LAPORAN KULIAH KERJA MEDIA
PROSES PRODUKSI ACARA
SUPERMAMA SELEB CONCERT
YANG DITAYANGKAN SECARA LIVE OLEH INDOSIAR
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Meraih
Sebutan Profesional Ahli Madya Dalam Bidang Penyiaran
Komunikasi Terapan
Disusun oleh :
Desmanita Saputri
NIM : D1405017
PROGRAM DIII KOMUNIKASI TERAPAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
PERSETUJUAN
Tugas Akhir Berjudul :
PROSES PRODUKSI ACARA SUPERMAMA SELEB CONCERT
YANG DITAYANGKAN SECARA LIVE OLEH INDOSIAR
Karya :
Nama : DESMANITA SAPUTRI
NIM : D1405017
Konsentrasi :
PENYIARAN
Disetujui Untuk Dipertahankan Dihadapan Panitia Penguji Tugas Akhir
Program Diploma III Komunikasi Terapan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Surakarta,………..
Menyetujui
Dosen Pembimbing,
PENGESAHAN
Tugas akhir ini telah Diujikan dan Disahkan oleh Panitia Ujian Tugas Akhir
Program Diploma III Komunikasi Terapan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Hari : ………..
Tanggal : ………..
Panitia Ujian Tugas Akhir :
Ketua
Drs. Surisno Satriyo U, M.Si NIP. 131 471 448
Anggota
Drs. Aryanto Budhi S, M.Si NIP. 131 633 897
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Dekan,
MOTTO
· “Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia
memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat
menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.”
(Pengkotbah 3:11)
· Hadapi semua tanpa menyerah, namun berserahlah kepada-Nya,
karena masa depan yang cerah ada di tangan-Nya.
PERSEMBAHAN
Penulis mempersembahkan karya ini kepada :
· Mama dan Papa yang selalu mendoakan serta
memberikan semangat dan kasih sayang
· Kakak yang selalu menyayangiku
· Teman terdekatku yang selalu ada saat aku
membutuhkan
· Sahabat-sahabatku yang selalu men-support-ku
· Teman-teman Broadcast ’05 dan PMK Fisip
KATA PENGANTAR
Puji Tuhan penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena
penulis dapat menyelesaikan masa Kuliah Kerja Media (KKM) selama 1
bulan. Berkat tuntunan-Nya pula, penulis dapat menyelesaikan laporan
kegiatan ini di Divisi Produksi Acara “Supermama Seleb Concert” sebagai
tim kreatif. Penulis merasa sangat beruntung mendapatkan kesempatan
yang sangat berharga ini.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada
seluruh pihak yang telah membantu kelancaran proses pelaksanaan
kegiatan ini. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih secara khusus
kepada :
1. Bapak Drs. H. Supriyadi SN, SU selaku Dekan Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Drs. Aryanto Budhi S, M.Si selaku dosen pembimbing yang
telah memberikan kemudahan dalam melaksanakan KKM ini.
3. Bapak Dody Jufipriyanto selaku Manager Produksi non drama PT.
Indosiar Visual Mandiri dan merangkap sebagai Eksekutif
Produser acara “Supermama Seleb Concert”, yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk dapat melaksanakan
kegiatan KKM di Indosiar.
4. Ibu Sri dari HRD Indosiar, yang telah memberikan penulis
kemudahan dalam bekerja.
5. Bapak Bapak Farry Yusbiakto selaku Produser acara “Supermama
Seleb Concert”, yang telah memberikan pengarahan selama KKM.
6. Mbak Putu, Mbak Risna, Lina, dan Ono, selaku tim kreatif dan
pengarah acara tim “Supermama Seleb Concert” yang telah
membantu penulis dalam memberikan informasi yang penulis
7. Vidi, Pak Joko dan seluruh tim EFP Indosiar yang telah
memberikan ilmu dan pengarahan kepada penulis.
8. Parno, Pak Gerry, Pak Bujok, Pak Arnold dan para kru lainnya
yang telah mengajari penulis banyak hal.
9. Mama, Papa dan Kakak yang telah memberikan banyak dukungan
serta semangat, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir
ini dengan baik.
10.Yoga, teman terdekatku yang selalu mengasihiku dan
mendampingiku.
11.Vania, Dian Pethek, Bim2, B’jah, Etha, Ina dan semua
sahabat-sahabatku PMK D3 & S1 Fisip yang selalu mendoakan dan
memberi dukungan.
12.Ganis, Nana, Devina Tunk2, Tika, dan teman-teman Broadcast
2005 untuk dukungannya.
13.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, atas
dukungan moril dan materiilnya.
Semoga kebaikan Bapak, Ibu, dan Saudara akan mendapatkan
balasan-Nya dan semoga juga pengalaman penulis selama mengikuti
kegiatan ini dapat bermanfaat sebagai bekal berharga untuk persiapan
terjun ke dunia kerja nantinya.
Surakarta, Juli 2008
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL………... i
PERSETUJUAN……… ii
PENGESAHAN………. iii
MOTTO………. iv
PERSEMBAHAN……….. v
KATA PENGANTAR………... vi
DAFTAR ISI……….. viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……….. 1
B. Tujuan Praktek Kerja Lapangan……….. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Komunikasi……… 6
B. Ciri-ciri Komunikasi Massa………. 6
C. Fungsi Televisi Sebagai Media Massa………. 7
D. Prinsip-prinsip Televisi……… 8
E. Kelebihan dan Kelemahan Televisi………. 9
F. Format Station……….. 11
G. Tahap Pelaksanaan Acara……….13
BAB III DESKRIPSI LEMBAGA / INSTANSI
A. Profil Perusahaan………. 20
B. Sejarah Indosiar………...20
C. ID Indosiar………23
D. Target Indosiar………. 24
E. Misi dan Visi Indosiar……….. 25
F. Keunggulan Indosiar……… 25
G. Struktur Umum Perusahaan……….……….27
H. Umum………...29
BAB IV DESKRIPSI KEGIATAN DAN HASIL MAGANG A. Gambaran Acara……….. 34
B. Hambatan dan Kendala………45
C. Hasil Magang………... 46
D. Proses Produksi Acara Supermama Seleb Concert...50
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan………... 61
B. Saran……….. 63
DAFTAR PUSTAKA………65
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kebutuhan informasi manusia yang semakin meningkat berjalan
seiring perkembangan teknologi yang semakin pesat pula. Sehingga dalam
berkomunikasi kita dapat lebih canggih, cepat, aktual dan faktual dalam
mendapatkan informasi. Hal ini memicu para industri media massa untuk
semakin bersaing dalam menyajikan kebutuhan informasi yang modern
saat ini.
Salah satu media penyiaran yaitu televisi telah mampu mengubah
dunia dalam mengembangkan pola pikir setiap individu. Televisi memiliki
keunggulan dibandingkan media cetak yaitu mampu menyampaikan pesan
yang relatif cepat serta menyiarkan suatu perisitiwa yang tengah
berlangsung melalui siaran reportase. Selain itu televisi memiliki
keunggulan dalam waktu siarannya yaitu 24 jam tiap harinya. Dalam hal
ini diharapkan adanya output siaran yang berkualitas dan berbobot di
dalamnya. Program-program acaranya wajib mengandung informasi,
pendidikan, hiburan, dan manfaat untuk pembentukan intelektualitas,
watak, moral, kemajuan, kekuatan bangsa, serta mengamalkan nilai-nilai
agama dan budaya Indonesia.
Kuatnya dampak yang ditimbulkan dari siaran televisi, maka
yang akan diproduksi dan disiarkan akan menghasilkan siaran yang
sempurna. Diperlukan juga kerja sama yang solid antara manusia yang
mengelola siaran, teknik serta administrasi dalam suatu perencanaan yang
efektif dan efisien. Sehingga akan tercipta mata acara siaran yang menarik
bagi khalayak yang akhirnya khalayak mendapatkan manfaat dari mata
acara tersebut. Diantaranya yaitu dapat meningkatkan martabat manusia
serta menempatkan diri sebagai makhluk individu, sosial dan ciptaan
Tuhan.
Banyaknya jenis mata acara siaran, menggubah para instansi media
pertelevisian, untuk selalu menyajikan mata acara yang variatif. Adapun
jenis mata acara siaran televisi seperti variety show, kuis, news, sinetron,
musik, dan lain-lain. Setiap mata acara disajikan secara live (langsung) dan
recorded (tidak langsung / rekaman). Dalam menyiarkan acara ada yang di
dalam Studio dan di luar Studio (Outside Broadcasting). Hal ini
tergantung dari keputusan Produser dimana acara tersebut akan
diselenggarakan. Dengan menyiarkan mata acara siaran selama 24 jam
sehari, maka kebutuhan manusia akan informasi dan hiburan akan
terpenuhi. Sifat dan durasi setiap mata acara juga telah dirancang oleh
instansi televisi yang bersangkutan. Sehingga prosentase mata acara dapat
terbagi rata sesuai kebutuhan.
