IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN
KONSEP SISWA SMA
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar SarjanaPendidikan Departeman Pendidikan Fisika
Oleh
Irfan Ahmad Rifa’i
1102397
DEPARTEMEN PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
IRFAN AHMAD RIFA’I
IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN
KONSEP SISWA SMA
disetujui dan disahkan oleh pembimbing :
Pembimbing I
Dr. Muslim, M.Pd. NIP. 196406061990031003
Pembimbing II
Dra. Hera Novia, M.T NIP. 196811042001122001
Mengetahui, KuasaKetuaDepartemen
SekretarisDepartemanPendidikanFisika
IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN
KONSEP SISWA SMA
Oleh
Irfan Ahmad Rifa’i
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikandi Departemen Pendidikan Fisika FPMIPA UPI
© Irfan Ahmad Rifa’i Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2015
Hak cipta dilindungi Undang-undang.
IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK KETERAMPILAN PROSES
SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA
IRFAN AHMAD RIFA’I
1102397
ABSTRAK
Penelitian ini mengenai implementasi pendekatan saintifik pada pembelajaran fisika yang bertujuan untuk mengetahui gambaran pembelajaran pendekatan saintifik dan gambaran peningkatan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa SMA. Metode penelitian yang digunakan adalah pre-eksperimental dengan desain penelitian
OneGroup Pretest-Posttest Design. Subjek penelitian adalah 31 siswa kelas X di
salahsatu SMA di Kota Bandung. Instrumen yang digunakan berupa lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik, tes keterampilan proses sains, dan tes penguasaan konsep. Peningkatan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep ditentukan dengan menghitung nilai gain yang dinormalisasi dan diinterpretasikan berdasarkan kategori menurut Hake berdasarkan hasil pretest dan
posttest. Hasil penelitian menunjukkan keterlaksanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik hampir seluruh aktivitas terlaksana. Hasil penelitian juga menunjukkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep mengalami peningkatan. Keterampilan proses sains meningkat dengan perolehan skor <g> sebesar 0,74 yang termasuk kategori tinggi sedangkan pengusaan konsep meningkat dengan perolehan skor <g> sebesar 0,70 yang termasuk kategori sedang.
IMPLEMENTATION OF SCIENTIFIC APPROACH IN PHYSICAL EDUCATION TO INPROVE SCIENCE PROCESS
SKILLS AND CONCEPTS MASTERY HIGH SCHOOL STUDENTS
IRFAN AHMAD RIFA’I
1102397
ABSTRACT
The researchabout implementation of the scientific approach to the study of physics which aims to reveal the scientific approach to learning and pattern enhancement science process skills and concept mastery of high school students. This research using Pre-experimental research methods with one group pretest-posttest design. The subjects were 31 students of class X in one of thehigh school in Bandung. Instruments used is observation sheet for evaluate implementation of scientific approach, science process skills test, and concepts mastery test. Increase science process skills and concepts mastery is determined by calculating of normalized gain and category interpreted according to Hake based pretest and posttest result. The results showed scientific approach has been implemented with almost all activities carried out. The results also showed science process skills and conceptsmastery has increase. Science process skills increase with normalized gain of<g> by 0.74is high category while increasing the concept mastery with normalized gain of a score <g> by 0.70is medium category.
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Implementasi Pendekatan Saintifik Pada Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Penguasaan Konsep Siswa SMA” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, 26 Agustus 2015 Yang membuat pernyataan,
KATA PENGANTAR
Bismillah.
Tidak ada tutur kata yang lebih pantas diucapkan dari lisan ini melainkan tutur kata yang menunjukkan syukur kepada Allah subhanahu wa ta’ala yang dengan berkat shifatPenyayang dan PengasihNya penulis diberikan nikmat dan karunia yang tak terhitung jumlahnya. Dengan izinNya pula akhirnya penulis bisa menyelesaikan skripsi yang sedang ada ditangan pembaca sekalian. Tak lupa shalawat beriring salam penulis sampaikan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam yang teladan dan inspirator bagi penulis.
Skripsi yang sedang ada ditangan pembaca ini berjudul, “Implementasi Pendekatan Saintifik Pada Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Penguasaan Konsep Siswa SMA”. Skripsi ini menggambarkan peningkatan keterampilan proses sains dan pengusaan konsep siswa setelah siswa mendapatkan pembelajaran fisika dengan menggunakan pendekatan saintifik.
Penulis meyakini dalam penyusunan skripsi ini pasti ada kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, saran pembaca yang membangun dan memperbaiki kesalahan-kesalahan pada skripsi ini sangatlah penulis harapkan dalam rangka perbaikan skripsi ini.
Sekian pengantar ini penulis sampaikan. Selamat membaca dan semoga bermanfaat.
Bandung, 26Agustus 2015 Penulis,
UCAPAN TERIMA KASIH
Dalampenyelesaianskripsiini, penulistelahbanyakmendapatkanbantuan,
bimbingansertadukungandarisemuapihak. Olehkarenaitu,
dalamkesempataninipenulismengucapkanbanyakterimakasihkepada :
1. Dr. Muslim, M.Pd dan Dra. Hera Novia, M.T selaku Pembimbing 1 danPembimbing 2 yang senantisa membimbing, mengarahkan, membantu, dan mengemangati penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Dr. DadiRusdiana, M.Siselaku Ketua Departeman Pendidikan Fisika FPMIPA UPI
3. Seluruh dosen dan staf Departeman Pendidikan Fisika FPMIPA UPI
4. Mimi Hamidah dan Dea Agnes yang telahmembantumenjadi observer dalampelaksanaanpenelitian
5. Lissiana Nusifera, S.Pd. selaku guru fisika di SMA Laboratorium Percontohan UPI yang banyakmembantudalampelaksanaanpenelitian
6. Siswa-siswikelasX Mia 4 SMA Laboratorium Percontohan UPIsebagaisampelpenelitian
7. Keluarga tercinta Abi, Umi, danAdik-adik yang senantiasa memberikan dukungan dan do’a yang tak pernah terhenti
8. Teman-teman mahasiswa departemen pendidikan fisika angkatan 2011 yang telahbanyakmembantu
9. Kang Agus Latif yang telahmembimbingselamaini
10. Adik-adik di UKM BAQI UPI yang selalu menjadipenghibur
11. Santri-santri Sekolah Penghafal Qur’an terkhusus untuk Toto Budianto dan Dany Wildany yang senantiasa menjadi sahabat dalam menjalani perjuangan ini.
