• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.1 Air

2.1.1 Pengertian Air

Air merupakan substansi kimia yang memiliki rumus H2O yang merupakan satu molekul air yang tersusun atas dua atom hydrogen (H) dan oksigen (O). Pada suatu kondisi yang standart, air memiliki sifat yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa. Zat kimia di dalam air merupakan suatu pelarut yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam, gula, asam, dan beberapa jenis gas serta macam-macam molekul organik (Kodotie, 2008). Air juga merupakan zat atau materi serta unsur yang paling penting bagi makhluk hidup di muka bumi, air hampir 71% menutupi permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (300 juta mil3) yang tersedia dibumi. Air sebagian besar terdapat dilaut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (dikutup dan puncak-puncak gunung) akan tetapi juga hadir sebagai awan, hujan, sungai, uap air dan lautan es (Bobihu, 2012).

Air merupakan bahan dasar, yang digunakan untuk keperluan minum, mandi, dan lainnya untuk kelangsungan hidup di muka bumi. (Yunus, 2016). Air merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat berharga, tanpa air tidak mungkin ada kehidupan di muka bumi ini. Sumber air yang bisa di manfaatkan adalah air tanah atau air sumur (Yusuf, 2011).

6

2.1.2 Air Sumur

Air sumur adalah air permukaan tanah atau air tanah dangkal, air tersebut didapatkan dengan cara menggali tanah sehingga akan terbentuk sebuah sumur dan pada umumnya memiliki kedalaman lebih dari 15 m. Air sumur juga salah satu air yang sangat bermanfaat untuk kebutuhan sehari-hari bagi masyarakat seperti diminum, dimasak, untuk keperluan mandi dan juga banyak diperlukan dalam bidang pertanian, peternakan serta keperluan pelayaran (Astrini, 2016). Air sumur merupakan air tanah dangkal dengan kedalaman kurang dari 30 meter, air sumur umumnya pada kedalaman 15 meter dan dinamakan juga sebagai air tanah bebas karena lapisan air tanah tersebut tidak berada di dalam tekanan. Parameter kimia yang meliputi kimia organik dan kimia anorganik yang mengandung logam seperti Fe, Cu, Ca dan

lain-lain (Yusuf, 2011). Air juga harus memiliki persyaratan khusus agar air

yang dikonsumsi tidak akan menimbulkan penyakit bagi manusia.

2.1.3Jenis-Jenis Air Sumur

a) Sumur Gali (sumur dangkal)

Sumur gali adalah satu konstruksi yang paling umum dan meluas dipergunakan untuk kebutuhan sehari-hari bagi masyarakat kecil dan rumah-rumah perorangan sebagai air minum yang memiliki kedalaman 7-10 meter dari permukaan tanah. Air tanah dangkal terjadi karena adanya proses peresapan air dari permukaan tanah. Lumpur akan tertahan sehingga air tanah akan jernih akan tetapi nantinya akan banyak mengandung zat-zat kimia karena air tersebut selama perjalanannya akan melewati lapisan tanah yang banyak mengandung unsur-unsur kimia tertentu misalnya Na, Mg, Ca, dan Fe (Trimurti, 2016).

7

b) Sumur Bor (sumur dalam)

Sumur bor dilakukan dengan cara pengeboran, lapisan tanah yang lebih dalam maupun lapisan tanah yang jauh dari tanah permukaan dapat dicapai sehingga sedikit terjadinya kontaminasi. Umumnya air ini bebas dari adanya mikrobiologi, air tanah ini dapat diambil dengan cara memompa dengan tangan atau memompa dengan menggunakan mesin. Susunan unsur-unsur kimia tergantung pada lapisan-lapisan tanah yang dilalui, jika melalui tanah kapur, maka air akan menjadi sadah dimana didalamnya mengandung kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg). (Wati, 2016). Banyaknya pemakaian air tergantung pada setiap individu yang dilakukan setiap harinya. Rata-rata pemakaian air di indonesia 5 liter untuk air minum 5 liter untuk air masak, 15 liter untuk mencuci, 30 liter untuk mandi dan 45 liter digunakan untuk jamban (Trmurti, 2016).

