• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA."

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN

KONSEP SISWA SMA

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar SarjanaPendidikan Departeman Pendidikan Fisika

Oleh

Irfan Ahmad Rifa’i

1102397

DEPARTEMEN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

IRFAN AHMAD RIFA’I

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN

KONSEP SISWA SMA

disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing I

Dr. Muslim, M.Pd. NIP. 196406061990031003

Pembimbing II

Dra. Hera Novia, M.T NIP. 196811042001122001

Mengetahui, KuasaKetuaDepartemen

SekretarisDepartemanPendidikanFisika

(3)

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN

KONSEP SISWA SMA

Oleh

Irfan Ahmad Rifa’i

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikandi Departemen Pendidikan Fisika FPMIPA UPI

© Irfan Ahmad Rifa’i Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak cipta dilindungi Undang-undang.

(4)

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK KETERAMPILAN PROSES

SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA

IRFAN AHMAD RIFA’I

1102397

ABSTRAK

Penelitian ini mengenai implementasi pendekatan saintifik pada pembelajaran fisika yang bertujuan untuk mengetahui gambaran pembelajaran pendekatan saintifik dan gambaran peningkatan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa SMA. Metode penelitian yang digunakan adalah pre-eksperimental dengan desain penelitian

OneGroup Pretest-Posttest Design. Subjek penelitian adalah 31 siswa kelas X di

salahsatu SMA di Kota Bandung. Instrumen yang digunakan berupa lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik, tes keterampilan proses sains, dan tes penguasaan konsep. Peningkatan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep ditentukan dengan menghitung nilai gain yang dinormalisasi dan diinterpretasikan berdasarkan kategori menurut Hake berdasarkan hasil pretest dan

posttest. Hasil penelitian menunjukkan keterlaksanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik hampir seluruh aktivitas terlaksana. Hasil penelitian juga menunjukkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep mengalami peningkatan. Keterampilan proses sains meningkat dengan perolehan skor <g> sebesar 0,74 yang termasuk kategori tinggi sedangkan pengusaan konsep meningkat dengan perolehan skor <g> sebesar 0,70 yang termasuk kategori sedang.

(5)

IMPLEMENTATION OF SCIENTIFIC APPROACH IN PHYSICAL EDUCATION TO INPROVE SCIENCE PROCESS

SKILLS AND CONCEPTS MASTERY HIGH SCHOOL STUDENTS

IRFAN AHMAD RIFA’I

1102397

ABSTRACT

The researchabout implementation of the scientific approach to the study of physics which aims to reveal the scientific approach to learning and pattern enhancement science process skills and concept mastery of high school students. This research using Pre-experimental research methods with one group pretest-posttest design. The subjects were 31 students of class X in one of thehigh school in Bandung. Instruments used is observation sheet for evaluate implementation of scientific approach, science process skills test, and concepts mastery test. Increase science process skills and concepts mastery is determined by calculating of normalized gain and category interpreted according to Hake based pretest and posttest result. The results showed scientific approach has been implemented with almost all activities carried out. The results also showed science process skills and conceptsmastery has increase. Science process skills increase with normalized gain of<g> by 0.74is high category while increasing the concept mastery with normalized gain of a score <g> by 0.70is medium category.

(6)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Implementasi Pendekatan Saintifik Pada Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Penguasaan Konsep Siswa SMA” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, 26 Agustus 2015 Yang membuat pernyataan,

(7)

KATA PENGANTAR

Bismillah.

Tidak ada tutur kata yang lebih pantas diucapkan dari lisan ini melainkan tutur kata yang menunjukkan syukur kepada Allah subhanahu wa ta’ala yang dengan berkat shifatPenyayang dan PengasihNya penulis diberikan nikmat dan karunia yang tak terhitung jumlahnya. Dengan izinNya pula akhirnya penulis bisa menyelesaikan skripsi yang sedang ada ditangan pembaca sekalian. Tak lupa shalawat beriring salam penulis sampaikan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi

wa sallam yang teladan dan inspirator bagi penulis.

Skripsi yang sedang ada ditangan pembaca ini berjudul, “Implementasi Pendekatan Saintifik Pada Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Penguasaan Konsep Siswa SMA”. Skripsi ini menggambarkan peningkatan keterampilan proses sains dan pengusaan konsep siswa setelah siswa mendapatkan pembelajaran fisika dengan menggunakan pendekatan saintifik.

Penulis meyakini dalam penyusunan skripsi ini pasti ada kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, saran pembaca yang membangun dan memperbaiki kesalahan-kesalahan pada skripsi ini sangatlah penulis harapkan dalam rangka perbaikan skripsi ini.

Sekian pengantar ini penulis sampaikan. Selamat membaca dan semoga bermanfaat.

Bandung, 26Agustus 2015 Penulis,

(8)

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalampenyelesaianskripsiini, penulistelahbanyakmendapatkanbantuan,

bimbingansertadukungandarisemuapihak. Olehkarenaitu,

dalamkesempataninipenulismengucapkanbanyakterimakasihkepada :

1. Dr. Muslim, M.Pd dan Dra. Hera Novia, M.T selaku Pembimbing 1 danPembimbing 2 yang senantisa membimbing, mengarahkan, membantu, dan mengemangati penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Dr. DadiRusdiana, M.Siselaku Ketua Departeman Pendidikan Fisika FPMIPA UPI

3. Seluruh dosen dan staf Departeman Pendidikan Fisika FPMIPA UPI

4. Mimi Hamidah dan Dea Agnes yang telahmembantumenjadi observer dalampelaksanaanpenelitian

5. Lissiana Nusifera, S.Pd. selaku guru fisika di SMA Laboratorium Percontohan UPI yang banyakmembantudalampelaksanaanpenelitian

6. Siswa-siswikelasX Mia 4 SMA Laboratorium Percontohan UPIsebagaisampelpenelitian

7. Keluarga tercinta Abi, Umi, danAdik-adik yang senantiasa memberikan dukungan dan do’a yang tak pernah terhenti

8. Teman-teman mahasiswa departemen pendidikan fisika angkatan 2011 yang telahbanyakmembantu

9. Kang Agus Latif yang telahmembimbingselamaini

10. Adik-adik di UKM BAQI UPI yang selalu menjadipenghibur

11. Santri-santri Sekolah Penghafal Qur’an terkhusus untuk Toto Budianto dan Dany Wildany yang senantiasa menjadi sahabat dalam menjalani perjuangan ini.

