• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah KATA PENGANTAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah KATA PENGANTAR"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Perwakilan BPKP Da erah Isti mewa Yogyak arta i

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah

KATA PENGANTAR

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2011 tentang Percepatan Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara, dan Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2014 tentang Aksi Pencegahan dan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2014 tentang Peningkatan Kualitas Sistem Pengendalian Intern dan Keandalan Penyelenggaraan Fungsi Pengawasan Intern Dalam Rangka Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat memberikan amanah kepada BPKP untuk melaksanakan pengawasan intern atas akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP dalam rangka mewujudkan tatakelola pemerintahan yang baik dan bersih.

Dalam menunaikan amanah tersebut, BPKP melakukan pengawasan dan pembinaan yang meliputi kegiatan audit, evaluasi, reviu, inves tigasi, bimbingan teknis, dan asistensi kepada kementerian/lembaga dan pemerintah daerah. Hasil pengawasan dan pembinaan tersebut diharapkan dapat memberikan informasi yang berharga kepada para pemangku kepentingan (stakeholders) serta memberikan keyakinan yang memadai atas kualitas akuntabilitas keuangan negara/daerah dan penyelenggaraan SPIP pada kementerian/lembaga dan pemerintah daerah.

BPKP selaku auditor intern pemerintah telah dan akan terus berkomitmen untuk mendukung tugas-tugas pemerintahan melalui penyediaan jasa pemberian jaminan (assurance) dan konsultasi (consulting) kepada kementerian/lembaga dan pemerintah daerah yang berorientasi pada peningkatan akuntabilitas keuangan negara/daerah, mendukung pencapaian prioritas nasional dengan menekankan pada pencapaian efektivitas , efisiensi, dan kehematan serta peningkatan tata kelola pemerintahan.

Laporan hasil pengawasan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2015 di Wilayah DI Yogyakarta berisi rangkuman informasi atas hasil pengawasan dan pembinaan sebagai media pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara/daerah terhadap satuan kerja kementerian/lembaga (instansi vertikal) dan unit kerja di lingkungan pemerintah daerah di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.

Laporan ini disajikan dalam empat dimensi pengawasan, yaitu pengawalan pembangunan nasional, peningkatan ruang fiskal, pengamanan aset negara/daerah, dan perbaikan sistem tata kelola (governance system).

(3)
(4)

Perwakilan BPKP Da erah Isti mewa Yogyak arta iii

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah

RINGKASAN EKSEKUTIF

Mem enuhi amanat Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2011 tentang Percepatan Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara, dan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2014 tentang Peningkatan Kualitas Sistem Pengendalian Intern dan Keandalan Penyelenggaraan Fungsi Pengawasan Intern Dalam Rangka Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta melaksanakan pengawasan dalam rangka mengawal pembangunan nasional, mendorong peningkatan ruang fiskal, pengamanan aset, dan perbaikan sistem tata kelola (governance system).

Ikhtisar hasil pengawasan dan pembinaan tahun 2015 adalah sebagai berikut : A. Pengawalan Pembangunan Nasional

Keberhasilan pembangunan nasional di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta antara lain ditandai dengan tingkat skor capaian kinerja program berdasarkan hasil audit/evaluasi.

Dalam bidang kesehatan, skor capaian keberhasilan pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2015 sebesar 89,89 atau dalam kategori “berhasil”. Dalam bidang infrastruktur, skor capaian pelaksanaan program Peningkatan Penyediaan Sanitasi Air bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (PAMSIMAS) Tahun 2014 pada Kabupaten Bantul sebesar 79,83% dan pada Kabupaten Kulon Progo sebesar 72,70% atau dalam kategori “cukup berhasil”. Capaian kinerja Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan (PPIP) tahun 2014 dan 2015 pada lima pemerintah daerah memperoleh predikat “berhasil”, dan PNPM Mandiri Perkotaan pada seluruh kabupaten/kota di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta mencapai predikat “memadai”. Dalam bidang kemaritiman, capaian pelayanan bidang kemaritiman pada dua pemerintah daerah mendapat predikat “baik”.

Keberhasilan pembangunan bidang infrastruktur juga dapat dilihat dari tingkat cakupan pelayanan air minum yang dapat dinikmati oleh masyarakat, baik yang disediakan oleh PDAM maupun dengan sistem penyediaan air minum lainnya. Secara keseluruhan, rata- rata cakupan layanan air minum di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2015 sebesar 52,84% dari jumlah penduduk. Sedangkan pelayanan yang dilakukan oleh PDAM adalah sebesar 38,70% dari jumlah penduduk.

(5)

Perwakilan BPKP Da erah Isti mewa Yogyak arta iv

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah

Dalam rangka mengawal pembangunan nasional, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta melakukan pengawasan melalui kegiatan audit kinerja, audit operasional, dan audit keuangan terhadap lima program prioritas pembangunan nasional yaitu bidang pendidikan, kesehatan, penanggulangan kemiskinan, infrastruktur, dan kedaulatan pangan dan kemaritiman.

Pengawasan bidang pendidikan dijumpai permasalahn sebagai berikut:

 Audit keuangan atas Health Professional Education Quality (HPEQ) pemberian beasiswa tidak sesuai ketentuan, tim monitoring dan evaluasi internal belum melaksanakan tugas dan fungsinya, serta penghematan pengeluaran negara sebesar Rp51.188.447,00.

 Audit Tunjangan Profesi Guru Non PNS menghasilkan koreksi positif sebesar Rp242.427.700,00, koreksi negatif sebesar Rp302.037.800,00 dan menemukan kelebihan pembayaran TPG Gurun Non PNS sebesar Rp130.252.125,00.

 Monitoring dan evaluasi Program Bansos Sarana dan Prasarana menemukan Dinas Pendidikan Kabupaten Gunungkidul belum memiliki data kebutuhan sarpras sekolah secara lengkap, monitoring atas penyaluran dan penggunaan anggaran sarpras pendidikan belum optimal, dan penyelenggaraan kegiatan belum sesuai ketentuan.

 Evaluasi Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri, persentase jumlah mahasiswa yang dikenakan UKT kelompok 1 tidak mencapai 5% dan besaran Biaya Kuliah Tunggal (BKT) tidak dicantumkan dalam SK Rektor tentang Uang Kuliah Tunggal.

Dalam bidang kesehatan, pengawasan dilakukan dengan audit kinerja terhadap program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Hasil audit menjumpai beberapa permasalahan yaitu terdapat peserta PBI yang belum mendapat kartu, peserta JKN tidak memenuhi kriteria namun masih terdaftar dalam kuota penerima PBI, penduduk miskin dan tidak mampu penerima bantuan iuran jaminan kesehatan melebihi jumlah penduduk miskin pada Kabupaten Sleman, dan penggunaan dana kapitasi di Kabupaten Kulon Progo tidak sesuai ketentuan sebesar Rp2.145.142.418,00.

Dalam bidang penanggulangan kemiskinan, beberapa permasalahan yang dijumpai antara lain:

 Monitoring dan Evaluasi Pengawasan Program dan Kegiatan Prioritas Nasional pada Dinas Sosial, Pendampingan Pengelolaan Dana Siap Pakai Pemasangan Sistem

(6)

Perwakilan BPKP Da erah Isti mewa Yogyak arta v

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah

Peringatan Bencana Longsor, Joint Audit BNPB dengan BPKP Tahun 2015, dan Reviu atas Program Hibah Air Minum bagi Mas yarakat Berpenghasilan Rendah.

 Audit BNPB Tahun 2015 pensertifikatan tanah untuk korban erupsi gunung merapi belum m encapai target 944 KK baru terealisasi 500 KK dan kelebihan pembayaran sebesar Rp393.285.468,00.

 Reviu atas Laporan hasil verifikasi hibah air minum pada empat kabupaten di DIY dijumpai penetapan baseline tidak cermat sehingga penerima manfaat m emperoleh lebih dari satu sambungan rumah, penggantian penerima manfaat diluar baseline, dan terdapat calon penerima manfaat yang tidak sesuai kriteria.

