• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN KADAR KREATININ PADA MASYARAKAT YANG MENGKONSUMSI AIR SUMUR DI DAERAH GUNUNG KAPUR (Studi Di Dusun Blumbang Desa Dradahblumbang Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan) PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "GAMBARAN KADAR KREATININ PADA MASYARAKAT YANG MENGKONSUMSI AIR SUMUR DI DAERAH GUNUNG KAPUR (Studi Di Dusun Blumbang Desa Dradahblumbang Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan) PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN KADAR KREATININ PADA MASYARAKAT

YANG MENGKONSUMSI AIR SUMUR DI DAERAH

GUNUNG KAPUR

(Studi Di Dusun Blumbang Desa Dradahblumbang Kecamatan

Kedungpring Kabupaten Lamongan)

PROPOSAL

KARYA TULIS ILMIAH

FIRA YULIANA

151310058

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIA

JOMBANG

(2)

ii

GAMBARAN KADAR KREATININ PADA MASYARAKAT

YANG MENGKONSUMSI AIR SUMUR DI DAERAH

GUNUNG KAPUR

(Studi di Dusun Blumbang Desa Dradahblumbang Kecamatan

Kedungpring Kabupaten Lamongan)

PROPOSAL

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan dalam rangka memenuhi persyaratan menyelesaikan Studi Diploma III Analis Kesehatan

pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang

FIRA YULIANA

15.131.0058

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

(3)
(4)
(5)

v

Gambaran Kadar Kreatinin Pada Masyarakat Yang

Mengkonsumsi Air Sumur Di Daerah Gunung Kapur Di

Dusun Blumbang Desa Dradahblumbang Kecamatan

Kedungpring Kabupaten Lamongan

ABSTRAK

Oleh : Fira Yuliana

Air merupakan kebutuhan pokok bagi manusia seperti diminum. Masyarakat di Dusun Blumbang Desa Dradahblumbang Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan memiliki kebiasaan mengkonsumsi air sumur di daerah gunung kapur. Wilayah tersebut mempunyai sumber air salah satunya sumur gali di sekitar gunung kapur yang mengandung zat kapur (Ca2+ dan Mg2+) yang cukup tinggi

sehingga air tersebut menjadi sadah. Penggunaan air sadah secara terus menerus dapat menimbulkan berbagai macam persoalan terhadap kesehatan seperti penyakit gangguan fungsi ginjal. Untuk mengetahui kondisi ginjal maka harus dilakukan pemeriksaan tes fungsi ginjal yaitu pemeriksaan kreatinin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa gambaran kadar kreatinin darah pada masyarakat yang mengkonsumsi air sumur di daerah gunung kapur. Penelitian ini bersifat deskriptif. Populasi berjumlah 25 orang pada masyarakat yang mengkonsumsi air sumur di daerah gunung kapur. Teknik

sampling menggunakan purposive sampling sejumlah 20 orang. Pengumpulan

data dilakukan dengan dua cara yaitu pemeriksaan kadar kreatinin serum di laboratorium dan menggunakan kuesioner. Variabel pada penelitian ini adalah kadar kreatinin

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil 6(30%) masyarakat yang mengkonsumsi air sumur di daerah gunung kapur yang memiliki kadar kreatinin abnormal dan hampir sebagian besar 14(70%) yang memiliki kadar kreatinin normal.

Kesimpulan dari penelitian ini bahwa hanya sebagian kecil masyarakat yang mengkonsumsi air sumur di daerah gunung kapur yang memiliki kadar kreatinin abnormal. Sehingga diharapkan masyarakat yang mengkonsumsi air sumur di

daerah gunung kapur menggunakan “ Resin Kation Sashet” yang berfungsi

sebagai penukar ion untuk menurunkan kesadahan air sumur dalam upaya memperbaiki kualitas air untuk dikonsumsi.

(6)

vi

Description Of Creatinine Levels In People Who Consume

Well Water At Kapur Mountain Blumbang Halmet In

Dradahblumbang Village Kedungpring District Regency Of

Lamongan

ABSTRACT

By: Fira Yuliana

Water is a basic requirement for humans like drinking. The people in Blumbang Hatmet Dradahblumbang Village Kedungring District Regency of Lamongan has a habit of consuming well water at kapur mountain. The area has a water source, one of which is a dug well around the kapur mountain which contains lime (Ca2+ and Mg2+) that is high enough so that, the water becomes

hard. Continuous usng of hrd water can cause some various health problems such as kidney function disorders. To find out the condition of the kidney, then the kidney function test must be examined namely creatinine examination. The purpose of the researching is for analyzing description of blood creatinine levels in the community who consume well water in the area of kapur mountain Blumbang Halmet In Dradahblumbang Village Kedungpring District Regency of Lamongan.

The research is descriptive. The population are 20 people who consume well water on kapur mountain. The sampling technique used purposive sampling of 20 people. Data collection was carried out in two ways, namely checking serum creatinine levels in the laboratory and used a questionnaire. The variables in this study are creatinine levels.

Based on the results of this study indicated that only a small part 6(30%)of the community, who consumed well water in the area of kapur mountain which have abnormal creatinine levels and most 14(70%) have normal creatinine levels. The conclusion of this study that only a small part of the community who consumed well water in the area of kapur mountain which have creatinine abnormal levels. So it is expected that the community consumes well water in

kapur mountain used “Resin Katon Sashet” which functions. As an ion exchange

to reduce awareness of well water in an effort to improve the quality of water for consumption.

(7)
(8)
(9)
(10)

x

MOTTO :

“Dan Allah tidak menjadikannya (pemberian bala bantuan itu) melainkan sebagai kabar gembira bagi (kemenangan) mu dan agar hatimu tenang karenanya. Dan tidak ada kemenangan itu, selain dari Allah yang Maha

Perkasa, Maha Bijaksana”

(Al Imran, 3 : 126)

(11)

xi

PERSEMBAHAN

Alhamdullilah puji syukur atas segala Rahmad-Mu Ya Allah SWT, Engkau berikan kemudahan dan jalan dalam langkah dan hidup ini serta dalam

menyelesaikan tugas akhir.

Saya persembahkan karya tulis ini untuk Keluarga (ibu, Adik dan Mz) yang tak

pernah lelah untuk memberikan motivasi, dukungan, semangat serta senantiasa melantunkan do’a yang tulus untuk mengiringi setiap langkah

dalam menuntut ilmu.

Kepada Bapak/Ibu dosen yang selalu memberikan motivasi/dukungan dan ilmu

yang tidak ternilai tentu sangat berharga untuk bekalku nanti hingga sekarang ini saya dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

Untuk Semua teman & Sahabat-Sahabat saya seangkatan yang tidak bisa aku

(12)

xii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga Proposal karya tulis ilmiah ini berhasil terselesaikan. Proposal karya tulis ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan gelar Diploma III Analis Kesehatan STIKes ICMe Jombang yang berjudul “Gambaran

Kadar Kreatinin Pada Masyarakat Yang Mengkonsumsi Air Sumur Di Daerah Gunung Kapur”.

Untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini adalah suatau hal yang mustahil apabila penulis tidak mendapat bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada H. Imam Fathoni, S.KM., M.M selaku Ketua STIKes ICMe Jombang, Sri Sayekti, S.Si., M.Ked selaku Kaprodi D-III Analis Kesehatan dan dr Heri Wibowo M.Kes selaku penguji utama serta Evi Puspita Sari, S.ST., M.Imun, selaku pembimbing utama dan Ita Ismunanti, S.Si selaku pembimbing anggota proposal karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan, keluarga kecil saya yang selalu mendukung secara materil dan ketulusan do’anya sehingga penulis mampu menyelesaikan karya tulis ilmiah

ini dengan baik, serta teman-teman seperjuanganku yang selalu memberikan dukungannya.

Proposal karya tulis imiah jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu kritik dan saran yang dapat mengembangkan karya tulis ilmiah ini sangat penulis harapkan guna menambah pengetahuan dan manfaat bagi perkembangan ilmu kesehatan.

