No. Daftar FPIPS : 1871/UN.40.2.6.1/PL/2013 TAHLILAN DI DESA SINDANGBARANG KECAMATAN PANUMBANGAN
KABUPATEN CIAMIS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENDIDIKAN ISLAM
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam
Oleh Undang Nugraha
0901310
PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
TAHLILAN DI DESA SINDANGBARANG KECAMATAN PANUMBANGAN
KABUPATEN CIAMIS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENDIDIKAN
ISLAM
Oleh Undang Nugraha
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Undang Nugraha 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Desember 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
UNDANG NUGRAHA
TAHLILAN DI DESA SINDANG BARANG KECAMATAN PANUMBANGAN KABUPATEN CIAMIS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENDIDIKAN
ISLAM
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :
Pembimbing I
Dr. H. Aceng Kosasih, M.Ag. NIP. 19650917 199001 1 001
Pembimbing II
Drs. H. Wahyu Wibisana, M.Pd. NIP. 19591017 198803 1 002
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Universitas Pendidikan Indonesia
Skripsi ini telah diuji pada:
Hari/Tanggal : Kamis, 31 Oktober 2013
Tempat : Gedung FPIPS UPI
Panitia Ujian :
Ketua :
Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si. NIP. 1970 0814 199402 1 001
Sekretaris :
Dr. H. Endis Firdaus, M.Ag. NIP. 19570303 198803 1 001
Penguji :
Dr. H. Syahidin, M.Pd. NIP. 19570611 198703 1 001
Dr. Munawar Rahmat, M.Pd. NIP. 19601124 198803 1 001
Undang Nugraha, 2014
Tahlilan Di Desa Sindang Barang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Sekripsi ini berjudul “Tahlilan Di Desa Sindangbarang Kecamatan Panumbangan
Kabupaten Ciamis.” Tahlilan adalah upacara ritual seremonial yang biasa dilakukan oleh khususnya sebagian masyarakat Indonesia setelah hari kematian. dan itu berlangsung selama tujuh hari dan akan dilaksanakan lagi setelah empat puluh harinya, seratus harinya, dan seterusnya.
Dalam hal ini peneliti hanya mencari dan mengumpulkan data informasi tradisi tahlilan di desa yang biasa melakukan tahlilan yaitu, Desa Sindangbarang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh ingin mengetahuinya tradisi tahlilan perspektif masyarakat Desa Sindangbarang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis, yang meliputi, konsep tahlilan dalam perspektif masyrakat Desa Sindangbarang, Nilai-nilai yang terkandung dalam tahlilan, dan yang terakhir bagaimana implikasi tahlilan terhadap pendidikan Islam perspektif masyarakat Desa Sindangbarang.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif, Dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data, dilakukan dengan cara wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Dalam penelitian ini, peneliti sebagai instrumen utama.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditemukan, bahwa tahlilan perspektif masyarakat Desa Sindangbarang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis ada dua pendapat, yang pertama, sebagian besar masyarakat Desa Sindangbarang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis melaksanakan tahlilan dengan alasan bahwa tahlilan adalah syariat Islam, itu bisa dilihat dari kata tahlil yang diambil dari kata tahlilan, yaitu mengucapkan kalimat lā ilāha illā Allāh, dan juga
nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi tahlilan, di antaranya nilai aqidah, nilai ibadah, nilai syadaqah, nilai pendidikan, dan nilai silaturahmi, dan tidak hanya itu dalam tahlilan perspektif masyarakat Desa Sindangbarang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis ada implikasi tahlilan terhadap pendidikan Islam diantaranya, sebagai ikhtiar bertaubat kepada Allāh Swt (mendoakan orang yang sudah meninggal dunia), birul walidaini, mengingat kematian, sebagai solidaritas terhadap sesama muslim. Dan tahlilan juga mengajarkan untuk senantiasa membaca ayat suci
Al-Qur`ān, mempelajarinya, dan tahlilan mengajarkan untuk selalu berdzikir kepada
Allāh Swt.
Undang Nugraha, 2014
Tahlilan Di Desa Sindang Barang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Undang Nugraha, 2014
Tahlilan Di Desa Sindang Barang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
ABSTRAK . . . I KATA PENGANTAR . . . Ii
UCAPAN TERIMA KASIH . . . iii
DAFTAR ISI . . . .. V DAFTAR GAMBAR . . . vii
DAFTAR TABEL . . . .. vii
DAFTAR BAGAN . . . PEDOMAN TRANSLITASI . . . vii viii BAB I . . . .. 1
PENDAHULUAN . . . .. 1
A. Latar Belakang Masalah . . . 1
B. Rumusan Masalah . . . .. 4
C. Tujuan Penelitian . . . 4
D. Manfaat Penelitian . . . 5
E. Sistematika Penulisan . . . 5
BAB II . . . 7
KONSEP TAHLILAN DAN PENDIDIKAN ISLAM. . . 7
A. TRADISI TAHLILAN . . . 7
1. Pengertian Tahlilan . . . 7
2. Sejarah Tahlilan . . . 8
3. Pandangan Ulama Tentang Tahlilan . . . 11
Undang Nugraha, 2014
Tahlilan Di Desa Sindang Barang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. PENDIDIKAN ISLAM. . . . . 29
1. Pengertian Pendidikan Islam . . . 29
2. Tujuan Pendidikan Islam . . . 32
3. Nilai Pendidikan Islam . . . 36
4. Sumber Pendidikan Islam . . . 5. Lingkungan Pendidikan Islam. . . 38 43 BAB III . . . 46
METODE PENELITIAN . . . 46
A. Pendekatan Dan Metode Penelitian. . . 46
B. Lokasi Dan Subjek Penelitian . . . 47
C. Desain Penelitian. . . 47
D. Instumen Penelitian . . . 48
E. Teknik Pengumpulan Data . . . 49
F. Analisis Data. . . 51
G. Tahapan Penelitian. . . 54
BAB IV . . . 57
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . . . 57
A. Hasil Penelitian 57 1. Profil Desa Sindangbarang Kec. Panumbangan Kab. Ciamis . . . 57
2. Konsep Tahlian di Desa Sindangbarang Kec. Panumbangan Kab. Ciamis. . . 66
Undang Nugraha, 2014
Tahlilan Di Desa Sindang Barang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Implikasi Tahlilan Terhadap Pendidikan Islam di Desa Sindangbarang
Kec. Panumbangan Kab. Ciamis. . . 84
B. Pembahasan Data . . . 88
1. Analisis Konsep Tahlilan di Desa Sindangbarang Kec. Panumbangan Kab. Ciamis. . . 88
2. Analisis Nilai-nilai Pendidikan Islam Yang Terkandung Dalam Ritual Tahlilan di Desa Sindangbarang Kec. Panumbangan Kab. Ciamis. . . . 94
3. Analisis Implikasi Tahlilan Terhadap Pelaksanaan Pendidikan Islam di Desa Sindangbarang Kec. Panumbangan Kab. Ciamis, Contoh Anak-anak di Madrasah Belajar Bacaan Tahlilan . . . 109
BAB V . . . 121
KESIMPULAN DAN SARAN . . . 121
A. Kesimpulan. . . 121
B. Saran . . . 123
DAFTAR PUSTAKA . . . 125
DAFTAR RIWAYAT HIDUP. . . 124
DAFTAR GAMBAR Gambar 4.1.Peta Kec. Panumbangan Kab. Ciamis. . . 58
Gambar 4.2 Desa Sindangbarang Kec. Panumbangan Kab. Ciamis. . . . . . . 59
DAFTAR TABEL Tabel 3. 1 Analisis Data. . . 54
Tabel 4.2 Penduduk Desa Sindangbarang Tahun 2010. . . 60
Tabel 4.3. Data Keadaan Penduduk Desa Sindangbarang Berdasarkan Mata Pencahariannya Tahun 2012. . . 62
Undang Nugraha, 2014
Tahlilan Di Desa Sindang Barang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bagan 4.1 Tahlilan di Desa Sindangbarang Kec. Panumbangan Kab. Ciamis. . . 118
