• Tidak ada hasil yang ditemukan

11 Klaster. Penyederhanaan Regulasi: UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja* 186 Pasal. Perizinan Berusaha

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "11 Klaster. Penyederhanaan Regulasi: UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja* 186 Pasal. Perizinan Berusaha"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

OSS

BERBASIS RISIKO

(2)

Penyederhanaan Regulasi: UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja*

Dengan metode Omnibus Law, 79 Undang-Undang direvisi sekaligus hanya dengan satu UU Cipta Kerja yang mengatur 18 sektor

UU Cipta Kerja

186 Pasal

dan 15 BAB

dalam UU CK

*47 PP dan 4 Perpres sebagai Peraturan Pelaksana

jdih.setneg.go.id

11 Klaster

Peningkatan Ekosistem

Investasi dan Kegiatan Usaha

Perizinan Berusaha

Ketenagakerjaan

Dukungan Koperasi dan UMKM

Dukungan Riset dan Inovasi

Pengadaan Lahan

Kawasan Ekonomi

Kemudahan Berusaha

Investasi Pemerintah Pusat dan Percepatan PSN

Administrasi Pemerintahan

Pengenaan Sanksi

2

disederhanakan menjadi

*UUCK berlaku pada tanggal diundangkan, atau 2 NOVEMBER 2020 (Ps. 186, UUCK No. 11/2020).

(3)

3

Amanat UU Cipta Kerja: Perizinan Berusaha Berbasis Risiko

Pengaruh terhadap Dunia Investasi

Pasal 6 UU Cipta Kerja:

Peningkatan ekosistem investasi dan kegiatan berusaha meliputi:

a. penerapan Perizinan Berusaha berbasis risiko;

b. penyederhanaan persyaratan dasar Perizinan Berusaha;

c. penyederhanaan Perizinan Berusaha sektor; dan d. penyederhanaan persyaratan investasi.

Pengembangan Sistem OSS

Pasal 7 ayat (1) dan ayat (7) UU Cipta Kerja:

• Perizinan Berusaha berbasis risiko dilakukan berdasarkan penetapan tingkat risiko dan peringkat skala usaha kegiatan usaha.

• Tingkat risiko dan peringkat skala usaha kegiatan usaha ditetapkan menjadi:

a. kegiatan usaha berisiko rendah;

b. kegiatan usaha berisiko menengah; atau

c. kegiatan usaha berisiko tinggi.

(4)

Ketentuan PP Nomor 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko

1 NSPK Perizinan Berusaha Berbasis Risiko dalam OSS merupakan acuan tunggal bagi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan Pelaku Usaha.

(Pasal 21 ayat (2))

3 Sistem OSS dibagi ke dalam 3 Subsistem, yaitu: 1) Subsistem Pelayanan Informasi;

2) Subsistem Perizinan Berusaha; 3) Subsistem Pengawasan

(Pasal 167)

2 Sistem OSS wajib digunakan oleh K/L, Pemda, Administrator KEK, Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB) serta Pelaku Usaha. Proses perizinan berusaha dilakukan dalam Sistem OSS yang disediakan oleh BKPM.

(Pasal 167)

oss.go.id

4 Pengawasan secara terintegrasi dan terkoordinasi K/L, Pemda, KEK, KPBPB melalui Sistem

OSS.

(Pasal 211 ayat (1) dan Pasal 215 ayat (1))

(5)

5

PP NO. 5 TAHUN 2021

• Bab I : Ketentuan Umum

• Bab II : Kebijakan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko

• Bab III : Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria Perizinan Berusaha Berbasis Risiko dan Tata Cara Pengawasan Sektor

• Bab IV : Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Dan

Pengawasan Melalui Layanan Sistem Terintegrasi Secara Elektronik

• Bab V : Tata Cara Pengawasan Perizinan Berusaha Berbasis Resiko

• Bab VI : Evaluasi dan Pengembangan Kebijakan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko

• Bab VII : Pendanaan Perizinan Berusaha Berbasis Resiko

• Bab VIII : Penyelesaian Permasalahan Dan Hambatan Perizinan Berusaha Berbasis Resiko

• Bab IX : Sanksi

• Bab X : Ketentuan Lain-Lain

• Bab XI : Ketentuan Peralihan

• Bab XII : Ketentuan Penutup

I. Tabel Perizinan Berusaha Berdasarkan Tingkat Risiko dan Tabel Perizinan Berusaha Untuk Menunjang Kegiatan Usaha (per Sektor, per KBLI atau KBLI Terkait).

