KINERJA SEKOLAH DASAR NEGERI DITINJAU DARI
PROFIL KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH
(Studi pada Sekolah Dasar Negeri dalam Daerah
Kabupaten Indragiri Hilir Riau)
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Bidang Studi Administrasi Pendidikan
Oleh:
DRS. NURJA ASLT NIM 9332113
JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG
MENGETAHUI DAN MENYETUJUI
OLEH TEAM PEMBIMBING
PROF. DR. H. ACHMAD SANUSK SH, MPA C PEMBIMBING I )
ffy-PROF. DR. H. ENGKOSWARA, M.ED C PEMBIMBING II )
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANDUNG
MENGETAHUI :
KOORDINATOR BIDANG STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA IKIP BANDUNG
.'Kaiahanlah, jtfda&aA oanux, vuuxg —&iarvg 'yatxg rrieriyQ&tahrai dengan <?iang-~&iang yang lida£ fn^ri^e-tahxiA '?
^•e*s\uvQgtififi,ya Viang yang &€Axi£aZtaA
yang dafuU nwneAittui, fi^tajaian. "
( jtt^-ZxjMiaA,, 39 : 9 )
•d>Jx...
in
Jim
teg!
&&mm
[Iwtfiut..*—K's»,'»»...';*-\#U8 fi...J"«',U1'' "Wim"'1 ' *• AMI.,.. I
.jftlah fiveninggiAan eiang yang 8&Uman dlanlaia hamxL
dan, viang -*<s-iang yang diSe^i ittKu, fis&ng&ianxuhn,
SeS&iana deiajai. "
ABSTRAK
Penelitian ini diberi judul 'Kinerja Sekolah Dasai* Negeri Ditinjau Dari Profil Kepemimpinan Kepala Sekolah : Studi Pada Sekolah Dasar Negeri Dalam Daerah Kabupaten Indragiri Hilir". Sampel penelitian adalah Tiga Sekolah Dasar, masing-masing sekolah dikategorikan Type A, Type B, dan Type C berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh SK Dirjen Dikdasmen Depdikbud No.480/C/Kep/92 tgl 15-12-1992.
Temuan yang ingin dicari melalui studi ini adalah sejauhmana profil kepemimpinan memberikan pengaruh kepada
kinerja sekolah dasar.
Rumusan permasalahan diuraikan dalam beberapa per-tanyaan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi profil kepemimpinan, kemampuan kepala sekolah dalam mengelola dan menyelenggarakan pendidikan, kemampuan mengemban tugas dan tanggung jawab kepala sekolah dalam tata laksana admi nistrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan, pendaya-gunaan sarana prasarana, dan hubungan sekolah-masyarakat.
Penelitian ini menggunakan pendekatan naturalistik kualitatif yang pada hakekatnya ialah mengamati secara langsung kepala sekolah (informan) sebagai sumber data primer, dan guru-guru, pengawas/penilik sekolah sebagai sumber data sekunder.
Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Agar memberikan keber-maknaan terhadap data, dilakukan analisis dan interpretasi secara kontinu yang merujuk kepada landasan teori.
Temuan yang diperoleh melalui penelitian ini, yaitu tugas dan tanggung jawab yang berbentuk informasi kuanti tatif (pencatatan, pengetikan, pengisian format) dan tugas dan tanggung jawab yang berbentuk manajemen (penataan, pengaturan, penilaian, komunikasi, kerjasama) dapat di kategorikan "ada" dan "tidak ada", dan kategori ada di-rinci menjadi sub kategori "baik", "sedang", dan "kurang". Realisasi tugas dan tanggung jawab kepala sekolah dalam tata laksana administrasi sekolah, pembinaan tenaga kepen didikan, menciptakan/mendayagunakan sarana prasarana, dan hubungan sekolah-masyarakat pada dasarnya bergantung kepada tingkat pemahaman kepala sekolah dan dukungan sumberdaya yang ada (tenaga kependidikan, dana, fasilitas/ sarana prasarana).
Implikasi penelitian ini melahirkan beberapa re-komendasi terhadap (1) Kepala Sekolah sebagai pengelola satuan pendidikan, (2) Pengawas/Penilik Sekolah sebagai urusan kurikulum dan pengawasan terhadap pembelajaran, (3) Pemerintah/ Dinas P dan K yang berwenang terhadap 3M's yaitu : Man, Money, and Material.
DAFTAR ISI
Halaman
Persetujuan dan Pengesahan Pembimbing i
Persetujuan dan Pengesahan Koordinator
Bidang Studi Administrasi Pendidikan ii
Halaman Motto iii
KATA PENGANTAK iv
UCAPAN TERIMA KASIH vii
ABSTRAK xi
DAFTAR ISI xii
DAFTAR TABEL xvi
DAFTAR GAMBAR xviii
DAFTAR LAMPIRAN xix
BAB. I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Identifikasi Masalah dan Pertanyaan
variabel Penelitian 8
C. Tujuan Penelitian 12
1. Tujuan Umum 12
2. Tujuan Khusus 12
D. Kegunaan Penelitian 13
1. Kegunaan Teoritis 13
2. Kegunaan Praktis 16
E. Paradigma Penelitian :Kerangka Pikir
dan Premis-premis 17
1. Kerangka Pikir 18
2. Premis-premis 21
BAB. II. KINERJA SEKOLAH DASAR DITINJAU DARI
PROFIL KEPEMIMPINAN 27
A. Peranan SD dalam Pembangunan
Sumber Daya Manusia 27
B. Fungsi dan Peranan Profil Kepemimpinan
Kepala Sekolah 31
C. Tugas pokok dan tanggung jawab
Kepala Sekolah 56
1. Tata laksana Administrasi Sekolah . 56 a. Administrasi TU / Surat Menyurat 56
b. Administrasi Personil 57
c. Administrasi Keuangan 62
d. Administrasi Kemuridan 65
e. Administrasi Pembelajaran 66
2. Pembinaan Tenaga Kependidikan 68 3. Pendayagunaan Sarana Prasarana .... 69 4. Hubungan Sekolah-Masyarakat 71
D. Hasil Penelitian Sebelumnya 72
E. Rangkuman Tinjauan Teoritis 75
1. Peranan SD dalam Pembangunan SDM .. 75 2. Fungsi dan Peranan Profil
Kepemimpinan Kepala Sekolah 76 3. Tugas Pokok dan Tanggung jawab
Kepemimpinan Kepala Sekolah 78
EAB. Ill. METODOLOGI PENELITIAN 79
A. Lokasi Penelitian 81
1. Kantor Dinas P dan K Dati II
Indragiri Hilir 82
2. Kantor Depdikbudcam Tembilahan .... 82 3. Kantor Cabang Dinas P dan K
Kecamatan Tembilahan 82
4. Tiga Sekolah Dasar (Responden) .... 83
B. Subjek Penelitian 85
C. Teknik Pengumpulan Data 87
1. Observasi 88
2. Wawancara 88
3. Studi Dokumentasi 89
D. Pelaksanaan Pengumpulan Data 89
1. Tahap Orientasi 90
2. Tahap Eksplorasi 90
3. Tahap Member chek 91
E. Signifikansi Hasil Penelitian 91
1. Kredibilitas 92
2. Transferabilitas 93 3. Dependabilitas dan
Konfirmabilitas 93
F. Teknik Analisa Data 94
BAB. IV. TEMUAN DAN ANALISIS PENELITIAN 97
A. Gambaran umum Sekolah Dasar
di Kabupaten Indragiri Hilir 98
B. Objek Studi Penelitian Ill
1. SD Negeri 001 Tembilahan 112 2. SD Negeri Oil Pekan Arba 117 3. SD Negeri 039 Sei Beringin 120
c. Kinerja Sekolah Dasar ditinjau dari
Profil Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 124
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi
Kinerja Sekolah 125
a. Pedoman dan Peraturan 127
b. Pembinaan Atasan 129
c. Tingkat Pendidikan 130
d. Pengalaman dan Pelatihan 131 e. Kerjasama Pei^sonil dan
Pelayanan Sarana Prasarana 132 2. Tugas pokok dan tanggung jawab
Pengelolaan Administrasi 135
a. Administrasi Sekolah 135
(1) Administrasi Tata Usaha/
Surat Menyurat 136
(2) Administrasi Personil 136
(3) Administrasi Keuangan 136 (4) Administrasi Kemuridan 137 (5) Administrasi Pembelajaran .. 138 b. Pembinaan Tenaga Kependidikan
(diskusi kelompok, kunjungan kelas, pembicaraan individual, simulasi pembelajaran, kelompok
kerja guru) 154
c. Pendayagunaan Sarana prasarana (pustaka, labor, aula, ruang
ibadah, dan GOR) 160
d. Hubungan Sekolah-Masyarakat (pemerintah, atasan, kollega,
ortu/wali murid, dan masyarakat) 163
BAB.
