IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING MENGGUNAKAN APLIKASI LEARNING MANAGEMENT SYSTEM (LMS)
PADA MATA PELAJARAN TEKNIK DIGITAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Departemen Pendidikan Teknik Elektro
Disusun oleh:
FEBRIANDARI AYU SAPUTRI E.0451.1101949
DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING MENGGUNAKAN APLIKASI LEARNING MANAGEMENT SYSTEM (LMS)
PADA MATA PELAJARAN TEKNIK DIGITAL
Oleh
Febriandari Ayu Saputri
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan pada Departemen Pendidikan Teknik Elektro
Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
© Febriandari Ayu Saputri
Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2015
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Febriandari Ayu Saputri E.0451.1101949
PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING MENGGUNAKAN APLIKASI LEARNING MANAGEMENT SYSTEM PADA
MATA PELAJARAN TEKNIK DIGITAL
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:
Pembimbing I
Prof. Dr. Janulis Purba, M.Pd NIP. 19471025.198002.1.001
Pembimbing II
Dr. Ade Gafar Abdullah, S.Pd. M.Si NIP. 19721113.199903.1.001
MENGETAHUI
KETUA DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
ABSTRAK
Model pembelajaran problem solving (pemecahan masalah) merupakan model pembelajaran yang menuntut siswa untuk berfikir mendalam dan kreatif dalam menjawab suatu permasalahan. Model problem solving yang diterapkan juga didukung dengan penggunaan media Learning Management System (LMS). LMS merupakan aplikasi komputer yang mampu mendukung pengelolaan pembelajaran, pemberian tes, pemberian materi, sehingga dapat memaksimalkan proses pembelajaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa serta menggali respon siswa terhadap pembelajaran yang diterapkan. Karena berdasarkan temuan penulis hasil rata-rata tes siswa pada mata pelajaran Teknik Digital masih dibawah nilai KKM yaitu 75. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen dengan desain pre experimental design dan model one
shot case study. Populasi yang digunakan dalam penelitian merupakan siswa kelas XI
SMKN 1 Cimahi dengan sampel siswa kelas XI Teknik Elektronika Industri A (XI TEI A). Analisis penelitian menggunakan chi kuadrat dan t-student. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran problem solving terintegrasi LMS dapat meningkatkan rata – rata hasil belajar siswa melebihi nilai KKM pada mata pelajaran Teknik Digital. Respon siswa juga menunjukkan bahwa pembelajaran
problem solving terintegrasi LMS mendapatkan respon yang sangat positif dengan
interpretasi skor sangat kuat sebesar 81.2%.
ABSTRACT
Problem solving learning model (problem solving) is a learning model that engages students to think analytically and creatively in solving a problem. This applied problem solving model is also supported by the use of Learning Management System (LMS) as a media. LMS is a computer application that support learning management, administering the tests, giving the materials, so that learning process is maximized. The purposes of this research are to enhance student learning outcomes and to find out student responses towards the learning applied. It is based on researcher's findings in which the average of
students’ test results on the subjects of Digital Techniques is still below the standard of
KKM, 75. Research method applied in this research is experimental design which employs pre-experimental design and one shot case study model. The population used in the study was students of Class XI SMKN 1 Cimahi with samples were taken from students of Class XI A Industrial Electronics Engineering (XI TEI A). Research analysis used chi square and t-student. The results of this study indicates that integrated problem solving learning with LMS can increase the average score of students to be upper the
standard of KKM on Digital Engineering subjects. Students’ responses also indicate that the integrated problem solving learning with LMS get a substantial positive response with a very powerful interpretation score, 81,2%.
Keywords: problem solving learning, Learning Management System (LMS),
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI ... 1
DAFTAR TABEL ... 4
DAFTAR GAMBAR ... 5
DAFTAR LAMPIRAN ... 6
BAB Error! Bookmark not defined. PENDAHULUANError! Bookmark not defined.
1.1 Latar Belakang Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
1.2 Rumusan Masalah Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
1.3 Batasan Masalah Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
1.4 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
1.5 Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
1.6 Struktur Organisasi ... Error! Bookmark not defined.
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.
2.1 Kurikulum 2013 ... Error! Bookmark not defined.
2.2 Model Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.
2.3 Pembelajaran Problem solving ... Error! Bookmark not defined.
2.3.1 Langkah – Langkah Problem solving ... Error! Bookmark not defined.
2.3.2 Masalah dan Pemecahan Masalah ... Error! Bookmark not defined.
2.3.3 Strategi dalam Pembelajaran Problem solvingError! Bookmark not defined.
2.4 Media Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.
2.4.1 Manfaat Media Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.
2.5 E-Learning ... Error! Bookmark not defined.
2.6 Learning Management System ... Error! Bookmark not defined.
2.6.1 Fungsi Umum LMS ... Error! Bookmark not defined.
2.6.2 Moodle ... Error! Bookmark not defined.
2.6.3 Kelebihan dan Kelemahan LMS ... Error! Bookmark not defined.
2.7 Hasil Belajar ... Error! Bookmark not defined.
2.7.1 Revisi Taksonomi Bloom ... Error! Bookmark not defined.
2.7.2 Tingkatan Taksonomi Bloom ... Error! Bookmark not defined.
2.8 Mata Pelajaran Teknik Digital ... Error! Bookmark not defined.
2.8.1 R-S Flip–Flop ... Error! Bookmark not defined.
2.8.2 D Flip-Flop ... Error! Bookmark not defined.
2.8.3 JK Flip-Flop ... Error! Bookmark not defined.
2.9 Penelitian yang Relevan ... Error! Bookmark not defined.
2.10 Asumsi ... Error! Bookmark not defined.
2.11 Definisi Operasional ... Error! Bookmark not defined.
2.12 Hipotesis Penelitian... Error! Bookmark not defined.
BAB III METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.
3.1 Metode dan Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.2 Populasi dan Sampel ... Error! Bookmark not defined.
3.2.1 Populasi ... Error! Bookmark not defined.
3.2.2 Sampel ... Error! Bookmark not defined.
3.3 Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.3.1Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.
3.3.2 Instrumen Tes ... Error! Bookmark not defined.
3.3.3 Instrumen Angket ... Error! Bookmark not defined.
3.3.4 Instrumen Observasi ... Error! Bookmark not defined.
3.4 Prosedur Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.4.1 Tahap Persiapan ... Error! Bookmark not defined.
3.4.3 Tahap Penyelesaian ... Error! Bookmark not defined.
3.5 Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.
3.5.1 Uji Normalitas Data ... Error! Bookmark not defined.
3.5.2 Uji Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.
4.1 Uji Coba Instrumen ... Error! Bookmark not defined.
4.1.1 Uji Validitas Instrumen ... Error! Bookmark not defined.
4.1.2 Uji Reliabilitas Instrumen ... Error! Bookmark not defined.
4.1.3 Uji Tingkat Kesukaran ... Error! Bookmark not defined.
4.1.4 Uji Daya Pembeda... Error! Bookmark not defined.
4.2 Hasil Tes Siswa ... Error! Bookmark not defined.
4.3 Hasil Uji Normalitas Data ... Error! Bookmark not defined.
4.4 Hasil Uji Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.
4.5 Hasil Angket Respon Siswa ... Error! Bookmark not defined.
4.6 Hasil Observasi ... Error! Bookmark not defined.
4.7Pembahasan Temuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined.
5.1 Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined.
