• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.4 Tabulasi silang

Berikut merupakan hasil dari tabulasi silang distribusi frekuensi data umum dan data khusus masyarakat yang mengkonsumsi air sumur di daerah gunung kapur.

a) Tabulasi silang berdasarkan jenis kelamin pada masyarakat yang mengkonsumsi air sumur di daerah gunung kapur.

Hasil perhitungan yang dilakukan peneliti pada masyarakat yang mengkonsumsi air sumur di daerah gunung kapur berdasarkan jenis kelamin dengan hasil kadar kreatinin pada tabel 5.5

No. Kategori Kadar Kreatinin Frekuensi Persentase (%) 1. Normal 14 70% 2. Abnormal 6 30% Total 20 100%

34

(Sumber : Data primer, 2018)

Berdasarkan hasil tabulasi silang Tabel 5.5 menunjukkan bahwa hampir setengah responden memiliki kadar kreatinin diatas normal (abnormal) yaitu laki-laki sejumlah 2 responden (10%) dan yang normal sejumlah 2 responden (10%).

b) Tabulasi silang berdasarkan umur pada masyarakat yang mengkonsumsi air sumur di daerah gunung kapur

Hasil perhitungan yang dilakukan peneliti pada masyarakat yang mengkonsumsi air sumur di daerah gunung kapur berdasarkan umur dengan hasil kadar kreatinin pada tabel 5.6

Tabel 5.6 Tabulasi Silang Hasil Kadar Kreatinin Berdasarkan Umur Pada Masyarakat Yang Mengkonsumsi Air Sumur Di Daerah Gunung Kapur Di Dusun Blumbang Desa Dradah Blumbang Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan.

(Sumber: Data primer, 2018)

Tabel 5.5 Tabulasi Silang Hasil Kadar Kreatinin Berdasarkan

Jenis Kelamin Pada Masyarakat Yang Mengkonsumsi Air Sumur Di Daerah Gunung Kapur Di Dusun Blumbang Desa Dradah Blumbang Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan.

Kategori Kadar Kreatinin No. Jenis Kelamin Normal n(%) Abnormal n(%) Jumlah n% 1. Lali-laki 2(10%) 2(10%) 4(20%) 2. Perempuan 12(60%) 4(20%) 16(80%) Total 14(70%) 6(30%) 20(100%) Kategori Kadar Kreatinin

No. Kategori Umur Normal

(n%) Abnormal (n%) Jumlah (n%) 1. <20 tahun 1(5%) 0(0%) 1(5%) 2. 20-40 tahun 3(15%) 3(15%) 6(30%) 3. >40 tahun 10(50%) 3(15%) 13(65%) Total 14(70%) 6(30%) 20(100%)

35

Berdasarkan hasil tabulasi silang Tabel 5.6 menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil responden yang memiliki kadar kreatinin diatas normal (abnormal) yaitu yang berumur 20-40 tahun sejumlah 3 responden (15%) dan yang normal sejumlah 3 responden (15%).

c) Tabulasi silang berdasarkan lama masyarakat mengkonsumsi air sumur di daerah gunung kapur.

Hasil perhitungan yang dilakukan peneliti pada masyarakat yang mengkonsumsi air sumur di daerah gunung kapur berdasarkan lama mengkonsumsi dengan hasil kadar kreatinin pada tabel 5.7

(

S

umber: Data primer, 2018)

Berdasarkan hasil tabulasi silang Tabel 5.7 menunjukkan bahwa sebagian kecil responden yang memiliki kadar kreatinin diatas normal (abnormal) yaitu responden dengan kategori lama mengkonsumsi >5 tahun sejumlah 6 responden (30%) dan yang memiliki kadar kreatinin normal yaitu 14 reponden (70%).

Tabel 5.7 Tabulasi Silang Hasil Kadar Kreatinin Berdasarkan

Lama Mengkonsumsi Pada Masyarakat Yang

Mengkonsumsi Air Sumur Di Daerah Gunung Kapur Di Dusun Blumbang Desa Dradah Blumbang Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan.

Kategori kadar kreatinin

No. Kategori Lama

Mengkonsumsi Normal (n%) Abnormal (n%) Jumlah (n%) 1. 1-5 tahun 0(0%) 0(0%) 0(0%) 2. >5 tahun 14(70%) 6(30%) 20(100%) Total 14(70%) 6(30%) 20(100%)

36

5.2 Pembahasan

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada masyarakat yang mengkonsumsi air sumur di daerah gunung kapur di Dusun Dradah Desa Dradahblumbang Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan.

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling sehingga

didapatkan 20 responden yang memenuhi kriteria. Kadar kreatinin dilakukan

dengan menggunakan metode jaffe reaction dan diukur menggunakan alat

otomatis Urit-8031.

Berdasarkan tabel 5.4 dapat diketahui bahwa sebagian kecil responden yang mengkonsumsi air sumur di daerah gunung kapur yang memiliki kadar kreatinin diatas normal (abnormal) sebanyak 6 responden (30%) sedangkan yang normal sebanyak 14 responden (70%). Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa 70% masyarakat yang mengkonsumsi air sumur di Daerah gunung kapur yang memiliki kadar kreatinin normal, hal ini karenakan bahwa hampir sebagian besar masyarakat di daerah gunung kapur di Dusun Blumbang Desa Dradahblumbang Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan sudah mengetahui tata cara untuk pengelolahan tentang baku mutu air minum yang benar serta pengetahuan tentang bahaya air sadah yang nantinya berdampak buruk terhadap kesehatan terutama pada organ ginjal.

Hal ini sesuai dengan kasus-kasus sebelumnya bahwa ada beberapa warga di Dusun Blumbang Desa Dradahblumbang Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan yang mengalami gangguan fungsi ginjal serta mengalami penyakit batu ginjal, sehingga masyarakat lebih berhati-hati dalam mengelola air sumur di daerah gunung kapur. Sedangkan hanya 30%

37

sebagian kecil masyarakat yang mengkonsumsi air sumur di daerah gunung kapur yang memiliki kadar kreatinin diatas normal (abnormal), hal ini di sebabkan oleh adanya beberapa faktor seperti usia dan jenis kelamin serta perubahan massa otot. Menurut Sukandar, 1997 dalam jurnal Isnabella, 2017 dimana menyatakan bahwa usia dan jenis kelamin pada orang tua kadar kreatinin jauh lebih tinggi dari pada orang muda, sedangkan pada laki-laki kadar kreatinin lebih tinggi dari pada perempuan.

Pada tabel 5.5 menunjukkan bahwa hasil yang diperoleh pada kadar kreatinin serum yang tinggi hampir setengah responden dijumpai pada laki-laki yaitu (10%) dengan jumlah 2 responden dan yang normal sebanyak 2 responden (10%).

Dari data tersebut menunjukkan bahwa jenis kelamin dapat mempengaruhi kadar kreatinin dalam darah. Dimana laki-laki lebih rentan mengalami peningkatan kadar kreatinin yang diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu seperti aktivitas fisik yang berlebihan, sehingga terjadi perubahan massa otot serta dipengaruhi oleh pola hidup, salah satunya faktor makanan. Perempuan biasanya memiliki kadar kreatinin lebih rendah dibandingkan laki-laki, karena perempuan biasanya memilki massa otot yang kecil. Kreatinin merupakan sisa metabolisme protein otot, jumlah kreatinin per unit massa otot skelet konsisten dan tingkat kerusakan kreatinin juga konsisten. Dengan demikian, konsentrasi kreatinin plasma sangat stabil dan merupakan cerminan langsung dari massa otot skelet (Ayu, 2015).

Hal ini sesuai dengan dasar teori sebelumnya bahwa jenis kelamin merupakan salah satu variabel yang dapat memberikan perbedaan angka kejadian laki-laki dan perempuan. Insiden gagal ginjal pada laki-laki dua kali

38

lipat lebih besar dari pada perempuan dikarenakan secara dominan laki-laki memiliki frekuensi yang berbeda dari pada perempuan seperti perbedaan pekerjaan, kebiasaan hidup, genetika atau juga pada kondisi fisiologis (Budiarto & Anggraeni, 2002) dalam jurnal Butar,2015. Serta pada laki-laki rentan mengalami penyakit sistemik seperti (diabetes mellitus, hipertensi, glomerulonefriti, polikistik ginjal dan lupus) serta riwayat penyakit genetik (Level, 2007).

Pada tabel 5.6 menunjukkan bahwa hampir setengah responden yang memiliki kadar kreatinin serum yang tinggi (abnormal) didominasi oleh kelompok usia 20-40 tahun yaitu sejumlah 3 responden (15%) dan yang normal sebanyak 3 responden (15%). Data yang diperoleh dari hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin bertambahnya usia seseorang maka proses kerja ginjal mengalami disfungsi. Hal ini dikarenakan sel-sel ginjal mengalami nekrosis, dimana fungsi selnya telah bekerja secara terus menerus, sehingga mengalami terganggunya proses filtrasi produk sisa-sisa metabolisme didalam tubuh. Sehingga kadar kreatinin dalam darah meningkat.

Hal ini sesuai dengan dasar teori sebelumnya yang menyebutkan bahwa penurunan fungsi ginjal dalam skala kecil merupakan proses normal bagi setiap manusia seiring dengan bertambahnya usia. Usia merupakan faktor resiko terjadinya gagal ginjal, semakin bertambahnya usia seseorang maka semakin berkurang fungsi ginjalnya. Secara normal penurunan fungsi ginjal ini telah terjadi pada usia diatas 40 tahun. Dimana nantinya akan mengalami proses hilangnya beberapa nefron yang berakibat pada filtrasi kreatinin yang tidak bekerja secara sempurna (Hartini, 2016).

39

Pada tabel 5.7 menunjukkan bahwa lama responden mengkonsumsi air sumur di daerah gunung kapur yaitu selama >5 tahun, responden yang memiliki kadar kreatinin normal dengan persentase 14(70%) sedangkan yang memiliki kadar kreatinin abnormal yaitu 6(30%). Pada kebanyakan orang terutama di Dusun Blumbang Desa Dradahblumbang Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan masyarakat disana sejak kecil sudah terbiasa mengkonsumsi air yang bersumber dari sumur gali di sekitar gunung kapur.

40

BAB 6

Dokumen terkait