• Tidak ada hasil yang ditemukan

KINERJA SEKOLAH DASAR NEGERI DITINJAU DARI PROFIL KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH : Studi pada Sekolah Dasar Negeri dalam Daerah Kabupaten Indragiri Hilir Riau.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KINERJA SEKOLAH DASAR NEGERI DITINJAU DARI PROFIL KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH : Studi pada Sekolah Dasar Negeri dalam Daerah Kabupaten Indragiri Hilir Riau."

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

KINERJA SEKOLAH DASAR NEGERI DITINJAU DARI

PROFIL KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH

(Studi pada Sekolah Dasar Negeri dalam Daerah

Kabupaten Indragiri Hilir Riau)

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Bidang Studi Administrasi Pendidikan

Oleh:

DRS. NURJA ASLT NIM 9332113

JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BANDUNG

(2)

MENGETAHUI DAN MENYETUJUI

OLEH TEAM PEMBIMBING

PROF. DR. H. ACHMAD SANUSK SH, MPA C PEMBIMBING I )

ffy-PROF. DR. H. ENGKOSWARA, M.ED C PEMBIMBING II )

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANDUNG

(3)

MENGETAHUI :

KOORDINATOR BIDANG STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA IKIP BANDUNG

(4)

.'Kaiahanlah, jtfda&aA oanux, vuuxg —&iarvg 'yatxg rrieriyQ&tahrai dengan <?iang-~&iang yang lida£ fn^ri^e-tahxiA '?

^•e*s\uvQgtififi,ya Viang yang &€Axi£aZtaA

yang dafuU nwneAittui, fi^tajaian. "

( jtt^-ZxjMiaA,, 39 : 9 )

•d>Jx...

in

Jim

teg!

&&mm

[Iwtfiut..*—K's»,'»»...';*-\#U8 fi...J"«',U1'' "Wim"'1 ' *• AMI.,.. I

.jftlah fiveninggiAan eiang yang 8&Uman dlanlaia hamxL

dan, viang -*<s-iang yang diSe^i ittKu, fis&ng&ianxuhn,

SeS&iana deiajai. "

(5)
(6)

ABSTRAK

Penelitian ini diberi judul 'Kinerja Sekolah Dasai* Negeri Ditinjau Dari Profil Kepemimpinan Kepala Sekolah : Studi Pada Sekolah Dasar Negeri Dalam Daerah Kabupaten Indragiri Hilir". Sampel penelitian adalah Tiga Sekolah Dasar, masing-masing sekolah dikategorikan Type A, Type B, dan Type C berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh SK Dirjen Dikdasmen Depdikbud No.480/C/Kep/92 tgl 15-12-1992.

Temuan yang ingin dicari melalui studi ini adalah sejauhmana profil kepemimpinan memberikan pengaruh kepada

kinerja sekolah dasar.

Rumusan permasalahan diuraikan dalam beberapa per-tanyaan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi profil kepemimpinan, kemampuan kepala sekolah dalam mengelola dan menyelenggarakan pendidikan, kemampuan mengemban tugas dan tanggung jawab kepala sekolah dalam tata laksana admi nistrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan, pendaya-gunaan sarana prasarana, dan hubungan sekolah-masyarakat.

Penelitian ini menggunakan pendekatan naturalistik kualitatif yang pada hakekatnya ialah mengamati secara langsung kepala sekolah (informan) sebagai sumber data primer, dan guru-guru, pengawas/penilik sekolah sebagai sumber data sekunder.

Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Agar memberikan keber-maknaan terhadap data, dilakukan analisis dan interpretasi secara kontinu yang merujuk kepada landasan teori.

Temuan yang diperoleh melalui penelitian ini, yaitu tugas dan tanggung jawab yang berbentuk informasi kuanti tatif (pencatatan, pengetikan, pengisian format) dan tugas dan tanggung jawab yang berbentuk manajemen (penataan, pengaturan, penilaian, komunikasi, kerjasama) dapat di kategorikan "ada" dan "tidak ada", dan kategori ada di-rinci menjadi sub kategori "baik", "sedang", dan "kurang". Realisasi tugas dan tanggung jawab kepala sekolah dalam tata laksana administrasi sekolah, pembinaan tenaga kepen didikan, menciptakan/mendayagunakan sarana prasarana, dan hubungan sekolah-masyarakat pada dasarnya bergantung kepada tingkat pemahaman kepala sekolah dan dukungan sumberdaya yang ada (tenaga kependidikan, dana, fasilitas/ sarana prasarana).

Implikasi penelitian ini melahirkan beberapa re-komendasi terhadap (1) Kepala Sekolah sebagai pengelola satuan pendidikan, (2) Pengawas/Penilik Sekolah sebagai urusan kurikulum dan pengawasan terhadap pembelajaran, (3) Pemerintah/ Dinas P dan K yang berwenang terhadap 3M's yaitu : Man, Money, and Material.

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan dan Pengesahan Pembimbing i

Persetujuan dan Pengesahan Koordinator

Bidang Studi Administrasi Pendidikan ii

Halaman Motto iii

KATA PENGANTAK iv

UCAPAN TERIMA KASIH vii

ABSTRAK xi

DAFTAR ISI xii

DAFTAR TABEL xvi

DAFTAR GAMBAR xviii

DAFTAR LAMPIRAN xix

BAB. I. PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Identifikasi Masalah dan Pertanyaan

variabel Penelitian 8

C. Tujuan Penelitian 12

1. Tujuan Umum 12

2. Tujuan Khusus 12

D. Kegunaan Penelitian 13

1. Kegunaan Teoritis 13

2. Kegunaan Praktis 16

E. Paradigma Penelitian :Kerangka Pikir

dan Premis-premis 17

1. Kerangka Pikir 18

2. Premis-premis 21

BAB. II. KINERJA SEKOLAH DASAR DITINJAU DARI

PROFIL KEPEMIMPINAN 27

A. Peranan SD dalam Pembangunan

Sumber Daya Manusia 27

B. Fungsi dan Peranan Profil Kepemimpinan

Kepala Sekolah 31

(8)

C. Tugas pokok dan tanggung jawab

Kepala Sekolah 56

1. Tata laksana Administrasi Sekolah . 56 a. Administrasi TU / Surat Menyurat 56

b. Administrasi Personil 57

c. Administrasi Keuangan 62

d. Administrasi Kemuridan 65

e. Administrasi Pembelajaran 66

2. Pembinaan Tenaga Kependidikan 68 3. Pendayagunaan Sarana Prasarana .... 69 4. Hubungan Sekolah-Masyarakat 71

D. Hasil Penelitian Sebelumnya 72

E. Rangkuman Tinjauan Teoritis 75

1. Peranan SD dalam Pembangunan SDM .. 75 2. Fungsi dan Peranan Profil

Kepemimpinan Kepala Sekolah 76 3. Tugas Pokok dan Tanggung jawab

Kepemimpinan Kepala Sekolah 78

EAB. Ill. METODOLOGI PENELITIAN 79

A. Lokasi Penelitian 81

1. Kantor Dinas P dan K Dati II

Indragiri Hilir 82

2. Kantor Depdikbudcam Tembilahan .... 82 3. Kantor Cabang Dinas P dan K

Kecamatan Tembilahan 82

4. Tiga Sekolah Dasar (Responden) .... 83

B. Subjek Penelitian 85

C. Teknik Pengumpulan Data 87

1. Observasi 88

2. Wawancara 88

3. Studi Dokumentasi 89

D. Pelaksanaan Pengumpulan Data 89

1. Tahap Orientasi 90

2. Tahap Eksplorasi 90

3. Tahap Member chek 91

E. Signifikansi Hasil Penelitian 91

1. Kredibilitas 92

(9)

2. Transferabilitas 93 3. Dependabilitas dan

Konfirmabilitas 93

F. Teknik Analisa Data 94

BAB. IV. TEMUAN DAN ANALISIS PENELITIAN 97

A. Gambaran umum Sekolah Dasar

di Kabupaten Indragiri Hilir 98

B. Objek Studi Penelitian Ill

1. SD Negeri 001 Tembilahan 112 2. SD Negeri Oil Pekan Arba 117 3. SD Negeri 039 Sei Beringin 120

c. Kinerja Sekolah Dasar ditinjau dari

Profil Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 124

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi

Kinerja Sekolah 125

a. Pedoman dan Peraturan 127

b. Pembinaan Atasan 129

c. Tingkat Pendidikan 130

d. Pengalaman dan Pelatihan 131 e. Kerjasama Pei^sonil dan

Pelayanan Sarana Prasarana 132 2. Tugas pokok dan tanggung jawab

Pengelolaan Administrasi 135

a. Administrasi Sekolah 135

(1) Administrasi Tata Usaha/

Surat Menyurat 136

(2) Administrasi Personil 136

(3) Administrasi Keuangan 136 (4) Administrasi Kemuridan 137 (5) Administrasi Pembelajaran .. 138 b. Pembinaan Tenaga Kependidikan

(diskusi kelompok, kunjungan kelas, pembicaraan individual, simulasi pembelajaran, kelompok

kerja guru) 154

c. Pendayagunaan Sarana prasarana (pustaka, labor, aula, ruang

ibadah, dan GOR) 160

d. Hubungan Sekolah-Masyarakat (pemerintah, atasan, kollega,

ortu/wali murid, dan masyarakat) 163

(10)

BAB.