D. Pembahasan Hasil Penelitian dan
Implikasinya
|°°
1. Rangkuman
|^°
2. Implikasi Hasil Penelitian
169
V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
176
A. Kesimpulan
J-J*J
B. Rekomendasi
lt5U
DAFTAR PUSTAKA
^4
LAMPIRAN
iy
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1 Sampel Penelitian 85
2 Jenjang Kepangkatan Kepala SD di Kabupaten
Indragiri Hilir, Tahun 1995/1996 98
3 Keadaan Jumlah Kelas dan Murid Sekolah Dasar
di Kabupaten Indragiri Hilir, Th 1995/1996 .. 101
4 Jumlah Gedung, Jumlah Ruang Belajar, dan Jumlah Kelas di Kabupaten Indragiri Hilir
Tahun 1995/1996 102
5 Keadaan Rumah Dinas Guru dan Penjaga Sekolah
di Kabupaten Indragiri Hilir, Th 1995/1996 .. 110
6 Keadaan Guru-guru dan Penjaga Sekolah
SD Negeri 001 Tembilahan, Tahun 1995/1996 ... 114
7 Jumlah Murid, dan Agama SD Negeri 001
Tembilahan, Keadaan bulan April 1996 116
8 Keadaan Guru-guru dan Penjaga Sekolah
SD Negeri Oil Pekan Arba, Tahun 1995/1996 ...
118
9 Jumlah Murid, dan Agama SD Negeri 011 Pekan
Arba. Keadaan bulan April 1996 119
10 Keadaan Guru-guru dan Penjaga Sekolah
SD Negeri 039 Sei Beringin, Th 1995/1996 121
11 Jumlah Murid, dan Agama SD Negeri 039
Sei Beringin, Keadaan bulan April 1996
123
12 Lokasi, Type, dan Identitas
Pada Tiga Sekolah Dasar (Responden) 125
13 Frekwensi Pengawasan/ Penilik Sekolah Dasar Pada Tiga Sekolah Dasar (Responden)
(Bulan Juli 1995 s/d April 1996) 130
14 Kegiatan Umum pada Tiga Sekolah Dasar
(Responden)
142
15 Instrumen Tata Usaha/ Surat Menyurat
Tiga Sekolah Dasar (Responden)
143
[image:11.595.85.494.80.714.2]16 Instrumen Administrasi Person!1
Tiga Sekolah Dasar (Responden)
145
17 Instrumen Administrasi Keuangan
Tiga Sekolah Dasar (Responden)
149
18 Instrumen Administrasi Kemuridan
Tiga Sekolah Dasar (Responden)
151
19 Instrumen Administrasi Pembelajaran
Tiga Sekolah Dasar (Responden)
153
20 Pelaksanaan Teknik-teknik Pengawasan
Tiga Sekolah dasar (Responden
i21
Pengerjaan Administrasi dan Pemberdayaan
Sarana Prasarana Tiga Sekolah Dasar(Responden )
l^^
22
Kegiatan Hubungan Sekolah-Masyarakat
Tiga Sekolah Dasar (Responden)
165
23
Aspek dan Type Kepemimpinan
171
DAFTAR GAMBAR
Gambar
1 Keterkaitan antara
masalah-tujuan-pertemuan-kesimpulan
2 Kerangka Pikir Penelitian
3 Premis-premis Penelitian
4 Sekolah Dasar dalam Sistem Pendidikan Nasional
5 Pendidikan dalam Pembangunan
6 Matriks Administrasi/Manajemen Pendidikan
7 Bagan Educational Resource Management Design (ERMD)
8 Empat Gaya Dasar Kepemimpinan
9 Prosedur Pengolahan Data
10 Grafik Perkembangan Sekolah Dasar (Jumlah Kepala SD, Guru SD. dan Penjaga SD) di Kabupaten Indragiri Hilir
Tahun 1993/94-1995/96
11 Sumber dan Arus Penggunaan Uang di Sekolah Dasar
x v m
Halaman
12
91
26
30
36
50
96
106
[image:13.595.89.500.97.757.2]DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Kisi-kisi Pedoman Pengumpulan Data 191
2 Lembaran Pelaksanaan Tugas Kepala Sekolah ... 195
3 Dokumentasi Wawancara 202
4 Izin Studi Lapangan/Penelitian :
4.1 Rektor IKIP Bandung 207
4.2 Kadis P dan K Prop. Dati I Riau 208
4.3 Kadis P dan K Dati II Inhil 209
4.4 Kacabdis P dan K Kec. Tembilahan 210
5 Peta :
5 .1 Prop ins i Riau 211
5.2 Kabupaten Indragiri Hilir 212
6 SK Pembimbing Penulisan Tesis 213
7 Riwayat Hidup Penulis 214
BAB I
P E N D A H U L U A N
A. Latar Belakang Masalah
Dicanangkannya Gerakan Wajib Belajar Pendidikan
Dasar Sembilan Tahun oleh Bapak Presiden Soeharto pada
tanggal 2 Mei 1994 yang lalu,
merupakan komitmen Korps
Pendidikan yang menjadi utama dalam
penyelenggaraan
pen
didikan dan mensukseskannya.
Pelaksanaan Gerakan Wajar
Sembilan Tahun itu sudah dimulai pada tahun ajaran 1994/
1995, dan sekaligus diberlakukan Kurikulum 1994.
Gerakan
itu merupakan salahsatu upaya tercapainya sasaran Pem
bangunan Jangka Panjang II, dan sejalan pula dengan empat
strategi pokok dalam pembangunan pendidikan nasional sejak
Repelita I sampai sekarang.
Empat strategi pokok pem
bangunan pendidikan itu adalah : (1) peningkatan
pemerata-an kesempatpemerata-an pendidikpemerata-an ; (2) peningkatpemerata-an relevpemerata-ansi
pen
didikan dengan pembangunan ; (3) peningkatan kualitas pen
didikan ; dan (4) peningkatan efisiensi
pengelolaan
pen
didikan.
Empat strategi pokok itu selanjutnya perlu
dijabar-kan kedalam rencana dan prioritas yang bertitik-tolak
pada tiga fungsi dasar dari Sistem Pendidikan Nasional,
yaitu : (1) mencerdaskan kehidupan bangsa ; (2)
dalam proses memasuki era industrialisasi ; dan (3)
mem-bina dan mengembangkan penguasaan berbagai cabang keahlian
ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pembangunan dalam era tinggal landas merupakan
pem-banguan yang mandiri dan harus didukung oleh kekuatan,
prakarsa, dan dinamika masyarakat kita
sendiri.
Presiden
Soeharto dalam membuka Musyawarah Nasional III Ikatan
Sardana Pendidikan Nasional (ISPI) pada tanggal 16 Juni
1994 mengatakan :
"Pembangunan kita tidak hanya memberikan perhatian kepada pembangunan kebendaan saja, tetapi juga pem bangunan manusia yang serba dimensi. Pengalaman
bangsa-bangsa lain yang
telah
maju
menunjukkan
bahwa
pem
bangunan seperti itu belum tentu menghasilkan
kesejah-teraan dan kebahagiaan, bahkan tidak Jarang membawa dampak sosial budaya yang merendahkan kemanusiaan"
Diperkirakan pada abad ke-21 kemajuan ilmu penge
tahuan dan teknologi, dan perubahan globalisasi lainnya
akan mempunyai pengaruh
terhadap
bangsa
dan
masyarakat
kita. Antisipasi semuanya itu diperlukan manusia yang
ber-kualitas, sejak dari dini ditanamkan nilai-nilai luhur
oleh manusia (pendidik) yang berkualitas pula. Sesuai
dengan amanat Garis-garis Besar Haluan Negara dalam Bab
III bahwa "Upaya pembangunan pendidikan masih perlu terus
dilanjutkan untuk meningkatkan mutu pendidikan sehingga
Namun kini masih dirasakan Jumlah dan jenis lulusan pen
didikan belum link antara perencanaan pendidikan dengan
pengadaan tenaga kerja, dan harus match dengan kebutuhan
tenaga terampil diberbagai bidang pembangunan. Lahirnya
Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, dan diikuti oleh Peraturan Pemerintah sebagai
petunjuk pelaksanaannya serta kebijakan berupa Keputusan
Menterl Pendayaan Aparatur Negara Nomor 26 Tahun 1989 yang
merupakan usaha untuk mencapai relevansi, kualitas, dan
efektivitas pendidikan.
Kondisi guru (pendidik) di Indonesia kini
meng-gambarkan latar belakang pendidikan yang beraneka ragam,
antara lain dlsparitas (tidak sejenis), ketersediaan guru
daerah, terbatasnya kewenangan guru mengajar yang dimiliki
lulusan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK), dan
masih banyak ditemukan adanya guru yang memengajar diluar
bidang keahliannya. Temuan itu sehubungan dengan pendapat
S. Nasution (1987:160-161) tentang faktor-faktor yang
mem-perlamban pembaharuan dalam pengajaran di sekolah, antara
lain :
(1) Keengganan masyarakat yang mencurigai perubahan karena anggapan bahwa pendidikan mereka terdahulu di sekolah baik, dan khawatir kalau-kalau pem baharuan Justru membawa kerugian bagi anak-anak. (2) Para Penilik Sekolah dan Staf Kementerian Depdikbud
mampu mendemonstrasikan metode-metode baru.
