• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING MENGGUNAKAN APLIKASI LEARNING MANAGEMENT SYSTEM (LMS) PADA MATA PELAJARAN TEKNIK DIGITAL.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING MENGGUNAKAN APLIKASI LEARNING MANAGEMENT SYSTEM (LMS) PADA MATA PELAJARAN TEKNIK DIGITAL."

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING MENGGUNAKAN APLIKASI LEARNING MANAGEMENT SYSTEM (LMS)

PADA MATA PELAJARAN TEKNIK DIGITAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Departemen Pendidikan Teknik Elektro

Disusun oleh:

FEBRIANDARI AYU SAPUTRI E.0451.1101949

DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING MENGGUNAKAN APLIKASI LEARNING MANAGEMENT SYSTEM (LMS)

PADA MATA PELAJARAN TEKNIK DIGITAL

Oleh

Febriandari Ayu Saputri

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan pada Departemen Pendidikan Teknik Elektro

Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Febriandari Ayu Saputri

Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Febriandari Ayu Saputri E.0451.1101949

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING MENGGUNAKAN APLIKASI LEARNING MANAGEMENT SYSTEM PADA

MATA PELAJARAN TEKNIK DIGITAL

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Pembimbing I

Prof. Dr. Janulis Purba, M.Pd NIP. 19471025.198002.1.001

Pembimbing II

Dr. Ade Gafar Abdullah, S.Pd. M.Si NIP. 19721113.199903.1.001

MENGETAHUI

KETUA DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

(4)

ABSTRAK

Model pembelajaran problem solving (pemecahan masalah) merupakan model pembelajaran yang menuntut siswa untuk berfikir mendalam dan kreatif dalam menjawab suatu permasalahan. Model problem solving yang diterapkan juga didukung dengan penggunaan media Learning Management System (LMS). LMS merupakan aplikasi komputer yang mampu mendukung pengelolaan pembelajaran, pemberian tes, pemberian materi, sehingga dapat memaksimalkan proses pembelajaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa serta menggali respon siswa terhadap pembelajaran yang diterapkan. Karena berdasarkan temuan penulis hasil rata-rata tes siswa pada mata pelajaran Teknik Digital masih dibawah nilai KKM yaitu 75. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen dengan desain pre experimental design dan model one

shot case study. Populasi yang digunakan dalam penelitian merupakan siswa kelas XI

SMKN 1 Cimahi dengan sampel siswa kelas XI Teknik Elektronika Industri A (XI TEI A). Analisis penelitian menggunakan chi kuadrat dan t-student. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran problem solving terintegrasi LMS dapat meningkatkan rata – rata hasil belajar siswa melebihi nilai KKM pada mata pelajaran Teknik Digital. Respon siswa juga menunjukkan bahwa pembelajaran

problem solving terintegrasi LMS mendapatkan respon yang sangat positif dengan

interpretasi skor sangat kuat sebesar 81.2%.

(5)

ABSTRACT

Problem solving learning model (problem solving) is a learning model that engages students to think analytically and creatively in solving a problem. This applied problem solving model is also supported by the use of Learning Management System (LMS) as a media. LMS is a computer application that support learning management, administering the tests, giving the materials, so that learning process is maximized. The purposes of this research are to enhance student learning outcomes and to find out student responses towards the learning applied. It is based on researcher's findings in which the average of

students’ test results on the subjects of Digital Techniques is still below the standard of

KKM, 75. Research method applied in this research is experimental design which employs pre-experimental design and one shot case study model. The population used in the study was students of Class XI SMKN 1 Cimahi with samples were taken from students of Class XI A Industrial Electronics Engineering (XI TEI A). Research analysis used chi square and t-student. The results of this study indicates that integrated problem solving learning with LMS can increase the average score of students to be upper the

standard of KKM on Digital Engineering subjects. Students’ responses also indicate that the integrated problem solving learning with LMS get a substantial positive response with a very powerful interpretation score, 81,2%.

Keywords: problem solving learning, Learning Management System (LMS),

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ... 1

DAFTAR TABEL ... 4

DAFTAR GAMBAR ... 5

DAFTAR LAMPIRAN ... 6

BAB Error! Bookmark not defined. PENDAHULUANError! Bookmark not defined.

1.1 Latar Belakang Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1.3 Batasan Masalah Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1.4 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1.5 Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1.6 Struktur Organisasi ... Error! Bookmark not defined.

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.

2.1 Kurikulum 2013 ... Error! Bookmark not defined.

2.2 Model Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.

2.3 Pembelajaran Problem solving ... Error! Bookmark not defined.

2.3.1 Langkah – Langkah Problem solving ... Error! Bookmark not defined.

2.3.2 Masalah dan Pemecahan Masalah ... Error! Bookmark not defined.

2.3.3 Strategi dalam Pembelajaran Problem solvingError! Bookmark not defined.

2.4 Media Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.

2.4.1 Manfaat Media Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.

(7)

2.5 E-Learning ... Error! Bookmark not defined.

2.6 Learning Management System ... Error! Bookmark not defined.

2.6.1 Fungsi Umum LMS ... Error! Bookmark not defined.

2.6.2 Moodle ... Error! Bookmark not defined.

2.6.3 Kelebihan dan Kelemahan LMS ... Error! Bookmark not defined.

2.7 Hasil Belajar ... Error! Bookmark not defined.

2.7.1 Revisi Taksonomi Bloom ... Error! Bookmark not defined.

2.7.2 Tingkatan Taksonomi Bloom ... Error! Bookmark not defined.

2.8 Mata Pelajaran Teknik Digital ... Error! Bookmark not defined.

2.8.1 R-S Flip–Flop ... Error! Bookmark not defined.

2.8.2 D Flip-Flop ... Error! Bookmark not defined.

2.8.3 JK Flip-Flop ... Error! Bookmark not defined.

2.9 Penelitian yang Relevan ... Error! Bookmark not defined.

2.10 Asumsi ... Error! Bookmark not defined.

2.11 Definisi Operasional ... Error! Bookmark not defined.

2.12 Hipotesis Penelitian... Error! Bookmark not defined.

BAB III METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.

3.1 Metode dan Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.2 Populasi dan Sampel ... Error! Bookmark not defined.

3.2.1 Populasi ... Error! Bookmark not defined.

3.2.2 Sampel ... Error! Bookmark not defined.

3.3 Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.3.1Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.

3.3.2 Instrumen Tes ... Error! Bookmark not defined.

3.3.3 Instrumen Angket ... Error! Bookmark not defined.

3.3.4 Instrumen Observasi ... Error! Bookmark not defined.

3.4 Prosedur Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.4.1 Tahap Persiapan ... Error! Bookmark not defined.

(8)

3.4.3 Tahap Penyelesaian ... Error! Bookmark not defined.

3.5 Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.

3.5.1 Uji Normalitas Data ... Error! Bookmark not defined.

3.5.2 Uji Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.

4.1 Uji Coba Instrumen ... Error! Bookmark not defined.

4.1.1 Uji Validitas Instrumen ... Error! Bookmark not defined.

4.1.2 Uji Reliabilitas Instrumen ... Error! Bookmark not defined.

4.1.3 Uji Tingkat Kesukaran ... Error! Bookmark not defined.

4.1.4 Uji Daya Pembeda... Error! Bookmark not defined.

4.2 Hasil Tes Siswa ... Error! Bookmark not defined.

4.3 Hasil Uji Normalitas Data ... Error! Bookmark not defined.

4.4 Hasil Uji Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

4.5 Hasil Angket Respon Siswa ... Error! Bookmark not defined.

4.6 Hasil Observasi ... Error! Bookmark not defined.

4.7Pembahasan Temuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined.

5.1 Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined.

