• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN PAI PADA PROGRAM AKSELERASI DI SD AR-RAFI BALEENDAH 2014-2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBELAJARAN PAI PADA PROGRAM AKSELERASI DI SD AR-RAFI BALEENDAH 2014-2015."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBELAJARAN PAI PADA PROGRAM AKSELERASI DI SD AR-RAFI BALEENDAH 2014-2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam

Oleh :

IKA PARLINA 1102735

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

(2)

PEMBELAJARAN PAI PADA PROGRAM PAI DI SD AR-RAFI BALEENDAH 2014-2015

Oleh Ika Parlina

SebuahSkripsi yang diajukanuntukmemenuhisalahsatusyarat MemperolehgelarSarjanaPendidikanpada

FakultasPendidikanIlmuPengetahuanSosial

© Ika Parlina

UniversitasPendidikan Indonesia Juni 2015

HakCiptadilindungiundang-undang.

Skipsiinitidakbolehdiperbanyakseluruhnyaatausebagian,

(3)
(4)
(5)

Pembelajaran PAI Pada Program Akselerasi di SD Ar-Rafi Baleendah 2014-2015

Ika Parlina (1102735)

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Pembelajaran PAI Pada Program Akselerasi di SD

Baleendah 2014-2015”. Skripsi ini dilatarbelakangi oleh adanya percepatan kelas atau program akselerasi yang pada umumnya menekankan pada penguasaan kognitif saja, sedangkan pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam tidak bisa dicapai hanya dengan penguasaan kognitif saja, akan tetapi perlu adanya afeksi serta psikomotroik dalam kehidupan sehari-hari agar dapat dilaksanakan secara optimal. Penelitian ini betujuan untuk mengetahui bagaimana perencanaan, pelaksanaan, serta evaluasi Pendidikan Agama Islam (PAI) pada program akselerasi di SD Ar-Rafi Baleendah. Metode yang digunakan ialah metode deskriptif melalui pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data melalui observasi, pengamatan langsung, wawancara, dan studi dokumentasi. Teknik analisis data dengan cara reduksi data, display data, dan disimpulkan. Pada perencanaan pembelajaran PAI ditemukan bahwa pada dasarnya sama dengan sekolah reguler pada umumnya hanya saja terdapat perbedaan waktu yang ditempuh dalam satu tahun pembelajaran yaitu terdapat tiga semester. Perencanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru PAI adalah membuat silabus, program tahunan, program semester, dan RPP. Pada proses pembelajaran PAI ditemukan bahwa tidak jauh berbeda dengan kelas reguler pada umumnya namun pada materi pembelajarannya guru memberikan materi esensial saja kepada peserta didik selain itu pula yang terlihat pada peserta didik pada program akselerasi cenderung lebih aktif dalam proses pembelajaran. Evaluasi pembelajaran yang dilakukan berupa tes tulis, lisan, dan praktek. Peserta didik akan mendapatkan dua rapor satu rapor sama seperti kelas reguler pada umumnya dan satunya lagi rapor dari yayasan Ar-Rafi. Berdasarkan hasil penelitian secara umum dapat disimpulkan bahwa perecanaan PAI sudah cukup baik karena setiap tahun administrasi sekolah selalu diperbaharui sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Pada pelaksanaan pembelajaran sudah cukup baik terlihat dari materi dan penggunaan media serta metode pengajaran yang bervariasi sehingga menumbuhkan antusias peserta didik dalam pembelajaran PAI. Pada evaluasi pembelajaran dilakukan dengan baik, aspek yang dievaluasi mencakup aspek kognitif, afektif, serta psikomotor.

(6)

Islamic Education Teaching and Learning in the Acceleration Program in Ar-Rafi Baleendah Primary School 2014-2015

Ika Parlina (1102735)

ABSTRACT

The undergraduate thesis is titled “The teaching and Learning of Islamic

Education in the Acceleration Program in Baleendah Primary School (SD) 2014-2015.” It is prompted by the acceleration class or program that in general puts an emphasis on the cognitive mastery, while in fact Islamic education objectives cannot be met only through the cognitive dimension, but requires affective and psychomotor aspects in daily life for the sake of optimal achievement. Thus, the research aims to find about the planning, implementation, and evaluation of Islamic education in the acceleration program in SD Ar-Rafi Baleendah. The method adopted was descriptive with qualitative approach. Data were gathered using direct and indirect observation, interview, and documentary study. The data were then analyzed by means of data reduction, data display, and inference. It is found that in terms of planning of Islamic education teaching and learning, the planning is not significantly different from the one in regular schools; however, there is a difference in the length of time, where one academic year is divided into three semesters. The teaching and learning planning made by Islamic education teachers consists of making syllabus, annual programs, semester programs, and lesson plans. Meanwhile, in terms of teaching and learning process of Islamic education, it is found that there is no significant difference from regular classes in general, but the teachers only deliver basic content to students, and the students in the acceleration program tend to be more active during the teaching and learning process. In addition, teaching and learning evaluation is conducted by means of written tests, oral tests, and practicum. Students will get two end-of-semester reports: one that is similar to the report for regular classes, and another given by Ar-Rafi foundation. Based on the findings, it can be concluded that Islamic education has been quite well-implemented because the school administration is updated annually according

to the students’ needs. The teaching and learning has also been well-conducted as proven

by the content and media as well as varied teaching methods that can evoke students’

enthusiasm in Islamic education teaching and learning. Furthermore, the teaching and learning evaluation has also been quite well-executed, as it covers the cognitive, affective, and psychomotor dimensions.

(7)

DAFTAR ISI

PEDOMAN TRANSLITASI ARAB KE LATIN INDONESIA... vii

BAB I : PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... 7

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN... 40

A. Desain Penelitian... 40

B. Partisipan dan Lokasi Penelitian... 40

C. Definisi Operasional... 41

D. Pengumpulan Data... 42

E. Analisis Data... 45

BAB IV : TEMUAN DAN PEMBAHASAN... 49

A. Data Hasil Penelitian... 49

B. Temuan Penelitian... 56

1. Perencanaan Pembelajaran... 56

2. Pelaksanaan Pembelajaran... 62

3. Evaluasi Pembelajaran... 71

C. Pembahasan Hasil Penelitian... 73

1. Pembahasan Perencanaan Pembelajaran PAI di SD Ar-Rafi... 79

2. Pembahasan Pelaksanaan Pembelajaran PAI di SD Ar-Rafi... 83

3. Pembahasan Evaluasi Pembelajaran PAI di SD Ar-Rafi... 86

BAB V : SIMPULAN DAN REKOMENDASI... 90

A. Simpulan... 90

B. Rekomendasi... 92

(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari hidup dan kehidupan manusia. Pendidikan menjadi kebutuhan pokok bagi manusia, karena disaat manusia dilahirkan ke dunia tidak mengetahui sesuatu apapun. Manusia telah dianugrahi oleh Allāh SWT pancaindra, pikiran, dan rasa sebagai modal utama menerima ilmu pengetahuan, memiliki keterampilan dan mendapatkan sikap tertentu melalui proses kematangan dan belajar terlebih dahulu (Majid, 2014, hal. 20). Allāh SWT berfirman dalam al-Qurān:



tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.”(Q.S. al-Naḥl [16] : 78)

Anak manusia tersebut membutuhkan perawatan, bimbingan, dan pengembangan segenap potensinya kepada tujuan yang benar. Segala potensinya itu harus dikembangkan kearah positif melalui upaya yang disebut al-Tarbiyaħ, al-Ta’dīb, al-Ta’līm, atau yang kita kenal dengan istilah

pendidikan (Syahidin, 2009, hal. 20).

Ada tiga misi utama pendidikan yaitu pewarisan pengetahuan (Tansfer of knowladge), pewarisan budaya (Tansfer of culture), dan pewarisan nilai

(Transfer of Value). Sebab itu, pendidikan bisa dipahami sebagai transformasi

Seluruh dan terjemah al-Qurān dalam skripsi ini dikutip dari al-Qurān in word, yang disesuaikan dengan

al-Qurān dan terjemahannya. Penerjemah Tim Depag RI, Jakarta: CV Darus Sunnah, 2002. Kutipan ayat al-Qurān disingkat Q.S = Qurān Surat dilanjutkan dengan nama surat serta ayat contoh (Q.S. al-Naḥl [16] :78,

(9)
(10)

3

UUD 1945 Pasal 31 menyebutkan bahwa “Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan”. Amanat yang terkandung dalam ayat tersebut adalah mendapatkan pendidikan merupakan hak setiap individu tanpa memandang latar belakang maupun kondisi yang ada ada mereka. Meskipun demikian, pendidikan diharapkan bukanlah sebatas pemberian atau pentranferan ilmu dari pengajar kepada peserta didik saja, tetapi pendidikan yang mampu mengantarkan peserta didik menjadi yang unggul dan dapat mengahadapi kehidupannya dimasa yang akan datang. Lebih lanjut dunia pendidikan dituntut untuk mempersiapkan peserta didik dalam menampilkan keunggulan dirinya cerdas, kreatif serta mandiri (Departemen Pendidikan Nasional, 2007, hal. 1).

Secara umum dapat dikatakan bahwa kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang sebanding dengan potensi adalah hak setiap anak manusia. Setiap anak seharusnya memperoleh pengalaman belajar sesuai dengan kebutuhan, kondisi, kemampuan, dan minat serta kecepatannya untuk dapat berkembang seoptimal mungkin (Hawadi, 2002, hal. 20).

Pemerintah Indonesia sendiri telah mengupayakan adanya pemerataan kesempatan pendidikan yang sama yang wajib diberikan kepada semua warga negara Indonesia baik normal maupun berkelainan. Artinya, bahwa semua anak mendapatkan kesempatan yang sama untuk mewujudkan potensi mereka secara optimal. Pendidikan haruslah disesuaikan dengan bakat dan kemampuan anak didik. Oleh karena itu, bagi peserta didik yang memiliki kecerdasan dan bakat-bakat yang luar biasa diperlukan layanan pendidikan khusus.

(11)

Sebagaimana yang disebutkan oleh Hawadi (2002, hal. 21) bahwa Cutts dan Mosseley menyebutkan anak berbakat intelektual memiliki bakat yang berbeda dari anak sebayanya. Untuk itu, anak berbakat intelektual pun membutuhkan pendidikan yang khusus dengan alasan anak akan mengalami keterlambatan dalam perkembangannya jika hal tersebut tidak dipenuhi. Maka melihat dengan diberikannya pendidikan yang sesuai maka akan terjadi perkembangan fisik, perkembangan mental, dan perkembangan sosial yang jauh lebih cepat dari anak sebaya, bahkan mungkin juga melampaui orang tua dan guru sendiri.

Hawadi menyebutkan (2002, hal. 22) bahwa McLeod dan Cropley juga berpendapat pemberian pendidikan bagi anak berbakat intelektual adalah suatu investasi bagi bangsa. Pemberian pendidikan bagi anak berbakat intelektual dimasa depan akan mendatangkan keuntungan yag besar bagi bangsa itu sendiri. Berpijak pada pandangan itu, maka McLeod dan Cropley memberikan alasan bagi perlunya pelayanan pendidikan khusus bagi anak berbakat intelektual, yaitu: pertama anak berbakat intelektual adalah sumber, kedua anak berbakat intelektual membutuhkan rangsangan yang adekuat, dan ketiga adanya pemenuhan kebutuhan anak berbakat intelektual akan mencegah masalah putus sekolah, prestasi sekolah rendah dan penyimpangan-penyimpangan perilaku.

Pakar lain, Fetterman sebagaimana yang disebutkan oleh Hawadi (2002, hal. 21) berpendapat bahwa anak berbakat mewakili suatu kekayaan terbesar dari setiap masyarakat dan merupakan bagian dari spirit intelektual dan semangat untuk masa depan. Dengan begitu, jika pelayanan pendidikan khusus bagi anak berbakat intelektual tidak diadakan, maka potensi yang tidak disasari itu akan lenyap.

(12)

5

memberikan kontribusi optimal dalam upaya pembangunan bangsa Indonesia (Sisdiknas, 2013, hal. 7).

Pelayanan kepada peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa, selama ini telah dilakukan dalam program akselerasi. Dalam perkembangan kemudian, program akselerasi ini terus dilakukan penyesuaian dan penyempurnaan agar sesuai dengan tuntutan masyarakat serta perkembangan perkembangan zaman.

Menurut Putra (2013, hal. 193) akselerasi (acceleration) merupakan pemberian pelayanan pendidikan sesuai potensi kecerdasan dan bakat istimewa yang dimiliki oleh siswa. Caranya, dengan memberi kesempatan kepada mereka untuk dapat menyelesaikan program reguler dalam jangka waktu yang lebih singkat dibanding teman-temannya.

Program akselerasi sangat esensial dalam menyediakan kesempatan pendidikan yang tepat bagi siswa yang cerdas. Proses yang terjadi akan memungkinkan siswa untuk memelihara semangat dan gairah belajarnya. Melalui program akselerasi ini, peserta didik diharapkan akan memasuki dunia profesional pada usia yang lebih muda dan memperoleh kesempatan-kesempatan untuk bekerja produktif (Hawadi, 2006, hal. 8).

Pendidikan agama Islam pada sekolah memiliki kontribusi positif yang cukup efektif bagi pembentukan watak dan karakter bangsa yang bermartabat sejalan dengan tujuan pendidikan Nasional (UU RI No. 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3) yang mengatakan “Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.” Berikutnya pasal 12 ayat (1) dinyatakan bahwa “setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak : a. Mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama” ( Tim Penyusun, 2007, hal. 3).

(13)

dalam mendukung pembangunan nasional, khususnya terhadap aspek pembangunan sumber daya manusia di Indonesia. Pada tataran yang lebih substansial, pendidikan di sekolah juga dapat menjadi sarana pendidikan keimanan, ketakwaan yang tercermin dalam ketaatan beribadah serta karakter siswanya (Tim Penyusun, 2007, hal. 3-4).

Istilah “Pendidikan Agama Islam” di Indonesia dipergunakan untuk nama suatu mata pelajaran di lingkungan sekolah-sekolah yang berada di bawah pembinaan Kementrian Pendidikan Nasional Pendidikan Agama dalam hal ini agama Islam termasuk dalam struktur kurikulum Pendidikan Nasional. Ia temasuk ke dalam kelompok mata pelajaran wajib dalam setiap jenis jalur dan jenjang pendidikan berpadanan dengan mata pelajaran lain seperti pendidikan kewarganegaraan, bahasa, matematika, sosial dan budaya (Pasal 37 ayat 1). Memang semenjak Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia sampai terwujudnya Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan disempurnakan dengan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional eksistensi pendidikan Islam sudah diakui oleh pemerintah sebagai mata pelajaran di sekolah (Ramayulis, 2012, hal. 75).

Pendidikan agama merupakan bagian yang sangat penting yang berkenaan dengan aspek-aspek sikap nilai, antara lain akhlak dan keagamaan. Oleh karena itu pendidikan agama juga menjadi tanggung jawab keluarga, masyarakat, dan pemerintah (Daradjat, 2006, hal. 87).

Melalui pendidikan agama, fungsi pendidikan sebagai sarana transformasi pengethuan melaluii aspek keagamaan dapat terpenuhi dalam ranah kognitif dan pendidikan agama yang berfungsi sebagai sarana tranformasi norma serta nilai moral bisa membentuk sikap (dalam ranah afektif) yang berperan dalam mengendalikan perilaku (dalam ranah psikomotorik) sehingga berwujud kepribadian manusia Indonesia seutuhnya. (Tim Penyusun, 2007, hal. 3)

(14)

7

membentuk kepribadian yang utama sesuai dengan ajaran agama Islam. Pendidikan agama Islam hendaknya ditanamkan sejak kecil sebab pendidikan masa kanak-kanak merupakan dasar yang menentukan untuk pendidikan selanjutnya (Majid, 2014, hal. 22).

Pendidikan agama Islam perlu diajarkan sebaik-baiknya dengan memakai metode dan alat yang tepat serta manajemen yang baik. Bila pendidikan agama Islam di sekolah dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, maka insya Allāh akan banyak membantu mewujudkan harapan setiap orang tua, yaitu memiliki anak yang beriman, bertakwa kepada Allāh Swt., berbudi luhur, cerdas, dan terapil, berguna untuk nusa, bangsa dan agama (Majid, 2014, hal. 23)

Dalam pelaksanaan program akselerasi ini terdapat hal yang menarik yaitu bahwa pendidikan Agama Islam tidak bisa dicapai hanya dengan penguasaan kognitif saja, akan tetapi perlu adanya afeksi serta psikomotroik dalam kehidupan sehari-hari. Disinilah timbul permasalahan, apakah dengan percepatan kelas yang pada dasarnya menekankan pada penguasaan kognitif, PAI dapat dilaksanakan secara optimal.

Masalah lain yang dihadapi dalam pembelajaran PAI selama ini adalah jumlah jam pelajaran yang relatif sedikit yaitu hanya dua jam pelajaran dengan muatan materi yang sangat padat dan penting. Maka dengan pelaksanaan program akselerasi ditunjang dengan tingkat inteligensi yang dimiliki peserta didik, diharapkan masalah tersebut dapat teratasi sehingga apa yang menjadi tujuan nasional yang dicita-citakan dalam pendidikan Islam tercapai yaitu membentuk dan mewujudkan insan kamil. Dengan adanya program akselerasi tersebut, anak didik diharapkan dapat mengembangkan bakat intelektual terutama dalam mata pelajaran PAI secara optimal dan menerapkannya dalam tingkah laku kehidupan sehari-hari.

(15)

B. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi fokus pada masalah ini adalah bagaimana pembelajaran PAI pada program akselerasi di SD Ar-Rafi Baleendah. Agar penelitian ini dapat terarah, dan mencapai tujuan sebagaimana yang diharapkan, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana profil SD Ar-Rafi Baleendah?

2. Bagaimana perencanaan pembelajaran PAI pada program akselerasi di SD Ar-Rafi Baleendah?

3. Bagaimana pelaksanaaan pembelajaran PAI pada program akselerasi di SD Ar-Rafi Baleendah?

4. Bagaimana evaluasi pembelajaran PAI pada program akselerasi di SD Ar-Rafi Baleendah?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah dalam penelitian ini, maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini dikatagorikan menjadi dua bagian, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.

1. Tujuan Umum

Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memperoleh gambaran secara utuh tentang pelaksanaan pembelajaran PAI pada program akselerasi di SD Ar-Rafi Baleendah

2. Tujuan Khusus

Sedangkan tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui: a. Profil SD Ar-Rafi Baleendah.

b. Perencanaan pembelajaran PAI pada program akselerasi di SD Ar-Rafi Baleendah.

c. Pelaksanaaan pembelajaran PAI pada program akselerasi di SD Ar-Rafi Baleendah.

(16)

9

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut: 1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif berupa gambaran mengenai perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran pendidikan agama Islam pada program akselerasi.

2. Secara Praktis

a. Bagi civitas akademika Universitas Pendidikan Indonesia diharapkan dapat memahami pembelajaran PAI yang dilaksanakan pada program akselerasi.

b. Bagi mahasiswa prodi Ilmu Pendidikan Agama Islam, hasil penelitian ini dapat dijadikan literatur penelitian selanjutnya.

c. Bagi guru hasil penelitian ini dapat memberikan strategi dan metode pembelajaran PAI pada program akselerasi.

d. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat menambah dan wawasan rujukan bagi pendidikan agama Islam pada program akselerasi.

e. Bagi penulis memberikan pengalaman wawasan dan pengetahuan pribadi tentang pendidikan agama Islam pada program akselerasi.

E. Stuktur Organisasi

Dalam penyusunn skripsi ini, peneliti membuat struktur organisasi tujuannya agar dapat memudahkan dan memahaminya. Dengan demikian penelitian ini dibagi dalam beberapa bab dan di dalam setiap babnya terdapat sub bab maisng-masing terdiri dari:

BAB I Pendahuluan, yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi oprasional, dan stuktur organisasi.

(17)

agama Islam di Sekolah meliputi landasan dan tujuan pembelajaran pendidikan Agama Islam pendidik, peserta didik, materi pembelajaran, sarana prasarana dan evaluasi pembelajaran pendidikan agama Islam. Kemudian juga konsep mengenai program akselerasi yang meliputi landasan dan tujuan program akselerasi, komponen-komponen pembelajaran di program akselerasi yang meliputi pendidik, peserta didik, materi pembelajaran, sarana dan prasarana pembelajaran, serta evaluasi pembelajaran. Dan penelitian terdahulu yang relevan. BAB III Metode penelitian yang mecakup desain penelitian, partisipan

dan tempat penelitian, definisi operasional, pengumpulan data dan analisis data.

(18)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan desain penelitian studi kasus. Penelitian studi kasus adalah suatu penelitin kualitatif yang berusaha menemukan makna, menyelidiki proses, dan memperoleh pengertian dan pemahaman yang mendalam dari individu, kelompok, atau situasi (Emzir, 2011, hal. 20).

Alasan peneliti menggunakan studi kasus adalah penelitian yang dilakukan menyangkut fenomena secara utuh dan menyeluruh pada kondisi yang sebenarnya dengan menggunakan berbagai sumber data. Peneliti menggunakan berbagai sumber data merupakan upaya untuk mencapai validitas dan reabilitas dalam penelitian. Di lakukan pada kondisi sebenarnya. Data yang diperoleh dari semua pihak yang bersangkutan dengan penelitian dikumpulkan dari berbagai sumber dan hasil penelitiannya hanya berlaku pada kasus yang diselidiki saja.

Selain itu pula, penelitian studi kasus memusatkan diri secara intensif pada satu objek tertentu yang mempelajarinya sebagai suatu kasus. Penelitian studi kasus dimaksudkan untuk mempelajari secara intensif, latar belakang masalah keadaan dan posisi atau peristiwa yang bersifat apa adanya. (Gunawan, 2013, hal. 112).

B. Partisipan dan Lokasi Penelitian

(19)

Penelitian dilakukan di SD Ar-Rafi Baleendah peneliti hanya meneliti dua tingkat saja dari lima tingkat yang ada di SD Ar-Rafi Baleendah yaitu tingkat tiga kelas 3A, dan 3B serta tingkat empat kelas 4A dan 4B. Peneliti tidak melakukan penelitian ditingkat satu dan dua dikarenakan pada tingakat satu dan dua masih belum menggunakan program akselerasi masih sama seperti kelas reguler. Sedangkan tingkat lima sudah tidak ada pembelajaran dikarenakan sudah persiapan menghadapi Ujian Nasional (UN).

Peneliti mengambil lokasi penelitian di SD Ar-Rafi Baleendah Jalan Raya Banjaran No. 173 KM 12 Kelurahan Andir Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung. Alasan peneliti mengambil lokasi penelitian di SD Ar-Rafi adalah sekolah tersebut merupakan sekolah dengan program akselerasi tanpa ada kelas reguler sehingga memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian program akselerasi.

Sumber: Google Map (Gambar 3.1)

C. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalah pahaman serta untuk memperjelas istilah-istilah yang esensial yang menjadi pokok bahasan dalam penelitian ini. Peneliti akan memberikan keterangan pengertian mengenai istiah-istilah tersebut. Adapun istilah-istilah tersebut adalah:

1. Pembelajaran

(20)

42

Adapun pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu proses interaksi antara pendidik dan pesrta didik serta sumber belajar suatu lingkungan belajar.

2. Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam di sekolah dapat dipahami sebagai suatu program pendidikan yang menanamkan nilai-nilai Islam melalui proses pembelajaran, baik di kelas maupun diluar kelas yang dikemas dalam bentuk mata pelajaran dan diberi nama Pendidikan Agama Islam disingkat PAI.

3. Program Akselerasi

Program percepatan belajar atau yang dikenal dengan istilah akselerasi (acceleration) merupakan pemberian pelayanan pendidikan sesuai potensi kecerdasan dan bakat istimewa yang dimiliki oleh siswa. Caranya, dengan memberi kesempatan kepada mereka untuk dapat menyelesaikan program reguler dalam jangka waktu yang lebih singkat dibanding teman-temannya.

Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran PAI pada program akselerasi merupakan sebuah proses pembelajaran pada mata pelajaran PAI yang diperuntukan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kecerdasan dan bakat yang istimewa sehingga pembelajarannya dapat ditempuh lebih singkat waktunya. Pada tingkat SD seharusnya enam tahun menjadi lima tahun saja.

D. Pengumpulan Data

(21)

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan empat teknik pengumpulan data yaitu:

1. Obsevasi / Pengamatan Langsung

Istilah observasi diturunkan dari bahasa Latin yang berarti “melihat” dan memerlihatkan”. Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memerlihatkan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan atara aspek dalam fenomena terebut (Gunawan, 2013, hal. 143).

Observasi adalah pengamatan terhadap suatu objek baik yang diteliti secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang dikumpulkan dalam penelitian. Secara langsung adalah terjun ke lapangan terlibat seluruh pancaindra. Secara tidak langsung adalah pengamatan yang dibantu media visual/audiovisual. Pengamatan langsung terhadap objek untuk mengetahui keberadaan onjek, situasi, kontek dan maknanya dalam upaya mengumpulkan data penelitian. (Satori & Komariah, 2013, hal. 105)

Pada pengamatan ini tahapan yang dilakukan meliputi pengamatan secara umum mengenai hal-hal yang sekiranya ada kaitannya dengan masalah yang diteliti, setelah itu dimulai dengan masalah yang diteliti, setelah itu dimulai dengan mengidnetifikasi aspek-aspek yang menjadi pusat perhatian, kemudian dilakukan pembatasan objek pengamatan dan dilakukan pencatatan (Basrowi & Suwandi, 2008, hal. 94)

Pengamatan sebagai teknik pengumpulan data yang mengandalkan indra mata dan telinga, dilakukan secara terlibat dan juga terkendali. Pengamatan terlibat adalah jenis pengamatan yang melibatkan peneliti dalam kegiatan orang yang menjadi sasaran peneliti tanpa mengakibatkan perubahan pada kegiatan yang bersangkutan, dan tidak menyembunyikan diri. Sementara pengamatan terkendali adalah jenis pengamatan melakukan percobaan atas diri sasaran penelitian yang diamati secara seksama (Basrowi & Suwandi, 2008, hal. 95).

(22)

44

yang dilakukan pendidik di dalam kelas mulai dari kegiatan awal pembelajaran, kegiatan inti pembelajaran, kegiatan akhir pembelajaran serta evaluasi pembelajaran PAI. Selain proses pembelajaran didalam kelas peneliti juga mengamati interaksi sosial yang terjadi antara pendidik dan peserta didik selama di lingkungan sekolah. Sementara itu, selama peneliti berada di lingkungan SD Ar-Rafi Baleendah peneliti juga mengamati berbagai fasilitas sarana dan prasarana yang tersedia di sekolah terutama sarana dan prasarana untuk pembelajaran PAI.

2. Wawancara

Wawancara atau interviu (interview) merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Wawancara dilakukan dilakukan secara lisan dalam pertemuan tatap muka secara individual. Wawancara yang ditujukan untuk memperoleh data dari individu dilaksanakan secara individual (Sukmadinata, 2012, hlm. 216).

Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara kepada beberapa responden / narasumber untuk memperolah data yang akurat. Diantara narasumber yang diwawancarai adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, bidang sarana dan prasarana, guru mata pelajaran PAI, beberapa orang siswa kelas tiga dan empat.

3. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya monumental dari seseorang. Dokumen yang diperlukan dalam penelitian ini adalah profil sekolah yang meliputi sejarah berdirinya program akselerasi, visi, misi dan tujuan sekolah, identitas sekolah, berkas silabus, program semester, program tahunan, RPP.

(23)

4. Triangulasi

Triangulasi merupakan pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kreadibilitas data yaitu, mengecek kreadibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data sebagai sumber data (Sugiyono, 2014, hal. 83).

Triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan obvervasi partisipatif, pengamatan langsung, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data.

E. Analisis Data

Menurut Bodgan & Biklen dalam (Moleong, 2012, hal. 284) analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milihnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang diceritakan.

(24)

46

Tahapan yang harus dikerjakan dalam menganalisis data penelitian kualitatif, yaitu (1) reduksi data (data reduction); (2) paparan data (data display); dan (3) penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion

drawing/verifying).

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang memerlukan kecerdasan dan keluasan dan kedalaman wawasan yang tinngi. Bagi peneliti yang masih baru, dalam melakukan reduksi data dapat mendiskusikan pada teman atau orang lain yang dipandang ahli. Melalui diskusi itu, maka wawasan peneliti akan berkembang, sehingga dapat mereduksi data-data yang memiliki nilai temuan dan pengembangan teori yang signifikan (Sugiyono, 2014, hal. 93).

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu, maka perlu catatan secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan semakin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yan pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selajutnya, dan mencarinya bila diperlakukan (Sugiyono, 2014, hal. 92).

(25)

Tabel 3.1

No. Kode Keterangan

1. Wa.KS1 Wawancara 1 dengan kepala sekolah 2. Wa.GPAI Wawancara 1 dengan guru PAI 3. Wa.KS2 Wawancara 2 dengan kepala sekolah 4. Wa.WK Wawancara 1 dengan wakasek kurikulum 5. Wa.SP Wawancara 1 dengan bidang sarana dan

prasarana

6. Wa.S1 Wawancara dengan siswa 3A 7. Wa.S2 Wawancara dengan siswa 4B

8. OP.1 Observasi pembelajaran PAI ke-1 di kelas 4A 9. OP.2 Observasi pembelajaran PAI ke-2 di kelas 3B 10. OP.3 Observasi pembelajaran PAI ke-3 di kelas 4B 11. OP.4 Observasi pembelajaran PAI ke-4 di kelas 3B 12. OP.5 Observasi pembelajaran PAI ke-5 di kelas 4A 13. OP.6 Observasi pembelajaran PAI ke-6 di kelas 4B 14. OP.7 Observasi pembelajaran PAI ke-7 di kelas 3A 15. OP.8 Observasi pembelajaran PAI ke-8 di kelas 3B 16. OP.9 Observasi pembelajaran PAI ke-9 di kelas 4A 17. OP.10 Observasi pembelajaran PAI ke-10 di kelas 4B 18 OP.11 Observasi / Pengamatan langsung sarana dan

prasarana sekolah

19. OP.12 Observasi / Pengamatan langsung kondisi lingkungan sekolah

20. Dok.1 Dokumen Profil sekolah 21. Dok.2 Dokumen SK sekolah 22. Dok.3 Dokumen Silabus

23. Dok.4 Dokumen Program Tahunan 24. Dok.5 Dokumen Program Semester 25. Dok.6 Dokumen RPP

28. Dok.7 Dokumen Rapor

29. Dok.8 Dokumen Dokumen Sarana dan Prasarana (Tabel. 3.1)

2. Data Display (Penyajian Data)

(26)

48

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dengan mendisplaykan data, maka akan mudahkan untuk mengetahui apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami (Sugiyono, 2014, hal. 95)

3. Data Verifying (Kesimpulan)

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman dalam (Sugiyono, 2014, hal. 99)adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih sangat bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan dan dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

(27)

A. Simpulan

Secara umum dapat disimpulkan bahwa pembelajaran PAI di SD Ar-Rafi Baleendah sudah cukup baik. Hal tersebut dari perencanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam membuat perangkat pembelajaran seperti silabus, program tahunan, program semesteran, dan RPP. Proses pelakanaan pembelajaran yang dilakukan sudah baik terlihat dari guru yang menyampaikan materi dengan cara yang tidak membosankan serta memanfaatkan fasilitas sekolah yang ada. Sementara untuk evaluasi pembelajaran dilakukan suda baik mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

1. Profil SD Ar-Rafi Baleendah berdiri pada tahun 2008 dengan no izin operasional 421.2/1914-DISDIKBUD/2008. SD Ar-Rafi berdiri disebidang tanak milik sendiri dengan nomor sertifikat No. 210,571.1833 Kab. Bandung. Luas tanahh 1391 m3 sedangkan luas bangunannya 1100 m2. Status SD Ar-Rafi ini masih sekolah swasta, namun demikian SD Ar-Rafi sudah terakreditasi A. Visi SD Ar-Rafi adalah lulusan sekolah Ar-Rafi adalah calon pemimpin bangsa (Q.S.

al-Baqaraħ [2] : 30) dimasa depan, sebagai ulul albab (Q.S. ali-Imran

[3] : 190-291) yang kaffah (Q.S. al-Baqaraħ : 2 [208], berakhlak mulia dan mampu menyebar “rahmatan lil ‘alamin”. Sementara misi dari D Ar-Rafi Baleendah “Menyelengarakan pendidikan berbasis luas (broad based education) yang berorientasi pada kecakapan hidup (life

skill), kecakapan mempelajari (learning to learn), kecakapan personal,

(28)

91

diperlukan mereka untuk dapat menguasai kecakapan akademik atau vokasional dalam spektrum luas sesuai tuntutan masyarakat global berbasis teknologi informatika dan komunikasi.”

2. Perencanaan pembelajaran PAI di SD Ar-Rafi Baleendah pada umumnya sama dengan sekolah reguler seperti silabus, program tahunan, program semesteran, dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Hanya saja dalam perencanaan tersebut ada perbedaan dari segi waktu. Apabila pada sekolah reguler lainnya dalam satu tahun pembelajaran hanya ada dua semester saja berbeda halnya dengan di SD Ar-Rafi Baleendah terdapat tiga semester dalam satu tahun pembelajaran hal ini karena adanya program percepatan atau akselerasi. Hal tersebut terjadi karena pada tingkat satu dan dan dua siswa menjalankan empat semester yaitu semester 1,2,3, dan 4 dalam satu tahun pelajaran sedangkan untuk tingkat tiga dan empat mereka menyelesaikan tiga semester yaitu 5,6,7,8,9, dan 10 dalam satu tahun pelajaran dan tingkat lima menyelesaikan dua semester yaitu 11 dan 12 dalam satu tahun pembelajaran.

(29)
(30)

93

kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor. Untuk evaluasi yang dilakukan oleh guru PAI dalam setiap pembelajaran di kelas setiap peserta didik dievaluasi dengan cara baik secara lisan, tulisan, dan juga praktek. Untuk laporan hasil belajar (rapor) peserta didik program akselerasi di SD Ar-Rafi Baleendah terdapat dua buah rapor yang akan diberikan kepada orang tua peserta didik yaitu dari pemerintah dengan format sama seperti sekolah reguler pada umumnya dan rapor dari yayasan Ar-Rafi.

B. Rekomendasi

1. Untuk Pembuat Kebijakan.

Hasil penelitian ini dapat menjadi perhatian bagi pemerintah agar sistem pendidikan bagi anak yang memiliki kecerdasan istimewa atau bakat istimewa jangan dihilangkan atau dihapus akan tetapi hendaknya lebih ditingkatkan kualitasnya sehingga anak-anak memiliki kecerdasan istimewa atau bakat istimewa mendapatkan pendidikan yang lebih baik dan dapat mengembangkan kemampuannya sesuai dengan potensi yag dimiliki masing-masing. 2. Sekolah bersangkutan (SD Ar-Rafi Baleendah)

a. Lebih mengembangkan pembelajaran yang ada di program akselerasi sehingga pelayanan pendidikan bagi peserta didik tepat sasaran dalam mengembangkan potensi yang dimiliki oleh setiap masing-masing peserta didik.

b. Lebih meningkatkan pelayanan dalam sarana dan prasarana pembelajaran agar peserta didik dapat mendapatkan pelayanan yang maksimal.

c. Penambahan ekstrakulikuler khususnya ektrakulikuler keagamaan bagi pengembangan potensi peserta didik secara maksimal.

3. Prodi

(31)

---.(2002). Al-Qurān dan Terjemahannya, Penerjemah Tim Depag RI. Jakarta: CV Darus Sunnah

Ahmadi, I. K. (2011). Pembelajaran Akselerasi. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Arifin, M. (2008). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Arifin, Z. (2013). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Aunurahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Basrowi, & Suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Daradjat, Z. (2006). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Daradjat, Z. (2008). Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Darmawan, D. S. (2012). Komunikasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan untuk Peserta Didik Berkecerdasan Istimewa (Program Akselerasi). Jakarta: Direktorat Pembinaan Pendidikan Luar Biasa.

Dimyati, & Mujiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Emzir. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: Rajawali Press.

Gunawan, I. (2013). Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik. Jakarta: Bumi Aksara.

Hawadi, R. A. (2002). Identifikasi Keberbakatan Intelektual. Jakarta: Grasindo.

Hawadi, R. A. (2006). Akselerasi (A-Z Informasi Program Percepatan Belajar dan Anak Berbakat Intelektual). Jakarta: PT. Grasindo.

Jannah, B. R. (2010). Implementasi Manajemen Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di MA Malang. Skripsi, 158,171,176.

Majid, A. (2014). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

(32)

95

Minarti, S. (2011). Manajemen Sekolah Mengelola Lemba Secara Mandiri. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Moleong, L. J. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Muhaimin. (2009). Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah, dan Perguruan Tinggi. Jakarta: Rajawali Pers.

Mujib, A. (2008). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Pahala Kencana.

Mulyasa, E. (2009). Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Mulyasa, E. (2012). Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Munandar, S. U. (1982). Pemanduan Anak Bebakat. Jakarta: CV. Rajawali.

Nasih, A. M., & Kholidah, L. N. (2009). Metode dan Teknik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Bandung: PT Refika Aditama.

Nata, A. (2010). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana.

Pembelajaran, T. P. (2012). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Putra, S. R. (2013). Panduan Pendiidikan Berbasis Bakat Siswa. Jogyakarta: Diva Press.

Ramayulis. (2012). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.

Sanjaya, W. ( 2012). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

Satori, D., & Komariah, A. (2013). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Semiawan, C. (2008). Belajar dan Pembelajaran Prasekolah dan Sekolah Dasar. Jakarta: PT. Indeks.

Sisdiknas. (2013). Undang-Undang Sisdiknas Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Fokus Media.

Sugiyono. (2014). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Syafaat, T. A. (2008). Peranan Pendidikan Agama Islam dalam Mencegah Kenakalan Remaja. Jakarta: Rajawali Pers.

(33)

Tafsir, A. (2012). Ilmu Pendidikan Islami. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. (2012). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Tim Penyusun. (2007). Rencana Strategis Direktorat Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah Tahun 2007-2010. Jakarta: Departemen Agama RI.

Tim Penyusun. (2007). Rencana Strategis Direktorat Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah Tahun 2007-2010. Jakarta: Departemen Agama RI.

Tirtonegoro, S. (2001). Anak Supernormal dan Program Pendidikannya. Jakarta: Bumi Aksara.

Referensi

Dokumen terkait

Perancangan aplikasi webside ini sendiri sebenarnya tidak jauh berbeda dengan designer yang sudah ada, seperti design command button, format picture, dan link yang membedakan

Skripsi Sarjana : PUSPA PKPA Medan ( Studi etnografi PUSPA PKPA Dalam Melindungi Korban Kekerasan Rumah Tangga Terhadap Anak (KDRT) di Kota Medan).. Medan:

melakukan penelitian pada saat pertunjukan pawai seni Ngarak Posong yang.. diselenggarakan di Kabupaten Cianjur pada tanggal 18 Agustus 2014, acara

masyarakat santri terhadap keberadaan Lembaga Keuangan Syariah dengan mengacu pada indikator persepsi, antara lain : seberapa banyak stimulus yang diterima oleh

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2013 Yuhendri L.V, 2013 Pengaruh Kebutuhan Akan Prestasi, Lokus Kendali, Dan Efikasi

Pada siklus kedua ini tahapan yang dila- lui sama seperti pada siklus pertama yaitu: (1) persiapan yang dilakukan dalam siklus II ini adalah menyiapkan RPP

Jika pemilihan kayu sebagai bahan bangunan maka perlu diketahui sifat-sifat kayu, dalam hal ini kayu akan digunakan sebagai material pembuatan konstruksi

Untuk itu dimohon kehadiran saudara untuk pembuktian kualifikasi dimaksud dengan membawa seluruh dokumen kualifikasi asli / telah dilegalisir oleh pihak yang berwenang serta