SKIRPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Diajukan oleh: Andri Ribut Setyawan
0713010217/FE/EA
FAKULTAS EKONOMI
SKRIPSI
PENGARUH MODAL SENDIRI DAN JUMLAH ANGGOTA TERHADAP PEROLEHAN SISA HASIL USAHA KOPERASI SERBA USAHA (KSU) DI
KABUPATEN SIDOARJO
Yang diajukan
Andri Ribut Setyawan 0713010217/FE/AK
Telah disetujui untuk ujian lisan oleh :
Pembimbing Utama :
Dr. Indrawati Yuhertiana, MM, Ak Tanggal : ...
Mengetahui
Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi
KABUPATEN SIDOARJO
Disusun Oleh :
Andri Ribut Setyawan 0713010217/FE/AK
Telah Dipertahankan Dihadapan dan Diterima Oleh
Tim Penguji Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan nasional “Veteran” Jawa Timur
Pada Tanggal 29 Juli 2011
Pembimbing: Tim Penguji:
Pembimbing Utama Ketua
Dr. Indrawati Yuhertiana, MM, Ak Dr. Sri Trisnaningsih, SE, MSi Sekretaris
Dr. Indrawati Yuhertiana,MM, Ak Anggota
Rina Mustika, SE, MM
Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah dan karunia-Nya yang tak terhingga sehingga saya berkesempatan menimba
ilmu hingga jejanh Perguruan Tinggi. Berkat rahmat-Nya pula memungkinkan saya
untuk menyelesaikan skripsi dengan judul “PENGARUH MODAL SENDIRI
DAN JUMLAH ANGGOTA TERHADAP PEROLEHAN SISA HASIL USAHA KOPERASI SERBA USAHA (KSU) DI KABUPATEN SIDOARJO”.
Sebagaimana diketahui bahwa penilisan skripsi ini merupakan salah satu
syarat untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE). Walaupun dalam
penulisan skripsi ini penulis telah mencurahkan segenap kemampuan yang dimiliki,
tetapi penulis yakin tanpa adanya saran dan bantuan maupun dorongan dari beberapa
pihak maka skripsi ini tidak akan mungkin dapat tersusun sebagaimana mestinya.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebanyak-banyaknya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP., Rektor Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM., Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Drs. Ec. H. R.A. Suwaidi, MS., Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi
telah sabar dan telaten membimbing dan memberi petunjuk selama penulisan
skripsi ini.
6. Pimpinan beserta staff Dinas Koperasi, UKM, Perindag dan ESDM Kab.
Sidoarjo, yang telah membantu dalam penyediaan data-data yang dibutuhkan
oleh penulis hingga skripsi ini terselesaikan dengan baik.
7. Kepada kedua orang tuaku, kakak-kakakku, dan semua temen tercinta terima
kasih atas do’a, kasih sayang, dukungan dan bantuannya secara moril
maupun materiil yang telah diberikan selama ini.
8. Semua pihak yang telah membantu penulis dan tidak bisa penulis sebutkan
satu-persatu.
Akhirnya penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan didalam
penulisan skripsi ini, oleh karena itu penulis senantiasa mengharapkan kritik dan
saran bagi perbaikan di masa mendatang. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini
memberikan manfaat bagi pembaca.
Surabaya, Juli 2011
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI... iii
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
ABSTRAKSI ... x
ABSTRACT... xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 8
1.3. Tujuan Penelitian ... 8
1.4. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ... 10
2.2. Landasan Teori ... 16
2.2.1. Pengertian Koperasi ... 16
2.2.2. Prinsip-prinsip Koperasi ... 18
2.2.3. Jenis Koperasi ... 19
2.2.4. Klasifikasi Koperasi ... 21
2.2.5. Akuntansi untuk Koperasi ... 22
2.2.5.1. Pengertian Akuntansi ... 22
2.2.6. Koperasi Serba Usaha (KSU) ... 36
2.2.7. Modal Sendiri ... 36
2.2.8. Anggota Koperasi ... 38
2.2.9. Sisa Hasil Usaha (SHU) ... 41
2.3. Kerangka Pikir ... 44
2.4. Hipotesis ... 44
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 45
3.1.1. Definisi Operasional ... 45
3.1.1. Pengukuran Variabel ... 46
3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 47
3.2.1. Populasi ... 47
3.2.2. Sampel ... 47
3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 49
3.3.1. Jenis Data ... 49
3.3.2. Pengumpulan Data ... 49
3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 50
3.4.1. Uji Normalitas ... 50
3.4.2. Uji Asumsi Klasik ... 50
3.4.2.1. Uji Multikolonieritas ... 51
3.4.3. Analisis Regresi Linier Berganda ... 52
3.4.4. Uji Hipotesis ... 53
3.4.4.1. Uji Kesesuaian Regresi Linier Berganda (Uji F) ... 53
3.4.4.2. Uji Pengaruh Regresi Linier Berganda (Uji t) ... 54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANAN 4.1. Diskripsi Obyek Penelitian ... 56
4.1.1. Obyek Penelitian ... 56
4.1.2. Struktur Organisasi KSU di Kabupaten Sidoarjo ... 56
4.1.3. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Koperasi, UKM, Perindag dan ESDM ... 59
4.2. Diskripsi Hasil Penelitian ... 60
4.2.1. Modal Sendiri (X1) ... 61
4.2.2. Jumlah Anggota (X2) ... 62
4.2.3. Perolehan SHU (Y) ... 63
4.3. Pengujian Asumsi Klasik Regresi Linier Berganda ... 65
4.3.1. Uji Normalitas ... 65
4.3.2. Uji Multikolinieritas ... 66
4.3.3. Uji Heteroskedastisitas ... 67
4.3.4. Uji Autokorelasi ... 67
4.4. Analisa dan Pengujian Hipotesis ... 68
4.4.1. Persamaan Regresi Linier Berganda ... 68
4.4.2. Koefisien Determinasi (R Square) ... 70
4.4.3. Pengujian Hipotesis dengan uji Kesesuaian (uji F) ... 70
4.4.4. Pengujian Hipotesis dengan uji Parsial (uji t) ... 71
4.7. Keterbatasan Penelitian ... 78
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ... 80
5.2. Saran ... 81
DAFTAR PUSTAKA... 82
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 : Diagram Proses Penyusunan Laporan Keuangan Koperasi ... 32
Gambar 2.2 : Diagram Kerangka Pikir ... 44
Gambar 4.1 : Struktur Organisasi KSU di Kabupaten Sidoarjo ... 58
Gambar 4.2 : Diagram Modal Sendiri (X1) ... 61
Gambar 4.3 : Diagram Jumlah Anggota (X2) ... 62
Tabel 1.1 : Rekap data koperasi serba usaha Kab. Sidoarjo ... 6
Tabel 2.1 : Contoh neraca pada koperasi ... 33
Tabel 2.2 : Contoh Perhitungan Hasil usaha Koperasi ... 34
Tabel 2.3 : Contoh Laporan Promosi Ekonomi Anggota ... 35
Tabel 4.1 : Hasil Uji Normalitas ... 64
Tabel 4.2 : Hasil Uji Normalitas (setelah tranformasi) ... 64
Tabel 4.3 : Hasil Uji Multikolinieritas ... 65
Tabel 4.4 : Hasil Uji Heteroskedastisitas... 66
Tabel 4.5 : Hasil Uji Autokorelasi ... 67
Tabel 4.6 : Koefisien Regresi ... 67
Tabel 4.7 : Koefisien Determinasi ... 69
Tabel 4.8 : Uji F Variabel Bebas dengan Variabel Terikat ... 70
Tabel 4.9 : Uji t Variabel Bebas dengan Variabel Terikat ... 71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Data Koperasi Serba Usaha di Kab. Sidoarjo tahun 2009
Lampiran 2. Uji Normalitas
Lampiran 3. Asumsi Klasik
Lampiran 4. Regresi Linier Berganda
Lampiran 5. Permohonan ijin penelitian
Oleh:
Andri Ribut Setyawan Abstraks
Koperasi sebagai soko guru perekonomian yang bermakna sebagai pilar atau penyangga utama perekonomian nasional tetap dapat berkembang optimal dalam membantu masyarakat dari bermacam golongan, status dan tingkat sosial ekonomi. Bahwa dengan pengelolahan modal (modal sendiri) yang baik diharapkan akan memberikan manfaat yang dapat mendatangkan keuntungan (Sisa Hasil Usaha) bagi koperasi. Dalam permodalan koperasi sangat dipengaruhi oleh jumlah anggota, karena banyak sedikitnya anggota akan berimbas terhadap simpanan pokok dan simpanan wajib anggota sebagai modal sendiri koperasi. Sehubungan dengan permasalahan tersebut di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah modal sendiri dan jumlah anggota berpengaruh terhadap sisa hasil usaha (SHU) koperasi serba usaha di Kab. Sidoarjo.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data modal sendiri, jumlah anggota dan perolehan SHU di Koperasi Serba Usaha di Kab. Sidoarjo tahun 2009 yang bersumber dari Dinas Koperasi, UKM, Perindag dan ESDM. Sampel yang diambil sebanyak 104 KSU.
