• Tidak ada hasil yang ditemukan

Regresi Cox pada Survei Kompleks (Studi Kasus: Lama Pemberian ASI).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Regresi Cox pada Survei Kompleks (Studi Kasus: Lama Pemberian ASI)."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Regresi Cox pada Survei Kompleks

(Studi Kasus: Lama Pemberian ASI)

Endah Budiarti1Septiadi Padmadisastra2Bertho Tantular3

1,2,3

Program Magister Statistika Terapan, FMIPA, Universitas Padjadjaran Email: budiarti.endah85@gmail.com

ABSTRAK

Cox (1972) memperkenalkan metode regresi untuk melihat faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya suatu peristiwa dengan peubah respon berupa waktu survival. Pada data yang berasal dari survei kompleks, regresi Cox biasa kurang tepat untuk diterapkan karena peluang setiap unit untuk terpilih sebagai sampel akan berbeda-beda. Binder (1992) mengembangkan regresi Cox dengan memperhatikan desain penarikan sampel. Binder menggunakan simulasi penarikan sampel stratified random sampling. Dalam penelitian ini penggunaan regresi Cox pada survei kompleks akan diilustrasikan pada kasus lama pemberian ASI di Provinsi Riau dengan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2012 dimana desain penarikan sampelnya tiga tahap berstrata. Dari delapan prediktor hanya dua yang signifikan, yaitu umur ibu saat melahirkan dan penolong persalinan.

Kata-kata Kunci: Regresi Cox, Survei Kompleks, Pembobot Sampel, Subpopulasi

1. Pendahuluan

World Health Organization(WHO) merekomendasikan para ibu di seluruh dunia untuk memberikan Air Susu Ibu (ASI) eksklusif pada enam bulan pertama kehidupan bayi untuk mencapai pertumbuhan optimal, perkembangan dan kesehatan. Setelah itu bayi harus diberi makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang bergizi sambil tetap diberikan ASI sampai bayi berusia dua tahun atau lebih. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan rata-rata lama pemberian ASI di Indonesia sebesar 20 bulan pada rentang waktu 2008-2012. Angka ini masih kurang dari yang disarankan WHO yaitu selama dua tahun.

Data lama pemberian ASI merupakan data survival. Waktu survival adalah panjang waktu yang diukur dari pertama kali suatu individu masuk ke dalam penelitian sampai ia keluar dari penelitian. Analisissurvivalbanyak diterapkan di bidang kesehatan atau medis untuk menguji tingkat ketahanan pasien terhadap suatu penyakit.

Pengumpulan data mengenai lama pemberian ASI diantaranya melalui Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang dilakukan oleh BPS. Susenas merupakan survei triwulanan yang dilakukan empat kali setahun di seluruh Kabupaten/Kota di Indonesia. Survei ini dirancang untuk mengumpulkan data sosial kependudukan yang relatif sangat luas. Susenas adalah survei dengan desain penarikan sampel tiga tahap berstrata.

(2)

tidak sama. Pada penarikan sampel berstrata dengan alokasi tidak sama, model dengan pembobot memberikan hasil yang lebih baik dibanding model tanpa pembobot. Penelitian tentang lama pemberian ASI dengan memperhatikan metode penarikan sampel berupa sampling kompleks masih jarang ditemukan. Penelitian ini mencoba mengaplikasikan regresi Cox pada kasus penghentian pemberian ASI menggunakan data Susenas 2012 triwulan I Provinsi Riau.

2. Model Regresi Cox pada Survei Kompleks

2.1 Metode Pengambilan Sampel Susenas

Susenas menggunakan desain penarikan sampel tiga tahap berstrata. Strata yang dibentuk adalah strata daerah perkotaan dan perdesaan. Pada tahap pertama, dari kerangka sampel berupa wilayah pencacahan Sensus Penduduk 2010 (SP2010) dipilih wilayah pencacahan sebagai primary sampling unit (PSU) secara PPS (proportional probability to size) dengan ukuran banyak rumah tangga SP2010 pada setiap wilayah cacah. Selanjutnya karena survei ini dilakukan empat kali dalam setahun dengan sampel yang berbeda, maka sampel wilayah cacah akan dialokasikan secara acak pada empat triwulan. Pada tahap kedua, pada tiap sampel wilayah cacah dipilih satu blok sensus secara PPS dengan ukuran banyak rumah tangga SP2010 pada setiap blok sensus. Pada tahap ketiga, dari sampel blok sensus dipilih 10 rumah tangga biasa (non institusional) secara sistematik berdasarkan hasil pemutakhiran rumah tangga.

Secara umum, pembobot dari unit sampel adalah kebalikan dari peluang terpilih menjadi sampel. Misalkan peluang sebuah unit terpilih sebagai sampel adalah Pi, maka pembobotnya (wi) dapat dinotasikan dengan wi = 1/ Pi. Secara sederhana, pembobot sampling adalah jumlah individu dalam populasi yang diwakili oleh masing-masing unit sampel dan jika semua pembobot pada sampel diakumulasikan nilainya akan sama dengan jumlah populasi ( = ).

