• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No. 20 Tahun 2008, UMKM memiliki pengertiannya secara terpisah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No. 20 Tahun 2008, UMKM memiliki pengertiannya secara terpisah"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

Keyren Almanda – 00000030461 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut UU No. 20 Tahun 2008, UMKM memiliki pengertiannya secara terpisah sebagai berikut:

1. “Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagai berikut”:

a. “Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau”

b. “Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah)”.

2. “Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagai berikut”:

a. “Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau”

(2)

Keyren Almanda – 00000030461

2

“Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah)”.

3. “Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam UndangUndang dan juga memenuhi kriteria Usaha Menengah sebagai berikut”:

a. “Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau”

b. “Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah)”.

(3)

Keyren Almanda – 00000030461

3 Tabel 1.1

Perkembangan Data UMKM Tahun 2018-2019

Sumber: www.kemenkopukm.go.id

Pada Gambar 1.1 dapat dilihat bahwa jumlah unit usaha UMKM pada tahun 2019 mengalami peningkatan dari tahun 2018 sebesar 1.271.440 unit menjadi 65.471.134 unit usaha. “Para pelaku UMKM harus mampu mengelola usahanya dan aspek keuangannya dengan baik. Deputi Bidang Pengembangan SDM Kementrian Koperasi dan UKM, Rulli Nuryanto mengatakan bahwa masih banyak pelaku usaha UMKM yang masih tidak mencatat keuangannya secara tertib dan sesuai kaidah yang berlaku

(4)

Keyren Almanda – 00000030461

4 (www.news.okezone.com)”. Maka para pelaku UMKM harus melakukan pencatatan keuangan yang baik sesuai dengan aturan yang berlaku.

Menurut PMK RI No. 216/PMK .01/2017, “Kantor Jasa Akuntansi adalah badan usaha yang telah mendapatkan izin dari Menteri untuk memberikan jasa akuntansi kepada publik bagi Akuntan Berpraktik”. Para pelaku UMKM membutuhkan jasa akuntan profesional agar dapat menghasilkan laporan keuangan yang terpercaya bagi seluruh pihak. “Untuk membantu para pelaku UMKM, IAI telah menerbitkan SAK EMKM agar para pelaku UMKM dapat membuat laporan keuangannya secara tertib dan terpercaya” (www.news.okezone.com). Menurut IAI (2021), Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dibagi dalam 4 jenis, yaitu:

1. Standar Akuntansi Keuangan (SAK)

“Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang diterbitkan oleh Dewan Standar Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) dan Dewan Standar Syariah Ikatan Akuntan Indonesia (DSAS IAI) serta peraturan regulator pasar modal untuk entitas yang berada di bawah pengawasannya. Dasar pengukuran SAK adalah biaya historis, biaya kini, nilai realisasi neto, nilai wajar atau jumlah terpulihkan. Entitas pengguna pada SAK meliputi perusahaan yang memiliki akuntabilitas publik serta regulator yang berusaha menciptakan infrastruktur pengaturan yang dibutuhkan, khususnya dalam transaksi pasar modal”.

(5)

Keyren Almanda – 00000030461

5 2. Standar Akuntansi Syariah (SAS)

“Standar Akuntansi Syariah (SAS) adalah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Syariah yang ditujukan untuk entitas yang melakukan transaksi syariah baik entitas lembaga syariah maupun lembaga non syariah.

Pengembangan SAS dilakukan dengan mengikuti model SAK umum namun berbasis syariah dengan mengacu kepada fatwa MUI. SAS ini terdiri dari PSAK 100 sampai dengan PSAK 106 yang mencakup kerangka konseptual;

penyajian laporan keuangan syariah; akuntansi murabahah; musyarakah;

mudharabah; salam; istishna”.

3. Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

“Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) dimaksudkan untuk digunakan oleh Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP), yaitu entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit”. “Terdapat contoh penggunaan SAK ETAP yaitu Bank Pengkreditan Rakyat (BPR) dapat menggunakan SAK ETAP karena terdapat Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No.40/SEOJK.03/2017 yang berisikan tentang penetapan penggunaan Standar Akuntansi Keuangan bagi Bank Pengkreditan Rakyat”

(6)

Keyren Almanda – 00000030461

6 (Ojk.go.id, 2017). “SAK ETAP bertujuan untuk menciptakan fleksibilitas dalam penerapannya dan diharapkan memberi kemudahan akses ETAP kepada pendanaan dari perbankan. SAK ETAP merupakan SAK yang berdiri sendiri dan tidak mengacu pada SAK Umum, sebagian besar menggunakan konsep biaya historis; mengatur transaksi yang dilakukan oleh ETAP;

bentuk pengaturan yang lebih sederhana dalam hal perlakuan akuntansi dan relatif tidak berubah selama beberapa tahun.Dasar pengukuran pada SAK ETAP didasarkan pada biaya historis dan nilai wajar” (IAI, 2021).

4. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil dan Menengah (SAK EMKM)

“SAK EMKM disusun untuk memenuhi kebutuhan pelaporan keuangan entitas mikro, kecil, dan menengah. Undang-Undang No 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dapat digunakan sebagai acuan dalam mendefinisikan dan memberikan rentang kuantitatif EMKM. Standar ini ditujukan untuk digunakan oleh entitas yang tidak atau belum mampu memenuhi persyaratan akuntansi yang diatur dalam SAK ETAP. SAK EMKM disahkan pada tahun 2016 oleh DSAK IAI (Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia). Dasar pengukuran pada SAK EMKM didasarkan pada biaya historis. Entitas pengguna pada SAK EMKM adalah entitas yang memenuhi seluruh kriteria maupun karakteristik UMKM sesuai dengan yang dijelaskan pada Undang-Undang No 20 Tahun 2008. Pada SAK EMKM, laporan keuangan yang disusun terdiri atas laporan

(7)

Keyren Almanda – 00000030461

7 posisi keuangan pada akhir periode, laporan laba rugi selama periode, dan catatan atas laporan keuangan yang berisi tambahan dan rincian pos-pos tertentu yang relevan”.

