• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

38 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian observasional analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional yang berarti variabel bebas dan variabel terikat diukur pada waktu yang bersamaan, tetapi bukan berarti semua subjek penelitian diamati pada waktu yang bersamaan (Notoatmodjo, 2012). Variabel bebas pada penelitian ini adalah beban kerja fisik dan stres kerja, sedangkan variabel terikat pada penelitian ini adalah keluhan gastrointestinal.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2019 sampai Juni 2020.

Survei awal dilaksanakan pada hari Jumat, 8 November 2019 dan pengambilan data penelitian dilaksanakan pada hari Senin-Rabu, 24-26 Februari 2020 dengan lokasi penelitian di PT. X yang beralamat di Jl. Duwet Raya No. 33 Mendungan, Pabelan, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo.

C. Subjek Penelitian 1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah pekerja PT. X. Berdasarkan hasil survei awal melalui wawancara dengan pihak manajemen perusahaan diperoleh informasi bahwa pekerja di PT. X berjumlah 87 pekerja. Sampel dari populasi yang digunakan dalam penelitian ini harus memenuhi kriteria inklusi sebagai berikut:

(2)

a. Pekerja di bagian produksi

b. Pekerja yang setuju terlibat dalam penelitian sebagai responden Kriteria eksklusi:

a. Pekerja yang tidak mengikuti seluruh rangkaian pelaksanaan penelitian yang terdiri dari pengisian lembar persetujuan (informed consent), pengukuran beban kerja fisik, pengisian kuesioner stres kerja dan pengisian kuesioner keluhan gastrointestinal.

b. Pekerja yang mengonsumsi alkohol lebih dari 1 gelas dalam seminggu.

2. Teknik Sampling

Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan teknik non probability sampling dengan metode purposive sampling. Purposive sampling adalah

metode pengambilan data dengan menggunakan pertimbangan berupa kriteria inklusi dan eksklusi sehingga sampel sesuai dengan tujuan penelitian (Sugiyono, 2019).

3. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih melalui metode pengambilan sampel yang bertujuan untuk menggambarkan kondisi dari populasi (Swarjana, 2016). Penentuan besar sampel minimal yang diperlukan pada penelitian ini dapat dihitung menggunakan rumus menurut Sugiyono (2019) sebagai berikut:

𝑛 = N

1 + N(𝑒2) Keterangan:

n : Ukuran sampel minimal N : Jumlah populasi e : Posisi yang ditetapkan (5% atau 0,05)

(3)

Berdasarkan metode pengambilan sampel yang digunakan yaitu purposive sampling dengan pertimbangan berupa kriteria inklusi dan eksklusi pada

populasi awal, sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil perhitungan sampel minimal dengan populasi sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah diketahui jumlahnya sebanyak 60 orang dan besar penyimpangan 0,05 adalah sebagai berikut:

𝑛 = 60

1 + 60(0,052)

𝑛 = 60

1 + 60(0,0025) 𝑚𝑎𝑘𝑎, 𝑛 = 52,173 ≈ 52

Sampel minimal yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 52 pekerja.

Pada penelitian ini, sampel yang terlibat sebagai responden adalah populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak termasuk dalam kriteria eksklusi.

Berdasarkan angket penjaringan sampel, populasi yang memenuhi syarat sebagai sampel dalam penelitian ini sebanyak 55, sehingga responden yang digunakan dalam penelitian sebanyak 55 pekerja.

(4)

D. Rancangan Desain Penelitian

E.

F.

G.

Gambar 3.1 Rancangan Desain Penelitian 55 pekerja

Purposive Sampling

Beban Kerja Fisik (Ringan, Sedang, Agak Berat, Berat, Sangat Berat)

Stres Kerja

(Rendah, Sedang, Tinggi, Sangat Tinggi)

Uji Sommers’D

Keluhan Gastrointestinal (Tidak Ada, Ringan, Sedang,

Berat, Sangat Berat)

Uji Regresi Logistik Ordinal

Uji Sommers’D Total Populasi: 87

(5)

E. Identifikasi Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas

Beban kerja fisik dan stres kerja yang dialami pekerja PT. X.

2. Variabel Terikat

Keluhan gastrointestinal yang dialami pekerja PT. X.