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I
1. Pedoman Wawancara dan pengambilan data. . .
2. Hasil wawancara . . .
Lampiran II
1. Surat Permohonan Izin Mengadakan Pra Penelitian (PRODI IPAI) ……
2. Surat Permohonan Izin Mengadakan Penelitian (PRODI IPAI) ………...
3. Surat Permohonan Izin Mengadakan Pra Penelitian (FPIPS) …………...
4. Surat Permohonan Izin Mengadakan Penelitian (FPIPS) ……….
5. Surat Permohonan Izin Mengadakan Penelitian (AKADEMIK UPI) …..
Lampiran III
Undang Nugraha, 2014
Tahlilan Di Desa Sindang Barang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah
Idahram s.a.w. (2011: 9). Islām merupakan agama peradaban yang membawa
ra mātbagi semesta alam, bukan agama teroris. Dengan misi inilah Allāh mengutus Rasūl-Nya, Muhamad s.a.w. Sebagaimana ditegaskan dalam firman-Nya, “Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan sebagai ra māt bagi semesta alam” (Q.S.
Al-Anbiyā`: 107).
Abdusshomad (2010: xiv). Salah satu budaya masyarakat Indonesia, apabila ada
orang yang meninggal dunia, keluarga, handaitaulan, dan relasi berkumpul di Rumah
duka atau Masjid dan Mushālla terdekat untuk berdoa bersama-sama, yang berisi
bacaan Al-Qur`ān, żikir, tasbī , ta mīd, tahlīl, alāwāt, dan lain-lainnya. Memohon
kepada Allāh S.W.T. agar kerabat yang telah dipanggil kehadirat-Nya mendapatkan ampunan dan tempat yang layak di sisi-Nya serta bahagia di alam sanah.
Upacara ritual seremonial yang biasa dilakukan oleh umumnya masyarakat
Indonesia setelah hari kematian. Secara bersama-sama, berkumpul sanak keluarga,
handai taulan, beserta masyarakat sekitarnya, sebagaimana rangkaian bacaannya
meliputi bacaan Al-Qur`ān, tasbī , ta mīd, tahlīl, alāwāt dan tidak lupa disertai
doa-doa tertentu untuk memohon kepada Allāh S.W.T. dengan harapan kerabat yang
telah meninggal dunia mendapatkan ampunan dosa.
Abdusshomad (2010: xiv). Berdoa untuk mereka yang sudah meninggal adalah
sesuatu yang baik dan wajar, bukan sesuatu yang aneh, semua orang cenderung
melakukannya, apabila yang meninggal itu orang tua, guru, tetangga, teman dan
sebagainya.
Setelah pembacaan doa biasanya tuan rumah menghidangkan makanan dan
minuman kepada para jamaah. yang biasanya berasal dari hasil adaqaħ para pelayat
Undang Nugraha, 2014
Tahlilan Di Desa Sindang Barang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
makanan matang). Pada perkembangannya di beberapa daerah ada yang mengganti
berkat, bukan lagi dengan makanan matang, tetetapi dengan bahan-bahan makanan,
seperti mie, beras, gula, teh, telur, dan lain-lain. Semua itu diberikan sebagai adaqaħ
maka hal itu adalah wajar. Orang diundang, berkupmul kemudian disuguhi sangat
wajar apalagi diundang untuk mendoakan orang tua kita atau kerabat kita.
Muhammad (2007: 37). Setiap orang bisa menjadikan pahala amalannya untuk
orang lain, baik itu berupa shalat atau puasa atau ṣadaqaħ dan lain sebagainya
menurut pendapat Ahlu Sunnaħ Waljama’ah karena telah diriwayatkan dari Nabi
s.a.w. Setelah dipaparkan tentang sejarah dari tahlīlan kemudian timbullah sebuah
pertanyaan apakah acara tahlīlan tersebut ada nilai-nilai pendidikan Islām yang bisa
diimplikasikan terhadap masyarakat yang khususnya sering mengadakan acara
tahlīlan tersebut? Terlebih dahulu akan dijelaskan beberapa aspek yang penting dari dunia pendidikan terutama pendidikan Islām.
Dalam konsep Islām, iman merupakan potensi ruhani yang harus diaktualisasikan
dalam bentuk amal ālih. Sehingga menghasilkan prestasi ruhani atau Iman yang
disebut dengan takwa, amal ālih itu menyangkut keserasian dan keselarasan
hubungan Manusia dengan Allāh S.W.T. dan hubuungannya Manusia dengan dirinya
yang membentuk keṣālih anpribadi, hubungan Manusia dengan sesamam Manusia
yang membentuk keṣālih ansosial.
Jalal (Sudiyono, 2009: 59) tujuan umum pendidikan Islām adalah terwujudnya
manusia sebagai hambah Allāh, ia mengatakan bahwa tujuan ini akan mewujudkan
tujuan-tujuan khusus. Beliau juga menyatakan bahwa tujuan itu adalah untuk semua
manusia. Jadi menurut Islām, pendidikan haruslah menjadikan seluruh manusia
menjadi manusia yang menghambakan diri kepada Allāh atau dengan kata lain
beribadah kepada Allāh.
