• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PEMBAHASAN Sejarah dan Perkembangan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III PEMBAHASAN Sejarah dan Perkembangan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III PEMBAHASAN

3.1. Tinjauan Umum Perusahaan

3.1.1. Sejarah dan Perkembangan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk., atau yang lebih dikenal dengan nama Bank BTN memiliki sejarah yang sangat panjang di industri perbankan di Indonesia. Dibentuk agar masyarakat rajin menabung, sampai pernah dibekukan Jepang. Menyimak perjalanan Bank Tabungan Negara, cukup mengharu biru. Sebab, bank itu lahir ketika rakyat kita tengah merebut kemerdekaan yang dirampas Belanda.

Sekitar 1897, berdirilah bank Postspaarbank cikal bakal bank BTN. Postpaarbank berkedudukan di Batavia (Jakarta) yang didirikan untuk mendidik masyarakat pada saat itu agar gemar menabung.

Melalui Postspaarbank, masyarakat diperkenalkan lembaga perbaikan secara luas. Meskipun tentunya sistem perbankan yang ada pada saat itu tidak sama dan jauh dari sempurna bila dibandingkan dengan sistem perbankan saat ini. Sampai akhir 1931, peranan Pospaarbank dalam penghimpunan dana masyarakat terus menunjukkan adanya peningkatan yang sangat baik. Hal tersebut terbukti dengan semakin banyaknya minat masyarakat pada saat itu untuk menaruh atau menyimpan uangnya di bank. Sampai dengan akhir 1939, Postpaarbank telah berhasil menghimpun dana masyarakat sebesar Rp 5,4 juta. Sebuah jumlah yang sangat, besar

(2)

25

pada masa itu. Prestasi yang berhasil dicapai oleh Postspaarbank itu sebetulnya sejalan dengan kebijakan sistem desentralisasi yang-dilaksanakan pada saat itu.

Sejarah keberhasilan Postspaarbank, akhirnya membawa dampak positif dengan mulai dibukanya 4 kantor cabang Postspaarbank masing-masing di Makasar (saat ini Ujung Pandang), Surabaya, Jakarta, dan Medan. Dalam perjalanannya, keberhasilan Postspaarbank dalam menghimpun dana masyarakat itu mendapat ujian pada sekitar 1940 dengan diserbunya Belanda oleh tentara Jerman. Serbuan itu akhirnya membawa dampak terhadap terkurasnya dana yang telah dihimpun Postspaarbank secara besar-besaran oleh para nasabahnya. Tidak kurang dari Rp 11

juta dana yang terkuras untuk dibayarkan Postspaarbank kepada nasabah hanya dalam waktu beberapa hari saja. Namun, nasib baik masih berada pada Postspaarbank, karena hal itu tidak berlangsung lama. Pada 1941, kepercayaan

masyarakat sudah mulai pulih kembali yang ditandai dengan mulai banyaknya masyarakat yang menabung uangnya pada Postspaarbank.

Berdasarkan catatan sejarah hanya dalam waktu singkat pada tahun yang sama, telah terkumpul dana yang dihimpun dari masyarakat sebesar Rp 58,8 juta.

Sejarah kemudian tidak berhasil mencatat keberhasilan Postspaarbank, karena setahun kemudian atau tahun 1942 dengan masuknya tentara Jepang ke Indonesia, operasional Postspaarbank praktis mengalami kemacetan karena telah dibekukan.

Kemudian, Jepang masuk dan mengubah semua bentuk pemerintahan dan segala aspek kehidupan masyarakat di Indonesia sesuai dengan kehendak Jepang yang berhasil mengusir Belanda pada saat itu dari wilayah Indonesia. Secara resmi pada tahun itu Jepang telah mengambil alih kekuasaan Belanda di Indonesia dan

(3)

Postspaarbank yang merupakan bank karya kolonial Belanda dibekukan. Sebagai

gantinya pemerintah Jepang mendirikan Tyokin Kyoku. Pada prinsipnya, misi Tyokin Kyoku bentukan Jepang tidaklah jauh dengan maksud dan tujuan Postspaarbank

produk kolonial Belanda, yaitu untuk mengajak masyarakat Indonesia gemar menabung.