Analisis yang dilakukan adalah dengan analisis regresi untuk mengetahui hubungan antara ketiga variabel tersebut. Dan kemudian dilakukan perhitungan signifikansi dengan uji t dan uji F. Hasil analisis menunjukan berdasarkan uji kesesuaian model di dapat nilai 36,8% dan dengan taraf signifikan < 0,05. Hal ini berarti bahwa terdapat pengaruh antara Modal Sendiri dan Jumlah Anggota terhadap Perolehan SHU pada Koperasi Serba Usaha di Kab. Sidoarjo, terbukti kebenarannya. Sedangkan secara
parsial hanya modal sendiri yang berpengaruh signifikan.
The Effect of Personal Capital and Number of Members on the Dividend of Cooperative In Sidoarjo
by:
Andri Ribut Setyawan
Abstract
Cooperative as a pillar of the economy means that as the main support of the national economy, it still can grow optimally in helping people coming from various of groups, status, and social economy level. With personal capital management, it is expected to provide profit (dividend) to the cooperative. The capital power in cooperative depends on the number of the members, because the number of the members affect to both proncipal and mandatory savings as their personal capital in the cooperative. Relating to the above matter, this research aims to determine whether personal capital and number of members affect to the dividend of the cooperatives in Sidoarjo.
The research uses secondary data in the form of personal capital data, number of members, and dividend at cooperatives in Sidoarjo in 2009. The data sources from the Department of Cooperatives, Small and Middle Establishments, Industry and Trade, and Human Resources Management. The research uses 104 cooperatives as samples.
The analysis of the research uses regression analysis to determine the relationship among those three variables. The significance calculation uses T test and F test. The resultof the analysis shows that the value of model suitability is 36.8% and the significance level is <0.05. This means that there is influence between personal capital and the number of the members of the Cooperative on dividend at cooperatives in Sidoarjo. While the personal capital only partially owns a significant effect.
Keywords: personal capital, the number of members, dividend of Cooperative
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembangunan koperasi mengalami kemajuan yang cukup mengembirakan,
itu bisa dilihat dari jumlah koperasi, jumlah anggota, aktiva dan volume usaha.
Pemerintah secara tegas menetapkan bahwa dalam rangka pembangunan nasional,
koperasi harus menjadi tulang punggung dan wadah bagi perekonomian rakyat.
Kebijakan pemerintah tersebut sesuai dengan isi UUD 1945 pasal 33 ayat 1
amandemen 2002 yang menyatakan bahwa perekonomian nasional
diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan,
efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta
dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional. Selama
mengalami pasang surutnya perkembangan perekonomian nasional, yang tengah
dilada krisis financial global. Koperasi sebagai soko guru perekonomian yang
bermakna sebagai pilar atau penyangga utama perekonomian nasional tetap dapat
berkembang optimal dalam membantu masyarakat dari bermacam golongan,
status dan tingkat sosial ekonomi. Koperasi harus tampil sebagai organisasi yang
dapat mengumpulkan dan membentuk kekuatan ekonomi bersama-sama agar
dapat meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya.
Menurut Moh. Hatta ( 2010 ), koperasi dijadikan sebagai sokoguru
2
1. Koperasi mendidik sikap Self-helping.
2. Koperasi mempunyai sifat kemasyarakatan, dimana kepentingan
masyarakat harus lebih diutamakan daripada kepentingan diri atau
golongan sendiri.
3. Koperasi digali dan dikembangkan dari budaya asli bangsa Indonesia.
4. Koperasi menentang segala paham yang berbau individualisme dan
kapitalisme.
Pada masa sekarang, umumnya koperasi mengalami perkembangan usaha
dan kelembagaan yang mengairahkan. Namun demikian, koperasi masih memiliki
berbagai kendala untuk pengembangannya sebagai badan usaha. Hal ini perlu
memperoleh perhatian dalam pembangunan usaha koperasi pada masa mendatang.
Peranan koperasi dalam perekonomian Indonesia paling tidak, dapat dilihat dari:
(1) kedudukannya sebagai pemain utama dalam kegiatan ekonomi di berbagai
sektor, (2) penyedia lapangan kerja yang terbesar, (3) pemain penting dalam
pengembangan kegiatan ekonomi local dan pemberdayaan masyarakat, (4)
pencipta pasar baru dan sumber inovasi, serta (5) sumbangannya dalam menjaga
neraca pembayaran melalui kegiatan ekspor.
Koperasi merupakan badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau
badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip
koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas
kekeluargaan. Tujuan koperasi adalah untuk menyejahterakan anggotanya.
Perkembangan usaha koperasi sekarang ini masih jauh tertinggal apabila
adanya masalah-masalah yang dihadapi koperasi, terutama aspek kelembagaan
dan aspek usaha. Untuk kelancaran perkembangan usaha koperasi diperlukan
adanya pengelolaan yang profesional memerlukan adanya sistem
pertanggungjawaban berupa laporan keuangan yang lengkap dengan berdasarkan
pedoman yang sudah distandarkan khusus untuk koperasi dan informasi yang
relevan serta dapat diandalkan.
Mengingat pentingnya arti pembangunan perkoperasian, maka salah satu
syarat untuk mengembangkan kesejahteraan anggota khususnya dan masyarakat
umumnya dengan perluasan investasi. Untuk mencapai hal tersebut koperasi harus
memperoleh keuntungan atau lebih tepatnya sisa hasil usaha (SHU). Yang akan
digunakan sebagai salah satu indikator keberhasilan atau prestasi dan manajemen
koperasi dalam menjalankan usahanya.