Jombang, 12 Mei 2018

(13)

xiii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ... viii

RIWAYAT HIDUP ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

(14)

xiv

2.2 Kreatinin ... 11

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian ... 19

4.2 Rancangan Penelitian ... 19

4.3 Kerangka Kerja (Frame Work) ... 19

4.4 Definisi Operasional Variabel ... 20

4.5 Populasi Penelitian, Sample dan Sampling ... 21

4.6 Instrumen Penelitian dan Cara Penelitian ... 23

4.7 Teknik Pengolahan dan Anallisa Data ... 26

4.8 Etika Penelitian ... 28

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil ... 30

5.2 Pembahasan ... 36

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 40

6.2 Saran ... 40 DAFTAR PUSTAKA

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Hal.

Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel ………. 21

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Responden.

Pada Masyarakat Yang Mengkonsumsi Air Sumur di Daerah Gunung kapur di Dusun Blumbang Desa Dradahblumbang

Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan………. 31

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Responden Pada

Masyarakat Yang Mengkonsumsi Air Sumur di Daerah Gunung kapur di Dusun Blumbang Desa Dradahblumbang

Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan………. 31

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Lama

Mengkonsumsi Air Sumur di Daerah Gunung Kapur di Dusun Blumbang Desa Dradahblumbang Kecamatan Kedungpring

Kabupaten Lamongan……….. 32

Tabel 5.4 Persentase Kategori Kadar Kreatinin Pada Masyarakat Yang

Mengkonsumsi Air Sumur di Daerah Gunung Kapur di Dusun Blumbang Desa Dradahblumbang Kecamatan Kedungpring

Kabupaten Lamongan……….. 33

Tabel 5.5 Tabulasi Silang Hasil Kadar Kreatinin Berdasarkan Jenis

Kelamin Pada Masyarakat Yang Mengkonsumsi Air Sumur Di Daerah Gunung Kapur Di Dusun Blumbang Desa Dradah

(16)

xvi

Tabel 5.6 Tabulasi Silang Hasil Kadar Kreatinin Berdasarkan Umur

Pada Masyarakat Yang Mengkonsumsi Air Sumur Di Daerah Gunung Kapur Di Dusun Blumbang Desa Dradah Blumbang Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan……… 34

Tabel 5.7 Tabulasi Silang Hasil Kadar Kreatinin Berdasarkan Lama

Mengkonsumsi Pada Masyarakat Yang Mengkonsumsi Air Sumur Di Daerah Gunung Kapur Di Dusun Blumbang Desa Dradah Blumbang Kecamatan Kedungpring

(17)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Hal.

(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Informed Concent

Lampiran 2 Kuesioner

Lampiran 3 Lembar Observasional (Hasil)

Lampiran 4 Lembar Hasil Pemeriksaan Kreatinin

Lampiran 5 SOP pemeriksaan kreatinin

Lampiran 6 Gambar Dokumentasi Penelitian

Lampiran 7 Surat Keterangan Penelitian

Lampiran 8 Lembar Konsultasi

(19)

xix

DAFTAR SINGKATAN

WHO : World Health Organization

UNICEF : United Nations Internasional Children’s Emergency

(20)

xx

NO3 : Nitrat

SO42 : Sulfat

CaCO3 : Kalsium Karbonat

MgCO3 : Magnesium Karbonat

CP : Kreatinin Fosfat

CK : Kreatinin Kinase

N : Nitrogen

COOH : Asam Amino

NH : Amino

OH : Hidroksida

Mg : Magnesium

Ca : Kalsium

(21)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air merupakan kebutuhan pokok yang utama bagi manusia dengan beberapa macam kegiatan rumah tangga seperti diminum, mandi dan lainnya. sehingga diperlukan air bersih yang memenuhi persyaratan kualitas air bersih dalam upaya memperbaiki baku mutu air untuk di konsumsi (Yunus, 2016). Dimana sudah diatur dalam Permenkes RI No. 416/Menkes/Per/XI/1990, tentang kualitas air bersih pada wilayah yang berbukit atau di daerah Gunung kapur menyebabkan kondisi sumber air bersih tercemar terutama pada sumur gali di sekitar Gunung kapur mengandung kapur, sehingga menyebabkan air menjadi sadah. Parameter untuk mengukur rendahnya kualitas air tanah yang diakibatkan oleh struktur bebatuan dan jenis tanah menggunakan parameter yaitu kesadahan, kadar maksimum kesadahan yang diatur di dalam Permenkes yaitu di atas sebesar 500 mg/L. Penggunaan air sadah yang berlebihan atau berulang dapat menimbulkan dampak yang merugikan bagi tubuh, salah satunya yaitu penyakit batu ginjal (Astrini, 2016).

(22)

2

Batu saluran kemih merupakan penyakit terbanyak di Indonesia setelah penyakit infeksi saluran kemih dan penyakit kelenjar prostate. Insiden dan prevalasi setiap negara bervariasi, tertinggi di kawasan Asia dan Afrika yaitu 4%-20%, penyakit diperkirakan menyerang 1,4 % dari jumlah penduduk Indonesia. Komponen batu saluran kemih 50% merupakan batu kalsium oksalat murni atau campuran lainnya dan 41% merupakan batu kalsium fosfat atau campuran lainnya. Komposisi mineral dalam air minum yang bersumber dari air permukaan (dataran tinggi ataupun rendah) didominasi oleh unsur kalsium urine dan supersaturasi (kristalisai kalsium oksalat) yang merupakan proses awal terjadinya batu saluran kemih (Dody, 2007).

Sumber air sumur di daerah gunung kapur yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari salah satunya untuk di konsumsi, memiliki kesadahan yang cukup tinggi yang terdiri dari kesadahan non karbonat yang disebabkan

oleh ion kalsium dan magnesium yang berasosiasi dengan ion SO42+, Cl- dan

NO3- dan kesadahan sementara atau kesadahan karbonat yang disebabkan

oleh ion kalsium dan magnesium yang berasosiasi dengan ion CO32- dan

HCO3-3 (Astrini, 2016). Sehingga apabila dikonsumsi dalam jangka panjang

(23)

3

Berdasarkan permasalahan di atas bahwa masyarakat di Dusun Blumbang di Desa Dradahblumbang di Kecamatan Kedungpring di Kabupaten Lamongan banyak yang mengkonsumsi air sumur di daerah Gunung kapur dimana air sumur tersebut mengandung kesadahan yang disebabkan oleh adanya ion-ion (kation) logam valensi misalnya unsur kalsium, unsur magnesium, zat besi dan mangan hal tersebut merupakan kesadahan. Jika air tersebut dikonsumsi dalam waktu yang cukup lama akan memicu adanya gangguan fungsi ginjal misalnya penyakit batu saluran kemih. sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai gambaran kadar kreatinin darah pada masyarakat di Dusun Blumbung Desa Dradahblumbang Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan yang memanfaatkan air sumur di daerah Gunung kapur untuk dikonsumsi.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana gambaran kadar kreatinin darah pada masyarakat yang mengkonsumsi air sumur di daerah Gunung kapur di dusun Blumbung desa Dradahblumbang kecamatan Kedungpring kabupaten Lamongan ?

1.3 Tujuan Masalah

Menganalisa gambaran kadar kreatinin darah pada masyarakat yang mengkonsumsi air sumur di daerah Gunung kapur di dusun Blumbang desa Dradahblumbang kecamatan Kedungpring kabupaten Lamongan.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat teoritis

(24)

4

1.4.2 Manfaat praktis

(25)

5

merupakan satu molekul air yang tersusun atas dua atom hydrogen (H) dan oksigen (O). Pada suatu kondisi yang standart, air memiliki sifat yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa. Zat kimia di dalam air merupakan suatu pelarut yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam, gula, asam, dan beberapa jenis gas serta macam-macam molekul organik (Kodotie, 2008). Air juga merupakan zat atau materi serta unsur yang paling penting bagi makhluk hidup di muka bumi, air hampir 71% menutupi permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (300 juta mil3)

yang tersedia dibumi. Air sebagian besar terdapat dilaut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (dikutup dan puncak-puncak gunung) akan tetapi juga hadir sebagai awan, hujan, sungai, uap air dan lautan es (Bobihu, 2012).

