ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA PENGALAMAN MENGAMBIL MATA KULIAH PPL
I, JENIS PEKERJAAN ORANG TUA, DAN IPK MAHASISWA DENGAN
MINAT MAHASISWA MENJADI GURU
Studi Kasus Mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Theresia Deni Septi Mayasari
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2011
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara:
(1) pengalaman mengambil mata kuliah PPL I dengan minat mahasiswa menjadi
guru. (2) jenis pekerjaan orang tua dengan minat mahasiswa menjadi guru. (3) IPK
mahasiswa dengan minat mahasiswa menjadi guru. (4) pengalaman mengambil mata
kuliah PPL I, jenis pekerjaan orang tua, dan IPK mahasiswa secara bersama-sama
dengan minat mahasiswa menjadi guru
Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta pada bulan Juni-Juli 2011. Populasi dalam
penelitian ini adalah mahasiswa FKIP yang sudah mengikuti PPL I dan belum
mengambil mata kuliah PPL II yang berjumlah 738 mahasiswa, dengan sampel 125
mahasiswa. Teknik pengambilan sampel dengan
purposive sampling.
Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Data dianalisis dengan korelasi
Product Moment
dan Korelasi Ganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada hubungan yang positif dan
signifikan antara pengalaman mengambil mata kuliah PPL I dengan minat mahasiswa
menjadi guru (r
hitung= 0,147 < r
tabel= 0,179), (2) tidak ada hubungan yang positif
signifikan antara jenis pekerjaan orang tua dengan minat mahasiswa menjadi guru
(r
hitung= 0,037 < r
tabel= 0,179), (3) tidak ada hubungan yang positif dan signifikan
antara IPK mahasiswa dengan minat mahasiswa menjadi guru (r
hitung= 0,143 < r
tabel=
ABSTRACT
THE RELATIONSHIP BETWEEN THE EXPERIENCE OF TAKING THE
FIRST FIELD EXPERIENCE PROGRAM, KIND OF PARENTS’
OCCUPATION, AND STUDENT HIGHEST INDEX ACHIEVEMENT AND
STUDENTS INTEREST FOR BEING A TEACHER
A Case Study of Students Faculty of Teacher Training and Education, sanata Dharma
University Yogyakarta
Theresia Deni Septi Mayasari
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2011
This research aims to know the relationship between: (1) the experience of
taking the first field experience program and the interest of students to be teachers.
(2) type of parents’ occupation and students’ interest to become teachers. (3) students
highest index achievement and the interest of students to be teachers. (4) the
experience of taking the first field experience program, the kind of parents’
occupation and student highest index achievement simultaneously and the interest of
students to be teachers.
The research is a case study conducted at the Faculty of Teacher Training and
Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta in June and July 2011. The
population of this study was 738 students of the Faculty of Teacher Training and
Education that followed the first field experience program and had taken the second
field experience program. The samples were 125 students. The technique of taking
Samples was Purposive. The technique of collecting the data was questionnaire. The
data were analyzed by applying Product Moment correlation analysis technique.
HUBUNGAN ANTARA PENGALAMAN MENGAMBIL MATA
KULIAH PPL I, JENIS PEKERJAAN ORANG TUA, DAN IPK
MAHASISWA DENGAN MINAT MAHASISWA MENJADI GURU
Studi Kasus Mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh:
THERESIA DENI SEPTI MAYASARI
NIM: 071334004
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
HUBUNGAN ANTARA PENGALAMAN MENGAMBIL MATA
KULIAH PPL I, JENIS PEKERJAAN ORANG TUA, DAN IPK
MAHASISWA DENGAN MINAT MAHASISWA MENJADI GURU
Studi Kasus Mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh:
THERESIA DENI SEPTI MAYASARI
NIM: 071334004
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
PERSEMBAHAN
Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan
berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan
kepadamu
(Matius 11:28)
Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam
kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!
(Roma 12:12)
Dengan penuh rasa syukur kepada Tuhan Yesus Kristus,
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
Orang Tuaku: Bpk. Yusup Paiman dan Ibu Yohanna Susilo Isgiarti
Adikku: Yustina Dini Putranti
Mas Silvanus Anggi Prasetyo
Teman-temanku
MOTTO
MENEMPATKAN TUHAN DIDEPAN SESUATU YANG
DIPRIORITASKAN AKAN MENGHASILKAN BUAH YANG
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 29 November 2011
Penulis
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama
: Theresia Deni Septi Mayasari
Nomor Mahasiswa
: 071334004
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
HUBUNGAN ANTARA PENGALAMAN MENGAMBIL MATA KULIAH PPL
I, JENIS PEKERJAAN ORANG TUA DAN IPK MAHASISWA DENGAN
MINAT MAHASISWA MENJADI GURU
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 29 November 2011
Yang menyatakan
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA PENGALAMAN MENGAMBIL MATA KULIAH PPL
I, JENIS PEKERJAAN ORANG TUA, DAN IPK MAHASISWA DENGAN
MINAT MAHASISWA MENJADI GURU
Studi Kasus Mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Theresia Deni Septi Mayasari
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2011
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara:
(1) pengalaman mengambil mata kuliah PPL I dengan minat mahasiswa menjadi
guru. (2) jenis pekerjaan orang tua dengan minat mahasiswa menjadi guru. (3) IPK
mahasiswa dengan minat mahasiswa menjadi guru. (4) pengalaman mengambil mata
kuliah PPL I, jenis pekerjaan orang tua, dan IPK mahasiswa secara bersama-sama
dengan minat mahasiswa menjadi guru
Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta pada bulan Juni-Juli 2011. Populasi dalam
penelitian ini adalah mahasiswa FKIP yang sudah mengikuti PPL I dan belum
mengambil mata kuliah PPL II yang berjumlah 738 mahasiswa, dengan sampel 125
mahasiswa. Teknik pengambilan sampel dengan
purposive sampling.
Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Data dianalisis dengan korelasi
Product Moment
dan Korelasi Ganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada hubungan yang positif dan
signifikan antara pengalaman mengambil mata kuliah PPL I dengan minat mahasiswa
menjadi guru (r
hitung= 0,147 < r
tabel= 0,179), (2) tidak ada hubungan yang positif
signifikan antara jenis pekerjaan orang tua dengan minat mahasiswa menjadi guru
(r
hitung= 0,037 < r
tabel= 0,179), (3) tidak ada hubungan yang positif dan signifikan
antara IPK mahasiswa dengan minat mahasiswa menjadi guru (r
hitung= 0,143 < r
tabel=
ABSTRACT
THE RELATIONSHIP BETWEEN THE EXPERIENCE OF TAKING THE
FIRST FIELD EXPERIENCE PROGRAM, KIND OF PARENTS’
OCCUPATION, AND STUDENT HIGHEST INDEX ACHIEVEMENT AND
STUDENTS INTEREST FOR BEING A TEACHER
A Case Study of Students Faculty of Teacher Training and Education, sanata Dharma
University Yogyakarta
Theresia Deni Septi Mayasari
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2011
This research aims to know the relationship between: (1) the experience of
taking the first field experience program and the interest of students to be teachers.
(2) type of parents’ occupation and students’ interest to become teachers. (3) students
highest index achievement and the interest of students to be teachers. (4) the
experience of taking the first field experience program, the kind of parents’
occupation and student highest index achievement simultaneously and the interest of
students to be teachers.
The research is a case study conducted at the Faculty of Teacher Training and
Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta in June and July 2011. The
population of this study was 738 students of the Faculty of Teacher Training and
Education that followed the first field experience program and had taken the second
field experience program. The samples were 125 students. The technique of taking
Samples was Purposive. The technique of collecting the data was questionnaire. The
data were analyzed by applying Product Moment correlation analysis technique.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ” HUBUNGAN ANTARA
PENGALAMAN MENGAMBIL MATA KULIAH PPL I, JENIS PEKERJAAN
ORANG TUA, DAN IPK MAHASISWA DENGAN MINAT MAHASISWA
MENJADI GURU”.
Penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan skripsi ini tidaklah
mungkin terlaksana dengan baik tanpa bantuan, kerjasama dan dukungan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2.
Bapak Indra Darmawan, SE., M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan
Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
3.
Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta
4.
Ibu Rita Eny Purwanti, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran
untuk kesempurnaan skripsi ini.
5.
Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA. selaku Dosen Penguji yang telah banyak
meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran
untuk kesempurnaan skripsi ini.
6.
Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Penguji yang telah
banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik,
dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.
8.
Tenaga administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah membantu
melancarkan proses belajar selama ini.
9.
Orangtuaku yang selalu memberikan kasih sayang dan dukungan doa selama ini.
10.
