• Tidak ada hasil yang ditemukan

01. Dinamika Perkembangan K13 Sahid

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "01. Dinamika Perkembangan K13 Sahid"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Jabatan : Analis Perencanaan Kebutuhan Tenaga Kependidikan Kantor : Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan

Alamat : Jln. Cagar Alam No. 8B Pancoran Mas Depok Pendidikan : - S1 Pendidikan Matematika

- S2 Penelitian dan Evaluasi Pendidikan - S3 Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

Pengalaman : - Guru, Kepala Sekolah, Widyaiswara, Analis Pendidikan - Ketua Tim Pengembang Instrumen Evaluasi Diri Sekolah

Menengah Kejuruan

- Direktur Pusat Kajian dan Advokasi Pendidikan Nasional

- Presenter pada Grup Discussion Asean–Jepang di Hakone Land, Jepang - Pembicara pada beberapa seminar pendidikan

- Narasumber Kurikulum, KTI, Penilaian dan Penjaminan Mutu Pendidikan

HP : 081297910911

Email : mansur_arsyad@yahoo.com

Berabad-abad yang lalu, Aristoteles bekomentar, “Akar pendidikan

itu pahit, tetapi buahnya manis”. Kini, akar itu tidak harus pahit

karena jaman telah memberikan peluang dan kemudahan

(3)

Mengapa diperlukan

(4)

EDUCATIONAL BACKROUND

PENGLAMAN KERJA

CPD (PKB)

C

O

M

P

E

T

E

N

C

E

C

O

M

M

IT

M

E

N

T

M

O

T

IV

A

T

IO

N

V

IS

IO

N

STRATEGY,

MODEL,

APPROACH,

METHOD

OUTCOMES

CONTEXT

INPUT

PROCESS

Com munic a-tion skills Pro blem so lving Interp erson al skills

Th

in

cr

e

a

innov ati on

cr

ea

tiv

ity

lea

der

shi

p

Educational

Programme

Curriculer&Extr

a

PENDIDIKAN PROFESI

Pemerint

ah

Pemda,

sekolah

LPTK

Assessment &

Improvement

oleh

Pemerintah

dan Pemda

(5)

Outline

1

Kerangka Pengembangan

2

Perbaikan Dokumen Kurikulum 2013

3

Implikasi Revisi Kurikulum 2013

(6)

UU Nomor 2 Tahun

1989

pasal 1 ayat (1)

dikatakan “Pendidikan

adalah usaha sadar

untuk menyiapkan

peserta didik melalui

kegiatan bimbingan,

pengajaran, dan/atau

latihan bagi

peranannya di masa

yang akan datang”.

Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2003

pasal 1 ayat (1) dikatakan “

Pendidikan adalah usaha sadar

dan terencana untuk

mewujudkan suasana dan

proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki

(7)

Konteks Regulasi (Fungsi Pendidikan)

UU Nomor 2 Tahun

1989

pasal 3, dikatakan

“Pendidikan nasional

berfungsi untuk

mengembangkan

kemampuan serta

meningkatkan mutu

kehidupan dan martabat

manusia Indonesia

dalam rangka

mewujudkan tujuan

nasional”.

Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2003

pasal 3 tertulis “

Pendidikan nasional

berfungsi

mengembangkan

kemampuan dan

membentuk watak serta

peradaban bangsa yang

bermartabat dalam

(8)

1

Kerangka Pengembangan

(9)

Nama Kurikulum

Kurikulum yang diperbaiki

adalah Kurikulum 2013.

Nama kurikulum nasional yang

digunakan tetap

Kurikulum

2013

.

Nama Kurikulum

Kerangka

(10)

Kurikulum

JALUR PEMBELAJARAN: INTRA KURIKULER-KOKURIKULER, EKSTRA KURIKULER, NONKURIKULER

TERIMA KASIH

NKRI

Keberagaman HAM

Kualitas HidupLingkungan

Kara kter Demokrasi PA -B P P P K n B a h a sa M a te m a ti ka IP A IP S S e n i B u d a y a & K e te ra m p ila n P JO K Num eras i Liter asi Kem ampu

(11)

Kerangka Strategis Mendikbud 2015-2019

Terbentuknya Insan serta Ekosistem Pendidikan dan Kebudayaan yang Berkarakter dengan Dilandasi Semangat Gotong Royong

STRATEGI 1 STRATEGI 2 STRATEGI 3

Menguatkan siswa, guru, kepala sekolah,

pengawas, orangtua dan pemimpin institusi pendidikan dalam ekosistem pendidikan.

Memberdayakan pelaku budaya dalam

pelestarian dan pengembangan kebudayaan.

Fokus kebijakan diarahkan pada

penguatan perilaku yang mandiri dan

berkepribadian.

Penguatan Pelaku

Pendidikan dan Kebudayaan

Peningkatan Mutu dan Akses

Pengembangan Efektivitas Birokrasi melalui Perbaikan Tatakelola dan Pelibatan Publik

Meningkatkan mutu pendidikan sesuai lingkup Standar Nasional Pendidikan untuk mengoptimalkan capaian Wajib Belajar 12 tahun.

Meningkatkan ketersediaan serta keterjangkauan layanan pendidikan, khususnya bagi masyarakat yang

terpinggirkan.

Fokus kebijakan didasarkan pada percepatan peningkatan mutu dan akses untuk

menghadapi persaingan global dengan pemahaman akan keberagaman, penguatan praktik baik, dan inovasi.

Melibatkan publik dalam seluruh aspek pengelolaan kebijakan dengan berbasis data, riset, dan bukti lapangan.

