• Tidak ada hasil yang ditemukan

LEMBAR HASIL PENILAIAN SEJAWAT SEBIDANG ATAU PEER REVIEW KARYA ILMIAH : JURNAL ILMIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LEMBAR HASIL PENILAIAN SEJAWAT SEBIDANG ATAU PEER REVIEW KARYA ILMIAH : JURNAL ILMIAH"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

LEMBAR

HASIL PENILAIAN SEJAWAT SEBIDANG ATAU PEER REVIEW KARYA ILMIAH : JURNAL ILMIAH

Judul Jurnal Ilmiah (Artikel) : FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI PADA WANITA DI KOTA PALANGKA RAYA

Penulis : Penulis 1, Penulis 2

Jumlah penulis : 2 orang

Status Pengusul :

Identitas Jurnal Ilmiah :

penulis pertama / penulis ke ... / penulis korespondensi **

a. Nama Jurnal : Jurnal Malahayati b. Nomor e- ISSN : 2579-762X

c. Vol.,no.,bulan,tahun : Volume 3 Nomor 2, 2017-12-31 d. Penerbit : Universitas Malahayati

e. DOI artikel : 10.33024/jkm.v3i2.606 f. Alamat web jurnal

http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kebidanan/art icle/view/606

http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kebidanan/art icle/view/606/540

g. Terindeks di : Sinta 4 Kategori Publikasi Jurnal Ilmiah :

(beri 🗸pada kategori yang tepat) Hasil Penilaian Peer Review :

Jurnal Ilmiah Internasional / internasional bereputasi **

Jurnal Ilmiah Nasional Terakreditasi

Jurnal Ilmiah Nasional/ terindeks di DOAJ, CABI, COPERNICUS***

Komponen Yang Dinilai

Nilai Maksimal Jurnal Ilmiah 20x60%

Nilai Akhir Yang Diperoleh Internasional Nasional

Terakreditasi

Nasional ***

a. Kelengkapan unsur isi artikel (10%) 1,20 1,20

b. Ruang lingkup dan kedalaman

pembahasan (30%) 3,60 3,60

c. Kecukupan dan kemutahiran

data/informasi dan metodologi (30%) 3,60 3,50

d. Kelengkapan unsur dan kualitas

terbitan/jurnal (30%) 3,60 3,50

Total = (100%) 12,00 11,80

Nilai Pengusul = 11,80

Catatan Penilaian artikel oleh Reviewer :

1. Tentang kelengkapan dan kesesuaian unsur : Penulisan penelitian ini telah memenuhi standard normatif karya ilmiah akademis, sudah sesuai dengan unsur penelitian. Semua unsur kriteria telah terpenuhi.

2. Tentang ruang lingkup & kedalaman pembahasan : kajian Pustaka yang digunakan sudah sesuai Kedalaman pembahasan sudah sesuai dan pembahasan cukup mendalam dan dapat dengan mudah dimengerti.

3. Tentang ruang lingkup & kedalaman pembahasan : Ruang lingkup tertuang sangat jelas dalam abstrak, signifikansi riset di kedepankan, dan hasil yang diperoleh dipaparkan. Ide dasar penelitian ini sangat baik.

(2)

Palangka Raya, 3 Desember 2021 Reviewer

Dhini M.Kes

NIP.19650401198902 2002

Unit kerja : Poltekkes Kemenkes Palangka Raya

** coret yang tidak perlu Jbt. Akademik : Lektor Kepala (JF)

*** nasional / terindeks di DOAJ, CABi, Copernicus Bidang Ilmu : Kesehatan

3. Kecukupan dan kemutahiran data serta metodologi : penelitian ini memeliki ide yang sangat baik, dan metoda pun efektif relatif metodologi yang digunakan sudah sesuai.

4. Kelengkapan unsur kualitas penerbit : Jurnal mempunyai proses review yang teliti dan terbit secara teratur. Daftar isi, informasi editor dan reviewer tercantum.