Adikku yang selalu memberikan canda tawa dan dukungan doa.
11.
Silvanus Anggi Prasetyo yang selalu memberikan perhatian dan dukungan doa
selama menyusun skripsi.
12.
Temam-teman Pendidikan Akuntansi 2007, sukses untuk semuanya.
13.
Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
membantu dan mendukung penulis selama penyusunan skripsi.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan skripsi ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua
pihak yang berkepentingan.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...
ii
HALAMAN PENGESAHAN ...
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...
iv
HALAMAN MOTTO ...
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ...
vii
ABSTRAK ...
viii
ABSTRACT ...
ix
KATA PENGANTAR ...
x
DAFTAR ISI ...
xii
DAFTAR TABEL ...
xv
DAFTAR LAMPIRAN ...
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah...
1
B.
Batasan Masalah ...
4
C.
Rumusan Masalah ...
5
D.
Tujuan Penelitian ...
5
E.
Manfaat Penelitian ...
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.
Tinjauan Teori
1.
PPL I
a. Pengertian dan Karakteristik Mikro Teaching ...
7
b. Keterampilan Dasar Dalam Pengajaran Mikro ...
10
c. Teknis Pelaksanaan dan Alokasi Waktu ...
13
2.
Prestasi Belajar
...
17
3.
Jenis Pekerjaan Orang Tua
a. Pengertian Jenis Pekerjaan ...
20
b. Pengertian
Orang
Tua
...
22
c. Pribadi
Guru
...
22
4.
Minat, Profesi Guru dan Kompetensi Keguruan ...
21
a. Minat ...
23
b. Profesi Guru ...
25
c. Kompetensi Keguruan ...
29
1.
Hubungan Antara Pengalaman Mengambil Mata Kuliah
PPL I dengan Minat Mahasiswa Menjadi Guru ...
31
2.
Hubungan Antara IPK dengan Minat Mahasiswa Menjadi
Guru ...
33
3.
Hubungan Antara Jenis Pekerjaan Orang Tua dengan Minat
Mahasiswa Menjadi Guru ...
34
4.
Hubungan Antara Pengalaman Mengambil Mata Kuliah
PPL I, IPK, dan Jenis Pekerjaan Orang Tua dengan Minat
Mahasiswa Menjadi Guru ...
36
D.
Perumusan Hipotesis ...
37
BAB III METODE PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian ...
38
B.
Tempat dan Waktu Penelitian ...
38
C.
Subjek dan Objek Penelitian ...
38
D.
Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Penelitian
...
39
2. Sampel
Penelitian
...
39
E.
Variabel Penelitian dan Pengukuran
1. Pengalaman Mengambil Mata Kuliah PPL I ...
40
2. Jenis Pekerjaan Orang Tua ...
41
3. IPK
...
42
4. Minat Mahasiswa Menjadi Guru ...
42
F.
Metode Pengumpulan Data
1.
Kuesioner ...
44
2.
Dokumentasi ...
44
G.
Teknik Pengujian Instrumen
1. Analisis
Validitas
...
44
2. Analisis
Reliabilitas
...
48
H.
Teknik Analisis Data
1.
Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas ...
50
2.
Pengujian Hipotesis
a. Rumusan Hipotesis ...
50
b. Pengujian Hipotesis ...
52
BAB IV GAMBARAN UMUM
A.
Sejarah USD ...
56
B.
Visi Misi dan Tujuan Universitas Sanata Dharma ...
59
C.
Fasilitas ...
60
BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A.
Deskripsi Data
1.
Pengalaman Mengambil Mata Kuliah PPL I ...
65
2.
Jenis Pekerjaan Orang Tua ...
74
3.
IPK Mahasiswa ...
80
4.
Minat Mahasiswa Menjadi Guru ...
89
B.
Analisis Data
1.
Pengujian Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas ... 102
2. Pengujian Hipotesis
a. Hipotesis I ... 103
b. Hipotesis II ... 105
c. Hipotesis III ... 107
d. Hiporesis IV ... 108
C.
Pembahasan
1.
Hubungan Antara Pengalaman Mengambil Mata Kuliah
PPL I dengan Minat Mahasiswa Menjadi Guru ... 110
2.
Hubungan Antara Jenis Pekerjaan Orang Tua dengan Minat
Mahasiswa Menjadi Guru ... 112
3.
Hubungan Antara IPK Mahasiswa dengan Minat
Mahasiswa Menjadi Guru ... 114
4.
Hubungan Antara Pengalaman Mengambil Mata Kuliah
PPL I, IPK, dan Jenis Pekerjaan Orang Tua dengan Minat
Mahasiswa Menjadi Guru ... 115
BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN
A.
Kesimpulan ... 117
B.
Keterbatasan ... 118
C.
Saran ... 118
DAFTAR PUSTAKA
... 120
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1.
Jumlah Sampel Mahasiswa FKIP ...
39
Tabel 3.2. Indikator Variabel Mata Kuliah PPL I ...
40
Tabel 3.3. Skor Peryataan Kuesioner ...
41
Tabel 3.4. Skor Jenis Pekerjaan Orang Tua ...
41
Tabel 3.5. Skor Prestasi Belajar ...
42
Tabel 3.6. Indikator Variabel Minat Mahasiswa Menjadi Guru ...
42
Tabel 3.7. Skor Peryataan Kuesioner ...
43
Tabel 3.8. Hasil Uji Validitas Instrumen Mata Kuliah PPL I ...
46
Tabel 3.9. Hasil Uji Validitas Instrumen Minat Menjadi Guru ...
47
Tabel 3.10. Hasil Uji Reabilitas Instrumen ...
49
Tabel 3.11. Tingkat Keterhandalan Variabel Penelitian ...
49
Tabel 3.12. Pedoman untuk Memberikan Interpretasi terhadap Koefisien
Korelasi ...
52
Tabel 5.1. Deskripsi Variabel Pengalaman Mengambil Mata Kuliah PPL I
(Pendidikan Akuntansi) ...
65
Tabel 5.2. Deskripsi Variabel Pengalaman Mengambil Mata Kuliah PPL I
(Pendidikan Sejarah) ...
66
Tabel 5.3. Deskripsi Variabel Pengalaman Mengambil Mata Kuliah PPL I
(Pendidikan Ekonomi) ...
67
Tabel 5.4. Deskripsi Variabel Pengalaman Mengambil Mata Kuliah PPL I
(Pendidikan Bahasa Inggris) ...
68
Tabel 5.5. Deskripsi Variabel Pengalaman Mengambil Mata Kuliah PPL I
(PBSID) ...
69
Tabel 5.6. Deskripsi Variabel Pengalaman Mengambil Mata Kuliah PPL I
(BK) ...
69
Tabel 5.7. Deskripsi Variabel Pengalaman Mengambil Mata Kuliah PPL I
(IPPAK) ...
70
Tabel 5.8. Deskripsi Variabel Pengalaman Mengambil Mata Kuliah PPL I
(Pendidikan Biologi)
...
71
Tabel 5.9. Deskripsi Variabel Pengalaman Mengambil Mata Kuliah PPL I
(Pendidikan Matematika) ...
72
Tabel 5.10. Deskripsi Variabel Pengalaman Mengambil Mata Kuliah PPL I
(Pendidikan Fisika)
...
73
Tabel 5.11. Deskripsi Variabel Pengalaman Mengambil Mata Kuliah PPL I
(PGSD) ...
74
Tabel 5.12. Deskripsi Variabel Jenis Pekerjaan Orang Tua (Pendidikan
Akuntansi) ...
75
Tabel 5.14. Deskripsi Variabel Jenis Pekerjaan Orang Tua (Pendidikan
Ekonomi) ...
76
Tabel 5.15. Deskripsi Variabel Jenis Pekerjaan Orang Tua (Pendidikan
Bahasa Inggris)) ...
76
Tabel 5.16. Deskripsi Variabel Jenis Pekerjaan Orang Tua (PBSID) ...
77
Tabel 5.17. Deskripsi Variabel Jenis Pekerjaan Orang Tua (BK) ...
77
Tabel 5.18 Deskripsi Variabel Jenis Pekerjaan Orang Tua (IPPAK)) ...
78
Tabel 5.19 Deskripsi Variabel Jenis Pekerjaan Orang Tua (Pendidikan
Biologi) ...
78
Tabel 5.20 Deskripsi Variabel Jenis Pekerjaan Orang Tua (Pendidikan
Matematika) ...
79
Tabel 5.21 Deskripsi Variabel Jenis Pekerjaan Orang Tua (Pendidikan
Fisika)
...
79
Tabel 5.22 Deskripsi Variabel Jenis Pekerjaan Orang Tua (PGSD) ...
