• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas, menjadi salah satu kebutuhan yang sangat penting (Wardhani, 2014).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. berkualitas, menjadi salah satu kebutuhan yang sangat penting (Wardhani, 2014)."

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1 Latar Belakang

Sumber daya manusia yang berkualitas menentukan maju mundurnya suatu bangsa. Di era globalisasi ini, sumber daya manusia sangat dibutuhkan terlebih dari aspek ilmu pengetahuan. Menghadapi perkembangan tersebut, pendidikan sebagai upaya untuk membentuk generasi penerus bangsa yang berkualitas, menjadi salah satu kebutuhan yang sangat penting (Wardhani, 2014).

Pendidikan dalam kimia adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan syarat perkembangan. Pendidikan kimia juga mampu mendukung pembangunan dimasa mendatang yaitu pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan permasalahan kehidupan yang dihadapi. Pendidikan Kimia juga merupakan salah satu dasar dari ilmu pengetahuan terapan seperti dalam bidang kedokteran, farmasi, psikologi, geografi, kriminalistik, biologi, fisiologi, pertanian, dan bidang dalam kerumahtanggaan sehingga ilmu kimia sangat penting untuk dipelajari. maka dari itu ilmu kimia tidak dapat dilepaskan dan sangat memberikan pengaruh serta berperan penting dalam kehidupan sehari- hari (Arki, 2017).

Kurikulum merupakan salah satu unsur yang bisa memberikan kontribusi yang signifikan terhadap proses pembelajaran. Pemerintah terus berupaya untuk memperbaiki kualitas kurikulum di Indonesia, sehingga pada saat ini telah mewajibkan sekolah dasar maupun sekolah menengah untuk mengimplementasikan kurikulum 2013. Pada kurikulum 2013 ini, terdapat

(2)

beberapa penyempurnaan pola pikir dan menekankan adanya suatu pendekatan ilmiah. Pendekatan yang dimaksud disini adalah pembelajaran dengan pendekatan saintifik yaitu pembelajaran yang terdiri atas mengamati, merumuskan pertanyaan, mengumpulkan data, menganalisis data, menarik kesimpulan.

Berdasarkan Permendikbud No 81 A Tahun 2013 tentang implementasi kurikulum menyatakan bahwa pembelajaran pada kurikulum 2013 dengan pendekatan saintifik melibatkan yaitu mengamati, menanya, mencoba, mengolah informasi, dan mengkomunikasikan. Pembelajaran kimia merupakan suatu pelajaran yang cenderung kurang diminati oleh kebanyakan peserta didik karena sulit untuk dipahami. Oleh karena itu dengan dasar ilmiah dituntut kemampuan dan keterampilan seseorang guru untuk bisa menciptakan suasana pembelajaran yang efektif dan menyenangkan di kelas. Hal ini bertujuan agar peserta didik termotivasi dan aktif dalam belajar sehinga hasil belajar peserta didik meningkat sesuai dengan yang diharapkan menjadi lebih baik dari sebelumnya (Candrasari,- 2014).

Dalam proses pembelajaran terdapat 3 unsur penting yaitu tujuan, proses dan hasil. Suatu pembelajaran dikatakan sukses bila hasil dari proses pembelajaran telah mencapai tujuan yang diinginkan. Hasil dalam proses pembelajaran ini berupa hasil belajar peserta didik. Hasil belajar adalah suatu tindakan atau kegiatan untuk melihat sejauh mana tujuan-tujuan intruksional telah dicapai atau dikuasai oleh peserta didik dalam bentuk-bentuk hasil belajar yang telah diperlihatkannya setelah menempuh pengalaman belajarnya. Bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tingkat hasil belajar peserta didik, yaitu materi/kurikulum, guru, metode/pendekatan dalam mengajar dan

(3)

sarana pendidikan yang berupa alat pelajaran dan media pembelajaran. Dimana faktor-faktor tersebut sangat menentukan keberhasilan suatu pembelajaran (Arki,- 2017).

Keberhasilan hasil belajar dapat dilihat dari kemampuan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajran, baik dalam bidang kognitif, afektif, maupun psikomotor. Untuk itu, guru perlu melakukan penilaian hasil belajar setelah peserta didik mengikuti proses belajar yang didasarkan atas kriteria tertentu. Persoalan yang timbul adalah apakah peserta didik yang berhasil dalam proses belajarnya juga berhasil dalam hasil belajarnya? Bagaimana jika terjadi sebaliknya. Dalam hal ini, perlu dilakukan analisis yang mendalam dan komprehensif terhadap keberhasilan belajar (Arifin, 2014).

Berdasarkan Hasil observasi dan wawancara dengan guru kimia di SMAN 10 kota Jambi pada tanggal 26 november 2018 diperoleh informasi bahwa, hasil ulangan harian peserta didik SMAN 10 Kota Jambi dilihat dari 34 peserta didik yang lulus hanya 14 orang sedangkan yang tidak lulus ada 20 orang tahun ajaran 2017/2018 jadi, pada materi hidrolisis garam hanya mencapai persentase kelulusan sebesar 40% menunjukkan peserta didik belum mengoptimalkan kemampuan belajar kimia dengan baik terutama materi hidrolisis garam, masih banyak yang gagal saat ulangan dan mengalami kesulitan dalam belajar serta kurang menguasai konsep dari materi kimia salah satunya materi hidrolisis garam.

Menurut guru kimia kelas XI MIPA SMAN 10 kota Jambi, salah satu faktor penyebabnya adalah sarana yang kurang memadai misalnya kekurangan buku panduan kimia, peserta didik malas membaca tentang kimia, serta rendahnya partisipasi peserta didik dalam mengikuti proses belajar-mengajar kimia. Jika hal

(4)

ini berlanjut terus-menerus, maka tidak menutup kemungkinan hasil belajar peserta didik tidak akan meningkat, sehingga permasalahan ini harus diselesaikan.

Tentunya untuk mewujudkan pada pembelajaran agar peserta didik tertarik serta menyenangkan perlu menggunakan model pembelajaran kimia yang baik dalam menyampaikan berbagai konsep yang diajarkan sehingga peserta didik dapat aktif mengikuti kegiatan pembelajaran dan mampu memiliki sifat konstruktif di dalam proses pembelajaran (Fajaryanti, 2014).

Materi Hidrolisis Garam merupakan salah satu materi pokok dalam pembelajaran kimia kelas XI. Materi ini mempelajari sifat-sifat, rumus kimia, serta perhitungannya yang cukup sulit dipahami oleh peserta didik, materi kimia mempunyai tingkat kesulitan dalam permasalahan-permasalahan tertentu misalnya mengerjakan soal-soal perhitungan dan pada saat dilaboratium peserta didik takut untuk melakukan suatu percobaan apalagi dengan zat-zat kimia yang berbahaya sehingga tidak menarik bagi peserta didik itu sendiri, untuk menumbuhkan daya pemahaman peserta didik serta menarik pada pembelajaran kimia, dibutuhkan suatu model yang dapat mempermudah peserta didik untuk belajar dan memahami materi hidrolisis garam. Salah satu materi kimia yang dianggap sulit adalah hidrolisis garam. Berdasarkan angket yang disebar pada peserta didik kelas XII MAN Mojosari didapatkan hasil bahwa 63,33% mengalami kesulitan belajar kimia khususnya pada materi hidrolisis garam dan 60% belum mencapai nilai minimum ketuntasan belajar. Setiap peserta didik memiliki kemampuan pemahaman yang berbeda-beda oleh karena itu dibutuhkan suatu strategi dalam proses pembelajaran. Dengan begitu peserta didik dapat meningkatkan hasil belajarnya. Hubungan materi Hidrolisis Garam dengan menggunakan model Think

(5)

Pair Share (TPS) yang mana model ini memiliki waktu untuk berpikir dan

berbagi sesuai karakteristik model Think Pair Share (TPS) sendiri. Maka dari itu pada materi hidrolisis garam yang cukup sulit dipahami sangat perlu menggunakan model Think Pair Share (TPS) (Candrasari, 2014).

Untuk mengatasi kendala dalam pembelajaran tersebut diperlukan pemilihan model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik. Model pembelajaran yang digunakan oleh peneliti adalah model pembelajaran tipe think pair share (TPS). Karena dapat membantu peserta didik memahami konsep yang sulit dan juga sangat berguna untuk menumbuhkan kemampuan hasil belajarnya, bekerjasama, dan membantu teman. Pada model pembelajaran tipe think pair share (TPS) yang merupakan salah satu pembelajaran yang menyenangkan dan meningkatkan kemampuan komunikasi bagi peserta didik, karena peserta didik dapat berperan secara aktif dalam proses belajar mengajar serta berkerjasama dalam kelompok (Firdaus, 2013).

Model pembelajaran think pair share (TPS) merupakan salah satu model pembelajaran koperatif yang mampu mengubah asumsi bahwa model resitasi dan diskusi perlu diselenggarakan dalam setting kelompok secara keseluruhan.

Karakteristik model think pair share (TPS), tiga langkah utamanya dilaksanakan dalam proses pembelajaran, yaitu langkah think (berpikir secara individu), pair (berpasangan dengan temannya) dan share (berbagi jawaban dengan pasangan yang lain atau seluruh kelas). Model diharapkan dapat menjembatani dan mengarahkan kegiatan belajar mengajar (KBM) juga mempunyai dampak lain yang sangat bermanfaat bagi peserta didik. Supaya peserta didik dengan model think pair share (TPS) dapat berkomunikasi secara langsung oleh individu lain

(6)

yang dapat saling memberi informasi dan bertukar pikiran serta mampu berlatih untuk mempertahankan pendapatnya jika pendapatnya layak dipertahankan serta diskusi selalu hidup dan menyenangkan (Ertikanto, 2016).

Secara teoritis metode pembelajaran tipe think pair share (TPS) mempunyai keunggulan tersendiri untuk dapat diterapkan dalam pembelajaran kimia dibandingkan dengan metode pelajaran lainnya. Salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi dalam proses belajar, hasil belajar dan menyelesaikan tugas adalah model pembelajaraan kooperatif. Model pembelajaran kooperatif bertujuan untuk melatih kerja sama antar peserta didik dalam memecahkan suatu tugas dan saling membantu teman yang kurang mampu dalam memahami suatu materi. Pada materi pokok hidrolisis garam sangat cocok menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) (Candrasari, 2014).

Dengan menerapkan model pembelajaran tipe Think Pair Share (TPS).

Peserta didik akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang penting apabila mereka saling mendiskusikan masalah dengan temannya. Melalui diskusi dapat memberi peserta didik lebih banyak waktu berpikir, untuk merespon dan saling membantu sehingga dapat meningkatkan pemahaman belajar peserta didik dan memberikan pengaruh terhadap hasil belajar peserta didik (Arifin,- 2014).

Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Wardhani, dkk (2014) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar kognitif model TPS strategi peta konsep dan peta pikiran terhadap prestasi belajar siswa materi ikatan kimia kelas X. Kemudian Surayya, dkk (2014) pengaruh model pembelajaran

(7)

think pair share (TPS) terhadap hasil belajar IPA ditinjau dari keterampilan

berpikir kritis siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara hasil belajar sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dimana terjadi peningkatan hasil belajar peserta didik. dan Ni’mah, dkk (2014) juga menambah bukti adanya pengaruh positif dari penerapan model pembelajaran Think Pair Share (TPS). Penelitian dengan menerapkan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian menganalisis bagaimana pengaruhnya terhadap hasil belajar peserta didik, dimana sesuai dengan kurikulum 2013. Maka dari itu peneliti mengangkat judul : “Analisis Model Pembelajaran Tipe Think Pair Share (TPS) pada Materi Hidrolisis Garam Serta Pengaruhnya Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas XI MIPA SMAN 10 Kota Jambi”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah pada penelitian ini adalah : 1. Bagaimana pelaksanaan model pembelajaran tipe Think Pair Share (TPS) di

kelas XI MIPA 3 SMAN 10 kota Jambi?