II. Tabel Persyaratan dan/ atau Kewajiban Perizinan Berusaha dan Perizinan Berusaha untuk Menunjang Kegiatan Usaha (per Sektor, per KBLI atau KBLI Terkait)

III. Pedoman Perizinan Berusaha Berbasis Resiko IV. Pedoman Penyusuan batang Tubuh & Lampiran

Peraturan Menteri/Kepala Lembaga tentang Standar Kegiatan Usaha dan Produk

BATANG TUBUH LAMPIRAN

SUBSTANSI PP

PENYELENGGARAN PERIZINAN BERUSAHA

BERBASIS RISIKO (P2B2R)

(6)

Perizinan Berusaha

Risiko Rendah

✓ Cukup Nomor Induk Berusaha (NIB)

✓ UMK Risiko Rendah, NIB sebagai perizinan tunggal (identitas dan legalitas, SNI, serta sertifikasi produk halal) Risiko Menengah Rendah

NIB + Sertifikat Standar (SS) (*Self Declare)

Risiko Menengah Tinggi

NIB + SS

(*Self Declare & Verifikasi)

Risiko Tinggi

NIB + Izin (+SS)

Proses perizinan kegiatan berusaha diubah dari berbasis izin ke risiko

Perizinan Berusaha Berbasis Risiko (PP 5/2021)

(7)

Risiko:

MENENGAH RENDAH

Perizinan Berusaha:

NIB + SERTIFIKAT STANDAR (SS)

PERSIAPAN OPERASIONAL KOMERSIAL

NIB + SS sebagai PERIZINAN BERUSAHA berlaku untuk melakukan kegiatan usaha

NIB + SS

PERSETUJUAN LINGKUNGAN

Pengesahan PKPLH – UKL/UPL by system OSS

SS: Sertifikat Standar dalam bentuk pernyataan mandiri dari pelaku usaha

Risiko:

MENENGAH TINGGI

Perizinan Berusaha:

NIB + SERTIFIKAT STANDAR (SS)

PERSIAPAN OPERASIONAL KOMERSIAL

NIB + SS sebagai PERIZINAN BERUSAHA berlaku untuk melakukan kegiatan usaha

• NIB + SS sebagai legalitas selama tahap persiapan

• SSdalam bentuk PERNYATAAN MANDIRI dari pelaku usaha

1.NIB + SS

3. VERIFIKASI

2. PERSETUJUAN LINGKUNGAN Pengesahan PKPLH –UKL/UPL

4. SS

*

• VERIFIKASI pemenuhan standar usaha + persetujuan lingkungan

• SS* setelah dilakukan verifikasi pemenuhan standar Usaha oleh Pemerintah

Risiko:

RENDAH

Perizinan Berusaha:

Nomor Induk Berusaha (NIB)

PERSIAPAN OPERASIONAL KOMERSIAL

NIB sebagai PERIZINAN BERUSAHA berlaku untuk melakukan kegiatan usaha

NIB

PERSETUJUAN LINGKUNGAN SPPL by OSS

Risiko:

TINGGI

Perizinan Berusaha:

NIB + IZIN

PERSIAPAN OPERASIONAL KOMERSIAL

NIB + IZIN sebagai PERIZINAN BERUSAHA berlaku untuk melakukan kegiatan usaha

NIB sebagai legalitas selama tahap persiapan

1.NIB

3. VERIFIKASI

2. PERSETUJUAN LINGKUNGAN Pengesahan PKPLH –UKL/UPL atau

Amdal -SKKL

4. IZIN

• VERIFIKASI pemenuhan standar usaha + persetujuan lingkungan

Perizinan Berusaha (Berbasis Risiko)

(8)

Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Usaha

1. Pengadaan tanah/tempat usaha 2. Pembangunan/Sewa Gedung/Kantor/Pabrik 3. Pengadaan Peralatan atau sarana 4. Pengadaan sumber daya manusia

5. Pemenuhan standar usaha

6. Kegiatan lain sebelum dilakukannya operasional dan/atau komersial

1. Produksi barang/jasa;

2. logistik dan distribusi barang/jasa

3. pemasaran barang/jasa; dan/atau

4. Kegiatan lain dalam rangka operasional dan/atau komersial.

1. TAHAP PERSIAPAN 2. TAHAP OPERASIONAL/KOMERSIAL

Pelaku usaha dengan kegiatan usaha risiko menengah tinggi / risiko tinggi wajib melakukan tahap persiapan. Bila dalam jangka

waktu 1 tahun sejak NIB terbit, tidak melakukan persiapan, Lembaga OSS mencabut NIB.