80
Tabel 5.23. Deskripsi Variabel Prestasi Belajar (Pendidikan Akuntansi)
...
80
Tabel 5.24. Deskripsi Variabel Prestasi Belajar (Pendidikan Sejarah) ...
81
Tabel 5.25. Deskripsi Variabel Prestasi Belajar (Pendidikan Ekonomi) ...
82
Tabel 5.26. Deskripsi Variabel Prestasi Belajar (Pendidikan Bahasa Inggris) .
83
Tabel 5.27. Deskripsi Variabel Prestasi Belajar (PBSID)...
83
Tabel 5.28 Deskripsi Variabel Prestasi Belajar (BK) ...
84
Tabel 5.29 Deskripsi Variabel Prestasi Belajar (IPPAK) ...
85
Tabel 5.30 Deskripsi Variabel Prestasi Belajar (Pendidikan Biologi) ...
86
Tabel 5.31 Deskripsi Variabel Prestasi Belajar (Pendidikan Matematika) ...
87
Tabel 5.32 Deskripsi Variabel Prestasi Belajar (Pendidikan Fisika) ...
87
Tabel 5.33 Deskripsi Variabel Prestasi Belajar (PGSD) ...
88
Tabel 5.34 Deskripsi Variabel Minat Mahasiswa Menjadi Guru (Pendidikan
Akuntansi)
...
89
Tabel 5.35 Deskripsi Variabel Minat Mahasiswa Menjadi Guru (Pendidikan
Sejarah) ...
90
Tabel 5.36. Deskripsi Variabel Minat Mahasiswa Menjadi Guru (Pendidikan
Ekonomi)
...
91
Tabel 5.37. Deskripsi Variabel Minat Mahasiswa Menjadi Guru (Pendidikan
Bahasa Inggris) ...
92
Tabel 5.38. Deskripsi Variabel Minat Mahasiswa Menjadi Guru (PBSID) ...
92
Tabel 5.39. Deskripsi Variabel Minat Mahasiswa Menjadi Guru (BK) ...
93
Tabel 5.40. Deskripsi Variabel Minat Mahasiswa Menjadi Guru (IPPAK) ...
94
Tabel 5.41 Deskripsi Variabel Minat Mahasiswa Menjadi Guru (Pendidikan
Biologi) ...
95
Tabel 5.42 Deskripsi Variabel Minat Mahasiswa Menjadi Guru (Pendidikan
Matematika) ...
96
Tabel 5.44 Deskripsi Variabel Minat Mahasiswa Menjadi Guru (PGSD)...
97
Tabel 5.45 Rangkuman Deskripsi Pengalaman Mengambil Mata Kuliah PPL
I ...
98
Tabel 5.46 Rangkuman Deskripsi Jenis Pekerjaan Orang Tua ...
99
Tabel 5.47 Rangkuman Deskripsi IPK Mahasiswa
...
100
Tabel 5.48 Rangkuman Deskripsi Minat Nahasiswa Menjadi Guru... 101
Tabel 5.49. Hasil Uji Normalitas
...
102
Tabel 5.50. Hasil Uji Korelasi Hipotesis I ... 103
Tabel 5.51. Perhitungan t hitung Hipotesis I ... 104
Tabel 5.52. Hasil Uji Korelasi Hipotesis II ... 105
Tabel 5.53. Perhitungan t hitung Hipotesis II ... 106
Tabel 5.54 Hasil Uji Korelasi Hipotesis III ... 107
Tabel 5.55 Perhitungan t hitung Hipotesis III ... 108
Tabel 5.56 Hasil Uji Korelasi Ganda Hipotesis IV ... 109
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Kuesioner Penelitian ...
122
Lampiran 2
Uji Validitas dan Reliabilitas ...
129
Lampiran 3
Data Induk Penelitian ...
133
Lampiran 4
Penilaian Acuan Patokan PAP Tipe II ...
154
Lampiran 5
Mean, Median, Modus, Deviasi Standar ...
157
Lampiran 6
Uji Normalitas ...
162
Lampiran 7
Uji Korelasi
Product Moment ...
164
Lampiran 8
Analisis Regresi ...
166
Lampiran 9
Tabel r, t, F ...
171
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Di dalam proses pembelajaran, guru memegang peranan yang sangat penting.
Untuk dapat diharapkannya hasil maksimal dari perannya, guru perlu dicermati
perilakunya, baik yang sehari-hari ada maupun yang diidealkan. Namun pada
kenyataan, banyak guru yang kualitasnya masih perlu dipertanyakan.
Kualitas guru hingga saat ini menjadi persoalan yang penting. Dikatakan penting
karena pada kenyataannya keberadaan guru dan kualitas guru oleh sebagian kalangan
dinilai jauh dari performa yang distandarkan yaitu kurang profesional. Syah (1988)
mengungkapkan kelemahan yang disandang sebagian guru kita adalah kerendahan
tingkat kompetensi profesionalisme mereka. Penguasaan mereka terhadap materi dan
metode pengajaran masih berada di bawah standar ( Syah, 2002 : 221).
Banyak kalangan mengeluhkan bahwa guru lulusan FKIP kurang menguasai
kompetensi sebagai seorang guru. Kualitas ini dinyatakan kurang tinggi, sehingga
mengakibatkan mutu pendidikan di Indonesia kurang baik. Oleh karena itu, guna
memperbaiki dan meningkatkan kualitas mutu pendidikan di Indonesia diperlukan
guru yang profesional.
Salah satu faktor guru kurang profesional adalah minat dan motivasi calon guru
yang masuk FKIP rendah. Hal ini dapat dilihat bahwa kebanyakan yang masuk FKIP
bukan calon mahasiswa yang berintelegensi tinggi dan bukan pilihan utama. Lulusan
dibandingkan profesi lain yang setingkat. Banyak pula profesi guru yang hanya
sebagai bentuk pelampiasan karena tidak segera mendapat pekerjaan dan adanya
perhatian istimewa dari pemerintah atas profesi guru, misalnya gaji guru yang mulai
terangkat dan subsidinya akan dinaikkan pemerintah. Pada akhirnya banyak sekali
sarjana non kependidikan berburu akta IV dan diterima di lembaga pendidikan
tertentu. Akibatnya banyak guru instan pada lembaga pendidikan. Jika mahasiswa
yang masuk FKIP berminat menjadi guru karena faktor-faktor tersebut, tidak
mengherankan kalau guru zaman sekarang kurang berkualitas.
Persoalan diatas merupakan masalah berat bagi universitas yang menyediakan
fakultas keguruan. Masalahnya, mengenai bagaimana membantu mahasiswa FKIP
dengan pendidikan yang ada dapat mengembangkan minat dan motivasi menjadi
guru, sehingga tercapailah guru yang profesional. Minat tidak timbul begitu saja,
namun memerlukan proses belajar yang panjang.
Dalam proses pendidikan di bangku perkuliahan, mahasiswa dibina dan dituntut
untuk cinta akan profesi guru dan cinta akan pendidikan. Salah satu caranya adalah
adanya program
mikro teaching
.
Mikro Teaching
bertujuan untuk melatih beberapa
keterampilan dasar keguruan, sehingga siap diterjunkan dalam PPL II. Program ini
diharapkan, mahasiswa mengenal bagaimana seorang guru itu mengajar, dan
diharapkan dengan keterampilan-keterampilan yang diajarkan, dapat memotivasi
mahasiswa untuk lebih kreatif dalam mengajar sehingga dapat dikatakan bahwa guru
memiliki kualitas pengajaran. Program ini pasti ada dalam setiap universitas yang
khususnya melihat kemampuan diri sendiri dalam mengajar. Pengalaman ini
diharapkan mempengaruhi minat mahasiswa FKIP memilih profesi guru.
Selain itu ada juga faktor lain yang mendorong mahasiswa FKIP untuk menjadi
guru yaitu tingkat IPK mahasiswa keguruan. IPK merupakan angka yang
menunjukkan prestasi atau kemajuan belajar mahasiswa secara kumulatif mulai dari
semester pertama sampai semester paling akhir ditempuh. Semakin tinggi IPK maka
mahasiswa semakin menguasai mata kuliah yang ditempuh, sebaliknya semakin
rendah IPK maka mahasiswa kurang dapat menguasai mata kuliah yang ditempuh.
Sebagai guru dituntut untuk menguasai bahan ajar dan menguasai metode-metode
pembelajaran sehingga pembelajaran aktif dapat dijalankan dengan baik. Menjadi
guru harus memiliki mental yang kuat dan otak yang cerdas karena guru adalah
pemimpin dalam sebuah kelas. Prestasi calon guru dapat dinyatakan sebagai IPK.