Waktu penayangan mata acara juga menjadi pertimbangan yang
penting dalam menyiarkan suatu acara. Karena hal tersebut merupakan
mempengaruhi banyaknya audience karena waktu penayangan yang tepat.
Ketertarikan audience akan suatu acara, tentunya akan mempengaruhi
rating acara tersebut. Sehingga dapat dinilai apakah program acara tersebut
akan berhasil atau tidak.
Sehubungan dengan tersebut, maka salah satu stasiun televisi
swasta di Indonesia yaitu PT. Indosiar Visual Mandiri (Indosiar),
memiliki program-program acara yang dikemas semenarik mungkin.
Ketatnya persaingan antar stasiun televisi swasta dalam menarik minat
audience, Indosiar memilih program acara hiburan untuk menjadi program
andalannya. Terbukti berhasil setelah Indosiar menayangkan program
variety show yang mencari bakat baru dalam bidang menyanyi yaitu
program acara Akademi Fantasi Indonesia (AFI). Setelah acara tersebut,
Indosiar kembali mengembangkan program-program acara serupa yaitu
AFI Junior, KondangIn, StarDut, dan MamaMia. Terakhir dengan suguhan
acara yang cukup fresh diterima khalayak yaitu adanya program
MamaMia.
Dengan kesuksesan acara MamaMia dan memanfaatkan peluang
yang ada, maka Indosiar kembali mengadakan acara yang hampir serupa
yaitu SuperMama Seleb Concert. Adanya acara tersebut yang cukup
maksimal, variatif dan efisien akan budget, dapat mencapai perolehan
rating yang memuaskan sehingga memberikan kepercayaan kepada para
Indosiar menyiarkan acara SuperMama Seleb Concert yang dapat menjadi
program andalan yang dimiliki divisi non drama.
Maka dengan ini penulis ingin memberikan laporan tentang proses
produksi acara live Supermama Seleb Concert yang ditayangkan oleh
Indosiar sehingga menghasilkan sajian acara yang dapat menarik minat
audience selama ± 6 jam dari sebuah kompetisi bernyanyi para selebritis.
Dengan adanya acara tersebut pula, menambah deretan program variety
show yang disiarkan secara live dan dapat mendongkrak rating stasiun
televisi Indosiar. Hal ini terbukti dari minat khalayak yang sangat antusias
akan tayangan ini. Oleh karena itu, penulis ingin menelusuri dan
melaporkan kegiatan magang yang penulis lakukan di PT. Indosiar Visual
Mandiri mengenai “Bagaimana Proses Produksi Acara Supermama Seleb
Concert Yang Ditayangkan Secara Live Oleh Indosiar?”.
C. Tujuan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Tujuan utama yang ingin dicapai penulis adalah :
1. Untuk melengkapi sebagai persyaratan dalam menyelesaikan
kuliah dan mendapat sebutan Ahli Madya (A.Md) jurusan
Penyiaran di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sebelas Maret.
2. Agar penulis dapat mengaplikasikan teori-teori selama
3. Mengamati, memahami dan terlibat langsung dalam proses
produksi sebuah acara variety show secara live di televisi
khususnya di Indosiar.
4. Sebagai wahana menambah ilmu tentang produksi televisi,
khususnya menambah pengalaman dan ilmu dari proses
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Komunikasi
Istilah “komunikasi” berasal dari “communicatus” dalam bahasa
latin yang artinya “berbagi” atau menjadi milik bersama”. Sehingga
komunikasi dapat diartikan sebagai proses dimana seseorang berusaha
untuk memberikan pengertian atau pesan kepada orang lain melalui pesan
simbolis. Komunikasi bisa dilakukan secara langsung maupun tidak
langsung dengan menggunakan berbagai media komunikasi yang tersedia.
B. Ciri-ciri Komunikasi Massa
Para ahli komunikasi berpendapat bahwa yang dimaksudkan dengan Komunikasi Massa (Mass Communication) adalah Komunikasi melalui media massa; jelasnya, merupakan singkatan dari Komunikasi Media Massa ( Mass Media Communication ). Sehubungan dengan itu, dalam berbagai literatur sering dijumpai istilah “ Mass Communications “ (pakai s) selain Mass Communication (tanpa s). Arti Mass Comunications (pakai s) sama dengan mass media atau dalam bahasa Indonesiannya media massa. Sedang yang dimaksudkan dengan Mass Communication (tanpa s) adalah Prosesnya, yakni Proses Komunikasi Melalui Media Massa. (Drs. Onong Uchjana Effendy, M.A., Televisi Siaran Teori dan Praktek, Bandung, Mandar Maju, 1993 hlm 12
Media Massa sebagai saluran komunikasi massa merupakan
lembaga, yakni suatu institusi atau organisasi. Karena itu komunikatornya
melembaga atau dalam bahasa asing disebut Institutionalized
tersebut, maka komunikator pada komunikasi massa dinamakan juga
Komunikator Kolektif (Collective Communicator). Karena tersebarnya
pesan komunikasi massa merupakan hasil kerja sama sejumlah kerabat
kerja. Karena sifatnya kolektif, maka komunikator yang terdiri dari
sejumlah kerabat kerja itu mutlak harus mempunyai keterampilan yang
tinggi dalam bidangnya masing-masing.
C. Fungsi Televisi Sebagai Media Massa
Seperti halnya dengan media massa lainnya, televisi pada
hakekatnya mempunyai tiga fungsi. Yakni Fungsi Penerangan,
Pendidikan, dan Hiburan.
1. Fungsi Penerangan (The Information Function)
Dalam melaksanakan fungsinya sebagai sarana penerangan, Stasiun televisi selain menyiarkan informasi dalam bentuk siaran pandangan mata atau berita yang dibacakan penyiar, dilengkapi gambar-gambar yang sudah tentu faktual. Juga diskusi panel, ceramah, komentar,dll yang kesemuanya realistis.
2. Fungsi Pendidikan (The Educational Function)
Sebagai media komunikasi massa, televisi merupakan sarana yang ampuh untuk menyiarkan acara pendidikan kepada khalayak yang jumlahnya begitu banyak secara simultan. Hal ini dinamakan Educational Television (ETV), yakni acara pendidikan yang disisipkan ke dalam siaran yang sifatnya umum; dengan demikian acara pendidikan seperti itu termasuk pendidikan informal. Karena keampuhannya itulah, maka fungsi pendidikan yang dikandung televisi ditingkatkan lagi sehingga menjadi sarana pendidikan formal jarak jauh. Televisi siaran jenis ini disebut Instructional Television (ITV).
3. Fungsi Hiburan (The Entertainment Function)
siaran diisi oleh acara-acara hiburan. Hal ini dapat dimengerti, oleh karena itu pada layar televisi dapat ditampilkan gambar hidup beserta suaranya bagaikan kenyataan. Dan dapat dinikmati juga di rumah oleh seluruh keluarga, serta dapat dinikmati oleh khalayak yang tidak mengerti bahasa asing, bahkan tuna aksara.
( Drs. Onong Uchjana Effendy, M.A., Televisi Siaran Teori dan Praktek, Bandung, Mandar Maju, 1993 hlm.24 )
D. Prinsip-prinsip Televisi
Seperti halnya dengan radio yang sama-sama merupakan media
massa elektronik, televisi siaran yang begitu besar manfaatnya bagi
kehidupan manusia seperti sekarang. Mengalami proses perkembangan
yang panjang. Kemajuan dan perkembangan televisi tidak lepas dari
teleskop (telescope) oleh Galilei pada tahun 1608. Teropong atau alat
penglihat jauh (tele berarti jauh, scopein berarti melihat). Pada waktu itu
dianggap sebagai penemuan yang mempunyai arti penting bagi
komunikasi jarak jauh dengan menggunakan isyarat-isyarat.
Sesudah tahun 1800, yakni ditemukannya elemen-galvanik yang
memungkinkan dibangkitkannya aliran listrik, maka cara-cara baru untuk
berkomunikasi jarak jauh itu lebih dapat dikembangkan. Pada tahun 1835
seorang Amerika bernama S. Morse menemukan telegraph (tele berarti
jauh, graphein berarti menggambar atau menulis) yang memungkinkan
pengiriman dan perekaman isyarat-isyarat dalam jarak jauh.