Berdasarkan undang-undang nomor 25 tahun 1992, koperasi adalah
badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau bahan hukum koperasi dengan
melandaskan kegiatannya pada prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan
ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Sedangkan menurut
pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK No.27), koperasi adalah badan
usaha yang mengorganisasi pemanfaatan dan pendayagunaan sumber daya
ekonomi para anggotanya atas dasar prinsip-prinsip koperasi dan kaidah usaha
ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup anggota pada khususnya dan
masyarakat daerah pada umumnya. Dengan demikian, koperasi merupakan
4
Koperasi serba usaha (KSU) adalah koperasi yang memiliki lebih dari
satu bidang usaha. Koperasi serba usaha suatu koperasi yang dapat dianggap
sebagai koperasi simpan pinjam sekaligus koperasi konsumen, atau dapat
dianggap sebagai koperasi pemasaran sekalgus koperasi simpan pinjam. Koperasi
ini dapat memilih untuk bergerak dalam beberapa bidang usaha sekaligus karena
beberapa alasan. Bidang usaha yang diambil oleh koperasi itu bisa mencakup
bidang simpan pinjam, penjualan barang konsumen, hingga pemasaran barang
anggota. Seperti halnya badan usaha lainnya koperasi serba usaha juga
memerlukan adanya sistem akuntansi ( Rudianto 2010:118).
Akuntansi merupakan suatu proses pencatatan dan pengelolahan data-data
keuangan sehingga menjadi laporan keuangan yang berguna bagi para pemakai
untuk pengambilan keputusan ekonomisnya. Dalam hal ini, akuntansi berperan
dalam penyediaan informasi keuangan organisasi, dimana informasi ini dapat
berfungsi sebagai media pertanggungjawaban dan dapat digunakan untuk menilai
kinerja dan manajemen. Sekaligus untuk memberi informasi perkembangan usaha
dan perkembangan sisa hasil usaha (SHU), dimana koperasi yang bertujuan untuk
mensejahterakan anggotanya dari taraf hidup sosial maupun taraf hidup
ekonominya.
Sistem informasi akuntansi nantinya harus mampu menghasilkan
informasi akuntansi yang berupa laporan keuangan yang telah distandarisasi oleh
Ikatan Akuntansi Indonesia. Perkembangan usaha koperasi juga dapat di nilai dari
hasil informasi laporan keuangan koperasi dengan perkembangan omset usaha,
Sisa hasil usaha (SHU) merupakan pendapatan yang diperoleh dalam satu
tahun dikurangi dengan penyusutan dan biaya dari tahun buku yang bersangkutan.
Sisa hasil uasaha yang diperoleh dari koperasi, selain digunakan untuk
meningkatkan kesejahteraan anggotanya juga digunakan untuk menjamin
kelangsungan dan kesinambungan kehidupan koperasi itu sendiri.
Koperasi melakukan usaha dengan modal awal yang berasal dari dari
simpanan pokok para anggotanya. Selain itu koperasi dapat juga memanfaatkan
sumber-sumber modal lain baik dari dalam maupun luar koperasi sesuai dengan
ketentuan hukum yang berlaku. Sebagai misal adalah dalam bentuk pinjaman
anggota, pinjaman dari bank, atau obligasi. Dengan demikian modal koperasi
akan selalu berubah-ubah tergantung pada mutasi keluar masuk anggota.
Menurut teori dalam buku Sukambiyo (1997) yang dikutip oleh
Suryaningrum (2007), bahwa dengan pengelolahan modal (modal sendiri) yang
baik diharapkan akan memberikan manfaat yang dapat mendatangkan keuntungan
(Sisa Hasil Usaha) bagi koperasi. Jika modal sendiri naik maka Sisa Hasil Usaha
(SHU) yang diperoleh akan naik juga.
Teori tersebut digunakan pada penelitihan Choiriyah (2005) dan
Suryaningrum (2007) tentang pengaruh modal sendiri terhadap sisa hasil usaha
(SHU), menemukan hasil bahwa secara simultan maupun parsial sisa hasil usaha
dipengaruhi oleh modal sendiri. Hal ini dikarenakan, adanya kenaikan modal
sendiri yang memperlancar usaha koperasi sehingga dapat menyebabkan kenaikan
6
Tabel 1.1 : Rekap data koperasi serba usaha Kab. Sidoarjo.
Rekap data koperasi serba usaha Kab. Sidoarjo
Periode 2008-2010
Aktif Tidak Aktif Jml Koperasi Jml Modal sendiri Jml Modal
Luar Jml Asset Jml SHU
Tahun
(unit) (unit) (unit) Jml
Anggota
(000,-) (000,-) (000,-) (000,-)
2008 373 49 422 17219 Rp 4,888,146 Rp7,440,858 Rp12,329,004 Rp1,053,058
2009 386 49 435 17766 Rp 5,916,657 Rp8,080,698 Rp13,997,355 Rp1,305,608
2010 386 49 435 17766 Rp 5,133,267 Rp8,055,698 Rp13,188,965 Rp1,581,825
(Sumber : Dinas koperasi, UKM, Perindag dan ESDM Kab. Sidoarjo)
Fakta yang terdapat dalam rekap data koperasi Kab. Sidoarjo diatas jenis
koperasi serba usaha (KSU) pada tahun 2009 dan 2010. Bahwa adanya penurunan
modal sendiri dari + 5,9 milyar pada 2009 menjadi + 5,1 milyar pada 2010.
Sedangkan perolehan sisa hasil usaha (SHU) mengalami kenaikan dari + 1,3
milyar pada 2009 menjadi + 1,5 milyar. Sehingga rekap data tersebut bertolak
belakang dengan teori yang ada.
Dalam koperasi jumlah anggota juga berpengaruh terhadap SHU. Sesuai
dengan ketentuan yang terdapat dalam UU No.25 / 1992, salah satu syarat
pendirian koperasi di Indonesia adalah tersedianya 20 orang anggota. Meskipun
demikian tidak berarti dibatasi 20 orang saja. Setiap koperasi didirikan dengan
tujuan untuk dapat terus menambah jumlah anggotanya, yaitu dengan cara
memberikan kesempatan kepada masyarakat yang mendukung cita-cita koperasi
dan juga harus dapat memenuhi syarat-syarat keanggotaan koperasi.
Semakin berkembangnya sebuah koperasi akan semakin banyak jumlah
anggota, maka semakin banyak jumlah masyarakat yang dapat dilayani oleh
pada jumlah anggota koperasi serba usaha di Kab. Sidoarjo tidak ada perubahan
tetapi perolehan sisa hasil usaha (SHU) mengalami peningkatan.
Ada anggapan bahwa koperasi merupakan organisasi yang berwatak sosial,
sehingga dalam hal ini yang perlu diutamakan bukan hanya keberhasilan
usahanya, tetapi yang perlu diperhatikan sumber daya manusianya. Dengan
banyaknya koperasi serba usaha yang berdiri di Kab Sidoarjo, perkembangan
koperasi akan semakin meningkat. Dimana perkembangan koperasi dapat dilihat
melalui perkembangan sisa hasil usaha (SHU).
Dengan anggapan tersebut bahwa semakin berkembangnya koperasi serba
usaha akan membuat semakin meningkatnya kesejahteraan perekonomian
masyarakat di Kab. Sidoarjo. Kelangsungan usaha sebuah koperasi serba usaha
tentunya tidak lepas dari peran aktif para anggotanya, baik itu dalam bentuk moril
maupun materi. Semakin banyak anggota koperasi yang menyimpan dananya
pada koperasi, diharapkan akan meningkatkan volume kegiatan koperasi sehingga
akan meningkatkan sisa hasil usaha yang akan diperoleh koperasi, yang pada
akhirnya diharapkan pula akan meningkatkan gerak dan kegiatan usaha yang
dijalankan.