5. Indikasi plagiasi : Hasil similarty d e n ga n m e nggu naka n T u r n it i n hasil 14% . Tidak terdapat indikasi plagiarism atau self- plagiarism. jurnal telah melalui proses plagiarism, Hasil terlampir

6. Kesesuaian bidang ilmu : sesuai dengan bidang ilmu pengusul dan pendidikan

(3)

LEMBAR

HASIL PENILAIAN SEJAWAT SEBIDANG ATAU PEER REVIEW KARYA ILMIAH : JURNAL ILMIAH

Judul Jurnal Ilmiah (Artikel) : FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI PADA WANITA DI KOTA PALANGKA RAYA

Penulis : Penulis 1, Penulis 2

Jumlah penulis : 2 orang

Status Pengusul : penulis pertama / penulis ke ... / penulis korespondensi **

Identitas Jurnal Ilmiah : a. Nama Jurnal : Jurnal Malahayati b. Nomor e- ISSN : 2579-762X

c. Vol.,no.,bulan,tahun : Volume 3 Nomor 2, 2017-12-31 d. Penerbit : Universitas Malahayati

e. DOI artikel : 10.33024/jkm.v3i2.606 f. Alamat web jurnal

http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kebidanan/art icle/view/606

http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kebidanan/art icle/view/606/540

g. Terindeks di : Sinta 4 Kategori Publikasi Jurnal Ilmiah :

(beri 🗸pada kategori yang tepat) Hasil Penilaian Peer Review :

Jurnal Ilmiah Internasional / internasional bereputasi **

Jurnal Ilmiah Nasional Terakreditasi

Jurnal Ilmiah Nasional/ terindeks di DOAJ, CABI, COPERNICUS***

Komponen Yang Dinilai

Nilai Maksimal Jurnal Ilmiah 20x60%

Nilai Akhir Yang Diperoleh Internasional Nasional

Terakreditasi

Nasional ***

a. Kelengkapan unsur isi artikel (10%) 1,20 1,20

b. Ruang lingkup dan kedalaman

pembahasan (30%) 3,60 3,60

c. Kecukupan dan kemutahiran

data/informasi dan metodologi (30%) 3,60 3,50

d. Kelengkapan unsur dan kualitas

terbitan/jurnal (30%) 3,60 3,50

Total = (100%) 12,00 11,80

Nilai Pengusul = 11,80

Catatan Penilaian artikel oleh Reviewer :

1. Tentang kelengkapan dan kesesuaian unsur : : Unsur isi artikel sudah lengkap sesuai dengan panduan untuk penulis Penulisan telah memenuhi standard normatif karya ilmiah akademis.

2. Tentang ruang lingkup & kedalaman pembahasan : Kajian Pustaka yang digunakan sudah sesuai dengan topik yang dibahas. dan Ruang lingkup sesuai bidang ilmu, pembahasan dilakukan cukup mendalam.

(4)

Berthiana.T, S.Pd, M.Kes Palangka Raya,3 Desember 2021 Reviewer

NIP. 195812291980082001

Unit kerja : Poltekkes Kemenkes Palangka Raya

** coret yang tidak perlu Jbt. Akademik : Lektor Kepala (JF)

*** nasional / terindeks di DOAJ, CABi, Copernicus Bidang Ilmu : Kesehatan

3. Kecukupan dan kemutahiran data serta metodologi : Ide dasar pada penelitian ini sangat baik, Data yang digunakan menggunakan sumber yang memadai dan mutahir , metodologi yang digunakan sudah sesuai.

4. Kelengkapan unsur kualitas penerbit : Kualitas terbitan baik, editorial board sesuai bidang ilmu, telah terakreditasi Kemenristekdikti Sinta 5 Jurnal mempunyai proses review yang teliti dan terbit secara teratur.

Daftar isi, informasi editor dan reviewer tercantum.

3. Indikasi plagiasi : Hasil similarty penelitian rendah 14% . Tidak terdapat indikasi plagiarism atau self- plagiarism. jurnal telah melalui proses plagiarism, Hasil terlampir

4. Kesesuaian bidang ilmu : Telah sesuai dengan bidang keilmuan dan Pendidikan Pengusul.

(5)
(6)
(7)
(8)
(9)

ISSN (Print) : 2476-8944 ISSN (Online): 2579-762X

Judul Jurnal : Jurnal Kebidanan Malahayati Inisial : JKM

Frekuensi : 4 kali (Januari,April,Juli,Oktober) DOI Awalan : 10.33024 crossref

Editor In Chief

: Neneng Siti Lathifah

Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat Universitas Malahayati

email : jurnalkjkm@malahayati.ac.id

(10)
(11)

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT

KONTRASEPSI

by Cia Aprilianti

Submission date: 3-Des-2021 10:35PM (UTC+0700) Submission ID: 1748587480

File name: FAKTOR_YANG_BERHUBUNGA N_DENGA N_PEMILIHA N_ALAT_KONTRASEPSI.pdf (264.53K) Word count: 2493

