• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMAKAIAN ALAT BANTU STANDING BLANKAR PADA PEMBELAJARAN BINA GERAK BAGI SISWA CEREBRAL PALSY DI SLBN CILEUNYI KABUPATEN BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMAKAIAN ALAT BANTU STANDING BLANKAR PADA PEMBELAJARAN BINA GERAK BAGI SISWA CEREBRAL PALSY DI SLBN CILEUNYI KABUPATEN BANDUNG."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

Nurfitri Aprianty Fauzia, 2014

PEMAKAIAN ALAT BANTU STAND ING BLANKAR PAD A PEMBELAJARAN BINA GERAK BAGI SISWA CEREBRAL PALSY D I SLBN CILEUNYI KABUPATEN BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PEMAKAIAN ALAT BANTU STANDING BLANKAR PADA

PEMBELAJARAN BINA GERAK BAGI SISWA CEREBRAL

PALSY DI SLBN CILEUNYI KABUPATEN BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Khusus

Oleh

Nurfitri Aprianty Fauzia 0901025

JURUSAN PENDIDIKAN KHUSUS

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)

Nurfitri Aprianty Fauzia, 2014

PEMAKAIAN ALAT BANTU STAND ING BLANKAR PAD A PEMBELAJARAN BINA GERAK BAGI SISWA CEREBRAL PALSY D I SLBN CILEUNYI KABUPATEN BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2014

PEMAKAIAN ALAT BANTU KHUSUS STANDING

BLANKAR PADA PEMBELAJARAN BINA GERAK

BAGI SISWA CEREBRAL PALSY DI SLBN

CILEUNYI KABUPATEN BANDUNG

Oleh:

Nurfitri Aprianty Fauzia

Sebuah Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

 Nurfitri Aprianty Fauzia Universitas Pendidikan Indonesia

(3)

Nurfitri Aprianty Fauzia, 2014

PEMAKAIAN ALAT BANTU STAND ING BLANKAR PAD A PEMBELAJARAN BINA GERAK BAGI SISWA CEREBRAL PALSY D I SLBN CILEUNYI KABUPATEN BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis.

LEMBAR PENGESAHAN

Diella Olivia Febriani 0906468

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BINA DIRI DAN BINA GERAK

BAGI ANAK CEREBRAL PALSY DI SLB NEGERI CILEUNYI

KABUPATEN BANDUNG

Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I

Dr. H. M. Sugiarmin, M.Pd NIP: 19540527 198703 1 002

Pembimbing II

(4)

Nurfitri Aprianty Fauzia, 2014

PEMAKAIAN ALAT BANTU STAND ING BLANKAR PAD A PEMBELAJARAN BINA GERAK BAGI SISWA CEREBRAL PALSY D I SLBN CILEUNYI KABUPATEN BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Khusus FIP UPI

(5)

Nurfitri Aprianty Fauzia, 2014

PEMAKAIAN ALAT BANTU STAND ING BLANKAR PAD A PEMBELAJARAN BINA GERAK BAGI SISWA CEREBRAL PALSY D I SLBN CILEUNYI KABUPATEN BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

PEMAKAIAN ALAT BANTU KHUSUS STANDING BLANKAR PADA PEMBELAJARAN BINA GERAK BAGI SISWA CEREBRAL

PALSY DI SLBN CILEUNYI KABUPATEN BANDUNG

Siswa cerebral palsy merupakan salah satu siswa berkebutuhan khusus yang memiliki kelainan atau kecacatan akibat kerusakan otak. Mengingat bahwa otak merupakan pusat dari semua fungsi tubuh manusia, maka kerusakan otak tersebut mengakibatkan kecacatan fisik juga gangguan lainnya seperti gangguan koordinasi gerak yang termasuk didalamnya gangguan keseimbangan. Gangguan keseimbangan yang terjadi menghambat siswa cerebral palsy dalam melakukan aktivitas mobilisasinya, hal inilah yang menjadi dasar perlunya pemakaian alat bantu khusus standing blankar dalam upaya mengembalikan, mempertahankan atau meningkatkan kemampuan keseimbangan siswa cerebral palsy. Pemakaian alat bantu khusus dinilai memberikan kontribusi aktif dalam menunjang pembelajaran bina gerak juga membantu proses rehabilitasi fisik siswa cerebral palsy dalam mengusahakan perkembangan gerak siswa cerebral palsy. Metode yang sesuai dengan masalah ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi, wawancara, dan studi dokumentasi, subyek dalam penelitian ini adalah siswa cerebral palsy. Berdasarkan penelitian diperoleh hasil sebagai berikut: pemakaian alat bantu khusus standing blankar pada pembelajaran bina gerak bagi siswa cerebral palsy dapat mempertahankan juga meningkatkan fungsi gerak dan keseimbangan siswa cerebral palsy dengan latihan yang dilakukan secara bertahap. Penulis memberikan saran pada seluruh pihak yang terkait untuk dapat menambah wawasan yang lebih luas dalam memodifikasi alat bantu khusus standing blankar sehingga untuk kedepannya alat ini dapat lebih baik lagi dalam penggunaannya serta dapat diperkenalkan pada masyarakat umum maupun lembaga lain yang membutuhkannya.

(6)

Nurfitri Aprianty Fauzia, 2014

PEMAKAIAN ALAT BANTU STAND ING BLANKAR PAD A PEMBELAJARAN BINA GERAK BAGI SISWA CEREBRAL PALSY D I SLBN CILEUNYI KABUPATEN BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

TOOL USE IN SPECIFIC LEARNING BLANKAR STANDING OF MOTION FOR STUDENTS IN SLBN Cileunyi cerebral palsy DISTRICT

BANDUNG

Students cerebral palsy is one of the students with special needs who have a disorder or disability due to brain damage. Given that the brain is the center of all the functions of the human body, the brain damage that results in physical disability are also other disorders such as impaired motor coordination including balance disorders. Disorders balance cerebral palsy occurs inhibit students in mobilization activities, it is the basic necessity of the use of special tools blankar standing in an effort to restore, maintain or improve students' ability to balance cerebral palsy. The use of special tools assessed to contribute actively in the learning support community development movement also helps the students physical rehabilitation of cerebral palsy in a motion seeking the development of cerebral palsy students. The method according to this problem is the descriptive method with qualitative approach. Data collection techniques used in this study is the observation, interviews, and documentation studies, subjects in this study were students with cerebral palsy. Based on the following results were obtained: the use of special tools blankar standing building on the learning of movement for students to maintain cerebral palsy also improve motor function and balance of students with cerebral palsy exercise gradually. The author gives advice on all relevant parties to be able to add greater insight in modifying standing blankar special tools for the future so that this tool can be better in use and can be introduced to the general public and other institutions that need it.