Prestasi inilah yang sedikit banyak mempengaruhi minat mahasiswa FKIP menjadi
guru.
Faktor lain dalam mempengaruhi minat menjadi guru adalah peran serta orang
tua. Tidak jarang peran serta orang tua dan dukungan orang tua berpengaruh terhadap
keinginan dan cita-cita anak, karena dukungan orang tua adalah modal mencapai
tujuan paling utama. Banyak orang beranggapan bahwa memiliki jiwa keguruan
merupakan bakat atau dengan kata lain dengan sendirinya seseorang mempunyai jiwa
untuk memilih pekerjaan sesuai yang diharapkan. Selain itu, anak tinggal bersama
orang tuanya yang selalu melihat rutinitas kegiatan yang dilakukan orang tuanya, hal
ini sedikit banyak mempengaruhi cita-cita anak. Orang tua yang menjadi guru
menghendaki anaknya menjadi guru juga, karena guru merupakan tugas mulia yang
selalu dibutuhkan masyarakat untuk memperbaiki dan mengembangkan pendidikan
serta peningkatan mutu pendidikan yang ada. Jenis pekerjaan orang tua sedikit
banyak mempengaruhi anak untuk memilih profesi guru.
Untuk mengetahui lebih jauh tentang minat mahasiswa pendidikan akuntansi
menjadi guru, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul, “Hubungan
Antara Pengalaman Mengambil Mata Kuliah PPL I, IPK, dan Jenis Pekerjaan Orang
Tua dengan Minat Menjadi Guru”.
B.
Batasan Masalah
Mengingat begitu banyak faktor yang mempengaruhi minat mahasiswa
pendidikan akuntansi untuk menjadi guru, maka perlu pembatasan masalah. Fokus
penelitian ini adalah bagaimana Hubungan antara pengalaman mengambil mata
C.
Rumusan Masalah
1.
Apakah ada hubungan antara pengalaman mengambil mata kuliah PPL I dengan
minat menjadi guru?
2.
Apakah ada hubungan antara jenis pekerjaan orang tua dengan minat menjadi
guru?
3.
Apakah ada hubungan antara IPK mahasiswa dengan minat menjadi guru?
4.
Apakah ada hubungan antara pengalaman mengambil mata kuliah PPL I, jenis
pekerjaan orang tua, dan IPK mahasiswa secara bersama-sama dengan minat
menjadi guru?
D.
Tujuan Penelitian
1.
Untuk mengetahui hubungan antara pengalaman mengambil mata kuliah PPL I
dengan minat menjadi guru.
2.
Untuk mengetahui hubungan antara jenis pekerjaan orang tua dengan minat
menjadi guru.
3.
Untuk mengetahui hubungan antara IPK mahasiswa dengan minat menjadi guru
E.
Manfaat Penelitian
1.
Bagi Mahasiswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi para mahasiswa agar
memiliki prestasi yang tinggi dan minat belajar yang tinggi untuk menjadi guru
yang profesional.
2.
Bagi Penulis
Penelitian ini merupakan sarana berlatih bagi penulis untuk menerapkan teori yang
pernah didapat dari perkuliahan ke dalam praktek lapangan yang sesungguhnya,
menambah pengetahuan dan memperluas wawasan
3.
Bagi Universitas
Dapat menjadi dasar bahan kajian untuk penelitian lebih lanjut dan lebih
mendalam tentang permasalahan yang terkait.
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori
1. PPL I
a. Pengertian dan Karakteristik Mikro Teaching
Istilah pengajaran mikro merupakan terjemahan dari “micro teaching”. Sesuai dengan istilahnya, “micro teaching” berasal dari dua rangkaian kata Bahasa Inggris, yaitu “micro” dan “teaching”. “Micro”, berarti kecil, sempit, terbatas, sederhana, sedangkan ”teaching” memiliki makna pengajaran. Dengan demikian kata “micro teaching” secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu kegiatan pengajaran dimana
situasi dan kondisinya dikecilkan, dibatasi, disempitkan, disederhanakan
atau dimikrokan (Sulthon, 2009: 18).
Definisi lain, Waskito (1977) mengemukakan:
Mikro teaching adalah suatu metode belajar mengajar atas dasar
performance yang tekniknya adalah dengan jalan mengisolasikan komponen-komponen proses belajar-mengajar, sehingga calon guru itu dapat menguasai setiap komponen satu persatu dalam situasi yang disederhanakan atau dikecilkan (Sulthon, 2009:18).
Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pengajaran
mikro adalah merupakan suatu teknik atau metode latihan yang dirancang
untuk pengembangan keterampilan mengajar, baik
keterampilan-keterampilan baru, maupun keterampilan-keterampilan-keterampilan-keterampilan lama yang telah
cara mengisolasikan komponen-komponen keterampilan mengajar,
sehingga setiap komponen keterampilan mengajar tersebut dapat dikuasai
dengan baik oleh calon guru/guru dalam situasi dan kondisi pengajaran
yang disederhanakan atau dimikrokan (Sulthon, 2009:19).
Beberapa komponen keterampilan dasar mengajar yang
memungkinkan dilatihkan secara terpisah/terisolasi melalui pengajaran
mikro (Sulthon, 2009:20) antara lain meliputi:
1)keterampilan membuka/memulai dan menutup/mengakhiri pelajaran,
2)keterampilan menjelaskan,
3)keterampilan bertanya dasar dan lanjut,
4)keterampilan memberi variasi-stimulus dalam kegiatan mengajar,
5)keterampilan memberi penguatan (reinforcement), 6)keterampilan mengelola kelas,
7)keterampilan mengajar individual dan kelompok kecil,
8)keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil.
Tujuan pengajaran mikro dapat dibagi menjadi tujuan umum dan
tujuan khusus. Tujuan umumnya adalah mahasiswa cukup terlatih dalam
beberapa keterampilan dasar keguruan, sehingga siap diterjunkan dalam
PPL II.
Tujuan khususnya adalah, setelah calon guru mengalami latihan ini
maka diharapkan:
1) dapat membuat persiapan mengajar yang baik
3) dapat membawakan pelajaran dengan sikap dan gaya yang sesuai
dengan profesinya
4) dapat berbicara dengan lancar di depan kelas
5) dapat melakukan keterampilan membuka dan menutup pelajaran
6) dapat mengajukan pertanyaan dengan cara yang benar
7) dapat memberi dorongan dan motivasi kepada siswa
8) dapat mengajar dengan berbagai variasi
9) dapat menggunakan alat-alat pelajaran dengan benar dan tepat
10) dapat mengamati pelaksanaan latihan keterampilan keguruan secara
obyektif dan kritis
11) dapat memerankan sebagai supervisor, siswa maupun observer
12) dapat menerapkan semua teori tentang didaktik
13) memiliki rasa percaya akan diri sendiri.
(Gilarso, 1986:6)
Apabila diperbandingkan, antara pengajaran mikro dengan
pengajaran pada kelas biasa (real classroom teaching), maka akan nampak perbedaan seperti pada tabel berikut ini (Sulthon, 2009:21):
No Aspek Pembeda Pengajaran Mikro Pengajaran Kelas Biasa
1. Komponen
keterampilan
pengajaran
1-2 keterampilan
secara terisolasi
Melibatkan banyak
keterampilan secara
terintegrasi
2. Jumlah siswa 5-10 orang siswa 30-40 orang siswa
4. Bahan pengajaran 1-2 unit kecil yang
sederhana
Luas dan mungkin juga
kompleks
b.Keterampilan Dasar Dalam Pengajaran Mikro
Ada beberapa keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasai
seorang calon guru dalam berlatih mengajar melalui kegiatan
pengajaran mikro (Sulthon, 2009:28).
Keterampilan-keterampilan tersebut antara lain:
1) Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
Membuka pelajaran disini diartikan sebagai suatu kegiatan
yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan suasana siap mental
dan menimbulkan perhatian siswa agar terpusat pada hal-hal
yang akan dipelajari.
Sedangkan menutup pelajaran dapat diartikan sebagai
kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri kegiatan inti
pelajaran. Upaya menutup pelajaran tersebut dimaksudkan untuk
memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah
dipelajari siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa dan tingkat
keberhasilan guru dalam proses belajar-mengajar.
2) Keterampilan menjelaskan
Yang dimaksud dengan keterampilan menjelaskan dalam
proses pembelajaran ialah keterampilan guru dalam menyajikan
menunjukkan suatu makna konsep/konstruk, posisi suatu
pengetahuan lainnya, hubungan sebab akibat, hubungan antara
yang diketahui dengan yang belum diketahui, atau hubungan
antara dalil/definisi/rumus dengan bukti/ contoh sehari-hari, serta
proses terbentuknya/tersusunnya/terjadinya sesuatu.