Pada koperasi-koperasi di Sidoarjo, Koperasi serba usaha (KSU)
merupakan salah satu koperasi yang memiliki perkembangan yang pesat selain
dari jenis koperasi simpan pinjam (KSP), koperasi pegawai negeri (KPRI) dan
koperasi karyawan (KOPKAR). Dalam permodalan koperasi sangat dipengaruhi
8
simpanan pokok dan simpanan wajib anggota sebagai modal sendiri koperasi. Dan
juga berpengaruh terhadap sisa hasil usaha koperasi pada satu periode.
Dari penjelasan latar belakang diatas, maka peneliti perlu untuk
menganalisis dengan mengambil judul “Pengaruh Modal Sendiri Dan Jumlah
Anggota Terhadap Perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi Serba Usaha (KSU) Di Kabupaten Sidoarjo”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasar latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan
dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah modal sendiri berpengaruh terhadap perolehan sisa hasil usaha
(SHU) koperasi serba usaha di Kab. Sidoarjo ?
2. Apakah jumlah anggota berpengaruh terhadap perolehan sisa hasil
usaha (SHU) koperasi serba usaha di Kab. Sidoarjo ?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1. Pengaruh modal sendiri terhadap sisa hasil usaha (SHU) koperasi serba
usaha di Kab. Sidoarjo.
2. Pengaruh jumlah anggota terhadap sisa hasil usaha (SHU) koperasi
serba usaha di Kab. Sidoarjo.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Bagi Koperasi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan saran atau sumber
informasi bagi pengurus koperasi serba usaha di seluruh kab. Sidoarjo
mengenai faktor yang mempengaruhi perolehan SHU sehingga dapat
mengupayakan jalan keluarnya serta dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dan pengambilan keputusan dimasa yang akan datang.
2. Bagi Universitas
Penelitian ini diharapkan dapat menambah perbendaharaan
perpustakaan untuk kepentingan ilmiah sehingga dapat dipakai
sebagai acuan bagi penelitian yang akan datang.
3. Bagi Penulis
Menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai akuntansi
perkoperasian khususnya sisa hasil usaha (SHU) pada koperasi serba
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu
1. Agus Taufik Ismail (2007)
Judul : Pengaruh Partisipasi Anggota Koperasi Terhadap Sisa Hasil Usaha Di
Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) “Tumbal” Kecamatan
Ciamis Kabupaten Ciamis.
Perumusan Masalah :
1. Adakah pengaruh partisipasi anggota terhadap sisa hasil usaha (SHU) di
Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) “TUMBAL” Kecamatan
Ciamis Kabupaten Ciamis ?
2. Seberapa besarkah pengaruh partisipasi anggota terhadap sisa hasil
usaha (SHU) di Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI)
“TUMBAL” Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis ?
Hipotesis :
“Ada pengaruh partisipasi anggota terhadap sisa hasil usaha pada KPRI
TUMBAL Kecamatan Ciamis Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis”
1. Adanya pengaruh antara partisipasi anggota dengan sisa hasil usaha yang
diperoleh anggota pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI)
“TUMBAL” Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis.
2. Dari analisis statistik regresi linear sederharna diperoleh persamaan garis
regresi yaitu Y = - 9678,706 + 8754,933 X. Hal ini berariti bahwa, sisa
hasil usaha (SHU) efektif jika ada hubungan linear dengan partisipasi
anggota lebih besar dari 1,1055. Jadi apabila partisipasi anggota melewati
angka 1,1055 maka sisa hasil usaha akan mengalami kanaikan pula. Dari
perhitungan efektifitas garis regresi dapat diketahui bahwa sumbangan
efektif yang diberikan oleh partisipasi anggota terhadap sisa hasil usaha
yang diperoleh anggota pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia
(KPRI) “TUMBAL” Kecamatan Ciamis kabupaten Ciamis adalah sebesar
34,7 % dan yang 65,3% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak terungkap
dalam penelitian ini. Dari hasil tersebut terlihat bahwa pengaruh
partisipasi anggota terhadap sisa hasil usaha yang didapat anggotanya
relatif rendah. Besarnya sisa hasil usaha yang diperoleh anggota koperasi
tersebut banyak dipengaruhi oleh faktor lain di luar anggota. Dari hasil
observasi di lapangan selama penelititan terlihat bahwa konsumen dari
unit usaha yang dijalankan Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI)
”TUMBAL” Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis adalah masyarakat
12
kantor dan unit usaha (niaga, gedung olah raga/ gedung serba guna) yang
strategis yaitu di pusat kota sehingga banyak masyarakat luar sebagai
konsumen dari unit usaha Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI)
”TUMBAL” Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis. Unit usaha niaga
yang berbentuk swalayan banyak di kunjungi oleh masyarakat dan anak–
anak sekolah di luar jam belajar, dengan harga yang relatif sama dengan
harga pasaran. Selain itu gedung serba guna / gedung olah raga selalu
ramai digunakan khususnya untuk latihan bulu tangkis khususnya di luar
jam kantor, baik oleh keluarga, instansi, ataupun klub bulu tangkis.
Dengan hasil penelitian yang terungkap di atas menunjukan bahwa
partisipasi anggota pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI)
“TUMBAL” Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis masih rendah.
2. Mailiya Choiriyah (2005)
Judul : Pengaruh Modal Sendiri Dan Modal Pinjaman Terhadap Sisa Hasil
Usaha (SHU) Pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Se
Kabupaten Demak
Perumusan Masalah :
1. Bagaimana struktur finansial dan struktur modal pada KPRI se kabupaten
Demak ?
2. Adakah pengaruh modal sendiri dan modal pinjaman terhadap SHUpada
3. Seberapa besar pengaruh modal sendiri dan modal pinjaman terhadap
SHU padaKPRI se kabupaten Demak ?
Hipotesis :
“Ada pengaruh Modal Sendiri dan Modal Pinjaman terhadap SHU pada
KPRI se Kabupaten Demak”.
Kesimpulan :
1. Struktur financial dan struktur modal pada KPRI di Kabupaten Demak
sudah baik, dengan kondisi nyata bahwa rasio modal sendiri yang
digunakan untuk membelanjai aktiva dan menjalankan kegiatan usaha
lebih besar dibandingkan dengan rasio modal pinjamannya, sehingga
likuiditas dan solvabilitas KPRI terjamin.
2. Secara simultan ada pengaruh yang signifikan antara modal sendiri dan
modal pinjaman terhadap SHU pada KPRI se Kabupaten Demak dengan
kontribusi yang relatif besar yaitu 60,50%.
3. Modal sendiri mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap SHU pada
KPRI se Kabupaten Demak, sedangkan modal pinjaman tidak
berpengaruh signifikan terhadap SHU pada KPRI se Kabupaten Demak.
Hal ini dikarenakan KPRI di Kabupaten Demak dalam membiayai
usahanya menggunakan modal sendiri lebih besar dibandingkan dengan
14
3. April Liana (2009)
Judul : Faktor-faktor yang mempengaruhi sisa hasil usaha pada koperasi
Waru Buana Putra di Sidoarjo.
Perumusan Masalah :
1. Apakah jumlah anggota, simpanan anggota, pinjaman anggota dan
tambahan modal koperasi mempunyai pengaruh terhadap sisa hasil
usaha ?
2. Diantara faktor-faktor diatas, manakah yang lebih dominan dalam
mempengaruhi sisa hasil usaha ?
Hipotesis :
1. Diduga jumlah anggota, simpanan anggota, pinjaman anggota dan
tambahan modal koperasi mempunyai pengaruh terhadap sisa hasil
usaha.