12. Ust. Suherman, S.Ag. Al-Hafidz selaku Ustadz Tahfidz yang senantiasa memberikan semangat kepada penulis.
13. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Terimakasih semuanya
IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA
IRFAN AHMAD RIFA’I
1102397
ABSTRAK
Penelitian ini mengenai implementasi pendekatan saintifik pada pembelajaran fisika yang bertujuan untuk mengetahui gambaran pembelajaran pendekatan saintifik dan gambaran peningkatan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa SMA. Metode penelitian yang
digunakanadalahpre-eksperimentaldengan desain penelitian OneGroup Pretest-Posttest Design. Subjek
penelitian adalah 31 siswa kelas X di salahsatu SMA di Kota Bandung. Instrumen yang digunakan berupa lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik, tes keterampilan proses sains, dan tes penguasaan konsep. Peningkatan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep ditentukan dengan menghitung nilai gain yang dinormalisasi dan diinterpretasikan berdasarkan kategori menurut Hake berdasarkan hasil pretest dan posttest. Hasil penelitian menunjukkan keterlaksanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik hampirseluruhaktivitasterlaksana. Hasil penelitian juga menunjukkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep mengalami peningkatan. Keterampilan proses sains meningkat dengan perolehan skor <g> sebesar 0,74 yang termasuk kategori tinggi sedangkan pengusaan konsep meningkat dengan perolehan skor <g> sebesar 0,70 yang termasuk kategori sedang.
IMPLEMENTATION OF SCIENTIFIC APPROACH IN PHYSICAL EDUCATION TO INPROVE SCIENCE PROCESS
SKILLS AND CONCEPTS MASTERY HIGH SCHOOL STUDENTS
IRFAN AHMAD RIFA’I
1102397
ABSTRACT
The researchabout implementation of the scientific approach to the study of physics which aims to reveal the scientific approach to learning and pattern enhancement science process skills and concept mastery of high school students. This research using Pre-experimental research methods with one group pretest-posttest design. The subjects were 31 students of class X in one of thehigh school in Bandung. Instruments used is observation sheet for evaluate implementation of scientific approach, science process skills test, and concepts mastery test. Increase science process skills and concepts mastery is determined by calculating of normalized gain and category interpreted according to Hake based pretest and posttest result. The results showed scientific approach has been implemented with almost all activities carried out. The results also showed science process skills and conceptsmastery has increase. Science process skills increase with normalized gain of<g> by 0.74is high category while increasing the concept mastery with normalized gain of a score <g> by 0.70is medium category.
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
ABSTRAK ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Rumusan Masalah Penelitian ... 6
C. Tujuan Penlitian ... 6
D. Manfaat Penelitian... 7
E. Struktur Organisasi Skripsi ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8
A. Pendekatan Saintifik... 8
B. Keterampilan Proses Sains ... 14
C. Penguasaan Konsep ... 17
D. Materi Fluida Statis ... 23
E. Hasil Penelitian yang Relevan ... 26
BAB III METODE PENELITIAN ... 28
A. Metode Penelitian... 28
B. Desain Penelitian ... 28
D. Definisi Operasional... 29
E. Prosedur Penelitian... 30
F. Instrumen Penelitian... 32
G. Analisis Uji Coba Instrumen ... 35
H. Teknik Pengolahan DatadanAnalisis Data ... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43
A. Keterlaksanaan Pembelajaran Fisikadengan Pendekatan ... Saintifik ... 43
B. Peningkatan Keterampilan Proses Sains Siswa... 51
C. Peningkatan Penguasaan Konsep Siswa ... 57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 62
A. Kesimpulan... 62
B. Saran ... 63
DAFTAR PUSTAKA ... 64
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Aktivitas Guru Dan Siswa ... 13
2.2 Aspek Keterampilan Proses Sains Dan Indikator- indikatornya.. 15
2.3 MatrikHubunganMateriFluidaStatisDenganAspek Keterampilan Proses SainsdanPenguasaanKonsep ... 26
3.1 One Group Pretest-Posttest Design ... 27
3.2. Rincian Soal Tes Keterampilan Proses Sains ... 32
3.2. Rincian Soal Tes Penguasaan Konsep ... 32
3.4 InterpretasiNilaiValiditas ... 33
3.5 InterpretasiNilaiReabilitas ... 34
3.6 Kriteria Tingkat Kesukaran... 35
3.7 KlasifikasiDayaPembeda ... 36
3.8 Data AnalisisUjiInstrumenKeterampilan Proses Sains ... 36
3.9 Data Analisis Uji Instrumen Penguasaan Konsep ... 37
3.10 Kategori Keterlaksanaan Pembelajaran ... 38
3.11 Nilai Gain Yang Dinormalisasi Dan Klasifikasinya ... 39
4.1 Rekapitulasi Keterlaksanaan Pembelajaran FisikaDengan Pendekatan Saintifik ... 42
DAFTAR GAMBAR
Tabel Halaman
2.1 Sasaran Pendekatan Saintifik ... 9
2.2 Bejana... 23
2.3 TekananMutlak ... 23
2.4 BejanaBerhubungan ... 24
2.5 Hukum Pascal ... 24
2.6 SistemDongkrakHidrolik ... 24
2.7 Meniskus ... 25
2.8 Kapilaritas ... 25
3.1 Bagan Prosedur Penelitian ... 30
4.1 Rekapitulasi KeterlaksanaanPembelajaranFisikadengan PendekatanSaintifik ... 42
4.2 Rekapitulasi KeterlaksanaanPembelajaranFisikadengan PendekatanSaintifikAktivitasSiswa ... 44
4.3 Rekapitulasi Gain yang DinormalisasiuntukSetiapAspek Keterampilan Proses Siswa ... 51
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
LAMPIRAN A STUDI PENDAHULUAN ... 67
LAMPIRAN B PERANGKAT PEMBELAJARAN ... 72
B.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 73
B.1.a RPP Pertemuan 1 ... 73
B.1.b RPP Pertemuan 2 ... 76
B.1.c RPP Pertemuan 3 ... 87
B.2 Lembar Kegiatan Siswa ... 93
B.2.a LKS Pertemuan 1 ... 93
B.2.b LKS Pertemuan 2... 95
B.2.c LKS Pertemuan 3 ... 97