Namun, dalam perjalanannya ternyata misi Tyokin Kyoku tidak semulus apa yang pernah dilakukan Postspaarbank dalam menghimpun dana masyarakat melalui tabungan tersebut. Ironisnya, Tyokin Kyoku gagal dalam menjalankan misinya karena masyarakat menganggap bahwa manabung melalui Tyokin Kyoku itu dirasakan adanya unsur paksaan. Sehingga dengan sendirinya masyarakat enggan untuk melakukan penabungan pada saat itu. Meskipun demikian, Tyokin Kyoku telah berhasil membuka cabangya di Jogjakarta pada masa itu.

Setelah kemerdekaan berhasil diraih, Tyokin Kyoku diambilalih pemerintah Indonesia. Namanya diubah menjadi Kantor Tabungan Pos atau disingkat KTP.

Pembentukan KTP pada saat itu diprakarsai oleh Darmosoetanto selaku direktur pertama KTP. Dalam perjalanannya, pada akhirnya KTP mempunyai peran yang sangat besar. Peran yang sangat berarti pada saat itu adalah adanya tugas KTP dalam pengerjaan penukaran uang Jepang dengan Oeang Republik Indonesia (ORI). Sejarah telah mencatat bahwa pada masa pendudukan Jepang, peredaran uang yang ada saat itu ditarik dan diganti dengan uang Jepang. Maka begitu Indonesia merdeka, melalui KTP itulah uang Jepang yang masih beredar kemudian ditarik dan diganti dengan uang Indonesia. Ketika Agresi Militer Belanda ke Indonesia, KTP tidak dapat bekerja

(4)

27

dengan aman. Dan,dengan agresi Belanda itu, pada 19 Desember 1946 KTP dan kantor-kantor cabangya yang telah tersebar di Indonesia resmi diduduki oleh Belanda.

Namun, pada Juni 1949 pemerintah Republik Indonesia membuka kembali KTP tersebut sekaligus mengganti namanya menjadi Bank Tabungan Pos Republik Indonesia. Kemudian berganti menjadi Bank Tabungan Pos. Pada 9 Februari 1950, Bank Tabungan Pos dibekukan dan selanjutnya dibentuklah Bank Tabungan Negara (BTN). Selanjutnya, tanggal tersebut diperingati sebagai kelahiran Bank BTN.

Perkembangannya terus melejit, sampai sekarang sudah memiliki 1.102 kantor di seluruh Indonesia.

Pada tahun 1974, Bank Tabungan Negara ditunjuk Pemerintah sebagai satu- satunya institusi yang menyalurkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) bagi golongan masyarakat menengah ke bawah, sejalan dengan program Pemerintah yang tengah menggalakkan program perumahan untuk rakyat. Bank Tabungan Negara mencatatkan saham perdana pada 17 Desember 2009 di Bursa Efek Indonesia, dan menjadi bank pertama di Indonesia yang melakukan sekuritisasi aset melalui pencatatan transaksi Kontrak Investasi Kolektif - Efek Beragun Aset (KIK-EBA).

Sebagai Bank yang fokus pada pembiayaan perumahan, Bank Tabungan Negara berkeinginan untuk membantu masyarakat Indonesia dalam mewujudkan impian mereka untuk memiliki rumah idaman.

Keinginan ini ditunjukkan dengan konsistensi selama lebih dari enam dekade, dalam menyediakan beragam produk dan layanan di bidang perumahan, terutama melalui KPR, baik KPR Subsidi untuk segmen menengah ke bawah maupun KPR Non Subsidi untuk segmen menengah ke atas. Sebagai bank yang fokus pada

(5)

pembiayaan perumahan, bank BTN juga sukses meningkatkan posisinya menjadi peringkat ke-10 bank terbesar di Indonesia dari segi aset serta penyaluran kredit.

Dengan tujuan memberikan hasil terbaik kepada para pemangku kepentingan, bank BTN senantiasa konsisten dalam menekankan fokusnya sebagai pemimpin pembiayaan perumahan,

Bank Tabungan Negara bercita-cita menjadi The Leading Housing Bank in Indonesia with World Class Service. Saat ini, Bank Tabungan Negara fokus pada

pembiayaan sektor perumahan melalui tiga produk utama, yakni perbankan konsumer, perbankan komersial dan perbankan syariah. Pada tahun 2015 Bank Tabungan Negara berperan penting dalam membantu program Pemerintah: Sejuta Rumah Untuk Rakyat, Bank Tabungan Negara telah ditunjuk sebagai salah satu bank yang mendukung program pemerintah melalui pembiayaan KPR.