Dalam arti pendidikan merupakan persoalan hidup dan kehidupan, dan seluruh
Undang Nugraha, 2014
Tahlilan Di Desa Sindang Barang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Islām pada dasarnya hendak mengembangkan pandangan hidup Islām dan juga dalam konteks pendidikan Islām berarti pandangan hidup, sikap hidup dan keterampilan
hidup tersebut harus bernapaskan atau dijiwai oleh ajaran Islām dan nilai- nilai Islām
yang bersumber dari Al-Qur`ān dan As-Sunnaħ / Al- adī .
Fitri (2012: 22) mengatakan bahwa pendidikan karakter bertujuan membentuk
dan membangun pola pikir, sikap dan perilaku peserta didik agar menjadi pribadi
yang positif, berakhlak karimah, berjiwa luhur, dan bertanggung jawab. Secara
substantif, tujuan pendidikan karakter adalah membimbing dan memfasilitasi anak
agar memiliki karakter posotif (baik). Tujuan pendidikan karakter yang harus
dipahami oleh guru meliputi tujuan berjenjang dan tujuan khusus pembelajaran,
tujuan berjenjang mencakup tujuan pendidikan nasiona, tujuan institusional, tujuan
kurikuler, dan tujuan umum pembelajaran.
Pandangan hidup ini bisa dipahami dari makna hidup itu sendiri. Karena itu,
pandangan hidup yang dimanifestasikan dalam sikap hidup dan keterampilan hidup
seseorang harus bisa mendatangkan berkah, yakni nilai tambah, kenikmtan, dan
kebahagian dalam hidup. Pada umumnya para ulama berpendapat bahwa tujuan
pendidikan Islām adalah untuk beribadah kepada Allāh S.W.T
Sedangkan menurut Natsir (Daradjat, 2004: 155) bahwa tujuan Pendidikan Identik
dengan tujuan hidup, seperti dalam firman Allāh Al-Qur`ān surat Al- Żāriyāt : 56.
Undang Nugraha, 2014
Tahlilan Di Desa Sindang Barang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mencetak Manusia yang mempunya akhlak yang baik seperti yang dianjurkan dalam
Al-Qur`ān dan Al- adī .
Tradisi tahlīlan diharapkan menjadi salah satu metode pendidikan Islām yang
berobjekkan Masyarakat, oleh sebab itu saya selaku peneliti ingin mengajukan
penelitian yang berjudul. Studi Tradisi Tahlīlan Dan Implikasinta Terhadap
Pendidikan Islām di Desa Sindangbarang Kecamatan Panumbangan Kabupaten
Ciamis.
B.
Rumusan MasalahBerdasarkan pemaparan latarbelakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa
permasalahan yang akan dibahas sebagai kajian dalam sekripsi ini. Untuk membatasi
ruang lingkup penelitian sehingga membahas materi tidak meluas dan penelitian yang
dilakukan akan menjadi semakin terfokus, maka penulis membuat sebuah rumusan
masalah dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana konsep tahlīlan dalam perspektif masyrakat Desa Sindangbarang
Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis?
2. Nilai-nilai apa yang terkandung dalam tradisi tahlīlan Desa Sindangbarang
Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis?
3. Bagaimana implikasi tahlīlan terhadap pendidikan Islām?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan merupakan hal utama yang menyebabkan seseorang melakukan tindakan.
Begitupun dalam penulisan ini memiliki tujuan tertentu. Adapun yang menjadi tujuan
dalam penulisan ini mencakup dua aspek yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan umum adalah untuk memperoleh informasi mengenai sejarah mulanya ada
tradisi upacara tahlīlan. Sedang tujuan khususnya adalah mengetahui manfaat,
Undang Nugraha, 2014
Tahlilan Di Desa Sindang Barang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mendukung tahlīlan yang dilaksanakan oleh masyrakat Desa Sindangbarang
Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis.
Beberapa tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah:
1. Mengetahui konsep tahlīlan di Desa Sindangbarang Kecamatan Panumbangan
Kabupaten Ciamis.
2. Mengetahui nilai-nilai pendidikan Islām yang terkandung dalam tahlīlan di Desa
Sindangbarang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis.
3. Mengetahui implikasi tahlīlan terhadap pendidikan Islām.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang dihadapakan oleh penulis dalam penelitian ini yakni
diharapkan dapat berguna bagi semua pihak, bagi yang menaruh perhatian terhadap
tradisi tahlīlan semoga lebih memahami nilai-nilai dan manfaatnya sehingga
diharapkan tahlīlan menjadi momentum ritual keagamaan yang bermanfaat khusunya
bagi masyrakar Desa Sindangbarang Kecamatan Panumbangan Kabupetan Ciamis.
dan bagi yang tidak melaksanakan tahlīlan semoga lebih memahami dan lebih
mementingkan hubungan sosial karena tahlīlan bukan merupakan perkara yang
wajib, jangan sampai perbedaan ini menjadikan perpecahan diantara masyarkat. Bagi
pemerintah, penelitian ini diharapkan dapat menjadikan pemerintah lebih bijak dalam
memandang perbedaan-perbedaan pendapat dalam tahlīlan itu sendiri, khusunya
diwilayah Panumbangan Kabupaten Ciamis. Bagi orang lain yang membacanya
diharapkan bisa memberikan gambaran mengenai, tujuan dan sejarah tradisi upacara
tahlīlan sehingga penelitian ini dapat menambahkan wawasan mengenai tahlīlan.
E. Sistematika Penulisan
Bab I berisi mengenai uraian secara rinci mengenai latarbelakang penelitian yang
menjadi alasan penulis sehingga tertarik untuk melakukan penelitian yang ditujukan
Undang Nugraha, 2014
Tahlilan Di Desa Sindang Barang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pertanyaan penelitian yang dilakukan, metode penelitian secara sistematika penulisan
dalam menyususn sekripsi.
Pada bab II penulis memaparkan secara lebih terperinci mengenai literatur-
literatur yang berhubungan dengan permaslahan- permaslahan dalam penelitian ini.
Kajian- kajian yang bersifat teoritis tersebut dijadikan landasan pemikiran yang
relevan dengan permaslahan dalam sekripsi mengenai “Studi Tradisi Tahlīlan di Desa
Sindangbarang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis Dan Implikasinya
Terhadap Pendidikan Islām .