Membantu penguatan kapasitas tatakelola pada birokrasi

pendidikan di daerah.

Mengembangkan koordinasi dan kerjasama lintas sektor di tingkat nasional.

Fokus kebijakan dimulai dari mewujudkan birokrasi Kemdikbud RI yang menjadi teladan dalam tatakelola yang bersih, efektif, dan efesien serta melibatkan publik.

(12)

Meningkatkan kapasitas sekolah (termasuk guru) dalam menerapkan kurikulum nasional dalam tahap selanjutnya secara mandiri mengembangkan kurikulum sekolah sesuai konteks kebutuhannya

Mengembangkan kurikulum nasional sebagai acuan

minimal di semua sekolah di Indonesia yang terintegrasi di dalam kurikulum setiap sekolah

1

3

Mendorong pengayaan materi dan alat ajar pendukung kurikulum yang bermutu dan beragam

4

Memberikan ruang bagi pengembangan ragam kurikulum daerah berbasis keunggulan lokal

2

5

Menumbuhkan Siswa sebagai warganegara Indonesia serta bagian dari masyarakat dunia yang berkarakter dan bertaqwa melalui kurikulum nasional yang utuh KEBIJAKAN K-13

KOMPETENSI

PENILAIAN

PENDAMPINGAN

MONEV PENGANTAR

MATERI

PEMBELAJARAN

(13)

Pemanfaatan dan Hasil Perbaikan Dokumen

Kurikulum 2013

Permasalahan

Ketidakselarasan antara KI-KD dengan silabus, pedoman

mata pelajaran, dan buku.

Kompleksitas pembelajaran dan penilaian pada Sikap

Spiritual dan Sikap Sosial.

Pembatasan kemampuan siswa melalui pemenggalan

sebaran taksonomi antar jenjang.

Hasil Perbaikan

Penyelarasan antara KI-KD dengan silabus, dan buku.

Penataan Kompetensi Sikap Spiritual dan Sikap Sosial pada

mata pelajaran selain Pendidikan Agama-Budi Pekerti dan

Mata Pelajaran PPKn, pembelajaran dan penilaian hasil

belajar

Penataan kompetensi yang tidak dibatasi oleh pemenggalan

taksonomi berdasarkan jenjang pendidikan.

Perbaikan kurikulum berdasarkan pada prinsip; mudah

dipelajari, mudah diajarkan, terukur, dan bermakna untuk

dipeljari.

KEBIJAKAN K-13

KOMPETENSI

PENILAIAN

PENDAMPINGAN

MONEV PENGANTAR

MATERI

PEMBELAJARAN

(14)

Konsekuensi perubahan Kurikulum 2013 adalah

perubahan urutan penyajian materi dalam buku.

Buku lama tetap dapat dipergunakan sebagai sumber

belajar dengan melakukan penyesuaian urutan

penyajian materi pembelajaran.

Peningkatan aspek akuntabilitas dan responsibilitas

diupayakan melalui pencantuman nama, alamat

kontak, dan akun

fb

dari penerbit, penulis, konsultan,

reviewer, penilai, editor serta ilustrator buku sesuai

permendikbud

KEBIJAKAN K-13

KOMPETENSI

PENILAIAN

PENDAMPINGAN

MONEV PENGANTAR

MATERI

PEMBELAJARAN

(15)

2

Perbaikan Dokumen Kurikulum 2013

(16)

KEBIJAKAN K-13

KOMPETENSI

PENILAIAN

PENDAMPINGAN

MONEV PENGANTAR

MATERI

PEMBELAJARAN

(17)

Substansi Perbaikan Dokumen Kurikulum 2013

Permasalahan

Ketidakselarasan

antara KI-KD dengan

silabus dan buku.

Kompleksitas

pembelajaran dan

penilaian pada Sikap

Spiritual dan Sikap Sosial.

Pembatasan kemampuan

siswa melalui

pemenggalan

taksonomi proses

berpikir antar jenjang

.

Penerapan proses berpikir

5M sebagai metode

pembelajaran yang

bersifat

prosedural dan

mekanistik.

Hasil Perbaikan

Koherensi

KI-KD dan

penyelarasan dokumen.

Penataan kompetensi

Sikap Spiritual dan Sikap

Sosial pada semua mata

pelajaran.

Penataan kompetensi yang

tidak dibatasi oleh

pemenggalan taksonomi

proses berpikir

.

Pemberian

ruang kreatif

(18)

Keselarasan antara dokumen KI-KD,

silabus, dan buku.

1

Koherensi vertikal: Kesinambungan cakupan (scope)

dan urutan (sequence) KD sejak kelas I s.d. XII.

2

Koherensi horizontal: Keselarasan cakupan

(scope) dan urutan (sequence) KD antar mata

pelajaran.

3

Penataan

Kompetensi Sikap Spiritual dan Sikap Sosial pada Semua Mata Pelajaran

Penataan

kompetensi yang tidak dibatasi oleh pemenggalan

taksonomi proses berpikir

Pemberian ruang kreatif kepada guru dalam

mengimplementas ikan kurikulum

(19)

Hasil Perbaikan

Koherensi KI-KD dan Penyelarasan Dokumen

Penataan

Kompetensi Sikap Spiritual dan Sikap Sosial pada Semua Mata Pelajaran

Penataan

kompetensi yang tidak dibatasi oleh pemenggalan

taksonomi proses berpikir

Pemberian ruang kreatif kepada guru dalam

mengimplementas ikan kurikulum

Penataan Kompetensi Sikap Spiritual & Sosial

Pada mata pelajaran

Pendidikan

Agama-Budi Pekerti

dan mata pelajaran

PPKn

,

pembelajaran sikap spiritual dan sosial

dilaksanakan melalui

pembelajaran

langsung dan tidak langsung

.