2. Diduga jumlah anggota mempunyai pengaruh lebih dominan terhadap
sisa hasil usaha.
Kesimpulan :
1. Menyebutkan bahwa jumlah anggota koperasi, jumlah pinjaman, jumlah
simpanan dan tambahan modal mempunyai pengaruh terhadap Sisa
Hasil Usaha pada Koperasi “Waru Buana Putra” dapat terbukti
2. Menyebutkan bahwa jumlah anggota mempunyai pengaruh paling
dominan terhadap Sisa Hasil Usaha pada Koperasi “Waru Buana Putra”
juga dapat terbukti kebenarannya.
4. Abidin dan Malik (2009)
Judul : Pengaruh modal usaha dan jumlah manajer terhadap sisa hasil usaha
koperasi di Indonesia (studi emperik pada koperasi di Indonesia
periode 2003-2005).
Perumusan Masalah :
1. Apakah jumlah modal dan jumlah manajer secara bersama-sama
berpengaruh terhadap peningkatan sisa hasil usaha di Indonesia ?
2. Apakah jumlah modal usaha dan jumlah manajer secara parsial
berpengaruh terhadap sisa hasil usaha di Indonesia ?
Kesimpulan :
1. Dengan bantuan program SPSS v 14 diperoleh hasil dengan α = 5%,
bahwa jumlah modal usaha dan jumlah manajer secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap perubahan sisa hasil usaha.
2. Bahwa antara jumlah modal usaha dan jumlah manajer mempunyai
hubungan yang positif terhadap sisa hasil usaha di Indonesia.
5. Lubuk Novi Suryaningrum (2007)
Judul : Pengaruh Modal Sendiri Terhadap Perolehan Sisa Hasil Usaha
16
Perumusan masalah :
1. Adakah pengaruh modal sendiri terhadap perolehan SHU pada KPRI di
Kota Semarang ?
2. Seberapa besar pengaruh modal sendiri terhadap perolehan SHU pada
KPRI di Kota Semarang ?
Hipotesis :
“Ada Pengaruh antara Modal Sendiri terhadap Perolehan Sisa Hasil
Usaha pada KPRI di Kota Semarang”.
Kesimpulan :
1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara modal sendiri dan perolehan
SHU pada KPRI di Kota Semarang.
2. Besarnya pengaruh (sumbangan efektif) yang diberikan oleh variabel
modal sendiri terhadap perolehan Sisa Hasil Usaha pada Koperasi
Pegawai Republik Indonesia (KPRI) di Kota Semarang adalah sebesar
51,5%.
2.2. LANDASAN TEORI
2.2.1. Pengertian Koperasi
Berbeda dengan perusahaan komersil, khusunya perseroan terbatas (PT) dan
firma, yang didirikan oleh orang-orang yang memiliki modal cukup besar untuk
memulai usaha, koperasi biasanya didirikan oleh orang-orang yang menpunyai modal
sosial sebagai perkumpulan orang, koperasi bertujuan meningkatkan kesejahteraan
para anggotanya. Unsur ekonomi sebagai sebuah badan usaha yang harus beroperasi
sebagaimana layaknya perusahaan komersil dengan melakukan kegiatan untuk
mendapatkan sumber penghasilan.
Istilah koperasi berasal dari bahasa asing Co-operation (co = bersama,
operation = usaha), yang berarti usaha bersama. Kata Co-operation kemudian
diangkat menjadi istilah ekonomi sebagai kooperasi yang dibakukan menjadi bahasa
ekonomi yang dikenal dengan istilah koperasi, yang berarti organisasi ekonomi
dengan keanggotaan yang bersefat sukarela. Oleh karena itu, menurut Rudianto
secara umum koperasi dipahami sebagai perkumpulan orang yang secara sukarela
mempersatukan diri untuk bertujuan meningkatkan kesejahteraan ekonomi meraka
melalui pembentukan sebuah badan usaha yang dikelola secara demokratis. (Rudianto
2010:3)
Berdasarkan undang-undang nomor 25 tahun 1992, koperasi adalah badan
usaha yang beranggotakan orang-orang atau bahan hukum koperasi dengan
melandaskan kegiatannya pada prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi
rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Sedangkan menurut pernyataan standar
akuntansi keuangan (PSAK No.27), koperasi adalah badan usaha yang
mengorganisasi pemanfaatan dan pendayagunaan sumber daya ekonomi para
18
umumnya. Dengan demikian, koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat dan
sokoguru perekonomian nasiaonal.
Dari beberapa pengertian koperasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa
koperasi merupakan kumpulan dari orang-orang yang memiliki keinginan dan tujuan
yang sama untuk memberikan manfaat bagi anggota-anggotanya demi tercapainya
kesejahteraan anggota. Sangat jelas bahwa koperasi menberikan banyak peranan di
dalam perekonomian bagi anggota-anggotanya. Usaha koperasi yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan yang dirasakan bersama yang pada akhirnya akan mengangkat
martabat anggota, dan terlebih perekonomian anggotanya.
2.2.2. Prinsip-Prinsip Koperasi
Koperasi bekerja berdasarkan beberapa prinsip. Prinsip ini merupakan
pedoman bagi koperasi dalam melaksanakan nilai-nilai koperasi, secara
prinsip-prinsip itu juga mengatur pola kepemilikan modal koperasi serta pola pembagian sisa
hasil usahanya. Di Indonesia koperasi melaksanakan prinsip-prinsip (Rudianto, 2010:
4) sebagai berikut :
1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
Dalam keanggotaan koperasi seseorang tidak boleh memaksa orang lain
untuk menjadi anggota koperasi dan bersedia menerima
pertanggungjawaban keanggotaan, tanpa membedakan gender (jenis
2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis
Dari prinsip ini koperasi mengupayakan pengambilan keputusan koperasi
diambil dari keputusan rapat anggota.
3. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil dan sebanding dengan
besarnya jasa masing-masing anggota
SHU yang telah dikurangi dengan biaya-biaya tertentu akan dibagikan
kepada para anggota sesuai dengan pertimbangan jasanya masing-masing.
4. Pemberian balas jasa yang terbatas pada modal
Pembatasan bunga atas modal merupakan cermin bahwa selain menaruh
perhatian terhadap pemberian imbalan yang wajar atas partisipasi para
anggotanya, koperasi juga mendorong dan menumbuhkan rasa
kesetiakawanan antarsesama anggota koperasi.
5. Kemandirian
Agar dapat mandiri, koperasi harus mengakar kuat dalam kehidupan
masyarakat. Dan agar dapat mengakar kuat, koperasi harus dapat diterima
oleh masyarakat. Dan agar dapat diterima masyarakat, koperasi harus
memperjuangkan kepentingan serta peningkatan kesejahteraan ekonomi
masyarakat.
2.2.3. Jenis Koperasi
20
dikembangkan dan terdapat berbagai jenis koperasi yang terdiri menjadi 5 golongan
(Rudianto, 2010:5), yaitu :
1. Koperasi Konsumsi
Koperasi konsumsi adalah koperasi yang beranggotakan orang-orang yang
mempunyai kepentingan langsung dalam lapangan konsumsi. Koperasi
konsumsi mempunyai fungsi sebagai penyalur tunggal barang-barang
kebutuhan sehari-hari yang memperpendek jarak antara produsen ke
konsumen, harga barang sampai ditangan pemakai menjadi lebih murah,
ongkos-ongkos penjualan maupun pembelian dapat dihemat.