LAMPIRAN C INSTRUMEN PENELITIAN... 100
C.1 Lembar Observasi Keterlaksanaan Pendekatan Saintifik Aktivitas Guru ... 101
C.2 LembarObservasiKeterlaksanaanPendekatanSaintifik Aktivitassiswa ... 103
C.3 Kisi-kisi Instrumen Keterampilan Proses Sains (KPS) ... 106
C.4 Kisi-kisi Instrumen Penguasaan Konsep ... 119
C.5 Hasiljudgement Instrumen Keterampilan Proses Sains (KPS) ... 130
C.6 Hasiljudgement Instrumen Penguasaan Konsep ... 158
C.7 Instrumen Keterampilan Proses Sains (KPS) dan Penguasaan Konsep ... 184
LAMPIRAN D ANALISIS UJI COBA INSTRUMEN... 187
D.1 Instrumen Keterampilan Proses Sains (KPS) ... 188
D.1.a Uji Validitas... 188
D.1.b Uji Reliabilitas... 189
D.1.c Uji Daya PembedadanTingkat Kesukaran... 190
D.2 Instrumen PenguasaanKonsep... 192
D.2.a Uji Validitas... 192
D.2.b Uji Reliabilitas... 193
D.2.c Uji Daya PembedadanTingkat Kesukaran... 194
D.2.d Rekapitulasi Hasil Analsisis Uji Coba Instrumen ... 195
LAMPIRAN E PENGOLAHAN DATA HASIL PENELITIAN ... 196
E.1 Rekapitulasi Keterlaksanaan Pendekatan Saintifik ... 197
E.2 Rekapitulasi Aktivitas Siswa ... 200
E.3 Rekapitulasi Skor Pretest dan Posttest ... 203
E.4 Rekapitulasi Skor Pretest dan PosttestKeterampilan Proses Sains .... 205
E.5 Rekapitulasi Gain yang Dinormalisasi Tes Keterampilan Proses Sains ... 207
E.6 Rekapitulasi Gain yang Dinormalisasi Setiap Aspek Keterampilan Proses Sains ... 208
E.7 Rekapitulasi Skor Pretest dan PosttestPenguasaan Konsep ... 215
E.8 Rekapitulasi Gain yang Dinormalisasi Tes Penguasaan Konsep ... 219
E.9 Rekapitulasi Gain yang Dinormalisasi Setiap Aspek Kognitif Penguasaan Konsep ... 220
LAMPIRAN F DOKUMENTASI PENELITIAN ... 226
F.1. LembarPerbaikan Proposal ... 227
F.2. Surat TugasMembimbing... 228
F.3. KesediaanMenjadiPenilaiInstrumenSkipsi ... 229
F.4. Surat PermohonanIzinPenelitian... 231
F.5. Surat KeteranganTelahMelakukanPenelitian... 232
F.6. LembarObservasiKeterlaksanaanPembelajaranFisika denganPendekatanSaintifik ... 233
F.7. LembarBimbinganSkripsi ... 245
F.8. DokumentasiPenelitian ... 249
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakangMasalah
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang fenomena alam secara sistematis sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam
kehidupan sehari-hari. Proses
pembelajaranmenekankanpadapemberianpengalamanlangsunguntukmengembang
kankompetensi agar
pesertadidikmenjelajahidanmemahamialamsekitarsecarailmiah. Pendidikan IPAdiarahkanmencaritahudanberbuatsehinggadapatmembantupesertadidikuntukm emperolehpemahaman yang lebihmendalamtentangalamsekitar(Depdiknas, 2006, hal. 159).
Berdasarkanpenjelasandiatas,jelasbahwapembelajaran IPA
hendaknyadilakukansebagaiprodukdan proses. IPA
sebagaiprodukberartikumpulanpengetahuanberupafakta, konsep, hukum,
teoridanprisip. Pembelajaran IPA yang
dilakukansebagaiprodukartinyapembelajaran yang
menghasilkanpengetahuanbagisiswa,
membuatsiswamemahamisekaligusmenguasaiberbagaifakta, konsep, hukum, teoridanprinsipdalamkeilmuan IPA. Sedangkan IPA sebagai proses
berupapemahamanmengenaibagaimanaproduk IPA diperoleh.
Dalampraktiknyacaramemperolehfakta, konsep, hukum,
teoridankonsepsebagaimana yang dilakukanoleh para
2
Dalampembelajaran, keduahakikat IPA sebagaiprodukdan proses tidakbisadipisahkan. Hasilbelajarsiswahendaknyaberupaproduksekaligus proses artinyasiswamenguasaiberbagaiproduk IPA berupakonsep, hukum, teoridanprinsipmelaluiberbagai proses pengalaman-pengalamanbelajar yang
melatihkankepadasiswabagaimanaproduk IPA
diperolehdenganberbagaiketerampilan-keterampilan proses sains. Sehinggadenganhalinipembelajaran IPA berupacara mencari tahu tentang fenomena alam secara sistematis sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (Depdiknas, 2006, hal. 159).
Dari penjelasan diatas, hendaknyapembelajaranfisika yang
merupakanbagiandari IPA juga
menekankanpadapenguasaankonsepsertamelatihkanketerampilan proses
sainssiswa. Penguasaankonsepyang
dimaksudmerupakankemampuansiswadalammemahamimaknasecarailmiahbaikteo rimaupunpenerapannyadalamkehidupansehari-hari (Dahar, 1989, hal. 80).Sehinggadarisiniamatlahpentinguntukmelatihkandanmengembangkanpenguas
aankonsepkepadasiswa. Penguasaankonseptermasukdalam domain kognitif. LebihspesifiknyadiukurmelaluiTaksonomi Bloom untuk domain kognitif.
Menurut Anderson danKrathwohlkemampuan/domain
kognitifinimeliputimengingat (remember)/C1,
memahami/mengerti(understand)/C2, menerapkan (apply)/C3, menganalisis (analyze)/C4, mengevaluasi (evaluate)/C5, danmenciptakan (create)/C6 (Gunawan, 2012, hal. 26). Sedangkanketerampilan proses sainsmerupakansekumpulanketerampilan-keterampilan yang dimilikioleh para ilmuandalammenggalidanmendapatkanprodukfisikaberupafakta, hukum, prinsipdanteori-teorifisika. Keterampilan-keterampilan proses sains yang dimaksudberupaketerampilanmengamati,mengelompokkan, menafsirkan, mengajukanpertanyaan, berhipotesis, menggunakanalat/bahan, menerapkankonsep, danberkomunikasi (Rustaman, 2005, hal. 86).Dengansiswamemilikiberbagaiketerampilan proses sainstersebut,
3
akanterusmencaridanmencariberbagaifakta, hukum, prinsip, danteori-teori. Dengan kata lain siswaakanterusbelajarbaik di sekolahmaupun di luarsekolah. Jelasketerampilaniniamatlahpentinguntuksiswamilikibaikketikasiswa duduk di bangkusekolahmaupunketikasiswahidupdalamkehidupansehari-hari.
Meskipunpadakenyataannyatidakbisadipungkiripraktiknyadilapanganmasihbanya
k guru yang
mengajarhanyasebatasrumus-rumusatauhanyasebatasmenyampaikankembaliapa yang
adadibukudenganharapansiswakelakbisa lulus ujiandengannilai yang memuaskan. Dalam proses pembelajaran, perencanaan guru dalammengelola proses pembelajaranmenjadisalahsatufaktorutamakeberhasilansiswadalambelajar.