3. Variabel Pengganggu

a. Variabel pengganggu terkendali: Konsumsi alkohol.

b. Variabel pengganggu tidak terkendali: kebiasaan merokok, konsumsi kopi, mekanisme coping stres, pola makan, obesitas, cemas, depresi dan faktor biologis (bakteri, virus, parasit).

F. Definisi Operasional Variabel 1. Beban Kerja Fisik

a. Definisi

Beban kerja fisik adalah beban yang diterima pekerja bagian produksi PT. X akibat melakukan pekerjaan dengan aktivitas fisik. Beban kerja fisik dapat diketahui melalui %CVL dengan pengukuran denyut nadi.

b. Satuan : Denyut/menit atau bpm untuk denyut nadi, dan % untuk CVL.

c. Alat Ukur : Finger Pulse Oximeter d. Skala Pengukuran : Ordinal

e. Hasil Pengukuran

Hasil penghitungan dengan nilai %CVL yang diperoleh dari pengukuran denyut nadi adalah sebagai berikut:

(6)

1) Kategori ringan : %CVL <30%

2) Kategori sedang : %CVL 30 sampai <60%

3) Kategori agak berat : %CVL 60 sampai <80%

4) Kategori berat : %CVL 80 sampai <100%

5) Kategori sangat berat : %CVL >100%

2. Stres Kerja a. Definisi

Stres kerja adalah tanggapan pekerja bagian produksi PT. X dalam menghadapi tekanan berupa tuntutan pekerjaan yang dapat berpengaruh pada fungsi fisiologis.

b. Alat Ukur : Kuesioner stres kerja.

Kuesioner stres kerja HSE Stres Indicator Tools ini diadopsi dari Tarwaka, 2015.

c. Skala Pengukuran : Ordinal d. Hasil Pengukuran

Kategori tingkat stres kerja adalah sebagai berikut:

1) Kategori rendah, skor 140-175 2) Kategori sedang, skor 105-138 3) Kategori tinggi, skor 70-104 4) Kategori sangat tinggi, skor 35-69.

(7)

3. Keluhan Gastrointestinal a. Definisi

Keluhan gastrointestinal adalah rasa sakit atau tidak nyaman pada bagian tubuh yang dialami pekerja bagian produksi PT. X secara subyektif akibat adanya gangguan pada sistem gastrointestinal.

b. Alat Ukur : Kuesioner keluhan gastrointestinal.

Kuesioner ini memodifikasi dari Nikmah, 2015.

c. Skala Pengukuran : Ordinal d. Hasil Pengukuran

Kategori hasil pengukuran keluhan gastrointestinal adalah sebagai berikut:

1) Tidak ada keluhan, skor 81-100.

2) Keluhan ringan, skor 61-80.

3) Keluhan sedang, skor 41-60.

4) Keluhan berat, skor 21-40.

5) Keluhan sangat berat, skor 0-20.

G. Alat dan Bahan Penelitian

1. Finger Pulse Oximeter, merek Beurer Pulse Oximeter PO 80 yang valid dan telah terkalibrasi

(8)

a. Fungsi:

Sebagai alat untuk mengukur denyut nadi pekerja.

b. Prosedur Pengukuran (Susanto, 2018):

1) Pengukuran dilakukan sebanyak 2 kali, saat bekerja dan istirahat.

Pengukuran denyut nadi kerja dilakukan ketika pekerja bekerja, waktu pengukuran dimulai pukul 12.00 karena pada jam tersebut denyut nadi kerja maksimal. Pengukuran denyut nadi istirahat dilakukan saat pekerja tidak melakukan aktivitas pekerjaan atau sebelum bekerja yakni pada pukul 07.00.

2) Pengukuran dilakukan pada jari pekerja menggunakan finger pulse oximeter dalam waktu 10 detik atau hingga alat stabil.

c. Cara Kerja Alat (Saing, 2019):

1) Finger pulse oximeter dipasang pada salah satu jari pekerja yang sudah dibersihkan.

2) Finger pulse oximeter memancarkan sinar inframerah dengan panjang gelombang yang berbeda.

3) Finger pulse oximeter menggunakan sinar inframerah dengan panjang gelombang yang berbeda, sensor dan mikroprosesor untuk membandingkan kadar hemoglobin yang kaya oksigen dengan yang kekurangan oksigen dan denyut alami jantung.

4) Finger pulse oximeter menampilkan kadar oksigen dan denyut nadi (jantung) pada display.