Menurut PSAK No. 1 (2018), “Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomik”. “Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari:”

a. Laporan Posisi Keuangan (neraca) pada akhir periode

b. Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif lain selama periode c. Laporan Perubahan Ekuitas selama periode

d. Laporan Arus Kas selama periode

e. Catatan atas Laporan Keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lain; dan

f. Laporan Posisi Keuangan pada awal periode terdekat sebelumnya ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasikan pos-pos dalam laporan keuangannya.

(8)

Keyren Almanda – 00000030461

8 Dalam proses penyusunan laporan keuangan, terdapat beberapa tahapan dalam siklus akuntansi. Siklus akuntansi menurut (Weygandt, et al., 2019) terdiri dari 9 tahap, yaitu:

Gambar 1. 1Siklus Akuntansi

Dari tahap-tahap siklus akuntansi diatas, yang berkaitan dengan pekerjaan magang adalah (Weygandt, et al., 2019):

1. Analisis Transaksi Bisnis

“Transaksi bisnis merupakan peristiwa ekonomi bisnis yang dicatat oleh akuntan. Transaksi bisnis bersifat eksternal dan internal. Transaksi bisnis

1. Analisis Transaksi Bisnis

2. Membuat Jurnal Transaksi

3. Posting ke buku besar

4. Membuat neraca saldo

5. Membuat jurnal

& posting adjusting entries 6. Membuat

adjusted trial balance 7. Menyusun laporan keuangan 8. Membuat jurnal

& posting closing entries 9. Membuat closing

trial balance

(9)

Keyren Almanda – 00000030461

9 eksternal lebih melibatkan peristiwa ekonomi antara perusahaan dan beberapa perusahaan luar seperti pembelian bahan baku, pembayaran sewa, dan penjualan barang dan jasa. Sedangkan transaksi bisnis internal merupakan peristiwa yang terjadi akibat kegiatan ekonomi dalam suatu perusahaan seperti pembayaran gaji kepada karyawan”.

2. Membuat Jurnal Transaksi

“Jurnal merupakan sebuah catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat setiap transaksi yang terjadi (Weygandt, et al., 2019)”. Jurnal dibagi dalam dua jenis, yaitu jurnal umum dan jurnal khusus. “Jurnal umum merupakan jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi yang jarang atau tidak rutin seperti pembayaran pinjaman dan jurnal penyesuaian dan jurnal penutup pada akhir periode. Sedangkan jurnal khusus (special journal) merupakan jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi yang berulang seperti penjualan, penerimaan kas, pembelian, dan pengeluaran kas (Romney dan Steinbart, 2021)”.

“Faktur adalah dokumen yang dikeluarkan penjual untuk diserahkan kepada pembeli yang memuat informasi seperti jumlah barang, harga, diskon hingga ringkasan singkat tentang batas waktu antara penyerahan barang dan pembayaran” (Online Pajak, 2018). Terdapat dua jenis faktur menurut (Online Pajak, 2018), yakni:

1. Faktur Komersial

(10)

Keyren Almanda – 00000030461

10

“Faktur Komersial adalah dokumen yang berkaitan dengan transaksi barang/jasa”. Jika dilihat dari sisi penerbit, terdapat 2 jenis faktur, yaitu faktur penjualan dan faktur pembelian. Jika dilihat dari sisi fungsinya, terdapat beberapa jenis faktur, yakni”:

a. Faktur Biasa

“Faktur Biasa sering disebut sebagai Faktur Utuh atau Tagihan Penjualan. Informasi yang terkandung dalam Faktur Biasa hanya mencakup informasi yang sederhana seperti nama, alamat, mata uang, jumlah, harga barang dan tanggal transaksi”.

b. Faktur Proforma

“Faktur Proforma merupakan faktur yang dikirimkan sebelum barang diserahkan kepada pembeli agar konsumen dapat memperkirakan berapa nilai transaksi dan jumlah barang yang akan diterima. Faktur Proforma memiliki sifat yang sementara karena Faktur Proforma akan segera diganti dengan Faktur Biasa setelah barang telah diterima oleh konsumen”.

c. Faktur Konsuler

“Faktur Konsuler merupakan faktur yang menerangkan tentang pengiriman barang dengan informasi yang terkandung seperti nama pengirim, penerima barang, dan harga. Faktur Konsuler dapat diperoleh melalui perwakilan konsuler negara tujuan pengiriman dan harus disertifikasi oleh konsul negara tujuan. Faktur Konsuler diperlukan oleh

(11)

Keyren Almanda – 00000030461

11 beberapa negara untuk mengumpulkan pajak dan bea cukai dan Faktur Konsuler juga dapat mempercepat proses impor barang ke negara tujuan”.

2. Faktur Pajak

“Faktur Pajak merupakan dokumen yang dikeluarkan Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang menyerahkan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak (BKP atau JKP) sebagai bukti pungutan PPN yang telah dilakukan”. “Faktur Pajak memiliki masa berlaku selama 3 bulan sejak tanggal dibuat, lebih dari itu akan dianggap faktur pajak tersebut expired” (Online Pajak, 2019). Dilihat dari fungsinya, terdapat dua jenis Faktur Pajak, yakni (Online Pajak, 2018):

a. Faktur Pajak Keluaran

“Faktur Pajak Keluaran merupakan Faktur Pajak yang dibuat oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP) penjual untuk diberikan kepada lawan transaksi atau konsumen”.

b. Faktur Pajak Masukan

“Faktur Pajak Masukan merupakan Faktur Pajak yang diperoleh Pengusaha Kena Pajak (PKP) ketika melakukan pembelian atas BKP atau JKP dari PKP lawan transaksi. Faktur ini digunakan untuk melakukan pengkreditan pajak masukan oleh PKP pembeli.”