Setelah ditemukannya sistem komunikasi jarak jauh, para
cendikiawan mempunyai pikiran yang lebih jauh bahwa akan lebih baik
apabila komunikasi jarak jauh itu bukan dengan cara pengiriman dan
waktu itu sudah diketahui bahwa dapat didengarnya suara oleh manusia
adalah dikarenakan getaran-getaran udara. Dan bahwa getaran-getaran
tersebut disebabkan perubahan tekanan halus pada udara.
Dengan terjadinya kemajuan itu, tidak mengherankan kalau
kemudian timbul harapan-harapan yang lebih dari pada itu. Yakni
ditemukannya alat yang memungkinkan dapat terlihatnya sesuatu dari
jarak jauh dengan kemampuan menghilangkannya rintangan-rintangan
yang biasa menutupi penglihatan. Yang diinginkan adalah perkembangan
dari teleskop, yakni televisi (television) yang bebas dari penghalang untuk
melihatnya (tele berarti jauh, vision berarti penglihatan).
Perkembangan teknologi pertelevisian saat ini sudah sedemikian
pesat sehingga dampak siarannya menyebabkan seolah-olah tidak ada lagi
batas antara satu negara dengan negara lainnya terlebih setelah
digunakannya satelit untuk memancarkan televisi.
(Dedy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi, Bandung, Remaja Rosdakarya Offset, 2005 hlm 4)
E. Kelebihan dan Kelemahan Televisi
Apa sebenarnya yang menyebabkan televisi mampu menjadi
primadona dalam menayangkan iklan atau menjadi pilihan banyak
perusahaan dalam mengkomunikasikan produknya. Karena televisi
memiliki beberapa kelebihan, Yaitu :
1. Kelebihan Televisi
Banyak pengiklan memandang televisi sebagai media yang paling efektif untuk menyampaikan pesan-pesan komersialnya. Salah satu keunggulannya adalah kemampuan menjangkau khalayak sasaran yang sangat luas. Jutaan orang menonton televisi secara teratur.
Televisi selain mampu menjangkau khalayak sasaran yang dapat dicapai oleh media lainnya, juga dapat menjangkau khalayak yang tidak terjangkau oleh media cetak. Jangkauan massal ini menimbulkan efisiensi biaya untuk menjangkau setiap kepala.
b. Dampak yang Kuat
Keunggulan lainnya adalah Kemampuannya menimbulkan dampak yang kuat terhadap konsumen, dengan tekanan pada sekaligus dua indera : penglihatan dan pendengaran. Televisi juga mampu menciptakan kelenturan bagi pekerjaan-pekerjaan kreatif dengan mengombinasikan gerakan, kecantikan, suara, warna, drama dan humor. c. Pengaruh yang Kuat
Akhirnya, televisi mempunyai kemampuan yang kuat untuk mempengaruhi persepsi khalayak sasaran. Kebanyakan masyarakat meluangkan waktunya dimuka televisi, sebagai sumber berita, hiburan, dan sarana pendidikan. Kebanyakan calon pembeli lebih “percaya” pada perusahaan yang mengiklankan produknya di televisi daripada yang tidak sama sekali. Ini adalah Cerminan bonafiditas pengiklan. (Rhenald Kasali, Manajemen Periklanan Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Jakarta, Pustaka Utama Grafiti, 1993 hlm 122)
Selain beberapa kelebihan yang dimiliki oleh televisi, televisi juga
memiliki beberapa kelemahan-kelemahan. Diantaranya adalah :
2. Kelemahan Televisi
a. Tidak dapat diulang. b. Isi didengar hanya sekilas.
c. Distribusi dilakukan melalui pemancar atau transmisi memerlukan dana yang tidak sedikit.
d. Memerlukan biaya yang absolute yang sangat ekstrim untuk memproduksi dan menyiarkan siaran komersial. e. Kecenderungan televisi menempatkan khalayaknya sebagai
objek yang pasif, untuk menerima pesan. f. Khalayak yang tidak selektif.
Televisi tetap sebuah media yang selektif, segmentasinya tidak setajam surat kabar atau majalah.
(Rhenald Kasali, Manajemen Periklanan Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Jakarta, Pustaka Utama Grafiti, 1993 hlm 122)
F. Format Station
Sebuah televisi komersial mencari uang dengan menargetkan
audience yang ingin disasar. Ini dalam hubungannya dengan pemasang
iklan komersial di televisi. Hal ini dapat dilihat dari produsen yang
memilih format stasiun yang sama dengan calon pembeli produknya.
Dengan kata lain, format yang spesifik akan memudahkan para produsen
memilih media yang akan dia gunakan untuk memasang iklan.
Programming dan penjadwalan pada televisi komersial setidaknya sebagian besar didorong oleh kepentingan iklan. Pengiklan ingin diikutsertakan dalam program-program yang menarik perhatian khalayak dan yang sesuai dengan citra dan tujuan pemasaran mereka. Programer ingin membeli dan memesan program tersebut untuk menjual waktu kepada pengiklan. Penjadwal ingin menyusun program sehingga mereka memperbesar kesempatan jual ini. Ini merupakan syarat-syarat dari kontrak komersial yang berisi kekuatan pasar yang tidak mengekang. (Graeme Burton, Membincangkan Televisi: Sebuah Pengantar Kepada Kajian Televisi, Yogyakarta & Bandung, Jalasutra, 2007 hlm.139)
Ambisi untuk meraih pemirsa sebanyak-banyaknya memang tidak
salah, bahkan merupakan keharusan. Sebab sebuah program acara sebagus
apa pun jika tidak ditonton apalah artinya. Persoalan yang kemudian
menjadi paradoks, yakni upaya-upaya yang dilakukan dalam menyusun
program seringkali justru menciptakan segmentasi khalayak yang terbelah.
Hal itu disebabkan oleh tingkat kompetisi yang begitu tajam dengan
munculnya banyak stasiun televisi sementara kemampuan inovasinya
sangat terbatas. Dalam situasi kompetitif semacam itu, inovasi menjadi
cukup banyak, biaya survei yang besar, dan tentu dengan spekulasi yang
mendebarkan pula, namun begitu program tersebut mampu meraup
pemirsa yang banyak. Stasiun televisi lain dengan tanpa merasa berdosa
mengekor.
Banyak program inovatif yang menarik dan mampu menjadi
tayangan yang eksklusif hanya berumur pendek karena banyak ditiru oleh
stasiun televisi lain. Akibatnya, tayangan televisi menjadi cepat jenuh
(overload) dan disusul dengan kegelisahan khalayak mencari tayangan
lain. Sebagai contoh, ketika sebuah stasiun televisi berhasil merebut
pemirsa dengan pertandingan tinju yang disiarkan secara langsung,
beberapa stasiun televisi turut membuat program yang sama dengan nama
program yang berbeda. Ketika sebuah stasiun televisi mencuat karena
program infotainment yang melansir informasi (berita) seputar selebritis,
stasiun lain tidak mau kalah. Demikian pula ketika sebuah stasiun televisi
berhasil membuat program konser musik model festival, tanpa merasa
berdosa dan tanpa merasa malu yang lain mengekor. Realitasnya, belum
tentu yang pertama tampil sebagai “pemenang” dalam merebut pemirsa.
Sebab pengekor biasanya telah mempelajari kelemahan-kelemahan sang
pionir dan menutupinya dengan modifikasi tertentu. Maka, berlakulah
motto: We are not the first but the best!.
Inilah paradoks program acara pada dunia pertelevisian kita, yang
cenderung memproduksi pesan yang sama atau lebih tepatnya kaya dengan
publik karena publik berhak memperoleh tayangan sesuai dengan yang
disukai, menjadi tidak terpenuhi. Khalayak berada dalam posisi tawar
yang lemah, kecuali sekadar menjadi objek yang terkondisikan oleh
program-program tersebut.
Persaingan stasiun televisi yang makin ketat menuntut para
pengelolanya harus pandai mencari celah agar dapat bertahan hidup.
Beberapa televisi yang semula bersifat umum dapat mengalihkan
segmentasi pasarnya secara khusus. Begitu pula stasiun-stasiun televisi
yang hadir belakangan ini dengan bendera segmentasi tertentu. Segmentasi
ibarat pisau membelah rentang usia dan gaya hidup pemirsa. Dengan
adanya segmentasi pasar, maka target konsumen yang terkait dengan
pemirsa akan semakin jelas. Konsumen yang jelas inilah yang akan terus
menerus dibidik oleh pemasang iklan dan produsen. Segmentasi pasar
yang telah secara sadar diambil oleh masing-masing televisi akan menjadi
faktor penentu keberhasilannya. Cara mengetahui suatu stasiun televisi
dikatakan berhasil adalah dengan perolehan rating.