(3) Administrasi sistem pendidikan terlampau dipusatkan
dalam tangan
pejabat-pejabat
tertentu yang
men-jalankan pembaharuan melalaui saluran birokratis.
(4) Guru-guru cendrung
mempertahankan
praktek-praktek
rutin.(5) Teori yang dibentuk berdasarkan penelitian,
sering
dalam situasi laboratorium,
jarang ada kaitannya
dengan masalah-masalah praktis dalam kelas.
(6) Sekolah pada hakekatnya konservatif dan terutama
melihat tugasnya untuk menyampaikan kebudayaan masa
lampau.(7) Ide- ide
baru dalam kebanyakan
aspek
kehidupan
biasanya memakan waktu lama
agar
diterima
secara
umum, adakalanya puluhan bahkan ratusan tahun
lama-nya.
Guru sekolah dasar seharusnya minimal berpendidikan
SD + 8 tahun atau SLTA + 2 tahun. T. Raka
Joni
(1992:28)
mengatakan "... jenjang
SI dianggap
sebagai
persyaratan
ideal pendidikan profesional prajabatan
guru
dari
Taman
Kanak-kanak sampai dengan Sekolah Menengah Tingkat
Atas".
Sejalan dengan gerakan untuk memprofesionalisasikan
Jabat-an guru dijenjJabat-ang pendidikJabat-an
dasarpun
seyogianya
secara
selektif dapat dipekerjakan guru-guru
dengan
kualifikasi
formal pendidikan jenjang SI. Kenyataan di
lapangan
kini
masih terdapat guru Sekolah Dasar yang berpendidikan SD +4
tahun, berpendidikan SD + 6 tahun, dan ada juga yang sudah
berpendidikan SD + 8 tahun atau Diploma
II.
Sebagaimana
diketahui dengan SK Mendikbud No.0854/0/1989, guru Sekolah
Dasar ditingkatkan
persyaratan
pendidikan
prajabatannya
"pada awal memasuki proses tinggal landas, pendidikan
tenaga kependidikan selayaknya memasuki Program Sarjana
Pendidikan (SI) yang berangsur-angsur menjelang akhir
program pembangunan jangka panjang kedua berpendidikan
(S2) atau Magister".
Sehubungan dengan pengangkatannya sebagai pejabat
pemimpin pendidikan formal menurut Ngalim Purwanto (1975:
58) harus memenuhi persyaratan minimal sebagai berikut :
(1) Memiliki ijazah yang sesuai dengan ketentuan/per-aturan yang telah ditetapkan pemerintah;
(2) Mempunyai pengalaman kerja yang cukup terutama di sekolah yang sejenis dengan sekolah yang
dipimpin-nya;
(3) Memiliki kepribadian yang baik, terutama sikap dan sifat kepribadian yang diperlukan bagi kepentingan pendidikan;
(4) Mempunyai keahlian dan pengetahuan luas, terutama mengenai bidang-bidang pengetahuan dan pekerjaan yang diperlukan bagi sekolah yang dipimpinnya;
(5) Mempunyai ide dan inisiatif yang baik untuk kemaju-an dkemaju-an pengembkemaju-angkemaju-an sekolahnya.
Sekolah yang bermutu secara langsung dapat
di-tunjukkan oleh kemampuannya dalam menciptakan proses pen
didikan yang merupakan komponen inti dari sistem pen
didikan, karena jumlah sumberdaya pendidikan dldayagunakan
secara efisien. Yang dimaksud dengan sumberdaya pendidikan
(Depdikbud, 1994:107) ialah "komponen pendidikan yang
dapat mendorong terciptanya situasi yang kondusif untuk
meningkatkan mutu proses belajar mengajar yang pada
murid ...". Proses pendidikan itu dapat dilihat dari
proses manajemen sekolah dan proses pengajaran.
Depdikbud
(1994:108) menyebutkan "Proses manajemen sekolah yang
ber-mutu ialah yang mampu mendayagunakan faktor-faktor input
sehingga memungkinkan bagi terciptanya proses pengajaran
yang bermutu". Faktor-faktor
input
dimaksud
ditunjukkan
oleh sumber-sumber pendidikan yaitu sumberdaya manusia
(guru dan tenaga kependidikan lainnya), sarana/prasarana
pendidikan, dan teknik/ metode pendidikan. Kepala
Sekolah
sebagai individu yang
menempati
kedudukan
tertinggi
di
sekolahnya, ia dapat mempengaruhi bawahannya agar
bekerja
dengan penuh tanggung jawab sesuai dengan tugas
yang
di-embannya.
Bila disimak fungsi dan tanggung jawab yang diemban
oleh Kepala Sekolah
Dasar
yang
sesuai
dengan
berbagai
teori administrasi pendidikan sebagai ilmu yang harus
di-milikinya dan berbagai ketentuann dari pejabat
yang
ber
wenang,
maka
perlu
dipersiapkan
kepala
sekolah
yang
profesional dan dilakukan dengan salah satu
usaha
adalah
meningkatkan pendidikannya minimal berpendidikan
SD
+
8
tahun atau SMTA + 2 tahun. Namun kita tahu bahwa dukungan
anggaran untuk program penyetaraan (Diploma II)
yang
dl-ikuti oleh Kepala Sekolah Dasar sangat terbatas, akibatnya
penyetaraan dimaksud belum tentu akan dapat
diselesaikan,
sementara masih ditekankan pula pada tujuan pemenuhan
ke-butuhan akan jumlah calon guru.
Untuk mengatasi berbagai kendala dalam
mempersiap-kan tenaga pendidik sekolah dasar yang
potensial,sebenar-nya jauh sebelumpotensial,sebenar-nya Pemerintah Daerah Tingkat
I
Propinsi
Riau dalam hal ini Dinas Pendidikan dan Kebudayaan telah
mengambil langkah-langkah sebagai usaha untuk peningkatan
mutu pendidikan, antara lain memberikan tugas belajar
ke
pada tenaga kependidikan sekolah
dasar
(Kepala
Sekolah,
Guru, Staf Dinas P dan K) pada jenjang SO, SI dan
S2
di-berbagai perguruan tinggi ilmu pendidikan di Sumatera dan
Pulau Jawa.
Diharapkan investasi pendidikan tugas belajar
ter-sebut
tidak
saja
memberikan
manfaat
langsung
kepada
pribadi (konsumtif) tetapi juga diharapkan dapat
memberi
kan manfaat sosial yang menumbuhkan
kapasitas
produktif.
Kapasitas produktif
tersebut
(Noeng Muhadjir,
1992:51)
dapat memberikan efek bermacam-macam, seperti:
(a) angkatan kerja lebih produktif;
(b) mobilitas sosial meningkat (mampu memilih cara yang lebih efisien dalam hal komunikasi, keuangan,
transportasi, informasi, dan Iain-lain;
(c) dapat mengelola lebih baik sumber dan barang langka
(lebih efektif dan dapat mencari substitusi);
(d) mampu tumbuh mengikuti
perubahan,
berbeda
dengan
produk non-manusia; dan
8
Dilihat dari segi ekonomi pendidikan bahwa produk
pendidikan
adalah
"manfaat"
pendidikan
yang
berkaitan
dengan politik, ekonomi,
sosial,
kebudayaan,
dan
Iain-lain. Menurut Fakry Gaffar (1987:7) "keuntungan pendidikan
ini bersifat jangka lama atau tidak quick yielding. Ke
untungan pendidikan ini ada yang bersifat
individual
dan
ada pula yang bersifat kemasyarakatan yang tidak
langsung
yang disebut dengan spilt over benefit".
B. Identifikasi Hasalah dan Pertanyaan Variabel Penelitian
Salah satu usaha untuk mempersiapkan tenaga ke
pendidikan sekolah dasar (Kepala Sekolah, Guru,
dan
Staf
Dinas P dan K) yang profesional berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 65 Tahun 1951, Pemerintah Daerah Tingkat I
Propinsi Riau No. Kpts. 301/XI/1982
tanggal
11
Nopember
1982 memberikan tugas belajar kepada tenaga kependidikan
tersebut diatas. Kenyataan sekarang masih terus
ber-langsung tugas
belajar
pada
program
S2
(Magister)
di
IKIP Bandung sesuai dengan memorandum kesepakatan antara
Pemerintah Daerah Tingkat I Riau dengan Rektor IKIP
Bandung No. 5516/PT.25.L/Q/1989 tanggal 6 Oktober 1989 dan
SKB antara Kepala Dinas P dan K Dati I Propinsi Riau
dengan Direktur Program Pasca
Sarjana
IKIP
Bandung
No.
Kpts
072/A/420.1/89
dan
Nomor.
1017/PT.25.H4.PPS/U/89
dengan pendidikan tersebut dibebankan pada mata
anggaran
21.0.16.1.01.043 dalam APBD Tingkat I Riau. Setelah tenaga
kependidikan tersebut diatas mengakhiri pendidikannya di
harapkan kembali dan bekerja dilingkungan Pendidikan Dasar
pada Dinas P dan K Dati I Propinsi Riau.