12. Ust. Suherman, S.Ag. Al-Hafidz selaku Ustadz Tahfidz yang senantiasa memberikan semangat kepada penulis.

13. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Terimakasih semuanya

(9)

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA

IRFAN AHMAD RIFA’I

1102397

ABSTRAK

Penelitian ini mengenai implementasi pendekatan saintifik pada pembelajaran fisika yang bertujuan untuk mengetahui gambaran pembelajaran pendekatan saintifik dan gambaran peningkatan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa SMA. Metode penelitian yang

digunakanadalahpre-eksperimentaldengan desain penelitian OneGroup Pretest-Posttest Design. Subjek

penelitian adalah 31 siswa kelas X di salahsatu SMA di Kota Bandung. Instrumen yang digunakan berupa lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik, tes keterampilan proses sains, dan tes penguasaan konsep. Peningkatan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep ditentukan dengan menghitung nilai gain yang dinormalisasi dan diinterpretasikan berdasarkan kategori menurut Hake berdasarkan hasil pretest dan posttest. Hasil penelitian menunjukkan keterlaksanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik hampirseluruhaktivitasterlaksana. Hasil penelitian juga menunjukkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep mengalami peningkatan. Keterampilan proses sains meningkat dengan perolehan skor <g> sebesar 0,74 yang termasuk kategori tinggi sedangkan pengusaan konsep meningkat dengan perolehan skor <g> sebesar 0,70 yang termasuk kategori sedang.

(10)

IMPLEMENTATION OF SCIENTIFIC APPROACH IN PHYSICAL EDUCATION TO INPROVE SCIENCE PROCESS

SKILLS AND CONCEPTS MASTERY HIGH SCHOOL STUDENTS

IRFAN AHMAD RIFA’I

1102397

ABSTRACT

The researchabout implementation of the scientific approach to the study of physics which aims to reveal the scientific approach to learning and pattern enhancement science process skills and concept mastery of high school students. This research using Pre-experimental research methods with one group pretest-posttest design. The subjects were 31 students of class X in one of thehigh school in Bandung. Instruments used is observation sheet for evaluate implementation of scientific approach, science process skills test, and concepts mastery test. Increase science process skills and concepts mastery is determined by calculating of normalized gain and category interpreted according to Hake based pretest and posttest result. The results showed scientific approach has been implemented with almost all activities carried out. The results also showed science process skills and conceptsmastery has increase. Science process skills increase with normalized gain of<g> by 0.74is high category while increasing the concept mastery with normalized gain of a score <g> by 0.70is medium category.

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian ... 6

C. Tujuan Penlitian ... 6

D. Manfaat Penelitian... 7

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Pendekatan Saintifik... 8

B. Keterampilan Proses Sains ... 14

C. Penguasaan Konsep ... 17

D. Materi Fluida Statis ... 23

E. Hasil Penelitian yang Relevan ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

A. Metode Penelitian... 28

B. Desain Penelitian ... 28

(12)

D. Definisi Operasional... 29

E. Prosedur Penelitian... 30

F. Instrumen Penelitian... 32

G. Analisis Uji Coba Instrumen ... 35

H. Teknik Pengolahan DatadanAnalisis Data ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43

A. Keterlaksanaan Pembelajaran Fisikadengan Pendekatan ... Saintifik ... 43

B. Peningkatan Keterampilan Proses Sains Siswa... 51

C. Peningkatan Penguasaan Konsep Siswa ... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 62

A. Kesimpulan... 62

B. Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 64

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Aktivitas Guru Dan Siswa ... 13

2.2 Aspek Keterampilan Proses Sains Dan Indikator- indikatornya.. 15

2.3 MatrikHubunganMateriFluidaStatisDenganAspek Keterampilan Proses SainsdanPenguasaanKonsep ... 26

3.1 One Group Pretest-Posttest Design ... 27

3.2. Rincian Soal Tes Keterampilan Proses Sains ... 32

3.2. Rincian Soal Tes Penguasaan Konsep ... 32

3.4 InterpretasiNilaiValiditas ... 33

3.5 InterpretasiNilaiReabilitas ... 34

3.6 Kriteria Tingkat Kesukaran... 35

3.7 KlasifikasiDayaPembeda ... 36

3.8 Data AnalisisUjiInstrumenKeterampilan Proses Sains ... 36

3.9 Data Analisis Uji Instrumen Penguasaan Konsep ... 37

3.10 Kategori Keterlaksanaan Pembelajaran ... 38

3.11 Nilai Gain Yang Dinormalisasi Dan Klasifikasinya ... 39

4.1 Rekapitulasi Keterlaksanaan Pembelajaran FisikaDengan Pendekatan Saintifik ... 42

(14)

DAFTAR GAMBAR

Tabel Halaman

2.1 Sasaran Pendekatan Saintifik ... 9

2.2 Bejana... 23

2.3 TekananMutlak ... 23

2.4 BejanaBerhubungan ... 24

2.5 Hukum Pascal ... 24

2.6 SistemDongkrakHidrolik ... 24

2.7 Meniskus ... 25

2.8 Kapilaritas ... 25

3.1 Bagan Prosedur Penelitian ... 30

4.1 Rekapitulasi KeterlaksanaanPembelajaranFisikadengan PendekatanSaintifik ... 42

4.2 Rekapitulasi KeterlaksanaanPembelajaranFisikadengan PendekatanSaintifikAktivitasSiswa ... 44

4.3 Rekapitulasi Gain yang DinormalisasiuntukSetiapAspek Keterampilan Proses Siswa ... 51

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

LAMPIRAN A STUDI PENDAHULUAN ... 67

LAMPIRAN B PERANGKAT PEMBELAJARAN ... 72

B.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 73

B.1.a RPP Pertemuan 1 ... 73

B.1.b RPP Pertemuan 2 ... 76

B.1.c RPP Pertemuan 3 ... 87

B.2 Lembar Kegiatan Siswa ... 93

B.2.a LKS Pertemuan 1 ... 93

B.2.b LKS Pertemuan 2... 95

B.2.c LKS Pertemuan 3 ... 97

LAMPIRAN C INSTRUMEN PENELITIAN... 100

C.1 Lembar Observasi Keterlaksanaan Pendekatan Saintifik Aktivitas Guru ... 101

C.2 LembarObservasiKeterlaksanaanPendekatanSaintifik Aktivitassiswa ... 103

C.3 Kisi-kisi Instrumen Keterampilan Proses Sains (KPS) ... 106

C.4 Kisi-kisi Instrumen Penguasaan Konsep ... 119

C.5 Hasiljudgement Instrumen Keterampilan Proses Sains (KPS) ... 130

C.6 Hasiljudgement Instrumen Penguasaan Konsep ... 158

C.7 Instrumen Keterampilan Proses Sains (KPS) dan Penguasaan Konsep ... 184

LAMPIRAN D ANALISIS UJI COBA INSTRUMEN... 187

D.1 Instrumen Keterampilan Proses Sains (KPS) ... 188

D.1.a Uji Validitas... 188

D.1.b Uji Reliabilitas... 189

D.1.c Uji Daya PembedadanTingkat Kesukaran... 190

(16)

D.2 Instrumen PenguasaanKonsep... 192

D.2.a Uji Validitas... 192

D.2.b Uji Reliabilitas... 193

D.2.c Uji Daya PembedadanTingkat Kesukaran... 194

D.2.d Rekapitulasi Hasil Analsisis Uji Coba Instrumen ... 195

LAMPIRAN E PENGOLAHAN DATA HASIL PENELITIAN ... 196

E.1 Rekapitulasi Keterlaksanaan Pendekatan Saintifik ... 197

E.2 Rekapitulasi Aktivitas Siswa ... 200

E.3 Rekapitulasi Skor Pretest dan Posttest ... 203

E.4 Rekapitulasi Skor Pretest dan PosttestKeterampilan Proses Sains .... 205

E.5 Rekapitulasi Gain yang Dinormalisasi Tes Keterampilan Proses Sains ... 207

E.6 Rekapitulasi Gain yang Dinormalisasi Setiap Aspek Keterampilan Proses Sains ... 208

E.7 Rekapitulasi Skor Pretest dan PosttestPenguasaan Konsep ... 215

E.8 Rekapitulasi Gain yang Dinormalisasi Tes Penguasaan Konsep ... 219

E.9 Rekapitulasi Gain yang Dinormalisasi Setiap Aspek Kognitif Penguasaan Konsep ... 220

LAMPIRAN F DOKUMENTASI PENELITIAN ... 226

F.1. LembarPerbaikan Proposal ... 227

F.2. Surat TugasMembimbing... 228

F.3. KesediaanMenjadiPenilaiInstrumenSkipsi ... 229

F.4. Surat PermohonanIzinPenelitian... 231

F.5. Surat KeteranganTelahMelakukanPenelitian... 232

F.6. LembarObservasiKeterlaksanaanPembelajaranFisika denganPendekatanSaintifik ... 233

F.7. LembarBimbinganSkripsi ... 245

F.8. DokumentasiPenelitian ... 249

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakangMasalah

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang fenomena alam secara sistematis sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam

kehidupan sehari-hari. Proses

pembelajaranmenekankanpadapemberianpengalamanlangsunguntukmengembang

kankompetensi agar

pesertadidikmenjelajahidanmemahamialamsekitarsecarailmiah. Pendidikan IPAdiarahkanmencaritahudanberbuatsehinggadapatmembantupesertadidikuntukm emperolehpemahaman yang lebihmendalamtentangalamsekitar(Depdiknas, 2006, hal. 159).

Berdasarkanpenjelasandiatas,jelasbahwapembelajaran IPA

hendaknyadilakukansebagaiprodukdan proses. IPA

sebagaiprodukberartikumpulanpengetahuanberupafakta, konsep, hukum,

teoridanprisip. Pembelajaran IPA yang

dilakukansebagaiprodukartinyapembelajaran yang

menghasilkanpengetahuanbagisiswa,

membuatsiswamemahamisekaligusmenguasaiberbagaifakta, konsep, hukum, teoridanprinsipdalamkeilmuan IPA. Sedangkan IPA sebagai proses

berupapemahamanmengenaibagaimanaproduk IPA diperoleh.

Dalampraktiknyacaramemperolehfakta, konsep, hukum,

teoridankonsepsebagaimana yang dilakukanoleh para

(18)

2

Dalampembelajaran, keduahakikat IPA sebagaiprodukdan proses tidakbisadipisahkan. Hasilbelajarsiswahendaknyaberupaproduksekaligus proses artinyasiswamenguasaiberbagaiproduk IPA berupakonsep, hukum, teoridanprinsipmelaluiberbagai proses pengalaman-pengalamanbelajar yang

melatihkankepadasiswabagaimanaproduk IPA

diperolehdenganberbagaiketerampilan-keterampilan proses sains. Sehinggadenganhalinipembelajaran IPA berupacara mencari tahu tentang fenomena alam secara sistematis sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (Depdiknas, 2006, hal. 159).

Dari penjelasan diatas, hendaknyapembelajaranfisika yang

merupakanbagiandari IPA juga

menekankanpadapenguasaankonsepsertamelatihkanketerampilan proses

sainssiswa. Penguasaankonsepyang

dimaksudmerupakankemampuansiswadalammemahamimaknasecarailmiahbaikteo rimaupunpenerapannyadalamkehidupansehari-hari (Dahar, 1989, hal. 80).Sehinggadarisiniamatlahpentinguntukmelatihkandanmengembangkanpenguas

aankonsepkepadasiswa. Penguasaankonseptermasukdalam domain kognitif. LebihspesifiknyadiukurmelaluiTaksonomi Bloom untuk domain kognitif.

Menurut Anderson danKrathwohlkemampuan/domain

kognitifinimeliputimengingat (remember)/C1,

memahami/mengerti(understand)/C2, menerapkan (apply)/C3, menganalisis (analyze)/C4, mengevaluasi (evaluate)/C5, danmenciptakan (create)/C6 (Gunawan, 2012, hal. 26). Sedangkanketerampilan proses sainsmerupakansekumpulanketerampilan-keterampilan yang dimilikioleh para ilmuandalammenggalidanmendapatkanprodukfisikaberupafakta, hukum, prinsipdanteori-teorifisika. Keterampilan-keterampilan proses sains yang dimaksudberupaketerampilanmengamati,mengelompokkan, menafsirkan, mengajukanpertanyaan, berhipotesis, menggunakanalat/bahan, menerapkankonsep, danberkomunikasi (Rustaman, 2005, hal. 86).Dengansiswamemilikiberbagaiketerampilan proses sainstersebut,

(19)

3

akanterusmencaridanmencariberbagaifakta, hukum, prinsip, danteori-teori. Dengan kata lain siswaakanterusbelajarbaik di sekolahmaupun di luarsekolah. Jelasketerampilaniniamatlahpentinguntuksiswamilikibaikketikasiswa duduk di bangkusekolahmaupunketikasiswahidupdalamkehidupansehari-hari.

Meskipunpadakenyataannyatidakbisadipungkiripraktiknyadilapanganmasihbanya

k guru yang

mengajarhanyasebatasrumus-rumusatauhanyasebatasmenyampaikankembaliapa yang

adadibukudenganharapansiswakelakbisa lulus ujiandengannilai yang memuaskan. Dalam proses pembelajaran, perencanaan guru dalammengelola proses pembelajaranmenjadisalahsatufaktorutamakeberhasilansiswadalambelajar.

Perencanakanpembelajaranhendaknyadikelolasehinggadalam proses pembelajaranmemungkinkanadanyaaktivitas yang melatihkanketerampilan proses sainsdanpenguasaankonsepsiswa. Meskipundalampraktiknyadilapanganbanyak guru yang kurangperhatiandalammerencanakan proses pembelajaran. Sebagaimanahasilobservasi yang penelitilakukan di salahsatu SMA di Kota

Bandung diperolehbahwapadaawalpembelajaran guru

tidakmembukapembelajarandenganmenampilkanfenomena-fenomenakontektualataumenghadirkanobjekuntuksiswaamati.

Padahalmenghadirkanberbagaifenomenaatauobjekuntuksiswaamatiamatlahpenting untukdilakukandalam proses pembelajarankarenapada proses pengamatanyang melatihkanketerampilanmengamatimenjadidasarpengembanganketerampilan

proses yang lainnya.Selainitumengamati juga

memberikankesempatankepadasiswauntukmengklasifikasikansekaligusmembandi

ngkanfenomenaatauobjek yang satudengan yang lainnyahalinimerupakanaktivitas yang melaitkan domain kognitif C2 (memahami) siswa. Dalam proses

pembelajaranjuga guru

jarangmengaitkanmateripembelajarandenganberbagaiaplikasinyaatauberbagaifeno

mena yang berkaitandenganmateri yang

diajarkan,padahaldengankegiataninidapatmelatihsiswauntukmemilikiketerampilan

menerapkankonsepsekaligusmelatih domain kognitif C3 (menerapkan).

Hasilwawancara juga

(20)

4

kumbanyakketerampilan proses sains yang

bisadikembangkansepertimerencanakanpercobaan, memprediksi, danmengomunikasikan. Selainitudalamkegiatanpraktikum juga memberikankesempatankepadasiswauntukbisamelatihkan domain kognitif C4

(menganalisis) padasaatsiswamenganalisisberbagai data

percobaanuntukmendapatkansuatuhubungandari data-data tersebut. Selainitu, peneliti juga mendapatkanbahwanilaiulangansiswamasihsangatrendah, rata-rata

hasilulanganharianhanya 30,79 darinilaimaksimal 100.

Dalamhalinipenelitimendugabahwa proses pembelajaranseperti yang telahdijelaskan di atasmenjadisebabyang membuatketerampilan proses sainsdanpenguasaankonsepsiswarendah.

Dalam proses pembelajaranmemang guru

biasanyamengajarsesuaidengankecakapan yang iamiliki. Sebagaimana yang dikemukakanoleh Gardner (1983) bahwadalam proses pembelajaranseorang guru

cenderungakanmengajardenganmetodedan model

pembelajaransesuaidengankeunggulankecerdasan yang diamiliki. Dan kebanyak guru cenderungmenggunakanmetodeceramahdalammelaksanakanpembelajaran di kelas. Padahaljikahanyadenganmetodeceramahbanyakaktivitas-aktivitaspembelajaransepertimengamati,

melakukanpercobaantidakdilakukanpadahalaktivitas-aktivitastersebutamatlahpentinguntukdilakukandalamrangkamelatihkanketerampil an proses sainsdanpenguasaankonsepsiswa.

Oleh karena itu, diperlukansebuahrancanganpembelajaran yang berisikanberbagaiaktivitasdalamrangkamemberikan kesempatan kepada siswa untuk melatihkan keterampilan proses sainsdanpenguasaankonsepsiswa.

Sejalandenganpenjelasandiataskurikulum 2013

hadiruntukmencobamenjadisolusidariberbagaipermasalahandalam proses pembelajaran. Kurikulum 2013 hadirdenganmelakukanperombakan yang cukupbesardarisegi proses pembelajaran. Kurikulum 2013 melakukanpenguatan proses

(21)

5

Pendekatan saintifik merupakan proses pembelajaran yang dirancang agar siswa secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati,menanya, mengumpulkan informasi melalui percobaan, mengolah informasi agar dapat menyimpulkan suatu konsep, hukum atau prinsip kemudian mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan (Kemendikbud, 2013, hal. 4). Tahapan pembelajaran dalam pendekatan saintifik terdiri atas lima proses pembelajaran yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengomunikasikan.

Pendekatan saintifik atau disebut juga pendekatan ilmiah diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan siswa. Pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah itu lebih efektif hasilnya dibandingkan dengan pembelajaran tradisional. Hasil penelitian membuktikan bahwa pada pembelajaran tradisional, retensi informasi dari guru sebesar 10 persen setelah lima belas menit dan perolehan pemahaman kontekstual sebesar 25 persen. Pada pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah, retensi informasi dari guru sebesar lebih dari 90 persen setelah dua hari dan perolehan pemahaman kontekstual sebesar 50-70 persen (Kemendikbud, 2013, hal. 1).

Proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik dipandu dengan kaidah-kaidah pendekatan ilmiah. Pendekatan ini bercirikan penonjolan dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu kebenaran (Kemendikbud, 2013, hal. 1). Dengan demikian, proses pembelajaran harus dilaksanakan dengan dipandu nilai-nilai, prinsip-prinsip, atau kriteria ilmiah. Dalam melaksanakan pendekatan saintifik dalam pembelajaran dilakukan melalui lima langkah proses yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengomunikasikan. Lima proses belajar ini diimplementasikan ke dalam model atau strategi pembelajaran, metode, teknik, maupun taktik yang digunakan.

(22)

6

menanya, akan tetapi guru tidak langsung menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Pertanyaan-pertanyaan siswa yang muncul pada langkah menanya ini diarahkan oleh guru agar menjadi sebut pertanyaan penelitian yang menjadi dasar dalam melakukan kegiatan mencoba berupa kegiatan eksperimen atau studi pustaka.Kemudian informasi yang didapat dari langkah mencoba dianalisis pada langkah menalar. Setelah siswa mendapatkan jawaban dari pertanyaannya, siswa diminta untuk mengomunikasikan apa yang didapatkan pada langkah mengomunikasikan.

Proses pembelajaran seperti dijelaskan di atas memungkinkan untuk melatihkan keterampilan proses sains siswa. Selain itu, dalam proses pembelajaran memungkinkan untuk siswa bisa menggali informasi dari berbagai sumber belajar dan tidak hanya terpaku pada apa yang dijelaskan guru atau yang tercantum pada buku teks. Sebagaimana pendapat Lazim (2014, hal. 1) bahwa pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru.

Dari latarbelakang yang telahdipaparkan

diataspenelitimerasaperluuntukmelakukanpenelitiandenganjudulpenelitianimplem

entasi pendekatan saintifik pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan

keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa SMA.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah secara umum dalam penelitian ini adalah “Bagaimana

peningkatan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa setelah diterapkan pembelajaranfisika dengan pendekatan saintifik?”. Adapun secara lebih rinci dijabarkan kedalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana keterlaksaan pembelajaran fisika dengan pendekatan saintifik? 2. Bagaimana peningkatan keterampilan proses sains siswa setelah

diterapkan pembelajaran fisika dengan pendekatan saintifik?

(23)

7

C. TujuanPe nelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini sebagai berikut,

1. Mendapatkan gambaran keterlaksanaan pembelajaran fisika dengan pendekatan saintifik

2. Mendapatkan gambaranpeningkatan keterampilan proses sains siswa setelah diterapkan pembelajaran fisika dengan pendekatan saintifik

3. Mendapatkan gambaran peningkatan penguasaan konsep siswa setelah diterapkan pembelajaran fisika dengan pendekatan saintifik

D. ManfaatPenelitian

1. Manfaat dari segi teori

a. Mengetahui peningkatanketerampilan proses sainsdan penguasaan konsepsiswa setelah diterapkan pembelajaran fisika dengan pendekatan saintifik.

b. Menambah dan mengembangkan teori-teori yang sudah ada. c. Sebagai rujukan penelitian lanjutan dibidang yang berkaitan. 2. Manfaat dari segi praktik

a. Memberikan gambaran kepada guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran fisika dengan menerapkan pendekatan saintifik.

b. Memberikan motivasi kepada siswa untuk bersemangat dalam meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep fisika.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Bab I terdiri ataslatarbelakangmasalah, rumusanmasalah, tujuanpenelitian, manfaatpenelitian, danstrukturorganisasiskripsi.

(24)

8

Bab III terdiri atasmetode dan desainpenelitian yang digunakan, populasi dan sampel, definisioperasional, prosedurpenelitian, instrumenpenelitian, teknik analisis uji coba instrumen,teknikpengumpulan data, dan teknik analisis data.

Bab IVmenyampaikandata hasil penelitian yang disertasi dengan pembahasan untuk menjawab rumusan masalah penelitian.

Bab Vmenyampaikankesimpulandaripenelitian yang

(25)

28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. MetodePenelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pre-eksperimental. Sugiyono (2013, hal. 109) menyatakan bahwapre-ekperimental

karena bukan merupakan ekperimen sungguh-sungguh, karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi variabel dependen. Hal ini terjadi, karena tidak adanya variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara random.Selainitu, penelitianinitujuannyaadalahuntukmenlihatpengingkatankemampuanketerampilan

proses

sainsdanpenguasaankonsepsiswasetelahmendapatkanperlakukanberupapenmbelaja

randenganmenggunakanpendekatansaintifiksehinggametodepre-eksperimentalsudahbisamencukupitujuanpenelitian.

B. Desain Penelitian

Desainpenelitian yang digunakandalam penelitian ini adalahOneGroup

Pretest-Posttest Design(Sugiyono, 2013, hal. 110).

DesaininidapatdigambarkanmelaluiTabel 3.1 berikut.

Tabel 3.1 One Group Pretest-Posttest Design

Pretest Treatment Posttest

Dengan : Pretest

: Perlakuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik : Posttest

Sugiyono (2013, hal 110) menyatakan bahwa pada desain ini terdapat

(26)

29

lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakukan. Pretest keterampilan proses sains (KPS) dan penguasaan konsep dilakukan pada pertemuan pertama sebelum siswa mendapatkan pelakukan berupa pembelajaran fisikadengan pendekatan saintifik. Setelah pretest, siswa diberikan perlakukan pembelajaran dengan pendekatan saintifik selama tiga kali pertemuan dan pada pertemuan keempat siswa diberikan postest keterampilan proses sains (KPS) dan penguasaan konsep.

C. PopulasidanSampel

Populasidalampenelitianiniadalah seluruhsiswakelasX di salahsatu SMA di Kota bandung. Sedangkansampelpadapenelitian ini adalah seluruh siswa di kelas X MIA 4 sebanyak 31 siswa.

D. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yang akan diukur dan diteliti yaitu keterlaksanaan pembelajaran fisikadengan pendekatan saintifik, keterampilan proses sains siswa, dan penguasaan konsep siswa. Berikut definisi operasional untuk ketiga variabel tersebut,

1. Pendekatan saintifik merupakan pendekatan pembelajaran yang menggunakan proses-proses ilmiah dalam setiap tahapan pembelajarannya. Adapun tahapan pembelajaran dengan pendekatan saintifik meliputi mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengomunikasikan. Keterlaksanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik diukur dengan menggunkan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran untuk aktivitas guru dan aktivitas siswa. Lembar observasi berbentuk daftar checklistyang dikembangkan berdasarkan tahapan-tahapan pendekatan saintifik.

2. Keterampilan proses sains siswamerupakansekumpulan

(27)

30

berkomunikasi, mengukur, menyimpulkan, klasifikasidanmemprediksi. Sedangkanketerampilan integral adalahketerampilan yang menggabungkanduaataulebihketerampilandasarcontohnyaberupakerampilan

mengidentifikasivariabel, merumuskanhipotesis,

menggambarkanhubunganantarvariabel, merancang, investigasi, bereksperimen, memperoleh data, mengorganisasi data dalamtabeldangrafik, investigasimenganalisisdan data mereka, merumuskan model, mendefinisikanvariabelsecaraoperasional,

memahamihubungansebabdanakibat. Padapenelitianini keterampilan proses sains ini diukur dengan menggunakan instrumentes keterampilan proses sains berbentuk pilihan ganda. Instrumen tes ini digunakan untuk mengukur keterampilan mengamati, memprediksi, merencanakan percobaan, menerapkan konsep, dan mengomunikasikan.

3. Penguasaan konsep siswamerupakan kemampuan siswa dalam memahami

makna secara ilmiah baik teori maupun penerapannya dalam kehidupan

sehari-hari. Indikatorpenguasaankonsep yang

dimaksuddalampenelitianinididasarkanpadatingkatankemampuankognitifTa

ksonomi Bloom Revisi yang meliputi C1 (mengingat), C2 (memehami), C3 (mengaplikasikan), dan C4 (menganalisis).Penguasaan konsep diukur dengan instrumen tes berbentuk pilihan ganda.

E. ProsedurPenelitian

Secaraumumprosedurpenelitianterdiriatastigatahap, yaitutahappersiapan, tahappelaksanaandantahapakhir.

1. Tahap Persiapan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan adalah sebagai berikut: a. Studi pendahuluan berupa studi lapangan

b. Studi litelatur c. Telaah kurikulum.

d. Penyusunan proposal penelitian dan seminar proposal penelitian e. Penentuan materi pokok bahasan.

(28)

31

g. Membuatinstrumenpenelitian,

men-judgementinstrumenpenelitiankepadadosen ahli.

h. Memperbaikiinstrumenpenelitian. i. Melakukanujicobainstrumenpenelitian.

j. Menganalisishasilujicobainstrumenpenelitianmeliputi, ujivaliditas, ujireliabilitas, tingkatkesukarandandayapembeda.

k. Memperbaikiinstrumenpenelitian.

l. Menentukan populasi dan sampel penelitian 2. Tahap Pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan adalah sebagai berikut: a. Pelaksanaanpretest

b. Memberikantreatment (perlakuan)

berupapembelajaranfisikadenganpendekatan saintifik

c. Melakukan observasi keterlaksanaan pembelajaranfisika dengan pendekatan saintifik

d. Pelaksanaanposttest 3. Tahap Akhir

Kegiatan yang dilakukan pada tahap akhir adalah sebagai berikut: a. Mengolah data hasilpretest danposttestdan keterlaksanaan pembelajaran. b. Menentukan keterlaksanaan pembelajaran dan peningkatan keterampilan

proses sains siswa serta pengingkatan penguasaan konsep siswa. c. Menganalisis dan membahas hasil temuan penelitian

(29)

32

Gambar 3.1. Bagan Prosedur Penelitian

D. InstrumenPenelitian

Instrumenpenelitianadalahsuatualat yang

digunakanmengukurfenomenaalammaupunsosial yang diamati. Secaraspesifiksemuafenomenainidisebutdenganvariabel-variabelpenelitian

(30)

33

1. Lembar Observasi Keterlaksanaan PembelajaranFisika dengan

Pendekatan Saintifik

Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran digunakan untuk mengukur keterlaksanaan setiap tahapan pembelajaran dengan pendekatan saintifik pada setiap pertemuan. Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik berisi aktivitas-aktivitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa yang disesuaikan dengan tahapan-tahapan pembelajaran dalam pendekatan santifik. Lembar observasi keterlasanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dapat dilihat pada Lampiran C.1.

2. Instrumen Tes Keterampilan Proses Sains

(31)

34

Tabel 3.2. Rincian Soal Tes Keterampilan Proses Sains

No Konteks

Aspek Keterampilan Proses Sains

Jumlah

Mengamati Memprediksi Merencanakan Percobaan

Menerapkan Konsep

Mengomuni-kasikan

1 Tekanan

Hidrostatis 3 4,5 8 10 13 6

2 Prinsip

Pascal 11 1

3 Hukum

Archimedes 1,2 6 7,9 12 14,15 8

Jumlah 3 3 3 3 3 15

3. Instrumen Tes Penguasaan Konsep

Tes penguasaan konsepdigunakan untuk mengukur penguasaan konsep siswa sebelum dan sesudah mendapatkan treatment berupa pembelajaran fisikadengan menggunakan pendekatan saintifik (instrumen tes keterampilan proses sains dapat dilihat pada lampiran C.4. Instrumen tes penguasaan konsep berbentuk pilihan ganda dengan lima pilihan jawaban yang yang mengukur penguasaan konsep siswa pada aspek C1 (mengamati), C2 (memahami), C3 (mengaplikasikan), dan C4 (menganalisis).

Tabel 3.3. Rincian Soal Tes Penguasaan Konsep

No Materi

Aspek Kognitif

Jumlah

C1 C2 C3 C4

1 Tekanan

Hidrostatis 2 1,3,5,10 4,6,7,8,9 10

2 Prinsip

Pascal 12 11,13 3

3 Hukum

Archimedes 14 16,17,18,19,20 15,21 8

4 Tegangan

Permukaan 22 23 2

5 Kapilaritas 24 25 2

[image:31.596.55.570.102.243.2] [image:31.596.96.529.479.684.2]
(32)

35

E. Analisis Uji Coba Instrumen

Menurut Suharsimi Arikunto (2013, hal. 72) menyatakan bahwa sebuah tes yang dapat dikatakan sebagai alat pengukuran, harus memenuhi persyaratan tes, yang memiliki validitas, realibilitas, objektivitas, praktikabilitas dan ekonomis.

1. Validitasbutirsoal

Validitasadalahsuatuukuran yang menunjukantingkat-tingkatkevalidansuatuisntrumenatautes. Suatutesdikatakan valid jikamengukurapabilatesitumengukurapa yang hendakdiukur (Arikunto, 2013, hlm. 80). Untukmengujivaliditastes, digunakanteknikkorelasiPearson Product Moment, yaitu:

(Arikunto, 2013, hal. 87) Keterangan :

= koefisienkorelasiantaravariabel X danvariabel Y = jumlah siswa

= skor tiap butir tes = skor total tiap butir tes

Nilaivaliditasbutirteshasilperhitungandiinterpretasikanberdasarkantabeldib awahini,

Tabel 3.3Interpretasinilaivaliditas

Nilai Interpretasi

0,800 – 1,000 Sangattinggi

0,600 – 0,800 Tinggi

0,400 – 0,600 Cukup

0,200 – 0,400 Rendah

0,000 – 0,200 Sangatrendah

(Arikunto, 2013, hal. 89)

[image:32.596.142.483.530.668.2]
(33)

36

Reabilitaserathubungannyadengankepercayaan.

Suatutesdapatdikatakanmempunyaitarafkepercayaan yang

tinggijikatestersebutdapatmemberikanhasil yang tetap(Arikunto, 2013, hal. 100) UntukmencarirealibilitasmenggunakanrumusK-R. 20sebagaiberikut,

(Arikunto, 2013, hal. 115) Keterangan :

= realibilitas tes secara keseluruhan

= proporsi subjek yang menjawab item benar

= proporsi subjek yang menjawab item salah ( ) ∑ = jumlah hasil perkalian antara dan

= banyaknya item

= standar deviasi dari tes

Nilaireliabilitasteshasilperhitungandiinterpretasikanberdasarkantabeldibawa h,

Tabel. 3.5Interpretasinilaireabilitas

Nilai r Interpretasi

0,800 – 1,000 Sangattinggi

0,600 – 0,800 Tinggi

0,400 – 0,600 Cukup

0,200 – 0,400 Rendah

0,000 – 0,200 Sangatrendah

(Arikunto, 2013, hal. 89)

3. Tingkat kesukaran

MenurutSuharsimi Arikunto (2013, hal. 222) soal yang baikadalahsoal yang

tidakterlalumudahatautidakterlalusukar. Soal yang

terlalumudahtidakmembuatsiswamengembangkanataumengasahkemampuan yang

[image:33.596.146.488.474.612.2]
(34)

37

(35)

38

Tingkat

kesukarandarisuatubutirsoalpadainstrumendapatdiketahuimelaluirumusan

(Arikunto, 2013, hal. 223) Keterangan:

= tingkat kesukaran

= banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar = jumlah seluruh siswa peserta tes

Tingkat

kesukaransetiapbutirsoalpadasebuahinstrumendiinterpretasikanmelaluikriteriaberi kut,

Tabel. 3.6Kriteriatingkatkesukaran

Nilai Tingkat Kesukaran (P) Kriteria Tingkat Kesukaran

0,00 – 0,25 Sukar

0,26 – 0,75 Sedang

0,76 – 1,00 Mudah

(Arikunto, 2013, hal. 225)

4. DayaPembeda

Dayapembedasoaladalahkemampuansuatusoaluntukmembedakanantarasisw a yang pandai (berkemampuantinggi) dengansiswabodoh (berkemampuanrendah) (Arikunto, 2013, 22). DayaPembedaditentukandenganrumus,

(Arikunto, 2013, hal. 218) Keterangan:

= daya pembeda

[image:35.596.137.490.411.499.2]
(36)

39

=banyaknyasiswapadakelompokbawah yang menjawabsoaldenganbenar = banyaknya peserta kelompok atas

= banyaknyapesertakelompokbawah

Dayapembedasetiapbutirsoaldiklasifikasikanmelaluikriteriaberikut. Tabel. 3.6Klasifikasidayapembeda

DayaPembeda (D) InterpretasiDayaPembeda

0,00 – 0,20 Jelek (poor)

0,20 – 0,40 Cukup (satisfactory)

0,40 – 0,70 Baik (good)

0,70 – 1,00 Baiksekali (excellent)

(Arikunto, 2013, hal. 232)

5. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen

Hasilujiinstrumenbesertaanalisisnyauntukinstrumentesketerampilan proses sainsdaninstrumentespenguasaankonsep disajikanpadaTabel 3.7dan 3.9berikut.

Tabel 3.7. Data AnalisisUjiCoba InstrumenKeterampilan Proses Sains

No Soal Validitas Daya Pembeda Tingkat Kesukatan Keputusan

rxy Kategori DP Kategori TK Kategori

26 0,34 Rendah 0,33 Cukup 0,84 Mudah Dipakai

27 0,42 Cukup 0,17 Jelek 0,92 Mudah Dipakai

28 0,55 Cukup 0,42 Baik 0,80 Mudah Dipakai

29 0,60 Tinggi 0,33 Cukup 0,76 Mudah Dipakai

30 0,48 Cukup 0,25 Cukup 0,88 Mudah Dipakai

31 0,50 Cukup 0,08 Jelek 0,04 Sukar Dipakai

32 0,55 Cukup 0,17 Jelek 0,92 Mudah Dipakai

33 0,32 Rendah 0,17 Jelek 0,76 Mudah Dipakai

34 0,19 Sangat

Rendah 0,08 Jelek 0,20 Sukar

Tidak

Dipakai

35 0,49 Cukup 0,42 Baik 0,20 Sukar Dipakai

[image:36.596.136.492.219.331.2] [image:36.596.97.530.467.742.2]
(37)

40

No Soal Validitas Daya Pembeda Tingkat Kesukatan Keputusan

rxy Kategori DP Kategori TK Kategori

37 0,32 Rendah 0,08 Jelek 0,88 Mudah Dipakai

38 0,36 Rendah 0,17 Jelek 0,92 Mudah Dipakai

39 0,26 Rendah 0,08 Jelek 0,28 Sedang Dipakai

40 0,45 Cukup 0,25 Cukup 0,20 Sukar Dipakai

Reliabilitas 0,97

Kategori Sangat Tinggi

Tabel 3.9. Data Hasil Analisis Uji Coba Instrumen Penguasaan Konsep

No Soal Validitas Daya Pembeda Tingkat Kesukatan Keputusan

rxy Kategori DP Kategori TK Kategori

1 0,27 Rendah 0,08 Jelek 0,44 Sedang Dipakai

2 0,27 Rendah 0,08 Jelek 0,44 Sedang Dipakai

3 0,21 Rendah 0,08 Jelek 0,40 Sedang Dipakai

4 0,27 Rendah 0,08 Jelek 0,44 Sedang Dipakai

5 0,29 Rendah 0,08 Jelek 0,32 Sedang Dipakai

6 0,27 Rendah 0,08 Jelek 0,44 Sedang Dipakai

7 0,34 Rendah 0,08 Jelek 0,44 Sedang Dipakai

8 0,58 Cukup 0,42 Baik 0,16 Sukar Dipakai

9 0,67 Tinggi 0,50 Baik 0,24 Sukar Dipakai

10 0,63 Tinggi 0,33 Cukup 0,16 Sukar Dipakai

11 0,10 Sangat

Rendah 0,00 Jelek 0,16 Sukar

Tidak

Dipakai

12 0,40 Cukup 0,33 Cukup 0,44 Sedang Dipakai

13 0,43 Cukup 0,42 Baik 0,28 Sedang Dipakai

14 0,17 Sangat

Rendah 0,25 Cukup 0,12 Sukar

Tidak

Dipakai

15 0,32 Rendah 0,08 Jelek 0,40 Sedang Dipakai

16 0,26 Rendah 0,42 Baik 0,16 Sukar Dipakai

17 0,07 Sangat

Rendah 0,25 Cukup 0,12 Sukar

Tidak

Dipakai

[image:37.596.103.526.295.750.2]
(38)

41

No Soal Validitas Daya Pembeda Tingkat Kesukatan Keputusan

rxy Kategori DP Kategori TK Kategori

19 0,25 Rendah 0,08 Jelek 0,16 Sukar Dipakai

20 0,31 Rendah 0,08 Jelek 0,20 Sukar Dipakai

21 0,23 Rendah 0,25 Cukup 0,24 Sukar Dipakai

22 0,60 Tinggi 0,42 Baik 0,24 Sukar Dipakai

23 0,07 Sangat

Rendah 0,08 Jelek 0,04 Sukar

Tidak

Dipakai

24 0,27 Rendah 0,25 Cukup 0,12 Sukar Dipakai

25 0,23 Rendah 0,33 Cukup 0,20 Sukar Dipakai

Reliabilitas 0,99

Kategori Sangat Tinggi

F. TeknikPengolahan Data dan Analisis Data

1. Pengolahan Data Keterlaksanaan Pembelajaran Pendekatan Saintifik

Data yang diperoleh merupakan hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik. Pengolahan data berupa menghitung persentase keterlaksanaan setiap tahap pembelajaran dengan pendekatan saintifik. Berikut langkah- langkah pengolahan data tersebut,

1. Menghitung jumlah jawaban “ya” dan “tidak” pada lembar observasi setiap pengamat

2. Menghitung persentasi keterlasanaan pembelajaran dengan rumus, ∑

(39)

42

Tabel 3.10. Kategori Keterlaksanaan Pembelajaran Interval PersentaseKeterlaksanaan

Pembelajaran (%) Kategori

KP = 0 Taksatuaktivitas pun terlaksana

0 < KP < 25 Sebagiankecilaktivitasterlaksana 25 ≤ KP < 50 Hampirsetengahaktivitasterlaksana

KP = 50 Setengahaktivitasterlaksana

50 < KP < 75 Sebagianbesaraktivitasterlaksana

75 ≤ KP < 100 Hampirseluruhaktivitasterlaksana

KP = 100 Seluruhaktivitasterlaksana

(Riduwan dalam Muslim, 2014, hal. 98)

2. Pengolahan Data Hasil Tes Keterampilan Proses Sains danPenguasaan

Konsep

Data hasil tes keterampilan proses sains dan penguasaan konsep diperoleh dari data hasil pretest dan posttest. Adapun pengolahan data kedua tes ini adalah sebagai berikut.

a. Pemberikan Skor

Semua jawaban siswa baik di pretest maupun posttest diperika dan diberi skor. Setiap jawaban siswa yang benar diberi nilai satu dan jawaban yang salah atau tidak dijawab diberi nilai nol.

b. Menghitung Gaindan Gain Ternormalisasi

Gain adalahselisihantaraskorpretest denganskorposttest. Panggabean(Sonia, 2014, hal. 38)mengemukakanbahwaPerbedaanskorpretest danposttest inidiasumsikansebagaiefekdaritreatment.

Secaramatematisdituliskansebagaiberikut,

[image:39.596.121.503.101.312.2]
(40)

43

Keterangan,

: Rata-rata gain yang ternormalisasi : Rata-rata skor posttest

: Rata-rata skor pretest

Tabel 3.11. Nilai Gain yang dinormalisasi dan klasifikasinya

Nilai Gain Klasifikasi

Rendah

Sedang Tinggi

[image:40.596.134.493.239.330.2]
(41)

62

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan disalahsatu SMA di kota Bandung yang telah menerapkan kurikulum 2013dengan menerapkan pendekatan saintifik pada materi fluida statis didapat kesimpulan sebagai berikut,

1. Pembelajaran fisika dengan menggunakan pendekatan saintifik terlaksana dengan kategori hampirseluruhaktivitasterlaksana. Aktivitas guru dalam membimbing proses pembelajaran seluruhnyaterlaksana sesuai dengan yang direncanakan pada RPP untuk setiap pertemuannya. Adapun aktivitas keterlaksanaan siswa mengikuti pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan pada RPP hampirseluruhaktivitasterlaksana.

2. Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran fisika secara umum dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa. Hal ini dapat dilihat dari skor rata-rata posttest keterampilan proses sains siswa yang meningkat dibanding dengan skor rata-ratapretest siswa. Peningkatan keterampilan proses sains siswa setelahmendapatkantreatment berupapembelajaranfisikadenganpendekatansaintifiktermasukdalamkatego ritinggi.

3. Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran fisika juga dapat meningkatkan penguasaan konsep fisika siswa. Hal ini dapat dilihat dari skor rata-rataposttest penguasaan konsep siswa yang meningkat dibanding dengan skor rata-ratapretest siswa. Peningkatan penguasaan konsep siswa setelahmendapatkantreatment

(42)

63

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai penerapan pendekatan saintifik dalam rangka meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan koonsep ada beberapa saran yang ingin peneliti sampaikan. Berikut adalah saran dari penelitian yang telah dilakukan.

1. Untuk penelitian selanjutnya, aspek yang diukur untuk keterampilan proses sains lebih luas lagi agar gambaran peningkatan keterampilan proses sains lebih akurat.

(43)

64

DAFTAR PUSTAKA

Almansyahnis. (2013). PembelajaranDenganPendekatanSaintifik.

Diambilkembalidari

http://www.almansyahnis.com/2013/10/pembelajaran-dengan-pendekatan-saintifik.html. Diaksespada 23 januari 2015

Arikunto, S. (2013). Dasar-DasarEvaluasiPendidikan. Jakarta: BumiAksara. Dahar, R. W. (1989). Teori-TeoriBelajar. Jakarta: Erlangga

Depdiknas. (2006). Standar Isi UntukSatuanPendidikanDasardanMenengah. Jakarta: BNSP

Dokme, I. (2009). Turkish primary school students’ performance on basic science process skills. Procedia Sosial and Behavioral Sciences, 1, 544-548.

Gardner, H. (1983; 1993) Frames of Mind: The theory of multiple intelligences, New York: Basic Books. The second edition was published in Britain by Fontana Press. 466 + xxix pages.

Gunawan, I. (2012). Taksonomi Bloom-RevisiKognitif:

KerangkaLandasanUntukPembelajaran, Pengajaran, danPenilaian.

Premiere Educandum, 2(2), 16-40.

Kamajaya. (2008). CerdasBelajarFisika. Bandung: Grafindo

Kartikasari. (2014). Keterampilan Proses Sains (KPS) Siswa Smp Dalam

Pembelajaran Respirasi Serangga DenganMenggunakan Pendekatan

Scientific. SkripsiJurusanPendidikanBiologi FPMIPA UPI. Bandung: Tidakditerbitkan.

Karsli, F. (2009). Determining Science Teachers' Ideas About The Science

Process Skills: A Case Study. Procedia Sosial and Behavoiral Sciences, I,

(44)

65

Kemendikbud. (2013). Diklat Guru DalamRangkaImplementasiKurikulum 2013. Jakarta: Kemendikbud.

Kemendikbud. (2013). Rasional Kurikulum 2013. Jakarta : Kemendikbud

Kemendikbud. (2013). Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar Dan

Menengah. Jakarta: Kemendikbud

Kemendikbud. (2013). Standar Proses Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta: Kemendikbud

Kemendikbud. (2013). Pendekatan Saintifik. Jakarta: Kemendikbud

Muslim. (2014). Pengembangan Program

PerkuliahanFisikaSekolahBerorientasiKemampuanBerargumentasiCalon

Guru Fisika. DisertasiPascaSarjana UPI. Bandung: Tidakditerbitkan.

Nulfita, I. M. (2014). Implementasi Pendekatan Saintifik Dankarakter Dalam

Pembelajaran Sains Menyongsong Generasi Emas Indonesia. Journal

UNS. 1-7

Lati, W. (2012). Enhancement of learning achievement and integrated science

process skills using science inquiry learning activities of chemical

reaction rates. Procedia SosialangBehaviorial Sciences, 46, 4471-4475.

Lazim, M. (2013). PenerapanPendekatanSaintifikdalamPembelajaranKurikulum 2013.

Liston, M. (2013). Scientific Process Skills in Primary Science. Resource &

Research Guide, 4(10), 1-4.

Mundilarto. (2012). PenilainHasilBelajarFisika. Yogyakarta: UNY Press.

Nworgu. (2013). Effect of Guided Inquiry with Analogy Instructional Strategy on

Student Acquisition of Science Prosess Skills. Journal of Education and

(45)

66

Pribadi, B. A. (2010). Model DesainSistemPembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat. Rustaman, N. (2005). StrategiBelajarMengajarBiologi. Malang: IKIP Malang. Sonia, G. (2014). Penerapan Scientific Approach padaPembelajaranFisika di

SMP.SkripsiJurusanPendidikanFisika FPMIPA UPI. Bandung:

Tidakditerbitkan.

Sugiharti, P. (2005). PenerapanTeori Multi

IntelegencedalamPembelajaranFisika.JurnalPendidikanPenabur, 5, 29-42.

Gambar

Tabel Halaman
Tabel Halaman
Gambar 3.1. Bagan Prosedur Penelitian
Tabel 3.2. Rincian Soal Tes Keterampilan Proses Sains
+7

Referensi

Dokumen terkait

Adapun subyek - subyek yang berkaitan dan merupakan sumber informasi dalam penelitian ini adalah: Data primer, merupakan data yang diperoleh secara langsung dari obyek

Untuk meningkatkan potensi agens antagonis perlu ditambah frekuensi aplikasi pada berbagai usia tanaman serta perlu dilakukan penelitian mengenai perbandingan

perbankan Bank Indonesia menjelaskan untuk kelompok kegiatan usaha 1 (BUKU?. 1) adalah yang memiliki modal inti mulai dari Rp 100 miliar hingga di

Senyawa kompleks yang dihasilkan dianalisis menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom untuk mengetahui kadar ion logam Cu(II) yang terkandung dalam senyawa kompleks

Bersihkan tabung penerima dan pendingin dengan asam pencuci, bilas dengan air, kemudian keringkan dalam lemari pengering.Timbang seksama sejumlah bahan yang diperkirakan

Pengujian timer pewaktuan pada alat dilakukan untuk mengetahui perbandingan unjuk kerja pewaktuan shaker dalam beroperasi. Alat ukur pembanding berupa

Hasil hipotesis variabelJob insecurity mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Turnover Intention pengaruh positif job insecurity tinggi pada karyawan kontrak

perubahan suatu bahan dari satu fase ke fase yang lain dengan tenaga bebas bahan itu dan turunan pertamanya merupakan fungsi malar dari suhu dan tekanan, atau peubah lain yang