Character count: 15781

(12)

14

5 5 4

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI

ORIGINALITY REPORT

%

SIMILARITY INDEX

4 %

INTERNET SOURCES

5 %

PUBLICATIONS

5 %

STUDENT PAPERS

PRIMARY SOURCES

www.ejurnalmalahayati.ac.id

Internet Source

%

ejurnalmalahayati.ac.id

Internet Source

%

digilib.unisayogya.ac.id

Internet Source

%

Publication

1

2

3

(13)

2) Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Palangka Raya

penurunan TFR (Total Fertility Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan

jarak kelahirannya dengan menggunakan alat atau metode kontrasepsi .Program keluarga FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI

Happy Marthalena, Cia Aprilianti

( ) ¹ (2) JURNAL KEBIDANAN

Vol 3, No 2, April 2017 : 71-76

ABSTRAK

Keluarga Berencana adalah usaha-usaha yang dilakukan pemerintah ataupun individu untuk mengatur

berencana nasional lebih diarahkan kepada pemakaian Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) untuk mempercepat pengendalian fertilitas.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara umur, pendidikan, pengetahuan, peran suami, dan peran petugas kesehatan dengan pemilihan alat kontrasepsi pada wanita di Kota Palangka Raya.

metode Cross Sectional.Populasi dalam penelitian ini adalah wanita/ibu yang berstatus menikah, menggunakan kontrasepsi modern (Akseptor KB MKJP dan non MKJP) dan bertempat tinggal di Kota Palangka Raya.Jumlah sampel yaitu sebanyak 308 responden.Uji statistik yang digunakan adalah uji Chi-square (X2) dan Fisher Exact Test.

Hasil penelitian yaitu terdapat hubungan pengetahuan (p=0,001), peran suami (p=0,010) dan peran petugas (p=0,001) dengan pemilihan alat kontrasepsi. Variabel umur (p= 0,084) dan pendidikan (Fisher Exact Test= 1,000) tidak menunjukkan adanya hubungan dengan pemilihan alat kontrasepsi.

Kesimpulannya yaitu variabel pengetahuan, peran suami dan peran petugas kesehatan menunjukkan nilai yang bermakna sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan alat kontrasepsi, sedangkan variabel umur dan pendidikan menunjukkan hubungan yang tidak bermakna sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan alat kontrasepsi.Disarankan bagi petugas kesehatan agar memberi KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi) mengenai MKJP dan melakukan pendampingan terhadap akseptor MKJP. Bagi pasangan usia subur untuk aktif dalam mencari informasi mengenai MKJP serta meningkatkan peran suami untuk mendukung istri dalam memilih alat kontrasepsi MKJP.

Kata Kunci : Alat kontrasepsi, Wanita.

PENDAHULUAN

keempat sebagai negara dengan penduduk terbesar di dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat.Di kawasan Asia Tenggara, posisi Indonesia menempati urutan ke 6 dari 10 negara ASEAN (1).

Jumlah penduduk yang banyak disertai dengan masalah angka kematian ibu (AKI) di Indonesia.Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 menunjukkan angka kematian ibu (AKI) mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup.Salah satu pilar Safe motherhood yang dapat menekan angka kematian ibu sekaligus menekan angka pertumbuhan penduduk adalah keluarga berencana.

Dalam rangka mempercepat pengendalian fertilitas melalui penggunaan kontrasepsi, maka program keluarga berencana nasional lebih diarahkan kepada pemakaian

Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP).Penggunaan MKJP memiliki banyak keuntungan baik dilihat dari sisi program, maupun klien (pengguna). Selain dapat mempercepat

Rate), penggunaan kontrasepsi MKJP juga lebih efisien karena dapat digunakan dalam waktu yang lama serta lebih aman dan efektif .