(7)

Nurfitri Aprianty Fauzia, 2014

PEMAKAIAN ALAT BANTU STAND ING BLANKAR PAD A PEMBELAJARAN BINA GERAK BAGI SISWA CEREBRAL PALSY D I SLBN CILEUNYI KABUPATEN BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...i

KATA PENGANTAR ………..……….…..…….ii

UCAPAN TERIMAKASIH ……….…..………......iii

DAFTAR ISI ………..…..vi

DAFTAR TABEL ………...viii

DAFTAR GAMBAR ………...….…ix

DAFTAR LAMPIRAN ……….………....…….…...x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1

B. Fokus Masalah...7

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ...8

BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Cerebral Palsy...11

1. Pengertian Cerebral Palsy...11

2. Hambatan Siswa Cerebral Palsy...12

3. Klasifikasi Cerebral Palsy ……….16 4. Komplikasi………..…..19 5. Prinsip Penanganan Siswa Cerebral Palsy...21

B. Konsep Dasar Bina Gerak………...……...25

1. Pengertian dan Tujuan Bina Gerak... 25

2. Pembelajaran Bina Gerak……….………27

C. Konsep Alat Bantu Khusus Standing Blankar...32

(8)

Nurfitri Aprianty Fauzia, 2014

PEMAKAIAN ALAT BANTU STAND ING BLANKAR PAD A PEMBELAJARAN BINA GERAK BAGI SISWA CEREBRAL PALSY D I SLBN CILEUNYI KABUPATEN BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian...39

B. Tempat Penelitian...41

C. Instrumen Penelitian……...42

D. Teknik Pengumpulan Data……...43

E. Analisis Data……...45

F. Pengujian Keabsahan Data……...46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ...48

B. Pembahasan Hasil Penelitian ...68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...77

B. Saran...81

DAFTAR PUSTAKA………...83 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(9)

Nurfitri Aprianty Fauzia, 2014

PEMAKAIAN ALAT BANTU STAND ING BLANKAR PAD A PEMBELAJARAN BINA GERAK BAGI SISWA CEREBRAL PALSY D I SLBN CILEUNYI KABUPATEN BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

(10)

Nurfitri Aprianty Fauzia, 2014

PEMAKAIAN ALAT BANTU STAND ING BLANKAR PAD A PEMBELAJARAN BINA GERAK BAGI SISWA CEREBRAL PALSY D I SLBN CILEUNYI KABUPATEN BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

(11)

Nurfitri Aprianty Fauzia, 2014

PEMAKAIAN ALAT BANTU STAND ING BLANKAR PAD A PEMBELAJARAN BINA GERAK BAGI SISWA CEREBRAL PALSY D I SLBN CILEUNYI KABUPATEN BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keseimbangan merupakan pondasi dasar dalam membentuk sikap tubuh yang benar saat di tempatkan dalam berbagai posisi seimbang baik statik atau dinamik, keseimbangan adalah kemampuan relatif untuk mengontrol pusat massa tubuh atau pusat gravitasi dan melibatkan berbagi gerakan di setiap segmen tubuh dengan dibantu oleh system musculoskeletal dan bidang tumpu. Kemampuan untuk menyeimbangkan

(12)

2

Nurfitri Aprianty Fauzia, 2014

PEMAKAIAN ALAT BANTU STAND ING BLANKAR PAD A PEMBELAJARAN BINA GERAK BAGI SISWA CEREBRAL PALSY D I SLBN CILEUNYI KABUPATEN BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Cerebral palsy merupakan suatu gangguan gerak dimana siswa

mengalami hambatan motorik yang menyebabkan aktifitas mobilisasinya terhambat. Apabila dikaitkan dengan keseimbangan, siswa cerebral palsy mengalami kesulitan dalam mengatur tubuhnya dalam posisi seimbang yang berdampak pada aktifitas mobilisasinya. Keseimbangan merupakan modal awal bagi siswa cerebral palsy untuk dapat berdiri dan berjalan secara mandiri tanpa bantuan berlebihan dari orang lain. Sedangkan, siswa cerebral palsy mengalami hambatan dalam mencapai keseimbangan

tubuhnya sehingga memerlukan perhatian khusus dalam perkembangan gerak tubuhnya yaitu dengan melakukan berbagai latihan dengan menggunakan berbagai alat tertentu, latihan tersebut merupakan bentuk upaya dalam menangani masalah gerak yang dialami siswa cerebral palsy. Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh The National Academy for Child Development (2012) pada http:/nacd.org/labels/cerebral_palsy.php

menyatakan bahwa:

Cerebral palsy adalah istilah yang digunakan untuk sekelompok individuyang memiliki hambatan gerak fisik, sebagai lawan mental. Anak-anak ini sebagai sebuah kelompok, masalah pemeran yang mempengaruhi kemampuan mereka untuk melakukan mobilisasi (merangkak, mmerayap, berdiri, dan berjalan) atau kemampuan menggunakan tangan mereka (makan, minum, menulis, dan berpakaian) juga kemampuan verbalisasi atau berbicara.

Berdasarkan pernyataan di atas dapat ditarik suatu pendapat bahwa Cerebral palsy merupakan suatu kelainan gerak, postur, atau bentuk tubuh,

gangguan koordinasi, dan kadang dapat disertai gangguan psikologis dan sensoris yang disebabkan oleh adanya kerusakan pada masa-masa perkembangan otak. Terlepas dari kelainan yang dialami siswa cerebral palsy, tentu mereka tetap berhak mendapatkan pendidikan yang sesuai

(13)

3

Nurfitri Aprianty Fauzia, 2014

PEMAKAIAN ALAT BANTU STAND ING BLANKAR PAD A PEMBELAJARAN BINA GERAK BAGI SISWA CEREBRAL PALSY D I SLBN CILEUNYI KABUPATEN BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan hambatan dan kebutuhannya. Hal ini berdasarkan Undang-Undang Dasar (UUD) Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional Pasal 5 ayat 2 yang mencantumkan bahwa “warga

negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan atau social berhak memperoleh pendidikan khusus”. Dengan diberikannya layanan pendidikan khusus bagi siswa berkebutuhan khusus termasuk siswa dengan kelainan fisik yaitu tunadaksa yang termasuk di dalamnya cerebral palsy, maka dengan demikian hak pendidikannya dapat terpenuhi

dengan baik sehingga dapat membantu mengatasi hambatan-hambatan yang dialami. Upaya pendidikan dan layanan khusus tersebut tentu harus disesuaikan dengan kebutuhan siswa cerebral palsy itu sendiri, karena kemampuan yang dimiliki setiap siswa cukup beragam. Salah satu kebutuhan dasar setiap individu ialah melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri yang dapat didukung dengan gerak mobilisasi yang mudah, begitupun dengan kebutuhan siswa cerebral palsy. Sedangkan, bagi siswa cerebral palsy yang mengalami hambatan utama pada fisik dan

motoriknya, tentu melakukan aktivitas sehari-hari dengan mandiri bukan suatu hal yang mudah, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Unanah (2003:72) dinyatakan bahwa „kemampuan pindah diri siswa cerebral palsy belum berkembang secara optimal, hal ini disebabkan

karena selain kecacatannya yang kompleks juga karena variasi pembelajaran bina gerak yang dilaksanakan oleh guru belum optimal.