Pengawasan bidang infrastruktur dasar, dijumpai permasalahan berikut:

 Audit Program PNPM Mandiri Perkotaan pada empat pemerintah daerah, dijumpai penyalahgunaan dana pinjaman bergulir oleh UPK dan KSM, serta kurangnya pembinaan, pemantauan, dan pengawasan oleh satuan kerja program PNPM Mandiri Perkotaan baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota, serta penghematan pengeluaran negara sebesar Rp49.780.642,00.

 Audit keuangan terhadap program Second Water Resources and Irigation Sector Management Project (WISMP) Phase II dijumpai pengembangan sistem irigasi belum optimal, pekerjaan rehabilitasi jaringan irigasi daerah irigasi tidak sesuai dengan tujuan program WISMP Phase II, serta pemilihan dan penetapan daerah irigasi belum tepat, serta penghematan pengeluaran negara sebesar Rp57.400.400,00.

 Audit Kinerja Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan (PPIP) pembangunan infrastruktur perdesaan belum sesuai petunjuk teknis, pengadaan buku/jurnal hasil pelaksanaan PPIP belum sesuai ketentuan, dan kelemahan administrasi di tingkat Organisasi Mas yarakat (OMS) dan KPP.

Evaluasi kinerja BUMD dilakukan pada PDAM Kota Yogyakarta, PD AM Kabupaten Sleman, PDAM Kabupaten Bantul, PDAM Kabupaten Kulon Progo, dan PDAM Kabupaten Gunungkidul. Hasil evaluasi menjumpai beberapa permasalahan berupa tingkat kehilangan air masih tinggi dan harga/ tarif air yang belum sesuai dengan keputusan Kepala Daerah.

(7)

Perwakilan BPKP Da erah Isti mewa Yogyak arta vi

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah

B. Mendorong Peningkatan Ruang Fiskal

Perbaikan kualitas ruang fiskal pada pemerintah daerah antara lain ditandai dengan adanya peningkatan anggaran pendapatan asli daerah (PAD) dalam APBD sebesar 15,23% atau sebesar Rp2.785.779.939.194,80 di tahun 2014 menjadi Rp3.210.176.809.059,12 di tahun 2015. Kenaikan anggaran PAD tersebut memungkinkan pemerintah daerah dapat mewujudkan tujuan pembangunan nasional di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kegiatan pengawasan dalam rangka mendorong peningkatan ruang fiskal tahun 2015 menghasilkan potensi penghematan pengeluaran negara sebesar Rp559.488.503,00 serta beberapa permasalahan berikut:

 Pengawasan atas optimalisasi PAD pada pemerintah Kabupaten Gunungkidul menyim pulkan pemerintah Kabupaten Gunungkidul belum memiliki data b ase mengenai PAD serta pajak hotel, pajak restoran dan restribusi pengendalian menara telekomunikas belum tergali optimal.

 Pengelolaan PNBP dijumpai penentuan target PNBP belum memadai, penggunaan PNBP belum sepenuhnya sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 243/KMK.06.2002, kelebihan pembayaran honor sebesar Rp90.083.000,00 serta belum dibangunnya sistem pengendalian intern di unit-unit yang mengelola PNBP.

 Evaluasi penyelenggaraan fungsi PTSP-PM dijum pai sistem pelayanan informasi dan perizinan inves tasi secara elektronik (SPIPISE) belum digunakan, pelayanan perizinan melebihi ketentuan waktu yang berlaku.

 Audit operasional pada KPUD Daerah Istimewa Yogyakarta menghasilkan potensi penghematan keuangan negara sebesar Rp.72.673.500,00.

 Audit atas program JKN menghasilkan koreksi audit berupa selisih pembayaran tagihan oleh Kementerian Kesehatan sebesar Rp.218.415.225,00. Sedangkan kegiatan monitoring dan evaluasi DAK menunjukkan koreksi penghematan pengeluaran negara/effisiensi sebesar Rp.178.316.778,94.

C. Pengamanan Aset Negara/Daerah

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta berperan aktif dalam upaya pengamanan aset melalui kegiatan keinvestigasian, pendampingan pencegahan Fraud pada proses pengadaan barang dan jasa, dan koordinasi dengan aparat penegak hukum (APH), dan pembinaan pengelolaan aset.

(8)

Perwakilan BPKP Da erah Isti mewa Yogyak arta vii

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah

Penyelamatan aset negara/daerah dilakukan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta melalui penerapan strategi represif pada pemerintah daerah dan berbagai satuan kerja Kementerian/Lembaga atas permintaan penyidik, meliputi audit inves tigatif atas kasus/penyimpangan yang berindikasi Tindak Pidana Korupsi, bantuan Penghitungan Kerugian Keuangan Negara, dan pemberian keterangan ahli di persidangan.

Beberapa informasi dapat disampaikan sebagai berikut:

 Audit inves tigatif atas dua kasus yang mengakibatkan kerugian negara sebesar Rp108.559.380,00

 Audit penghitungan kerugian keuangan negara atas lima kasus, dengan nilai kerugian keuangan negara seluruhnya sebesar Rp1.905.653.045,00.

 Kegiatan pemberian keterangan ahli pada instansi penyidik kepolisan dan kejaksaan serta Pengadilan Tindak Pidana Korupsi sebanyak 26 kasus dengan nilai Rp12.551.106.058,00.

Dalam upaya pengamanan aset negara/daerah, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta juga melakukan pendampingan pencegahan fraud pada kontrak pekerjaan penyempurnaan pembangunan gedung perpustakaan, pengadaan landscape dan pekerjaan pengadaan interior gedung perpustakaan BPAD Daerah Istimewa Yogyakarta.

Upaya lainnya berupa koordinasi dan supervis i pencegahan korupsi dengan KPK pada Kabupaten Kulon Progo dan Gunungkidul.

D. Perbaikan Sistem Tata Kelola (Governance System)

Beberapa indikator yang dapat menggambarkan perbaikan kualitas tata kelola kepemerintahan antara lain tercermin dari tingkat kematangan (maturity) dalam penyelenggaraan SPIP, perolehan skor sistem akuntabilitas kinerja/SAKIP, perolehan opini atas laporan keuangan pemerintah daerah maupun BUMD, dan tingkat leveling APIP.

Penilaian maturitas SPIP dilakukan pada empat pemerintah daerah yaitu Kabupaten Sleman dengan nilai 2,83 (berkembang) dan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dengan nilai 1,44 (rintisan), Pemerintah Kabupaten Bantul dengan nilai 1,92 (rintisan) dan Kabupaten Kulon Progo dengan nilai 2,16 (berkembang), sedangkan satu pemda yang lain belum dilakukan penilaian.

(9)

Perwakilan BPKP Da erah Isti mewa Yogyak arta viii

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah

Hasil penilaian SAKIP pada Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2014 menunjukkan perolehan nilai “sangat baik” dengan skor/nilai A. Pada Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul memperoleh nilai “cukup” dengan skor/nilai CC, dan empat Pemerintah Daerah lainnya memperoleh nilai “baik” dengan skor/nilai B.

Hasil audit BPK terhadap laporan keuangan pemerintah daerah tahun 2014 di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, lima LKPD atau 83,33% dari total enam LKPD memperoleh opini WTP. Perolehan opini WTP atas LKPD tahun 2014 sama dengan tahun 2013.

Dari 16 BUMD di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, seluruhnya telah diaudit oleh auditor eksternal dan seluruhnya memperoleh opini WTP.

Hasil assessment/evaluasi terhadap leveling tata kelola APIP di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2015 menunjukkan, dari enam APIP s atu APIP berada pada level 2 penuh dan lima APIP berada pada level 2 dengan catatan perbaikan.

Untuk memperbaiki kualitas tata kelola, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta telah melakukan berbagai kegiatan konsultatif berupa pendampingan dan bimbingan teknis kepada pemerintah daerah dan badan usaha serta BLUD terkait peningkatan kualitas tata kelola.