2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan pada model pembelajaran tipe Think Pair Share (TPS) terhadap hasil belajar peserta didik di kelas XI MIPA 3 SMAN 10 kota Jambi pada materi hidrolisis garam?

(8)

1.3 Batasan Masalah

Ruang lingkup dan keterbatasan dalam penelitian ini adalah :

1. Kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas XI MIPA 3 SMAN 10 kota Jambi.

2. Hasil belajar yang diteliti pada aspek memahami (C2), menerapkan (C3) dan

menganalisis (C4) pada ranah kognitif (Taksonomi Anderson), pada materi hidrolisis garam yang diajarkan ditinjau dari pengertian hidrolisis garam yang meliputi submateri sifat garam yang terhidrolisis, tetapan hidrolisis (Kh) dan pH garam yang terhidrolisis.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan model pembelajaran tipe Think Pair

Share (TPS) di kelas XI MIPA 3 SMAN 10 kota Jambi.

2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh pada model pembelajaran tipe Think Pair Share (TPS) terhadap hasil belajar peserta didik kelas XI MIPA 3

SMAN 10 kota Jambi pada materi hidrolisis garam.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi peserta didik, dapat memberikan motivasi, melatih keterampilan berkomunikasi dengan peserta didik, dan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

2. Bagi guru, dapat dijadikan salah satu alternatif model pembelajaran dalam proses belajar mengajar.

3. Bagi peneliti, sebagai pedoman bagi peneliti sebagai calon guru untuk

(9)

diterapkan nantinya dilapangan.

4. Bagi sekolah, dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, khususnya dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

1.6 Definisi Istilah

Definisi Istilah dalam penelitian ini adalah:

1. Model pembelajaran Think Pair Share (TPS) merupakan tipe yang sederhana dengan banyak keuntungan karena dapat meningkatkan partisipasi peserta didik dan pembentukan pengetahuan oleh peserta didik.

2. Hasil belajar adalah tingkat berfikir atau pemahaman seseorang dalam mempelajari pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran.

Referensi

Dokumen terkait

Parfum Laundry Jombang Beli di Toko, Agen, Distributor Surga Pewangi Laundry Terdekat/ Dikirim dari Pabrik BERIKUT INI JENIS PRODUK NYA:.. Chemical Untuk Keperluan Laundry

wawasan kebangsaan pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) di SMP Negeri 7 Palembang sudah terlihat antara lain: (1) implementasi nilai

Adapun penelitian yang akan penulis lakukan tertuang dalam proposal skripsi ini berjudul “Pengaruh Perilaku Konsumen Terhadap Minat Beli Air Mineral Isi Ulang

Asas tutwuri handayani dapat menunjukan suasana umum yang hendaknya tercipta dalam hubungan keseluruhan antara guru BK dan siswa. Lebih-lebih di lingkungan Sekolah,

Penelitian dilakukan untuk mengidentifikasi kendala-kendala dalam penyusunan laporan keuangan serta menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP.Penelitian

Ilmu Kimia dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang susunan materi, struktur materi, sifat materi, perubahan materi serta energi perubahan materi3. Susunan materi

Berdasarkan hasil temuan Audit dan analisis yang dilakukan, maka dapat diketahui beberapa faktor penyebab tidak terpenuhnya penerapan pada Sistem Manajemen Keselamatan dan

Pada Tugas Akhir ini, dilakukan dengan permodelan struktur bangunan gedung dekanat UNWAHAS Semarang yang terdiri dari 7 lantai menggunakan rangka beton