Dalam bab III membahas mengenai motede dan teknik penelitian yang digunakan
dalam melaksanakan penelitaian ini. Lebih lanjut, dalam bab ini penulis menguraikan
tahapan-tahapan yang dilakukan oleh penulis dalam melakukan penelitian yang
berisis langkah- langkah dari mulai persiapan sampai langkah terakhir dalam
menyelasaikan penelitian ini langkah-langkah penulis meliputi heuristik, kritik,
intrepretasi dan historigrafi.
Bab IV akan diuraikan mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan. Dalam
bab ini penulis memaparkan semua hasil penelitian dalam bentuk uraian Deskriptif
yang ditujukan agar semua keterangan yang diperoleh dari bab pembahasan ini dapat
dijelaskan secara rinci. Adapun pemaparan dalam bagian ini akan dijelaskan
pembahasan lebih dalam tentang tahlīlan.
Pada bab V ini penulis menuangkan kesimpulan dari hasil pembahasan, yang
berisi mengenai interpretasi penulis terhadap kajian yang menjadi bahan penelitian
yang disertai dengan analisis penulis dalam membuat sebuah kesimpulan atas
Undang Nugraha, 2014
Tahlilan Di Desa Sindang Barang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam
Undang Nugraha, 2014
Tahlilan Di Desa Sindang Barang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian
Subagyo (1991: 2) Metode penelitian adalah suatu cara atau jalan untuk
memperoleh kembali pemecahan terhadap segala permasalahan. Sedangkan menurut
Suryabrata (2010: 11) Penelitian adalah suatu proses, yaitu rangkaian
langkah-langkah yang dilakukan secara terencana dan sistematis guna mendapatkan
pemecahan masalah atau mendapatkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan
tertentu.
Sugiyono (2012: 8) metode kualitatif disebut metode penelitian naturalistic
karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting), disebut
juga metode etnographi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan
untuk penelitian bidang antropologi budaya, di sebut juga kualitatif, karena datanya
bersifat kualitatif.
Menurut Satori dan Komariah (2011: 22) penelitian kualitatif adalah penelitian
yang menekankan pada qualiti atau hal yang terpenting dari sifat sesuatu barang atau
jasa. Adapun penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif. Afifudin dan Saebani (2009: 56) mengemukakan bahwa penelitian
kualitatif adalah jenis penelitian yang temuannya tidak diperoleh melalui prosedur
statistik atau bentuk hitungan lainnya.
Dan menggunakan metode penelitian Deskriftip. Menurut Syaodih (2010: 72)
Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang paling dasar. Dan
Suryabrata (2010: 18) penelitian Deskriftip adalah untuk membuat pencandraan
secara sistematis factual, dan akurat, mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi
Undang Nugraha, 2014
Tahlilan Di Desa Sindang Barang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Maka penelitian deskriptif yaitu penelitian yang memperoleh data empiris saat
penelitian dilakukan. Dengan menggunakan metode ini penulis mengharapkan hasil
penelitiannya bisa mengungkap rasa keingin tahuan yang penulis rasakan. Dan
mudah-mudahan mudah dimengerti oleh pembaca karena bukan merupakan
angka-angka melainkan berisi informasi deskriptif yang berupa kata-kata serta
gambar-gambar yang membantu memperjelas, dan semoga bermanfaat bagi orang banyak.
B. Lokasi dan Subjek Penelitian
Lokasi dalam penelitin ini berada di Desa Sindangbarang Kecamatan
Panumbangan Kabupaten Ciamis. Dipilihnya lokasi ini berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan diantaranya, penulis ingin mengetahui konsep tahlīlan perspektif
masyarakat Desa Sindangbarang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis,
penulis ingin lebih memahami nilai-nilai yang terkandung pendidikan Islām yang
terkandung dalam tahlīlan sehingga hasil dari penelitian ini bisa bermanfaat bagi
Desa Sindangbarang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis, dan yang terakhir penulis ingin meneliti implikasi tahlīlan terhadap pendidikan Islām.
Dan harapan penulis penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat bagi penulis,
pembaca dan semoga bermanfaat bagi Desa Sindangbarang Kecamatan Panumbangan
Kabupaten Ciamis. Subjek dalam penelitian ini adalah pihak-pihak yang mengetahui
atau paham mengenai tahlīlan diantaranya, tokoh Agama, Kyai, dan Ustāż di Desa
Sindangbarang.
C. Desain Penelitian
Setiap penelitian harus direncanakan dengan matang dan sebaik-baiknya, untuk
itu diperlukan suatu desain penelitian. Nasution (2009: 23), desain penelitian adalah
Undang Nugraha, 2014
Tahlilan Di Desa Sindang Barang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
secara ekonomis serta serasi dengan tujuan penelitian itu. Dan desain yang digunakan
penulis adalah Case Study. Nasution (2009: 27), case study adalah bentuk peneletian
yang mendalam tentang suatu aspek lingkungan sosial termasuk Manusia di
dalamnya.
Sukmadinata (2009: 76-81) penelitian deskriptif memiliki beberapa variasi, diantaanya :
1. Studi Perkembangan : Penelitian deskriptif, bisa mendeskripsikan sesuatu keadaan saja, tetapi bisa juga mendeskripsikan keadaan dalam tahapan-tahapan perkembangannya. Dalam studi perkembangan (developmental studies). Dalam penelitian ini yang dikaji adalah perubahan-perubahan atau kemajuan-kemajuan yang dicapai oleh seseorang, suatu lembaga, organisasi, ataupun kelompok masyarakat tertentu.
2. Studi Kasus : Studi kasus (case study) merupakan metode untuk menghimpun dan menganalisis data berkenaan dengan sesuatu kasus. Sesuatu dijadikan kasus biasanya karena ada masalah, kesulitan, hambatan, penyimpangan, tetapi bisa juga sesuatu dujadikan kasus meskipun tidak ada masalah, malahan dijadikan kasus karena keunggulan atau keberhasilannya.
3. Studi Kemasyarakatan : Studi kemasyarakatan (communit study) merupakan kajian intensif yang dilakukan terhadap suatu kelompok masyarakat yang tinggal bersama disuatu daerah yang memiliki ikatan dan karakteristik tertentu.
Dengan melihat penjelasan dan berbagai macam desain penelitian yang sudah
dijelaskan, maka peneliti akan menggunakan desain penelitian case study interpretif
yaitu desain yang berusaha memahami suatu penomena melalui orang-orang yang
terlibat di dalamnya. Kiranya ini cocok untuk penelitian study tradisi tahlīlan dengan
tujuan ingin lebih memahami phenomena kebiasaan tahlīlan di Desa Sindangbarang
Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis.