Peserta KB (Keluarga Berencana) baru di Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2015 sebesar 12.9%.Sebagian besar peserta KB baru mempergunakan kontrasepsi non MKJP yang membutuhkan pembinaan secara rutin dan berkelanjutan untuk menjaga kelangsungan pemakaian kontrasepsi. Proporsi pemakai kontrasepsi suntikan cukup besar yaitu 56,0% (BKKBN Provinsi Kalimantan Tengah, 2015). Metode non-MKJP juga lebih banyak dipilih oleh wanita di Kota Palangka Raya, pada tahun 2015 jumlah akseptor non- MKJP yaitu sebanyak 85,7% (2)

1) Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Palangka Raya Indonesia saat ini menduduki posisi

PADA WANITA DI KOTA PALANGKA RAYA

(14)

responden yang memilih menggunakan alat pengetahuan mengenai alat kontrasepsi akan

72

Happy Marthalena Simanungkalit, Cia Aprilianti

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan alat kontrasepsi, seperti umur wanita yang berusia diatas 35 tahun akan sangat berisiko secara medik jika mengalami kehamilan, sehingga wanita yang berada pada usia ini memerlukan alat kontrasepsi yang efektif mencegah terjadinya kehamilan(5). Tingkat pendidikan juga seringkali dianggap sebagai patokan maju dan berkembangnya kehidupan masyarakat di suatu wilayah. Secara teoritis, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka cara berfikirnya akan semakin maju.

Pengetahuan juga akan

rumus pengambilan sampel, maka didapatkan jumlah sampel sebanyak 308 orang.Variabel dependen adalah pemilihan alat kontrasepsi, sedangkan variabel independennya adalah umur, pendidikan, pengetahuan, peran suami, petugas kesehatan.

HASIL PENELITIAN a. Analisa Univariat

Tabel 1

Hasil Analisa Univariat Faktor yang Berhubungan dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi pada Wanita di Kota Palangka

Raya mempengaruhi sikap seseorang jika objek

tersebut memiliki suatu manfaat untuk dirinya, mempengaruhi seseorang untuk memilih metode kontrasepsi. Suami sangat berperan dalam menentukan metode kontrasepsi yang akan dipakai dan dalam hal memberikan informasi KB bagi istri (3). Sumber informasi pertama mengenai jenis alat/metode kontrasepsi pada umumnya diperoleh masyarakat dari petugas lapangan KB yang bertugas memberikan pelayanan KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi) (4).

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka peneliti tertarik untuk meneliti “faktor yang berhubungan dengan pemilihan alat kontrasepsi pada wanita di Kota Palangka Raya”.

METODE

Penelitian ini menggunakan penelitian observasional analitik dengan metode Cross Sectional.Metode Cross Sectional.

Lokasi penelitian dilakukan di Raya. Waktu penelitian dalam periode bulan september hingga oktober 2016.

Populasi penelitian ini terdiri atas wanita/ibu yang berstatus menikah, menggunakan kontrasepsi modern (Akseptor KB MKJP dan non MKJP) dan bertempat tinggal di Kota Palangka Raya sebanyak 42.311 orang.

Sampel dalam penelitian ini didapatkan dari rumus Lemeshow.Berdasarkan

Kurang 62 20,1 Tabel 1 menunjukkan bahwa kontrasepsi non-MKJP (81,5%) dengan umur responden terbanyak ≤ 35 tahun (67,5%).

Pendidikan yang pernah ditempuh oleh responden paling banyak berpendidikan tinggi (95,1%) dan responden berpengetahuan tinggi yaitu sebesar 87,3%. Responden yang memperoleh peran suami cukup sebanyak 88,3% dan responden memperoleh peran petugas kesehatan cukup, yaitu sebanyak 79,9%.

Jurnal Kebidanan Volume 3, Nomor 2, April 2017 Wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Palangka

No Variabel N %

1 Jenis Kontrasepsi

MKJP 57 18,5

Non–MKJP 251 81,5

2 Umur

≤ 35 tahun 208 67,5

> 35 tahun 100 32,5 3 Pendidikan

Tinggi 293 95,1

Rendah 15 4,9

4 Pengetahuan

Tinggi 269 87,3

Rendah 39 12,7

5 Peran Suami

Cukup 272 88,3

Kurang 36 11,7

6 Peran Petugas Kesehatan

Cukup 246 79,9

(15)

kontrasepsi tidak hanya dipengaruhi fungsi faal, komposisi biokimiawi

Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi Pada Wanita Di Kota Palangka Raya

73

b. Analisa Bivariat

Tabel 2.