3) Keterampilan mengadakan variasi mengajar
Keterampilan mengadakan variasi mengajar disini adalah
keterampilan guru dalam menggunakan berbagai variasi interaksi,
metode, media, atau kegiatan dalam proses pembelajaran
sehingga dapat mengatasi kebosanan siswa dan menstabilkan
proses pembelajaran yang sedang dilaksanakan.
4) Keterampilan mengelola kelas
Keterampilan mengelola kelas adalah keterampilan guru untuk
menciptakan dan memelihara kondisi pembelajaran yang optimal
manakala terdapat gangguan dalam proses pembelajaran yang ia
bimbing.
5) Keterampilan bertanya
Keterampilan bertanya dibedakan atas dua hal yaitu
keterampilan dasar dan keterampilan bertanya lanjut.
Keterampilan bertanya dasar merupakan beberapa kemampuan
dasar yang perlu diterapkan dalam mengajukan semua jenis
pertanyaan; sedangkan keterampilan bertanya lanjut merupakan
menekankan pada usaha pengembangan keterampilan berfikir
siswa, meningkatkan partisipasi dan mendorong siswa agar lebih
berinisiatif sendiri.
6) Keterampilan memberi penguatan
Pemberian penguatan dalam kegiatan pembelajaran dapat
diartikan sebagai respon terhadap suatu tingkah laku yang
diharapkan dapat berpengaruh dan dapat meningkatkan
kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut.
7) Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan
Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan
diartikan sebagai kemampuan mengajar guru didalam
menghadapi banyak kelompok kecil (3-5 siswa) dan perorangan
dimana hubungan interpersonal antara guru~siswa, dan
siswa~siswa terjadi secara sehat dan akrab, siswa belajar sesuai
dengan kecepatan, cara, dan minatnya; siswa mendapat bantuan
guru sesuai dengan kebutuhannya; siswa dilibatkan dalam
menentukan cara belajar, materi, alat yang digunakan, dan tujuan
yang ingin dicapai; guru berperan sebagai organisator, nara
sumber, motivator, fasilitator, konselor kan partisipan dalam
kegiatan belajar.
8) Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
Diskusi kelompok dapat memberikan kesempatan kepada
berkomunikasi serta meningkatkan kreativitas anak. Dengan
demikian penerapan diskusi kelompok dalam kegiatan
pembelajaran akan dapat menunjang tercapainya tujuan
pengajaran yang optimal dan komprehensif, yang mencakup baik
pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
c. Teknis Pelaksanaan dan Alokasi Waktu
1) Teknis Pelaksanaan
a) Setiap mahasiswa akan mendapat giliran tugas sebagai GURU
untuk melatih komponen-komponen keterampilan keguruan.
b) Untuk itu mahasiswa harus menyusun sebuah Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk waktu ± 10 menit
mengenai materi pelajaran tertentu. RPP harus ditulis rapi dan
dikonsultasikan kepada dosen pembimbing sebelum tampil.
c) Mahasiswa mempersiapkan diri untuk mengajar dengan
sebaik-baiknya termasuk persiapan materi, penampilan dan media yang
akan digunakan.
d) Mahasiswa yang tidak bertugas sebagai guru, akan bertindak
sebagai SUPERVISOR, OBSERVER TERTULIS dan
OBSERVER LISAN. Sedangkan yang berperan sebagai siswa
adalah mahasiswa-mahasiswa yang pada sesi tersebut tidak
bertugas sebagai guru, supervisor, observer tertulis, observer
e) Tahapan latihan praktik mengajar dan alokasi waktu setiap
pertemuan 2 jp (100 menit)
a.1) Pertemuan Pendahuluan (kontrak): 2-3 menit
1.1)Pertemuan ini dilakukan antara GURU dan
SUPERVISOR untuk mengadakan perjanjian (kontrak)
mengenai keterampilan keguruan yang akan dilatihkan.
1.2)Dalam pertemuan ini GURU menyerahkan salinan
(copy) RPP yang telah disusun dan telah
dikonsultasikan pada dosen pembimbing sebelumnya.
RPP yang asli diserahkan kepada dosen pembimbing
untuk dinilai.
a.2) Pelaksanaan Latihan Mengajar: 10 menit
Selama 10 menit, Guru melakukan latihan keterampilan
mengajar sesuai kontrak. Petugas yang lain (supervisor,
observer lisan, observer tertulis) melakukan pengamatan
berdasarkan format observasi yang telah disiapkan.
a.3) Balikan (Feed back): 2-3 menit
Pada tahap ini, supervisor memberikan sedikit
komentar berdasarkan lembar observasi yang telah diisi dan
hasil pengamatannya mengenai keterampilan yang
observer lisan juga memberi tambahan komentar lisan atas
hasil pengamatannya, sedangkan observer tertulis
menyerahkan format observasi yang telah diisi kepada
dosen pembimbing.
a.4) Balikan (Feed back) dari dosen: 25 menit
Setelah seluruh mahasiswa pada pertemuan tersebut
selesai tampil mengajar, dosen memberi komentar secara
keseluruhan sambil memutar kembali hasil rekaman praktik
mengajar tiap mahasiswa secara sekilas.
d. Pelaksanaan latihan mengajar akan direkam dengan video camcorder;
rekaman tersebut digunakan oleh dosen untuk memberikan balikan dan
oleh mahasiswa sebagai dasar menyusun refleksi. Jadi, setelah
mengajar, mahasiswa yang bertugas sebagai guru (secara
berkelompok) harus melihat kembali rekaman mengajar di luar jam
kuliah. Berdasarkan hasil rekaman, komentar dari rekan mahasiswa
dan dari dosen, mahasiswa yang bertugas menjadi guru harus
menyusun refleksi untuk dikumpulkan kepada dosen seminggu
sesudah mengajar.
e. Jika setiap penampilan mengajar mahasiswa mempergunakan waktu
sekitar 15 menit, maka untuk setiap pertemuan (2jp = 100menit) akan
ada 5 mahasiswa yang tampil sebagai guru, supervisor, observer lisan
setiap mahasiswa diberi alokasi waktu 30 menit. Dengan demikian
pelaksanaan mikro teaching ini diikuti oleh maksimum 20 mahasiswa.
f. Giliran dan pembagian Tugas (untuk keterampilan dasar mengajar 1-3)
PERAN/TUGAS 2 JP 2 JP 2 JP 2 JP
Guru Kelompok 1 Kelompok 4 Kelompok 3 Kelompok 2
Supervisor Kelompok 2 Kelompok 1 Kelompok 4 Kelompok 3
Observer Lisan Kelompok 3 Kelompok 2 Kelompok 1 Kelompok 4
Observer Tertulis Kelompok 4 Kelompok 3 Kelompok 2 Kelompok 1
g. Giliran dan pembagian Tugas (untuk keterampilan dasar mengajar 1-3)
PERAN/TUGAS 2 JP 2 JP 2 JP 2 JP
Guru Kelompok 1 Kelompok 4 Kelompok 3 Kelompok 2
Supervisor Kelompok 2 Kelompok 1 Kelompok 4 Kelompok 3
Observer Lisan Kelompok 3 Kelompok 2 Kelompok 1 Kelompok 4
Observer Tertulis Kelompok 4 Kelompok 3 Kelompok 2 Kelompok 1
h. Pembagian waktu selama satu semester ± 16 minggu atau 32 kali
pertemuan (satu pertemuan 2jp)
Kegiatan Waktu Keterangan
Pembekalan & Observasi
Keterampilan Dasar 1
1 × pertemuan Modeling oleh dosen
Praktik Keterampilan Dasar 1 4 × pertemuan 15 menit / mahasiswa
Keterampilan Dasar 2
Praktik Keterampilan Dasar 2 4 × pertemuan 15 menit / mahasiswa
Pembekalan & Observasi
Keterampilan Dasar 3
1 × pertemuan Modeling oleh dosen
Praktik Keterampilan Dasar 3 4 × pertemuan 15 menit / mahasiswa
Pembekalan & Observasi
Keterampilan mengajar
Terintegrasi
1 × pertemuan Modeling oleh dosen
Praktik Keterampilan mengajar
Terintegrasi
7 × pertemuan 30 menit / mahasiswa
Ujian Akhir 7 × pertemuan 30 menit / mahasiswa
Pengumpulan Portofolio &
Evaluasi Akhir Semester
1 × pertemuan -
(Purnomo, 2008:9-11)
2. Prestasi Belajar
Belajar pada manusia dirumuskan sebagai suatu aktivitas mental/psikis,
yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman,
ketrampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan
berbekas. (Winkel, 1987:36)
Seseorang dikatakan telah belajar, jika didalam dirinya telah terjadi
rangkaian kegiatan proses belajar mengajar. Kegiatan belajar mengajar di
lembaga pendidikan pada umumnya bertujuan:
a. Mengetahui suatu kepandaian, kecakapan atau konsep yang sebelumnya
belum diketahui.
b. Dapat mengajarkan sesuatu kepada manusia yang sebelumnya tidak
dapat berbuat, baik tingkah laku maupun keterampilan.
c. Mampu mengkombinasikan dua pengetahuan kedalam suatu pengertian
baru, baik keterampilan, pengetahuan maupun tingkah laku.
d. Dapat memahami atau menerapkan pengetahuan yang telah
diperolehnya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:700), prestasi belajar
adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh
mata pelajaran yang lazim ditunjukkan dengan test atau angka nilai. Nilai
adalah kualitas yang diperoleh ke kegiatan penilaian.
