• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI :Studi Quasi Eksperimen di Kelas X SMA Negeri 2 Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI :Studi Quasi Eksperimen di Kelas X SMA Negeri 2 Bandung."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

Novia Zalmita, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI : Studi Quasi Eksperimen di Kelas X SMA Negeri 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Studi Quasi Eksperimen di Kelas X SMA Negeri 2 Bandung)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Geografi

Oleh

NOVIA ZALMITA 1202176

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

Novia Zalmita, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI : Studi Quasi Eksperimen di Kelas X SMA Negeri 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

GEOGRAFI

(Studi Quasi Eksperimen di Kelas X SMA Negeri 2 Bandung)

Oleh Novia Zalmita

S.Pd FKIP Geografi Unsyiah Banda Aceh, 2011

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Geografi

© Novia Zalmita 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

Novia Zalmita, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI : Studi Quasi Eksperimen di Kelas X SMA Negeri 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BASED LEARNING) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF

PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI (Studi Quasi Eksperimen di Kelas X SMA Negeri 2 Bandung)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Penguji I

Prof. Dr. Darsiharjo, MS NIP. 19620921 198603 1 005

Penguji II

Dr. Hj. Epon Ningrum, M. Pd NIP. 19620304 198704 2 001

Pembimbing I

Prof. Dr. Hj. Enok Maryani, MS NIP. 19600121 198503 2 001

Pembimbing II

Dr. Ahmad Yani, M. Si NIP. 19670812 199702 1 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan/Ketua Program Studi Pendidikan Geografi

(4)

Novia Zalmita, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI : Studi Quasi Eksperimen di Kelas X SMA Negeri 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan proses yang terus menerus, tidak berhenti. Di

dalam proses pendidikan ini, keluhuran martabat manusia dipegang erat karena

manusia adalah subjek dari pendidikan. Manusia dituntut suatu tanggung jawab

agar tercapai suatu hasil pendidikan yang baik. Hasil dari pendidikan tersebut

adalah adanya perubahanpada subjek-subjek pendidikan itu sendiri.

Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional Pasal 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Rumusan

tersebut jelas menyebutkan betapa besarnya peran pendidikan dalam

mengembangkan potensi anak bangsa.

Pendidikan memiliki peran yang sangat penting bagi perkembangan dan

perwujudan diri individu, terutama dalam menumbuhkan kreativitas seorang anak.

Hal ini dinyatakan oleh Piaget (dalam Mulyasa, 2002: 126) sebagai berikut: “The

principal goal of education is to create men who are capable of doing new things,

not simply of repeating what other generations have done – men who are creative,

inventive, and discoverers”. Berdasarkan pendapat Piaget tersebut, pendidikan

dapat dikatakan berhasil dengan baik apabila dapat menciptakan sejumlah orang

kreatif karena sudah menjadi tugas utama pendidikan untuk menciptakan

orang-orang yang mampu melakukan sesuatu yang baru, tidak hanya mengulang apa

yang telah dikerjakan oleh generasi lain.

Berpikir kreatif adalah kemampuan menemukan banyak kemungkinan

(5)

Novia Zalmita, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI : Studi Quasi Eksperimen di Kelas X SMA Negeri 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ketepatgunaan, dan keragaman jawaban (Munandar, 1999: 48). Dalam pemecahan

masalah secara kreatif yang diperlukan adalah rasa ingin tahu, kesanggupan

mengambil resiko, dan dorongan untuk membuat segalana berhasil. Orang kreatif

menggunakan pengetahuan yang dimilikinya dan pengetahuan orang lain untuk

membuat suatu terobosan yang memungkinkan mereka memandang segala

sesuatu dengan cara yang baru dan belum mereka alami sebelumnya (Riyanto,

2012: 191). Makin banyak pengalaman dan pengalaman yang dimiliki seseorang

makin memungkinkan dia memanfaatkan dan menggunakan segala pengalaman

dan pengetahuan tersebut untuk bersibuk diri secara kreatif. Gagasan-gagasan

yang kreatif tidak akan muncul begitu saja, tetapi dibutuhkan persiapan.

Guilford (dalam Munandar, 1999: 9) berupaya menarik perhatian terhadap

masalah kreativitas dalam pendidikan, yaitu bahwa pengembangan kreativitas

ditelantarkan dalam pendidikan formal padahal ini amat bermakna bagi

pengembangan potensi individu secara utuh dan bagi kemajuan ilmu pengetahuan.

Baik tes intelegensi maupun tes prestasi belajar sebagian besar hanya meliputi

tugas-tugas yang mengharuskan peserta didik mencari satu jawaban yang benar

(berpikir konvergen). Kemampuan berpikir kreatif, yaitu menjajaki berbagai

kemungkinan jawaban atas suatu masalah, jarang diukur. Tidak semua sekolah

menyadari pentingnya penggunaan tes kreativitas untuk menyeleksi calon peserta

didik. Soal-soal ujian yang digunakan jarang memuat pertanyaan-pertanyaan yang

menuntut pemikiran kreatif.