D. Pembahasan Hasil Penelitian dan

Implikasinya

|°°

1. Rangkuman

|^°

2. Implikasi Hasil Penelitian

169

V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

176

A. Kesimpulan

J-J*J

B. Rekomendasi

lt5U

DAFTAR PUSTAKA

^4

LAMPIRAN

iy

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Sampel Penelitian 85

2 Jenjang Kepangkatan Kepala SD di Kabupaten

Indragiri Hilir, Tahun 1995/1996 98

3 Keadaan Jumlah Kelas dan Murid Sekolah Dasar

di Kabupaten Indragiri Hilir, Th 1995/1996 .. 101

4 Jumlah Gedung, Jumlah Ruang Belajar, dan Jumlah Kelas di Kabupaten Indragiri Hilir

Tahun 1995/1996 102

5 Keadaan Rumah Dinas Guru dan Penjaga Sekolah

di Kabupaten Indragiri Hilir, Th 1995/1996 .. 110

6 Keadaan Guru-guru dan Penjaga Sekolah

SD Negeri 001 Tembilahan, Tahun 1995/1996 ... 114

7 Jumlah Murid, dan Agama SD Negeri 001

Tembilahan, Keadaan bulan April 1996 116

8 Keadaan Guru-guru dan Penjaga Sekolah

SD Negeri Oil Pekan Arba, Tahun 1995/1996 ...

118

9 Jumlah Murid, dan Agama SD Negeri 011 Pekan

Arba. Keadaan bulan April 1996 119

10 Keadaan Guru-guru dan Penjaga Sekolah

SD Negeri 039 Sei Beringin, Th 1995/1996 121

11 Jumlah Murid, dan Agama SD Negeri 039

Sei Beringin, Keadaan bulan April 1996

123

12 Lokasi, Type, dan Identitas

Pada Tiga Sekolah Dasar (Responden) 125

13 Frekwensi Pengawasan/ Penilik Sekolah Dasar Pada Tiga Sekolah Dasar (Responden)

(Bulan Juli 1995 s/d April 1996) 130

14 Kegiatan Umum pada Tiga Sekolah Dasar

(Responden)

142

15 Instrumen Tata Usaha/ Surat Menyurat

Tiga Sekolah Dasar (Responden)

143

[image:11.595.85.494.80.714.2]
(12)

16 Instrumen Administrasi Person!1

Tiga Sekolah Dasar (Responden)

145

17 Instrumen Administrasi Keuangan

Tiga Sekolah Dasar (Responden)

149

18 Instrumen Administrasi Kemuridan

Tiga Sekolah Dasar (Responden)

151

19 Instrumen Administrasi Pembelajaran

Tiga Sekolah Dasar (Responden)

153

20 Pelaksanaan Teknik-teknik Pengawasan

Tiga Sekolah dasar (Responden

i

21

Pengerjaan Administrasi dan Pemberdayaan

Sarana Prasarana Tiga Sekolah Dasar

(Responden )

l^^

22

Kegiatan Hubungan Sekolah-Masyarakat

Tiga Sekolah Dasar (Responden)

165

23

Aspek dan Type Kepemimpinan

171

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

1 Keterkaitan antara

masalah-tujuan-pertemuan-kesimpulan

2 Kerangka Pikir Penelitian

3 Premis-premis Penelitian

4 Sekolah Dasar dalam Sistem Pendidikan Nasional

5 Pendidikan dalam Pembangunan

6 Matriks Administrasi/Manajemen Pendidikan

7 Bagan Educational Resource Management Design (ERMD)

8 Empat Gaya Dasar Kepemimpinan

9 Prosedur Pengolahan Data

10 Grafik Perkembangan Sekolah Dasar (Jumlah Kepala SD, Guru SD. dan Penjaga SD) di Kabupaten Indragiri Hilir

Tahun 1993/94-1995/96

11 Sumber dan Arus Penggunaan Uang di Sekolah Dasar

x v m

Halaman

12

91

26

30

36

50

96

106

[image:13.595.89.500.97.757.2]
(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Kisi-kisi Pedoman Pengumpulan Data 191

2 Lembaran Pelaksanaan Tugas Kepala Sekolah ... 195

3 Dokumentasi Wawancara 202

4 Izin Studi Lapangan/Penelitian :

4.1 Rektor IKIP Bandung 207

4.2 Kadis P dan K Prop. Dati I Riau 208

4.3 Kadis P dan K Dati II Inhil 209

4.4 Kacabdis P dan K Kec. Tembilahan 210

5 Peta :

5 .1 Prop ins i Riau 211

5.2 Kabupaten Indragiri Hilir 212

6 SK Pembimbing Penulisan Tesis 213

7 Riwayat Hidup Penulis 214

(15)
(16)

BAB I

P E N D A H U L U A N

A. Latar Belakang Masalah

Dicanangkannya Gerakan Wajib Belajar Pendidikan

Dasar Sembilan Tahun oleh Bapak Presiden Soeharto pada

tanggal 2 Mei 1994 yang lalu,

merupakan komitmen Korps

Pendidikan yang menjadi utama dalam

penyelenggaraan

pen

didikan dan mensukseskannya.

Pelaksanaan Gerakan Wajar

Sembilan Tahun itu sudah dimulai pada tahun ajaran 1994/

1995, dan sekaligus diberlakukan Kurikulum 1994.

Gerakan

itu merupakan salahsatu upaya tercapainya sasaran Pem

bangunan Jangka Panjang II, dan sejalan pula dengan empat

strategi pokok dalam pembangunan pendidikan nasional sejak

Repelita I sampai sekarang.

Empat strategi pokok pem

bangunan pendidikan itu adalah : (1) peningkatan

pemerata-an kesempatpemerata-an pendidikpemerata-an ; (2) peningkatpemerata-an relevpemerata-ansi

pen

didikan dengan pembangunan ; (3) peningkatan kualitas pen

didikan ; dan (4) peningkatan efisiensi

pengelolaan

pen

didikan.

Empat strategi pokok itu selanjutnya perlu

dijabar-kan kedalam rencana dan prioritas yang bertitik-tolak

pada tiga fungsi dasar dari Sistem Pendidikan Nasional,

yaitu : (1) mencerdaskan kehidupan bangsa ; (2)

(17)

dalam proses memasuki era industrialisasi ; dan (3)

mem-bina dan mengembangkan penguasaan berbagai cabang keahlian

ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pembangunan dalam era tinggal landas merupakan

pem-banguan yang mandiri dan harus didukung oleh kekuatan,

prakarsa, dan dinamika masyarakat kita

sendiri.

Presiden

Soeharto dalam membuka Musyawarah Nasional III Ikatan

Sardana Pendidikan Nasional (ISPI) pada tanggal 16 Juni

1994 mengatakan :

"Pembangunan kita tidak hanya memberikan perhatian kepada pembangunan kebendaan saja, tetapi juga pem bangunan manusia yang serba dimensi. Pengalaman

bangsa-bangsa lain yang

telah

maju

menunjukkan

bahwa

pem

bangunan seperti itu belum tentu menghasilkan

kesejah-teraan dan kebahagiaan, bahkan tidak Jarang membawa dampak sosial budaya yang merendahkan kemanusiaan"

Diperkirakan pada abad ke-21 kemajuan ilmu penge

tahuan dan teknologi, dan perubahan globalisasi lainnya

akan mempunyai pengaruh

terhadap

bangsa

dan

masyarakat

kita. Antisipasi semuanya itu diperlukan manusia yang

ber-kualitas, sejak dari dini ditanamkan nilai-nilai luhur

oleh manusia (pendidik) yang berkualitas pula. Sesuai

dengan amanat Garis-garis Besar Haluan Negara dalam Bab

III bahwa "Upaya pembangunan pendidikan masih perlu terus

dilanjutkan untuk meningkatkan mutu pendidikan sehingga

(18)

Namun kini masih dirasakan Jumlah dan jenis lulusan pen

didikan belum link antara perencanaan pendidikan dengan

pengadaan tenaga kerja, dan harus match dengan kebutuhan

tenaga terampil diberbagai bidang pembangunan. Lahirnya

Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, dan diikuti oleh Peraturan Pemerintah sebagai

petunjuk pelaksanaannya serta kebijakan berupa Keputusan

Menterl Pendayaan Aparatur Negara Nomor 26 Tahun 1989 yang

merupakan usaha untuk mencapai relevansi, kualitas, dan

efektivitas pendidikan.

Kondisi guru (pendidik) di Indonesia kini

meng-gambarkan latar belakang pendidikan yang beraneka ragam,

antara lain dlsparitas (tidak sejenis), ketersediaan guru

daerah, terbatasnya kewenangan guru mengajar yang dimiliki

lulusan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK), dan

masih banyak ditemukan adanya guru yang memengajar diluar

bidang keahliannya. Temuan itu sehubungan dengan pendapat

S. Nasution (1987:160-161) tentang faktor-faktor yang

mem-perlamban pembaharuan dalam pengajaran di sekolah, antara

lain :

(1) Keengganan masyarakat yang mencurigai perubahan karena anggapan bahwa pendidikan mereka terdahulu di sekolah baik, dan khawatir kalau-kalau pem baharuan Justru membawa kerugian bagi anak-anak. (2) Para Penilik Sekolah dan Staf Kementerian Depdikbud

(19)

mampu mendemonstrasikan metode-metode baru.