5.2 Saran... Error! Bookmark not defined.

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Nilai Tes Siswa Pada Mata Pelajaran Teknik DigitalError! Bookmark not defined. Tabel 2.1 Tabel Kebenaran RS Flip Flop ... Error! Bookmark not defined.

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale ... Error! Bookmark not defined. Gambar 2.2 Koneksi antara komputer guru dan siwaError! Bookmark not defined.

Gambar 2.3 Tingkatan Domain Kognitif Taksonomi Bloom Versi Lama dan

Revisi Taksonomi Bloom ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 2.4 Contoh Pertanyaan Ranah C1 ... Error! Bookmark not defined. Gambar 2.5 Contoh Pertanyaan Ranah C2 ... Error! Bookmark not defined. Gambar 2.6 Contoh Pertanyaan Ranah C3 ... Error! Bookmark not defined. Gambar2.7 Contoh Pertanyaan Ranah C4 ... Error! Bookmark not defined. Gambar 2.8 Contoh Pertanyaan Ranah C5 ... Error! Bookmark not defined. Gambar 2.9 Contoh Pertanyaan Ranah C6 ... Error! Bookmark not defined. Gambar 2.10 RS Flip Flop ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 2.11 R-S Flip Flop dengan Clock ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 2.12 D Flip-Flop dengan Gerbang NANDError! Bookmark not defined.

Gambar 2.13 Simbol D Flip -Flop ... Error! Bookmark not defined. Gambar 2.14 Rangkaian JK Flip-Flop dengan Gerbang ANDError! Bookmark not defined.

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. RPP Penelitian SR Flip – Flop

Lampiran 2. RPP Penelitian D Flip – Flop

Lampiran 3. RPP Penelitian JK Flip – Flop

Lampiran 4. Kisi – Kisi Butir Soal Instrumen Tes

Lampiran 5. Instrumen Tes

Lampiran 6. Kunci Jawaban Instrumen Tes Lampiran 7. Data Hasil Uji Coba Instrumen Tes Lampiran 8. Data Hasil Uji Validitas Instrumen Tes Lampiran 9. Data Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes

Lampiran 10. Data Hasil Uji Tingkat Kesukaran Instrumen Tes Lampiran 11. Data Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Tes Lampiran 12. Instrumen Tes Penelitian (Posttest)

Lampiran 13. Kunci Jawaban Instrumen Tes Penelitian (Postest) Lampiran 14. Dokumentasi Penelitian

Lampiran 15. Data Hasil Tes Siswa Lampiran 16. Data Hasil Uji Normalitas Lampiran 17. Data Hasil Uji Hipotesis

(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Sekolah Menengah Kejuruan atau biasa disebut dengan SMK merupakan

salah satu lembaga pemerintah untuk menyelenggarakan pendidikan .

Sebagaimana disebutkan pada PERMEN No. 17 Tahun 2010 tentang

Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan bahwa yang dimaksud dengan :

Sekolah Menengah Kejuruan yang selanjutnya disingkat SMK, adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau setara SMP atau MTs.

SMK memiliki pelajaran produktif selain pelajaran umum lainnya.

Pelajaran produktif ini merupakan pelajaran yang harus dikuasai siswa

Pemilihan mata pelajaran Teknik Digital sebagai variabel penelitian

karena berdasarkan pengamatan peneliti selama mengajar sebagai praktikan

Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMKN 1 Cimahi, peneliti

menemukan bahwa kurangnya pemahaman siswa terhadap mata pelajaran

tersebut. Seperti yang dapat dilihat pada Tabel 1.1 yang menunjukkan bahwa

perolehan nilai tes siswa masih dibawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) yaitu 75.

Tabel 1.1 Nilai Tes Siswa Pada Mata Pelajaran Teknik Digital

Nilai Minimum 32.5

Nilai Maksimum 74.5

Rata - rata 46.44636364

Sumber: Guru Mata Pelajaran Teknik Digital SMKN 1 Cimahi

Melihat nilai tes siswa pada Tabel 1.1 dapat diamati bahwa nilai

maksimumyang dapat dicapai siswa hanya 74.5 yang artinya masih dibawah

nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Padahal KKM yang diterapkan di

lingkungan SMKN 1 Cimahi sudah cukup tinggi yaitu KKM = 75. Rata – rata

(13)

2

juga dilakukan wawancara dengan guru pengampu mata pelajaran teknik

digital di Jurusan TEI. Dari wawancara tersebut didapatkan beberapa hal

penting sebagai berikut:

1. Kurikulum yang diterapkan saat ini membuat mata pelajaran Teknik

Digital harus berbagi jam dengan mata pelajaran Listrik Dasar, karena

mata pelajaran Teknik Digital disatukan dengan mata pelajaran Listrik

Dasar menjadi mata pelajaran Teknik Elektronika Dasar.

2. Sebagian besar siswa merasa bahwa jurusan mereka saat ini bukanlah

jurusan piihan mereka, hal ini berdampak kepada rendahnya motivasi

belajar siswa.

3. Mata pelajaran Teknik Digital merupakan mata pelajaran yang asing bagi

para siswa karena pada jenjang pendidikan sebelumnya (SMP) mereka

tidak belajar mengenai Teknik Digital. Sehingga mereka menganggap

mata pelajaran ini asing dan sulit dipahami.

Menyimpulkan dari beberapa uraian di atas bahwa pemahaman siswa

terhaadap mata pelajaran Teknik Digital masih kurang. Padahal mata

pelajaran Teknik Digital merupakan salah satu mata pelajaran produktif yang

harus dikuasai oleh siswa jurusan TEI karena mata pelajaran ini merupakan

dasar sebelum berlanjut ke mata pelajaran selanjutnya yang tingkatannya

lebih tinggi.

Berangkat dari latar belakang di atas penulis akan mencoba menerapkan

model pembelajaran yang dianggap dapat meningkatkan pemahaman siswa.

Pembelajaran dengan menggunakan model problem solving merupakan

model pembelajaran yang akan diujicobakan kepada siswa TEI pada mata

pelajaran Teknik digital. Para siswa nantinya akan diminta untuk

menyelesaikan beberapa persoalan yang bersifat non rutin. Pembelajaran

problem solving menuntut siswa untuk dapat mengembangkan jawaban yang

mereka temukan melalui langkah – langkah berfikir yang sistematis (Ernst,

2009). Oleh karena itu dengan diterapkannya model pembelajaran ini

diharapkan siswa mampu menguasai konsep Teknik Digital yang dipelajari

(14)

3

Selain model pembelajaran problem solving penulis juga akan

mennggunakan Learning Management System (LMS) atau E – Learning

sebagai media pengumpulan informasi dan tugas. LMS dapat mendukung

kegiatan belajar dikelas dengan memanfaatkan fitur yang tersedia didalamnya

sehingga membuat kondisi kelas yang pasif menjadi kelas yang aktif (Lonn &

Teasley, 2009). Dengan bantuan dari LMS diharapkan dapat membuat kelas

menjadi lebih aktif serta dapat menarik minat siswa. LMS juga membantu

guru dalam memberikan referensi atau materi kepada siswa.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka penulis tertarik

untuk menerapkan model pembelajaran problem solving yang dipadukan

dengan E- Learning atau LMS pada mata pelajran Teknik Digital. Oleh

karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING MENGGUNAKAN APLIKASI LEARNING MANAGEMENT SYSTEM (LMS) PADA MATA PELAJARAN TEKNIK DIGITAL”

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan pada latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya maka

penulis membuat rumusan masalah penelitian sebagai berikut :

1) Bagaimana implementasi model pembelajaran problem solving

menggunakan aplikasi Learning Management System pada mata pelajaran

Teknik Digital di SMKN 1 Cimahi tahun ajaran 2014/2015?