Kreativitas penting dipupuk dan dikembangkan dalam diri anak karena

dengan berkreasi orang dapat mewujudkan dirinya, dan perwujudan diri termasuk

salah satu kebutuhan pokok dalam hidup manusia. Selain itu, kreativitaslah yang

memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya. Dalam era

pembangunan saat ini, kesejahteraan dan kejayaan bergantung pada sumbangan

kreatif, berupa ide-ide baru, penemuan-penemuan baru, dan teknologi baru dari

anggota masyarakat. Untuk mencapai hal itu, diperlukan sikap dan perilaku kreatif

(6)

Novia Zalmita, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI : Studi Quasi Eksperimen di Kelas X SMA Negeri 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengetahuan, tetapi mampu menghasilkan pengetahuan baru dan mampu

menciptakan pekerjaan baru.

Keterampilan berpikir kreatif harus diterapkan pada seluruh mata pelajaran

yang ada disekolah, khususnya pada mata pelajaran geografi. Geografi merupakan

ilmu yang mempelajari hubungan kausal berbagai gejala alam dan kehidupan di

muka bumi serta interaksi manusia dengan lingkungannya melalui pendekatan

keruangan, ekologi dan kompleks wilayah. Berdasarkan fungsinya, pembelajaran

geografi memiliki fungsi yang sangat penting untuk menyiapkan peserta didik

dalam menghadapi masalah kehidupan yang ada di sekitarnya. Hal ini dipertegas

oleh pendapat Sumaatmadja (1997: 16), menurutnya “Pengajaran geografi

berfungsi mengembangkan kemampuan calon warga masyarakat dan warga

negara yang akan datang untuk berpikir kritis terhadap masalah kehidupan yang

terjadi di sekitarnya, dan melatih mereka untuk cepat tanggap terhadap kondisi

lingkungan serta kehidupan dipermukaan bumi pada umumnya.”

Praktik pembelajaran geografi di sekolah selama ini dianggap kurang

berkesan dan tidak menarik bagi peserta didik. Peserta didik menganggap

pelajaran geografi hanya sebagai pelajaran yang menjelaskan tentang teori-teori

saja tanpa ada praktiknya. Menurut Maryani (2007: 397) Faktor-faktor yang

menyebabkan ilmu geografi dianggap tidak menarik untuk dipelajari di

persekolahan, yaitu (a) pelajaran geografi seringkali terjebak pada aspek kognitif

tingkat rendah yaitu menghafal nama-nama tempat, sungai dan gunung, atau

sejumlah fakta lainnya; (b) ilmu geografi seringkali dikaitkan ilmu yang hanya

pembuatan peta; (c) geografi hanya menggambarkan tentang

perjalanan-perjalanan manusia di permukaan bumi; (d) proses pembelajaran ilmu geografi

cenderung bersifat verbal; kurang melibatkan fakta-fakta actual, tidak

menggunakan media konkrit dan teknologi mutakhir; (e) kurang aplikabel dalam

memecahkan masalah-masalah yang berkembang saat ini.

Banyak peserta didik yang beranggapan bahwa geografi merupakan mata

pelajaran yang tidak menarik, membosankan, sulit dan lain-lain yang

(7)

Novia Zalmita, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI : Studi Quasi Eksperimen di Kelas X SMA Negeri 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keadaan ini dapat diperparah lagi jika guru mengajarkannya monoton, terlalu

teoritis, dan kurang buku ajar. Kurang bermaknanya pembelajaran geografi di

sekolah, dapat disebabkan oleh (a) tidak pahamnya tujuan dan hakikat

pembelajaran geografi; (b) keterbatasan mengaplikasikan media pendidikan yang

relevan termasuk internet dan SIG; (c) kualitas pembelajaran yang rendah akibat

dari rendahnya kualitas guru seperti kurangnya kreativitas, wawasan keilmuan

rendah, kurang peka terhadap masalah lingkungan, keterbatasan mengakses media

informasi, tidak relevannya antara mata ajar dan keahlian guru, terlalu berorientasi

pada pencapaian materi dan sebagainya; (d) tidak berorientasi pada pemecahan

masalah aktual yang terjadi di lingkungan sekitar; (e) tidak mengefektifkan

lingkungan sekitar sebagai laboratorium geografi (Maryani, 2007: 398).

Terkait dengan permasalahan tersebut dan melihat betapa pentingnya

pembelajaran geografi bagi peserta didik, maka perlu adanya suatu pembelajaran

yang dapat mendorong peserta didik mengkonstruksikan pengetahuan dalam

pikiran mereka sendiri. Hal tersebut dapat diatasi dengan menerapkan

pembelajaran yang relevan dan mengenai substansi materi pelajaran serta

pembelajaran yang memudahkan peserta didik untuk memahami materi yang

disampaikan oleh guru.

Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang menuntut keaktifan

peserta didik. Dalam pembelajaran yang demikian, peserta didik tidak lagi

ditempatkan dalam posisi pasif sebagai penerima bahan ajaran yang diberikan

guru, tetapi sebagai subjek yang aktif melakukan proses berpikir, mencari,

mengolah, mengurai, menggabung, menyimpulkan, dan menyelesaikan masalah.

