• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II: STUDI Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II: STUDI Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II: STUDI

2.1. Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja

Berdasarkan uraian pada KAK, arsitek dituntut untuk memenuhi kriteria hotel yang mendukung upaya pelestarian dan pengelolaan kawasan Cagar Budaya secara berkelanjutan, yang mampu meningkatkan pencitraan dan apresiasi masyarakat luas terhadap situs dan kawasan Candi Prambanan sebagai situs Warisan Budaya (World Heritage Site) dan Taman Arkeologi Dunia (Archeolgical Park) serta nilai manfaatnya bagi pengembangan wilayah dan kesejahteraan masyarakat.

Penitikberatan pada Heritage sebagai acuan dasar konsep perancangan pun menjadi poin penting dalam perancangan hotel ini dimana manifestasi produknya meliputi aspek arsitektural (interior, eksterior dan lansekap), fasilitas Food &

Beverage (F&B), fasilitas pendukung hotel (event kegiatan kesenian di hotel), unsur material bangunan dan candi Prambanan sebagai icon heritage yang diintegrasikan dalam perencanaan ruang dan bangunan.

Hotel ini pun diharapkan menjadi hotel yang ramah budaya, ramah lingkungan dan ramah anak dan keluarga.

2.2. Studi Pustaka

2.2.1. Hotel

Hotel berasal dari kata hostel, konon diambil dari bahasa Perancis kuno.

Maknanya kira-kira, "tempat penampungan untuk pendatang" atau bisa juga

"bangunan penyedia pondokan dan makanan untuk umum". Jadi, pada mulanya hotel memang diciptakan untuk melayani masyarakat.

(2)

Pengertian hotel berdasarkan beberapa definisi menurut para ahli:

Menurut Sulastiyono (2011:5) dalam, hotel adalah suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan pelayanan makanan, minuman dan fasilitas kamar untuk tidur kepada orang-orang yang melakukan perjalanan dan mampu membayar dengan jumlah yang wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima tampa adanya perjanjian khusus.

Pengertian hotel menurut SK Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi No. KM 37/PW. 340/MPPT-86 dalam Sulastiyono (2011:6), adalah "suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman, serta jasa penunjang lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial.

Bagian-bagian atau departemen yang terdapat dalam Hotel secara umum menurut Sulastiyono (2011:63-186) adalah sebagai berikut:

1. Kantor depan Hotel (Front Office)

Peranan dan fungsi utama dari bagian kantor depan hotel adalah menjual (dalam arti menyewakan) kamar kepada para tamu. Oleh karena fungsinya itu, maka lokasi atau letak kantor depan hotel seharusnya berada di tempat yang mudah dilihat atau diketahui oleh tamu.

Untuk membantu pelaksanaan fungsi bagian kantor depan hotel terbagi menjadi beberapa sub-bagian yang masing-masing sub-bagian memiliki fungsi pelayanan yang berbeda, karena peranan dan fungsi utama bagian kantor depan hotel adalah pelayanan penjualan kamar, maka penggunaan Yield Managament sebagai strategi penjualan akan banyak berkaitan dengan sub-bagian pelayanan pemesanan kamar (Reservation).

2. Tata Graha Hotel (Housekeeping)

Bagian tata graha (Housekeeping) adalah salah satu bagian yang mempunyai peranan dan fungsi yang cukup vital dalam memberikan

(3)

pelayanan kepada para tamu, terutama yang menyangkut pelayanan kenyamanan dan kebersihan ruang hotel.

Tanggung jawab bagian tata graha dapat dikatakan mulai dari pengurusan tentang bahan-bahan yang terbuat dari kain seperti taplak meja (table cloth), sprei, sarung bantal, korden, menjaga kerapihan dan kebersihan ruangan beserta perlengkapannya, sampai pada program pengadaan/penggantian peralatan dan perlengkapan, serta pemeliharaan seluruh ruangan hotel.