(26)

6

2.1.2 Air Sumur

Air sumur adalah air permukaan tanah atau air tanah dangkal, air tersebut didapatkan dengan cara menggali tanah sehingga akan terbentuk sebuah sumur dan pada umumnya memiliki kedalaman lebih dari 15 m. Air sumur juga salah satu air yang sangat bermanfaat untuk kebutuhan sehari-hari bagi masyarakat seperti diminum, dimasak, untuk keperluan mandi dan juga banyak diperlukan dalam bidang pertanian, peternakan serta keperluan pelayaran (Astrini, 2016). Air sumur merupakan air tanah dangkal dengan kedalaman kurang dari 30 meter, air sumur umumnya pada kedalaman 15 meter dan dinamakan juga sebagai air tanah bebas karena lapisan air tanah tersebut tidak berada di dalam tekanan. Parameter kimia yang meliputi kimia organik dan kimia anorganik yang mengandung logam seperti Fe, Cu, Ca dan

lain-lain (Yusuf, 2011). Air juga harus memiliki persyaratan khusus agar air

yang dikonsumsi tidak akan menimbulkan penyakit bagi manusia.

2.1.3Jenis-Jenis Air Sumur

a) Sumur Gali (sumur dangkal)

(27)

7

b) Sumur Bor (sumur dalam)

Sumur bor dilakukan dengan cara pengeboran, lapisan tanah yang lebih dalam maupun lapisan tanah yang jauh dari tanah permukaan dapat dicapai sehingga sedikit terjadinya kontaminasi. Umumnya air ini bebas dari adanya mikrobiologi, air tanah ini dapat diambil dengan cara memompa dengan tangan atau memompa dengan menggunakan mesin. Susunan unsur-unsur kimia tergantung pada lapisan-lapisan tanah yang dilalui, jika melalui tanah kapur, maka air akan menjadi sadah dimana didalamnya mengandung kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg). (Wati, 2016). Banyaknya pemakaian air tergantung pada setiap individu yang dilakukan setiap harinya. Rata-rata pemakaian air di indonesia 5 liter untuk air minum 5 liter untuk air masak, 15 liter untuk mencuci, 30 liter untuk mandi dan 45 liter digunakan untuk jamban (Trmurti, 2016).

2.1.4Karakteristik Air

Menurut Effendi (2003 : 1), dibawah ini merupakan karakteristik air yang tidak dimiliki oleh senyawa kimia lainnya. Karakteristik tersebut yaitu :

a) Suhu yang sesuai, yakni 0º C (30º F) - 100º C

b) Perubahan suhu air berlangsung lambat sehingga air memiliki sifat sebagai penyimpan panas yang sangat baik.

c) Air merupakan proses perubahan air menjadi uap air. d) Air suatu pelarut yang baik

e) Air memiliki tegangan permukaan yang tinggi

(28)

8

kehidupan manusia. Yang terdapat didalam tubuh 60%-70% air dari seluruh berat badan, air didaerah jaringan lemak terdapat kira-kira 90% (Soemirat, 2001 : 2) dalam jurnal (Sukia, 2016).

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun 2002, syarat-syarat air minum yaitu tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, tidak mengandung mikroorganisme yang berbahaya dan tidak mengandung logam berat dan air yang sesuai dengan syarat baku mutu air minum adalah air yang dapat langsung diminum (Alegantina, 2009).

2.1.5 Kandungan Air Sumur

Air sumur terdapat kandungan semacam metal seperti Natrium, Magnesium, Calsium, dan Fe (besi) (Wikipedia, 2013).

a) Magnesium (Mg)

Adanya Mg dalam air sumur dapat menyebabkan kesadahan, baik dalam jumlah kecil Mg dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan tubuh, tetapi jika dalam jumlah besar dapat menyebabkan rasa mual. Batas yang ditentukan yaitu lebih dari 150 mg/l (Robert, 2008).

b) Besi (Fe)

Besi atau ferrum (Fe) adalah metal berwarna putih kekuningan dan bisa dibentuk. Besi di alam didapatkan sebagai hematit. Keberadaan besi dalam air bersifat terlarut, yang menyebabkan air menjadi merah kekuning-kuningan, menimbulkan bau amis, dam membentuk lapisan seperti minyak (Munfiah, 2013)

c) Kalsium (Ca)

(29)

garam-9

garam kapur jika dikonsusmsi secara berlebihan. Adanya Ca (kalsium) dalam air sangat di butuhkan dalam jumlah tertentu, yaitu untuk pertumbuhan tulang dan gigi. Sedangkan bila sudah melewati ambang batas yang sudah di tentukan, kalsium dapat menyebabkan kesadahan. Dimana kesadahan dapat berpengaruh terhadap kesehatan tubuh. Standart yang ditetapkan oleh DEPKES yaitu 75-200 mg/l sedangkan WHO interregional water study group adalah 75-150 mg/l (Kodoatie, 2008).

2.1.6 Kesadahan

Kesadahan merupakan air yang disebabkan oleh adanya ion-ion (kation) logam valensi yaitu Mg2+, Ca2+ dan Mn+. Kesadahan total juga

disebabkan oleh adanya ion-ion Mg2+ dan Ca2+ yang secara bersamaan.

air sadah dibagi menjadi dua berdasarkan jenis ion nya yaitu air sadah sementara dan air sadah tetap. Air sadah sementara merupakan air

sadah yang mengandung ion bikarbonat (HCO3), khususnya senyawa

kalsium bikarbonat (Ca(HCO3)) dan magnesium bikarbonat

(Mg(HCO3)). Disebut dengan air sadah dikarenakan kesadahannya

dapat dihilangkan dengan cara pemanasan dimana air dapat dapat

membebaskan ion-ion seperti Mg2+ dan Ca2+, yang selanjutnya

senyawa tersebut akan mengendap pada dasar ketel. Sedangkan air sadah tetap merupakan air sadah yang mengandung anion selain dari ion bikarbonat melainkan berupa ion Cl-, NO

3- dan SO42-. Sehingga air

sadah tetap, dapat juga mengandung senyawa terlarut yang berupa kalsium klorida (CaCl2), kalsium nitrat (Ca(NO3)2), dan magnesium

sulfat (MgSO4). Air sadah tetap dikarenakan kadar air sadah nya tidak

(30)

10

larutan karbonat Na2CO3 (aq) atau K2CO3 (aq). Penambahan larutan

karbonat dimaksudkan untuk mengendapkan ion Ca2+ dan Mg2+

(Sulistyani, 2012).

Air yang digunakan untuk keperluan minum dan masak hanya diperbolehkan jika berada dalam batas kesadahan antara 50-150 mg/l, jika kesadahan sudah melebihi 300 mg/l, maka sudah termasuk kategori air sangat keras. Namun, jika dibandingkan dengan Permenkes RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990 yang mengatur bahwa kadar kesadahan maksimum yang diperbolehkan adalah sebesar 500 mg/l.

2.1.7 Pengaruh air sadah terhadap kesehatan

Pada kebanyakan orang yang mengkonsumsi air sumur di daerah gunung kapur pada umumnya air yang dikonsumsi mengandung ion-ion seperti Na, Mg, Ca, dan Fe. Tetapi yang lebih dominan lebih tinggi yaitu senyawa-senyawa berupa kalsium (Ca) dan magnesium (Mg), dimana jika air yang dikonsumsi mengandung zat kapur berupa kalsium dan magnesium cukup tinggi air tersebut merupakan air sadah (Astrini, 2016).