Dalam PSAK No. 2 (2018), “Setara kas merupakan investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek, yang dengan cepat dapat segera dikonversikan menjadi kas

(12)

Keyren Almanda – 00000030461

12 dalam jumlah yang dapat ditentukan dan memiliki risiko perubahan nilai yang tidak signifikan. Kas terdiri atas saldo kas (cash on hand) dan rekening giro (demand deposits).” “Kas menurut (Weygandt, et al., 2019) merupakan sumber daya yang terdiri dari koin, mata uang, cek, wesel, dan money on hand atau di deposit bank”.

Pada umumnya kas dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu kas kecil (petty cash) dan kas besar (cash in bank). “Kas besar (cash in bank) menurut (Accurate, 2021) merupakan jenis kas atau dana yang disiapkan untuk pengeluaran non rutin atau kegiatan yang membutuhkan jumlah nominal yang lebih besar”. “Kas kecil (petty cash) merupakan dana yang disimpan dalam perusahaan untuk mendanai pengeluaran tunai sehari-hari yang bersifat tidak material. Kas kecil memiliki dua metode pencatatan, yaitu” (IAI, 2019):

a. Metode Tetap (Imprest Method)

“Imprest Method merupakan mekanisme kas kecil dimana dana dipertahankan tetap. Setiap terdapat pengeluaran kas kecil, maka harus dibuat bukti pengeluaran tetapi tidak dijurnal. Jika jumlah kas kecil habis, maka akan dilakukan penggantian jumlah dana yang telah dipakai dan menjurnal seluruh bukti pengeluaran yang telah dibuat”.

b. Metode Berubah-Ubah (Fluctuating Method)

“Fluctuating Method merupakan mekanisme kas kecil yang tidak ditetapkan jumlah tertentu sehingga saldonya bervariasi dari waktu ke waktu. Setiap terdapat pengeluaran kas kecil, akan dibuat bukti pengeluaran dan jurnalnya.

(13)

Keyren Almanda – 00000030461

13 Lalu pergantian jumlah dana kas kecil juga tidak didasarkan pada jumlah yang terpakai, tetapi berdasarkan yang sering terjadi ditetapkan pada jumlah tertentu”.

“Aset tetap merupakan aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif dan aset tetap diperikirakan untuk digunakan selama lebih dari satu periode” (PSAK No. 16, 2021). “Aset tetap menurut (Kieso, et al., 2018) memiliki karakteristik utama, yakni”:

a. “Aset tetap dibeli untuk digunakan dalam kegiatan operasional, bukan untuk dijual kembali”.

b. “Aset tetap bersifat jangka panjang dan umumnya disusutkan”.

c. “Aset tetap memiliki unsur fisik”.

“Pada sebagian besar perusahaan menggunakan biaya historis sebagai dasar untuk menilai aset tetap yaitu untuk mengukur biaya perolehan aset berdasarkan kas dan biaya untuk membawa ke lokasi dan kondisi yang dibutuhkan agar dapat digunakan” (Kieso, et al., 2018). “Terdapat pengakuan biaya pada tipe-tipe aset tetap (Kieso, et al., 2018), yaitu”:

1. Land

“Seluruh pengeluaran yang dilakukan untuk perolehan tanah dan persiapan untuk digunakan, seperti”:

(14)

Keyren Almanda – 00000030461

14 a. “Biaya pembelian”

b. “Biaya penutupan, seperti hak atas tanah, biaya pengacara, dan biaya pencatatan”

c. “Biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan tanah dalam kondisi untuk penggunaan yang dimaksudkan seperti pembentukan permukaan tanah, peninggian tanah, pengeringan tanah, dan pembersihan tanah”

d. “Biaya atas asumsi hak gadai, hipotek, atau sitaan atas properti”

e. “Biaya atas setiap perbaikan lahan tambahan atau land improvement yang memiliki umur yang tidak terbatas”

2. Building

“Seluruh pengeluaran yang terkait langsung dengan biaya perolehan atau konstruksinya, seperti”:

a. “Biaya bahan baku, upah tenaga kerja, biaya overhead yang terjadi selama konstruksi”

b. “Biaya jasa profesional dan izin bangunan”

3. Equipment

a. “Biaya pembelian”

b. “Biaya pengangkutan dan penanganan yang terjadi”

c. “Biaya asuransi peralatan selama dalam perjalanan”

d. “Biaya pembuatan pondasi khusus jika diperlukan”

e. “Biaya perakitan dan pemasangan”

f. “Biaya pelaksanaan uji coba peralatan”

(15)

Keyren Almanda – 00000030461

15

“Untuk setiap hasil dari penjualan barang yang dihasilkan pada saat pembawaan peralatan ke lokasi dan kondisi untuk penggunaan yang dimaksudkan seperti sampel yang dihasilkan pada saat uji coba peralatan harus mengurangi biaya peralatan”.