1. Pembinaan Penyelenggaraan SPIP

Dalam rangka peningkatan penyelengaraan sistem pengendalian intern pemerintah yang baik pada kegiatan utama SKPD/Unit Kerja, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta telah menyarankan kepada masing-masing pemerintah daerah sebagai berikut:

 Satgas SPIP Kabupaten/Kota ikut terlibat dan proaktif dalam menerapkan SPIP di tingkat Kabupaten/Kota dan SKPD.

 Menyus un Rencana Tindak Pengendalian (RTP) SPIP atas kegiatan utama sehingga setiap kegiatan mempunyai pengendalian yang memadai.

2. Perbaikan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta telah melaksanakan pendampingan penyusunan laporan kinerja tahun 2014 di Pemerintah Kabupaten Sleman dan Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, serta focus group discussion (FGD) reviu laporan kinerja pada Pemerintah Kota Yogyakarta.

(10)

Perwakilan BPKP Da erah Isti mewa Yogyak arta ix

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah

Dalam upaya peningkatan kualitas penyelenggaraan AKIP, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta telah merekomendasikan perbaikan pengelolaan AKIP kepada Pemerintah Kabupaten agar :

 Melakukan reviu terhadap RPJMD dan Renstra SKPD secara kontinyu, untuk perbaikan berkelanjutan.

 Pengembangan e-SAKIP tahun 2015 untuk memantau pencapaian kinerja setiap triwulan dan sinergi antara perencanaan. penganggaran, pelaksanaan dan pelaporan kinerja.

 Menyem purnakan indikator yang kurang tepat.

 Menyus un perbaikan pengukuran dan mekanisme pengumpulan data kinerja yang relevan.

3. Peningkatan Kualitas Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah/BUMD/BLUD Kegiatan pembinaan antara lain dalam bentuk pendampingan penyusunan laporan keuangan Pemerintah Daerah, pendampingan atas reviu laporan keuangan yang dilakukan oleh Inspektorat Provinsi/Kabupaten/Kota, pendampingan penataan Barang Milik Daerah, peningkatan SDM pengelola keuangan daerah, dan peningkatan kapasitas APIP Daerah.

Pendampingan penyusunan laporan keuangan juga dilakukan pada instansi vertikal, yaitu Kejaksaan Tinggi DIY, Polda, Kanwil KUMHAM, Bawas lu, KPU, Balai Besar Latihan Ketransmigrasian, Dinas PU Perumahan dan ESDM DIY, dan STTN Yogyakarta.

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta memberikan perhatian yang besar dalam upaya peningkatan kompetensi SDM pengelola keuangan dan barang milik daerah dengan melakukan pelatihan dan pembekalan mengenai penatausahaan dan penyusunan laporan keuangan dengan menggunakan aplikasi SIMDA Keuangan, pelatihan SAP berbasis akrual, pembekalan reviu LKPD. Untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan BLUD, selain melakukan reviu atas laporan keuangan BLUD, BPKP juga telah mengembangkan aplikasi Sistem Informasi Akuntansi (SIA) BLUD. Dalam tahun 2015 BPKP telah mendampingi 96 Unit Pengelola Teknis Daerah (UPTD) dalam pengelolaan keuangan dan penerapan SIA BLUD.

4. Penguatan Pengelolaan Dana Desa

Besarnya peran yang diterima oleh desa, tentunya harus disertai dengan tanggungjawab dan tuntutan akuntabilitas yang besar pula. Oleh karena itu pemerintah desa harus bisa menerapkan prinsip akuntabilitas dalam tata

(11)

Perwakilan BPKP Da erah Isti mewa Yogyak arta x

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah

pemerintahannya dalam bentuk pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan.

Untuk itu Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta melakukan bimbingan dan konsultasi kepada aparat di Kabupaten dan Desa (piloting). Beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan antara lain:

a. fasilitasi penyusunan produk-produk hukum kabupaten tentang pengelolaan keuangan desa

b. pendampingan implementasi pengelolaan keuangan desa kepada pejabat terkait di kabupaten dan kecamatan, pengenalan sistem keuangan desa (Siskeudes), serta pemetaan permasalahan dan solusinya dalam implementasi pengelolaan keuangan desa

c. bersinergi dengan kabupaten dalam melaksanakan piloting pengelolaan keuangan desa menggunakan Siskeudes (satu kabupaten satu desa piloting).

d. monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan pengelolaan keuangan desa di tingkat kabupaten.

5. Pembangunan Sistem Anti Korupsi (Fraud Control Plan) dan Zona Integritas menuju WBK/WBBM

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta telah melakukan sosialisasi pembangunan sistem anti korupsi (fraud control plan) sebagai pengembangan pengendalian yang dirancang secara spesifik untuk mencegah, menangkal, dan memudahkan pengungkapan kejadian berindikasi korupsi pada forum pencegahan TPK dan gratifikasi di Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Gunungkidul serta forum peningkatan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan pada Dinas PUP dan ESDM Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedangkan bimbingan teknis penyusunan Fraud Control Plan dilakukan pada RSUD Wates Kabupaten Kulon Progo dan diagnostic assessment Fraud Control Plan pada RSUD Wonosari Kabupaten Gunungkidul.

Selain itu juga telah melakukan sosialisasi WBK/WBBM di unit-unit kerja lingkup Kanwil Kementerian Agama serta workshop pemenuhan penilaian indikator-indikator Zona Integritas menuju WBK/WBBM pada Kantor Kemenag Kabupaten Bantul yang telah ditunjuk oleh Kementerian Agama sebagai salah satu unit kerja yang dijadikan pilot project untuk mendapatkan predikat unit kerja menuju WBK/WBBM.

6. Sosialisasi Program Anti Korupsi

Sosialisasi Program Anti Korupsi diberikan kepada Pelajar SLTA di lingkungan Kabupaten Gunungkidul, Mahasiswa Universitas Islam Negeri dan Univers itas

(12)

Perwakilan BPKP Da erah Isti mewa Yogyak arta xi

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah

Muhamm adyah Yogyakarta serta Pengelola Barang Jasa di lingkungan Instansi Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta, forum pencegahan TPK dan gratifikasi di Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Gunungkidul serta forum peningkatan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan pada Dinas PUP dan ESDM Daerah Istimewa Yogyakarta.

7. Peningkatan Pelayanan Masyarakat dengan pola BLUD

Dalam tahun 2015 dillakukan berbagai kegiatan guna mendukung kelancaran implementasi PPK BLUD yaitu bimbingan teknis penyusunan laporan keuangan, penyusunan kebijakan akuntansi, penyusunan rencana bisnis anggaran (RBA), implementasi sistem informasi akuntansi (SIA) BLUD, bimbingan teknis pengawasan BLUD bagi Inspektorat. Beberapa kendala dalam implementasi BLUD antara lain tidak tersedianya sumber daya manusia dengan kompetensi tata kelola keuangan yang memadai, keterbatasan sarana dan prasarana pengelolaan keuangan, belum seluruh stakeholder memiliki pemahaman yang sama terkait tata kelola keuangan BLUD, dan belum seluruh BLUD memiliki kelengkapan tata kelola yang memadai.

8. Pembinaan Peningkatan Kapabilitas APIP

BPKP memberikan pembinaan agar APIP mampu berperan memberikan keyakinan yang memadai atas ketaatan, kehematan, efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah, memberikan peringatan dini dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah, serta memelihara dan meningkatkan kualitas tata kelola penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah.

Kegiatan pembinaan yang dilakukan meliputi asistensi/bimtek peningkatan tata kelola, penerapan ketentuan Jabatan Fungsional Auditor (JFA), dan menjadi narasumber program pelatihan mandiri (PPM) maupun diklat yang diselenggarakan oleh APIP, serta kegiatan evaluasi/validasi atas leveling tata kelola APIP dengan tujuan untuk mendorong peningkatan level kapabilitas APIP yang pada umumnya masih berada pada level 2 dengan catatan perbaikan menuju level 2 penuh dan menuju level 3.

