• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Sistem Online Single Submission (OSS) Berbasis Risiko

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Implementasi Sistem Online Single Submission (OSS) Berbasis Risiko"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Implementasi Sistem Online Single

Submission (OSS) Berbasis Risiko

M. M. Azhar Lubis

Staf Khusus Bidang Reformasi Birokrasi Kementerian Investasi/BKPM Jakarta, 29 November 2021

(2)

Putusan Mahkamah Konstitusi (MK)

No. 91/PUU-XVIII/2020 Tgl 25 November 2021

1. UU No 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (UUCK) tetap berlaku paling lama 2 tahun atau sampai dilakukan perbaikan

2. Perbaikan UUCK harus dilakukan paling lama tgl 24 November 2024, apabila tidak, UUCK akan menjadi tidak berlaku lagi, dan peraturan lama (sebelum UUCK) berlaku kembali

3. Menangguhkan segala tindakan/kebijakan yang bersifat strategis dan berdampak luas dengan berdasar pada norma UUCK

4. Tidak boleh ada penerbitan peraturan pelaksana UUCK baru

(3)

Soft-Launching (4 Agustus 2021) dan Official-

Launching oleh Presiden RI (9 Agustus 2021) Sistem OSS Berbasis Risiko

3

(4)

Panduan OSS bagi UMK, Non UMK, KLD, KEK dan KPBPB

Panduan:

• UMK : 22

• Non UMK : 25

• Pemda : 4

• K/L : 4

• KEK/KPBPB: 3

• Total : 58 Panduan

(5)

Telepon 169

Email

kontak@oss.go.id

Tatap Muka Virtual WhatsApp Business

Terdapat 40 orang/hari (pelaku usaha/badan usaha) dan 20 orang/hari

(K/L/D) dapat melayani 1.080 orang/hari Terdapat

27 orang/hari dapat melayani ±900

panggilan/hari

Mulai aktif Desember 2021 Terdapat

48 orang/hari

Waktu operasional Senin – Jumat pukul 08.00 – 16.00 WIB (kecuali Virtual sampai 15.00 WIB)

Media Sosial

Terdapat 5 orang/hari

Media Layanan Konsultasi OSS Berbasis Risiko

5

(6)

Beberapa Hal Yang Perlu Menjadi Perhatian

1. TDP sudah tidak ada lagi, dengan telah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi UU No. 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan (sebagaimana Pasal 116 UU No 11 Tahun 2021 tentang Cipta Kerja, halaman 680)

2. Pada OSS versi 1.1 (sebelum OSS RBA), semua kegiatan usaha mempunyai jenis perizinan berusaha yang sama:

• NIB

• Izin Usaha belum efektif dan

• Izin Usaha berlaku efektif

3. Risiko Rendah, perizinan berusaha hanya perlu NIB yang terbit secara otomatis via sistem OSS, berlaku untuk kegiatan persiapan dan produksi komersil, tidak perlu ada Izin Usaha lagi.

(7)

Beberapa Hal Yang Perlu Menjadi Perhatian

2

4. Risiko Menengah Rendah, perizinan berusaha berupa NIB dan Sertifikat Standar, terbit secara otomatis via sistem OSS, tanpa perlu verifikasi dari KLD, berlaku untuk kegiatan persiapan dan produksi komersil, tidak memerlukan Izin Usaha lagi

5. Risiko Menengah Tinggi, perizinan berusaha berupa NIB dan

Sertifikat Standar yang belum terverifikasi, terbit secara otomatis via

sistem OSS, berlaku untuk kegiatan persiapan usaha. Untuk kegiatan

produksi komersil, perlu Sertifikat Standar terverifikasi dari OSS,

yang memerlukan verifikasi dari KLD

(8)

Beberapa Hal Yang Perlu Menjadi Perhatian

6. Kegiatan usaha risiko Tinggi, perizinan berusaha berupa NIB dari OSS untuk kegiatan persiapan, sedangkan untuk kegiatan produksi komersil, diperlukan Izin dari OSS yang memerlukan verifikasi terlebih dahulu dari KLD

7. Izin Usaha yg terbit pada OSS 1.1:

sudah berlaku efektif, tetap berlaku dan tetap dapat digunakan sampai habis masa berlakunya, tidak perlu diubah menjadi perizinan berusaha versi OSS RBA. Demikian juga dengan NIB versi OSS 1.1, tetap berlaku.

belum berlaku efektif, apabila pelaku usaha masih berminat melanjutkan kegiatan usaha, maka KBLI kegiatan usaha tersebut harus diurus perizinan berusaha berbasis risiko melalui OSS RBA

(9)

Beberapa Hal Yang Perlu Menjadi Perhatian

2

8. Perizinan dasar berupa Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (KKPR, dahulu Izin Lokasi) menjadi persyaratan sebelum terbitnya NIB (versi OSS 1.1, Izin Lokasi tidak persyaratan NIB, namun persyaratan Izin Usaha menjadi berlaku efektif).

Konfirmasi KKPR terbit otomatis via OSS bagi kegiatan usaha yang berlokasi di Kawasan industri, KEK, Kawasan industri dalam KPBPB, sudah ada RDTR digital, sudah mempunyai Izin Lokasi yang masih berlaku, sudah ada sertifikat tanah, tanah/bangunan yang disewa (tidak memerlukan verikasi KLD)

Persetujuan KKPR, yang berlokasi selain yang memenuhi kriteria diatas, memerlukan verifikasi Kemen ATR/BPN atau Pemda

(10)

Beberapa Hal Yang Perlu Menjadi Perhatian

9. Perizinan dasar lainnya:

▪ Persetujuan lingkungan berupa Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan (SPPL) yg terbit secara otomatis via OSS untuk setiap kegiatan usaha; Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (UUPL) otomatis terbit via OSS maupun yang memerlukan verifikasi KLD; and Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) bagi risiko Tinggi (dan sebagaian risiko Menengah Tinggi) yang juga memerlukan verifikasi dan persetujuan KLD.

▪ Persetujuan Bangunan dan Gedung (PBG, yang dulu adalah IMB) dan Sertifikat Laik Fungsi (SLF) tidak dijadikan lagi menjadi syarat perizinan berusaha dan diajukan dan diproses di SIMBB-PUPR (pada OSS 1.1, IMB dan SLF menjadi persyaratan untuk mengefektifkan Izin Usaha).

(11)

Perizinan Berusaha melalui OSS Berbasis Risiko (4 Aug 2021 – 29 Nov 2021 07:45)

11

(12)

Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Menurut Sektor

(4 Aug 2021 – 29 Nov 2021 07:44)

(13)

13

Perizinan Tunggal melalui OSS Berbasis Risiko

(4 Aug 2021 – 29 Nov 2021 07:4 5)

(14)

Perizinan Tunggal:

UMK – Risiko Rendah

- UU Cipta Kerja memberikan perhatian khusus bagi pelaku UMK risiko rendah berupa Nomor Induk Berusaha (NIB) yang berlaku sebagai perizinan tunggal.

- NIB tidak hanya berlaku sebagai legalitas, tetapi juga termasuk Standar Nasional Indonesia (SNI) dan Sertifikasi Jaminan Produk Halal.

- Selanjutnya pelaku usaha akan difasilitasi dan dibina oleh Badan Standardisasi Nasional

Legalitas Berusaha Standar Nasional Indonesia (SNI)

Sertifikasi Jaminan Produk Halal (SJPH)

(15)

PP No.7 Tahun 2021 tentang Kemudahan,

Pelindungan, dan Pemberdayaan Kop-UMKM

15

Kriteria UMKM berdasarkan Modal Usaha Kriteria

Usaha

Sebelum UU CK

Setelah UU CK

Mikro ≤ Rp 50 Juta ≤ Rp 1 Miliar

Kecil Rp 50 < x ≤ 500 Juta Rp 1 < x ≤ 5 Miliar Menengah Rp 500 Juta < x ≤ 10 Miliar Rp 5 < x ≤ 10 Miliar

Besar > Rp 10 Miliar > Rp 10 Miliar

Kemudahan dan Dukungan Pemerintah Pusat & Daerah bagi UMKM

Kemudahan Legalitas

Kemudahan Produksi dan

Pembiayaan

Kemudahan Pemasaran dan

Pasca Produksi

Pendirian Perseroan Perseorangan bagi UMK

NIB sebagai Perizinan Tunggal bagi UMK (Risiko Rendah: NIB sebagai identitas, legalitas, SNI, Pernyataan Jaminan Halal)

Pembinaan pemenuhan standar produk dan sertifikat halal oleh Pemerintah

Pembebasan/ keringanan biaya perizinan bagi UMK

Kemudahan pembiayaan dan permodalan;

Kemudahan penyediaan bahan baku dan proses produksi;

Peningkatan kualitas SDM UMK

Alokasi 30% dari lahan komersial, tempat

perbelanjaan, maupun infrastruktur publik bagi UMK

Alokasi minimal 40% pengadaan barang/jasa pemerintah untuk produk UMK.

*Untuk memperluas basis pembinaan dan pemberdayaan UMKM

Fokus BKPM dalam Peningkatan Daya Saing Kop-UMKM:

Perizinan Berusaha dan Insentif bagi Kop-UMKM

Alokasi Bidang Usaha dan Kemitraan Kop-UMKM:

Alokasi Bidang Usaha dan Kewajiban Kemitraan bagi Usaha Besar (Lampiran II Perpres 10/2021 jo 49/2021)

Kemitraan dengan Usaha Besar yang memperoleh insentif

(16)

PB UMKU Yang Sudah Dapat Diproses

Melalui OSS RBA

(17)

Pengawasan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko

Peraturan BKPM No. 5 Tahun 2021

tentang Pedoman dan Tata Cara Pengawasan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko

Pengawasan rutin melalui Laporan Pelaku Usaha dilakukan atas laporan yang disampaikan oleh Pelaku Usaha kepada BKPM, DPMPTSP provinsi, DPMPTSP kabupaten/kota, administrator KEK, dan/atau badan pengusahaan KPBPB yang

memuat perkembangan kegiatan usaha

(18)

Hal Yang Dilaporkan

LKPM adalah laporan mencakup realisasi Penanaman Modal, realisasi

tenaga kerja, realisasi produksi termasuk nilai ekspor, kewajiban kemitraan dan kewajiban lainnya terkait pelaksanaan Penanaman Modal yang disampaikan oleh Pelaku

Usaha orang perseorangan, dan badan usaha.

Yang Wajib Lapor

Peraturan BKPM Nomor 5/2021 Pasal 32 ayat (4):

a. Pelaku usaha kecil Rp 1 – 5 miliar (per semester);

b. Pelaku Usaha menengah Rp 5 – 10 miliar dan

Pelaku Usaha > Rp 10 miliar besar (per triwulan).

Pelaku Usaha besar dan menengah menyampaikan LKPM setiap 3 (tiga) bulan (triwulan) dengan batas

penyampaian:

• LKPM triwulan I: 10 April;

• LKPM triwulan II: 10 Juli;

• LKPM triwulan III: 10 Oktober;

• LKPM triwulan IV: 10 Januari tahun berikutnya.

Pelaku Usaha kecil wajib

menyampaikan LKPM setiap 6 (enam) bulan (semester) dengan batas

penyampaian:

• LKPM semester II: 10 Januari tahun berikutnya.

• LKPM semester I: 10 Juli;

Waktu Pelaporan

PRINSIP PENYAMPAIAN LKPM

(19)

KEWENANGAN PEMANTAUAN LKPM

KEMENTERIAN INVESTASI/BKPM atas LKPM Pelaku Usaha PMA dan PMDN dengan skala usaha Menengah dan Besar sesuai

kewenangannya

DPMPTSP PROVINSI, DPMPTSP KABUPATEN/KOTA, ADMINISTRATOR KEK,

BADAN PENGUSAHAAN KPBPB atas LKPM Pelaku Usaha PMDN dengan skala usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Besar sesuai

kewenangannya

Pasal 35 Peraturan BKPM No. 5 Tahun 2021

tentang Pedoman dan Tata Cara Pengawasan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko

Verifikasi dan evaluasi dilakukan terhadap perkembangan realisasi Penanaman Modal yang dicantumkan dalam LKPM atas Perizinan Berusaha Berbasis Risiko

(20)

SANKSI ADMINISTRATIF

Peringatan Tertulis

Penghentian Sementara

Pencabutan Perizinan Berusaha dan/atau

kegiatan usaha

Dikenakan bagi Pelaku Usaha yang melakukan pelanggaran ringan, salah satunya karena:

• Tidak menyampaikan LKPM selama 2 (dua) periode berturut-turut

• Menyampaikan LKPM pertama kali tanpa ada nilai tambahan realisasi investasi selama 4 (empat) periode berturut-turut dengan nilai realisasi nihil

Dikenakan apabila Pelaku Usaha tidak memenuhi kewajiban atas sanksi pelanggaran ringan

Dikenakan apabila Pelaku Usaha tidak memenuhi kewajiban atas sanksi pelanggaran sedang

• Peringatan Pertama (30 hari kerja)

• Peringatan Kedua (15 hari kerja)

• Peringatan Ketiga (10 hari kerja)

• Penghentian Sementara (30 hari kerja)

• Pencabutan Perizinan Berusaha dan/atau

Sanksi dinyatakan gugur bila memenuhi kewajiban dan memberikan tanggapan ke DAPAT DIKENAKAN SECARA BERJENJANG

TENGGAT WAKTU SANKSI

(21)

Referensi

Dokumen terkait

8 Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik atau Online Single Submission yang selanjutnya disingkat OSS adalah Perizinan Berusaha yang diterbitkan oleh Lembaga OSS untuk

• Sistem akan otomatis menampilkan skala usaha dan tingkat risiko pada usaha Anda berdasarkan pengisian data • Data yang harus Anda lengkapi dan sesuaikan antara lain: 1.. Jangka

• Sistem akan menampilkan pertanyaan konfirmasi “Apakah sudah memiliki Dokumen Persetujuan Lingkungan atas kegiatan ini?” yang harus Anda pilih:. Jika pilih Sudah, lanjut ke

✓ untuk usaha deng an tingkat Risiko Rendah (R) dan Menengah Rendah (MR), proses perizinan berusaha cukup diselesaikan melalui sistem Online Single Submission (OSS) tanpa

Pemerintah telah memetakan tingkat risiko sesuai dengan bidang usaha atau KBLI (Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia) yang dapat dicek di tautan inia. KBLI yang berlaku saat

(Jika termasuk ketentuan BUPM, maka akan muncul pilihan dan pilih kegiatan pada bidang usaha sesuai KBLI yang tertera.)2. Ruang

• Jika pilih Belum, sistem akan menampilkan konfirmasi “Pilih Jenis Usaha dan/atau Kegiatan” yang harus Anda pilih berdasarkan KBLI/Bidang Usaha terpilih... 13.b Periksa dan

Sedangkan Izin untuk badan usaha maupun perorangan diterbitkan oleh lembaga Online Single Submission (OSS) atau Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik untuk