(9)

Persyaratan Dasar Perizinan Berusaha

• Daerah yang memiliki Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) otomatis mendapatkan konfirmasi KKPR

• Daerah yang memiliki Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) perlu persetujuan KKPR di Kementerian ATR/BPN.

• Persetujuan KKPR tanpa peniliaian dalam sistem OSS diterapkan berdasarkan kondisi pasal 181 PP5/2021

• Untuk Pelaku usaha UMK, sesuai PP 21/2021 tidak diterbitkan PKKPR, hanya cukup

pernytaaan mandiri.

4 UU 51 Pasal

Kesesuaian Kegiatan

Pemanfaatan Ruang (KKPR) Persetujuan

Lingkungan (PL)

• Setiap rencana usaha dan/atau kegiatan yang berdampak (penting/tidak penting) terhadap lingkungan hidup wajib memiliki: Amdal, UKL- UPL atau SPPL.

• PL merupakan persetujuan terhadap: KKLH (Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup)- Amdal, atau PKPLH (Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan Lingkungan Hidup)-UKL-UPL.

• Detail mengacu pada PP No. 22 Tahun 2021

tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

2 UU 36 Pasal

• PBG untuk membangun baru, mengubah, memperluas, mengurangi, dan/atau merawat BG sesuai standar teknis BG.

• Bangunan tak berisiko tinggi boleh mengacu

prototipe/purwarupa.

• Bangunan berisiko tinggi wajib disetujui pemerintah.

• SLF diterbitkan manajemen pengawas konstruksi.

• Detail mengacu pada PP No. 16 Tahun 2021

tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.

Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) dan

Sertifikat Laik Fungsi (SLF) 2 UU 48 Pasal Menyederhanakan dan mengintegrasikan perizinan dasar dari sejumlah UU

9

(10)

Copyright © 2021 Kementerian Investasi/BKPM. All rights reserved.

(11)

Alur Sistem OSS Berbasis Risiko (OSS-RBA)

3. SUBSISTEM PENGAWASAN

Pengawasan Insidental 2. SUBSISTEM PERIZINAN BERUSAHA

2.b. SMART ENGINE

Profil Pelaku Usaha

Persyaratan SS / Izin

Kewenangan Verifikasi SS / Izin

Perizinan Dasar

KBLI

Durasi / SLA

Bidang Usaha Penanaman Modal

(BUPM) Skala Usaha

Investasi Kriteria Lainnya

2.c. OUTPUT

FASILITAS PENANAMAN MODAL

Matriks Risiko berdasarkan KBLI / Kegiatan Usaha:

- Penilaian risiko oleh K/L sektor - Luas Lahan

- Luas / Jumlah Tingkat Bangunan - Kriteria lainnya

K/L/D/A KEK/BP KPBPB Sesuai Kewenangan (+Sistem IT Pendukung) Penilaian risiko

Parameter Risiko

Notifikasi Notifikasi

2.a. VALIDASI

KKPR Darat – ATR/BPN 1. SUBSISTEM

PELAYANAN INFORMASI

Informasi Umum Perizinan

Simulasi Perizinan Kamus OSS User Manual OSS

PELAKU USAHA

Profil Pelaku Usaha

Pengenaan Sanksi

input / evaluasi / peninjauan

Jadwal Pengawasan Tahunan Pengawasan Rutin

RISK MANAGEMENT ENGINE

KKPR Laut – KKP

• Rendah : NIB

• Menengah Rendah : NIB + SS (Usaha &/

Produk)

• Menengah Tinggi : NIB + SS (Usaha &/

Produk)

• Tinggi : NIB + Izin + [SS (Usaha &/ Produk)]

PERIZINAN BERUSAHA

FAQ

Surat Tugas

Hasil Pengawasan/BAP Layanan Pengaduan

sesuai data per tanggal 23 Maret 2021 11

(12)

12

Perbedaan OSS 1.1 dan OSS RBA

(13)

13

Perbedaan OSS 1.1 dan OSS RBA

Tahapan OSS 1.1 OSS RBA

Produk Perizinan

• NIB

• Izin Usaha

• Izin komersial/Operasional

• Risiko Rendah: NIB

• Risiko Menengah: NIB + Sertifikat Standar Usaha

• Risiko Tinggi: NIB + Izin dan apabila diperlukan Sertifikat Standar Produk

Risk Based

• Belum berbasis risiko

Semua kegiatan usaha diperlakukan sama

• Kegiatan usaha diperhitungkan tingkat risikonya

• Setiap tingkat resiko memiliki ketentuan standar atau perizinan masing - masing

UMKM

• Perizinan bagi UKM terbit otomatis (IUMK)

• NIB bagi UKM belum termasuk SNI dan JPH

• Sudah ada jalur khusus bagi UKM

• UKM hanya untuk perseorangan

• NIB bagi UKM dengan resiko rendah merupakan perizinan tunggal

• NIB sudah termasuk SNI dan JPH

• Klasifikasi mikro kecil dapat juga diperoleh oleh non perseorangan

Insentif / Fasilitas

• Tax Holiday, Tax Allowance, Investment Allowance, Vokasi, Masterlist

• Belum ada skema khusus bagi pengelola ataupun perusahaan dalam KEK

• Tax Holiday, Tax Allowance, Investment Allowance, Vokasi, Litbang dan Masterlist

• Sudah ada skema khusus bagi pengelola dan perusahaan dalam KEK

Pengawasan

Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) 1. Pengawasan rutin:

a) Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) b) Inspeksi lapangan

2. Pengawasan insidental: Inspeksi Lapangan

Teknologi

Menggunakan design monolithic • Menggunakan design microservices

• Terhubung dengan sistem layanan informasi

(14)

14

Pengaturan Bidang Usaha Penanaman Modal

Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan penanaman modal diatur dalam Perpres 10/2021 jo. 49/2021.

Orientasi pembatasan bidang usaha

515

Bidang Usaha

Perpres 44/2016

“Daftar Negatif Inventasi”

Mendorong pengembangan bidang usaha prioritas

Lebih Berdaya Saing

Perpres 10/2021 sebagaimana telah diubah dengan Perpres 49/2021

“Bidang Usaha Penanaman Modal”

14

(15)

15

Perbandingan Pengaturan Bidang Usaha Penanaman Modal

Perpres 44/2016

“Daftar Negatif Inventasi”

Perpres 10/2021 sebagaimana telah diubah dengan Perpres 49/2021

“Bidang Usaha Penanaman Modal”

LAMPIRAN I Daftar Bidang Usaha Tertutup untuk Penanaman

Modal

20 Bidang Usaha

Daftar Bidang Usaha Prioritas 246 Bidang Usaha

Berfasilitas Tax Holiday, Tax Allowance, dan Investment Allowance

LAMPIRAN II Daftar Bidang Usaha yang Dicadangkan atau

Kemitraan dengan K-UMKM 145 Bidang Usaha/KBLI

Daftar Bidang Usaha yang Dialokasikan atau Kemitraan dengan K-UMKM

182 Bidang Usaha/KBLI dalam 106 Kelompok Bidang Usaha

LAMPIRAN III Daftar Bidang Usaha yang Terbuka dengan

Persyaratan Tertentu 350 Bidang Usaha

Daftar Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan Tertentu

37 Bidang Usaha

(16)

- KPPA

- KPPA (Jasa Penunjang Tenaga Listrik Asing)

- KP3A

- KP3A - PMSE

- BUJKA

Kategori Pelaku Usaha

Orang Perseorangan

Badan Usaha Orang Perseorangan

- Pemberi Waralaba dari Luar Negeri

- Pedagang Berjangka Asing

- PSE Asing

- Bentuk Usaha Tetap

- Persyarikatan atau Persekutuan

- Yayasan

- Perseroan Terbatas (PT)

- Persekutuan Komanditer

- Badan Hukum Lainnya

- Persekutuan Firma

- Persekutuan Perdata

- Koperasi

- Perusahaan UmuM

OSS

Perwakilan

Online Single Submission (OSS) berbasis risiko memberikan

layanan bagi pelaku usaha yang terbagi ke dalam kedua kelompok besar, yaitu Usaha Mikro Kecil (UMK) dan Non Usaha Mikro Kecil (Non UMK)

Badan Usaha Luar Negeri

Badan Usaha Kantor Perwakilan

Badan Usaha Luar Negeri

UMK

UMK Non

Non-

UMK

(17)

Skala Usaha – UMK

Usaha Mikro dan Kecil (UMK) adalah usaha milik Warga Negara Indonesia (WNI), baik orang perseorangan maupun badan usaha, dengan modal usaha maksimal Rp 5 miliar, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, terdapat perubahan kriteria modal usaha UMK sebagai berikut:

MIKRO

Sebelum UU CK:

< Rp 50 juta

< Rp 1 Miliar

KECIL

Sebelum UU CK:

Rp 50 juta < KECIL < 500 juta

Rp 1 Miliar < KECIL < Rp 5 Miliar

(18)

Skala Usaha – Non UMK

MENENGAH BESAR KANTOR

PERWAKILAN Usaha milik Warga

Negara Indonesia, baik orang perseorangan maupun badan

usaha, dengan modal usaha lebih

dari Rp5 miliar sampai dengan paling banyak Rp10

miliar tidak termasuk tanah dan

bangunan tempat usaha.

BULN Orang Perorangan,

Badan usaha milik Penanaman Modal

Asing (PMA) atau Penanaman Modal

Dalam Negeri (PMDN) dengan modal usaha lebih

dari Rp10 miliar tidak termasuk tanah dan bangunan

tempat usaha.

Orang perseorangan

warga negara Indonesia atau asing,

atau badan usaha yang merupakan perwakilan pelaku

usaha dari luar negeri dengan

persetujuan pendirian kantor di

wilayah Indonesia.

Badan usaha asing yang didirikan di

luar wilayah Indonesia dan melakukan usaha dan/atau kegiatan

pada bidang

tertentu.

(19)

Tingkat Risiko

Perizinan Berusaha Berbasis Risiko adalah perizinan berusaha berdasarkan tingkat risiko kegiatan usaha dan tingkat risiko tersebut menentukan jenis perizinan berusaha. Pemerintah telah memetakan tingkat risiko sesuai dengan bidang usaha atau KBLI

(Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia) yang dapat dicek di tautan ini. KBLI yang berlaku saat ini adalah KBLI tahun 2020 dengan angka 5 digit sebagai kode bidang usaha. Berikut adalah pembagian tingkat risiko usaha dan jenis perizinan berusahanya :

TINGKAT

RISIKO Risiko Rendah (R)

Risiko Menengah Rendah (MR)

Risiko Menengah

Tinggi (MT) Risiko Tinggi (T) PERIZINA

N BERUSAH A

Nomor Induk Berusaha

(NIB) ▪ Nomor Induk

Berusaha (NIB) dan

▪ Sertifikat Standar (SS) berupa

Pernyataan Mandiri

▪ Nomor Induk Berusaha (NIB) dan

▪ Sertifikat Standar (SS) yang harus

diverifikasi oleh Kementerian/

Lembaga/

Pemerintah Daerah

▪ Nomor Induk Berusaha (NIB),

▪ Izin yang harus disetujui oleh

Kementerian/Lemba

ga/ Pemerintah

Daerah, dan/atau

Sertifikat Standar (SS)

jika dibutuhkan

(20)

Gambaran Umum Sistem OSS Berbasis Risiko

Sistem Perizinan UMK Risiko Rendah

Registrasi dan Hak Akses Pelaku Usaha

UMK

NON- UMK

Smart Engine Sistem Perizinan UMK

Risiko Menengah Rendah/Tinggi, Tinggi Sistem Perizinan Non- UMK Risiko Rendah,

Menengah, Tinggi Skala Usaha*,

Lokasi*, KBLI, BUPM, dsb

Produk Cetak

Kewenangan Pusat (Sistem OSS)

Sub-Sistem Pengawasan Pertukaran data terkait

sertifikasi halal dan SNI Penapisan

Bidang Usaha

Validasi Database KBLI berikut risiko dan Ketentuannya

Proses verifikasi Tata Ruang, Persetujuan Lingkungan, Pemenuhan Standa SS, Pemenuhan Persyaratan Izin Isi Data

Pelaku Usaha

Isi Data Kegiata n Usaha

Validasi Tata RUang

Validasi Pesetuju

an Lingkung

an

Proses Penerbita

n Perizinan Berusaha

Verifkasi K/L/D

(21)

Gambaran Umum Pemrosesan oleh K/L/D

Pemilihan Bidang Usaha Pelaku

Usaha

Pengisian Data Usaha

Izin Lokasi Darat, Laut, Hutan

Risiko Rendah (R)

Risiko Menengah Rendah (MR)

Risiko Menengah Tinggi (MT)

Risiko Tinggi (T)

Pemenuhan Persyaratan

Dasar

Pemenuhan Persyaratan

Sektoral

K/L/D

Verifikasi Lokasi

Verifikasi Persyaratan

Dasar

Verifikasi Persyaratan Izin

/ SS

NIB

Pernyataan

Mandiri

NIB + SS

NIB + Izin (+ SS) Sesuai KBLI 2020

Aliran data dan pertukaran data otomatis sesuai bidang usaha, lokasi, skala, dan tingkat risiko

Validasi Tingkat Risiko

NIB + SS

(22)

Pertukaran Data dalam OSS Berbasis Risiko

Terdapat tiga metodologi yang digunakan di dalam OSS untuk terintegrasi dengan K/L/D

Pertukaran Data Terkait Perizinan Berusaha

Pemrosesan Perizinan Dengan Hak Akses K/L

Pemrosesan Perizinan Dengan Hak Akses Daerah

▪ Kementerian Dalam Negeri

▪ Kemenkumham

▪ Kementerian Keuangan

▪ Kementerian ATR/BPN

▪ Kementerian Kelautan dan Perikanan

▪ Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan / PTSP

▪ Kementerian Tenaga Kerja

▪ BPJS Kesehatan

▪ BPJS Ketenagkerjaan

▪ Badan Standardisasi Nasional

▪ Badan Penyelenggaran Jaminan Produk Halal

▪ Kementerian PUPR

▪ Kementerian Pertanian

▪ Kementerian Perindustrian

▪ Kementerian ESDM

▪ Kementerian Perhubungan

▪ Kementerian Keuangan

▪ Kementerian Kesehatan

▪ Kementerian Kominfo

▪ Kementerian Pariwisata/Bekraf

▪ Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi

▪ Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

▪ Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

▪ Kementerian Agama

▪ Kementerian Kelautan dan Perikanan

▪ BPOM

▪ BAPETEN

▪ BRIN

▪ Kepolisian Republik Indonesia

▪ DPMPTSP [514 Kabupaten/Kota + 34 Provinsi + 15 KEK + 5 KPBPB]

1

2

3

11

18

548 DPMPTSP

Pemroresan, Pemenuhan

Persyaratan, Validasi, dsb

(23)

Penerima Hak Akses

Pasal 11ayat 2 (perBKPM no. 3/2021)

K / L terkait

DPMPTSP Kabupaten/Kota

Pelaku Usaha

DPMPTSP Provinsi Badan Pengusahaan

KPBPB

Administrator KEK

Amanah PP 5/2021

Subsistem Perizinan Berusaha diakses menggunakan hak akses oleh:

• Pelaku Usaha;

• Lembaga OSS;

• kementerian/l embaga;

• DPMPTSP provinsi;

• DPMPTSPkabupaten/kota;

• Administrator KEK; dan

• Badan Pengusahaan KPBPB.

Copyright © 2021 Kementerian Investasi/BKPM. All rights reserved.

Pengelola hak akses dapat

memberikan hak akses turunan sesuai

kewenangan dan kebutuhan yang

diperlukan. (Penjelasan Pasal 171 PP

5/2021)

(24)

Pendaftaran hak akses dengan NIK e-KTP atau Passport dan nomor pengesahan badan usaha dan dasar hukum pembentukan

REGISTRASI

1

▪ Untuk non

perseorangan berupa data profil perusahaan dan legalitas

perusahaan.

▪ Untuk perseorangan berisi data profil pelaku usaha sesuai NIK

DATA PELAKU USAHA

2

Pengisian detil data proyek

Pengisian meliputi: KBLI 5 digit, rencana lokasi usaha, jenis API, Akses Kepabeanan, BPJS, WLKP, produk/jasa, kapasitas, jumlah tenaga kerja, rencana nilai investasi, SNI atau Sertifikat Halal

DATA USAHA

3

Penerbitan perizinan berusaha :

NIB untuk risiko rendah

NIB dan Sertifikat Standar untuk risiko menengah rendah dan menengah tinggi

NIB, Sertifikat Standar dan Izin untuk risiko tinggi

PENERBITAN

4

▪ Pengajuan fasilitas berupa Tax Holiday, Tax Allowance, Pembebasan Bea Masuk dan fasilitas lainnya kepada pelaku usaha yang eligible mendapatkan fasilitas

FASILITAS

5

Pengawasan meliputi tata ruang, standar K3L, standar pelaksanaan kegiatan usaha, atau persyaratan lain berdasarkan NSPK K/L dan kewajiban atas penyampaian laporan dan/atau

pemanfaatan fasilitas penanaman modal.

Pengawas dapat melakukan pembinaan, perbaikan dan pemberhentian pelanggaran

PENGAWASAN

6

7

ANALISIS RISIKO

Sistem menganalisis tingkat risiko dari kegiatan usaha

Mengacu Lampiran IA dan Lampiran IIA PP 5/2021

ALUR PROSES SISTEM OSS BERBASIS RISIKO

8

TATA RUANG DAN

PERSETUJUAN LINGKUNGAN

Validasi dan.atau permohonan Kesesuaian Tata Ruang (KKPR)

Validasi dan/atau permohonan Persetujuan Lingkungan

(25)

Jangka Waktu Pemenuhan Persyaratan: PB Risiko MT & T

Pelaku Usaha

WaktuProduksi/Komersial (sesuai isian data Usaha olehPelaku Usahadi dalam Sistem OSS)

Notifikasi2:

Batas palinglambat untuk pemenuhan persyaratan SS/Izin

90Hari

Jangka Waktu PelakuUsaha

180Hari

Notifikasi1:

untukpemenuhan persyaratanSS/Izin

Catatan:

Jangka Waktu Pemenuhan PersyaratanSS/Izin bagi Pelaku Usaha adalah “palinglambat3 bulansebelumwaktu produksi/ komersial yang diisi oleh Pelaku Usaha pada saat mengisidatakegiatan usaha sebagai syarat penerbitan NIB".

Copyright © 2021 Kementerian Investasi/BKPM. All rights reserved.

Pengisian Data Usaha di Sistem

OSS, termasuk: perkiraan

waktu produksi/komersial

(26)

Referensi

Dokumen terkait

• Standar perizinan terdapat dalam Per BPOM No 10 Tahun 2021 tentang Standar Kegiatan Usaha dan Produk Pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor Obat dan

Jenis perizinan berusaha, persyaratan perizinan berusaha, dan masa berlaku perizinan berusaha sektor ketenaganukliran dan Penunjukan Pendukung Sektor Ketenaganukliran

10 Tahun 2021 tentang Bidang Usaha Penanaman Modal (BUPM)*.. Substansi Lampiran Perpres BUPM No.. 1 NSPK Perizinan Berusaha Berbasis Risiko dalam OSS merupakan acuan tunggal

35115-35118 Izin Pembelian Tenaga Listrik Lintas Negara Tinggi NIB, izin dan sertifikat standar. 35115-35118 Izin Interkoneksi Jaringan Tenaga Listri Lintas

(2) Persyaratan dan/atau kewajiban Perizinan Berusaha pada sektor kelautan dan perikanan yang ditetapkan berdasarkan hasil analisis Risiko kegiatan usaha

➢Pencabutan diikuti dengan Pencabutan NIB dan dalam hal Pelaku Usaha tidak melakukan permohonan Perizinan Berusaha yang baru dalam kurun waktu 6 bulan, Sistem OSS otomatis

- Permohonan Perpanjangan, Perubahan, dan Perpanjangan dengan Perubahan Izin Edar Alat Kesehatan Dalam Negeri kelas A, B, C dan D 1) Penandaan lama yang telah disetujui 2)

b) pernyataan bahwa dalam proses perizinan tidak mengeluarkan biaya selain yang ditentukan dalam ketentuan peraturan perundang-undangan. Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan pada