Pada desain penarikan sampelmultistage, pembobot harus merefleksikan peluang pemilihan sampel pada setiap tahapannya. Misalkan pada penarikan sampel dua tahap, dimana peluang terpilih PSU ke-i pada tahap pertama adalah pidan pada tahap kedua peluang pemilihan rumah tangga ke-jpada PSU terpilih sebesarpj(i). Maka peluang setiap rumah tangga untuk terpilih sebagai sampel adalah pij = pi× pj(i) dan pembobotnya adalah 1/pij.

Pembobot sampling Susenas pada stratah, PSUi, blok sensusj, rumah tanggakdi suatu Kabupaten/Kota adalah:

= (1)

dimana

: jumlah rumah tangga (kerangka sampel) pada Kabupaten/Kota stratah

: jumlah rumah tangga hasil pemutakhiran pada Kabupaten/Kota di stratah, PSU ke-i, blok sensus ke-j

: jumlah rumah tangga sampel pada Kabupaten/Kota di daerahh, PSU ke-i, blok sensus ke-j

: jumlah rumah tangga sampel blok sensus triwulanan pada Kabupaten/Kota di stratah

(3)

2.2 Analisis Subpopulasi

Saat menganalisa data hasil survei, seringkali analisa difokuskan hanya pada subpopulasi tertentu. Dalam penelitian ini, subpopulasi terdiri dari rumah tangga yang di dalamnya terdapat anak terakhir berusia 0-59 bulan yang pernah diberikan ASI. Melakukan eliminasi pada data yang tidak masuk dalam subpopulasi dapat menghilangkan informasi mengenai desain kompleks yang berdampak pada terjadinya kesalahan dalam penghitungan standar error dari estimasi survei.

Misalkan S adalah subpopulasi yang akan dihitung estimasinya. West, dkk [10] menyarankan penggunaan indikator pada masing-masing sampel yang bernilai nol untuk sampel di luarSdan bernilai satu pada sampel yang masuk dalamS.

I , =

1 jika individu merupakan anggota subpopulasi S

0 jika individu bukan merupakan anggota subpopulasi S

Penghitungan derajat bebas pada data subpopulasi yaitu jumlah PSU yang mengandung observasi subpopulasi dikurangi jumlah strata yang mengandung subpopulasi.

2.3 Model Regresi Cox pada Survei Kompleks

Misalkantadalah peubah acak kontinu yang menunjukkan waktusurvivaldanX adalah vektor kovariat yang independen terhadap waktu. Secara umum model regresi Cox dapat dituliskan sebagai berikut:

( , ) = ( )exp (2)

dimana ( ) merupakan fungsibaselinehazard pada waktu tyang tidak melibatkan X

dan = ( , , ) adalah vektor koefisien regresi.

Andersen dan Gill (1982) telah membuktikan bahwa estimasi parameter regresi Cox mempunyai sifat konsisten dan normal asimtotik. Dengan kata lain, estimasinya akan mendekati unbiased dan distribusi samplingnya akan mendekati normal pada ukuran sampel yang besar.

Pada survei kompleks, pembobot sampel diikutsertakan untuk mengestimasi koefisien regresi. Jika data berasal dari pengambilan sampel acak sederhana, pemodelan regresi Cox standar bisa langsung digunakan. Namun jika data berasal dari survei dengan desain sampel kompleks, maka perlu penyesuaian dalam analisisnya. Pendekatan yang banyak digunakan pada data seperti ini adalah weighted partial likelihood yang diperkenalkan oleh Binder [4].

Misalkan data terdiri darinpengamatan yang telah diurutkan berdasarkan waktu survivaldengantiadalah waktusurvivalamatan ke-i. Vektor kovariat untuk individu ke-i adalah = ( , , ). Ri = {l: tl ≥ ti} berisi individu-individu yang berisiko untuk mengalami kejadian pada waktuti, baik yang tersensor maupun tidak tersensor. Notasiδ i melambangkan indikator sensor yang bernilai nol untuk waktusurvivalamatan ke-iyang tersensor dan bernilai satu untuk amatan yang tidak tersensor. Pembobot sampel wi dihitung menggunakan persamaan (1).

Penaksiran koefisien regresi dilakukan dengan weighted partial likelihood sebagai berikut:

( ) = ( )

I , ( )

,

(3)

(4)

1, 2, ... Proses berhenti saat iterasi sudah konvergen. Algoritma yang digunakan:

( ) = ( ) ( )

( )

( )

( ) (4)

Varians dari estimasiβ dihitung dengan formula berikut:

= (5)

dimana

= ( )

= I , I , ( )

I , ( )

I , ( )

I , ( ) (6)

Vsdiestimasi dengan:

= 1 (1 )

1 ( , , ) ( , , ) (7)

dimana residual observasinya adalah:

, = , (8)

, = I , , (9)

, = 1

, (10)

Skor residual untuk amatan ke-(h,i,j,k) dalam subpopulasi adalah:

, = ,

, exp ( ) , :

, (11)

dimana

( )

, = I , ( ) exp ( ) (12)

( )

, = 1 I , ( ) ( ) exp ( ) (13)

( ) = 1 jika

0 lainnya

3. Hasil dan Pembahasan

(5)

623. Dari amatan tersebut 42,7 persen merupakan amatan tersensor. Hasil pengolahan menggunakan paket program Stata versi 10.1 sebagai berikut:

Tabel 1

Hasil Regresi Cox dengan Pembobot Sampel Peubah

Model dengan Pembobot

Rasio Hazard Standard error p-value

(1) (2) (3) (4)

Umur ibu saat melahirkan

> 35 tahun 1.000

20-35 tahun 1.371 0.171 0.065

< 20 tahun 1.221 0.335 0.550

Penolong persalinan

Non Medis 1.000

Medis 1.268 0.191 0.220

Jenis kelamin anak

Perempuan 1.000

Laki-laki 0.852 0.089 0.074

Jumlah anak lahir hidup

1 anak 1.000

> 1 anak 0.981 0.121 0.870

Pendidikan ibu

Rendah 1.000

Menengah 1.232 0.123 0.091

Tinggi 1.537 0.206 0.037

Status bekerja ibu

Bekerja 1.000

Tidak Kerja 1.039 0.109 0.720

Tempat tinggal

Perdesaan 1.000

Perkotaan 1.112 0.118 0.370

(6)

4. Daftar Pustaka

[1] Andersen, P. K., dan Gill, R. D. 1982. Cox’s Regression Model for Counting Processes: A Large Sample Study.The Annals of StatisticsVol. 10, No. 4 (December 1982): 1100-1120.

[2] Badan Pusat Statistik. 2009.Indikator Kesejahteraan Rakyat 2009. Jakarta: BPS [3] _________________. 2013.Indikator Kesejahteraan Rakyat 2013. Jakarta: BPS [4] Binder, David A. 1992. Fitting Cox’s Proportional Hazard Model from Survey Data.

Biometrika79: 139-147.

[5] Cox, D. R. 1972. Regression Models and Life-Tables. Journal of the Royal Statistical SocietyB34, 187-220

[6] Cox, D. R. 1975. Partial Likelihood.BiometrikaVol. 62, 269-276

[7] Heeringa, S.G., West, B.T., dan Berglund, P.A. 2010.Applied Survey Data Analysis. Florida: Taylor and Francis Group

[8] Lee, E. T., dan Wang, J. W. 2003. Statistical Methods for Survival Data Analysis Third Edition. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.

[9] Mukhopadhyay, Pushpal K. 2010. Not Hazardous to Your Health: Proportional Hazards Modeling for Survey Data with the SURVEYPHREG Procedure. SAS Global Forum 2010 Statistics and Data Analysis, Paper 254-2010.

[10] West, B. T., Berglund, P., dan Heeringa, S. G. 2008. A Closer Examination of Subpopulation Analysis of Complex-Sample Survey Data.The Stata Journal(2008) 8, Number 4: 520-531

Lampiran

Syntax Regresi Cox pada Survei Kompleks menggunakan Stata:

· svyset PSU_urut [pweight=weighting], strata (TMPT_TGL) vce(linearized) singleunit(missing)

Referensi

Dokumen terkait

pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban) di Desa Megang Sakti V Kecamatan Megang Sakti Kabupaten Musi Rawas Tahun Anggaran 2018 telah

Upaya guru untuk mengatasi hambatan yang muncul dalam pelaksanaan pembelajaran keterampilan membuat permen asem adalah dengan modifikikasi materi pelajaran, menerapkan metode

Untuk siswa yang me- miliki gaya kognitif field independent maupun siswa yang memiliki gaya kognitif field depen- dent , kemampuan pemecahan masalah matema- tika,

Diharapkan informasi mengenai kartu prakerja lebih digencarkan lagi agar banyak masyarakat yang mengetahui tentang kartu prakerja sehingga mereka dapat terbantu untuk

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Putra di Desa Meka Bhuana Bali pada tahun 2009, dimana didapatkan sikap terhadap penyakit rabies terbanyak

Aplikasi arsitektur sadar energi dengan memanfaatkan potensi iklim melalui pencahayaan dan penghawaan alami yang maksimal dengan mengatur arah bukaan, warna fasad, orientasi bangunan,

duksi atas rank global contraction, grade dan rank dari P, dimana rank global con- traction dari P adalah banyaknya aplikasi global contraction yang muncul diatas aplikasi

34 | Jurnal Integrasi | 2013 Vol.5(1) 33-37 | ISSN: 2085-3858 Pada penelitian ini, fungsi objektif adalah untuk meminimumkan total keterlambatan kereta api dengan