variabel Independen...25
3.3.2.1 Capital Intensity...25
3.3.2.2 Ukuran Perusahaan...25
3.3.2.3 Profitabilitas...26
3.3.2.4 Leverage...26
3.3.2.5 Komite Audit...27
3.3.2.6 Corporate Social Responsibility...27
3.4 Teknik Pengumpulan Data...27
3.5 Metoda Analisis Data...28
3.5.1 Statistik Deskriptif...28
3.5.2 Uji Kualitas Data...28
3.5.2.1 Normalitas...28
3.5.2.2 Uji Outlier...29
3.5.3 Uji Asumsi Klasik...30
3.5.3.1 Multikolonieritas...30
3.5.3.2 Heteroskedastisitas...31
3.5.3.3 Autokorelasi...31
3.5.4 Uji Hipotesis...32
3.5.4.1 Koefisien Korelasi (R2)...33
3.5.4.2 Adj R2...33
3.5.4.3 Uji F...34
3.5.4.4 Uji T...34
DAFTAR REFRENSI...36
DAFTAR GAMBAR
2.1 GAMBAR MODEL PENELITIAN ...18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang dilakukan oleh setiap warga negara atau badan yang berada pada negara tersebut. Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan terbesar bagi negara. Bukti penerimaan pajak memberikan kontribusi yang begitu besar terhadap penerimaan negara.
Penerimaan pajak di dedikasikan untuk pembangunan aset publik, infrastruktur, dan fasilitas publik lainnya. Pentingnya penerimaan pajak bagi setiap warga negara untuk menjalankan kewajiban membayar pajak dan melaporkannya.
Pembayaran pajak yang dilakukan oleh orang pribadi maupun badan masih dirasa tidak ada imbalan secara langsung sehingga masih saja yang tidak patuh terhadap penghindaran pajak. Pajak bersifat memaksa bagi setiap warga negara atau badan yang sudah ditentukan berdasarkan undang-undang dan peraturan yang sudah dibuat oleh pemerintah. Bagi perusahaan pajak dianggap beban, dikarenakan dapat mengurangi pendapatan sehingga hal tersebut dapat mengurangi laba perusahaan tersebut. Sehingga perusahaan menginginkan pembayaran pajak seminimal mungkin.
Penghindaran pajak (tax avoidance) adalah suatu usaha yang dapat meringankan beban pajak tetapi tidak melanggar undang-undang yang ada (Mardiasmo, 2009 dalam Hapsari Ardianti 2019). Pajak merupakan pendapatan
yang penting bagi setiap negara. pajak juga dapat diartikan sebagai iuran atau setoran yang wajib dilaksanakan bagi orang pribadi atau badan usaha yang sifatnya memaksa. Wajib pajak adalah badan usaha yang mempunyai wewenang untuk melaporkan dan membayar pajak kepada pemerintah. Dengan adanya pembayaran pajak maka pembangunan fasilitas rakyat dapat dilaksanakan.
Hal lain juga yang dapat terjadinya penghindaran pajak yaitu capital intensity dibuktikan dengan penelitian Dharma et al, (2017) menyatakan bahwa dengan semakin besar intetitas aset perusahaan, maka semakin besar perusahaan melakukan penghindaran pajak. Capital intensity adalah suatu keputusan yang diambil oleh manajer yang tujuannya untuk menaikkan pendapatan perusahaan melalui investasi asset tetap. Pengukuran captal intensity dapat diukur dengan total asset bersih dengan total asset.
Ukuran perusahaan (company size) merupakan salah satu faktor terjadinya penghindaran pajak. Perusahaan yang besar akan mempunyai asset yang besar juga, semakin besar asset yang dimiliki perusahaan maka kemampuan perusahaan mengambil keuntungan juga besar. Demikian juga beban pajak yang diterima perusahaan akan semakin besar. Rodriguez dan Ariaz (2012) menyatakan bahwa perusahaan yang besar cenderung mempunyai ruang lebih besar untuk melakukan perencanaan pajak yang baik dan mengadopsi praktik akuntansi yang efektif untuk menurunkan penghindaran pajak di perusahaan tersebut. Dengan demikian perusahaan yang perencanaan pajak agar beban pajak sekecil mungkin, sehingga perusahaan dapat mengelola asetnya dengan baik.
Profitabilitas adalah hasil akhir dari kebijakan dan keputusan manajemen, dimana kebijakan dan keputusan ini berkaitan pada sumber dan penggunaan dana dalam menjalankan operasional perusahaan di dalam laporan neraca. Profitabilitas merupakan gambaran tentang kinerja keuangan perusahaan dalam menghasilkan laba secara maksimal dengan cara pengelolaan aktiva. Surbakti (2012) menyatakan bahwa profitabilitas perusahaan dengan penghindaran pajak memiliki hubungan dan apabila perusahaan akan melakukan penghindaran pajak harus efisien sehingga perusahaan tidak perlu membayar pajak dengan jumlah yang besar.
Leverage adalah rasio yang menunjukkan besarnya hutang yang dimiliki perusahaan untuk membiayai aktivitas operasional perusahaan. Hutang yang dimiliki perusahaan dapat menyebabkan penurunan pajak dikarenakan adanya beban bunga yang timbul akibat dari hutang tersebut. Hal ini dikarenakan biaya dari bunga hutang dapat dikurangkan dalam menghitung beban pajak sehingga beban pajak tersebut menjadi kecil.
Faktor yang dapat mempengaruhi penghindaran pajak adanya keberadaan komite audit. Komite audit berfungsi untuk melakukan pengawasan kepada kinerja dan standar keuangan pada perusahaan, sehingga apabila dilakukan pengawasan yang baik perusahaan dapat meminimalisir tindakan manajemen untuk penghindaran pajak. Dewan komisaris selaku pemegang wewenang atas pengawasan dan dapat dipengaruhi pihak manajemen perusahaan untuk menyusun laporan keuangan yang benar, semua perusahaan yang terdaftar di BEI untuk membentuk dan memiliki komite audit ini diketuai oleh komisaris independen.