2. Koperasi Kredit atau Koperasi Simpan Pinjam
Koperasi kredit atau koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang bergerak
dalam lapangan usaha pembentukan modal melalui tabungan-tabungan para
anggota secara teratur dan terus-menerus untuk kemudian dipinjamkan
kepada para anggota dengan cara mudah, murah, cepat, tepat untuk tujuan
produktif dan kesejahteraan. Ada berbagai tujuan diadakannya koperasi
simpan pinjam yaitu membantu keperluan anggota dengan syarat ringan,
mendidik anggota agar giat menyimpan tabungan sehingga membentuk
modal sendiri, mendidik anggota untuk hidup hemat, menambah
3. Koperasi Produksi
Koperasi produksi adalah koperasi yang bergerak dalam bidang kegiatan
ekonomi pembuatan dan penjualan barang-barang baik yang dilakukan oleh
koperasi sebagai organisasi maupun orang-orang anggota koperasi. Tujuan
dari koperasi produksi untuk membantu para pengusaha kecil yang
kekurangan modal untuk dapat berkembang dan menjangkau daerah
pemasaran dan koperasi sebagai penyalur.
4. Koperasi Jasa
Koperasi jasa adalah koperasi yang berusaha dibidang penyediaan jasa
tertentu bagi para anggota maupun masyarakat umum. Tujuan dari koperasi
jasa untuk memberikan pelayanan yang mudah kepada para anggota atau
masyarakat.
Dengan beragam jenis usaha koperasi yang tengah berkembang diharapkan
dapat membantu untuk lebih meningkatkan kesejahteraan anggota dan koperai dapat
lebih menberi manfaat pada masyarakat umumnya.
2.2.4. Klasifikasi Koperasi
Menurut Liga Alam dan M.Taufik (2007:41) penting untuk mengenal secara
detail jenis-jenis koperasi yang umumnya ada di Indonesia dan diluar negeri. Berikut
ini jeneis-jenis koperasi menurut klasifikasinya :
1. Jenis koperasi menurut usaha pokok yang dijalankan.
22
b. Koperasi konsumsi.
c. Koperasi produksi barang dan jasa.
2. Jenis koperasi menurut lingkup fungsional.
a. Koperasi pegawai negeri (KPRI).
b. Koperasi karyawan (KOPKAR).
c. Koperasi mahasiswa (KOPMA).
3. Jenis koperasi menurut lingkungan daerah kerja.
a. Koperasi pasar.
b. Koperasi unit desa (KUD).
c. Koperasi serba usaha perkotaan.
4. Jenis koperasi berdasarkan unit usaha.
a. Koperasi tunggal.
b. Koperasi serba usaha.
2.2.5. Akuntansi untuk Koperasi
2.2.5.1. Pengertian Akuntansi
Pengertian akuntansi dapat dikemukakan melalui dua pendekatan, yaitu dari
segi fungsi dan segi proses. Dilihat dari segi fungsinya, akuntansi adalah suatu
kegiatan jasa yang berfungsi menyajikan informasi kuantitatif terutama yang bersifat
sebagai dasar dalam mengambil keputusan-keputusan ekonomi dan keputusan kredit
oleh pihak-pihak yang berkepentingan terhadap jalannya usaha.
Sedangkan jika ditinjau dari segi prosesnya, akuntansi adalah suatu teknik
mencatat, mengolong-golongkan dan meringkas transaksi-transaksi keuangan yang
dilakukan oleh suatu lembaga atau perusahaan serta menyajikan hasil usahanya
melalui laporan keuangan serta menginterpretasikan data-data finansial yang
disajikan di dalam laporan keuangan.
Dari pengertian-pengertian akuntansi diatas dapat dismpulkan bahwa
peranan akuntansi dalam pengelolahan suatu organinasi atau perusahaan pada
dasarnya adalah membantu organisasi atau perusahaan itu, yaitudalam menyajikan
informasi keuangan yang akan digunakan sebagai dasar pengambilan
keputusan-keputusan ekonomi oleh berbagai pihak yang terkait dengan organisasi atau
perusahaan tersebut (Baswir, 2000:181).
2.2.5.2. Pengertian Akuntansi untuk Koperasi
Meskipun koperasi adalah organisasi yang berwatak sosial, tapi memerlukan
juga jasa akuntan baik untuk mengeloh data-data keuangan guna menghasilkan
informasi keuangan sebagai dasr dalam pengambilan keputusanekonomi maupun
untuk meningkatkan mutu pengawasan terhadap praktik pengelolaan usahanya.
24
Tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut (Baswir, 2000:184) :
a. Pencatatan
Mencatat transaksi-transaksi keuangan yang terjadi di koperasi yang bersangkutan
dengan aktiva, utang, modal, pendapatan maupun biaya. Untuk mempermudah
koperasi dalam melakukan pencatatan, biasanya digunakan buku jurnal.
Sedangkan yang dimaksud buku jurnal adalah merupakan catatan berupa
pendebitan dan pengkreditan dari transaksi-transaksi secara kronoligis beserta
penjelasan-penjelasan yang diperlukan dari transaksi-transaksi tersebut.
b. Penggolongan
Pengolongan dilakukan dengan cara mengeposkan, yaitu proses pemindahan
catatan yang telah dilakukan di dalam jurnal ke dalam buku besar. Sedangkan
yang dimaksud dengan buku besar adalah merupakan kumpulan dan kesatuan
rekening yang klasifikasinya didasarkan pada kepentingan untuk memudahkan
penyusunan laporan keuangan.
c. Peringkasan
Setiap akhir periode, koperasi menyusun neraca saldo sebagai alat bantu dalam
penyusunan laporan keuangan. Neraca saldo tersebut merupakan daftar saldo
d. Penyusunan Laporan Keuangan
Tahap terakhir dari proses akuntansi adalah penyusunan laporan keuangan,
dimulai dengan pembuatan jurnal penyesuaian, menyusun neraca lajur dan
memisahkan rekening-rekening ke dalam neraca dan laporan rugi laba. Setelah itu
memindahkan laba atau rugi ke dalam laporan perubahan modal.
2.2.5.3.Ciri-ciri Kualitatif Laporan Keuangan
Ciri-ciri kualitatif laporan keuangan koperasi seperti yang tercantum dalam
buku Akuntansi untuk Koperasi (Tunggal,2002:42-44) adalah :
1. Relevan
Dalam mempertimbangkan relevansi suatu informasi yang bertujuan umum
(general purpose information), perhatian difokuskan pada kebutuhan umum
pemakai, dan bukan pada kebutuhan khusus pihak tertentu, dengan demikian
suatu informasi mungkin mempunyai tingkat relevansi yang tinggi untuk
kegunaan khusus tertentu, sementara kecil sekali relevasi bagi kegunaan yang
lain.
2. Dapat Dimengerti
Informasi harus dapat dimengerti oleh pemakainya, dan dinyatakan dalam
bentuk dan dengan istilah yang disesuaikan dengan batas pengertian para
26
mengenai aktivitas ekonomi perusahaan, proses akuntansi keuangan, serta
istilah-istilah teknis yang digunakan dalam laporan keuangan.
3. Daya Uji (Verifiability)
Pengukuran tidak dapat sepenuhnya lepas dari pertimbangan dan pendapat
yang subjektif. Hal ini berhubungan dengan keterlibatan manusia di dalam
proses pengukuran dan penyajian informasi, sehingga proses tersebut tidak lagi
berlandaskan pada realisasi objektif semata. Dengan demikian untuk
meningkatkan manfaatnya, informasi harus dapat diuji kebenarannya oleh para
pengukur yang independen dengan menggunakan metode yang sama.