Menurut Slameto (1987:56) terdapat dua faktor yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa, yaitu:
a. Faktor internal
1) Faktor biologis yang meliputi usia, kematangan, kesehatan
2) Faktor psikologis yang meliputi minat, motivasi, suasana hati
b. Faktor eksternal
1) Faktor manusia yaitu keluarga, universitas/sekolah dan masyarakat.
Prestasi belajar yang diperoleh siswa merupakan salah satu bukti
yang menunjukkan keberhasilan siswa disekolah. Mengenai prestasi
belajar, Winkel (1984:3) mengatakan bahwa prestasi belajar merupakan
bukti usaha yang dicapai.
Indeks prestasi kumulatif (IPK) adalah indeks prestasi yang dihitung
berdasarkan beban studi yang diambil mulai semester I.
(http://www.unsri.ac.id/?act=akademik)
Indeks prestasi Kumulatif merupakan angka yang menunjukka
prestasi atau kemajuan belajar mahasiswa secara kumulatif mulai dari
semester pertama sampai semester paling akhir yang ditempuh.
IPK digunakan sebagai kriteria dalam pemberian sanksi akademik
dan evaluasi studi pada akhir program.
(http://indo.unikom.ac.id/kemahasiswaan/ke_ipk.html)
Indeks Prestasi (IP) adalah tingkat keberhasilan belajar mahasiswa
yang dinyatakan dengan bilangan yang ditulis sampai dengan dua angka
di belakang koma.
Besar IP dihitung dari jumlah hasil kali antara besar kredit (K) dan
bobot nilai (N) dibagi dengan jumlah kredit yangdirencanakan, atau
dinyatakan dalam rumus:
Kategori IPK :
Rentang nilai IPK Kategori
≤ 1,49 1,50 – 1,99
2,00 – 2,49
2,50 – 2,99
3,00 – 4,00
Sangat Rendah
Rendah
Cukup
Tinggi
Sangat Tinggi
Sumber: Buku Pedoman Prodi Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta:2007 (halaman 13).
3. Jenis Pekerjaan Orang Tua
a. Pengertian Jenis Pekerjaan
Kerja ialah tiap-tiap usaha manusia baik yang bersifat jasmani,
maupun yang bersifat rohani, yang ditujukan untuk produksi. Termasuk
kerja ialah tiap-tiap usaha menambah nilai barang atau mengadakan
nilai (Wachid, 1984:25).
Menurut Wachid (1984) kerja dapat dibagi dalam beberapa jenis:
1) Kerja memberi pimpinan, ialah kerja pengusaha yang terutama berupa
kerja rohani.
2) Kerja melaksanakan, ialah kerja buruh yang terutama berupa kerja
jasmani, kerja ini dapat dibagi dalam:
a) Kerja terdidik ialah kerja yang memerlukan pendidikan
b) Kerja terlatih, ialah kerja yang memerlukan latihan dan
pengalaman praktis, misalnya kerja pengemudi trem, pelayan dan
sebagainya.
c) Kerja tak terididik, ialah kerja yang tidak perlu memenuhi
syarat-syarat tersebut diatas. Misalnya, kerja seorang kuli.
Menurut Riwanto (1994: 166) jenis jabatan / pekerjaan adalah
macam pekerjaan yang sedang dilakukan oleh orang-orang yang sedang
mencari pekerjaan dan pernah bekerja. Jenis pekerjaan dibagi dalam 8
golongan besar yaitu:
1) Tenaga profesional, teknisi dan yang sejenis
2) Tenaga kepemimpinan dan ketatalaksanaan
3) Tenaga tata usaha dan yang sejenis
4) Tenaga usaha penjualan
5) Tenaga usaha jasa
6) Tenaga usaha pertanian, kehutanan, perburuan dan perikanan
7) Tenaga produksi, operator alat angkutan, pekerja kasar
8) Lainnya
Dalam penelitian ini penulis hanya akan melihat pekerjaan orang
tua dari jenis pekerjaan tenaga profesional yaitu tenaga pendidik atau
bukan pendidik. Guru yang dimaksud adalah guru yang bekerja dalam
pendidikan formal, yaitu guru yang mengajar di sekolah baik guru
b. Pengertian Orang Tua
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:706), orang tua
adalah orang yang dianggap tua (cerdik, pandai, ahli, dsb). Dalam
pengertian sehari-hari, orang tua yang lazim disebut ayah dan ibu,
memegang peranan dalam kelangsungan hidup keluarga. Oleh karena
itu, peran dan tanggungjawab orang tua sangat besar dalam sebuah
keluarga.
c. Pribadi guru
Berperan sebagai guru mengandung tantangan, karena disatu pihak
guru harus ramah, sabar, menunjukkan pengertian, memberikan
kepercayaan dan menciptakan suasana aman; dilain pihak guru harus
memberikan tugas, mendorong siswa untuk berusaha mencapai tujuan,
mengadakan koreksi, menegur dan menilai.
Hal yang paling pokok dan mendasar adalah:
1. Kepribadian guru yang mencakup: penghayatan nilai-nilai
kehidupan (values); motivasi kerja, sifat dan sikap.
2. Guru sebagai pendidik yang mencakup: inspirator dan korektor;
penjaga disiplin; umur dan jenis kelamin.
3. Guru sebagai didaktikus yang mencakup: keahlian dalam
penggunaan prosedur didaktik; keahlian dalam penguasaan materi;
gaya memimpin kelas; berkomunikasi dengan siswa; kemampuan
4. Guru sebagai rekan seprofesi.
(Winkel, 1987:110)
4. Minat, Profesi Guru dan Kompetensi Keguruan
a. Minat
1) Pengertian Minat
Minat menunjukkan kegemaran, hal-hal yang disukai dan
perasaan tertarik pada bidang pekerjaan tertentu. Minat terhadap
bidang tertentu ini penting sekali artinya. Sebab tanpa minat
terhadap pekerjaan yang dilakukan orang tidak mungkin berkembang
dan merasa senang, walaupun sebenarnya ia mampu
melaksanakannya. Sering kali minat sendiri belum cukup disadari
dan anak hanya mengikuti dorongan dari orang tua atau hanya
ikut-ikutan dengan teman (Gilarso, 1996:71).
Menurut Sukardi (1988:62), minat adalah suatu perangkat
mental yang terdiri dari kombinasi, perpaduan, dan campuran dari
perasaan, prasangka, cemas, takut dan
kecenderungan-kecenderungan lain yang bisa mengarahkan individu kepada suatu
pilihan tertentu.
Minat adalah penting dalam pengambilan pilihan terhadap suatu
jabatan tertentu. Dalam suatu hal, anda mungkin akan merasa lebih
puas dengan suatu pekerjaan jika aktifitas kerja anda adalah menarik
2) Macam-macam Minat
a) Minat yang Diekspresikan
Seseorang dapat mengungkapkan minat atau pilihannya dengan
kata tertentu. Misalnya seseorang mungkin mengatakan bahwa ia
tertarik dalam menciptakan suatu model pesawat udara, dalam
mengumpulkan perangko, dan mengumpulkan mata uang logam.
b) Minat yang Diwujudkan
Seseorang dapat mengungkapkan minat bukan melalui kata-kata
tetapi melalui tindakan atau perbuatan, ikut serta berperan aktif
dalam suatu aktifitas tertentu. Misalnya siswa dapat ikut serta
menjadi anggota klub musik, drama, sain, dan matematika. Hobi
dan asosiasi dengan siswa yang lain dalam aktivitas kelompok
dan organisasi remaja adalah suatu cara untuk mewujudkan
minat-minatnya.
c) Minat yang Diinventarisasikan
Seseorang menilai minatnya dapat diukur dengan menjawab
terhadap sejumlah pertanyaan tertentu atau urutan pilihannya
untuk kelompok pilihannya untuk kelompok aktivitas tertentu.
(Sukardi, 1988:62)
3) Teori Trait-Factor
Apabila kita meninjau kepribadian individu dari segi yang bersifat
khusus, maka kita akan membahas faktor saling keterkaitan,
jabatan. Teori ini biasanya dikenal dengan tori Trait-Factor yang
memiliki pengaruh yang kuat terutama dalam penelitian dan
pengukuran bakat dan minat.
Dalam istilah yang sederhana, tori Trait-Factor berpegang pada:
a) Orang memiliki sikap yang berbeda-beda, ialah memisahkan
komponen-komponen individu. Sifat-sifat itu stabil setelah masa
adolesen dan tinggal relatif tetap.
b) Jabatan memerlukan seperangkat sifat-sifat dan karakteristik yang
unik. Juga, keberhasilan orang dalam jabatan tertentu
memerlukan perpaduan di antara bakat, minat dan temperamen.
c) Tes yang objektif mengukur sifat-sifat individu dan merupakan
garapan pada yang mengidentifikasikan komponen sifat-sifat
pekerja dalam jabatan-jabatan tetentu, dapat memberikan suatu
dasar bagi keberhasilan.
(Sukardi, 1988:62)
b. Profesi Guru
Istilah Profesi menurut Arikunto (1990:231) merupakan suatu
kegiatan yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan nafkah.
Ciri-ciri profesi menurut Robert W. Richey (dalam Suharsimi
Arikunto, 1990:235):
1) Lebih mementingkan pelayanan kemanusiaan yang ideal
2) seorang pekerja profesional, secara relatif memerlukan waktu yang
panjang untuk mempelajari konsep-konsep serta prinsip-prinsip
pengetahuan khusus yang mendukung keahliannya,
3) memiliki kualifikasi tertentu untuk memasuki profesi tersebut serta
mampu mengikuti perkembangan dalam pertumbuhan jabatan,
4) memiliki kode etik yang mengatur keanggotaan, tingkah laku,
sikap, dan cara kerja,
5) membutuhkan suatu kegiatan intelektual yang tinggi,
6) adanya organisasi yang dapat meningkatkan standar pelayanan,
disiplin diri dalam profesi, serta kesejahteraan anggotanya,
7) memberikan kesempatan untuk kemajuan, spesialisasi dan
kemandirian,
8) memandang profesi sebagai suatu karir hidup dan menjadi seorang
anggota yang permanen.
Sementara itu, guru dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kedua 1991, dapat diartikan sebagai orang yang pekerjaannya (mata
pencahariannya) mengajar. Sedangkan menurut MC Leod (1989), guru
ialah seseorang yang pekerjaannya mengajar orang lain. UUSPN tahun
1989 Bab VII Pasal 27 ayat 3 menyebutkan bahwa guru yaitu tenaga
pendidik (Syah, 2002:223).
Guru sebagai pendidik ataupun pengajar merupakan faktor penentu
kesuksesan setiap usaha pendidikan. Itulah sebabnya setiap
belajar sampai pada kriteria sumber daya manusia yang dihasilkan oleh
usaha pendidikan, selalu bermuara pada guru. Hal ini menunjukkan
betapa signifikan posisi guru dalam dunia pendidikan (Syah, 2002:223).
Guru harus menyadari peranan yang dipegangnya dalam pertemuan
dengan siswa. Berperan sebagai guru mengandung tantangan, karena
disatu pihak guru harus ramah, sabar, menunjukkan pengertian,
memberikan kepercayaan dan menciptakan suasana aman; di lain pihak
guru harus memberikan tugas, mendorong siswa untuk berusaha
mencapai tujuan, mengadakan koreksi, menegur dan menilai.
Kepribadian guru seolah-olah terbelah menjadi dua bagian: di satu
pihak bersikap empatik, di lain pihak bersikap kritis; di satu pihak
menerima, di lain pihak menolak (Winkel, 1987:110).
Kepribadian adalah faktor yang sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan seorang guru sebagai pengembang sumber daya manusia.
Di samping ia berperan sebagai pembimbing dan pembantu, guru juga
sebagai panutan. Mengenai pentingnya kepribadian guru, seorang
psikolog terkemuka, Prof. Dr. Zakiah Dradjat (1982) (dalam Syah,
2002:225) menegaskan:
Karakteristik kepribadian guru yang berkaitan dengan keberhasilan
guru dalam menggeluti profesinya meliputi (Syah, 2002:226):
1) Fleksibilitas Kognitif Guru
Fleksibilitas kognitif (keluwesan ranah cipta) merupakan
kemampuan berpikir yang diikuti dengan tindakan secara simultan
dan memadai dalam situasi tertentu. Guru yang fleksibel pada
umumnya ditandai dengan keterbukaan berpikir dan beradaptasi.
Selain itu, ia juga memiliki daya tahan terhadap ketertutupan ranah
cipta yang prematur dalam pengamatan dan pengenalan. Guru yang
fleksibel selalu berpikir kritis. Berpikir kritis ialah berpikir dengan
penuh pertimbangan akal sehat yang dipusatkan pada pengambilan
keputusan untuk mempercayai atau mengingkari sesuatu, dan
melakukan atau menghindari sesuatu.
2) Keterbukaan Psikologis Pribadi Guru
Guru yang terbuka secara psikologis biasanya ditandai dengan
kesediaannya yang relatif tinggi untuk mengkomunikasikan dirinya
antara lain siswa, teman sejawat, dan lingkungan pendidikan
tempatnya bekerja. Keterbukaan psikologis sangat penting bagi
guru mengingat posisinya sebagai anutan siswa. Keterbukaan
psikologis merupakan prakondisi atau prasyarat penting yang perlu
dimiliki guru untuk memahami pikiran dan perasaan orang lain.
Keterbukaan psikologis juga diperlukan untuk menciptakan
sehingga mendorong siswa untuk mengembangkan dirinya secara
bebas dan tanpa ganjalan.
b. Kompetensi Keguruan.
Pengertian dasar kompetensi adalah kemampuan atau kecakapan.
Kompetensi guru menurut Barlow (1985) merupakan kemampuan
seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajibannya secara
bertanggungjawab dan layak. Kompetensi profesionalisme guru dapat
diartikan sebagai kemampuan dan kewenangan guru dalam menjalankan
profesi keguruannya.
Dalam menjalankan kewenangan profesionalnya, guru dituntut
memiliki keanekaragaman kecakapan yang bersifat psikologis, yang
meliputi (Syah, 2002:230):
1) Kompetensi Kognitif (kecakapan ranah cipta)
Pengetahuan dan keterampilan ranah cipta dapat dikelompokkan ke
dalam dua kategori. Pertama, kategori pengetahuan kependidikan/keguruan yang meliputi pengetahuan pendidikan umum
yaitu segenap pengetahuan kependidikan yang tidak langsung
berhubungan dengan proses belajar-mengajar, sedangkan ilmu
pendidikan khusus berhubungan dengan praktek pengelolaan PBM.
Kedua, kategori ilmu pengetahuan materi bidang studi. Ilmu pengetahuan materi bidang studi meliputi semua bidang studi yang
akan menjadi keahlian atau pelajaran yang akan diajarkan oleh guru.
dalam bidang studi yang menjadi bidang tugas guru adalah mutlak
diperlukan.
2) Kompetensi Afektif (kecakapan ranah rasa)
Kompetensi ranah afektif guru bersifat tertutup dan abstrak,
sehingga amat sukar untuk diidentifikasi. Kompetensi ranah ini
meliputi seluruh fenomena perasaan dan emosi seperti: cinta, benci,
senang, sedih, dan sikap-sikap tertentu terhadap diri sendiri dan orang
lain. Namun demikian, kompetensi afektif yang paling penting adalah
sikap dan perasaan diri yang berkaitan dengan profesi keguruan.
3) Kompetensi psikomotor (kecakapan ranah karsa)
Kompetensi psikomotor guru meliputi segala keterampilan atau
kecakapan yang bersifat jasmaniah yang pelaksanaannya berhubungan
dengan tugasnya selaku pengajar. Guru yang profesional memerlukan
penguasaan yang prima atas keterampilan sejumlah ranah karsa yang
langsung berkaitan dengan bidang studi garapannya.
B. Kajian Hasil Penelitian Sebelumnya yang Relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Wens Tanlain dengan judul “Studi Tentang
Alasan-alasan Mahasiswa Menempuh Pendidikan Guru Para Mahasiswa
Angkatan 2003, 2004, 2005, Program Studi D-II PGSD, JIP, FKIP,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.” Tujuan penelitian tersebut adalah
(1) mengidentifikasi isi jawaban para mahasiswa ke dalam
mahasiswa ke dalam kategori-kategori: satu alasan, dua alasan, tiga alasan;
(3) mengidentifikasi orientasi alasan-alasan para mahasiswa ke dalam
kategori-kategori seperti yang dikemukakan Rosenberg (1957). Dari hasil
penelitian tersebut diketahui alasan mahasiswa menempuh pendidikan
keguruan adalah kerja dan cepat diangkat, masa depan lebih baik, ikut
membangun bangsa, tugas mulia, tidak menyita banyak waktu, ingin
mendidik anak-anak, dan menyukai anak-anak.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Paul Suparno dengan judul, “Minat dan
Motivasi Mahasiswa pendidikan Fisika USD untuk Menjadi Guru dan
Perkembangannya”. Dari hasil penelitiannya disimpulkan (1) minat awal
mahasiswa untuk menjadi guru kurang tinggi (2) minat mahasiswa setelah
menjalani proses pendidikan di Universitas Sanata Dharma bertambah
secara signifikan (3) motivasi utama mahasiswa masuk ke program studi
pendidikan Fisika ingin cepat selesai studi dan cepat mendapat pekerjaan,
(4) hal yang menurut mahasiswa banyak mengembangkan minat dan
profesionalitas menjadi guru adalah proses perkuliahan, PPL, guru dan
teman.
C. Kerangka Berpikir
1. Hubungan pengalaman mengambil mata kuliah PPL I dengan minat
menjadi guru
PPL I atau mikro teaching dapat diartikan sebagai cara latihan
keterampilan keguruan atau praktek mengajar dalam lingkup kecil/terbatas
beberapa keterampilan dasar keguruan, sehingga siap diterjunkan dalam
PPL II.
Sasaran yang ingin dicapai adalah pribadi calon guru memiliki
pengalaman, pengetahuan, keterampilan, nilai serta sikap yang diperlukan
dalam profesinya sebagai guru.
PPL I merupakan salah satu program yang dilakukan FKIP Universitas
Sanata Dharma untuk membekali mahasiswa keterampilan mengajar
secara lengkap dan terintegrasi. Kegiatan ini dilakukan di laboratorium
mikro teaching. Dalam prakteknya, mahasiswa bertugas menjadi guru dan
dibantu oleh teman-temannya yang bersimulasi menjadi siswa. Praktikan
mempraktekkan beberapa keterampilan mengajar secara terpisah maupun
secara terintegrasi. Diharapkan dengan praktek menjadi guru dengan
berbagai keterampilan, mahasiswa dapat belajar mengenal lingkungan
kelas dalam lingkup kecil dan memperoleh pengalaman mengajar. Dengan
dibantu oleh seorang dosen pembimbing dan masukan kritik dan saran dari
teman-teman, mahasiswa praktikan akan dapat lebih mengenali dirinya
ketika mengajar.
Keterampilan yang dikuasai mahasiswa/praktikan tersebut dapat
mempengaruhi minat mahasiswa untuk menjadi guru. Seorang mahasiswa
menguasai kemampuan umum mengajar, salah satunya didorong oleh
motivasi yang tinggi untuk memperoleh suatu tujuan. Seorang mahasiswa
masuk ke Fakultas Keguruan dengan cita-cita menjadi seorang guru.
yang panjang dan melalui pengalaman pribadi. Di bangku perkuliahan,
mahasiswa dibina dan dituntut untuk cinta akan profesi guru dan cinta
akan pendidikan melalui proses belajar khusus keguruan dan dipraktekkan
dengan mikro teaching. Penelitian yang dilakukan Paul Suparno
menyimpulkan bahwa yang paling mengembangkan minat mahasiswa
menjadi guru salah satunya karena proses perkuliahan dan PPL. Mikro
teaching adalah salah satu mata kuliah dan langkah dasar untuk menuju
PPL.
2. Hubungan IPK dengan minat menjadi guru
Indeks prestasi Kumulatif merupakan angka yang menunjukkan prestasi
atau kemajuan belajar mahasiswa secara kumulatif mulai dari semester
pertama sampai semester paling akhir yang ditempuh.
Mahmud (1990:83) mengatakan bahwa, prestasi di sekolah dan di
dalam pekerjaan sangat berkait. Prestasi baik di sekolah pada umumnya
meratakan jalan untuk memperoleh pekerjaan yang baik pula. Ia juga
mengatakan bahwa apabila seseorang berhasil dan keberhasilan itu
dikaitkan dengan kemampuan dan usaha, maka ia akan optimis dan
percaya diri untuk menghadapi tugas-tugas berikutnya. Perkembangan
motif berprestasi, dampaknya terlihat pada prestasi akademik yang
ditunjukkan oleh anak, pada gilirannya juga berpengaruh terhadap
Dalam penelitian ini, prestasi mahasiswa dapat diukur dengan besarnya
Indeks Prestasi Mahasiswa. Seseorang melanjutkan studi ke perguruan
tinggi berharap mendapat keterampilan khusus dan lebih sehingga siap
untuk berkecimpung dalam dunia kerja. Seorang mahasiswa yang
memiliki prestasi akademik tinggi seperti yang diungkapkan Mahmud
(1990) akan lebih percaya diri dan optimis untuk menghadapi tugas-tugas
berikutnya, dalam konteks ini adalah pekerjaan. Semakin tinggi IPK maka
mahasiswa semakin menguasai mata kuliah yang ditempuh, sebaliknya
semakin rendah IPK maka mahasiswa kurang dapat menguasai mata
kuliah yang ditempuh. Mahasiswa yang masuk fakultas keguruan, tentunya
ingin bekerja sebagai guru. Ketika mahasiswa memiliki motivasi belajar
yang tinggi, prestasinya pun tinggi. Sehingga, ketika prestasi mahasiswa
tersebut tinggi, ia akan lebih berminat untuk menjadi guru karena ia
merasa menguasai mata kuliah yang telah ia tempuh.
3. Hubungan jenis pekerjaan orangtua dengan minat menjadi guru.
Orang tua mempengaruhi rencana pekerjaan remaja secara
bermacam-macam diantaranya Mahmud (1990:95):
a. Fasilitas yang cukup, kesempatan yang banyak untuk lebih
berkembang, dan kemungkinan-kemungkinan yang lebih besar untuk
melanjutkan studi di perguruan tinggi, juga meratakan jalan bagi
remaja-remaja berkecukupan untuk lebih mudah memperoleh
pekerjaan. Misalnya, karena orang tuanya menduduki jabatan yang
yang berkaitan dengan dunia kerja; kecuali itu, karena remaja-remaja
itu berkecukupan dia lebih banyak mempunyai waktu untuk mencari
dan memperoleh pekerjaan yang baik.
b. Orang tua, saudara-saudara sekandung dan sumber-sumber pengaruh
lain yang penting merupakan contoh-contoh bagi pilihan kerja remaja.
Pada umumnya pekerjaan yang diinginkan remaja mirip atau serupa
dengan pekerjaan orang tuanya, lebih-lebih apabila hubungan antara
anak dan orang tuanya cukup akrab.
c. Orang tua mempengaruhi pilihan kerja putra-putrinya dengan
menanamkan konteks nilai dengan pekerjaan.
Pekerjaan orang tua sangat mempengaruhi minat anak memilih
pekerjaan. Melalui tingkah laku orang tua, cara mendidik anak, rutinitas
pekerjaan orang tua dan penanaman nilai-nilai pekerjaan. Orang tua
yang berprofesi sebagai guru dan dapat menjadi panutan bahwa menjadi
guru itu menyenangkan atau mulia maka dapat berpengaruh pada
keinginan anak untuk menjadi guru dengan melihat apa yang dilakukan
orang tuanya, lebih-lebih apabila hubungan antara anak dengan orang
tua cukup akrab. Seperti penelitian yang dilakukan Wens Tanlain,
menyimpulkan bahwa minat mahasiswa menjadi guru karena tugas
mulia. Jika orang tua dapat menjadi contoh bahwa menjadi guru
merupakan hal yang menyenangkan dan tugas yang mulia maka dapat
4. Hubungan antara pengalaman mengambil mata kuliah PPL I, jenis
pekerjaan orang tua, dan IPK dengan minat mahasiswa menjadi
guru.
PPL I merupakan salah satu program yang dilakukan FKIP
Universitas Sanata Dharma untuk membekali mahasiswa keterampilan
mengajar secara lengkap dan terintegrasi. Keterampilan yang dikuasai
mahasiswa/praktikan tersebut dapat mempengaruhi minat mahasiswa
untuk menjadi guru. Seorang mahasiswa menguasai kemampuan umum
mengajar, salah satunya didorong oleh motivasi yang tinggi untuk