Kembalian ini
sesuai dengan apa yang dikatakan Beeby oleh Fakry Gaffar
(1987:117) bahwa "Pendidikan itu mempunyai kualitas tinggi
bilamana output
pendidikan itu mempunyai nilai
bagi
masyarakat yang memerlukan pendidikan itu".
Selain itu diharapkan pula output pendidikan dapat
merubah "perilaku" individu kearah yang lebih baik lagi,
sesuai dengan karakteristik yang dimilikinya
(kemampuan,
kebutuhan, kepercayaan, pengalaman, pengharapan, dan lain
nya) yang akan dibawanya manakala individu itu akan me
masuki lingkungan (sekolah) yang punya karakteristik
ter-sendiri pula,
seperti tugas-tugas,
wewenang,
tanggung
jawab, dan lainnya. Sehubungan dengan perilaku itu Miftah
Thoha (1993:34)
mengungkapkan
formula David A Nadler,
ed.al, yaitu : P = F (I,L).
Ungkapan
itu dapat dibaca
"perilaku adalah suatu fungsi dari
interaksi
antara
individu dengan lingkungannya".
Sikun Pribadi
(1981:26)
sebelumnya menekankan bahwa "pandangan behavioral dalam
10
dasarnya adalah fenomen perilaku".
Pendekatan sifat kepribadian terhadap kepemimpinan
telah memberikan beberapa pandangan yang deskriptif tetapi
sedikit mengandung nilai yang prediktif. Apa kepribadian
itu ? Kantao (1992:49) mengemukakan pendapat Gordon W
Allport yaitu "Personality i s the dinamic organization
whit in the individual of those psychophysical system,
that determines his unique ajustment to his environment".
Penelitian ini berusaha menemukan suatu model
profil kepemimpinan kepala sekolah yang dapat mempengaruhi
kinerja sekolah. Dari latar belakang dan fokus masalah
akan pentingnya Profil Kepala Sekolah yang dapat mem
pengaruhi kinerja Sekolah Dasar Negeri dalam rangka pe
ningkatan mutu sumber daya manusia, maka dirumuskan :
"Sejauh manakah profil kepemimpinan Kepala Sekolah
dapat mempengaruhi kinerja Sekolah Dasar Negeri
sesuai dengan fungsi dan tanggung jawabnya".
Dari rumusan masalah ini akan dirinci untuk
dijadi-kan pertanyaan penelitian sebagai berikut :
a. Apakah faktor-faktor seperti : berbagai pedoman, per
aturan, instruksi, pembinaan dari pengawas/penilik
sekolah dan atasan lainnya, latar belakang/ tingkat
pendidikan, pengalaman, pelatihan, dukungan personil,
kinerja Sekolah Dasar dalam melaksanakan tugas untuk
mencapai keberhasilan dalam pembelajaran ?
b. Apakah Kepala Sekolah
telah
melaksanakan
pengelolaan
fungsi pokok administrasi pendidikan. seperti kegiatan
perencanaan, kegiatan pelaksanaan.
dan
kegiatan
pem
binaan/ evaluasi sehubungan dengan penyelenggaraan pem
belajaran di sekolah yang dipimpinnya ?
c. Apakah Kepala Sekolah telah mengembangkan
dengan
baik
tugas pokok tata laksana administrasi sekolah,
seperti
tata usaha/ surat menyurat, adm personil, adm keuangan,
adm kemuridan, dan adm program pembelajaran.
d. Apakah Kepala Sekolah telah memberikan pembinaan ter
hadap- semua personil dalam diskusi kelompok,
observasi
kelas, pertemuan pribadi simulasi pembelajaran, dan ke
giatan Kelompok Kerja Guru (KKG) ?
e. Apakah Kepala Sekolah telah dapat menciptakan dan
men-dayagunakan sarana/prasarana (pustaka, lab. aula, ruang
ibadah, dan lapangan olahraga/seni) dengan efektif ?
f. Kepala Sekolah dalam menjalankan tugas
perlu
dukungan
pihak lain (pemerintah, atasan, kolega, orang tua siswa
dan masyarakat). Apakah kerjasama yang baik selama ini
tetap dipelihara atau ditingkatkan ?
Keterkaitan antara masalah, tujuan. temuan studi
12
Gambar 1
Keterkaitan antara masalah-tujuan-temuan-kesimpulan
PROFIL KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH
Manajemen Fungsional (Proses Adm) -Perencanaan -Pelaksanaan -Pembinaan/ Evaluasi Dasar Tujuan Manajemen Operatif (Adm sekolah) -Adm TU/ Surat
me-menyurat, Adm Per sonil, Adm Keuang-an, Adm KemuridKeuang-an, Adm Pembelajaran -Pembinaan Tenaga Kependidikan -Pendayagunaan Sarana/ Prasarana -Hubungan sekolah-masyarakat Masalah
-Keterbatasan jumlah personil (Kepsek tugas rangkap)
-Tumpang tindih antara penerimaan/ pengeluaran dana
vang bersumber dari pemerintah, BP3, dan usaha sklh
-Penerimaan murid baru yang bersifat lentur (fleksibel)
-Eks kur bersifat insidentil, Satpel berbentuk copy
-Keterbatasan pemahaman teknik pembinaan personil
-Ruang (lemari) perpustakaan tidak tersedia
-Keberadaan BP3 belum memberikan arti bagi sekolah
Alternatif, strategi, gaya/cara kerja pemecahannya
-Diusulkan ke pihak yang berwenang penambahan personil
-Ditunjuk Bendaharawan khusus sesuai dengan sumber dana
-Diberitahukan melalui BP3, orsos kemasyarakatan
-Ekskur berprogram, dan Satpel dikoordinir oleh kepsek
-Pelajari kurikulum, instrumen, diskusikan dalam KKKS
-Tentukan jadwal kegiatan perpustakaan-Pengurus BP3 tidak harus orangtua murid
[image:27.595.74.489.150.715.2]13
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mendapatkan
gambaran profil
kepala
sekolah
yang
bagaimanakah
yang
dapat mempengaruhi
kinerja
Sekolah
Dasar
Negeri
dalam
mengelola tugas pokok kepemimpinan di sekolahnya.
2. Tujuan Khusus
Berangkat dari
tujuan
umum
diatas,
maka
tujuan
khusus dalam penelitian
ini
adalah
mendeskripsikan
dan
menganalisis tentang :
a. Profil Kepemimpinan Kepala Sekolah, dalam
melaksanakan
tugas dan
tanggung
jawabnya
dapat
dipengaruhi
oleh
faktor eksternal (pedoman, peraturan, pembinaan atasan,
tingkat
pendidikan,
pengalaman,
pelatihan,
dukungan
personil, dana, sarana prasarana) dan
dapat
pula
di
pengaruhi oleh faktor internal (watak kepribadian
yang
mencakup
sifat-sifat
cerdas-dewasa-sikap-perilaku,
kemampuan, kebutuhan, komitmen, pengharapan).
b. Pengelolaan fungsi pokok administrasi pendidikan
peren-canaan, pelaksanaan, dan pembinaan/evaluasi)
yang
di-laksanakan oleh Kepala Sekolah sehubungan dengan
penye-lenggaraan pembelajaran di sekolahnya.
c. Tugas pokok dan tanggung jawab Kepala Sekolah dalam
me-ngerjakan tata laksana dalam bidang
operasional
admi
14
adm keuangan, adm kemuridan, dan adm pembelajaran.
d. Pembinaan yang dilakukan oleh Kepala
Sekolah
terhadap
personil sekolah sehubungan dengan
kegiatan,
(diskusi
kelompok, observasi kelas, pertemuan pribadi/
face
to
face, simulasi pembelajaran, dan KKG).
e. Pendayagunaan sarana/
prasarana
yang
tersedia
untuk
efektivitas pembelajaran, pustaka, labor, aula, ruangan
ibadah, ruang UKS, tempat olahraga/seni, dan jamban/WC.
f. Hubungan sekolah-masyarakat (pemerintah setempat, atas
an, kolega, ortu/wali
murid,
organisasi
pemuda,
dan
masyarakat) dalam rangka
memberikan
penjelasan bahwa
pendidikan itu tanggung jawab bersama.
D. Kegunaan Penelitian
Kegunaan hasil penelitian ini
dapat
dilihat
dari
asfek teoritis dan praktis.
1. Kegunaan Teoritis
Sejumlah fakta yang terkumpul dari hasil
pengamat-an, wawancara, dan studi dokumentasi baik diprogram maupvm
tidak diprogram dari suatu penelitian disusun dalam
suatu
disiplin yang dapat dipertanggungjawabkan untuk
digenera-lisasi berpedoman pada teori tertentu. Apabila
tidak
ada
teori yang mendasari masalah yang diteliti maka perlu
mem-buat formulasi dengan
meninjau
literatur
yang
relevan,
sebab teori berguna untuk menjadikan pedoman penyusunan
15
menjelaskan tentang teori, namun batasan-batasan
itu
re-latif tidak lengkap sebab mereka memandang
sesuai
dengan
latar belakang disiplin ilmu yang
memandang,
karena
itu
satu teori akan lebih lengkap apabila didukung oleh teori
lainnya. Batasan-batasan
tentang
teori
itu
dikemukakan
oleh berbagai pakar ilmu, antara lain :
(1) Kenneler GF. (1966). mengemukakan.