4. Self-Constructed Assets

“Dalam pembangunan aset, perusahaan memiliki dua cara untuk meng- handle biaya overhead, seperti”:

a. “Menetapkan bahwa tidak terdapat biaya overhead yang dikeluarkan pada saat pembangunan aset”

b. “Menetapkan porsi dari biaya overhead yang akan digunakan pada saat proses pembangunan aset”

Menurut PSAK No. 16 (2021), “Setiap bagian dari aset tetap yang memiliki biaya perolehan yang cukup signifikan terhadap total biaya perolehan seluruh aset tetap didepresiasikan secara terpisah”. “Penyusutan merupakan proses pengalokasian beban dari biaya aset tetap selama masa manfaatnya. Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi perhitungan depresiasi yaitu biaya perolehan, umur manfaat, dan nilai sisa” (Weygandt, et al., 2019).

“Terdapat tiga metode depresiasi aset tetap menurut (Weygandt, et al., 2019), yaitu”:

a. Straight-Line Method

(16)

Keyren Almanda – 00000030461

16

“Penyusutan pada metode garis lurus diukur dengan berlalunya waktu dan perusahaan juga harus menentukan biaya yang dapat disusutkan. Biaya yang dapat disusutkan adalah biaya perolehan aset dikurangi dengan nilai residunya (nilai sisa)”.

b. Units-of-Activity Method

“Penyusutan pada metode unit aktivitas sangat cocok untuk mesin pabrik.

Masa manfaat pada metode unit aktivitas dinyatakan dalam total unit produksi atau penggunaan yang diharapkan dari aset tersebut”.

c. Declining-Balance Method

“Penyusutan pada metode saldo menurun menghasilkan penurunan beban penyusutan tahunan selama masa manfaat aset. Perusahaan menghitung beban penyusutan dengan mengalikan nilai buku pada awal tahun dengan tingkat penyusutan saldo menurun”.

“Rekonsiliasi bank menurut (Kieso, et al., 2018) merupakan jadwal yang menjelaskan perbedaan antara catatan bank dan catatan kas perusahaan”. “Rekonsiliasi bank diperlukan dikarenakan saldo pencatatan antara kas perusahaan dengan bank jarang sama pada waktu tertentu. Perbedaan pencatatan atas saldo tersebut disebabkan karena keterlambatan waktu yang menghalangi salah satu pihak untuk mencatat transaksi pada periode yang sama dan kesalahan salah satu pihak dalam pencatatan transaksi (Weygandt, et al., 2019)”. Terdapat beberapa item rekonsiliasi bank menurut (Weygandt, et al., 2019), yaitu:

(17)

Keyren Almanda – 00000030461

17 a. “Deposit in Transit: membandingkan deposit yang terdapat pada laporan bank dengan catatan perusahaan dimana perusahaan telah mencatat transaksi setoran kas tersebut, tetapi dari pihak bank baru dicatat pada bulan berikutnya”.

b. “Outstanding Check: cek yang diterbitkan oleh perusahaan yang telah dicatat oleh perusahaan tetapi belum dicatat oleh bank”.

c. “Bank Errors: kesalahan catat yang dibuat oleh bank yang ditemukan pada langkah sebelumnya”.

d. “Other Deposit: membandingkan deposit yang terdapat pada laporan bank dengan catatan perusahaan sehingga setiap jumlah yang tidak tercatat pada catatan perusahaan harus ditambahkan pada saldo buku perusahaan”.

e. “Other Payment: membandingkan deposit yang terdapat pada laporan bank dengan catatan perusahaan sehingga setiap pembayaran lain yang tidak tercatat maka harus dikurangkan dari saldo buku perusahaan agar pencatatan perusahaan sesuai dengan catatan bank”.

f. “Book Errors: kesalahan catat yang dilakukan oleh depositor yang telah ditemukan pada langkah sebelumnya sehingga saldo antara bank dan perusahaan tidak sesuai”.

“Pengeluaran kas pada perusahaan biasa dipakai untuk berbagai jenis pembayaran yaitu untuk membayar biaya, kewajiban dan membeli aset. Pada umumnya, internal control atas pengeluaran kas akan lebih efektif ketika perusahaan

(18)

Keyren Almanda – 00000030461

18 membayar dengan cek atau transfer dana elektronik dibandingkan dengan uang tunai (Weygandt, et al., 2019)”. Terdapat prinsip – prinsip atas internal control untuk pengeluaran kas menurut (Weygandt, et al., 2019), yaitu:

a. “Terdapat pembentukan tanggung jawab sehingga hanya satu orang saja yang ditunjuk yang dapat menandatangani cek dan menyetujui vendor”.

b. “Terdapat pemisahan tugas sehingga terdapat orang yang berbeda untuk menyetujui dan melakukan pembayaran; dan melakukan penandatanganan cek”.

c. “Terdapat prosedur dokumentasi yaitu menggunakan cek yang telah diberi nomor secara berurutan, setiap cek harus memiliki faktur yang telah disetujui, mewajibkan para karyawan untuk menggunakan kartu kredit perusahaan agar biaya yang digunakan dapat diganti, dan memberi stempel pada faktur jika telah dibayar.”

d. “Melakukan kontrol fisik seperti menyimpan cek kosong di brankas dengan akses yang terbatas dan melakukan cetak jumlah cek dengan mesin yang tintanya tidak dapat terhapuskan”.

e. “Melakukan verifikasi internal secara independen dengan membandingkan cek dengan faktur dan melakukan rekonsiliasi laporan bank secara bulanan”.

f. “Melakukan control atas sumber daya manusia yaitu dengan mewajibkan karyawan mengambil cuti, melakukan pemeriksaan latar belakang pada

(19)

Keyren Almanda – 00000030461

19 karyawan, dan melakukan pengawasan terhadap karyawan yang memegang kas”.