(14)

4

Nurfitri Aprianty Fauzia, 2014

PEMAKAIAN ALAT BANTU STAND ING BLANKAR PAD A PEMBELAJARAN BINA GERAK BAGI SISWA CEREBRAL PALSY D I SLBN CILEUNYI KABUPATEN BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengakibatkan siswa kesulitan menggerakan seluruh anggota tubuhnya maupun beberapa anggota gerak saja. Penanganan tersebut salah satunya dapat diaplikasikan melalui upaya pendidikan dengan dilaksanakannya pembelajaran bna gerak, pembelajaran tersebut diberikan sesuai dengan kebutuhan belajar siswa cerebral palsy yang didasari kemampuan gerak awal dari setiap siswa yang bersangkutan. Pembelajaran bina gerak diberikan dengan harapan dapat membantu mengenbangkan fungsi gerak dari siswa cerebral palsy sehingga dapat melakukan aktivitas sehari-harinya secara mandiri. Salah satu tujuan dari pendidikan bagi siswa tunadaksa termasuk siswa cerebral palsy yakni guru berperan dalammerehabilitasi aspek fisik dan gerak motorik siswa cerebral palsy yang dapat diaplikasikan dalam pembelajaran bina gerak. Berdasarkan buku Standar Kompetendi dan Kompetendi Dasar Program Khusus Bina Gerak yang telah disusun oleh Depdiknas (2007:1), dinyatakan bahwa:

Program khusus bina gerak merupakan upaya pendidikan yang diberikan secara khusus bagi siswa tunadaksa untuk membantu menumbuhkembangkan kemampuan gerak motorik serta sikap percaya diri yang mendasari untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

Program tersebut merupakan serangkaian kegiatan dan latihan yang dilakukan secara terus menerus dan bukan sebagai mata pelajaran di SLB-D. Adapun tujuan khusus dari pembelajaran bina gerak menurut Depdiknas (2007:1), yaitu:

(15)

5

Nurfitri Aprianty Fauzia, 2014

PEMAKAIAN ALAT BANTU STAND ING BLANKAR PAD A PEMBELAJARAN BINA GERAK BAGI SISWA CEREBRAL PALSY D I SLBN CILEUNYI KABUPATEN BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Salah satu sekolah yang menyelenggarakan pembelajaran bina gerak bagi siswa tunadaksa termasuk siswa cerebral palsy ialah SLBN Cileunyi yang terletak di Kabupaten Bandung. Sekolah ini menangani berbagai jenis siswa berkebutuhan khusus, termasuk salah satunya siswa cerebral palsy, bahkan kebanyakan siswa tunadaksa yang mebgikuti

pembelajaran bina gerak di SLBN Cileunyi didominasi p;eh siswa cerebral palsy terutama tipe spatik. Terdapat sekitar 8 dari 13 siswa

cerebral palsy di SLBN Cileunyi merupakan tipe spastik atau kaku,

sedangkan sisanya merupakan klasifikasi lain seperti athetoid, ataxia, rigid dan campura (mixed). Kekakuan (spastik) yang terjadi pada setiap siswa sangat beragam mulai dari kekakuan beberapa anggota gerak tertentu seperti tangan, kaki, leher, dll dan ada pula yang mengalami kaku di seluruh anggota tubuhnya. Dikarenakan kekakuan tersebut maka secara otomatis gerakan tubuh juga akan terbatas dengan gerak otot dan ruang sendi yang tidak maksimal, kesulitan gerak itulah yang menyebabkan siswa cerebral palsy megngalami hambatan juga dalam melakukan akativitas mobilisasinya. Sebaliknya, terdapat beberapa siswa cerebral palsy yang mengalami lemas dan kelayuhan di seluruh tubuhnya, hal ini

menyebabkan siswa tersebut tidak mampu menopang berat tubuhnya sendiri juga kesulitan dalam menggenggam sesuatu.

(16)

6

Nurfitri Aprianty Fauzia, 2014

PEMAKAIAN ALAT BANTU STAND ING BLANKAR PAD A PEMBELAJARAN BINA GERAK BAGI SISWA CEREBRAL PALSY D I SLBN CILEUNYI KABUPATEN BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kekuatan otot lemah dan tidak dapat menopang berat tubuh sendiri. Kesulitan posisi berdiri tersebut merupakan hambatan fisik yang meliputi gangguan gerak, koordinasi tubuh, keseimbangan dan kekuatan otot.

Pada saat ini teknologi sudah dapat membantu keberlangsungan gerak bagi siswa cerebral palsy, hal tersebut dapat terlihat dari adanya berbagai alat bantu khusus yang dapat melatih fungsi gerak tubuh siswa cerebral palsy. Alat bantu khusus tersebut menjadi sangat penting dalam

pemakaiannya bagi siswa cerebral palsy selain kegunannya yang dapat melatih berbagai fungsi tubuh siswa cerebral palsy alat-alat tersebut juga memiliki peran penting dalam perkembangan siswa cerebral palsy dalam berbagai aspek terutama fisiknya. Salah satu alat bantu khusus sangat berpengaruh dalam peningkatan gerak otot dan keseimbangan siswa cerebral palsy adalah alat bantu khusus standing blankar dimana alat

bantu khusus ini baru digunakan di SLBN Cileunyi. Alat bantu khusus standing blankar berfungsi untuk melatih keseimbangan siswa cerebral

palsy agar mampu berdiri sehingga dapat membantu latihan berjalan untuk

kesepannya, dengan bantuan alat tersebut keseimbangan siswa dapat dilatih secara bertahap sehingga diharapkan alat bantu khusus ini mampu membantu siswa cerebral palsy agar dapat melakukan aktivitas mobilisasinya secara mandiri, karena mandiri menjadi sangat penting bagi masa depan siswa cerebral palsy karena menjadikan siswa untuk tidak terlalu bergantung pada orang lain. Selain itu, alat bantu khusus standing blankar dapat mengoreksi bentuk tubuh siswa cerebral palsy sehingga

sedikitnya mampu memperbaiki kelainan bentuk tersebut.

(17)

7

Nurfitri Aprianty Fauzia, 2014

PEMAKAIAN ALAT BANTU STAND ING BLANKAR PAD A PEMBELAJARAN BINA GERAK BAGI SISWA CEREBRAL PALSY D I SLBN CILEUNYI KABUPATEN BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menganggu kegiatan maupun aktivitas yang sednag dilakukan. Standing blankar ini merupakan salah satu alternatif alat bantu khusus yang dapat

membantu melatih keseimbangan siswa cerebral palsy dan selama ini sering digunakan dalam pembelajaran bina gerak. Penggunaan alat bantu khusus standing blankar dalam pembelajaran bina gerak tidak sulit sehingga siswa mudah beradaptasi dalam pemakaiannya untuk melatih keseimbangan siswa cerebral palsy juga alat bantu khusus ini memiliki roda sehingga saat siswa memakai alat ini ia tetap bisa berjalan-jalan dengan didorong sehingga tidak merasa tertekan dan bosan. Peran orang tua sangat dibutuhkan untuk dapat terus memotivasi siswa dalam pemakaian alat bantu khusus standing blankar pada pembelajaran bina gerak, selain dapat meringankan beban guru untuk melatih keseimbangan siswa cerebral palsy peran orang tua juga dapat mengarahkan siswa untuk terus belajar membentuk posisi tubuh yang benar, keberadaan alat bantu khusus standing blankar ini haruslah menjadi salah satu aspek untuk dapat membentuk kemandirian siswa untuk dapat mengkoordinasi tubuhnya sendiri dalam posisi seimbang baik di sekolah maupun di rumah.

Pada kenyataannya, alat bantu khusus standing blankar ini belum banyak digunakan oleh masyarakat yang berhubungan dengan siswa cerebral palsy. Masih rendahnya pengetahuan dan kesadaran akan peran

(18)

8

Nurfitri Aprianty Fauzia, 2014

PEMAKAIAN ALAT BANTU STAND ING BLANKAR PAD A PEMBELAJARAN BINA GERAK BAGI SISWA CEREBRAL PALSY D I SLBN CILEUNYI KABUPATEN BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

di sekolah maupun dirumah untuk siswa selalu menggerakan dan melatih funsi gerak tubuh siswa cerebral palsy. Hal tersebut dilakukan agar kedepannya siswa tidak hanya belajar posisi berdiri secara seimbang hanya saat memakai alat bantu khusus standing blankar pada pembelajaran bina gerak di sekolah. Contohnya saja, dengan pemakaian alat bantu khusus standing blankar siswa belajar mengkoordinasi tubuh pada posisi

seimbang akan terasa percuma bila saat dirumah siswa tetap berada pada posisi tubuh yang tidak seharusnya. Karena hal tersebut akan membuat siswa tetap merasa bergantung pada orang lain dengan tidak memiliki kemandirian dalam melakukan aktifitas mobilisasinya sendiri. Dari latar belakang yang telah dipaparkan, maka penulis bermaksud untuk meneliti tentang pemakaian alat bantu Standing blankar pada program bina gerak bagi siswa cerebral palsy di SLBN Cileunyi Kabupaten Bandung.

B. Fokus Masalah

Adapun fokus masalah penelitian yang akan diteliti yakni “Bagaimana pemakaian alat bantu khusus Standing blankar pada program bina gerak bagi siswa cerebral palsy di SLBN Cileunyi Kabupaten Bandung?”. Fokus masalah ini dijabarkan melalui pertanyaan-pertanyaan penelitian berikut ini:

1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran bina gerak bagi siswa cerebral palsy yang memakai alat bantu khusus standing blankar?

2. Bagaimana pemakaian alat bantu khusus Standing blankar bagi siswa cerebral palsy pada pembelajaran bina gerak di SLBN Cileunyi?

(19)

9

Nurfitri Aprianty Fauzia, 2014

PEMAKAIAN ALAT BANTU STAND ING BLANKAR PAD A PEMBELAJARAN BINA GERAK BAGI SISWA CEREBRAL PALSY D I SLBN CILEUNYI KABUPATEN BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Upaya apa saja yang dilakukan pihak sekolah dalam mengantisipasi kekurangan yang ada pada alat bantu khusus?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan

Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian ini dibagi menjadi dua, yakni tujuan umum dan tujuan khusus, diantaranya sebagai berikut:

a. Tujuan Umum

Untuk pemakaian alat bantu Standing blankar pada program bina gerak bagi siswa cerebral palsy di SLBN Cileunyi Kabupaten Bandung.

b. Tujuan Khusus

1) Untuk mengetahui bagaimana pelaksaan pembelajaran bina gerak bagi siswa yang memakai alat bantu khusus standing blankar di SLBN Cileunyi.

2) Untuk mengetahui pemakaian Standing blankar bagi siswa cerebral palsy pada pembelajaran bina gerak di SLBN Cileunyi

3) Untuk mengetahui hambatan yang terjadi dalam pemakaian alat bantu khusus standing blankar bagi siswa cerebral palsy di SLBN Cileunyi.

4) Untuk mengetahui upaya apa saja yang dilakukan pihak sekolah demi mengantisipasi kekurangan yang ada pada alat bantu Standing blankar di SLBN Cileunyi.

2. Kegunaan

(20)

10

Nurfitri Aprianty Fauzia, 2014

PEMAKAIAN ALAT BANTU STAND ING BLANKAR PAD A PEMBELAJARAN BINA GERAK BAGI SISWA CEREBRAL PALSY D I SLBN CILEUNYI KABUPATEN BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Bagi siswa

Dapat membantu speserta didik cerebral palsy dalam menerima pembelajaran bina gerak yang lebih baik saat menggunakan alat bantu Standing blankar

2) Bagi orang tua

Sebagai pengetahuan tambahan bagi orang tua yang memiliki siswa cerebral palsy serta informasi mengenai kemampuan bina gerak siswa cerebral palsy.

3) Bagi guru

Sebagai evaluasi kepada guru ketika memberikan pembelajaran bina gerak dengan memakai alat bantu Standing blankar pada siswa cerebral palsy, sehingga diharapkan pembelajaran selanjutnya dapat lebih baik.

4) Bagi pihak sekolah

Dapat menjadi awal dari tindak lanjut yang dapat diberlakukan dalam memberikan pengelolaan program sekolah dalam hal ini pembelajaran keterampilan bina gerak serta mampu memperbaharui alat bantu yang sudah ada agar dapat lebih fungsional dalam pemakaiannya.