1

Pada mata pelajaran

selain

mata pelajaran

Pendidikan Agama-Budi Pekerti dan mata

pelajaran PPKn, pembelajaran sikap spiritual

dan sosial dilaksanakan melalui

pembelajaran tidak langsung

.

(20)

Penataan

Kompetensi Sikap Spiritual dan Sikap Sosial pada Semua Mata Pelajaran

Penataan

kompetensi yang tidak dibatasi oleh pemenggalan taksonomi proses berpikir Pemberian ruang kreatif kepada guru dalam mengimplementas ikan kurikulum

Contoh Penataan KI-1: Sikap Spiritual

Lama Baru

KI-1 KI-1

1. Menghayati dan

mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

1. Menghayati dan

mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KD KD

1.1 Menyadari adanya keteraturan dari sifat

hidrokarbon, termokimia, laju reaksi, kesetimbangan kimia, larutan dan koloid sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang adanya keteraturan tersebut sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.

(KI-1 dicapai melalui

pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) yaitu

keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan

memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik)

(21)

Hasil Perbaikan

Koherensi KI-KD dan Penyelarasan Dokumen Penataan Kompetensi Sikap Spiritual dan Sikap Sosial pada Semua Mata Pelajaran

Penataan

kompetensi yang tidak dibatasi oleh pemenggalan taksonomi proses berpikir Pemberian ruang kreatif kepada guru dalam mengimplementas i-kan kurikulum

Contoh Penataan KI-2: Sikap Sosial

Lama Baru

KI-2 KI-2

2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,

santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan

keluarga, teman, dan guru.

2. Memiliki perilaku jujur,

disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.

KD KD

2.1 Memiliki kepedulian dan rasa ingin tahu terhadap keberadaan wujud dan sifat benda melalui pemanfaatan Bahasa Indonesia dan/atau bahasa daerah.

2.2 Memiliki rasa percaya diri terhadap keberadaan tubuh melalui pemanfaatan Bahasa Indonesia dan/atau bahasa daerah.

(KI-2 dicapai melalui

pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) yaitu

keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan

memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.)

(22)

Penataan

Kompetensi Sikap Spiritual dan Sikap Sosial pada Semua Mata Pelajaran

Penataan

kompetensi yang tidak dibatasi oleh pemenggalan taksonomi proses berpikir Pemberian ruang kreatif kepada guru dalam mengimplementas i-kan kurikulum

Contoh Penataan KI-2: Sikap Sosial

Lama Baru

KI-2 KI-2

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,

tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan

pergaulan dan keberadaannya

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong),

santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan

pergaulan dan keberadaannya

KD KD

2.1 Menunjukkan perilaku santun dan peduli dalam melaksanakan komunikasi interpersonal dengan guru dan teman.

2.2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, percaya diri, dan

bertanggung jawab dalam melaksanakan komunikasi transaksional dengan guru dan teman.

2.3 Menunjukkan perilaku tanggung jawab, peduli, kerjasama, dan cinta damai, dalam melaksanakan

komunikasi fungsional

(KI-2 dicapai melalui

pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) yaitu

keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan

memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.)

(23)

Hasil Perbaikan

Koherensi KI-KD dan Penyelarasan Dokumen Penataan Kompetensi Sikap Spiritual dan Sikap Sosial pada Semua Mata Pelajaran

Penataan

kompetensi yang tidak dibatasi oleh pemenggalan taksonomi proses berpikir Pemberian ruang kreatif kepada guru dalam mengimplementas i kan kurikulum

Penataan Kompetensi yang Tidak Dibatasi Pemenggalan

Taksonomi Proses Berpikir

Kerangka Penyusunan KD Lama

Dimensi Pengetahuan SD SMP SMA/SMK Fakt ual Kons eptu al Pros edur al Met akog nitif Men ging at Mem aham i Men erap kan Men gana lisis Men geva luas i Menc ipta D im e n si P ro se s B e rp ik ir

Kerangka Penyusunan KD Revisi

Dimensi Proses Berpikir Meng inga t Mem aham i Me nera pkan Meng anali si

(24)

KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN) 3. memahami pengetahuan faktual

dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang

dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain

4. menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas,

sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang

mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR

3.1 menganalisis hubungan antara bentuk dan fungsi bagian tubuh pada hewan dan tumbuhan

4.1 menyajikan laporan hasil pengamatan tentang bentuk dan fungsi bagian tubuh hewan dan tumbuhan

3.2 memahami siklus hidup beberapa jenis makhluk hidup

yang ada di lingkungan sekitar dan upaya pelestariannya

4.2 membuat skema siklus hidup beberapa jenis mahluk hidup yang ada di lingkungan sekitarnya, dan slogan upaya pelestariannya

3.3 memahami macam-macam gaya, antara lain gaya otot, gaya listrik, gaya magnet, gaya

gravitasi, dan gaya gesekan

 

4.3 mendemonstrasikan manfaat gaya dalam kehidupan sehari-hari, misalnya gaya otot, gaya listrik, gaya magnet, gaya gravitasi, dan gaya gesekan

(25)

Jenis dan Subjenis Contoh

A. PENGETAHUAN FAKTUAL- Elemen-elemen dasar yang harus diketahui siswa untuk mempelajari satu disiplin ilmu atau untuk menyelesaikan mmasalah-masalah dalam disiplin ilmu tersebut

1. Pengetahuan tentang terminology

2. Pengetahuan tentang detail-detail elemen-elemen yang spesifk.

Kosakata teknis, symbol-simbol music.