Oleh karena itu, untuk mendapatkan pengetahuan secara konkret, digelarlah penelitian tentang perilaku khalayak televisi (Television Audience Measurement, TAM) oeleh sebuah lembaga riset internasional yang sekarang bernama Nielsen Media Research (NMR). Berbagai data rating yang dikeluarkan oleh NMR ini tentu saja ditindaklanjuti oleh stasiun televisi dengan sejumlah tindakan konkret dan cepat. (Erica L. Panjaitan & TM. Dhani Iqbal, Matinya Rating Televisi, Jakarta, Obor Indonesia, 2006 hlm 21)
G. Tahap Pelaksanaan Acara
Menurut Alal Wurtzel, tahapan-tahapan dalam proses produksi
production planning), persiapan dan latihan (setup dan rehearsal),
produksi (production), dan penyesuainan (post production).
(Fred Wibowo, Dasar-dasar Produksi Program Televisi, Jakarta, Gramedia, 1997, hlm 72)
1. Perencanaan Produksi (pre production planning)
Merupakan proses awal dari sebuah kegiatan. Tahap ini merupakan
tahap yang sangat penting, sebab apabila tahap ini dapat dilaksanakan
dengan baik maka sebagian yang telah direncanakan sudah selesai. Tahap
ini meliputi :
a) Membuat konsep, pengembangan konsep
b) Menetapkan tujuan dan melakukan pendekatan produksi
c) Penulisan Naskah
d) Melakukan production meeting dengan kerabat kerja inti (key
members)
e) Melakukan casting artis pendukung
f) Menyusun anggaran yang diperlukan
2. Persiapan dan latihan (setup and rehearsal)
Tahapan ini merupakan persiapan-persiapan yang bersifat teknis
dan dilakukan oleh tim inti bersama anggota kerabat kerjanya, dan
mempersiapkan peralatan yang akan digunakan sampai mempersiapkan
lokasi untuk setting lampu, audio maupun tata dekorasi. Setelah
persiapan-persiapan selesai dilakukan tahap selanjutnya melakukan latihan baik dari
penata lampu, penata suara, floor director, cameraman sampai ke
pengarah acaranya. Latihan ini langsung dipimpin oleh pengarah acara.
3. Produksi (production)
Dimaksud dengan produksi adalah melaksanakan perubahan
bentuk naskah auditif dan visual sesuai dengan kaidah-kaidah yag berlaku
untuk di televisi. Pelaksanaan produksi tergantung dari tuntutan
naskahnya, dengan demikian karakter produksi lebih ditentukan oleh
karakter naskahnya.
Karakter produksi dibagi menjadi :
a) Produksi dilaksanakan di dalam atau di luar studio
Jenis produksi ini hasilnya disiarkan secara langsung atau
direkam terlebih dahulu dan dalam menyelesaikan
produksinya dapat melakukan post production atau dapat
sekaligus jadi.
b) Produksi gabungan
Artinya sebagian produksi di luar studio, kemudian
diberikan insert yang bahannya diproduksi di luar studio.
c) Produksi Rekaman
Pelaksanaannya dapat dialksanakan dalam bentuk rekaman
secara utuh (live on tape), rekaman dalam bentuk
pembagian (recording in segment), rekaman dengan
rekaman dengan menggunakan beberapa kamera dan
beberapa VTR (multi camera multiple VTR).
4. Penyesuaian (post production)
Merupakan tahap akhir kerja dari bahan yang telah diproduksi baik
dengan satu kamera atau beberapa kamera.
Kegiatan pada tahap ini meliputi :
a) Melaksanakan editing baik dari gambar maupun suara /
dubbing (online dan offline), menggunakan alat linier maupun
non linier
b) Pengisian grafik baik yang berbentuk tulisan maupun bentuk
yang lainnya
c) Pengisian narasi
d) Pengisian ilustrasi musik
e) Melakukan evaluasi terhadap hasil produksi
H. Proses Penyiaran Acara
1. Proses Penyiaran Acara dari Studio
(Darwanto, Produksi Acara Televisi, Jakarta, Gramedia, 1994, hlm 90)
Dalam mengoperasikan semua peralatan ketika acara sedang
berlangsung, maka semua kerabat kerja wajib tunduk kepada pengarah
acara sebagai “komandan”, demikian pula para pengisi acara. Siaran, atau
rekaman dimulai apabila semua peralatan yang menghasilkan gambar,
suara, dan cahaya berfungsi optimal.
Dalam hal ini, geladi (rehearsal) harus benar-benar meyakinkan
pengarah acara sehingga siaran atau rekaman dapat dilaksanakan dan tidak
mengalami kegagalan. Pada umumnya untuk dapat mengudarakan acara
yang memuaskan pemirsa, dilakukan beberapa tahap geladi. Tahap-tahap
itu diantaranya persiapan pengarah acara, pembacaan naskah (script
reading), geladi rangka (dry run), geladi lengkap (walk through), dan
geladi tuntas (final dress rehearsal).
Saat mengudarakan acara secara live atau recorded, pengarah acara
yang ada di ruang panel melalui microphone terus menerus memberikan
komando kepada kerabat kerja. Para kerabat kerja memperhatikan
instruksi tersebut melalui headphone. Termasuk juga mengarahkan para
cameraman, untuk memerintah mereka menentukan angle yang tepat.
Untuk melancarkan jalannya operasi di Studio, pengarah acara
melimpahkan tanggung jawab kepada pengarah Studio (floor director).
Biasanya pengarah Studio akan memberikan aba-aba pada saat acara akan
diudarakan atau direkam. Isyarat non-verbal tersebut berdasarkan instruksi
asisten pengarah acara, yang bertugas mencatat waktu setiap shot, adegan,
dan sequen supaya tidak melebihi waktu yang telah ditetapkan.
Sebagaimana yang telah dijelaskan di antara banyaknya acara yang
disiarkan stasiun televisi ada yang mudah dan ada yang rumit unutk
diproduksi. Tetapi apapun acara yang diudarakan dari stasiun televisi
siaran mutlak harus memuaskan seluruh pemirsa.
2. Proses Penyiaran di Luar Studio (Outside Broadcasting)
Siaran dapat dilakukan dimana saja, di dalam studio atau di luar
studio. Di luar studio misalnya di pinggir jalan, suatu tempat kejadian (on
the spot), maupun lokasi yang telah dipilih untuk menyiarkan suatu acara.
Penyajian acara dari luar studio biasanya dinamakan outside broadcasting
atau remote telecast.
Untuk menyajikan acara dari luar studio itu dipergunakan sebuah kendaraan besar dalam bentuk bis yang biasa disebut Outside Broadcast Van yang sering disingkat OB-Van atau TV-Car. Kendaraan siaran luar ini pada hakekatnya adalah kamar kendali dalam bentuk mini, dalam arti kata bahwa di dalamnya terdapat berbagai peralatan untuk memproduksi sebuah acara, sebagai mana biasa terdapat di dalam kamar kendali di stasiun televisi siaran.
OB-Van tersebut antara lain dilengkapi :
a) Meja konsol video, alat yag dioperasikan pengarah acara bersama pengarah tehnik dan pemadu gambar;
b) Monitor kendali kamera yang berfungsi sebagai monitor pra-pandang, lengkap dengan monitor induk;
c) Meja konsul audio, khusu bagi juru audio;
d) Peralatan interkomunikasi untuk hubungan jarak jauh antara kerabat kerja di dalam OB-Van, di lapangan, di Studio atau di pemancar;
e) Jam untuk mendapatkan penunjukan waktu yang akurat; f) Piringan gelombang mikro lengkap dengan pemancar kecil,
h) Peralatan pembangkit listrik;
i) Tempat menyimpan peralatan segala keperluan.
(Drs. Onong Uchjana Effendy, M.A., Televisi Siaran Teori dan Praktek, Bandung, Mandar Maju, 1993 hlm 120)
Dengan demikian, OB-Van sangat mempunyai peranan penting
dalam produksi outside broadcasting. Karena antena parabola OB-Van
yang akan mentransmisikan audio dan visual ke satelit dan akan diolah
sehingga siaran dapat diterima dengan baik oleh masyarakat.
Siaran di luar Studio membutuhkan tenaga lebih. Karena peralatan
studio yang dibutuhkan akan dibawa ke lokasi siaran. Sehingga dapat
dikatakan siaran di luar lebih merepotkan daripada di dalam Studio. Akan
tetapi adapun tujuan dari melakukan siaran di luar Studio, yaitu salah
satunya untuk mendapatkan kapasitas space/ruang lebih dari kapasitas
BAB III
DESKRIPSI LEMBAGA / INSTANSI
A. Profil Perusahaan
Nama : PT INDOSIAR VISUAL MANDIRI Tbk.