Corporate social responsibility salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tindakan penghindaran pajak pada perusahaan. CSR berkontribusi dalam pembangunan ekonomi dan meningkatkan kualitas hidup pekerja dan masyarakat. Hubungan CSR dengan penghindaran pajak itu bentuk tanggung jawab kepada seluruh pemegang saham. Lanis dan Richardson (2012) menguraikan bahwa perusahaan yang terlibat dalam aktivitas penghindaran pajak adalah perusahaan yang tidak bertanggung jawab kepada sosial sehingga keputusan perusahaan tersebut untuk menjalankan praktik penghindaran pajak dipengaruhi oleh aktivitas CSR.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Hapsari Ardianti (2019) yang memiliki variabel independennya adalah profitabilitas, leverage, dan komite audit. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Hapsari Ardianti (2019) terletak pada penambahan dua variabel independen yaitu capital intensity dan company size diambil dari penelitian Ulfa et al., (2021) dan satu variabel tambahan corporate social responsibility dari penelitian (Yutaro dan miftatah 2020).
Perbedaan lain antara penelitian ini dengan penelitian Hapsari Ardianti (2019) adalah pada periode penelitian dimana penelitian Hapsari dan Ardianti (2019) dilakukan pada periode 2015 sampai dengan tahun 2017. Sedangkan penelitian ini dilakukan untuk periode tahun 2018 sampai dengan tahun 2020. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti akan mengambil judul “Faktor- faktor Yang Mempengaruhi Penghindaran Pajak Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI”.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah peneliti pada penelitian ini adalah:
1. Apakah capital intensity berpengaruh terhadap penghindaran pajak?
2. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap penghindaran?
3. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap penghindaran pajak?
4. Apakah leverage berpengaruh terhadap penghindaran pajak pada perusahaan?
5. Apakah komitte audit berpengaruh terhadap penghindaran pajak?
6. Apakah corporate social responsibility berpengaruh terhadap penghindaran pajak?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh dari capital intensity terhadap penghindaran pajak.
2. Untuk mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh dari ukuran perusahaan terhadap penghindaran pajak.
3. Untuk mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh dari profitabilitas terhadap penghindaran pajak.
4. Untuk mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh leverage terhadap penghindaran pajak.
5. Untuk mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh komitte audit terhadap penghindaran pajak.
6. Untuk mendapatkan bukti empiris tentang corporate social responsibility terhadap penghindaran pajak.
1.3.2 Manfaat penelitian
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti, maka penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:
1. Peneliti selanjutnya
Peneliti berharap hasil dari penelitian ini dapat menjadikan referensi yang baik bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian tentang tax avoidance.
2. Perusahaan
Peneliti berharap hasil dari penelitian ini dapat berguna untuk memberikan informasi mengenai penghindaran pajak pada perusahaan.
3. Direktorat Jendral Pajak
Peneliti berharap hasil dari penelitian ini dapat membantu Direktorat Jendral Pajak untuk lebih mengawasi kewajiban pajak orang pribadi atau badan, serta berguna untuk membuat peraturan perpajakan agar tindakan penghindaran pajak (tax avoidance) yang dilakukan oleh perusahaan dapat diminimalisir.
1.4 Sistematika Penulisan
Proposal penelitian ini dibuat menjadi bab per bab. Gambaran umum isi setiap bab adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini menguraikan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.
BAB II RERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Pada bab ini berisikan teori yang menjelaskan bagaimana dasar membentuk model penelitian, penelitian terdahulu, gambar model penelitian dan pengembangan hipotesis serta pernyataan hipotesis penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini menjelaskan tentang bentuk penelitian yang digunakan, objek penelitian, definisi operasional dan pengukuran variabel penelitian, teknik pengumpulan data
dan metode analisis data.
BAB II
RERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1 Rerangka Teoritis 2.1.1 Teori Agensi
Teori agensi muncul ketika ada hubungan kerja lebih dari satu orang.
Teori agensi merupakan teori yang menjelaskan tentang hubungan antara pihak yang memberikan wewenang (principal) dengan pihak yang menerima wewenang (agent). Prinsipal menginginkan agen untuk memilih keputusan yang terbaik, sehingga kinerja perusahaan akan maksimal namun berbanding terbalik dengan agen yang cenderung mengambil keputusan yang risiko kecil sehingga kinerjanya akan dinilai baik oleh prinsipal dan agen sering kali menyebabkan risiko, ketika agen mengambil lebih banyak risiko karena prinsipal menanggung beban biaya dari risiko agen tersebut dan biaya itu dapat disebut dengan bonding cost.
Secara teori, seharusnya manajer atau agent sepakat dengan tujuan perusahaan dengan tujuan agar nilai perusahaan meningkat dan membuat keuntungan kepada pemegang saham atau principal meningkat. Teori keagenan atau agency theory adalah perkembangan teori yang menggambarkan kesepakatan kerja antara agent dan principal agar memotivasi agen untuk bekerja sesuai dengan keinginan principal Scott, (2003) dalam (Prasetyo and Primasari 2021).
2.1.2 Penghindaran Pajak
14
15
Mardiasmo (2009) dalam penelitian Handayani dan Mildawati (2018) menyatakan bahwa penghindaran pajak adalah tindakan yang dilakukan seseorang manajemen untuk mendapatkan laba yang diinginkan melalui penerapan pajak.
Penghindaran pajak adalah tindakan menghindari pajak yang dijalankan perusahaan dengan cara legal atau tidak melanggar hukum yang ada. Berbeda dengan penggelapan pajak (tax evasion), dimana penggelapan pajak akan menghilangkan beban pajak yang ada dan itu akan melanggar hukum.
Zain (2003) dalam penelitian Moeljono (2020) berpendapat bahwa penghindaran pajak dan penyelundupan (tax evasion) keduanya sama-sama meminimalkan beban pembayaran pajak, dengan beberapa cara seperti pengecualian, pengurangan, intensif pajak, penghasilan tetapi bukan objek pajak, dan bekerja sama dengan aparat perpajakan dengan cara menyuap dan pemalsuan data. Sehingga tindakan penghindaran pajak (tax avoidance) dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan.
2.1.3 Capital intensity
Wiguna, dkk (2017) menyatakan bahwa capital intensity merupakan kekayaan perusahaan yang bentuk aktiva tetap. Capital intensity dapat diartikan seberapa besar perusahaan berinvestasi pada aktiva tetap. Capital intesity memiliki hubungan terhadap penghindaran pajak dikarenakan aktiva tetap yang besar memiliki beban penyusutan yang besar juga dapat digunakan sebagai penghindaran pajak. Perusahaan yang akan berinvestasi dengan aset tetap menjadikan biaya depresiasi itu menjadi berkurang dan pada akhirnya hal tersebut
16
dapat mengurangi jumlah pajak yang harus dibayar oleh perusahaan tersebut.