5) Bagi penulis

(21)

Nurfitri Aprianty Fauzia, 2014

PEMAKAIAN ALAT BANTU STAND ING BLANKAR PAD A PEMBELAJARAN BINA GERAK BAGI SISWA CEREBRAL PALSY D I SLBN CILEUNYI KABUPATEN BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Secara sederhana, metode ialah suatu rancangan atau rencana untuk memecahkan suatu masalah tertentu. Dalam memecahkan suatu masalah dalam suatu penelitian diperlukan rancangan rencana yang padat dan efisien dalam pelaksanaannya, dengan kata lain diperlukan susunan suatu metode yang sistematis. Berdasarkan metode pendekatan ini diharapkan dapat terkumpul semua data yang sesuai dengan pemecahan masalah yang diteliti. Secara lebih luasnya lagi maka Sugiyono (2009:6) menjelaskan bahwa :

Metode penelitian adalah cara-cara ilmiah untuk mendapatkan data-data yang valid, dengan tujuan dapat ditentukan, dikembangkan dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentusehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah. Adapun beberapa metode pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini

adalah „Pada dasarnya, metode pendekatan dalam penelitian terbagi menjadi tiga

golongan, yaitu pendekatan deskriptif, historis dan eksperimental” (Arikunto,

1996:65)

Dalam penelitian ini, digunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang mana berarti penelitian ini mengungkapkan fenomena-fenomena yang terjadi secara aktual. Untuk lebih jelasnya, dapat dikutip dari suatu pendapat Bogdan dan Taylor dalam buku yang ditulis oleh Moleong (2012:4) bahwa

(22)

40

Nurfitri Aprianty Fauzia, 2014

PEMAKAIAN ALAT BANTU STAND ING BLANKAR PAD A PEMBELAJARAN BINA GERAK BAGI SISWA CEREBRAL PALSY D I SLBN CILEUNYI KABUPATEN BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang

dapat diamati‟.

Penelitian dengan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif akan memberikan suatu uraian yang menggambarkan mengenai pemakaian alat bantu khusus standing blankar pada pembelajaran bina gerakbagi siswa cerebral palsy di SLBN Cileunyi Kabupaten Bandung. Seluruh data yang didapat di lapangan akan dianalisis kemudian disimpulkan dalam bentuk uraian deskriptif. Musthafa (Alwasilah, 2002 : 27) mengemukakan bahwa “pendekatan kualitatif sendiri diartikan sebagai pendekatan penelitian yang bertujuan untuk memahami fenomena social dari perspektif para partisipan melalui ke dalam kehidupan actor-aktor yang terlihat.”

Metode penelitian deskriptif digunakan untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa sekarang dan dapat dilakukan dengan menempuh langkah-langkah pengumpulan, klasifikasi dan analisis dengan tujuan utama membuat penggambaran langsung mengenai suatu keadaan secara objektif dalam suatu deskriptif situasi tertentu. Penelitian kualitatif tidak akan berhubungan dengan angka-angka melainkan akan erat kaitannya dengan naskah wawancara, studi dokumentasi, catatan lapangan, dsb. Seperti halnya yang dikemukakan oleh Bogdan & Taylor dalam Basrowi dan Suwandi (2008:23):

Pendekatan kualitatif diharapkan mampu menghasilkan suatu uraian mendalam tentang ucapan, tulisan dan atau perilaku yang diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat, dan atau suatu organisasi tertentu dalam suatu settting konteks tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif, dan holistik.

(23)

41

Nurfitri Aprianty Fauzia, 2014

PEMAKAIAN ALAT BANTU STAND ING BLANKAR PAD A PEMBELAJARAN BINA GERAK BAGI SISWA CEREBRAL PALSY D I SLBN CILEUNYI KABUPATEN BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ini akan diungkapkan mengenai gambaran situasi pemakaian alat bantu khusus standing blankar bagi siswa cerebral palsy di SLBN Cileunyi. Proses penelitian

sendiri dilakukan melalui tiga tahapan pekerjaan lapangan dan tahapan analisis data. Tahapan-tahapan tersebut dijelaskan dalam bagian berikut ini:

Gambar 3.1. Tahapan Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran bina gerak dengan pemakaian alat bantu khusus standing blankar bagi anak cerebral palsy di SLBN Cileunyi. Kegiatan pembelajaran yang diteliti meliputi dampak

pemakaian alat bantu khusus standing blankar bagi siswa celebral palsy yang menggunakannya, pemakaian alat bantu khusus standing blankar sesuai dengan tuntunan ahlinya, evaluasi dan tindak lanjut serta hambatan dan upaya yang dilakukan oleh guru selama melaksanakan pembelajaran bina gerak bagi siswa cerebral palsy yang memakai alat bantu khusus standing blankar.

(24)

42

Nurfitri Aprianty Fauzia, 2014

PEMAKAIAN ALAT BANTU STAND ING BLANKAR PAD A PEMBELAJARAN BINA GERAK BAGI SISWA CEREBRAL PALSY D I SLBN CILEUNYI KABUPATEN BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tempat penelitian ini mendeskripsikan lokasi penelitian yang akan dilakukan. Penelitian ini akan dilakukan di SLBN Cileunyi Kabupaten Bandung yang beralamat di Jl. Pandanwangi, Cibiru Indah III, Cileunyi, Bandung 40393. Sekolah ini mendidik anak berkebutuhan khusus dengan

karakteristik yang beragam, mulai dari anak tunanetra, tunarungu, tunagrahita,

tunadaksa dan autis. Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, anak-anak berkebutuhan khusus dibagi ke dalam rombongan belajar sesuai dengan jenis hambatannya. Jumlah anak tunadaksa yang mengikuti kegiatan pendidikan di SLBN Cileunyi yakni berjumlah 28 anak. Sebagian besar anak tunadaksa di SLBN Cileunyi, termasuk anak cerebral palsy dengan kelainan dan karakteristik yang berbeda-beda. Dengan menerima anak tunadaksa sebagai peserta didik di sekolah ini, tentu SLBN Cileunyi juga turut menyelenggarakan program khusus bina gerak bagi anak tunadaksa. Program pembelajaran bina gerak di SLBN Cileunyi dilaksanakan di dalam ruangan khusus bina gerak sehingga kondisi pembelajaran menjadi lebih kondusif. Seluruh siswa tunadaksa mengikuti pembelajaran bina gerak termasuk didalamnya siswa cerebral palsy, diantara 28 siswa tunadaksa 15 diantaranya merupakan siswa cerebral palsy dan untuk saat ini hanya beberapa siswa cerebral palsy yang masih aktif memakai alat bantu khusus standing blankar

pada setiap pembelajaran bina gerak, dikarenakan sifat dari alat bantu khusus standing blankar bersifat statis dan siswa cerebral palsy lainnya sudah

memakai alat bantu khusus lain yang bersifat dinamis seperti wall bars, pararel bars, straight, atau foot placement leader, dsb.