Beberapa hal yang telah direkomendasikan kepada masing-masing Inspektur di lingkungan Pemerintah Daerah se Daerah Istimewa Yogyakarta untuk meningkatkan level kapabilitas meliputi :

(13)

Perwakilan BPKP Da erah Isti mewa Yogyak arta xii

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah

 Menerapkan pedoman kendali mutu audit sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 19 Tahun 2009

 Setiap tim audit agar menyus un rencana dan program kerja audit secara terstruktur, serta mendokumentasikan kertas kerja audit secara memadai.

 Menerapkan standar audit dalam pelaksanaan penugasan audit.

 Mem bangun perencanaan pengawasan berbasis risiko.

E. Fokus Rencana Tindak

Untuk meningkatkan kualitas akuntabilitas keuangan negara, beberapa hal yang diharapkan menjadi fokus rencana tindak ke depan adalah sebagai berikut:

1. Mendorong Kepala Daerah yang laporan keuangannya belum memperoleh opini WTP untuk menyus un rencana aksi peningkatan kualitas pengelolaan dan penyusunan laporan keuangan.

2. Mendorong percepatan penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah pada seluruh Pemerintah Daerah sampai tingkat SKPD dan unit kerja instansi vertikal dengan menyusun rencana tindak pengendalian, membangun infrastruktur tindak pengendalian, monitoring penerapan SPIP dan menyus un laporan penyelenggaraan SPIP.

3. Meningkatkan kuantitas dan kualitas SDM pengelola keuangan pemerintah daerah antara lain dengan memanfaatkan program beasiswa STAR-BPKP.

4. Mendorong penerapan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik sampai dengan unit-unit penyelenggara layanan serta meningkatkan kualifikasi Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP).

5. Melakukan identifikasi dan meningkatkan kecukupan fasilitas pelabuhan serta membangun sistem yang mempermudah proses perizinan kapal penangkap ikan.

6. Meningkatkan kapabilitas APIP di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta melalui penguatan infrastruktur dan peningkatan jumlah dan kompetensi auditor, didukung dengan anggaran yang memadai.

7. Mendorong penerapan Fraud Control Plan (FCP) pada unit kerja/SKPD dan BUMD yang memiliki risiko korupsi tinggi.

(14)

Perwakilan BPKP Da erah Isti mewa Yogyak arta xiii

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR i

RINGKASAN EKSEKUTIF iii

DAFTAR ISI xiii

BAB I INFORMASI U MUM 1

A B C D E

Kebijakan Pengawasan dan Pembinaan Tahun 2015 Program Kerja Pengawasan dan Pembinaan Tahun 2015 Peran Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta Dukungan Sumber Daya

Penyajian Informasi

1 2 2 2 3

BAB II URAIAN HASIL PENGAWASAN 5

A Pengawalan Pembangunan Nasional 5

1. Kualitas Pembangunan Nasional 5

2. Peningkatan Kualitas Pembangunan Nasional 7

B Mendorong Peningkatan Ruang Fiskal 21

1. Kualitas Peningkatan Ruang Fiskal 21

2. Peningkatan Kualitas Ruang Fiskal 21

C Pengamanan Aset Negara/Daerah 29

1. Kegiatan Keinvestigasian 29

2. Pendampingan Pencegahan Fraud pada Proses Pengadaan Barang/Jasa

31

3. Pembinaan Pengelolaan Aset 31

4. Koordinasi dan supervis i pencegahan korupsi 31 D Perbaikan Sistem Tata Kelola (Governance System) 33 1. Kualitas Sistem Tata Kelola (Governance System) 33 2. Peningkatan Kualitas Sistem Tata Kelola 38 E Rencana Tindak Perbaikan Akuntabilitas Keuangan

Negara/ Daerah

51

(15)

Perwakilan BPKP Da erah Isti mewa Yogyak arta 1

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah

BAB I

INFORM ASI UMUM

A. Kebijakan Pengawasan dan Pembinaan Tahun 2015

Sebagai unit kerja BPKP, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta melaksanakan kegiatan pengawasan dan pembinaan berdasarkan kebijakan yang ditetapkan oleh BPKP Pusat. Penetapan kebijakan pengawasan dan pembinaan didasarkan pada ruang lingkup peran BPKP sebagaimana tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) mencakup :

1. Pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan tertentu yang meliputi kegiatan yang bersifat lintas sektoral, kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara, dan kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden.

2. Pembinaan penyelenggaraan SPIP meliputi penyusunan pedoman teknis penyelenggaraan SPIP, sosialisasi, pendidikan dan pelatihan, pembimbingan dan konsultasi, serta peningkatan kompetensi auditor aparat pengawasan intern pemerintah (APIP).

Selain itu, untuk dapat memberikan kontribusi pada penyelenggaraan tugas Pemerintah, penyusunan kebijakan pengawasan dan pembinaan, BPKP juga memperhatikan amanah yang diberikan kepada BPKP melalui berbagai peraturan perundang-undangan sebagai berikut :

1. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.

2. Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2011 tentang Percepatan Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara.

3. Instruksi Presiden Nomor 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun 2012 – 2025.

4. Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.

5. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2014 tentang Peningkatan Kualitas Sistem Pengendalian Intern dan Keandalan Penyelenggaraan Fungsi Pengawasan Intern Dalam Rangka Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat.

6. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2015.

(16)

Perwakilan BPKP Da erah Isti mewa Yogyak arta 2

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah

Kebijakan dan strategi pengawasan BPKP diarahkan untuk mendukung terwujudnya sasaran pembangunan nasional, yaitu pembangunan tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya. Kegiatan pengawasan BPKP juga diarahkan untuk mencapai terwujudnya pengawasan intern pemerintah, penguatan pengawasan terhadap kinerja pembangunan nasional, kebijakan dalam penerapan pengawasan intern yang independen, profesional dan sinergis, serta kebijakan penerapan sistem manajemen kinerja pembangunan nasional yang efisien dan efektif.

B. Program Kerja Pengawasan dan Pembinaan Tahun 2015

Kebijakan pengawasan dan pembinaan selanjutnya menjadi dasar dalam menyus un Program Kerja Pengawasan dan Pembinaan Tahunan (PKP2T). PKP2T yang berisi berbagai jenis penugasan pengawasan terhadap akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan SPIP menjadi kontrak kinerja Kepala Perwakilan dengan Kepala BPKP yang dituangkan dalam dokumen Penetapan Kinerja (Tapkin). Dokumen Tapkin berisi program, kegiatan serta target kinerja.

Sampai dengan akhir tahun 2015, rencana penugasan pengawasan (PP) sebanyak 701 penugasan tercapai 100%.

C. Peran Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta

Keberadaan Perwakilan BPKP di daerah dimaksudkan untuk memberikan kontribusi nyata, khususnya kepada Pemerintah Daerah dalam upaya mewujudkan visi dan misinya melalui pelaksanaan kebijakan pengawasan dan pembinaan terhadap satuan kerja K/L dan Pemerintah Daerah di wilayah tugasnya. Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta berperan melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan dan pembinaan penyelenggaraan SPIP pada satuan kerja K/L dan satuan kerja Pemerintah Daerah di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta menuju terwujudnya tata kepemerintahan yang baik dan bersih (Good and Clean Governance).