Sehingga perusahaan tersebut berhasil melakukan penghindaran pajak.
2.1.4 Ukuran perusahaan
Hormati (2009) berpendapat bahwa ukuran perusahaan yang skala atau nilainya didapat berdasarkan kategori besar atau kecil dilihat berdasarkan total aset yang dimiliki perusahaan. Ukuran perusahaan adalah besar kecilnya suatu perusahaan dilihat dari nilai perusahaan tersebut. Besar kecilnya suatu perusahaan dapat dilihat dari total asset yang dimiliki perusahaan, nilai pasar, dan total penjualan perusahaan.
Rego (2013) dalam Ulfa et al., (2020) menyatakan bahwa semakin besar perusahaan maka semakin besar juga pajak yang harus dibayar oleh perusahaan.
Sehingga semakin besar perusahaan tersebut semakin besar juga untuk melakukan tindakan penghindaran pajak dikarenakan perusahaan akan mempertahankan keuntungan yang besar. Hal tersebut yang mempengaruhi terjadinya penghindaran pajak karena dapat mengurangi keuntungan perusahaan tersebut.
2.1.5 Profitabilitas
Profitabilitas merupakan penghasilan perusahaan dalam menghasilkan laba dalam beberapa periode tertentu, melalui tingkat penjualan, asset dan modal saham tertentu. Rosalia (2017) dalam Budianti dan Curry (2018) berpendapat bahwa faktor penentu profitabilas itu adalah penghindaran pajak, jika perusahaan yang mempunyai laba besar akan membayar kewajiban pajak, sedangkan
17
perusahaan mempunyai laba kecil atau rendah akan menghindari pajak karena perusahaan akan mengalami kerugian jika harus membayar pajak juga.
Profitabilitas adalah faktor yang memberikan kebebasan dan fleksibilitas kepada manajemen untuk melakukan dan mengungkapkan kepada pemegang saham program tanggung jawab sosial secara lebih luas.
Ardyansah (2014) dalam Handayani dan Mildawati (2018) menyatakan bahwa kinerja perusahaan untuk mendapatkan keuntungan dari aktivitas perusahaan. Profitabilitas merupakan rasio utama dalam suatu perusahaan untuk mendapatkan keuntungan yang tinggi. Semakin besar profitabilitas maka perencanaan yang ingin dicapai perusahaan akan semakin optimal untuk menghasilkan pajak.
2.1.6 Leverage
Analisa (2011) dalam Handayani dan Mildawati (2018) berpendapat bahwa leverage adalah gambaran perusahaan untuk melihat aset perusahaan yang dibiayai oleh hutang lalu dibandingkan dengan modal yang dipunyai oleh perusahaan. Leverage adalah rasio yang tujuannya menghitung sejauh mana aset yang disediakan oleh kreditur, rasio tersebut dibandingkan dengan total hutang yang dimiliki perusahaan dan berapa banyak yang didanai dari pinjaman.
Perusahaan yang mempunyai rasionya rendah maka tingkat risiko leverage yang rendah juga.
Leverage adalah tingkat hutang yang perusahaan punya bertujuan untuk melakukan pembiayaan. Leverage merupakan kemampuan perusahaan dalam
18
melakukan pembayaran hutang maupun semua kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang. Apabila perusahaan sebelum kena pajak beban bunga tersebut akan mengurangi laba, sehingga beban pajak yang harus dibayar perusahaan akan menjadi sedikit (Adelina, 2012 dalam Hapsari Ardianti 2019).
2.1.7 Komite audit
Definisi komite audit menurut Ikatan Komite Audit Indonesia (IKAI) dalam Dewi (2019) adalah organisasi komite yang bekerja secara profesional dan independen, dibantu oleh dewan komisaris dan dengan demikian tugasnya yaitu membantu dan memperkuat fungsi dewan komisaris serta dewan pengawas dalam menjalankan tugasnya yaitu pengawasan atas proses pelaporan keuangan, manajemen risiko, pelaksanaan audit dan implementasi dari corporate governance di perusahaan–perusahaan.
Wiagustiani (2010) pembentukan komite audit bertujuan membantu dewan komisaris dalam melakukan fungsi pengawasan atas kinerja perusahaan dalam pelaporan keuangan dan melakukan pengendalian yang dapat mengurangi kesempatan terjadinya penyimbangan dalam pengelolaan perusahaan dan komite audit dalam perusahaan diharapkan lebih efektif memberikan suatu mekanisme pengawasan perusahaan yang lebih efektif dan baik, sehingga dapat mengurangi biaya agensi dan kualitas pelaporan keuangan perusahaan yang baik. Sedangkan, Aryan (2015) menyatakan bahwa karakteristik komite audit itu terdiri dari ukuran komite audit, komposisi komite audit, frekuensi pertemuan dan kompetensi komite audit.
19
2.1.8 Coorporate social responsibility
Corporate social responsibility merupakan kewajiban perusahaan untuk memberikan sumber dayanya kepada masyarakat melalui partisipasi sebagai anggota masyarakat, dengan mempertimbangkan aspek kemasyarakatan secara lebih luas, dan memperbaiki kesejahteraan masyarakat luas, terlepas manfaat langsung yang diterima oleh perusahaan. John elkingston’s mengelompokkan corporate social responsibility atas tiga aspek dengan istilah “triple bottom line”.
Global compact responsibility dengan menyatakan bahwa tujuan bisnis adalah untuk mencari laba (profit), menyejahterakan orang, dan menjamin keberlanjutan kehidupan seseorang (Azheri, 2021 dalam Yutaro dan Miftatah 2020) . Corporate social responsibility memiliki gagasan yang dipunyai perusahaan bertujuan untuk tanggung jawab terhadap ekonomi dan hukum.
Melawati (2016) dalam Mahanani et al., (2017) berpendapat bahwa prinsip CSR adalah suatu komitmen yang berkelanjutan dari perusahaan untuk fokus membantu kepada masyarakat. Setiap pelaku yang menjalankan kepentingan pemegang saham dan bertujuan pada pencapaian laba mempunyai perang tanggung jawab sosial, dan hal tersebut perlu diungkapkan dalam laporan tahunan sebagaimana yang diuraikan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 revisi 2009.
2.2 Penelitian Terdahulu
20
Berikut adalah penelitian terdahulu sebagai dasar untuk penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti.