3.1.2. Struktur dan Tata Kerja PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

Gambar III.1 Struktur Organisasi PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Unit Kliring

Tata Kerja Unit Kliring di PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

Kepala Unit Kliring

Wakil Kepala Unit Kliring

Pengawas Administrasi dan DHN

Pengawas Proses RTGS Pengawas Proses Kliring Debit

Pengawas Proses Kliring Kredit

Staf Administrasi Staf DHN Staf Proses Kliring Kredit

Staf proses RTGS Staf Proses Kliring Debit

(6)

29

1. Kepala Unit Kliring

Tugas Kepala Unit Kliring adalah sebagai berikut :

a. Kepala Unit mengawasi kinerja para pengawas dan staf-stafnya.

b. Memberikan laporan harian kepada Kepala Departemen OBSD.

c. Melaksanakan prosedur kliring dan RTGS.

d. Mendiskusikan Rapat Kerja Anggaran dengan Kepala Unit tiap cabang dan menegosiasikannya dengan Kepala Departemen.

e. Mengoptimalkan kinerja unit kliring.

2. Wakil Kepala Unit Kliring

Tugas Wakil Kepala Unit Kliring adalah sebagai berikut:

a. Memberikan informasi kepada Kepala Unit Kliring tentang kendala- kendala yang terdapat pada prosedur kliring dan RTGS perharinya.

b. Memberikan perintah langsung kepada para pengawas guna menangani kendala yang dihadapi dalam prosedur kliring dan RTGS.

c. Menyusun laporan harian terkait prosedur kliring dan RTGS.

3. Pengawas Administrasi dan DHN

Tugas Pengawas Administrasi dan DHN adalah sebagai berikut:

a. Memberikan perintah langsung kepada Staf Administrasi dan DHN.

b. Melakukan pengecekan seluruh laporan tiap Unit dalam OBSD perharinya.

c. Melakukan pengesahan terhadap tiap laporan dan mengarsipkannya.

d. Memperbaharui data yang diperoleh dan mengunduhnya dalam situs SKN- BI.

(7)

e. Memberikan laporan harian kepada Kepala Unit Kliring dan Kepala Departemen.

4. Pengawas Proses Kliring Kredit

Tugas Pengawas Proses Kliring Kredit adalah sebagai berikut:

a. Melakukan pengawasan terhadap kinerja staf.

b. Memperbaharui data pada situs SKN-BI terkait transaksi harian dan bulanan.

c. Menghadapi kendala-kendala yang ada selama proses kliring kredit berlangsung.

5. Pengawas Proses Kliring Debit

Tugas Pengawas Proses Kliring Debit adalah sebagai berikut:

a. Melakukan pengawasan terhadap kinerja staf.

b. Memperbaharui data pada situs SKN-BI terkait transaksi harian dan bulanan.

c. Melakukan pengecekan ulang terhadap warkat-warkat yang disetor kantor cabang perharinya.

d. Memberikan laporan harian kepada Kepala Unit Kliring.

6. Pengawas Proses RTGS

Tugas Pengawas Proses RTGS adalah sebagai berikut:

a. Mengawasi kinerja staf.

b. Memberikan laporan harian kepada Kepala Unit Kliring.

c. Melakukan pengecekan terhadap seluruh transaksi RTGS.

(8)

31

d. Menghadapi kendala-kendala yang terjadi selama proses RTGS berlangsung.

7. Staf Administrasi

Tugas Staf Administrasi adalah sebagai berikut:

a. Melakukan pencatatan terhadap seluruh laporan harian yang disusun oleh tiap unit di OBSD.

b. Mengarsipkan seluruh laporan dan melaporkan kepada pengawas perharinya.

8. Staf DHN (Daftar Hitam Nasional) Tugas Staf DHN adalah sebagai berikut:

a. Memperbaharui data DHN dan menyamakan datanya dengan bank-bank lain setiap harinya.

b. Memblokir tiap rekening yang termasuk dalam DHN.

c. Membuat laporan harian, dan melaporkannya kepada pengawas.

