PENGAWASAN
PERIZINAN BERUSAHA
BERBASIS RISIKO
Tata Cara Pengawasan 01
03
Pengawasan Penanaman Modal
04 Pemenuhan Standar Usaha dan Persiapan Kegiatan Usaha
05 Tindakan Administrasi
Sub Materi Pokok
Sub Sistem Pengawasan 02
06 Sanksi Administrasi
TATA CARA PENGAWASAN
Pengawasan adalah upaya untuk memastikan
pelaksanaan kegiatan usaha sesuai dengan standar pelaksanaan kegiatan usaha yang dilakukan melalui pendekatan berbasis Risiko dan kewajiban yang harus dipenuhi Pelaku Usaha
Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021
Tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
Peraturan BKPM Nomor 5 tentang Pedoman dan Tata Cara
Pengawasan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
Penyelenggaraan PB2R:
Pengaturan PB2R; NSPK PB2R; PB2R melalui layanan Sistem OSS; Tatacara Pengawasan PB2R; Evaluasi dan reformasi
kebijakan PB2R; Pendanaan PB2R; Penyelesaian permasalahan dan hambatan PB2R; Sanksi Penerbitan Perizinan
Berusaha yang lebih efektif dan sederhana
Pengawasan kegiatan yang transparan, terstruktur, dapat
dipertangungjawabkan
Tujuan: Meningkatkan ekosistem investasi dan kegiatan berusaha
P2B2R dilakukan secara elektronik dan terintegrasi melalui sistem Online Single Submission
(OSS: subsistem pelayanan informasi, subsistem Perizinan Berusaha, subsistem Pengawasan)
Wajib digunakan oleh Kementerian/Lembaga; Pemerintah Provinsi; Pemerintah Kabupaten/Kota; Administrator KEK;
Badan Pengusahaan KPBPB; Pelaku Usaha
(PP No. 5 Tahun 2021 Pasal 167)
TUJUAN PELAKSANAAN PENGAWASAN
Tingkat Kepatuha
n Pelaku Usaha
Pemerintah Daerah kota
DPMPTSP Kota melakukan koordinasi pelaksanaan pengawasan atas kewenangan pemerintah daerah kota
Kawasan PBPB
Badan Pengusahaan KPBPB melakukan koordinasi pelaksanaan pengawasan yang berlokasi di KPBPB
Pemerintah Daerah kabupaten
DPMPTSP Kabupaten melakukan
koordinasi pelaksanaan pengawasan atas kewenangan pemerintah daerah kabupaten
Lembaga OSS
BKPM melakukan koordinasi atas pelaksanaan Pengawasan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko melalui Sistem OSS yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat
Pemerintah Daerah provinsi
DPMPTSP Provinsi melakukan koordinasi pelaksanaan pengawasan atas kewenangan pemerintah daerah provinsi
Kawasan KEK
Administrator KEK melakukan koordinasi pelaksanaan pengawasan yang berlokasi di Kawasan KEK
Memastikan kepatuhan pemenuhan persyaratan dan kewajiban oleh Pelaku Usaha
Mengumpulkan data, bukti, laporan terjadinya bahaya terhadap keselamatan, kesehatan, lingkungan hidup
Rujukan pembinaan atau pengenaan sanksi administrasi terhadap pelanggaran Perizinan Berusaha
Pelaksanaan terintegrasi dan terkoordinasi memperhatikan tugas dan fungsi atau kewenangan penerbitan Perizinan Berusaha
JENIS PENGAWASAN PB2R
Jenis Pengawasan
Dilakukan secara berkala berdasarkan tingkat Risiko kegiatan usaha dan mempertimbangkan tingkat kepatuhan
Pelaku Usaha
Pengawasan Insidental Pengawasan Rutin
Inspeksi lapangan atau virtual
Pemeriksaan administratif dan/fisik atas pemenuhan standar kegiatan usaha dan/atau standar produk/jasa Laporan Pelaku Usaha
Pengujian
Standar pelaksanaan usaha
Pembinaan dalam bentuk pendampingan dan penyuluhan
Perkembangan kegiatan usaha
Dilaksanakan berdasarkan pengaduan masyarakat dan/atau Pelaku Usaha
Inspeksi Lapangan (kunjungan fisik atau virtual)
Sumber Peraturan Pemerintah No. 5 Tahun 2021 ps 218 s.d 222
melalui
melalui melalui
1
2
1
2
Laporan Berkala Pelaku Usaha
✓Laporan yang disampaikan kepada Kementerian/Lembaga, Pemda Provinsi, /Kabupaten/Kota,
administrator KEK, dan BP KPBPB melalui sistem OSS yang terintegrasi secara single sign on (sso) dengan sistem kementerian/Lembaga;
✓LKPM yang disampaikan kepada BKPM, DPMPTSP provinsi/kabupaten/kota, administrator KEK, dan BP KPBPB.
Tugas Pengawasan
✓Pengawasan penanaman modal dilakukan terhadap perkembangan realisasi Penanaman Modal serta pemberian fasilitas, insentif dan
kemudahan untuk Penanaman Modal, dan/atau kewajiban kemitraan
✓Pengawasan standar dan kewajiban
pelaksanaan kegiatan usaha dilakukanoleh kementerian/lembaga, perangkat daerah provinsi, perangkat daerah
kabupaten/kota, administrator KEK, atau badan pengusahaan KPBPB
Dalam hal Tingkat Kepatuhan Pelaku Usaha Baik, maka
✓Inspeksi lapangan untuk Risiko rendah dan menengah rendah, dapat tidak dilakukan; dan
✓Inspeksi lapangan untuk Risiko menengah tinggi dan tinggi, dilakukan paling banyak 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun untuk setiap lokasi usaha.
Inspeksi Lapangan
Laporan Berkala
PENGAWASAN RUTIN
Pengawasan terhadap pelaksanaan pemenuhan standar yang bersifat teknis dan memerlukan
kompetensi khusus tertentu dapat dilakukan melalui
kerja sama dengan lembaga atau profesi ahli yang
bersertifikat atau terakreditasi
PENGAWASAN INSIDENTAL
Dokumentasi
BKPM, Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, Administrator KEK, BP KPBPB menindaklanjuti pengaduan masyarakat secara sendiri atau bersama kementerian/lembaga lainnya dan/atau Pemerintah Daerah (wajib dilengkapi dengan surat tugas)
Tindak Lanjut
✓Disampaikan langsung kepada BKPM, Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, Administrator KEK, BP KPBPB
✓Disampaikan tidak langsung secara tertulis atau elektronik melalui Sistem OSS atau saluran pengaduan yang disediakan
✓wajib disampaikan secara benar, dan dapat
dipertanggungjawabkan
Laporan Masyarakat dan/atau Keadaan tertentu
Hasil Pengawasan insidental wajib di unggah ke Sistem OSS oleh penanggung jawab pelaksana
inspeksi lapangan
Hasil Pengawasan
Pengawasan Insidental
Pengawasan insidental merupakan Pengawasan yang dilakukan pada waktu tertentu dan dapat dilakukan tanpa pemberitahuan kepada pelaku usaha
Pelaksanaan Inspeksi
✓dapat dilakukan melalui inspeksi lapangan atau
✓secara virtual Laporan melalui OSS
Lembaga OSS menyusun
prosedur pengelolaan pengaduan
masyarakat secara elektronik
melalui Sistem OSS
✓ penyalahgunaan Sistem OSS yang tidak sesuai dengan ketentuan**;
Objek Pengaduan
Pelaku Usaha
BKPM, Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, Administrator KEK, BP KPBPB atau
✓ Pelaksanaan Perizinan Berusaha**;
✓ pelaksanaan kegiatan usaha yang tidak sesuai dengan standar
kegiatan usaha*;
✓ kegiatan Pengawasan yang tidak sesuai dengan ketentuan*;
BKPM, Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, Administrator KEK, BP KPBPB, melakukan verifikasi lebih lanjut sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan
Notifikasi Sistem OSS Notifikasi
Sistem OSS
Pelaku Usaha untuk melakukan klarifikasi, dalam hal pengaduan ditujukan kepada Pelaku Usaha
Tindak Lanjut
Tindak lanjut hasil verifikasi
akan diberitahkan BKPM, Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, Administrator KEK, BP KPBPB melalui Sistem OSS kepada pelapor
Pengajuan Pengaduan oleh:
Masyarakat dan Pelaku Usaha
Layanan Pengaduan
Sumber : PerBKPM No 5/21 Pasal 18
✓ pembinaan atau pemberian sanksi
✓ pemblokiran Hak Akses
Rekomendasi Hasil Verifikasi:
)**ditangani unit pelayanan
)* ditangani unit pengawasan
Tata Cara Pengawasan pada Sektor Pertanian (Contoh)
Sumber: PP 5/2021 Pasal 236, 238
Inspeksi lapangan untuk subsektor perkebunan dengan Perizinan Berusaha yang ditetapkan berdasarkan analisis Risiko pada kegiatan usaha:
a. budi daya dengan luasan lahan di atas 25 Ha;
b. budi daya perkebunan yang terintegrasi dengan pengolahan hasil perkebunan; dan
c. produksi benih perkebunan,
Intensitas Inspensi Lapangan per 6 bulan Budi daya dengan luasan lahan di atas 25 Ha,
budi daya perkebunan yang terintegrasi dengan pengolahan hasil perkebunan, dan produksi benih perkebunan, disampaikan minimal setiap 1 (satu) tahun sekali.