No Judul Sumber Hasil
1. Profitabilitas, leverage, dan komite audit pada tax avoidance
Hapsari Ardianti (2019)
a. Leverage berpengaruh negatif terhadap tax avoidance.
b. Profitabilitas dan komite audit tidak
berpengaruh terhadap tax avoidance.
2. Pengaruh corporate social responsibility, Capital Intensity, dan Kualitas Audit terhadap Penghindaran Pajak.
Yutaro dan Miftatah (2020)
a. CSR
berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak.
b. Capital Intensity dan kualitas audit tidak berpengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak.
3. The effect of ceo tenure, capital intensity, and company size on tax avoidance
Ulfa et al., (2021) a. Ceo tenure berpengaruh positif terhadap tax avoidance.
b. Capital intensity dan company size tidak berpengaruh terhadap tax avoidance.
21
4. Pengaruh komisaris independen, pertumbuhan penjualan, profitabilitas, leverage dan ukuran perusahaan terhadap tax avoidance.
Prasetyo dan Primasari (2021)
a. Ukuran perusahaan, profitabilitas, dan pertumbuhan penjualan
berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak.
b. Komisaris independen dan leverage tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak.
5. Pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan dan capital intensity terhadap tax avoidance.
Chen et al. (2020) a. Ukuran
perusahaan dan capital intensity berpengaruh positif terhadap tax avoidance.
b. Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap tax avoidance.
6. Pengaruh profitabilitas, leverage, dan ukuran perusahaan terhadap penghindaran pajak
Handayani (2018)
a. Leverage berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak.
b. Profitabilitas dan ukuran
perusahaan berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak.
7. Pengaruh leverage dan firm Barli (2018) Leverage dan firm
22
size terhadap penghindaran
pajak. size berpengaruh
positif terhadap penghindaran pajak.
8. Pengaruh karakteristik perusahaan, sales growth, dan corporate social
responsibility terhadap tax avoidance
Moeljono (2020) a. Ukuran perusahaan, umur perusahaan, sales growth, dan corporate social
responsibility berpengaruh positif terhadap tax avoidance.
b. Komite audit dan komisaris
independen berpengaruh negatif terhadap tax avoidance.
9. Pengaruh karakteristik perusahaan, sales growth dan corporate social
responsibility terhadap tax avoidance.
Mahanani et al., (2017)
a. Ukuran perusahaan, umur perusahaan, sales growth, dan corporate social
responsibility berpengaruh positif terhadap tax avoidance.
b. Komite audit, dan komisaris independen berpengaruh negatif terhadap tax avoidance.
10. Faktor-faktor yang
mempengaruhi penghindaran pajak pada perusahaan
Puspita dan Febrianti (2018)
Ukuran perusahaan, return on asset, leverage, sales
23
Manufaktur di Bursa Efek
Indonesia growth, intesitas
modal dan
komposisi komisaris berpengaruh
terhadap
penghindaran pajak 11.
Pengaruh profitabilitas, leverage dan komite audit pada tax avoidance
Antari dan Setiawan (2020)
a. Leverage berpengaruh positif terhadap tax avoidance b. Profitabilitas dan
komite audit tidak
berpengaruh terhadap tax avoidance.
12. Pengaruh leverage, komisaris independen dan corporate social responsibility terhadap penghindaran pajak
Fitri et al., (2019) Leverage, komisaris independen dan corporate social responsibility terhadap
penghindaran pajak.
13. Faktor-faktor yang
mempengaruhi tax avoidance pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia
Anggraeni dan Febrianti (2019)
a. Leverage, ukuran perusahaan, dan profitabilitas berpengaruh terhadap tax avoidance.
b. Ukuran KAP, komite audit, dan kepemilikan institusional tidak
berpengaruh terhadap tax avoidance.
24
2.3 Model Penelitian
Gambar 2. 1
Model Penelitian
2.4 Pengembangan Hipotesis Capital Intensity (X1)
Ukuran Perusahaan (X2)
Profitabilitas (X3)
Leverage (X4)
Corporate Social Responsibility (X6)
Komite Audit (X5)
Penghindaran Pajak (Y)
25
2.4.1 Capital intensity terhadap penghindaran pajak
Penelitian yang dilakukan Dharma et al (2017) di dalam Yutaro and Miftatah (2020) telah melakukan riset dan sudah mendapatkan hasil dengan melihat semakin besar aset tetap yang dimiliki suatu perusahaan maka semakin besar perusahaan dapat menghindari pajak.
Manajer berperan penting dalam penghindaran pajak, karena manajer merupakan pengambilan keputusan dalam pengelolaan pajak di suatu perusahaan.
Sehingga dalam hal ini manajer dapat memanfaatkan penyusutan aktiva tetap untuk mengurangi beban pajak perusahaan. Hal ini sesuai dengan penelitian Gula dan Mulyani (2020) dalam Ulfa et al., (2021) yang menjelaskan bahwa intensitas modal berpengaruh terhadap penghindaran pajak karena aktiva tetap yang besar akan memiliki beban penyusutan yang besar yang juga dapat digunakan sebagai penghindaran pajak. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dibentuk hipotesis sebagai berikut:
H1 : Capital intensity berpengaruh terhadap penghindaran pajak
2.4.2 Ukuran perusahaan terhadap penghindaran pajak
Di saat ukuran perusahaan meningkat menunjukkan bahwa aset tetap perusahaan juga meningkat, itu berarti saat aset tetap meningkat ada beban penyusutan yang harus dibayarkan dapat mengurangi laba yang diperoleh jika laba berkurang maka beban pajak yang dibayarkan pun berkurang atau mengecil,
26
di saat seperti itulah penghindaran pajak dilakukan oleh perusahaan. Fungsi ukuran perusahaan dapat digunakan sebagai pengganti karakteristik keuangan perusahaan.
Darmawan dan Sukartha (2014) ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak, semakin besar perusahaan, maka besar juga sumber daya yang dimiliki untuk mengelola beban pajaknya. Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak yang artinya besar ukuran perusahaan, maka semakin tinggi kegiatan penghindaran pajak yang dilakukan perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dibentuk hipotesis sebagai berikut:
H2 : Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap penghindaran pajak
2.4.3 Profitabilitas terhadap penghindaran pajak
Dewinta dan setiawan (2016) dalam Berkaitan dengan teori agensi, manajemen akan berusaha untuk mendapatkan laba yang besar atau dengan memalsukan laba sebelum untuk menghindari penghindaran pajak. Darmawan dan Sukartha (2014) membuktikan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak, perusahaan dengan profitabilitas yang tingi akan semakin jarang mengungkapkan kewajiban pajaknya.