D. Dukungan Sumber Daya

Untuk dapat melaksanakan mandat dan amanah dari Presiden, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta didukung oleh sumber daya manusia yang professional sebanyak 146 orang (struktural 5 orang, korwas 5 orang, PFA 96 orang, analis kepegawaian 2 orang, pranata komputer 2 orang, dan fungsional umur 36 orang). Rincian atas jumlah pegawai tersebut dapat dilihat dalam grafik berikut:

(17)

Perwakilan BPKP Da erah Isti mewa Yogyak arta 3

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah

Selain dukungan sumber daya manusia, dalam pelaksanaan tugas pengawasan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta juga didukung dengan dana yang cukup memadai. Sampai dengan akhir tahun 2015 jumlah penyerapan dana sebesar Rp3.147.630.813,00atau 92.21%

dari anggaran sebesar Rp3.413.575.000,00. Rincian anggaran dan realisasi dana dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1.1

Anggaran dan Realisasi Anggaran Pengawasan Tahun 2015

No Dimensi Pengaw asan Anggaran Realisasi 2015

Jum lah % Jum lah %

1 Pengaw alan

Pembangunan Nasional

1.126.611.110 33.00 1.060.785.261 94.16

2 Peningkatan Ruang Fiskal 115.910.000 3.40 96.271.370 83.06 3 Pengamanan Aset

Negara

394.483.000 11.56 371.665.955 94.22

3 Perbaikan Governance 1.776.570.890 52.04 1.618.908.227 91.13 Sub Jumlah 3.413.575.000 100.00 3.147.630.813 92.21 Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP DIY

E. Penyajian Informasi

Laporan Hasil Pengawasan ini menyajikan informasi keseluruhan kualitas akuntabilitas keuangan negara di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dengan menggunakan data eks ternal dan internal hasil pengawasan serta mengacu pada empat fokus dimensi pengawasan yaitu :

4%

3%

66%

1%

1%

25%

Struktural Korwas PFA

Analis Kepegawaian Pranata Komputer PFU

Grafik 1.1

Pegawai Perwakilan BPKP DIY Berdasarkan Jabatan

(18)

Perwakilan BPKP Da erah Isti mewa Yogyak arta 4

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah

1. Pengawalan Pembangunan Nasional 2. Peningkatan Ruang Fiskal

3. Pengamanan Aset Negara

4. Perbaikan sistem tata kelola (governance system)

Data internal hasil pengawasan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta adalah data yang diperoleh dari kegiatan pengawasan dan pembinaan (assurance dan consulting) yang dilakukan langsung atas satuan kerja K/L dan satuan kerja di lingkungan Pemerintah Daerah di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedangkan data eksternal adalah data yang diperoleh BPKP dari pihak ketiga, auditor eksternal, publikasi laporan keuangan oleh satuan kerja K/L dan satuan kerja di lingkungan pemerintah daerah yang bersangkutan atau sumber data lain yang sah yang dapat digunakan untuk memberikan gambaran keseluruhan kualitas akuntabilitas keuangan pada satuan kerja K/L dan satuan kerja di lingkungan pemerintah daerah.

Penyajian informasi kualitas akuntabilitas keuangan negara satuan kerja K/L dan satuan kerja di lingkungan pemerintah daerah di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta yang berasal dari berbagai sumber tersebut, dimaksudkan untuk memberikan informasi yang komprehensif dan obyektif, sehingga persepsi/simpulan yang diperoleh oleh pengguna informasi (users) tidak bias (misleading) yang disebabkan oleh faktor risiko ujipetik (sampling) pengawasan.

(19)

Perwakilan BPKP Da erah Isti mewa Yogyak arta 5

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah

BAB II

URAIAN HASIL PENGAWASAN

Dalam rangka meningkatkan kualitas akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan serta untuk lebih mengefektifkan fungsi pengawasan intern di lingkungan pemerintah, BPKP sebagai auditor intern pemerintah telah melakukan kegiatan pengawasan yang bersifat assurance dan consulting kepada para pemangku kepentingan (stakeholders).

Hasil pengawasan disajikan dalam empat dimensi pengawasan, yaitu pengawalan pembangunan nasional, peningkatan ruang fiskal, pengamanan aset negara/daerah, dan perbaikan sistem tata kelola (governance system).

A. Pengawalan Pembangunan Nasional 1. Kualitas Pembangunan Nasional

Keberhasilan pembangunan nasional di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta antara lain ditandai dengan tingkat s kor capaian kinerja program berdasarkan hasil audit/evaluasi, sebagaimana terlihat pada table 2.1.

Tabel 2.1

Capaian Kinerja Program Prioritas Pembangunan Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2015

No Bidang Nam a Program Lokasi Capaian

Kine rja

Predikat 1 Kesehatan Progra m Jaminan

Kesehatan Nasional (JKN) Tahun 2015

Kab. Sleman 86,92 Berhasil Kab. Kulon Progo 80,87 Berhasil 2 Infrastruktur  Progra m Peningkatan

Penyediaan Sanitasi Air bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (PA MSIMAS) Tahun 2014

Kab. Bantul 79,83 Cukup

Berhasil Kab. Kulon Progo 72,70 Cukup

Berhasil

 Progra m Pembangunan Infrastruktur Pedesaan (PPIP) Tahun 2014 dan 2015

D. I. Yogyakarta 89,74 Berhasil Kab. Kulon Progo 88,67 Berhasil Kab. Gunungkidul 86,51 Berhasil Kab. Sleman 88,77 Berhasil Kab. Bantul 88,61 Berhasil

 Progra m PNPM Mandiri Per kotaan Tahun 2014

Wilayah Daerah Istimew a

Yogyakarta

- Memadai

3 Kemaritiman Pelayanan Pemda Bidang Kemaritiman

D. I. Yogyakarta 60,52 Baik Kab. Kulon Progo 60,61 Baik

(20)

Perwakilan BPKP Da erah Isti mewa Yogyak arta 6

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah

Perkembangan capaian kinerja PNPM Mandiri Perkotaan selama lima tahun dapat dilihat pada Tabel 2.2 di bawah ini.

Tabel 2.2

Capaian Kinerja PNPM Mandiri Perkotaan Daerah Istimewa Yogyakarta

Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP DIY

Keberhasilan pembangunan bidang infrastruktur juga dapat dilihat dari tingkat cakupan pelayanan air minum yang dapat dinikmati oleh masyarakat, baik yang disediakan oleh PDAM maupun dengan sistem penyediaan air minum lainnya. Secara keseluruhan, rata- rata cakupan layanan air minum di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta sampai dengan tahun 2015 sebesar 51,27% dari jumlah penduduk. Sedangkan pelayanan yang dilakukan oleh PDAM adalah sebesar 33,37% dari jumlah penduduk dengan rincian sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 2.3. di bawah ini.

Tabel 2.3.

Rekapitulasi Cakupan Pelayanan dan Kuantitas Air per KK/bulan s.d Tahun 2015

No PDAM % Cakupan

terhadap jum lah pe nduduk

(PDAM)

% Cakupan terhadap

jum lah pe nduduk

(Total)

Kuantitas air/

pe langgan/bulan (m 3)

1 Kota Yogyakarta 45,52 82,30 17,44

2 Kabupaten Sleman 15,68 43,50 15,02

No. Satuan Kerja 2010 2011 2012 2013 2014

1 D.I

Yogyakarta

Memadai Memadai Memadai Tidak Diaudit

Memadai

2 Kota

Yogyakarta

Tidak Diaudit

Tidak Diaudit

Tidak Diaudit

Memadai Memadai

3 Kabupaten Bantul

Memadai Memadai Tidak Diaudit

Memadai Memadai

4 Kabupaten Sleman

Memadai Memadai Memadai Memadai Memadai

5 Kabupaten Kulon Prog o

Tidak Diaudit

Tidak Diaudit

Tidak Diaudit

Tidak Diaudit

Tidak Diaudit 6 Kabupaten

Gunungkidul

Tidak Ada PNPM

Tidak Ada PNPM

Tidak Ada PNPM

Tidak Ada PNPM

Tidak Ada PNPM

(21)

Perwakilan BPKP Da erah Isti mewa Yogyak arta 7

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah

No PDAM % Cakupan

terhadap jum lah pe nduduk

(PDAM)

% Cakupan terhadap

jum lah pe nduduk

(Total)

Kuantitas air/

pe langgan/bulan (m 3)

3 Kabupaten Gunungkidul 46,75 56,08 15,50

4 Kabupaten Bantul 21,78 31,14 14,55

5 Kabupaten Kulon Pr ogo 37,12 43,33 12,69

Rata-rata 33,37 51,27 15,04

Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP DIY dan Dinas terkai t

Sebagai salah satu badan usaha milik daerah yang berperan dalam pembangunan infrastruktur air minum, PDAM telah menunjukkan kinerja yang baik sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 2.4 di bawah ini.