(3) Administrasi sistem pendidikan terlampau dipusatkan

dalam tangan

pejabat-pejabat

tertentu yang

men-jalankan pembaharuan melalaui saluran birokratis.

(4) Guru-guru cendrung

mempertahankan

praktek-praktek

rutin.

(5) Teori yang dibentuk berdasarkan penelitian,

sering

dalam situasi laboratorium,

jarang ada kaitannya

dengan masalah-masalah praktis dalam kelas.

(6) Sekolah pada hakekatnya konservatif dan terutama

melihat tugasnya untuk menyampaikan kebudayaan masa

lampau.

(7) Ide- ide

baru dalam kebanyakan

aspek

kehidupan

biasanya memakan waktu lama

agar

diterima

secara

umum, adakalanya puluhan bahkan ratusan tahun

lama-nya.

Guru sekolah dasar seharusnya minimal berpendidikan

SD + 8 tahun atau SLTA + 2 tahun. T. Raka

Joni

(1992:28)

mengatakan "... jenjang

SI dianggap

sebagai

persyaratan

ideal pendidikan profesional prajabatan

guru

dari

Taman

Kanak-kanak sampai dengan Sekolah Menengah Tingkat

Atas".

Sejalan dengan gerakan untuk memprofesionalisasikan

Jabat-an guru dijenjJabat-ang pendidikJabat-an

dasarpun

seyogianya

secara

selektif dapat dipekerjakan guru-guru

dengan

kualifikasi

formal pendidikan jenjang SI. Kenyataan di

lapangan

kini

masih terdapat guru Sekolah Dasar yang berpendidikan SD +4

tahun, berpendidikan SD + 6 tahun, dan ada juga yang sudah

berpendidikan SD + 8 tahun atau Diploma

II.

Sebagaimana

diketahui dengan SK Mendikbud No.0854/0/1989, guru Sekolah

Dasar ditingkatkan

persyaratan

pendidikan

prajabatannya

(20)

"pada awal memasuki proses tinggal landas, pendidikan

tenaga kependidikan selayaknya memasuki Program Sarjana

Pendidikan (SI) yang berangsur-angsur menjelang akhir

program pembangunan jangka panjang kedua berpendidikan

(S2) atau Magister".

Sehubungan dengan pengangkatannya sebagai pejabat

pemimpin pendidikan formal menurut Ngalim Purwanto (1975:

58) harus memenuhi persyaratan minimal sebagai berikut :

(1) Memiliki ijazah yang sesuai dengan ketentuan/per-aturan yang telah ditetapkan pemerintah;

(2) Mempunyai pengalaman kerja yang cukup terutama di sekolah yang sejenis dengan sekolah yang

dipimpin-nya;

(3) Memiliki kepribadian yang baik, terutama sikap dan sifat kepribadian yang diperlukan bagi kepentingan pendidikan;

(4) Mempunyai keahlian dan pengetahuan luas, terutama mengenai bidang-bidang pengetahuan dan pekerjaan yang diperlukan bagi sekolah yang dipimpinnya;

(5) Mempunyai ide dan inisiatif yang baik untuk kemaju-an dkemaju-an pengembkemaju-angkemaju-an sekolahnya.

Sekolah yang bermutu secara langsung dapat

di-tunjukkan oleh kemampuannya dalam menciptakan proses pen

didikan yang merupakan komponen inti dari sistem pen

didikan, karena jumlah sumberdaya pendidikan dldayagunakan

secara efisien. Yang dimaksud dengan sumberdaya pendidikan

(Depdikbud, 1994:107) ialah "komponen pendidikan yang

dapat mendorong terciptanya situasi yang kondusif untuk

meningkatkan mutu proses belajar mengajar yang pada

(21)

murid ...". Proses pendidikan itu dapat dilihat dari

proses manajemen sekolah dan proses pengajaran.

Depdikbud

(1994:108) menyebutkan "Proses manajemen sekolah yang

ber-mutu ialah yang mampu mendayagunakan faktor-faktor input

sehingga memungkinkan bagi terciptanya proses pengajaran

yang bermutu". Faktor-faktor

input

dimaksud

ditunjukkan

oleh sumber-sumber pendidikan yaitu sumberdaya manusia

(guru dan tenaga kependidikan lainnya), sarana/prasarana

pendidikan, dan teknik/ metode pendidikan. Kepala

Sekolah

sebagai individu yang

menempati

kedudukan

tertinggi

di

sekolahnya, ia dapat mempengaruhi bawahannya agar

bekerja

dengan penuh tanggung jawab sesuai dengan tugas

yang

di-embannya.

Bila disimak fungsi dan tanggung jawab yang diemban

oleh Kepala Sekolah

Dasar

yang

sesuai

dengan

berbagai

teori administrasi pendidikan sebagai ilmu yang harus

di-milikinya dan berbagai ketentuann dari pejabat

yang

ber

wenang,

maka

perlu

dipersiapkan

kepala

sekolah

yang

profesional dan dilakukan dengan salah satu

usaha

adalah

meningkatkan pendidikannya minimal berpendidikan

SD

+

8

tahun atau SMTA + 2 tahun. Namun kita tahu bahwa dukungan

anggaran untuk program penyetaraan (Diploma II)

yang

dl-ikuti oleh Kepala Sekolah Dasar sangat terbatas, akibatnya

(22)

penyetaraan dimaksud belum tentu akan dapat

diselesaikan,

sementara masih ditekankan pula pada tujuan pemenuhan

ke-butuhan akan jumlah calon guru.

Untuk mengatasi berbagai kendala dalam

mempersiap-kan tenaga pendidik sekolah dasar yang

potensial,sebenar-nya jauh sebelumpotensial,sebenar-nya Pemerintah Daerah Tingkat

I

Propinsi

Riau dalam hal ini Dinas Pendidikan dan Kebudayaan telah

mengambil langkah-langkah sebagai usaha untuk peningkatan

mutu pendidikan, antara lain memberikan tugas belajar

ke

pada tenaga kependidikan sekolah

dasar

(Kepala

Sekolah,

Guru, Staf Dinas P dan K) pada jenjang SO, SI dan

S2

di-berbagai perguruan tinggi ilmu pendidikan di Sumatera dan

Pulau Jawa.

Diharapkan investasi pendidikan tugas belajar

ter-sebut

tidak

saja

memberikan

manfaat

langsung

kepada

pribadi (konsumtif) tetapi juga diharapkan dapat

memberi

kan manfaat sosial yang menumbuhkan

kapasitas

produktif.

Kapasitas produktif

tersebut

(Noeng Muhadjir,

1992:51)

dapat memberikan efek bermacam-macam, seperti:

(a) angkatan kerja lebih produktif;

(b) mobilitas sosial meningkat (mampu memilih cara yang lebih efisien dalam hal komunikasi, keuangan,

transportasi, informasi, dan Iain-lain;

(c) dapat mengelola lebih baik sumber dan barang langka

(lebih efektif dan dapat mencari substitusi);

(d) mampu tumbuh mengikuti

perubahan,

berbeda

dengan

produk non-manusia; dan

(23)

8

Dilihat dari segi ekonomi pendidikan bahwa produk

pendidikan

adalah

"manfaat"

pendidikan

yang

berkaitan

dengan politik, ekonomi,

sosial,

kebudayaan,

dan

Iain-lain. Menurut Fakry Gaffar (1987:7) "keuntungan pendidikan

ini bersifat jangka lama atau tidak quick yielding. Ke

untungan pendidikan ini ada yang bersifat

individual

dan

ada pula yang bersifat kemasyarakatan yang tidak

langsung

yang disebut dengan spilt over benefit".

B. Identifikasi Hasalah dan Pertanyaan Variabel Penelitian

Salah satu usaha untuk mempersiapkan tenaga ke

pendidikan sekolah dasar (Kepala Sekolah, Guru,

dan

Staf

Dinas P dan K) yang profesional berdasarkan Peraturan

Pemerintah No. 65 Tahun 1951, Pemerintah Daerah Tingkat I

Propinsi Riau No. Kpts. 301/XI/1982

tanggal

11

Nopember

1982 memberikan tugas belajar kepada tenaga kependidikan

tersebut diatas. Kenyataan sekarang masih terus

ber-langsung tugas

belajar

pada

program

S2

(Magister)

di

IKIP Bandung sesuai dengan memorandum kesepakatan antara

Pemerintah Daerah Tingkat I Riau dengan Rektor IKIP

Bandung No. 5516/PT.25.L/Q/1989 tanggal 6 Oktober 1989 dan

SKB antara Kepala Dinas P dan K Dati I Propinsi Riau

dengan Direktur Program Pasca

Sarjana

IKIP

Bandung

No.

Kpts

072/A/420.1/89

dan

Nomor.

1017/PT.25.H4.PPS/U/89

(24)

dengan pendidikan tersebut dibebankan pada mata

anggaran

21.0.16.1.01.043 dalam APBD Tingkat I Riau. Setelah tenaga

kependidikan tersebut diatas mengakhiri pendidikannya di

harapkan kembali dan bekerja dilingkungan Pendidikan Dasar

pada Dinas P dan K Dati I Propinsi Riau.

Kembalian ini

sesuai dengan apa yang dikatakan Beeby oleh Fakry Gaffar

(1987:117) bahwa "Pendidikan itu mempunyai kualitas tinggi

bilamana output

pendidikan itu mempunyai nilai

bagi

masyarakat yang memerlukan pendidikan itu".