(9)

d. Cara Interpretasi Hasil Pengukuran (Tarwaka, 2015):

1) Merekap hasil denyut nadi kerja dan denyut nadi istirahat masing- masing responden.

2) Menghitung denyut nadi maksimal setiap responden, dengan rumus (220-usia).

3) Menghitung %CVL dengan rumus:

%𝐶𝑉𝐿 =100 × (𝐷𝑒𝑛𝑦𝑢𝑡 𝑁𝑎𝑑𝑖 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 − 𝐷𝑒𝑛𝑦𝑢𝑡 𝑁𝑎𝑑𝑖 𝐼𝑠𝑡𝑖𝑟𝑎ℎ𝑎𝑡) 𝐷𝑒𝑛𝑦𝑢𝑡 𝑁𝑎𝑑𝑖 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 − 𝐷𝑒𝑛𝑦𝑢𝑡 𝑁𝑎𝑑𝑖 𝐼𝑠𝑡𝑖𝑟𝑎ℎ𝑎𝑡 4) Mengkategorikan hasil penghitungan %CVL menurut kategori beban

kerja fisik berikut:

a) <30 % kategori ringan

b) 30% sampai dengan <60% kategori sedang c) 60 % sampai dengan <80% kategori agak berat d) 80% sampai dengan 100% kategori berat e) >100% kategori sangat berat.

2. Kuesioner Stres Kerja

Kuesioner stres kerja HSE Stress Indicator Tools telah valid dan reliabel dengan nilai cronbach’s alpha 0,900 serta telah divalidasi oleh ahli sehingga layak digunakan. Kuesioner stres kerja HSE Stress Indicator Tools merupakan alat yang digunakan oleh manajemen perusahaan untuk mengetahui stres terkait pekerjaan yang dialami oleh pekerja berdasarkan 6 indikator lingkungan kerja psikososial yang dapat menyebabkan stres pada pekerja. Kuesioner ini diadopsi dari kuesioner Tarwaka, 2015.

(10)

a. Fungsi:

Sebagai alat untuk mengetahui kategori stres kerja yang dialami pekerja.

b. Prosedur:

1) Disediakan kuesioner penilaian stres kerja yang berjumlah 35 pernyataan dengan pilihan jawaban tidak pernah (1), jarang (2), agak sering (3), sering (4), dan selalu (5).

2) Pekerja mengisi jawaban dari pernyataan dengan memilih salah satu dari lima pilihan jawaban skala likert yang sesuai dengan kondisi pekerja yang sesungguhnya.

c. Cara Interpretasi Kuesioner (Tarwaka, 2015):

1) Memberi skor masing-masing pernyataan, berdasarkan jenis pernyataan positif dan negatif.

2) Menghitung jumlah skor pada masing-masing kolom pernyataan, lalu dijumlahkan menjadi total skor individu.

3) Total skor individu dari masing-masing responden diklasifikasikan berdasarkan klasifikasi stres kerja sebagai berikut:

a) 140 hingga 175 kategori stres rendah b) 105 hingga 139 kategori stres sedang c) 70 hingga 104 kategori stres tinggi d) 35 hingga 69 kategori stres sangat tinggi.

(11)

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Kuesioner Stres Kerja

Jumlah Item Nomor Item Indikator

8 3, 6, 9, 12, 16, 18, 20, 22

Tuntutan pekerjaan yang harus dihadapi pekerja

6 2, 10, 15, 19, 25, 30 Kontrol yang dilakukan pekerja terhadap pekerjaan di tempat kerja

5 8, 23, 29, 33, 35 Dukungan yang diterima pekerja dari manajemen perusahaan atau atasan

4 7, 24, 27, 31 Dukungan yang diterima pekerja dari rekan kerja

4 5, 14, 21, 34 Hubungan di tempat kerja 5 1, 4, 11, 13, 17 Peran pekerja di tempat kerja 3 26, 28, 32 Perubahan yang terjadi pada

pekerjaan 3. Kuesioner Keluhan Gastrointestinal

Kuesioner keluhan gastrointestinal telah valid dan reliabel dengan nilai cronbach’s alpha sebesar 0,915 serta telah divalidasi oleh ahli. Kuesioner ini

memodifikasi dari Nikmah, 2015. Modifikasi dilakukan agar bahasa kuesioner lebih mudah dipahami responden serta agar tidak terdapat pengulangan pertanyaan.

a. Fungsi:

Alat untuk mengetahui keluhan gastrointestinal yang dialami pekerja ditinjau dari gejala-gejala yang pernah dialami.