Hasil Analisa Bivariat Faktor yang Berhubungan dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi pada Wanita di Kota Palangka Raya

No Variabel Kontrasepsi Jumlah

MKJP Non-MKJP P n % n

% N % Value

1 Umur

≤35 tahun 44 21,2 164 78,8 208 100 0,084

>35 tahun 13 13 87 87 100 100 2 Pendidikan

Tinggi 55 18,8 238 81,2 293 100 Fisher

Rendah 2 13,3 13 86,7 15 100 1,000

3 Pengetahuan

Tinggi 57 21,2 212 78,8 269 100 0,001

Rendah 0 0 39 100 39 100

4 Peran Suami

Cukup 56 20,6 216 79,4 272 100 0,010

Kurang 1 2,8 35 97,2 36 100

5 Peran Petugas Kesehatan

Cukup 55 22,4 191 77,6 246 100 0,001

Kurang 2 3,2 60 96,8 62 100

PEMBAHASAN

1. Hubungan Umur dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi

Umur merupakan faktor intrinsik yang dapat mempengaruhi seseorang berperilaku.

Umur berhubungan dengan struktur organ,

termasuk sistem hormonal seorang wanita. Perbedaan

fungsi faaliah, komposisi biokimiawi dan sistem hormonal pada suatu periode umurmenyebabkan perbedaan pada kontrasepsi yang dibutuhkan (8).

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa rata-rata responden berumur antara ≤35 tahun atau berada pada usia reproduktif. Hanya sebagian kecil responden yang berumur >35 tahun. Hasil uji statistik menunjukkan nilai p=0,084 atau p>0,05, sehingga H0 diterima.

Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara umur dengan pemilihan alat kontrasepsi.Hal ini dapat disebabkan karena responden masih menginginkan kehamilan dalam waktu dekat.Usia mempengaruhi akseptor dalam penggunaan alat kontrasepsi yang ditentukan fase-fase. Usia kurang 20 tahun; fase menunda kehamilan, usia antara 20-35 tahun; fase menjarangkan kehamilan.

Usia antara 35 tahun lebih; fase mengakhiri kehamilan (6).

Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian sebelumnya oleh Musdalifah bahwa umur berhubungan dengan pemilihan alat kontrasepsi hormonal pada pasangan suami istri, dari penelitian tersebut tampak bahwa tidak selalu ada hubungan antara umur dengan pemilihan kontrasepsi.HalIni dapat dipengaruhi oleh karakteristik dan jumlah responden dari tiap penelitian.(3)

2. Hubungan Pendidikan dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi

Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai Fisher’s Exact Test=1,000 atau

>0,05 sehingga H0 diterima. Hal ini menunjukkan tidakada hubungan antara pendidikan terakhir responden dengan pemilihanalat kontrasepsi.Hal ini dikarenakan keputusan seseorang dalam memilih alat oleh tingkat pendidikan yang tinggi.Tingkat pendidikan yang tinggi juga tidak menjadi jaminan mengenai tinggi atau tidaknya tingkat pengetahuan seseorang. Tinggi atau rendahnya pendidikan seseorang, tidak dapat menentukan alat kontrasepsi yang akan dipilih oleh responden.

Hasil penelitian ini tidak sependapat dengan dengan penelitian yang Lontaan tahun

Jurnal Kebidanan Volume 3, Nomor 2, April 2017

(16)

74

Happy Marthalena Simanungkalit, Cia Aprilianti

2014 yang menyatakan pemilihan alat kontrasepsi pada pasangan usia subur berhubungan dengan pendidikan(7). Tingkat pendidikan akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan persepsi termasuk mengenai program KB. Karena semakin tinggi tingkat pendidikannya maka seseorang akan semakin rasional dalam mengambil keputusan, misalnya keputusan mengenai alat kontrasepsi.

Semakin tinggi tingkat pendidikan pasangan yang mengikuti program KB, maka semakin besar PUS (Pasangan Usia Subur) yang memandang anaknya sebagai alasan penting untuk melakukan KB, sehingga semakin tinggi proporsi yang mengetahui dan menggunakan kontrasepsi untuk membatasi jumlah anaknya

(8).

3. Hubungan Pengetahuan dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi

Pengetahuan atau knowledge merupakan hasil dari manusia yang terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan seseorang untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. Pengetahuan diperoleh baik dari pengalaman langsung maupun pengalaman orang lain .

