• Tidak ada hasil yang ditemukan

Diseminasi Teknologi Pengupasan Kulit Ari Kacang Koro Pedang (Canavalia Ensiformis) Sistem Rotary Roller Belt di Desa Marmoyo Kecamatan Kabuh Jombang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Diseminasi Teknologi Pengupasan Kulit Ari Kacang Koro Pedang (Canavalia Ensiformis) Sistem Rotary Roller Belt di Desa Marmoyo Kecamatan Kabuh Jombang"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

B - 60

Diseminasi Teknologi Pengupasan Kulit Ari Kacang Koro Pedang (Canavalia Ensiformis)

Sistem Rotary Roller Belt di Desa Marmoyo Kecamatan Kabuh Jombang

Hadi Santosa 1, Yuliati 2

1Jurusan Teknik Industri, 2Jurusan Teknik Elektro Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya Jalan Kalijudan 37 Surabaya

hadi-s@ukwms.ac.id, yuliati@ukwms.ac.id

Abstract- Currently under development of alternative food sources such as Jack bean plant (Canavalia Ensiformis). Jack bean (Canavalia Ensiformis) is one type of plant nuts / legumes. This plant has many benefits because it has high vegetable and carbohydrate protein content and can be processed into several processed food products such as mixture of abon, tempe, tofu, Crackers, flour and derivatives of processed products such as cake, cookies and other bakery products . There are at least 137 Marmoyo Village Farmers District Kabuh Jombang District in collaboration with PERHUTANI has planted a jack bean plant on an area of ± 20 hectares. But when the harvest is abundant, the farmers experience the main obstacles in stripping the skin of the epidermis. This is due to the characteristics of the thick and hard pea of the jack bean, making the process of stripping its epidermis difficult and requires a long time. Therefore, in the dissemination of the results of technology products to the community is offered a solution in the form of utilization of appropriate technology tool to strip out the scalp with a rotary belt system. This tool has the capability of stripping capacity 20 times (100 kg / hour) compared to stripping it manually.

Keywords: Jack Bean , Rotary belt system , Stripping I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanaman kacang koro pedang (Canavalia Ensiformis) atau jack bean mempunyai banyak manfaat karena memiliki kandungan protein nabati dan karbohidrat yang tinggi dan dapat diolah menjadi beberapa produk olahan pangan seperti bahan campuran abon, tempe, tahu, kerupuk koro pedang , tepung koro pedang serta turunan produk olahannya seperti cake, cookies dan produk bakery lainnya. Jenis polong polongan yang masih muda biasanya dimasak sebagai sayur-sayuran. Biji kacang koro pedang merupakan sumber protein nabati setara dengan kacang kedelai. Biji kacang koro pedang mempunyai kandungan karbohidrat 55% dan protein 23%-34% serta mengandung juga sumber Ca,

Zn, P, Mg, Cu dan Ni. Prospek biji koro pedang untuk keperluan ekspor juga masih sangat terbuka khususnya untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industry farmasi maupun nutrisi.

Namun , saat ini masih dijumpai beberapa kendala terkait pengolahan biji kacang koro pedang ini. Di dalam biji koro pedang mengandung asam sianida (HCN) yang merupakan senyawa toksik yang sangat berbahaya terhadap kesehatan tubuh manusia apabila masuk ke dalam tubuh dan dikonsumsi secara berlebihan. Batas kandungan HCN dalam tubuh tidak boleh lebih dari 0,5 mg/kg berat badan (Suciati, 2012). Proses pengolahan pasca panen yang tepat dapat menurunkan kadar HCN pada kacang koro seperti proses pencucian, pengukusan /perebusan dan perendaman dengan air garam (NaCl). Kendala lain yang sering dijumpai dalam proses pengolahan biji kacang koro adalah sulitnya proses pengupasan kulit ari kacang koro.

Karakteristik kulit ari kacang koro pedang yang tebal dan keras membuat proses pengupasan kulit ari nya menjadi sulit dan memerlukan waktu yang lama sehingga menyebabkan kelelahan bagi pengguna.