4. Netral
Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, dan tidak
bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. Tidak boleh ada usaha
untuk menyajikan informasi yang menguntungkan beberapa pihak, sementara hal
tersebut akan merugikan pihak lain yang mempunyai kepentingan yang
berlawanan.
5. Tepat Waktu
Informasi harus disampaikan sedini mungkin untuk dapat digunakan sebagai
dasar untuk membantu dalam pengambilan keputusan ekonomi dan untuk
6. Daya Banding (Comparability)
Informasi dalam laporan keuangan akan lebih berguna bila dapat
dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya dari perusahaan
dengan laporan keuangan perusahaan lainnya pada periode yang sama.
7. Lengkap
Informasi akuntansi yang lengkap meliputi data akuntansi keuangan yang
dapat memenuhi secukupnya enam tujuan kualitatif diatas, dapat juga diartikan
sebagai pemenuhan standar pengungkapan yang memadai dalam pelaporan
keuangan.
2.2.5.4. Karakteristik Laporan Keuangan Koperasi
Laporan keuangan koperasi mempunyai karakteristik sebagai berikut
(Tunggal, 2002:104-105) :
a. Laporan keuangan merupakan bagian dari pertanggungjawaban pengurus
kepada para anggotanya di dalam rapat anggota tahunan.
b. Laporan keuangan biasanya meliputi necara atau laporan posisi
keuangan, laporan perhitungan rugi laba dan laporan perubahan posisi
28
c. Sesuai dengan posisi koperasi sebagai bagian dari sistem jaringan
koperasi, maka beberapa pos atau istilah yang sama akan muncul, baik
pada kelompok aktiva maupun kewajiban dan ekuitas.
d. Perhitungan rugi-laba menyajikan hasil akhir yang disebut sisa hasil
usaha (SHU). Sisa hasil usaha koperasi dapat berasal dari usaha yang
diselenggarakan untuk anggota dan bukan anggota. Sisa hasil usaha yang
dibagikan kepada anggota harus berasal dari usaha yang diselenggarakan
untuk anggota.
e. Dengan adanya konsep jaringan koperasi dan pengaturan pemerintah,
maka terdapat aktiva dan dimiliki koperasi tetapi tidak dikuasainya, dan
sebaliknya terdapat aktiva yang dikuasai oleh koperasi tetapi tidak
dimilikinya.
f. Laporan keuangan koperasi bukan merupakan laporan keuangan
konsolidasi dari koperasi-koperasi.
2.2.5.5. Unsur-Unsur Laporan Keuangan Koperasi
Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 27, koperasi
a. Neraca
Neraca menyajikan informasi mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas
koperasi pada waktu tertentu.
b. Perhitungan hasil usaha
Perhitungan hasil usaha menyajikan informasi mengenai pendapatan dan
beban-beban usaha dan beban perkoperasian selama periode tertentu.
Perhitungan hasil usaha menyajikan hasil akhir yang disebut sisa hail
usaha. Sisa hsail usaha yang diperoleh mencangkup hasil usaha dengan
anggota dan laba atau rugi kotor dengan non-anggota.
c. Laporan arus kas
Laporan arus kas menyajikan informasi mengenai perubahan kas yang
meliputi saldo awal kas, sumber penerimaan kas, pengeluaran kas dan
saldo akhir kas pada periode tertentu.
d. Laporan promosi anggota
Laporan promosi anggota adalah laporan yang memperlihatkan manfaat
ekonomi yang diperoleh anggota koperasi selama satu tahun tertentu.
Laporan tersebut mencangkup empat unsur, yaitu :
30
2. Manfaat ekonomi dari pemasaran dan pengolahan bersama.
3. Manfaat ekonomi dari simpan pinjam lewat koperasi.
4. Manfaat ekonomi dalam bentuk pembagian sisa hasil usaha.
e. Catatan atas laporan keuangan
Catatan atas laporan keuangan menyajikan pengungkapan yang memuat
tentang perlakuan akuntansi dan pengungkapan informasi lainnya.
2.2.5.6. Proses Penyusunan Laporan Keuangan
Menurut Tunggal Amin Widjadja (2002:45) setelah tahun buku koperasi
ditutup, paling lambat 1 (satu) bulan sebelum diselenggarakan rapat anggota tahunan,
pengurus penyusun laporan tahunan yang memuat sekurang-kurangnya :
1. Perhitungan tahunan yang terdiri dari neraca akhir tahun buku yang baru
lampau dan perhitungan hasil usaha dari tahun yang bersangkutan serta
pemjelasan atas dokumen tersebut.
2. Keadaan dan usaha koperasi serta hasil usaha yang dapat dicapai. Melalui
proses penyusunan laporan keuangan koperasi dan dimulai dari proses
a. Pencatatan dan penggolongan yaitu bukti-bukti pembukuan dicatat
dalam buku jurnal. Untuk transaksi-transaksi yang sama yang sering
terjadi dicatat dalam buku jurnal khusus.
b. Peringkasan yaitu transaksi yang sudah dicatat dan digolongkan dalam
nuku jurnal, setiap bulan atau periode yang lain diringkas dan dibukukan
dalam rekening-rekening buku besar.
c. Pelaporan yaitu data akuntansi yang tercatat dalam rekening-rekening
buku besar akan disajikan dalam bentuk laporan keuangan yaitu neraca,
perhitungan hasil usaha, laporan hasil usaha tidak dapat dibagi dan
laporan perubahan posisi keuangan.
d. Analisis data keuangan dari koperasi yang bersangkutan yaitu untuk
mengetahui posisi keuangan tercermin pada neraca, sedangkan sisa hasil
32
Gambar 2.1 : Diagram proses penyusunan laporan keuangan koperasi
Sebagai lampiran Neraca
Sumber : Diadaptasi dari Aspari (1987) dalam Tunggal (2002:47). Bukti Dokumen Pendukung Bukti Dokumen Pendukung Bukti Dokumen Pendukung Bukti Dokumen Pendukung Bukti Dokumen Pendukung Bukti Kas Masuk Bukti Kas Keluar Bukti Pembelian Kredit Bukti Umum Bukti Penjualan Kredit Jurnal Kas Jurnal Memorial Jurnal Penjualan Bukti Kas Masuk Neraca Lajur Laporan Keuangan Daftar Saldo Buku Pembantu = Neraca Perhitungan R/L Penjelasan Neraca
Penjelasan Perhit. R/L
Tabel 2.1 : Contoh neraca pada koperasi
KOPERASI SERBA USAHA
NERACA
31 Desember 20X1 dan 20X0
( Sumber : PSAK, 2009:27.11)
ASET 20X1 20X0 KEWAJIBAN DAN EKUITAS 20X1 20X0
ASET LANCAR Rp xxxx Rp xxxx KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Kas dan Bank xxxx xxxx Utang Usaha Rp xxxx Rp xxxx
Investasi Jangka Pendek xxxx xxxx Utang Bank xxxx xxxx
Piutang Usaha xxxx xxxx Utang Pajak xxxx xxxx
Piutang Pinjaman Anggota xxxx xxxx Utang Simpanan Anggota xxxx xxxx
Piutang Pinjaman Non-Anggota xxxx xxxx Utang Dana Bagian SHU xxxx xxxx
Piutang Lain-lain xxxx xxxx Utang Jangka Panjang
Peny. Piutang Tidak Tertagih (xxxx) (xxxx) akan Jatuh Tempo xxxx xxxx
Persediaan xxxx xxxx Biaya Harus Dibayar xxxx xxxx
Pendapatan Akan Diteriman xxxx xxxx Jml. Kwj. Jangka Pendek Rp xxxx Rp xxxx
Jumlah Aset Lancar Rp xxxx Rp xxxx
INVESTASI JANGKA PANJANG KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
Penyertaan pada Koperasi Rp xxxx Rp xxxx Utang Bank Rp xxxx Rp xxxx
Penyertaan pada Non-Koperasi xxxx xxxx Utang jangka panjang lainnya xxxx xxxx
Jml Investasi jangka panjang Rp xxxx Rp xxxx Jml. Kwj. Jangka Panjang Rp xxxx Rp xxxx
ASET TETAP
Tanah/Hak atas Tanah Rp xxxx Rp xxxx EKUITAS
Bangunan xxxx xxxx Simpanan Wajib Rp xxxx Rp xxxx
Mesin xxxx xxxx Simpanan Pokok xxxx xxxx
Inventaris xxxx xxxx Modal Penyertaraan
Akumulasi Penyusutan (xxxx) (xxxx) Partisipasi Anggota xxxx xxxx
Jumlah Aset Tetap Rp xxxx Rp xxxx Modal penyertaan xxxx xxxx
Modal Sumbangan xxxx xxxx
ASET LAIN_LAIN Dana Cadangan xxxx xxxx
Ak. Tetap dalam Konstruksi Rp xxxx Rp xxxx SHU Belum dibagi xxxx xxxx
Beban Ditangguhkan xxxx xxxx Jumlah Ekuitas Rp xxxx Rp xxxx
Jumlah Aset Lain-lain Rp xxxx Rp xxxx
JUMLAH ASET Rp xxxx Rp xxxx
JUMLAH KEWAJIBAN DAN
34
Tabel 2.2 : Contoh Perhitungan Hasil usaha Koperasi.