Laporan Tahunan
Inspeksi lapangan Laporan Pelaku Usaha
PENGAWASAN RUTIN
a. pemasukan benih tanaman perkebunan, disampaikan:
1. instansi pemerintah, pemerhati, dan perseorangan paling lambat 7 (tujuh) Hari; dan
2. badan usaha paling lambat 30 (tiga puluh) Hari, terhitung sejak diterbitkannya sertifikat pelepasan;
b. pengeluaran benih tanaman perkebunan, disampaikan paling lambat 7 Hari terhitung sejak diterbitkannya sertifikat kesehatan;
c. sertifikasi benih tanaman perkebunan, disampaikan per 3 bulan sekali;
d. impor tembakau, disampaikan paling lambat 5 Hari terhitung sejak diterbitkannya sertifikat pelepasan;
e. pelepasan varietas tanaman perkebunan, disampaikan paling lambat 5 Hari terhitung sejak pelepasan varietas;
dan
f. penyaluran benih kelapa sawit, disampaikan minimal setiap 6 bulan ekali.
Laporan kegiatan penunjang
Inspeksi lapangan untuk Perizinan Berusaha yang ditetapkan berdasarkan analisis Risiko pada kegiatan usaha:
a. budi daya dengan luasan lahan di bawah 25 Ha;
b. pengolahan perkebunan skala usaha mikro, kecil dan menengah (skala rumah tangga);
Intensitas Inspensi Lapangan sekali per tahun
Insidental
Rutin
Pengawasan Rutin
➢audit sebanyak 1 (satu) kali dalam jangka waktu 2 (dua) tahun;
➢inspeksi sebanyak 2 (dua) kali dalam jangka waktu 1 (satu) tahun
➢pengamatan, pemantauan, dan uji petik dilakukan sesuai kebutuhan.
Pengawasan Insidental terjadinya kejadian atau kecelakaan, laporan masyarakat, dan pada masa puncak angkutan.
Uji Petik uji coba secara tertutup atau terbuka terhadap upaya kesesuaian dengan simulasi percobaan
Pemantauan
kegiatan evaluasi terhadap data, laporan, dan informasi untuk mengetahui kecenderungan kinerja
operasi/ pelayanan
Pengamatan kegiatan penelusuran yang mendalam atas bagian tertentu dari prosedur, fasilitas, personel, dan
dokumentasi
Inspeksi pemeriksaan sederhana terhadap pemenuhan standar suatu produk akhir objek tertentu
Audit
pemeriksaan yang terjadwal, sistematis, dan mendalam terhadap prosedur, fasilitas,
personel, dan dokumentasi
Tata Cara Pengawasan pada Sektor Transportasi (Contoh)
Sumber: PP 5/2021 Pasal 280
PENGAWASAN
PENANAMAN
MODAL
PENGAWASAN PENANAMAN MODAL
Laporan Pelaku Usaha; dan Inspeksi lapangan
Pengawasan rutin
✓ Adanya pengaduan masyarakat;
✓ Adanya pengaduan dan/atau kebutuhan dari Pelaku Usaha;
✓ Adanya indikasi Pelaku Usaha melakukan kegiatan tidak sesuai dengan ketentuan perundang-undangan;
dan/atau
✓ Kebutuhan yang sangat mendesak berupa terjadinya pencemaran lingkungan dan/atau hal-hal lain yang dapat membahayakan keselamatan masyarakat
dan/atau mengganggu perekonomian nasional maupun perekonomian daerah.
Pengawasan insidental
Pengawasan penanaman modal dilakukan terhadap perkembangan realisasi Penanaman Modal serta pemberian fasilitas, insentif dan
kemudahan untuk Penanaman Modal, dan/atau kewajiban kemitraan
Ruang Lingkup
BKPM, DPMPTSP provinsi, DPMPTSP kabupaten/kota, administrator KEK, dan/atau badan pengusahaan KPBPB Pelaksana
Pengawasan dilaksanakan sejak Pelaku Usaha mendapatkan Perizinan Berusaha
Pelaksanaan
OSS RBA
Sumber: PerBKPM No 5/21 Pasal 27, 28, 29 30
Laporan Penanaman Modal
Send Report
LKPM
❖ realisasi penanaman modal,
❖ realisasi tenaga kerja,
❖ realisasi produksi termasuk nilai ekspor,
❖ kewajiban kemitraan dan
❖ kewajiban lainnya
KANTOR PERWAKILAN
❖ Laporan KP3A
❖ Laporan KPPA
❖ Laporan BUJKA
❖ Laporan kantor perwakilan penunjang tenaga listrik asing
REALISASI IMPOR
❖ Laporan realisasi importasi mesin
❖ Laporan realisasi importasi barang dan bahan
➢ BKPM memantau atas laporan LKPM, Kantor Perwakilan, Realisasi impor, kegiatan usaha LN
➢ DPMPTSP Provinsi/Kabupaten/Kota, Administrator KEK, dan Badan
Pengusahaan KPBPB memantau laporan LKPM sesuai kewenangan
➢ LKPM; Laporan kegiatan KP3A, KPPA, LK PTLA; Realisasi
Importasi berfasilitas; PMDN LN disampaikan melalui sistem OSS.
➢ BUJKA wajib menyampaikan laporan melalui sistem
silapta.pu.go.id
Dalam rangka verifikasi dan evaluasi LKPM, pelaku usaha dapat diminta penjelasan dan perbaikan, dan dalam hal Pelaku Usaha tidak melakukan perbaikan atas LKPM Pelaku Usaha dianggap tidak
menyampaikan LKPM.
BADAN USAHA Luar Negeri
❖ Laporan kegiatan tahunan
Sumber: PerBKPM No 5/21 Pasal 32, 36
Periode Pelaporan
Triwulan I
Tahunan
Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
Semester I Semester II
10 Jan 10 Okt
10 Apr 10 Juli
skala kecil Pelaku
Usaha
skala menengah skala besar
LKP M
KP3A KPPA BUJKA KP PTLA
Laporan realisasi importasi mesin dan/atau barang dan bahan paling lambat 7 Hari setelah mendapat Surat Persetujuan Pengeluaran Barang dari
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
Bagi pelaku usaha yang telah mendapat fasilitas pembebasan bea masuk
Kantor Perwakilan
Wajib lapor pertama kali setelah terbit perizinan berusaha, pada periode pelaporan :
01-> 2 bulan pertama 02-> 5 bulan pertama
Pelaku Usaha yang siap atau telah berproduksi/ beroperasi komersial wajib menyatakan siap atau telah berproduksi/
beroperasi komersial kesistem OSS.