Ifanda (2016), membuktikan pengaruh negatif profitabilitas terhadap penghindaran pajak, semakin tinggi profitabilitas maka semakin kecil kemungkinan perusahaan melakukan penghindaran pajak. Selain itu profitabilitas
27
menjadikan suatu pengukuran kinerja di perusahaan tersebut. Profitabilitas akan menunjukkan bagaimana perusahaan akan memperoleh laba dengan cara penjualan aset dan modal saham. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dibentuk hipotesis sebagai berikut:
H3 : Profitabilitas berpengaruh terhadap penghindaran pajak
2.4.4 Leverage terhadap penghindaran pajak
Leverage menunjukkan besarnya utang yang dipunyai suatu perusahaan untuk membiayai aktivitas operasinya. Rifka Siregar dan Dini Widyawati (2016) dalam Fitri et al (2019) bahwa semakin besar leverage perusahaan maka semakin tinggi melakukan penghindaran pajaknya. Semakin tinggi nilai rasio leverage, berarti semakin tinggi jumlah pendanaan dari utang tersebut. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dibentuk hipotesis sebagai berikut:
H4 : leverage berpengaruh terhadap penghindaran pajak
2.4.5 Komite audit terhadap penghindaran pajak
Komite audit merupakan komponen penting yang harus dipunyai perusahaan. Tugas dari komite audit adalah penghubung antara perusahaan dengan pihak eksternal auditor. Ardyansah (2014) mencoba menguji pengaruh antara komite audit terhadap penghindaran pajak dan memperoleh hasil
28
berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dibentuk hipotesis sebagai berikut:
H5 : Komite audit berpengaruh terhadap penghindaran pajak
2.4.6 Corporate social responsibility terhadap penghindaran pajak
Nurul Hidayati dan Fidiana (2017) menyatakan bahwa semakin besar kegiatan yang dilakukan perusahaan, maka akan menaikkan tindakan penghindaran pajak yang dilakukan oleh perusahaan. Adanya item CSR yang dilakukan oleh perusahaan merupakan pengeluaran beban sebagai biaya. Semakin besar tingkat kerja CSR di perusahaan, maka semakin rendah kemungkinan penghindaran pajak itu terjadi (Lanis dan Richardson, 2015 dalam Yutaro dan Miftatah 2020). Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dibentuk hipotesis sebagai berikut:
H6 : Corporate social responsibility berpengaruh terhadap penghindaran pajak
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian ini adalah kausalitas dengan menggunakan data kuantitatif. Penelitian kausalitas disusun untuk meneliti kemungkinan adanya hubungan sebab-akibat antara variabel-variabel yang ada. Dimana hubungan tersebut sudah dapat diprediksi oleh peneliti dan menyarankan klasifikasi variabel-variabel. Tujuan dari metode ini adalah untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen yang terdapat di model penelitian. Variabel independen ini adalah capital intensity, ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, komite audit dan corporate social responsibility. Variabel dependen yang digunakan ini adalah penghindaran pajak.
3.2 Obyek Penelitian
Objek penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama 2019 sampai dengan 2021. Dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yang dimana pemilihan sampel menggunakan kriteria tertentu. Kriteria perusahaan yang harus dipenuhi dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2019-2021.
23
24
2. Perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan keuangan tahunan secara konsisten dan berakhir pada 31 Desember 2019-2021.
3. Perusahaan manufaktur yang menggunakan mata uang rupiah pada 2019- 2021.
4. Perusahaan yang memiliki earnings before taxes positif.
5. Perusahaan yang memiliki nilai CETR 0-1.
3.3 Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya
3.3.1 Variabel Dependen
3.3.1.1 Penghindaran Pajak
Penghindaran pajak adalah suatu usaha pengurangan secara legal yang dilakukan dengan cara memanfaatkan ketentuan-ketentuan dibidang perpajakan secara optimal, seperti pengecualian dan pemotongan-pemotongan yang diperkenankan maupun manfaat hal-hal yang belum diatur dan kelemahan- kelemahan yang ada dalam peraturan perpajakan yang berlaku (Erly Suandy, 2013:17). Penghindaran pajak merupakan usaha yang bertujuan untuk mengurangi hutang pajak yang sifatnya legal, karena memiliki ketentuan yang tidak melanggar aturan peraturan perpajakan. Mardiasmo (2013) dalam Yutaro and Miftatah (2020) menjelaskan bahwa penghindaran pajak dapat meringankan beban pajak dengan tidak melanggar undang-undang. Pengukuran penghindaran pajak dalam penelitian ini menggunakan Effective Tax Rates (ETR). Rumus untuk menghitung penghindaran pajak sebagai berikut:
25
ETR= Cash paid for taxes Earningbefore taxes
3.3.2 Variabel Independen
3.3.2.1 Capital Intensity
Capital intensity merupakan investasi yang dilakukan perusahaan dalam bentuk aset tetap untuk menunjang jalannya kegiatan operasional perusahaan (Nugraha dan Mulyani 2019). Capital intensity menggambarkan seberapa besar aset yang dipunyai perusahaan yang sudah diinvestasikan ke dalam bentuk asset tetap. Capital intensity diukur dengan menggunakan total fixed aset dibagi total asset, atau dapat rumuskan sebagai berikut:
Total CAPIN =¿assets ¿
Totalassets
3.3.2.2 Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah skala atau nilai yang dapat mengklasifikasikan suatu perusahaan ke dalam kategori besar atau kecil berdasarkan total aset, log size, dan sebagainya. Penggunaan natural log (Ln) dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengurangi fluktuasi data yang berlebihan tanpa mengubah proporsi dari nilai asal yang sebenarnya (Nurfadilah et al., 2014). Secara umum ukuran perusahaan merupakan suatu unit kegiatan tertentu yang mengubah
26
sumber-sumber ekonomi menjadi lebih bernilai guna berupa barang atau jasa dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dan tujuan lainnya.