(12)

b. Prosedur:

1) Disediakan kuesioner keluhan gastrointestinal yang berjumlah 15 pertanyaan.

2) Responden menjawab pertanyaan dengan memilih salah satu dari lima pilihan jawaban.

c. Cara Interpretasi Kuesioner:

1) Menilai skor masing-masing pertanyaan dengan metode reverse skor (penilaian terbalik), sebagai berikut:

a) Skor 0 (tidak pernah) bernilai 100 b) Skor 1 (jarang) bernilai 75

c) Skor 2 (agak sering) bernilai 50 d) Skor 3 (sering) bernilai 25 e) Skor 4 (selalu) bernilai 0.

2) Menghitung jumlah nilai dari masing-masing pertanyaan, lalu menghitung nilai rata-rata dari masing-masing responden.

3) Mengkategorikan hasil rata-rata dari penjumlahan skor dengan kategori sebagai berikut:

a) 0 hingga 20 kategori keluhan sangat berat b) 21 hingga 40 kategori keluhan berat c) 41 hingga 60 kategori keluhan sedang d) 61 hingga 80 kategori keluhan ringan e) 81 hingga 100 kategori tidak ada keluhan

(13)

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner Keluhan Gastrointestinal Jumlah Item Nomor Item Indikator

2 2, 15 Rasa tidak sakit/tidak nyaman/

nyeri akibat adanya gas berlebih 4 1, 4, 5, 6 Nyeri dan rasa tidak nyaman

sebelum maupun setelah makan 6 3, 7, 8, 9, 14 Pusing, mual, muntah, nafsu

makan menurun, diare dan badan terasa tidak bugar

2 11, 13 Kesulitan dalam defekasi

2 10, 12 Rasa sakit/nyeri ketika banyak aktivitas fisik maupun stres

H. Cara Kerja Penelitian

Cara kerja penelitian, meliputi tahap – tahap sebagai berikut:

1. Tahap persiapan

a. Membuat perijinan untuk melaksanakan survei awal.

b. Melaksanakan survei awal pada bulan November di PT. X.

c. Membuat proposal penelitian.

d. Menentukan sampel penelitian.

e. Membuat Ethical Cleareance (EC) penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Menunjukkan Ethical Cleareance (EC) penelitian.

b. Responden mengisi informed consent.

c. Melakukan pengukuran beban kerja fisik, dengan rincian sebagai berikut:

(14)

1) Pengukuran beban kerja fisik menggunakan finger pulse oximeter dilakukan oleh peneliti.

2) Beban kerja fisik diukur sebanyak 2 kali, saat bekerja dan istirahat.

3) Mendata seluruh hasil pengukuran denyut nadi kerja dan denyut nadi istirahat.

4) Menghitung %CVL untuk penentuan klasifikasi beban kerja fisik.

5) Penentuan klasifikasi beban kerja fisik berdasarkan pada referensi.

d. Melakukan pengukuran stres kerja menggunakan kuesioner stres kerja dengan rincian sebagai berikut:

1) Peneliti membagikan kuesioner stres kepada responden.

2) Responden memilih jawaban yang ada di kuesioner berdasarkan kondisi responden yang sebenarnya pada saat penelitian.

3) Pengisian kuesioner stres kerja dilakukan sebanyak 1 kali.

4) Menghitung jumlah nilai kuesioner tiap responden.

5) Penentuan klasifikasi stres kerja berdasarkan pada referensi.

e. Responden mengisi kuisioner keluhan gastrointestinal, dengan rincian sebagai berikut:

1) Peneliti membagikan kuesioner keluhan gastrointestinal kepada responden.

2) Responden memilih jawaban yang ada di kuesioner berdasarkan kondisi responden yang sebenarnya.

3) Pengisian kuesioner keluhan gastrointestinal dilakukan sebanyak 1 kali.

(15)

4) Menghitung nilai rata-rata dari hasil penjumlahan nilai kuesioner tiap responden.

5) Penentuan klasifikasi keluhan subjektif responden berdasarkan referensi.

3. Tahap Penyelesaian

a. Mengumpulkan semua data pengukuran dan data pendukung dalam penelitian.

b. Mengolah dan menganalisis data hasil pengukuran beban kerja fisik dan hasil pengisian kuisioner.

c. Melakukan pembahasan dengan teori, standar, referensi yang berkaitan.

d. Menarik kesimpulan dan memberikan saran.

e. Melaksanakan seminar hasil penelitian.