Melihat ruang lingkup tanggung jawab bagian tata graha tersebut, maka yang dimaksud ruangan-ruangan hotel terdiri dari kamar-kamar tamu, ruang rapat, ruang umum seperti lobby, koridor, restoran yang kesemuanya itu disebut sebagai front of the house. Disamping itu, bagian tata graha juga bertanggung jawab terhadap kebersihan dan kerapihan bagian back of-the-house seperti bagian dapur, ruang makan karyawan, ruang ganti pakaian karyawan, ruang kantor dan sebagainya.

3. Makanan dan Minuman (Food & Beverage)

Bagian makanan dan minuman merupakan salah satu bagian yang terdapat dihotel, yang mempunyai fungsi melaksanakan penjualan makanan dan minuman. Sekalipun melakukan fungsi menjual makanan dan minuman, tetapi dibalik itu semuanya terdapat kegiatan-kegiatan yang sangat komplek. Kegiatan itu adalah melaksanakan usaha pengembangan produk makanan dan minuman, merencanakan kegiatan- kegiatan yang dapat menarik tamu untuk makan dan minum direstoran hotel, melakukan pembelian bahan-bahan makanan dan minuman, penyimpanan bahan-bahan makanan dan minuman, melakukan pengolahan, penyajian makanan dan minuman serta penghitungan produk.

4. Marketing and Sales Departement

Bagian ini berfungsi dalam memasarkan produk hotel, serta kegiatan- kegiatan yang berhubungan dengan pemasaran hotel, dengan berbagai

(4)

cara bagian ini berusaha untuk mendapatkan tamu sebanyak mungkin ke dalam hotel, agar dapat menentukan banyaknya peningkatan pendapatan yang diperoleh melalui tamu-tamu yang menginap dan menggunakan fasilitas-fasilitas hotel.

5. Accounting Departement

Accounting Departement ini merupakan sebuah pusat bagi perusahaan hotel dalam menyelenggarakan penyusunan, pencatatan dan administrasi keuangan.

6. Human Resource Depertement

Bagian ini berfungsi melakukan kegiatan yang ada kaitannya dengan sumber daya manusia yang ada di lingkungan kerja hotel. Departemen ini juga memiliki tugas dalam mengembangkan tenaga kerja yang ada serta mengatur dan menyelenggarakan pendidikan maupun latihan kerja bagi kariyawan dari semua tingkatan.

7. Engineering Departement

Departemen ini bertanggung jawab dalam kegiatan yang berhubungan dengan perencanaan dan konstruksi bangunan hotel, juga peralatan dan perlengkapan hotel yang bersifat mekanik (mesin) serta mengurus pengadaan dan pemeliharaan instalasi listrik dan pengadaan air bersih untuk keperluan tamu maupun untuk keperluan kariyawan hotel.

Disamping fungsi dan tugas diatas, departement engineering juga mengurus perlengkapan dan peralatan yang bisa digunakan dalam hal yang berhubungan dengan pencegahan dan penanggulangan kebakaran maupun yang berhubungan dengan keselamatan kerja

8. Security Departement

Bagian ini bertugas dalam hal yang ada kaitannya dengan keamanan di dalam hotel maupun di luar hotel serta memelihara ketertiban di wilayah kerjanya.

(5)

Pengertian Hotel Bisnis didefenisikan sebagai hotel yang banyak digunakan para usahawan, dimana hotel ini memiliki fasilitas yang lengkap untuk para pebisnis. Biasanya terletak di pusat kota, ataupun area bisnis dan berfungsi menyediakan fasilitas, layanan dan kemudahan akomodasi yang disesuaikan dengan karakter para pelaku bisnis.

Klasifikasi Hotel

A. Berdasarkan Knowledge on Hotel Operation oleh Balai Pendidikan dan Latihan Kepariwisataan

1) Klasifikasi hotel berdasarkan plan, yaitu:

a) Europen plan hotel, pengunjung hanya membayar tarif kamar saja.

b) Continental plan hotel, tarif kamar termasuk tarif makan pagi c) Modified American plan hotel, tarif kamar termasuk tarif 2 kali

makan (jam dapat dipilih)

d) Full American plan hotels, tarif kamar termasuk 3 kali makan.

2) Klasifikasi hotel berdasarkan ukuran / jumlah kamar, yaitu:

a) Small hotel, jumlah kamar antara kurang dari 25 buah.

b) Average hotels, jumlah kamar antara 25 – 100 buah.

c) Above average hotels, jumlah kamar antara 100 – 300 buah.

d) Large hotels, jumlah kamar lebih dari 300 buah.

3) Klasifikasi hotel berdasarkan jenis pengunjung, yaitu:

a) Family hotels, hotel untuk tamu yang menginap bersama keluarga.

b) Business hotels, hotel untuk pengusaha.

(6)

c) Tourist hotels, hotel untuk tamu yang menginap berupa wisatawan, baik domestik maupun luar negeri.

d) Transit hotels, hotel untuk tamu yang singgah dalam waktu singkat.

e) Cure hotels, hotel untuk tamu yang menginap dalam proses pengobatan atau penyembuhan penyakit.

4) Klasifikasi hotel berdasarkan lamanya menginap, yaitu:

a) Transient hotels yaitu hotel dengan lama tinggal tamu rata-rata semalam.

b) Semi resident hotels, yaitu hotel dengan lama tinggal tamu lebih dari satu hari tetapi tetap dalam jangka waktu pendek, berkisar dua minggu hingga satu bulan.

c) Resident hotels, yaitu hotel dengan lama tinggal tamu cukup lama, berkisar paling sedikit satu bulan.

5) Klasifikasi hotel berdasarkan lokasi, yaitu:

a) Resort hotels, hotel yang berada di daerah rekreasi atau peristirahatan

b) Mountain hotels, hotel yang berada di pegunungan c) Beach hotels, hotel yang berada di pantai

d) City hotels, hotel yang berada di tengah kota e) Highway hotel, hotel yang berada di jalur highway

6) Klasifikasi hotel berdasarkan maksud kegiatan selama tamu menginap, yaitu:

a) Sport Hotel, yaitu hotel yang berada pada kompleks kegiatan olahraga.

(7)

b) Ski Hotel, yaitu hotel yang menyediakan area bermain ski.

c) Conference Hotel, yaitu hotel yang menyediakan fasilitas lengkap untuk konferensi.

d) Convention Hotel, yaitu hotel sebagai bagian dari komplek kegiatan konvensi.

e) Pilgrim Hotel, yaitu hotel yang sebagian tempatnya berfungsi sebagai fasilitas ibadah.

f) Casino Hotel, yaitu hotel yang sebagian tempatnya berfungsi untuk kegiatan berjudi.

7) Klasifikasi hotel berdasarkan sistem operasional, yaitu:

a) Franchised operation system b) Reveral operation system c) Chain hotel operating system

8) Klasifikasi hotel berdasarkan peraturan pemerintah, yaitu:

a) Grade system, klasifikasi hotel menurut tarifnya:

(1) Hotel ekonomi, hotel dengan tarif ekonomi (2) Hotel medium, hotel dengan tarif menengah (3) Hotel De-Luxe, hotel dengan tarif paling tinggi

b) Star system, klasifikasi hotel menurut kelas bintang sebagai simbol kualitas:

(1) Hotel bintang lima (2) Hotel bintang empat (3) Hotel bintang tiga

(8)

(4) Hotel bintang dua (5) Hotel bintang satu

B. Surat Keputusan Menparpostel No. KN. 37/PW/304/MPPT-86, tanggal 7 Juni 1986.

Klasifikasi hotel berdasarkan lokasi:

1) City hotel, hotel yang terletak di kota. Termasuk dalam hal ini adalah Residental Hotel, dan Transit Hotel atau Commersial Hotel.

2) Resort hotel, hotel yang terletak di daerah peristirahatan atau tempat-tempat dengan alam atau pemandangan indah.