Pada umumnya perusahaan dagang memiliki persediaan dalam kegiatan bisnisnya. Menurut PSAK No. 14 (2021), “persediaan merupakan aset yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal, dalam proses produksi untuk penjualan tersebut, atau dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa”. Terdapat dua metode pencatatan persediaan yang digunakan oleh perusahaan menurut (Weygandt, et al., 2019) , yakni:

a. Perpetual system

Dalam perpetual system, perusahaan melakukan pencatatan secara rinci setiap terjadinya transaksi pembelian dan penjualan persediaan. Pencatatan tersebut dilakukan secara terus menerus yang akan menunjukkan persediaan yang harus ada pada setiap itemnya. Perusahaan juga harus menentukan harga pokok penjualan setiap terjadinya penjualan. Berikut merupakan pencatatan jurnal pembelian atas inventory menggunakan perpetual system:

Jurnal pembelian Jurnal retur pembelian

Inventory Cash/Accounts Payable

Cash/Accounts Payable Inventory

(20)

Keyren Almanda – 00000030461

20 Jurnal biaya pengiriman yang

dibayarkan oleh pembeli

Jurnal biaya pengiriman yang dibayarkan oleh penjual

Inventory Freight Out

Cash Cash

Jurnal saat pembayaran dan mendapatkan potongan pembelian

Jurnal saat pembayaran tetapi tidak mendapatkan potongan

pembelian Accounts Payable Accounts Payable

Cash Cash

Inventory

Berikut merupakan jurnal penjualan atas inventory menggunakan perpetual system:

Jurnal penjualan

Cash/Accounts Receivable Cost of Goods Sold

Sales Revenue Inventory

Jurnal retur penjualan Sales Return and Allowances Inventory

Cash/Accounts Receivable Cost of Goods Sold

(21)

Keyren Almanda – 00000030461

21 Jurnal potongan penjualan

Cash

Sales Discount

Accounts Receivable

b. Periodic system

Dalam periodic system, perusahaan tidak melakukan pencatatan persediaan barang secara rinci selama periode tersebut sehingga perusahaan menentukan harga pokok penjualan pada akhir periode. Perusahaan juga melakukan perhitungan persediaan fisik untuk menentukan harga pokok persediaan yang ada. Berikut merupakan pencatatan jurnal pembelian atas inventory menggunakan periodic system:

Jurnal pembelian Jurnal retur pembelian

Purchase Cash/Accounts Payable

Cash/Accounts Payable Purchase Returns and Allowances

Jurnal biaya pengiriman dibayarkan oleh pembeli

Jurnal biaya pengiriman dibayarkan oleh penjual

Freight In Freight Out

Cash Cash

(22)

Keyren Almanda – 00000030461

22 Jurnal potongan pembelian

Accounts Payable

Purchase Discount Cash

Berikut merupakan pencatatan jurnal penjualan atas inventory menggunakan periodic system:

Jurnal penjualan Jurnal retur penjualan Cash/Accounts Receivable Sales Returns and Allowances

Sales Revenue Cash/Accounts Receivable

Jurnal potongan penjualan Cash

Sales Discounts

Accounts Receivable

Dalam proses penyusunan laporan keuangan akan menjadi lebih mudah jika dengan menggunakan sistem informasi akuntansi (SIA). “Sistem informasi akuntansi menurut (Romney dan Steinbart, 2021) merupakan suatu sistem yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan dan memproses data untuk menghasilkan informasi bagi pengambil keputusan. Terdapat 4 siklus dalam sistem informasi akuntansi yang terjadi

(23)

Keyren Almanda – 00000030461

23 dalam suatu bisnis, yaitu siklus pendapatan (revenue cycle), siklus pengeluaran (expenditure cycle), siklus produksi (production cycle), dan siklus sumber daya manusia dan daftar upah (human resource management and payroll cycle)”. Dalam pelaksanaan kerja magang, terdapat 3 siklus sistem informasi akuntansi yang digunakan (Romney dan Steinbart, 2021), yaitu:

a. Siklus Pendapatan (Revenue Cycle)

“Siklus Pendapatan merupakan serangkaian aktivitas bisnis yang dilakukan secara berulang dan operasi pemrosesan data yang berulang terkait dengan penyediaan barang dan jasa kepada pelanggan dan menerima kas sebagai pembayaran dari penjualan tersebut. Tujuan utama dari siklus pendapatan adalah untuk menyediakan produk yang tepat di tempat yang tepat pada waktu yang tepat dan dengan harga yang tepat. Dalam siklus pendapatan terdapat 4 aktivitas yang dilakukan, yakni”:

1. Penerimaan Pesanan dari Pelanggan (Sales Order Entry)

“Bagian penjualan menerima pesanan dari pelanggan dan melaporkannya ke bagian pemasaran. Terdapat dokumen yang dibuat mengenai penerimaan pesanan penjualan dari pelanggan yang harus mencantumkan nomor item, jumlah, harga, dan persyaratan penjualan yang disebut sales order document. Dalam proses ini terdapat 3 tahap, yaitu”:

a) “Menerima pesanan pelanggan”

(24)

Keyren Almanda – 00000030461

24 b) “Menyetujui dan memeriksa batas kredit pelanggan”

c) “Memeriksa ketersediaan persediaan”

2. Pengiriman (Shipping)

“Dalam aktivitas ini adalah dengan memenuhi pesanan pelanggan dan mengirimkan barang dagangan yang diinginkan. Dalam tahap ini terdapat dua jenis dokumen, yaitu packing slip yang merupakan dokumen yang mencantumkan jumlah dan deskripsi setiap item yang disertakan dalam pengiriman dan bill of lading yang merupakan sebuah kontrak hukum yang mendefinisikan tanggung jawab untuk barang yang sedang dalam perjalanan. Dalam proses ini memiliki 2 langkah, yaitu (1) pengambilan dan pengemasan pesanan dan (2) pengiriman pesanan.