(anak perusahaan dari PT. INDOSIAR KARYA
MEDIA Tbk.)
Alamat : Jl. Damai No. 11 Daan Mogot, Jakarta 11510,
Indonesia
Telp./fax : 021-567 2222, 568 8888 / 021 – 565 5756, 565
5662
Web : http://www.indosiar.com
Izin Operasi : Stasiun Televisi (Media)
Ukuran : Besar
Jumlah SDM : 1.500 orang (bulan Januari 2007)
Terdaftar : 22 Maret 2001, di Jakarta Stock Exchange
dengan nominal Rp 250,- per saham
B. Sejarah Indosiar
PT. Indosiar Visual Mandiri (“Perseroan”) didirikan berdasarkan
Akta Pendirian Nomor 165 tanggal 19 Juli 1991, dibuat di hadapan Benny
dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan surat keputusan No.
C2-6430.HT.01.01.Th 93 tanggal 22 Juli 1993 dan telah didaftarkan pada
Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan di bawah No.
647/A.PT/HKM/1993/pn.JAK.SEL tanggal 3 Agustus 1993 serta telah
dipublikasikan dalam Berita Republik Indonesia No. 84 tanggal 19
Oktober 1993 Tambahan No. 4916.
Setelah memiliki Izin Siaran Nasional Stasiun Penyiaran Televisi
Swasta (SPTS) yang dikeluarkan oelh Departemen Penerangan Republik
Indonesia tanggal 30 Januari 1993 No. 208/RTV/K/I/1993 maka sejak 11
Januari 1995, Perseroan memulai kegiatan usahanya di bidang penyiaran
televisi. Indosiar resmi masuk di Jakarta Stock Exchange tanggal 22 Maret
2001. Di tahun 2004, Indosiar secara menyeluruh diambil alih oleh PT.
Indosiar Karya Media Tbk, yang mana sejak berdiri telah mempunyai
saham di Indosiar.
Indosiar merupakan salah satu televisi swasta nasional di Indonesia
yang terbilang sukses menjadi stasiun televisi terkemuka dengan tayangan
berkualitas bersumber pada in-house production, kreatifitas dan sumber
daya manusia yang handal.
Kurang dari 5 tahun, Indosiar mampu melampaui performa dari
stasiun televisi yang lain dalam hal rating dan pendapatan saham
masyarakat. Perseroan senantiasa menyajikan program-program yang
tidak hanya menarik audience namun juga berkualitas. Karena hal ini,
internasional seperti P anasonic Award dan peringkat kedua dari
Broadcaster of The Year in Asia pada 7 Desember 2000 di Singapura.
Kembali lagi penghargaan diberikan sebagai Runner-up Broadcaster of
The Year dari Asian Television Award tahun 2000. Tahun 2001
mendapatkan beberapa penghargaan diantaranya yaitu Best Sport
Programme untuk program “Gelar Tinju Profesional”, Highly Commended
untuk program “Kuis Siapa Berani”, program musik spesial “Goresan
Tinta Melly Goeslaw” serta penghargaan terkini yang diperoleh Indosiar
adalah Asian Television Award 2005 untuk program “Misa Malam Natal”
dan “The Bells – A Christmast Concert”.
Indosiar mengalami kemajuan pesat dari tahun ke tahun. Sekarang
jaringan siaran Indosiar mencakup 209 kota dan 34 stasiun relay dengan
lebih dari 8,5 jam penyiaran dan 75% program hasil sendiri. Perseroan
juga berhasil menjangkau audience sebanyak 80% dari total penduduk
Indonesia. Serangkaian inovasi di bidang pertelevisian juga telah
dilakukan oleh perusahaan ini, diantaranya sponsor produk yang
disisipkan dalam suatu program (built-in-sponsorship), lalu penggalangan
dana bantuan yang diintegrasi melalui koordinasi telepon, strategi
penayangan program pada hari berurutan (strip-in), acara siaran langsung
atau live stimultan ke dua atau tiga kota sekaligus. Indosiar juga selalu
berusaha menyajikan program-program informasi, pendidikan dan hiburan
C. ID Indosiar
Untuk mengenal sebuah stasiun televisi, selain logo, juga bisa
dilihat dari ciri khas yang biasa disebut ID (Identity station). ID station
Indosiar yaitu seekor ikan bertubuh besi yang mengembangkan sayap dan
melintasi bola dunia. Dengan ID station inilah Indosiar menginginkan agar
audience mengetahui ciri khas, juga memudahkan audiene mengetahui di
stasiun mana siaran mereka saat itu.
Sementara lambang ikan besi itu sendiri memiliki beragam filosofi.
Ikan itu sendiri digambarkan sebagai ikan besi, maksudnya yaitu mengacu
pada tekhnologi mutakhir yang digunakan Indosiar saat ini, yakni
teknologi digital. Kemudian ikan besi tersebut melintasi bola dunia,
merupakan penggambaran jangkauan siaran Indosiar yang tanpa batas,
melesat ke segala arah dan diterima oleh segala lapisan masyarakat. Untuk
mempopulerkan diri, Indosiar merancang slogan yang berbunyi “Memang
Untuk Anda”. Hal ini merupakan segmentasi yang ingin dicapai Indosiar
untuk semuanya. Artinya siaran Indosiar diperuntukkan untuk segala usia,
D. Target Indosiar
Indosiar yang berperan sebagai stasiun televisi keluarga, berusaha
untuk menyiarkan program acara menarik dan berkualitas yang dapat
dinikmati oleh semua kelompok umur, jenis kelamin, dan status sosial.
Kesuksesan industri pertelevisian yaitu adanya kualitas program
acara siaran yang terbaik. Sehingga dengan adanya program acara siaran
yang berkualitas dapat meningkatkan peringkat yang lebih tinggi. Indosiar
mempunyai usaha sendiri agar dapat meningkatkan program-program
acara terbaiknya. Dalam hal ini, selalu mencoba yang terbaik dalam
memahami keinginan untuk target audience di Indonesia dan selalu
mengevaluasi semua acara dalam setiap peringakat mingguan, bulanan,
maupun harian.
Target audience yang dimiliki Indosiar terbagi menjadi 3 bagian
dari program acaranya, yaitu :
1. Non Local Programme, program acara dengan format budaya barat
untuk film, komedi situasi, dan kartun animasi.
2. Local Programme, yang memiliki 2 bagian seperti :
· Program Drama, seperti sinetron, film serial, komedi, dan
kartun animasi.
· Program Non Drama, seperti budaya, musik, pertunjukkan
campuran, permainan, program majalah, talk show, olahraga,
agama, dan kejadian spesial yang biasanya disiarkan secara live
3. Program Berita, yang mempunyai informasi tentang berita yang
keras dan berita yang ringan.
E. Misi dan Visi Indosiar 1. Misi Indosiar
Sebagai tekad perseroan untuk memberikan yang terbaik abgi
masyarakat Indonesia, maka misi yang diemban oleh perseroan adalah
terwujud pada kata “fish” atau ikan yang merupakan logo Indosiar itu
sendiri. Adapun kata “fish” merupakan singakatan-singkatan dari :
a. Futuristic : menjadikan orientasi perkembangan dengan
menembus inovasi untuk yang terbaik.
b. Innovative : menjadi pusat perkembangan di Indonesia dengan
ide-ide yang asli (trendsetter).
c. Satisfactory : memprioritaskan kepuasan stakeholders dan
audience.
d. Humanity : memperhatikan dengan baik lingkungan sekitar.
2. Visi Indosiar
Menjadikan sebuah stasiun televisi terkemuka yang memiliki
kualitas terbaik yang bersumber pada produksi in-house, kreatifitas,
dan kemampuan sumber daya manusia yang handal.
F. Keunggulan Indosiar
Selain Indosiar dikenal sebagai stasiun televisi swasta dengan
juga dikenal sebagai stasiun televisi dengan terobosan baru di bidang
pertelevisian di Indonesia. Misalnya dalam hal strategi penayangan
program pada hari berurutan (strip-in), penulisan lirik lagu (subtitle) unutk
karaoke pemirsa di rumah, pembuatan program sekaligus media promosi
(promotainment), jajak pendapat jarak jauh (telepoling), sponsor produk
dalam sebuah program (built-in sponsorship) serta penggalangan dana
bantuan yang terintegrasi antara telepon, ATM, dan program televisi
(telethon) program musik live/program variasi, terjemahan dari bahasa
asing dalam penayangan, penayangan bersamaan dari 2 atau 3 kota
sekaligus dalam satu program kepada beberapa Negara tetangga direspon
dengan baik oleh masyarakat.