¿ln(Total Assets)
3.3.2.3 Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam mengelola keuntungan di waktu tertentu. Semakin besar laba perusahaan akan berdampak baik pada kinerja perusahaan tersebut, namun laba merupakan poin penting dalam pengenaan pajak, apabila semakin tinggi nilai laba dari suatu perusahaan hal ini akan berdampak pada besarnya beban pajak yang harus dikeluarkan oleh perusahaan (Eksandy dan Milasari 2019). Berikut untuk cara mengukur profitabilitas menggunakan rumus secara berikut:
ROA=Laba Bersih Setelah Pajak
Total Asset x 100 %
3.3.2.4 Leverage
Leverage adalah rasio yang mengukur seberapa banyak perusahaan menggunakan dana dari hutang, dalam penelitian ini leverage menggunakan perbandingan antara hutang dibagi ekuiti. Leverage bertujuan untuk mengukur rasio kemampuan hutang perusahaan baik jangka panjang maupun jangka pendek.
27
Kurniasih dan Sari (2013:58) dalam Moeljono (2020), leverage merupakan penambahan jumlah hutang yang mengakibatkan timbulnya pos biaya tambahan berupa bunga atau interest dan pengurangan beban pajak penghasilan wajib pajak badan. Rumus untuk menghitung leverage yaitu sebagai berikut:
DER=Total Liabilitas
Total Ekuitas x 100 %
3.3.2.5 Komite Audit
Komite audit merupakan komite tambahan yang sengaja dibentuk oleh dewan komisaris yang diharapkan menilai kewajaran metode dan asumsi yang digunakan dalam penyusunan informasi akuntansi dan terkait pajak yang diadopsi oleh manajer (Masripah et. al., 2015 dalam Antari dan Setiawan, 2020). Komite audit dalam penelitian ini diukur dengan melihat dari banyaknya jumlah komite audit yang dimiliki oleh perusahaan. Dapat di rumuskan sebagai berikut:
KA=Jumlah Seluruh Komite Audit
3.3.2.6 Corporate Social Responsibility
Corporate Social Responsibility adalah tanggung jawab sosial terhadap lingkungan sekitar yang dilakukan oleh sebuah perusahaan dalam bentuk berbagai kegiatan. Pengukuran variabel CSR ini dapat dilalakukan dengan cara membuat check list yang mengacu pada GRI (Global Report Initiative). Apabila item I
28
diungkangkan maka dapat diberikan nilai 1, sedangkan jika item I tidak dapat diungkapkan maka dapat diberikan nilai 0 pada check list (Pradipta &
Supriyadi,2015). Dalam penelitian ini menggunakan GRI G4 atau versi 4 yaitu jumlah item yang diungkapkan perusahaan sebanyak 91 item. Adapun rumus untuk menghitung CSR sebagai berikut:
CSR=∑ xij Nj
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dengan data sekunder. Dimana data sekunder ini merupakan data yang sudah tersedia yang digunakan oleh orang lain atau pihak lain. Data kuantitatif dalam penelitian ini diambil dari perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia). Data yang digunakan dimulai dengan periode 2019-2021 dari data laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar pada bursa efek indonesia yang diperoleh melalui website (www.idx.co.id).
3.5 Metode Analisis Data
3.5.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk menganalisa data dan memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kutosis dan skewness atau kemenangan (Ghozali, 2018). Melalui ukuran-ukuran statistik deskriptif yang
29
telah disebutkan, maka dapat ditentukan jenis pengolahan statistik ini sesuai dengan karakteristik data yang digunakan dalam penelitian ini.
3.5.2 Uji Kualitas Data
3.5.2.1 Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali 2018). Uji normalitas perlu dilakukan dalam penelitian ini dikarenakan peneliti menggunakan data sekunder dalam penelitian ini uji normalitas untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual distribusi normal salah satu uji statistik yang digunakan untuk mendeteksi normalitas data adalah uji one-sample kolmogorovsmirnov untuk menentukan apakah data yang digunakan dalam penelitian berdistribusi normal atau tidak dengan menggunakan uji one sampel kolmogorovsmirnov adalah sebagai berikut:
1. Jika nilai Asymp.Sig ≥ 0,05, maka data residual berdistribusi normal.
2. Jika nilai Asymp. Sig < 0,05, maka data residual tidak berdistribusi normal.
3.5.2.2 Uji Outlier
Menurut Ghozali (2018), outlier adalah kasus atau data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi
30
lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim baik untuk sebuah variabel tunggal atau variabel kombinasi. Adanya data outlier akan membuat analisis terhadap serangkaian data menjadi bias. Uji outlier terjadi disebabkan oleh kesalahan dalam pengambilan sampel, dan subjek yang tidak benar
Uji outlier digunakan untuk melihat nilai data observasi yang menyimpang jauh dari rata-rata, sehingga menyebabkan data penelitian menjadi tidak normal atau oulier. Menurut Ghozali (2018), untuk kasus sampel kecil (kurang dari 80), maka standar skor dengan nilai ≥ 2.5 dinyatakan oulier. Untuk sampel besar standar skor dinyatakan oulier jika nilainya pada kisaran 3 sampai 4. Jika standar skor tidak digunakan, maka kita dapat menentukan data oulier jika data tersebut nilainya lebih besar dari 2.5 standar deviasi atau antara 3 sampai 4 standar deviasi tergantung dari besarnya sampel.
3.5.3 Uji Asumsi Klasik
Model dalam penelitian ini regresi yang baik harus dapat memenuhi uji asumsi klasik. Yang dimana uji asumsi klasik yaitu uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heterokedastisitas dan uji autokorelasi.
3.5.3.1 Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal.
31
Ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Berikut ini penentuan terjadi atau tidaknya multikolonieritas :
1. Apabila nilai tolerance ≥ 0.1 dan variance inflation factor (VIF), maka tidak terjadi multikolonieritas.
2. Apabila nilai tolerance ≤ 0.1 dan variance inflation factor (VIF), maka terjadi multikolonieritas.
3.5.3.2 Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah seharusnya variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap atau bebas dari heteroskedastisitas (Ghozali 2018). Dalam penelitian ini, cara formal tidaknya heterokedastisitas adalah dengan menggunakan uji Glejser, yang meregsi nilai absolut residual terhadap variabel independen. Berikut penentuan terjadi atau tidak terjadinya heterokedastisitas sebagai berikut:
32
1. Jika Sig ≥ 0,05, maka tidak terjadi heterokedastisitas.
2. Jika Sig < 0,05, maka terjadi heterokedastisitas.
3.5.3.3 Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Dalam model regresi linier, jika terjadi korelasi maka terjadi problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Model regresi yang baik adalah terbebas dari masalah autokorelasi (Ghozali 2018). Penelitian ini menggunakan model uji breusch godfrey (BG), dengan acuan penentuan sebagai berikut:
1. Jika nilai sig ≥ 0.05, maka tidak terjadi autokorelasi.
2. Jika nilai sig < 0.05, maka terjadi autokorelasi.
3.5.4 Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis ini digunakan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara capital intensity, company size, profitabilitas, leverage, komite audit, corporate social responsibility terhadap penghindaran pajak. Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan linier sebagai berikut:
ETR = α + β1CAP_IN + β2SIZE + β3ROA + β4DER + β5KA + β6CSR + e
ETR : Penghindaran Pajak
33
α : Nilai Konstanta
β1 – β7 : Koefesien Regresi Linier
CAPIN : Capital Intesity
SIZE : Company Size
ROA : Profitabilitas
KA : Komite Audit
CSR : Corporate Social Responsibility
e : Error
3.5.4.1 Koefisien Korelasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model menjelaskan variasi variabel dependen. Nilai koefises determinasi antara nol dan satu. Ghozali (2018) menjelaskan bahwa analisa korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan hubungan linier antara dua variabel.