Sumber-sumber daya alam pokok, sumber-sumber informasi yang reliabel

B. PENGETAHUAN KONSEPTUAL – Hubungan-hubungan antar elemen dalam sebuah struktur besar yang

memungkinkan elemen-elemennya berfungsi secara bersama-sama.

1. Pengetahuan tentang klasifkasi dan

kategori

2. Pengetahuan tentang prinsip dan

generalisasi

3. Pengetahuan tentang teori, model, dan struktur

Periode waktu geologis, bentuk kepemilikan usaha bisnis

Rumus Pithagoras, hokum penawaran dan permintaan

Teori evolusi, Struktur Majelis Permusyawaratan Rakyat

(26)

C. PENGETAHUAN PROSEDURAL – Bagaimana melakukan sesuatu, mempraktikkan metode-metode penelitian, da

kriteria-kriteria untuk menggunakan keterampilan, algoritma, teknik, dan metode.

1. Pengetahuan tentang

keterampilan dalam bidang tertentu dan algoritma

2. Pengetahuan tentang teknik dan metode dalam bidang tertentu

3. Pengetahuan tentang

kriteria untuk menentukan kapan harus menggunakan prosedur yang tepat.

Keterampilan-keterampilan dalam melukis dengan cat air, algoritma pembagian seluruh bilangan

Teknik wawancara, metode ilmiah  

Kriteria yang digunakan untuk menentukan kapan harus menerapkan prosedur hokum

Newton, kriteria yang digunakan untuk menilai fsibilitas suatu metode.

D. PENGETAHUAN METAKOGNITIF – Pengetahuan tentang kognisi secara umum dan kesadaran dan pengetahuan tentang kognisi diri sendiri.

1. Pengetahuan strategis  

1. Pengetahuan tentang tugas-tugas kogniti  

 

1. Pengetahuan-diri

Pengetahuan tentang skema sebagai untuk mengetahui struktur suatu pokok bahasan dalam buku teks, pengetahuan tentang penggunaan metode penemuan atau pemecahan masalah

Pengetahuan tentang macam-macam tes yang dibuat guru, pengetahuan tentang tuntutan beragam tugas kognitif

(27)

Hasil Perbaikan

Koherensi KI-KD dan Penyelarasan Dokumen

Penataan

Kompetensi Sikap Spiritual dan Sikap Sosial pada Semua Mata Pelajaran

Penataan

kompetensi yang tidak dibatasi oleh pemenggalan

taksonomi proses berpikir

Pemberian ruang kreatif kepada guru dalam

mengimplementas ikan kurikulum

Pemberian Ruang Kreatif Kepada Guru

Silabus yang disiapkan Pemerintah merupakan

salah satu model untuk memberi

inspirasi

. Guru dapat mengembangkannya

sesuai dengan konteks yang relevan.

1

Dalam pembelajaran tematik (khusus jenjang

SD), guru dapat

mengembangkan tema dan

sub tema

sesuai dengan konteks yang relevan.

2

5M merupakan

kemampuan proses berpikir

yang perlu dilatihkan secara terus menerus melalui

pembelajaran agar siswa terbiasa berpikir secara

saintifk.

5M bukanlah prosedur

atau langkah-langkah

atau pendekatan pembelajaran.

(28)

MASALAH

1.Guru Biologi harus mengajarkan dan menilai Sikap Spiritual

dan Sikap Sosial

(29)

II. KOMPETENSI INTI, KOMPETENSI DASAR, MATERI, DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN

KELAS : X (sepuluh)

Alokasi waktu: 108 Jam Pelajaran (JP)

Menjelaskan karakteristik Menjelaskan karakteristik

mata pelajaran yang berisi mata pelajaran yang berisi tentang ruang lingkup tentang ruang lingkup materi (

materi (scope)scope), tata urutan , tata urutan penyajian pembelajaran penyajian pembelajaran (

(sequence)sequence), dan pentahapan , dan pentahapan per jenjang (

per jenjang (stages)stages)

Bersifat inspiratif, guru Bersifat inspiratif, guru

diberi ruang kreatif untuk diberi ruang kreatif untuk melaksanakan pembelajaran melaksanakan pembelajaran sesuai dengan konteks dan sesuai dengan konteks dan kebutuhan

kebutuhan

 Sikap Spiritual dan Sikap Sikap Spiritual dan Sikap Sosial dicapai melalui Sosial dicapai melalui

pembelajaran tidak langsung pembelajaran tidak langsung (

(indirect teachingindirect teaching) oleh Guru ) oleh Guru Biologi

Biologi

“Kompetensi Sikap Spritual dan Sikap Sosial dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), dalam bentuk keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik”.

Contoh Hasil Penyelarasan dan Penataan Silabus

Mata Pelajaran Biologi

(30)

 

 

 

 

B. Kompetensi yang Diharapkan Setelah Siswa Mempelajari Ilmu

Pengetahuan Alam di Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah

ISINYA MENJELASKAN TENTANG….

C. Kompetensi yang Diharapkan Setelah Siswa Mempelajari Kimia di

Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah

ISINYA MENJELASKAN TENTANG...

D. Kerangka Pengembangan Kurikulum Kimia Sekolah Menengah

Atas/Madrasah Aliyah

ISINY MENJELASKAN TENTANG...

E. Pembelajaran dan Penilaian

ISINYA MEJELASKAN TENTANG...