Berdasarkan Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses

Pendidikan Dasar dan Menengah menyatakan bahwa “Untuk mendorong

kemampuan peserta didik untuk menghasilkan karya kontekstual, baik individual

maupun kelompok maka sangat disarankan menggunakan pendekatan

pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah.” Salah satu

pembelajaran yang direkomendasikan adalah pembelajaran berbasis masalah

(8)

Novia Zalmita, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI : Studi Quasi Eksperimen di Kelas X SMA Negeri 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berorientasi kepada peserta didik (student-centered). Pembelajaran yang berpusat

pada peserta didik memiliki beberapa karakteristik yaitu (a) peserta didik berada

dalam pusat proses pembelajaran sedangkan guru mendorong mereka untuk

bertanggung jawab terhadap pembelajaran mereka sendiri; (b) guru membimbing

pembelajaran peserta didik dan mengintervensi hanya jika diperlukan dan; (c)

guru menekankan pemahaman yang mendalam tentang konten dan proses-proses

yang terlibat di dalamnya (Jacobsen et al., 2009: 228).

PBL dirancang untuk mengajarkan kemampuan-kemampuan dalam

pemecahan masalah (problem solving) dan penelitian (inquiry). Dalam PBL

terdapat empat fase. Fase-fase dalam PBL yaitu (a) mereview dan menyajikan

masalah; (b) menyusun strategi; (c) menerapkan strategi dan; (d) membahas dan

mengevaluasi hasil (Eggen dan Kauchak, 2012: 311). Dengan demikian PBL

bertujuan mengambangkan dan menerapkan kecakapan yang penting, yakni

pemecahan masalah, belajar sendiri, kerja sama tim, dan perolehan yang luas atas

pengetahuan.

Arends (Riyanto, 2012: 287) mengindentifikasi ada enam keunggulan

dalam PBL sebagai berikut.

1. Peserta didik lebih memahami konsep yang diajarkan sebab mereka sendiri yang menemukan konsep tersebut.

2. Menuntut keterampilan berpikir tingkat tinggi untuk memecahkan masalah.

3. Pengetahuan tertanam berdasarkan skemata yang dimiliki peserta didik sehingga pembelajaran lebih bermakna.

4. Peserta didik dapat merasakan manfaat pembelajaran sebab masalah yang dikaji merupakan masalah yang dihadapi dalam kehidupan nyata.

5. Menjadikan peserta didik lebih mandiri dan lebih dewasa, termotivasi, mampu memberi aspirasi dan menerima pendapat orang lain, menanamkan sikap sosial yang positif di antara peserta didik.

6. Mengkondisikan peserta didik dalam belajar kelompok yang saling berinteraksi, baik dengan guru maupun teman akan memudahkan peserta didik mencapai ketuntasan belajar.

PBL adalah tentang bagaimana menggunakan masalah untuk merangsang

dan memotivasi pembelajaran. Penerapan PBL yang berhasil memerlukan

(9)

Novia Zalmita, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI : Studi Quasi Eksperimen di Kelas X SMA Negeri 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

masalah. Ada banyak cara yang inovatif menggunakan masalah sebagai pemicu

awal, seperti halnya bermacam-macam variasi pendekatan pembelajaran dan

hasilnya bisa dihubungkan dengan memberikan sebuah skenario dan pemicu

masalah. Tujuan menggunakan masalah dalam PBL adalah memasukkan

kandungan pengetahuan dalam suatu mata pelajaran tertentu, multi-mata

pelajaran, dan memperoleh keterampilan pemecahan masalah dan keterampilan

yang dapat digunakan dalam kehidupan nyata.

Pemecahan masalah melibatkan kerja mental untuk menaklukan hambatan

yang menghadang untuk mencapai sebuah tujuan. Perkembangan kecerdasan

pemecahan masalah dan kompetensi untuk pemecahan masalah secara kreatif

merupakan tujuan penting dari PBL. PBL memberikan kerangka untuk penataan

dan memfasilitasi proses pembelajaran berdasarkan pemecahan masalah secara

kreatif (Poikela dkk, 2009:70). Masalah dirancang sedemikian rupa yang

berhubungan dengan kehidupan nyata untuk menciptakan dasar yang kuat untuk

belajar. Hal ini membutuhkan guru dalam penggunaan PBL untuk campur tangan

dalam banyak proses berpikir (kognitif dan metakognitif).

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa PBL

merupakan pembelajaran yang banyak diakui dapat mengembangkan kemampuan

siswa dalam pemecahan masalah secara mandiri atau berkelompok, dimana dalam

pemecahan masalah dilakukan dengan pola kolaborasi dan menggunakan

keterampilan berpikir tingkat tinggi yakni kemampuan menganalisis, sintesis dan

evaluasi. Selain itu peserta didik akan menjadi lebih mandiri dan memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk menjadi lebih dewasa serta dapat

mengimplementasikan pengetahuan atau pengalaman yang dimiliki untuk

memecahkan masalah dan dapat berinteraksi dengan baik dengan lingkungan

sekitarnya. Dengan demikian terdapat adanya indikasi PBL dalam meningkatkan

keterampilan berpikir tingkat tinggi khususnya keterampilan berpikir kreatif.