Hasil penelitian pendahuluan (Hadi Santosa , Yuliati 2014) telah berhasil dirancang bangun suatu alat teknologi tepat guna pengupasan kulit ari kacang koro pedang . Alat teknologi tepat guna (TTG) pengupas kulit ari koro pedang ini pada tahun 2015 juga telah berhasil menjadi juara II lomba teknologi tepat guna tingkat kota Surabaya dan piagam penghargaan kejuaraan dapat ditunjukkan pada Gambar 1. Proses pendaftaran paten sederhana ke Direktorat Jendral Kekayaan Intelektual dengan nomor pendaftaran paten S00201607954 pada bulan November tahun 2016 juga telah dalam proses (Yuliati, Hadi S, 2017). Adapun formulir permintaan pemeriksaan substantif pendaftaran paten dapat ditunjukkan pada Gambar 2.

(2)

B - 61

Gambar 1. Piagam Penghargaan Lomba TTG

Gambar 2. Pendaftaran Paten Sederhana

Kegiatan dan hasil penelitian yang telah dilakukan dan sejalan dengan tujuan dan program nasional untuk mengakselerasi proses hilirisasi teknologi hasil penelitian Lembaga Litbang yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, maka teknologi tepat guna pengupasan kulit ari koro pedang dengan sistem rotary belt ini hasilnya didiseminasikan kepada masyarakat petani koro pedang di Desa Marmoyo, Kecamatan Kabuh Kabupaten Jombang Jawa Timur. Alat yang dibuat ini secara khusus memanfaatkan metode gesekan antara dua pasang roller belt yang berputar dan masing-masing mempunyai kecepatan 800 rpm - 1000 rpm dan 400 rpm - 600 rpm serta kedua roller menjepit, menekan dan menggeser biji koro pedang.

Hal ini akan mengakibatkan kulit arinya akan terkelupas dari bijinya. Sistem penyetelan alat pengupas ini juga dapat diatur menyesuaikan dengan variasi besar kecilnya kulit kacang kacangan yang lain.

B. Tinjauan Pustaka 1. Analisis Situasi

Di Desa Marmoyo Kecamatan Kabuh kabupaten Jombang terdapat kurang lebih 137 petani koro pedang dan setidaknya terdapat 20 hektar lahan yang telah ditanami jenis tanaman koro pedang putih ini. Mereka bekerja sama dengan PERHUTANI setempat yang dipimpin oleh Bapak Suprapto dengan kelompok tani dengan ketua Bapak Nyuwito untuk memanfatkan lahan tidur dengan menanam jenis tanaman polong-polongan ini . Mereka juga telah bersedia menjadi mitra kerjasama dalam kegiatan diseminasi produk teknologi kepada masyarakat Adapun gambar mitra dapat ditunjukkan pada Gambar 3.

Gambar 3. Mitra Kegiatan Diseminasi Produk Teknologi Proses pengolahan kacang koro pedang melalui beberapa tahap yang harus dilalui. Hal ini disebabkan biji kacang koro pedang mengandung senyawa toksik yaitu zat Asam Sianida (HCN). Food Agricultural Organization (FAO) menetapkan bahwa kandungan senyawa HCN yang diperbolehkan dan aman untuk dikonsumsi manusia yaitu

< 10 ppm. Kandungan Asam Cianida pada kacang koro dapat dikurangi melalui proses pengolahan yang benar meliputi pencucian perebusan/pengukusan serta proses

perendaman dalam garam NaCl untuk

menghilangkan/mengurangi kandungan asam cianida nya sehingga aman dikonsumsi. Setelah melalui proses perebusan /pengukusan dan perendaman, maka kulit ari koro pedang harus dikupas satu demi satu untuk diolah menjadi berbagai macam produk olahan pangan selanjutnya.