2) Apakah implementasi model pembelajaran problem solving menggunakan

aplikasi Learning Management System dapat meningkatkan rata – rata

hasil belajar siswa SMKN 1 Cimahi tahun ajaran 2014/2015 melebihi nilai

KKM pada mata pelajaran Teknik Digital?

1.3 Batasan Masalah Penelitian

Batasan masalah dibuat dengan tujuan agar penelitian ini bisa terfokus dan

tidak terlalu meluas. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah

sebagi berikut:

1) Pembelajaran problem solving diterapkan pada siswa jurusan Teknik

(15)

4

2) Secara garis besar materi pembelajaran yang disampaikan selama

penelitian merupakan materi tentang Flip – Flop dasar, yaitu RS Flip –

Flop, D Flip – Flop dan JK Flip – Flop.

3) LMS yang digunakan selama penelitian merupakan LMS yang bersifat

standalone yang hanya terpasang pada komputer penulis selaku

guru/admin dari LMS.

4) LMS digunakan hanya sebatas pemberian dan pengumpulan tugas, materi

pembelajaran serta pemberian test ( Computer Based Test ).

5) Penelitian ini hanya menilai hasil belajar siswa pada aspek kognitif.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan yang diharapkan dapat tercapai melalui penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1) Mengetahui bagaimana implementasi model pembelajaran problem

solving menggunakan aplikasi Learning Management System pada mata

pelajaran Teknik Digital di SMKN 1 Cimahi tahun ajaran 2014/2015?

2) Mengetahui apakah implementasi model pembelajaran problem solving

mengunakan aplikasi Learning Management System dapat meningkatkan

rata – rata hasil belajar siswa SMKN 1 Cimahi tahun ajaran 2014/2015

melebihi nilai KKM pada mata pelajaran Teknik Digital pada materi flip –

flop.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan diharapkan tidak hanya sebatas penelitian

semata tapi juga dapat memberikan manfaat. Penulis membagi manfaat

menjadi dua bagian yaitu manfaat secara teoritis dan praktis sebagai berikut:

1) Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kajian keilmuan dalam

pengembangan pembelajaran Teknik Digital khususnya mengenai

implementasi model pembelajaran problem solving yang menggunakan

aplikasi LMS pada mata pelajaran Teknik Digital di jurusan TEI di SMKN

1 Cimahi.

2) Secara Praktis

(16)

5

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

wawasan yang luas bagi penulis , khususnya mengenai implementasi

model pembelajaran problem solving menggunakan aplikasi LMS pada

mata pelajaran Teknik Digital di jurusan TEI di SMKN 1 Cimahi.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi

pihak jurusan TEI di SMKN 1 Cimahi mengenai perlunya

pembelajaran yang kreatif agar pembelajaran tidak monoton seperti

menerapkan model pembelajaran problem solving menggunakan

aplikasi LMS pada mata pelajaran Teknik Digital di jurusan TEI di

SMKN 1 Cimahi.

1.6 Struktur Organisasi

Penelitian ini terdiri dari 5 bab yang di dalamnya berisi mengenai hal – hal

yang berkaitan dengan penelitian.

Bab I yaitu berisi pendahuluan didalamnya dijabarkan mengenai latar

belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, batasan masalah penelitian,

tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi. Pada latar

belakang penelitian, dipaparkan mengenai konteks penelitian yang akan

dibuat. Rumusan masalah penelitian memuat masalah – masalah yang akan

dijawab dalam penelitian. Batasan masalah penelitian berisi batasan – batasan

selama penelitian sehingga penelitian terfokus dan tidak meluas. Tujuan

penelitian merupakan tindak lanjut dari rumusan masalah penelitian dan berisi

aspek - aspek yang diharapkan dapat tercapai dari penelitian. Manfaat

penelitian berisi tentang manfaat yang dapat diberikan dari penelitian ini.

Struktur organisasi merupakan sistematika penulisan yang diterapkan dalam

penelitian ini.

Bab II merupakan kajian pustaka yang berisi tentang teori – teori yang

berkaitan dengan penelitian meliputi model problem solving dan media

interaktif e–learning atau LMS, hasil belajar, dan mata pelajaran Teknik

Digital. Selain itu pada bab ini juga dibahas mengenai penelitian yang relevan,

asumsi penelitian, definisi operasional serta hipotesis penelitian.

Bab III merupakan metode penelitian yang penulis gunakan. Metode

(17)

6

desain one shot case study. Pada bab ini merupakan penjabaran dari metode

penelitian yang digunakan meliputi, desain penelitian , populasi dan sampel,

instrumen penelitian, dan analisis data. Desain penelitian merupakan

penjelasan secara lebih spesifik mengenai metode yang digunakan hingga

desain spesifik yang digunakan. Populasi dan sampel merupakan penjelasan

mengenai populasi dan sampel yang dijadikan bagian dari penelitian.

Instrumen penelitian berisi alat yang digunakan dalam penelitian seperti

perancangan desain Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP), instrument tes

,instrument angket, serta instrument observasi. Analisis data merupakan

pengolahan data yang diperoleh dari penelitian.

Bab IV berisi temuan – temuan yang penulis temukan selama penelitian.

Pada bab ini dibahas mengenai analisis data dari data yang telah didapat

selama penelitian untuk menjawab hal yang berkaitan dengan rumusan

masalah penelitian dan tujuan penelitian. Bab ini juga memaparkan hasil

penelitian yang telah diperoleh.

Bab V berisi kesimpulan dan saran. Pada bab ini merupakan penafsiran

dan pemaknaan penulis atas penelitian yang telah dilaksanakan. Bab ini juga

berisi mengenai saran - saran penulis sebagai peneliti kepada pihak – pihak

yang berkaitan, para pengguna hasil penelitian, dan para calon peneliti yang

bersangkutan untuk dijadikan bahan pertimbangan ataupun perbaikan pada

penelitian selanjutnya. Bab ini juga merupakan bab ppenutup atau bab terakhir

dari penelitian ini.

Bagian terakhir pada penulisan skripsi ini yaitu daftar pustaka dan

lampiran. Daftar pustaka memuat sumber atau referensi penulis dalam

menyusun skripsi ini. Lampiran memuat dokumen – dokumen yang digunakan

(18)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode dan Desain Penelitian

Pada penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian eksperimen.

Ciri khusus pada metode penelitian eksperimen ini adalah adanya treatment

atau perlakuan. Metode penelitian eksperimen yang penulis gunakan

merupakan metode penelitian eksperimen dengan desain pre-experimental

design. karena desain ini belum merupakan eksperimen yang sungguh

sungguh karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh

terbentuknya variabel dependen.

Model dari pre-experimental design yang digunakan adalah model one

shot case study. Maka berdasarkan uraian tersebut penulis melakukan

penelitian terhadap suatu kelompok lalu memberikan treatment yang

selanjutnya diberikan postest untuk mendapatkan data yang selanjutnya dapat

dianalisis. Skema dari model ini yaitu terdapat treatment yang diberikan

sebagai variabel independen (X) dan pengamatan atau pengukuran sebagai

variabel dependen (O).

Keterangan:

X = Problem solving terintegrasi Learning management system (LMS).

O = Nilai postes hasil belajar siswa setelah diberikan perlakuan.

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi beserta sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah siswa

kelas X1 SMKN 1 Cimahi tahun ajaran 2014/2015.

3.2.1 Populasi

Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah siswa kelas X1

SMKN 1 Cimahi. Adapun data para siswa dan siswi SMKN 1 Cimahi yang

dipilih sebagai populasi penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1.

(19)

35

Tabel 3.1 Populasi Penelitian

Populasi Jumlah Jumlah Keseluruhan

Laki-Laki Perempuan

Sumber: Bagian Tata Usaha SMKN 1 Cimahi

SMKN 1 Cimahi dipilih sebagai populasi, karena SMKN 1 Cimahi

merupakan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di bidang Teknologi dan

Rekayasa yang didalam pembelajarannya terdapat materi ajar yang sesuai

dengan materi pembelajaran yang terdapat pada penelitian ini. Total

keseluruhan siswa kelas XI SMKN Negeri 1 Cimahi adalah 610 siswa, yang

terdiri dari 420 siswa laki-laki dan 190 siswa perempuan. Selain itu SMKN

1 Cimahi juga memiliki sarana dan prasarana yang dapat menunjang

(20)

36

3.2.2 Sampel

Pemilihan sampel menggunakan teknik purposive sampling yaitu

pemilihan sampel dengan pertimbangan tertentu.Sampel yang dipilih dari

sekian banyak kelas dan jurusan yang ada di SMKN 1 Cimahi adalah kelas

XI Teknik Elektronika Industri A (TEI A).kelompok tersebut dipilih karena

jurusan TEI merupakan salah satu jurusan yang mempelajari tentang materi

flip – flop. Kelas XI TEI A dengan jumlah siswa sebanyak 34 orang, yang

terdiri dari 21 orang siswa laki – laki dan 13 orang siswa perempuan.

3.3 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat bantu guna mendapatkan data yang

dibutuhkan dalam penelitian. Terdapat beberapa instrumen penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu, instrument perlakuan atau Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), instrumen tes, dan instrumen observasi.

1.3.1Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat untuk dijadikan

pedoman selama proses pembelajaran. Pada penelitian ini dibuatkan RPP

sebanyak tiga buah RPP. Masing – masing RPP dibuat dengan alokasi waktu

2x45 menit. Dalam RPP tersebut memuat model pembelajaran yang

digunakan, deskripsi kegiatan, contoh soal latihan, serta lampiran materi

ajar. RPP yang dibuat mengacu pada kurikulum yang digunakan di lokasi

penelitian yaitu kurikulum 2013.

3.3.2 Instrumen Tes

Tes digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam materi flip –

flop yang telah diajarkan. Tes yang dibuat merupakan tes objektif dalam

bentuk pilihan ganda dengan empat opsi. Tes ini diberikan kepada siswa

pada saat postest. Pemberian skor dilakukan dengan cara menghitung

banyaknya jawaban yang dijawab dengan benar. Setelah itu skor yang

diperoleh diubah menjadi sebuah niali siswa dengan rumus sebagai berikut:

Nilai = ya wa

(21)

37

Suatu tes yang baik harus memenuhi kriteria tes yang valid dan reliabel.

Maka dari itu tes tersebut akan diuji terlebih dahulu dengan uji validitas dan

reliabilitas. Selain uji validitas dan reliabilitas tes tersebut juga akan diuji

tingkat kesukaran dan daya pembedanya.

3.3.2.1 Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah tes yang digunakan

sudah valid atau belum. Tes yang telah diujicobakan kemudian dihitung

korelasi product moment dengan menggunakan rumus Pearson sebagai

berikut. (Arikunto, 2009, p. 171)

� =

√{ ∑ 2− ∑∑ − ∑2}{ ∑2− ∑ 2}

Keterangan:

� : koefisien korelasi

∑X : jumlah skor setiap siswa pada item soal ∑Y : jumlah skor total siswa

n : banyaknya siswa

Penulis membandingkan hasil perhitungan � dengan koefisien korelasi validitas pada Tabel 3.2 untuk menafsirkan koefisien korelasi.

Tabel 3.2KOEFISIEN KORELASI Koefisien Korelasi Kriteria

0,81 – 1,00 Sangat tinggi

0,61 – 0,80 Tinggi

0,41 – 0,60 Cukup

0,21 – 0,40 Rendah

0,00 – 0,20 Sangat rendah

(Arifin, 2012, p. 257)

Setelah dilakukan perhitungan koefisien korelasi, selanjutnya

(22)

38

Rumus perhitungan uji signifikansi sebagai berikut. (Sugiyono, 2013, p.

130)

Untuk mengetahui signifikansinya maka hasil perhitungan perlu

dibandingkan dengan harga t – tabel dengan taraf signifikansi sebesar

α=0,005 pada derajat kebebasan (dk)= n-2. Bila t hitung > t tabel maka butir soal instrumen dinyatakan valid.

3.3.2.2 Reliabilitas

Pengujian ini untuk mengetahui derajat konsistensi suatu

instrumen.Tes yang reliabel jika hasilnya konsisten.Untuk melakukan

pengujian reliabilitas maka digunakan rumus KR.20 (Kuder Richardson).

(Arifin, 2012, p. 263)

p = proporsi siswa yang menjawab dengan benar

q = 1-p

(23)

39

3.3.2.3 Tingkat kesukaran

Hal ini untuk menguji kemampuan tes tersebut dalam menjaring

banyaknya siswa yang dapat menjawab tes dengan benar. Jika banyak

siswa yang menjawab tes dengan benar maka taraf kesukaran tes tersebut

tinggi.Sebaliknya, jika sedikit siswa yang menjawab tes dengan benar

maka taraf kesukaran tes rendah. Tingkat kesukaran di cari dengan rumus

berikut. (Arikunto, 2009, p. 176)

� =

Keterangan :

B = siswa yang menjawab benar

J = banyaknya siswa yang ikut mengerjakan tes

Setelah dilakukan perhitungan maka hasil hitung P dibandingkan

dengan kriteria tabel agar diketahui tingkat kesukaran berada pada

tingkatan mudah, sedang atau sulit seperti pada Tabel berikut.

Tabel 3.3Klasifikasi Tingkat Kesukaran

Pengujian ini dilakukan untuk dapat mengetahui sejauh mana tes

yang diberikan dapat membedakan antara siswa yang menguasai materi

dengan siswa yang kuarang menguasai materi. Rumus yang digunakan

sebagai berikut. (Arikunto, 2009, p. 177)

� =

Keterangan :

(24)

40

JA = banyak siswa kelompok atas

BB = banyak siswa kelompok bawah menjawab benar

JB = banyak siswa kelompok bawah 3.3.3 Instrumen Angket

Instrument angket diberikan kepada siswa setelah siswa mengikuti

pembelajaran problem solving terintegrasi LMS pada mata pelajaran Teknik

Digital.Instrumen angket ini bertujuan untuk menggali respon siswa

terhadap pembelajaran tersebut. Angket ini dibuat dengan jumlah butir

pertanyaan sebanyak 20 butir. Skala yang digunakan dalam penyusunan

angket tersebut adalah menggunakan skala likert. Instrument angket tidak

diujicobakan tapi hanya dikonsultasikan dengan dosen pembimbing untuk

(25)

41

Tabel 3.4 Kuesioner / Angket Respon Siswa

ISILAH KUESIONER BERIKUT SESUAI DENGAN YANG ANDA RASAKAN DENGAN TANDA (√) 2 Saya memperhatikan dengan seksama ketika guru menerangkan tata cara

menggunakan LMS. 6 Materi pembelajaran yang disampaikan dengan model problem solving

terintegrasi LMS menjadi lebih mudah dipahami.

7

Pembelajaran tentang flip – flop yang disampaikan dengan model problem

solving terintegrasi LMS membuat saya lebih semangat dalam mengikuti

pembelajaran.

8

Organisasi yang baik dari segi materi, media dan model pembelajarannya menjadikan saya percaya diri bahwa saya akan berhasil menguasai materinya.

9 Pembelajaran yang disampaikan dengan model problem solving terintegrasi LMS membuat saya lebih mengerti tentang flip – flop. 10 Permasalahan yang diberikan oleh guru merangsang saya untuk berpikir

lebih keras.

11 Adanya kegiatan diskusi kelompok membuat siswa menjadi lebih aktif. 12 Saya turut andil menuangkan ide saya dalam diskusi kelompok. 13 Saat diskusi berlangsung saya mengumpulkan informasi dari buku, ebook

ataupun sumber lainnya untuk membantu menjawab soal. 14 Saya membantu rekan saya dalam menjawab pertanyaan yang diajukan saat

proses tanya jawab berlangsung.

15 Saya merasa senang menjawab persoalan melalui diskusi kelompok karena

saya bisa bertukar pikiran dengan rekan saya.

16 Guru membuat suasana pembelajaran menjadi lebih menarik dan

menyenangkan.

17 Selama pembelajaran tampak rasa ingin tahu siswa terhadap materi

pembelajaran.

18 Siswa antusias mengikuti pembelajaran dengan model problem solving

terintegrasi LMS.

19 Saya semangat mengikuti pembelajaran sampai akhir.

20 saya mengerjakan tugas atau soal yang diberikan oleh guru dengan sungguh – sungguh.

3.3.4 Instrumen Observasi

Instrumen observasi merupakaan instrumen yang membantu guru atau

penulis untuk mengobservasi suasana selama pembelajaran berlangsung.

Instrumen observasi ini dibuat dalam bentuk pertanyaaan tertutup sehingga

(26)

42

tertentu. Jumlah butir pertanyaan yang dibuat sebanyak 11 butir. Adapun

instrumen observasi ini dapat dilihat sebagaimana pada Tabel 3.5 berikut:

Tabel 3.5 Instrumen Observasi

Keterangan:

4. bila respon siswa baik

3. bila respon siswa cukup baik

2. bila respon siswa kurang baik

1. bila respon siswa tidak baik

3.4 Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam waktu 16 minggu. Alur penelitian ini

dibagi kedalam tiga tahapan yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan

tahap penyelesaian. Adapun langkah – langkah penelitian ini dalam bentuk

diagram blok dapat dilihat pada Gambar 3.1.

No. Aspek yang Dinilai Interval Jawaban

1. Antusiasme siswa mengikuti pembelajaran teknik digital dengan

model problem solving 1 2 3 4

2.

Menyimak pengarahan dan materi yang diberikan oleh guru 1 2 3 4

3. Sikap siswa dalam menciptakan suasana kelas yang tidak gaduh. 1 2 3 4

4. Antusiasme siswa dalam menggunakan Learning Management

System. 1 2 3 4

5. Kemampuan siswa dalam menggunakan Learning Management

System. 1 2 3 4

6. Kesungguhan siswa dalam pengerjaan masalah secara berkelompok. 1 2 3 4

7. Siswa memecahkan masalah sesuai dengan instruksi yang telah guru

berikan. 1 2 3 4

8. Kemampuan siswa dalam menyampaikan hasil diskusi kelompok

dalam bentuk presentasi 1 2 3 4

9. Perhatian siswa dalam menyimak presentasi kelas 1 2 3 4

10.Keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan baik tentang materi,

(27)

43

Gambar 3.1 Diagram blok tahap penelitian 3.4.1 Tahap Persiapan

Tahap persiapan merupakan tahap awal sebelum penelitian

dilaksanakan. Pada tahap ini arah dan tujuan suatu penelitian

direncanakan. Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah :

1. Mengkaji teori yang berkaitan dengan pembelajaran problem solving agar

materi pembelajaran lebih dimengerti oleh siswa.

2. Mempelajari konten dan penggunaan aplikasi Learning Management

System (LMS).

3. Mengkaji hasil dari penelitian terdahulu yang berkaitan dengan

implementasi model pembelajaran problem solving maupun LMS.

4. Melakukan studi lapangan untuk mengetahui gambaran umum mengenai

kurikulum yang dijalankan, model pembelajaran yang biasa diterapkan,

(28)

44

5. Menentukan variabel penelitian. Pada penelitian ini terdapat dua variabel

yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Adapun variabel penelitian ini

sebagai berikut:

Variabel bebas :implementasi model pembelajaran problem

solving menggunakan aplikasi LMS.

Variabel terikat : Mata pelajaran Teknik Digital

6. Merumuskan atau menentukan hipotesis penelitian. Seperti yang telah

dibahas pada bab sebelumnya hipotesis penelitian ini adalah: H ∶ � = 75

H ∶ � > 75

7. Menyusun instrumen penelitian guna mengumpulkan data atau informasi

yang dibutuhkan. Instrumen penelitian yang dibuat berupa instrumen tes,

instrumen angket/ kuesioner dan instrumen observasi.

8. Setelah instrumen penelitian dibuat maka langkah selanjutnya adalah

mengkonsultasikan instrumen tersebut kepada para ahli (expert judgment).

Dalam hal ini penulis mengkonsultasikan instrumen penelitian dengan

dosen pembimbing.

9. Menyusun konten atau materi apa saja yang akan ditampilkan di LMS.

Penulis menyiapkan materi yang bisa didownload siswa melalui LMS.

Selain itu penulis juga menyiapkan tes berikut dengan angket yang

nantinya akan dijawab oleh siswa.

10.Melakukan uji coba instrumen tes. Uji coba dilakukan untuk melihat butir

soal manakah yang layak diberikan kepada siswa pda saat postes.

3.4.2 Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini meripakan pelaksanaan dari perencanaan yang telah

dibuat sedemikian rupa pada tahap sebelumnya.Penulis melakukan atau

memberikan perlakuan (treatment) pada sampel penelitian yang telah

ditentukan sebelumnya. Berikut merupakan rincian kegiatan pada tahap

pelaksanaan.

1. Pertemuan pertama merupakan pertemuan awal maka dari itu

penulis pertama – tama memperkenalkan terlebih dahulu kepada

(29)

45

diintegrasikan dengan LMS. Setelah itu pembelajaran dilanjutkan

sesuai perencanaan.

2. Pertemuan kedua penulis langsung memulai pembelajaran tanpa

perkenalan terlebih dahulu karena dianggap siswa sudah mulai

mengerti. Namun tentunya penulis melakukan review sedikit

mengenai penggunaan LMS.

3. Pertemuan ketiga penulis langsung memberikan treatment kepada

siswa karena siswa dianggap sudah terbiasa dengan model

pembelajaran yang diterapkan.

4. Pertemuan keempat penulis memberikan postes dan angket/

kuesioner kepada siswa yang harus dijawab melalui LMS

(Computer Based Test).

3.4.3 Tahap Penyelesaian

Tahap ini merupakaan tahap akhir dari penelitian yang dilakukan

penulis. Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:

1. Melakukan analisis data sehingga pertanyaan atau rumusan masalah yang

dibuat sebelumnya dapat terjawab. Pengujian hipotesis dilakukan untuk

mengetahui hipotesis mana yang diterima ataupun ditolak dalam penelitian

yang telah dilakukan.

2. Menarik atau membuat kesimpulan sebagai rangkuman atau garis besar

dari penelitian yang dilakukan.

3. Menulis laporan sebagai bukti ataupun laporan kegiatan penulis selama

dilakukannya penelitian.