Dalam mempertahankan pemirsa di situasi yang sangat
berkompetisi ini, Indosiar memproduksi semua program acara sendiri di
dalam sebuah production house sebagaimana sebaik program acara yang
dibeli dari luar perusahaan yang berkualitas dan menarik. Dengan
memproduksi sendiri program acara yang popular, Indosiar dapat dengan
cepat memenuhi selera para pemirsa, kemauan dan kebutuhan pemirsa
yang secara terus menerus berubah dari waktu ke waktu, dan
menghasilkan program yang berkualitas dengan penekanan biaya pada saat
yang sama.
Sesuai dengan misi humanity yang dimiliki Indosiar, Indosiar
membuka kesempatan seluas-luasnya untuk bekerja bagi para penyandang
bekerja di Indosiar, yang terdiri dari 8 tuna netra, 33 tuna daksa dan 4 tuna
rungu yang tersebar di berbagai departemen sesuai dengan keahlian
masing-masing. Selain itu, Indosiar sangat memperhatikan potensi
sekaligus kesejahteraan karyawannya melalui pelatihan dan penyediaan
fasilitas, mulai dari olahraga hingga rohani, koperasi, tunjangan kesehatan,
Sumber : Annual Report PT. Indosiar Visual Mandiri 2003 dan Non
Drama Production Working Structure.
Struktur organisasi umum Indosiar berdasarkan Annual Rport 2003
pada posisi tertinggi diduduki Board of Commissioners yang terdiri dari
tujuh orang, yaitu :
1. Eko Santoso Soepardjo, sebagai Komisaris Utama
Perseroan sejak 1996
2. Amir Effendi Siregar
3. Teuku Iskandar Komisaris
4. Benny Setiawan Santoso Independen
5. Mohammad Jusuf Hamka
6. Hartanto Saputrajaya Nyoto Komisioner
7. Andru B. Subowo
Di bawahnya terdapat Board of Directors yang terdiri dari empat orang :
1. Handoko, sebagai Direktur Utama Perseroan sejak 1992
2. Phiong P. Dharma
3. Harry Pramono Direktur
4. Nurhadi Purwosaputro
Board of Directors ini langsung membawahi sebanyak tujuh divisi,
Corporate Secretariat Departmenr, Corporate R & D Department,
Finance & Accounting Directorate, Sales, Marketing & Program
Directorate, dan News Directorate.
Sementara Divisi Produksi Non Drama berada di bawah Sales,
Marketing, & Program Directorate bersama Divisi Produksi Drama.
H. Umum
Dalam menayangkan siarannya, Perseroan membedakan menjadi
dua yaitu program asing dan program lokal yang meliputi program drama,
non drama dan berita. Untuk memenuhi kebutuhan jam tayangnya, untuk
produksi lokal yang dibuat sendiri oleh Perseroan membentuk 3 divisi
produksi yaitu Drama, Non Drama dan News. Tercatat dari data tahun
2002, total karyawan PT. Indosiar Visual Mandiri sejumlah 1.648 orang,
718 di antaranya adalah tim produksi beserta tim pendukung lainnya
Indosiar berusaha memahami selera, kemauan, dan kebutuhan
audience, tidak hanya mempelajari pasar Indonesia tapi juga trend dunia.
Trend itu menjadi pertimbangan dalam mengembangkan program acara
yang sama tapi telah diganti dengan kondisi Indonesia yang ada. Usaha itu
mendapatkan tanggapan yang positif dari masyarakat. Sebagai buktinya
yaitu AFI (Akademi Fantasi Indonesia) yang telah sukses mendapatkan
popularitas diantara program televisi lain sepanjang tahun 2004, yang
mengadopsi program reality show dari Mexico. Acara ini sempat
mendominasi urutan teratas program acara televisi pada tahun 2004
Untuk selalu memenuhi kebutuhan para pemirsa, Indosiar
memproduksi sendiri program acara drama dan berita yang dihadirkan
setiap minggunya. Bahkan hampir 35% tayangannya disiarkan secara
langsung oleh Indosiar.
Berperan sebagai perusahaan yang terjun dalam industri
pertelevisian, Indosiar menyadari pentingnya tujuan dari penggunaan
fasilitas dan teknologi dalam mendukung kesuksesannya. Pemancar pusat
yang digunakan oleh Indosiar di Daan Mogot dapat menjangkau area yang
luas, sehingga berperan penting dalam kesuksesan Indosiar.
Demi mempertahankan sasaran pemirsa, perlu adanya perluasan
jangkauan siaran dan demi memperbaiki kualitas program acara, Indosiar
mempertahankan investasinya dalam stasiun pemancar yang disertai
bangunan stasiun pemancar yang baru atau meningkatkan teknologi
stasiun pemancar yang telah ada. Pada permulaan tahun 2005, Indosiar
mempunyai 26 stasiun pemancar dengan area jangkauan 170 kota di
Indonesia dan populasi Indonesia yang mendekati 160 juta jiwa. Sejak
pertama kali siaran, Indosiar telah mempersiapkan peralatan yang modern
baik digital audio ataupun komputer, yang akhiranya akan memproduksi
gambar yang lebih baik dan suara yang lebih jernih dari sistem analog.
Saat ini sistem presentasi On Air juga menggunakan teknologi
digital. Seluruh studio yang dimiliki Indosiar telah dilengkapi dengan
fasilitas-fasilitas modern, seperti Vision Mixer Digital dengan efek video
Audio Consol and Digital Recorder, sistem pencahayaan secara
komputerisasi, dan sistem suara Fold Back.
Pada divisi produksi juga dilengkapi fasilitas yang lengkap, antara
lain yaitu Editing, Audio Dubbing, Tape Transfer, Computer Graphic, dan
Tape Library. Guna memenuhi kegiatan acara siaran langsung seperti
halnya rekaman di luar studio dan siaran berita, didukung dengan OB Van,
mobil angkut ke lapangan, Electronic Field Production (EFP) dan juga
Electronic News Gathering (ENG).
Untuk siaran secara cepat, terutama berita – informasi – gambar
bergerak dari daerah yang terisolasi telah diakomodasikan menggunakan
Satelite News Gathering G – Wave Device, yang mampu mengirim
gambar bergerak dari setiap daerah seluruh Indonesia dan juga
menampilkan video streaming langsung. Selain itu Indosiar juga
menggunakan NICAM (Near Instantaneously Companded Audio
Multiplex) Philips 728 Digital Stereo sebagai sistem teknologi suara
digital. Fasilitas-fasilitas yang dimiliki Indosiar meliputi :
1. Studio
Indosiar memiliki empat studio yang berkualitas tinggi dan
dapat digunakan dalam setiap kegiatan seperti berita, kuis,
talkshow, dan sebagainya. Keempat studio tersebut dilengkapi
dengan peralatan yang modern untuk menunjang In House
Production. Setiap studio memiliki peralatan yang berkualitas
Studio 1 (satu) dan 2 (dua) merupakan studio dengan luas 625
meter persegi dan memiliki kapasitas 200 tempat duduk serta
mempunyai peralatan standar pada sebuah studio, yang
dilengkapi dengan vision mixer dan digital video effect. Studio
juga dilengkapi dengan peralatan still store, sebuah generator
dengan saluran ganda, sistem pencahayaan komputerisasi dan
sistem rekaman digital.
Studio 3 (tiga) dan 4 (empat) merupakan studio dengan luas
450 meter persegi. Studio ini dilengkapi peralatan studio
standar dengan fasilitas vision mixer, still store tools, dan
generator dengan saluran tunggal. Studio ini juga dilengkapi
dengan sistem pencahayaan komputerisasi dan suara dengan
sistem digital yang mempunyai fasilitas mikrofon, radio
mikrofon unutk meminimalisir suara umpan balik.
2. Ruangan Post Production
Fasilitas yang telah disiapkan untuk mendukung kegiatan post
production atau paska produksi seperti fasilitas editing, fasilitas
audio, tape transfer, sub titling, computer graphic, dan tape
library.
3. Outdoor Broadcasting
Siaran yang dilakukan di luar area Indosiar didukung dengan
disiarkan bersifat live dari luar studio, yang memiliki kualitas
yang sama dengan di dalam studio.
4. Art (dekorasi)
Indosiar juga mempunyai fasilitas-fasilitas lain yang
mendukung kegiatan di dalam membuat program seperti
dekorasi dan mensetting latar belakang dengan mendapatkan
suasana yang memikat.