"...a theory^ is
a group of laws which are deductively connected".
(2) Kerlinger F & Pedhasur
EJ,
(1973),
mengemukakan,
"A
theory
is
a
set
of
interelated
constructs
i• consepts).
definitions.
and
propositions
that
presents
a
systematic
view
of
phenomena
by
specifying
relation
among
variables.
with
the
purpose
of
ex-plaining
and
predicting
the
phenomena".(3) Black
JA
&
Champion
JD.
(1976),
mengemukakan.
"A
theory
is
a
set
of
systematically
related
propositions specifying causal
relationship
among
variables".
(4) Lauden L, (1977). mengemukakan,
"In
the ^standard
literature on scientific inference, as well as in common scientific practice the term "theory' refers
to at least two very tipes of things. We opten use
the term theory to denote a very
spesific^ set
of
related doctrines commonly called hypotheses or
axions or principles
which
can
be
utilised^
for
making spesific experimental
predictions
and
for
giving explanations of natural phenomena".
(5) Borg WR &. Gall MD, (1979), mengemukakan,
"In simple
terms a theory is an explanation of behavioral or
physical events.
The more
'powerful'
a
theory
is
the more events can be explained by it".
(6) Rochman N, (1988) mengemukakan, teori yaitu,
Suatu
keseluruhan sistem berpikir yang menjadi rujukan
untuk menghubung-hubungkan berbagai
fenomena
atau
bagian-bagiannya secara deduktif.
Dari kutipan itu terlihat bahwa Lauden dengan
pen
16
menunjukkan sifat yang umum tentang suatu hal, serangkaian
doktrin- doktrin dan asumsi. Setiap kasus yang berhubungan
dengan terminologi tidak saja mengacu
kepada
satu
teori
akan tetapi keseluruhan spektrum
dari
individual
teori.
Sementara Black and Champion lebih menekankan pada masalah
sosial yang berhubungan dengan sosial sains.
Rochman (1988:5) memandang tentang guna teori bagi
seorang peneliti dapat dijadikan asumsi oleh peneliti
itu
sendiri atau oleh peneliti lainnya tetapi dapat
pula
di
jadikan hipotesis bagi peneliti
lainnya.
Kuntjaraningrat
(1980:19) memandang
pentingnya
teori
dalam
suatu
ilmu
pengetahuan. tanpa teori
hanya
ada
pengetahuan
tentang
serangkaian fakta saja, tetapi tidak akan ada ilmu penge
tahuan, kecuali
menyimpulkan
generalisasi-
generalisasi
dari fakta-fakta hasil pengamatan. teori itu juga, memberi
kerangka orientasi
untuk
analisa
dan
klasifikasi
dari
fakta-fakta yang dikumpulkan
dalam
penelitian,
memberi
ramalan terhadap gejala-gejala
baru
yang
akan
terjadi,
mengisi lowongan-lowongan dalam pengetahuan
kita tentang
gejala-gejala yang telah atau sedang terjadi.
Batasan dan kegunaan sebuah teori
dapat
dikatakan
bahwa kekuatan sebuah teori bergantung pada kemampuannya
untuk memecahkan suatu masalah, bukan kebenaran, kepastian
se-panjang teori itu didukung oleh fakta-fakta.
Suatu
teori
akan gugur oleh teori lainnya bila
sudah
tidak
memenuhi
keperluan dalam kehidupan manusia.
Hasil penelitian ini
diharapkan
dapat
memberikan
masukan untuk Dinas/Instansi dilingkungan Dikbud Dati II
Kab. Inhil. dalam rangka menyusun
pengembangan
personil,
terutama mempersiapkan kepala. sekolah yang profesional.
2. Kegunaan Fraktls
Pertama: Sebagai masukan bagi Dinas P & K Dati II
Inhil,
yang berwewenang sebagai penanggungjawab
teknis
adminis
trasi pengelolaan SD di
daerah
kerjanya,
dan
sekaligus
untuk peneliti yang bertugas pada dinas bersangkutan.
Kedua : Sebagai masukan bagi Kandep Dikbudkab Inhil, ter
utama Pengawas SD yang berwewenang dalam mengawas pelaksa
naan proses pembelajaran di sekolah.
Ketiga : Sebagai masukan bagi Kepala SD di Kab Inhil dalam
rangka perbaikan dan penyempurnaan pengelolaan
pendidikan
agar terwujud proses pembelajaran yang efektif.
E. Paradigma Penelitian : Kerangka pikir penelitian dan
Premi s -premi s
Thomas S Khun (1973:27) mengemukakan bahwa
"a paradigm is prerequsite to discovery of laws".
Maksud-nya paradigma merupakan
prasyarat
untuk mencari
18
telah dirumuskan George Ritzer sebagai berikut :
"Paradigma membantu merumuskan tentang apa yang
harus
dipelajari. persoalan-persoalan apa yang mesti dijawab,
bagaimana seharusnya
menjawabnya serta aturan-aturan
apa yang
harus
diikuti
dalam
menginterpretasikan
informasi yang dikumpulkan dalam rangka
menjawab
per
soalan-persoalan tersebut".
Rochman Natawidjaja (1988:5) mengemukakan konsep
pokok paradigma Simon yang menyatakan :
"Paradigma
yaitu
perangkat
keyakinan
mendasar
atau
metafisis yang merupakan
sistem
ide
yang
memberikan
arah untuk menimbang dan membuat keputusan tentang hakekat realitas. atau memberikan alasan mengapa kita
harus puas dengan mengetahui sesuatu yang
kurang
dari
hakekat realita itu".Sebelumnya
Natawidjaja
(1938:4)
telah
pula
menyampaikan konsep pokok
Simon
tentang
batasan
asumsi
sebagai berikut :
"Asumsi atau anggapan dasar yaitu sesuatu yang diyakini
kebenarannya oleh peneliti dan
dijadikan
dasar
untuk
langkah-langkah
penelitian
selanjutnya.
Asumsi
itu
tidak merupakan kebenaran yang diakui oleh yang mungkin
didasari
keyakinan
tanpa
bukti.
Asumsi
dapat
pula
berupa
hasil
penelitian
sendiri
sebelumnya,
hasil
penelitian orang lain, pernyataan orang lain- ...
°feh
karena itu asumsi yang diyakini seorang penelitimungkin diragukan kebenarannya atau dijadikan hipotesis
oleh peneliti lainnya".
Pernyataan tentang asumsi diatas sejalan dengan apa
yang dinyatakan S Nasution, (1982) yaitu "Tiap
penelitian
memerlukan asumsi-asumsi yang diterima sebagai suatu yang
dipan-19
dang sebagai dua kata yang bersamaan (W. Surakhmad.
1980:
107) yakni "sebuah anggapan
dasar
atau
postulat
adalah
titik tolak
pemikiran yang
kebenarannya
diterima
oleh
penyelidik
Berdasarkan paradigma dan asumsi diatas, bahwa para
digma penelitian ini merupakan
acuan
dan cara
berpikir
atau
"conceptual gogles"
yang
ditampilkan
oleh
peneliti
dalam mengamati/ memahami realitas objek yang ditelitinya.
Asumsi yang dipergunakan dalam paradigma ini adalah
(1). Peneliti dan subjek penelitian sebagai fenomena yang
bercirikan interaktivitas memerlukan pendekatan
ter-tentu, baik pendekatan terhadap interaktivitas itu
sendiri ataupun
pengaruh
yang
datang
dari
subjek
penelitian.
(2). Fokus paradigma terletak pada pemahaman
pertanyaan-pertanyaan
penelitian
berkait
erat
sehingga
mem-bentuk suatu pola jawaban kebenaran.
Visualisasi paradigma penelitian; kerangka pikir
dan premis-premis ini dapat dilihat pada uraian berikut :
1. Kerangka Pikir
Kerangka pikir penelitian merupakan jalan
pikiran,
kerangka acuan yang ditempuh dalam melaksanakan penelitian
yang telah dirumuskan sebagai berikut :
10
dan tanggung jawab pada dasarnya dipengaruhi oleh berbagai
faktor, seperti : pedoman, peraturan, pembinaan dari
atasan. tingkat pendidikan, pengalaman, pelatihan,
dukung-an personil. ddukung-an sardukung-ana/prasardukung-ana lainnya.
Kedua : Kepala Sekolah dalam melaksanakan tugas pokoknya
berangkat dari fungsi pengelolaan yaitu perencanaan,
pelaksanaan, dan pembinaan/evaluasi.
Ketiga : Tugas pokok yang harus dikerjakan oleh Kepala
Sekolah adalah :
(a) Mengerjakan tata laksana administrasi sekolah yang
meliputi tata surat menyurat, melaksanakan pembinaan
personil. membuat catatan keuangan. identitas siswa,
dan membuat program pembelajaran.