Berdasarkan hasil dari beberapa penelitian mengenai Problem Based

Learning (PBL) dan keterampilan berpikir kreatif antara lain menurut Meidawati

(10)

Novia Zalmita, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI : Studi Quasi Eksperimen di Kelas X SMA Negeri 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berpikir kreatif peserta didik. Hasil yang diperoleh sebelum pembelajaran

dilakukan menunjukkan bahwa peserta didik sudah memiliki kemampuan berpikir

kreatif sebesar 65,8%. Selama pembelajaran dengan PBL berlangsung

kemampuan berpikir kreatif peserta didik muncul sebesar 56,7%. Setelah

pembelajaran dengan PBL kemampuan berpikir kreatif peserta didik meningkat

menjadi 70,1%. Aspek yang sudah terkembangkan dengan baik dalam

kemampuan berpikir kreatif adalah aspek kerincian sedangkan aspek kelancaran

belum terkembangkan dengan baik.

Kurnia (2012) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa pembelajaran yang

menggunakan model PBL dapat meningkatkan keterampilan berpikir kreatif dan

berpikir kritis siswa pada pembelajaran matematika. Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan berpikir kritis dan berpikir kreatif

dalam matematika pada peserta didik yang memperoleh pembelajaran dengan

pendekatan pemecahan masalah dibandingkan dengan peserta didik yang belajar

dengan pendekatan konvensional berbeda signifikan dengan hasil yang relatif

lebih baik. Selama pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pemecahan

masalah, sebagian besar siswa menunjukkan sikap positif terhadap pembelajaran

matematika tersebut. Hal ini terlihat dengan semakin meningkatnya aktivitas

peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. Berdasarkan temuan peneliti, maka

pendekatan pembelajaran pemecahan masalah dapat diterapkan dalam upaya

meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan berpikir kreatif dalam matematika.

Salam (2009) menyebutkan bahwa PBL menunjukkan peningkatan

keterampilan berpikir kreatif peserta didik secara signifikan dengan persentase

N-gain rata-rata sebesar 41,3% untuk seluruh peserta didik. Peningkatan

keterampilan berpikir kreatif tertinggi dicapai oleh peserta didik kategori tinggi

(N-gain = 53,9%) yang berbeda secara signifikan bila dibandingkan dengan

peningkatan keterampilan berpikir kreatif peserta didik kategori sedang (N-gain =

38,9%), dan peserta didik kategori rendah (N-gain = 30,9%). Aspek keterampilan

berpikir kreatif yang dikembangkan adalah aspek keluwesan (fluency) sebesar

(11)

Novia Zalmita, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI : Studi Quasi Eksperimen di Kelas X SMA Negeri 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(originality) sebesar 33%. Para peserta didik memberikan tanggapan positif

terhadap pembelajaran, dan mereka merasa senang serta termotivasi dalam

mengikuti pembelajaran menggunakan model yang diimplementasikan. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa PBL memiliki potensi dalam meningkatkan

keterampilan berpikir kreatif peserta didik dalam beberapa mata pelajaran.

PBL diharapkan dapat meningkatkan kinerja peserta didik terutama dalam

pengembangan kerja ilmiah, sehingga tujuan dalam pembelajaran dapat terwujud

sebagaimana yang diharapkan. Berdasarkan permasalahan yang terkait dengan

keterampilan berpikir kreatif dan melihat adanya indikasi PBL yang

mengintegrasikan pendekatan saintifik berpotensi dapat meningkatkan

keterampilan berpikir kreatif, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem

Based Learning) Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Peserta Didik

pada Mata Pelajaran Geografi (Studi Quasi Eksperimen di Kelas X SMA Negeri 2 Bandung).

B. Rumusan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah, rumusan masalah dijabarkan ke dalam

beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimanakah hasil tes keterampilan berpikir kreatif di kelas yang

menggunakan model pembelajaran problem based learning sebelum dan

sesudah perlakuan diberikan (pretest-posttest kelas eksperimen)?

2. Bagaimanakah hasil tes keterampilan berpikir kreatif di kelas yang tidak

menggunakan model pembelajaran problem based learning sebelum dan

sesudah perlakuan diberikan (pretest-posttest kelas kontrol)?

3. Bagaimanakah hasil tes keterampilan berpikir kreatif di kelas yang

menggunakan dan yang tidak menggunakan model pembelajaran problem

based learning sebelum perlakuan diberikan (pretest kelas

(12)

Novia Zalmita, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI : Studi Quasi Eksperimen di Kelas X SMA Negeri 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Bagaimanakah hasil tes keterampilan berpikir kreatif di kelas yang

menggunakan dan yang tidak menggunakan model pembelajaran problem

based learning sesudah perlakuan diberikan (posttest kelas

eksperimen-kontrol)?

5. Bagaimanakah tanggapan peserta didik terhadap pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran problem based learning?

6. Bagaimanakah kendala yang dihadapi dalam implementasi pembelajaran

problem based learning?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian

ini adalah untuk menganalisis:

1. Perbedaan hasil tes keterampilan berpikir kreatif di kelas yang menggunakan

model pembelajaran problem based learning sebelum dan sesudah perlakuan

diberikan (pretest-posttest kelas eksperimen)

2. Perbedaan hasil tes keterampilan berpikir kreatif di kelas yang tidak

menggunakan model pembelajaran problem based learning sebelum dan

sesudah perlakuan diberikan (pretest-posttest kelas kontrol)

3. Perbedaan hasil tes keterampilan berpikir kreatif di kelas yang menggunakan

dan yang tidak menggunakan model pembelajaran problem based learning

sebelum perlakuan diberikan (pretest kelas eksperimen-kontrol)

4. Perbedaan hasil tes keterampilan berpikir kreatif di kelas yang menggunakan

dan yang tidak menggunakan model pembelajaran problem based learning

sesudah perlakuan diberikan (posttest kelas eksperimen-kontrol)

5. Respon atau tanggapan peserta didik terhadap pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran problem based learning.

6. Kendala yang dihadapi dalam implementasi pembelajaran problem based

learning.

(13)

Novia Zalmita, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI : Studi Quasi Eksperimen di Kelas X SMA Negeri 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun manfaat yang diharapkan dapat diambil dari hasil penelitian ini

adalah sebagai berikut.

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini adalah upaya pembuktian yang berkaitan

dengan penggunaan pembelajaran berbasis masalah (problem based learning)

dalam meningkatkan keterampilan berpikir kreatif dimana dengan bukti ini

diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap penggunaan model

pembelajaran dalam meningkatkan kualitas pengajaran geografi di sekolah, serta

dapat menambah wawasan, pengetahuan dan pemahaman guru geografi terkait

dengan penggunaan model pembelajaran berbasis masalah (problem based

learning) dalam kegiatan pembelajaran sehingga dapat mencapai tujuan dari

pembelajaran geografi.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi

guru, siswa dan sekolah khususnya guru mata pelajaran geografi dalam memilih

model pembelajaran yang relevan sehingga dapat mempermudah guru dalam

proses belajar mengajar dan sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi

pemerintah khususnya dinas pendidikan yang peduli pada peningkatan mutu

pendidikan khususnya mutu pendidikan geografi.

E. Definisi Operasional

Untuk menghindari penafsiran yang berbeda terhadap istilah yang

dipergunakan dalam penelitian ini, perlu diberi batasan/penjelasan istilah sebagai

berikut.

1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Model Pembelajaran Berbasis Masalah (probelm based learning/PBL)

adalah model pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai fokus untuk

(14)

Novia Zalmita, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI : Studi Quasi Eksperimen di Kelas X SMA Negeri 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

solving), materi dan pengaturan diri. Model pembelajaran berbasis masalah lebih

berorientasi pada proses belajar peserta didik (student centered), sedangkan guru

hanya bersifat fasilitator dan membimbing peserta didik dalam proses pemecahan

masalah. Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam PBL yaitu (Arends,

2008b: 57): a) memberikan orientasi tentang permasalahannya kepada peserta

didik, b) mengorganisasikan peserta didik untuk meneliti, c) membantu

investigasi mandiri dan kelompok, d) mengembangkan dan mempresentasikan

artefak dan exhibit, dan e) menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi

masalah.

PBL dirancang terutama untuk membantu peserta didik mengembangkan

keterampilan berpikir dan keterampilan mengatasi masalah dalam kehidupannya,

mempelajari peran-peran orang dewasa dengan mengalaminya melalui berbagai

situasi kehidupan nyata atau situasi yang disimulasikan, dan yang terakhir PBL

membantu peserta didik menjadi pelajar yang mandiri (Arends, 2008b).

2. Keterampilan Berpikir Kreatif

Keterampilan berpikir kreatif merupakan suatu kegiatan mental yang

menyelesaikan persoalan, mengajukan metode, gagasan atau memberikan

pandangan baru terhadap suatu persoalan atau gagasan lama (Husamah &

Setyaningrum, 2013: 174). Orang kreatif menggunakan pengetahuan yang

dimilikinya dan pengetahuan orang lain untuk membuat suatu terobosan yang

memungkinkan mereka memandang segala sesuatu dengan cara yang baru dan

belum mereka alami sebelumnya. Dalam berpikir kreatif seseorang akan memiliki

kemampuan dalam menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu

masalah, di mana penekanannya adalah pada kuantitas, ketepatgunaan dan

keragaman jawaban (Munandar, 1999: 48).