9. Staf Proses Kliring Kredit:

a. Melaksanakan proses kliring kredit.

b. Memperbaharui data pada situs SKN-BI perharinya.

c. Melaporkan kendala yang dihadapi saat melakukan prosedur kliring kredit kepada pengawas.

10. Staf Proses Kliring Debit

Tugas Staf Proses Kliring Debit adalah sebagai berikut:

a. Melaksanakan proses kliring debit.

b. Memperbaharui data pada situs SKN-BI

(9)

c. Memeriksa warkat-warkat yang diterima dari kantor cabang perharinya.

d. Mengarsipkan warkat-wakat yang diterima.

e. Mengkonfirmasi kesalahan yang terdapat pada warkat kepada bank/ kantor cabang yang bersangkutan.

11. Staf Proses RTGS

Tugas Staf Proses RTGS adalah sebagai berikut:

a. Melakukan pencatatan perhari tiap transaksi yang diterima.

b. Mengkonfirmasi transaksi kepada bank/ kantor cabang yang bersangkutan.

c. Melaporkan kendala yang diterima kepada pengawas setiap harinya.

3.1.3. Kegiatan Usaha PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan RUPS Luar Biasa tentang Perubahan Anggaran Dasar PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. no. 7 tanggal 12 Oktober 2009, kegiatan usaha Perseroan adalah:

1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.

2. Memberikan kredit.

3. Menerbitkan surat pengakuan hutang dan melakukan pinjaman dengan jaminan aktiva produktif.

(10)

33

4. Membeli, menjual atau menjamin atas risiko Perseroan maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya:

a. Surat-surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh Bank yang masa berlakunya tidak lebih lama dari pada kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud.

b. Surat pengakuan hutang dan kertas dagang lainnya yang masa berlakunya tidak lebih lama dari kebiasaan dalam perdagangan surat- surat dimaksud.

c. Kertas Perbendaharaan Negara dan Surat Jaminan Pemerintah.

d. Sertifikat Bank Indonesia (SBI).

e. Obligasi.

f. Surat Dagang Berjangka Waktu sesuai dengan peraturan perundang- undangan.

g. Instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sesuai dengan peraturan perundang- undangan.

5. Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek atau sarana lainnya.

6. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan atau antar pihak ketiga.

7. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga.

8. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak.

(11)

9. Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek.

10. Membeli sebagian atau seluruh agunan, baik melalui pelelangan maupun di luar pelelangan berdasarkan kuasa untuk menjual di luar lelang dari pemilik agunan dalam hal debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada Perseroan, dengan ketentuan agunan yang dibeli tersebut wajib dicairkan secepatnya.

11. Melakukan kegiatan anjak piutang, sekuritisasi aset, usaha kartu kredit dan kegiatan wali amanat.

12. Melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh yang berwenang.

13. Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain di bidang keuangan dengan memenuhi ketentuan peraturan perundang undangan.

14. Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan kredit, termasuk kegagalan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, sesuai syarat bahwa Perseroan di kemudian hari harus menarik kembali penyertaannya, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Perseroan berdasarkan peraturan perundang-undangan.

15. Bertindak sebagai pendiri dan pengurus dana pension sesuai ketentuan dalam peraturan perundang-undangan;

16. Melakukan kegiatan jasa keuangan, commercial banking dan investment banking lainnya.

(12)

35

3.2 Data Penelitian

3.2.1 Data Rata-Rata Tingkat Suku Bunga Deposito

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan data sekunder salah satunya data rata-rata tingkat suku bunga dari laporan keuangan neraca PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. 7 periode terakhir yakni dari tahun 2009-2015. Yang telah diolah guna memperkecil ruang lingkup penelitian tanpa mengubah nilai data yang sebenarnya.

Tabel III.1

Rata-rata Tingkat Suku Bunga PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Periode 2009-2015

Tahun

Rata-Rata Tingkat Suku

bunga LN

2009 5.07 1.62

2010 5.936 1.78

2011 6.304 1.84

2012 6.58 1.88

2013 6.614 1.89

2014 6.7 1.9

2015 6.73 1.91

Sumber: Laporan keuangan neraca PT Bank Tabungan (Persero) Tbk.