D. Instumen Penelitian
Sugiyono (2012: 222) dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau
Undang Nugraha, 2014
Tahlilan Di Desa Sindang Barang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai
sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data,
menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya.
Nasution (Sugiyono, 2012: 223) menyatakan, “Dalam penelitian kualitatif, tidak
ada pilihan lain daripada menjadikan Manusia sebagai instrumen penelitian utama.
Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti.
Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan
hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas
sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu.
Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan
hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunyayang dapat mencapainya”.
E. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sukmadinata (2009: 216) ada beberapa teknik pengumpulan data, yaitu
wawancara, angket observasi, dan studi dokumentasi. Namun pada umumnya teknik
pengumpulan data dalam penelitian kualitatif hanya berlaku tiga teknik.Teknik
pengumpulan data yang akan digunakan penulis adalah obserfasi, wawancara, studi
dokumen, dan studi literatur.
a. Observasi
Hadi (Sugiyono 2012: 13) observasi merupakan suatu proses yang kompleks,
suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikhologis. Observasi lapangan adalah sebagai pengamatan akan Manusia pada “habitatnya”. Obsevasi dilakukan untuk memperoleh informasi lebih jelas dan lebih mengerti tentang
penomena yang terjadi dan biasa dilakukan oleh masyrakat, yaitu tradis tahlīlan di
Undang Nugraha, 2014
Tahlilan Di Desa Sindang Barang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ketika dilakukan observasi dapat diperoleh gambaran yang lebih jelas tentang tradisi
tahlīlan dan dengan harapan penulis dan pembaca akan lebih mengerti dan mengetahui tradisi tahlīlan.
b. Wawancara
Cara pengumpulan data yang kedua yang digunalan penulis adalah wawancara.
Menurut Sugiyono (2010: 194) wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan
data apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari respondennya dengan harapan ketika dilakukan wawancara dapat diperoleh inpormasi yang pᾹlid, karena wawancara dilakukan dengancara bertemu langsung dan bertatapan muka untuk
langsung bertanya tentang masalah yang ingin diketahui.
Nasution (2009: 113) wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal, jadi
semacam pervakapan yang bertujuan memperoleh informasi.
Sugiyono (2012: 138) menjelaskan wawancara dalam dua bagian, wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur.
1. Wawancara terstruktur.digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila penelitian atau pengumpulan data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara. Pengumpulan data telah menyiapkan instrument penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternative jawabannyapun telah disiapkan.
2. Wawancara tidak terstruktur.adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.
c. Studi dokumentasi
Menurut Sukmadinata (2009: 222) studi dokumentasi merupakan suatu teknik
pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik
Undang Nugraha, 2014
Tahlilan Di Desa Sindang Barang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menggunakan dokumentasi diartikan sebagai catatan dalam buku maupun dokumtasi
berbentuk gambar atau poto yang langsung dilakukan ketika objek penelitian sedang
dilakukan. Dengan tujuan dapat mempermudah dan akan lebih memperjelas pembaca
karena ada bukti berupa dokumentasi yang berbentuk poto, video, flm, maupun
bentuk tulisan. Devinisi Oprasional.
1. Pengertian Tahlīlan
Muslih (1989: 1) Tahlīl adalah kata lā ilāha illā Allāh (ه اا هلاا), atau dengan
istilah adalah rangkaian bacaan yang meliputi bacaan tahlīl itu sendiri dan beberapa
ayat Al-Qur`ān, tasbīḥ, hamdalah, Ṣalāwāt, dan bacaan lainnya, dan Muhyiddin
Abdusshomad (2012: XII), tahlīl artinya mengucap kalimat lā ilāha illā Allāh ( اا هلاا ه), tahlīlan artinya bersama-sama melakukan doa bagi orang (keluarga teman dsb) yang sudah meninggal dunia, semoga diterima amalnya dan diampuni dosanya oleh Allāh S.W.T.
Ali (2007: 13), tahlīlan adalah melakukan tahlīl khusus untuk acara tertentu, dengan cara tertentu secara berjama’ah kemudian pahalanya dihadiahkan untuk orang tertentu. Dan yang terakhir pengertian tahlīlan diambil dari Kamus besar bahasa Indonesia Tahlīlan adalah pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur`ān untuk memohonkan raḥmaħ dan ampunan bagi arwah orang yg meninggal.
2. Pengertian Tradisi
Kebiasaan turun-temurunnya dari nenek moyang yang masih dijalankan di
masyarakat, penilaian atau anggapan bahwa cara-cara yg telah ada merupakan yg
paling baik dan benar, perayaan hari besar agama itu janganlah hanya merupakan
Undang Nugraha, 2014
Tahlilan Di Desa Sindang Barang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
istiadat suatu kebudayaan yang sudah berkembang atau sesuatu yang sudah menjadi
kebiasaan yang sudah sukar diubah.
F. Analisis Data
Sugiyono (2012: 244), analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
dokumentasi, dengan cara mengorganisasikandata kedalam kategori, menjabarkan
kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang
penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami.
Moleong (2010: 248) analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan
cara bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan
yang dapat dikelola, mensintesisikannya, mencari dan menemukan pola, dan
memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Penelitian ini
menggunakan model analisis Miles dan Huberman.
1. Data Reduction (Reduksi Data)
Dikarenakan data yang diperoleh dari lapangan cukup banyak, karena semakin
lama penelitian kelapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks dan
rumit. Untuk itu diperlukan analisis data melalui reduksi data. Sugiyono (2012: 247)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, mempokuskan pada
hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah
direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah penelitian
untuk mengumpulkan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
Untuk memudahkan dalam menyusun laporan penelitian, peneliti menggunakan
koding data terhadap hasil penelitian. Koding adalah membagi-bagi data dan
Undang Nugraha, 2014
Tahlilan Di Desa Sindang Barang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
adalah proses membuat kategorisasi data kualitatif dan juga menguraikan implikasi
dan rincian dari kategori-kategorinya.
Sedangkan menurut Alwasilah (2012: 114) koding berguna untuk membantu
menyusun kategorisasi. Koding digunakan tehadap data yang telah diperoleh seperti
koding untuk sumber data seperti (Wawancara = W, Observasi = O, Dokumen = D).
Koding untuk jenis responden (Kyai = K, Ustāż = U, Tokoh Masyarakat = TM).
Kategorisasi dalam penelitian ini didasarkan pada istilah-istilah pengumpulan data.
Adapun kategorisasi dalam penelitian ini berdasarkan istilah-istilah seperti.
Pengertian Tahlīlan (PT), Sejarah Tahlīlan (ST), Dalil Tahlīlan (DT), Hukum
Tahlīllan (HT), Tujuan Tahlīllan (TT), Manfaat Tahlīllan (MT), Nilai dalam Tahlīlan (NT), Implikasi Pendidikan dalam Tahlīlan (IPT). Sugiyono (2010: 336-338)
menjelaskan bahwa analisis data dilakukan sejak sebelum kelapangan, dalam
penelitian kualitatif analisis data difokuskan selama proses di lapangan bersamaan
dengan pengumpulan data. Jkloiu
2. Data Display (penyajian data)
Langkah utama kedua dari kegiatan analisis data adalah model data. Kita
mendefinisikan model sebagai suatu kumpulan informasi yang tersusun yang
membolehkan pendeskripsian kesimpulan dan pengambilan tindakan. Model
(Displays) dalam kehidupan sehari-hari berbeda-beda dari pengukur bensin, surat
kabar dan layar computer. Bentuk yang paling sering dari model data kualitatif
selama ini adalah teks naratif.
3. Conclusion Drawing/verification
Miles dan Huberman (Sugiono 2012: 257) langkah yang keiga dalam analisis data
Undang Nugraha, 2014
Tahlilan Di Desa Sindang Barang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
hanya bersipat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang
kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.
Dengan demikian kesimpulan data penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab
rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, atau mungkin jadi tidak, jadi belum
pasti, karena rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara
dan akan berkembang setelah penelitian dilapangan.
Analisis Data
Gambar 3. 1 Analisis Data Data
Collection
Data
Reduction Drawing/verifyingConclusion:
Undang Nugraha, 2014
Tahlilan Di Desa Sindang Barang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu G. Tahapan Penelitian
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan meliputi tahap penelitian tahap penelitian pendahuluan dan tahap
penyusunan proposal. Penelitian pendahulaun dilakukan untuk meliputi permasalahan
yang ada atau yang terjadi dilapangan. Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan dan
kajian terhadap berbagai literatur, peneliti tertarik dengan permasalahan yang
berkaitan dengan budaya tahlīlan, selanjutnya dikembangkan dan tidak lupa
konsultasi dengan dosen pembimbing untuk mematangkan pemahaman dan
memperoleh ijin penelitian. Pada tahap ini peneliti mempersiapan segala sesuatu yang
diperlukan sebelum peneliti terjun ke lapangan. Tujuannya agar peneliti memperoleh
gambaran yang lengkap dan jelas mengenai masalah atau peristiwa yang akan diteliti.
Pada tahap ini, peneliti memusatkan masalah yang akan diteliti. Adapun
kegiatan-kegiatan yang dilakukan yaitu:
a. Survey Pendahuluan
Survey pendahuluan dilakukan untuk mengetahui permasalahan-permasalahan
yang ada dan menarik untuk dijadikan sebagai fokus penelitian yang selanjutnya
disusun ke dalam proposal penelitian.
b. Menyusun Proposal Penelitian
Setelah melalui survey pendahuluan di lapangan, proposal penelitian disusun dan
kemudian diajukan kepada dewan skripsi dengan terlebih dahulu dikonsultasikan
kepada dosen pembimbing, yang telah ditunjuk oleh ketua jurusan sehingga proposal
Undang Nugraha, 2014
Tahlilan Di Desa Sindang Barang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Menyiapkan Surat izin Penelitian
Sebelum kegiatan penelitian dilapangan dilaksanakan, peneliti menyiapkan dan
melengkapi surat perizinan berupa:
1) SK pembimbing.
2) Surat pengantar dari fakultas/pra penelitian.
3) Surat permohonan izin penelitian dari Rektor UPI.
d. Tahap pelaksanaan
Pada tahap ini peneliti langsung terjun kelapangan untuk mengumpulkan data
yang berhubungan dengan tradisi tahlīlan di Desan Sindangbarang Kecamatan
Panumbangan Kabupaten Ciamis. Dalam hal ini peneliti membutuhkan waktu
beberapa kali untuk mengumpulkan data dari berbagai sumber dilokasi penelitian
dengan cara wawancara, obserasi dan dokumentasi.
e. Tahap penyelesaian
Dalam tahap ini peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut.
1) Triangulasi
Yani pengecekan, Satori dan Komariah (2011: 170), yaitu trianggulasi sumber,
trianggulasi teknik dan trianggulasi waktu.dan pemeriksaan dari data yang telah
diperoleh di lapangan untuk memperoleh keabsahan data. Pada tahap ini dilakukan
Undang Nugraha, 2014
Tahlilan Di Desa Sindang Barang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2) Member-chek
Dilakukan untuk mengkonfirmasi seluruh data yang diperoleh. Menurut Creswell
(2010: 287) member checking dapat dilakukan dengan membawa kembali laporan
akhir atau deskripsi-deskripsi spesifik ke hadapan partisipan untuk mengecek apakah
mereka merasa bahwa laporan dan deskripsi tersebut sudah akurat. Dalam member
chek mengharuskan peneliti untuk melakukan pengecekan kembali kepada para
partisipan dan memberikan kesempatan pada mereka untuk berkomentar tentang hasil
penelitian. Dalam penelitian ini proses member check dilakukan dengan cara peneliti
menyusun hasil wawancara dan observasi secara tertulis kemudian
menyampaikannya kepada pihak yang bersangkutan untuk divalidasi. Setelah
diperiksa oleh responden atau pihak yang berkompeten, kemudian ditandatangani
Undang Nugraha, 2014
Tahlilan Di Desa Sindang Barang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
Kesimpulan Dan Saran A. Kesimpulan
Setelah peneliti melakukan penelitian dapat disimpulkan. Tahlīlan perspektif
masyarakat Desa Sindangbarang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis
ternyata ada dua pendapat mengenai tradisi tahlīlan, yang pertama, sebagian besar
masyarakat Desa Sindangbarang melakukan tahlīlan dengan dasar:
1. Di perbolehkannya untuk melakukan tahlīlan karena bagi masyarakat Desa
Sindangbarang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis, tahlīlan adalah
syariat Islām , itu bisa dilihat dari kata tahlīl yang diambil dari kata tahlīlan, yaitu
mengucapkan kalimat lā ilāha illāAllāh.
2. Tahlīlan adalah implikasi dari anak ṣālih yang mendoakan orang tuanya.
Rasūlullāh s.a.w. Bersabda.
Artinya: Jika anak adam meninggal terputuslah amalan kecuali dari tiga perkara
ṣadaqaħ jariah, ilmu yang bermanfaat atau anak ṣālih yang mendoakannya. (HR. Bukhari Muslim).
3. Nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi tahlīlan, diantaranya nilai aqidah, nilai
ibadah, nilai ṣadaqaħ, nilai pendidikan, dan nilai silaturahmi yang bisa dijadikan
bimbingan mental spiritual bagi individu, keluarga, kerabat serta masyarakat
sekitarnya.
4. Implikasi tahlīlan terhadap pendidikan Islām diantaranya, sebagai ikhtiar
bertaubat kepada Allāh S.W.T. birul walidaini, mengingat kematian, sebagai
solidaritas terhadap sesama muslim. Dan tidak hanya itu, tahlīlan juga
mengajarkan untuk senantiasa membaca ayat suci Al-Qur`ān, mempelajarinya,
Undang Nugraha, 2014
Tahlilan Di Desa Sindang Barang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5. Banyak hal yang dapat memotivasi masyarakat dalam menyelenggarakan atau
menghadiri tahlīlan. Dari segala aspek aksternal maupun internal, sehingga
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan Manusia yang paling esensial dari nilai
dan implikasi tahlīlan yakni berupa ketenangan, ketentraman dan kedamaian yang
dapat mereka temui dari ajaran agama yang ada dalam tradisi tahlīlan itu sendiri.
6. Dari hasil pengamatan, wawancara, dan dokumentasi, dilakukan penganalisisan,
maka tahlīlan sebagai salah satu bentuk bimbingan keagamaan, yang memiliki
implikasi positif terhadap pembinaan pendidikan keagamaan dan peningkatan
pengamalan keagamaan. Dan pengaruh bimbingan ritual tahlīlan dengan
peningkatan pendidikan keagamaan khususnya bagi masyarkat Desa
Sindangbarang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis itu sangat signipikan
dikarenakan nilai-nilai dan implikasi dari pelaksanakan tahlīlan itu sendiri.
7. Tahlīlan merupakan sebuah tradisi yang memiliki dimensi Ketuhanan yang
mampu memberikan siraman rohani, ketenangan, kesejukan hati, dan peningkatan
keimanan, sekaligus juga memiliki dimensi sosial (hablun minannâs) yang
mampu menumbuhkan rasa persaudaraan, persatuan dan kebersamaan.
Dan hasil yang kedua dari penelitian tahlīlan perspektif masyarakat Desa
Sindangbarang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis, adalah sebagian kecil
masyarakat Desa Sindangbarang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis, tidak
melakukan tahlīlan dengan dasar:
1. Karena tahlīlan adalah masalah yang khilafiah (beda pendapat), itu dikarenakan
tahlīlan tidak ada dalam Al-Qur`ān dan tahlīlan tidak pernah dicontohkan oleh
Rasūlullāh s.a.w. dan hadīṡRasūlullāh s.a.w.
Artinya: Tidak ada suatu perkara yang dapat mendekatkan kepada Al Jannah
(Surga) dan menjauhkan dari An Naar (Neraka) kecuali telah dijelaskan
Undang Nugraha, 2014
Tahlilan Di Desa Sindang Barang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Dan juga Rasūlullāh s.a.w. bersabda.
Artinya: Sesungguhnya perkataan terbaik adalah kitabullah, sebaik perilaku
adalah perilaku Muhamad. Perkara terjelek adalah perkara yang baru dan
tiap ajaran baru itu bid’ah dan setiap bid’ah itu sesat.
2. Tidak akan sampainya kiriman-kiriman pahala yang dilakukan dalam acara ritual
tahlīlan, dikarenakan. Dalam Al-Qur`ān surat Yāsīn: 54.
Artinya: Maka pada hari itu seseorang tidak akan dirugikan sedikitpun dan kamu
tidak dibalasi, kecuali dengan apa yang telah kamu kerjakan.
(Q.S.Yāsīn: 54).
3. Dan penjamuan yang dilakukan oleh keluarga duka, justru itu bertentangan
dengan hadīṡ Rasūlullāh s.a.w.
Artinya: Buatkanlah makanan untuk keluarga Ja’far, karena mereka sedang
tertimpa masalah yang menyibukkan” (HR. Abu Daud).
Jadi bukan keluarga mayit yang seharusnya menghidangkan makanan, tetetapi
kitalah yang semestinya mengirim makanan kepada mereka, karena dengan
demikian berarti kita telah menolong saudara kita yang sedang tertimpa musibah,
bukan malah merepotkan dengan diadakannya tahlīlan.
4. Maka dengan alasan-alasan itulah sebagian kecil masyarakat Desa Sindangbarang
Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis tidak melaksanakan tahlīlan.
A. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, ada beberapa saran yang dapat
dikemukakan dalam pelaksanaan ritual tahlīlan perspektif masyarakat Desa
Undang Nugraha, 2014
Tahlilan Di Desa Sindang Barang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk yang melaksanakan Dan bagi yang tidak melaksanakan tahlīlan, semoga
perbedaan ini tidak menghalangi untuk selalu bersilaturahmi, dan jangan menjadikan
perselisihan apalagi perpecahan. Berkaitan dengan hal tersebut, penulis akan
mencoba memberikan beberapa saran yang mudah-mudahan bermanfaat bagi
keduanya, sebagai berikut:
1. Perbedaan pendapat yang terjadi dalam ritual tahlīlan tidak menjadikan
perpecahan apalagi perselisihan diantara masyarakar, khusunya di Desa
Sindangbarang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis, dan umumnya
untuk seluruh masyarakat Indonesia, dikarenakan perbedaan adalah berkah, dan
keduanya mempunyai dasar dan dalil yang bisa dipertanggung jawabkan.
2. Bagi yang melaksanakan ritual tahlīlan agar dijadikan sebagai momentum
bimbingan mental spiritual bagi individu, keluarga, kerabat dan masyarakat yang
ditinggal meninggal oleh orang tercintanya, sehingga dalam menghadapi kesulitan
dan tantangan hidup lebih tegar, oftimis dan ikhlāṣ. Hal ini tentunya diserukan
kepada tokoh agama dan seluruh masyarakat muslim yang melaksanakan tahlīlan.
3. Ketidak mampuan ekonomi jangan dijadikan alasan tidak melaksanakan tahlīlan.
Karena penjamuan terhadapat masyarakat yang datang mengikuti tahlīlan, bukan
sebuah keharusan mutlak untuk menghidangkan makanan.
4. Dilihat dari nilai-nilai dan implikasi pendidikan yang terkandung dalam tahlīllan
perspektif masyarakat Desa Sindangbarang kecamatan Panumbangan Kabupaten
Ciamis. Tahlīlan merupakan bimbingan Islām yang telah menyatu dalam tradisi
masyarakat yang harus dipertahankan.
5. Bagi masyarakat yang tidak melaksanakan tahlīllan, jangan mengganggu mereka
yang melaksanakan tahlīllan begitu juga bagi mereka yang melaksanakan
tahlīllan terhadap yang tidak melaksanakan tahlīllan. Yakini kita benar pasti ada salahnya, dan mreka salah pasti ada benarnya, karena kedunya mempunya dasar
Undang Nugraha, 2014
Tahlilan Di Desa Sindang Barang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6. Dan semoga dengan adanya perbedaan dalam melaksanakan tahlīlan, khususnya
di Desa Sindangbarang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis lebih
mempererat tari silaturahmi antara warga masyarakat, dan tidak menjadikan
perselisihan, dikarenakan kedua pendapat tersebut juga mempunya dasar yang
Undang Nugraha, 2014
Tahlilan Di Desa Sindang Barang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTSAKA
……… . (2011). Al-Qur`ān dan Terjemahanya. Terjemahan: Tim Penerjemah
Al-Qur`ān Departemen Agama RI Bandung: CV Dipenogoro.
Abdusshomad. M (2010). Tahlīllan Dalam Perspektif Al-Qur`ān dan As-Sunnah.
Jawa Timur: PP. Nurul Islām (Nuris)
Muslih. H. M (1989). Kesahihan Dalil Tahlīl Menurut Al-Qur`ān dan Hadīṡ Cet: Semarang: PT. Karya Toha Putra Semarang.
Hasan, A, S. (I/183). Al-Hidaya, Syarah Bidayatul Mubtadi.
Hambal. A Al-Firqu Tsani Wasab’in Walmi’ah.
Muhammad. S (2007). Sampaikah Pahala Bacaan Yasin Dan Tahlīl Kepada Mayit? Surabaya: Penerbit, Cahaya.
Ali. M (2012). Mantan Kiai Nu Menggugat Tahlīanl, Istighosah Dan Ziarah Para Wali. Surabaya: Penerbit Laa Tasyuki.
Zakaria. A (1408 H). Alhidayah, Edisi Kompilasi. Bandung: Eta Tea Rumah Grafis.
Idrus, M. (2011). Benarkah Tahlīllan Kenduri Haram?. Surabaya: KHALISTA.
Idrus. M (2010). Membedah Bid’ah Dan Tradisi, dalam Perspektif Ahli hadīṡ dan Ulama Salaf. Surabaya: Khalista.
Moleong, L. J. (2010). Metologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Muhaimin. (2008). Paradigma Pendidikan Islām Upaya Mengefektifkan Pendidikan
Agama Islām di Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nasution, S. (2009). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantittif Kualitatif Dan R&D. Bandung:
Undang Nugraha, 2014
Tahlilan Di Desa Sindang Barang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sudiyono, H. (2009). Ilmu Pendidikan Islām . Jakarta: PT Rineka Cipta.
Nata, A. (2005). Filsafat Pendidikan Islām . Jakarta: Gaya Media Pratama.
Subagyo, J. (1991). Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktek. Jakarta. PT Rineka
Cipta.
Suryabrata, S. (2010). Metode Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Taufik, M. (2007). Studi Interdisipliner Pemikiran Pendidikan Islām . IAIN
Mataram: Lengger Printika.
Strauss, A. dan Corbin, J. (2009). Dasar-dasar Penelitian Kualitatif. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Sutrisno dan Albarobis (2012). Pendidikan Islām . Jogjakarta: Perpustakaan Nasional
Katalog Dalam Terbitan (KDT)
Basri, H. (2009). Filsafat Pendidikan Islām. Bandung: CV. Pustaka Setia.
Ruswandi, U. Hermawan, H. Nurhamzah (2009). Landasan Pendidikan. Bandung:
Cv. Insan Mandiri.
Sauri, S. (2006). Pendidikan Berbhasa Santun. Bandung: PT Genesindo.
Tafsir, A. (2010). Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islām . Bandung: Rosda.
Al-Attas, S. M. (1984), Konsep Pendidikan dalam Islām ,Terjemahan Haidar Bagir,
Bandung: Mizan.
Undang Nugraha, 2014
Tahlilan Di Desa Sindang Barang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Quthb, M. (1988). Sistem Pendidikan Islām , Terjemahan Salman Harun, Bandung:
Al-Ma’arif
Aynayni, A. K. (1980). Falsafat al-Tarbiyyat al-Islām iyyat fi al-Qur`ān al-Karim,
Qahirah: Dar al-Fikr al-Arabi.
Afifuddin & Saebani. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: CV.
Pustaka Setia.
Satori, D., & Komariah, A. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:
Alfabeta
Ramayulis & Nizar, S. (2010). Filsafat Pendidikan Islām. Jakarta: Kalam Mulia.
Tafsir, A. (2011). Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islām . Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
Jalal, A. F. (1988). Azas-azas Pendidikan Islām , Terjemahan Herry Noer Ali
Bandung: Diponegoro.
Alwasilah, A. Chaedar (2012). Pokoknya Kualitatif. Jakarta: Pustaka Jaya.
Satori, D. & Komariah, A. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:
Alfabeta.
Creswell, J. (2012). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan
Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ramayulis. (2002). Metode Pendidikan Agama Islām. Jakarta: Kalam Mulia.
Abdullah, A. R. (2001). Aktualisasi Konsep Dasar Pendidikan Islām. Yogyakarta:
Undang Nugraha, 2014
Tahlilan Di Desa Sindang Barang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Daradjat, Z. (1991). Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: PT Bulan Bintang
Sukmadinata, N. S. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Assayuthi, B. M. (TT: 7). Bimbingan Ibadah. Shalat Lengkap. Mitra Utama.
Riyanto, Y. (2006). Pengembangan Kurikulum dan Seputar Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan. Surabaya: University Press.
Muchsin, B., Sulthon, M., & Wahid, A. (2010). Pendidikan Islām Humanistik
Alternatif Pendidikan Pembebasan Anak. Bandung: PT Refika Aditama.
Syaodih, N. S. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Salim, M. H, dan Kurniawan, S. (2012) Studi Ilmu Pendidikan Islām . Jogjakarta: Er