Berpikir kreatif merupakan dimensi kognitif dari kreatifitas (berpikir

divergen) yang mencakup antara lain kelancaran, kelenturan, originalitas dalam

berpikir, dan kemampuan untuk memperinci atau elaborasi. Adapun indikator

(15)

Novia Zalmita, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI : Studi Quasi Eksperimen di Kelas X SMA Negeri 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 1.1 Indikator Keterampilan Berpikir Kreatif

Indikator Berpikir Kreatif Deskripsi

Kelancaran (Fluency)

a. Menghasilkan banyak ide atau gagasan mengenai suatu masalah

b. Dapat dengan cepat melihat kesalahan atau kekurangan pada suatu objek atau situasi

Kelenturan (Flexibility)

a. Memandang masalah dari berbagai perspektif

b. Menghasilkan gagasan, jawaban atau

pernyataan yang bervariasi dan berbeda-beda Originalitas (Originality) a. Tanggapan yang tidak biasa

b. Menghasilkan gagasan yang unik dan kreatif

Elaborasi (Elaboration) a. Memperinci detail-detail dari suatu objek b. Mampu memperkaya dan mengembangkan

(16)

Novia Zalmita, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI : Studi Quasi Eksperimen di Kelas X SMA Negeri 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pengujian terhadap hipotesis yang

dilakukan oleh peneliti serta hasil dari observasi langsung dilapangan, secara

umum dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran berbasis

masalah (problem based learning/PBL) berpengaruh terhadap keterampilan

berpikir kreatif peserta didik pada mata pelajaran geografi kelas X di SMA Negeri

2 Bandung. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik tingkat penggunaan model

PBL dalam pembelajaran, maka semakin baik peningkatan keterampilan berpikir

kreatif peserta didik.

Secara khusus, berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis penelitian

maka kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Pembelajaran geografi menggunakan model pembelajaran berbasis masalah

(problem based learning/PBL) dapat meningkatkan keterampilan berpikir

kreatif peserta didik. Hal tersebut dikarenakan PBL melibatkan penggunaan

masalah dunia nyata untuk memicu belajar peserta didik dan mengoptimalkan

pada kekuatan masalah untuk membentuk kunci dari proses pembelajaran,

sehingga dapat mengembangkan keterampilan berpikir kreatif peserta didik.

2. Terjadi peningkatan hasil tes keterampilan berpikir kreatif peserta didik di

kelas kontrol sebelum dan sesudah perlakuan diberikan, namun apabila

dibandingkan ternyata peningkatan yang terjadi pada kelas kontrol tidak

sebesar dengan peningkatan yang terjadi pada kelas eksperimen. Hal ini

membuktikan bahwa peningkatan yang terjadi di kelas eksperimen lebih baik

dibandingkan dengan peningkatan yang terjadi di kelas kontrol.

3. Tidak terdapat perbedaan hasil tes keterampilan berpikir kreatif di kelas yang

menggunakan dan yang tidak menggunakan model problem based learning

(17)

Novia Zalmita, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI : Studi Quasi Eksperimen di Kelas X SMA Negeri 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemampuan peserta didik pada kedua kelas tersebut memiliki kemampuan

yang setara (homogen).

4. Terdapat perbedaan hasil tes keterampilan berpikir kreatif peserta didik di

kelas yang menggunakan model pembelajaran problem based learning

dengan yang tidak menggunakan model pembelajaran problem based

learning sesudah perlakuan diberikan. Kelas eksperimen memperoleh nilai

rata-rata lebih besar dibandingkan dengan kelas kontrol. Sehingga

menunjukkan bahwa proses pembelajaran yang menggunakan model PBL

mampu meningkatkan keterampilan berpikir kreatif peserta didik

dibandingkan dengan kelas yang tidak menggunakan model PBL.

5. Tanggapan peserta didik terhadap pembelajaran problem based learning

umumnya baik. Peserta didik berpendapat selama proses pembelajaran

dengan PBL dapat membantu mereka memahami materi pelajaran secara

mandiri dan menjadi lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran. Selama proses

pemecahan masalah, peserta didik merasa sangat terbantu dalam menemukan

dan memanfaatkan informasi yang diperoleh, serta dapat membantu mereka

memecahkan masalah dalam kehidupan nyata. hal ini diperkuat oleh pendapat

Tan (2003: 41) yang mengemukakan bahwa PBL melibatkan penggunaan

masalah dunia nyata untuk memicu belajar dan mengoptimalkan pada

kekuatan masalah untuk membentuk kunci dari proses pembelajaran.

6. Pelaksanaan pembelajaran problem based learning pada umumnya agak

sedikit rumit sehingga diperlukan perencanaan yang matang, penyediaan

fasilitas yang memadai dan membutuhkan waktu lebih banyak. Selain itu

keterlaksanaan PBL sangat tergantung dari kesiapan guru dalam

memfasilitasi peserta didik untuk terlibat dalam kegiatan mengatasi masalah

serta menuntun peserta didik pada setiap fase dalam PBL.

B. Saran

Pada hasil penelitian memberikan jawaban bahwa penggunaan model PBL

(18)

Novia Zalmita, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI : Studi Quasi Eksperimen di Kelas X SMA Negeri 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

didik pada mata pelajaran geografi. Oleh karena itu, model PBL dapat dijadikan

salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan

berpikir kreatif peserta didik pada mata pelajaran geografi. Dengan demikian ada

beberapa saran yang dapat diberikan yaitu sebagai berikut.