(13)

3.2.2 Data Jumlah Dana Deposito Berjangka

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan data sekunder salah satunya data jumlah dana deposito berjangka dari laporan keuangan neraca PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. 7 periode terakhir yakni dari tahun 2009-2015. Yang telah diolah guna memperkecil ruang lingkup penelitian tanpa mengubah nilai dari data yang sebenarnya.

Tabel III.2

Jumlah Dana Deposito PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Periode 2009- 2015 (dalam jutaan rupiah)

Tahun

Jumlah Dana Deposito

(Rp) LN

2009 Rp 23.900.453,- 16.99

2010 Rp 31.495.105,- 17.27

2011 Rp 33.992.278,- 17.34

2012 Rp 45.847.025,- 17.64

2013 Rp 52.845.477,- 17.78

2014 Rp 56.855.943,- 17.86

2015 Rp 65.549.287,- 18.00

Sumber: Laporan Keuangan Neraca PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

(14)

37

3.2.3 Tabel Penolong

Penulis menyusun tabel penolong untuk memudahkan penulis dalam penghitungan yang akan diuji. Yang disusun berdasarkan LN (Logaritma Natural) dan dihitung menggunakan Ms. Excel.

Tabel III.3 Tabel Penolong

Tahun X Y XY X2 Y2

2009 1.62 16.99 27.52 2.62 288.66

2010 1.78 17.27 30.74 3.17 298.25

2011 1.84 17.34 31.91 3.39 300.68

2012 1.88 17.64 33.16 3.53 311.17

2013 1.89 17.78 33.60 3.57 316.13

2014 1.90 17.86 33.93 3.61 318.98

2015 1.91 18.00 34.38 3.65 324.00

Σ 12.82 122.88 225.25 23.54 2157.87

3.3 Analisis Rata-rata Tingkat Suku Bunga Deposito Terhadap Jumlah Dana Deposito

3.3.1 Uji Koefisien Korelasi

Analisis korelasi digunakan untuk mencari hubungan antara variable bebas dengan variable terikatnya. Dalam hal ini peneliti menggunakan rumus Pearson Product Moment dan IBM SPSS Statistics 22 untuk mengetahui hubungan antara rata- rata tingkat suku bunga deposito sebagai variabel bebas dengan jumlah dana deposito sebagai variabel terikat.

(15)

Uji Koefisien Korelasi menggunakan Rumus Pearson Product Moment secara manual:

2 2 2 2

n x x n y y

n xy x y

r

(7.23,54) 12,82) }{7.2157,87 122,88) } 7.225,25 12,82.122,88

r 2 2

(164,8 164,35)(15105,06 15099,49) 1576,75 1575,32

r

(0,44.5,56) r 1,43

2,49 r 1,43

1,58 r 1,43

r = 0,90

Sedangkan hasil penghitungan menggunakan software IBM SPSS Statistics 22 adalah sebagai berikut:

(16)

39

Tabel III.4

Hasil Analisis Korelasi Pearson

Correlations

Rata-rata Tingkat Suku

bunga

Jumlah Dana Deposito Berjangka Rata-rata Tingkat Suku

bunga

Pearson Correlation 1 .910**

Sig. (2-tailed) .004

N 7 7

Jumlah Dana Deposito Berjangka

Pearson Correlation .910** 1

Sig. (2-tailed) .004

N 7 7

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Perumusan masalah:

Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara rata-rata tingkat suku bunga deposito dengan jumlah dana deposito berjangka pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk?

H0: Tidak ada hubungan yang signifikan antara rata-rata tingkat suku bunga deposito dengan jumlah dana deposito berjangka pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

Ha1: Ada hubungan yang signifikan antara rata-rata tingkat suku bunga deposito dengan jumlah dana deposito berjangka pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

Keputusan:

Jika sig > 0,05 maka H0 diterima Jika sig < 0,05 maka H0 ditolak Pengambilan keputusan:

(17)

Dari hasil penghitungan dan tabel tersebut dapat menjawab perumusan masalah, yaitu:

Nilai sig 0,004 < 0,05 maka H0 ditolak. Yang berarti bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara rata-rata tingkat suku bunga deposito dengan jumlah dana deposito berjangka. Koefisien korelasi positif yang sama besarnya pada hasil penghitungan dan tabel SPSS yaitu 0,90 menunjukkan bahwa rata-rata tingkat suku bunga deposito dengan jumlah dana deposito berjangka pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. periode 2009-2015 memiliki hubungan yang sangat kuat dan positif. Yang artinya, jika rata-rata tingkat suku bunga deposito mengalami kenaikan, maka jumlah dana deposito akan mengalami kenaikan pula.