F. Kontekstualisasi Pembelajaran Kimia Sesuai dengan Kondisi Lingkungan

dan Siswa

ISINYA MENJELASKAN TENTANG...

(31)

31

Sikap

Spiritual

Sikap

Sosial

Pengetahu

an

Keterampil

an

Sikap

Spiritual

Sikap

Sosial

Pengetahu

an

Keterampil

an

SMA

SMK

Pengembangan Kompetensi pada Kurikulum

• Berjenjang (Stages)

• Berurut (Sequences)

(32)

32

KEBIJAKAN K-13

KOMPETENSI

PENILAIAN

PENDAMPINGAN

MONEV PENGANTAR

MATERI

PEMBELAJARAN

(33)

33

Kompetensi Sekolah Dasar

Implementasi dimensi Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan; memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai dengan jenjang pendidikan.

KEBIJAKAN K-13

KOMPETENSI

PENILAIAN

PENDAMPINGAN

MONEV PENGANTAR

MATERI

PEMBELAJARAN

(34)

34

Implementasi dimensi Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan;

memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai dengan jenjang pendidikan.

KEBIJAKAN K-13

KOMPETENSI

PENILAIAN

PENDAMPINGAN

MONEV PENGANTAR

MATERI

PEMBELAJARAN

(35)

35

Kompetensi Sekolah Menengah Atas

Implementasi dimensi Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan;

memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai dengan jenjang pendidikan.

KEBIJAKAN K-13

KOMPETENSI

PENILAIAN

PENDAMPINGAN

MONEV PENGANTAR

MATERI

PEMBELAJARAN

(36)

36

Implementasi dimensi Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan;

memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai dengan jenjang pendidikan.

KEBIJAKAN K-13

KOMPETENSI

PENILAIAN

PENDAMPINGAN

MONEV PENGANTAR

MATERI

PEMBELAJARAN

(37)

37

Materi dan Pembelajaran SD

Kelas Rendah (I-III)

Kelas Rendah (I-III)

Kelas Atas (IV-VI)

Kelas Atas (IV-VI)

 Masing-masing terdiri atas 8

Tema

Setiap tema terdiri atas 4

subtema

 Setiap subtema terdiri atas 6

unit pembelajaran

 Masing-masing terdiri atas 9

Tema

Setiap tema terdiri atas 3

subtema

 Setiap subtema terdiri atas 6

unit pembelajaran

Pembelajaran

Pembelajaran

Tematik Terpadu

Pendidikan Agama dan Budi

Pekerti

KEBIJAKAN K-13

KOMPETENSI

PENILAIAN

PENDAMPINGAN

MONEV PENGANTAR

MATERI

PEMBELAJARAN

(38)

38

Tema 1 : Diriku

Tema 2 : Kegemaranku Tema 3 : Kegiatanku Tema 4 : Keluargaku Tema 5 : Pengalamanku

Tema 6 : Lingkungan Bersih, Sehat, dan Asri

Tema 7 : Benda, Hewan, dan Tanaman di Sekitarku

Tema 8 : Peristiwa Alam

Tema 1 : Diriku

Tema 2 : Kegemaranku Tema 3 : Kegiatanku Tema 4 : Keluargaku Tema 5 : Pengalamanku

Tema 6 : Lingkungan Bersih, Sehat, dan Asri

Tema 7 : Benda, Hewan, dan Tanaman di Sekitarku

Tema 8 : Peristiwa Alam

Tema 1 : Indahnya Kebersamaan

Tema 2 : Selalu Berhemat Energi

Tema 3 : Peduli Terhadap Makhluk Hidup

Tema 4 : Berbagai pekerjaan Tema 5 : Pahlawanku

Tema 6 : Indahnya Negeriku Tema 7 : Cita - citaku

Tema 8 : Tempat Tinggalku

Tema 9 : Makananku Sehat dan Bergizi

Tema 1 : Indahnya Kebersamaan

Tema 2 : Selalu Berhemat Energi

Tema 3 : Peduli Terhadap Makhluk Hidup

Tema 4 : Berbagai pekerjaan Tema 5 : Pahlawanku

Tema 6 : Indahnya Negeriku Tema 7 : Cita - citaku

Tema 8 : Tempat Tinggalku

Tema 9 : Makananku Sehat dan Bergizi

Kelas I

Kelas I

Kelas IV

Kelas IV

(39)

39

Materi/Mata Pelajaran SMP

Kelas VII-IX

Kelas VII-IX

Kelompok A

Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

PPKn

Bahasa Indonesia Matematika

IPA Terpadu IPS Terpadu

Bahasa Inggris

Kelompok B

Seni dan Budaya

PJOK

Prakarya Kelompok A

Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

PPKn

Bahasa Indonesia

Matematika IPA Terpadu

IPS Terpadu Bahasa Inggris Kelompok B

Seni dan Budaya

PJOK

Prakarya

Orientasi Pembelajaran

Orientasi Pembelajaran

Aplikatif

 Pengembangan kemampuan

berpikir

Kemampuan belajar

 Membangun rasa ingin tahu

Pengembangan sikap peduli  Bertanggung jawab terhadap

lingkungan sosial dan alam.

 Aplikatif

Pengembangan kemampuan

berpikir

 Kemampuan belajar

Membangun rasa ingin tahu  Pengembangan sikap peduli

Bertanggung jawab terhadap

lingkungan sosial dan alam.