1. Perlu upaya peningkatan kemampuan guru dalam penggunaan model

pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik seperti pembelajaran

berbasis masalah (problem based learning/PBL) karena pada dasarnya

keterlaksanaan PBL sangat berpengaruh pada kesiapan dan perencanaan yang

dilakukan oleh guru dalam memfasilitasi peserta didik untuk terlibat dalam

kegiatan mengatasi masalah dan menuntun peserta didik pada setiap fase

dalam PBL.

2. Mengingat pembelajaran dengan menggunakan PBL memberi peningkatan

terhadap keterampilan berpikir kreatif, maka guru hendaknya sering

menggunakan PBL dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan

keterampilan berpikir peserta didik sehingga peserta didik dapat menerapkan

keterampilan tersebut untuk memecahkan permasalahan dalam kehidupan

nyata.

3. Pembelajaran berbasis masalah dapat membantu peserta didik untuk belajar

mandiri dan meningkatkan keterampilan berpikir peserta didik, oleh karena

itu perlu dilakukan upaya pengembangan model pembelajaran berbasis

masalah untuk mata pelajaran geografi pada materi yang lainnya yang sesuai

dengan karakteristik pembelajaran berbasis masalah.

4. PBL harus dapat diterapkan pada semua kondisi sekolah dan tidak hanya

pada sekolah unggulan. Oleh karena itu, perlu adanya upaya peningkatan

kualitas sekolah baik tenaga pendidik maupun fasilitas sekolah. Efektifnya

PBL dapat dilihat dari terpenuhinya prasyarat kesiapan guru sebagai

fasilitator, perencanaan yang matang, dan tersedianya sarana dan prasarana

(19)

Novia Zalmita, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI : Studi Quasi Eksperimen di Kelas X SMA Negeri 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Temuan dari penelitian ini disadari belum mencapai hasil yang maksimal.

Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut berkenaan dengan

(20)

Novia Zalmita, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI : Studi Quasi Eksperimen di Kelas X SMA Negeri 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, L dan Krathwohl, D. R. (2010). Kerangka landasan untuk pembelajaran, pengajaran dan assesmen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arends, R. I. (2008a). Learning to teach (Belajar untuk mengajar). Edisi Ketujuh/Buku Satu. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arends, R. I. (2008b). Learning to teach (Belajar untuk mengajar). Edisi Ketujuh/Buku Dua. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arikunto, S. (2008). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi aksara

Ayan, J. E. (2002). Bengkel kreativitas: 10 cara menemukan ide-ide pamungkas. Bandung: Kaifa

Baillie, C. (2006). Enhancing students’ creativity through creative-thingking tecniques. Dalam N. Jackson. dkk. (Penyunting), Developing creativity in higher education: an imaginative curriculum (hlm. 142-155). New York: Routledge.

Bungin, B. (2006). Metodologi penelitian kuantitatif. Jakarta: Kencana.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Permendikbud No. 65 tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah. Jakarta: Depdikbud

Eggen, P. dan Kauchak, D. (2012). Strategi dan model pembelajaran. Jakarta Barat: PT. Indeks.

Furqon. (2009). Statistika terapan untuk penelitian. Bandung: CV. Alfabeta.

Gunawan, A. (2007). Genius learning strategy. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Hanafiah, N. dan Suhana, C. (2012). Konsep strategi pembelajaran. Bandung: PT. Refika Aditama

Hasan, B. (2010). Perencanaan pengajaran bidang studi. Bandung: Pustaka Ramadhan.

(21)

Novia Zalmita, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI : Studi Quasi Eksperimen di Kelas X SMA Negeri 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Husamah. dan Setyaningrum, Y. (2013). Desain pembelajaran berbasis pencapaian kompetensi: panduan merancang pembelajaran untuk mendukung implementasi kurikulum 2013. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya

Jacobsen, D. Eggen, P. dan Kauchak, D. (2009). Methods for teaching: Metode-metode pengajaran meningkatkan belajar peserta didik TK-SMA. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kurnia, H. N. (2012). Meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan berpikir kreatif siswa sekolah dasar melalui pendekatan pemecahan masalah dalam mata pelajaran matematika. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Kuswana, W. S. (2011). Taksonomi berpikir. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mardalis.(2009). Metode penelitian suatu pendekatan proposal. Jakarta: Bumi Aksara.

Maryani, E. (2007). Pendidikan Geografi. Dalam Ilmu dan aplikasi pendidikan bagian III: Pendidikan disiplin ilmu. Bandung: PT. Imperial Bhakti Utama.