Tabel 2.4

Rekapitulasi Nilai Kinerja dan Tingkat Kesehatan PDAM Di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta

Tahun 2013 - 2015

Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP DIY

2. Peningkatan Kualitas Pembangunan Nasional

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta melakukan pengawasan terhadap beberapa program pembangunan nasional yang menjadi prioritas utama pemerintah.

Tujuan pengawasan untuk mendukung pencapaian program prioritas pemerintah dengan mengidentifikasi permasalahan dan kendala yang mungkin timbul dan memberikan saran perbaikan untuk tercapainya tujuan program pembangunan nasional. Pengawasan

Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014

No PDAM Nilai

Kinerja

Tingkat ke sehatan

Nilai Kinerja

Tingkat ke sehatan

Nilai Kinerja

Tingkat ke sehatan 1 Kota

Yogyakarta

62,47 3,180 60,12 3,145 60,22 3,205

2 Kabupaten Sleman

58,77 3,025 59,27 3,175 60,97 2,995

3 Kabupaten Gunungkidul

51,29 2,255 61,15 2,945 60,09 3,05

4 Kabupaten Bantul

62,47 2,890 60,24 2,990 61,32 2,82

5 Kabupaten Kulon Progo

61,53 3,430 64,75 3,480 63,05 3,37

(22)

Perwakilan BPKP Da erah Isti mewa Yogyak arta 8

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah

didasarkan pada penilaian atas efektivitas , efisiensi, dan keekonomisan (3E) pelaksanaan program/kegiatan melalui audit kinerja dan audit keuangan.

Dalam tahun 2015, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta telah melakukan pengawasan terhadap prioritas pembangunan bidang pendidikan, kesehatan, penanggulangan kemiskinan, infrastruktur dan kedaulatan pangan sebagaimana tampak pada tabel 2.5 di bawah ini.

Tabel 2.5

Rekapitulasi Kegiatan Pengawasan Pengawalan Pembangunan Nasional Tahun 2015

No Prioritas Pembangunan

Kegiatan Pengaw asan Jum lah Kegiatan

Lokasi Kegiatan Pengaw asan 1 Pendidikan - Audit keuangan HPEQ 3 UGM, UII dan UMY

- Audit atas Kekurangan Bayar TP Guru TK Non PNS Tahun Anggaran 2014

5 Kota Yogyakarta, Kab.

Sleman, Kab. Kulon Progo, Kab. Gunung Kidul, Kab.Bantul

- Monev Progra m Bansos Sarpras Pendidikan pad Dinas Pendidikan TA 2015

1 Kab. Gunungkidul

- Monev Pengaw asan Progra m dan Kegiatan Prior itas

Nasional

2 UNY dan UGM

- Evaluasi Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri

1 Universitas Gadjah Mada

2 Kesehatan - Audit kinerja progra m

Jaminan Kesehatan Nasional

2 Kab. Sleman dan Kab. Kulon Progo

- Evaluasi Kinerja pada RSUD Tahun 2014

1 Kota Yogyakarta 3 Penanggulangan

Kemiskinan

- Monev Pengaw asan Progra m dan Kegiatan Prior itas

Nasional pada Dinas Sosial

1 Kabupaten Sleman

- Pendampingan Pengelolaan Dana Siap Pakai

Pemasangan Sistem

Per ingatan Bencana Longsor

1 UGM

- Joint Audit BNPB dengan BPKP Tahun 2015

1 D. I. Yogyakarta - Progra m Hibah Air Minum

bagi Masyarakat

Berpenghasilan Rendah

1 D. I. Yogyakarta

4 Infrastruktur Audit keuangan :

- PA MSIMAS 3 D. I. Yogyakarta, Kab. Bantul dan Kab. Kulon Pro go

- PNPM Mandiri Per kotaan 4 D. I. Yogyakarta, Kota Yogyakarta, Kab. Bantul dan

(23)

Perwakilan BPKP Da erah Isti mewa Yogyak arta 9

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah

No Prioritas Pembangunan

Kegiatan Pengaw asan Jum lah Kegiatan

Lokasi Kegiatan Pengaw asan Kab. Sleman

- WISMP II 15 D. I. Yogyakarta, Kab.

Bantul, Kab. Sleman, Kab.

Gunungkidul dan Kab. Kulon Progo

Audit kinerja :

- Progra m Pembangunan Infrastruktur Pedesaan (PPIP) Tahun 2014

5 D. I. Yogyakarta, Kab. Kulon Progo, Kab. Gunungkidul, Kab. Sleman, Kab. Bantul

- BUMD – PDAM 5 Kota Yogyakarta, Kab.

Sleman, Kab. Bantul, Kab.

Kulon Progo dan Kab.

Gunungkidul 5 Kedaulatan

Pangan

- Progra m Gerakan Peningkatan Prod uksi Pangan Berbasis Korporasi (GP3K) Intensifikasi Tahun 2014

4 PT Sang Hyang seri PT Pertani

PT Pupuk Sriw ijaya

PT Pupuk Petrokimia Gresik - Progra m Akselerasi

Sw asembada Pangan

1 Dinas Peranian DIY 6 Kemaritiman Audit kinerja pelayanan

pemerintah daerah bidang kemaritiman

2 D. I. Yogyakarta dan Kab.

Kulon Prog o Jumlah

Mas ing-masing kegiatan pengawasan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Program Prioritas Pendidikan

1) Health Professional Education Quality (HPEQ)

Pengawasan atas program prioritas bidang pendidikan berupa audit keuangan Health Professional Education Quality (HPEQ) pada Univers itas Gajah Mada, Universitas Islam Indonesia, dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Tujuan program HPEQ diharapkan akan berkontribusi pada pencapaian layanan kesehatan melalui penguatan kualitas penyedia jasa kesehatan, yang akan dicapai melalui penguatan sistem dan institusi akreditasi program studi dan sertifikasi lulusan yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas pendidikan profesional kesehatan.

Beberapa permasalahan dalam pelaksanaan program HPEQ antara lain :

a) Tim monitoring dan evaluasi internal tidak melaksanakan tugas dan fungsinya b) Pemberian beasiswa tidak sesuai dengan panduan pelaksanaan Program

Hibah Kompetensi Peningkatan Kualitas Pendidikan Dokter (PHK PKPD)

(24)

Perwakilan BPKP Da erah Isti mewa Yogyak arta 10

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah

2) TPG TK Non PNS

Tujuan Tunjangan Profesi Guru sesuai Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen mengatur bahwa guru dan dosen berkedudukan sebagai tenaga profesional untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional. Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru dan dosen berhak atas tunjangan profesi yang ditetapkan dengan prinsip penghargaan atas dasar prestasi.

Tunjangan Profesi Guru diberikan kepada guru yang telah mendapatkan Sertifikat Pendidik dan telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Pemberian Tunjangan Profesi Guru diberikan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia yang mengatur tentang Pedoman Umum dan Alokasi Tunjangan Profesi Guru.

Kegiatan audit atas Tunjangan Profesi Guru TK Non PNS dilaksanakan untuk : a) Mem astikan bahwa tunggakan TP Guru Non PNS telah diperhitungkan sesuai

dengan peraturan yang berlaku sebagai dasar pembayaran TP Guru.

b) Mem astikan bahwa dalam pelaksanaan penyaluran tunjangan profesi Non PNS telah memenuhi prinsip pengelolaan kepemerintahan yang baik

c) Mengidentifikasi permasalahan/kendala yang terjadi pada proses penyaluran TPG.

Beberapa permasalahan dalam pelaksanaan audit TPG TK Non PNS adalah : a) Koreksi positif atas kekurangan bayar TPG TK Non PNS senilai

Rp242.427.700,00

b) Koreksi negatif atas kekurangan bayar TPG TK Non PNS senilai Rp302.037.800,00

c) Kelebihan pembayaran TPG TK Non PNS senilai Rp130.252.125,00 3) Monev Program Bansos Sarana dan Prasarana

Tujuanmonitoring dan evaluasi bantuan sosial sarana pendidikan adalah :

a) Mendapatkaninformasi tentang peran dan fungsi Dinas Pendidikan berkaitan dengan pengelolaan sekolah, penyediaan anggaran sarana dan prasarana pendidikan dan peran terhadap penyaluran bantuan sosial sarpras pendidikan b) Mendapatkan informasi yang cukup tentang pengelolaan bantuan sosial oleh

sekolah penerima

c) Mengetahui hambatan/kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan bantuan sekolah serta memberikan saran-saran perbaikan.