5.2 Saran... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Nilai Tes Siswa Pada Mata Pelajaran Teknik DigitalError! Bookmark not defined. Tabel 2.1 Tabel Kebenaran RS Flip – Flop ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale ... Error! Bookmark not defined. Gambar 2.2 Koneksi antara komputer guru dan siwaError! Bookmark not defined.
Gambar 2.3 Tingkatan Domain Kognitif Taksonomi Bloom Versi Lama dan
Revisi Taksonomi Bloom ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 2.4 Contoh Pertanyaan Ranah C1 ... Error! Bookmark not defined. Gambar 2.5 Contoh Pertanyaan Ranah C2 ... Error! Bookmark not defined. Gambar 2.6 Contoh Pertanyaan Ranah C3 ... Error! Bookmark not defined. Gambar2.7 Contoh Pertanyaan Ranah C4 ... Error! Bookmark not defined. Gambar 2.8 Contoh Pertanyaan Ranah C5 ... Error! Bookmark not defined. Gambar 2.9 Contoh Pertanyaan Ranah C6 ... Error! Bookmark not defined. Gambar 2.10 RS Flip – Flop ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 2.11 R-S Flip – Flop dengan Clock ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 2.12 D Flip-Flop dengan Gerbang NANDError! Bookmark not defined.
Gambar 2.13 Simbol D Flip -Flop ... Error! Bookmark not defined. Gambar 2.14 Rangkaian JK Flip-Flop dengan Gerbang ANDError! Bookmark not defined.
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. RPP Penelitian SR Flip – Flop
Lampiran 2. RPP Penelitian D Flip – Flop
Lampiran 3. RPP Penelitian JK Flip – Flop
Lampiran 4. Kisi – Kisi Butir Soal Instrumen Tes
Lampiran 5. Instrumen Tes
Lampiran 6. Kunci Jawaban Instrumen Tes Lampiran 7. Data Hasil Uji Coba Instrumen Tes Lampiran 8. Data Hasil Uji Validitas Instrumen Tes Lampiran 9. Data Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes
Lampiran 10. Data Hasil Uji Tingkat Kesukaran Instrumen Tes Lampiran 11. Data Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Tes Lampiran 12. Instrumen Tes Penelitian (Posttest)
Lampiran 13. Kunci Jawaban Instrumen Tes Penelitian (Postest) Lampiran 14. Dokumentasi Penelitian
Lampiran 15. Data Hasil Tes Siswa Lampiran 16. Data Hasil Uji Normalitas Lampiran 17. Data Hasil Uji Hipotesis
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Sekolah Menengah Kejuruan atau biasa disebut dengan SMK merupakan
salah satu lembaga pemerintah untuk menyelenggarakan pendidikan .
Sebagaimana disebutkan pada PERMEN No. 17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan bahwa yang dimaksud dengan :
Sekolah Menengah Kejuruan yang selanjutnya disingkat SMK, adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau setara SMP atau MTs.
SMK memiliki pelajaran produktif selain pelajaran umum lainnya.
Pelajaran produktif ini merupakan pelajaran yang harus dikuasai siswa
Pemilihan mata pelajaran Teknik Digital sebagai variabel penelitian
karena berdasarkan pengamatan peneliti selama mengajar sebagai praktikan
Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMKN 1 Cimahi, peneliti
menemukan bahwa kurangnya pemahaman siswa terhadap mata pelajaran
tersebut. Seperti yang dapat dilihat pada Tabel 1.1 yang menunjukkan bahwa
perolehan nilai tes siswa masih dibawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yaitu 75.
Tabel 1.1 Nilai Tes Siswa Pada Mata Pelajaran Teknik Digital
Nilai Minimum 32.5
Nilai Maksimum 74.5
Rata - rata 46.44636364
Sumber: Guru Mata Pelajaran Teknik Digital SMKN 1 Cimahi
Melihat nilai tes siswa pada Tabel 1.1 dapat diamati bahwa nilai
maksimumyang dapat dicapai siswa hanya 74.5 yang artinya masih dibawah
nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Padahal KKM yang diterapkan di
lingkungan SMKN 1 Cimahi sudah cukup tinggi yaitu KKM = 75. Rata – rata
2
juga dilakukan wawancara dengan guru pengampu mata pelajaran teknik
digital di Jurusan TEI. Dari wawancara tersebut didapatkan beberapa hal
penting sebagai berikut:
1. Kurikulum yang diterapkan saat ini membuat mata pelajaran Teknik
Digital harus berbagi jam dengan mata pelajaran Listrik Dasar, karena
mata pelajaran Teknik Digital disatukan dengan mata pelajaran Listrik
Dasar menjadi mata pelajaran Teknik Elektronika Dasar.
2. Sebagian besar siswa merasa bahwa jurusan mereka saat ini bukanlah
jurusan piihan mereka, hal ini berdampak kepada rendahnya motivasi
belajar siswa.
3. Mata pelajaran Teknik Digital merupakan mata pelajaran yang asing bagi
para siswa karena pada jenjang pendidikan sebelumnya (SMP) mereka
tidak belajar mengenai Teknik Digital. Sehingga mereka menganggap
mata pelajaran ini asing dan sulit dipahami.
Menyimpulkan dari beberapa uraian di atas bahwa pemahaman siswa
terhaadap mata pelajaran Teknik Digital masih kurang. Padahal mata
pelajaran Teknik Digital merupakan salah satu mata pelajaran produktif yang
harus dikuasai oleh siswa jurusan TEI karena mata pelajaran ini merupakan
dasar sebelum berlanjut ke mata pelajaran selanjutnya yang tingkatannya
lebih tinggi.
Berangkat dari latar belakang di atas penulis akan mencoba menerapkan
model pembelajaran yang dianggap dapat meningkatkan pemahaman siswa.
Pembelajaran dengan menggunakan model problem solving merupakan
model pembelajaran yang akan diujicobakan kepada siswa TEI pada mata
pelajaran Teknik digital. Para siswa nantinya akan diminta untuk
menyelesaikan beberapa persoalan yang bersifat non rutin. Pembelajaran
problem solving menuntut siswa untuk dapat mengembangkan jawaban yang
mereka temukan melalui langkah – langkah berfikir yang sistematis (Ernst,
2009). Oleh karena itu dengan diterapkannya model pembelajaran ini
diharapkan siswa mampu menguasai konsep Teknik Digital yang dipelajari
3
Selain model pembelajaran problem solving penulis juga akan
mennggunakan Learning Management System (LMS) atau E – Learning
sebagai media pengumpulan informasi dan tugas. LMS dapat mendukung
kegiatan belajar dikelas dengan memanfaatkan fitur yang tersedia didalamnya
sehingga membuat kondisi kelas yang pasif menjadi kelas yang aktif (Lonn &
Teasley, 2009). Dengan bantuan dari LMS diharapkan dapat membuat kelas
menjadi lebih aktif serta dapat menarik minat siswa. LMS juga membantu
guru dalam memberikan referensi atau materi kepada siswa.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka penulis tertarik
untuk menerapkan model pembelajaran problem solving yang dipadukan
dengan E- Learning atau LMS pada mata pelajran Teknik Digital. Oleh
karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul
“IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING MENGGUNAKAN APLIKASI LEARNING MANAGEMENT SYSTEM (LMS) PADA MATA PELAJARAN TEKNIK DIGITAL”
1.2 Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan pada latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya maka
penulis membuat rumusan masalah penelitian sebagai berikut :
1) Bagaimana implementasi model pembelajaran problem solving
menggunakan aplikasi Learning Management System pada mata pelajaran
Teknik Digital di SMKN 1 Cimahi tahun ajaran 2014/2015?