(bt Pembinaan kepada tenaga kependidikan (guru) melalui
diskusi kelompok, observasi kelas. pertemuan pribadi
(Face to face), simulasi pengajaran, dan KKG.
(c) Pendayagunaan sarana/prasarana sekolah, (pustaka, lab,
aula, ibadah. UKS, lapangan olahraga/seni, dan WC.
(d) Menjaga hubungan baik sekolah-masyarakat (pemerintah
setempat. atasan, orangtua/wali murid. dan kepemudaan.
Keempat: Semua kegiatan diatas bertujuan untuk
mengefek-tif-efisiensikan pembelajaran dalam meningkatkan SDM.
Kerangka pikir penelitian ini dituangkan dalam
Gambar 2
Kerangka Pikir Penelitian
21
A. Gaya Kepemimpinan
PROFIL KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR
j:
Birokratis Politis Paternalistis
X B. Faktor-faktor yang
mempengaruhi Kinerja Sekolah
Partisipatif Konsultatif Pendelegasian Kologial X Pedoman , Peraturan Pembinaan Atasan Tingkat Pendidikan Pengalaman /Pelatihan Personil/ Pra/sarana
C. Kemampuan Kepala Sekolah menyelenggarakan fungsi pengelolaan pendidikan
Perencanaan Pelaksanaan
D. Kemampuan Kepala Sekolah mengemban tugas dan
tanggung jawab Tata Laksana Administrasi Sekolah : -Adm TU/Surat menyurat -Adm Personil -Adm Keuangan -Adm Murid -Adm Pem belajaran Pembinaan Tenaga Kependidikan : -Diskusi kip -Observasi kls -Pertemuan individual -Simulasi pembelajaran -Pustaka prof
Tujuan Pengelolaan dan Penyelengaraan Pendidikan Pendayagunaan Sarana/ Prasarana : -Ruang Kelas -Perpustakaan
-Lab / UKS
-Ruang Ibadah -Aula -Tpt OR/Seni -Jamban/WC Pembinaan/ Evaluasi Hubungan Sekolah-Masyarakat : -Pemerintah setempat -Kolega -Ortu/Wali Murid -Org Pemuda -Masyarakat
Pembelajaran yang efektif dan efisien guna memperoleh sumber daya manusia
2. Premis-premis
Dukungan
esensial
evidensi-evidensi
ilmiah
ber-dasarkan penelitian para pakar terdahulu, sebagai berikut:
a.y Profil Kepemimpinan Kepala Sekolah yang dimaksud
dalam
penelitian ini adalah gambaran dan
kecendrungan
peri
laku Kepala Sekolah Dasar dalam memanage satuan pen
didikan yang dipimpinnya. Kata "Profil" dapat diartikan
(Dj. Kantao, 1992:6) sebagai "perawakan, kecendrungan
bertingkahlaku, penampilan seseorang,
sosok,
gambaran
tentang kedudukan individu atau kelompok dalam
konteks
tertentu".
b. Profil Kepala Sekolah dapat
didekati
dari
tiga
kom-petensi (DA Tisnaamidjaja (1980:14)
yaitu
"kompetensi
pribadi. kompetensi profesional, dan kompetensi
sosial
kemasyarakatan". Kompetensi pribadi itu (MI
Soelaiman,
1990:16) "mencakup berupa
sifat-
sifat,
sikap,
pola
tingkahlaku, ...".
c. Perilaku kepemimpinan
dapat
dipengaruhi
oleh
karak
teristik yang dimilikinya, antara lain : kemampuan,
kebutuhan, kepercayaan.
pengalamam,
pengharapan,
dan
lingkungan. Lingkungan
(sekolah)
punya
karakteristik
tersendiri seperti : tugas-tugas, wewenang, tanggung
jawab, dan lainnya. Menurut Gordon W Alport dalam
per
nyataan yang dikutip oleh
Kantao
(1992
: 49)
bahwa
dari sistem psikofisik
individu
yang
menentukan
ke-unikan kemampuan penyesuaian diri dengan
lingkungan-nya'. Sesuai dengan formula David A Nadler, Et.al dalam
pernyataannya yang dikutip oleh Thoha <1993:34>
yaitu.
P = F (I,L) baea: 'perilaku adalah suatu fungsi dari
interaksi antara individu dengan lingkungannya'.
d. Kepala Sekolah dapat mengatur keseimbangan antara
kepentingan
pribadi
dengan
kepentingan
dinas-
dan
konsisten terhadap budaya disiplin kerja dalam
me-manfaatkan waktu. Ada lima masalah dasar dalam hidup
yang menentukan orientasi nilai budaya manusia
•:. Kuntjaraningrat. 1983:31 "> yaitu
"(1>
hakekat
hidup.
(2) hakekat karya. ''3 > persepsi manusia tentang waktu,
pandangan manusia tentang alam, dan (5) hakekat hubung
an antara manusia dengan sesamanya".
e. Faktor budaya dan faktor
ekonomi
sangat
mempengaruhi
pelaksanaan pendidikan. Menko
Kesra
Azwar
Anas
pada
Munas III ISPI mengatakan."Kita memahami bahwa
ke-engganan orang tua untuk menyekolahkan anaknya
disebab-kan oleh faktor negatif dari budaya dan juga karena
pula oleh faktor ekonomi yang masih melilitnya".
f. Suksesnya suatu
kepemimpinan
diperlukan
konsep
diri
yang jelas, seperti tentang koordinasi
dan
komunikasi
dalam pengaturan dan pemanfaatan
sumberdaya-sumberdaya
24
peran dan kemampuan guru dalam membantu pembelajaran
siswa. Clara R Pudjijoyanti (1988:5) menyebutkan bahwa
"Konsep diri mempunyai peranan penting dalam menentukan
perilaku individu. Konsep diri mempunyai peranan dalam
mempertahankan keselarasan
bathin.
Konsep
diri
mem
pengaruhi
individu
dalam
menafsirkan
pengalamannya.
Konsep diri menentukan pengharapannya".
g. Seorang pemimpin yang efektif adalab. pemimpin yang
tidak saja dapat memotivasi dirinya tetapi dapat pula
membantu meningkatkan motivasi dan ability kinerja
bawahan dan memberdayakannya. Keith Davis dalam
per-nyataannya yang dikutip oleh Thoha
(1993
:
280)
me-rumuskan empat sifat umum yang mempunyai pengaruh ter
hadap keberhasilan kepemimpinan organisasi, yaitu :
'(1) kecerdasan, (2) kedewasaan dan keluasan hubungan
sosial, (3) motivasi diri dan dorongan berprestasi. dan
(4) sikap-sikap hubungan kemanusiaan'.
h.
Pengelolaan
keuangan
yang
sudah
disalurkan
dari
pemerintah
dan
sumbangan
dari
masyarakat
merupakan
akuntabilitas Kepala Sekolah sebagai pimpinan dan
dibantu oleh Bendaharawan Sekolah. UU-SPN No. 2 Tahun
1992 (penjelasan) dan Tap MPR No.II/MPR/1993
meng-ungkapkan satu sistem yang menyelenggarakan satuan
dan kegiatan pendidikan sebagai
tanggungjawab
bersama
25
karena itu setiap menggunakan dana sekolah dilengkapi
dengan bukti-bukti.
i. Efektivitas dan efisiensi manajemen sekolah ditentukan
oleh profil kepemimpinan kepala Sekolah. Ini dapat
dilihat dalam penggunaan dana sekolah yang tersedia
sesuai dengan pos-pos yang ada seperti: SBPP, BOP,
BPOP. dan BP3.
j. Kepemimpinan yang
efektif
dan
efisien
adalah
ke
pemimpinan yang mampu
membudayakan
komitmen
terhadap
mutu. peningkatan mutu secara terus menerus, pokus pada
pelanggan (guru, murid, orangtua/wali murid.
usahawan,
dan masyarakat) dengan memberikan layanan yang terbaik,
kerjasama tim dan pemberdayaan sumberdaya manusia dalam
organisasi sekolah.
k. Kinerja sekolah bergantung pada efisiensi dan efektivi
tas interaksi fungsional dari berbagai unsur (guru,
murid, kurikulum. fasilitas, dan dana) dapat digerakkan
o1eh Kepa1a Seko1ah.
1. Partisifasi masyarakat dalam memberikan motivasi kepada
murid-murid agar tidak meninggalkan jam-jam belajar
sekolah. termasuk assesment terhadap apa yang telah,
sedang. dan
akan
dilakukan
sebagai
titik
berangkat
dalam perbaikan kedepan.
Premis-premis penelitian: dapat dilihat pada
gambar
Gambar 3
Premis-premis Penelitian
PRIBADI
PROFESIONAL
KEMASYARAKATAN
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian (Ali M, 1993) adalah suatu upaya
sistematis dalam menemukan, menganalisis
dan
menafsirkan
bukti-bukti
empirik
untuk
memahami
gejala-gejala
atau
untuk menemukan jawaban terhadap suatu
permasalahan
yang
terkait dengan gejala itu.