3.5 Teknik Analisis Data

Data yang telah didapat dari penelitian selanjutnya dianalisis sehingga

dapat ditarik suatu kesimpulan. Adapun analisis data dilakukan dengan dua

pengujian yaitu uji normalitas data dan pengujian hipotesis. Uji normalitas

dilakukan untuk mengetahui apakah data yang didapat terdistribusi normal

atau sebaliknya. Pengujian hipotesis dilakukan untuk mendapatkan jawaban

(30)

46

3.5.1 Uji Normalitas Data

Sebelum melakukan pengujian hipotesis maka data yang didadapat diuji

terlebih dahulu dengan uji normalitas data untuk memastikan bahwa data

yang didapat terdistribusi normal. Karena sebaran data dikatakan baik jika

data tersebut terdistribusi normal. Untuk melakukan uji normalitas data

maka digunakan rumus chi kuadrat. Setelah dilakukan perhitungan maka

hasil yang diperoleh dari perhitungan dibandingkan dengan harga tabel

dengan α = 0,05 dan dk = k- 1. Jika harga hitung lebih kecil dari harga tabel

ℎ < � maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut terdistribusi

normal. Langkah – langkah untuk melakukan uji normalitas data adalah

sebaai berikut:

1. Skor hasil belajar dibuat dalam distribusi frekuensi sebagai

berikut:

a. Menghitung Range (R)

R = Skor tertinggi – Skor terendah

b. Menghitung banyaknya kelas (BK)

BK = 1+ 3,3 log n

c. Menghitung panjang interval (P)

P = BKR

2. Setelah tabel distribusi frekuensi dibuat maka langkah

selanjutnya adalah mencari harga Mean (M), Modus (Mo),

Median (Me), dan Standar Deviasi (SD) sebagai berikut:

a. Mencari harga Mean (M) sebagai berikut:

M =∑ ���∑ �

Keterangan:

fi = frekuensi

xi = titik tengah

b. Mencari Modus (Mo) sebagai berikut:

(31)

47

Keterangan:

b = batas bawah kelas modus, diambil dari kelas interval

yang paling banyak frekuensinya

p = panjang kelas interval modus

b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi sebelum

kelas interval modus

b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi setelah kelas

interval modus

c. Mencari harga Median (Me)

� = � + [ − � ]

Keterangan:

b = batas bawah median, yang diduga terletak median

p = panjang kelas median

F = semua frekuensi yang berada dibawah kelas interval median

f = frekuensi kelas median

d. Menghitung harga Standar Deviasi (SD) sebagai berikut:

�� = √ . ∑ � � − ∑ � �

Keterangan:

n = jumlah siswa

(32)

48

3. Membuat tabel perhitungan normalitas sebagai berikut:

Keterangan:

Zskor : diperoleh dari perhitungan �−���

Luas daerah : selisih antara batas luas terbesar dengan batas luas terkecil

Batas luas :harga Zskor yang telah dikonversikan dengan harga tabel

distribusi Z

fo : frekuensi observasi yang diperoleh dari banyaknya skor

siswa dalam suatu interval

fh : frekuensi harapan yang merupakan perkalian antara luas

daerah dengan jumlah sampel penelitian

4. Membandingkan hasil hitung dengan harga chi kuadrat tabel. Jika

ℎ < � maka dapat disimpulkan bahwa populasi berdistribusi normal

begitupun sebaliknya.

3.5.2 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah pembelajaran

problem solving terintegrasi LMS dapat meningkatkan pemahaman rata

rata siswa mencapai nilai KKM = 75 atau lebih dari nilai KKM = 75.

Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji t student satu pihak dengan

taraf nyata α= 0,05 dengan populasi berdistribusi normal. Rumus t yang

digunakan sebagai berikut. (Susetyo, 2010, p. 215)

� =

̅̅−��

√�

(33)

49

Hipotesis statistiknya adalah: H ∶ � = 75

H ∶ � > 75 Keterangan:

µo = nilai KKM (75)

̅ = nilai rata − rata siswa

s = simpangan baku

Ho diterima jika t ≤ � −� dengan dk=n-1, dimana harga � −� diperoleh dari daftar distribusi student (t) dengan peluang 1 – α, sebaliknya

(34)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan dengan diterimanya H1

dan H0 ditolak dapat disimpulkan bahwa implementasi model pembelajaran

problem solving menggunakan aplikasi LMS dapat meningkatkan rata – rata

hasil belajar siswa melebihi nilai KKM. Dari hasil data ditunjukkan sebagian

besar siswa dapat memperoleh nilai melebihi KKM dengan kategori rendah 6

siswa, sedang 8 siswa dan tinggi 16 siswa.

Respon siswa juga menginterpretasikan nilai yang kuat baik dari hasil

analisis angket maupun hasil analisis observasi. Sehingga dapat dikatakan

bahwa model pembelajaran problem solving menggunakan aplikasi LMS

dapat meningkatkan hasil belajar siswa serta mendapatkan respon yang baik

dari siswa.

5.2 Saran

Berdasarkan pengalaman atas penelitian yang telah penulis lakukan, maka

penulis mempunyai beberapa saran atau masukan untuk dijadikan bahan

pertimbangan bagi pihak yang ingin meneliti terkait model problem solving

ataupun terkait aplikasi LMS agar penelitian yang dibuat menjadi lebih baik.

Tidak hanya sebatas untuk peneliti selanjutnya, namun juga saran berikut

dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi para pendidik yang ingin

menerapkan model problem solving ataupun aplikasi LMS. Sehingga para

pendidik dapat menghadirkan pembelajaran yang disukai siswa sekaligus yang

membuat siswa memahami materi yang diajarkan. Adapun saran – saran dari

penulis sebagai berikut:

1. Permasalahan yang dibuat dalam pembelajaran problem solving dibuat

lebih bervariasi sehingga dapat menstimulus setiap siswa untuk berfikir

lebih mendalam.

2. Siswa sebaiknya tidak bergantung pada buku referensi atau sumber

(35)

64

yang banyak tersedia di internet. Sehingga hasil tes siswa dapat lebih

ditingkatkan lagi.

3. Hasil belajar sebaiknya dilihat tidak hanya pada aspek kognitif saja , tetapi

dilihat juga aspek afektif dan psikomotorik sehingga penilaian menjadi

lebih kuat dan menyeluruh..

4. LMS yang digunakan sebaiknya sudah terpasang pada sebuah web.

Sehingga LMS dapat diakses kapan saja dan dimana saja oleh siswa

maupun guru. Sehingga siswa akan lebih tertarik dan memberikan respon

(36)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, L. W., & Krathwol, D. R. (Eds.). (2010). Kerangka Landasan untuk

Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen : Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom

(revisi ed.). (A. Prihantoro, Trans.) Yogyakarta, Jawa Timur: Pustaka Pelajar.

Arifin, Z. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Arikunto, S. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Barczi, K. (2013). Applying Cooperative Techniques in Teaching Problem Solving. CEPS Journal , 61-78.

Bognar, B., Gajger, V., & Ivic, V. (2015). Constructivist E-learning in Higher Education. Faculty of Teacher Education University of Zagreb Conference –

Researching Paradigms of Childhood and Education (pp. 35-46). Opatija: ERIC.

Chang, C. Y., & Barufaldi, J. P. (1999). The Use of A Problem-Solving-Based Instructional Model in Initiating Change in Student's Achievement and Alternative Frameworks. International Journal of Science Education , 21 (4), 373-388.

Ernst, J. V. (2009). Contextual Problem Solving: Model Origination. Journal of

Industrial Teacher Education , 46 (2), 27-47.

Foshay, R., & Kirkley, J. (2003). Principles for Teaching Problem Solving.

Technical Paper 4. Plato Learning.

Heller, P., Keith, R., & Anderson, S. (1992). Teaching Problem Solving Through Cooperative Grouping (Part 1): Group versus Individual Problem Solving.

American Journal of Physics , 60 (7), 627-636.

Ifamuyiwa, A. S., & Ajilogba, S. I. (2012). A Problem Solving Model as a Strategy for Improving Secondary School Students’ achievement and Retention in Further Mathematics. Journal of Science and Technology , 2 (2), 122-130.

Jonassen, D. H., & II, H. K. (2001). Communication Patterns in Computer Mediated Versus Face to Face Group Problem Solving. Educational Technology

Research and Development , 49 (1), 35-51.

Joyce, B., & Weil, M. (1972). Conceptual Complexity: Teaching Styles and Model of Teaching. A Paper Prepared for the National Council for the Social

Studies (pp. 1-25). Boston: ERIC.

Kemdikbud. (2014, Januari 14). Paparan Wamendik: Konsep dan Implementasi

Kurikulum 2013. Retrieved Oktober 8, 2015, from Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan:

(37)

66

Kemdikbud. (2013). Pendekatan - Pendekatan Ilmiah dalam Pembelajaran. Retrieved Oktober 18, 2015, from Sumber Belajar Kemdikbud: http://sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id

Kulshrestha, T., & Kant, A. R. (2013). Benefits of Learning Management System (LMS) in Indian Education. International Journal of Computer Science and

Engineering Technology , 1153-1164.

Lonn, S., & Teasley, S. D. (2009). Saving Time or Innovating Practice: Investigating Perceptions and Uses of Learning Management Systems. Computers

& Education , 53 (3), 686-694.

Nneji, S. O. (2013). Effect of Polya George’s Problem Solving Model on

Students’ Achievement and Retention in Algebra . Journal of Educational and Social Research , 41-48.

Piotrowski, M. (2009). Document-Oriented E-Learning Components. Otto-von-Guericke University, Faculty of Informatic. Magdeburg: ERIC.

Pujiadi, Kartono, & Asikin, M. (2015). Influence of Creative Problem Solving Aided with Interactive Compact Disk Towards Mathematic's Learning Achievement of Grade X Students. International Journal of Education Research ,

3 (3), 611-618.

Santyasa, I. W. (2007). Model - Model Pembelajaran Inovatif. Pelatihan

Penelitian Tindakan Kelas Bagi Guru SMP dan SMA, (pp. 1 - 16). Nusa Penida.

Setiyo, L. A. (2013). Perancangan E-Learning dengan Menggunakan Learning Management System (LMS). Widya Warta , II (2), 332-341.

Siddiqui, M. H., & Khan, M. S. (2007). Models of Teaching: Theory and

Research. New Delhi: APH Publishing.

Sinambela, P. N. (2013). Kurikulum 2013 dan Implementasinya. Generasi

Kampus , 17-29.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Susetyo, B. (2010). Statistika Untuk Analisis Data Penelitian: Dilengkapi Cara

Perhitungan SPSS dan MS Office Excel. Bandung: Refika Aditama.

Susilana, R., & Riyana, C. (2009). Media Pembelajaran: Hakikat,

Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian. Bandung: Wacana Prima.

Trianto. (2010). Mendessain Model Pembelajaran Inovatif - Progresif. Bandung: Kencana Prenada Media Group.

(38)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Sekolah Menengah Kejuruan atau biasa disebut dengan SMK merupakan

salah satu lembaga pemerintah untuk menyelenggarakan pendidikan .

Sebagaimana disebutkan pada PERMEN No. 17 Tahun 2010 tentang

Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan bahwa yang dimaksud dengan :

Sekolah Menengah Kejuruan yang selanjutnya disingkat SMK, adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau setara SMP atau MTs.

SMK memiliki pelajaran produktif selain pelajaran umum lainnya.

Pelajaran produktif ini merupakan pelajaran yang harus dikuasai siswa

Pemilihan mata pelajaran Teknik Digital sebagai variabel penelitian

karena berdasarkan pengamatan peneliti selama mengajar sebagai praktikan

Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMKN 1 Cimahi, peneliti

menemukan bahwa kurangnya pemahaman siswa terhadap mata pelajaran

tersebut. Seperti yang dapat dilihat pada Tabel 1.1 yang menunjukkan bahwa

perolehan nilai tes siswa masih dibawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) yaitu 75.

Tabel 1.1 Nilai Tes Siswa Pada Mata Pelajaran Teknik Digital

Nilai Minimum 32.5

Nilai Maksimum 74.5

Rata - rata 46.44636364

Sumber: Guru Mata Pelajaran Teknik Digital SMKN 1 Cimahi

Melihat nilai tes siswa pada Tabel 1.1 dapat diamati bahwa nilai

maksimumyang dapat dicapai siswa hanya 74.5 yang artinya masih dibawah

nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Padahal KKM yang diterapkan di

lingkungan SMKN 1 Cimahi sudah cukup tinggi yaitu KKM = 75. Rata – rata

(39)

2

juga dilakukan wawancara dengan guru pengampu mata pelajaran teknik

digital di Jurusan TEI. Dari wawancara tersebut didapatkan beberapa hal

penting sebagai berikut:

1. Kurikulum yang diterapkan saat ini membuat mata pelajaran Teknik

Digital harus berbagi jam dengan mata pelajaran Listrik Dasar, karena

mata pelajaran Teknik Digital disatukan dengan mata pelajaran Listrik

Dasar menjadi mata pelajaran Teknik Elektronika Dasar.

2. Sebagian besar siswa merasa bahwa jurusan mereka saat ini bukanlah

jurusan piihan mereka, hal ini berdampak kepada rendahnya motivasi

belajar siswa.

3. Mata pelajaran Teknik Digital merupakan mata pelajaran yang asing bagi

para siswa karena pada jenjang pendidikan sebelumnya (SMP) mereka

tidak belajar mengenai Teknik Digital. Sehingga mereka menganggap

mata pelajaran ini asing dan sulit dipahami.

Menyimpulkan dari beberapa uraian di atas bahwa pemahaman siswa

terhaadap mata pelajaran Teknik Digital masih kurang. Padahal mata

pelajaran Teknik Digital merupakan salah satu mata pelajaran produktif yang

harus dikuasai oleh siswa jurusan TEI karena mata pelajaran ini merupakan

dasar sebelum berlanjut ke mata pelajaran selanjutnya yang tingkatannya

lebih tinggi.

Berangkat dari latar belakang di atas penulis akan mencoba menerapkan

model pembelajaran yang dianggap dapat meningkatkan pemahaman siswa.

Pembelajaran dengan menggunakan model problem solving merupakan

model pembelajaran yang akan diujicobakan kepada siswa TEI pada mata

pelajaran Teknik digital. Para siswa nantinya akan diminta untuk

menyelesaikan beberapa persoalan yang bersifat non rutin. Pembelajaran

problem solving menuntut siswa untuk dapat mengembangkan jawaban yang

mereka temukan melalui langkah – langkah berfikir yang sistematis (Ernst,

2009). Oleh karena itu dengan diterapkannya model pembelajaran ini

diharapkan siswa mampu menguasai konsep Teknik Digital yang dipelajari

(40)

3

Selain model pembelajaran problem solving penulis juga akan

mennggunakan Learning Management System (LMS) atau E – Learning

sebagai media pengumpulan informasi dan tugas. LMS dapat mendukung

kegiatan belajar dikelas dengan memanfaatkan fitur yang tersedia didalamnya

sehingga membuat kondisi kelas yang pasif menjadi kelas yang aktif (Lonn &

Teasley, 2009). Dengan bantuan dari LMS diharapkan dapat membuat kelas

menjadi lebih aktif serta dapat menarik minat siswa. LMS juga membantu

guru dalam memberikan referensi atau materi kepada siswa.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka penulis tertarik

untuk menerapkan model pembelajaran problem solving yang dipadukan

dengan E- Learning atau LMS pada mata pelajran Teknik Digital. Oleh

karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING MENGGUNAKAN APLIKASI LEARNING MANAGEMENT SYSTEM (LMS) PADA MATA PELAJARAN TEKNIK DIGITAL”

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan pada latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya maka

penulis membuat rumusan masalah penelitian sebagai berikut :

1) Bagaimana implementasi model pembelajaran problem solving

menggunakan aplikasi Learning Management System pada mata pelajaran

Teknik Digital di SMKN 1 Cimahi tahun ajaran 2014/2015?