(18)

41

3.3.2 Uji Koefisien Determinasi

Analisis koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar persentase variabel terikat dipengaruhi oleh variabel bebas. Dalam hal ini peneliti menggunakan rumus untuk penghitungan manual dan IBM SPSS Statistics 22 untuk mengetahui pengaruh dari rata-rata tingkat suku bunga deposito sebagai variabel bebas pada jumlah dana deposito sebagai variabel terikat. Untuk menganalisanya terbentuklah perumusan masalah sebagai berikut:

Perhitungan koefisien determinasi secara manual menggunakan rumus:

KD = r2.100%

KD= 0,902.100%

KD=0,81.100%=81%

Sedangkan hasil perhitungan koefisien determinasi menggunakan software IBM SPSS Statistic 22 adalah sebagai berikut:

Tabel III.5 Hasil Uji Koefisien Determinasi Menggunakan SPSS

Model Summary

Mod

el R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Change Statistics

R Square Change

F Chang

e df1 df2

Sig. F Change

1 .910a .828 .794 .16546 .828 24.061 1 5 .004

a. Predictors: (Constant), Rata-rata Tingkat Suku bunga

(19)

Perumusan masalah:

Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara rata-rata tingkat suku bunga deposito dengan jumlah dana deposito berjangka pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk?

H0: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara rata-rata tingkat suku bunga deposito dengan jumlah dana deposito berjangka pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

Ha2: Ada pengaruh yang signifikan antara rata-rata tingkat suku bunga deposito dengan jumlah dana deposito berjangka pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

Keputusan:

Jika sig > 0,05 maka H0 diterima Jika sig < 0,05 maka H0 ditolak.

Pengambilan keputusan:

Dari hasil penghitungan manual dan tabel diatas dapat menjawab perumusan masalah, yaitu:

Nilai sig 0,004 < 0,05 maka H0 ditolak. Yang berarti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari rata-rata tingkat suku bunga terhadap jumlah dana deposito berjangka pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Perhitungan keduanya, baik secara manual maupun menggunakan SPSS menunjukkan hasil yang sedikit berbeda yaitu antara 0,81 dan 0,82. Walaupun begitu, hasil perhitungan keduanya tetap menunjukkan bahwa antara rata-rata tingkat suku bunga deposito dengan jumlah dana deposito pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. periode 2009-2015 memiliki

(20)

43

tingkat koefisien determinasi yang sangat kuat. Persentase sumbangan pengaruh

deposito) sebesar 82%. Sedangkan sisanya sebesar 18% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

3.3.3 Uji Persamaan Regresi

Penulis menggunakan persamaan regresi linear sederhana guna mengetahui nilai konstanta dan angka koefisien serta uji hipotesis signifikan koefisien regresi menggunakan persamaan regresi linear sederhana yaitu: Y = a + bx dan software IBM SPSS 22 Untuk menganalisanya terbentuklah perumusan masalah sebagai berikut:

Tabel III.6

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression .659 1 .659 24.061 .004b

Residual .137 5 .027

Total .796 6

a. Dependent Variable: Jumlah Dana Deposito Berjangka b. Predictors: (Constant), Rata-rata Tingkat Suku bunga

Perumusan masalah:

Apakah persamaan regresi yang terbentuk signifikan?

H0: Persamaan regresi yang terbentuk tidak signifikan Ha3: Persamaan regresi yang terbentuk signifikan Keputusan:

Jika sig > 0,05 maka H0 diterima

variabel X (rata-rata tingkat suku bunga deposito) terhadap variabel Y (jumlah dana

(21)

Jika sig < 0,05 maka H0 ditolak.

Pengambilan keputusan:

Dari hasil tabel ANOVA diatas dapat menjawab perumusan masalah, yaitu:

Nilai sig 0,004 < 0,05 maka H0 ditolak. Yang artinya, terbentuk regresi yang signifikan antara rata-rata tingkat suku bunga deposito dengan jumlah dana deposito berjangka. Dan untuk mengetahui nilai konstanta dan angka koefisien yang terbentuk dapat dilihat dari hasil penghitungan manual dan tabel berikut:

Rumus persamaan regresi linear sederhana:

Y = a + bx

Dimana nilai a dan b harus dicari terlebih dahulu menggunakan persamaan sebagai berikut:

n( x2) ( x)2

n xy x y

b

(7.23,54) (12,82)2 (7.225,25) (12,82.122 ,88) b

164 ,8 164 ,35 1576 ,76 1575 ,32 b

0,44 b 1,43

b = 3,2

n

y b x

a .( )

7

122,88 (3,2.12,82) a

(22)

45

7 122,88 41,10 a

7 81,77 a

a = 11,68

Persamaan regresi yang terbentuk antara rata-rata tingkat suku bunga deposito terhadap jumlah dana deposito pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk adalah Y = 11,68 + 3,2x

Sedangkan persamaan regresi yang terbentuk menggunakan software SPSS adalah sebagai berikut:

Tabel III.7 Hasil Penghitungan Persamaan Regresi Menggunakan SPSS

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 11.683 1.199 9.747 .000

Rata-rata Tingkat Suku

bunga 3.206 .654 .910 4.905 .004

a. Dependent Variable: Jumlah Dana Deposito Berjangka

Tabel diatas menginformasikan model persamaan regresi yang diperoleh dengan koefisien konstanta dan koefisien variabel yang ada di kolom Unstandardized Coefficients B. B merupakan koefisien konstanta atau variabel X (rata-rata tingkat

suku bunga deposito) sedangkan a merupakan koefisien variabel atau variable Y (jumlah dana deposito berjangka). Berdasarkan gambar tersebut terbentuk model persamaan regresi sebagai berikut:

Y = 11,63 + 3,206X

(23)

deposito maka jumlah dana deposito akan naik sebesar 3,206. Persamaan diatas tidak jauh berbeda dengan persamaan yang penulis dapatkan melalui penghitungan secara manual.

Angka tersebut berarti bahwa setiap penambahan 1 unit rata-rata tingkat suku bunga

Gambar

Gambar III.1 Struktur Organisasi PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk  Unit Kliring
Tabel III.1
Tabel III.2
Tabel III.3  Tabel Penolong  Tahun  X  Y  XY  X 2 Y 2 2009  1.62  16.99  27.52  2.62  288.66  2010  1.78  17.27  30.74  3.17  298.25  2011  1.84  17.34  31.91  3.39  300.68  2012  1.88  17.64  33.16  3.53  311.17  2013  1.89  17.78  33.60  3.57  316.13  20
+5

Referensi

Dokumen terkait

Menyadari arti pentingnya kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan, maka PT Wahana Wirawan Palembang Cabang Demang Lebar Daun memberikan berbagai fasilitas pelayanan

Namun pemberdayaan yang diberikan oleh pemerintah belum berhasil, karena jika dilihat dari keadaan petani yang ada dilapangan saat ini, petani masih mengalami

Kegiatan yang dilakukan dalam tahapan ini yaitu pengimplementasian aplikasi kepada staff kantor Wali Nagari Pagaruyung dan melakukan pengujian kelayakan sistem

Setelah selesei install , (alankan command seperti gambar di bawah ini untuk di bawah ini untuk memastikan phpunit sudah bisa kita gunakan. +pabila keluaran dari command

Pada posttest sikap siswa kelas 5 sekolah dasar dalam pencegahan DBD, kedua kelompok tersebut menunjukan perbedaan yang bermakna, dimana nilai median pada kelompok dengan

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah

Berdasarkan faktor internal dan eksternal, maka melalui matrik SWOT akan ditemukan beberapa strategi pengembangan yang dapat mendukung pemabangunan sarana dan

Komplikasi Diabetes Mellitus menurut (Retno Novita Sari, 2012) dapat bersifat akut atau kronis. Komplikasi akut terjadi jika kadar glukosa daarah seseorang meningkat atau