KOTA PADANGSIDIMPUAN DALAM MEMILIH
BANK SYARIAH
OLEH
KHAIRUNNISAH SIREGAR 160523005
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
2019
BONANG KOTA PADANGSIDIMPUAN DALAM MEMILIH BANK SYARIAH
Mayoritas pedagang di Pasar Raya Sangkumpal Bonang adalah muslim.
Tetapi, pengguna bank syariah di Pasar Raya Sangkumpal Bonang tidak terlalu banyak, karena pedagang belum terlalu memahami mengenai sistem perbankan syariah.
Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat bagi hasil dan promosi terhadap minat menabung pedagang di Pasar Raya Sangkumpal Bonang Kota Padangsidimpuan di bank syariah. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 88 orang. Teknik analisis data yang digunakan adalah rank spearman test.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat bagi hasil memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap minat menabung pedagang di bank syariah yaitu, sebesar 39,3%. Promosi memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap minat menabung pedagang di bank syariah yaitu, sebesar 52,3%.
Kata Kunci: Tingkat Bagi Hasil, Promosi, Minat Menabung di Bank Syariah
PASAR RAYA SANGKUMPUAL BONANG PADANGSIDIMPUAN CITY TO IN CHOOSING ISLAMIC BANK
Most of traders in Pasar Raya Sangkumpal Bonang are Muslims.
However, there are not too many users of Islamic banks in Pasar Raya Sangkumpal Bonang because they do not fully understand the Islamic banking system.
Therefore, the purpose of this study was to determine the relationship between the level of profit sharing and promotion and the interest of traders at Pasar Raya Sangkumpal Bonang, Padangsidimpuan City to save in Islamic Banks. The type of this research was quantitative descriptive with purposive sampling technique. The samples of this study were 88 traders. The data analysis technique used was the rank spearman test.
The results of this study showed that the level of profit sharing had a positive and significant relationship with traders’ interest to save in Islamic banks, which was equal to 39.3%. Promotion also had a positive and significant relationship with traders’ interest to save in Islamic banks, which was 52.3%.
Key Words: Level of Profit Sharing, Promotion, Interest to Save in Islamic Bank.
yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis telah mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Tingkat Bagi Hasil Dan Promosi Terhadap Minat Pedagang Pasar Raya Sangkumpal Bonang Kota Padangsidimpuan Dalam Memilih Bank Syariah.”. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, teristimewa kepada kedua orangtua Ayahanda Zainuddin Siregar dan Ibunda Asrida Hanum yang senantiasa memberikan semangat dan dukungan selama proses perkuliahan dan pengerjaan skripsi ini.
Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada :
1. Bapak Prof Dr. Ramli, SE, MS., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Coki Ahmad Syahwier, MP., selaku Ketua Program Studi S-1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Inggrita Gusti Sari Nasution, SE, MSi., selaku Sekretaris Program Studi S-1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Ilyda Sudardjat, SSi, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan fikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan skripsi ini dari awal penulisan hingga selesainya skripsi ini.
5. Bapak Haroni Doli Hamoraon Ritonga, SE, M.Si dan Bapak Wahyu Sugeng Imam Soeparno SE, M.Si, selaku Dosen Penguji I dan Dosen Penguji II yang telah membantu penulis melalui saran dan kritik yang diberikan demi kesempurnaan skripsi ini.
7. Seluruh Pegawai dan Staf Administrasi Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah membantu saya dalam penyelesaian kelengkapan administrasi.
Saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, sangat baik jika ada kritik dan saran demi kesempurnaan penulisan skripsi ini.
Akhir kata, saya berharap Allah SWT berkenan membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini memberi manfaat bagi pengembangan ilmu.
Wassalamualaikum Waromatullohi Waboraktuh.
Medan, Februari 2019
Khairunnisah Siregar
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah... 5
1.3 Tujuan Penelitian ... 5
1.4 Manfaat Penelitian ... 5
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori ... 7
2.1.1 Pengertian Bank Syariah ... 7
2.1.2 Perbedaan Bank Syariah D Bank Konvensional... 8
2.1.3 Bagi Hasil ... 10
2.1.3.1 Pengertian Bagi Hasil... 10
2.1.3.2 Dasar Hukum Bagi Hasil ... 11
2.1.3.3 Kriteria Bagi Hasil ... 13
2.1.3.4 Perbedaan Bagi Hasil Dan Bunga ... 14
2.1.4 Promosi... 16
2.1.4.1 Pengertian Promosi... 16
2.1.4.2 Strategi Promosi ... 17
2.1.4.3 Promosi Yang Dilakukan Bank Syariah Di Kota Padangsidimpuan ... 19
2.1.5 Minat Nasabah ... 23
2.1.5.1 Pengertian Minat... 23
2.1.5.2 Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Minat Masyarakat Menabung ... 24
2.2 Penelitian Terdahulu... 25
2.3 Kerangka Konseptual penelitian... 28
2.4 Hipotesis ... 29
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 30
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian... 30
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 30
3.3.1 Populasi ... 30
3.3.2 Sampel ... 30
3.4 Teknik Pengumpulan Data... 31
3.4.1 Kuesioner ... 32
4.2 Perkembangan Perbangakan Syariah Di Kota
Padangsidimpuan... 37
4.3 Karakteristik responden ... 38
4.3.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 39
4.3.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 40 4.3.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 41
4.3.4 Karaktersitik Responden Berdasarkan Penghasilan 42 4.3.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber Informasi Bank Syariah... 43
4.4 Distribusi Jawaban Responden ... 45
4.4.1 Distribusi Jawaban Responden Tentang Tingkat Bagi Hasil... 45
4.4.2 Distribusi Jawaban Responden Tentang Promosi . 47 4.4.3 Distribusi Jawaban Responden Tentang Minat ... 49
4.5 Hasil Analisis Data ... 51
4.5.1 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 51
4.6 Uji Statistik Non Parametrik... 54
4.6.1 Rank Spearman Test ... 54
4.7 Pembahasan ... 55
4.7.1 Hubungan Tingkat Bagi Hasil Terhadap Minat Memilih Bank Syariah... 55
4.7.2 Hubungan Promosi Terhadap Minat Memilih Bank Syariah... 59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 63
DAFTAR PUSTAKA ... 65 LAMPIRAN
Tabel 3.2 Kriteria Terima dan Tolak Hipotesis ... 35
Tabel 4.1 Perkembangan Total Aset Gross, Total Pembiayaan, Dana Pihak Ketiga, FDR Bank Umum Syariah di Kota Padangsdimpuan ... 39
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 39
Tabel 4.3 Karateristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 39
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 40
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan... 41
Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber Informasi Bank Syariah... 41
Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden Tentang Tingkat Bagi Hasil ... 42
Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Responden Tentang Promosi ... 45
Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Responden Tentang Minat... 47
Tabel 4.10 Uji Validitas Tingkat Bagi Hasil (X1) ... 50
Tabel 4.11 Uji Validitas Promosi (X2) ... 50
Tabel 4.12 Uji Validitas Minat (Y) ... 51
Tabel 4.13 Hasil Uji Reliabilitas pada Tingkat Bagi Hasil (X1) ... 51
Tabel 4.14 Hasil Uji Reliabilitas pada Promosi (X2) ... 52
Tabel 4.15 Hasil Uji Reliabiltas Minat (Y) ... 52
Tabel 4.16 Hasil Rank Spearman Test ... 53
Gambar 4.3 Karaktrsitik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir .. 41 Gambar 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan ... 42 Gambar 4.5 Karaktersitik Responden Berdasarkan Sumber Infromasi
Bank Syariah ... 43
Lampiran IV Uji Validitas
Lampiran V Uji Reliabilitas
Lampiran VI Rank Spearman Test
Lampiran VII Tabulasi Silang
Sejauh ini masih terdapat anggapan bahwa Islam menghambat kemajuan, seolah-olah Islam hanya berkaitan dengan masalah ritual bukan suatu sistem yang mencakup seluruh aspek kehidupan, Islam memberikan warna dalam setiap dimensi kehidupan manusia, tak terkecuali dalam dunia ekomomi. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sistem ekonomi Islam juga berkembang. Hal ini dibuktikan dengan berdirinya lembaga-lembaga keuangan syariah. Salah satu lembaga keungan yang menerapkan prinsip syariah adalah perbankan, misalnya ketentuan dasar ekonomi Islam seperti larangan riba, adanya prinsip bagi hasil, pengenaan zakat, deposito, dan lain-lain (Antonio, 2001).
Negara Indonesia merupakan negara yang mayoritas penduduknya menganut agama Islam, telah menjalankan pula lembaga keuangan yang melakukan transaksi atau cara kerja berdasarkan prinsip syariah atau lebih dikenal dengan istilah perbankan syariah. Perbankan syariah adalah sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya (Ismail, 2011).
Sejak adanya revisi UU No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan syariah telah memberikan andil besar dalam perkembangan perbankan syariah sampai sekarang ini. Perkembangan perbankan syariah di Indonesia diawali dengan didirikannya Bank Muamalat Indonesia (BMI) pada tahun 1991 dan baru beroperasi pada tahun 1992, kemudian setelah itu terutama di awal tahun 2000-an bermunculan bank-
bank syariah di Indonesia. Menjamurnya bank syariah banyak menimbulkan kekhawatiran bank-bank konvesional sehingga banyak bank-bank konvensional membuka unit syariah yang dikenal dengan istilah dual banking system. Dual Banking system adalah terselanggaranya dua sistem perbankan (konvensional dan syariah) secara berdampingan yang pelaksanaanya diatur dalam berbagai peraturan perundang-undangan yang berlaku (Usanti, 2013).
Saat ini setelah 26 tahun beroperasi, bank syariah bertambah banyak di pasar keuangan. Berdasarkan data statistik perbankan syariah pada Juli 2018 tercatat setidaknya ada 13 unit Bank Umum Syariah (BUS), 21 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 168 unit Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) dengan total aset keuangan perbankan syariah menacapai Rp. 431.427 triliun (OJK, 2018).
Dengan semakin berkembangnya perbankan syariah di berbagai negara, khususnya negara-negara dengan penduduk mayoritas muslim menjadikan negara- negara tersebut memiliki persentase penjualan pasar total atau yang lebih dikenal dengan market share atau pangsa pasar dari penjualan perusahaan yang dikuasai oleh bank syariah. Contohnya terdapat dua negara yang memiliki market share atau pangsa pasar yang mencapai 100% yaitu Iran dan Sudan, artinya kedua negara tersebut telah 100% menerapkan sistem perbankan syariah tanpa bank konvensional. Disusul peringkat market share perbankan syariah ketiga oleh salah satu negara dari Asia Tenggara yaitu Brunei Darusalam dengan persentase 49%.
Malaysia berada pada peringkat ke delapan dengan persentase 23,8%. Sedangkan Indonesia masih berada di peringkat ke 19 dengan persentase 5,78%
(infosyariah.com, 2016)
Dari jumlah persentse market share bank syariah di Indonesia, penyumbang persentse provinsi atau daerah yang tertinggi yaitu Nangroe Aceh Darussalam dengan persentase 50,21% sedangkan untuk Sumatera Utara dengan persentase 3,63% (OJK, 2017).
Bank syariah berkembang dan tumbuh dengan cepat di kota Padangsidimpuan. Perkembangan bank syariah di kota Padangsidimpuan cukup siginfikan dalam mendorong pembangunan di kota Padangsidimpuan, dimana pada saat ini ada 4 bank syariah yang beroperasi di kota Padangsidimpuan yaitu Bank Muamalat, Bank Syariah Mandiri, Bank Sumut Syariah, dan Bank Permata Syariah (wordpress.com, 2010).
Hadirnya bank syariah di Kota Padangsidimpuan tersebut mendapat respon positif dari masyarakat yang mayoritas penduduknya adalah muslim yang mampu membuat nasabah tertarik untuk memakai jasa bank syariah. Berdasarkan data statistik perbankan syariah oleh Otoritas Jasa Keuangan, bank syariah Kota Padangsidimpuan pada tahun 2017 dengan total keseluruhan Pembiayaan bank syariah di kota Padangsidimpuan sebesar 612 milyar dan total Dana Pihak Ketiga sebesar 627 milyar (OJK, 2017).
Perkembangan bank syariah ini ditunjukkan dengan adanya layanan bank syariah di tengah-tengah pedagang Pasar Raya Sangkumpal Bonang Kota Padangsidimpuan, dimana mayoritas pedagang di pasar ini adalah muslim.
Kondisi ini menimbulkan persaingan antar bank syariah dengan bank konvensional yang semakin ketat, sehingga harus diimbangi dengan strategi
pemasaran yang kuat untuk menarik minat calon nasabah bank syariah (wordpress.com, 2010).
Dari survei awal yang telah dilakukan melalui hasil wawancara, pedagang Pasar Raya Sangkumpal Bonang Kota Padangsidimpuan sudah cukup banyak yang telah mengenal dan menggunakan jasa perbankan syariah walaupun ada beberapa pedagang yang telah mengetahui keberedaan bank syariah di Kota Padangsidimpuan tetapi belum menggunakan jasa bank syariah tersebut.
Pedagang yang mengenal bank syariah diharapkan menggunakan bank syariah karena dengan pengetahuan yang dimilikinya, mereka bisa menilai dan membandingkan keunggulan jasa yang ditawarkan oleh bank syariah (survei awal, 2018)
Situasi persaingan pasar antar bank yang semakin kompleks globalisasi, perputaran pelanggan, serta munculnya banyak bank-bank baru yang membuat semua bank berlomba-lomba memberikan pelayanan, promosi yang sangat beragam dan bagi hasil yang lebih menarik. Upaya memenangkan persaingan tidaklah mudah mengingat nasabah bank bersifat heterogen sehingga menyebabkan perbedaan dalam motif dan pola pikirnya. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut timbul ketertarikan peneliti untuk mengadakan penelitian yang berjudul: “Hubungan Tingkat Bagi Hasil dan Promosi Terhadap Minat Pedagang Pasar Raya Sangkumpal Bonang Kota Padangsidimpuan Dalam Memilih Bank Syariah”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah terdapat hubungan tingkat bagi hasil terhadap minat pedagang Pasar Raya Sangkumpal Bonang memilih Bank Syariah di Kota Padangsidimpuan?
2. Apakah terdapat hubungan promosi terhadap minat pedagang Pasar Raya Sangkumpal Bonang memilih Bank Syariah di Kota Padangsidimpuan?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui hubungan tingkat bagi hasil terhadap minat pedagang Pasar Raya Sangkumpal Bonang memlih Bank Syariah di Kota Padangsidimpuan.
2. Untuk mengetahui hubungan promosi terhadap minat pedagang Pasar Raya Sangkumpal Bonang memilih Bank Syariah di Kota Padangsidimpuan.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1. Bagi peneliti
Sebagai alat dalam mengimplementasikan teori-teori selama kuliah dan menambah wawasan bagi penulis dan penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan berupa tambahan pengetahuan dan wawasan
peneliti berkaitan dengan masalah yang diteliti secara teori maupun praktek.
2. Bagi Institusi
Dengan penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumbangan pemikiran atau studi banding bagi mahasiswa atau pihak yang melakukan penelitian sejenis dan untuk meningkatkan keterampilan dan memperluas wawasan mahasiswa yang akan membentuk mental mahwasiwa sebagai bekal memasuki lapangan kerja.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai refernesi atau masukan dalam melakukan penelitian atau penyusunan penelitian yang berkaitan dengan bank syariah. Penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai acuan dan motivasi bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian yang lebih baik lagi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjaun Pustaka
2.1.1. Pengertian Bank Syariah
Mohamad Ariff dalam Sjahdeini (2014: 37) mengemukakan bahwa perbankan syariah dapat memberikan jasa-jasa lebih dari yang dapat diberikan oleh bank konvensioanal Menurut Mohamad Ariff, “it is clear… that Islamic banking goes beyond the pure financing activities of convetional banks. Islamic banks engage in equity financing and the trade financing.”
Solihin Hasan dalam Sjahdeini (2014: 38) mengemukakan bahwa kegiatan usaha perbankan syariah meliputi semua kegiatan perbankan konvensioanal, kecuali pinjaman dengan bunga. Bank syariah menerima simpanan dan memberi pinjaman tetapi tidak menerima dan membayar bunga.
Bank syariah menurut Ismail (2011: 32) merupakan lembaga keuangan yang kegiatannya berlandaskan pada hukum islam, yaitu tidak membebankan bunga maupun tidak membayar bunga kepada nasabah. Imbalan yang diterima bank syariah maupun yang dibayarkan kepada nasabah tergantung dari akad perjanjian antara nasabah dan bank.
Dalam kamus lengkap ekonomi islam, bank syariah merupakan suatau bank yang beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip hukum islam. Tapi bank yang menawarkan keuangan secara islam mempunyai suatu dewan, yang disebut Dewan Pengawas Syariah yang pendapatnnya dibutuhkan mengenai perjanjian keuangan dan instrument moneter yang rumit.
Dari pengertian bank syriah di atas dapat disimpulkan bank syariah merepukan lembaga keuangan yang menghimpun dana dan menyalurkan dana dari masyarakat yang kekurangan dan kelebihan dan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah dan melayani jasa keungan lainnya sesuai dengan prinsip syariah.
Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai lembaga perantara (intermediary institution) yang menghimpun dana dan menyalurkan dana dari masyarakat. Begitu juga tujuan penyaluran dana oleh perbankan syariah adalah menunjang pelaksanaan pembangunan, meningkatkan keadilan, kebersamaan, dan pemerataan kesejahteraan rakyat.
Tujuan perbankan syariah ini identik dengan ekonomi islam. Sistem ekonomi islam merupakan sistem yang adil dam seksama serta berupaya menjamin kekayaan tidak terkumpul hanya pada satu kelompok saja, tetapi tersebar kepada seluruh masyarakat (Wangsawidjaja, 2012).
2.1.2 Perbedaan Bank Islam Dan Bank Syariah 2.1.2.1 Bank Islam
Pada Bank Islam diterapkan akad secara bervariasi untuk produk dan instrumen keuangan syariah yang ditawarkan kepada nasabah. Akad-akad tersebut meliputi akad-akad untuk pendanaan, card services ’jasa kartu’, trade financing
’pembiayaan perdagangan’, dan banking services ’jasa perbankan’, dengan rincian sebagai berikut:
a. Pendanaan: Wadiah, Mudharabah.
b. Pembiayaan: Murabahah, Bai’ Bi Tsaman Ajil (BBA), Ijarah, Ijarah Thumma Bai’, Variable Rate, Ijarah, Kafalah, Wakalah, Bai’ al-Inah, Bai’ al-Dayn, dan Istishna.
c. Jasa Perbankan: Qardh Hasan, Bai’ Bi Tsaman Ajil (BBA), Bai’
alInah, dan Ujr.
d. Instrumen Keuangan Syariah: Bai’ al-Inah, Bai’ Bi Tsaman Ajil (BBA), Murabahah, Mudharabah, dan Ujr.
2.1.2.2 Bank Syariah
Penerapan sistem bagi hasil dan resiko oleh bank syariah, diterapkan melalui pola kemitraan pasif (mudharabah) dan kemitraan aktif (musyarakah).
Pada kemitraan pasif, bank tidak ikut secara aktif menjalankan manajemen usaha yang dikelola, sedangkan pada kemitraan aktif, bank dan nasabah bersama-sama mengelola manajemen usaha.
Dalam pelaksanaan sistem perbankan syariah didesain berbagai bentuk skim produk perbankan, Selain skim mudarabah dan mushrakah , pada perbankan syariah juga ditemukan skim produk yang lain, dimana beberapa skim tersebut dapat disimpulkan dengan uraian sebagai berikut yang dapat digambarkan sebagai berikut ini:
a. Pola Titipan, seperti wadi’ah yad amanah dan wadi’ah yad dhamanah.
1) Wadi’ah yad amanah adalah titipan murni dari pihak penitip (muwaddi’) yang mempunyai barang/aset kepada pihak penyimpan (mustawda’) yang diberi amanah/kepercayaan, namun penerima titipan tidak diharuskanbertanggung jawab jika sewaktu dalam penitipan terjadi kehilangan atau kerusakan pada barang/aset titipan, selama hal ini bukan akibat dari kelalaian atau kecerobohan yang bersangkutan dalam memelihara barang/aset titipan.
2) Wadi’ah yad dhamanah, berbeda dengan wadi’ah yad amanah, dalam skim wadi’ah yad dhamanah, penerima titipan (mustawda’) diharuskan bertanggung jawab jika sewaktu dalam penitipan terjadi kehilangan atau kerusakan pada barang/aset titipan. Artinya dalam skim yad dhamanah, si penerima titipan telah mendapat izin dari si pemberi titipan untuk mengunakan barang titipan tersebut.
b. Pola Pinjaman, seperti qardh dan qardhul hasan, merupakan akad pinjaman tanpa bunga yang diterapkan di perbankan syariah, lebih qardhul hasan merupakan pinjaman kebajikan yang tidak bersifat komersial. Qardh adalah pinjam meminjam dana tanpa imbalan dengan kewajiban pihak peminjam mengembalikan pokok pinjaman secara sekaligus atau cicilan dalam jangka waktu tertentu.
Pada prinsipnya, terdapat kemiripan dalam desain produk Perbankan Syariah dan Bank Islam, namun ada beberapa akad khas yang digunakan Bank Islam, yakni akad berpola jual beli, yaitu Bai’ al-Inah, Bai’ al-Dayn, dan Bai’ Bi Tsaman Ajil (BBA), serta akad berpola sewa, yaitu Variable Rate Ijarah (Arianto, 2011).
2.1.3 Perbedaan Bank Syariah dengan Bank Konvensioanal
Aktivitas keuangan dan perbankan di pandang sebagai wahana bagi masyarakat untuk mereka kepada pilihan, paling tidak dua ajaran islam yaitu prinsip saling at-Ta’awun (membantu dan saling bekerja sama antara anggota masyarakat untuk kebaikan) dan prinsip menghindari al-Iktinaz (menahan dan membiarkan dana menganggur dan tidak berputar untuk transaksi yang bermanfaat). Salah satu fungsi terpenting perbankan adalah sebagai lembaga yang
berperan menerima simpanan dari nasabah dan meminjamkannya kepada nasabaha lain yang membutuhkan dana. Bagi perbankan konvensional, selisih (spread) antara besarnya bunga yang dikenakan kepada para peminjam dana dengan imbalan bunga yang diberikan kepada para nasabah penyimpan dana itulah sumber keuntungan terbesar.
Prinsip utama yang di anut oleh bank Islam larangan riba (bunga) dalam berbagai bentuk transaksi dan menjalankan aktivitas bisnis perdagangan yang berbasis pada memperoleh keuntungan yang sah menurut syariah serta menumbuh kembangkan zakat.
Berdasarkan prinsip utama itu, maka secara operasional terdapat perbedaan-perbedaan yang substansial antara perbankan syariah dan perbankan konvensional, seperti terlihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.1
Perbedaan Bank Konvensional dan Bank Syariah
No Item Bank Konvensioal Bank Syariah
1. Bunga Berbasis bunga Berbasis revenue/profit
loss sharing
2. Resiko Anti risk Risk sharing
3. Operasional Beroperasi dengan Pendekatan sektor keuangan, tidak terkait langsung dengan sektor riil
Beroperasi dengan pendekatan sektor riil 4. Produk Produk tunggal (kredit) Multi produk (jual beli,
bagi hasil, jasa) 5. Pendapatan Pendapatan yang diterima
deposan tidak terkait dengan pendapatan yang diperoleh bank dari kredit
Pendapatan yang diterima deposan terkait langsung dengan pendapatan yang diperoleh bank dari pembiayaan
Lanjutan tabel 2.1
Perbedaan Bank Konvensional dan Bank Syariah
No Item Bank Konvensioal Bank Syariah
6. Negative Spread Mengenal negative Spread Tidak mengenal negative spread
7. Dasar Hukum Bank Indonesia dan pemerintah Al-quran, sunnah, fatwa ulama, Bank Indonesia dan pemerintah
8. Falsafah Berdasarkan atas bunga (riba) Tidak berdasarkan bunga (riba), spekulasi (maisir) dan ketidak jelasan (gharar)
9. Operasional -Dana masyarakat (dana pihak ketiga/DPK) berupa titipan simpanan yang harus dibayar bunganya pada saat jatuh tempo
-Penyaluran dana pada sektor yang menguntungkan, aspek halal tidak menjadi pertimbangan agama
-Dana masyarakat (dana pihak ke tiga/DPK) berupa titipan
(wadiah dan investasi (mudharabah) yang baru akan mendapatkan hasil jika ‘diusahakan’terlebih dahulu
-Penyaluran dana (financing) Pada usaha yang halal dan
menguntungkan
10. Aspek sosial Tidak diketahui secara tegas Dinyatakan secara eksplisit dan tegas yang tertuang dalam visi dan misi 11. Organisasi Tidak memiliki dewan pengawas
syariah (DPS)
Harus memiliki dewan pengawas syariah 12. Uang Uang adalah komoditi selain
sebagai alat pembayaran
Uang bukanlah komoditi tetapi hanyalah alat pembayaran Sumber: Rodoni dan Hamid (2008)
Ada perbedaan mendasar dalam konsep pelaksanaan di bank konvensional dengan bank syariah yaitu antara lain perbedaan konsep antara bunga dan bagi hasil, perbedaan konsep antara investasi dengan membungakan uang dan perbedaan antara utang uang dan utang barang (Wirdyahningsih, 2005: 48).
2.1.4 Fatwa Majelis Ulama Indonesia Tentang Haramnya Bunga
Menurut pernyataan fatwa MUI tentang bunga (2004) menyatakan bahwa bunga (Interest/fa’idah) adalah tambahan yang dikenakan dalam transaksi pinjaman uang (al-qardh) yang di per-hitungkan dari pokok pinjaman tanpa mempertimbangkan pemanfaatan/hasil pokok tersebut,berdasarkan tempo waktu,diperhitungkan secara pasti di muka,dan pada umumnya berdasarkan persentase. Riba adalah tambahan (ziyadah) tanpa imbalan yang terjadi karena penagguhan dalam pembayaran yang di perjanjikan sebelumnya, dan inilah yang disebut Riba Nasi’ah.
Hukum Bunga (interest) praktek pembungaan uang saat ini telah memenuhi kriteria riba yang terjadi pada jaman Rasulullah SAW, Ya ini Riba Nasi’ah. Dengan demikian, praktek pembungaan uang ini termasuk salah satu bentuk Riba, dan Riba Haram Hukumnya.Praktek Penggunaan tersebut hukumnya adalah haram,baik di lakukan oleh Bank, Asuransi,Pasar Modal, Pegadian, Koperasi, Dan Lembaga Keuangan lainnya maupun dilakukan oleh individu.
Bermu’amallah dengan lembaga keuangan konvensional untuk wilayah yang sudah ada kantor/jaringan lembaga keuangan Syari’ah dan mudah di jangkau, tidak di bolehkan melakukan transaksi yang di dasarkan kepada perhitungan bunga.
Untuk wilayah yang belum ada kantor/jaringan lembaga keuangan Syari’ah, diperbolehkan melakukan kegiatan transaksi di lembaga keuangan konvensional berdasarkan prinsip dharurat/hajat (almanaar.wordpress.com, 2008).
2.1.5 Jenis Tabungan Pada Perbankan Syariah 2.1.5.1 Wadiah
Wadiah adalah titipan nasabah yang harus dijaga dan dikembalikan setiap saat nasabah yang bersangkutan menghendaki. Bank bertanggungjawab atas pengembalian titipan tersebut. Wadiah sendiri dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Wadiah Yad Dhamanah di mana si penerima titipan dapat memanfaatkan barang titipan tersebut dengan seizin pemiliknya dan menjamin untuk mengembalikan titipan tersebut secara utuh setiap saat kala si pemilik menghendakinya.
2. Wadiah Yad Amanah di mana si penerima titipan tidak bertanggungjawab atas kehilangan dan kerusakan yang terjadi pada barang titipan selama hal ini bukan akibat dari kelalaian atau kecerobohan penerima titipan dalam memelihara titipan tersebut.
2.1.5.2 Deposito Mudharabah
Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan dengan bank yang bersangkutan. Jenis deposito berjangka:
1. Deposito berjangka biasa
Deposito yang berakhir pada jangka waktu yang diperjanjikan, perpanjangan hanya dapat dilakukan setelah ada permohonan baru/pemberitahuan dari penyimpan.
2. Deposito berjangka otomatis
Pada saat jatuh tempo, secara otomatis akan diperpanjang untuk jangka waktu yang sama tanpa pemberitahuan dari penyimpan.
Demikian yang dimaksud dengan deposito mudharabah adalah simpanan dan dengan akad mudharabah di mana pihak pemilik dana (shahibul maal) mempercayakan dananya untuk dikelola bank (mudharib) dengan bagi hasil sesuai dengan nisbah yang disepakati sejak awal (Wiroso, 2005).
2.1.6 Bagi Hasil
2.1.6.1 Pengertian Bagi Hasil
Bagi hasil menurut Silvanita (2009: 35) adalah “pengkongsian antara dua pihak atau lebih dalam suatu kegiatan usaha/proyek dimana masing-masing pihak berhak atas keuntungan dan bertanggung jawab atas segala kerugian yang terjadi”.
Bagi hasil menurut Ismail (2016: 168) adalah “pembagian bagi hasil usaha dalam perbankan syariah ditetapkan dengan menggunakan nisbah. Nisbah yaitu persentase yang disetujui oleh kedua belah pihak dalam menentukan bagi hasil usaha yang dikerjasamakan”.
Dengan demikian peneliti penyimpulkan, bagi hasil adalah suatu sistem yang meliputi tatacara pembagian hasil usaha antara penyedia dana dengan pengelola dana. Pembagian hasil usaha ini dapat terjadi antara bank dengan penyimpan dana maupun antara bank dengan nasabah penenrima dana.
2.1.6.2 Dasar Hukum Bagi Hasil
Adapun landasan syariah yang menjelaskan tentang bagi hasil dijelaskan dalam A.l-qur’an surah Al-Maidah ayat 1 yang artinya sebagai berikut:
Artinya: Hai orang-orang yang beriman penuhilah akad-akad itu. Dihalakan bagi mu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepada mu (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji.
Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum sesuai dengan yang dikehendakiNya.
Ayat ini menjelaskan tentang keharusan memenuhi akad. Dimana dengan seseorang sudah terikat dengan perjanjian baik itu antara seseorang dengan Allah maupun antara seseorang dengan hamba-hambaNya (makhluk lainnya). Allah menghalalkan setiap akad yang sesuai dengan ketentuanNya tetapi selain itu Allah mengharamkan segala bentuk akad yang tidak sesuai dengan syariat Islam dan ketentuanNya.
2.1.6.3 Kriteria Bagi Hasil 1. Nisbah
Nisbah menurut Ismail (2011: 97) merupakan “persentase tertentu yang disebut dalam akad kerjasama usaha (mudharabah dan musyarakah) yang telah disepakati antara bank dan nasabah investor”. Nisbah inilah yang akan mencegah terjadinya perselisihan antara kedua pihak mengenai cara pembagian keuntungan, adapun nisbah harus dinyatakan dalam persentase antara kedua belah pihak, bukan dinyatakan dalam nilai nominal tertentu.
Penentuan besarnya nisbah dintentukan berdasarkan kesepakatan masing- masing pihak yang berkontrak, tetapi dalam prakteknya nisbah antara pemilik modal dengan bank syariah hanya terjadi bagi deposan/investor dengan jumlah besar. Bank syariah akan mencantumkan nisbah yang ditawarkan, deposan boleh
setuju boleh tidak. Bila setuju maka ia akan melanjutkan menabung, sebaliknya bila tidak setuju ia dipersilahkan mencari bank syariah lain yang menawarkan nisbah yang lebih menarik. Perhitungan nisbah bagi hasil, biasanya nisbah antara bank (shahibul maal) dengan deposan (mudharib) sebesar 30%, nisbah untuk tabungan 40%: 60% dan nisbah untuk deposito 45%: 55%.
2. Biaya
Biaya menurut Wangsawidjaja (2012: 40) merupakan “pengeluaran uang yang digunakan untuk penambahan kualitas produk. Jika semua biaya di tanggung bank, hal ini disebut revenew sharing. Biaya yang dimaksud disini adalah biaya pembukuan rekening dan biaya administrasi yang berlaku pada bank syariah tersebut. Klasifikasi biaya berdasarkan objek atau pusat biaya yang dibiayai adalah sebagai berikut:
a) Biaya langsung, adalah biaya yang terjadi atau manfaatnya diidentifikasikan kepada objek atau pusat biaya tertentu.
b) Biaya tidak langsung, adalah biaya yang terjadi atau manfaatnya tidak dapat diidentifikasikan kepada objek atau pusat biaya tertentu, dan manfaatnya di nikmati beberapa objek atau pusat biaya.
3. Keuntungan
Keuntungan menurut Wangsawidjaja (2012: 41) ialah pendapatan bank yang dibagi hasilkan antara bank dan nasabah dengan nisbah yang telah disepakati di awal akad. Semakin besar keuntungan yang diperoleh bank semakin besar pula keuntungan yang diperoleh nasabah. Pembagian bagi hasil usaha sebaiknya menggunakan prinsip bagi hasil.
Penetapan prinsip bagi hasil usaha yang dipilih harus disepakati dalam akad.
Yang dimaksud bagi untung, yakni bagi hasil yang dihitung dari pendapatan setelah dikurangi modal dan biaya-biaya. Dengan sistem profit sharing, berarti yang dibagikan kepada nasabah adalah keuntungan bersih bank. Apabila bank tidak mendapatkan keuntungan, artinya nasabah tidak mendapat bagi hasil dari investasinya di bank syariah yang bersangkutan.
2.1.6.4 Perbedaan Bagi Hasil dan Bunga
Bagi hasil pada bank syariah berbeda dengan bunga pada bank konvensional. Pada sistem bunga, nasabah akan mendapatkan hasil yang sudah pasti persentase tertentu dari saldo yang disimpan nasabah di bank tersebut. Fatwa MUI No.1 tahun 2004 yang menyatakan praktek praktek pembungaan uang saat telah memenuhi kriteria riba yang terjadi pada zaman Rasulullah Saw, yakni riba nasi’ah.
Dengan demikian, praktek pembungaan uang ini termasuk salah satu bentuk riba, dan riba haram hukumnya (Majelis Ulama Indonesia). Berapapun keuntungan usaha pihak bank, nasabah akan mendapatkan hasil yang sudah pasti.
Lainnya halnya dengan sistem bagi hasil, tidak seperti itu. Bagi hasil di hitung dari ushaa pihak bank dalam mengelolah uang nasabah. Bank dan nasabah membuat perjanjian bagi hasil berupa persentase tertentu untuk nasabah. Misalnya 60% keuntungan untuk nasabah dan 40% keuntungan untuk pihak bank.
Berdasarka sistem bagi hasil yang dimaksud, nasabah tidak bisa mengetahui berapa hasil yang pastinya yang mereka terima. Sebab bagi hasil bisa
baru akan dibagikan kalau hasil usahanya sudah bisa ditentukan pada akhir periode.
Tabel 2.2
Perbedaan Sistem Bagi Hasil dengan Sistem Bunga
Sistem Bagi Hasil Sistem Bunga
Penentuan besarnya rasio/nisab bagi hasil dibuat pada waktu akad dengan berpedoman pada pada kemungkinan untung rugi.
Penetuan bunga di buat pada waktu akad dengan asumsi harus selalu untung.
Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan pada jumlah keuntungan yang diperoleh
Besarnya persentase berdasarkan pada jumlah uang (MODAL) yang dipinjamkan
Bagi hasil bergantung pada keuntungan proyek yang dijalankan. Bila usaha merugi, kerugian akan ditanggung bersama oleh kedua belah pihak.
Pembayaran bunga tetap seperti dijanjikan tanpa pertimbangan apakah proyek yang dijalankan oleh pihak nasabah untung atau rugi Jumlah pembagian laba meningkat sesuai
dengan peningkatan jumlah pendapatan.
Jumlah pembayaran bunga tidak meningkat sekalipun jumlah keuntungan berlipat atau keadaan ekonomi sedang booming.
Tidak ada yang meragukan keapsahan bagi hasil.
Eksistensi bunga diragukan (kalau tidak dicekam) oleh semua agama termasuk islam.
Sumber: Sudarsono (2004)
2.1.7 Promosi
2.1.7.1 Pengertian Promosi
Promosi Menurut Kasmir (2010: 155) adalah “sarana yang paling ampuh untuk menarik dan mempertahankan nasabahnya, salah satu tujuan promosi bank adalah menginformasikan segala jenis produk yang ditawarkan yang berusaha menarik calon nasabah yang baru”.
Promosi menurut Al Arif (2010: 169) adalah “berbagai kegiatan perusahaan untuk mengkomunikasikan dan memperkenalkan produk pada pasar
sasaran. Promosi merupakan kegiatan marketing mix yang terakhir setelah produk, harga, dan tempat, serta inilah yang paling sering di identikkan sebagai aktivitas pemasaran dalam arti sempit.
Dengan demikian peneliti menyimpulkan, promosi adalah kegiatan yang dilakukan agar produk atau jasa yang dihasilkan suatu perusahaan laku dijual ke masyarakat atau nasabah. Oleh karena itu promosi merupakan sarana yang paling ampuh untuk menarik dan mempertahankan nasabah bank.
Pemasaran yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam difokuskan pada empat unsur penting dalam kegiatan pemasaran yang menjadi sorotan utama yaitu yang pertama adalah unsur produknya, yang kedua unsur pelakunya dan yang ketiga adalah metode (caranya) pelaksanaannya, yang keempat adalah unsur konsumennya.
Salah satu kegiatan yang dilakukan agar produk atau jasa yang dihasilkan suatu perushaan laku dijual ke masyartakat atau nasabah adalah kegiatan promosi masyarakat, calon nasabah maupun nasabah perlu mengetahui kehadiran produk tersebut, berikut manfaat, harga, dimana dapat diperoleh, dan kelebihan produk dibandingkan produk pesaing.
2.1.7.2 Strategi Promosi
Dalam merancang strategi promosi, perushaan harus mengkombinasikan berbagai elemen yang terdapat dalam promosi atau (promotional management) mencakup kegaitan mengordinasikan elemen-elemen promosi sehingga dapat mengembangkan program komunikasi pemasaran yang terbaru, terkontrol dan efektif.
Praktisi pemasaran harus mempertimbangkan instrumen promosi mana yang akan digunaka dan bagaimana mengkombinasikan berbagai isntrumen promisi tersebut, sehingga dapat mencapai tujuan pemasaran dan promosi yang sudah ditetapkan.
Perusahaan juga dapat mendistribusikan seluruh anggaran promosi yang dialokasikan kepada seluruh elemen promotional mix. Berapa persen dari anggaran yang harus diberikan untuk iklan media, promosi penjualan, pemasaran langsung, dan penjualan personal (Morrisan: 2010).
Menurut Kasmir (2004: 176) mengemukakan bahwa sarana promosi dapat dilakukan dengan beberapa hal, di antaranya adalah:
1. Periklanan (Advertising)
Periklanan merupakan promosi yang dilakukan dalam bentuk tayangan atau gambar atau kata-kata yang tertuang dalam spanduk, brosur, billboard, koran, majalah, TV atau radio. Dengan membaca atau melihat Advertising itu diharapkan para konsumen atau calon konsumen akan terpengaruh lalu tertarik untuk membeli produk yang diiklankan tersebut, oleh karena itu iklan ini harus dibuat sedemikian rupa sehingga menarik perhatian para pembacanya.
2. Promosi penjualan (Sales Promotion)
Promosi Penjualan merupakan promosi yang digunakan untuk meningkatkan penjualan melalui potongan harga atau hadiah pada waktu tertentu terhadap barang-barang tertentu pula.
3. Publisitas (Publicity)
Publisitas merupakan promosi yang dilakukan untuk meningkatkan citra Rumah Zakat di depan para calon muzakki atau muzakki nya melalui kegiatan sponsorship terhadap suatu kegiatan amal atau sosial atau olah raga.
4. Penjualan pribadi (Personal Selling)
Penjualan Pribadi merupakan promosi yang dilakukan melalui pribadi- pribadi karyawan Rumah Zakat dalam melayani serta ikut mempengaruhi muzakki.
2.1.7.3 Promosi Yang Dilakukan Bank Syariah di Kota Padangsidimpuan Di Kota Padangsidimpuan terdapat 4 Bank Syariah, yaitu terdiri dari Unit Usaha Syariah yang terdiri atas Bank Sumut Syariah dan Bank Permata Syariah.
Dan Kantor Cabang Bank Syariah yang terdiri atas Bank Muamalat Indonesia dan Mandiri Syariah, berikut adala promosi-promosi yang dilakukan oleh Bank Syariah yang ada di Kota Padangsidimpuan.
1. Bank Sumut Syariah
a. Nasabah Prioritas, Bank Sumut Syariah menawarkan promosi bekerja sama dengan beberapa merchant, seperti :
1) Bengkel Sehat, diskon yang diberikan untuk pelayanan jasa sebesar 20%.
2) Besar Kaca Film, diskon untuk segala produk sebesar 10%.
3) Hotel Sinabung Hills, potongan harga untuk hari kerja sebesar 50%
dan untuk hari libur sebesar 40%.
4) Hotel Syariah Grand Jamee, potongan harga sebesar 50%.
5) Klinik Syifa, potongan harga sebesar 15%.
6) Shasmira, potongan harga sebesar 20% dengan minimal pembelian Rp. 200.000.
7) Etalase, potongan harga sebesar 25% untuk segala prodak.
8) RM Hj. Uni Emi, potongan harga sebesar 10% dengan minimum pembelian Rp. 100.000.
9) Restoran JM Bariani House, potongan harga sebesar 10% dengan minimal pembelian Rp. 100.000.
10) Restoran Resep Nenek Moyangku, potongan harga sebesar 15%
untuk segala jenis makanan.
11) Caffe Sosmed, potongan harga sebesar 15% untuk segala jenis makanan.
12) Bewe coffe Roasting, potongan harga sebesar 15% untuk semua jenis makanan.
13) Stop Wash Laundry, potongan harga sebesar 20%.
(banksumut.com/statis, 2018) 2. Bank Muamalat
a. Seluruh Nasabah Bank Muamalat
1) Bonus Pulsa XL Rp.50.000 untuk pengguna baru tabungan IB Muamalat.
2) Bonus Pulsa Indosat Rp.20.000 dengan pembelian pulsa Rp.150.000.
3) Potongan harga di Aero Travel.
4) E-Muamalat Berbagi Rezeki
- Hadiah Bulanan, Hadiah bulanan akan ditentukan setiap bulan selama 4 bulan untuk nasabah Bank Muamalat & nasabah bank lain yang memiliki poin tertinggi dengan minimal poin sebanyak 100 Poin (diberikan pada akhir periode program).
- Grand Prize
Grand Prize akan diberikan pada akhir periode program untuk nasabah Bank Muamalat dan nasabah bank lain. Ada total 40 buah voucher belanja @Rp1.000.000 untuk 10 orang pemenang setiap bulannya.
5) Esbe Hotel Belitung, potongan harga kamar dan penyewaan mobil.
6) Tarif Spesial Outgoing Remittance untuk Agen Travel Haji dan Umrah yang telah menjadi nasabah PT Bank Muamalat Indonesia, program yang diberikan khusus bagi nasabah agen travel Haji dan Umrah dalam transaksi pengiriman uang valuta asing ke mana saja ke luar negeri, dengan tarif yang kompetitif yaitu biaya remitansi flat sebesar USD32,00.
7) Potongan Harga di Mercure Ancol
8) Potongan Harga 50% di JungleLand Bogor 9) Prodia, potongan harga mulai dari 8% .
10) Patuna Tour and Travel, mendapat potongan harga.
11) Syafira, potongan harga sebesar 30%.
12) Zoya, potongan harga sebesar 20%.
13) Restoran Wings Stop, mendapat 2 caramel custard untuk tiap transaksi minimum Rp100.000.
14) GB Bistro, dapatkan 1 potong kue atau 2 scoop gelato untuk transaksi minimal Rp.250.000 .
15) Carl’s Jr, dapatkan Onion Rings untuk tiap transaksi minimum Rp100.000
16) Baso Malang Karapitan, Dapatkan potongan Rp25.000 untuk transaksi minimal Rp100.000.
17) Promo Mingguan Beli 1 Dapatkan 1 Tiket CGV Cinema Harga 18) Khusus di Hotel Four Points Makassar
19) Program Tabungan iB Muamalat Rencana Berhadiah
20) The Jungle Sentul Bogor Water Park, Harga Khusus jika bertransaksi dengan Kartu Debit Shar-e Muamalat
21) RS. Columbia Asia Pulomas, Potongan harga b. Nasabah Pririoritas
1) Parkway Hospital – Singapura, potongan harga untuk beberapa pengobatan dan perawatan.
2) Nikmati Layanan Bebas Biaya Banua Airport Lounge
3) Promo Potongan Harga Layanan Vista Education Indonesia (bankmuamalat.co.id, 2018)
3. Bank Mandiri Syariah
a. Nasabah baru (fresh fund) dan existing (top up dana)
1) BSM Pesta Hadiah, Penempatan dana di tabungan atau giro dan diblokir, nasabah menerima hadiah langsung.
b. Nasabah Prioritas
1) Membantu keuangan perencanaan keluarga 2) Membatu konsultasi waris
3) Layanan Airport Executive Loungage di seluruh Indonesia 4) Layana kemudahan membayar zakat dan infaq
5) Membantu pelayanan haji dan umrah (www.syariahmandiri.co.id, 2018) 4. Bank Permata Syariah
1) Tidak ada pengenaan biaya administrasi
2) Tidak dikenakan biaya administrasi dengan melakukan transaks transfer ke bank lain, dengan minimal saldo tabungan RP.5000.000 (Fadly, 2018).
2.1.5 Minat Nasabah 2.1.5.1 Pengertian Minat
Minat menurut Assauri (2011: 141) merupakan keinginan yang timbul dari diri sendiri tanpa ada paksaan dari orang lain untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Minat adalah rasa suka (senang) dan rasa tertarik pada suatu objek atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh atau biasanya ada kencenderungan untuk mencari objek yang disenangi tersebut. Minat lebih dikenal sebagai keputusan pemakaian atau pembelian jasa/produk tertentu. Keputusan pembelian merupakan suatu proses pengambilan keputusan atas pembelian yang mencakup penentuan apa yang akan dibeli atau tidak melakukan pembelian dan keputusan tersebut
diperoleh dari kegiatan-kegiatan sebelumnya yaitu kebutuhan dan dana yang dimiliki.
Sedangkan minat menurut Witherington dalam Rahmanto (2011: 11) berpendapat bahwa minat adalah kesadaran seseorang pada sesuatu, suatu soal atau situasi yang bersangkut paut dengan dirinya. Tanpa kesadaran seseorang pada suatu objek, maka individu tidak akan pernah mempunyai minat terhadap sesuatu.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa minat adalah kecenderungan hati untuk memilih atau memakai suatu produk.
2.1.5.2 Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Minat Masyarakat Menabung
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap minat masyarakat menabung menurut Ali (2008) yaitu:
1. Pengetahuan
Pengetahuan masyarakat adalah semua informasi yang dimilik masyarakat mengenai berbagai macam produk dan jasa perbankan syariah, serta pengetahuan lainnya yang terkait dengan bank syariah. Sosialisasi sangat penting untuk memberikan pengetahuan kepada msyarakat tentang kelebihan dan keungulan bank syariah. Sosialisasi ini harus melibatkan pemerintah dan semua kalangan masyarakat untuk memperkenalkan bank syariah kepada masyarakat.
2. Pelayanan
Istialah layanan dapat dipresepsikan berbeda-beda dalam konteks yang berlainan. Setidaknya konsep jasa mengacu pada beberapa lingkup definisi utama:
industri, output atau penawaran, proses dan sistem kendati keanekaragaman
perspektif ini bisa menimbulkan kerancuan, implikasi strateginya adalah bahwa komponen jasa atau layanan memainkan peran strategis dalam setiap bisnis. Dunia perbankan senantiasa tidak terlepas pada masalah persaingan baik, itu masalah rate/margin maupun masalah pelayanan. Dari hasil survey langsung membuktikan bahwa kualitas dari pelayanan merupakan hal yang paling dipertimbangkan masyarakat dalam memilih bergabung dengan suatu bank, sehingga sangat perlu melakukan pelayanan yang sebaik mungkin kepada nasabah agar banyak masyarakat yang mau bertransaksi.
Penilaian nasabah terhadap jasa perbankan berkaitan dengan tingkat subjektivitas, aspirasi, emosi kepuasan, keengganan dan suasana hati. Setidaknya ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan oleh bank yang mampu mengarahkan operasional bank pada kualitas layanan jasa yang baik. Diantaranya yang paling penting adalah akses. Akses ini berhubungan dengan letak bank yang strategis, pasar sasaran, serta kemampuan yang mampu memberikan pelayanan yang cepat.
3. Lokasi
Menentukan lokasi merupakan keputusan penting dalam bisnis yang bertujuan untuk membujuk pelanggan agar datang ke tempat tersebut dengan dalam pemenuhan kebutuhannya. Lokasi mempunyai fungsi yang strategis karena dapat ikut menentukan tercapainya tujuan badan usaha. Lokasi yang tepat dalam mendirikan suatu usaha adalah salah satu hal yang sangat menentukan keuntungan bagi perusahaan, pengusaha akan selalu mencari lokasi yang strategis, yang mudah dilihat dan dijangkau oleh konsumen. Lokasi yang tepat adalah di tempat dengan potensi pasar yang besar.
4. Produk
Produk ialah seperangkat atribut baik berwujud, termasuk didalamnya masalah warna, harga, nama baik pabrik, nama baik toko yang menjual, dan pelayanan pabrik serta pelayana penjual, yang diterima oleh pembeli guna memuaskan keinginannya.
Apabila seseorang membutuhkan produk, terbayang terlebih dahulu manfaat produk, setelah itu baru mempertimbangkan faktor-faktor lain diluar manfaat.
Adapun terkait dengan produk bank syariah sebagi produk jasa tentu sangat tergantung pula pada kualitas dan keragaman produk yang dibutuhkan konsumen untuk memberikan kepuasan kepada konsumen sehingga mampu menarik minat masyarakat/nasabah untuk menggunkan jasa bank syariah.
2.2 Penelitian Terdahulu
Untuk memperkuat penelitian ini, maka peneliti mengambil penelitian terdahulu yang berhubungan dengan pengaruh bagi hasil dan promosi terhadap minat nasabah. Adapun penelitian terdahulu yang dimuat oleh peneliti dalam penelitian ini sebagai berikut:
Eris Tri Kurniwati (2012) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Pengaruh Profitabilitas Sistem Bagi Hasil dan Kulitas Layanan Bank Terhadap Minat Nasabah Berinvestasi (Studi Kasus Bank Muamalat Cabang Malang).
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, penarikan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian adalah menggunakan gabungan antara metode kualitatif dan kuantitatif dimana metode kualitatif digunakan untuk proses analisa
didasarkan pada analisis deskripif berdasarkan kuesioner. Sementara metode kuantitatif menggunakan uji regresi berganda dengan alat bantu statistik yaitu menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solutions) dan untuk data kualitatif yang dikuantitatifkan menggunakan skala likert dengan skala yang dimulai dari 1 yaitu sangat tidak setuju dan 5 yang berarti sangat setuju.
Hasil penelitian ini adalah variabel bagi hasil dan layanan bank berpengaruh positif signifikan terhadap minat nasabah untuk berinvestasi di Bank Muamalat Cabang Malang.
Wirda Yani Wahab (2016) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Tingkat Bagi Hasil Terhadap Minat Menabung di Bank Syariah. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuasalitas dengan pendekatan kuantitatif, teknik analisis penelitian ini adalah dengan analisis linier berganda dan alat analisis data menggunakan perangkat lunak Statistic Package for Social Sciences (SPSS) .Hasil penelitian ini mengasilkan variabel tingkat bagi hasil mempunyai tingkat pengaruh signifikan terhadap variabel minat menabung nasabah.
Sri Wahyuni (2017) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Persepsi Kualitas Pelayanan Dan Bagi Hasil Terhadap Minat Masyarakat Menjadi Nasabah Bank Syariah. Penelitian ini menggunakan metode penelitian pendeketan kuantitatif dengan teknik pengambilan sampelnya adalah purposive sampling dan teknik analisis data menggunakan teknik regresi linier berganda. Hasil dari penelitian ini adalah variabel kualitas pelayanan dan bagi hasil secara berpengaruh signifikan terhadap variabel minat menabung nasabah.
2.3 Kerangka Konseptual Penelitian
Kerangka pikir merupakan sintesa dari serangkain teori yang tertuang dalam kerangka teori, yang pada dasarnya merupakan gambaran sistematis dari kinerja teori dalam memberikan solusi atau alternatif dari serangkain teori yang diterpakan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji permasalahan tentang minat nasabah Pasar Raya Sangkumpal Bonang Kota Padangsidimpuan menjadi nasabah bank syariah. Minat adalah kecenderungan hati terhadap dua pilihan alternatif atau lebih. Dengan kata lain, pilihan alternatif harus bersedia bagi seseorang ketika menentukan minat. Terdapat beberapa sudut pandang yang mempengaruhi konsumen dalam menganalisis penentuan minat. Faktor-faktor tersebut dapat diketahui bahwa permasalahan-permasalahan yang dimaksud adalah permasalahan yang berkaitan dengan variabel minat menjadi nasabah dengan indikator variabel bagi hasil dan promosi.
Berdasarkan tinjuan teoritis dan penelitian terdahulu seperti yang dijelaskan di atas, maka kerangka konseptual penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 1.Tingkat
Bagi Hasil Minat
Menabung 2. Promosi
2.4 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari permasalahan yang menjadi objek penelitian dimana kebenarannya perlu diuji. Berdasarkan perumusan masalah diatas maka hipotesis yang dibuat penulis pada penelitian ini adalah:
1. Tingkat Bagi hasil memiliki hubungan yang positif terhadap minat pedagang Pasar Raya Sangkumpal Bonang dalam memilih Bank Syariah di Kota Padangsidimpaun.
2. Promosi memiliki hubungan yang positif terhadap minat pedagang Pasar Raya Sangkumpal Bonang dalam memilih Bank Syariah di Kota Padangsidimpuan.
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskrpitif kuantitatif, yaitu: desain penelitian yang diarahkan untuk bisa memaparkan berbagai temuan dengan dukungan statistik, penelitian berdasarkan hasil kuesioner penelitian. (Purwanto, 2003).
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Pasar Raya Sangkumpal Bonang Kota Padangsidimpuan, yang beralamat di Jalan P. Lumumba No. 24B Kota Padangsidimpuan. Waktu penelitian dilakukan mulai bulan Juli 2018 sampai dengan selesai.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi
Populasi menurut Sugiono (2016) adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek, transaksi, atau kejadian dimana kita tertaik untuk mempelajarinya atau menjadi objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Pedagang Pasar Raya Sangkumpal Bonang Kota Padangsidimpuan yang berjumlah 742 pedagang yang diperoleh dari kantor pasar Raya Sangkumpal Bonang.
3.3.2 Sampel
Sampel menurut Sugiono (2016) adalah bagian atau wakil populasi yang diteliti. Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan menetapkan kriteria tertentu
dalam menetukan responden, adapun kriteria responden dalam penelitian ini adalah pedagang yang sudah menggunakan jasa atau produk dari Bank Syariah.
Penentuan jumlah sampel juga dikemukakan oleh Slovin (Kurniawan, 2016) menggunakan rumus sebagai berikut:
= 1 + Keterangan:
n = Banyaknya unit sample N = Banyaknya Populasi
Berdasarkan rumus di atas, maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah
= 742
1 + 742 ( 0,1 )
= 742
1 + 742 (0,01)
= 742
1 + 7,42
= 742 8,42
= 88,12 dibulatkan menjadi 88 sampel.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam analisis perlu dilakukan suatu instrumen penelitian. Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
3.4.1 Kuesioner
Kuesioner menurut Sugiyono (2008:199) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.
Skala yang digunakan adalah skala likert. Skala likert adalah skala yang berisi lima tingkat jawaban yang merupakan skala jenis ordinal. Dimana skala likert ini merupakan cara yang paling sering digunakan dalam menentukan skor. Angket ini menggunakan skala likert yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.1 Skala Likert
Kategori Bobot
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Kurang Setuju 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
3.4.2 Dokumentasi
Dokumentasi Menurut Arikunto (2006:158) adalah mencari dan mengumpulkan data melalui pengamatan dari sumber-sumber tertulis. Teknik dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya.
3.5 Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalah pahaman istilah yang di gunakan maka peneliti membuat operasional variabel sebagai berikut:
1. Tingkat Bagi Hasil adalah pembagian hasil dari bagai hasil atau keuntungan yang diterima bank syariah yang akan di bagikan kepada
nasabah yang memilki tabungan di bank syariah berdasarkan syariah Islam.
2. Promosi adalah strategi atau usaha-usaha yang dilakukan oleh bank syariah untuk memperkenalkan produk mereka kepada masyarakat untuk menarik dan mempertahankan nasabah.
3. Minat adalah keinginan atau kecenderungan hati nasabah untuk menabung di bank syariah.
3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dan uji reabilitas merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. Uji validitas dan reabilitas digunakan untuk kuisioner yang menggunakan skala likert.
Uji validitas dilakukan untuk menguji apakah kuesioner layak digunakan sebagai instrumen penelitian. Instrumen yang valid merupakan alat ukur yang digunakan untuk menyatakan data itu valid (Sugiono, 2005: 109).
Untuk menguji validitas digunakan pendekatan korelasi yaitu dengan cara mengkorelasikan antara skor butir pertanyaan dengan skor totalnya. Bila nilai korelasinya positif maka butir pertanyaan tersebut dinyatakan valid.
Rumus:
rxy= ∑ ∑ . ∑
√[ ∑ (∑ ) ][ ∑ –(∑ ) ]
Keterangan:
rxy= Koefisien Korelasi
N = Jumlah responden atau sampel X = Jumlah jawaban variabel x
Y = Jumlah jawaban variabel y Kriteria pengambilan keputusan adalah :
1. Jika r hitung > r tabel, maka pertanyaantersebut dinyatakan valid.
2. Jika r hitung < r tabel, maka pertanyaan tersebut tidak dinyatakan valid.
Uji reabilitas merupakan uji untuk mengukur tingkat kehandalan suatu instrument penelitian. Instrumen yang reliabel berarti instrumen yang digunakan beberapa kali dengan waktu yang berbeda mempunyai hasil yang konsisten.
Butir pertanyaan yang dinyatakan valid akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:
1. Jika r positif > r tabel, maka pertanyaan reliabel.
2. Jika r negatif atau < r tabel , maka pertanyaan tidak reliabel.
Dalam penelitian ini, uji reabilitas dilakukan dengan menggunakan teknik Formula Alpha Cronbach sebagai berikut: = [ ]. 1 – ∑
Keterangan:
α = koefisien reliabilitas alpha k = jumlah item
Sj = varians responden untuk item I Sx = jumlah varians skor total 3.7 Rank Spearman Test
Metode yang dipakai dalam menganalisis data penelitian bersifat korelasi (hubungan) maka dapat di analisa dengan analisa non parametrik menggunakan Rank Spearman Test yaitu sebuah ukuran hubungan antara dua variabel, dengan menggunakan perangkat lunak Statistic Package for Social Sciences (SPSS).
Rumus Rank Spearman Test : = 1 − (∑ ) Dimana :
d = perbedaan antara rangking n = jumlah sampel
Setelah itu memberi interprestasi terhadap ρ, interprestasi sederhana dengan cara membandingkan dengan tabel r Ho. Dari tabel dapat dilihat bahwa n pada taraf kesalahan 5%. Jika r hitung lebih besar dari r tabel baik pada 5%, maka hal ini berarti terdapat hubungan antarx dan y. Selanjutnya dari hasil perhitungan tersebut kemudian dilihat keertannya dengan ρ hitung dan ρ tabel. ρ tabel dapat dilihat pada Tabel J (Tabel Uji Rank Spearman) yang memuat ρ tabel, pada berbagai n dan tingkat kemaknaan α, kekuatan korelasi ρ hitung, dan arah Korelasi ρ hitung dengan ketentuan sebagai berikut.
Tabel 3.2
Kriteria Terima dan Tolak Hipotesis
No Parameter Nilai Interprestasi
1. ρ hitung dan ρ tabel. ρ tabel dapat dilihat pada Tabel J (Tabel Uji Rank Spearman) yang memuat ρtabel, pada berbagai n dan tingkat kemaknaan α
ρ hitung ≥ ρ tabel
Ho dittolak Ha diterima
ρ hitung < ρ table
Ho diterima Ha ditolak
2. Kekuatan korelasi ρhitung 0.000-0.199 Sangat Lemah 0.200-0.399 Lemah
0.400-0.599 Sedang 0.600-0.799 Kuat
0.800-1.000 Sangat Kuat
3. Arah Korelasi ρhitung + (positif) Searah, semakin besar nilai xi semakin besar pula nilai yi
- (negatif) Berlawanan arah, semakin besar nilai xi semakin kecil nilai yi, dan sebaliknya
Sumber: Khatib A. Latief
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pertumbuhan Perekonomian Kota Padangsidimpuan
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari keberhasilan pembangunan yang dilaksanakan, khususnya dalam bidang ekonomi. Untuk melihat fluktuasi pertumbuhan ekonomi tersebut secara riil dari tahun ke tahun disajikan melalui PDRB atas dasar harga konstan menurut lapangan usaha secara berkala. Pertumbuhan yang positif menunjukkan adanya peningkatan perekonomian, sebaliknya apabila negatif menunjukkan penurunan perekonomian suatu daerah.
Kinerja perekonomian Padangsidimpuan pada tahun 2016 yang digambarkan oleh PDRB atas dasar harga konstan 2010, mengalami pertumbuhan sebesar 5,29 persen. Pertumbuhan tersebut mengalami sedikit akselarasi apabila dibandingkan tahun 2015 yang tumbuh sebesar 5,08 persen. Pertumbuhan kinerja perekonomian tahun 2016 ini juga didukung oleh pertumbuhan positif pada semua lapangan usaha ekonomi. Lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum merupakan lapangan usaha yang berhasil mencapai pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 8,74 persen dibanding dengan lapangan usaha perekonomian lainnya, disusul oleh lapangan usaha informasi dan komunikasi sebesar 8,72 persen, lapangan usaha jasa kesehatan dan kegiatan sosial 8,23 persen; lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor 7,35 persen;
lapangan usaha jasa lainnya 7,32 persen; lapangan usaha pengadaan air, lapangan usaha pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang 6,78 persen; lapangan usaha transportasi dan pergudangan 6,67 persen; lapangan usaha pengadaan listrik dan
gas 6,60 persen; serta lapangan usaha jasa perusahaan 6,52 persen; dan lapangan usaha real estate 6,43 persen. Sedangkan 7 (tujuh) lapangan usaha lainnya hanya tumbuh dibawah 6 persen (BPS, 2017).
4.2 Perkembangan Perbankan Syariah Di Kota Padangsidimpuan
Kota Padangsidimpuan adalah sebuah kota di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Dahulunya kota ini merupakan bagian dari Kabupaten Tapanuli Selatan yang berstatus Kota Administratif di bawah tanggung jawab Bupati Tapanuli Selatan. Namun sejak tanggal 21 Juni 2001, kota ini berdiri sendiri sebagai Kota Padangsidimpuan dengan jumlah penduduk 212.917 jiwa (BPS,2016).
Keberadaan penduduk di wilayah Kota Padangsidimpuan bersifat heterogen dimana terdiri dari suku dan agama yang berbeda. Keadaan ini mengakibatkan dibutuhkannya kerja keras yang ekstra dalam pendirian Bank Syraiah di Kota Padangsidimpuan. Berdirinya perbankan dengan berbasis syariah haruslah dapat berdiri di tengah-tengah masyarakat kota Padangsidimpuan, mengingat masyarakat kota Padangsidimpuan yang mayoritas menganut agama Islam.
Perkembangan bank syariah cukup signifikan di dalam mendorong pembangunan di Kota Padangsidimpuan di mana saat ini ada 4 bank syariah yang beroperasi yaitu Bank Syariah Mandiri, Bank Sumut Syariah, Bank Muamalat, dan Bank Permata Syariah. Saat ini dengan adanya layanan perbankan syariah di Kota Padangsidimpuan dengan pihak ke dua beberapa pengusaha menengah atau pedagang melakukan pembangunan dan pengelolaan di Pasar Raya Sangkumpal Bonang yaitu pusat perdagangan modern yang berdiri di pusat Kota Padangsidimpuan. Sebagai perimbangan dengan layanan yang sama juga
melakukan rehabilitasi pembangunan dan pengelolaan pasar tradisionil terbesar yang berada di pusat kota di mana selama ini masyarakat atau para pedagang jual beli (wordpress, 2009).
Berikut Total Aset Gross, Total Pembiayaan, Dana Pihak Ketiga, FDR Bank Umum Syariah di Kota Padangsdimpuan, dalam dilihat pada table berikut :
Tabel 4.1
Perkembangan Total Aset Gross, Total Pembiayaan, Dana Pihak Ketiga, FDR Bank Umum Syariah di Kota Padangsdimpuan
Kota Aset
Sebelum Set Off
Pembiayaan Dana Pihak Ketiga
FDR
Padangsidimpuan 818 612 627 97,54%
Sumber : OJK, 2017
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa total asset keseluruhan yang dimiliki BUS sebesar Rp. 818.000.000.000. Total pembiayaan yang disalurkan kepada nasabah sebesar Rp. 612.000.000.000. Total dana pihak ketiga yang dikumpulkan sebesar Rp. 627.000.000.000. Jika dilihat dari total asset keseluruhan asset dengan total pembiayaan yang disalurkan, maka dapat disimpulkan bahwa BUS di Kota Padangsidimpuan berkembang dengan baik dan berada dalam kategori BUS yang sehat dengan nilai FDR sebesar 97,54%.
4.3 Karakteristik Responden
Untuk mendapatkan gambaran tentang karakteristik responden yang berdagang di sekitar pasar Sangkumpal Bonang kota Padangsidimpuan dilakukan pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Setelah dilakukan analisa di dapat gambaran tentang karakteristik responden dan distribusinya dalam tabel- tabel berikut ini.
4.3.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Distribusi responden berdasarkan usia responden yang berdagang di pasar Sangkumpal Bonang kota Padangsidimpuan dapat dilihat pada table 4.2:
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
No. Usia Frekuensi
1. 18 Tahun 0
2. 19-30 Tahun 35
3. 31-60 Tahun 53
Total 88
Sumber : Hasil Penelitian, 2018 (Data Diolah)
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa usia responden yang berdagang di Sangkumpal Bonang kota Padangsidimpuan mayoritas berusia 30-60 tahun, yaitu sebanyak 53 pedagang.
Gambar 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Umur 4.3.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Distribusi responden berdasarkan usia responden yang berdagang di pasar Sangkumpal Bonang kota Padangsidimpuan dapat dilihat pada table 4.3:
0 10 20 30 40 50 60
18 Tahun 19-30 Tahun 30-60 Tahun frekuensi