Hasil uji statistik untuk melihat hubungan pengetahuan dengan pemilihan alat kontrasepsi diperoleh nilai p=0,001 atau nilai p<0,05, sehingga H0 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan pemilihan alat kontrasepsi.Akseptor KB yang memiliki tingkat pengetahuan rendah, keikutsertaannya dalam program KB hanya untuk mengatur kelahiran.Sementara bagi akseptor yang memiliki tingkat pengetahuan tinggi, selain untuk mengatur kelahiran, juga untuk mensejahterakan keluarga karena dengan dua anak cukup, baik laki-laki maupun perempuan, keluarga kecil bahagia dan sejahtera dapat tercapai dengan mudah.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Awalia tahun 2013 yang menyatakan bahwa pengetahuan berhubungan dengan perilaku pemilihan jenis kontrasepsi.

4. Hubungan Peran Suami dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi

Peran suami yang menyangkut KB, selain mendukung pengambilan keputusan, ikut serta saat konsultasi pada tenaga kesehatan, mengingatkan istri jadwal minum

obat, dan jadwal kontrol, peran suami lainnya adalah memfasilitasi (sebagai orang yang menyediakan fasilitas), termasuk memberikan semua kebutuhan istri saat akan memeriksakan masalah kesehatan reproduksinya (3).

Berdasarkan uji statistik diperoleh p=0,010 atau p <0,05, sehingga H0 ditolak.

Hal ini menunjukkan ada hubungan antara peran suami dengan pemilihan alat kontrasepsi.Hal ini dikarenakan dukungan suami/isteri merupakan salah satu faktor penguat (reinforcing factor) yang dapat mempengaruhi seseorang dalam berperilaku.

Maka setiap dilakukan tindakan medis dalam penggunaan kontrasepsi, harus membutuhkan partisipasi atau dukungan dari suami/isteri karena menyangkut organ reproduksi dari kedua pihak.

Hasil penelitian ini sependapat dengan penelitian yang dilakukan oleh Preputri tahun 2013 yang menyatakan ada hubungan antara peran suami dengan pemilihan alat kontrasepsi (p=0,001)(9), namun tidak sependapat dengan penelitian yang dilakukan oleh Sugiarti dan Siti (2012) di Tasikmalaya yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara partisipasi suami/isteri dengan pemilihan kontrasepsi(12). 5. Hubungan Peran Petugas dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi

Sumber informasi pertama mengenai jenis alat/metode kontrasepsi pada umumnya diperoleh masyarakat dari petugas lapangan KB antara lain Petugas Pengawas Lapangan Keluarga Berencana (PPLKB), Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB), Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa (PPKBD) maupun kader-kader yang bertugas memberikan pelayanan KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi) terkhusus mengenai KB kepada masyarakat (4). Informasi tersebut dapat diperoleh oleh masyarakat dari dokter atau paramedis yang bertugas di klinik KB yang terdapat di Puskesmas, Balai Kesehatan, Rumah Sakit Bersalin maupun Rumah Sakit Umum (10).

Berdasarkan uji statistik diperoleh nilai p=0,001 atau p<0,05, sehingga H0 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara peran petugas dengan pemilihan alat kontrasepsi.Petugas kesehatan dianggap sangat berperan dalam tahap akhir pemilihan alat kontrasepsi.Calon akseptor yang masih ragu- ragu dalam memilih alat kontrasepsi dapat diyakinkan oleh petugas kesehatan. Hal ini

Jurnal Kebidanan Volume 3, Nomor 2, April 2017

(17)

Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi Pada Wanita Di Kota Palangka Raya

75

juga didukung oleh posisi petugas kesehatan

yang masih dianggap panutan di masyarakat, sehingga anjuran ataupun keputusan yang dibuat akan dilaksanakan oleh masyarakat.

Demikian juga menyangkut alat kontrasepsi

(11).

Petugas kesehatan agar memberikan KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi) terkhusus mengenai MKJP secara aktif untuk mendorong terjadinya peningkatan pengetahuan dan sikap masyarakat tentang MKJP sehingga masyarakat mampu melaksanakannya secara mantap. Petugas kesehatan juga perlu melakukan pendampingan terhadap akseptor MKJP untuk meminimalisasi angka drop out.

Hasil penelitian ini sependapat dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Preputri tahun 2013 bahwa ada hubungan antara peran petugas dengan pemilihan alat kontrasepsi.Petugas kesehatan dianggap sangat berperan dalam tahap akhir pemilihan alat kontrasepsi.(9)

KESIMPULAN

1. Variabel pengetahuan, peran suami dan peran petugas kesehatan menunjukkan nilai yang bermakna sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan alat kontrasepsi pada wanita.