BAB IV
DESKRIPSI KEGIATAN DAN HASIL MAGANG
A. Kegiatan di Indosiar
1. Minggu Pertama
- Jumat, 1 Februari 2008
Penulis mendapatkan pengarahan dari pihak Indosiar dan
kemudian dipilihkan program acara. Setelah melakukan pertimbangan
penulis ditempatkan pada acara Supermama Seleb Concert. Karena
para Produser yang mana akan menjadi pembimbing pada saat Magang
tidak masuk kantor yang dikarenakan terjebak banjir, maka penulis
membantu Koordinator Juri Votelock (Bapak Arnold) untuk
mengumpulkan data calon Juri Votelock. Penulis diberi pengarahan
dalam memilah Fax permohonan menjadi Juri Votelock yang
kemudian didata di komputer, sehingga didapat 100 calon Juri
Votelock, dan 20 cadangan calon Juri Votelock. Nantinya semua calon
Juri Votelock akan dihubungi satu per satu untuk dikonfirmasi
kesediaan dan kepastian mereka hadir ke Studio Indosiar untuk
menjadi Juri Votelock pada program acara Duel Show. Karena hampir
sebagian besar para calon tidak dapat hadir karena banjir, maka penulis
dan teman-teman Magang diikutsertakan menjadi Juri Votelock dalam
- Senin, 4 Februari 2008
Penulis bertemu dengan pembimbing selama Magang di Indosiar
yaitu Bapak Farry Yusbiakto selaku Produser acara Supermama Seleb.
Penulis mengikuti Meeting dan diperkenalkan kepada Tim Produksi
acara Supermama Seleb. Di dalam meeting tersebut, penulis
membahas persiapan Grand Final Supermama Seleb yang akan
dilaksanakan pada keesokan harinya yaitu tanggal 5 Februari 2008.
Penulis juga diberi kesempatan untuk menyalurkan ide mengenai artis
pendukung beserta konsep session challenge untuk Grand Final babak
selanjutnya. Selain itu, penulis mencari pencipta lagu yang akan
dibawakan oleh para peserta melalui internet. Kemudian penulis juga
diajarkan untuk membuat rundown. Dalam membuat rundown, penulis
menemukan istilah-istilah asing yang belum penulis dengar
sebelumnya, yaitu seperti hooker dan VT. Akhirnya penulis
menanyakan hal tersbut kepada pembimbing magang penulis.
- Selasa, 5 Februari 2008
Penulis mencetak rundown sebanyak 60 lembar yang nantinya
akan diberikan kepada setiap tim produksi. Penulis dan kru
Supermama berangkat ke lokasi shooting yaitu di TTA, Taman Mini.
Sesampai di sana, penulis mengamati proses rehearsal para peserta dan
band Nidji. Penulis diberi kepercayaan untuk membuat VT (Video
Teaser) yaitu dengan mewawancarai Kiki Farel beserta Mama Dahlia
hingga dapat memasuki babak Grand Final. Hasil wawancara tersebut
dibawa ke ruang editing untuk diedit dan dibawa ke OB-Van dan
segera disiarkan.
- Rabu, 6 Februari 2008
Meeting dan evaluasi dilaksanakan kembali di ruang meeting
Non Drama. Penulis menghadiri meeting tersebut untuk membahas
lebih lanjut persiapan shooting babak selanjutnya. Serta membahas
kekurangan atau kesalahan dari shooting pada hari sebelumnya.
Ditemukan kekurangan dari shooting tersebut yaitu ketidakpuasan tim
produksi kepada Ade Rai sebagai pendukung acara di session
challenge dalam memberikan tantangan kepada para peserta. Dapat
dikatakan suasana pada saat session tersebut terkesan membosankan.
Dalam meeting ini, penulis diberi kesempatan untuk memberikan ide
band pilihan sebagai band pendukung acara Supermama pada tanggal
12 Februari mendatang. Penulis mengusulkan Kerispatih dan Samsons.
Tetapi setelah dihubungi ke manager band tersebut oleh produser,
kedua band tersebut tidak menyanggupi untuk tampil pada tanggal
yang telah ditentukan. Akhirnya setelah melakukan lobby via telefon,
didapat band Radja sebagai band pendukung acara. Penulis ditemani
tim kreatif menemui tim divisi Talent untuk segera membuat Form
- Kamis, 7 Februari 2008
Penulis mengamati proses komunikasi via telefon antara produser
dan peserta. Dalam percakapan tersebut produser menanyakan lagu
apa yang akan dibawakan pada concert selanjutnya yaitu tanggal 12
Februari. Karena peserta yang tersisa 4 orang, maka produser
menginginkan para peserta masing-masing membawakan 2 buah lagu.
Setelah mendapat data lagu yang akan dinyanyikan oleh para peserta,
penulis mencari para pencipta lagu tersebut melalui internet.
Kemudian penulis memasukkannya ke dalam file rundown yang
sedang dibuat.
- Jumat, 8 Februari 2008
Penulis tidak melakukan magang karena hari itu merupakan hari
libur bersama.
2. Minggu Kedua
- Senin, 11 Februari 2008
Penulis membantu koordinator Juri Votelock dalam mendata para
calon Juri Votelock. Kemudian penulis kembali diajak meeting untuk
membahas persiapan shooting keesokan harinya. Penulis membuat
rundown dan membantu mematangkan konsep session challenge.
- Selasa, 12 Februari 2008
Kali ini penulis berangkat ke lokasi shooting bersama tim EFP.
yang akan dibawa ke lokasi. Sampainya di lokasi, penulis kembali
bertugas mewawancarai peserta ditemani tim yang telah ditentukan
yang terdiri dari seorang cameraman dan seorang lightman. Kali ini
penulis mewawancarai Adly Fairuz beserta Mama Lutfiah dan Randy
Pangalila beserta Mama Dahlia. Sebelum melakukan wawancara,
penulis melakukan koordinasi dengan tim mengenai tempat/lokasi
pengambilan gambar saat wawancara. Penulis dan tim berusaha
membuat hasil wawancara semenarik mungkin. Seolah-olah penulis
berperan menjadi sutradara/director dalam sebuah shooting
taping/recorded. Penulis diajarkan mengisi VTR Cue Sheet yang isinya
berupa VT wawancara peserta yang kemudian dikirim ke OB-Van.
VTR Cue Sheet merupakan timecode hasil VT yang akan disiarkan.
Proses penyutingan gambar dilakukan di ruang VT Editing.
- Rabu, 13 Februari 2008
Penulis mempelajari hal baru yaitu editing offline memakai alat
editing linier. Penulis diajak oleh seorang kru Indosiar ke ruang
Editing Suite yang terletak di depan Studio 1 Indosiar. Di sana penulis
- Kamis, 14 Februari 2008
Penulis kembali diikutsertakan dalam meeting membahas
shooting untuk tanggal 19 Februari. Dalam meeting ini membahas
untuk konsep session challenge beserta artis pendukungnya. Tim
kreatif mengusulkan ide cerita dalam session challenge yaitu selebritis
yang akan berperan sebagai seorang ibu dan anak. Belum ditemukan
siapa yang cocok berperan sebagai ibu dan anak tersebut.
- Jumat, 15 Februari 2008
Penulis dan tim kreatif kembali membahas tentang artis
pendukung pada session challenge. Setelah dilakukan pelobbyan
dengan beberapa artis via telefon, akhirnya didapat Mpok Minah yang
berperan sebagai ibu dan Daus “kecil” yang berperan sebagai anak.
Saat pembahasan dalam meeting ini pula, tim membahas mengenai
alur ceritanya. Setelah pembookingan artis via telefon, segera penulis
menuju ke ruang divisi Talent untuk mengkonfirmasi mereka dan
segera membuat Form Booking Artist.
3. Minggu Ketiga
Penulis mengecek semua Form Booking Request di setiap divisi
untuk kesiapan mereka untuk shooting keesokan hari dari Divisi
Talent, Transportasi, Efek Lighting, OB-Van, Studio, Art & Property,
dan divisi lainnya. Selain itu penulis kembali mencari pencipta lagu
dari lagu-lagu yang akan dinyanyikan peserta via Internet. Kemudian
memasukkan nama-nama pencipta lagu tersebut ke dalam rundown.
- Selasa, 19 Februari 2008
Penulis membagikan mencetak dan membagikan rundown ke
setiap tim produksi. Setelah itu mengamati proses persiapan dari ruang
panel, ruang EDP, dan ruang VT Editing. Penulis mewawancarai Indra
L. Bruggman beserta mama dan Adly Fairuz beserta mama. Kaset hasil
penyutingan gambar yang telah penulis lakukan bersama tim, segera
penulis berikan ke ruang Editing. Yang kemudian akan diedit oleh para
editor. Setelah itu hasil VT yang sudah jadi, segera dikirim ke OB-Van
untuk segera ditayangkan. Penulis juga mengamati proses reherasal
para peserta, Maia Band, dan Batavia Dancers dari depan panggung.