C. Berdasarkan Surat Keputusan Dirjen Pariwisata No. 14/U/II/88 tentang pelaksanaan ketentuan usaha dan penggolongan hotel:

1) Hotel bintang satu: minimal 15 kamar 2) Hotel bintang dua: minimal 20 kamar 3) Hotel bintang tiga: minimal 30 kamar 4) Hotel bintang empat: minimal 50 kamar 5) Hotel bintang lima: minimal 100 kamar

6) Hotel bintang lima + diamond: hotel dengan kualitas lebih baik dari hotel bintang lima.

D. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perhubungan

Klasifikasi hotel berdasarkan fungsi dan susunan organisasinya:

1) Residental hotels, menyediakan akomodasi untuk para pengunjung dalam jangka waktu yang agak lama, tetapi tidak bermaksud tinggal menetap.

(9)

2) Transit hotels atau commersial hotels, menyediakan akomodasi dan fasilitas lainnya bagi pengunjung yang mengadakan perjalanan dalam jangka waktu relatif singkat. Umumnya terletak di kota-kota besar dan lokasinya berada di dekat stasiun atau transportasi terminal.

3) Resort hotels, menampung pengunjung yang sedang mengadakan liburan. Umumnya terletak di daerah peristirahatan atau tempat yang mempunyai alam atau pemandangan yang indah.

E. Menurut Tarmoezi (2000), penentuan jenis hotel tidak lepas dari kebutuhan pelanggan, ciri, atau sifat khas yang dimiliki wisatawan. Dilihat dari lokasi dibangunnya, sehingga dikelompokkan sebagai berikut.

1. City Hotel

Hotel yang berlokasi di perkotaan, biasanya diperuntukkan bagi masyarakat yang bermaksud untuk tinggal sementara (dalam jangka waktu pendek). City Hotel disebut juga sebagai transit hotel karena biasanya dihuni oleh para pelaku bisnis yang memanfaatkan fasilitas dan pelayanan bisnis yang disediakan oleh hotel tersebut.

2. Residential Hotel

Hotel yang berlokasi di daerah pinggiran kota besar yang jauh dari keramaian kota, tetapi mudah mencapai tempat-tempat kegiatan usaha. Hotel ini berlokasi di daerah-daerah tenang, terutama karena diperuntukkan bagi masyarakat yang ingin tinggal dalam jangka waktu lama. Dengan sendirinya hotel ini diperlengkapi dengan fasilitas tempat tinggal yang lengkap untuk seluruh anggota keluarga.

3. Resort Hotel

Hotel yang berlokasi di daerah pegunungan (mountain hotel) atau di tepi pantai (beach hotel), di tepi danau atau di tepi aliran sungai.

Hotel seperti ini terutama diperuntukkan bagi keluarga yang ingin

(10)

beristirahat pada hari-hari libur atau bagi mereka yang ingin berekreasi.

4. Motel (Motor Hotel)

Hotel yang berlokasi di pinggiran atau di sepanjang jalan raya yang menghubungkan satu kota dengan kota besar lainnya, atau di pinggiran jalan raya dekat dengan pintu gerbang atau batas kota besar. Hotel ini diperuntukkan sebagai tempat istirahat sementara bagi mereka yang melakukan perjalanan dengan menggunakan kendaraan umum atau mobil sendiri. Oleh karena itu hotel ini menyediakan fasilitas garasi untuk mobil.

2.2.2. Convention atau Konvensi

Istilah "Convention" digunakan secara luas untuk menggambarkan suatu bentuk pertemuan tradisional atau pertemuan seluruh anggota kelompok (Lawson, Fred, Conference, Convention and Exhibition Facilities, The Architecture Press, London, 1981).

Pengertian konvensi menurut Dirjen Pariwisata adalah suatu kegiatan berupa pertemuan antara sekelompok orang (negarawan, usahawan, cendekiawan dan sebagainya) untuk membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan kepentingan bersama atau bertukar informasi tentang hal-hal baru yang menarik untuk dibahas (Keputusan Dirjen Pariwisata Nomor: Kep- 06/U/IV/1992; Pasal 1: Pelaksanaan usaha jasa konvensi, perjalanan intensif dan pameran).

Menurut Kesrul (2004) dalam Fidinina (2014), convention pada umumnya juga termasuk ke dalam kegiatan MICE (Meeting, Incentive, Conference dan Exhibition) sebagai suatu kegiatan kepariwisataan yang aktifitasnya merupakan perpaduan antara leisure dan business, biasanya melibatkan sekelompok orang secara bersama-sama, rangkaian kegiatannya dalam bentuk meetings, incentive travels, convention, congresses, conference dan exhibition. Kegiatan konvensi atau convention membutuhkan ruang khusus yaitu berupa Hall. Pengertian Hall itu sendiri adalah ruangan, ruang depan,

(11)

aula, balai ruang (John M Echols and Hasan shadily, Kamus Bahasa Inggris- Indonesia). Suatu konvensi terdapat banyak informasi yang dapat diungkapkan, dibahas dan disimpulkan bersama, yang berkaitan dengan tema atau subyek yang menjadi topik perhatian atau pembicaraan pada kegiatan tersebut.

Adapun kegiatan yang dapat ditampung dalam bangunan konvensi menurut Fred Lawson (1981), dalam bukunya Conference, Convention, and Exhibition Facilities adalah:

1. Kongres, merupakan pertemuan untuk mendiskusikan atau menetapkan penyelesaian sejumlah permasalahan.

2. Konvensi, merupakan pertemuan sejumlah orang untuk suatu objek umum atau untuk bertukar pikiran, pandangan dalam grup.

3. Konferensi, merupakan sesi umum dan face to face kelompok dengan partisipasi yang tinggi terutama terhadap perencanaan, mendapatkan fakta informasi, ataupun menyelesaikan masalah. Biasanya terdiri dari satu golongan seperti profesi, asosiasi, dan perusahaan. Pertemuan ini terkesan sangat formal dan mendorong partisipasi kolektif dalam mencapai pendapat obyektif dan tujuan.

4. Seminar, umumnya tatap muka berbagi pengalaman tentang fakta di bawah bimbingan seorang pemimpin diskusi. Pesertanya lebih dari 30 orang

5. Workshop, umumnya terdiri dari sesi umum bersamaan dengan tatap muka peserta untuk meningkatkan pengetahuan baru, kemampuan dan wawasan dalam masalah. Pesertanya biasanya lebih dari 35 orang.

6. Simposium, diskusi panel dengan pemberian pemaparan ahli sebelum sesi audiensi. Walaupun partisipasi pendengar rendah dalam simposium.

7. Forum, diskusi panel yang mengambil sisi yang bertolak belakang oleh ahli dengan pemberian pemaparan dan memberikan kesempatan kepada pendengar untuk berpartisipasi.

8. Kuliah umum, presentasi resmi oleh seorang ahli yang diikuti dengan sesi tanya jawab.

(12)

9. Panel, dua atau lebih pembicara yang mengemukakan sudut pandang dengan diskusi antar pembicara yang dipimpin oleh moderator.

10. Colloquium, program dengan penentuan masalah oleh peserta di awal yang kemudian didiskusikan, pemimpin diskusi kemudian membangun program seputar masalah yang paling banyak. Diskusi ini memiliki penekanan sama pada diskusi dan instruksinya.

2.2.3. Arsitektur Neo Vernakuler

Neo berasal dari bahasa Yunani dan digunakan sebagai fonim yang berarti baru. Arsitektur neo-vernacular adalah suatu penerapan elemen arsitektur yang telah ada, baik fisik (bentuk, konstruksi) maupun non fisik (konsep, filosopi, tata ruang) dengan tujuan melestarikan unsur-unsur lokal yang telah terbentuk secara empiris oleh sebuah tradisi yang kemudian sedikit atau banyaknya mengalami pembaruan menuju suatu karya yang lebih modern atau maju tanpa mengesampingkan nilai-nilai tradisi setempat.

Kriteria-kriteria yang mempengaruhi arsitektur Neo Vernakular adalah sebagai berikut.

1. Bentuk-bentuk menerapkan unsur budaya, lingkungan termasuk iklim setempat diungkapkan dalam bentuk fisik arsitektural (tata letak denah, detail, struktur dan ornamen) Tidak hanya elemen fisik yang diterapkan dalam bentuk modern, tetapi juga elemen nonfisik yaitu budaya pola pikir, kepercayaan, tata letak yang mengacu pada makro kosmos dan lainnya menjadi konsep dan kriteria perancangan.

2. Produk pada bangunan ini tidak murni menerapkan prinsip-prinsip bangunan vernakular melainkan karya baru (mengutamakan penampilan visualnya).

Adapun beberapa prinsip-prinsip desain arsitektur Neo-Vernakular secara terperinci, yaitu

(13)

1. Hubungan Langsung, merupakan pembangunan yang kreatif dan adaptif terhadap arsitektur setempat disesuaikan dengan nilai-nilai/fungsi dari bangunan sekarang.

2. Hubungan Abstrak, meliputi interprestasi ke dalam bentuk bangunan yang dapat dipakai melalui analisa tradisi budaya dan peninggalan arsitektur.

3. Hubungan Lansekap, mencerminkan dan menginterprestasikan lingkungan seperti kondisi fisik termasuk topografi dan iklim

4. Hubungan Kontemporer, meliputi pemilihan penggunaan teknologi, bentuk ide yang relevan dengan program konsep arsitektur

5. Hubungan Masa Depan, merupakan pertimbangan mengantisipasi kondisi yang akan datang.

2.2.4. Green Building / Bangunan Hijau

Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 02/PRT/M/2015 tentang Bangunan Gedung Hijau:

Bangunan Gedung Hijau adalah bangunan gedung yang memenuhi persyaratan bangunan gedung dan memiliki kinerja terukur secara signifikan dalam penghematan energi, air, dan sumber daya lainnya melalui penerapan prinsip bangunan gedung hijau sesuai dengan fungsi dan klasifikasi dalam setiap tahapan penyelenggaraannya.

Penyelenggara Bangunan Gedung Hijau adalah Pemerintah Pusat, pemerintah kabupaten/kota atau pemerintah provinsi untuk DKI Jakarta, pemilik, pengguna, dan/atau pengelola bangunan gedung, penyedia jasa konstruksi, dan tenaga ahli bangunan gedung hijau.

Pada Pasal 4 Peraturan Menteri ini, diuraikan mengenai prinsip bangunan gedung hijau yang meliputi:

a. rumusan kesamaan tujuan, pemahaman serta rencana tindak;

(14)

b. pengurangan penggunaan sumber daya, baik berupa lahan, material, air, sumber daya alam maupun sumber daya manusia (reduce);

c. pengurangan timbulan limbah, baik fisik maupun non-fisik;

d. penggunaan kembali sumber daya yang telah digunakan sebelumnya (reuse);

e. penggunaan sumber daya hasil siklus ulang (recycle);

f. perlindungan dan pengelolaan terhadap lingkungan hidup melalui upaya pelestarian;

g. mitigasi risiko keselamatan, kesehatan, perubahan iklim, dan bencana;

h. orientasi kepada siklus hidup;

i. orientasi kepada pencapaian mutu yang diinginkan;

j. inovasi teknologi untuk perbaikan yang berlanjut; dan

k. peningkatan dukungan kelembagaan, kepemimpinan dan manajemen dalam implementasi.

2.2.5. Ramah Keluarga (Family Friendly)

Dalam website www.wikipedia.org produk ramah keluarga (family friendly) diuraikan sebagai berikut:

“A family-friendly product or service is one that is considered to be suitable for all members of an average family. Family friendly restaurants are ones that provide service to families that have young children. Frequently, family friendly products avoid marketing solely to children and attempt to make the product palatable to adults as well. A family-friendly or "all ages" show, event or venue refers to one with no age restrictions for entry, without consideration as to whether or not an age group or demographic would find the proffered entertainment interesting.”

(15)

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hotel ramah keluarga adalah hotel yang cocok untuk semua usia dalam sebuah keluarga dimana terdapat fasilitas yang dapat digunakan oleh pengguna usia dewasa maupun anak- anak.

2.3. Studi Banding

2.3.1. Hotel Intercontinental Resort, Bali

Gambar 2: Site Map Intercontinenal Resort Hotel, Bali Sumber: www.fnetravel.com

(16)

Gambar 3: Kapasitas Function Rooms Sumber: bali.intercontinental.com

Gambar 4: Denah Function Rooms Sumber: www.asiatravel.com

(17)

Landscape

Layout ruang terbuka hijau typical Hotel Resort dapat diadopsi pada rencana Hotel Prambanan yang luas dengan ketinggian bangunan yang juga rendah.

Lobby

Hotel resort dengan latar terlihat pada aplikasi material alami berupa bebatuan seperti yang terdapat pada pura.

Gambar 5: Landscape dan Lobby Sumber: www.ihg.com

Kamar Tamu

Balkon hotel cukup luas, terbuka menghadap kawasan RTH hotel yang indah.

(18)

Junior Suite Kamar dengan nuansa resort Bali terasa dari pilihan

ornamennya.

Club Suite Meskipun resort hotel, desain pada kamar sudah bercampur dengan nuansa modern.

President Suite Kamar ini memiliki lebih banyak sisi yang khas Bali dengan ritualnya, namun tetap modern.

Gambar 6: Kamar Tamu Sumber: www.ihg.com

Restaurant / Lounge / Pool & Spa

(19)

Cultural Dinner merupakan salah satu fasilitas yang terdapat di hotel ini dimana tamu disuguhkan ragam budaya seperti tari tradisional Bali pada saat makan malam. Terdapat jembatan di dalam kawasan hotel ini yang menghadirkan suasana pedesaan yang tenteram. Pada Club Lounge desain yang dihadirkan cenderung modern dengan furniture seperti sofa dan kursi.

Gambar 7: Restaurant & Amenities Sumber: www.ihg.com

Fasilitas Penunjang

Cooking Class Inspiration Space

(20)

Persiapan Sesajen Cycling Track

Fasilitas lain untuk keluarga adalah cooking class, cycling track dan ikut dalam ritual dimana semua ini dapat digunakan dengan membayar sejumlah tertentu.

Inspiration space di hotel ini menawarakan ragam pengetahun dan kegiatan tradisional Bali baik dalam bentuk buku ataupun DVD, juga disediakan jadwal kegiatan seperti ritual-ritual tertentu dimana tamu yang menginap dapat turut serta. Fasilitas di Inspiration Space ini ada yang berbayar maupun gratis.

Gambar 8: Fasilitas Penunjang Sumber: www.ihg.com

Artworks

Artworks yang digunakan diambil dari symbol-simbol yang berkaitan dengan alam dan masyarakat Hindu. Seperti artwork pada lobby yang merupakan

(21)

gambaran ombak Umbara, juga patung-patung barong sebagai symbol penangkal bahaya.

Gambar 9: Artworks Sumber: www.ihg.com

2.3.2. Amanjiwo Resort, Magelang

(22)

Gambar 10: Amanjiwo Resort Hotel, Magelang, Jawa Tengah Sumber: Kumpulan Data

(23)

Gambar 11: Amanjiwo Resort Hotel, Magelang, Jawa Tengah (lanjutan) Sumber: Kumpulan Data

Amanjiwo merupakan resort hotel dengan tipe kamar All Suites. Pemanfaatan lahan dapat dilihat dari layout hotel ini dimana kamar tersear secara horizontal.

View utama adalah candi Borobudur dengan pemandangan sawah yang juga berada dalam kepemilikkan hotel ini. Hotel berada jauh dari perkotaan, sehingga hotel memberikan service airport pick up untuk menjemput tamu- tamunya.

Pada area hotel, entrance menuju Dalem Jiwo Suite, yang merupakan Suite termahal, berkisar 5,000 – 6,000 US Dollar, berada terpisah dari main entrance karena lokasinya yang menjorok ke sawah, menghadap Borobudur.

Area service berada di area depan hotel dan segala aktifitas service dilakukan dengan berjalan kaki di ruang terbuka menuju tiap kamar.

Terdapat beberapa tipe suite, yaitu:

1. Garden Suites 2. Bororbudur Suites 3. Garden Pool Suites 4. Borobudur Pool Suites

Hotel ini memiliki fasilitas kegiatan yang mengikutsertakan tamu dalam kegiatan lokal seperti menanam padi dan memandikan gajah.

(24)

Gambar 12: Denah Amanjiwo Sumber: www.google.com

(25)

Gambar 13: Denah dengan Assembly Point Sumber: www.google.com

(26)

2.4. Studi Tema

2.4.1. Heritage

Heritage memiliki banyak pengertian. Menurut UNESCO heritage yaitu warisan (budaya) masa lalu, apa yang saat ini dijalani manusia, dan apa yang diteruskan kepada generasi mendatang.

Dalam buku Heritage: Management, Interpretation, Identity, Peter Howard memaknakan heritage sebagai segala sesuatu yang ingin diselamatkan orang, termasuk budaya material maupun alam.

Menurut Synder dan Catanse dalam Budiharjo (1997), terdapat enam cirri-ciri heritage, antara lain:

1) Kelangkaan, karya merupakan sesuatu yang langka.

2) Kesejarahan, yaitu memuat lokasi peristiwa bersejarah yang penting.

3) Estetika, yaitu mempunyai keindahan bentuk struktur atau ornament.

4) Superlativitas, yaitu tertua, tertinggi, atau terpanjang.

5) Kejamakan, yaitu karya yang mewakili suatu jenis atau ragam bangunan tertentu.

6) Pengaruh, yaitu keberadaanya akan meningkatkan citra lingkungan sekitarnya.

Selain keenam cirri-ciri diatas, Kerr (1983) menambahkan tiga cirri-ciri heritage, yaitu:

1) Nilai Sosial, yaitu mempunyai makna bagi masyarakat.

2) Nilai Komersial, yaitu berpeluang untuk dimanfaatkan sebagai kegiatan ekonomis.

(27)

3) Nilai Ilmiah, yaitu berperan dalam bidang pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan.

2.4.2. Penerapan Tema Pada Desain Material

Penerapan tema Heritage terletak pada penggunaan material lokal Yogyakarta seperti kayu dan batu paras.

Penamaan Ruangan

Penamaan fasiltas Hotel & Convention mengambil nama-nama penokohan dari latar belakang budaya Jawa, khususnya dari kisah sejarah Prambanan.

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa prosedur preparasi sampel untuk analisis deltametrin dalam kubis yang menghasilkan rata-rata rekoveri tinggi adalah

kepemilikan dan tanggung jawab individu untuk setiap data pengelolaan v 0,66 Level 1 No Pernyataan TBS AB SBB SB Nilai 1 Perpustakaan mengakui kebutuhan untuk

Penelitian tentang hubungan albuminuria terhadap penyempitan arteri koroner yang ditentukan melalui pemeriksaan angiografi hingga saat ini masih sedikit dilakukan,

Disini penulis mencoba membuat suatu program aplikasi pembuatan surat ijin yang memanfaatkan fasilitas yang tersedia pada Microsoft Visual Basic 6.0. Untuk memberikan hasil

Setelah menjelaskan peristiwa-peristiwa konflik ideologi dalam tubuh PKI, maka dapat disimpulkan bahwa, Remo (revisionisme modern) masuk ke dalam PKI (Partai

Lompat tali jantung sehat merupakan salah satu inovasi olahraga untuk jantung yang menggunakan alat yaitu tali, di iringi dengan ketukan musik dan gerakannya

Sedangkan untuk korelasi ganda yaitu antara Kecepatan (X1) dengan Exsplosive power otot tungkai (X2) secara bersama-sama terhadap kemampuan lompat jauh (Y) dihitung menggunakan

[r]