Departemen gudang dan departemen pengiriman bertanggung jawab penuh dalam aktivitas ini”.

3. Penagihan (Billing)

“Dalam aktivitas ini melibatkan pada penagihan pelanggan dan melibatkan dua tugas yaitu penagihan piutang dan memperbaharui saldo akun piutang yang dilakukan oleh dua unit terpisah dalam departemen akuntansi. Dalam tahap ini terdapat dokumen yang memberi tahu pelanggan mengenai jumlah penjualan dan informasi pembayaran yang disebut dengan sales invoice”.

4. Penerimaan Kas (Cash Collection)

(25)

Keyren Almanda – 00000030461

25

“Dalam aktivitas ini adalah melakukan penerimaan dan memproses pembayaran dari pelanggan dengan melihat remittance list. Remittance list merupakan dokumen yang mengidentifikasi nama dan jumlah seluruh pengiriman uang pelanggan, dan mengirimkannya ke bagian piutang”.

b. Siklus Pengeluaran (Expenditure Cycle)

“Siklus Pengeluaran merupakan serangkaian aktivitas bisnis yang dilakukan secara berulang dan operasi pemrosesan informasi terkait dengan pembelian dan pembayaran barang dan jasa. Tujuan utama dari siklus pengeluaran adalah untuk meminimalkan total biaya untuk memperoleh dan memelihara persediaan, perlengkapan, dan berbagai layanan yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan. Dalam siklus pengeluaran terdapat 4 aktivitas yang dilakukan, yakni”:

1. Melakukan pemesanan bahan baku, perlengkapan, dan jasa

“Dalam aktivitas ini melibatkan untuk mengidentifikasikan apa, kapan, dan berapa banyak yang akan dibeli, dan kemudian memilih dari pemasok mana yang akan dibeli. Dalam proses ini melibatkan dokumen yaitu purchase requisition dan purchase order. Purchase requisition merupakan dokumen elektronik yang menjelaskan mengenai lokasi pengiriman dan tanggal yang dibutuhkan, deskripsi dan kuantitas barang, harga setiap barang yang dipesan dan juga merekomendasikan supplier. Sedangkan purchase order merupakan dokumen yang secara

(26)

Keyren Almanda – 00000030461

26 resmi meminta supplier untuk menjual dan mengirimkan produknya dengan harga yang telah ditentukan, dan memuat perjanjian (kontrak) untuk melakukan pembayaran dan menjadi kontrak setelah supplier menerima dokumen tersebut”.

2. Menerima bahan baku, perlengkapan, dan jasa

“Dalam aktivitas ini, departemen penerimaan bertanggung jawab untuk menerima pengiriman dari supplier dan melaporkannya pada departemen penyimpanan persediaan berupa receiving report.

Receiving report merupakan sebuah dokumen yang mencatat rincian tentang setiap pengiriman yang berisi tanggal diterima, nama pengirim, nama supplier, dan jumlah barang yang diterima”.

3. Menyetujui faktur dari pemasok

“Ketika faktur pemasok telah diterima, departemen utang bertanggung jawab untuk mencocokkan pesanan pembelian dengan laporan penerimaan yang sesuai. Kombinasi dari faktur pemasok, pesanan pembelian dan laporan penerimaan akan menciptakan voucher package yang akan digunakan untuk mengesahkan pembayaran ke supplier.

Terdapat dua cara untuk memproses faktur pemasok, yaitu”:

a) Sistem nonvoucher

“Sistem nonvoucher merupakan sebuah metode untuk memproses utang usaha dimana setiap faktur yang disetujui akan

(27)

Keyren Almanda – 00000030461

27 di posting ke catatan pemasok individu dalam file utang usaha dan kemudian akan disimpan dalam file faktur terbuka”.

b) Sistem voucher

“Sistem voucher merupakan sebuah metode untuk memproses utang usaha yang mana disbursement voucher disiapkan sebagai ganti mem-posting faktur langsung ke catatan pemasok di buku besar pembantu utang. Disbursement voucher merupakan dokumen yang mengidentifikasi supplier, mencantumkan faktur terutang, dan menunjukkan jumlah yang harus dibayar setelah dikurangi discount dan allowances yang berlaku”.

4. Pengeluaran kas

“Dalam aktivitas ini adalah melakukan pembayaran kepada supplier.

Pada proses ini kasir akan melaporkan kepada bendahara yang bertanggung jawab untuk membayar supplier. Pembayaran akan dilakukan ketika departemen utang mengirimkan voucher package kepada kasir”.

c. Siklus Manajemen Sumber Daya Manusia dan Penggajian (Human Resources Management and Payroll Cycle)

“Siklus Manajemen Sumber Daya Manusia dan Penggajian merupakan serangkaian aktivitas bisnis yang dilakukan secara berulang dan operasi pemrosesan data terkait dengan pengelolaan tenaga kerja karyawan secara efektif yang mana karyawan akan direkrut dan dipekerjakan, diberikan

(28)

Keyren Almanda – 00000030461

28 pelatihan, diberikan kompensasi, dievaluasi, dan diberhentikan dari pekerjaan baik secara sukarela maupun tidak sukarela”.

Terdapat beberapa jenis sistem informasi akuntansi (SIA) yang digunakan oleh perusahaan dan salah satunya adalah Accurate. “Accurate merupakan software akuntansi yang dirancang untuk mempermudah pengelolaan data keuangan dengan tingkat akurasi yang tinggi sehingga dapat menghasilkan laporan keuangan lebih cepat yang dapat digunakan oleh berbagai jenis usaha dari usaha kecil hingga menengah (softwareaccuratejkt.com)”.