Korelasi tidak menunjukan hubungan fungsionel atau dengan kata lain analisis korelasi tidak membedakan antar variabel dependen dengan variabel independen.
Dalam penelitian ini analisa korelasi bertujuan untuk mengetahui lemahnya
34
hubungan antar variabel independen dengan variabel dependen. Untuk mengukur tingkat hubungan antar variabel ditentukan dengan kriteria sebagai berikut :
1. Jika nilai koefisien korelasi ≥ 0,05, maka hubungan antar variabel kuat.
2. Jika nilai koefisien korelasi < 0,05, maka hubungan antar variabel lemah.
3.5.4.2 Adj R2
Pada penelitian ini nilai Adjusted R2 ini akan menjadi tolak ukur untuk menghitung seberapa besar kemampuan dari model dapat menjelaskan variasi dari variabel dependen yang akan di uji pada sebuah penelitian. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel- variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel.
Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh terhadap variabel dependen ataupun tidak. Dalam penelitian yang menggunakan adjusted R2, ketika ada penambahan variabel yang baru dari luar model yang belum ada penelitian sebelumnya, maka nilai adjusted R2 akan mengalami perubahan naik atau turun sesuai dengan besarnya pengaruh variabel independen yang baru ditambahkan tersebut terhadap variabel dependen.
3.5.4.3 Uji F
35
Ghozali (2018) menguraikan bahwa uji F yang dikenal istilah uji signifikan simultan dilakukan untuk menentukan apakah model regresi layak atau tidak layak untuk digunakan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini kriteria yang digunakan dalam uji F sebagai berikut:
1. Jika nilai sig ≥ 0,05, maka model tidak fit sehingga tidak layak digunakan untuk penelitian.
2. Jika nilai sig < 0,05, maka model fit sehingga layak digunakan untuk penelitian.
3.5.4.4 Uji T
Ghozali (2018) menjelaskan bahwa uji T memiliki tujuan untuk mengetahui dari tiap-tiap variabel independen terhadap variabel dependen secara masing masing. Nilai signifikan menggunakan nilai alpha sebesar 5%. kriteria dalam melakukan uji T sebagai berikut :
1. Jika nilai signifikansi (Sig) ≥ 0,05, maka hipotesis variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
2. Jika nilai signifikasi (Sig) < 0,05, maka hipotesis variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.
DAFTAR REFRENSI
Anggraeni, Rosvita, and Meiriska Febrianti. 2019. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tax Avoidance Pada Perusahaan Manufaktur.” Jurnal Bisnis Dan Akuntansi 21 (1a-2): 185–92. http://jurnaltsm.id/index.php/JBA.
Antari, Ni Wayan Desi, and Putu Ery Setiawan. 2020. “Pengaruh Profitabilitas, Leverage Dan Komite Audit Pada Tax Avoidance.” E-Jurnal Akuntansi 30 (10): 2591. https://doi.org/10.24843/eja.2020.v30.i10.p12.
BARLI, HARRY. 2018. “Pengaruh Leverage Dan Firm Size Terhadap Penghindaran Pajak.” Jurnal Ilmiah Akuntansi Universitas Pamulang 6 (2):
223. https://doi.org/10.32493/jiaup.v6i2.1956.
Budianti, Shinta, and Khristina Curry. 2018. “Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Dan Capital Intensity Terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance).”
Prosiding Seminar Nasional Cendekiawan 4, Jakarta.
Chen, Hong, Heng Xu, Yenti Sumarni, Arif Siaha Widodo, Difa Ameliora Pujayanti, Ishatono Ishatono, Santoso Tri Raharjo, Nina Mia Aristi, and Ahmad Raf’ie Pratama. 2020. “Μ 2 -1,2-.” Al Intaj: Jurnal Ekonomi Dan Perbankan Syariah 6 (2): 159. https://doi.org/10.38035/JMPIS.
Dewi, Noor Mita. 2019. “Pengaruh Kepemilikan Institusional, Dewan Komisaris Independen Dan Komite Audit Terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance) Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2016.” MAKSIMUM: Media Akuntansi Universitas
Muhammadiyah Semarang 9 (1): 40–51.
36
37
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/MAX.
Fitri, Ari Wulan, Denny Putri Hapsarai, and Entis Haryadi. 2019. “Pengaruh Leverage, Komisaris Independen Dan Corporate Social Responsibility Terhadap Penghindaran Pajak.” Juma UNSERA, no. Vol. 1 No. 1: 20–30.
Hapsari Ardianti, Putu Novia. 2019. “Profitabilitas, Leverage, Dan Komite Audit Pada Tax Avoidance.” E-Jurnal Akuntansi 26 (2019): 2020.
https://doi.org/10.24843/eja.2019.v26.i03.p13.
Mahanani, Almaidah, Kartika Hendra Titisari, and Siti Nurlaela. 2017. “Pengaruh Karateristik Perusahaan, Sales Growth, Dan CSR Terhadap Tax Avoidance.”
Seminar Nasional IENACO, 732–42. http://hdl.handle.net/11617/8600.
Moeljono, Moeljono. 2020. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penghindaran Pajak.” Jurnal Penelitan Ekonomi Dan Bisnis 5 (1): 103–21.
https://doi.org/10.33633/jpeb.v5i1.2645.
Nugraha, Moehammad Iman, and Susi Dwi Mulyani. 2019. “Peran Leverage Sebagai Pemediasi Pengaruh Karakter Eksekutif, Kompensasi Eksekutif, Capital Intensity, Dan Sales Growth Terhadap Tax Avoidance.” Jurnal Akuntansi Trisakti 6 (2): 301. https://doi.org/10.25105/jat.v6i2.5575.