McMillan, J. dan Schumacher, S. (2001). Research in education: A conceptual introduction. New York: Addison Wesley Longman, Inc

Meidawati, R. (2013). Kemampuan berpikir kreatif siswa smk pertanian dalam pembelajaran pengelolaan lingkungan dengan problem based learning (PBL). (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Mulyasa, E. (2002). Kurikulum berbasis kompetensi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Munandar, U. (1999). Mengembangkan bakat dan kreativitas anak berbakat: penuntun bagi guru dan orang tua. Jakarta: P.T Garsindo

Munandar, U. (2002). Kreativitas dan keberbakatan: Strategi mewujudkan potensi kreatif dan bakat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Munandar, U. (2009). Pengembangan kreativitas anak berbakat. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

(22)

Novia Zalmita, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI : Studi Quasi Eksperimen di Kelas X SMA Negeri 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Narbuko, C. dan Abu, A. (2009). Metodologi penelitian. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Poikela, S. Vuoskoski, P. & Karna, M. (2009). Developing creative learning environments in problem-based learning. Dalam O.S. Tan (Penyunting),

Problem-based learning and creativity (hlm. 67-85). Singapore: Cengage Learning Asia.

Putra, S.R. (2013). Desain belajar mengajar kreatif berbasis sains. Jogjakarta: Diva Press

Reed, S. K. (2011). Cognition: Theory and apllications (Kognisi: Teori dan aplikasi). Edisi Ketujuh. Jakarta: Salemba humanika.

Riduwan. (2011). Belajar mudah penelitian untuk guru-karyawan dan peneliti pemula. Bandung: CV. Alfabeta

Riduwan. Rusyana, A. dan Enas. (2011). Cara mudah belajar SPSS versi 17.0 dan aplikasi statistik penelitian. Bandung: Alpabeta

Riyanto, Y. (2012). Paradigma baru pembelajaran: sebagai referensi bagi pendidik dalam implementasi pembelajaran yang efektif dan berkualitas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Runco, M. A. (2007). Creativity theories and themes: Research, development, and practice. California: Elsevier

Rusman. (2011). Model-model pembelajaran: mengembangkan profesionalisme guru. Bandung: Mulia Mandiri Press

Salam, A. P. (2009). Strategi pembelajaran untuk meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kreatif siswa dengan menggunakan pembelajaran berbasis masalah pada topik korosi. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Sawyer, R. K. (2003). Creativity and development. New York: Oxford University Press.

Semiawan, C. et al. (1992). Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

(23)

Novia Zalmita, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI : Studi Quasi Eksperimen di Kelas X SMA Negeri 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pemahaman konsep gelombang siswa SMP. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Silalahi, U. (2009). Metode penelitian sosial. Bandung: PT. Refika Aditama

Sternberg, R. J. (2008). Psikologi kognitif. Edisi Keempat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sudjana. (2005). Metode statistika. Bandung: Transito

Sugiyono.(2010). Metode penelitian pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D). Bandung: CV. Alfabeta.

Sumaatmadja, N. (1997). Metodologi pengajaran geografi. Jakarta: Bumi Aksara

Supranto, J. (2000). Teknik sampling untuk survei dan eksperimen. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Surakhmad, W. (2004). Pengantar penelitian ilmiah, dasar, metode dan teknik. Bandung: PT. Tarsito Bandung.

Tan, O. S. (2003). Problem-based learning innovation: Using problems to power learning in the 21st century. Singapore: Thomson Learning.

Tika, P. (2005). Metode penelitian geografi. Jakarta: Bumi Aksara.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20, 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1. Jakarta: Depdiknas

Usman, H. dan Setiawan, P. (2006). Pengantar statistika. Jakarta: PT Bumi Aksara.

VanGundy, A. B. (2011). Brain boosters for business advantage: Cara mendapatkan ide-ide kreatif dan cemerlang. Jakarta: PT. Indeks

Wahab, A. (2007). Metoda dan model – model mengajar. Bandung: Alfabeta.

Walgito, B. (2010). Pengantar psikologi umum. Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Wirartha, I. (2006). Metodologi penelitian sosial ekonomi. Yogyakarta: CV Andi Offset.

(24)

Novia Zalmita, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI : Studi Quasi Eksperimen di Kelas X SMA Negeri 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar

Tabel 1.1 Indikator Keterampilan Berpikir Kreatif

Referensi

Dokumen terkait

Penentuan dampak besar dan penting ini merupakan tindak lanjut dari hasil identifikasi dengan menggunakan bagan alir dan prakiraan dampak yang terjadi sebagai akibat dari

Hasil belajar kognitif siswa yang mendapat pembelajaran fisika pada materi usaha dan energi yang berfokus pada penyelesaian soal menggunakan LKS baik dengan metode

Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar matematika materi nilai

Jumlah kunjungan neonatus 1 (KN1) idealnya sama atau lebih rendah dibandingkan dengan jumlah ibu bersalin ditolong oleh tenaga kesehatan (linakes). Oleh karena

Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati peneliti menyampaikan terima kasih yang tidak terhingga dan penghargaan yang setinggi - tingginya kepada yang terhormat pak de

Framework of audit model of academic IS consists of several interconnected parameters, among others are (a) internal business processes of higher education, (b)

Setelah semua pelatihan dan pengujian baik data latih maupun data baru sudah selesai, selanjutnya hasil tersebut diterapkan pada GUI ( Graphical User Interface )

[r]