1.2 Maksud dan Tujuan Magang

Program kerja magang merupakan salah satu mata kualih prasyarat yang wajib dilakukan oleh seluruh mahasiswa akuntansi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Program kerja magang yang dilaksanakan memiliki banyak manfaat seperti:

1. Memperoleh pemahaman lebih dalam penggunaan sistem informasi akuntansi seperti accurate

2. Meningkatkan rasa tanggung jawab dan sikap disiplin dalam bekerja

3. Meningkatkan kemampuan bekerja sama, berkomunikasi dan rasa profesionalitas dengan rekan kerja

4. Mendapatkan pengalaman kerja pada bidang accounting dengan melakukan peng-input an faktur penjualan; faktur pembelian; pembayaran utang;

(29)

Keyren Almanda – 00000030461

29 pelunasan piutang; pembayaran biaya; daftar aset tetap, membuat jurnal kas kecil, dan membuat data compliment.

1.3 Waktu dan Prosedur Pelaksanaan Kerja Magang

1.3.1 Waktu Pelaksanaan Kerja Magang

Pelaksanaan kerja magang dilakukan pada tanggal 21 Juni 2021 sampai dengan 27 Agustus 2021 di Kantor Jasa Akuntan Febrian Kwarto – CPA Center sebagai accounting staff. Kerja magang dilaksanakan dari Senin – Jumat dengan jam operasional dari pukul 08.00 sampai dengan pukul 17.00. Kerja magang dilakukan secara Work From Home dan juga Work From Office dikarenakan adanya pandemi.

Kerja magang ini dilaksanakan dengan membantu para Junior Accountant dan Senior Accountant dalam mengerjakan tugasnya.

1.3.2 Prosedur Pelaksanaan Kerja Magang

Dalam pelaksanaan kerja magang terdapat prosedur-prosedur yang harus dilakukan sesuai dengan ketentuan pada Buku Panduan Kerja Magang Program Studi Akuntansi Universitas Multimedia Nusantara sebagai berikut:

1. Tahap Pengajuan

a. Mahasiswa/i mengajukan permohonan dengan mengisi formulir pengajuan kerja magang (KM-01) sebagai acuan pembuatan Surat Pengantar Kerja Magang yang ditujukan kepada perusahaan yang dimaksud dengan

(30)

Keyren Almanda – 00000030461

30 ditandatangani oleh Ketua Program Studi dan formulir KM-01 dan formulir KM-02 dapat diperoleh dari program studi;

b. Surat Pengantar Kerja Magang dianggap sah, apabila telah ditandatangani dan dilegalisir oleh Ketua Program Studi.

c. Ketua Program Studi menunjuk seorang dosen pada program studi yang bersangkutan sebagai pembimbing kerja magang.

d. Mahasiswa/i diperkenankan mengajukan usulan tempat kerja magang kepada Ketua Program Studi.

e. Mahasiswa/i menghubungi calon perusahaan tempat kerja magang dengan dibekali surat pengantar kerja magang (Form KM-01).

f. Jika permohonan untuk memperoleh kesempatan magang ditolak, mahasiswa/i mengulang prosedur dari poin b, c dan d, dan izin baru akan diterbitkan untuk mengganti izin lama. Jika permohonan diterima, mahasiswa/i melaporkan hasilnya kepada Koordinator Magang

g. Mahasiswa/i dapat mulai melaksanakan kerja magang apabila telah menerima surat balasan bahwa mahasiswa bersangkutan diterima kerja magang (Form KM-02) pada perusahaan yang dimaksud yang ditujukan kepada Koordinator Magang

h. Apabila mahasiswa/i telah memenuhi semua persyaratan kerja magang, mahasiswa akan mendapatkan: Kartu Kerja Magang (Form KM-03), Formulir Kehadiran Kerja Magang (Form KM-04), Formulir Realisasi

(31)

Keyren Almanda – 00000030461

31 Kerja Magang (Form KM-05) dan Formulir Laporan Penilaian Kerja Magang (Form KM-06).

2. Tahap Pelaksanaan

a. Sebelum mahasiswa/i melakukan Kerja Magang di perusahaan, mahasiswa diwajibkan menghadiri perkuliahan Kerja Magang yang dimaksudkan sebagai pembekalan. Perkuliahan pembekalan dilakukan sebanyak 3 kali tatap muka. Jika mahasiswa/i tidak dapat memenuhi ketentuan kehadiran tersebut tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan, mahasiswa akan dikenakan penalti dan tidak diperkenankan melaksanakan praktik kerja magang di perusahaan pada semester berjalan, serta harus mengulang untuk mendaftar kuliah pembekalan magang pada periode berikutnya.

b. Pada perkuliahan Kerja Magang, diberikan mata kuliah yang bersifat petunjuk teknis kerja magang dan penulisan laporan kerja magang, termasuk di dalamnya perilaku mahasiswa di perusahaan. Adapun rincian materi kuliah adalah sebagai berikut:

Pertemuan 1: Sistem dan prosedur kerja magang, perilaku dan komunikasi

mahasiswa dalam perusahaan

Pertemuan 2: Struktur organisasi perusahaan, pengumpulan data (sistem

dan prosedur administrasi operasional perusahaan, sumberdaya); analisis kelemahan dan keunggulan (sistem, prosedur dan efektivitas administrasi serta operasional, efisiensi penggunaan sumber daya, pemasaran perusahaan, keuangan perusahaan).

