• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK PIE SUSU APEL PADA UMKM Aurelia Tamba, Effy Yuswita, Heptari Elita Dewi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK PIE SUSU APEL PADA UMKM Aurelia Tamba, Effy Yuswita, Heptari Elita Dewi"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

DAFTAR ISI

PROMOTING LIVELIHOOD SUSTAINABILITY THROUGH AGRICULTURAL RESOURCES MANAGEMENT

Panomsak Promburom

EKSOTISME BUDIDAYA GANDUM TROPIS MENDUKUNG KERGAMANAN TANAMAN DAN PANGAN

Dr. Ir. Nugraheni Widyawati, MP

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TANAMAN KORO PEDANG DI LAHAN SUB-OPTIMAL SEBAGAI PENDUKUNG KEMANDIRIAN PANGAN

Maria Theresia Darini, Sri Endah Prasetyowati, Yacobus Sunaryo

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK PIE SUSU APEL PADA UMKM Aurelia Tamba, Effy Yuswita, Heptari Elita Dewi

KAJIAN PELUANG USAHATANI JAGUNG DI KABUPATEN

MAJALENGKA DALAM MENDUKUNG INDUSTRI PAKAN TERNAK Zumi Saidah,Rani Andriani Budi Kusumo, Erna Rachmawati

MOTIVASI KERJA UTAMA PETANI DALAM KEMITRAAN (Studi Kasus di Asosiasi Aspakusa Makmur Boyolali)

Vianeylisari dan Maria

ANALISIS PROYEK USAHA PETERNAKAN AYAM BURAS PEDAGING Sri Haryani Sitindaon, Suroto, Alfan Sagito

FENOMENA PERMINTAAN BUAH LOKAL MASA PANDEMI COVID 19 DI DUA PASAR TRADISIONAL DI KOTA SALATIGA

Nur Baiti Cahya Ningrum W R H dan Tinjung Mary Prihtanti STRATEGI PROMOSI PENJUALAN MADU

(Studi Kasus di PO. Madu Asli Senjaya) Tito Alfaro Primaputra, Maria, Liska Simamora

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PEMBELIAN PRODUK ORGANIK Monika Shania Meisy, Maria, Liska Simamora

KARAKTERISTIK DAN PERSEPSI KONSUMEN SAYURAN YANG MELAKUKAN PEMBELIAN SECARA ONLINE Martiana Nur Nugraheni dan Tinjung Mary Prihtanti

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SAYUR ORGANIK MERBABU Danada Adita Putri, Maria

1-26

27-62

63-74

75-91

92-104

105-114

115-126

127-134

135-142

143-154

155-164

165-178

(3)

DAMPAK PANDEMI COVID-19 TERHADAP MANAJEMEN DAN STRATEGI PEMASARAN SAYUR ORGANIK

(Studi Kasus di Kelompok Tani Tranggulasi Desa Batur, Kabupaten Semarang) Illene Naomi Nugroho dan Yuliawati

PERKEMBANGAN KOMODITAS BASIS DAN NON-BASIS SUB-SEKTOR TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN BANTUL

Dewi Masitoh, Abi Pratiwa Siregar, Meita Puspa Dewi, Moh. Ali Abdur Rohman, Ahmad Samsudin

KONSEP PERANCANGAN SKATEPARK KOTA SALATIGA Bio Pravasadipta dan Endang Pudjihartati

PENGARUH PERIODE KRITIS BEBAS GULMA PADA TANAMAN GANDUM (Triticum aestivum L.)