Kendala yang mereka jumpai adalah dengan melimpahnya panenan koro pedang rata rata 6-7 ton/ hektar nya untuk sekali panen namun mereka kesulitan dalam pengolahan pasca panennya khususnya pada pengelupasan kulit arinya. Kulit ari koro pedang harus dikupas satu demi satu dengan tangan secara manual. Karakteristik kulit ari kacang koro pedang yang tebal dan keras membuat proses pengupasan kulit ari nya menjadi sulit dan tentunya memerlukan waktu yang lama dan sangat melelahkan bagi pengguna.

(3)

B - 62 2. Permasalahan Mitra

Berdasarkan informasi dari survei awal, analisa situasi, dan potensi hasil panen pertanian kacang koro pedang yang mampu mencapai 6-7 ton / hektar dan setidaknya terdapat 137 petani dengan lahan PERHUTANI 20 hektar yang ditanami tanaman koro di Desa Marmoyo Kecamatan Kabuh Kabupaten Jombang dan melihat potensi permintaan hasil olahan koro pedang yang cenderung meningkat, saat ini para petani mengalami kesulitan akan pengolahan pasca panen tanaman koro pedang putih ini. Kacang koro pedang setelah melalui proses perebusan /pengukusan dan perendaman untuk menghilangkan kandungan asam sinanidanya maka kulit ari koro pedang harus dikupas satu demi satu dengan tangan secara manual yang memerlukan waktu yang lama dan sangat melelahkan bagi pengguna (Gambar 4). Sebagai gambaran dalam satu jam mereka hanya mampu mengupas kulit ari koro pedang sebanyak 5 kg / jam/ orangnya, sedangkan panenan begitu melimpah.

Gambar 4. Pengupasan Kulit Ari Secara Manual Oleh sebab itu untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja para petani, pedagang dan pengrajin usaha kecil di dalam pengolahan pasca panen kacang koro pedang, maka dilakukan kegiatan diseminasi hasil produk teknologi ke masyarakat petani berupa teknologi tepat guna alat pengupas kulit ari kacang koro pedang yang merupakan hasil penelitian dan pengembangan sebelumnya (Hadi Santosa, Yuliati , 2014) . Rancang bangun alat pengupas ini dibuat sedemikian sehingga mudah pengoperasian dan pemeliharaannya dengan tidak mengabaikan aspek mekanik dan ergonomisnya.

3. Kacang Koro Pedang (Canavalia Ensiformis) Tanaman kacang koro pedang (Canavalia ensiformis) merupakan jenis tanaman tropis yang berasal dari Amerika Selatan/Tengah. Di beberapa daerah di Indonesia tanaman ini memiliki penyebutan yang bervariasi. Di daerah Jawa Tengah dikenal sebagai Koro Bedog, Kacang Mekah, Koro Bendo, Koro Pedang, Krandang . Di Jawa Barat dikenal sebagai Kacang Koang kaos pedang, kaos bakol, kaos bebedogan . Dan di Madura dikenal sebagai koro ortel, koro wedung atau kacang prasman (Heyne,1950; Ochse, 1931).

Secara botani tanaman koro pedang dibedakan ke dalam dua tipe tanaman yaitu : koro pedang yang tumbuh

merambat (climbing) dan berbiji merah (Canavalia gladiate (jack) DC) dan koro pedang tumbuh tegak dan berbiji putih (Canavalia ensiformis (L.) DC.).

(Anonim, 2012). Jenis tanaman yang dibudidayakan para petani di Desa Marmoyo Jombang adalah jenis tanaman koro pedang putih (Canavalia ensiformis) .

Koro pedang dapat tumbuh dengan baik pada dataran rendah (mulai 40 m dpl) sampai pada ketinggian 1.800 m dpl. Dapat beradaptasi dengan baik di daerah tropis yang lembab dan dapat bertahan pada musim kering dengan curah hujan berkisar 700 s/d 4.000 mm per tahun. Oleh sebab itu, tanaman poling-polongan ini dapat tumbuh dengan baik di daerah Jombang dengan ketinggian 500 m dpl dengan curah hujan relatif rendah yaitu berkisar antara 1750- 2500 mm per tahun dan tanaman ini tumbuh dengan baik bila mendapat penyinaran matahari yang penuh dengan toleransi keteduhan yang sedang. Tinggi tanaman koro pedang antara 75-100 cm , masa panen sekitar 4 - 5 bulan dan selang 2 -3 minggu berikutnya setelah pemanenan pertama dapat terus dipanen sampai umur 6 bulan. Panjang polong 20 – 30 cm , bentuk bijinya lonjong berwarna putih atau kuning gading dengan panjang 6-9 mm. Adapun tanaman koro pedang , bentuk polong dan biji kacang koro pedang putih dan dapat dilihat pada gambar 5.

(a) Tanaman Kacang Koro Pedang Putih

(b) Polong Kacang Koro Pedang Putih Kulit ari

Kacang Koro

(4)

B - 63

(c). Biji Kacang Koro Pedang Putih Gambar 5. Kacang Koro Pedang Putih

Manfaat kacang koro pedang disamping sebagai bahan baku pengolahan pangan, juga dapat dimanfaatkan untuk keperluan farmasi dan kosmetika. Kandungan Con canavalin A yang merupakan senyawa protein yang berfungsi sebagai antibodi yang dapat mengaktifkan sel anti kanker atau sel T. Koro pedang juga mengandung enzim urease yang dapat diekstrak dan bermanfaat bagi dunia farmasi sebagai reagen untuk menentukan konsentrasi urease dalam darah. Kandungan unsur hara N, K, Ca dan Mg juga cukup tinggi menjadikan tanaman ini bermanfaat untuk menyuburkan tanah.

Namun, dibalik semua manfaat koro pedang terdapat kendala dalam pengupasan kulit ari nya. Hal ini dikarenakan karakteristik kulit ari yang tebal, ulet dank eras. Oleh sebab itu dalam rancang bangun alat pengupas ini dipertimbangkan aspek mekanik maupun ergonomis nya.

4. Desain Ergonomis

Pada saat melakukan pekerjaan fisik operator, maka sebaiknya dihindari hal-hal seperti : beban statis, sikap kerja atau postur yang berlebihan, penggunaan tenaga kerja secara berlebihan, serta konsentrasi beban kerja hanya pada sejumlah otot saja dan diupayakan agar beban mental dapat ditekan sekecil-kecilnya, bahkan seharusnya dapat dihilangkan.

Dalam melakukan desain atau perancangan sistem kerja yang ergonomis, ada lima prinsip rancangan yang perlu dipertimbangkan yaitu :

a. Buatlah agar mesin/alat dapat disesuaikan dengan kebutuhan manusia.

b. Meminimalisasi persentase yang berada diluar rancangan.

c. Perancangan kerja agar semakin bersifat seimbang, serta semakin berkurangnya penggunaan fisik dan hal- hal yang kurang prosedural.

d. Tekanan pentingnya komunikasi.

e. Gunakan mesin yang memperbesar kemampuan manusia.

Konsep dasar serta prinsip-prinsip diatas seharusnya digunakan dalam melakukan suatu perancangan sistem kerja, agar mesin dapat berjalan sebaik mungkin.

Aspek ergonomis dalam pembuatan alat pengupas ini tenaga yang dikeluarkan operator jauh lebih sedikit

dibanding dengan mengupas secara manual. Tinggi alat disesuaikan dengan kondisi operator saat menuang kacang koro sehingga memudahkan operator untuk mengoperasikannya. Hasil kupasan langsung keluar lewat corong keluaran dan ditampung dalam nampan penampungan.

5. Biomekanika

Biomekanika adalah suatu hal yang berkaitan dengan aspek-aspek mekanika dari gerakan anggota-anggota tubuh, pekerjaan yang menggunakan biomekanika adalah : kekuatan kerja otot, kecepatan dan ketelitian gerak anggota- anggota badan dan daya tahan jaringan-jaringan tubuh terhadap beban.

Otot dan tulang merupakan bagian penting bagi ukuran- ukuran tubuh, ukuran tinggi dan besar dari tubuh bagian- bagiannya. Ukuran ini juga menetukan kemampuan fisik tenaga kerja. Prinsip-prinsip fisika digunakan untuk menyatakan tegangan mekanik pada tubuh dan gaya otot yang diperlukan untuk mengimbangi tergangan-tegangan tersebut.

Dalam banyak kegiatan penganan material, seperti : mengangkat, membawa, mendorong dan menarik gaya-gaya yang signifikan terjadi pada tulang belakang bagian bawah, yakni lumbar L5/S1 lokasi dimana sering terjadi cidera pada punggung.

Penelitian dengan menggunakan pendekatan biomekanika pada dasarnya mempelajari dan menganalisa batas-batas kekuatan, ketahanan, kecepatan dan ketelitian yang dimiliki manusia dalam melakukan kerja. Faktor- faktor biomekanika dipengaruhi oleh :

 Faktor diri : umur, jenis kelamin, suku bangsa.

 Sikap kerja.

 Jenis kerja.

Kerja fisik sering disebut pula sebagai kerja otot. Otot – ototlah yang menjadi sebab gerakan tubuh, otot – otot menduduki sekitar 45 % dari serat tubuh. Otot – otot tersusun dari serat – serat otot, yang garis tengah penampangnya 0.1 mm dan panjangnya bervariasi antara 0.5 dan 14 cm, banyak serat – serat pada suatu otot bervariasi diantara 100.000 sampai 1 juta. Ujung – ujung serat ini terkait pada ujung otot yang berbentuk serat kolagen. Serat – serat kolagen ini membentuk urat. Kadang – kadang pada otot yang panjang, beberapa serat sambung – menyambung dan berbentuk satu serat panjang.

Secara garis besar dapat dikatakan bahwa kelelahan merupakan keadaan setiap individu, dimana terjadi penurunan kekuatan dan kontraksi otot serta perlambatan gerakan – gerakan aktifitas yang sedang dilakukannya. Hal ini dapat ditimbulkan oleh dua hal yaitu kelelahan fisik (fisiologis dan kimia) dan akibat kelelahan mental (psikologis ).

Kelelahan psikologis adalah kelelahan yang timbul karena adanya perubahan – perubahan psikologis dalam tubuh manusia. Pada saat terjadi kegiatan akan terjadi proses kimia dalam otot antara lain penyediaan energi yang diperlukan. Pada saat relaksasi, cadangan tenaga akan

(5)

B - 64 dibentuk kembali. Jika konsumsi energi melampui kemampuan pembentukan kembali energi, akan menurunkan efisiensi kerja dan hal inilah yang akan menimbulkan adanya kelelahan.

Pada fisiologis sebenarnya merupakan kelelahan yang semu, karena hal ini timbul dari perasaan yang ada dalam pikiran seseorang seperti bosan, keadaan monoton, lingkungan yang tidak cocok, tanggung jawab, kekuatiran serta konflik – konflik. Pikiran – pikiran inilah yang kemudian diteruskan oleh syaraf – syaraf sensorik ke otak kemudian disadari dan dianggap sebagai kelelahan otot.

II. PEMBAHASAN A. Solusi yang ditawarkan

Berdasarkan permasalahan mitra yang telah dipaparkan sebelumnya, maka solusi yang ditawarkan pada kegiatan diseminasi teknologi kepada masyarakat ini adalah dengan menerapkan hasil penelitian pendahuluan (Hadi Santosa, Yuliati , 2014) kepada masyarakat dalam kegiatan diseminasi hasil teknologi tepat guna dalam memanfaatkan alat pengupas kulit ari kacang koro pedang untuk masyarakat mitra dengan kapasitas yang mumpuni (100 kg/jam) sesuai dengan kebutuhan masyarakat, mudah dalam pengoperasiannya serta dalam perawatan dan pemeliharaannya. Hal ini bertujuan agar dapat mempercepat proses pengupasan kulit ari koro pedang sebagai bagian dari tahapan proses pengolahan pasca panen biji kacang koro pedang.

Adapun alat pengupas kulit ari kacang koro pedang yang akan dibuat lagi untuk kegiatan diseminasi teknologi ke masyarakat ini mempunyai spesifikasi sebagai berikut:

a. Daya Listrik yang diperlukan : 500 Watt b. Putaran Motor 1 phase : 1440 rpm c. Putaran Roller Pengupas I : 400 rpm d. Putaran Roller Pengupas II : 600 rpm e. Dimensi : panjang = 60cm, tinggi = 150cm, lebar =

60 cm

f. Belt Rotary : Panjang =60 cm; Lebar = 25 cm g. Rangka dengan konstruksi bahan karbon steel,

penampung kacang koro dan corong keluaran berbahan Stainless Steel.

h. Impeler Rotary bahan Aluminium, belt rotary berbahan rubber belt dengan ketebalan 8 mm.

i. Kapasitas pengupasan kacang koro pedang yang telah melalui proses perendaman sebelumnya adalah 100 kg/jam

j. Dinding luar baja karbon dicat

k. Dinding samping bagian atas dan atap terbuat dari plat besi

l. Hopper pemasukan koro pedang terbuat dari stainless steel

m. Sistem putaran pengupasan menggunakan belt yang putarannya direduksi menggunakan dua rangkaian belt.

Pengupasan kulit ari kacang koro pedang diawali dengan proses perebusan/pengukusan pada suhu 700C - 800C dengan air garam, serta perendaman kacang koro

selama 12 jam sebelum dilakukan proses pengupasan . Hal ini bertujuan menghilangkan kandungan asam sinaida (HCN) serta agar kacang Rancang bangun alat pengupas kulit ari koro pedang dibuat dengan memanfaatkan perbedaan kecepatan antara dua pasang roller belt (fast dan slow roller belt) yang masing- masing berputar dengan kecepatan putar 800 rpm-1000 rpm dan 400 rpm-600 rpm.

Kedua pasang rotary roller belt yang berputar akan menjepit, menekan dan menggeser biji kacang koro sehingga kulit arinya yang bertekstur tebal dan keras akan terkelupas dan terpisah dari bijinya. Gambar rancangan alat yang telah berhasil dibuat dapat ditunjukkan pada Gambar 6.

Di dalam ruang pengelupasan alat pengupas kulit ari koro pedang beserta bagian bagian di dalam ruang pengelupasannya, tersusun dari dua buah rotary roller belt yaitu fast roller belt (1) dengan putaran 500 rpm dan slow roller belt (3) dengan putaran 300 rpm yang mempunyai kecepatan berbeda yang digerakkan dengan motor listrik (2) dengan putaran 1500 rpm beserta sistem transmisinya (6) dengan menggunakan belt dan gear box. Adanya komponen adjuster Fast roller belt (4) dan adjuster Slow Roller Belt (5) untuk mengatur ketegangan belt yang berfungsi untuk untuk menyesuaikan dengan besar kecilnya kacang koro pedang dan keras lunaknya kulit koro yang akan dikupas sehingga biji koro tidak rusak dan terkelupas dengan sempurna.

Hasil pengupasan kulit ari kacang koro pedang ini sekitar 90% kulit ari dapat terkelupas dengan baik. Dimensi alat pengupas ini adalah panjang 60 cm, lebar 60 cm, dan tinggi alat 150 cm. Belt rotary nya mempunyai panjang 60 cm dan lebar = 25 cm. Dimensi alat tersebut dapat disesuaikan dengan kapasitas proses pengupasan yang dibutuhkan. Alat ini juga memiliki kemampuan dalam penyetelan yang dapat menyesuaikan dengan variasi besar kecilnya ukuran biji kacang kacangan yang lain.

Pandangan atas

Pandangan samping

(6)

B - 65

Gambar 6. Rancangan Alat Pengupas Kulit Ari Koro Pedang

B. Target Luaran

Target luaran dari kegiatan diseminasi teknologi kepada masyarakat adalah memanfaatkan dan menerapkan hasil produk teknologi tepat guna berupa alat pengupas kulit ari kacang koro pedang serta target yang akan dicapai antara lain adalah :

a. Adanya perubahan proses pengupasan kulit ari koro pedang dari bersifat tradisional yang memerlukan waktu lama (5 kg/jam) menjadi lebih singkat proses pengupasannya serta lebih hygienis. Sehingga produktivitas meningkat.

b. Peningkatan efektifitas pengupasan kulit ari koro pedang yang semula dilakukan oleh tenaga manusia selanjutnya manusia berperan sebagai operator alat.

c. Peningkatan produksi koro pedang siap olah menjadi produk olahan yang mempunyai nilai jual lebih tinggi.

d. Menciptakan budaya bersih dan sehat bagi masyarakat usaha kecil untuk produk olahan koro pedang.

Adapun luaran yang diharapkan dalam kegiatan diseminasi pengabdian masyarakat ini adalah adanya nilai tambah dari sisi ilmu pengetahuan dan teknologi yaitu :

a. Alat pengupas kulit ari koro pedang ini penggunaan energi relatif kecil dan kapasitas pengupasan koro meningkat 20 x lipat (100 kg/jam) apabila dibandingkan dengan cara manual / tradisional.

b. Biaya pemeliharaan rendah dan pengoperasian alat pengupas koro pedang mudah.

Realisasi alat pengupas kulit ari kacang koro pedang sistem rotary belt dapat ditunjukkan pada Gambar 7.

Gambar 7. Realisasi Alat Pengupas Kulit Ari Kacang Koro Pedang Sistem Rotary Belt.

Keterangan gambar :

1. Corong penampung kacang koro pedang 2. Lever untuk mengatur system pengupasan 3. Ruang pengupasan

4. Ruang transmisi penggerak

5. Corong keluar kacang koro pedang hasil pengupasan 6. Motor penggerak

III. METODE PELAKSANAAN

Metode pelaksanaan dalam kegiatan diseminasi teknologi kepada masyarakat ini terbagi dalam dua kegiatan yaitu :

1. Tahap proses pembuatan kembali alat pengupas kulit ari koro pedang

Pelaksanaannya meliputi kegiatan sebagai berikut :

a. Pekerjaan desain konstruksi alat pengupas kulit ari koro pedang meliputi pengerjaan mekanik dan electric wiring. Kegiatan supervisi ke bengkel permesinan/

bubut/ las agar terjaga kulatiasnya sesuai dengan rancangan dan spesifikasi teknik yang telah ditentukan.

(7)

B - 66 Penentuan bahan-bahan teknik pendukung alat pengupas yang berkualitas baik dan aman untuk pengolahan produk makanan.

b. Pengerjaan dan supervisi di bengkel serta perakitan peralatan pengering dan sistem electric wiring nya.

2. Tahap diseminasi produk teknologi kepada masyarakat dalam bentuk kegiatan implementasi, penyuluhan, dan pelatihan bagaimana cara pengoperasian dan pemeliharaan peralatan pengupasan kulit ari koro pedang kepada masyarakat. Adapun persiapan yang dilakukan antara lain :

a. Pembuatan modul bagi peserta penyuluhan yang berkaitan dengan kandungan nutrisi dan karakteristik jenis tanaman koro pedang, beberapa variasi pengolahan pasca panen koro pedang.

b. Pembuatan modul cara pengoperasian alat pengupas serta pemeliharaan peralatannya.

c. Diseminasi dan implemetasi alat pengupasan kulit ari koro pedang di Desa Marmoyo Kecamatan Kabuh Kabupaten Jombang beserta masyarakat desa, petani koro dan wirausaha kecil di bidang koro pedang.

d. Penyuluhan berbagai variasi cara mengolah koro pedang untuk membuat berbagai jenis produk makanan olahan berbasis koro pedang putih.

IV. KESIMPULAN

Rancang bangun alat pengupas kulit ari koro pedang dibuat dengan memanfaatkan perbedaan kecepatan antara dua pasang roller belt (fast dan slow roller belt) yang masing- masing berputar dengan kecepatan putar 800 rpm- 1000 rpm dan 400 rpm-600 rpm. Kedua pasang rotary roller belt yang berputar akan menjepit, menekan dan menggeser biji kacang koro sehingga kulit arinya yang bertekstur tebal dan keras akan terkelupas dan terpisah dari bijinya. Alat ini juga memiliki kemampuan dalam penyetelan yang dapat menyesuaikan dengan variasi besar kecilnya ukuran biji kacang kacangan yang lain. . Hasil pengupasan kulit ari kacang koro pedang ini sekitar 90% kulit ari dapat terkelupas dengan baik. Alat pengupas koro pedang ini mampu mengupas 100 kg/jam sehingga sangat membantu para petani dalam proses pengupasan kulit ari koro pedang di saat panenan melimpah.

DAFTAR PUSTAKA

1. Meriam J.L., L.G. Kraige,” Engineering Mechanics:

Vol 1: Statics”, John Willey & Son, 2001.

2. Suciati A, “Pengaruh Lama Perendaman dan Fermentasi Terhadap Kandungan HCN Pada Tempe Kacang Koro”, 2012.

3. Hadi Santosa, Yuliati, “Alat Pengupas Kulit Ari Kacang Koro Pedang Secara Elektrik Mekanik”, PPPG Research Project, 2014.

4. Sri Budi W, WyatiSaddewisasi, “Pemanfaatan Koro Pedang Pada Aplikasi Produk Pangan dan Analisis Ekonominya”, Riptek Vol. 7, No. 2, Tahun 2013, Hal.

1-10, 2013.

5. Yuliati, Hadi Santosa, “ Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna Pengupasan Kulit Ari Kacang Koro Pedang (Canavalia Ensiformis), Prosiding Seminar Nasional RITEKTRA 2017, ISBN: 978-602-50244-0-5

Gambar

Gambar 3. Mitra Kegiatan Diseminasi Produk Teknologi  Proses  pengolahan  kacang  koro  pedang  melalui  beberapa  tahap  yang  harus  dilalui
Gambar 4. Pengupasan Kulit Ari Secara Manual  Oleh  sebab  itu  untuk    meningkatkan  efisiensi  dan  produktivitas  kerja  para  petani,  pedagang  dan  pengrajin  usaha  kecil  di  dalam  pengolahan  pasca  panen  kacang  koro  pedang,  maka  dilakukan
Gambar 7. Realisasi Alat Pengupas Kulit Ari Kacang Koro Pedang  Sistem Rotary Belt.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk melihat kinerja dan keandalan dari potongan program dalam penelitian yang telah dibuat, maka dilakukan beberapa uji coba yaitu uji coba kebenaran/validasi, uji

&#34;Artinya : Aku minta ampun kepada-Mu [Hadits Riwayat Seluruh penyusun sunan kecuali An Nasaa’i] [1] Rutinitas manusia masuk kamar mandi dalam sehari semalam merupakan kebiasaan

Perbaikan telah dilakukan pada kerusakan komponen utama tungku dan alat timbang dengan penggantian dan pemasangan komponen pemanas dan termokopel, sedang untuk

Meskipun dengan demikian dari beberapa alasan yang telah dikemukakan diatas rriengenai alasan tertariknya mereka menjadi nasabah pada Bank Syariah Mandiri, perbandingan

7 fase kesedihan dampak Covid-19 yang berbasis pada fase kesedihan Kubler yang dikonstruksi melalui semiotika sosial merupakan model siklus dinamika emosi, persepsi, sosial

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor lingkungan internal dan eksternal, memetakan posisi kompetitif usaha peternakan walet UD.Sakinah pada

Bangunan 3 (tiga) unit rumah yang ditempati oleh ibu Sutrijon dan adik- adik Sutrijon. Sutrijon Cs tersebut merupakan kemenakan dari penggugat objek perkara

Jadi dapat disimpulkan workflow adalah urutan aliran dari suatu proses kerja yang dibuat secara lengkap mencakup actor yang terlibat dan aktivitas yang terjadi untuk