Penulis juga membantu tim kreatif dalam mengarahkan Mpok Minah
dan Daus gambaran konsep cerita untuk session challenge.
- Rabu, 20 Februari 2008
Evaluasi dan meeting kembali penulis hadiri dalam kegiatan
Magang di Indosiar. Bertempat di ruangan meeting yang sama, Tim
Produksi dan penulis dihadapkan oleh persoalan pro kontra acara
dari pihak FPI dan ormas-ormas lainnya. Pergunjingan dan perdebatan
dari ormas-ormas yang mempersoalkan dampak negatif yang
ditimbulkan dari program acara tersebut. Yaitu diantaranya audience,
para peserta dan para pendukung acara disangka tidak menjalankan
Ibadah sholat maghrib. Karena acara ini memang bertepatan pada
berkumandangnya adzan maghrib. Selain alasan tersebut, disebutkan
bahwa acara Supermama Seleb, membawa dampak buruk bagi
masyarakat khususnya anak-anak, dimana anak-anak bersikap menjadi
seorang “banci” layaknya Ivan Gunawan dan Ruben Onsu. Tetapi
Produser dan Tim Produksi Supermama tidak menggubris kontra
tersebut.
- Kamis, 21 Februari 2008
Penulis diperintah untuk mengamati perolehan rating Supermama
oleh Produser. Penulis mencari data tersebut via Internet. Setelah data
tersebut didapat, Penulis dan Tim Produksi membahas perolehan rating
berdasarakan Nielsen Media Research tersebut. Terdapat perolehan
rating acara Supermama adalah peringkat satu dari program-program
acara lainnya di stasiun swasta di Indonesia. Setelah itu, penulis
beserta tiim kreatif membahas serta mempersiapkan untuk babak Final
yang akan dilaksankan pada tanggal 26 Februari 2008.
- Jumat, 22 Februari 2008
Ide yang telah didapat dari meeting sebelumnya, kembali diulas
dalam persiapan Press Conference Final Supermama Seleb Concert
yang akan diadakan pada tanggal 25 Februari 2008 berlokasi di kantin
Indosiar. Dalam hal ini, penulis membantu memberikan informasi
kepada divisi Humas dimana mereka akan membuat Press Release
untuk para wartawan media cetak maupun media elektronik lainnya.
4. Minggu Keempat
- Senin, 25 Februari 2008
Penulis mendampingi Produser dan Tim Produksi dalam Press
Conference. Setelah press conference berlangsung, penulis dan itm
kembali melakukan meeting. Dalam meeting ini membahas tim
Supermama akan mengundang beberapa selebritis unutk menjadi Juri
Votelock dan audience. Setelah dilakukan pembookingan lewat
telefon, didapat Julia Perez dan Tommy Kurniawan. Untuk selebritis
yang menjadi Juri Votelock, diberikan tarif sebesar Rp. 2.000.000,-.
Dibandingkan dengan masyarakat umum yang menjadi Juri Votelock
sebesar Rp. 100.000,-. Ditentukan pula Dede Yusuf yang saat itu
mencalonkan menjadi wakil rakyat untuk menjadi audience.
- Selasa, 26 Februari 2008
Kali ini konsep VT yang akan ditampilkan bukanlah hasil
wawancara melainkan yel-yel dari para pendukung finalis. Dalam
kesempatan ini, penulis berusaha mengarahkan para supporter untuk
Penulis juga menemai tim kreatif saat memberikan pengarahan konsep
cerita session challenge kepada Golden Girls (Ida Kusumah, Mieke
Wijaya, Conny Sutedja, dan Rina Hasyim). Kemudian penulis diberi
tanggung jawab untuk menyunting gambar performance peserta oleh
editor menggunakan alat editing offline linier. Penulis mencatat
timecode dalam VTR Cue Sheet yang kemudian diberikan ke ruang
panel. Selain itu penulis mencoba proses kerja EDP. Dengan diberi
pengarahan dari seorang Producer Assistant, penulis dapat
mengoperasikan EDP yang berguna memperindah panggung dengan
efek lighting digital. Di akhir acara on-air, penulis mewawancarai
pemenang Supermama Seleb yaitu Adly Fairuz mengenai perasaan dan
reaksinya saat memenangkan Grand Prize sebuah mobil.
- Rabu, 27 Februari 2008
Walaupun sudah didapat siapa pemenang sebuah mobil
Supermama Seleb, tim akan mengadakan Supermama Seleb Reunion
yang akan diadakan pada tanggal 4 Maret 2008. dengan
mengikutsertakan seluruh peserta yang berjumlah 18 pasang, tim
kelompok. Penulis membantu memasukkan nama-nama peserta ke
dalam beberapa kategori. Penulis mengusulkan jenis kategori tersebut
yaitu kelompok mama pendiam dan kelompok mama terheboh. Dalam
setiap kategori terdapat 3 pasang peserta. Ketika mengkategorikan
dibutuhkan konsentrasi dan siasat yang tepat agar setiap peserta dapat
bersaing dalam kelompoknya masing-masing. Setelah dilakukan
pertimbangan dari Produser didapat kesepakatan untuk pemenang
Supermama Reunion ini, yaitu tiket berlibur ke Singapore.
- Kamis, 28 Februari 2008
Penulis mengamati proses persiapan acara Superstar Show di
Studio 1 Indosiar yang hampir serupa dengan Supermama Seleb.
Selain itu penulis juga mengamati proses on-air program Fokus Siang.
Setelah itu, penulis membantu memilah fax permohonan Juri Votelock
serta mendatanya untuk program Superstar Show.
- Jumat, 29 Februari 2008
Penulis diikutkan kembali untuk meeting persiapan Supermama
Reunion terakhir kalinya bagi penulis. Penulis membantu membuat
rundown dan mencari pencipta lagu via internet. Sebagai ucapan
terima kasih para kru Indosiar atas bantuan penulis dan teman-teman
Magang penulis lainnya, koordinator Juri Votelock memberikan hak
kepada penulis untuk menjadi Juri Votelock pada acara Superstar
B. Hambatan dan Kendala
Dalam melaksanakan magang di Indosiar tepatnya pada acara
Supermama Seleb Concert, penulis mengalami beberapa hambatan dan
kendala. Di anataranya penulis menemukan beberapa istilah asing yang
belum penulis kenal sebelumnya yaitu seperti hooker, VT, EFP, LED dan
EDP. Tetapi penulis kemudian menanyakan istilah-istilah tersebut kepada
pembimbing Magang penulis.
Ketika penulis melakukan wawancara guna membuat Video Teaser
(VT), awalnya penulis merasa gugup dan kaku. Tetapi setelah tim EFP
memberikan saran dan pengarahan yang lebih lanjut, maka lama kelamaan
penulis merasa lebih santai dan tidak gugup lagi. Saat mewawancarai pula,
peserta yang akan diwawancarai bermalas-malasan untuk segera take.
Penulis dan tim akhirnya berusaha merayu mereka unutk segera
melakukan wawancara.
Hambatan juga penulis alami saat penulis diperintah untuk mencari
pencipta lagu via Internet. Karena konektivitas Internet yang sulit dan
lambat, maka penulis tidak dapat mencari daftar pencipta lagu lewat
Internet. Maka penulis berusaha bertanya satu per satu kru Non Drama
Indosiar untuk mendapatkan informasi mengenai pencipta lagu yang
C. Hasil Magang
1. Sejarah dan Arti Supermama Seleb Concert
Supermama Seleb Concert merupakan sebuah acara gubahan dari
acara sebelumnya yang pernah ditayangkan oleh Indosiar yaitu MamaMia
Show 2007. Keinginan mengulang kembali kesuksesan Indosiar dalam
perolehan rating yang cukup tinggi yang didasarkan tingginya antusias
audience akan program tersebut, maka pihak Indosiar memberikan
suguhan acara yang tidak kalah menarik dengan acara MamaMia.
Supermama Seleb memulai produksinya Sejak awal tahun 2008, tepatnya
pada tanggal 1 Januari 2008.
Arti dari Supermama Seleb sendiri yaitu pasangan selebritis dan
mama yang super atau hebat.
2. Deskripsi dan Kriteria
Supermama Seleb Concert merupakan konser dari sebuah
kompetisi para selebritis yang bukan penyanyi yang ditemani mamanya
yang berperan sebagai seorang manager dan diharapkan sang mama dapat
mendampingi anaknya.
Acara yang bersifat hiburan berupa acara musik ini, menampilkan
18 pasang peserta (selebritis&mamanya), yang kemudian setiap
episodenya mengeliminasi sepasang peserta dengan polling 100 audience