I. Teknik Analisis Data 1. Analisis Univariat

Analisis univariat pada penelitian ini digunakan untuk memperoleh gambaran karakteristik responden serta distribusi masing-masing variabel penelitian yaitu beban kerja fisik, stres kerja dan keluhan gastrointestinal.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dengan menggunakan uji Sommers’ D digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan dari data ordinal dengan ordinal antara beban kerja fisik dengan keluhan gastrointestinal serta hubungan stres kerja dengan keluhan gastrointestinal. Hasil uji dapat dinterpretasikan dengan kriteria sebagai berikut:

(16)

Tabel 3.3 Interpretasi Hasil Uji Bivariat

No. Parameter Nilai Interpretasi 1. Kekuatan

korelasi (r)

0,0 s.d <0,2 0,2 s.d <0,4 0,4 s.d <0,6 0,6 s.d <0,8 0,8 s.d 1

Sangat lemah Lemah Sedang Kuat Sangat kuat

2. Nilai p p≤0,05

p>0,05

Terdapat korelasi yang bermakna antara dua variabel yang diuji Tidak terdapat korelasi yang bermakna antara dua variabel yang diuji

3. Arah korelasi + (positif)

- (negatif)

Searah, semakin besar nilai satu variabel semakin besar pula nilai variabel lainnya.

Berlawanan arah, semakin besar nilai satu variabel , semakin kecil variabel lainnya.

Sumber: (Dahlan, 2013)

3. Analisis Multivariat

Analisis multivariat dengan menggunakan uji regresi logistik.

Penggunaan uji ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dari ketiga variabel yaitu beban kerja fisik, stres kerja dan keluhan gastrointestinal yang

(17)

mana ketiganya berskala data kategorik dengan skala data ordinal. Syarat variabel yang dapat dianalisis dengan regresi logistik adalah variabel yang telah diuji bivariat dan memiliki nilai p < 0,25 (Dahlan, 2013, p. 199).

Setelah memenuhi syarat, variabel beban kerja fisik, stres kerja dan keluhan gastrointestinal diuji regresi logistik menggunakan SPSS versi 24. Variabel saling berinteraksi apabila nilai p < 0,05 pada  0,05. Kekuatan interaksi antar variabel ditunjukkan melalui nilai Odds Ratio (OR), semakin besar nilai OR maka semakin besar pengaruhnya terhadap variabel terikat (Dahlan, 2013).

Gambar

Gambar 3.1 Rancangan Desain Penelitian 55 pekerja
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Kuesioner Stres Kerja
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner Keluhan Gastrointestinal  Jumlah Item  Nomor Item  Indikator
Tabel 3.3 Interpretasi Hasil Uji Bivariat

Referensi

Dokumen terkait

Lembar informed consent digunakan sebagai lembar persetujuan atau sebagai kesediaan calon responden untuk menjadi responden penelitian, setelah itu peneliti naik

b. Semua orang tua yang bersedia menjadi subjek penelitian dijelaskan maksud dan tujuan penelitian, kemudian menandatangani informed consent. Perlakuan kepada kelompok

Mengumpulkan data dengan langkah-langkah: a melakukan informed consent kepada mahasiswa yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi b meminta persetujuan pengambilan foto mahasiswa

3.2.3.2 Alur Penelitian Gambar 3.1 Alur Penelitian Mencari subjek penelitian yang sesuai kriteria inklusi dan eksklusi yang sudah ditentukan Melakukan informed consent terhadap

Kuisioner ini berisi untuk mengetahui tingkat pemahaman mahasiswa terhadap materi analisis beban kerja Prosedur pengumpulan data dari mahasiswa dilakukan dengan cara seperti berikut :

3.2 Kerangka Kerja Studi Literatur  Penyusunan Proposal  Subjek Studi Kasus  Informed consent  Metode Pengumpulan Data Wawancara, kajian dokumen, observasi,

3.2 Kerangka Kerja Subjek Penelitian Seorang ibu nifas normal 6 jam hingga 42 hari postpartum perernyataan persetujuan Informed Consent Instrumen Pengumpulan Data panduan

Tujuan dari diberikannya informed consent adalah, agar subyek/responden mengetahu tentang judul penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan dampak yang diteliti selama proses