Perencanakanpembelajaranhendaknyadikelolasehinggadalam proses pembelajaranmemungkinkanadanyaaktivitas yang melatihkanketerampilan proses sainsdanpenguasaankonsepsiswa. Meskipundalampraktiknyadilapanganbanyak guru yang kurangperhatiandalammerencanakan proses pembelajaran. Sebagaimanahasilobservasi yang penelitilakukan di salahsatu SMA di Kota
Bandung diperolehbahwapadaawalpembelajaran guru
tidakmembukapembelajarandenganmenampilkanfenomena-fenomenakontektualataumenghadirkanobjekuntuksiswaamati.
Padahalmenghadirkanberbagaifenomenaatauobjekuntuksiswaamatiamatlahpenting untukdilakukandalam proses pembelajarankarenapada proses pengamatanyang melatihkanketerampilanmengamatimenjadidasarpengembanganketerampilan
proses yang lainnya.Selainitumengamati juga
memberikankesempatankepadasiswauntukmengklasifikasikansekaligusmembandi
ngkanfenomenaatauobjek yang satudengan yang lainnyahalinimerupakanaktivitas yang melaitkan domain kognitif C2 (memahami) siswa. Dalam proses
pembelajaranjuga guru
jarangmengaitkanmateripembelajarandenganberbagaiaplikasinyaatauberbagaifeno
mena yang berkaitandenganmateri yang
diajarkan,padahaldengankegiataninidapatmelatihsiswauntukmemilikiketerampilan
menerapkankonsepsekaligusmelatih domain kognitif C3 (menerapkan).
Hasilwawancara juga
4
kumbanyakketerampilan proses sains yang
bisadikembangkansepertimerencanakanpercobaan, memprediksi, danmengomunikasikan. Selainitudalamkegiatanpraktikum juga memberikankesempatankepadasiswauntukbisamelatihkan domain kognitif C4
(menganalisis) padasaatsiswamenganalisisberbagai data
percobaanuntukmendapatkansuatuhubungandari data-data tersebut. Selainitu, peneliti juga mendapatkanbahwanilaiulangansiswamasihsangatrendah, rata-rata
hasilulanganharianhanya 30,79 darinilaimaksimal 100.
Dalamhalinipenelitimendugabahwa proses pembelajaranseperti yang telahdijelaskan di atasmenjadisebabyang membuatketerampilan proses sainsdanpenguasaankonsepsiswarendah.
Dalam proses pembelajaranmemang guru
biasanyamengajarsesuaidengankecakapan yang iamiliki. Sebagaimana yang dikemukakanoleh Gardner (1983) bahwadalam proses pembelajaranseorang guru
cenderungakanmengajardenganmetodedan model
pembelajaransesuaidengankeunggulankecerdasan yang diamiliki. Dan kebanyak guru cenderungmenggunakanmetodeceramahdalammelaksanakanpembelajaran di kelas. Padahaljikahanyadenganmetodeceramahbanyakaktivitas-aktivitaspembelajaransepertimengamati,
melakukanpercobaantidakdilakukanpadahalaktivitas-aktivitastersebutamatlahpentinguntukdilakukandalamrangkamelatihkanketerampil an proses sainsdanpenguasaankonsepsiswa.
Oleh karena itu, diperlukansebuahrancanganpembelajaran yang berisikanberbagaiaktivitasdalamrangkamemberikan kesempatan kepada siswa untuk melatihkan keterampilan proses sainsdanpenguasaankonsepsiswa.
Sejalandenganpenjelasandiataskurikulum 2013
hadiruntukmencobamenjadisolusidariberbagaipermasalahandalam proses pembelajaran. Kurikulum 2013 hadirdenganmelakukanperombakan yang cukupbesardarisegi proses pembelajaran. Kurikulum 2013 melakukanpenguatan proses
5
Pendekatan saintifik merupakan proses pembelajaran yang dirancang agar siswa secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati,menanya, mengumpulkan informasi melalui percobaan, mengolah informasi agar dapat menyimpulkan suatu konsep, hukum atau prinsip kemudian mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan (Kemendikbud, 2013, hal. 4). Tahapan pembelajaran dalam pendekatan saintifik terdiri atas lima proses pembelajaran yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengomunikasikan.
Pendekatan saintifik atau disebut juga pendekatan ilmiah diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan siswa. Pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah itu lebih efektif hasilnya dibandingkan dengan pembelajaran tradisional. Hasil penelitian membuktikan bahwa pada pembelajaran tradisional, retensi informasi dari guru sebesar 10 persen setelah lima belas menit dan perolehan pemahaman kontekstual sebesar 25 persen. Pada pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah, retensi informasi dari guru sebesar lebih dari 90 persen setelah dua hari dan perolehan pemahaman kontekstual sebesar 50-70 persen (Kemendikbud, 2013, hal. 1).
Proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik dipandu dengan kaidah-kaidah pendekatan ilmiah. Pendekatan ini bercirikan penonjolan dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu kebenaran (Kemendikbud, 2013, hal. 1). Dengan demikian, proses pembelajaran harus dilaksanakan dengan dipandu nilai-nilai, prinsip-prinsip, atau kriteria ilmiah. Dalam melaksanakan pendekatan saintifik dalam pembelajaran dilakukan melalui lima langkah proses yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengomunikasikan. Lima proses belajar ini diimplementasikan ke dalam model atau strategi pembelajaran, metode, teknik, maupun taktik yang digunakan.
6
menanya, akan tetapi guru tidak langsung menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Pertanyaan-pertanyaan siswa yang muncul pada langkah menanya ini diarahkan oleh guru agar menjadi sebut pertanyaan penelitian yang menjadi dasar dalam melakukan kegiatan mencoba berupa kegiatan eksperimen atau studi pustaka.Kemudian informasi yang didapat dari langkah mencoba dianalisis pada langkah menalar. Setelah siswa mendapatkan jawaban dari pertanyaannya, siswa diminta untuk mengomunikasikan apa yang didapatkan pada langkah mengomunikasikan.
Proses pembelajaran seperti dijelaskan di atas memungkinkan untuk melatihkan keterampilan proses sains siswa. Selain itu, dalam proses pembelajaran memungkinkan untuk siswa bisa menggali informasi dari berbagai sumber belajar dan tidak hanya terpaku pada apa yang dijelaskan guru atau yang tercantum pada buku teks. Sebagaimana pendapat Lazim (2014, hal. 1) bahwa pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru.
Dari latarbelakang yang telahdipaparkan
diataspenelitimerasaperluuntukmelakukanpenelitiandenganjudulpenelitianimplem
entasi pendekatan saintifik pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan
keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa SMA.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah secara umum dalam penelitian ini adalah “Bagaimana
peningkatan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa setelah diterapkan pembelajaranfisika dengan pendekatan saintifik?”. Adapun secara lebih rinci dijabarkan kedalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana keterlaksaan pembelajaran fisika dengan pendekatan saintifik? 2. Bagaimana peningkatan keterampilan proses sains siswa setelah
diterapkan pembelajaran fisika dengan pendekatan saintifik?
7
C. TujuanPe nelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini sebagai berikut,
1. Mendapatkan gambaran keterlaksanaan pembelajaran fisika dengan pendekatan saintifik
2. Mendapatkan gambaranpeningkatan keterampilan proses sains siswa setelah diterapkan pembelajaran fisika dengan pendekatan saintifik
3. Mendapatkan gambaran peningkatan penguasaan konsep siswa setelah diterapkan pembelajaran fisika dengan pendekatan saintifik
D. ManfaatPenelitian
1. Manfaat dari segi teori
a. Mengetahui peningkatanketerampilan proses sainsdan penguasaan konsepsiswa setelah diterapkan pembelajaran fisika dengan pendekatan saintifik.
b. Menambah dan mengembangkan teori-teori yang sudah ada. c. Sebagai rujukan penelitian lanjutan dibidang yang berkaitan. 2. Manfaat dari segi praktik
a. Memberikan gambaran kepada guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran fisika dengan menerapkan pendekatan saintifik.
b. Memberikan motivasi kepada siswa untuk bersemangat dalam meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep fisika.
E. Struktur Organisasi Skripsi
Bab I terdiri ataslatarbelakangmasalah, rumusanmasalah, tujuanpenelitian, manfaatpenelitian, danstrukturorganisasiskripsi.
8
Bab III terdiri atasmetode dan desainpenelitian yang digunakan, populasi dan sampel, definisioperasional, prosedurpenelitian, instrumenpenelitian, teknik analisis uji coba instrumen,teknikpengumpulan data, dan teknik analisis data.
Bab IVmenyampaikandata hasil penelitian yang disertasi dengan pembahasan untuk menjawab rumusan masalah penelitian.
Bab Vmenyampaikankesimpulandaripenelitian yang
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. MetodePenelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pre-eksperimental. Sugiyono (2013, hal. 109) menyatakan bahwapre-ekperimental
karena bukan merupakan ekperimen sungguh-sungguh, karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi variabel dependen. Hal ini terjadi, karena tidak adanya variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara random.Selainitu, penelitianinitujuannyaadalahuntukmenlihatpengingkatankemampuanketerampilan
proses
sainsdanpenguasaankonsepsiswasetelahmendapatkanperlakukanberupapenmbelaja
randenganmenggunakanpendekatansaintifiksehinggametodepre-eksperimentalsudahbisamencukupitujuanpenelitian.
B. Desain Penelitian
Desainpenelitian yang digunakandalam penelitian ini adalahOneGroup
Pretest-Posttest Design(Sugiyono, 2013, hal. 110).
DesaininidapatdigambarkanmelaluiTabel 3.1 berikut.
Tabel 3.1 One Group Pretest-Posttest Design
Pretest Treatment Posttest
Dengan : Pretest
: Perlakuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik : Posttest
Sugiyono (2013, hal 110) menyatakan bahwa pada desain ini terdapat
29
lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakukan. Pretest keterampilan proses sains (KPS) dan penguasaan konsep dilakukan pada pertemuan pertama sebelum siswa mendapatkan pelakukan berupa pembelajaran fisikadengan pendekatan saintifik. Setelah pretest, siswa diberikan perlakukan pembelajaran dengan pendekatan saintifik selama tiga kali pertemuan dan pada pertemuan keempat siswa diberikan postest keterampilan proses sains (KPS) dan penguasaan konsep.
C. PopulasidanSampel
Populasidalampenelitianiniadalah seluruhsiswakelasX di salahsatu SMA di Kota bandung. Sedangkansampelpadapenelitian ini adalah seluruh siswa di kelas X MIA 4 sebanyak 31 siswa.
D. Definisi Operasional
Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yang akan diukur dan diteliti yaitu keterlaksanaan pembelajaran fisikadengan pendekatan saintifik, keterampilan proses sains siswa, dan penguasaan konsep siswa. Berikut definisi operasional untuk ketiga variabel tersebut,
1. Pendekatan saintifik merupakan pendekatan pembelajaran yang menggunakan proses-proses ilmiah dalam setiap tahapan pembelajarannya. Adapun tahapan pembelajaran dengan pendekatan saintifik meliputi mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengomunikasikan. Keterlaksanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik diukur dengan menggunkan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran untuk aktivitas guru dan aktivitas siswa. Lembar observasi berbentuk daftar checklistyang dikembangkan berdasarkan tahapan-tahapan pendekatan saintifik.
2. Keterampilan proses sains siswamerupakansekumpulan
30
berkomunikasi, mengukur, menyimpulkan, klasifikasidanmemprediksi. Sedangkanketerampilan integral adalahketerampilan yang menggabungkanduaataulebihketerampilandasarcontohnyaberupakerampilan
mengidentifikasivariabel, merumuskanhipotesis,
menggambarkanhubunganantarvariabel, merancang, investigasi, bereksperimen, memperoleh data, mengorganisasi data dalamtabeldangrafik, investigasimenganalisisdan data mereka, merumuskan model, mendefinisikanvariabelsecaraoperasional,
memahamihubungansebabdanakibat. Padapenelitianini keterampilan proses sains ini diukur dengan menggunakan instrumentes keterampilan proses sains berbentuk pilihan ganda. Instrumen tes ini digunakan untuk mengukur keterampilan mengamati, memprediksi, merencanakan percobaan, menerapkan konsep, dan mengomunikasikan.
3. Penguasaan konsep siswamerupakan kemampuan siswa dalam memahami
makna secara ilmiah baik teori maupun penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari. Indikatorpenguasaankonsep yang
dimaksuddalampenelitianinididasarkanpadatingkatankemampuankognitifTa
ksonomi Bloom Revisi yang meliputi C1 (mengingat), C2 (memehami), C3 (mengaplikasikan), dan C4 (menganalisis).Penguasaan konsep diukur dengan instrumen tes berbentuk pilihan ganda.
E. ProsedurPenelitian
Secaraumumprosedurpenelitianterdiriatastigatahap, yaitutahappersiapan, tahappelaksanaandantahapakhir.
1. Tahap Persiapan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan adalah sebagai berikut: a. Studi pendahuluan berupa studi lapangan
b. Studi litelatur c. Telaah kurikulum.
d. Penyusunan proposal penelitian dan seminar proposal penelitian e. Penentuan materi pokok bahasan.
31
g. Membuatinstrumenpenelitian,
men-judgementinstrumenpenelitiankepadadosen ahli.
h. Memperbaikiinstrumenpenelitian. i. Melakukanujicobainstrumenpenelitian.
j. Menganalisishasilujicobainstrumenpenelitianmeliputi, ujivaliditas, ujireliabilitas, tingkatkesukarandandayapembeda.
k. Memperbaikiinstrumenpenelitian.
l. Menentukan populasi dan sampel penelitian 2. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan adalah sebagai berikut: a. Pelaksanaanpretest
b. Memberikantreatment (perlakuan)
berupapembelajaranfisikadenganpendekatan saintifik
c. Melakukan observasi keterlaksanaan pembelajaranfisika dengan pendekatan saintifik
d. Pelaksanaanposttest 3. Tahap Akhir
Kegiatan yang dilakukan pada tahap akhir adalah sebagai berikut: a. Mengolah data hasilpretest danposttestdan keterlaksanaan pembelajaran. b. Menentukan keterlaksanaan pembelajaran dan peningkatan keterampilan
proses sains siswa serta pengingkatan penguasaan konsep siswa. c. Menganalisis dan membahas hasil temuan penelitian
32
Gambar 3.1. Bagan Prosedur Penelitian
D. InstrumenPenelitian
Instrumenpenelitianadalahsuatualat yang
digunakanmengukurfenomenaalammaupunsosial yang diamati. Secaraspesifiksemuafenomenainidisebutdenganvariabel-variabelpenelitian
33
1. Lembar Observasi Keterlaksanaan PembelajaranFisika dengan
Pendekatan Saintifik
Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran digunakan untuk mengukur keterlaksanaan setiap tahapan pembelajaran dengan pendekatan saintifik pada setiap pertemuan. Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik berisi aktivitas-aktivitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa yang disesuaikan dengan tahapan-tahapan pembelajaran dalam pendekatan santifik. Lembar observasi keterlasanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dapat dilihat pada Lampiran C.1.
2. Instrumen Tes Keterampilan Proses Sains
34
Tabel 3.2. Rincian Soal Tes Keterampilan Proses Sains
No Konteks
Aspek Keterampilan Proses Sains
Jumlah
Mengamati Memprediksi Merencanakan Percobaan
Menerapkan Konsep
Mengomuni-kasikan
1 Tekanan
Hidrostatis 3 4,5 8 10 13 6
2 Prinsip
Pascal 11 1
3 Hukum
Archimedes 1,2 6 7,9 12 14,15 8
Jumlah 3 3 3 3 3 15
3. Instrumen Tes Penguasaan Konsep
Tes penguasaan konsepdigunakan untuk mengukur penguasaan konsep siswa sebelum dan sesudah mendapatkan treatment berupa pembelajaran fisikadengan menggunakan pendekatan saintifik (instrumen tes keterampilan proses sains dapat dilihat pada lampiran C.4. Instrumen tes penguasaan konsep berbentuk pilihan ganda dengan lima pilihan jawaban yang yang mengukur penguasaan konsep siswa pada aspek C1 (mengamati), C2 (memahami), C3 (mengaplikasikan), dan C4 (menganalisis).
Tabel 3.3. Rincian Soal Tes Penguasaan Konsep
No Materi
Aspek Kognitif
Jumlah
C1 C2 C3 C4
1 Tekanan
Hidrostatis 2 1,3,5,10 4,6,7,8,9 10
2 Prinsip
Pascal 12 11,13 3
3 Hukum
Archimedes 14 16,17,18,19,20 15,21 8
4 Tegangan
Permukaan 22 23 2
5 Kapilaritas 24 25 2
[image:31.596.55.570.102.243.2] [image:31.596.96.529.479.684.2]35
E. Analisis Uji Coba Instrumen
Menurut Suharsimi Arikunto (2013, hal. 72) menyatakan bahwa sebuah tes yang dapat dikatakan sebagai alat pengukuran, harus memenuhi persyaratan tes, yang memiliki validitas, realibilitas, objektivitas, praktikabilitas dan ekonomis.
1. Validitasbutirsoal
Validitasadalahsuatuukuran yang menunjukantingkat-tingkatkevalidansuatuisntrumenatautes. Suatutesdikatakan valid jikamengukurapabilatesitumengukurapa yang hendakdiukur (Arikunto, 2013, hlm. 80). Untukmengujivaliditastes, digunakanteknikkorelasiPearson Product Moment, yaitu:
√
(Arikunto, 2013, hal. 87) Keterangan :
= koefisienkorelasiantaravariabel X danvariabel Y = jumlah siswa
= skor tiap butir tes = skor total tiap butir tes
Nilaivaliditasbutirteshasilperhitungandiinterpretasikanberdasarkantabeldib awahini,
Tabel 3.3Interpretasinilaivaliditas
Nilai Interpretasi
0,800 – 1,000 Sangattinggi
0,600 – 0,800 Tinggi
0,400 – 0,600 Cukup
0,200 – 0,400 Rendah
0,000 – 0,200 Sangatrendah
(Arikunto, 2013, hal. 89)
[image:32.596.142.483.530.668.2]36
Reabilitaserathubungannyadengankepercayaan.
Suatutesdapatdikatakanmempunyaitarafkepercayaan yang
tinggijikatestersebutdapatmemberikanhasil yang tetap(Arikunto, 2013, hal. 100) UntukmencarirealibilitasmenggunakanrumusK-R. 20sebagaiberikut,
∑
(Arikunto, 2013, hal. 115) Keterangan :
= realibilitas tes secara keseluruhan
= proporsi subjek yang menjawab item benar
= proporsi subjek yang menjawab item salah ( ) ∑ = jumlah hasil perkalian antara dan
= banyaknya item
= standar deviasi dari tes
Nilaireliabilitasteshasilperhitungandiinterpretasikanberdasarkantabeldibawa h,
Tabel. 3.5Interpretasinilaireabilitas
Nilai r Interpretasi
0,800 – 1,000 Sangattinggi
0,600 – 0,800 Tinggi
0,400 – 0,600 Cukup
0,200 – 0,400 Rendah
0,000 – 0,200 Sangatrendah
(Arikunto, 2013, hal. 89)
3. Tingkat kesukaran
MenurutSuharsimi Arikunto (2013, hal. 222) soal yang baikadalahsoal yang
tidakterlalumudahatautidakterlalusukar. Soal yang
terlalumudahtidakmembuatsiswamengembangkanataumengasahkemampuan yang
[image:33.596.146.488.474.612.2]37
38
Tingkat
kesukarandarisuatubutirsoalpadainstrumendapatdiketahuimelaluirumusan
(Arikunto, 2013, hal. 223) Keterangan:
= tingkat kesukaran
= banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar = jumlah seluruh siswa peserta tes
Tingkat
kesukaransetiapbutirsoalpadasebuahinstrumendiinterpretasikanmelaluikriteriaberi kut,
Tabel. 3.6Kriteriatingkatkesukaran
Nilai Tingkat Kesukaran (P) Kriteria Tingkat Kesukaran
0,00 – 0,25 Sukar
0,26 – 0,75 Sedang
0,76 – 1,00 Mudah
(Arikunto, 2013, hal. 225)
4. DayaPembeda
Dayapembedasoaladalahkemampuansuatusoaluntukmembedakanantarasisw a yang pandai (berkemampuantinggi) dengansiswabodoh (berkemampuanrendah) (Arikunto, 2013, 22). DayaPembedaditentukandenganrumus,
(Arikunto, 2013, hal. 218) Keterangan:
= daya pembeda
[image:35.596.137.490.411.499.2]39
=banyaknyasiswapadakelompokbawah yang menjawabsoaldenganbenar = banyaknya peserta kelompok atas
= banyaknyapesertakelompokbawah
Dayapembedasetiapbutirsoaldiklasifikasikanmelaluikriteriaberikut. Tabel. 3.6Klasifikasidayapembeda
DayaPembeda (D) InterpretasiDayaPembeda
0,00 – 0,20 Jelek (poor)
0,20 – 0,40 Cukup (satisfactory)
0,40 – 0,70 Baik (good)
0,70 – 1,00 Baiksekali (excellent)
(Arikunto, 2013, hal. 232)
5. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen
Hasilujiinstrumenbesertaanalisisnyauntukinstrumentesketerampilan proses sainsdaninstrumentespenguasaankonsep disajikanpadaTabel 3.7dan 3.9berikut.
Tabel 3.7. Data AnalisisUjiCoba InstrumenKeterampilan Proses Sains
No Soal Validitas Daya Pembeda Tingkat Kesukatan Keputusan
rxy Kategori DP Kategori TK Kategori
26 0,34 Rendah 0,33 Cukup 0,84 Mudah Dipakai
27 0,42 Cukup 0,17 Jelek 0,92 Mudah Dipakai
28 0,55 Cukup 0,42 Baik 0,80 Mudah Dipakai
29 0,60 Tinggi 0,33 Cukup 0,76 Mudah Dipakai
30 0,48 Cukup 0,25 Cukup 0,88 Mudah Dipakai
31 0,50 Cukup 0,08 Jelek 0,04 Sukar Dipakai
32 0,55 Cukup 0,17 Jelek 0,92 Mudah Dipakai
33 0,32 Rendah 0,17 Jelek 0,76 Mudah Dipakai
34 0,19 Sangat
Rendah 0,08 Jelek 0,20 Sukar
Tidak
Dipakai
35 0,49 Cukup 0,42 Baik 0,20 Sukar Dipakai
[image:36.596.136.492.219.331.2] [image:36.596.97.530.467.742.2]40
No Soal Validitas Daya Pembeda Tingkat Kesukatan Keputusan
rxy Kategori DP Kategori TK Kategori
37 0,32 Rendah 0,08 Jelek 0,88 Mudah Dipakai
38 0,36 Rendah 0,17 Jelek 0,92 Mudah Dipakai
39 0,26 Rendah 0,08 Jelek 0,28 Sedang Dipakai
40 0,45 Cukup 0,25 Cukup 0,20 Sukar Dipakai
Reliabilitas 0,97
Kategori Sangat Tinggi
Tabel 3.9. Data Hasil Analisis Uji Coba Instrumen Penguasaan Konsep
No Soal Validitas Daya Pembeda Tingkat Kesukatan Keputusan
rxy Kategori DP Kategori TK Kategori
1 0,27 Rendah 0,08 Jelek 0,44 Sedang Dipakai
2 0,27 Rendah 0,08 Jelek 0,44 Sedang Dipakai
3 0,21 Rendah 0,08 Jelek 0,40 Sedang Dipakai
4 0,27 Rendah 0,08 Jelek 0,44 Sedang Dipakai
5 0,29 Rendah 0,08 Jelek 0,32 Sedang Dipakai
6 0,27 Rendah 0,08 Jelek 0,44 Sedang Dipakai
7 0,34 Rendah 0,08 Jelek 0,44 Sedang Dipakai
8 0,58 Cukup 0,42 Baik 0,16 Sukar Dipakai
9 0,67 Tinggi 0,50 Baik 0,24 Sukar Dipakai
10 0,63 Tinggi 0,33 Cukup 0,16 Sukar Dipakai
11 0,10 Sangat
Rendah 0,00 Jelek 0,16 Sukar
Tidak
Dipakai
12 0,40 Cukup 0,33 Cukup 0,44 Sedang Dipakai
13 0,43 Cukup 0,42 Baik 0,28 Sedang Dipakai
14 0,17 Sangat
Rendah 0,25 Cukup 0,12 Sukar
Tidak
Dipakai
15 0,32 Rendah 0,08 Jelek 0,40 Sedang Dipakai
16 0,26 Rendah 0,42 Baik 0,16 Sukar Dipakai
17 0,07 Sangat
Rendah 0,25 Cukup 0,12 Sukar
Tidak
Dipakai
[image:37.596.103.526.295.750.2]41
No Soal Validitas Daya Pembeda Tingkat Kesukatan Keputusan
rxy Kategori DP Kategori TK Kategori
19 0,25 Rendah 0,08 Jelek 0,16 Sukar Dipakai
20 0,31 Rendah 0,08 Jelek 0,20 Sukar Dipakai
21 0,23 Rendah 0,25 Cukup 0,24 Sukar Dipakai
22 0,60 Tinggi 0,42 Baik 0,24 Sukar Dipakai
23 0,07 Sangat
Rendah 0,08 Jelek 0,04 Sukar
Tidak
Dipakai
24 0,27 Rendah 0,25 Cukup 0,12 Sukar Dipakai
25 0,23 Rendah 0,33 Cukup 0,20 Sukar Dipakai
Reliabilitas 0,99
Kategori Sangat Tinggi
F. TeknikPengolahan Data dan Analisis Data
1. Pengolahan Data Keterlaksanaan Pembelajaran Pendekatan Saintifik
Data yang diperoleh merupakan hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik. Pengolahan data berupa menghitung persentase keterlaksanaan setiap tahap pembelajaran dengan pendekatan saintifik. Berikut langkah- langkah pengolahan data tersebut,
1. Menghitung jumlah jawaban “ya” dan “tidak” pada lembar observasi setiap pengamat
2. Menghitung persentasi keterlasanaan pembelajaran dengan rumus, ∑ ∑
42
Tabel 3.10. Kategori Keterlaksanaan Pembelajaran Interval PersentaseKeterlaksanaan
Pembelajaran (%) Kategori
KP = 0 Taksatuaktivitas pun terlaksana
0 < KP < 25 Sebagiankecilaktivitasterlaksana 25 ≤ KP < 50 Hampirsetengahaktivitasterlaksana
KP = 50 Setengahaktivitasterlaksana
50 < KP < 75 Sebagianbesaraktivitasterlaksana
75 ≤ KP < 100 Hampirseluruhaktivitasterlaksana
KP = 100 Seluruhaktivitasterlaksana
(Riduwan dalam Muslim, 2014, hal. 98)
2. Pengolahan Data Hasil Tes Keterampilan Proses Sains danPenguasaan
Konsep
Data hasil tes keterampilan proses sains dan penguasaan konsep diperoleh dari data hasil pretest dan posttest. Adapun pengolahan data kedua tes ini adalah sebagai berikut.
a. Pemberikan Skor
Semua jawaban siswa baik di pretest maupun posttest diperika dan diberi skor. Setiap jawaban siswa yang benar diberi nilai satu dan jawaban yang salah atau tidak dijawab diberi nilai nol.
b. Menghitung Gaindan Gain Ternormalisasi
Gain adalahselisihantaraskorpretest denganskorposttest. Panggabean(Sonia, 2014, hal. 38)mengemukakanbahwaPerbedaanskorpretest danposttest inidiasumsikansebagaiefekdaritreatment.
Secaramatematisdituliskansebagaiberikut,
[image:39.596.121.503.101.312.2]
43
Keterangan,
: Rata-rata gain yang ternormalisasi : Rata-rata skor posttest
: Rata-rata skor pretest
Tabel 3.11. Nilai Gain yang dinormalisasi dan klasifikasinya
Nilai Gain Klasifikasi
Rendah
Sedang Tinggi
[image:40.596.134.493.239.330.2]62
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan disalahsatu SMA di kota Bandung yang telah menerapkan kurikulum 2013dengan menerapkan pendekatan saintifik pada materi fluida statis didapat kesimpulan sebagai berikut,
1. Pembelajaran fisika dengan menggunakan pendekatan saintifik terlaksana dengan kategori hampirseluruhaktivitasterlaksana. Aktivitas guru dalam membimbing proses pembelajaran seluruhnyaterlaksana sesuai dengan yang direncanakan pada RPP untuk setiap pertemuannya. Adapun aktivitas keterlaksanaan siswa mengikuti pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan pada RPP hampirseluruhaktivitasterlaksana.
2. Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran fisika secara umum dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa. Hal ini dapat dilihat dari skor rata-rata posttest keterampilan proses sains siswa yang meningkat dibanding dengan skor rata-ratapretest siswa. Peningkatan keterampilan proses sains siswa setelahmendapatkantreatment berupapembelajaranfisikadenganpendekatansaintifiktermasukdalamkatego ritinggi.
3. Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran fisika juga dapat meningkatkan penguasaan konsep fisika siswa. Hal ini dapat dilihat dari skor rata-rataposttest penguasaan konsep siswa yang meningkat dibanding dengan skor rata-ratapretest siswa. Peningkatan penguasaan konsep siswa setelahmendapatkantreatment
63
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai penerapan pendekatan saintifik dalam rangka meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan koonsep ada beberapa saran yang ingin peneliti sampaikan. Berikut adalah saran dari penelitian yang telah dilakukan.
1. Untuk penelitian selanjutnya, aspek yang diukur untuk keterampilan proses sains lebih luas lagi agar gambaran peningkatan keterampilan proses sains lebih akurat.
64
DAFTAR PUSTAKA
Almansyahnis. (2013). PembelajaranDenganPendekatanSaintifik.
Diambilkembalidari
http://www.almansyahnis.com/2013/10/pembelajaran-dengan-pendekatan-saintifik.html. Diaksespada 23 januari 2015
Arikunto, S. (2013). Dasar-DasarEvaluasiPendidikan. Jakarta: BumiAksara. Dahar, R. W. (1989). Teori-TeoriBelajar. Jakarta: Erlangga
Depdiknas. (2006). Standar Isi UntukSatuanPendidikanDasardanMenengah. Jakarta: BNSP
Dokme, I. (2009). Turkish primary school students’ performance on basic science process skills. Procedia Sosial and Behavioral Sciences, 1, 544-548.
Gardner, H. (1983; 1993) Frames of Mind: The theory of multiple intelligences, New York: Basic Books. The second edition was published in Britain by Fontana Press. 466 + xxix pages.
Gunawan, I. (2012). Taksonomi Bloom-RevisiKognitif:
KerangkaLandasanUntukPembelajaran, Pengajaran, danPenilaian.
Premiere Educandum, 2(2), 16-40.
Kamajaya. (2008). CerdasBelajarFisika. Bandung: Grafindo
Kartikasari. (2014). Keterampilan Proses Sains (KPS) Siswa Smp Dalam
Pembelajaran Respirasi Serangga DenganMenggunakan Pendekatan
Scientific. SkripsiJurusanPendidikanBiologi FPMIPA UPI. Bandung: Tidakditerbitkan.
Karsli, F. (2009). Determining Science Teachers' Ideas About The Science
Process Skills: A Case Study. Procedia Sosial and Behavoiral Sciences, I,
65
Kemendikbud. (2013). Diklat Guru DalamRangkaImplementasiKurikulum 2013. Jakarta: Kemendikbud.
Kemendikbud. (2013). Rasional Kurikulum 2013. Jakarta : Kemendikbud
Kemendikbud. (2013). Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar Dan
Menengah. Jakarta: Kemendikbud
Kemendikbud. (2013). Standar Proses Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta: Kemendikbud
Kemendikbud. (2013). Pendekatan Saintifik. Jakarta: Kemendikbud
Muslim. (2014). Pengembangan Program
PerkuliahanFisikaSekolahBerorientasiKemampuanBerargumentasiCalon
Guru Fisika. DisertasiPascaSarjana UPI. Bandung: Tidakditerbitkan.
Nulfita, I. M. (2014). Implementasi Pendekatan Saintifik Dankarakter Dalam
Pembelajaran Sains Menyongsong Generasi Emas Indonesia. Journal
UNS. 1-7
Lati, W. (2012). Enhancement of learning achievement and integrated science
process skills using science inquiry learning activities of chemical
reaction rates. Procedia SosialangBehaviorial Sciences, 46, 4471-4475.
Lazim, M. (2013). PenerapanPendekatanSaintifikdalamPembelajaranKurikulum 2013.
Liston, M. (2013). Scientific Process Skills in Primary Science. Resource &
Research Guide, 4(10), 1-4.
Mundilarto. (2012). PenilainHasilBelajarFisika. Yogyakarta: UNY Press.
Nworgu. (2013). Effect of Guided Inquiry with Analogy Instructional Strategy on
Student Acquisition of Science Prosess Skills. Journal of Education and
66
Pribadi, B. A. (2010). Model DesainSistemPembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat. Rustaman, N. (2005). StrategiBelajarMengajarBiologi. Malang: IKIP Malang. Sonia, G. (2014). Penerapan Scientific Approach padaPembelajaranFisika di
SMP.SkripsiJurusanPendidikanFisika FPMIPA UPI. Bandung:
Tidakditerbitkan.
Sugiharti, P. (2005). PenerapanTeori Multi
IntelegencedalamPembelajaranFisika.JurnalPendidikanPenabur, 5, 29-42.