(40)

40

Kelas X-XII

Kelas X-XII

Kelompok A

Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

PPKn

Bahasa Indonesia

Sejarah IndonesiaMatematika

Bahasa Inggris Kelompok B

Seni dan Budaya

PJOK

Prakarya Kelompok A

Pendidikan Agama dan Budi

Pekerti

PPKn

Bahasa Indonesia

Sejarah Indonesia

Matematika

Bahasa Inggris

Kelompok B

Seni dan Budaya

PJOK

Prakarya

Kelas X-XII (Peminatan)

Kelas X-XII (Peminatan)

Kelompok C

-Matematika dan Ilmu Alam:

Matematika  Biologi

 Fisika

 Kimia

-Ilmu-ilmu Sosial

Geograf Sejarah

Ekonomi Sosiologi

-Bahasa dan Budaya

Bahasa dan Sastra Indonesia

Bahasa dan Sastra Inggris

Bahasa dan Sastra Asing Lainnya Antropologi

Kelompok C

-Matematika dan Ilmu Alam:

 Matematika

 Biologi

Fisika

 Kimia

-Ilmu-ilmu Sosial

Geograf

Sejarah

Ekonomi

Sosiologi

-Bahasa dan Budaya

Bahasa dan Sastra Indonesia

Bahasa dan Sastra Inggris

Bahasa dan Sastra Asing Lainnya

(41)

41

Kelas X-XII

Kelas X-XII

Kelompok A

Pendidikan Agama dan Budi

Pekerti

PPKn

Bahasa Indonesia

Sejarah Indonesia

MatematikaBahasa Inggris

Kelompok B

Seni dan Budaya

PJOK

Prakarya

Kelompok A

Pendidikan Agama dan Budi

Pekerti

PPKn

Bahasa Indonesia

Sejarah Indonesia

Matematika

Bahasa Inggris

Kelompok B

Seni dan Budaya

PJOK

Prakarya

Bidang Keahlian (C1)

Bidang Keahlian (C1)

 Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa

 Bidang Keahlian Teknologi Informasi dan Komunikasi

Bidang Keahlian Kesehatan  Bidang Keahlian Agribisnis dan

Agroteknologi

 Bidang Keahlian Perikanan dan Kelautan

 Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen

 Bidang Keahlian Pariwisata

Bidang Keahlian Seni Rupa dan

Kriya

 Bidang Keahlian Seni Pertunjukan

Bidang Keahlian Teknologi dan

Rekayasa

Bidang Keahlian Teknologi

Informasi dan Komunikasi

 Bidang Keahlian Kesehatan

Bidang Keahlian Agribisnis dan

Agroteknologi

Bidang Keahlian Perikanan dan

Kelautan

Bidang Keahlian Bisnis dan

Manajemen

 Bidang Keahlian Pariwisata

Bidang Keahlian Seni Rupa dan

Kriya

Bidang Keahlian Seni Pertunjukan

Materi/Mata Pelajaran SMK

(42)

42

Dasar Program

Keahlian (C2)

Dasar Program

Keahlian (C2)

Dikembangkan oleh

Direktorat Pembinaan

SMK

Dikembangkan oleh

Direktorat Pembinaan

SMK

Paket Keahlian (C3)

Paket Keahlian (C3)

Dikembangkan oleh

Direktorat Pembinaan

SMK

Dikembangkan oleh

Direktorat Pembinaan

SMK

KEBIJAKAN K-13

KOMPETENSI

PENILAIAN

PENDAMPINGAN

MONEV PENGANTAR

MATERI

PEMBELAJARAN

(43)

43

Pembelajaran

KOMPETENSI

PENILAIAN

PENDAMPINGAN

MONEV PENGANTAR

MATERI

PEMBELAJARAN

(44)

44

KOMPETENSI

PENILAIAN

PENDAMPINGAN

MONEV PENGANTAR

MATERI

PEMBELAJARAN

(45)

45

Perubahan Paradigma Pembelajaran

KOMPETENSI

PENILAIAN

PENDAMPINGAN

MONEV PENGANTAR

MATERI

PEMBELAJARAN

PENILAIAN

Dari

Pengajaran

Mencari tahu

Berbasis aneka sumber

belajar

Pendekatan ilmiah

Berbasis kompetensi

Holistik/terpadu

Kebenaran jawaban multi

dimensi

Keterampilan aplikatif

Mencari tahu

Berbasis aneka sumber

belajar

Pendekatan ilmiah

Berbasis kompetensi

Holistik/terpadu

Kebenaran jawaban multi

dimensi

Keterampilan aplikatif

• Diberitahu

• Guru sebagai sumber utama

• Tekstual

• Berbasis Konten • Parsial

• Jawaban Tunggal • Verbalisme

(46)

46

• Pembelajaran langsung (Direct Teaching)

• Pembelajaran tidak langsung (Indirect Teaching)

• Mengembangkan berpikir tingkat tinggi (High Order Thinking)

• Mengembangkan

kemampuan bekerja secara ilmiah dan keselamatan diri serta lingkungan

• Kompetensi Abad ke-21 (Collaborative, Creative, Critical Thinking,

Communicative)

• Sikap

• Pengetahuan

• Keterampilan

KOMPETENSI

PENILAIAN

PENDAMPINGAN

MONEV PENGANTAR

MATERI

PEMBELAJARAN

(47)

47

Model Pembelajaran

• Bukan satu-satunya pendekatan pembelajaran.

• Bukan urutan langkah-langkah baku

• Bukan satu-satunya pendekatan

pembelajaran.

• Bukan urutan langkah-langkah baku

• Bukan berbasis ceramah

• Bukan berbasis hafalan

• Bukan berbasis ceramah

• Bukan berbasis hafalan

• Memberikan pengalaman

• Mengembangkan sikap ilmiah

• Mendorong ekosistem sekolah berbasis aktivitas ilmiah

• Menantang

• Memotivasi

• Memberikan pengalaman

• Mengembangkan sikap ilmiah

• Mendorong ekosistem sekolah

berbasis aktivitas ilmiah

• Menantang

• Memotivasi

• Berbasis aktivitas dan kreativitas

• Menginspirasi

• Meyenangkan

• Berprakarsa

• Berbasis aktivitas dan kreativitas

• Menginspirasi

• Meyenangkan

• Berprakarsa

KOMPETENSI

PENILAIAN

PENDAMPINGAN

MONEV PENGANTAR

MATERI

PEMBELAJARAN

(48)

48

Karakteristik pembelajaran: peserta didik

secara aktif menemukan ide dan

mendapatkan makna

Komponen

KOMPETENSI

PENILAIAN

PENDAMPINGAN

MONEV PENGANTAR

MATERI

PEMBELAJARAN

(49)

49

Pembelajaran Berbasis Masalah

(

Problem Based Learning

)

Karakteristik: peserta didik secara aktif

memecahkan masalah kontekstual

Komponen

KOMPETENSI

PENILAIAN

PENDAMPINGAN

MONEV PENGANTAR

MATERI

PEMBELAJARAN

(50)

50

Karakteristik: peserta didik secara aktif

menyelesaikan suatu project, penyelesaian

memerlukan waktu penyelesaian relatif

lama

Komponen

KOMPETENSI

PENILAIAN

PENDAMPINGAN

MONEV PENGANTAR

MATERI

PEMBELAJARAN

(51)

51

Cooperatif Learning

Karakteristik: kerjasama tim dalam

melaksanakan pembelajaran  

Komponen

KOMPETENSI

PENILAIAN

PENDAMPINGAN

MONEV PENGANTAR

MATERI

PEMBELAJARAN

(52)

3

Implikasi Revisi Kurikulum 2013

(53)

Penilaian Hasil Belajar

Penilaian Sikap Spiritual & Sikap Sosial

Penilaian menggunakan skala

0 – 100.

Kriteria Ketuntasan Minimum

(KKM) ditetapkan oleh sekolah

dengan skala 100.

Nilai Sikap Spritual dan Sikap

Sosial diperoleh berdasarkan:

Hasil pembelajaran langsung

(Direct Teaching) Mapel

Pendidikan Agama-Budi Pekerti

dan Mapel PPKn

Hasil pembelajaran tidak

langsung (Indirect Teaching) dari

semua mata pelajaran

Penilaian Sikap Spritual dan

Sikap Sosial diberikan dalam

bentuk deskriptif

CONTOH FORMAT RAPOR

Implikasi terhadap Penilaian Hasil Belajar

Kebijakan

mengenai Buku Teks Pelajaran

(54)

Kebijakan

mengenai Buku Teks Pelajaran

(55)

Kebijakan Mengenai Buku Teks Pelajaran

Penerbitan buku

teks pelajaran dapat dilakukan oleh

Kemdikbud atau swasta (Permendikbud No. 8 Tahun

2016).

Implikasi terhadap Penilaian Hasil Belajar Kebijakan mengenai Buku Teks Pelajaran

Buku teks pelajaran Pemerintah bukan satu-satunya

sumber belajar utama.

Buku lama Kurikulum 2013 tetap dapat dipergunakan

sebagai sumber belajar.

1

2

3

Buku teks pelajaran harus memuat aktivitas untuk peserta didik yang digunakan dalam proses pembelajaran. Pelaku

penerbitan terdiri atas Penulis, Editor, Ilustrator, Penelaah, Konsultan, Reviewer, Penilai, dan/atau penerbit. Informasi pelaku penerbitan wajib dimuat pada bagian akhir buku.

Satuan

pendidikan wajib memilih dan menyediakan

buku teks pelajaran yang dinyatakan layak dan wajib mengevaluasi

(56)

yang Wajib Dimuat pada Bagian Akhir

Buku

Belajar

Kebijakan

(57)

4

Kerangka Sistem Pembelajaran

(58)

Pembelajaran

Benchmark Internasional

• Formatif – diagnostik

• Harian oleh guru

• Formatif

• Summative

• Semua kelas

• Semestera

n

• Akhir tahun

• Akhir jenjang

• Oleh sekolah

• PTK 4,8,11

• Progress monitoring & evaluasi

• Kelas 4,8,11

• Survey atau sensus

• Tahunan

• Oleh pemerintah

• Sumatif

• Kelas 9, 12

• Sensus

• Oleh pemerintah

• Kompetensi dasar

• Kelas 4, 9

• Survei

• PISA, TIMSS

Pembelajaran

(59)
(60)

5

(61)
(62)

62

KOMPETENSI

PENILAIAN

PENDAMPINGAN

MONEV MATERI

PEMBELAJARAN

(63)

63

Sekolah Rintisan yang Mengimplementasikan

Kurikulum 2013

KEBIJAKAN K-13

KOMPETENSI

PENILAIAN

PENDAMPINGAN

MONEV PENGANTAR

MATERI

PEMBELAJARAN

PENILAIAN

N

o

Sekolah

Tahun Pelajaran

2015/2016

Tahun pelajaran

2016/2017

Jumla

h

Rintis

an Mandiri

Jumla

h

Kuota

Usula

n

Masu

k

%

1 SD

2.255 6.934 9.189 27.84

5

27.48

0

99 36.66

9

2 SMP 1.421 2.578 3.999 5.320 5.320 100 9.000

3 SMA 1.163 1.088 2.251 2.049 2049 100 4.300

4 SMK 1.000

499 1.499 1.606 1606 100 3.105

5 PKLK 1.998

- 1.998 1.998 1.998 100 1.998

Jumlah

7.83

7

11.0

99

18.9

36

38.81

8

38.45

3 99

55.0

72

1. Akreditasi A, minimal B bagi kabupaten/kota tidak memiliki berakreditasi A

2. Tersedia guru untuk semua kelas/mata pelajaran

3. Jumlah ruang kelas sesuai dengan jumlah rombongan belajar 4. Representasi wilayah pada kabupaten/kota

(64)