C. Instrumen Penelitian

(25)

43

Nurfitri Aprianty Fauzia, 2014

PEMAKAIAN ALAT BANTU STAND ING BLANKAR PAD A PEMBELAJARAN BINA GERAK BAGI SISWA CEREBRAL PALSY D I SLBN CILEUNYI KABUPATEN BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peneliti sendiri yang akan menjadi alat peneliti utama. Peneliti yang akan mengungkap sendiri tentang kasus atau masalah yang akan ditelitinya dengan melakukan pengamatan dan wawancara secara langsung dengan responden. Menurut Sugiyono, instrumen dalam penelitian kualitatif deskriptif ini adalah peneliti sendiri sebagai human instrument. “Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai

sumber data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya”

(Sugiyono, 2009:222).

Peneliti adalah sebagai instrumen utama, maka perlu adanya persiapan yang perlu dilakukan peneliti sebelum penelitian dilaksanakan, sehingga perencanaan penelitiannya dapat terlaksana dengan baik. Begitupun yang diungkapkan Moleong, (2012:168) bahwa ”Peneliti merupakan perencana, pelaksana, pengumpul data, pencatat data, analisis, penafsir data dan pada akhirnya menjadi pelopor hasil-hasil penelitian”.

Responden dalam penelitian ini adalah pihak-pihak yang terlibat dalam pembelajaran bina gerak bagi anak cerebral palsy di SLBN Cileunyi yaitu guru pelaksana serta penanggungjawab pembelajaran bina diri dan bina gerak di SLBN Cileunyi yang berinisial ibu YN. Beliau dipilih sebagai informan kunci dalam pengumpulan data melalui kegiatan wawancara. Sebab dari jumlah 8 guru yang turut mengajar bina gerak, Ibu YN yang diberi tanggung jawab oleh Kepala Sekolah khusus untuk penyelenggaraan program khusus bina gerak di SLBN Cileunyi. Dalam pelaksanaan pembelajarannya, Ibu YN juga turut serta mengajar bina gerak sehingga diharapkan data-data penelitian bisa diperoleh melalui Ibu YN.

D. Teknik Pengumpulan Data

(26)

44

Nurfitri Aprianty Fauzia, 2014

PEMAKAIAN ALAT BANTU STAND ING BLANKAR PAD A PEMBELAJARAN BINA GERAK BAGI SISWA CEREBRAL PALSY D I SLBN CILEUNYI KABUPATEN BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengumpulan data dapat dilakukan dalam bentuk non tes (tanpa tes), seperti observasi, wawancara, studi dokumentasi dan catatan lapangan. Adapun penjelasan secara lebih rinci sebagai berikut:

1. Observasi

Peneliti akan mengamati proses pembelajaran bina gerak yang tengah berlangsung dalam periode waktu tertentu. Pada penelitian ini akan dilakukan pengamatan lebih khusus pada anak cerebral palsy yang memakai alat bantu khusus standing blankar. Sementara untuk jumlah anak cerebral palsy di SLBN Cileunyi yang memakai alat bantu khusus standing

blankar keseluruhannya berjumlah 11 anak, tetapi peneliti hanya akan

meneliti dua anak saja hal ini dilakukan agar penelitian lebih fokus sehingga pengamatannya mampu menghasilkan data-data yang lebih relevan dengan kenyataan di lapangan. Hal-hal yang diamati oleh peneliti yaitu mengenai cara pemakaian alat bantu khusus standing blankar dimana diamati didalamnya tentang hasil dari pemakaian atau pengaruh yang terjadi pada anak cerebral palsy yang memakainya.

(27)

45

Nurfitri Aprianty Fauzia, 2014

PEMAKAIAN ALAT BANTU STAND ING BLANKAR PAD A PEMBELAJARAN BINA GERAK BAGI SISWA CEREBRAL PALSY D I SLBN CILEUNYI KABUPATEN BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Wawancara

Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk menggali informasi secara lebih dalam tentang pembelajaran bina gerak yang akan diteliti. Responden penelitian yang akan diwawancara yakni Ibu YN yang diharapkan mampu memberikan informasi secara detail. Untuk melaksanakan proses wawancara, sebaiknya disusun pedoman wawancara terlebih dahulu.

Hal-hal yang akan dijadikan pertanyaan dalam proses wawancara ini diantaranya a) bagaimana pelaksanaan pembelajaran bina gerak bagi siswa cerebral palsy yang memakai alat bantu khusus standing blankar; b) bagaimana pemakaian alat bantu khusus standing blankar; c) hambatan apa yang ditemui dalam pemakaian alat bantu khusus standing blankar dan d) upaya apa yang guru lakukan dalam mengatasi hambatan tersebut

3. Studi Dokumentasi

(28)

46

Nurfitri Aprianty Fauzia, 2014

PEMAKAIAN ALAT BANTU STAND ING BLANKAR PAD A PEMBELAJARAN BINA GERAK BAGI SISWA CEREBRAL PALSY D I SLBN CILEUNYI KABUPATEN BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada penelitian ini studi dokumentasi akan dikumpulkan data seperti format asesmen bina gerak, program pembelajaran individual, foto selama pembelajaran berlangsung, video pemakaian alat bantu khusus standing lankar, dan format evaluasi pembelajaran bina gerak.

E. Analisis Data

Pada tahapan ini setelah data terkumpul, peneliti perlu menganalisis data untuk memperoleh hasil penelitian yang valid. Menurut pendapat Bogdan & Biklen dalam buku Moleong (2012:248) yaitu:

Analisis data kualitatif (Bogdan & Biklen, 1982) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceriterakan kepada orang lain.

Untuk itu data yang telah dikumpulkan, lalu direduksi, kemudian disajikan. Pada akhirnya data disimpulkan oleh peneliti sesuai hasil data akhir yang telah didapat. Berikut penjelasan secara lebih detail:

1. Reduksi Data

Hal ini merupakan proses pemilahan dan pemusatan dari data-data yang telah terkumpul. Dari awal data masih mentah, maka direduksi kembali data-data yang lebih diutamakan dan dibutuhkan dalam proses analisis data selanjutnya. Melalui reduksi data, peneliti memilih, menggolongkan, dan merangkum data, juga membuang yang tidak diperlukan. Tahapan reduksi data dilakukan peneliti yaitu melalui: 1) memilih dan meringkas dokumen yang relevan; 2) pengkodean; 3) pembuatan catatan objektif dan faktual; 4) membuat catatan reflektif.