Kesadahan yang tinggi dapat merugikan kesehatan dimana dapat berakibat syaraf otot dan jantung mengalami lemahnya refleksi danpada otot yang rusak akn mengalami berkurangnya rasa sakit. jika kesadahan dalam kadar yang tinggi dan dikonsumsi manusia secara terus-menerus akan mengalami gangguan kesehatan , salah satunya

peningkatan unsur kalsium yang nantinya akan menjadi

(31)

11

rasa sakit pada otot yang rusak. Selain itu juga keluarnya cairan asetil choline dan berkurangnya gerakan karena terdapat lapisan asetil cholin pada otot serta adanya depresi pada vasodilatasi myocardial yang berperan dalam terjadinya hipotensi (Krisna, 2011).

Zat kimia atau bahan yang terkandung dalam air misalnya adanya Ca2+, Mg2+ dan CaCO

3 yang melebihi standart kualitas, tidak baik untuk

orang yang mempunyai fungsi ginjal yang kurang baik, karena akan menyebabkan batu ginjal (Shah, 2010). Kebiasaan minum merupakan salah satu faktor terjadinya batu pada saluran kemih yaitu pada orang yang mengkonsumsi air sadah cukup tinggi akan menjadi predisposisi proses awal pembentukan batu saluran kemih, maka sebaiknya air yang untuk dikonsumsi tidak boleh mengandung kadar kesadahan total

yang melebihi 500 Mg/l CaCO3(Yunus, 2016).

2.2 Kreatinin

2.2.1 Definisi kreatinin

Kreatinin merupakan sisa metabolisme keratin fosfat yang terjadi di dalam otot. Kreatinin yang terbentuk akan dilepaskan ke dalam sirkulasi darah, kemudian dialirkan melalui sirkulasi darah menuju ke organ ginjal. Kreatinin difiltrasi oleh glomerulus didalam ginjal. Jika terdapat gangguan pada fungsi filtrasi ginjal dapat meningkatkan kadar kreatinin dalam darah, dan tingginya kreatinin merupakan indikator terjadinya gangguan fungsi ginjal. Tinggi atau rendahnya kadar kreatinin dalam darah juga merupakan gambaran berat ringannya gangguan fungsi ginjal (Derthi, 2015).

(32)

12

diekskresikan oleh ginjal melalui kombinasi filtrasi dan sekresi, konsentrasi yang relatif konstan dalam plasma dari hari ke hari (Setyaningsih,2013). Kreatinin dengan pemakaian energi, sejumlah kecil diubah secara irreversible menjadi kreatinin, dan nantinya difiltrasi oleh glomerulus dan diekskresikan dalam urine (Intan, 2013).

2.2.2 Metabolisme kreatinin

Kreatinin terdapat di dalam otot, otak, dan dalam darah dengan bentuk terfosforilasi sebagai fosfokreatin. Kreatinin dalam jumlah sedikit sekali terdapat dalam urine normal (Victor, 2006). Kreatinin diangkut melalui aliran darah ke ginjal. Ginjal menyaring sebagian besar kreatinin dan membuangnya ke dalam urine. Kadar kreatinin akan berubah sebagai respon terhadap disfungsi ginjal. Kreatinin serum akan meningkat seiring dengan penurunan kemampuan penyaringan glomerulus. Kadar kreatinin serum ini mencerminkan kerusakan ginjal yang paling sensitif karena dihasilkan secara konstan oleh tubuh (Suryawan, 2016).

Gambar 2.1 Struktur Kreatinin

(33)

13

Reaksi ini berlanjut seiring dengan pemakaian energi sehingga dihasilkan CP. Dalam prosesnya sejumlah kecil keratin diubah secara irreversible menjadi keratin, yang dikelurkan dari sirkulasi oleh ginjal.

Kreatinin dengan jumlah yang dihasilkan seseorang sama dengan massa otot rangka. Nilai rujukan untuk kreatinin adalah 0,6 sampai 1,3 mg/dL untuk laki-laki dan 0,5 sampai 1,0 mg/dL untuk perempuan (Renald, 2004 h. 292).

Kreatinin darah meningkat apabila fungsi ginjal menurun, apabila penurunan fungsi ginjal yang berlangsung secara lambat terjadi bersamaan dengan penurunan massa otot, konsentrai kreatinin dalam serum mungkin stabil, tetapi angka ekskresi (atau bersihan) 24-jam akan lebih rendah dari pada normal. Pola ini dapat terjadi pada pasien yang mengalami penuaan, dengan demikian, indeks fungsi ginjal yang lebih baik adalah bersihan kreatinin, yang memperhitungkan kreatinin serum dan jumlah yang diekskresikan perhari (Renald, 2004 hal. 293).

2.2.3 Pemeriksaan kreatinin

a) Kreatinin serum

(34)

14

Faktor konversi = mg/dL × 88.40 = µmol/L Mg/dL × 10 = mg/L

Keterangan :

ΔA Sampel = jumlah absorbansi sampel

ΔA Standart = jumlah absorbansi standart

N = konsentrasi standart

(Sumber: Diagnostic systems, 2014 ) b) Metode pemeriksaan kreatinin serum

Dibawah ini merupakan metode pemeriksaan kreatinin serum : 1) Kinetik

Menggunakan metode jaffe melalui satu kali pembacaan. Alat yang digunakan autoanalyzer.

2) Enzimatik

Metode adanya substrat dalam sampel yang akan bereaksi

dengan enzim membentuk senyawa enzim substrat.

Menggunakan alat photometer. 3) Jaffe reaction

Prinsip pemeriksaan menggunakan jaffe reaction adalah kreatinin direaksikan dengan asam pikrat pada suasana basa yang akan membentuk senyawa berwarna merah-orange dan dilakukan pembacaan menggunakan spektofotometri dengan panjang gelombang 490-520 nm. Metode ini sangat umum dilakukan karena sederhana dan mudah untuk dilakukan

(35)

15

(Saparuddin, 2010). Dari ke tiga metode diatas, yang banyak dipakai adalah “jaffe reaction”,

2.2.4 Kadar Kreatinin

Kadar kreatinin serum dalam darah mempunyai nilai normal yaitu 0,5-1,2 mg/dl untuk perempuan sedangkan untuk laki-laki 0,6-1,4 mg/l. Dimana kreatinin dalam serum pada laki-laki lebih tinggi dari pada perempuan karena laki-laki memiliki massa otot yang lebih besar (Verdiansyah, 2016).

2.2.5 Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Kreatinin

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kadar kreatinin dalam darah

a) Gagal ginjal (Victor, 2006). b) Perubahan massa otot.

c) Faktor makanan yaitu diet kaya dagingd

d) Mengkonsumsi obat-obatan seperti sefalosporin e) Aktifitas fisik yang berlebihan

f) Kenaikan sekresi tubulus dan destruksi kreatinin internal.

g) Usia dan jenis kelamin pada usia lebih tua akan lebih tinggi dari yang lebih muda dan pada laki-laki kadar kreatinin lebih tinggi dari pada perempuan (Sukandar, 1997) dalam jurnal Isnabella, 2017.

2.2.6 Penelitian yang relavan

(36)

16

Kristal urin dengan jenis kalsium oksalat lebih banyak ditemukan pada orang yang mengkonsumsi air minum kemasan isi ulang.

(37)

17

Gambar 3.1 Kerangka konseptual gambaran kadar kreatinin pada masyarakat yang mengkonsumsi air sumur di daerah Gunung kapur

Air sumur di daerah Gunung kapur

Air sadah

Konsentrasi Ca2+ dan Mg2+ tinggi

Hiperekskresi dan supersaturasi (kristalisasi kalsium oksalat)

Batu saluran kemih

Pemeriksaan urine Kimia darah

Mikroskopis

Kimia

Kreatinin serum Urea

(38)

18

3.2 Penjelasan Kerangka Konseptual

Dari kerangka konsep tersebut dapat dijelaskan bahwa air sumur disekitar gunung kapur mengandung zat kapur sehingga air menjadi sadah,

dimana Kesadahan mengandung Ca2+ dan Mg2+ yang tinggi dengan kadar

(39)

19

BAB 4

MEODE PENELITIAN

4.1 Waktu Dan Tempat Penelitian 4.1.1 Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dari perencanaan (penyusunan proposal) sampai dengan susunan laporan akhir sejak akhir bulan maret sampai juli 2018.