Selain itu diharapkan pula output pendidikan dapat

merubah "perilaku" individu kearah yang lebih baik lagi,

sesuai dengan karakteristik yang dimilikinya

(kemampuan,

kebutuhan, kepercayaan, pengalaman, pengharapan, dan lain

nya) yang akan dibawanya manakala individu itu akan me

masuki lingkungan (sekolah) yang punya karakteristik

ter-sendiri pula,

seperti tugas-tugas,

wewenang,

tanggung

jawab, dan lainnya. Sehubungan dengan perilaku itu Miftah

Thoha (1993:34)

mengungkapkan

formula David A Nadler,

ed.al, yaitu : P = F (I,L).

Ungkapan

itu dapat dibaca

"perilaku adalah suatu fungsi dari

interaksi

antara

individu dengan lingkungannya".

Sikun Pribadi

(1981:26)

sebelumnya menekankan bahwa "pandangan behavioral dalam

(25)

10

dasarnya adalah fenomen perilaku".

Pendekatan sifat kepribadian terhadap kepemimpinan

telah memberikan beberapa pandangan yang deskriptif tetapi

sedikit mengandung nilai yang prediktif. Apa kepribadian

itu ? Kantao (1992:49) mengemukakan pendapat Gordon W

Allport yaitu "Personality i s the dinamic organization

whit in the individual of those psychophysical system,

that determines his unique ajustment to his environment".

Penelitian ini berusaha menemukan suatu model

profil kepemimpinan kepala sekolah yang dapat mempengaruhi

kinerja sekolah. Dari latar belakang dan fokus masalah

akan pentingnya Profil Kepala Sekolah yang dapat mem

pengaruhi kinerja Sekolah Dasar Negeri dalam rangka pe

ningkatan mutu sumber daya manusia, maka dirumuskan :

"Sejauh manakah profil kepemimpinan Kepala Sekolah

dapat mempengaruhi kinerja Sekolah Dasar Negeri

sesuai dengan fungsi dan tanggung jawabnya".

Dari rumusan masalah ini akan dirinci untuk

dijadi-kan pertanyaan penelitian sebagai berikut :

a. Apakah faktor-faktor seperti : berbagai pedoman, per

aturan, instruksi, pembinaan dari pengawas/penilik

sekolah dan atasan lainnya, latar belakang/ tingkat

pendidikan, pengalaman, pelatihan, dukungan personil,

(26)

kinerja Sekolah Dasar dalam melaksanakan tugas untuk

mencapai keberhasilan dalam pembelajaran ?

b. Apakah Kepala Sekolah

telah

melaksanakan

pengelolaan

fungsi pokok administrasi pendidikan. seperti kegiatan

perencanaan, kegiatan pelaksanaan.

dan

kegiatan

pem

binaan/ evaluasi sehubungan dengan penyelenggaraan pem

belajaran di sekolah yang dipimpinnya ?

c. Apakah Kepala Sekolah telah mengembangkan

dengan

baik

tugas pokok tata laksana administrasi sekolah,

seperti

tata usaha/ surat menyurat, adm personil, adm keuangan,

adm kemuridan, dan adm program pembelajaran.

d. Apakah Kepala Sekolah telah memberikan pembinaan ter

hadap- semua personil dalam diskusi kelompok,

observasi

kelas, pertemuan pribadi simulasi pembelajaran, dan ke

giatan Kelompok Kerja Guru (KKG) ?

e. Apakah Kepala Sekolah telah dapat menciptakan dan

men-dayagunakan sarana/prasarana (pustaka, lab. aula, ruang

ibadah, dan lapangan olahraga/seni) dengan efektif ?

f. Kepala Sekolah dalam menjalankan tugas

perlu

dukungan

pihak lain (pemerintah, atasan, kolega, orang tua siswa

dan masyarakat). Apakah kerjasama yang baik selama ini

tetap dipelihara atau ditingkatkan ?

Keterkaitan antara masalah, tujuan. temuan studi

(27)

12

Gambar 1

Keterkaitan antara masalah-tujuan-temuan-kesimpulan

PROFIL KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH

Manajemen Fungsional (Proses Adm) -Perencanaan -Pelaksanaan -Pembinaan/ Evaluasi Dasar Tujuan Manajemen Operatif (Adm sekolah) -Adm TU/ Surat

me-menyurat, Adm Per sonil, Adm Keuang-an, Adm KemuridKeuang-an, Adm Pembelajaran -Pembinaan Tenaga Kependidikan -Pendayagunaan Sarana/ Prasarana -Hubungan sekolah-masyarakat Masalah

-Keterbatasan jumlah personil (Kepsek tugas rangkap)

-Tumpang tindih antara penerimaan/ pengeluaran dana

vang bersumber dari pemerintah, BP3, dan usaha sklh

-Penerimaan murid baru yang bersifat lentur (fleksibel)

-Eks kur bersifat insidentil, Satpel berbentuk copy

-Keterbatasan pemahaman teknik pembinaan personil

-Ruang (lemari) perpustakaan tidak tersedia

-Keberadaan BP3 belum memberikan arti bagi sekolah

Alternatif, strategi, gaya/cara kerja pemecahannya

-Diusulkan ke pihak yang berwenang penambahan personil

-Ditunjuk Bendaharawan khusus sesuai dengan sumber dana

-Diberitahukan melalui BP3, orsos kemasyarakatan

-Ekskur berprogram, dan Satpel dikoordinir oleh kepsek

-Pelajari kurikulum, instrumen, diskusikan dalam KKKS

-Tentukan jadwal kegiatan perpustakaan

-Pengurus BP3 tidak harus orangtua murid

[image:27.595.74.489.150.715.2]
(28)

13

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mendapatkan

gambaran profil

kepala

sekolah

yang

bagaimanakah

yang

dapat mempengaruhi

kinerja

Sekolah

Dasar

Negeri

dalam

mengelola tugas pokok kepemimpinan di sekolahnya.

2. Tujuan Khusus

Berangkat dari

tujuan

umum

diatas,

maka

tujuan

khusus dalam penelitian

ini

adalah

mendeskripsikan

dan

menganalisis tentang :

a. Profil Kepemimpinan Kepala Sekolah, dalam

melaksanakan

tugas dan

tanggung

jawabnya

dapat

dipengaruhi

oleh

faktor eksternal (pedoman, peraturan, pembinaan atasan,

tingkat

pendidikan,

pengalaman,

pelatihan,

dukungan

personil, dana, sarana prasarana) dan

dapat

pula

di

pengaruhi oleh faktor internal (watak kepribadian

yang

mencakup

sifat-sifat

cerdas-dewasa-sikap-perilaku,

kemampuan, kebutuhan, komitmen, pengharapan).

b. Pengelolaan fungsi pokok administrasi pendidikan

peren-canaan, pelaksanaan, dan pembinaan/evaluasi)

yang

di-laksanakan oleh Kepala Sekolah sehubungan dengan

penye-lenggaraan pembelajaran di sekolahnya.

c. Tugas pokok dan tanggung jawab Kepala Sekolah dalam

me-ngerjakan tata laksana dalam bidang

operasional

admi

(29)

14

adm keuangan, adm kemuridan, dan adm pembelajaran.

d. Pembinaan yang dilakukan oleh Kepala

Sekolah

terhadap

personil sekolah sehubungan dengan

kegiatan,

(diskusi

kelompok, observasi kelas, pertemuan pribadi/

face

to

face, simulasi pembelajaran, dan KKG).

e. Pendayagunaan sarana/

prasarana

yang

tersedia

untuk

efektivitas pembelajaran, pustaka, labor, aula, ruangan

ibadah, ruang UKS, tempat olahraga/seni, dan jamban/WC.

f. Hubungan sekolah-masyarakat (pemerintah setempat, atas

an, kolega, ortu/wali

murid,

organisasi

pemuda,

dan

masyarakat) dalam rangka

memberikan

penjelasan bahwa

pendidikan itu tanggung jawab bersama.

D. Kegunaan Penelitian

Kegunaan hasil penelitian ini

dapat

dilihat

dari

asfek teoritis dan praktis.

1. Kegunaan Teoritis

Sejumlah fakta yang terkumpul dari hasil

pengamat-an, wawancara, dan studi dokumentasi baik diprogram maupvm

tidak diprogram dari suatu penelitian disusun dalam

suatu

disiplin yang dapat dipertanggungjawabkan untuk

digenera-lisasi berpedoman pada teori tertentu. Apabila

tidak

ada

teori yang mendasari masalah yang diteliti maka perlu

mem-buat formulasi dengan

meninjau

literatur

yang

relevan,

sebab teori berguna untuk menjadikan pedoman penyusunan

(30)

15

menjelaskan tentang teori, namun batasan-batasan

itu

re-latif tidak lengkap sebab mereka memandang

sesuai

dengan

latar belakang disiplin ilmu yang

memandang,

karena

itu

satu teori akan lebih lengkap apabila didukung oleh teori

lainnya. Batasan-batasan

tentang

teori

itu

dikemukakan

oleh berbagai pakar ilmu, antara lain :

(1) Kenneler GF. (1966). mengemukakan.

"...a theory^ is

a group of laws which are deductively connected".

(2) Kerlinger F & Pedhasur

EJ,

(1973),

mengemukakan,

"A

theory

is

a

set

of

interelated

constructs

i• consepts).

definitions.

and

propositions

that

presents

a

systematic

view

of

phenomena

by

specifying

relation

among

variables.

with

the

purpose

of

ex-plaining

and

predicting

the

phenomena".

(3) Black

JA

&

Champion

JD.

(1976),

mengemukakan.

"A

theory

is

a

set

of

systematically

related

propositions specifying causal

relationship

among

variables".

(4) Lauden L, (1977). mengemukakan,

"In

the ^standard

literature on scientific inference, as well as in common scientific practice the term "theory' refers

to at least two very tipes of things. We opten use

the term theory to denote a very

spesific^ set

of

related doctrines commonly called hypotheses or

axions or principles

which

can

be

utilised^

for

making spesific experimental

predictions

and

for

giving explanations of natural phenomena".

(5) Borg WR &. Gall MD, (1979), mengemukakan,

"In simple

terms a theory is an explanation of behavioral or

physical events.

The more

'powerful'

a

theory

is

the more events can be explained by it".

(6) Rochman N, (1988) mengemukakan, teori yaitu,

Suatu

keseluruhan sistem berpikir yang menjadi rujukan

untuk menghubung-hubungkan berbagai

fenomena

atau

bagian-bagiannya secara deduktif.

Dari kutipan itu terlihat bahwa Lauden dengan

pen

(31)

16

menunjukkan sifat yang umum tentang suatu hal, serangkaian

doktrin- doktrin dan asumsi. Setiap kasus yang berhubungan

dengan terminologi tidak saja mengacu

kepada

satu

teori

akan tetapi keseluruhan spektrum

dari

individual

teori.

Sementara Black and Champion lebih menekankan pada masalah

sosial yang berhubungan dengan sosial sains.

Rochman (1988:5) memandang tentang guna teori bagi

seorang peneliti dapat dijadikan asumsi oleh peneliti

itu

sendiri atau oleh peneliti lainnya tetapi dapat

pula

di

jadikan hipotesis bagi peneliti

lainnya.

Kuntjaraningrat

(1980:19) memandang

pentingnya

teori

dalam

suatu

ilmu

pengetahuan. tanpa teori

hanya

ada

pengetahuan

tentang

serangkaian fakta saja, tetapi tidak akan ada ilmu penge

tahuan, kecuali

menyimpulkan

generalisasi-

generalisasi

dari fakta-fakta hasil pengamatan. teori itu juga, memberi

kerangka orientasi

untuk

analisa

dan

klasifikasi

dari

fakta-fakta yang dikumpulkan

dalam

penelitian,

memberi

ramalan terhadap gejala-gejala

baru

yang

akan

terjadi,

mengisi lowongan-lowongan dalam pengetahuan

kita tentang

gejala-gejala yang telah atau sedang terjadi.

Batasan dan kegunaan sebuah teori

dapat

dikatakan

bahwa kekuatan sebuah teori bergantung pada kemampuannya

untuk memecahkan suatu masalah, bukan kebenaran, kepastian

(32)

se-panjang teori itu didukung oleh fakta-fakta.

Suatu

teori

akan gugur oleh teori lainnya bila

sudah

tidak

memenuhi

keperluan dalam kehidupan manusia.

Hasil penelitian ini

diharapkan

dapat

memberikan

masukan untuk Dinas/Instansi dilingkungan Dikbud Dati II

Kab. Inhil. dalam rangka menyusun

pengembangan

personil,

terutama mempersiapkan kepala. sekolah yang profesional.

2. Kegunaan Fraktls

Pertama: Sebagai masukan bagi Dinas P & K Dati II

Inhil,

yang berwewenang sebagai penanggungjawab

teknis

adminis

trasi pengelolaan SD di

daerah

kerjanya,

dan

sekaligus

untuk peneliti yang bertugas pada dinas bersangkutan.

Kedua : Sebagai masukan bagi Kandep Dikbudkab Inhil, ter

utama Pengawas SD yang berwewenang dalam mengawas pelaksa

naan proses pembelajaran di sekolah.

Ketiga : Sebagai masukan bagi Kepala SD di Kab Inhil dalam

rangka perbaikan dan penyempurnaan pengelolaan

pendidikan

agar terwujud proses pembelajaran yang efektif.

E. Paradigma Penelitian : Kerangka pikir penelitian dan

Premi s -premi s

Thomas S Khun (1973:27) mengemukakan bahwa

"a paradigm is prerequsite to discovery of laws".

Maksud-nya paradigma merupakan

prasyarat

untuk mencari

(33)

18

telah dirumuskan George Ritzer sebagai berikut :

"Paradigma membantu merumuskan tentang apa yang

harus

dipelajari. persoalan-persoalan apa yang mesti dijawab,

bagaimana seharusnya

menjawabnya serta aturan-aturan

apa yang

harus

diikuti

dalam

menginterpretasikan

informasi yang dikumpulkan dalam rangka

menjawab

per

soalan-persoalan tersebut".

Rochman Natawidjaja (1988:5) mengemukakan konsep

pokok paradigma Simon yang menyatakan :

"Paradigma

yaitu

perangkat

keyakinan

mendasar

atau

metafisis yang merupakan

sistem

ide

yang

memberikan

arah untuk menimbang dan membuat keputusan tentang hakekat realitas. atau memberikan alasan mengapa kita

harus puas dengan mengetahui sesuatu yang

kurang

dari

hakekat realita itu".

Sebelumnya

Natawidjaja

(1938:4)

telah

pula

menyampaikan konsep pokok

Simon

tentang

batasan

asumsi

sebagai berikut :

"Asumsi atau anggapan dasar yaitu sesuatu yang diyakini

kebenarannya oleh peneliti dan

dijadikan

dasar

untuk

langkah-langkah

penelitian

selanjutnya.

Asumsi

itu

tidak merupakan kebenaran yang diakui oleh yang mungkin

didasari

keyakinan

tanpa

bukti.

Asumsi

dapat

pula

berupa

hasil

penelitian

sendiri

sebelumnya,

hasil

penelitian orang lain, pernyataan orang lain- ...

°feh

karena itu asumsi yang diyakini seorang peneliti

mungkin diragukan kebenarannya atau dijadikan hipotesis

oleh peneliti lainnya".

Pernyataan tentang asumsi diatas sejalan dengan apa

yang dinyatakan S Nasution, (1982) yaitu "Tiap

penelitian

memerlukan asumsi-asumsi yang diterima sebagai suatu yang

(34)

dipan-19

dang sebagai dua kata yang bersamaan (W. Surakhmad.

1980:

107) yakni "sebuah anggapan

dasar

atau

postulat

adalah

titik tolak

pemikiran yang

kebenarannya

diterima

oleh

penyelidik

Berdasarkan paradigma dan asumsi diatas, bahwa para

digma penelitian ini merupakan

acuan

dan cara

berpikir

atau

"conceptual gogles"

yang

ditampilkan

oleh

peneliti

dalam mengamati/ memahami realitas objek yang ditelitinya.

Asumsi yang dipergunakan dalam paradigma ini adalah

(1). Peneliti dan subjek penelitian sebagai fenomena yang

bercirikan interaktivitas memerlukan pendekatan

ter-tentu, baik pendekatan terhadap interaktivitas itu

sendiri ataupun

pengaruh

yang

datang

dari

subjek

penelitian.

(2). Fokus paradigma terletak pada pemahaman

pertanyaan-pertanyaan

penelitian

berkait

erat

sehingga

mem-bentuk suatu pola jawaban kebenaran.

Visualisasi paradigma penelitian; kerangka pikir

dan premis-premis ini dapat dilihat pada uraian berikut :

1. Kerangka Pikir

Kerangka pikir penelitian merupakan jalan

pikiran,

kerangka acuan yang ditempuh dalam melaksanakan penelitian

yang telah dirumuskan sebagai berikut :

(35)

10

dan tanggung jawab pada dasarnya dipengaruhi oleh berbagai

faktor, seperti : pedoman, peraturan, pembinaan dari

atasan. tingkat pendidikan, pengalaman, pelatihan,

dukung-an personil. ddukung-an sardukung-ana/prasardukung-ana lainnya.

Kedua : Kepala Sekolah dalam melaksanakan tugas pokoknya

berangkat dari fungsi pengelolaan yaitu perencanaan,

pelaksanaan, dan pembinaan/evaluasi.

Ketiga : Tugas pokok yang harus dikerjakan oleh Kepala

Sekolah adalah :

(a) Mengerjakan tata laksana administrasi sekolah yang

meliputi tata surat menyurat, melaksanakan pembinaan

personil. membuat catatan keuangan. identitas siswa,

dan membuat program pembelajaran.

(bt Pembinaan kepada tenaga kependidikan (guru) melalui

diskusi kelompok, observasi kelas. pertemuan pribadi

(Face to face), simulasi pengajaran, dan KKG.

(c) Pendayagunaan sarana/prasarana sekolah, (pustaka, lab,

aula, ibadah. UKS, lapangan olahraga/seni, dan WC.

(d) Menjaga hubungan baik sekolah-masyarakat (pemerintah

setempat. atasan, orangtua/wali murid. dan kepemudaan.

Keempat: Semua kegiatan diatas bertujuan untuk

mengefek-tif-efisiensikan pembelajaran dalam meningkatkan SDM.