(32)

Keyren Almanda – 00000030461

32 Pertemuan 3: Cara penulisan laporan, ujian kerja magang dan penilaian,

cara presentasi dan tanya jawab.

c. Mahasiswa/i bertemu dengan dosen pembimbing untuk pembekalan teknis lapangan. Mahasiswa/i melaksanakan kerja magang di perusahaan di bawah bimbingan seorang karyawan tetap di perusahaan/instansi tempat pelaksanaan kerja magang yang selanjutnya disebut sebagai Pembimbing Lapangan. Dalam periode ini mahasiswa belajar bekerja dan menyelesaikan tugas yang diberikan, mahasiswa berbaur dengan karyawan dan staff perusahaan agar mahasiswa ikut merasakan kesulitan dan permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas di tempat kerja magang. Jika di kemudian hari ditemukan penyimpanganpenyimpangan (mahasiswa melakukan kerja magang secara fiktif), terhadap mahasiswa/i yang bersangkutan dapat dikenakan sanksi diskualifikasi dan sanksi lain sebagaimana aturan universitas, serta mahasiswa/i diharuskan mengulang proses kerja magang dari awal.

d. Mahasiswa/i harus mengikuti semua peraturan yang berlaku di perusahaan/instansi tempat pelaksanaan Kerja Magang.

e. Mahasiswa/i bekerja minimal di satu bagian tertentu di perusahaan sesuai dengan bidang studinya. Mahasiswa/i menuntaskan tugas yang diberikan oleh Pembimbing Lapangan di perusahaan atas dasar teori, konsep, dan pengetahuan yang diperoleh di perkuliahan. Mahasiswa/i mencoba

(33)

Keyren Almanda – 00000030461

33 memahami adaptasi penyesuaian teori dan konsep yang diperolehnya di perkuliahan dengan terapan praktisnya.

f. Pembimbing Lapangan memantau dan menilai kualitas dan usaha kerja magang mahasiswa/i.

g. Sewaktu mahasiswa/i menjalani proses kerja magang, koordinator Kerja Magang beserta dosen pembimbing Kerja Magang memantau pelaksanaan Kerja Magang mahasiswa/i dan berusaha menjalin hubungan baik dengan perusahaan. Pemantauan dilakukan baik secara lisan maupun tertulis.

3. Tahap Akhir

a. Setelah Kerja Magang di perusahaan selesai, mahasiswa/i menuangkan temuan serta aktivitas yang dijalankannya selama kerja magang dalam laporan kerja magang dengan bimbingan dosen Pembimbing Kerja Magang.

b. Laporan kerja magang disusun sesuai dengan standar format dan struktur laporan kerja magang Universitas Multimedia Nusantara.

c. Dosen pembimbing memantau laporan final sebelum mahasiswa/i mengajukan permohonan ujian kerja magang. Laporan kerja magang harus mendapat persetujuan dari Dosen Pembimbing dan diketahui oleh Ketua Program Studi. Mahasiswa/i menyerahkan laporan Kerja Magang kepada Pembimbing Lapangan dan meminta Pembimbing Lapangan mengisi formulir penilaian pelaksanaan kerja magang (Form KM-06).

(34)

Keyren Almanda – 00000030461

34 d. Pembimbing Lapangan mengisi formulir kehadiran kerja magang (Form KM-04) terkait dengan kinerja mahasiswa/i selama melaksanakan kerja magang.

e. Pembimbing Lapangan memberikan surat keterangan perusahaan yang menjelaskan bahwa mahasiswa/i yang bersangkutan telah menyelesaikan tugasnya.

f. Hasil penilaian yang sudah diisi dan ditandatangani oleh Pembimbing Lapangan di perusahaan/instansi untuk dikirim secara langsung kepada Koordinator Magang atau melalui mahasiswa/i yang bersangkutan dalam amplop tertutup untuk disampaikan kepada Koordinator Magang.

g. Setelah mahasiswa/i melengkapi persyaratan ujian kerja magang, Koordinator Kerja Magang menjadwalkan ujian Kerja Magang.

h. Mahasiswa/i menghadiri ujian kerja magang dan mempertanggung jawabkan laporannya pada ujian kerja magang.

Referensi

Dokumen terkait

Peningkatan kemampuan membaca permulaan ini terlihat dari anak sudah mampu mampu mengurutkan huruf abjad, mampu menyebutkan lambang atau simbol huruf vokal, mampu menyebutkan

Hasil pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) Tahun 2013 tersebut terdiri dari: 1) Ringkasan Eksekutif Hasil Pemeriksa atas LKPP Tahun 2013; 2) LHP atas LKPP

atau perlakuan yang dilakukan untuk seorang atau masyarakat juga dipaparkan sebagai penatalaksanaan. Intervensi yang dilakukan yaitu memberikan terapi seduhan air

Ketua Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif FK-USU Medan beserta staf, atas kesempatan dan bimbingan yang telah diberikan selama Saya bertugas di Departemen tersebut..

Di dalam suatu penelitian yang diimplementasikan ke dalam suatu kode program dengan menggunakan aplikasi yang terdapat di dalam sistem komputer, berikut ini merupakan

Keputusan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 732/KPT/I/2018 tentang Izin Penyatuan dan Perubahan Bentuk Beberapa Perguruan Tinggi

Kondisi ini telah diantisipasi oleh Toyota. Mesin Innova dilengkapi dengan “knock sensor”. bila mesin mengalami detonasi atau “mbrebet”, menembak

Kenapa seorang fisikawan bisa menghasilkan konsep-konsep yang sekarang dipakai dalam matematika, hal ini dikarenakan fenomena-fenomena alam yang ada di fisika