• Tidak ada hasil yang ditemukan

Plagiarism Checker X Originality Report

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Plagiarism Checker X Originality Report"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Plagiarism Checker X Originality Report

Similarity Found: 12%

Date: Tuesday, July 30, 2019

Statistics: 237 words Plagiarized / 2044 Total words

Remarks: Low Plagiarism Detected - Your Document needs Optional Improvement.

--- 138 JURNAL KOULUTUS P ISSN 2620 6277 E – ISSN 2620 – 6285 PROBLEMATIKA

PENERAPAN GERAKAN LITERASI SEKOLAH Futika Permatasari, SS., M. Pd Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Universitas Kahuripan Kediri

[email protected] ABSTRAK Penelitian ini berupaya untuk mendeskripsikan problematika dalam mengimplementasikan Gerakan Literasi Sekolah.

Kebijakan GLS merupakan upaya pemerintah dalam menumbuhkembangkan minat baca yang dituangkan dalam Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015. GLS mengatur secara teknis dan menghimbau bagi siswa di setiap jenjang pendidikan untuk menyukai dan membiasakan kegiatan membaca. Salah satu kegiatan yang dihimbau dari kebijakan tersebut adalah dengan membaca buku pengayaan 15 menit sebelum jam pelajaran dimulai dengan harapan minat baca siswa meningkat. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif.. Metode pengumpulan data pada penelitian dilakukan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi.

Analisis data penelitian dilakukan dengan tiga tahap yakni data reduksi, penyajian data dan verifikasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa permasalahan yang

menghambat implementasi Gerakan Literasi Sekolah diantaranya adalah rendahnya minat baca siswa, kurangnya penggerak Literasi di Sekolah, kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung Gerakan Literasi Sekolah.

Kata Kunci: Gerakan Literasi Sekolah, problematika, implementasi Jurnal Koulutus: Jurnal Pendidikan Kahuripan Volume 2, Nomor 1, Maret 2019; p-ISSN: 2620-6277, e-ISSN:

2620-6285 139 ABSTRACT This research aimed to describe the problem in implementing the School Literacy Movement. School Literacy Movement policy is a government effort in developing reading interest as outlined in Permendikbud Number 23 of 2015.

(2)

GLS regulates technically and encourages students in every level of education to like and familiarize reading activities. One of the activities that was appealed from the policy was to read enrichment books 15 minutes before the lesson began with the hope that students' interest in reading increased. This research is a descriptive study. The method of data collection in the study was carried out by interview, observation and

documentation.

The data analysis of the study was conducted in three stages, namely data reduction, data presentation and data verification. The results showed that the problems that hampered the implementation of the School Literacy Movement included the low

interest in reading students, the lack of drivers of Literacy in Schools, the lack of facilities and infrastructure that supported the School Literacy Movement.

Keywords: School Literacy Movement, problem, implemetation LATAR BELAKANG Literasi merupakan keterampilan dasar yang seharusnya dimiliki oleh siswa sebagai dasar kegiatan belajar di sekolah. Kemampuan literasi sangat penting karena mayoritas kegiatan siswa di sekolah membutuhkan skill tersebut yakni membaca, memahami isi bacaan dan menganalisa isi teks.

Berdasarkan Undang-Undang Sisdiknas Tahun 2003 pasal 4 ayat 5 menyatakan bahwa pendidikan diselenggarakan melalui pengembangan budaya membaca, menulis dan berhitung bagi segenap warga masyarakat. Maka untuk mendukung Undang-Undang tersebut, sebagai penyelenggara pendidikan, sekolah diharapkan dapat memfasilitasi, mendorong dan menciptakan suasana literasi sehingga dapat memicu siswa untuk senang membaca.

Membaca adalah kegiatan yang tidak sekedar mampu melafalkan kata atau kalimat dalam teks tapi memahami makna, menganalisa, mengkritik dan merefleksikan bacaan.

Harapan tersebut berbeda degan kenyataan yang dihadapi di negera Indonesia karena berdasarkan hasil penelitian UNESCO menunjukkan bahwa perbandingan jumlah minat baca orang Indonesia adalah sejumlah 0,001 pada tahun 2012. Berarti hanya ada satu dari seribu orang orang yang memiliki minat baca serius.

Dari 61 negara, Indonesia berada pada urutan 60 (Kompas). Selain itu, menurut hasil survey PIRLS (Program in International Reading Literacy Study) tentang kemampuan membaca siswa sekolah dasar khususnya dalam memahami bacaan yaitu cerita/sastra dan teks informasi, keterampilan membaca siswa di Indonesia berada di peringkat 42 dari 45 negara (Hayat, dalam Maryani: 2017).

(3)

Maka pemerintah berupaya untuk meningkatkan budaya literasi dengan menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor Problematika Penerapan Gerakan Literasi Sekolah 140 Futika P 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti dan mendorong tumbuhnya minat literasi sehingga siswa dapat menjadi pebelajar sepanjang hayat (Jariah: 2019).

Sekolah sebagai pusat pembelajaran diharapkan menjadi pelopor munculnya budaya literasi dengan melaksanakan program sesuai dengan kebijakan Permendikbud nomor 23 Tahun 2015. Kebijakan tersebut direalisasikan menjadi Gerakan Literasi Sekolah yang dilaksanakan melalui kegiatan membaca buku pengayaan atau 15 menit sebelum

pelajaran dimulai.

Tidak hanya dilakukan pada salah satu jenjang pendidikan saja tapi semua jenjang wajib melaksanakan kebijakan ini. Selain itu, sekolah dijadikan sebagai tempat yang kondusif agar siswa senang membaca yakni dengan menciptakan suasana literasi, menambah koleksi bacaan, membuat sudut baca dan menggerakan literasi.

Sekolah menyediakan buku-buku dengan topik yang bervariasi disesuaikan dengan nilai yang ingin ditanamkan kepada anak misal tentang budaya, kedisiplinan, akhlak, kearifan lokal dsb. Gerakan ini diimplementasikan dengan kegiatan membaca buku di luar mata pelajaran selama 15 menit sebelum waktu belajar dimulai. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menstimulus siswa agar gemar membaca dan meningkatkan keterampilan membaca untuk memperkaya pengetahuan dan dapat berdampak dalam kehidupan sehari-hari di luar sekolah.

Sesuai dengan Pedoman Gerakan Literasi untuk sekolah dasar terdapat tiga tahap yang dilakukan dalam GLS yakni pembiasaan, pengembangan dan pembiasaan. Tahap

pembiasaan dilakukan dengan membaca buku non mata pelajaran 15 menit sebelum mata pelajaran dimulai. Tahap kedua yakni tahap pengembangan yang dilakukan dengan menanggapi buku pengayaan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami isi bacaan sehingga akan mempermudah siswa menganalisis bacaan tersebut.

Tahap ketiga adalah tahap pembelajaran yang dalam kegiatan belajar mengajar guru menyediakan pembelajaran terpandu, mengintegrasikan kegiatan belajar dengan literasi, assesmen dan evaluasi dan konferensi literasi warga sekolah. Penulis berupaya mengkaji penerapan GLS di salah satu sekolah dasar di Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri yang merupakan salah satu sekolah yang menerapkan Gerakan Literasi Sekolah.

Penerapan GLS di sekolah ini masih sampai pada tahap pembiasaan.

(4)

Upaya pembiasaan literasi inipun masih terdapat banyak hambatan sehinggga dalam pelaksanaannya tidak rutin. Hal ini yang mendorong penulis tertarik untuk mengkaji permasalahan yang menghambat penerapan literasi terutama di wilayah kecamatan di daerah. Tujuannya adalah untuk memberikan pandangan dan masukan kepada pihak yang berwenang serta berbagai pihak agar dapat segera membantu dalam memberikan solusi terhadap permasalahan tersebut.

METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di salah satu sekolah dasar yang menerapkan Gerakan Literasi Sekolah di Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif yang bertujuan ingin mendeskripsikan tentang 141 permasalahan yang dihadapi dalam menerapkan Gerakan Literasi Sekolah.

Sumber data dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah dan Guru Kelas Metode dalam proses pengumpulan data yakni melalui wawancara mendalam, observasi dan

dokumentasi. Pengecekan keabsahan data menggunakan teknik credibility, transferability, dependability dan confirmability. Sedangkan teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan metode interactive model of analysis dari Miles and Hubberman.

PEMBAHASAN Pada tahap ini, penulis akan mengkaji tentang problematika penerapan GLS di salah satu sekolah dasar di Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri. Berdasarkan Permendikbud No. 23 Tahun 2015 tentang Budi Pekerti terdapat tiga tahap yang dilakukan sekolah sesuai dengan panduan GLS yakni pembiasaan, pengembangan dan pembelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di SD X masih berada pada tahap

pembiasaan. Berdasarkan keterangan sumber terdapat beberapa permasalahan yang menghambat penerapan kegiatan GLS sehingga bisa berlanjut ke tahap pengembangan dan pembelajaran yakni sebagai berikut. 1.

Rendahnya minat baca siswa Berdasarkan hasil temuan di lapangan, di sekolah dasar X sebenarnya sudah menerapkan gerakan literasi sekolah yakni pada tahap pembiasaan.

Berdasarkan fokus kegiatan ditahap pembiasaan, siswa diarahkan untuk dapat membaca buku dengan nyaring dan membaca dalam hati. Kedua fokus kegiatan ini sudah

dilaksanakan di sekolah tersebut yakni kegiatan membaca 15 menit sebelum pelajaran dimulai.

Membaca buku dengan nyaring dan membaca dalam hati dilakukan oleh siswa kelas atas yakni mulai kelas 4 sampai 6. Sedangkan kelas bawah, 15 menit membaca buku pengayaan dilakukan dengan kegiatan menyimak dan membaca nyaring oleh siswa.

(5)

Salah satu metode yang dilakukan guru adalah menyimak guru membacakan cerita dengan tujuan menumbuhkan empati sesuai dengan topik cerita dan belajar memahami isi bacaan. Sedangkan kegiatan siswa membaca sendiri adalah untuk belajar mengenali, membuat inferensi, prediksi terhadap gambar.

Selain itu siswa dapat belajar memahami isi bacaan dengan berbagai strategi membaca seperti mengenal jenis teks, menhubungkan bacaan dengan pengalaman dan membuat inferensi. Pada kegiatan ini, di SD X, guru menggunakan buku cerita bergambar, buku bergambar kaya teks atau cerpen dengan bentuk yang bervariasi baik cetak maupun digital.

Buku yang digunakan tidak selalu dari perpustakaan tapi dari buku yang dibawa siswa atas dasar inisiatif sendiri. Biasanya siswa yang mempunyai minat baca tinggi punya inisiatif untuk membawa bacaan yang diminati dari rumah. Kegiatan membaca tidak hanya dilakukan di kelas namun bisa diarahkan ke sudut baca yang disediakan sekolah maupun di perpustakaan.

Kepala sekolah telah mengupayakan berbagai macam bentuk kegiatan yakni dengan bekerja sama dengan stakeholder, masyarakat dan berbagai macam pihak Problematika Penerapan Gerakan Literasi Sekolah 142 Futika P untuk dapat berkontribusi dalam kegiatan ini diantaranya adalah mengundang pembicara dari pihak puskesmas, BNN dan masyarakat untuk memberikan motivasi dan materi dalam kegiatan ini.

Guru kelas juga berupaya memimpin kegiatan ini dengan berbagai cara yakni mengarahkan siswa untuk membaca buku, membacakan buku cetak maupun

menampilkan cerita lewat proyektor. Meskipun sudah mulai berjalan, kegiatan membaca 15 menit sebelum pelajaran belum bisa dikatakan maksimal karena beberapa hal

diantaranya adalah minat baca siswa yang kurang sehingga 15 menit membaca tidak dimanfaatkan dengan baik untuk membaca dan kurang antusias dengan bacaan yang ada karena minimnya bacaan yang disediakan.

Kurang maksimal nya kegiatan ini juga disebabkan karena guru tidak melaksanakannya secara rutin akibat sibuk dengan kegiatan yang bersifat insidental. 2. Kurangnya

penggiat literasi Faktor keberhasilan Gerakan Literasi Sekolah ditentukan oleh upaya serius warga sekolah untuk mengembangkan secara optimal kegiatan tersebut.

Tumbuhnya minat baca siswa di sekolah sangat ditentukan oleh manajemen dan kebijakan sekolah dalam menindaklanjuti kebijakan GLS.

Di sekolah X, kegiatan literasi khususnya membaca 15 menit sebelum pelajaran dimulai hanya dilakukan oleh sebagian guru yang rentan usia produktif dan sebagian guru tidak

(6)

melaksanakannya karena faktor kurangnya kemampuan dalam menggunakan IT dan mengolah informasi. Maka, penggiat literasi di sekolah ini hanya sebagian guru saja.

Metode pendidikan proaktif yang diintegrasikan dengan literasi juga dilaksanakan oleh sebagian guru saja sehingga tahap pembiasaan GLS masih belum sepenuhnya optimal.

Kepala sekolah selaku pemegang kebijakan pernah beberapa kali mengadakan kegiatan lomba baca puisi untuk menggiatkan literasi dan kegiatan tersebut dapat memotivasi siswa untuk menyukai literasi. Harapan kedepan untuk perbaikan manajemen sekolah terkait literasi masih terus diupayakan yakni dengan membentuk komunitas-komunitas penggiat literasi siswa yang diharapkan mampu mendorong semangat siswa lain untuk menyukai membaca, menulis maupun menghasilkan karya otentik tentang literasi. 3.

Kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung Sarana dan prasarana menjadi salah satu faktor yang mendukung GLS di sekolah. Di SD X fasilitas yang ada untuk

mendukung GLS diantaranya adalah perpustakaan dan sudut baca dengan variasi koleksi buku. Di setiap kelas juga terdapat sudut baca dengan beberapa macam variasi koleksi namun masih belum cukup banyak buku pengayaan sehingga membutuhkan tambahan koleksi karena kebanyakan koleksi buku yang dimiliki perpustakaan SD X adalah buku paket pelajaran.

Kepala sekolah dan guru berharap ada bantuan dari pemerintah daerah, masyarakat dan pihak yang peduli dengan literasi karena ketersediaan bahan bacaan menjadi salah satu faktor penting 143 yang dapat memicu tumbuhnya minat baca siswa dan

keberlangsungan kegiatan GLS di sekolah tersebut. Upaya lain yang dilakukan sekolah adalah menciptakan suasana literasi yakni memasang poster-poster literasi dengan tema membaca di setiap sudut kelas dan sekolah.

Pemasangan poster-poster kampanye literasi juga dilakukan untuk memotivasi siswa supaya gemar membaca. Memasukkan budaya literasi juga dilakukan oleh guru dalam mata pelajaran, tidak hanya mata pelajaran Bahasa Indonesia saja namun seharusnya juga seluruh guru yang mengajar di kelas. KESIMPULAN Gerakan Literasi Sekolah merupakan kebijakan pendidikan yang sesuai dengan Permendikbud No.

23 Tahun 2015 tentang budi pekerti sebagai upaya pemerintah secaraumum untuk menumbuhkan budi pekerti dan meningkatkan kemampuan siswa dalam hal literasi.

Tidak hanya sekedar membaca, tetapi dapat juga memahami bacaan dan merefleksikan dalam kehidupannya sehingga siswa menjadi pebelajar sepanjang hayat. Namun dalam implementasinya di daerah terdapat beberapa permasalahan yang mengakibatkan kegiatan ini berjalan kurang optimal.

(7)

Salah satunya di SD X di Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri yakni terdapat beberapa masalah yang menghambat penerapan GLS yakni kurangnya sarana dan prasarana, kurangnya penggiat literasi dan rendahnya antusias siswa dalam kegiatan GLS.

Mengetahuai permasalahan yang terjadi di daerah sangat penting hal ini dapat

memberikan masukan bagi pemangku kebijakan dan masyarakat untuk ikut andil dalam membantu untuk menyelesaikan masalah tersebut. DAFTAR PUSTAKA Damarjati, Danu.

2019. Benarkah Minat Baca Orang Indonesia Serendah iIni.

https://news.detik.com/berita/d-4371993/benarkah-minat-baca-orang-indonesia- serendah-ini. Diakses 2 Februari 2019. Dirjen Kemendikbud. 2016. Panduan Gerakan Literasi Sekolah Sekolah Dasar. Jakarta: Dirjen Kemendikbud Dirjen Kemendikbud.

2016. Buku Saku Gerakan Literasi Sekolah. Jakarta: Dirjen Kemendikbud Jariah, Siti. 2019.

Peran Guru dalam Gerakan Literasi. Prosiding Seminar Nasional Program Pendidikan Pascasarjana Universitas Palembang 12 Januari 2019. Hal 846-856 Maryani, Ika. 2017.

Evaluasi Pelaksaan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di SD Muhammadiyah Wirobrajan 3 Kota Yogyakarta. Prosiding Seminar Nasional Universitas Ahmad Dahlan 2017.

Hal 93-100. Permendikbud No. 23 Tahun 2015 tentang Budi Pekerti Problematika Penerapan Gerakan Literasi Sekolah

INTERNET SOURCES:

---

<1% - https://www.materikuliah.me/2018/07/program-studi-s1-ppkn.html

<1% -

https://www.academia.edu/36403547/MENYOAL_GERAKAN_LITERASI_DAN_BUDI_PEKER TI_SISWA_KONTEMPLASI_AKHIR_TAHUN

<1% -

https://www.researchgate.net/publication/328055032_Model_Inovasi_Akselerasi_Minat_B aca_yang_Berkelanjutan_Di_Kabupaten_Ciamis

<1% -

https://sekolahsd.com/2016/08/31/gerakan-literasi-dan-cara-membentuk-budaya-litera si-di-sekolah-2/

<1% - https://bmcpublichealth.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12889-018-6290-z

<1% -

http://www.aspiretoinspireblog.com/2016/07/classroom-procedures-that-build.html

<1% - http://www.mypolyuweb.hk/machanck/lectnotes/c1_des.pdf

<1% - https://eprints.uns.ac.id/22041/

<1% -

http://mmj.upsi.edu.my/images/MMJ4No2New/5_Christine_How_the_Use_of_Music_and _Movement_Impacts_the_Learning_of_Reading_Skills_by_Preschoolers_(Edited_1_Feb_20

(8)

16).pdf

<1% - https://zombiedoc.com/diterbitkan-oleh.html

<1% - https://harunarcom.blogspot.com/2014/03/uu-no20-2003-tentang-sisdiknas.html 1% - http://thesis.umy.ac.id/datapublik/t17455.pdf

<1% - https://id.wikipedia.org/wiki/Media_baca

<1% -

https://www.kompasiana.com/bambangtrim/5d17fa43097f360fc77b7db4/menakar-mina t-membaca-buku

<1% - https://putrisritanjungunior.wordpress.com/2016/11/25/gerskan-literasi-sekolah/

1% - http://seminar.uad.ac.id/index.php/snbkuad/article/download/64/68

<1% - https://dhanikainfo.blogspot.com/

<1% -

http://www.balipost.com/news/2019/07/19/81318/Strategi-Meningkatkan-Budaya-Liter asi-di...html

1% - https://brainly.co.id/tugas/16830884

<1% -

https://media-untuk-belajar.blogspot.com/2017/02/panduan-program-15-menit-memb aca-buku.html

<1% -

https://ujungkulon22.blogspot.com/2012/02/contoh-laporan-ptk-lengkap-peranan.html

<1% -

https://ainamulyana.blogspot.com/2011/06/contoh-laporan-penelitian-tindakan_08.htm l

<1% - https://azdoc.pl/panduan-gerakan-literasi-sekolah-di-sd.html

<1% - https://kabar-terhangat.blogspot.com/2017/01/liputan6-rss2-feed_7.html

<1% - http://jurnal.pbsi.uniba-bpn.ac.id/index.php/BASATAKA/article/view/34

<1% -

https://sangpujanggakecil.blogspot.com/2014/11/skripsi-kualitas-pelayanan-ktp-dalam.

html

<1% -

https://arifuddin-skripsi2010.blogspot.com/2011/11/efektivitas-pembelajaran-kontektua l.html

<1% -

https://ridiawan.blogspot.com/2016/09/contoh-laporan-observasi-pengelolaan.html 1% - http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/ieq/article/view/5319

<1% -

http://disdik.metrokota.go.id/uploaddata/file/15Panduan-Gerakan-Literasi-Sekolah-di-S D.pdf

<1% - http://eprints.uad.ac.id/7304/1/Dyas%20Fatmawati-edit.pdf 1% -

(9)

https://www.coursehero.com/file/p6shjqq/Suatu-barisan-dapat-ditulis-dengan-berbagai -cara-yakni-sebagai-berikut-1-Dengan/

<1% -

https://id.123dok.com/document/dy40g15z-peran-guru-dan-perpustakaan-sekolah-ter hadap-peningkatan-literasi-informasi-siswa-dalam-pendidikan-agama-islam.html

<1% -

http://agupena.or.id/2017/10/26/menghidupkan-sastra-dalam-gerakan-literasi-sekolah/

<1% -

https://wijayalabs.files.wordpress.com/2017/09/pengenalan-literasi-melalui-readathon.p df

<1% -

https://lembursingkur.wordpress.com/2009/05/31/opini-siswa-tentang-membaca/

<1% - https://pdmjogja.org/membaca-yuk/

<1% - https://ranggawuni.blogspot.com/2015/

<1% - https://aaktono.blogspot.com/2018/

<1% - http://scdc.binus.ac.id/himpgsd/2017/03/saranadanprasaranapendidikan/

<1% - https://arsipdanperpustakaan.jogjakota.go.id/

<1% - https://dpk.bantenprov.go.id/read/informasi-perpustakaan/601/category.html

<1% -

https://mangwaskim.blogspot.com/2017/04/11-komponen-belanja-bos-sesuai.html

<1% -

https://www.qureta.com/post/budayakan-diskusi-rumput-dan-literasi-di-indonesia

<1% -

https://rajawaligarudapancasila.blogspot.com/2014/05/urgensi-pentingnya-pemekaran- di-wilayah.html

<1% -

https://www.kompasiana.com/idrisapandi/5c920da695760e26c9003b35/pentingnya-liter asi-baca-tulis-abad-ke-21

Referensi

Dokumen terkait

Strategi dan pendekatan yang dapat diterapkan di Kawasan Wisata Danau Ranau Lumbok Seminung dengan pendekatan Community Based Tourism (CBT) diantaranya, melibatkan

Kandungan Cr pada organ ikan di Dayeuhkolot cukup tinggi dengan rata-rata 12,38 ppm namun masih lebih rendah dibandingkan ikan di Situ Cisanti (stasiun 1) dan Sapan

Sehingga, oli peredam Shock Absorber dengan menggunakan oli CPO dengan nilai viskositas sebesar 1.28 Poise dapat dikatakan bisa digunakan sebagai oli peredam dari Shock

Dewan Kehortmatan IAI Jakarta layak mendapat apresiasi akan diumumkan pada Malam Penghargaan IAI Jakarta 2018 pada bulan Maret 2018  Karya dalam kategori Anugerah harus sudah

Penelitian yang mendukung adalah penelitian yang dilakukan oleh Sholihah (2011) dimana hasil penelitiannya menunjukkan perubahan yang signifikan (adanya penuruna

Dari data hasil pengukuran krom tersebut, dapat dibuat grafik hubungan antara konsentrasi krom dengan jarak untuk setiap interval 3 jam yang dapat dilihat pada gambar B.l sampai

Al-Raghib Al-Isfahani menjelaskan bahwa hikmah adalah perolehan kebenaran dengan perantara ilmu dan akal, yang berasal dari Allah atau manusia. Jika berasal dari

memperkuat prinsip kekuasaan kehakiman yang merdeka berarti suatu Kekuasaan yang berdiri sendiri dan tidak dalam intervensi dari kekuasaan lainya dalam menjalankan