(25)

Perwakilan BPKP Da erah Isti mewa Yogyak arta 11

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah

Monev bans os sarpras hanya dilakukan di Kabupaten Gunungkidul dengan permasalahan sebagai berikut:

a) Dinas Pendidikan Kabupaten Gunungkidul belum memiliki data kebutuhan sarpras sekolah secara lengkap

b) Monitoring atas penyaluran dan penggunaan anggaran sarpras pendidikan belum optimal

c) Penyelenggaraan kegiatan bansos sarpras pendidikan belum sesuai ketentuan 4) Monev Pengawasan Program dan Kegiatan Proritas Nasional

Monitoring dan evaluasi pengawasan program dan kegiatan prioritas Nasional merupakan penugasan dari Kantor Staf presiden (KSP). Monitoring di bidang pendidikan tahun 2015 dilakukan terhadap rencana aksi tersalurkannya beasiswa bidik misi dan beasiswa afirmasi pada Univers itas Gadjah Mada sebanyak 4.784 orang mahasiswa dan Universitas negeri Yogyakarta sebanyak 4.577 orang mahasiswa.

Sampai dengan triwulan III (B 09) tidak ada realisasi penyaluran beasiswa atau tercapai 0% karena lambatnya proses verifikasi dan validasi data mahasiswa penerima beasiswa bidikmisi dan pencairan dana pada Ditjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Ristek Dikti.

5) Evaluasi Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri

Tujuan evaluasi atas pengelolaan dana bantuan operasional PTN adalah : a) Melakukan penilaianrisiko atas pengelolaan BOPTN

b) Mem astikan kecukupan BOPTN untuk menutupi kekurangan biaya operasional Peruruan Tinggi

c) Mem astikan penggunaan dana BOPTN memenuhi prinsip 3E dan 2K

Permasalahan dalam evaluasi bantuan operasional PTN (Universitas Gadjah Mada), antara lain :

a) Besaran Biaya Kuliah Tunggal tidak dicantumkan dalam SK Rektor tentang Uang Kuliah Tunggal

b) Persentase jumlah mahasiswa yang dikenakan UKT kelompok 1 tidak mencapai 5%

b. Program Prioritas Kesehatan

1) Audit Kinerja Program Jaminan Kesehatan Nasional

Dalam rangka meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan perlindungan sosial diantaranya Program Indonesia Sehat, Presiden RI menerbitkan Instruksi

(26)

Perwakilan BPKP Da erah Isti mewa Yogyak arta 12

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah

Presiden Nomor 7 Tahun 2014 diantaranya memuat instruksi kepada Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan untuk melaksanakan pemantauan, bimbingan, dan pembinaan terhadap kegiatan pengawasan keuangan serta mengambil langkah-langkah pengawasan keuangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan atas penyelenggaraan Program Indonesia Sehat. Mem enuhi instruksi tersebut, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta telah melakukan audit kinerja Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.

Tujuan audit kinerja JKN adalah untuk menilai keberhasilan Kementrian Kesehatan dan Instansi terkait dalam melaksanakan Program Jaminan Kesehatan Nasional khususnya kepada fakir miskin dan masyarakat tidak mampu peserta PBI, dan memberikan rekomendasi atas kelemahan dalam kaitannya dengan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan, ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan dan keandalan laporan kegiatan dari pelaksanaan program JKN.

Sasaran audit JKN adalah:

a) Menilai keberhasilan pelaksanaan Program JKN yang dijabarkan dalam tiga indikator utama yaitu: Ketepatan Perencanaan, Kualitas Pelayanan Kesehatan, dan Keandalan Pelaporan.

b) Mengindentifikasi hambatan pelaksanaan program di daerah

c) Mengindentifikasi adanya kerugian negara yang diakibatkan oleh pelaksanaan program yang tidak sesuai ketentuan.

Dari hasil audit program JKN, dijumpai permasalahan sebagai berikut : a) Terdapat peserta PBI yang belum mendapat kartu

b) Peserta JKN tidak memenuhi kriteria namun masih terdaftar dalam kuota penerima PBI berdasarkan SK Menteri Sosial Nomor 147/HUK/2013

c) Penduduk miskin dan tidak mampu penerima bantuan iuran jaminan kesehatan melebihi jumlah penduduk miskin pada Kabupaten Sleman

d) Penggunaan dana kapitasi di Kabupaten Kulon Progo tidak sesuai ketentuan sebesar Rp2.145.142.418,00

2) Evaluasi Kinerja pada RSUD Kota Yogyakarta

Selain pengawasan pada Program JKN, Perwakilan BPKP DIY juga melakukan evaluasi kinerja PPK BLUD pada RSUD Kota Yogyakarta yang mencakup tiga indikator kinerja yaitu kinerja keuangan, kinerja pelayanan dan kinerja mutu pelayanan serta penilaian terhadap capaian standar pelayanan minimal. Hasil

(27)

Perwakilan BPKP Da erah Isti mewa Yogyak arta 13

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah

evaluasi menunjukkan bahwa kinerja RSUD Kota Yogyakarta termasuk dalam kategori sehat.

c. Program Prioritas Penanggulangan Kemiskinan

Pengawasan terhadap Program Prioritas Penanggulangan Kemiskinan dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Monitoring dan Evaluasi Pengawasan Program dan Kegiatan Prioritas Nasional pada Dinas Sosial

Penugasan dari Kantor Staf Presiden (KSP) di bidang sosial meliputi monitoring rencana aksi prioritas pembangunan nasional pada Kabupaten Sleman tahun 2015 dengan hasil:

 Tersalurkannya raskin kepada 60.485 Rumah Tangga Sasaran-Penerima Manfaat (RTS-PM) yang mencakup 86 desa dan 17 kecamatan di Kabupaten Sleman dengan jumlah 10.887.300 kg. Sampai dengan bulan September 2015 Raskin yang sudah didistribusikan kepada 60.485 RTS-PM sebanyak 8.165.475 kg atau 75%.

 Target terdistribusikannya Kartu Kesejahteraan Sosial sebanyak 59.971 RTS, sedangkan sampai dengan September 2015 realisasi sebesar 57.920 atau 95,58% dari target.

 Pemberian bantuan kepada siswa yang orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikannya melalui Kartu Indonesia Pintar telah direalisasikan pembayaran BSM (Bantuan Sis wa Mis kin) untuk 41.839 siswa atau 100%.

2) Pendampingan Pengelolaan Dana Siap Pakai Pemasangan Sistem Peringatan Bencana Longsor

Kegiatan pendampingan BNPB untuk pengelolaan Dana Siap Pakai (DSP) pemasangan sistem peringatan bencana longsor pada UGM bertujuan memberikan masukan/saran tentang pengelolaan dana siap pakai pemasangan sistem peringatan bencana longsor kepada Pejabat Pembuat Komitmen dan Bendahara Pengeluaran agar dapat menyus un laporan pertanggungjawaban pengelolaan DSP sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3) Joint Audit BNPB dengan BPKP Tahun 2015

Tujuan audit operasional atas pengelolaan dana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pas ca Bencana adalah menilai efektivitas pelaksanaan pengelolaan dana penanggulangan bencana, yang meliputi penilaian atas mekanisme penyaluran dana, kesesuaian jumlah dana yang diterima, kesesuaian penggunaan dana

(28)

Perwakilan BPKP Da erah Isti mewa Yogyak arta 14

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah

dibandingkan perencanaannya, kes esuaian kriteria penerima dana, akuntabilitas keuangan dan kemanfaatannya.