Berangkat dari fokus permasalahan,
penelitian
ini
menggunakan pendekatan
naturalistik
kualitatif.
Menurut
S.
Nasution
(1988)
bahwa
"Penelitian
kualitatif
pada
hakekatnya ialah mengamati orang dalam lingkungannya,
ber-interaksi dengan
mereka,
berusaha
memahami
bahasa dan
tafsiran mereka
tentang
dunia
sekitarnya".
Kemudian
(Stuart
A
Schlegel,
1984:29)
'tahap
akhir
penelitian
kualitatif ialah peneliti
harus
menafsirkan
hasil-hasil
penelitiannya'. Dalam tulisan Lexy J Moleong (1990)
dapat
disimpulkan
bahwa
penelitian
kualitatif
(qualitative
research)
berakar pada
latar
alamiah
sebagai
keutuhan,
mengandalkan manusia sebagai alat penelitian, memanfaatkan
metode kualitatif, dan
mengadakan
analisis
data
secara
induktif.
Peneliti
dalam
mengumpulkan
data
dan
informasi
dilakukan melalui kontak langsung
(face
to
face)
dengan
80
responden agar dapat mengamati perilaku, persepsi, pen
dapat, sikap, dan pendayagunaannya berdasarkan pandangan
subjek penelitian. Penelitian yang bersifat descriptive
lebih mementingkan proses dari pada hasil, membatasi studi
dengan fokus, memiliki seperangkat kriteria untuk
memeriksa keabsahan data, sasaran penelitian diarahkan
kepada usaha menemukan teori-teori dasar, responden dapat
menilai kembali data dan informasi yang diberikan perlu
direvisi atau untuk melengkapi data dan infomasi baru.
Ada lima karakteristik dari "qualitative research" yang dikemukakan oleh Bogdan CR dan Biklen CK (1982:27)
yaitu :
1. Qualitatif research has the natural setting as the
direct source o f data and the researchers i s the
key instrument.
2. Qualitative research i s descriptive.
3. Qualitative researchers are concerned with process
rather than simply with outcomes or products.
4. Qualitative researchers tend to analyze their data inductively.
5. Meaning Is o f essential concern to the qualitative
approach.
Karakteristik yang menjiwai penelitian kualitatif
itu terungkap bahwa :
men-81
datangi sumber data,
(2) Data yang dikumpulkan cendrung berbentuk kata-kata
dari pada angka-angka,
(3) Peneliti lebih menekankan pada proses, bukan semata
mata pada hasil,
(4) Peneliti melakukan analisis induktif cendrung
meng-ungkapkan makna dari keadaan yang diamati
(5) Kedekatan peneliti (dengan respon) sangat penting
dalam penelitian.
A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam Kabupaten Dati II
Indragiri Hilir. Pengambilan sumber data (informan) dalam
penelitian ini menggunakan "purpossive sampling" yang
menurut S. Nasution (1988:29) adalah . "pilihan peneliti
asfek apa dan siapa yang dijadikan fokus pada saat situasi
tertentu dan karena itu terus-menerus sepanjang peneliti
an, sampling bersifat purposif yakni tergantung pada
tujuan fokus pada suatu saat".
Sumber data dalam penelitian ini diangkat dari: (1)
Kantor Dinas P dan K Dati II Indragiri Hilir. (2) Kantor
Depdikbud Kecamatan Tembilahan. (3) Kantor Cabang Dinas
P dan K Kec Tembilahan. (4) Tiga Sekolah Dasar Negeri
82
1. Kantor Dinas P dan K Dati II Indragiri Hilir
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun
1951 kepada Daerah Tingkat II sebagai perpanjangan tangan
Daerah tingkat I untuk diberikan wewenang melaksanakan
pengelolaan sekolah dasar yang meliputi "Man, Money, and
Material" seperti : urusan gaji, kepangkatan,
kesejahtera-an, pembinaan personil, pembangunan pisik, dan fasilitas
pembelajaran lainnya. Berkenaan dengan penelitian ini akan
didapat data dan informasi tentang perkembangan Sekolah
Dasar di Kabupaten Indragiri Hilir.
2. Kantor Depdikbud Kecamatan Tembilahan
Kantor Depdikbud Kecamatan merupakan tempat kerja
para Pengawas/Penilik SD yang berwewenang langsung
melaku-kan pembinaan dan supervisi terhadap Kepala .Sekolah Dasar.
Dari kantor ini akan didapat data dan informasi tentang
program kerja pengawas/ penilik, kemampuan kerja kepala
sekolah, keadaan personil sekolah, dan fasilitas penunjang
pembelajaran lainnya.
3. Kantor Cabang Dinas P dan K Kecamatan Tembilahan
Untuk menjamin kelancaran tugas-tugas Pemerintahan
dibidang Pendidikan dan Kebudayaan, yang berdasarkan
Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Dati II Indragiri Hilir
83
Kecamatan dalam Kabupaten Dati II Indragiri Hilir. Untuk
menghindari kerancuan dalam pelaksanaan tugas, maka Bupati
KDH Tingkat II Indragiri Hilir mencabut surat keputusan
No : Kpts 201/IX/H0T-1988, tanggal 30 September 1988,
tentang penunjukan Kakandep Dikbud Kecamatan sebagai
Pembantu Kepala Dinas P dan K di Kecamatan. Dan menunjuk
Kacab, dan Karus Tata Usaha Dinas P dan K Kecamatan,
sesuai dengan Surat Keputusan Bupati KDH Tingkat II
Indragiri Hilir, No : Kpts 120/IV/H0T-1993 tanggal 24
April 1993. Dengan terbentuknya Cabang Dinas P dan K
Kecamatan yang baru itu, maka tugas dan peranannya merupa
kan perpanjangan tangan Dinas P dan K Dati II Indragiri
Hilir.
4. Tiga Sekolah Dasar (Responden)
Sesuai dengan tujuan penelitian ini, maka yang
dijadikan informan utama adalah para kepala sekolah dari
type sekolah yang berbeda. Sekolah Dasar yang dijadikan
sampel penelitian ditunjuk oleh Kacab Dinas P dan K
Kecamatan Tembilahan setelah menerima masukan dari Kepala
Dinas P dan K Dati II Indragiri Hilir. Izin melaksanakan
penelitian oleh Kacabdis dimaksud dengan surat nomor :
970/98/070 tanggal 11 Mei 1996. Bantuan yang diberikan
84
selalu mendampingi peneliti di lokasi guna kelancaran
penelitian, sehingga data dan informasi yang diperoleh
akan lebih dapat dipercaya.
Pada prinsipnya penelitian kualitatif lebih
meng-utamakan konteks dari pada jumlah informannya. Sependapat
dengan apa yang dikemukakan Subino Hadisubroto (1988:12)
bahwa "... peneliti kualitatif tidak akan memulai dengan
menghitung atau memperkirakan banyaknya populasi dan
kemudian menghitung proporsi sampelnya sehingga dipandang
sebagai yang telah representatif". Dari pandangan diatas
peneliti mengambil sampel penelitian pada Tiga Kepala
Sekolah Dasar dengan Tiga Type Sekolah, sesuai Kebutuhan
Personal Sekolah Dasar yang ditetapkan dengan Surat
Keputusan Dirjen Dikdasmen Depdikbud, No : 480/C/Kep/92,
tanggal 15 Desember 1992. Tiga Sekolah Dasar Negeri yang
dijadikan sampel penelitian itu, adalah :
(1). SD Negeri No 001 Tembilahan
(2). SD Negeri No Oil Pekan Arba
(3). SD Negeri No 039 Sei Beringin
Lebih jelasnya sampel penelitian ini dituangkan
Tabel 1
Sampel Penelitian
85
NO Nama Sekolah Type Kriteria
1 SD Negeri 001 A Jlh murid 241 org keatas
Tembilahan Kepala SD = 1 orang
Guru Umum = banyak kelas Guru Agama= 1 orang
Guru 0rkes= 1 orang Penjaga = 1 orang
2 SD Negeri Oil B Jlh murid 91 - 240 orang
Pekan Arba Kepala SD = 1 orang
Guru Umum = banyak kelas Guru Agama= 1 orang
Guru 0rkes= 1 orang Penjaga = 1 orang
3 SD Negeri 039 C Jlh murid 90 org kebawah
Sei Beringin Kepala SD = 1 orang
Guru Umum = 2 orang Guru Agama= - orang Guru Orkes= - orang Penjaga = 1 orang
B. Subjek Penelitian
Sumber data dan informasi penelitian yang merupakan
data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui
responden utama yaitu Kepala Sekolah Dasar. Untuk mencapai
tingkat validitas data dan informasi ini, peneliti melacak
kepada Penilik/ Pengawas Sekolah, Guru dan Personil lain
nya yang merupakan mitra kerja dalam melaksanakan tugas
[image:49.595.76.496.106.573.2]diperlu-87
(1982 : 73-74) bahwa 'keberhasilan suatu penelitian
naturalistik atau kualitatatif sangat tergantung kepada
ketelitian dan kelengkapan catatan lapangan (field notes)
yang disusun peneliti'.