2.1.4Karakteristik Air

Menurut Effendi (2003 : 1), dibawah ini merupakan karakteristik air yang tidak dimiliki oleh senyawa kimia lainnya. Karakteristik tersebut yaitu :

a) Suhu yang sesuai, yakni 0º C (30º F) - 100º C

b) Perubahan suhu air berlangsung lambat sehingga air memiliki sifat sebagai penyimpan panas yang sangat baik.

c) Air merupakan proses perubahan air menjadi uap air. d) Air suatu pelarut yang baik

e) Air memiliki tegangan permukaan yang tinggi

Untuk makhluk hidup air bukan suatu hal yang baru, dikarenakan tidak ada krhidupan dimuka bumi ini dapat berlangsung hidup tanpa air, karena air dapat dikatakan sebagai bahan pokok untuk

8

kehidupan manusia. Yang terdapat didalam tubuh 60%-70% air dari seluruh berat badan, air didaerah jaringan lemak terdapat kira-kira 90% (Soemirat, 2001 : 2) dalam jurnal (Sukia, 2016).

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun 2002, syarat-syarat air minum yaitu tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, tidak mengandung mikroorganisme yang berbahaya dan tidak mengandung logam berat dan air yang sesuai dengan syarat baku mutu air minum adalah air yang dapat langsung diminum (Alegantina, 2009).

2.1.5 Kandungan Air Sumur

Air sumur terdapat kandungan semacam metal seperti Natrium, Magnesium, Calsium, dan Fe (besi) (Wikipedia, 2013).

a) Magnesium (Mg)

Adanya Mg dalam air sumur dapat menyebabkan kesadahan, baik dalam jumlah kecil Mg dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan tubuh, tetapi jika dalam jumlah besar dapat menyebabkan rasa mual. Batas yang ditentukan yaitu lebih dari 150 mg/l (Robert, 2008).

b) Besi (Fe)

Besi atau ferrum (Fe) adalah metal berwarna putih kekuningan dan bisa dibentuk. Besi di alam didapatkan sebagai hematit. Keberadaan besi dalam air bersifat terlarut, yang menyebabkan air menjadi merah kekuning-kuningan, menimbulkan bau amis, dam membentuk lapisan seperti minyak (Munfiah, 2013)

c) Kalsium (Ca)

Kalsium merupakan ion yang sedikit lembut, berwarna kelabu kelogaman yang menimbulkan pembentukan kristalisasi

garam-9

garam kapur jika dikonsusmsi secara berlebihan. Adanya Ca (kalsium) dalam air sangat di butuhkan dalam jumlah tertentu, yaitu untuk pertumbuhan tulang dan gigi. Sedangkan bila sudah melewati ambang batas yang sudah di tentukan, kalsium dapat menyebabkan kesadahan. Dimana kesadahan dapat berpengaruh terhadap kesehatan tubuh. Standart yang ditetapkan oleh DEPKES yaitu 75-200 mg/l sedangkan WHO interregional water study group adalah 75-150 mg/l (Kodoatie, 2008).

2.1.6 Kesadahan

Kesadahan merupakan air yang disebabkan oleh adanya ion-ion (kation) logam valensi yaitu Mg2+, Ca2+ dan Mn+. Kesadahan total juga

disebabkan oleh adanya ion-ion Mg2+ dan Ca2+ yang secara bersamaan.

air sadah dibagi menjadi dua berdasarkan jenis ion nya yaitu air sadah sementara dan air sadah tetap. Air sadah sementara merupakan air

sadah yang mengandung ion bikarbonat (HCO3), khususnya senyawa

kalsium bikarbonat (Ca(HCO3)) dan magnesium bikarbonat

(Mg(HCO3)). Disebut dengan air sadah dikarenakan kesadahannya

dapat dihilangkan dengan cara pemanasan dimana air dapat dapat

membebaskan ion-ion seperti Mg2+ dan Ca2+, yang selanjutnya

senyawa tersebut akan mengendap pada dasar ketel. Sedangkan air sadah tetap merupakan air sadah yang mengandung anion selain dari ion bikarbonat melainkan berupa ion Cl-, NO3- dan SO42-. Sehingga air sadah tetap, dapat juga mengandung senyawa terlarut yang berupa kalsium klorida (CaCl2), kalsium nitrat (Ca(NO3)2), dan magnesium sulfat (MgSO4). Air sadah tetap dikarenakan kadar air sadah nya tidak dapat dihilangkan dengan cara hanya pemanasan saja melainkan dengan mereaksikan air tersebut dengan zat kimia tertentu misalnya

10

larutan karbonat Na2CO3 (aq) atau K2CO3 (aq). Penambahan larutan

karbonat dimaksudkan untuk mengendapkan ion Ca2+ dan Mg2+

(Sulistyani, 2012).

Air yang digunakan untuk keperluan minum dan masak hanya diperbolehkan jika berada dalam batas kesadahan antara 50-150 mg/l, jika kesadahan sudah melebihi 300 mg/l, maka sudah termasuk kategori air sangat keras. Namun, jika dibandingkan dengan Permenkes RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990 yang mengatur bahwa kadar kesadahan maksimum yang diperbolehkan adalah sebesar 500 mg/l.

2.1.7 Pengaruh air sadah terhadap kesehatan

Pada kebanyakan orang yang mengkonsumsi air sumur di daerah gunung kapur pada umumnya air yang dikonsumsi mengandung ion-ion seperti Na, Mg, Ca, dan Fe. Tetapi yang lebih dominan lebih tinggi yaitu senyawa-senyawa berupa kalsium (Ca) dan magnesium (Mg), dimana jika air yang dikonsumsi mengandung zat kapur berupa kalsium dan magnesium cukup tinggi air tersebut merupakan air sadah (Astrini, 2016).

Kesadahan yang tinggi dapat merugikan kesehatan dimana dapat berakibat syaraf otot dan jantung mengalami lemahnya refleksi danpada otot yang rusak akn mengalami berkurangnya rasa sakit. jika kesadahan dalam kadar yang tinggi dan dikonsumsi manusia secara terus-menerus akan mengalami gangguan kesehatan , salah satunya

peningkatan unsur kalsium yang nantinya akan menjadi

hyperparatyroidsm (pembesaran hormon paratiroid), batu ginjal (kidney stone), dan jaringan otot rusak (musculusweaknes). Kelebihan logam magnesium dalam darah akan mempengaruhi syaraf otot dan otot jantung yang di tandai dengan lemahnya refleksi dan berkurangnya

11

rasa sakit pada otot yang rusak. Selain itu juga keluarnya cairan asetil choline dan berkurangnya gerakan karena terdapat lapisan asetil cholin pada otot serta adanya depresi pada vasodilatasi myocardial yang berperan dalam terjadinya hipotensi (Krisna, 2011).

Zat kimia atau bahan yang terkandung dalam air misalnya adanya Ca2+, Mg2+ dan CaCO3 yang melebihi standart kualitas, tidak baik untuk orang yang mempunyai fungsi ginjal yang kurang baik, karena akan menyebabkan batu ginjal (Shah, 2010). Kebiasaan minum merupakan salah satu faktor terjadinya batu pada saluran kemih yaitu pada orang yang mengkonsumsi air sadah cukup tinggi akan menjadi predisposisi proses awal pembentukan batu saluran kemih, maka sebaiknya air yang untuk dikonsumsi tidak boleh mengandung kadar kesadahan total

yang melebihi 500 Mg/l CaCO3(Yunus, 2016).

2.2 Kreatinin

2.2.1 Definisi kreatinin

Kreatinin merupakan sisa metabolisme keratin fosfat yang terjadi di dalam otot. Kreatinin yang terbentuk akan dilepaskan ke dalam sirkulasi darah, kemudian dialirkan melalui sirkulasi darah menuju ke organ ginjal. Kreatinin difiltrasi oleh glomerulus didalam ginjal. Jika terdapat gangguan pada fungsi filtrasi ginjal dapat meningkatkan kadar kreatinin dalam darah, dan tingginya kreatinin merupakan indikator terjadinya gangguan fungsi ginjal. Tinggi atau rendahnya kadar kreatinin dalam darah juga merupakan gambaran berat ringannya gangguan fungsi ginjal (Derthi, 2015).

Kreatinin juga hasil akhir metabolisme otot yang dilepaskan dari otot dan diekskresi melalui urine. Kerja Kreatinin didalam tubuh

12

diekskresikan oleh ginjal melalui kombinasi filtrasi dan sekresi, konsentrasi yang relatif konstan dalam plasma dari hari ke hari (Setyaningsih,2013). Kreatinin dengan pemakaian energi, sejumlah kecil diubah secara irreversible menjadi kreatinin, dan nantinya difiltrasi oleh glomerulus dan diekskresikan dalam urine (Intan, 2013).

2.2.2 Metabolisme kreatinin

Kreatinin terdapat di dalam otot, otak, dan dalam darah dengan bentuk terfosforilasi sebagai fosfokreatin. Kreatinin dalam jumlah sedikit sekali terdapat dalam urine normal (Victor, 2006). Kreatinin diangkut melalui aliran darah ke ginjal. Ginjal menyaring sebagian besar kreatinin dan membuangnya ke dalam urine. Kadar kreatinin akan berubah sebagai respon terhadap disfungsi ginjal. Kreatinin serum akan meningkat seiring dengan penurunan kemampuan penyaringan glomerulus. Kadar kreatinin serum ini mencerminkan kerusakan ginjal yang paling sensitif karena dihasilkan secara konstan oleh tubuh (Suryawan, 2016). Kreatinin fosfat CH3 CH3 N NH ATP+ N NH ADP + CH2 C CH2 C COOH NH COOH NH2 HO-P=O Kreatin OH CH3 Kreatinin N NH fosfat CH2 C C NH Kreatinin O

Gambar 2.1 Struktur Kreatinin

13

Reaksi ini berlanjut seiring dengan pemakaian energi sehingga dihasilkan CP. Dalam prosesnya sejumlah kecil keratin diubah secara irreversible menjadi keratin, yang dikelurkan dari sirkulasi oleh ginjal. Kreatinin dengan jumlah yang dihasilkan seseorang sama dengan massa otot rangka. Nilai rujukan untuk kreatinin adalah 0,6 sampai 1,3 mg/dL untuk laki-laki dan 0,5 sampai 1,0 mg/dL untuk perempuan (Renald, 2004 h. 292).

Kreatinin darah meningkat apabila fungsi ginjal menurun, apabila penurunan fungsi ginjal yang berlangsung secara lambat terjadi bersamaan dengan penurunan massa otot, konsentrai kreatinin dalam serum mungkin stabil, tetapi angka ekskresi (atau bersihan) 24-jam akan lebih rendah dari pada normal. Pola ini dapat terjadi pada pasien yang mengalami penuaan, dengan demikian, indeks fungsi ginjal yang lebih baik adalah bersihan kreatinin, yang memperhitungkan kreatinin serum dan jumlah yang diekskresikan perhari (Renald, 2004 hal. 293).

2.2.3 Pemeriksaan kreatinin

a) Kreatinin serum

Kreatin produksi katabolisme otot yang berasal dari pemecahan kreatin otot dan kreatinin fosfat. Jumlah produksi kreatinin sesuai dengan massa otot. Ginjal mengeluarkan kreatinin. Jika 50% atau lebih nefron rusak, maka kadar kreatinin meningkat kreatinin serum secara khusus berguna dalam mengevaluasi fungsi glomerulus. Kreatinin serum dinilai lebih sensitif dan merupakan indikator penyakit ginjal yang lebih spesifik dari pada BUN. Nilai rasio BUN/kreatinin adalah 10,1. Nilai rasio yang tinggi dari normal menunjukkan gangguan prerenal (Kee, 2008 h.167-168). Rumus kreatinin sebagai berikut :

14

Faktor konversi = mg/dL × 88.40 = µmol/L Mg/dL × 10 = mg/L Keterangan :

ΔA Sampel = jumlah absorbansi sampel

ΔA Standart = jumlah absorbansi standart

N = konsentrasi standart

(Sumber: Diagnostic systems, 2014 ) b) Metode pemeriksaan kreatinin serum

Dibawah ini merupakan metode pemeriksaan kreatinin serum : 1) Kinetik

Menggunakan metode jaffe melalui satu kali pembacaan. Alat yang digunakan autoanalyzer.

2) Enzimatik

Metode adanya substrat dalam sampel yang akan bereaksi

dengan enzim membentuk senyawa enzim substrat.

Menggunakan alat photometer. 3) Jaffe reaction

Prinsip pemeriksaan menggunakan jaffe reaction adalah kreatinin direaksikan dengan asam pikrat pada suasana basa yang akan membentuk senyawa berwarna merah-orange dan dilakukan pembacaan menggunakan spektofotometri dengan panjang gelombang 490-520 nm. Metode ini sangat umum dilakukan karena sederhana dan mudah untuk dilakukan

Kreatinin mg/dL = Error! Reference source not found. x N

15

(Saparuddin, 2010). Dari ke tiga metode diatas, yang banyak dipakai adalah “jaffe reaction”,

2.2.4 Kadar Kreatinin

Kadar kreatinin serum dalam darah mempunyai nilai normal yaitu 0,5-1,2 mg/dl untuk perempuan sedangkan untuk laki-laki 0,6-1,4 mg/l. Dimana kreatinin dalam serum pada laki-laki lebih tinggi dari pada perempuan karena laki-laki memiliki massa otot yang lebih besar (Verdiansyah, 2016).

2.2.5 Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Kreatinin

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kadar kreatinin dalam darah

a) Gagal ginjal (Victor, 2006). b) Perubahan massa otot.

c) Faktor makanan yaitu diet kaya dagingd

d) Mengkonsumsi obat-obatan seperti sefalosporin e) Aktifitas fisik yang berlebihan

f) Kenaikan sekresi tubulus dan destruksi kreatinin internal.

g) Usia dan jenis kelamin pada usia lebih tua akan lebih tinggi dari yang lebih muda dan pada laki-laki kadar kreatinin lebih tinggi dari pada perempuan (Sukandar, 1997) dalam jurnal Isnabella, 2017.

2.2.6 Penelitian yang relavan

a) Yunus, 2016 Dalam penelitiannya yang berjudul Gambaran Hasil Pemeriksaan Kristal Urin Dari Orang Yang Meminum Air Minum Kemasan Isi Ulang (Air Galon) Dan Orang Yang Meminum Air Minum Dari Sumur Gali. Metode yang digunakan deskriptif. Berdasarkan hasil dari penelitian, hasil pemeriksaan sampel urin menunjukkan bahwa

16

Kristal urin dengan jenis kalsium oksalat lebih banyak ditemukan pada orang yang mengkonsumsi air minum kemasan isi ulang.

b) Bobihu, 2012 Dalam penelitiannya yang berjudul Uji Kadar Kesadahan Sumber Air Minum Pada Kejadian Penyakit Batu Saluran Kemih Di Desa Barakati Kecamatan Batuda Kabupaten Gorontalo. Metode yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil bahwa kadar kesadahan sumber air minum pada penderita penyakit lebih tinggi yaitu 1375,173 mg/l dari pada sumber air minum yang digunakan oleh yang bukan penderita yaitu 429,7415 mg/l, sehingga ada hubungan antara tingkat kesadahan dengan penyakit batu saluran kemih.

17 Makroskopis

BAB 3

Dokumen terkait