2) Apakah implementasi model pembelajaran problem solving menggunakan
aplikasi Learning Management System dapat meningkatkan rata – rata
hasil belajar siswa SMKN 1 Cimahi tahun ajaran 2014/2015 melebihi nilai
KKM pada mata pelajaran Teknik Digital?
1.3 Batasan Masalah Penelitian
Batasan masalah dibuat dengan tujuan agar penelitian ini bisa terfokus dan
tidak terlalu meluas. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah
sebagi berikut:
1) Pembelajaran problem solving diterapkan pada siswa jurusan Teknik
4
2) Secara garis besar materi pembelajaran yang disampaikan selama
penelitian merupakan materi tentang Flip – Flop dasar, yaitu RS Flip –
Flop, D Flip – Flop dan JK Flip – Flop.
3) LMS yang digunakan selama penelitian merupakan LMS yang bersifat
standalone yang hanya terpasang pada komputer penulis selaku
guru/admin dari LMS.
4) LMS digunakan hanya sebatas pemberian dan pengumpulan tugas, materi
pembelajaran serta pemberian test ( Computer Based Test ).
5) Penelitian ini hanya menilai hasil belajar siswa pada aspek kognitif.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan yang diharapkan dapat tercapai melalui penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1) Mengetahui bagaimana implementasi model pembelajaran problem
solving menggunakan aplikasi Learning Management System pada mata
pelajaran Teknik Digital di SMKN 1 Cimahi tahun ajaran 2014/2015?
2) Mengetahui apakah implementasi model pembelajaran problem solving
mengunakan aplikasi Learning Management System dapat meningkatkan
rata – rata hasil belajar siswa SMKN 1 Cimahi tahun ajaran 2014/2015
melebihi nilai KKM pada mata pelajaran Teknik Digital pada materi flip –
flop.
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan diharapkan tidak hanya sebatas penelitian
semata tapi juga dapat memberikan manfaat. Penulis membagi manfaat
menjadi dua bagian yaitu manfaat secara teoritis dan praktis sebagai berikut:
1) Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kajian keilmuan dalam
pengembangan pembelajaran Teknik Digital khususnya mengenai
implementasi model pembelajaran problem solving yang menggunakan
aplikasi LMS pada mata pelajaran Teknik Digital di jurusan TEI di SMKN
1 Cimahi.
2) Secara Praktis
5
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan yang luas bagi penulis , khususnya mengenai implementasi
model pembelajaran problem solving menggunakan aplikasi LMS pada
mata pelajaran Teknik Digital di jurusan TEI di SMKN 1 Cimahi.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi
pihak jurusan TEI di SMKN 1 Cimahi mengenai perlunya
pembelajaran yang kreatif agar pembelajaran tidak monoton seperti
menerapkan model pembelajaran problem solving menggunakan
aplikasi LMS pada mata pelajaran Teknik Digital di jurusan TEI di
SMKN 1 Cimahi.
1.6 Struktur Organisasi
Penelitian ini terdiri dari 5 bab yang di dalamnya berisi mengenai hal – hal
yang berkaitan dengan penelitian.
Bab I yaitu berisi pendahuluan didalamnya dijabarkan mengenai latar
belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, batasan masalah penelitian,
tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi. Pada latar
belakang penelitian, dipaparkan mengenai konteks penelitian yang akan
dibuat. Rumusan masalah penelitian memuat masalah – masalah yang akan
dijawab dalam penelitian. Batasan masalah penelitian berisi batasan – batasan
selama penelitian sehingga penelitian terfokus dan tidak meluas. Tujuan
penelitian merupakan tindak lanjut dari rumusan masalah penelitian dan berisi
aspek - aspek yang diharapkan dapat tercapai dari penelitian. Manfaat
penelitian berisi tentang manfaat yang dapat diberikan dari penelitian ini.
Struktur organisasi merupakan sistematika penulisan yang diterapkan dalam
penelitian ini.
Bab II merupakan kajian pustaka yang berisi tentang teori – teori yang
berkaitan dengan penelitian meliputi model problem solving dan media
interaktif e–learning atau LMS, hasil belajar, dan mata pelajaran Teknik
Digital. Selain itu pada bab ini juga dibahas mengenai penelitian yang relevan,
asumsi penelitian, definisi operasional serta hipotesis penelitian.
Bab III merupakan metode penelitian yang penulis gunakan. Metode
6
desain one shot case study. Pada bab ini merupakan penjabaran dari metode
penelitian yang digunakan meliputi, desain penelitian , populasi dan sampel,
instrumen penelitian, dan analisis data. Desain penelitian merupakan
penjelasan secara lebih spesifik mengenai metode yang digunakan hingga
desain spesifik yang digunakan. Populasi dan sampel merupakan penjelasan
mengenai populasi dan sampel yang dijadikan bagian dari penelitian.
Instrumen penelitian berisi alat yang digunakan dalam penelitian seperti
perancangan desain Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP), instrument tes
,instrument angket, serta instrument observasi. Analisis data merupakan
pengolahan data yang diperoleh dari penelitian.
Bab IV berisi temuan – temuan yang penulis temukan selama penelitian.
Pada bab ini dibahas mengenai analisis data dari data yang telah didapat
selama penelitian untuk menjawab hal yang berkaitan dengan rumusan
masalah penelitian dan tujuan penelitian. Bab ini juga memaparkan hasil
penelitian yang telah diperoleh.
Bab V berisi kesimpulan dan saran. Pada bab ini merupakan penafsiran
dan pemaknaan penulis atas penelitian yang telah dilaksanakan. Bab ini juga
berisi mengenai saran - saran penulis sebagai peneliti kepada pihak – pihak
yang berkaitan, para pengguna hasil penelitian, dan para calon peneliti yang
bersangkutan untuk dijadikan bahan pertimbangan ataupun perbaikan pada
penelitian selanjutnya. Bab ini juga merupakan bab ppenutup atau bab terakhir
dari penelitian ini.
Bagian terakhir pada penulisan skripsi ini yaitu daftar pustaka dan
lampiran. Daftar pustaka memuat sumber atau referensi penulis dalam
menyusun skripsi ini. Lampiran memuat dokumen – dokumen yang digunakan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode dan Desain Penelitian
Pada penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian eksperimen.
Ciri khusus pada metode penelitian eksperimen ini adalah adanya treatment
atau perlakuan. Metode penelitian eksperimen yang penulis gunakan
merupakan metode penelitian eksperimen dengan desain pre-experimental
design. karena desain ini belum merupakan eksperimen yang sungguh –
sungguh karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh
terbentuknya variabel dependen.
Model dari pre-experimental design yang digunakan adalah model one
shot case study. Maka berdasarkan uraian tersebut penulis melakukan
penelitian terhadap suatu kelompok lalu memberikan treatment yang
selanjutnya diberikan postest untuk mendapatkan data yang selanjutnya dapat
dianalisis. Skema dari model ini yaitu terdapat treatment yang diberikan
sebagai variabel independen (X) dan pengamatan atau pengukuran sebagai
variabel dependen (O).
Keterangan:
X = Problem solving terintegrasi Learning management system (LMS).
O = Nilai postes hasil belajar siswa setelah diberikan perlakuan.
3.2 Populasi dan Sampel
Populasi beserta sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah siswa
kelas X1 SMKN 1 Cimahi tahun ajaran 2014/2015.
3.2.1 Populasi
Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah siswa kelas X1
SMKN 1 Cimahi. Adapun data para siswa dan siswi SMKN 1 Cimahi yang
dipilih sebagai populasi penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1.
35
Tabel 3.1 Populasi Penelitian
Populasi Jumlah Jumlah Keseluruhan
Laki-Laki Perempuan
Sumber: Bagian Tata Usaha SMKN 1 Cimahi
SMKN 1 Cimahi dipilih sebagai populasi, karena SMKN 1 Cimahi
merupakan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di bidang Teknologi dan
Rekayasa yang didalam pembelajarannya terdapat materi ajar yang sesuai
dengan materi pembelajaran yang terdapat pada penelitian ini. Total
keseluruhan siswa kelas XI SMKN Negeri 1 Cimahi adalah 610 siswa, yang
terdiri dari 420 siswa laki-laki dan 190 siswa perempuan. Selain itu SMKN
1 Cimahi juga memiliki sarana dan prasarana yang dapat menunjang
36
3.2.2 Sampel
Pemilihan sampel menggunakan teknik purposive sampling yaitu
pemilihan sampel dengan pertimbangan tertentu.Sampel yang dipilih dari
sekian banyak kelas dan jurusan yang ada di SMKN 1 Cimahi adalah kelas
XI Teknik Elektronika Industri A (TEI A).kelompok tersebut dipilih karena
jurusan TEI merupakan salah satu jurusan yang mempelajari tentang materi
flip – flop. Kelas XI TEI A dengan jumlah siswa sebanyak 34 orang, yang
terdiri dari 21 orang siswa laki – laki dan 13 orang siswa perempuan.
3.3 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat bantu guna mendapatkan data yang
dibutuhkan dalam penelitian. Terdapat beberapa instrumen penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu, instrument perlakuan atau Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), instrumen tes, dan instrumen observasi.
1.3.1Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat untuk dijadikan
pedoman selama proses pembelajaran. Pada penelitian ini dibuatkan RPP
sebanyak tiga buah RPP. Masing – masing RPP dibuat dengan alokasi waktu
2x45 menit. Dalam RPP tersebut memuat model pembelajaran yang
digunakan, deskripsi kegiatan, contoh soal latihan, serta lampiran materi
ajar. RPP yang dibuat mengacu pada kurikulum yang digunakan di lokasi
penelitian yaitu kurikulum 2013.
3.3.2 Instrumen Tes
Tes digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam materi flip –
flop yang telah diajarkan. Tes yang dibuat merupakan tes objektif dalam
bentuk pilihan ganda dengan empat opsi. Tes ini diberikan kepada siswa
pada saat postest. Pemberian skor dilakukan dengan cara menghitung
banyaknya jawaban yang dijawab dengan benar. Setelah itu skor yang
diperoleh diubah menjadi sebuah niali siswa dengan rumus sebagai berikut:
Nilai = ya wa
37
Suatu tes yang baik harus memenuhi kriteria tes yang valid dan reliabel.
Maka dari itu tes tersebut akan diuji terlebih dahulu dengan uji validitas dan
reliabilitas. Selain uji validitas dan reliabilitas tes tersebut juga akan diuji
tingkat kesukaran dan daya pembedanya.
3.3.2.1 Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah tes yang digunakan
sudah valid atau belum. Tes yang telah diujicobakan kemudian dihitung
korelasi product moment dengan menggunakan rumus Pearson sebagai
berikut. (Arikunto, 2009, p. 171)
� =
√{ ∑ 2− ∑∑ − ∑2}{ ∑∑2− ∑ 2}Keterangan:
� : koefisien korelasi
∑X : jumlah skor setiap siswa pada item soal ∑Y : jumlah skor total siswa
n : banyaknya siswa
Penulis membandingkan hasil perhitungan � dengan koefisien korelasi validitas pada Tabel 3.2 untuk menafsirkan koefisien korelasi.
Tabel 3.2KOEFISIEN KORELASI Koefisien Korelasi Kriteria
0,81 – 1,00 Sangat tinggi
0,61 – 0,80 Tinggi
0,41 – 0,60 Cukup
0,21 – 0,40 Rendah
0,00 – 0,20 Sangat rendah
(Arifin, 2012, p. 257)
Setelah dilakukan perhitungan koefisien korelasi, selanjutnya
38
Rumus perhitungan uji signifikansi sebagai berikut. (Sugiyono, 2013, p.
130)
Untuk mengetahui signifikansinya maka hasil perhitungan perlu
dibandingkan dengan harga t – tabel dengan taraf signifikansi sebesar
α=0,005 pada derajat kebebasan (dk)= n-2. Bila t hitung > t tabel maka butir soal instrumen dinyatakan valid.
3.3.2.2 Reliabilitas
Pengujian ini untuk mengetahui derajat konsistensi suatu
instrumen.Tes yang reliabel jika hasilnya konsisten.Untuk melakukan
pengujian reliabilitas maka digunakan rumus KR.20 (Kuder Richardson).
(Arifin, 2012, p. 263)
p = proporsi siswa yang menjawab dengan benar
q = 1-p
39
3.3.2.3 Tingkat kesukaran
Hal ini untuk menguji kemampuan tes tersebut dalam menjaring
banyaknya siswa yang dapat menjawab tes dengan benar. Jika banyak
siswa yang menjawab tes dengan benar maka taraf kesukaran tes tersebut
tinggi.Sebaliknya, jika sedikit siswa yang menjawab tes dengan benar
maka taraf kesukaran tes rendah. Tingkat kesukaran di cari dengan rumus
berikut. (Arikunto, 2009, p. 176)
� =
��
Keterangan :
B = siswa yang menjawab benar
J = banyaknya siswa yang ikut mengerjakan tes
Setelah dilakukan perhitungan maka hasil hitung P dibandingkan
dengan kriteria tabel agar diketahui tingkat kesukaran berada pada
tingkatan mudah, sedang atau sulit seperti pada Tabel berikut.
Tabel 3.3Klasifikasi Tingkat Kesukaran
Pengujian ini dilakukan untuk dapat mengetahui sejauh mana tes
yang diberikan dapat membedakan antara siswa yang menguasai materi
dengan siswa yang kuarang menguasai materi. Rumus yang digunakan
sebagai berikut. (Arikunto, 2009, p. 177)
� =
��
−
�
�
Keterangan :
40
JA = banyak siswa kelompok atas
BB = banyak siswa kelompok bawah menjawab benar
JB = banyak siswa kelompok bawah 3.3.3 Instrumen Angket
Instrument angket diberikan kepada siswa setelah siswa mengikuti
pembelajaran problem solving terintegrasi LMS pada mata pelajaran Teknik
Digital.Instrumen angket ini bertujuan untuk menggali respon siswa
terhadap pembelajaran tersebut. Angket ini dibuat dengan jumlah butir
pertanyaan sebanyak 20 butir. Skala yang digunakan dalam penyusunan
angket tersebut adalah menggunakan skala likert. Instrument angket tidak
diujicobakan tapi hanya dikonsultasikan dengan dosen pembimbing untuk
41
Tabel 3.4 Kuesioner / Angket Respon Siswa
ISILAH KUESIONER BERIKUT SESUAI DENGAN YANG ANDA RASAKAN DENGAN TANDA (√) 2 Saya memperhatikan dengan seksama ketika guru menerangkan tata cara
menggunakan LMS. 6 Materi pembelajaran yang disampaikan dengan model problem solving
terintegrasi LMS menjadi lebih mudah dipahami.
7
Pembelajaran tentang flip – flop yang disampaikan dengan model problem
solving terintegrasi LMS membuat saya lebih semangat dalam mengikuti
pembelajaran.
8
Organisasi yang baik dari segi materi, media dan model pembelajarannya menjadikan saya percaya diri bahwa saya akan berhasil menguasai materinya.
9 Pembelajaran yang disampaikan dengan model problem solving terintegrasi LMS membuat saya lebih mengerti tentang flip – flop. 10 Permasalahan yang diberikan oleh guru merangsang saya untuk berpikir
lebih keras.
11 Adanya kegiatan diskusi kelompok membuat siswa menjadi lebih aktif. 12 Saya turut andil menuangkan ide saya dalam diskusi kelompok. 13 Saat diskusi berlangsung saya mengumpulkan informasi dari buku, ebook
ataupun sumber lainnya untuk membantu menjawab soal. 14 Saya membantu rekan saya dalam menjawab pertanyaan yang diajukan saat
proses tanya jawab berlangsung.
15 Saya merasa senang menjawab persoalan melalui diskusi kelompok karena
saya bisa bertukar pikiran dengan rekan saya.
16 Guru membuat suasana pembelajaran menjadi lebih menarik dan
menyenangkan.
17 Selama pembelajaran tampak rasa ingin tahu siswa terhadap materi
pembelajaran.
18 Siswa antusias mengikuti pembelajaran dengan model problem solving
terintegrasi LMS.
19 Saya semangat mengikuti pembelajaran sampai akhir.
20 saya mengerjakan tugas atau soal yang diberikan oleh guru dengan sungguh – sungguh.
3.3.4 Instrumen Observasi
Instrumen observasi merupakaan instrumen yang membantu guru atau
penulis untuk mengobservasi suasana selama pembelajaran berlangsung.
Instrumen observasi ini dibuat dalam bentuk pertanyaaan tertutup sehingga
42
tertentu. Jumlah butir pertanyaan yang dibuat sebanyak 11 butir. Adapun
instrumen observasi ini dapat dilihat sebagaimana pada Tabel 3.5 berikut:
Tabel 3.5 Instrumen Observasi
Keterangan:
4. bila respon siswa baik
3. bila respon siswa cukup baik
2. bila respon siswa kurang baik
1. bila respon siswa tidak baik
3.4 Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam waktu 16 minggu. Alur penelitian ini
dibagi kedalam tiga tahapan yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan
tahap penyelesaian. Adapun langkah – langkah penelitian ini dalam bentuk
diagram blok dapat dilihat pada Gambar 3.1.
No. Aspek yang Dinilai Interval Jawaban
1. Antusiasme siswa mengikuti pembelajaran teknik digital dengan
model problem solving 1 2 3 4
2.
Menyimak pengarahan dan materi yang diberikan oleh guru 1 2 3 4
3. Sikap siswa dalam menciptakan suasana kelas yang tidak gaduh. 1 2 3 4
4. Antusiasme siswa dalam menggunakan Learning Management
System. 1 2 3 4
5. Kemampuan siswa dalam menggunakan Learning Management
System. 1 2 3 4
6. Kesungguhan siswa dalam pengerjaan masalah secara berkelompok. 1 2 3 4
7. Siswa memecahkan masalah sesuai dengan instruksi yang telah guru
berikan. 1 2 3 4
8. Kemampuan siswa dalam menyampaikan hasil diskusi kelompok
dalam bentuk presentasi 1 2 3 4
9. Perhatian siswa dalam menyimak presentasi kelas 1 2 3 4
10.Keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan baik tentang materi,
43
Gambar 3.1 Diagram blok tahap penelitian 3.4.1 Tahap Persiapan
Tahap persiapan merupakan tahap awal sebelum penelitian
dilaksanakan. Pada tahap ini arah dan tujuan suatu penelitian
direncanakan. Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah :
1. Mengkaji teori yang berkaitan dengan pembelajaran problem solving agar
materi pembelajaran lebih dimengerti oleh siswa.
2. Mempelajari konten dan penggunaan aplikasi Learning Management
System (LMS).
3. Mengkaji hasil dari penelitian terdahulu yang berkaitan dengan
implementasi model pembelajaran problem solving maupun LMS.
4. Melakukan studi lapangan untuk mengetahui gambaran umum mengenai
kurikulum yang dijalankan, model pembelajaran yang biasa diterapkan,
44
5. Menentukan variabel penelitian. Pada penelitian ini terdapat dua variabel
yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Adapun variabel penelitian ini
sebagai berikut:
Variabel bebas :implementasi model pembelajaran problem
solving menggunakan aplikasi LMS.
Variabel terikat : Mata pelajaran Teknik Digital
6. Merumuskan atau menentukan hipotesis penelitian. Seperti yang telah
dibahas pada bab sebelumnya hipotesis penelitian ini adalah: H ∶ � = 75
H ∶ � > 75
7. Menyusun instrumen penelitian guna mengumpulkan data atau informasi
yang dibutuhkan. Instrumen penelitian yang dibuat berupa instrumen tes,
instrumen angket/ kuesioner dan instrumen observasi.
8. Setelah instrumen penelitian dibuat maka langkah selanjutnya adalah
mengkonsultasikan instrumen tersebut kepada para ahli (expert judgment).
Dalam hal ini penulis mengkonsultasikan instrumen penelitian dengan
dosen pembimbing.
9. Menyusun konten atau materi apa saja yang akan ditampilkan di LMS.
Penulis menyiapkan materi yang bisa didownload siswa melalui LMS.
Selain itu penulis juga menyiapkan tes berikut dengan angket yang
nantinya akan dijawab oleh siswa.
10.Melakukan uji coba instrumen tes. Uji coba dilakukan untuk melihat butir
soal manakah yang layak diberikan kepada siswa pda saat postes.
3.4.2 Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini meripakan pelaksanaan dari perencanaan yang telah
dibuat sedemikian rupa pada tahap sebelumnya.Penulis melakukan atau
memberikan perlakuan (treatment) pada sampel penelitian yang telah
ditentukan sebelumnya. Berikut merupakan rincian kegiatan pada tahap
pelaksanaan.
1. Pertemuan pertama merupakan pertemuan awal maka dari itu
penulis pertama – tama memperkenalkan terlebih dahulu kepada
45
diintegrasikan dengan LMS. Setelah itu pembelajaran dilanjutkan
sesuai perencanaan.
2. Pertemuan kedua penulis langsung memulai pembelajaran tanpa
perkenalan terlebih dahulu karena dianggap siswa sudah mulai
mengerti. Namun tentunya penulis melakukan review sedikit
mengenai penggunaan LMS.
3. Pertemuan ketiga penulis langsung memberikan treatment kepada
siswa karena siswa dianggap sudah terbiasa dengan model
pembelajaran yang diterapkan.
4. Pertemuan keempat penulis memberikan postes dan angket/
kuesioner kepada siswa yang harus dijawab melalui LMS
(Computer Based Test).
3.4.3 Tahap Penyelesaian
Tahap ini merupakaan tahap akhir dari penelitian yang dilakukan
penulis. Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:
1. Melakukan analisis data sehingga pertanyaan atau rumusan masalah yang
dibuat sebelumnya dapat terjawab. Pengujian hipotesis dilakukan untuk
mengetahui hipotesis mana yang diterima ataupun ditolak dalam penelitian
yang telah dilakukan.
2. Menarik atau membuat kesimpulan sebagai rangkuman atau garis besar
dari penelitian yang dilakukan.
3. Menulis laporan sebagai bukti ataupun laporan kegiatan penulis selama
dilakukannya penelitian.
3.5 Teknik Analisis Data
Data yang telah didapat dari penelitian selanjutnya dianalisis sehingga
dapat ditarik suatu kesimpulan. Adapun analisis data dilakukan dengan dua
pengujian yaitu uji normalitas data dan pengujian hipotesis. Uji normalitas
dilakukan untuk mengetahui apakah data yang didapat terdistribusi normal
atau sebaliknya. Pengujian hipotesis dilakukan untuk mendapatkan jawaban
46
3.5.1 Uji Normalitas Data
Sebelum melakukan pengujian hipotesis maka data yang didadapat diuji
terlebih dahulu dengan uji normalitas data untuk memastikan bahwa data
yang didapat terdistribusi normal. Karena sebaran data dikatakan baik jika
data tersebut terdistribusi normal. Untuk melakukan uji normalitas data
maka digunakan rumus chi kuadrat. Setelah dilakukan perhitungan maka
hasil yang diperoleh dari perhitungan dibandingkan dengan harga tabel
dengan α = 0,05 dan dk = k- 1. Jika harga hitung lebih kecil dari harga tabel
ℎ < � maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut terdistribusi
normal. Langkah – langkah untuk melakukan uji normalitas data adalah
sebaai berikut:
1. Skor hasil belajar dibuat dalam distribusi frekuensi sebagai
berikut:
a. Menghitung Range (R)
R = Skor tertinggi – Skor terendah
b. Menghitung banyaknya kelas (BK)
BK = 1+ 3,3 log n
c. Menghitung panjang interval (P)
P = BKR
2. Setelah tabel distribusi frekuensi dibuat maka langkah
selanjutnya adalah mencari harga Mean (M), Modus (Mo),
Median (Me), dan Standar Deviasi (SD) sebagai berikut:
a. Mencari harga Mean (M) sebagai berikut:
M =∑ ���∑ �
Keterangan:
fi = frekuensi
xi = titik tengah
b. Mencari Modus (Mo) sebagai berikut:
47
Keterangan:
b = batas bawah kelas modus, diambil dari kelas interval
yang paling banyak frekuensinya
p = panjang kelas interval modus
b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi sebelum
kelas interval modus
b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi setelah kelas
interval modus
c. Mencari harga Median (Me)
� = � + [ − � ]
Keterangan:
b = batas bawah median, yang diduga terletak median
p = panjang kelas median
F = semua frekuensi yang berada dibawah kelas interval median
f = frekuensi kelas median
d. Menghitung harga Standar Deviasi (SD) sebagai berikut:
�� = √ . ∑ � � − ∑ � �−
Keterangan:
n = jumlah siswa
48
3. Membuat tabel perhitungan normalitas sebagai berikut:
Keterangan:
Zskor : diperoleh dari perhitungan �−���
Luas daerah : selisih antara batas luas terbesar dengan batas luas terkecil
Batas luas :harga Zskor yang telah dikonversikan dengan harga tabel
distribusi Z
fo : frekuensi observasi yang diperoleh dari banyaknya skor
siswa dalam suatu interval
fh : frekuensi harapan yang merupakan perkalian antara luas
daerah dengan jumlah sampel penelitian
4. Membandingkan hasil hitung dengan harga chi kuadrat tabel. Jika
ℎ < � maka dapat disimpulkan bahwa populasi berdistribusi normal
begitupun sebaliknya.
3.5.2 Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah pembelajaran
problem solving terintegrasi LMS dapat meningkatkan pemahaman rata –
rata siswa mencapai nilai KKM = 75 atau lebih dari nilai KKM = 75.
Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji t student satu pihak dengan
taraf nyata α= 0,05 dengan populasi berdistribusi normal. Rumus t yang
digunakan sebagai berikut. (Susetyo, 2010, p. 215)
� =
̅̅−��√�
49
Hipotesis statistiknya adalah: H ∶ � = 75
H ∶ � > 75 Keterangan:
µo = nilai KKM (75)
̅ = nilai rata − rata siswa
s = simpangan baku
Ho diterima jika t ≤ � −� dengan dk=n-1, dimana harga � −� diperoleh dari daftar distribusi student (t) dengan peluang 1 – α, sebaliknya
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan dengan diterimanya H1
dan H0 ditolak dapat disimpulkan bahwa implementasi model pembelajaran
problem solving menggunakan aplikasi LMS dapat meningkatkan rata – rata
hasil belajar siswa melebihi nilai KKM. Dari hasil data ditunjukkan sebagian
besar siswa dapat memperoleh nilai melebihi KKM dengan kategori rendah 6
siswa, sedang 8 siswa dan tinggi 16 siswa.
Respon siswa juga menginterpretasikan nilai yang kuat baik dari hasil
analisis angket maupun hasil analisis observasi. Sehingga dapat dikatakan
bahwa model pembelajaran problem solving menggunakan aplikasi LMS
dapat meningkatkan hasil belajar siswa serta mendapatkan respon yang baik
dari siswa.
5.2 Saran
Berdasarkan pengalaman atas penelitian yang telah penulis lakukan, maka
penulis mempunyai beberapa saran atau masukan untuk dijadikan bahan
pertimbangan bagi pihak yang ingin meneliti terkait model problem solving
ataupun terkait aplikasi LMS agar penelitian yang dibuat menjadi lebih baik.
Tidak hanya sebatas untuk peneliti selanjutnya, namun juga saran berikut
dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi para pendidik yang ingin
menerapkan model problem solving ataupun aplikasi LMS. Sehingga para
pendidik dapat menghadirkan pembelajaran yang disukai siswa sekaligus yang
membuat siswa memahami materi yang diajarkan. Adapun saran – saran dari
penulis sebagai berikut:
1. Permasalahan yang dibuat dalam pembelajaran problem solving dibuat
lebih bervariasi sehingga dapat menstimulus setiap siswa untuk berfikir
lebih mendalam.
2. Siswa sebaiknya tidak bergantung pada buku referensi atau sumber
64
yang banyak tersedia di internet. Sehingga hasil tes siswa dapat lebih
ditingkatkan lagi.
3. Hasil belajar sebaiknya dilihat tidak hanya pada aspek kognitif saja , tetapi
dilihat juga aspek afektif dan psikomotorik sehingga penilaian menjadi
lebih kuat dan menyeluruh..
4. LMS yang digunakan sebaiknya sudah terpasang pada sebuah web.
Sehingga LMS dapat diakses kapan saja dan dimana saja oleh siswa
maupun guru. Sehingga siswa akan lebih tertarik dan memberikan respon
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, L. W., & Krathwol, D. R. (Eds.). (2010). Kerangka Landasan untuk
Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen : Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom
(revisi ed.). (A. Prihantoro, Trans.) Yogyakarta, Jawa Timur: Pustaka Pelajar.
Arifin, Z. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Arikunto, S. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Barczi, K. (2013). Applying Cooperative Techniques in Teaching Problem Solving. CEPS Journal , 61-78.
Bognar, B., Gajger, V., & Ivic, V. (2015). Constructivist E-learning in Higher Education. Faculty of Teacher Education University of Zagreb Conference –
Researching Paradigms of Childhood and Education (pp. 35-46). Opatija: ERIC.
Chang, C. Y., & Barufaldi, J. P. (1999). The Use of A Problem-Solving-Based Instructional Model in Initiating Change in Student's Achievement and Alternative Frameworks. International Journal of Science Education , 21 (4), 373-388.
Ernst, J. V. (2009). Contextual Problem Solving: Model Origination. Journal of
Industrial Teacher Education , 46 (2), 27-47.
Foshay, R., & Kirkley, J. (2003). Principles for Teaching Problem Solving.
Technical Paper 4. Plato Learning.
Heller, P., Keith, R., & Anderson, S. (1992). Teaching Problem Solving Through Cooperative Grouping (Part 1): Group versus Individual Problem Solving.
American Journal of Physics , 60 (7), 627-636.
Ifamuyiwa, A. S., & Ajilogba, S. I. (2012). A Problem Solving Model as a Strategy for Improving Secondary School Students’ achievement and Retention in Further Mathematics. Journal of Science and Technology , 2 (2), 122-130.
Jonassen, D. H., & II, H. K. (2001). Communication Patterns in Computer Mediated Versus Face to Face Group Problem Solving. Educational Technology
Research and Development , 49 (1), 35-51.
Joyce, B., & Weil, M. (1972). Conceptual Complexity: Teaching Styles and Model of Teaching. A Paper Prepared for the National Council for the Social
Studies (pp. 1-25). Boston: ERIC.
Kemdikbud. (2014, Januari 14). Paparan Wamendik: Konsep dan Implementasi
Kurikulum 2013. Retrieved Oktober 8, 2015, from Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan:
66
Kemdikbud. (2013). Pendekatan - Pendekatan Ilmiah dalam Pembelajaran. Retrieved Oktober 18, 2015, from Sumber Belajar Kemdikbud: http://sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id
Kulshrestha, T., & Kant, A. R. (2013). Benefits of Learning Management System (LMS) in Indian Education. International Journal of Computer Science and
Engineering Technology , 1153-1164.
Lonn, S., & Teasley, S. D. (2009). Saving Time or Innovating Practice: Investigating Perceptions and Uses of Learning Management Systems. Computers
& Education , 53 (3), 686-694.
Nneji, S. O. (2013). Effect of Polya George’s Problem Solving Model on
Students’ Achievement and Retention in Algebra . Journal of Educational and Social Research , 41-48.
Piotrowski, M. (2009). Document-Oriented E-Learning Components. Otto-von-Guericke University, Faculty of Informatic. Magdeburg: ERIC.
Pujiadi, Kartono, & Asikin, M. (2015). Influence of Creative Problem Solving Aided with Interactive Compact Disk Towards Mathematic's Learning Achievement of Grade X Students. International Journal of Education Research ,
3 (3), 611-618.
Santyasa, I. W. (2007). Model - Model Pembelajaran Inovatif. Pelatihan
Penelitian Tindakan Kelas Bagi Guru SMP dan SMA, (pp. 1 - 16). Nusa Penida.
Setiyo, L. A. (2013). Perancangan E-Learning dengan Menggunakan Learning Management System (LMS). Widya Warta , II (2), 332-341.
Siddiqui, M. H., & Khan, M. S. (2007). Models of Teaching: Theory and
Research. New Delhi: APH Publishing.
Sinambela, P. N. (2013). Kurikulum 2013 dan Implementasinya. Generasi
Kampus , 17-29.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Susetyo, B. (2010). Statistika Untuk Analisis Data Penelitian: Dilengkapi Cara
Perhitungan SPSS dan MS Office Excel. Bandung: Refika Aditama.
Susilana, R., & Riyana, C. (2009). Media Pembelajaran: Hakikat,
Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian. Bandung: Wacana Prima.
Trianto. (2010). Mendessain Model Pembelajaran Inovatif - Progresif. Bandung: Kencana Prenada Media Group.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Sekolah Menengah Kejuruan atau biasa disebut dengan SMK merupakan
salah satu lembaga pemerintah untuk menyelenggarakan pendidikan .
Sebagaimana disebutkan pada PERMEN No. 17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan bahwa yang dimaksud dengan :
Sekolah Menengah Kejuruan yang selanjutnya disingkat SMK, adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau setara SMP atau MTs.
SMK memiliki pelajaran produktif selain pelajaran umum lainnya.
Pelajaran produktif ini merupakan pelajaran yang harus dikuasai siswa
Pemilihan mata pelajaran Teknik Digital sebagai variabel penelitian
karena berdasarkan pengamatan peneliti selama mengajar sebagai praktikan
Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMKN 1 Cimahi, peneliti
menemukan bahwa kurangnya pemahaman siswa terhadap mata pelajaran
tersebut. Seperti yang dapat dilihat pada Tabel 1.1 yang menunjukkan bahwa
perolehan nilai tes siswa masih dibawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yaitu 75.
Tabel 1.1 Nilai Tes Siswa Pada Mata Pelajaran Teknik Digital
Nilai Minimum 32.5
Nilai Maksimum 74.5
Rata - rata 46.44636364
Sumber: Guru Mata Pelajaran Teknik Digital SMKN 1 Cimahi
Melihat nilai tes siswa pada Tabel 1.1 dapat diamati bahwa nilai
maksimumyang dapat dicapai siswa hanya 74.5 yang artinya masih dibawah
nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Padahal KKM yang diterapkan di
lingkungan SMKN 1 Cimahi sudah cukup tinggi yaitu KKM = 75. Rata – rata
2
juga dilakukan wawancara dengan guru pengampu mata pelajaran teknik
digital di Jurusan TEI. Dari wawancara tersebut didapatkan beberapa hal
penting sebagai berikut:
1. Kurikulum yang diterapkan saat ini membuat mata pelajaran Teknik
Digital harus berbagi jam dengan mata pelajaran Listrik Dasar, karena
mata pelajaran Teknik Digital disatukan dengan mata pelajaran Listrik
Dasar menjadi mata pelajaran Teknik Elektronika Dasar.
2. Sebagian besar siswa merasa bahwa jurusan mereka saat ini bukanlah
jurusan piihan mereka, hal ini berdampak kepada rendahnya motivasi
belajar siswa.
3. Mata pelajaran Teknik Digital merupakan mata pelajaran yang asing bagi
para siswa karena pada jenjang pendidikan sebelumnya (SMP) mereka
tidak belajar mengenai Teknik Digital. Sehingga mereka menganggap
mata pelajaran ini asing dan sulit dipahami.
Menyimpulkan dari beberapa uraian di atas bahwa pemahaman siswa
terhaadap mata pelajaran Teknik Digital masih kurang. Padahal mata
pelajaran Teknik Digital merupakan salah satu mata pelajaran produktif yang
harus dikuasai oleh siswa jurusan TEI karena mata pelajaran ini merupakan
dasar sebelum berlanjut ke mata pelajaran selanjutnya yang tingkatannya
lebih tinggi.
Berangkat dari latar belakang di atas penulis akan mencoba menerapkan
model pembelajaran yang dianggap dapat meningkatkan pemahaman siswa.
Pembelajaran dengan menggunakan model problem solving merupakan
model pembelajaran yang akan diujicobakan kepada siswa TEI pada mata
pelajaran Teknik digital. Para siswa nantinya akan diminta untuk
menyelesaikan beberapa persoalan yang bersifat non rutin. Pembelajaran
problem solving menuntut siswa untuk dapat mengembangkan jawaban yang
mereka temukan melalui langkah – langkah berfikir yang sistematis (Ernst,
2009). Oleh karena itu dengan diterapkannya model pembelajaran ini
diharapkan siswa mampu menguasai konsep Teknik Digital yang dipelajari
3
Selain model pembelajaran problem solving penulis juga akan
mennggunakan Learning Management System (LMS) atau E – Learning
sebagai media pengumpulan informasi dan tugas. LMS dapat mendukung
kegiatan belajar dikelas dengan memanfaatkan fitur yang tersedia didalamnya
sehingga membuat kondisi kelas yang pasif menjadi kelas yang aktif (Lonn &
Teasley, 2009). Dengan bantuan dari LMS diharapkan dapat membuat kelas
menjadi lebih aktif serta dapat menarik minat siswa. LMS juga membantu
guru dalam memberikan referensi atau materi kepada siswa.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka penulis tertarik
untuk menerapkan model pembelajaran problem solving yang dipadukan
dengan E- Learning atau LMS pada mata pelajran Teknik Digital. Oleh
karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul
“IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING MENGGUNAKAN APLIKASI LEARNING MANAGEMENT SYSTEM (LMS) PADA MATA PELAJARAN TEKNIK DIGITAL”
1.2 Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan pada latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya maka
penulis membuat rumusan masalah penelitian sebagai berikut :
1) Bagaimana implementasi model pembelajaran problem solving
menggunakan aplikasi Learning Management System pada mata pelajaran
Teknik Digital di SMKN 1 Cimahi tahun ajaran 2014/2015?
2) Apakah implementasi model pembelajaran problem solving menggunakan
aplikasi Learning Management System dapat meningkatkan rata – rata
hasil belajar siswa SMKN 1 Cimahi tahun ajaran 2014/2015 melebihi nilai
KKM pada mata pelajaran Teknik Digital?
1.3 Batasan Masalah Penelitian
Batasan masalah dibuat dengan tujuan agar penelitian ini bisa terfokus dan
tidak terlalu meluas. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah
sebagi berikut:
1) Pembelajaran problem solving diterapkan pada siswa jurusan Teknik
4
2) Secara garis besar materi pembelajaran yang disampaikan selama
penelitian merupakan materi tentang Flip – Flop dasar, yaitu RS Flip –
Flop, D Flip – Flop dan JK Flip – Flop.
3) LMS yang digunakan selama penelitian merupakan LMS yang bersifat
standalone yang hanya terpasang pada komputer penulis selaku
guru/admin dari LMS.
4) LMS digunakan hanya sebatas pemberian dan pengumpulan tugas, materi
pembelajaran serta pemberian test ( Computer Based Test ).
5) Penelitian ini hanya menilai hasil belajar siswa pada aspek kognitif.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan yang diharapkan dapat tercapai melalui penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1) Mengetahui bagaimana implementasi model pembelajaran problem
solving menggunakan aplikasi Learning Management System pada mata
pelajaran Teknik Digital di SMKN 1 Cimahi tahun ajaran 2014/2015?
2) Mengetahui apakah implementasi model pembelajaran problem solving
mengunakan aplikasi Learning Management System dapat meningkatkan
rata – rata hasil belajar siswa SMKN 1 Cimahi tahun ajaran 2014/2015
melebihi nilai KKM pada mata pelajaran Teknik Digital pada materi flip –
flop.
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan diharapkan tidak hanya sebatas penelitian
semata tapi juga dapat memberikan manfaat. Penulis membagi manfaat
menjadi dua bagian yaitu manfaat secara teoritis dan praktis sebagai berikut:
1) Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kajian keilmuan dalam
pengembangan pembelajaran Teknik Digital khususnya mengenai
implementasi model pembelajaran problem solving yang menggunakan
aplikasi LMS pada mata pelajaran Teknik Digital di jurusan TEI di SMKN
1 Cimahi.
2) Secara Praktis
5
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan yang luas bagi penulis , khususnya mengenai implementasi
model pembelajaran problem solving menggunakan aplikasi LMS pada
mata pelajaran Teknik Digital di jurusan TEI di SMKN 1 Cimahi.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi
pihak jurusan TEI di SMKN 1 Cimahi mengenai perlunya
pembelajaran yang kreatif agar pembelajaran tidak monoton seperti
menerapkan model pembelajaran problem solving menggunakan
aplikasi LMS pada mata pelajaran Teknik Digital di jurusan TEI di
SMKN 1 Cimahi.
1.6 Struktur Organisasi
Penelitian ini terdiri dari 5 bab yang di dalamnya berisi mengenai hal – hal
yang berkaitan dengan penelitian.
Bab I yaitu berisi pendahuluan didalamnya dijabarkan mengenai latar
belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, batasan masalah penelitian,
tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi. Pada latar
belakang penelitian, dipaparkan mengenai konteks penelitian yang akan
dibuat. Rumusan masalah penelitian memuat masalah – masalah yang akan
dijawab dalam penelitian. Batasan masalah penelitian berisi batasan – batasan
selama penelitian sehingga penelitian terfokus dan tidak meluas. Tujuan
penelitian merupakan tindak lanjut dari rumusan masalah penelitian dan berisi
aspek - aspek yang diharapkan dapat tercapai dari penelitian. Manfaat
penelitian berisi tentang manfaat yang dapat diberikan dari penelitian ini.
Struktur organisasi merupakan sistematika penulisan yang diterapkan dalam
penelitian ini.
Bab II merupakan kajian pustaka yang berisi tentang teori – teori yang
berkaitan dengan penelitian meliputi model problem solving dan media
interaktif e–learning atau LMS, hasil belajar, dan mata pelajaran Teknik
Digital. Selain itu pada bab ini juga dibahas mengenai penelitian yang relevan,
asumsi penelitian, definisi operasional serta hipotesis penelitian.
Bab III merupakan metode penelitian yang penulis gunakan. Metode
6
desain one shot case study. Pada bab ini merupakan penjabaran dari metode
penelitian yang digunakan meliputi, desain penelitian , populasi dan sampel,
instrumen penelitian, dan analisis data. Desain penelitian merupakan
penjelasan secara lebih spesifik mengenai metode yang digunakan hingga
desain spesifik yang digunakan. Populasi dan sampel merupakan penjelasan
mengenai populasi dan sampel yang dijadikan bagian dari penelitian.
Instrumen penelitian berisi alat yang digunakan dalam penelitian seperti
perancangan desain Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP), instrument tes
,instrument angket, serta instrument observasi. Analisis data merupakan
pengolahan data yang diperoleh dari penelitian.
Bab IV berisi temuan – temuan yang penulis temukan selama penelitian.
Pada bab ini dibahas mengenai analisis data dari data yang telah didapat
selama penelitian untuk menjawab hal yang berkaitan dengan rumusan
masalah penelitian dan tujuan penelitian. Bab ini juga memaparkan hasil
penelitian yang telah diperoleh.
Bab V berisi kesimpulan dan saran. Pada bab ini merupakan penafsiran
dan pemaknaan penulis atas penelitian yang telah dilaksanakan. Bab ini juga
berisi mengenai saran - saran penulis sebagai peneliti kepada pihak – pihak
yang berkaitan, para pengguna hasil penelitian, dan para calon peneliti yang
bersangkutan untuk dijadikan bahan pertimbangan ataupun perbaikan pada
penelitian selanjutnya. Bab ini juga merupakan bab ppenutup atau bab terakhir
dari penelitian ini.
Bagian terakhir pada penulisan skripsi ini yaitu daftar pustaka dan
lampiran. Daftar pustaka memuat sumber atau referensi penulis dalam
menyusun skripsi ini. Lampiran memuat dokumen – dokumen yang digunakan