64 Kapasit as sekolah Definisi Rujukan Menerapkan Mengembang kan Siap Menerapkan Mengembang kan Belum

siap Menerapkan Mengembang kan

contoh:

Pelibatan sekolah Rujukan untuk ikut mendampingi sekolah lainnya dalam rangka percepatan peningkatan kesiapan sekolah

Kesiapan sekolah didorong secara kontinu lewat berbagai metode komprehensif dengan skema persiapan sekolah yang lengkap

1

3

Berbagai bentuk assesmen kesiapan sekolah (termasuk guru) serta tingkat kapasitas sekolah dalam penerapan kurikulum nasional, yang terintegrasi dengan bentuk assesmen lain yang sudah ada

2

Catatan:

1.Di luar skema ini, peningkatan kapasitas kepala sekolah/guru secara umum akan sejalan dengan fokus mendorong kesiapan sekolah untuk menerapkan Kurikulum Nasional serta pengembangan berkelanjutan.

2.Indikator keberhasilan skema persiapan ini adalah 90% sekolah yang didampingi siap menerapkan kurikulum nasional. Tahun

Ajaran Sekolah yang Disiapkan Target

2015/2016 6% 16.991 Sekolah Rintisan

(Eks-sekolah sasaran dan mandiri K13 + 26 sekolah lulus verifkasi)

2016/2017 19% Sekolah lainnya*

2017/2018 35% Sekolah lainnya*

2018/2019 40% Seluruh sekolah sudah

implementasi

Tahap Implement asi:

* Kriteria Sekolah Rintisan dan proses Monev

(65)

65

Proses Pengembangan Dokumen Kurikulum

PENDAMPINGAN DAN OTORISASI PENDAMPINGAN DAN

OTORISASI

PENGEMBANGAN OPSI TEMPLATE SILABUS, BUKU SISWA DAN GURU SERTA MATERI AJAR BERMUTU PENGEMBANGAN OPSI TEMPLATE SILABUS, BUKU SISWA DAN GURU SERTA MATERI AJAR BERMUTU

SILABUS SILABUS

RPP RPP

MATERI DAN ALAT AJAR MATERI DAN ALAT AJAR KESIAPAN PESERTA

DIDIK KESIAPAN PESERTA

DIDIK TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL TUJUAN PENDIDIKAN

NASIONAL KEBUTUHANKEBUTUHAN

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) SATUAN PENDIDIKAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) SATUAN PENDIDIKAN

KERANGKA DASAR KURIKULUM (Filosofs, Yuridis, Konseptual) KERANGKA DASAR KURIKULUM

(Filosofs, Yuridis, Konseptual)

STRUKTUR KURIKULUM STRUKTUR KURIKULUM

STANDAR PROSES

STANDAR PROSES STANDAR ISISTANDAR ISI STANDAR PENILAIANSTANDAR PENILAIAN

(66)

of a curriculum framework relies

not

simply on the policy or regulatory

practice

, but also on

educators

;

their interpretation, knowledge and

understanding of the framework; and

their ability to apply it to their

pedagogical practices.”

Marianne Knaus

(67)

Implementasi kurikulum harus

memastikan terjadinya

keselarasan

antara

dokumen

kurikulum

(

intended/written

curriculum

),

pembelajaran

(

taught/implemented curriculum

), dan

(68)
(69)

Terima Kasih.

Referensi

Dokumen terkait

Satu kajian bertajuk “Latihan Dalam Bidang Keselamatan dan Kesan Terhadap Kesedaran Keselamatan Pekerjaan” oleh Ramlan (1997) telah mendapati bahawa majikan yang

yang tinggi guna mampu melaksanakan fungsi operasional. Scbclum kita melakukan misi untuk berlayar, nilai ovoilahlhty ini sebaiknya pcrlu kita ketahui. Akankah kita bisa

Selanjutnya pada kegiatan penutup, guru memberikan soal yang berupa beberapa pertanyaan terkait dengan bahan bacaan yang telah dipelajari oleh siswa yang harus dikerjakan

Bahwa benar dalam persidangan terbukti para saksi korban berangkat menuju Papua Sorong akan tetapi keterlibatan atau peran terdakwa dalam perkara ini masih keliatan sumir

Sumber: Maman dkk.. Kecenderungan yang sama terjadi pada fase budidaya. Dari 11 potensi risiko fase budidaya, terdapat 4 risiko yang sering mucul, yakni: 1) kesulitan mengamati

1) Sebagai garis atau line yaitu orang-orang yang menjalankan tugas pokok organisasi dalam rangka mencapai tujuan. 2) Sebagai staf yaitu orang-orang yang melakukan

kepada siswa pada saat diskusi, (2) Berusaha mengambil perhatian siswa sehingga kelas dapat dikuasai dengan baik (3) Menambah waktu pengerjaan LKS. Selain terjadi

Dari uraian definisi di atas maka penulis dapat menyimpulkan dari judul skripsi peranan pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler jurnalistic learning activities