Penyampaian LKPM tidak diwajibkan bagi Pelaku Usaha usaha hulu migas; perbankan;
lembaga keuangan non bank;
asuransi; dan skala mikro
Badan Usaha LN
Sumber: PerBKPM No 5/21 Pasal 33, 34, 37, 38, 39, 40, 41
Pemantauan
Laporan Kegiatan Penanaman Modal
tanggal 31 bulan Januari tahun berikutnya
Publikasi Realisasi Triwulan IV tanggal 31 bulan Juli tahun yang
bersangkutan
Publikasi Realisasi Triwulan II
tanggal 31 bulan April tahun yang bersangkutan
Publikasi Realisasi Triwulan I
tanggal 31 bulan Oktober tahun yang bersangkutan untuk
Publikasi Realisasi Triwulan III
Jan
April
Juli
Okt
Jan Start
BKPM Administrator KEK
Badan Pengusahaan KPBPB DPMPTSP Kota
DPMPTSP Provinsi DPMPTSP Kabupaten
Kegiatan Pemantauan dilaksanakan sejak Pelaku
Usaha mendapatkan Perizinan Berusaha sesuai kewenangan
Dekonsentrasi
Dalam pelaksanaan kegiatan Pemantauan yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat, Kepala BKPM dapat memberikan Mandat kepada gubernur
Sumber: PerBKPM No 5/21 Pasal 31, 35
Sub Sistem Pengawasan
Perizinan Berusaha Berbasis
Risiko
Pengawasan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko secara Terintegrasi
✓ perencanaan inspeksi lapangan tahunan
✓ Sistem OSS menyediakan daftar Pelaku Usaha yang dapat dilakukan inspeksi lapangan sesuai dengan kewenangan pengawasan
Pengawasan Rutin
✓ data, profil, dan informasi Pelaku Usaha yang terdapat pada Sistem OSS;
✓ surat tugas pelaksana inspeksi lapangan;
✓ surat pemberitahuan kunjungan;
✓ daftar pertanyaan bagi Pelaku Usaha terkait
✓ pemenuhan standar pelaksanaan kegiatan usaha dan kewajiban; dan BAP.
perangkat kerja pengawasan
Kualifikasi : Baik Sekali; Baik; atau Kurang Baik
penilaian kepatuhan pelaksanaan Perizinan Berusaha
✓ Laporan yang disampaikan sesuai ketentuan Ketentuan Sektoral
✓ LKPM laporan berkala dari Pelaku Usaha
Pengaduan terhadap Pelaku Usaha dan pelaksana pengawasan serta tindak lanjutnya
Pengaduan Sistem
OSS
Sumber: PerBKPM No 5/21 Pasal 8
Sub Sistem Pengawasan
pembinaan; perbaikan; dan/atau penerapan sanksi
Tindak lanjut hasil pengawasan Tindakan administratif atas dasar permohonan
Pelaku Usaha atau putusan pengadilan
Tindakan Administatif
Perencanaan Inspeksi Lapangan Tahunan
Koordinator
Kementerian/
Lembaga/Pemda
Koordinator
Sistem OSS
Penyusunan rencana inspeksi lapangan tahunan ke dalam
Sistem OSS
Mengusulkan tambahan dan penyesuaian Pelaku Usaha dan lokasi yang akan diawasi ke dalam
rencana inspeksi lapangan
Memperbarui rencana inspeksi lapangan
tahunan pada database pengawasan
pada Sistem OSS berdasarkan usulan kementerian/lembaga
Menotifikasi Pemda dan pelaku usaha
rencana inspeksi lapangan yang telah ditetapkan pada awal
tahun berjalan pelaksanaan inspeksi lapangan
koordinator menyusun kompilasi daftar
nama pelaku usaha yang diusulkan untuk dilakukan inspeksi lapangan tahunan
Paling Lambat Minggu Ke-4 November
Paling Lambat Minggu Ke-2 Desember
Paling Lambat Minggu Ke-4 Desember
Awal Januari
Sumber: PerBKPM No 5/21 Pasal 9
Pelaksanaan Inspeksi Lapangan
Daftar Pertanyaan, memuat:
✓ standar pelaksanaan pelaksanaan kegiatan usaha;
✓ kewajiban yang diatur dalam norma, standar, prosedur, dan kriteria; dan
✓ kewajiban atas penyampaian laporan dan/atau pemanfaatan Fasilitas Penanaman Modal Rancangan Rencana Inspeksi
Koordinator menyusun rencana inspeksi lapangan tahunan ke dalam database pengawasan di OSS:
Persiapan Koordinator menyusun kompilasi berdasarkan daftar Pelaku Usaha dalam tahap persiapan, tahap operasional, dan/atau tahap komersial
Pedoman inspeksi lapangan tahunan BKPM, K/L, Pemda melaksanakan inspeksi lapangan sesuai kewenangan menggunakan data,
profil dan informasi Pelaku Usaha yang dapat diakses pada sistem OSS
BAP
Pengisian dan penandatanganan BAP oleh pelaksana inspeksi lapangan dan Pelaku Usaha di lokasi proyek diinput ke dalam subsistem pengawasan pada Sistem OSS
Tahap 1
Tahap 2
Tahap 3
Tahap 4
Tahap 5
Lembaga OSS, menyajikan:
✓ Data dan informasi Pelaku Usaha; daftar pertanyaan terkait pemenuhan standar pelaksanaan kegiatan usaha dan kewajiban;
✓ Surat tugas pelaksana inspeksi lapangan; surat pemberitahuan kunjungan; dan BAP
Surat Tugas dan Surat Pemberitahuanan
➢ Surat tugas diinput secara daring oleh Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, administrator KEK, dan badan pengusahaan KPBPB
➢ Surat tugas diinput paling lambat 4 Hari sebelum tgl pelaksanaan inspeksi lapangan rutin.
➢ Surat pemberitahuan kunjungan akan diterbitkan dan disampaikan kepada Pelaku Usaha oleh Sistem OSS paling lambat 3 Hari sebelum tanggal pelaksanaan inspeksi rutin sesuai format pada Sistem OSS.
Dalam hal pejabat pelaksana inspeksi lapangan tidak dibekali surat tugas, tidak menjaga rahasia dan menyalahgunakan kewenangan, dapat dikenakan tindakan administratif berupa: peringatan secara tertulis dan/atau sanksi administratif lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Sumber: PerBKPM No 5/21 Pasal 9; 11; 12; 13; 14; 45 a.nama Pelaku Usaha;
b.lokasi proyek (kabupaten/kota);
c.realisasi Penanaman Modal; dan d.pemanfaatan fasilitas, insentif dan
kemudahan untuk Penanaman Modal.
PENILAIAN HASIL PENGAWASAN
Input BAP di Sistem OSS
Pengolahan Data Profil Pelaku Usaha
STEP 1
STEP 2
STEP 3
STEP 4
BAP diinput ke dalam
subsistem pengawasan pada Sistem OSS dengan mengisi form elektronik yang memuat kesimpulan hasil Inspeksi Lapangan untuk setiap kegiatan usaha, sesuai indikator penilaian.
Hasil penilaian teknis dan administratif diinput dan diolah pada subsistem Pengawasan pada Sistem OSS untuk menentukan nilai kepatuhan Pelaku Usaha dan mengevaluasi Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
Tingkat kepatuhan Pelaku Usaha:
✓ Baik Sekali
✓ Baik
✓ Kurang Baik
Sistem OSS melakukan penyesuaian intensitas inspeksi lapangan pada Pengawasan rutin dan memperbarui profil Pelaku Usaha
Menerapkan prinsip transparansi, akuntabilitas, dan berbagi data (data sharing)
Rekomendasi
Tindak Lanjut :
• pembinaan;
• perbaikan; dan
• penerapan sanksi Rekomendari diakses di dalam sistem OSS.
Kementerian/lembaga, Pemda provinsi/kabupaten/kota, administrator KEK, BP KPBPB dan Pelaku Usaha dapat mengakses informasi terkait penyesuaian intensitas inspeksi lapangan pada Pengawasan rutin dan pembaharuan profil Pelaku Usaha pada Sistem OSS.
Untuk BAP manual diinput dalam Sistem OSS < 3 hari setelah penandatangannan
Pembinaan dapat berupa pendampingan dan penyuluhan meliputi :
• Pemberian penjelasan, konsultasi,
• bimbingan teknis dan/atau
• kegiatan fasilitasi penyelesaian
permasalahan yang dihadapi Pelaku Usaha
BAP dinyatakan sah dan berlaku dengan hanya ditandatangani oleh pelaksana inspeksi lapangan
Sumber: PerBKPM No 5/21 Pasal 14; 16; 17
Sesuai Kewenangan
Pengawasan Penanaman Modal
Sistem OSS
Kepatuhan teknis yang diperoleh dari indikator pemenuhan persyaratan dan/atau kewajiban Perizinan Berusaha
Dilaksanakan oleh BKPM, DPMPTSP provinsi, DPMPTSP kabupaten/kota, administrator KEK, dan/atau badan
pengusahaan KPBPB Sesuai norma, standar,
prosedur, dan kriteria Kementerian/lembaga
Dilaksanakan oleh Kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah Daerah kabupaten/kota atas pemenuhan persyaratan dan kewajiban
Kepatuhan administratif, yang diperoleh dari indikator pemenuhan rasio realisasi penanaman modal, pemenuhan penyampaian laporan berkala, penyerapan tenaga kerja Indonesia, kewajiban kemitraan dengan koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah, pemanfaatan fasiltas dan insentif serta dukungan terhadap pemerataan ekonomi
Penilaian Kepatuhan Pelaksanaan Perizinan Berusaha
Hasil inspeksi lapangan dan hasil pemantauan laporan Pelaku Usaha
Sumber : PerBKPM No 5/21 Pasal 17
Hasil penilaian teknis dan administratif diinput dan diolah
pada subsistem Pengawasan
Nilai kepatuhan Pelaku Usaha
Baik Sekali; Baik; atau Kurang Baik
Pemenuhan Standar Kegiatan Usaha
dan Persiapan Kegiatan Usaha
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
Pendaftaran Persiapan Operasional dan/atau Komersial
Rendah
Menengah Rendah
Risiko
Menengah Tinggi
Tinggi
Area Pengawasan Perizinan Berusaha NIB
NIB + SS
NIB + SS (belum verifikasi)
NIB
SS (sudah verifikasi)
Izin (sudah verifikasi)
Pembinaan, pendampingan, penyuluhan terkait kegiatan usaha, pemenuhan kewajiban kegiatan beruaha
Pembinaan, pendampingan, pemenuhan standar dan kewajiban kegiatan usaha, penilaian kepatuhan pelaku usaha
pemenuhan standar dan kewajiban kegiatan usaha, penilaian kepatuhan pelaku usaha
pemenuhan standar dan kewajiban kegiatan usaha, penilaian kepatuhan pelaku usaha
(Over View Penyelenggaraan Pelayanan dan Pengawasan Perizinan Berusaha secara terintegrasi)
Tindakan Administratif
Dalam rangka Pemenuhan Standar Kegiatan Usaha
bagi Pelaku Usaha dengan kegiatan usaha tingkat resiko menengah tinggi
Sumber : PerBKPM No 5/21 Pasal 49
NIB +
SS (belum verifikasi)
Instansi berwenang menotifikasi bahwa pelaku usaha belum
memenuhi standar kegiatan usaha
Sistem OSS
membatalkan SS (belum verifikasi)
Pembatalan Sertifikat Standar dinotifikasi Sistem OSS kepada Instansi terkait dan/atau Pelaku Usaha.
Tahap Persiapan
Pelaku Usaha dapat mengajukan kembali penerbitan Sertifikat Standar yang belum terverifikasi melalui Sistem
OSS
6 bulan
Sistem OSS mencabut NIB
yang hanya memiliki 1 kegiatan usaha
Pencabutan NIB dinotifikasi Sistem OSS
kepada Instansi terkait dan/atau Pelaku Usaha.
Bila Pelaku Usaha belum memiliki Sertifikat Standar terverifikasi
Sistem OSS menerbitkan pemutakhiran NIB yang memiliki lebih dari 1 (satu) kegiatan usaha
Dalam hal Pelaku Usaha belum memiliki Perizinan Berusaha baru 1 tahun sejak tanggal Pencabutan NIB,
Hak Akses akan dicabut secara otomatis
4 1
2
3 4
6
5
Tindakan Administratif
Bagi Pelaku Usaha dengan kegiatan usaha tingkat resiko menengah tinggi
yang belum menyampaikan pemenuhan standar kegiatan usaha sesuai jangka waktu yang telah ditetapkan
Sumber : PerBKPM No 5/21 Pasal 50
NIB +
SS (belum verifikasi)
waktu perkiraan Operasional
dan/atau Komersial Notifikasi OSS Pertama
(6 bulan sebelum Operasional dan/atau Komersial)
Notifikasi OSS Kedua (3 bulan sebelum Operasional
dan/atau Komersial)
Tahap Persiapan
BKPM, Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah,
Administrator KEK, BP KPBPB sesuai kewenangannya
melakukan Pengawasan*
6 bulan
3 bulan
Bila Pelaku Usaha belummenyampaikan pemenuhan standar kegiatan usaha sesuai jangka waktu
)*
Bila hasil Pengawasan Pelaku Usaha tidak memenuhi standar kegiatan usaha, SistemOSS membatalkan Sertifikat Standar
)*Bila hasil Pengawasan Pelaku Usaha telah memenuhi standar kegiatan usaha, Sistem OSS mencantumkan keterangan bahwa Sertifikat Standar telah diverifikasi
Pelaku Usaha dapat mengajukan kembali penerbitan Sertifikat Standar yang belum terverifikasi melalui Sistem OSS
6 bulan
Bila Pelaku Usaha belum memiliki Sertifikat Standar terverifikasi
Sistem OSS mencabut NIB bila hanya memiliki 1
kegiatan usaha
Sistem OSS menerbitkan pemutakhiran NIB bila memiliki lebih dari 1
kegiatan usaha
Dalam hal Pelaku Usaha belum memiliki Perizinan Berusaha baru 1 tahun sejak tanggal Pencabutan NIB, Hak Akses akan
dicabut secara otomatis
1
2
3
5
5 6
4
Tindakan Administratif
Dalam rangka Pemenuhan Persyaratan Izin
bagi pelaku usaha dengan kegiatan usaha tingkat risiko tinggi
Sumber : PerBKPM No 5/21 Pasal 51
waktu perkiraan Operasional dan/atau Komersial Notifikasi OSS Pertama
(6 bulan sebelum Operasional dan/atau Komersial)
Notifikasi OSS Kedua (3 bulan sebelum Operasional
dan/atau Komersial)
Tahap Persiapan
6 bulan
3 bulan
Bila Pelaku Usaha sudahmenyampaikan namun belum memenuhi
kelengkapan persyaratan Izin; atau
belum menyampaikan pemenuhan persyaratan Izin
)*Bila hasil Pengawasan Pelaku Usaha belum memenuhi persyaratan Izin, Sistem OSS menotifikasi Pelaku Usaha untuk memenuhi
persyaratan Izin
)*Bila hasil Pengawasan Pelaku Usaha telah memenuhi persyaratan izin, Sistem OSS menerbitkan Izin
Pelaku Usaha diberi kesempatan untuk
memenuhi persyaratan izin
6 bulan
Bila Pelaku Usaha tidak melakukan pemenuhan persyaratan Izin
Sistem OSS mencabut NIB bila hanya memiliki 1
kegiatan usaha
Sistem OSS menerbitkan pemutakhiran NIB bila memiliki lebih dari 1
kegiatan usaha
Dalam hal Pelaku Usaha belum memiliki Perizinan Berusaha baru 1 tahun sejak tanggal Pencabutan NIB, Hak Akses akan
dicabut secara otomatis
1
2 3 5
6
4 5
NIB
BKPM, Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah,
Administrator KEK, BP KPBPB sesuai kewenangannya
melakukan Pengawasan*
Tindakan Administratif
Dalam rangka pemenuhan persyaratan Izin
bagi Pelaku Usaha dengan kegiatan usaha tingkat risiko tinggi, berlokasi di KEK, KPBPB, dan kawasan industri
Sumber : PerBKPM No 5/21 Pasal 52
NIB +
Izin (belum verifikasi)
Instansi berwenang menotifikasi bahwa pelaku usaha belum memenuhi kelengkapan persyaratan Izin atas penyampaiaan persyaratannya
Sistem OSS membatalkan Izin
Pembatalan Izin dinotifikasi Sistem OSS kepada Instansi Terkait dan/atau
Pelaku Usaha.
Tahap Persiapan
Pelaku Usaha dapat mengajukan kembali penerbitan Izin yang belum
terverifikasi melalui Sistem OSS
6 bulan
Sistem OSS mencabut NIB
yang hanya memiliki 1 kegiatan usaha Pencabutan NIB dinotifikasi Sistem OSS kepada Instansi
Terkait dan/atau Pelaku Usaha.
Bila Pelaku Usaha belum memiliki Izin terverifikasi
Sistem OSS menerbitkan pemutakhiran NIB yang memiliki lebih dari 1 (satu) kegiatan usaha
Dalam hal Pelaku Usaha belum memiliki Perizinan Berusaha baru 1 tahun sejak tanggal Pencabutan NIB, Hak Akses akan
dicabut secara otomatis
4 1
2
3 4
6
5
Tindakan Administratif
Bagi Pelaku Usaha dengan kegiatan usaha tingkat risiko tinggi, berlokasi di KEK, KPBPB, dan kawasan industri yang belum menyampaikan pemenuhan persyaratan Izin sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan
Sumber : PerBKPM No 5/21 Pasal 53
NIB +
Izin (belum verifikasi)
Waktu perkiraan Operasional dan/atau Komersial Notifikasi OSS Pertama
(6 bulan sebelum Operasional dan/atau Komersial)
Notifikasi OSS Kedua (3 bulan sebelum Operasional
dan/atau Komersial)
Tahap Persiapan
6 bulan
3 bulan
Bila Pelaku Usahabelummenyampaikan
pemenuhan persyaratan Izin sesuai dengan jangka waktu
)*Bila hasil Pengawasan Pelaku Usaha tidak memenuhi persyaratan Izin, Sistem OSS
membatalkan Izin
)*Bila hasil Pengawasan Pelaku Usaha telah memenuhi persyaratan Izin, Sistem OSS mencantumkan keterangan bahwa Izin telah diverifikasi
Pelaku Usaha dapat mengajukan kembali penerbitan Izin yang belum terverifikasi melalui Sistem OSS
6 bulan
Bila Pelaku Usaha belum memiliki Izin terverifikasi
Sistem OSS mencabut NIB bila hanya memiliki 1
kegiatan usaha Sistem OSS menerbitkan
pemutakhiran NIB bila memiliki lebih dari 1
kegiatan usaha
Dalam hal Pelaku Usaha belum memiliki Perizinan Berusaha baru 1 tahun sejak tanggal Pencabutan NIB, Hak Akses akan
dicabut secara otomatis
1
2 3
5
5
6
BKPM, Kementerian/Lembaga,
4
Pemerintah Daerah,
Administrator KEK, BP KPBPB sesuai kewenangannya
melakukan Pengawasan*
Tindakan Administratif
Dalam rangka Persiapan Kegiatan Usaha
bagi Pelaku Usaha dengan tingkat risiko menengah tinggi
Sumber : PerBKPM No 5/21 Pasal 54
Persiapan kegiatan usaha divalidasi oleh Sistem OSS terhadap LKPM periode terakhir yang diajukan Pelaku Usaha
✓ Pengadaan tanah; pembangunan bangunan gedung, dan/atau
✓ pengadaan peralatan atau sarana, dan/atau
✓ pengadaan sumber daya manusia, dan/atau
✓ pemenuhan standar usaha, dan/atau
✓ Kegiatan lain sebelum dilakukannya operasional dan/atau komersial, dan/atau
✓ Pra studi kelayakan atau studi kelayakan; dan pembiayaan operasional selama masa konstruksi.
Tahap Persiapan
Pendaftaran 1 tahun
Bila hasil Pengawasan Pelaku Usaha tidak memperoleh Sertifikat Standar terverifikasi sesuai jangka waktu yang
ditetapkan serta berdasarkan hasil Pengawasan tidak melakukan persiapan
kegiatan usaha, diberikan sanksi Pembatalan SS
Bila hasil Pengawasan Pelaku Usaha belum memperoleh Sertifikat Standar dan belum
melaksanakan persiapan kegiatan usaha berdasarkan validasi sistem OSS terhadap LKPM periode terakhir,
Lembaga OSS otomatis membatalkan SS
6 bulan
Pelaku Usaha dapat mengajukan kembali penerbitan Sertifikat Standar yang belum terverifikasi melalui Sistem
OSS
Bila Pelaku Usaha belum memiliki Sertifikat Standar terverifikasi
Sistem OSS mencabut NIB bila hanya memiliki 1
kegiatan usaha
Sistem OSS menerbitkan pemutakhiran NIB
bila memiliki lebih dari 1 kegiatan usaha
Dalam hal Pelaku Usaha belum memiliki Perizinan Berusaha baru 1 tahun sejak tanggal Pencabutan NIB, Hak Akses akan dicabut secara otomatis
BKPM, Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, Administrator KEK, BP KPBPB sesuai kewenangannya melakukan Pengawasan
1
1
2
2
3
TINDAKAN
ADMINISTRATIF
Tindakan Administratif
➢ Permohonan Pembatalan SS dan/atau Izin (yang diterbitkan sesuai percepatan penerbitan Izin)
➢ Permohonan Pencabutan NIB, SS, dan/atau Izin (yang telah terverifikasi)
Pelaku Usaha
Penetapan/putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap
Pengadilan Tata Usaha
(Berdasarkan Permohonan Pelaku Usaha atau Putusan Pengadilan)
01 02
Tindakan administratif diajukan dan
diproses secara daring melalui sistem OSS
Lembaga OSS menerbitkan surat
keterangan telah berakhirnya masa berlaku Perizinan Berusaha, dalam hal tindakan administratif yang dimohonkan atas Perizinan Berusaha yang sudah tidak berlaku
Sumber : PerBKPM No 5/21 Pasal 19
Berdasarkan Permohonan Pelaku Usaha
01
Pembatalan SS dan/atau Izin yang langsung diterbitkan sesuai kriteria percepatan penerbitan Izin, yang telah terbit dan belum terverifikasikegiatan usaha dengan risiko menengah tinggi
kegiatan usaha dengan risiko tinggi
Sistem OSS secara otomatis:
➢ Membatalkan Izin disertai
dengan pencabutan NIB apabila Pelaku Usaha hanya memiliki 1 (satu) kegiatan usaha; atau
➢ Membatalkan Izin disertai
dengan perubahan NIB apabila Pelaku Usaha memiliki lebih dari1 (satu) kegiatan usaha.
Sistem OSS secara otomatis:
➢ Membatalkan Sertifikat Standar disertai dengan pencabutan NIB apabila Pelaku Usaha hanya memiliki 1 (satu) kegiatan usaha; atau
➢ Membatalkan Sertifikat Standar disertai dengan perubahan NIB apabila Pelaku Usaha memiliki lebih dari1 (satu)
kegiatan usaha.
Permohonan Pembatalan divalidasi melalui Sistem OSS :
✓ Identitas direksi atau kuasa direksi dari Sistem Administrasi Kependudukan;
✓ Akta notaris tentang pendirian badan usaha dan perubahan terakhir serta pengesahan dari Sistem AHU-Online
✓ LKPM periode terakhir yang telah disetujui atas seluruh proyek yang dimiliki Pelaku Usaha; dan
✓ NPWP terkait konfirmasi status wajib pajak Pelaku Usaha dari sistem yang dikelola oleh Ditjen Pajak
Pelaku usaha mengisi pernyataan pembatalan
dalam Sistem OSS dalam hal Pembatalan dilakukan oleh:
✓ Pelaku Usaha orang perseorangan yang tidak memiliki akta;
atau
✓ Pelaku Usaha badan usaha nonperseroan yang tidak memiliki akta dalam Sistem Administrasi Badan Hukum (AHU-Online) yang dikelola oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;
Sumber : PerBKPM No 5/21 Pasal 21
Berdasarkan Permohonan Pelaku Usaha
01
Permohonan Pencabutan
LIKUIDASI NON LIKUIDASI
Pencabutan 1 Perizinan Berusaha
yang memiliki 1 atau lebih kegiatan usaha
Pencabuatan lebih dari 1 Perizinan Berusaha yang memiliki 1 atau lebihkegiatan usaha
(Pelaku Usaha wajib memiliki NIB) (Pembubaran usaha)
✓Pelaku Usaha wajib menindaklanjuti
penyelesaian fasilitas fiskal dan pajak yang terhutang, serta hal-hal yang berkaitan dengan ketenagakerjaan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang- undangan
Pelaku Usaha harus terlebih dahulu
memperoleh Perizinan Berusaha yang baru Tidak berlaku bagi
pelaku usaha yang single purpose atau tidak boleh dilakukan secara bersamaan dengan bidang usaha baru yang akan dilaksanakan.