(29)

47

Nurfitri Aprianty Fauzia, 2014

PEMAKAIAN ALAT BANTU STAND ING BLANKAR PAD A PEMBELAJARAN BINA GERAK BAGI SISWA CEREBRAL PALSY D I SLBN CILEUNYI KABUPATEN BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan untuk menarik kesimpulan. Proses penampilan data secara lebih sederhana dan dalam bentuk naratif. Hal ini dilakukan agar data yang telah disusun lebih mudah dipahami. Pada tahapan ini, peneliti menyusun data yang relevan hingga menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan bermakna.

3. Menarik Kesimpulan

Penarikan kesimpulan dilakukan dengan cara verifikasi berupa pemikiran ulang saat proses penulisan, tinjauan ulang catatan lapangan, dan tinjauan kembali data-data yang terkumpul. Apakah masalah yang diteliti telah ditemukan pemecahan masalahnya atau belum. Ini adalah proses meringkas seluruh kegiatan penelitian dalam bentuk pernyataan yang padat dan jelas.

F. Pengujian Keabsahan Data

Dalam penelitian kualitatif, perlu adanya uji kredibilitas yakni pengujian apakah data tersebut dapat dipercaya sesuai dengan fakta yang terjadi di lapangan. Dalam penelitian ini, cara pengujian kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif, antara lain dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Triangulasi teknik

(30)

48

Nurfitri Aprianty Fauzia, 2014

PEMAKAIAN ALAT BANTU STAND ING BLANKAR PAD A PEMBELAJARAN BINA GERAK BAGI SISWA CEREBRAL PALSY D I SLBN CILEUNYI KABUPATEN BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Menggunakan bahan referensi

Untuk membuktikan apakah suatu data sesuai dengan fakta yang terjadi yakni dibutuhkan bahan referensi yang lebih nyata. Misalnya dengan menggunakan alat-alat pendukung seperti camera, video, dll.

3. Mengadakan Member Check

Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh

(31)

Nurfitri Aprianty Fauzia, 2014

PEMAKAIAN ALAT BANTU STAND ING BLANKAR PAD A PEMBELAJARAN BINA GERAK BAGI SISWA CEREBRAL PALSY D I SLBN CILEUNYI KABUPATEN BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang merupakan jawaban atas fokus penelitian mengenai gambaran pembelajaran bina gerak bagi siswa cerebral palsy yang memakai alat bantu khusus standing blankar di SLBN Cileunyi. Pelaksanaan pembelajaran bina gerak bagi siswa cerebral palsy ataupun siswa tunadaksa lainnya dilaksanakan setiap hari Selasa dan Jum’at

pukul 08.00-09.30 WIB. Pelaksanaan pembelajaran bina gerak bagi siswa cerebral palsy yang memakai alat bantu khusus tertentu seperti standing blankar,

dalam proses pembelajarannya tidak dibedakan dengan siswa tunadaksa atau cerebral palsy lainya yang tidak memakai alat bantu khusus apapun. Seluruh

siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar bina gerak secara bersamaan dan mendapatkan materi pembelajaran yang sama. Pembelajaran bina gerak dengan memakai alat bantu khusus seperti standing blankar, dalam pelaksanaannya biasanya diberikan secara individual yaitu setiap siswa mendapatkan latihan gerak dengan alat bantu khusus yang berbeda sesuai dengan kemampuannya. Contohnya, bagi siswa cerebral palsy yang memakai alat bantu khusus standing blankar sebelumnya harus dilakukan penyusunan program dengan melakukan

asesmen kepada setiap siswa, hasil asesmen yang telah dilakukan digunakan sebagai acuan untuk menyusun program pembelajaran yang disusun secara klasikal maupun individual.

(32)

78

Nurfitri Aprianty Fauzia, 2014

PEMAKAIAN ALAT BANTU STAND ING BLANKAR PAD A PEMBELAJARAN BINA GERAK BAGI SISWA CEREBRAL PALSY D I SLBN CILEUNYI KABUPATEN BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

guru. Program pembelajaran tersebut disusun agar dapat diketahui bentuk pembelajaran yang sesuai dengan siswa, alat bantu apa yang dapat membantu perkembangan fisiknya, serta kemampuan guru sebagai tenaga pengajar untuk meningkatkan fungsi gerak siswa seoptimal mungkin, dari beberapa hal di atas maka pihak sekolah dan orangtua akan bersama-sama menargetkan ketercapaian pembelajaran bina gerak bagi siswa yang bersangkutan.

Berdasarkan hal di atas mengenai dasar-dasar penyusunan program pembelajaran, maka selanjutnya guru akan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sebagai panduan dalam melaksanakan pembelajaran dengan materi pembelajaran yang berbeda di setiap pertemuannya, hal tersebut harus direncanakan agar materi pembelajaran dapat disampaikan dengan baik kepada siswa. Meskipun pelaksanaan pembelajaran bina gerak tidak selalu sesuai dengan susunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), karena dalam pelaksanaannya kondisi siswa tidak dapat diprediksi sehingga guru harus selalu kreatif dalam mengimprovisasi proses pembelajaran, yang terpenting materi pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik kepada siswa meski tidak sesuai rencana.

(33)

79

Nurfitri Aprianty Fauzia, 2014

PEMAKAIAN ALAT BANTU STAND ING BLANKAR PAD A PEMBELAJARAN BINA GERAK BAGI SISWA CEREBRAL PALSY D I SLBN CILEUNYI KABUPATEN BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Metode yang digunakan pada pelaksanaan pembelajaran bina gerak bagi siswa cerebral palsy berbeda-beda, hal ini disesuaikan dengan hambatan dari kondisi tubuh yang dialami atau sesuai dengan tipe cerebral palsy yang dialami oleh anak. Metode dalam upaya penanganan atau intervensi bagi siswa cerebral palsy perlu mempertimbangkan derajat kelainan anak yang bersangkutan,

misalnya untu anak cerebral palsy tipe spastik, yang mengalami kaku terutama padda gerak tangannya maka penanganan yang dapat dilakukan saat anak melaksanakan pembelajaran bina gerak dengan fokus melatih gerak otot tangan tersebut untuk melawan arah kekakuannya.

Kemampuan setiap anak dalam mengikuti pembelajaran bina gerak tentu berbeda-beda anatara satu sama lainnya, dari kedua subjek penelitian keduanya mengalami cerebral palsy tipe spastik dan ditemukan bahwa kemampuan keduanya berbeda dalam mengikuti pembelajaran bina gerak, adapun kemampuan siswa NN masih membutuhkan perhatian khusus dan masih bergantung dengan keberadaan orangtuanya. Contohnya, saat NN melatih dan mengembangkan kemampuan keseimbangannya dengan memakai alat bantu khusus standing blankar tangannya masih harus dipegangi baik saat harus menggerakan tangannya

maupun saat harus melakukan aktivitas lainnya. Berbeda halnya dengan kemampuan siswa HL dimana sudah mampu secara mandiri mengikuti latihan gerakan yang diinstruksikan guru, meski HL masih harus diperhatikan dan dituntun dalam melakukan gerakan-gerakan tersebut.

(34)

80

Nurfitri Aprianty Fauzia, 2014

PEMAKAIAN ALAT BANTU STAND ING BLANKAR PAD A PEMBELAJARAN BINA GERAK BAGI SISWA CEREBRAL PALSY D I SLBN CILEUNYI KABUPATEN BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dipastikan kesiapanya saat akan dipakai. Hambatan lain dari fasilitas alat bantu khusus di SLBN Cileunyi, yaitu beberapa alat bantu yang sudah tersedia kondisinya tidak cukup memadai seperti alat yang tersedia cepat rusak, patah, atau kekecilan mungkin dikarenakan alat tersebut merupakan sumbangan dari dinas pendidikan terkait. Contohnya seperti alat bantu khusus standing blankar, ketersediaan alat ini di SLBN Cileunyi masih dikategorikan kurang memadai karena tali safe belt yang ada kurang besar dan lebar sehingga kurang kuat mengikat tubuh siswa bahkan sesekali safe belt tersebut terlepas ikatnnya karena sambungan kurang kuat menahan tekanan, juga tali safe belt tersebut jumlahnya kurang banyak. Selain itu, alatnya sendiri masih kurang besar dan sulit digunakan bagi siswa cerebral palsy yang sudah bernajak dewasa.

Upaya dalam mengatasi masalah pada pembelajaran bina gerak telah dilakukan berbagai cara oleh guru, seperti memotivasi anak, membujuk anak, membuat suasana belajar yang lebih menyenangkan serta meminta bantuan kerjasama dengan orangtua siswa. Evaluasi pembelajaran bina gerak juga dilakukan untuk mengukur ketercapaian pembelajaran bina gerak dengan lebih menekankan pada penilaian proses memakai alat penilaian berupa tes perbuatan. Sedangkan, upaya dalam mengatasi hambatan alat bantu khusus guru mengantisipasinya dengan seadanya seperti pada alat bantu khusus standing blankar untuk mengatasi kurangnya tali safe belt guru menggunakan kain samping sebagai tali pengikat tambahan. Upaya lainnya yaitu pihak sekolah telah merencanakan untuk membuat alat bantu khusus standing blankar sendiri, alat bantu khusus standing blankar yang akan dibuat telah dimodifikasi sehingga untuk pemakaian kedepannya alat bantu khusus ini dapat digunakan dengan lebih fungsional.

B. Saran

(35)

81

Nurfitri Aprianty Fauzia, 2014

PEMAKAIAN ALAT BANTU STAND ING BLANKAR PAD A PEMBELAJARAN BINA GERAK BAGI SISWA CEREBRAL PALSY D I SLBN CILEUNYI KABUPATEN BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Bagi pihak sekolah

Pihak sekolah hendaknya dapat lebih mendukung dalam penyelenggaraan program khusus bina gerak terutama dari segi pengemabnagn sumber daya manusia yakni pada tenaga pendidiknya. Hal tersebut dapat direalisasikan dalam berbagai cara, misalnya dengan mengadakan seminar atau pelatihan untuk orangtua dan guru siswa tunadaksa dengan mengundang narasumber dari beberapa tenaga ahli dalam bidang tersebut serta dapat menambah jumlah tenaga pengajar khususnya guru dengan latar belakang pendidikan luar biasa spesiaslisasi tunadaksa.

2. Bagi guru pengajar bina gerak

a. Alangkah lebih baiknya, guru menyusun program pembelajaran bagi siswa tunadaksa khususnya cerebral palsy secara berkala dalam kurun waktu tertentu, sehingga dengan demikian perkembangan siswa akan lebih terukur dan terpantau.

b. Disarankan kepada guru pengajar agar selalu menambah wawasan ilmu pengetahuannya melalui berbagai media, tujuannya agar supaya guru semakin memahami inovasi pendidikan terbaru sehingga dapat berinovasi dalam mengatasi hambatan pembelajaran yang terjadi.

c. Ada baiknya jika guru membagi seluruh siswa yang mengikuti pembelajaran bina gerak kedalam beberapa pecahan kelompok belajar, yang kemudian setiap kelompok dibimbing oleh satu guru yang menangani setiap siswa dalam kelompoknya yang mengalami kesulitan. Setiap guru pendamping dapat lebih membantu siswa dalam kelompoknya untuk mengikuti latihan gerak yang didemonstrasikan guru utamanya, hal ini bertujuan agar pembelajaran bina gerak selanjutnya dapat berjalan dengan lebih terarah dan terselenggara dengan lebih maksimal.

3. Bagi orang tua siswa

(36)

82

Nurfitri Aprianty Fauzia, 2014

PEMAKAIAN ALAT BANTU STAND ING BLANKAR PAD A PEMBELAJARAN BINA GERAK BAGI SISWA CEREBRAL PALSY D I SLBN CILEUNYI KABUPATEN BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar

Gambar 3.1. Tahapan Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

dumbo yang difokuskan pada kegiatan merawat telur dan larva benih ikan.

pengolahan sampel (biji jengkol) menjadi ekstrak air biji jengkol, penyiapan hewan uji, pengujian konsentrasi repelan nabati ekstrak air biji jengkol yang terdiri dari

pada ayat (1) proyek atas prakarsa Badan Usaha atau Badane. Hukum Asing memenuhi persyaratan kelayakan,

Studi Evaluasipelaksanaankegiatan Praktikum Merawattelur Dan Larva Padapembenihanikanlele Dumbo Di SMKN 2 Subang.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Perbedaan Jumlah Koloni Bakteri Pada Pasien Gingivitis Perokok dan Bukan.. Perokok di Instalasi Periodonsia RSGM

Dibalik pesatnya teknologi tersebut khususnya didalam bidang hardware pada komputer, banyak masalah-masalah yang terjadi akibat hardware tersebut tidak support terhadap software,

Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Humaniora (M.Hum.) pada Sekolah Pascasarjana. © Yogi Setia Samsi 2014 Universitas

Pembuatan Website LBPP LIA merupakan sebuah aplikasi yang berisi informasi mengenai Pembuatan Website LBPP LIA, yang dikemas kedalam bentuk yang menarik. Penulisan Ilmiah