4.1.2 Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di Dusun Blumbang Desa Dradahblumbang Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan. Pemeriksaan kadar kreatinin dilakukan di Instalasi Laboratorium Patologi Klinik RSUD Ngimbang.

4.2 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat deskriptif yaitu penelitian hanya ingin menggambarkan kadar kreatinin pada masyarakat yang mengkonsumsi air sumur di daerah Gunung kapur.

4.3Kerangka Kerja (Frame Work)

(40)

20

Gambar 4.1 Kerangka kerja gambaran kadar kreatinin pada masyarakat yang mengkonsumsi air sumur di daerah gunung kapur

4.4 Definisi Operasional Variabel 4.4.1 Variabel

Variabel adalah objek penelitian yang bervariasi atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2006). Variabel pada penelitian ini adalah kadar keratinin pada masyarakat yang mengkonsumsi air sumur di daerah Gunung kapur.

Penyusunan proposal

Populasi

Warga Dusun Blumbang Desa Dradahblumbang Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan yang berjumlah 25 orang

Sampling

Purposive sampling

Sampel

Masyarakat yang mengkonsumsi air sumur di daerah Gunung kapur di Dusun Blumbang Desa Dradahblumbang Kecamatan Kedungpring

Kabupaten Lamongan yang sesuai kriteria berjumlah 20 orang

(41)

21

4.4.2 Definisi operasional

Definisi operasional berdasarkan karakteristik (variabel) yang diambil dari suatu hal yang didefinisikan (Nursalam, 2003). Adapun definisi operasional penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1 Definisi operasional pemeriksaan kadar kreatinin pada masyarakat yang mengkonsumsi air sumur di daerah gunung kapur.

4.5 Populasi, Sampling dan Sampel 4.5.1 Populasi

(42)

22

4.5.2 Sampel

Sampel merupakan sebagian dari populasi sehingga dapat mewakili atau representatif dari populasi (Riyanto, 2011). Sampel dalam penelitian ini adalah warga yang mengkonsumsi air sumur di daerah Gunung kapur di Dusun Blumbang Desa Dradahblumbang Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan yang berjumlah 20 orang dengan rumus yang digunakan yaitu.

4.5.3 Sampling

Sampling merupakan proses seleksia sampel yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga akan mewakili keseluruhan yang ada (Hidayat, 2011). Tehnik pengambilan sampel

yang digunakan adalah Purposive Sampling. Purposive Sampling

adalah teknik pengambilan sampel yang bertujuan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu (Arikunto, 2006). Penentuan kriteria meliputi :

a. Kriteria inklusi

1. Warga yang bersedia menjadi responden dalam penelitian ini 2. Warga yang mengkonsumsi air sumur di daerah Gunung kapur b. Kriteria eksklusi

1. Warga yang tidak sedang mengalami gangguan fungsi ginjal 2. Warga yang tidak sedang beraktifitas fisik berat pada waktu

dilakukan pengambilan sampel

(43)

23

4.6 Instrumen Penelitian dan Cara Penelitian 4.6.1 Instrument penelitian

Instrumen penelitian adalah alat pada waktu penelitian

(44)

24

4.6.2 Prosedur penelitian

1. Prosedur Penelitian Cara Pengambilan Darah Vena

a. Pengambilan darah dilakukan pada salah satu vena cubiti

b. Membendung lengan bagian atas dengan tourniquet supaya vena

terlihat dengan jelas (pembendungan tidak boleh ≥ 1 menit).

c. Membersihkan lokasi yang akan diambil dengan alkohol 70% dan membiarkan supaya kering kembali

d. Menusuk lengan dengan posisi lubang jarum diatas dengan sudut 30º-40º terhadap kulit.

e. Melepaskan tourniquet pada saat darah sudah mulai keluar. f. Melanjutkan pengambilan sampel sesuai dengan kebutuhan

(sebanyak 3 ml)

g. Melepaskan jarum secara perlahan lalu lakukan penekanan pada

area penusukan selama 2 – 5 menit

h. Memasukkan darah pada tabung reaksi melalui dinding tabung (Arianda, 2014).

2. Cara Pemisahan Serum

a. Mendiamkan darah yang ada di tabung selama 10-20 menit b. Memusingkan darah selama 15 menit dengan kecepatan 3000

rpm

c. Memisahkan serum dan endapan sel darah merah atau filtratnya dengan cara dipipet dan menampung serum pada tabung reaksi yang bersih dan kering (Arianda, 2014)

3. Cara Pemeriksaan Kreatinin

(45)

25

∆A/min. sampel

Kreatinin (mg/L)=

x C standart

∆A/min.

Standar

c. Melakukan pelabelan pada ketiga tabung yaitu blangko, standart dan test

d. Mengisi ketiga tabung dengan bahan sebagai berikut

Tabung blangko Tabung standart Tabung test

Sampel - - 0,12 ml

Standart - 0,12 ml -

Aquades 0,12 ml - -

R1 2 ml 2 ml 2 ml

Homongenkan dan inkubasi selama 5 menit pada suhu 37ºC

R2 0,4 ml 0,4 ml 0,4 ml

(Sumber : URIT 8031, 2014)

e. Menghomogenkan dan menginkubasi selama 1 menit pada suhu 37ºC dan menghitung absorbant per menit

f. Menghitung kadar kreatinin dengan rumus Keterangan :

∆standart = ∆2 - ∆1

∆test = ∆2 - ∆1

4. Cara Menggunakan Alat URIT 8031

a. Menyalakan saklar dibelakang alat dengan saklar merah kemudian hijau.

b. Menyalakan komputer dan monitor. c. Mendouble klik ikon urit.

d. Memasukkan user name “LAB”

e. Memasukkan password “1234”, dan klik Enter

f. Kemudian mengklik execute. Setelah proses pencucian selesai

(46)

26

g. Membiarkan selama 20 menit agar suhu kuvet mencapa 370C dan

suhu cooling mencapai 200C.

h. Mengklik icon routine, memasukkan ID pasien (name,sam.ID dan sam.CUP).

i. Kemudian mengklik parameter yang akan diperiksa.

j. Setelah selesai mengklik tombol Add, klik Test, kemudian klik Test kembali.

k. Menunggu running sumpel selesai dan baca hasil dikolom TEST. l. Setelah selesai mengklik OK kemudian mengklik Exit.

4.7 Teknik Pengolahan dan Analisa Data 4.7.1 Pengolahan data

Melalukan pengolahan data setelah pengumpulan data melalui tahapan editing, cooding dan tabulating

a. Editing

Editing adalah proses meneliti kembali apakah isi pada lembar

pengumpulan data sudah cukup baik sebagai upaya menjaga kualitas data agar dapat dilakukan proses lebih lanjut (Nasir.M, 2005).

b. Coding

Coding adalah mengklarifikasikan hasil dari responden kriteria

tertentu yang biasanya berupa angka (Nasir.M, 2005). Pada penelitian ini, pemberian kode sebagai berikut:

1. Responden

Responden no. 1 kode R1

Responden no. 2 kode R2

(47)

27

4. Lama mengkonsumsi air sumur di derah gunung kapur

1-5 tahun Ld1

˃5 tahun Ld2

5. Riwayat penyakit gangguan fungsi ginjal

Iya Y tertentu sesuai kriterianya. Dalam penelitian ini penyajian data dalam bentuk prosentase yang memiliki kadar kreatinin yang tinggi.

4.7.2 Analisa data

(48)

28

kreatinin sehingga menggambarkan karakteristik dan tujuan penelitian, dari masing-masing hasil yang diperoleh akan dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan : P = Persentase

N = Jumlah sampel penelitian

f = Frekuensi warga yang memiliki kadar kreatinin yang tinggi

Setelah diketahui persentase dari perhitungan, kemudian ditafsirkan dengan kriteria sebagai berikut:

a. 1%-39% : Sebagian kecil responden

b. 40%-49% : Hampir setengah responden

c. 50% : Setengah responden

d. 51%-75% : Sebagian besar responden

e. 76%-99% : Hampir seluruh responden

f. 100% : Keseluruhan responden (Arikunto, 2006).