Kerangka pikir penelitian ini dituangkan dalam

(36)
[image:36.595.68.525.78.751.2]

Gambar 2

Kerangka Pikir Penelitian

21

A. Gaya Kepemimpinan

PROFIL KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR

j:

Birokratis Politis Paternalistis

X B. Faktor-faktor yang

mempengaruhi Kinerja Sekolah

Partisipatif Konsultatif Pendelegasian Kologial X Pedoman , Peraturan Pembinaan Atasan Tingkat Pendidikan Pengalaman /Pelatihan Personil/ Pra/sarana

C. Kemampuan Kepala Sekolah menyelenggarakan fungsi pengelolaan pendidikan

Perencanaan Pelaksanaan

D. Kemampuan Kepala Sekolah mengemban tugas dan

tanggung jawab Tata Laksana Administrasi Sekolah : -Adm TU/Surat menyurat -Adm Personil -Adm Keuangan -Adm Murid -Adm Pem belajaran Pembinaan Tenaga Kependidikan : -Diskusi kip -Observasi kls -Pertemuan individual -Simulasi pembelajaran -Pustaka prof

Tujuan Pengelolaan dan Penyelengaraan Pendidikan Pendayagunaan Sarana/ Prasarana : -Ruang Kelas -Perpustakaan

-Lab / UKS

-Ruang Ibadah -Aula -Tpt OR/Seni -Jamban/WC Pembinaan/ Evaluasi Hubungan Sekolah-Masyarakat : -Pemerintah setempat -Kolega -Ortu/Wali Murid -Org Pemuda -Masyarakat

Pembelajaran yang efektif dan efisien guna memperoleh sumber daya manusia

(37)

2. Premis-premis

Dukungan

esensial

evidensi-evidensi

ilmiah

ber-dasarkan penelitian para pakar terdahulu, sebagai berikut:

a.y Profil Kepemimpinan Kepala Sekolah yang dimaksud

dalam

penelitian ini adalah gambaran dan

kecendrungan

peri

laku Kepala Sekolah Dasar dalam memanage satuan pen

didikan yang dipimpinnya. Kata "Profil" dapat diartikan

(Dj. Kantao, 1992:6) sebagai "perawakan, kecendrungan

bertingkahlaku, penampilan seseorang,

sosok,

gambaran

tentang kedudukan individu atau kelompok dalam

konteks

tertentu".

b. Profil Kepala Sekolah dapat

didekati

dari

tiga

kom-petensi (DA Tisnaamidjaja (1980:14)

yaitu

"kompetensi

pribadi. kompetensi profesional, dan kompetensi

sosial

kemasyarakatan". Kompetensi pribadi itu (MI

Soelaiman,

1990:16) "mencakup berupa

sifat-

sifat,

sikap,

pola

tingkahlaku, ...".

c. Perilaku kepemimpinan

dapat

dipengaruhi

oleh

karak

teristik yang dimilikinya, antara lain : kemampuan,

kebutuhan, kepercayaan.

pengalamam,

pengharapan,

dan

lingkungan. Lingkungan

(sekolah)

punya

karakteristik

tersendiri seperti : tugas-tugas, wewenang, tanggung

jawab, dan lainnya. Menurut Gordon W Alport dalam

per

nyataan yang dikutip oleh

Kantao

(1992

: 49)

bahwa

(38)

dari sistem psikofisik

individu

yang

menentukan

ke-unikan kemampuan penyesuaian diri dengan

lingkungan-nya'. Sesuai dengan formula David A Nadler, Et.al dalam

pernyataannya yang dikutip oleh Thoha <1993:34>

yaitu.

P = F (I,L) baea: 'perilaku adalah suatu fungsi dari

interaksi antara individu dengan lingkungannya'.

d. Kepala Sekolah dapat mengatur keseimbangan antara

kepentingan

pribadi

dengan

kepentingan

dinas-

dan

konsisten terhadap budaya disiplin kerja dalam

me-manfaatkan waktu. Ada lima masalah dasar dalam hidup

yang menentukan orientasi nilai budaya manusia

•:. Kuntjaraningrat. 1983:31 "> yaitu

"(1>

hakekat

hidup.

(2) hakekat karya. ''3 > persepsi manusia tentang waktu,

pandangan manusia tentang alam, dan (5) hakekat hubung

an antara manusia dengan sesamanya".

e. Faktor budaya dan faktor

ekonomi

sangat

mempengaruhi

pelaksanaan pendidikan. Menko

Kesra

Azwar

Anas

pada

Munas III ISPI mengatakan."Kita memahami bahwa

ke-engganan orang tua untuk menyekolahkan anaknya

disebab-kan oleh faktor negatif dari budaya dan juga karena

pula oleh faktor ekonomi yang masih melilitnya".

f. Suksesnya suatu

kepemimpinan

diperlukan

konsep

diri

yang jelas, seperti tentang koordinasi

dan

komunikasi

dalam pengaturan dan pemanfaatan

sumberdaya-sumberdaya

(39)

24

peran dan kemampuan guru dalam membantu pembelajaran

siswa. Clara R Pudjijoyanti (1988:5) menyebutkan bahwa

"Konsep diri mempunyai peranan penting dalam menentukan

perilaku individu. Konsep diri mempunyai peranan dalam

mempertahankan keselarasan

bathin.

Konsep

diri

mem

pengaruhi

individu

dalam

menafsirkan

pengalamannya.

Konsep diri menentukan pengharapannya".

g. Seorang pemimpin yang efektif adalab. pemimpin yang

tidak saja dapat memotivasi dirinya tetapi dapat pula

membantu meningkatkan motivasi dan ability kinerja

bawahan dan memberdayakannya. Keith Davis dalam

per-nyataannya yang dikutip oleh Thoha

(1993

:

280)

me-rumuskan empat sifat umum yang mempunyai pengaruh ter

hadap keberhasilan kepemimpinan organisasi, yaitu :

'(1) kecerdasan, (2) kedewasaan dan keluasan hubungan

sosial, (3) motivasi diri dan dorongan berprestasi. dan

(4) sikap-sikap hubungan kemanusiaan'.

h.

Pengelolaan

keuangan

yang

sudah

disalurkan

dari

pemerintah

dan

sumbangan

dari

masyarakat

merupakan

akuntabilitas Kepala Sekolah sebagai pimpinan dan

dibantu oleh Bendaharawan Sekolah. UU-SPN No. 2 Tahun

1992 (penjelasan) dan Tap MPR No.II/MPR/1993

meng-ungkapkan satu sistem yang menyelenggarakan satuan

dan kegiatan pendidikan sebagai

tanggungjawab

bersama

(40)

25

karena itu setiap menggunakan dana sekolah dilengkapi

dengan bukti-bukti.

i. Efektivitas dan efisiensi manajemen sekolah ditentukan

oleh profil kepemimpinan kepala Sekolah. Ini dapat

dilihat dalam penggunaan dana sekolah yang tersedia

sesuai dengan pos-pos yang ada seperti: SBPP, BOP,

BPOP. dan BP3.

j. Kepemimpinan yang

efektif

dan

efisien

adalah

ke

pemimpinan yang mampu

membudayakan

komitmen

terhadap

mutu. peningkatan mutu secara terus menerus, pokus pada

pelanggan (guru, murid, orangtua/wali murid.

usahawan,

dan masyarakat) dengan memberikan layanan yang terbaik,

kerjasama tim dan pemberdayaan sumberdaya manusia dalam

organisasi sekolah.

k. Kinerja sekolah bergantung pada efisiensi dan efektivi

tas interaksi fungsional dari berbagai unsur (guru,

murid, kurikulum. fasilitas, dan dana) dapat digerakkan

o1eh Kepa1a Seko1ah.

1. Partisifasi masyarakat dalam memberikan motivasi kepada

murid-murid agar tidak meninggalkan jam-jam belajar

sekolah. termasuk assesment terhadap apa yang telah,

sedang. dan

akan

dilakukan

sebagai

titik

berangkat

dalam perbaikan kedepan.

Premis-premis penelitian: dapat dilihat pada

gambar

(41)
[image:41.595.45.511.102.734.2]

Gambar 3

Premis-premis Penelitian

PRIBADI

PROFESIONAL

KEMASYARAKATAN

(42)
(43)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian (Ali M, 1993) adalah suatu upaya

sistematis dalam menemukan, menganalisis

dan

menafsirkan

bukti-bukti

empirik

untuk

memahami

gejala-gejala

atau

untuk menemukan jawaban terhadap suatu

permasalahan

yang

terkait dengan gejala itu.

Berangkat dari fokus permasalahan,

penelitian

ini

menggunakan pendekatan

naturalistik

kualitatif.

Menurut

S.

Nasution

(1988)

bahwa

"Penelitian

kualitatif

pada

hakekatnya ialah mengamati orang dalam lingkungannya,

ber-interaksi dengan

mereka,

berusaha

memahami

bahasa dan

tafsiran mereka

tentang

dunia

sekitarnya".

Kemudian

(Stuart

A

Schlegel,

1984:29)

'tahap

akhir

penelitian

kualitatif ialah peneliti

harus

menafsirkan

hasil-hasil

penelitiannya'. Dalam tulisan Lexy J Moleong (1990)

dapat

disimpulkan

bahwa

penelitian

kualitatif

(qualitative

research)

berakar pada

latar

alamiah

sebagai

keutuhan,

mengandalkan manusia sebagai alat penelitian, memanfaatkan

metode kualitatif, dan

mengadakan

analisis

data

secara

induktif.

Peneliti

dalam

mengumpulkan

data

dan

informasi

dilakukan melalui kontak langsung

(face

to

face)

dengan

(44)

80

responden agar dapat mengamati perilaku, persepsi, pen

dapat, sikap, dan pendayagunaannya berdasarkan pandangan

subjek penelitian. Penelitian yang bersifat descriptive

lebih mementingkan proses dari pada hasil, membatasi studi

dengan fokus, memiliki seperangkat kriteria untuk

memeriksa keabsahan data, sasaran penelitian diarahkan

kepada usaha menemukan teori-teori dasar, responden dapat

menilai kembali data dan informasi yang diberikan perlu

direvisi atau untuk melengkapi data dan infomasi baru.

Ada lima karakteristik dari "qualitative research" yang dikemukakan oleh Bogdan CR dan Biklen CK (1982:27)

yaitu :

1. Qualitatif research has the natural setting as the

direct source o f data and the researchers i s the

key instrument.

2. Qualitative research i s descriptive.

3. Qualitative researchers are concerned with process

rather than simply with outcomes or products.

4. Qualitative researchers tend to analyze their data inductively.

5. Meaning Is o f essential concern to the qualitative

approach.

Karakteristik yang menjiwai penelitian kualitatif

itu terungkap bahwa :

(45)

men-81

datangi sumber data,

(2) Data yang dikumpulkan cendrung berbentuk kata-kata

dari pada angka-angka,

(3) Peneliti lebih menekankan pada proses, bukan semata

mata pada hasil,

(4) Peneliti melakukan analisis induktif cendrung

meng-ungkapkan makna dari keadaan yang diamati

(5) Kedekatan peneliti (dengan respon) sangat penting

dalam penelitian.

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam Kabupaten Dati II

Indragiri Hilir. Pengambilan sumber data (informan) dalam

penelitian ini menggunakan "purpossive sampling" yang

menurut S. Nasution (1988:29) adalah . "pilihan peneliti

asfek apa dan siapa yang dijadikan fokus pada saat situasi

tertentu dan karena itu terus-menerus sepanjang peneliti

an, sampling bersifat purposif yakni tergantung pada

tujuan fokus pada suatu saat".

Sumber data dalam penelitian ini diangkat dari: (1)

Kantor Dinas P dan K Dati II Indragiri Hilir. (2) Kantor

Depdikbud Kecamatan Tembilahan. (3) Kantor Cabang Dinas

P dan K Kec Tembilahan. (4) Tiga Sekolah Dasar Negeri

(46)

82

1. Kantor Dinas P dan K Dati II Indragiri Hilir

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun

1951 kepada Daerah Tingkat II sebagai perpanjangan tangan

Daerah tingkat I untuk diberikan wewenang melaksanakan

pengelolaan sekolah dasar yang meliputi "Man, Money, and

Material" seperti : urusan gaji, kepangkatan,

kesejahtera-an, pembinaan personil, pembangunan pisik, dan fasilitas

pembelajaran lainnya. Berkenaan dengan penelitian ini akan

didapat data dan informasi tentang perkembangan Sekolah

Dasar di Kabupaten Indragiri Hilir.

2. Kantor Depdikbud Kecamatan Tembilahan

Kantor Depdikbud Kecamatan merupakan tempat kerja

para Pengawas/Penilik SD yang berwewenang langsung

melaku-kan pembinaan dan supervisi terhadap Kepala .Sekolah Dasar.

Dari kantor ini akan didapat data dan informasi tentang

program kerja pengawas/ penilik, kemampuan kerja kepala

sekolah, keadaan personil sekolah, dan fasilitas penunjang

pembelajaran lainnya.

3. Kantor Cabang Dinas P dan K Kecamatan Tembilahan

Untuk menjamin kelancaran tugas-tugas Pemerintahan

dibidang Pendidikan dan Kebudayaan, yang berdasarkan

Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Dati II Indragiri Hilir

(47)

83

Kecamatan dalam Kabupaten Dati II Indragiri Hilir. Untuk

menghindari kerancuan dalam pelaksanaan tugas, maka Bupati

KDH Tingkat II Indragiri Hilir mencabut surat keputusan

No : Kpts 201/IX/H0T-1988, tanggal 30 September 1988,

tentang penunjukan Kakandep Dikbud Kecamatan sebagai

Pembantu Kepala Dinas P dan K di Kecamatan. Dan menunjuk

Kacab, dan Karus Tata Usaha Dinas P dan K Kecamatan,

sesuai dengan Surat Keputusan Bupati KDH Tingkat II

Indragiri Hilir, No : Kpts 120/IV/H0T-1993 tanggal 24

April 1993. Dengan terbentuknya Cabang Dinas P dan K

Kecamatan yang baru itu, maka tugas dan peranannya merupa

kan perpanjangan tangan Dinas P dan K Dati II Indragiri

Hilir.

4. Tiga Sekolah Dasar (Responden)

Sesuai dengan tujuan penelitian ini, maka yang

dijadikan informan utama adalah para kepala sekolah dari

type sekolah yang berbeda. Sekolah Dasar yang dijadikan

sampel penelitian ditunjuk oleh Kacab Dinas P dan K

Kecamatan Tembilahan setelah menerima masukan dari Kepala

Dinas P dan K Dati II Indragiri Hilir. Izin melaksanakan

penelitian oleh Kacabdis dimaksud dengan surat nomor :

970/98/070 tanggal 11 Mei 1996. Bantuan yang diberikan

(48)

84

selalu mendampingi peneliti di lokasi guna kelancaran

penelitian, sehingga data dan informasi yang diperoleh

akan lebih dapat dipercaya.

Pada prinsipnya penelitian kualitatif lebih

meng-utamakan konteks dari pada jumlah informannya. Sependapat

dengan apa yang dikemukakan Subino Hadisubroto (1988:12)

bahwa "... peneliti kualitatif tidak akan memulai dengan

menghitung atau memperkirakan banyaknya populasi dan

kemudian menghitung proporsi sampelnya sehingga dipandang

sebagai yang telah representatif". Dari pandangan diatas

peneliti mengambil sampel penelitian pada Tiga Kepala

Sekolah Dasar dengan Tiga Type Sekolah, sesuai Kebutuhan

Personal Sekolah Dasar yang ditetapkan dengan Surat

Keputusan Dirjen Dikdasmen Depdikbud, No : 480/C/Kep/92,

tanggal 15 Desember 1992. Tiga Sekolah Dasar Negeri yang

dijadikan sampel penelitian itu, adalah :

(1). SD Negeri No 001 Tembilahan

(2). SD Negeri No Oil Pekan Arba

(3). SD Negeri No 039 Sei Beringin

Lebih jelasnya sampel penelitian ini dituangkan

(49)

Tabel 1

Sampel Penelitian

85

NO Nama Sekolah Type Kriteria

1 SD Negeri 001 A Jlh murid 241 org keatas

Tembilahan Kepala SD = 1 orang

Guru Umum = banyak kelas Guru Agama= 1 orang

Guru 0rkes= 1 orang Penjaga = 1 orang

2 SD Negeri Oil B Jlh murid 91 - 240 orang

Pekan Arba Kepala SD = 1 orang

Guru Umum = banyak kelas Guru Agama= 1 orang

Guru 0rkes= 1 orang Penjaga = 1 orang

3 SD Negeri 039 C Jlh murid 90 org kebawah

Sei Beringin Kepala SD = 1 orang

Guru Umum = 2 orang Guru Agama= - orang Guru Orkes= - orang Penjaga = 1 orang

B. Subjek Penelitian

Sumber data dan informasi penelitian yang merupakan

data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui

responden utama yaitu Kepala Sekolah Dasar. Untuk mencapai

tingkat validitas data dan informasi ini, peneliti melacak

kepada Penilik/ Pengawas Sekolah, Guru dan Personil lain

nya yang merupakan mitra kerja dalam melaksanakan tugas

[image:49.595.76.496.106.573.2]
(50)

diperlu-87

(1982 : 73-74) bahwa 'keberhasilan suatu penelitian

naturalistik atau kualitatatif sangat tergantung kepada

ketelitian dan kelengkapan catatan lapangan (field notes)

yang disusun peneliti'.

C. Teknik Pengumpulan Data

Kegiatan pengumpulan data sejak dari persiapan izin

pelaksanaan penelitian sampai dengan data dan informasi

dikumpulkan, diklasifikasikan, dan dikonstruksikan dalam

laporan penelitian, peneliti melakukan serangkaian ke

giatan sebagai berikut:

Pertama: Mendapatkan surat izin penelitian (terlampir)

dari pejabat yang berwewenang, yaitu :

(a). Rektor IKIP Bandung, Nomor s 1698/K04/PL06.05/1996

tanggal 10 April 1996.

(b). Kepala Dinas P dan K Propinsi Dati I Riau, Nomor :

571/D.3/070/1996 tanggal 2 Mei 1996.

(c). Kepala Dinas P dan K Dati II Indragiri Hilir, Nomor :

1150/1996/070 tanggal 9 Mei 1996.

(d). Kepala Cabang Dinas P dan K Kecamatan Tembilahan,

Nomor : 970/96/070 tanggal 11 Mei 1996.

Kedua : Mengadakan pendekatan dengan subjek penelitian di

(51)

87

(1982 : 73-74) bahwa 'keberhasilan suatu penelitian

naturalistik atau kualitatatif sangat tergantung kepada

ketelitian dan kelengkapan catatan lapangan (field notes)

yang disusun peneliti'.

C. Teknik Pengumpulan Data

Kegiatan pengumpulan data sejak dari persiapan izin

pelaksanaan penelitian sampai dengan data dan informasi

dikumpulkan, diklasifikasikan, dan dikonstruksikan dalam

laporan penelitian, peneliti melakukan serangkaian ke

giatan sebagai berikut:

Pertama: Mendapatkan surat izin penelitian (terlampir)

dari pejabat yang berwewenang, yaitu :

(a). Rektor IKIP Bandung, Nomor : 1698/K04/PL06.05/1996

tanggal 10 April 1996.

(b). Kepala Dinas P dan K Propinsi Dati I Riau, Nomor :

571/D.3/070/1996 tanggal 2 Mei 1996.

(c). Kepala Dinas P dan K Dati II Indragiri Hilir, Nomor :

1150/1996/070 tanggal 9 Mei 1996.

(d). Kepala Cabang Dinas P dan K Kecamatan Tembilahan,

Nomor : 970/96/070 tanggal 11 Mei 1996.

Kedua : Mengadakan pendekatan dengan subjek penelitian di

(52)

88

pelaksanaan penelitian, seperti: kapan waktunya, apa

per-masalahannya, instrumen penelitian apa yang digunakan, dan

siapa yang menjadi responden penelitian.

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam

penelitian kualitatif (metode

etnografik,

fenomenologis,

atau naturalistik) pada umumnya adalah observasi,

wawan-cara, dan studi dokumenter.

1 . Observasi

Teknik observasi (pengamatan) ini digunakan untuk

mengamati secara langsung tentang perilaku kepemimpinan

Kepala Sekolah yang berhubungan dengan : cara kerja arus

surat menyurat ; interaksi antar personil ; penataan,

pemakaian, dan pemeliharaan perlengkapan barang milik

kekayaan sekolah ; bukti penggunaan dana ; menjaga

ke-bersihan ruangan UKS, kafetaria; dan memelihara keindahan

lingkungan pekarangan sekolah.

2 . Wawancara

Teknik wawancara (interview) menurut S.Nasution (1988:72) pada dasarnya dilakukan dengan dua bentuk yaitu

"wawancara berstruktur dan wawancara tak berstruktur".

Teknik berstruktur dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan

yang telah disiapkan sesuai dengan permasalahan yang akan

(53)

apa-89

bila jawaban berkembang diluar pertanyaan-pertanyaan

ter-struktur namun tidak lepas dari permasalahan penelitian.

c . Studi Dokumentasi

Teknik studi dokumentasi, digunakan untuk

mem-pelajari berbagai sumber dokumentasi, baik yang berada

di

sekolah itu sendiri maupun yang berada di kantor dinas/

instansi lain yang ada hubungannya dengan masalah tugas

kepemimpinan Kepala Sekolah. Pengambilan

data/ informasi

dalam dokumen perlu kejelian peneliti, apakah dokumen itu

otentik, dan dapat diangkat untuk menjawab permasalahan.

Tiga teknik pengumpulan data dan informasi yang

digunakan ini akan dapat saling melengkapi untuk memper

oleh data primer dan sekunder. Observasi dan interview

digunakan untuk menjaring data primer yang berkaitan

langsung dengan profil

kepala

sekolah,

sementara

studi

dokumenter digunakan untuk menjaring data sekunder yang

dapat diangkat dari berbagai dokumentasi tentang tugas

pokok dan pengelolaan administrasi sekolah.

D. Pelaksanaan Pengumpulan Data

Pelaksanaan pengumpulan data, dimana peneliti dapat

berfungsi sebagai instrumen penelitian

selalu

berpedoman

(54)

90

S.Nasution ( 1988 : 33 ) yaitu "tahap orientasi, tahap

eksplorasi, dan tahap membercek".

1. Tahap Orientasi

Kegiatan

yang

dilakukan

peneliti

dalam

tahap

orientasi adalah :

(a). Melakukan prasurvey ke lokasi dan sekaligus melakukan

kedekatan ke lembaga-lembaga terkait (kantor dinas/

instansi/sekolah)

(b). Melakukan studi dokumentasi dan studi kepustakaan

sehubungan dengan

karakteristik

masalah

yang

akan

disusun kedalam pradisain.

(c). Setelah menjalani seminar pradisain dan konsultasi

disain, maka pada tanggal 10 April 1996 peneliti men

dapatkan izin riset. "

2. Tahap Eksplorasi

Kegiatan dalam tahap eksplorasi ini

merupakan

ke

giatan pengumpulan data di lokasi, yaitu :

(a). Melakukan wawancara dengan Kepala Dinas P dan K Dati

II dan Kepala Cabang Dinas P dan K Kecamatan, sebagai

pemberitahuan dimulai dan berakhirnya penelitian.

(b). Melakukan wawancara dan mempelajari dokumentasi

secara intensif dengan kepala sekolah dan personil

(55)

91

(instrumen) yang telah peneliti sediakan.

(c). Melakukan observasi

(non-participant),

yang mendukung

kinerja sekolah, seperti : penataan dan pendayagunaan

sarana prasarana, hubungan sekolah dengan lingkungan.

(d). Melakukan wawancara dengan Pengawas/Penilik SD,

guna

pengejaran data dan informasi

yang

telah

diperoleh

dari Kepala Sekolah dan Majelis guru.

3. Tahap Member Chek

Kegiatan member-chek dilakukan setiap selesai

mem

peroleh data dan

informasi

baik

melalui

observasi

dan

wawancara maupun studi

dokumentasi.

Responden

diberikan

kesempatan untuk menilai kembali data dan

informasi

yang

telah diberikannya, apakah ada data

atau

informasi

baru

untuk dilengkapi atau merevisi

data

dan

informasi

yang

ada. Data yang diangkat dari dokumentasi

dilakukan

audit

trail

dengan maksud menchek keabsahan data

sesuai

dengan

sumber

aslinya.

Pengelohan data

senentiasa

dilakukan

triangulasi

yaitu menchek kebenaran data dengan cara

mem-bandingkan data yang diperoleh dengan sumber lain.

Dengan

demikian tujuan memberchek dapat menguji validitas,

reliabilitas, dan objektivitas.

(56)

92

Tingkat kebermaknaan hasil penelitian (S. Nasution,

1988:114) berhubungan erat dengan pemenuhan kriteria

"credibilitas (validitas internal), transferabilitas (validitas eksternal), dependenabilitas (reliabilitas), dan confirmabilitas (objectivitas) ".

1. Kredibilitas (dalam penelitian kuantitatif disebut

validitas internal) membicarakan seberapa jauh kebenaran

hasil penelitian dapat bermakna. Kegiatan yang dilakukan

oleh peneliti, adalah : (a). Mengadakan observasi secara

kontinu dengan cermat, terinci, dan mendalam sehingga

dapat dibedakan atau dikumpulkan hal-hal yang bermakna dan

yang tidak bermakna dalam memahami gejala-gejala tertentu.

(b). Mengadakan triangulation yaitu mengecek kebenaran

data dengan cara membandingkan dengan data yang diperoleh

dari sumber lain yaitu teman seprofesi (peer debriefing)

pada Dinas P dan K dan Depdikbud yang banyak mengetahui

dan memahami masalah yang sedang diteliti. (c). Penggunaan

bahan referensi (catatan lapangan) agar peneliti dapat

memperoleh gambaran yang lengkap, dapat memahami konteks

pembicaraan, dan memperkecil kekeliruan tentang data dan

informasi yang diberikan oleh nara sumber. (d). Selesai

observasi dan wawawancara peneliti melakukan memberchek

(57)

93

informasi yang diperoleh dari informan atau meminta

ulang

kembali kejelasan data dan informasi baru.

2. Transferabilitas

(validitas

eksternal)

yaitu

ber

kenaan

dengan

sejauhmana

hasil

penelitian

dapat

di-aplikasikan dala

Gambar

TabelHalaman
GAMBARHalaman
Gambar1
 Gambar 2Kerangka Pikir Penelitian
+4

Referensi

Dokumen terkait

Dibandingkan dengan penelitian terdahulu dalam penelitian ini diketahui bahwa kepemimpinan kepala sekolah dalam perencanaan pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri

Judul Tesis : Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Komite Sekolah, dan Kompetensi Guru Terhadap Kinerja Guru SMA Negeri 1 Purworejo.. Menyatakan dengan sebenarnya

Hipotesis dalam penelitian ini a dalah “Ada hubungan positif antara Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru.” Dimana semakin baik kepemimpinan kepala sekolah

Pengaruh Motivasi Kerja Guru, lklim Kerja dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Kota Mukomuko YENI MURTI 500633604 Magister

Hipotesis dalam penelitian ini adalah “Ada hubungan positif antara Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru.” Dimana semakin baik kepemimpinan kepala sekolah

Latri Wardani/A210110093; KINERJA GURU DITINJAU DARI SERTIFIKASI GURU DAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DI SMP NEGERI SE KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN BLORA. Skripsi,

Magister Manajemen Bidang Minat Manajemen Pendidikan Pengaruh Motivasi Kerja Guru, Iklim Kerja dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Sekolah Dasar

Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah X1, Profesional Guru X2 dan Budaya Kerja X3 secara bersama-sama terhadap Kinerja Guru Ydi Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Sibolga Utara