2) Apakah implementasi model pembelajaran problem solving menggunakan

aplikasi Learning Management System dapat meningkatkan rata – rata

hasil belajar siswa SMKN 1 Cimahi tahun ajaran 2014/2015 melebihi nilai

KKM pada mata pelajaran Teknik Digital?

1.3 Batasan Masalah Penelitian

Batasan masalah dibuat dengan tujuan agar penelitian ini bisa terfokus dan

tidak terlalu meluas. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah

sebagi berikut:

1) Pembelajaran problem solving diterapkan pada siswa jurusan Teknik

(41)

4

2) Secara garis besar materi pembelajaran yang disampaikan selama

penelitian merupakan materi tentang Flip – Flop dasar, yaitu RS Flip –

Flop, D Flip – Flop dan JK Flip – Flop.

3) LMS yang digunakan selama penelitian merupakan LMS yang bersifat

standalone yang hanya terpasang pada komputer penulis selaku

guru/admin dari LMS.

4) LMS digunakan hanya sebatas pemberian dan pengumpulan tugas, materi

pembelajaran serta pemberian test ( Computer Based Test ).

5) Penelitian ini hanya menilai hasil belajar siswa pada aspek kognitif.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan yang diharapkan dapat tercapai melalui penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1) Mengetahui bagaimana implementasi model pembelajaran problem

solving menggunakan aplikasi Learning Management System pada mata

pelajaran Teknik Digital di SMKN 1 Cimahi tahun ajaran 2014/2015?

2) Mengetahui apakah implementasi model pembelajaran problem solving

mengunakan aplikasi Learning Management System dapat meningkatkan

rata – rata hasil belajar siswa SMKN 1 Cimahi tahun ajaran 2014/2015

melebihi nilai KKM pada mata pelajaran Teknik Digital pada materi flip –

flop.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan diharapkan tidak hanya sebatas penelitian

semata tapi juga dapat memberikan manfaat. Penulis membagi manfaat

menjadi dua bagian yaitu manfaat secara teoritis dan praktis sebagai berikut:

1) Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kajian keilmuan dalam

pengembangan pembelajaran Teknik Digital khususnya mengenai

implementasi model pembelajaran problem solving yang menggunakan

aplikasi LMS pada mata pelajaran Teknik Digital di jurusan TEI di SMKN

1 Cimahi.

2) Secara Praktis

(42)

5

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

wawasan yang luas bagi penulis , khususnya mengenai implementasi

model pembelajaran problem solving menggunakan aplikasi LMS pada

mata pelajaran Teknik Digital di jurusan TEI di SMKN 1 Cimahi.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi

pihak jurusan TEI di SMKN 1 Cimahi mengenai perlunya

pembelajaran yang kreatif agar pembelajaran tidak monoton seperti

menerapkan model pembelajaran problem solving menggunakan

aplikasi LMS pada mata pelajaran Teknik Digital di jurusan TEI di

SMKN 1 Cimahi.

1.6 Struktur Organisasi

Penelitian ini terdiri dari 5 bab yang di dalamnya berisi mengenai hal – hal

yang berkaitan dengan penelitian.

Bab I yaitu berisi pendahuluan didalamnya dijabarkan mengenai latar

belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, batasan masalah penelitian,

tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi. Pada latar

belakang penelitian, dipaparkan mengenai konteks penelitian yang akan

dibuat. Rumusan masalah penelitian memuat masalah – masalah yang akan

dijawab dalam penelitian. Batasan masalah penelitian berisi batasan – batasan

selama penelitian sehingga penelitian terfokus dan tidak meluas. Tujuan

penelitian merupakan tindak lanjut dari rumusan masalah penelitian dan berisi

aspek - aspek yang diharapkan dapat tercapai dari penelitian. Manfaat

penelitian berisi tentang manfaat yang dapat diberikan dari penelitian ini.

Struktur organisasi merupakan sistematika penulisan yang diterapkan dalam

penelitian ini.

Bab II merupakan kajian pustaka yang berisi tentang teori – teori yang

berkaitan dengan penelitian meliputi model problem solving dan media

interaktif e–learning atau LMS, hasil belajar, dan mata pelajaran Teknik

Digital. Selain itu pada bab ini juga dibahas mengenai penelitian yang relevan,

asumsi penelitian, definisi operasional serta hipotesis penelitian.

Bab III merupakan metode penelitian yang penulis gunakan. Metode

(43)

6

desain one shot case study. Pada bab ini merupakan penjabaran dari metode

penelitian yang digunakan meliputi, desain penelitian , populasi dan sampel,

instrumen penelitian, dan analisis data. Desain penelitian merupakan

penjelasan secara lebih spesifik mengenai metode yang digunakan hingga

desain spesifik yang digunakan. Populasi dan sampel merupakan penjelasan

mengenai populasi dan sampel yang dijadikan bagian dari penelitian.

Instrumen penelitian berisi alat yang digunakan dalam penelitian seperti

perancangan desain Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP), instrument tes

,instrument angket, serta instrument observasi. Analisis data merupakan

pengolahan data yang diperoleh dari penelitian.

Bab IV berisi temuan – temuan yang penulis temukan selama penelitian.

Pada bab ini dibahas mengenai analisis data dari data yang telah didapat

selama penelitian untuk menjawab hal yang berkaitan dengan rumusan

masalah penelitian dan tujuan penelitian. Bab ini juga memaparkan hasil

penelitian yang telah diperoleh.

Bab V berisi kesimpulan dan saran. Pada bab ini merupakan penafsiran

dan pemaknaan penulis atas penelitian yang telah dilaksanakan. Bab ini juga

berisi mengenai saran - saran penulis sebagai peneliti kepada pihak – pihak

yang berkaitan, para pengguna hasil penelitian, dan para calon peneliti yang

bersangkutan untuk dijadikan bahan pertimbangan ataupun perbaikan pada

penelitian selanjutnya. Bab ini juga merupakan bab ppenutup atau bab terakhir

dari penelitian ini.

Bagian terakhir pada penulisan skripsi ini yaitu daftar pustaka dan

lampiran. Daftar pustaka memuat sumber atau referensi penulis dalam

menyusun skripsi ini. Lampiran memuat dokumen – dokumen yang digunakan

Gambar

Tabel 1.1 Nilai Tes Siswa Pada Mata Pelajaran Teknik Digital
Tabel 3.1 Populasi Penelitian
Tabel 3.2KOEFISIEN KORELASI
Tabel 3.4 Kuesioner / Angket Respon Siswa
+4

Referensi

Dokumen terkait

Perbedaan Dukungan Sosial yang Dibutuhkan Pasien Hemodialisa dan Dukungan Sosial yang Diberikan oleh Sumber Dukungan Sosial Dilihat Dari Sudut Pandang Sumber Dukungan Sosial.

KONTRIBUSI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI TERHADAP KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMA NEGERI 3 PANDEGLANG.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Tujuan penelitian ini adalah untuk memformulasi sediaan mengapung tetrasiklin yang dapat bertahan di lambung dengan menggunakan cangkang kapsul alginat yang ditambahkan

Ya, dengan menambahkan katalis pada suatu reaksi kimia, maka laju reaksi akan berjalan lebih cepat?. Tentu

In teaching reading, the selection of good materials is needed in language learning since there are abundant materials that can be used in English classroom.. The materials may

[r]

Hakim pada dasarnya bebas untuk menafsirkan ketentuan undang-undang terhadap suatu permasalahan hukum yang diperhadapkan kepada Hakim di depan

Pada hari ini Senin Tanggal Dua Puluh Empat Bulan Juni Tahun Dua Ribu Tiga Belas (24-06-2013), kami Panitia Pengadaan Barang/Jasa Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten