• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

29

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian dengan judul “Pengaruh Iklan Produk Sanitasi Diri Sebagai Strategi Pemasaran Sosial Terhadap Perilaku Hidup Bersih Siswa Sekolah (Studi Kasus pada Siswa SMPN 3 Kota Malang dan SMKN 3 Kota Batu)” ini menggunakan pendekatan riset dengan analisis kuantitatif. Pendekatan riset dengan analisis kuantitatif merujuk pada aliran positivisme dimana hsil riset yang diberikan bersifat pasti dan memberikan analisis hubungan antar variabel yang jelas. Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan mengumpulkan data kuesioner dari responden menggunakan instrumen yang telah diuji dan divalidasi. Hasil kuesioner berupa angka kuantitatif yang kemudian dapat dikelompokkan kedalam beberapa variabel penelitian. Selanjutnya data tersebut akan diolah menggunakan metode analisis regresi multivariable atau lebih dikenal sebagai analisis regresi dengan variabel ganda, metode analisis ini digunakan untuk mengetahui bagaimana bentuk hubungan antara variabel yang digunakan dalam penelitian (Sugiyono, 2012).

Dalam istilah yang paling dasar, metode penelitian kuantitatif berkaitan dengan pengumpulan dan analisis data yang terstruktur dan dapat direpresentasikan secara numerik. Salah satu tujuan utamanya adalah membangun pengukuran yang akurat dan andal yang memungkinkan analisis statistik. Karena penelitian kuantitatif berfokus pada data yang dapat diukur, maka sangat efektif untuk menjawab “apa” atau “bagaimana” dari suatu situasi tertentu. Pertanyaan bersifat langsung, dapat diukur, dan sering mengandung frasa seperti berapa persen? proporsi apa? sejauh mana? berapa banyak? berapa banyak?

Penelitian kuantitatif memungkinkan peneliti untuk belajar lebih lanjut tentang demografi suatu populasi, mengukur berapa banyak pelanggan yang menggunakan layanan atau produk, memeriksa sikap dan perilaku, mendokumentasikan tren, atau menjelaskan apa yang diketahui secara anekdot. Pengukuran seperti frekuensi (yaitu, hitungan), persentase, proporsi, dan hubungan menyediakan sarana untuk mengukur dan memberikan bukti untuk variabel yang tercantum di atas.

Temuan yang dihasilkan dari penelitian kuantitatif mengungkap perilaku dan tren.

Namun, penting untuk dicatat bahwa metode ini tidak memberikan wawasan tentang mengapa orang berpikir, merasa, atau bertindak dengan cara tertentu. Dengan kata lain,

(2)

30

penelitian kuantitatif menyoroti tren di seluruh kumpulan data atau kelompok studi, tetapi bukan motivasi di balik perilaku yang diamati. Untuk mengisi kesenjangan pengetahuan ini, studi kualitatif seperti kelompok fokus, wawancara, atau pertanyaan survei terbuka adalah efektif.

Seperti disebutkan sebelumnya, data menggantikan realitas yang ingin kita pelajari, ukur, dan jelaskan. Untuk mengumpulkan data yang memberikan nilai tambah, penting untuk memulai proyek penelitian kuantitatif dengan serangkaian tujuan yang jelas, pemahaman yang kuat tentang permasalahan penelitian yang ada. Potongan informasi ini berfungsi sebagai penanda untuk mengukur kemajuan dan memastikan proyek tetap pada jalurnya. Pengembangan rencana yang sukses membutuhkan “gagasan yang jelas tentang apa yang ingin dicapai di antara para pemangku kepentingan. Tujuan yang diartikulasikan dengan jelas adalah mesin yang mendorong proses penilaian. Ini adalah salah satu tahap proses penilaian proyek penelitian dapat menghemat banyak waktu dan memastikan metode kuantitatif yang benar dipilih.

Rencana tersebut juga memberikan fokus ketika fase analisis penelitian dimulai.

3.2 Tipe dan Dasar Penelitian

Secara umum penelitian ini ingin mengetahui hubungan variabel media iklan produk sanitasi (variabel X) terhadap perilaku konsumen atau secara lebih spesifik dalam penelitian ini perilaku konsumen yang diamati adalah perubahan perilaku hidup bersih anak sekolah (variabel Y), Dengan demikian metode atau teknik penelitian yang digunakan adalah metode penelitian asosiatif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yang menelaah hubungan kausal diantara variabel. Metode penelitian ini dijabarkan oleh Sugiyono (2012) sebagai salah satu jenis penelitian yang memiliki tujuan mengetahui hubungan antara beberapa variabel. Bentuk hubungan asosiatif nantinya akan ditelaah baik secara simultan dengan kesuluruhan variabel independen/bebas (X) secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen/terikat (Y) dan secara parsial dimana pengaruh setiap komponen variabel bebas/independen terhadap variabel terikat/dependen (Y) akan dibandingkan.

Model regresi dikonseptualisasikan pada akhir abad kesembilan belas oleh Sir Francis Galton, yang mempelajari bagaimana karakteristik diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya (misalnya, Stanton, 2001; Stigler, 1997). Tujuan Galton adalah untuk memodelkan dan memprediksi karakteristik keturunan berdasarkan karakteristik orang tua mereka. Istilah 'regresi' berasal dari pengamatan bahwa nilai-nilai ekstrim (atau outlier) dalam satu generasi menghasilkan keturunan yang lebih dekat dengan mean pada generasi

(3)

31

berikutnya; karenanya, 'regresi ke rata-rata' terjadi (terminologi asli yang digunakan adalah regresi ke 'biasa-biasa saja'). Galton juga mengakui bahwa generasi sebelumnya (lebih tua dari orang tua) dapat mempengaruhi karakteristik keturunannya juga, dan ini membuatnya mengkonseptualisasikan model regresi berganda.

Model regresi dapat digunakan dalam salah satu dari dua cara umum, yang disebut oleh beberapa orang (misalnya, Pedhazur, 1997) sebagai penjelasan dan prediksi. Perbedaan antara pendekatan ini mirip dengan perbedaan antara analisis konfirmasi dan eksplorasi.

Penggunaan model penjelas/konfirmasi berusaha untuk mengkonfirmasi (atau menyangkal) ekspektasi dan prediksi teoretis tertentu yang diturunkan dari model tertentu (biasanya dikembangkan secara independen dari data yang ada). Tujuan utamanya adalah untuk memahami proses spesifik di mana kriteria yang diminati dihasilkan oleh prediktor (ditentukan secara teoritis). Model regresi penjelas digunakan untuk mengkonfirmasi prediksi teori dalam konteks model yang diformulasikan dengan benar, dengan menggunakan alat statistik standar. Model ini dapat memverifikasi bahwa prediktor yang ditentukan oleh teori memang signifikan dan lainnya, yang dianggap tidak relevan oleh teori, tidak signifikan. Demikian pula, dapat menguji apakah prediktor yang didalilkan oleh teori sebagai yang paling penting dalam memprediksi Y mereproduksi dengan sendirinya jumlah varians tertinggi.

Analisis prediktif/eksplorasi dapat juga dipandu, setidaknya sebagian, oleh teori tetapi lebih terbuka dan fleksibel dan, khususnya, bergantung pada data untuk mengarahkan analisis. Analisis semacam itu berusaha mengidentifikasi seperangkat prediktor yang memprediksi hasil terbaik, terlepas dari apakah model tersebut merupakan mekanisme penjelas yang 'benar' dengan mana hasil tersebut dihasilkan. Tentu saja, meyakinkan jika model itu masuk akal secara teoritis, tetapi ini bukan keharusan. Misalnya, untuk memprediksi vraiabel terikat tertentu, seseorang akan mulai dengan sekumpulan besar prediktor yang secara teoritis layak dan menyertakan prediktor yang secara optimal memprediksi nilai variabel terikat tersebut yang diamati dalam model regresi. Dengan demikian, keputusan dalam hal ini didorong oleh data dan lebih bersifat eksploratif daripada pendekatan eksplanatori.

Biasanya, variabel prediktor diukur secara independen satu sama lain dengan instrumen yang berbeda (berbagai skala, tes yang berbeda, beberapa penilai, dll.). Dalam beberapa kasus, peneliti melengkapi prediktor ini dengan ukuran tambahan yang diturunkan oleh transformasi spesifik dan/atau kombinasi dari variabel yang diukur. Misalnya, model regresi polinomial mencakup kekuatan berurutan (kuadrat, kubik, kuartik, dll.) dari

(4)

32

beberapa prediktor asli, dan dirancang untuk menangkap tren nonlinier dalam hubungan antara respons dan prediktor yang relevan. Model regresi interaktif mencakup variabel yang diturunkan dengan mengalikan dua, atau lebih, variabel yang diukur (atau beberapa transformasi sederhana dari variabel ini) dalam upaya untuk menangkap efek gabungan (yaitu, di atas dan di luar aditif) dari variabel target. Model regresi klasik mengasumsikan bahwa nilai-nilai prediktor adalah 'tetap'; yaitu, dipilih oleh berbagai pertimbangan desain) daripada sampel secara acak. Sampel acak (sama, atau tidak sama, ukuran sampelnya) dari variabel respons kemudian diperoleh untuk setiap kombinasi yang relevan dari varibel prediktor. Jadi, data terdiri dari kumpulan (mungkin besar) dari distribusi Y, tergantung pada kombinasi tertentu dari X1,...Xp. X (prediktor) bukanlah variabel acak, dan distribusinya dalam sampel tidak selalu diharapkan sesuai dengan distribusi dasarnya dalam populasi. Dengan demikian, tidak ada asumsi distribusi yang dibuat

3.3 Tahapan Penelitian

Berikut adalah langkah-langkah penelitian yang digunakan dalam penelitian ini:

• Tentukan fokus studi berdasarkan minat. Apa yang ingin ditemukan atau jawab?

• Mengembangkan pertanyaan penelitian agar penelitian tetap fokus.

• Mengembangkan hipotesis. Sebuah hipotesis menyatakan bagaimana seorang peneliti percaya bahwa subjek yang diteliti akan atau tidak akan berkomunikasi berdasarkan variabel tertentu.

• Mengumpulkan data untuk menguji hipotesis.

• Analisis data dengan mengolah angka menggunakan program statistik SPSS yang memungkinkan peneliti secara kuantitatif mendeteksi pola dalam data penelitian.

• Menafsirkan data untuk menentukan apakah pola cukup signifikan untuk membuat kesimpulan tentang pola pada data terkait hipotesis penelitian.

3.4 Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan/dilakukan pada wilayah Kota Malang. Pada mulanya pengambilan data direncanakan dilakukan secara langsung di sekolah, tetapi pada masa pandemi hal tersebut tidak dapat dilakukan karena pelaksanaan kegiatan belajar disekolah dialihkan ke rumah, sehingga penelitian ini akan menggunakan pengambilan data secara online.

(5)

33 3.5 Populasi dan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa SMPN 3 Kota Malang dan siswa SMKN 3 Kota Batu. Teknik pengambilan/penarikan sampel/contoh yang digunakan pada penelitian ini adalah pengambilan sampel acak (random sampling technique). Jumlah sampel yang diambil sebanyak 365 responden, hal ini dilakukan untuk mengikuti kaidah jumlah sampel yang baik oleh Roscoe seperti yang disebutkan dalam Sugiyono (2012).

Jumlah ini diharapkan menyebar merata. Pengambilan data akan menggunakan form Google secara online (Nigel dkk, 2008).

3.6 Sumber Data

Data yang diperoleh/didapatkan pada penelitian ini adalah data kuantitatif dengan tipe data kuantitaif secara lebih spesifik pada kuesioner adalah data bersakala interval . Menurut pendapat yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012), tipe data ini adalah data dalam bentuk angka atau bisa juga data kualitatif tetapi dikonversi kedalam angka. Berdasarkan bentuk sumber datanya maka jenis data yang diperoleh penelitian ini adalah jenis data primer. Hal ini dikarenakan data yang digunakan pada penelitian ini merupakan jenis data yang diperoleh/didapatkan secara langsung dari lapangan dengan mendapatkan jawaban dari responden yang telah ditetapkan oleh peneliti. Selain itu penelitian ini menggunakan alat pengukuran berupa kuesioner yang didistribusikan/disebarkan secara online pada responden yang telah ditetapkan.

3.7 Teknik/Metode Pengumpulan Data

Teknik/Metode yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah prosedur pengumpulan data sistematik serta memiliki stpenelitir-stpenelitir tertentu guna mendapatkan data yang dipergunakan pada penelitian. Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti menggunakan teknik/metode pengumpulan data berupa kuesioner. Adapun tujuan penggunaan kuesioner pada penelitian ini adalah untuk mengetahui respon/jawaban dari responden/narasumber penelitian mengenai variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian. Ketika melakukan proses pengumpulan data, peneliti mendistribusikan kuesioner tersebut secara online menggunakan bantuan Google Form.

(6)

34 3.8 Uji Instrumen

Dalam mengukur variabel-variabel yang digunakan dalam penelitan ini maka diperlukan alat ukur berupa kuesioner. Sebelum kuesioner tersebut dapat digunakan maka kuesioner tersbut harus diuji terlebih dahulu apakan dapat mengukur respon dari responden dengan baik. Penelitian ini menggunakan uji validitas serta uji reliabilitas untuk menentukan apakah hasil suatu pengukuran instrumen yang digunakan dalam penelitian dapat dipercaya serta valid. Penelitian ini menggunakan uji Cronbach’s alpha dengan bantuan program SPSS untuk mengkalkulasi uji realibilitas tersebut. (Arikunto, 2006).

Sedangkan untuk mengetahui uji validitas maka pada penelitian ini menggunakan uji korelasi Pearson/Product Moment Correlation. Secara teknis uji validitas dilakukan dengan cara menguji kesesuaian antara total skor/nilai dengan setiap item kuesioner. Pengukuran uji validitas dengan cara ini dapat juga disebut analisis butir. Uji tersebut dilakukan menggunakan rumus korelasi Pearson/ Product Moment sebagaimana yang termuat dalam Arikunto (2006) dengan penjabaran sebagai berikut:

(7)

35

Kesesuaian nilai koefisien korelasi (r hitung) didapatkan dari perhitungan dengan menggunakan rumus korelasi Pearson yang telah diuraikan sebelumnya dengan membandingkannya dengan nilai r tabel. Jika nilai r hitung lebih besar atau sama dengan nilai r tabel, maka butir instrumen tersebut valid dan jika r hitung lebih kecil dari nilai r tabel maka butir instrumen yang ada tersebut menjadi tidak valid.

3.9 Teknik Analisis Data

Sugiyono (2012) mengemukakan bahwa analisis regresi linier bergpeneliti digunakan untuk memprediksi bagaimana nilai variabel dependen berubah ketika nilai variabel independen meningkat atau menurun. Analisis ini digunakan dengan melibatkan dua atau lebih variabel bebas antara variabel terikat (Y) dan variabel bebas (X1, X2, X3, X4), metode ini digunakan untuk mengetahui kekuatan hubungan antara beberapa variabel independen secara simultan/bersama-sama pada variabel terkait. Berdasarkan Sugiyono (2012), dalam penelitian ini hubungan antar variabel dirumuskan dalam model analisis regresi linier bergpeneliti sebagai berikut:

(8)

36 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) bermanfaat atau dapat digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi/keragaman pada variabel terikat/dependen oleh variabel bebas/independen. Nilai koefisien determinasi terletak diantara nol dan satu. Jika nilai R2 kecil maka dapat disimpulkan kemampuan variabel independen/bebas dalam menjelaskan variasi variabel terikat/dependen menjadi amat terbatas (Sugiyono, 2012).

Uji F/Uji Hubungan Simultan

Uji F/Uji hubungan simultan dapat digunakan untuk menguji seberapa besar pengaruh variabel bebas/independen secara bersama terhadap variabel terikat/dependen. Rumusan uji F adalah sebagai berikut:

(9)

37

Dengan mengetahui nilai F kalkulasi/hitung maka nilai probabilitas/signifikansi dapat dihitung besarnya dengan memasukkan derajat bebas 1: p; derajat bebas 2: 𝑛 − 𝑝.

Pilihan lainnya adalah dengan menghitung nilai tabel F dan membandingkannya dengan nilai Fhitung (Sugiyono, 2012).

Uji t/Uji Hubungan Parsial

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah secara parsial/sebagian variabel bebas/independen memiliki hubungan yang signifikan dengan variabel terikat/dependen, rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝛽̂

SE (𝛽̂)

Dengan mengetahui thitung maka nilai probabilitas dapat dihitung dengan memasukkan derajat bebas 𝑛 − 𝑝 −1. Pilihan lainnya adalah dengan menghitung nilai tabel t dan membandingkannya dengan nilai thitung dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

Pengambilan kesimpulan selain menggunkan t hitung dapat juga menggunakan nilai probabilitas atau signifikansi dengan melihat tingkat signifikansi dengan nilai alpha yang digunakan sebesar 0.05. Jika tingkat probabilitas/signifikansi kurang dari nilai alpha maka berarti Ha diterima dan H0 ditolak, begitupun sebaliknya (Sugiyono, 2012).

Referensi

Dokumen terkait

Kemampuan yang sangat mendasar dari fisik anak usia dini dapat dilihat dari kemampuan dalam melakukan gerakan keseimbangan, lokomotor, kecepatan, adanya perubahan ekspresi,

Defisit anggaran yang terjadi pasca krisis, yaitu pada periode 1998 dan 1999 terutama disebabkan oleh meningkatnya pembayaran bunga utang dan subsidi yang disebabkan oleh

% Uji ini dilakukan sebagai jaminan bahwa larutan oral dan suspense yang dikemas dalam wadah dosis ganda, dengan volume yang tertera pada etiket

This paper presents inventory, taxonomic review and differentiating morphological characters of 8 wild Musa species living accessions collection of Purwodadi

Berdasarkan hasil olah data dan analisis yang telah dilakukan dengan menggunakan model Vector Error Correction Model (VECM) dan Uji Kausalitas Granger dalam

Nilai RMSE data training dan testing untuk model jaringan syaraf tiruan menggunakan desain faktorial maupun teori Masters dapat digambarkan seperti pada Gambar 15

Pengembangan Peranan Humas dalam Mendukung Visi dan Misi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Menuju World Class University.. Humas memiliki peran penting dalam hubungan

Suatu himpunan tak kosong X dengan konstanta 0 yang dilengkapi dengan operasi biner ∗ disebut sebagai aljabar BCL (Binary and Constant’s Liu), apabila memenuhi aksioma-aksioma