A
A
Masih berminat berusaha
Tidak ada rencana
usaha
Permohonan pencabutan terhadap Perizinan Berusaha yangdimiliki oleh Pelaku Usaha berupa NIB dan/atau Sertifikat Standar dan/atau Izin
Pelaku Usaha harus
melakukan pembubaran usaha (likuidasi)
Sumber : PerBKPM No 5/21 Pasal 20
Dalam hal Pencabutan dilakukan oleh Pelaku Usaha PMA atas seluruh Perizinan Berusaha yang dimilikinya
✓Identitas Pelaku Usaha perseorangan/likuidator/tim penyelesai dari Sistem Administrasi Kependudukan
✓Akta notaris tentang pembubaran badan usaha dan pencatatan pembubaran badan usaha dari Sistem AHU-Online; dan
✓NPWP dari sistem Ditjen Pajak Permohonan Likuidasi oleh Pelaku Usaha
perseorangan/likuidator/tim penyelesai secara daring dengan validasi data di Sistem OSS yang meliputi:
Berdasarkan Permohonan Pelaku Usaha
01
Lanjutan... Permohonan Likuidasi
➢Diterbitkan BKPM/DPMPTSP Provinsi Provinsi/Kab/Kota/ Administrator KEK/BP KPBPB sesuai kewenangannya melalui sistem OSS
➢Pencabutan diikuti dengan Pencabutan NIB dan dalam hal Pelaku Usaha tidak melakukan permohonan Perizinan Berusaha yang baru dalam kurun waktu 6 bulan, Sistem OSS otomatis membatalkan Hak Akses
➢Putusan Pencabutan dinotifikasi oleh sistem OSS kepada Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah dan Pelaku Usaha.
Penerbitan Likudasi :
➢perseorangan/likuidator/tim penyelesai mengunggah persyaratan ke sistem OSS
➢BKPM melakukan verifikasi paling lama 5 Hari sejak permohonan diajukan dan menotifikasi ke OSS bila memenuhi syarat (berlaku asas fiktif positif) Dalam hal belum dapat divalidasi Akta Pembubaran via SIstem OSS:
Sumber : PerBKPM No 5/21 Pasal 22
➢telah sesuai, BKPM/DPMPTSP Provinsi Provinsi/Kab/Kota/
Administrator KEK/BP KPBPB memberikan notifikasi kepada Sistem OSS untuk menerbitkan Pencabutan; atau
➢tidak sesuai, BKPM/DPMPTSP Provinsi Provinsi/Kab/Kota/
Administrator KEK/BP KPBPB melalui Sistem OSS memberikan notifikasi penolakan kepada likuidator/kurator untuk memperbaiki permohonan.
(berlaku asas fiktif positif)
Hasil verifikasi :
✓ identitas direksi atau kuasa direksi dari Sistem Administrasi Kependudukan
✓ akta notaris tentang pendirian badan usaha dan perubahan terakhir serta pengesahan dari Sistem AHU-Online untuk pencabutan atas perubahan maksud dan tujuan badan usaha;
✓ LKPM periode terakhir yang telah disetujui atas seluruh proyek yang dimiliki Pelaku Usaha
✓ NPWP dari sistem Ditjen Pajak
Permohonan Pencabutan dilakukan oleh Pelaku Usaha secara daring dengan validasi data di Sistem OSS yang meliputi:
Berdasarkan Permohonan Pelaku Usaha
01
Lanjutan... Permohonan Non Likuidasi➢ Diterbitkan BKPM/DPMPTSP Provinsi Provinsi/Kab/Kota/ Administrator KEK/BP KPBPB sesuai kewenangannya melalui sistem OSS
➢ Putusan Pencabutan dinotifikasi oleh sistem OSS kepada Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah dan Pelaku Usaha.
Penerbitan Non Likuidasi:
Pelaku usaha mengisi pernyataan pembatalan dalam Sistem OSS dalam hal permohonan dilakukan oleh:
✓ Pelaku Usaha orang perseorangan yang tidak memiliki akta; atau
✓ Pelaku Usaha badan usaha nonperseroan yang tidak memiliki akta dalam Sistem AHU-Online
✓ Pelaku Usaha yang hanya mencabut salah satu kegiatan usaha yang dimiliki dalam 1 lokasi proyek
Dalam hal Pencabutan dilakukan oleh Pelaku Usaha PMA yang hanya memiliki 1 (satu) kegiatan usaha, maka dilakukan melalui Pencabutan Likuidasi
Dalam hal Pencabutan dilakukan oleh Pelaku Usaha yang memiliki lebih dari 1 kegiatan usaha, Sistem OSS secara otomatis:
➢ menerbitkan pemutakhiran NIB atas Pencabutan kegiatan usaha dengan tingkat Risiko rendah;
➢ mencabut Sertifikat Standar disertai dengan pemutakhiran NIB atas Pencabutan kegiatan usaha dengan tingkat Risiko menengah; dan/atau
➢ mencabut Izin disertai dengan pemutakhiran NIB atas Pencabutan kegiatan usaha dengan tingkat Risiko tinggi.
Dalam hal Pelaku Usaha PMDN hanya memiliki 1 (satu) kegiatan usaha sesuai dengan KBLI 5 (lima) digit, atas Pencabutan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko:
➢ NIB akan dicabut apabila dalam jangka waktu 6 bulan Pelaku Usaha belum memperoleh Perizinan Berusaha Berbasis Risiko baru di bidang usaha yang sama atau bidang usaha yang lain dan
➢ Selanjutnya dalam kurun waktu 6 bulan sejak tanggal pencabutan NIB pelaku usaha tidakmelakukan permohonan Perizinan Berusaha yang baru, Sistem OSS otomatis membatalkan Hak Akses
Sumber : PerBKPM No 5/21 Pasal 23
Perhatian: Apabila Pelaku Usaha belum memiliki NIB pada saat mengajukan Pencabutan, Pelaku Usaha terlebih dahulu melakukan pendaftaran atas Perizinan Berusaha yang masih berlaku dan masih dilaksanakan.
02
Berdasarkan penetapan/putusan
pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap
Putusan Pengadilan
pencabutan Perizinan Berusaha dan/atau kegiatan usaha Pembubaran
Badan Usaha ✓ Pelaku Usaha menyampaikan
permohonan Pencabutan Perizinan Berusaha melalui Sistem OSS
✓ Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah sesuai kewenangannya
menindaklanjuti putusan pengadilan, atau
Permohonan Pembubaran divalidasi melalui Sistem OSS :
✓ Identitas likuidator/kurator/tim penyelesai dari Sistem Administrasi Kependudukan
✓ Putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap dari sistem yang dikelola lembaga yudikatif
✓ NPWP terkait konfirmasi status wajib pajak Pelaku Usaha dari sistem yang dikelola oleh Ditjen Pajak
➢ Bila hasil verifiksi sesuai, memberikan notifikasi kepada sistem OSS untuk menerbitkan Pencabutan.
➢ Bila hasil verifikasi tidak sesuai, melalui sistem OSS memberikan notifikasi penolakan kepada likuidator/kurator untuk memperbaiki permohonan
Persetujuan/Penolakan
BKPM/DPMPTSP Provinsi Provinsi/Kab/Kota/ Administrator KEK/BP KPBPB sesuai kewenangannya paling lama 5 Hari sejak permohonan diajukan
Verifikasi Dalam hal putusan pengadilan yang
telah berkekuatan hukum tetap belum dapat divalidasi oleh sistem, likuidator/kurator mengunggah putusan pengadilan
Sumber : PerBKPM No 5/21 Pasal 26
Instansi yang berwenang
melakukan penerbitan Pencabutan melalui
sistem OSS
Penerbitan
Pencabutan dinotifikasi oleh sistem OSS kepada Instansi terkait dan
Pelaku Usaha.
Notifikasi
Pengadilan pemutuskan:(berlaku asas fiktif positif)
02
Berdasarkan penetapan/putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap
Sumber : PerBKPM No 5/21 Pasal 26
Lanjutan... Tindak lanjut Putusan Pengadilan oleh Pelaku Usaha
Permohonan Pembubaran divalidasi melalui Sistem OSS oleh Pelaku Usaha:
✓ Identitas direksi atau kuasa direksi dari Sistem Administrasi Kependudukan yang dikelola oleh kementerian yang menyelenggarakan urusan di bidang pemerintahan dalam negeri;
✓ putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap dari sistem informasi penelusuran perkara yang dikelola oleh lembaga yudikatif;
✓ LKPM periode terakhir yang telah disetujui atas seluruh proyek yang dimiliki Pelaku Usaha; dan
✓ NPWP terkait konfirmasi status wajib pajak Pelaku Usaha sistem yang dikelola oleh kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perpajakan
➢ Bila hasil verifiksi sesuai, memberikan notifikasi kepada sistem OSS untuk menerbitkan Pencabutan.
➢ Bila hasil verifikasi tidak sesuai, melalui sistem OSS memberikan notifikasi penolakan kepada likuidator/kurator untuk memperbaiki permohonan
Persetujuan/Penolakan
BKPM/DPMPTSP Provinsi Provinsi/Kab/Kota/ Administrator KEK/BP KPBPB sesuai kewenangannya paling lama 5 Hari sejak permohonan diajukan
Verifikasi Dalam hal putusan pengadilan yang
telah berkekuatan hukum tetap belum dapat divalidasi oleh sistem, likuidator/kurator mengunggah putusan pengadilan
Instansi yang berwenang
melakukan penerbitan Pencabutan melalui sistem
OSS Penerbitan
Pencabutan dinotifikasi oleh
sistem OSS kepada instansi
terkait dan Pelaku Usaha.
Notifikasi
(berlaku asas fiktif positif)
SANKSI
ADMINISTRATIF
Pelanggaran Ringan
Tidak menyampaikan LKPM selama 2 periode berturut-turut,menyampaikan LKPM pertama kali tanpa ada nilai tambahan realisasi investasi selama 4 periode berturut-turut dengan nilai realisasi nihil, tidak menjalankan kewajiban kemitraan, terjadinya pencemaran lingkungan pada lokasi usaha yang tidak membahayakan keselamatan
Pelanggaran Sedang
Tidak melakukan perbaikan atas sanksi ringan, terbukti terjadinya pencemaran lingkungan yang membahayakan keselamatan masyarakat, melakukan pelanggaran ketentuan peraturan perundang-undangan
Pelanggaran Berat
Tidak melakukan perbaikan atas sanksi pelanggaran sedang, melakukan kegiatan tidak sesuai dengan Perizinan Berusaha, terbukti terjadinya bahaya atas kesehatan, keselamatan dan lingkungan dan/atau mengganggu perekonomian
Sanksi Ringan
Peringatan tertulis pertama, kedua, dan/atau ketiga
Sanksi Sedang
Peringatan tertulis pertama dan terakhir, atau Penghentian Sementara
Sanksi Berat
Pencabutan Perizinan Berusaha
Sanksi Administratif
(Atas Pelanggaran)
Sumber : PerBKPM No 5/21 Pasal 55, 57, 60
diberikan dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) Hari
Peringatan Tertulis Pertama
diberikan dalam jangka waktu 15 (lima belas) Hari
Peringatan Tertulis Kedua
diberikan dalam jangka waktu 10 (sepuluh) Hari
Peringatan Tertulis Ketiga
masuk Pelanggaran Sedang
Penghentian sementara
Evaluasi BKPM/DPMPTSP Provinsi Provinsi/Kab/Kota/ Administrator KEK/BP KPBPB
Sanksi dinyatakan gugur bila memenuhi kewajiban dan memberikan tanggapan ke sistem OSS, bila tidak diberikan sanksi administratif selanjutnya
Evaluasi BKPM/DPMPTSP Provinsi Provinsi/Kab/Kota/ Administrator KEK/BP KPBPB
Sanksi dinyatakan gugur bila memenuhi kewajiban dan memberikan tanggapan ke sistem OSS, bila tidak diberikan sanksi administratif selanjutnya
Evaluasi BKPM/DPMPTSP Provinsi Provinsi/Kab/Kota/ Administrator KEK/BP KPBPB
Sanksi dinyatakan gugur bila memenuhi kewajiban dan memberikan tanggapan ke sistem OSS, bila tidak diberikan sanksi administratif selanjutnya
Tindakan Administratif
Peringatan Tertulis Pertama, Kedua, Ketiga
Sumber : PerBKPM No 5/21 Pasal 56
Dalam hal Pelaku Usaha tidak menindaklanjuti peringatan ketiga, Evaluasi BKPM/DPMPTSP Provinsi
Provinsi/Kab/Kota/ Administrator KEK/BP KPBPB dapat melakukan Pengawasan
Tindakan Administratif
Peringatan Tertulis Pertama dan Terakhir
Peringatan tertulis pertama dan terakhir wajib ditindak lanjuti Pelaku Usaha dalam waktu 30 Hari
Peringatan Tertulis Pertama dan Terakhir
➢ A. terbukti terjadinya pencemaran lingkungan yang membahayakan keselamatan masyarakat baik di lokasi usaha maupun di sekitar lokasi usaha;
dan/atau
➢ B. Pelaku Usaha melakukan pelanggaran ketentuan peraturan perundang-undangan
Pelanggaran
Tindakan Administrasi Pelanggaran
✓ memberikan tanggapan atas surat peringatan tertulis pertama dan terakhir melalui Sistem OSS; dan/atau
✓ melakukan pemenuhan kewajiban, tanggung jawab, dan/atau ketentuan lainnya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
Tindak Lanjut Pelaku Usaha
➢ Telah sesuai, menotifikasi bahwa peringatan tertulis pertama dan terakhir dinyatakan gugur kepada Pelaku; atau
➢ tidak sesuai, memberikan sanksi administratif berikutnya dengan notifikasi kepada Pelaku Usaha Evalusi Evaluasi BKPM/DPMPTSP Provinsi
Provinsi/Kab/Kota/ Administrator KEK/BP KPBPB
Sumber : PerBKPM No 5/21 Pasal 58
Dalam hal Pelaku Usaha tidak menindaklanjuti peringatan pertama dan terakhir, Evaluasi
BKPM/DPMPTSP Provinsi Provinsi/Kab/Kota/
Administrator KEK/BP KPBPB sesuai dengan kewenangannya dapat melakukan Pengawasan untuk memberikan sanksi administratif
berikutnya
Jenis Sanksi berikutnya sesuai Pelanggaran A. penghentian sementara atau
B. Pencabutan
Tindakan Pengawasan
Pengenaan Sanksi
➢ Dalam hal pelanggaran ditemukan berdasarkan hasil inspeksi lapangan, penetapan sanksi menggunakan dokumen pendukung berupa BAP
➢ Pelaksanaan ispeksi lapangan dapat bekerjasama dengan aparatur penegak hukum
Evaluasi BAP oleh Evaluasi BKPM/DPMPTSP Provinsi Provinsi/Kab/Kota/ Administrator KEK/BP KPBPB
➢ telah sesuai, memberikan notifikasi kepada Sistem OSS untuk mencabut penghentian sementara kegiatan usaha dengan tembusan kepada Pelaku Usaha ; atau
➢ tidak sesuai, memberikan notifikasi kepada Sistem OSS untuk memberikan sanksi administratif berikutnya dengan notifikasi kepada Pelaku Usaha.
Tindak lanjut pelaku usaha
(dalam waktu 30 (tiga puluh) Hari )
✓ memberikan tanggapan atas penghentian sementara melalui Sistem OSS; dan
✓ melakukan pemenuhan kewajiban, tanggung jawab, dan/atau ketentuan lainnya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
Pelanggaran
➢ A.Pelaku Usaha yang tidak memberikan tanggapan tertulis dan tindak lanjut dalam jangka waktu 10 Hari terhitung sejak diterbitkannya surat peringatan yang ketiga atau 30 Hari surat peringatan pertama dan terakhir; atau
➢ B.hasil inspeksi lapangan membuktikan terjadinya pelanggaran sedang
Tindakan Administratif
Penghentian Sementara Kegiatan Usaha
Sumber : PerBKPM No 5/21 Pasal 59
Dalam hal Pelaku Usaha tidak
menindaklanjuti penghentian sementara Evaluasi BKPM/DPMPTSP Provinsi Provinsi/Kab/Kota/
Administrator KEK/BP KPBPB sesuai dengan kewenangannya dapat melakukan Pengawasan untuk memberikan sanksi administratif berikutnya.
Atas pelanggaran Berat
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah mengajukan usulan Pencabutan Perizinan Berusaha melalui sistem OSS dengan disertai dokumen pendukung berupa BAP
Atas Putusan Pengadilan
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah mengajukan usulan Pencabutan Perizinan Berusaha melalui sistem OSSdengan disertai dokumen pendukung berupa putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap
Atas pengenaan sanksi berjenjang Evaluasi BKPM/DPMPTSP Provinsi
Provinsi/Kab/Kota/ Administrator KEK/BP KPBPB sesuai kewenangannya menerbitkan pencabutan perizinan berusaha melalui sistme OSS setelah dilakukan inspeksi lapangan
Tindakan Administratif
Pencabutan Perizinan Berusaha (1) Pelanggaran
Pencabutan
NIB; SS;
dan/atau Izin
A
B
C
AB
C
Sumber : PerBKPM No 5/21 Pasal 61
Melalui sistme OSS
➢ hasil inspeksi lapangan yang
membuktikan terjadinya pelanggaran berat
➢ berdasarkan putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap.
➢ Pelaku Usaha tidak memberikan tanggapan tertulis dan/atau tindak lanjut atas peringatan tertulis pertama dan terakhir dalam jangka waktu paling lama 30 Hari sejak diterbitkannya peringatan
➢ Pelaku Usaha tidak memberikan tanggapan tertulis dan/atau tindak lanjut atas penghentian sementara kegiatan usaha dalam jangka waktu paling lama 30 Hari sejak diterbitkannya penghentian sementara
Tindakan Administratif
Pencabutan Perizinan Berusaha (2)
Pelaku Usaha masih berminat melakukan kegiatan usahanya
Pelaku Usaha wajib melakukan permohonan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko yang baru Putusan Pencabutan
Dalam hal Pelaku Usaha hanya memiliki 1 kegiatan usaha sesuai dengan KBLI 5 digit
NIB akan dicabut apabila dalam jangka waktu 6 bulan Pelaku Usaha belum
memperoleh Perizinan Berusaha Berbasis Risiko baru di bidang usaha yang sama atau bidang usaha yang lain.
✓ Atas pencabutan NIB, Hak Akses akan dibatalkan secara otomatis 1 tahun sejak tanggal Pencabutan NIB
✓ Lembaga OSS memberikan notifikasi dalam jangka waktu 10 Hari sebelum dilakukan pencabutan Hak Akses
Pemulihan Lingkungan
Dalam hal pencabutan disebabkan oleh adanya pencemaran lingkungan, Pelaku Usaha diwajibkan melakukan pemulihan
lingkungan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Sumber : PerBKPM No 5/21 Pasal 61
hasil inspeksi lapangan membuktikan terjadinya
pelanggaran atas Perizinan Berusaha
untuk menunjang kegiatan usaha
Hasil Pengawasan
Sistem OSS menerbitkan Pencabutan Perizinan
Berusaha untuk menunjang kegiatan usaha sesuai ketentuan
peraturan perundang- undangan Penerbitan
Pencabutan ditembuskan kepada instansi
terkait Notifikasi
Via Sistem OSS
Pencabutan dinotifikasi oleh sistem OSS kepada Kementerian/Lembaga,
Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah Daerah kabupaten/kota, administrator KEK, atau badan pengusahaan KPBPB dan Pelaku Usaha.
Usulan Pencabutan
Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah Daerah kabupaten/kota, administrator KEK, atau badan pengusahaan KPBPB sesuai kewenangannya mengusulkan Pencabutan
Tindakan Administratif
Sanksi administratif berupa Pencabutan Perizinan Berusaha Untuk Menunjang Kegiatan Usaha
Sumber : PerBKPM No 5/21 Pasal 62
Sanksi dikenakan oleh Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota, Administrator KEK, Badan Pengusahaan KPBPB sesuai kewenangan; tata cara diatur dengan Peraturan Menteri
Penghentian sementara kegiatan, penyegelan, penutupan lokasi, pembongkaran bangunan, pengurangan/pencabutan sementara
kuota/lokasi, tindakan lain
Teguran maksimal 2x.
Baru pertama melanggar;
belum berdampak pada kerusakan/kerugian sumberdaya KP dan/atau kesehatan, keselamatan manusia; sudah ada dampak tapi masih mudah diperbaiki.
Tidak menjalankan kewajiban sampai jangka waktu teguran terlulis berakhir dan/atau tidak membayar denda.
Pelaku usaha tidak memenuhi kewajiban Perizinan Berusaha setelah dilakukan pembekuan Perizinan Berusaha, dan/atau tidak melaksanakan kewajiban memperbaiki kerusakan/
kerugian yang ditimbulkan Pelaku usaha tidak mengindahkan
peringatan/teguran tertulis 2x, dan paksaan Pemerintah
Denda Administrasi Paksaaan
Pemerintah
Peringatan/
Teguran tertulis
Pembekuan Perizinan Berusaha
Pencabutan Perizinan Berusaha
Sektor Kelautan dan Perikanan (Contoh)
Mengancam keselamatan, kesehatan;
Apabila tidak dhentikan berdampak lebih luas dan besar bagi ekososbud dan/atau kerugian lebih besar bagi kelestarian sumberdaya ikan dan lingkungan.
Sanksi Administrasi
Sumber : PP 5/2021 Pasal 317 sd 322
Sektor Pertanian : Perkebunan (Contoh)
▪ Penghentian sementara kegiatan
▪ Pengenaan denda, dan/atau
▪ Paksaan Pemerintah Pusat
Pelaku Usaha Perkebunan melanggar Perizinan Berusaha untuk menunjang kegiatan usaha
Perusahaan Perkebunan melanggar ketentuan Perizinan Berusaha yang ditetapkan
berdasarkan hasil analisa risiko kegiatan usaha dan/atau Perizinan Berusaha untuk menunjang kegiatan usaha
▪ Peringatan tertulis;
▪ Penghentian sementara kegiatan, dan/atau
▪ Pencabutan Perizinan Berusaha Perusahaan Perkebunan melakukan
kegiatan tidak memiliki Perizinan Berusaha yang ditetapkan berdasarkan hasil analisa risiko kegiatan usaha dan/atau Perizinan Berusaha untuk menunjang kegiatan usaha
Sanksi Administrasi
Sanksi dikenakan oleh Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota,
Administrator KEK, Badan Pengusahaan KPBPB sesuai kewenangan;
denda ditetapkan oleh Dirjen yang menangani Perkebunan
▪ Penghentian sementara kegiatan
▪ Pengenaan denda, dan/atau
▪ Pencabutan Perizinan Berusaha Perkebunan
Denda dikenakan berupa Surat tagihan oleh penerbit Perizinan Berusaha sesuai dengan kewenangannya dan merupakan penerimaan negara bukan pajak atau
penerimaan daerah yang diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Sumber : PP 5/2021 Pasal 324; PP 26/2021 Pasal 26 Ayat (4)