2. Variabel umur dan pendidikan menunjukkan hubungan yang tidak bermakna sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan alat kontrasepsi pada wanita.

SARAN

1. Bagi petugas kesehatan agar memberi KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi) mengenai MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang) secara aktif pada pasangan usia subur agar terjadinya peningkatan pengetahuan masyarakat tentang MKJP sehingga mampu melaksanakannya secara mantap dan melakukan pendampingan terhadap akseptor MKJP untuk meminimalisasi angka drop out.

2. Bagi pasangan usia subur untuk aktif dalam mencari informasi mengenai MKJP serta meningkatkan peran suami untuk mendukung istri dalam memilih alat kontrasepsi MKJP yang dalam penggunaannya mempunyai efektifitas dan tingkat kelangsungan pemakaiannya yang tinggi denganangka kegagalan yang rendah.

DAFTAR PUSTAKA

1. Badan Keluarga Berencana Nasional..Laporan Umpan Balik Hasil Pelaksanaan Sub Sistem Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Kontrasepsi.Jakarta : Direktorat Pelaporan dan Statistik Badan Kependudukan danKeluarga Berencana Nasional.2012

2. Badan Pemberdayaan perempuan dan Keluarga Berencana Kota Palangka Raya.

2015

3. Musdalifah. dkk. Faktor yang Berhubungan dengan Pemilihan Kontrasepsi Hormonal Pasutri di Wilayah Kerja Puskesmas Lampa Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang 2013.

2013.

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/han dle/123456789/5657/JURNAL%20MUSD ALIFAH%20ARIFUDDIN.pdf?sequence=

1.

4. Handayani, Sri..Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka Rihama.2010

5. Kusumaningrum R.Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pemilihan Jenis Kontrasepsi Yang Digunakan Pada Pasangan Usia Subur.2009.

www.eprints.undip.ac.id.

6. Hartanto H,.Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta. Pustaka Sinar Harapan. Hal 46-50. 2010.

7. Lontaan Anita, Kusmiyati Dompas Robin.

Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Kontrasepsi Pasangan Usia Subur Di Puskesmas Damau Kabupaten Talaud. Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado.

2014.

8. Pramono, dan Ulfa. Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pemilihan AKDR [Skripsi]. Semarang: Stikes Telogorejo.

2011.

9. Preputri Andrianasti. 2014. faktor yang berhubungan dengan pemilihan alat kontrasepsi pada wanita di wilayah pesisir Kecamatan bantaeng kabupaten bantaeng Tahun 2013. Skripsi FKM UNHAS.

10. Sulistyawati, Ary. 2011. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Salemba Medika.

11. Purba, Tatarini Junita. 2009. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pemakaian Alat Kontrasepsi Pada Istri PUS di

Jurnal Kebidanan Volume 3, Nomor 2, April 2017

(18)

76

Happy Marthalena Simanungkalit, Cia Aprilianti

Kecamatan Rambah Samo Kabupaten Rokan Hulu Tahun 2008. Tesis. Medan : Sekolah Pascasarjana UniversitasSumatera Utara.

http://id.scribd.com/doc/138043617/73698 181-FAKTORKB-IUD

12. Sugiarti, dan Siti. Faktor Pasangan yang mempengaruhi Pemilihan Jenis Kontrasepsi Pada Pasangan Usia subur [Skripsi]. Tasikmalaya: FIK Tasikmalaya.2012.

Jurnal Kebidanan Volume 3, Nomor 2, April 2017

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Berdasarkan nilai tersebut hanya satu pola susunan yang masuk standar SNI atau lulus uji yaitu pola susunan dinding dalam- dinding dalam yang mempunyai nilai MoR sebesar

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Untuk mengetahui efek aplikasi Si dan Mn terhadap produksi senyawa metabolit sekunder (polifenol, tanin, selulosa, serat kasar dan

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah yang berjudul “ Kajian Hasil dan Kualitas Buah Cabai Merah ( Capsicum annum L.) Akibat Konsentrasi Nutrisi Lengkap dan

[r]

Demikian Pengumuman ini, apabila ternyata terdapat kekeliruan akan dilakukan perubahan.. PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO DINAS PETERNAKAN DAN

[r]

Kariadi Periode 1 Januari 2011 – 31 Januari 2013 Berdasarkan Diagnosa Penyakit dan Jenis Operasi 47 5.3Deskripsi Pasien Operasi Bedah Jantung yang Meninggal di RSUP