Endi Irfani dan Yohanes Hendro Agus

UJI KUALITAS JAMU DARI BEBERAPA VARIAN “S’JAMU SALATIGA”

Wisnu Tri Hanggoro, Rama Wisnu Putra, Agung Rimayanto Gintu

POTENSI KADAR MINERAL “MUD VOLCANO” BANYU ASIN SANGIRAN SEBAGAI SUMBER MINERAL UNTUK PERTANIAN LAHAN KERING Agung Rimayanto Gintu, Rejo Wagiman, Marchelia Welma Salenussa dan Dwi Pramana PENGARUH KONSENTRASI ENZIM PEKTINASE DARI LIMBAH KULIT PISANG OLEH KAPANG Aspergillus niger TERHADAP KLARIFIKASI MINUMAN FUNGSIONAL JAHE LEMON

Dyan Yulianti dan Maria Marina Herawati

KEANEKARAGAMAN HAYATI SEMUT (Hymenoptera: Formicidae) DI HUTAN KOTA BENDOSARI, KOTA MADYA SALATIGA

Titus Septianjaya dan Yohanes Hendro Agus

TAHAPAN PENYUSUNAN ROADMAP DIVERSIFIKASI PERKEBUNAN RAKYAT DENGAN TANAMAN OBAT Akhmad Jufri, Djatmiko Pinardi, Armelia Tanjung

KAJIAN PERKEMBANGAN MORFOLOGI BUNGA DAN BENIH SEBAGAI INDIKATOR KEMASAKAN BENIH Artemisia annua L

Putri Rizky Lestari dan Endang Pudjihartati

TANTANGAN TEKNIS UPAYA INTRODUKSI BUDIDAYA GANDUM TROPIS PADA MASYARAKAT PETANI

Djoko Murdono, Tinjung Mary Prihtanti, Sarlina Palimbong

TEKNOLOGI PENGOLAHAN VCO DENGAN DRY PROCESS SKALA PEDESAAN DAN PENGARUH MUTUNYA SELAMA

PENYIMPANAN

Adhitya Yudha Pradhana dan Ismail Maskromo

179-192

193-198

199-210

211-218

219-228

229-240

241-250

251-260

261-270

271-278

279-286

287-293

(4)

PROSIDING WEBINAR

KONSER KARYA ILMIAH TINGKAT NASIONAL TAHUN 2020

Pengembangan Komoditas Unggulan

Mewujudkan Wilayah Perdesaan yang Berkelanjutan Kamis, 24 September 2020 | Fakultas Pertanian & Bisnis UKSW

ISSN 2460 - 5506

PENGARUH PERIODE KRITIS BEBAS GULMA PADA TANAMAN GANDUM (Triticum aestivum L.)

INFLUENCE OF THE CRITICAL PERIOD FREE WEED ON WHEAT CROP (Triticum aestivum L.)

Endi Irfani1, Yohanes Hendro Agus2

1 2 Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga – Indonesia 5071

e-mail: [email protected]; [email protected]

ABSTRACT

Wheat in Indonesia is the second staple food. Wheat seed are processed to become wheat flour.

From wheat flour can be made noodle, bread and other foods. One factor that is affected wheat productivity is competition between wheat and weeds. The aim of the research were to know the affect of weeding times toward growth and yield of wheat of Genotype 10, and to know weeding periods of free weeds that were critical periods of free weed of Genotype 10 wheat. This research used Randomized Completely Block Design (RCBD) with eight treatments and five replications.

The treatments tested were four periods of wheat crop without weeds and four periods of wheat crop with weed. Research result data were analyzed by using analysis of variance (ANNOVA) and honestly significant different (HSD) at 95% significant level. Research results showed that:

(1) both periods with and without weeds affected number of tillers per clump, seed weight per panicle, and (2) based on seed weight per clump both periods with and without weeds could be concluded that critical periods of free weed of Genotype 10 wheat were between 14 days until 42 days after sowing.

Keywords: wheat, weed, critical periods of free weed.

ABSTRAK

Gandum di Indonesia merupakan bahan makanan pokok kedua setelah padi. Biji gandum diolah menjadi tepung terigu. Dari tepung terigu dapat dijadikan mie, roti dan panganan lainnya. Salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitas gandum yaitu terjadinya persaingan antara tanaman gandum dengan gulma. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh waktu penyiangan gulma terhadap pertumbuhan dan hasil panen tanaman gandum Genotip 10 dan untuk mengetahui waktu penyiangan gulma yang merupakan periode kritis bebas gulma dari tanaman gandum Genotip 10.

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan delapan perlakuan dan lima ulangan. Perlakuan yang dicobakan meliputi empat waktu bebas gulma dan empat waktu bergulma.

Data hasil pengamantan dianalisis dengan menggunakan metode sidik ragam dan uji Beda Nyata Jujur pada taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) waktu bergulma dan bebas gulma berpengaruh terhadap jumlah anakan per rumpun, bobot biji per malai dan bobot biji per rumpun, serta (2) berdasarkan hasil bobot biji per rumpun pada waktu bergulma dan bebas gulma, maka periode kritis bebas gulma dari tanaman gandum Genotif 10 adalah pada saat tanaman berumur 14 hari sampai 42 hari.

Kata kunci: gandum, gulma, periode kritis bebas gulma.

(5)

212

PENDAHULUAN

Gandum (Triticum aestivum L.) adalah salah satu serealia dari famili Graminae (Poaceae) yang merupakan salah satu bahan makanan pokok manusia selain beras. Gandum lebih populer dibandingkan bahan makanan lainnya sesama serealia karena adanya keistimewaan kandungan gluten dan protein yang cukup tinggi pada bijinya (Bistok, 2002).

Menurut Budiarti (2005), di Indonesia gandum sudah mulai diintroduksikan sejak tahun 1784 dan kegiatan penelitian serta pengembangan tanaman gandum dirintis sejak tahun 1972.

Pengembangan tanaman gandum dilakukan di Indonesia karena gandum merupakan salah satu komonditi pangan alternatif dalam rangka mendukung ketahanan pangan, serta diversi- fikasi pangan. Akan tetapi selama ini kebutuhan industri gandum Indonesia masih dipasok dari gandum impor yang dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Kebutuhan Indonesia untuk komoditas gandum saat ini relatif tinggi.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat total impor gandum Indonesia sepanjang 2016 mencapai 10,53 juta ton meningkat 42% dari tahun sebelumnya hanya 7,4 juta ton. Demikian pula nilainya juga naik 15,6% menjadi US$ 2,4 miliar dari tahun sebelumnya US$ 2,08 miliar (Aptindo, 2018).

Untuk mengatasi ketergantungan impor akan biji gandum tersebut, usaha pengembangan tanaman gandum di Indonesia telah banyak dilakukan terutama di wilayah dataran tinggi.

Berdasarkan data Dirjen Tanaman Pangan tahun 2010, potensi luas lahan di Indonesia untuk pengembangan gandum adalah 73.455 hektar yang tersebar di 15 provinsi (Supriyadi dkk, 2012).

Fakultas Pertanian dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana, merupakan salah satu pusat studi gandum yang telah menguji beberapa varietas gandum yang berpotensi untuk dikembangkan dan dibudidayakan di Indonesia, terutama gandum varietas Dewata (Suwandi, 2014). Dalam pembudidayan tanaman gandum tidak terlepas dari berbagai masalah salah satu diantaranya adalah persaingan dengan gulma.

Gulma dapat menyebabkan turunnya hasil produksi pada budidaya tanaman gandum.

Gulma merupakan tumbuhan yang tidak dikehendaki keberadaannya pada lahan budidaya pertanian dan dapat berkompetisi dengan tanaman budidaya sehingga berpotensi untuk menurunkan hasil tanaman budidaya tersebut. Tanaman budidaya yang tumbuh secara liar di lahan produksi yang diperuntukkan untuk jenis tanaman lainnya juga digolongkan sebagai gulma. Kompetisi antara gulma dengan tanaman dapat berupa kompetisi antara tajuk dalam memanfaatkan cahaya matahari dan udara, sedangkan kompetisi antara sistem perakaran- nya dalam memanfaatkan air dan unsur hara (Barus, 2003).

Penyiangan gulma dimaksudkan untuk mem- bersihkan atau menghilangkan tumbuhan peng- ganggu (gulma) yang dapat merugikan par- tumbuhan tanaman. Penyiangan pertama kali dilakukan pada waktu tanaman berumur kira- kira 15 hari setelah tanam. Pada umur tersebut biasanya sudah ada gulma yang dapat merugi- kan tanaman (Sukman dan Yakup, 2002).

Tanaman budidaya memiliki periode kritis bebas gulma. Periode kritis bebas gulma merupakan periode di mana tanaman peka terhadap persaingan dengan gulma, sedangkan di luar periode tersebut keberadaan gulma relatif kurang berpengaruh terhadap pertumbuhan

(6)

maupun hasil akhir tanaman budidaya (Moenandir, 1988). Dengan diketahuinnya periode kritis bebas gulma pada suatu tanaman budidaya, maka dapat ditentukan waktu penyiangan yang tepat untuk mendukung produksi tanaman.

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di dusun Ngasem, kecamatan Bandungan, kabupaten Semarang.

provinsi Jawa Tengah. Penelitian ini dilaksana- kan dari bulan Februari 2020 sampai Mei 2020.

Alat dan Bahan

Dalam penelitian ini alat yang digunakan adaah cangkul, alat tulis, plat label plastik, ajir, timbangan analitik, oven dan koret. Bahan yang digunakan benih gandum Genotip 10, pupuk Petro Organik, pupuk Urea, pupuk SP36 dan pupuk KCl.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Perlakuan yang diuji adalah periode kompetisi tanaman gandum dengan gulma, yang terdiri dari: delapan perlakuan yang dapat dilihat pada Tabel 1 Setiap perlakuan diulang sebanyak lima kali sehingga terdapat 40 satuan percobaan. Menurut Montgomery (1985), model statistik dari Rancangan Acak Kelompok adalah:

Yij =  + Ti +  j + ij i = 1,2,3,...,t j = 1,2,3,...,r dengan:

Yij adalah hasil pengamatan pada perlakuan ke-i dan kelompok ke-j

 adalah nilai rataan umum

Ti adalah pengaruh dari perlakuan ke-i

 j adalah pengaruh dari ulangan ke-j

ij adalah pengaruh acak pada perlakuan ke- i dan kelompok ke-j

Tabel 1 Perlakuan waktu bebas gulma

No Perlakuan

P0 Tanaman bebas gulma dari saat tanam sampai panen P1 Tanaman bebas gulma dari minggu ke 1 sampai minggu ke 3 P2 Tanaman bebas gulma dari minggu ke 1 – 6 P3 Tanaman bebas gulma dari minggu ke 3 – 6 P4 Tanaman bergulma dari saat tanam sampai panen P5 Tanaman bergulma dari minggu ke 1 – 3 P6 Tanaman bergulma dari minggu ke 1 – 6 P7 Tanaman bergulma dari minggu ke 3 – 6

Pengamatan dalam penelitian ini dilakukan pada tanaman gandum Genotip G10 maupun pada gulma. Pengamatan utama merupakan pengamat- an terhadap tanaman sampel yang datanya diuji secara statistika. Pengamatan utama pada tanaman gandum genotip G10 meliputi: tinggi tanaman, jumlah anakan per rumpun, bobot biji per malai, bobot biji per rumpun, bobot brang- kasan basah gulma, serta bobot brangkasan kering gulma.

Penentuan tata letak penelitian dilakukan secara acak. Adapun letak petak penelitian sebagai berikut:

Gambar 2 Tata letak tanaman dan tanaman sampel

U langan 1 P 0 P3 P 5 P7

P 1 P6 P 4 P2

U langan 2 P 6 P2 P 1 P3

P 4 P7 P 0 P5

U langan 3 P 3 P0 P 4 P6

P 7 P5 P 2 P1

U langan 4 P 2 P1 P 3 P0

P 5 P4 P 6 P7

U langan 5 P 7 P6 P 2 P5

P 0 P3 P 1 P4

Gambar 1 Tata letak petak penelitian

(7)

214

D. Analisis Data

Data dan hasil pengamatan utama dianalisis dengan menggunakan uji sidik ragam atau ANOVA dan dilanjutkan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) atau uji Tukey (Honestly Significant Difference atau HSD) pada taraf kepercayaan 95%. Menurut Harsojuwono dkk. (2011) Uji Beda Nyata Jujur digunakan untuk memban- dingkan antar perlakuan dari perlakuan yang diuji.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pengamatan yang terdiri dari: jumlah anakan, bobot biji per malai, bobot biji per rumpun disajikan pada Tabel 2. Tanaman gandum bergulma dari awal tanam sampai panen menunjukkan jumlah anakan, bobot biji per malai dan bobot biji per rumpun yang lebih tinggi dan berbeda nyata dibandingkan dengan tanaman gandum bebas gulma dari awal tanam sampai panen.

Jumlah anakan pada tanaman gandum bergulma pada umur 7 hst sampai 21hst, 7 hst sampai 42 hst dan 21 hst sampai 42 hst menunjukkan yang lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah anakkan pada tanaman gandum bebas gulma pada umur 7 hst sampai 21 hst, 7 hst sampai 42 hst dan 21 hst sampai 42 hst. Bobot biji per malai pada tanaman gandum bergulma pada umur 7 hst sampai 21 hst, 7 hst sampai 42 hst dan 21 hst sampai 42 hst menunjukkan tidak berbeda nyata dengan bobot biji per malai pada tanaman gandum bebas gulma pada umur 7 hst sampai 21 hst, 7 hst sampai 42 hst dan 21 hst sampai 42 hst.

Bobot biji per rumpun pada tanaman gandum bergulma pada umur 7 hst sampai 21 hst lebih tinggi dan berbeda nyata dibandingkan dengan bobot biji per rumpun pada tanaman gandum bebas gulma pada umur 7 hst sampai 21 hst.

Bobot biji per rumpun pada tanaman gandum bergulma pada umur 7 hst sampai 42 hst dan

Perlakuan

Purata tanaman gandum

Jumlah anakan

Bobot biji per malai

(g)

Bobot biji per rumpun

(g) Bebas Gulma 0 hst (awal

tanam) – panen

7,5 d 0,99 b 5,89 c

Bebas Gulma 7 hst – 21 hst 3,5 ab 0,88 ab 4,92 bc

Bebas Gulma 7 hst – 42 hst 3,8 b 0,89 ab 5,05 bc

Bebas Gulma 21 hst – 42 hst 4,1 b 0,91 b 5,36 bc

Bergulma 0 hst (awal tanam) – panen

2,4 a 0,71a 2,77 a

Bergulma 7 hst – 21 hst 6,2 c 0,87 ab 4,53 a

Bergulma 7 hst – 42 hst 6,6 cd 0,94 b 5,45 c

Bergulma 21 hst – 42 hst 6,1 c 0,86 ab 5,87 c

Keterangan : hst adalah hari setelah tanam. Angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf kepercayaan 95%.

Tabel 2 Tinggi tanaman, jumlah anakan, bobot biji per malai, bobot biji per rumpun, bobot brangkasan basah gulma dan bobot

brangkasan kering gulma

(8)

21 hst sampai 42 hst menunjukkan tidak berbeda nyata dengan bobot biji per rumpun pada tanaman gandum bebas gulma pada umur 7 hst sampai 42 hst dan 21 hst sampai 42 hst.

Gulma sama halnya seperti tanaman budidaya memerlukan lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhannya. Gulma maupun tanaman budidaya memerlukan unsur hara, air, cahaya, ruang tumbuh dan CO2 untuk pertumbuhan dan perkembangan yang normal (Eprim, 2006).

Persaingan antara gulma dengan tanaman Gandum terjadi bila unsur-unsur penunjang pertumbuhan tersebut tidak tersedia dalam jumlah yang cukup bagi keduanya. Pada dasar- nya, kemampuan gulma menekan pertumbuhan tanaman budidaya sangat ditentukan oleh jenis, kepadatan dan lamanya gulma tumbuh di pertanaman. Ketiga faktor tersebut menentukan derajat persaingan gulma dengan tanaman budidaya dalam memperoleh sumber daya yang tersedia. Demikian juga kemampuan tanaman budidaya bersaing dengan gulma sangat

dipengaruhi oleh jenis dan umur tanaman (Hidayati, 2009).

Persaingan gulma dengan tanaman budidaya baru dapat diketahui pengaruhnya pada penurunan hasil panen (Tjitrosoedirdjo dkk.,1984). Hasil regresi bobot biji tanaman gandum per rumpun pada berbagai perlakuan bergulma dibandingkan dengan berbagai perlakuan bebas gulma yang diuji disajikan pada Gambar 3. Dari Gambar 3, diperoleh hasil perpotongan grafik regresi antara berbagai perlakuan bebas gulma dengan berbagai perlakuan bergulma. Hasil proyeksi titik perpotongan tersebut pada sumbu datar diperoleh angka 14 hst dan 45 hst. Dari hasil penelitian ini menunjukkan periode kritis bebas gulma pada tanaman Gandum adalah pada umur 14 hst sampai 45 hst. Hal ini sedikit berbeda dengan yang diungkapkan oleh Kasasian dan Seeyave dalam Meriyanti ( 2010), bahwa pada umumnya periode kritis tanaman bebas gulma terjadi pada saat 25% sampai 33% pertama dari siklus hidup tanaman.

Gambar 3 Regresi bobot biji per rumpun tanaman gandum

pada berbagai perlakuan bebas gulma dengan berbagai perlakuan bergulma

(9)

216

KESIMPULAN

Periode kritis bebas gulma pada tanaman Gandum genotip 10 adalah pada umur 14 hari setelah tanam sampai 45 hari setelah tanam.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2018. Overview Industri Tepung Terigu Nasional Indonesia. Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (APTINDO). Jakarta, 22 Februari 2018.

Barus E. 2003. Pengendalian Gulma Di Perkebunan. Yogyakarta: Kanisius.

Bistok HS. 2002. Prospek Pengembangan Gandum (Triticum aestivum L.) di Indonesia (pengalaman Penelitian Gandum di UKSW 2000 - 2002).

Budiarti SG. 2005. Karakterisasi beberapa sifat kuantitatif plasma nutf ah gandum (Triticum aestivum L.). J.

Buletin Plasma Nutfah 11 (2) : 49-54 Eprim YS. 2006. Periode Kritis Tanaman

Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) terhadap Kompetisi Gulma pada Beberapa Jarak Tanam di Lahan Alang- Alang. Skripsi, Fakultas Pertanian. Bogor: IPB.

Gomes E, Wijana G, Suada IK. 2014.

Pengaruh varietas dan waktu penyiangan gulma terhadap pertum- buhan dan hasil tanaman kacang hijau (Phaseolus radiatus L.). Jurnal Agrotrop 4 (1): 18 – 28.

Harsojuwono BA, Arnata WI, Puspawati GAKD. 2011. Rancangan Percobaan:

Teori, Aplikasi SPSS dan Excel.

Malang: Lintas Kata Publishing.

Hidayati M. 2009. Komposisi dan efisiensi pengendalian gulma pada pertanaman kedelai dengan penggunaan bokashi.

Jurnal Agroland 16 (2): 118 – 123.

Lailiyah WN, Widaryanto E, Wicaksono KP.

2014. Pengaruh periode penyiangan gulma terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kacang panjang (Vigna sesquipedalis L). Jurnal Produksi Tanaman 2 (7): 606 - 612.

Meriyanti FN. 2010. Studi Periode Kritis Tanaman Padi Hibrida (Oryza sativa L.) terhadap Persaingan dengan Gulma di Lahan Sawah. Skripsi, Fakultas Pertanian. Bogor: IPB.

Moenandir J. 1988. Pengantar Ilmu dan Pengendalian Gulma (Ilmu Gulma – Buku I). Jakarta: CV Rajawali

Saldanha LES. 2002. Deskripsi Varietas Tanaman Gandum (Triticum aestivum L.) Varietas DWR 162 Turunan Kedua yang Ditanam Di Dusun Salaran Desa Wates Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. Skripsi, Fakultas Pertanian. Salatiga: UKSW.

Sukman Y dan Yakup. 2002. Gulma dan Teknik Pengendaliannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Supriyadi A, Warnita, Irfan S. 2012.

Optimalisasi Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Gandum (Triticum aestivum L.) Genotipe So-8 Melalui Pemberian Pupuk Kotoran Ayam Di Lahan Panjang Kabupaten Solok. Laporan Penelitian Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian. Padang: Universitas Andalas.

Suwandi R. 2014. Pertumbuhan dan Hasil Produksi 17 Genotip Gandum (Triticum aestivum L.) di Dataran Tinggi Tropis. Skripsi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian dan Bisnis. Salatiga:

UKSW

(10)

Tjitrosoedirdjo S, Utomo HI, Wiroatmojo J.

1984. Pengelolaan Gulma di Perkebunan.

Jakarta: Gramedia. Hal: 210.

Vries FWTP, Jansen DM, Ten Berge HFM, dan Bakema A. 1989. Simulation of ecophysiological processes of growth in several annual crops. Simulation monograph 29, Pudoc, Wageningen.

(11)

218

Gambar

Tabel 1 Perlakuan waktu bebas gulma
Tabel 2 Tinggi tanaman, jumlah anakan, bobot biji per malai, bobot biji per rumpun, bobot brangkasan basah gulma dan bobot
Gambar 3 Regresi bobot biji per rumpun tanaman gandum

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis korelasi dapat dilihat bahwa dari keenam faktor yang telah diidentifikasi, hanya terdapat dua faktor yang memiliki hubungan yang nyata terhadap

Kedua; variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap keputusan nasabah menggunakan produk Tabungan IB Hasanah di BNI Syariah Kantor Cabang Banjarmasin

pencapaian sasaran.Asuhan yang diberikan kepada setiap pasien dicatat dalam rekam medis pasien oleh pemberi pelayanan kesehatan.. Implementasi asuhan dengan pemberian

Keterbukaan dalam artinya adalah prosedur dan tata cara pelayanan, persyaratan, unit kerja pejabat penanggung jawab pemberi pelayanan, waktu penyelesaian, perincian biaya

Kebijakan hukum dalam penyelesaian tindak pidana pencabulan yang dilakukan oleh ayah dalam suatu putusan pengadilan terhadap anak yang berhadapan dengan hukum dilakukan

Teater masa kini atau bentuk pemanggungan masa kini merupakan transformasi masa lalu dengan masa masa kini dengan memberi ruang bagi sejenis rancangan baru. Elemen-elemen

Dalam keadaan ini, sisi inlet kondisi topografi awal yang curam, dan pada sisi akhir keluar pada penstock terjadi pengecilan tekanan total, menjadi 2561 Pa.. Situasi

Proses filterisasi dilakukan karena kandungan minyak transformator berada pada kondisi yang dapat mengakibatkan kerusakan transformator. Proses filterisasi ini bertujuan