C. Teknik Pengumpulan Data
Kegiatan pengumpulan data sejak dari persiapan izin
pelaksanaan penelitian sampai dengan data dan informasi
dikumpulkan, diklasifikasikan, dan dikonstruksikan dalam
laporan penelitian, peneliti melakukan serangkaian ke
giatan sebagai berikut:
Pertama: Mendapatkan surat izin penelitian (terlampir)
dari pejabat yang berwewenang, yaitu :
(a). Rektor IKIP Bandung, Nomor s 1698/K04/PL06.05/1996
tanggal 10 April 1996.
(b). Kepala Dinas P dan K Propinsi Dati I Riau, Nomor :
571/D.3/070/1996 tanggal 2 Mei 1996.
(c). Kepala Dinas P dan K Dati II Indragiri Hilir, Nomor :
1150/1996/070 tanggal 9 Mei 1996.
(d). Kepala Cabang Dinas P dan K Kecamatan Tembilahan,
Nomor : 970/96/070 tanggal 11 Mei 1996.
Kedua : Mengadakan pendekatan dengan subjek penelitian di
87
(1982 : 73-74) bahwa 'keberhasilan suatu penelitian
naturalistik atau kualitatatif sangat tergantung kepada
ketelitian dan kelengkapan catatan lapangan (field notes)
yang disusun peneliti'.
C. Teknik Pengumpulan Data
Kegiatan pengumpulan data sejak dari persiapan izin
pelaksanaan penelitian sampai dengan data dan informasi
dikumpulkan, diklasifikasikan, dan dikonstruksikan dalam
laporan penelitian, peneliti melakukan serangkaian ke
giatan sebagai berikut:
Pertama: Mendapatkan surat izin penelitian (terlampir)
dari pejabat yang berwewenang, yaitu :
(a). Rektor IKIP Bandung, Nomor : 1698/K04/PL06.05/1996
tanggal 10 April 1996.
(b). Kepala Dinas P dan K Propinsi Dati I Riau, Nomor :
571/D.3/070/1996 tanggal 2 Mei 1996.
(c). Kepala Dinas P dan K Dati II Indragiri Hilir, Nomor :
1150/1996/070 tanggal 9 Mei 1996.
(d). Kepala Cabang Dinas P dan K Kecamatan Tembilahan,
Nomor : 970/96/070 tanggal 11 Mei 1996.
Kedua : Mengadakan pendekatan dengan subjek penelitian di
88
pelaksanaan penelitian, seperti: kapan waktunya, apa
per-masalahannya, instrumen penelitian apa yang digunakan, dan
siapa yang menjadi responden penelitian.
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam
penelitian kualitatif (metode
etnografik,
fenomenologis,
atau naturalistik) pada umumnya adalah observasi,
wawan-cara, dan studi dokumenter.
1 . Observasi
Teknik observasi (pengamatan) ini digunakan untuk
mengamati secara langsung tentang perilaku kepemimpinan
Kepala Sekolah yang berhubungan dengan : cara kerja arus
surat menyurat ; interaksi antar personil ; penataan,
pemakaian, dan pemeliharaan perlengkapan barang milik
kekayaan sekolah ; bukti penggunaan dana ; menjaga
ke-bersihan ruangan UKS, kafetaria; dan memelihara keindahan
lingkungan pekarangan sekolah.
2 . Wawancara
Teknik wawancara (interview) menurut S.Nasution (1988:72) pada dasarnya dilakukan dengan dua bentuk yaitu
"wawancara berstruktur dan wawancara tak berstruktur".
Teknik berstruktur dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan
yang telah disiapkan sesuai dengan permasalahan yang akan
apa-89
bila jawaban berkembang diluar pertanyaan-pertanyaan
ter-struktur namun tidak lepas dari permasalahan penelitian.
c . Studi Dokumentasi
Teknik studi dokumentasi, digunakan untuk
mem-pelajari berbagai sumber dokumentasi, baik yang berada
di
sekolah itu sendiri maupun yang berada di kantor dinas/
instansi lain yang ada hubungannya dengan masalah tugas
kepemimpinan Kepala Sekolah. Pengambilan
data/ informasi
dalam dokumen perlu kejelian peneliti, apakah dokumen itu
otentik, dan dapat diangkat untuk menjawab permasalahan.
Tiga teknik pengumpulan data dan informasi yang
digunakan ini akan dapat saling melengkapi untuk memper
oleh data primer dan sekunder. Observasi dan interview
digunakan untuk menjaring data primer yang berkaitan
langsung dengan profil
kepala
sekolah,
sementara
studi
dokumenter digunakan untuk menjaring data sekunder yang
dapat diangkat dari berbagai dokumentasi tentang tugas
pokok dan pengelolaan administrasi sekolah.
D. Pelaksanaan Pengumpulan Data
Pelaksanaan pengumpulan data, dimana peneliti dapat
berfungsi sebagai instrumen penelitian
selalu
berpedoman
90
S.Nasution ( 1988 : 33 ) yaitu "tahap orientasi, tahap
eksplorasi, dan tahap membercek".
1. Tahap Orientasi
Kegiatan
yang
dilakukan
peneliti
dalam
tahap
orientasi adalah :
(a). Melakukan prasurvey ke lokasi dan sekaligus melakukan
kedekatan ke lembaga-lembaga terkait (kantor dinas/
instansi/sekolah)
(b). Melakukan studi dokumentasi dan studi kepustakaan
sehubungan dengan
karakteristik
masalah
yang
akan
disusun kedalam pradisain.
(c). Setelah menjalani seminar pradisain dan konsultasi
disain, maka pada tanggal 10 April 1996 peneliti men
dapatkan izin riset. "
2. Tahap Eksplorasi
Kegiatan dalam tahap eksplorasi ini
merupakan
ke
giatan pengumpulan data di lokasi, yaitu :
(a). Melakukan wawancara dengan Kepala Dinas P dan K Dati
II dan Kepala Cabang Dinas P dan K Kecamatan, sebagai
pemberitahuan dimulai dan berakhirnya penelitian.
(b). Melakukan wawancara dan mempelajari dokumentasi
secara intensif dengan kepala sekolah dan personil
91
(instrumen) yang telah peneliti sediakan.
(c). Melakukan observasi
(non-participant),
yang mendukung
kinerja sekolah, seperti : penataan dan pendayagunaan
sarana prasarana, hubungan sekolah dengan lingkungan.
(d). Melakukan wawancara dengan Pengawas/Penilik SD,
guna
pengejaran data dan informasi
yang
telah
diperoleh
dari Kepala Sekolah dan Majelis guru.
3. Tahap Member Chek
Kegiatan member-chek dilakukan setiap selesai
mem
peroleh data dan
informasi
baik
melalui
observasi
dan
wawancara maupun studi
dokumentasi.
Responden
diberikan
kesempatan untuk menilai kembali data dan
informasi
yang
telah diberikannya, apakah ada data
atau
informasi
baru
untuk dilengkapi atau merevisi
data
dan
informasi
yang
ada. Data yang diangkat dari dokumentasi
dilakukan
audit
trail
dengan maksud menchek keabsahan data
sesuai
dengan
sumber
aslinya.
Pengelohan data
senentiasa
dilakukan
triangulasi
yaitu menchek kebenaran data dengan cara
mem-bandingkan data yang diperoleh dengan sumber lain.
Dengan
demikian tujuan memberchek dapat menguji validitas,
reliabilitas, dan objektivitas.
92
Tingkat kebermaknaan hasil penelitian (S. Nasution,
1988:114) berhubungan erat dengan pemenuhan kriteria
"credibilitas (validitas internal), transferabilitas (validitas eksternal), dependenabilitas (reliabilitas), dan confirmabilitas (objectivitas) ".
1. Kredibilitas (dalam penelitian kuantitatif disebut
validitas internal) membicarakan seberapa jauh kebenaran
hasil penelitian dapat bermakna. Kegiatan yang dilakukan
oleh peneliti, adalah : (a). Mengadakan observasi secara
kontinu dengan cermat, terinci, dan mendalam sehingga
dapat dibedakan atau dikumpulkan hal-hal yang bermakna dan
yang tidak bermakna dalam memahami gejala-gejala tertentu.
(b). Mengadakan triangulation yaitu mengecek kebenaran
data dengan cara membandingkan dengan data yang diperoleh
dari sumber lain yaitu teman seprofesi (peer debriefing)
pada Dinas P dan K dan Depdikbud yang banyak mengetahui
dan memahami masalah yang sedang diteliti. (c). Penggunaan
bahan referensi (catatan lapangan) agar peneliti dapat
memperoleh gambaran yang lengkap, dapat memahami konteks
pembicaraan, dan memperkecil kekeliruan tentang data dan
informasi yang diberikan oleh nara sumber. (d). Selesai
observasi dan wawawancara peneliti melakukan memberchek
93
informasi yang diperoleh dari informan atau meminta
ulang
kembali kejelasan data dan informasi baru.
2. Transferabilitas
(validitas
eksternal)
yaitu
ber
kenaan
dengan
sejauhmana
hasil
penelitian
dapat
di-aplikasikan dala