Beberapa permasalahan dalam audit pengelolaan dana rehabilitasi dan rekonstruksi, antara lain :

a) Target pensertifikatan tanah untuk korban erupsi gunung merapi belum tercapai (dari target 944 KK baru terealisasi 500 KK)

b) Terdapat kelebihan perhitungan volume pekerjaan yang mengakibatkan kelebihan pembayaran, senilai Rp393.285.468,00.

4) Program Hibah Air Minum bagi Mas yarakat Berpenghasilan Rendah

Selain melakukan evaluasi kinerja PDAM, pada tahun 2015 Perwakilan BPKP DIY juga melakukan reviu atas Laporan hasil verifikasi hibah air minum pada empat kabupaten di DIY. Program hibah air minum merupakan pemberian hibah dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah yang bersumber dari dana APBN 2015. Pemerintah Daerah dipersyaratkan melakukan inves tasi melalui penyertaan modal kepada PDAM, yang selanjutnya PDAM melaksanakan pemasangan sambungan rumah sesuai kriteria penerima manfaat dan kriteria teknis SR. BPKP melakukan reviu atas laporan verifikasi pelaksanaan program hibah air minum yang dilaksanakan oleh konsultan.

Berdasarkan hasil reviiu tersebut dapat disampaikan bahwa :

a) Seluruh PDAM yang melaksanakan program hibah air minum bagi masyarakat berpenghasilan rendah telah memenuhi kuota yang ditetapkan. Program hibah air minum bagi masyararakat berpenghasilan rendah (MBR) telah berhasil menambah jumlah pelanggan sebanyak 3.890 pelanggan. Dengan demikian program ini turut meningkatkan cakupan layanan air bersih di DIY

b) Seluruh Pemerintah Daerah di wilayah DIY yang mengikuti program hibah telah melakukan penyetoran penyertaan modal kepada PDAM

c) Penetapan b aseline belum dilaksanakan dengan cermat yang ditunjukkan adanya penerima manfaat yang memperoleh lebih dari satu sambungan rumah d) Terdapat penggantian penerima manfaat di luar baseline.

e) Terdapat calon penerima manfaat yang tidak sesuai kriteria

Program MBR ini masih berlanjut di tahun 2016, untuk itu dalam rangka meningkatkan keberhasilan program diperlukan tindakan perbaikan khususnya peningkatan kecermatan dalam perencanaan (penetapan baseline penerima manfaat) sehingga tidak terdapat penggantian penerima manfaat, penerima manfaat dobel maupun yang tidak sesuai kriteria.

(29)

Perwakilan BPKP Da erah Isti mewa Yogyak arta 15

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah

d. Program Prioritas Infras truktur

Pengawasan atas program prioritas bidang infrastruktur dasar dilakukan terhadap lima program/proyek dengan audit keuangan sedang terhadap BUMD dilakukan audit kinerja, dengan hasil sebagai berikut:

1) Audit Keuangan PAMSIMAS (Third Water Supply Sanitation for low Income Communities Project)

Program Pamsimas dimaksudkan untuk meningkatkan jumlah warga masyarakat kurang terlayani termasuk masyarakat berpendapatan rendah di wilayah perdesaan dan peri-urban yang dapat mengakses pelayanan air minum dan sanitasi yang berkelanjutan, meningkatkan penerapan nilai dan perilaku hidup bersih dan sehat dalam rangka pencapaian target MDGs sektor air minum dan sanitasi melalui pengarusutamaan dan perluasan pendekatan pembangunanberbasis masyarakat.

Program PAMSIMAS di Daerah Istimewa Yogyakarta memasuki tahap pertama dengan alokasi dana tahun 2014 sebesar Rp.4.199.493.200,00 terinci pada tabel 2.6 di bawah ini.

Tabel 2.6

Alokas i Dana Pamsimas DIY untuk Tahun 2014 No. Kabupate n Jum lah Desa

Sasar an

Alok asi Dana (Rp)

1 Bantul 10 2.755.743.200,00

2 Kulon Prog o 5 1.443.750.000,00

Jum lah 15 4.199.493.200,00

Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP DIY

2) Audit keuangan PNPM Mandiri Perkotaan

Tujuan Program Nasional Pemberdayaan Mas yarakat (PNPM) adalah meningkatnya kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin secara mandiri. Audit terhadap Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) dilaksanakan dengan tujuan :

a) Mem berikan opini mengenai tingkat kewajaran penyajian laporan keuangan program

b) Mem berikan penilaian atas sistem pengendalian intern program guna mencapai tujuan program, serta penilaian atas tingkat efektivitas implementasi di lapangan

c) Mem berikan penilaian terhadap pencapaian kinerja program berdasarkan indikator-indikator kinerja yang telah ditetapkan

(30)

Perwakilan BPKP Da erah Isti mewa Yogyak arta 16

Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah

d) Mem berikan penilaian terhadap kepatuhan program berdasarkan jenis kegiatan yang ditetapkan.

Selama empat tahun terakhir, jumlah alokasi dana PNPM Mandiri Perkotaan di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta selalu mengalami peningkatan sebagaimana dapat dilihat pada tabel 2.7. di bawah ini.

Tabel 2.7.

Alokas i Dana PNPM Mandiri Perkotaan Daerah Istimewa Yogyakarta

No. Tahun Jum lah

(Rp)

1 2011 14.550.000.000,00

2 2012 31.280.000.000,00

3 2013 33.800.000.000,00

4 2014 40.667.350.000,00

Jum lah 120.297.350.000,00

Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP DIY

Beberapa permasalahan dalam pelaksanaan program PNPM Mandiri Perkotaan, antara lain :

a) Penyalahgunaan dana pinjaman bergulir oleh UPK dan KSM.

b) Terdapat Unit Pengelola Keuangan pada tingkat kecamatan yang belum melaksanakan fungsinya dalam memberdayakan ekonomi masyarakat.

c) Kurangnya pembinaan, pemantauan, dan pengawasan oleh satuan kerja program PNPM Mandiri Perkotaan baik di tingkat Daerah Istimewa Yogyakarta maupun kabupaten/kota, terhadap pelaksanaan kegiatan pada Unit Pengelola Keuangan pada tingkat kecamatan maupun fasilitator pendamping.

3) Audit Keuangan WISMP II (Second Water Resources and Irrigation Sector Management Project)

Tujuan program Water Resources and Irrigation Sector Management Program (WISMP)Phase II adalah untuk meningkatkan kapasitas pengelolaan Sumber Daya Air wilayah sungai dan irigasi serta meningkatkan produktivitas pertanian di lahan beririgasi.

Beberapa permasalahan dalam pelaksanaan program WISMP Phase II antara lain:

a) Pengembangan sistem irigasi di daerah irigasi Payam an belum optimal

Referensi

Dokumen terkait

Tampilan gambar Gambar yang disajikan posisi tampilannya menarik, mudah dilihat, dan posisinya seimbang dengan tulisan materi dan template menu..

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah pemodelan kemiskinan dengan tiga indikator yaitu persentase penduduk miskin, indeks kedalaman kemiskinan, dan indeks

Pada tahun 2004 sampai dengan tahun 2008 sektor industri yang memiliki nilai persentase total rata-rata pertumbuhan tertinggi untuk kepemilikan institusional adalah sektor

Tangan kiri di cethik ngruji, tangan kanan dibawa dari bahu kiri lalu buang ke samping kanan nglurus telapak seperti ngidang nyeklek bawah.. Kaki buka

Jika Informasi elemen list disimpan pada suatu struktur lain, dan informasi yang tersimpan pada elemen list hanya berupa alamat dari struktur penyimpan informasi tersebut,

Berdasarkan luaran aplikasi RNAfold untuk prediksi struktur 2-D bagi miR-145 dan lincRNA- RoR, diperoleh ilustrasi struktur seperti Gambar 1.Dapat dilihat pada

Apabila kita perhatikan stuktur frasa kedua bahasa cukup berbeda, yang menonjol dalam bahasa Jepang adalah terdapat Aux pada struktur kalimat, urutan terbalik dengan bahasa Inggris

Peta Analisis Akses Pangan Pedesaan : Sekretariat Dewan Ketahanan Pangan BKP Deptan.. Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan