OSS
BERBASIS RISIKO
Penyederhanaan Regulasi: UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja*
Dengan metode Omnibus Law, 79 Undang-Undang direvisi sekaligus hanya dengan satu UU Cipta Kerja yang mengatur 18 sektor
UU Cipta Kerja
186 Pasal
dan 15 BAB
dalam UU CK
*47 PP dan 4 Perpres sebagai Peraturan Pelaksana
jdih.setneg.go.id
11 Klaster
Peningkatan Ekosistem
Investasi dan Kegiatan Usaha
Perizinan Berusaha
Ketenagakerjaan
Dukungan Koperasi dan UMKM
Dukungan Riset dan Inovasi
Pengadaan Lahan
Kawasan Ekonomi
Kemudahan Berusaha
Investasi Pemerintah Pusat dan Percepatan PSN
Administrasi Pemerintahan
Pengenaan Sanksi
2
disederhanakan menjadi
*UUCK berlaku pada tanggal diundangkan, atau 2 NOVEMBER 2020 (Ps. 186, UUCK No. 11/2020).
3
Amanat UU Cipta Kerja: Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
Pengaruh terhadap Dunia Investasi
Pasal 6 UU Cipta Kerja:
Peningkatan ekosistem investasi dan kegiatan berusaha meliputi:
a. penerapan Perizinan Berusaha berbasis risiko;
b. penyederhanaan persyaratan dasar Perizinan Berusaha;
c. penyederhanaan Perizinan Berusaha sektor; dan d. penyederhanaan persyaratan investasi.
Pengembangan Sistem OSS
Pasal 7 ayat (1) dan ayat (7) UU Cipta Kerja:
• Perizinan Berusaha berbasis risiko dilakukan berdasarkan penetapan tingkat risiko dan peringkat skala usaha kegiatan usaha.
• Tingkat risiko dan peringkat skala usaha kegiatan usaha ditetapkan menjadi:
a. kegiatan usaha berisiko rendah;
b. kegiatan usaha berisiko menengah; atau
c. kegiatan usaha berisiko tinggi.
Ketentuan PP Nomor 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
1 NSPK Perizinan Berusaha Berbasis Risiko dalam OSS merupakan acuan tunggal bagi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan Pelaku Usaha. (Pasal 21 ayat (2))
3 Sistem OSS dibagi ke dalam 3 Subsistem, yaitu: 1) Subsistem Pelayanan Informasi;
2) Subsistem Perizinan Berusaha; 3) Subsistem Pengawasan
(Pasal 167)2 Sistem OSS wajib digunakan oleh K/L, Pemda, Administrator KEK, Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB) serta Pelaku Usaha. Proses perizinan berusaha dilakukan dalam Sistem OSS yang disediakan oleh BKPM. (Pasal 167)
oss.go.id
4 Pengawasan secara terintegrasi dan terkoordinasi K/L, Pemda, KEK, KPBPB melalui Sistem
OSS.
(Pasal 211 ayat (1) dan Pasal 215 ayat (1))
5
PP NO. 5 TAHUN 2021
• Bab I : Ketentuan Umum
• Bab II : Kebijakan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
• Bab III : Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria Perizinan Berusaha Berbasis Risiko dan Tata Cara Pengawasan Sektor
• Bab IV : Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Dan
Pengawasan Melalui Layanan Sistem Terintegrasi Secara Elektronik
• Bab V : Tata Cara Pengawasan Perizinan Berusaha Berbasis Resiko
• Bab VI : Evaluasi dan Pengembangan Kebijakan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
• Bab VII : Pendanaan Perizinan Berusaha Berbasis Resiko
• Bab VIII : Penyelesaian Permasalahan Dan Hambatan Perizinan Berusaha Berbasis Resiko
• Bab IX : Sanksi
• Bab X : Ketentuan Lain-Lain
• Bab XI : Ketentuan Peralihan
• Bab XII : Ketentuan Penutup
I. Tabel Perizinan Berusaha Berdasarkan Tingkat Risiko dan Tabel Perizinan Berusaha Untuk Menunjang Kegiatan Usaha (per Sektor, per KBLI atau KBLI Terkait).
II. Tabel Persyaratan dan/ atau Kewajiban Perizinan Berusaha dan Perizinan Berusaha untuk Menunjang Kegiatan Usaha (per Sektor, per KBLI atau KBLI Terkait)
III. Pedoman Perizinan Berusaha Berbasis Resiko IV. Pedoman Penyusuan batang Tubuh & Lampiran
Peraturan Menteri/Kepala Lembaga tentang Standar Kegiatan Usaha dan Produk
BATANG TUBUH LAMPIRAN
SUBSTANSI PP
PENYELENGGARAN PERIZINAN BERUSAHA
BERBASIS RISIKO (P2B2R)
Perizinan Berusaha
Risiko Rendah
✓ Cukup Nomor Induk Berusaha (NIB)
✓ UMK Risiko Rendah, NIB sebagai perizinan tunggal (identitas dan legalitas, SNI, serta sertifikasi produk halal) Risiko Menengah Rendah
NIB + Sertifikat Standar (SS) (*Self Declare)
Risiko Menengah Tinggi
NIB + SS
(*Self Declare & Verifikasi)
Risiko Tinggi
NIB + Izin (+SS)
Proses perizinan kegiatan berusaha diubah dari berbasis izin ke risiko
Perizinan Berusaha Berbasis Risiko (PP 5/2021)
Risiko:
MENENGAH RENDAH
Perizinan Berusaha:
NIB + SERTIFIKAT STANDAR (SS)
PERSIAPAN OPERASIONAL KOMERSIAL
NIB + SS sebagai PERIZINAN BERUSAHA berlaku untuk melakukan kegiatan usaha
NIB + SS
PERSETUJUAN LINGKUNGAN
Pengesahan PKPLH – UKL/UPL by system OSS
SS: Sertifikat Standar dalam bentuk pernyataan mandiri dari pelaku usaha
Risiko:
MENENGAH TINGGI
Perizinan Berusaha:
NIB + SERTIFIKAT STANDAR (SS)
PERSIAPAN OPERASIONAL KOMERSIAL
NIB + SS sebagai PERIZINAN BERUSAHA berlaku untuk melakukan kegiatan usaha
• NIB + SS sebagai legalitas selama tahap persiapan
• SSdalam bentuk PERNYATAAN MANDIRI dari pelaku usaha
1.NIB + SS
3. VERIFIKASI
2. PERSETUJUAN LINGKUNGAN Pengesahan PKPLH –UKL/UPL
4. SS
*• VERIFIKASI pemenuhan standar usaha + persetujuan lingkungan
• SS* setelah dilakukan verifikasi pemenuhan standar Usaha oleh Pemerintah
Risiko:
RENDAH
Perizinan Berusaha:
Nomor Induk Berusaha (NIB)
PERSIAPAN OPERASIONAL KOMERSIAL
NIB sebagai PERIZINAN BERUSAHA berlaku untuk melakukan kegiatan usaha
NIB
PERSETUJUAN LINGKUNGAN SPPL by OSS
Risiko:
TINGGI
Perizinan Berusaha:
NIB + IZIN
PERSIAPAN OPERASIONAL KOMERSIAL
NIB + IZIN sebagai PERIZINAN BERUSAHA berlaku untuk melakukan kegiatan usaha
NIB sebagai legalitas selama tahap persiapan
1.NIB
3. VERIFIKASI
2. PERSETUJUAN LINGKUNGAN Pengesahan PKPLH –UKL/UPL atau
Amdal -SKKL
4. IZIN
• VERIFIKASI pemenuhan standar usaha + persetujuan lingkungan
Perizinan Berusaha (Berbasis Risiko)
Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Usaha
1. Pengadaan tanah/tempat usaha 2. Pembangunan/Sewa Gedung/Kantor/Pabrik 3. Pengadaan Peralatan atau sarana 4. Pengadaan sumber daya manusia
5. Pemenuhan standar usaha
6. Kegiatan lain sebelum dilakukannya operasional dan/atau komersial
1. Produksi barang/jasa;
2. logistik dan distribusi barang/jasa
3. pemasaran barang/jasa; dan/atau
4. Kegiatan lain dalam rangka operasional dan/atau komersial.
1. TAHAP PERSIAPAN 2. TAHAP OPERASIONAL/KOMERSIAL
Pelaku usaha dengan kegiatan usaha risiko menengah tinggi / risiko tinggi wajib melakukan tahap persiapan. Bila dalam jangka
waktu 1 tahun sejak NIB terbit, tidak melakukan persiapan, Lembaga OSS mencabut NIB.
Persyaratan Dasar Perizinan Berusaha
• Daerah yang memiliki Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) otomatis mendapatkan konfirmasi KKPR
• Daerah yang memiliki Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) perlu persetujuan KKPR di Kementerian ATR/BPN.
• Persetujuan KKPR tanpa peniliaian dalam sistem OSS diterapkan berdasarkan kondisi pasal 181 PP5/2021
• Untuk Pelaku usaha UMK, sesuai PP 21/2021 tidak diterbitkan PKKPR, hanya cukup
pernytaaan mandiri.
4 UU 51 Pasal
Kesesuaian Kegiatan
Pemanfaatan Ruang (KKPR) Persetujuan
Lingkungan (PL)
• Setiap rencana usaha dan/atau kegiatan yang berdampak (penting/tidak penting) terhadap lingkungan hidup wajib memiliki: Amdal, UKL- UPL atau SPPL.
• PL merupakan persetujuan terhadap: KKLH (Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup)- Amdal, atau PKPLH (Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan Lingkungan Hidup)-UKL-UPL.
• Detail mengacu pada PP No. 22 Tahun 2021
tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.2 UU 36 Pasal
• PBG untuk membangun baru, mengubah, memperluas, mengurangi, dan/atau merawat BG sesuai standar teknis BG.
• Bangunan tak berisiko tinggi boleh mengacu
prototipe/purwarupa.• Bangunan berisiko tinggi wajib disetujui pemerintah.
• SLF diterbitkan manajemen pengawas konstruksi.
• Detail mengacu pada PP No. 16 Tahun 2021
tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) dan
Sertifikat Laik Fungsi (SLF) 2 UU 48 Pasal Menyederhanakan dan mengintegrasikan perizinan dasar dari sejumlah UU
9
Copyright © 2021 Kementerian Investasi/BKPM. All rights reserved.
Alur Sistem OSS Berbasis Risiko (OSS-RBA)
3. SUBSISTEM PENGAWASAN
Pengawasan Insidental 2. SUBSISTEM PERIZINAN BERUSAHA
2.b. SMART ENGINE
Profil Pelaku Usaha
Persyaratan SS / Izin
Kewenangan Verifikasi SS / Izin
Perizinan Dasar
KBLI
Durasi / SLA
Bidang Usaha Penanaman Modal
(BUPM) Skala Usaha
Investasi Kriteria Lainnya
2.c. OUTPUT
FASILITAS PENANAMAN MODAL
Matriks Risiko berdasarkan KBLI / Kegiatan Usaha:
- Penilaian risiko oleh K/L sektor - Luas Lahan
- Luas / Jumlah Tingkat Bangunan - Kriteria lainnya
K/L/D/A KEK/BP KPBPB Sesuai Kewenangan (+Sistem IT Pendukung) Penilaian risiko
Parameter Risiko
Notifikasi Notifikasi
2.a. VALIDASI
KKPR Darat – ATR/BPN 1. SUBSISTEM
PELAYANAN INFORMASI
Informasi Umum Perizinan
Simulasi Perizinan Kamus OSS User Manual OSS
PELAKU USAHA
Profil Pelaku Usaha
Pengenaan Sanksi
input / evaluasi / peninjauan
Jadwal Pengawasan Tahunan Pengawasan Rutin
RISK MANAGEMENT ENGINE
KKPR Laut – KKP
• Rendah : NIB
• Menengah Rendah : NIB + SS (Usaha &/
Produk)
• Menengah Tinggi : NIB + SS (Usaha &/
Produk)
• Tinggi : NIB + Izin + [SS (Usaha &/ Produk)]
PERIZINAN BERUSAHA
FAQ
Surat Tugas
Hasil Pengawasan/BAP Layanan Pengaduan
sesuai data per tanggal 23 Maret 2021 11
12
Perbedaan OSS 1.1 dan OSS RBA
13
Perbedaan OSS 1.1 dan OSS RBA
Tahapan OSS 1.1 OSS RBA
Produk Perizinan
• NIB
• Izin Usaha
• Izin komersial/Operasional
• Risiko Rendah: NIB
• Risiko Menengah: NIB + Sertifikat Standar Usaha
• Risiko Tinggi: NIB + Izin dan apabila diperlukan Sertifikat Standar Produk
Risk Based
• Belum berbasis risiko
Semua kegiatan usaha diperlakukan sama
• Kegiatan usaha diperhitungkan tingkat risikonya
• Setiap tingkat resiko memiliki ketentuan standar atau perizinan masing - masing
UMKM
• Perizinan bagi UKM terbit otomatis (IUMK)
• NIB bagi UKM belum termasuk SNI dan JPH
• Sudah ada jalur khusus bagi UKM
• UKM hanya untuk perseorangan
• NIB bagi UKM dengan resiko rendah merupakan perizinan tunggal
• NIB sudah termasuk SNI dan JPH
• Klasifikasi mikro kecil dapat juga diperoleh oleh non perseorangan
Insentif / Fasilitas
• Tax Holiday, Tax Allowance, Investment Allowance, Vokasi, Masterlist
• Belum ada skema khusus bagi pengelola ataupun perusahaan dalam KEK
• Tax Holiday, Tax Allowance, Investment Allowance, Vokasi, Litbang dan Masterlist
• Sudah ada skema khusus bagi pengelola dan perusahaan dalam KEK
Pengawasan
Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) 1. Pengawasan rutin:
a) Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) b) Inspeksi lapangan
2. Pengawasan insidental: Inspeksi Lapangan
Teknologi
Menggunakan design monolithic • Menggunakan design microservices
• Terhubung dengan sistem layanan informasi
14
Pengaturan Bidang Usaha Penanaman Modal
Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan penanaman modal diatur dalam Perpres 10/2021 jo. 49/2021.
Orientasi pembatasan bidang usaha
515
Bidang Usaha
Perpres 44/2016
“Daftar Negatif Inventasi”
Mendorong pengembangan bidang usaha prioritas
Lebih Berdaya Saing
Perpres 10/2021 sebagaimana telah diubah dengan Perpres 49/2021
“Bidang Usaha Penanaman Modal”
14
15
Perbandingan Pengaturan Bidang Usaha Penanaman Modal
Perpres 44/2016
“Daftar Negatif Inventasi”
Perpres 10/2021 sebagaimana telah diubah dengan Perpres 49/2021
“Bidang Usaha Penanaman Modal”
LAMPIRAN I Daftar Bidang Usaha Tertutup untuk Penanaman
Modal
20 Bidang Usaha
Daftar Bidang Usaha Prioritas 246 Bidang Usaha
Berfasilitas Tax Holiday, Tax Allowance, dan Investment Allowance
LAMPIRAN II Daftar Bidang Usaha yang Dicadangkan atau
Kemitraan dengan K-UMKM 145 Bidang Usaha/KBLI
Daftar Bidang Usaha yang Dialokasikan atau Kemitraan dengan K-UMKM
182 Bidang Usaha/KBLI dalam 106 Kelompok Bidang Usaha
LAMPIRAN III Daftar Bidang Usaha yang Terbuka dengan
Persyaratan Tertentu 350 Bidang Usaha
Daftar Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan Tertentu
37 Bidang Usaha
- KPPA
- KPPA (Jasa Penunjang Tenaga Listrik Asing)
- KP3A
- KP3A - PMSE
- BUJKA
Kategori Pelaku Usaha
Orang Perseorangan
Badan Usaha Orang Perseorangan
- Pemberi Waralaba dari Luar Negeri
- Pedagang Berjangka Asing
- PSE Asing
- Bentuk Usaha Tetap
- Persyarikatan atau Persekutuan
- Yayasan
- Perseroan Terbatas (PT)
- Persekutuan Komanditer
- Badan Hukum Lainnya
- Persekutuan Firma
- Persekutuan Perdata
- Koperasi
- Perusahaan UmuM
OSS
Perwakilan
Online Single Submission (OSS) berbasis risiko memberikan
layanan bagi pelaku usaha yang terbagi ke dalam kedua kelompok besar, yaitu Usaha Mikro Kecil (UMK) dan Non Usaha Mikro Kecil (Non UMK)
Badan Usaha Luar Negeri
Badan Usaha Kantor Perwakilan
Badan Usaha Luar Negeri
UMK
UMK Non
Non-
UMK
Skala Usaha – UMK
Usaha Mikro dan Kecil (UMK) adalah usaha milik Warga Negara Indonesia (WNI), baik orang perseorangan maupun badan usaha, dengan modal usaha maksimal Rp 5 miliar, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, terdapat perubahan kriteria modal usaha UMK sebagai berikut:
MIKRO
Sebelum UU CK:
< Rp 50 juta
< Rp 1 Miliar
KECIL
Sebelum UU CK:
Rp 50 juta < KECIL < 500 juta
Rp 1 Miliar < KECIL < Rp 5 Miliar
Skala Usaha – Non UMK
MENENGAH BESAR KANTOR
PERWAKILAN Usaha milik Warga
Negara Indonesia, baik orang perseorangan maupun badan
usaha, dengan modal usaha lebih
dari Rp5 miliar sampai dengan paling banyak Rp10
miliar tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha.
BULN Orang Perorangan,
Badan usaha milik Penanaman Modal
Asing (PMA) atau Penanaman Modal
Dalam Negeri (PMDN) dengan modal usaha lebih
dari Rp10 miliar tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha.
Orang perseorangan
warga negara Indonesia atau asing,
atau badan usaha yang merupakan perwakilan pelaku
usaha dari luar negeri dengan
persetujuan pendirian kantor di
wilayah Indonesia.
Badan usaha asing yang didirikan di
luar wilayah Indonesia dan melakukan usaha dan/atau kegiatan
pada bidang
tertentu.
Tingkat Risiko
Perizinan Berusaha Berbasis Risiko adalah perizinan berusaha berdasarkan tingkat risiko kegiatan usaha dan tingkat risiko tersebut menentukan jenis perizinan berusaha. Pemerintah telah memetakan tingkat risiko sesuai dengan bidang usaha atau KBLI
(Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia) yang dapat dicek di tautan ini. KBLI yang berlaku saat ini adalah KBLI tahun 2020 dengan angka 5 digit sebagai kode bidang usaha. Berikut adalah pembagian tingkat risiko usaha dan jenis perizinan berusahanya :
TINGKAT
RISIKO Risiko Rendah (R)
Risiko Menengah Rendah (MR)
Risiko Menengah
Tinggi (MT) Risiko Tinggi (T) PERIZINA
N BERUSAH A
Nomor Induk Berusaha
(NIB) ▪ Nomor Induk
Berusaha (NIB) dan
▪ Sertifikat Standar (SS) berupa
Pernyataan Mandiri
▪ Nomor Induk Berusaha (NIB) dan
▪ Sertifikat Standar (SS) yang harus
diverifikasi oleh Kementerian/
Lembaga/
Pemerintah Daerah
▪ Nomor Induk Berusaha (NIB),
▪ Izin yang harus disetujui oleh
Kementerian/Lemba
ga/ Pemerintah
Daerah, dan/atau
Sertifikat Standar (SS)
jika dibutuhkan
Gambaran Umum Sistem OSS Berbasis Risiko
Sistem Perizinan UMK Risiko Rendah
Registrasi dan Hak Akses Pelaku Usaha
UMK
NON- UMK
Smart Engine Sistem Perizinan UMK
Risiko Menengah Rendah/Tinggi, Tinggi Sistem Perizinan Non- UMK Risiko Rendah,
Menengah, Tinggi Skala Usaha*,
Lokasi*, KBLI, BUPM, dsb
Produk Cetak
• Kewenangan Pusat (Sistem OSS)
Sub-Sistem Pengawasan Pertukaran data terkait
sertifikasi halal dan SNI Penapisan
Bidang Usaha
Validasi Database KBLI berikut risiko dan Ketentuannya
Proses verifikasi Tata Ruang, Persetujuan Lingkungan, Pemenuhan Standa SS, Pemenuhan Persyaratan Izin Isi Data
Pelaku Usaha
Isi Data Kegiata n Usaha
Validasi Tata RUang
Validasi Pesetuju
an Lingkung
an
Proses Penerbita
n Perizinan Berusaha
Verifkasi K/L/D
Gambaran Umum Pemrosesan oleh K/L/D
Pemilihan Bidang Usaha Pelaku
Usaha
Pengisian Data Usaha
Izin Lokasi Darat, Laut, Hutan
Risiko Rendah (R)
Risiko Menengah Rendah (MR)
Risiko Menengah Tinggi (MT)
Risiko Tinggi (T)
Pemenuhan Persyaratan
Dasar
Pemenuhan Persyaratan
Sektoral
K/L/D
Verifikasi Lokasi
Verifikasi Persyaratan
Dasar
Verifikasi Persyaratan Izin
/ SS
NIB
Pernyataan
Mandiri
NIB + SSNIB + Izin (+ SS) Sesuai KBLI 2020
Aliran data dan pertukaran data otomatis sesuai bidang usaha, lokasi, skala, dan tingkat risiko
Validasi Tingkat Risiko
NIB + SS
Pertukaran Data dalam OSS Berbasis Risiko
Terdapat tiga metodologi yang digunakan di dalam OSS untuk terintegrasi dengan K/L/D
Pertukaran Data Terkait Perizinan Berusaha
Pemrosesan Perizinan Dengan Hak Akses K/L
Pemrosesan Perizinan Dengan Hak Akses Daerah
▪ Kementerian Dalam Negeri
▪ Kemenkumham
▪ Kementerian Keuangan
▪ Kementerian ATR/BPN
▪ Kementerian Kelautan dan Perikanan
▪ Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan / PTSP
▪ Kementerian Tenaga Kerja
▪ BPJS Kesehatan
▪ BPJS Ketenagkerjaan
▪ Badan Standardisasi Nasional
▪ Badan Penyelenggaran Jaminan Produk Halal
▪ Kementerian PUPR
▪ Kementerian Pertanian
▪ Kementerian Perindustrian
▪ Kementerian ESDM
▪ Kementerian Perhubungan
▪ Kementerian Keuangan
▪ Kementerian Kesehatan
▪ Kementerian Kominfo
▪ Kementerian Pariwisata/Bekraf
▪ Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
▪ Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
▪ Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
▪ Kementerian Agama
▪ Kementerian Kelautan dan Perikanan
▪ BPOM
▪ BAPETEN
▪ BRIN
▪ Kepolisian Republik Indonesia
▪ DPMPTSP [514 Kabupaten/Kota + 34 Provinsi + 15 KEK + 5 KPBPB]
1
2
3
11
18
548 DPMPTSP
Pemroresan, Pemenuhan
Persyaratan, Validasi, dsb
Penerima Hak Akses
Pasal 11ayat 2 (perBKPM no. 3/2021)
K / L terkaitDPMPTSP Kabupaten/Kota
Pelaku Usaha
DPMPTSP Provinsi Badan Pengusahaan
KPBPB
Administrator KEK
Amanah PP 5/2021
Subsistem Perizinan Berusaha diakses menggunakan hak akses oleh:
• Pelaku Usaha;
• Lembaga OSS;
• kementerian/l embaga;
• DPMPTSP provinsi;
• DPMPTSPkabupaten/kota;
• Administrator KEK; dan
• Badan Pengusahaan KPBPB.
Copyright © 2021 Kementerian Investasi/BKPM. All rights reserved.
Pengelola hak akses dapat
memberikan hak akses turunan sesuai
kewenangan dan kebutuhan yang
diperlukan. (Penjelasan Pasal 171 PP
5/2021)
❑ Pendaftaran hak akses dengan NIK e-KTP atau Passport dan nomor pengesahan badan usaha dan dasar hukum pembentukan
REGISTRASI
1
▪ Untuk non
perseorangan berupa data profil perusahaan dan legalitas
perusahaan.
▪ Untuk perseorangan berisi data profil pelaku usaha sesuai NIK
DATA PELAKU USAHA
2
❑ Pengisian detil data proyek
❑ Pengisian meliputi: KBLI 5 digit, rencana lokasi usaha, jenis API, Akses Kepabeanan, BPJS, WLKP, produk/jasa, kapasitas, jumlah tenaga kerja, rencana nilai investasi, SNI atau Sertifikat Halal
DATA USAHA
3
❑ Penerbitan perizinan berusaha :
❑ NIB untuk risiko rendah
❑ NIB dan Sertifikat Standar untuk risiko menengah rendah dan menengah tinggi
❑ NIB, Sertifikat Standar dan Izin untuk risiko tinggi
PENERBITAN
4
▪ Pengajuan fasilitas berupa Tax Holiday, Tax Allowance, Pembebasan Bea Masuk dan fasilitas lainnya kepada pelaku usaha yang eligible mendapatkan fasilitas
FASILITAS
5
❑ Pengawasan meliputi tata ruang, standar K3L, standar pelaksanaan kegiatan usaha, atau persyaratan lain berdasarkan NSPK K/L dan kewajiban atas penyampaian laporan dan/atau
pemanfaatan fasilitas penanaman modal.
❑ Pengawas dapat melakukan pembinaan, perbaikan dan pemberhentian pelanggaran
PENGAWASAN
6
7
ANALISIS RISIKO
❑ Sistem menganalisis tingkat risiko dari kegiatan usaha
❑ Mengacu Lampiran IA dan Lampiran IIA PP 5/2021
ALUR PROSES SISTEM OSS BERBASIS RISIKO
8
TATA RUANG DAN
PERSETUJUAN LINGKUNGAN
❑ Validasi dan.atau permohonan Kesesuaian Tata Ruang (KKPR)
❑ Validasi dan/atau permohonan Persetujuan Lingkungan
Jangka Waktu Pemenuhan Persyaratan: PB Risiko MT & T
Pelaku Usaha
WaktuProduksi/Komersial (sesuai isian data Usaha olehPelaku Usahadi dalam Sistem OSS)
Notifikasi2:
Batas palinglambat untuk pemenuhan persyaratan SS/Izin
90Hari
Jangka Waktu PelakuUsaha
180Hari
Notifikasi1:
untukpemenuhan persyaratanSS/Izin
Catatan:
Jangka Waktu Pemenuhan PersyaratanSS/Izin bagi Pelaku Usaha adalah “palinglambat3 bulansebelumwaktu produksi/ komersial yang diisi oleh Pelaku Usaha pada saat mengisidatakegiatan usaha sebagai syarat penerbitan NIB".
Copyright © 2021 Kementerian Investasi/BKPM. All rights reserved.