Prasetyo, Achmad Wahyu, and Nora Hilmia Primasari. 2021. “Pengaruh Komisaris Independen, Pertumbuhan Penjualan, Profitabilitas, Leverage Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Tax Avoidance.” Jurnal Akuntansi Dan Keuangan 10 (1): 1–18.
Profitabilitas, Pengaruh, and D A N Ukuran Perusahaan. 2018. “Mafiah Fitri
38
Handayani Titik Mildawati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia ( STIESIA ) Surabaya.”
PUSPITA, DEANNA, and MEIRISKA FEBRIANTI. 2018. “Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Penghindaran Pajak Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia.” Jurnal Bisnis Dan Akuntansi 19 (1): 38–46.
https://doi.org/10.34208/jba.v19i1.63.
“SPSS Imam Ghazali.Pdf.” n.d.
Ulfa, Evi Khusnita, Eny Suprapti, and Sri Wahjuni Latifah. 2021. “The Effect of CEO Tenure, Capital Intensity, and Firm Size On Tax Avoidance.” Jurnal Reviu Akuntansi Dan Keuangan 11 (1): 77–86.
https://doi.org/10.22219/jrak.v11i1.16140.
Yutaro, Masyithah Kenza Zoebar, and Desrir Miftatah. 2020. “Pengaruh Corporate Social Responsibility, Capital Intensity Dan Kualitas Audit Terhadap Penghindaran Pajak.” Jurnal Magister Akuntansi Trisakti 7 (1):
25–40.
Anggraeni, Rosvita, and Meiriska Febrianti. 2019. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tax Avoidance Pada Perusahaan Manufaktur.” Jurnal Bisnis Dan Akuntansi 21 (1a-2): 185–92. http://jurnaltsm.id/index.php/JBA.
Antari, Ni Wayan Desi, and Putu Ery Setiawan. 2020. “Pengaruh Profitabilitas, Leverage Dan Komite Audit Pada Tax Avoidance.” E-Jurnal Akuntansi 30 (10): 2591. https://doi.org/10.24843/eja.2020.v30.i10.p12.
39
BARLI, HARRY. 2018. “Pengaruh Leverage Dan Firm Size Terhadap Penghindaran Pajak.” Jurnal Ilmiah Akuntansi Universitas Pamulang 6 (2):
223. https://doi.org/10.32493/jiaup.v6i2.1956.
Budianti, Shinta, and Khristina Curry. 2018. “Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Dan Capital Intensity Terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance).”
Prosiding Seminar Nasional Cendekiawan 4, Jakarta.
Chen, Hong, Heng Xu, Yenti Sumarni, Arif Siaha Widodo, Difa Ameliora Pujayanti, Ishatono Ishatono, Santoso Tri Raharjo, Nina Mia Aristi, and Ahmad Raf’ie Pratama. 2020. “Μ 2 -1,2-.” Al Intaj: Jurnal Ekonomi Dan Perbankan Syariah 6 (2): 159. https://doi.org/10.38035/JMPIS.
Dewi, Noor Mita. 2019. “Pengaruh Kepemilikan Institusional, Dewan Komisaris Independen Dan Komite Audit Terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance) Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2016.” MAKSIMUM: Media Akuntansi Universitas
Muhammadiyah Semarang 9 (1): 40–51.
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/MAX.
Fitri, Ari Wulan, Denny Putri Hapsarai, and Entis Haryadi. 2019. “Pengaruh Leverage, Komisaris Independen Dan Corporate Social Responsibility Terhadap Penghindaran Pajak.” Juma UNSERA, no. Vol. 1 No. 1: 20–30.
Hapsari Ardianti, Putu Novia. 2019. “Profitabilitas, Leverage, Dan Komite Audit Pada Tax Avoidance.” E-Jurnal Akuntansi 26 (2019): 2020.
https://doi.org/10.24843/eja.2019.v26.i03.p13.
40
Mahanani, Almaidah, Kartika Hendra Titisari, and Siti Nurlaela. 2017. “Pengaruh Karateristik Perusahaan, Sales Growth, Dan CSR Terhadap Tax Avoidance.”
Seminar Nasional IENACO, 732–42. http://hdl.handle.net/11617/8600.
Moeljono, Moeljono. 2020. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penghindaran Pajak.” Jurnal Penelitan Ekonomi Dan Bisnis 5 (1): 103–21.
https://doi.org/10.33633/jpeb.v5i1.2645.
Nugraha, Moehammad Iman, and Susi Dwi Mulyani. 2019. “Peran Leverage Sebagai Pemediasi Pengaruh Karakter Eksekutif, Kompensasi Eksekutif, Capital Intensity, Dan Sales Growth Terhadap Tax Avoidance.” Jurnal Akuntansi Trisakti 6 (2): 301. https://doi.org/10.25105/jat.v6i2.5575.
Prasetyo, Achmad Wahyu, and Nora Hilmia Primasari. 2021. “Pengaruh Komisaris Independen, Pertumbuhan Penjualan, Profitabilitas, Leverage Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Tax Avoidance.” Jurnal Akuntansi Dan Keuangan 10 (1): 1–18.
Profitabilitas, Pengaruh, and D A N Ukuran Perusahaan. 2018. “Mafiah Fitri Handayani Titik Mildawati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia ( STIESIA ) Surabaya.”
PUSPITA, DEANNA, and MEIRISKA FEBRIANTI. 2018. “Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Penghindaran Pajak Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia.” Jurnal Bisnis Dan Akuntansi 19 (1): 38–46.
https://doi.org/10.34208/jba.v19i1.63.
“SPSS Imam Ghazali.Pdf.” n.d.
41
Ulfa, Evi Khusnita, Eny Suprapti, and Sri Wahjuni Latifah. 2021. “The Effect of CEO Tenure, Capital Intensity, and Firm Size On Tax Avoidance.” Jurnal Reviu Akuntansi Dan Keuangan 11 (1): 77–86.
https://doi.org/10.22219/jrak.v11i1.16140.
Yutaro, Masyithah Kenza Zoebar, and Desrir Miftatah. 2020. “Pengaruh Corporate Social Responsibility, Capital Intensity Dan Kualitas Audit Terhadap Penghindaran Pajak.” Jurnal Magister Akuntansi Trisakti 7 (1):
25–40.