4.8 Etika Penelitian

Penelitian ini mengajukan persetujuan pada instansi terkait untuk mendapatkan persetujuan, setelah disetujui dilakukan pengambilan data, dengan menggunakan etika sebagai berikut.

4.8.1 Informed consent (Lembar persetujuan)

Informed Consent yang dimaksud disini adalah memberikan informasi tentang penelitian yang akan dilakukan, meliputi manfaat, P = Error!

(49)

29

nilai-nilai bagi masyarakat, resiko yang ada. Jika subjek bersedia, responden menandatangani lembar persetujuan.

4.8.2 Anonimity (Tanpa nama)

Anonimity (Tanpa nama) merupakan pengumpulan data responden yang tidak disertai nama melainkan hanya menulis nomor responden .

4.8.3 Confidentiality (Kerahasiaan)

(50)

30

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti pada masyarakat yang mengkonsumsi air sumur di daerah gunung kapur di Dusun Blumbang Desa Dradablumbang Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan, didapatkan hasil berupa data umum dan data khusus. Data umum meliputi jenis kelamin, umur dan lama mengkonsumsi air sumur di daerah gunung kapur. Data khusus berupa data hasil kadar kreatinin serum pada masyarakat yang mengkonsumsi air sumur di daerah gunung kapur di

Dusun Blumbang Desa Dradahblumbang Kecamatan Kedungpring

Kabupaten Lamongan.

5.1.2 Data Umum

Karakteristik masyarakat yang mengkonsumsi air sumur di daerah gunung kapur secara umum di bagi menjadi tiga kelompok yaitu sebagai berikut :

a) Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin pada

masyarakat yang mengkonsumsi air sumur di daerah gunung kapur.

(51)

31

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin

Responden Pada Masyarakat Yang Mengkonsumsi Air Sumur di Daerah Gunung kapur di Dusun Blumbang

Desa Dradahblumbang Kecamatan Kedungpring

Kabupaten Lamongan.

(Sumber : Data primer, 2018)

Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat yang mengkonsumsi air sumur di daerah gunung kapur adalah perempuan dengan frekuensi 14 (70 %).

b) Karakteristik responden berdasarkan umur pada masyarakat yang mengkonsumsi air sumur di daerah gunung kapur

Hasil observasi yang dilakukan peneliti pada masyarakat yang mengkonsumsi air sumur di daerah gunung kapur didapatkan data berdasarkan umur pada Tabel 5.2 sebagai berikut:

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Responden Pada Masyarakat Yang Mengkonsumsi Air Sumur di Daerah Gunung kapur di Dusun Blumbang Desa Dradahblumbang Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan.

(Sumber : Data primer, 2018)

No. Jenis kelamin Frekuensi Persentase (%)

(52)

32

Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat yang mengkonsumsi air sumur di daerah Gunung kapur yaitu berumur >40 tahun dengan frekuensi 16 (80%).

c) Karakteristik Responden Berdasarkan lama responden

mengkonsumsi air sumur di daerah gunung kapur

Hasil observasi yang dilakukan peneliti pada masyarakat yang mengkonsumsi air sumur di daerah gunung kapur didapatkan data berdasarkan lama mengkonsumsi pada tabel 5.3 sebagai berikut: Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Lama

Mengkonsumsi Air Sumur di Daerah Gunung Kapur di Dusun Blumbang Desa Dradahblumbang Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan.

(Sumber, Data primer 2018)

Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan bahwa seluruh masyarakat yang mengkonsumsi air sumur di daerah gunung kapur >5 tahun dengan frekuensi 20 (100%).

5.1.3 Data Khusus

Kadar kreatinin pada masyarakat yang mengkonsumsi air sumur di daerah gunung kapur di Dusun Blumbang Desa Dradahblumbang Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan di analisa dengan

menggunakan metode jaffe reaction, diukur menggunakan alat

automatis Urit-8031 dan dikategorikan normal pada laki-laki 0,6-1,4 mg/dl dan pada perempuan 0,5-1,2 mg/dl serta kategori abnormal laki-laki >1,4 mg/dl dan perempuan >1,2 mg/dl.

(53)

33

Hasil observasi yang dilakukan peneliti pada masyarakat yang mengkonsumsi air sumur di daerah gunung kapur didapatkan data pada tabel 5.3 sebagai berikut:

Tabel 5.4 Persentase Kategori Kadar Kreatinin Pada Masyarakat Yang Mengkonsumsi Air Sumur di Daerah Gunung Kapur di Dusun Blumbang Desa Dradahblumbang Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan.

(Sumber : Data primer, 2018)

Berdasarkan tabel 5.4 menunjukkan bahwa responden masyarakat yang mengkonsumsi air sumur memiliki kadar kreatinin abnormal (tinggi) dengan frekuensi 6 (30%) dan yang normal 14(70%).

5.1.4 Tabulasi silang

Berikut merupakan hasil dari tabulasi silang distribusi frekuensi data umum dan data khusus masyarakat yang mengkonsumsi air sumur di daerah gunung kapur.

a) Tabulasi silang berdasarkan jenis kelamin pada masyarakat yang mengkonsumsi air sumur di daerah gunung kapur.

Hasil perhitungan yang dilakukan peneliti pada masyarakat yang mengkonsumsi air sumur di daerah gunung kapur berdasarkan jenis kelamin dengan hasil kadar kreatinin pada tabel 5.5

(54)

34

(Sumber : Data primer, 2018)

Berdasarkan hasil tabulasi silang Tabel 5.5 menunjukkan bahwa hampir setengah responden memiliki kadar kreatinin diatas normal (abnormal) yaitu laki-laki sejumlah 2 responden (10%) dan yang normal sejumlah 2 responden (10%).

b) Tabulasi silang berdasarkan umur pada masyarakat yang mengkonsumsi air sumur di daerah gunung kapur

Hasil perhitungan yang dilakukan peneliti pada masyarakat yang mengkonsumsi air sumur di daerah gunung kapur berdasarkan umur dengan hasil kadar kreatinin pada tabel 5.6

Tabel 5.6 Tabulasi Silang Hasil Kadar Kreatinin Berdasarkan Umur Pada Masyarakat Yang Mengkonsumsi Air Sumur Di Daerah Gunung Kapur Di Dusun Blumbang Desa Dradah Blumbang Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan.

(Sumber: Data primer, 2018)

Tabel 5.5 Tabulasi Silang Hasil Kadar Kreatinin Berdasarkan

(55)

35

Berdasarkan hasil tabulasi silang Tabel 5.6 menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil responden yang memiliki kadar kreatinin diatas normal (abnormal) yaitu yang berumur 20-40 tahun sejumlah 3 responden (15%) dan yang normal sejumlah 3 responden (15%).

c) Tabulasi silang berdasarkan lama masyarakat mengkonsumsi air sumur di daerah gunung kapur.

Hasil perhitungan yang dilakukan peneliti pada masyarakat yang mengkonsumsi air sumur di daerah gunung kapur berdasarkan lama mengkonsumsi dengan hasil kadar kreatinin pada tabel 5.7

(

S

umber: Data primer, 2018)

Berdasarkan hasil tabulasi silang Tabel 5.7 menunjukkan bahwa sebagian kecil responden yang memiliki kadar kreatinin diatas normal (abnormal) yaitu responden dengan kategori lama mengkonsumsi >5 tahun sejumlah 6 responden (30%) dan yang memiliki kadar kreatinin normal yaitu 14 reponden (70%).

Tabel 5.7 Tabulasi Silang Hasil Kadar Kreatinin Berdasarkan

Lama Mengkonsumsi Pada Masyarakat Yang

(56)

36

5.2 Pembahasan

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada masyarakat yang mengkonsumsi air sumur di daerah gunung kapur di Dusun Dradah Desa Dradahblumbang Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan.

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling sehingga

didapatkan 20 responden yang memenuhi kriteria. Kadar kreatinin dilakukan

dengan menggunakan metode jaffe reaction dan diukur menggunakan alat

otomatis Urit-8031.

Berdasarkan tabel 5.4 dapat diketahui bahwa sebagian kecil responden yang mengkonsumsi air sumur di daerah gunung kapur yang memiliki kadar kreatinin diatas normal (abnormal) sebanyak 6 responden (30%) sedangkan yang normal sebanyak 14 responden (70%). Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa 70% masyarakat yang mengkonsumsi air sumur di Daerah gunung kapur yang memiliki kadar kreatinin normal, hal ini karenakan bahwa hampir sebagian besar masyarakat di daerah gunung kapur di Dusun Blumbang Desa Dradahblumbang Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan sudah mengetahui tata cara untuk pengelolahan tentang baku mutu air minum yang benar serta pengetahuan tentang bahaya air sadah yang nantinya berdampak buruk terhadap kesehatan terutama pada organ ginjal.

(57)

37

sebagian kecil masyarakat yang mengkonsumsi air sumur di daerah gunung kapur yang memiliki kadar kreatinin diatas normal (abnormal), hal ini di sebabkan oleh adanya beberapa faktor seperti usia dan jenis kelamin serta perubahan massa otot. Menurut Sukandar, 1997 dalam jurnal Isnabella, 2017 dimana menyatakan bahwa usia dan jenis kelamin pada orang tua kadar kreatinin jauh lebih tinggi dari pada orang muda, sedangkan pada laki-laki kadar kreatinin lebih tinggi dari pada perempuan.

Pada tabel 5.5 menunjukkan bahwa hasil yang diperoleh pada kadar kreatinin serum yang tinggi hampir setengah responden dijumpai pada laki-laki yaitu (10%) dengan jumlah 2 responden dan yang normal sebanyak 2 responden (10%).

Dari data tersebut menunjukkan bahwa jenis kelamin dapat mempengaruhi kadar kreatinin dalam darah. Dimana laki-laki lebih rentan mengalami peningkatan kadar kreatinin yang diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu seperti aktivitas fisik yang berlebihan, sehingga terjadi perubahan massa otot serta dipengaruhi oleh pola hidup, salah satunya faktor makanan. Perempuan biasanya memiliki kadar kreatinin lebih rendah dibandingkan laki-laki, karena perempuan biasanya memilki massa otot yang kecil. Kreatinin merupakan sisa metabolisme protein otot, jumlah kreatinin per unit massa otot skelet konsisten dan tingkat kerusakan kreatinin juga konsisten. Dengan demikian, konsentrasi kreatinin plasma sangat stabil dan merupakan cerminan langsung dari massa otot skelet (Ayu, 2015).

(58)

38

lipat lebih besar dari pada perempuan dikarenakan secara dominan laki-laki memiliki frekuensi yang berbeda dari pada perempuan seperti perbedaan pekerjaan, kebiasaan hidup, genetika atau juga pada kondisi fisiologis (Budiarto & Anggraeni, 2002) dalam jurnal Butar,2015. Serta pada laki-laki rentan mengalami penyakit sistemik seperti (diabetes mellitus, hipertensi, glomerulonefriti, polikistik ginjal dan lupus) serta riwayat penyakit genetik (Level, 2007).

Pada tabel 5.6 menunjukkan bahwa hampir setengah responden yang memiliki kadar kreatinin serum yang tinggi (abnormal) didominasi oleh kelompok usia 20-40 tahun yaitu sejumlah 3 responden (15%) dan yang normal sebanyak 3 responden (15%). Data yang diperoleh dari hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin bertambahnya usia seseorang maka proses kerja ginjal mengalami disfungsi. Hal ini dikarenakan sel-sel ginjal mengalami nekrosis, dimana fungsi selnya telah bekerja secara terus menerus, sehingga mengalami terganggunya proses filtrasi produk sisa-sisa metabolisme didalam tubuh. Sehingga kadar kreatinin dalam darah meningkat.

(59)

39

(60)

40

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada masyarakat yang mengkonsumsi air sumur di sekitar gunung kapur di Dusun Blumbang Desa Dradahblumbang Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan dapat disimpulkan bahwa hanya sebagian kecil yang memiliki kadar kreatinin diatas normal (abnormal) .

6.2 Saran

6.2.1 Bagi masyarakat

Diharapkan untuk menggunakan ”Resin kation sachet” yang

berfungsi sebagai penukar ion yang merupakan salah satu alternatif untuk menurunkan kesadahan air sumur dan merupakan upaya dalam memperbaiki kualitas air baku mutu untuk dikonsumsi.

6.2.2 Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan dapat melanjutkan penelitian ini mengenai kadar kreatinin pada mayarakat yang mengkonsumsi air sumur di daerah gunung kapur, dapat meneliti langsung tingkat kesadahan air sumur di sekitar gunung kapur Di Dusun Blumbang Desa Dradahblumbang Kecamatan Kedungring Kabupaten Lamongan.

6.2.3 Bagi institusi

(61)

41

(62)

DAFTAR PUSTAKA

Alegantina, sukmawati., ismawati dan raini M., 2009, Gambaran Kualitas Air Minum, jurnal kefarmasian indonesia, vol.1, no. 3, h. 83-92.

Alfonso, A., Mangan, E dan Memah, F., 2016, Gambaran Kadar Kreatinin Serum Pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik Stadium 5 Non Dialysis, Jurnal E- biomedik (eBm), vol. 4, no. 1, h. 178-183.

Astrini, Novi., Haryono dan Suwerda, 2016, Efektitas Berbagai Dosis Re Kashet Untuk Menurunkan Kesadahan Air Sumur Gali, jurnal kesehatan lingkungan, vol. 7, no. 3, h.106-110.

Arikunto Suharsimi, 2006, Prosedur Penelitian, Edisi Revisi VI, PT Asdi

Mahasatya, Jakarta.

Andrian, 2016, Perbandingan Jenis Konsumsi Air Minum Dengan Kristaluria

Pada Anak, jurnal kedokteran klinik, vol. 1 no. 2, h. 1-11.

Aguswina butar, dan Cholina, 2015, Karakteristik Pasien dan Kualitas Hidup

Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Terapi Hemodialisa, jurnal keperawatan USU.

Ayu dan Ida, 2015, Gambaran Kadar Kreatinin Serum Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 : Denpasar.

Corwin dan Elizabeth, 2002, Buku Satu Patofisiologi, Edisi 3: Jakarta EGC. Derthi, 2015, Profil Kreatinin Dan Nitrogen Urea Darah Pada Anak Sapi Friesian

Holstein Yang Disuplementasi ZN, jurnal fakultas kedokteran hewan, vol. 3 no. 2, h. 45-50.

Digilid : Unila.ac.id./9808/13/BAB2 Intan bismillah 2 pdf. (dakses pada tanggal 02 juli 2018).

Dody. M., Haripurnomo dan Darmoatmojo, 2007, Hubungan Antara Kesadahan

Air Minum, Kadar Kalsium Dan Sedimen Kalsium Oksalat Urine Pada Anak Usia Sekolah Dasar, jurnal berita kedokteran masyarakat, vol. 23, no. 4, h. 200-209.

Eka, 2013, Hubungan Riwayat Pajanan Kromium Dengan Gangguan Fungsi

Ginjal Pada Pekerja Pelapisan Logam, jurnal kesehatan lingkungan, vol. 12 no. 1, h. 34-41.

Hafiduddin, 2016, Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Manfaat Cairan

Dengan Perilaku Konsumsi Air Putih, jurnal STIKES PKU muhammadiyah Surakarta, vol. 13 no. 2, h. 38-42.

Intan, 2011. Chapter II. Pdf. www. usu. ac. id (diakses april 2018).

Isnabella, 2017, Gambaran Kreatinin Serum Pada Pekerja Tukang Bangunan :

(63)

Krisna, dan Dwi, N. P, 2011, Faktor Resiko Kejadian Penyakit Batu Ginjal, jurnal kesehatan masyarakat, h. 57-68.

Munfiah, Siti., Nurjazuli Dan Setiani, 2013, Kualitas Fisik Dan Kimia Air Sumur Gali Dan Sumur Bor, jurnal kesehatan lingkungan indonesia, vol. 2, no. 2, h. 154-159.

Muchlisa, Joseph., dan Boky, 2016, Gambaran Kualitas Air Sumur Gali, jurnal Fakultas kesehatan masyarakat, Gema.

Nur, dwi., 2011, Faktor Resiko Kejadian Penyakit Batu Ginjal, jurnal ilmu kesehatan masyarakat, vol. 7, no. 1 h. 57-68.

Nursalam, 2008, Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta.

Notoatmodjo, Soekidjo., 2010, Metode Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta.

Jakarta.

Nasir A., Munith A., Ideputri M. 2011. Buku Ajar Metodologi Penelitian Kesehatan, Yogyakarta, Nuha Medika.

Renald, A., 2004, Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium, Edisi 11, h, 292-293.

Saparuddin, 2010, Pemanfaatan Air Tanah Dangkal Sebagai Sumber Air, jurnal

SMARTek, vol. 8 no. 2, h. 143-152.

Saniya, Mahalul dan Oktia, 2017, Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian

Penyakit Ginjal Kronik Pada Penderita Hipertensi jurnal MKMI, vol.13 no. 4

Shah,A., Dwen, N.R, 2010, Novel Ultrasound Method To Reposition Kidney

Stones urel res, vol. 38, h. 491-495.

Sulistyani, Sunarto dan Annisa fillaeli, 2012, Uji Kesadahan Air Tanah, jurnal sains dasar, vol. 1 no. 1, h. 33-39.

Setyaningsih, asri., puspita dan rosyidi, 2013, Perbedaan Kadar Ureum Dan

Kreatinin Pada Klien Yang Menjalani Hemodialisa Dengan Hollow Fiber Baru Dan Hollow Fiber Reuse, jurnal keperawatan medical bedah, vol. 1 no. 1 h. 15-24.

Suryawan, 2016, Gambaran Kadar Ureum Dan Kreatinin Serum Pada Pasien

Gagal Ginjal Kronis Yang Menjalani Terapi Hemodialisis, jurnal Analis Kesehatan Poltekes Denpasar, vol. 4 no. 2 h. 145-153.

Sri Hartini, 2016, Gambaran Karakteristik Pasien Gagal Ginjal Kronis Yang

Menjalani Hemodialisa, Jurnal fakultas ilmu kesehatan universitas muhammadiyah Surakarta dekan.

Verdiansyah, 2016, Pemeriksaan Fungsi Ginjal, CDK vol, 43, no. 2 h. 237-239. Yunus, Reni dan Yuniarty, 2016, Gambaran Hasil Pemeriksaan Kristal Urine Dari

(64)
(65)

Lampiran 1

INFORMED CONCENT

1. Pernyataan Kesediaan Menjadi Responden Penelitian:

GAMBARAN KADAR KREATININ PADA MASYARAKAT YANG

MENGKONSUMSI AIR SUMUR DI DAERAH

GUNUNG KAPUR

(Studi di Dusun Blumbang Desa Dradahblumbang Kecamatan

Kedungpring Kabupaten Lamongan)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama

:

Umur/tanggal lahir

:

Alamat

:

Menyatakan bersedia dan mau berpartisipasi menjadi responden

penelitian yang akan dilakukan oleh Fira Yuliana, mahasiswa

semester VI dari Program Studi Diploma III Analis Kesehatan STIKes

ICMe Jombang.

Demikian pernyataan ini saya tanda tangani untuk dapat

dipergunakan seperlunya.

Jombang, Mei 2018

(66)

Lampiran 2

LEMBAR KUESIONER

2. IDENTITAS RESPONDEN

No. Responden : ...

Nama

: ...

Umur

: ...

Jenis kelamin : ...

Alamat

: ...

Daftar Pertanyaan :

1. Berapa lama mengkonsumsi air sumur di daerah gunung kapur

a. 1-5 tahun

b.

˃

5 tahun

2. Riwayat penyakit ginjal

a. iya

(67)

Lampiran 3

TABULASI HASIL DATA UMUM PEMERIKSAAN KADAR KREATININ SERUM PADA MASYARAKAT YANG MENGKONSUMSI AIR SUMUR DI DAERAH

GUNUNG KAPUR

(Studi Di Rsud Ngimbang Kabupaten Lamongan)

(68)
(69)

Lampiran 5

Pengertian Tindakan yang dilakukan untuk mengetahui hasil pemeriksaan dari alat URIT 8031

Tujuan Untuk mengetahui hasil pemeriksaan kimia klinik

Kebijakan SK Direktur nomor /357/413.216/2017 tentang pedoman pelayanan laboratorium

Prosedur 1. Nyalakan saklar dibelakang alat dengan saklar merah kemudian hijau.

2. Nyalakan komputer dan monitor. 3. Double klik ikon urit.

4. Masukkan user name “LAB”

5. Masukkan password “1234”, dan klik Enter

6. Kemudian klik execute. Setelah proses pencucian selesai klik finish.

7. Biarkan selama 20 menit agar suhu kuvet mencapa 370C

dan suhu cooling mencapai 200C

8. Klik icon routine, masukkan ID pasien (name,sam.ID dan sam.CUP)

9. Kemudian klik parameter yang akan diperiksa.

10. Setelah selesai klik Add, klik Test, kemudian klik Test kembali.

11. Tunggu running sumpel selesai dan baca hasil dikolom TEST.

12. Setelah selesai klik OK kemudian klik Exit.

Unit terkait Staf laboratorium

RSUD

(70)

Lampiran 6

Dokumentasi

1. Alat dan Bahan

a. Tabung vacum

b. Alkohol swab

(71)

d. Tourniquet

e. Spuit

(72)

g. Centrifuge

h. Alat Kimia Klinik

(73)

j. Cup

k. Pipet Makro

(74)

Gambar 2 Pemusingan sampel menggunakan alat centrifuge

Gambar 3 Pemisahan serum

(75)

Gambar 5 Mengisi identitas sampel sesuai pemeriksaan

(76)
(77)
(78)
(79)
(80)

Gambar

Gambar 2.1
Gambar 3.1  Kerangka konseptual gambaran kadar kreatinin pada masyarakat   yang mengkonsumsi air sumur di daerah Gunung kapur
Gambar 4.1  Kerangka kerja gambaran kadar kreatinin pada
Tabel 4.1 Definisi operasional pemeriksaan kadar kreatinin pada masyarakat yang mengkonsumsi air sumur di daerah gunung kapur
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil pemeriksaan dan juga dari tabel penurunan kadar Fe dan Mn air sumur dapat dilihat bahwa saringan pasir lambat sistem Up Flow ini efektif digunakan selama tiga minggu

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya tulis ilmiah yang berjudul Gambaran Fluorosis Gigi Dan Kadar Fluor Air Sumur Pada Masyarakat Di Kecamatan Asembagus

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah yang berjudul “Gambaran Karies Gigi berdasarkan Kadar Fluor Air Sumur Pada Masyarakat di Kecamatan Asembagus, Kabupaten

Variabel pada penelitian ini adalah Analisa kadar klorida pada air sumur di Desa Dalegan Kabupaten Gresik dengan penambahan karbon aktif merek X. 4.5.2

Berdasarkan hasil penelitian, kami menyimpulkan bahwa tingkat kadar zat besi air sumur gali sebelum mendapat perlakuan adalah 1,67 mg/L dan tingkat penurunan kadar zat

Telah dilakukan penelitian tentang penentuan kadar Kadmium (Cd), Tembaga (Cu), Besi (Fe) dan Seng (Zn) pada air minum yang berasal dari sumur bor desa surbakti gunung

Hasil pemeriksaan laboratorium terhadap 30 sampel air tanah yang diambil dari sumur bor di Perumnas Gunung menunjukkan bahwa 100% sampel air yang diperiksa memenuhi

Penelitian yang telah dilakukan oleh Puspitasari dkk 2017, menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pasang dan surut air laut terhadap kadar zat organik dan oksigen terlarut pada air sumur