KOPERASI SERBA USAHA PERHITUNGAN HASIL USAHA
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 20X1 dan 20X0
(Sumber : PSAK, 2009:27.12)
20X1 20X0
PARTISIPASI ANGGOTA
Partisipasi Bruto Anggota Rp xxxx Rp xxxx
Beban Pokok (xxxx) (xxxx)
Partisipasi Neto Anggota Rp xxxx Rp xxxx
PARTISIPASI NON-ANGGOTA
Penjualan Rp xxxx Rp xxxx
Harga Pokok (xxxx) (xxxx)
Laba (rugi) Kotor dengan
Non-Anggota Rp xxxx Rp xxxx
Sisa Hasil Usaha Kotor Rp xxxx Rp xxxx
BEBAN OPERASI
Beban Usaha Rp xxxx Rp xxxx
Beban Perkoperasian xxxx xxxx
Tabel 2.3 : Contoh Laporan Promosi Ekonomi Anggota.
KOPERASI SERBA USAHA
LAPORAN PROMOSI EKONOMI ANGGOTA Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 20X1 dan 20X0
20X1 20X0
PROMOSI EKONOMI SELAMA TAHUN BERJALAN
MANFAAT EKONOMI DARI PEMASARAN PRODUK ANGGOTA
Pemasaran Produk Anggota atas Dasar Harga Koperasi Rp xxxx Rp xxxx Pemasaran Produk Anggota atas Dasar Harga Pasar (xxxx) (xxxx)
Jumlah Promosi Ekonomi dari Transaksi Pemasaran Produk Anggota Rp xxxx Rp xxxx
MANFAAT EKONOMI DARI PENGADAAN BARANG UNTUK ANGGOTA
Pengadaan Barang atas Dasar Harga Pasar Rp xxxx Rp xxxx Pengadaan Barang atas Dasar Harga Koperasi (xxxx) (xxxx)
Jumlah Promosi Ekonomi dari Transaksi Pengadaan Barang untuk Anggota Rp xxxx Rp xxxx
MANFAAT EKONOMI DARI SIMPAN PINJAM LEWAT KOPERASI
Penghematan Beban Pinjaman Anggota Rp xxxx Rp xxxx
Kelebihan Balas Jasa Simpanan Anggota xxxx xxxx
Jumlah Promosi Ekonomi dari Transaksi Penyediaan Jasa untuk Anggota xxxx xxxx
Jumlah Promosi Ekonomi Anggota Selama Tahun Berjalan Rp xxxx Rp xxxx
PROMOSI EKONOMI PADA AKHIR TAHUN
Pembagian Sisa Hasil Usaha Tahun Berjalan untuk Anggota Rp xxxx Rp xxxx
Jumlah Promosi Ekonomi Anggota Rp xxxx Rp xxxx
36
2.2.6. Koperasi Serba Usaha (KSU)
Koperasi serba usaha (KSU) adalah koperasi yang memiliki lebih dari satu
bidang usaha. Koperasi serba usaha suatu koperasi yang dapat dianggap sebagai
koperasi simpan pinjam sekaligus koperasi konsumen, atau dapat dianggap sebagai
koperasi pemasaran sekaligus koperasi simpan pinjam. Koperasi ini dapat memilih
untuk bergerak dalam beberapa bidang usaha sekaligus karena beberapa alasan.
Bidang usaha yang diambil oleh koperasi itu bisa mencakup bidang simpan pinjam,
penjualan barang konsumen, hingga pemasaran barang anggota. Seperti halnya
badan usaha lainnya koperasi serba usaha juga memerlukan adanya sistem akuntansi
(Rudianto 2010:118).
Koperasi serba usaha adalah koperasi yang menyelenggarakan usaha lebih
dari satu macam kebutuhan ekonomi atau kepentiangan ekonomi para anggotanya.
Tujuan diadakannya koperasi serba usaha ini agar anggota dan masyarakat lebih
tertarik untuk berpartisipasi untuk lebih meningkatkan kesejahteraan ekonomi.
2.2.7. Modal Sendiri
Menurut Riyanto (2001 : 240) modal sendiri pada dasarnya adalah modal
yang berasal dari pemilik perusahaan dan yang tertanam di dalam perusahaan untuk
waktu yang tidak tertentu lamanya. Oleh karena itu modal sendiri ditinjau dari sudut
Ada dua sumber modal sendiri dalam perusahaan :
1. Modal sendiri yang berasal dari sumber intern ialah dalam bentuk keuntungan
yang dihasilkan perusahaan. Sumber intern merupakan usaha yang dilakukan
dengan efisien agar pemenuhan kebutuhan dana guna membiayai operasi
perusahaan dapat dipenuhi dari dalam perusahaan itu sendiri.
2. Modal sendiri yang berasal dari sumber ekstern adalah modal yang berasal
dari pemilik perusahaan. Sumber ekstern merupakan usaha pemenuhan
kebutuhan dana yang berasal dari luar perusahaan. Sumber-sumber ekstern ini
dapat berupa modal-modal pinjaman (modal asing) baik yang berupa uang,
bahan, maupun lainnya. Modal pinjaman ini dapat berupa hutang janka
panjang maupun jangka pendek.
Modal yang berasal dari pemilik perusahaan ada berbagai macam bentuk
menurut bentuk badan hukum dari masing-masing perusahaan yang bersangkutan.
Dalam peseroan terbatas (PT) modal berasal dari pemilik adalah modal saham,
sedangkan pada koperasi adalah simpanan pokok dan simpanan wajib yang berasal
dari para anggota.
Modal sendiri koperasi pertama berasal dari simpanan anggota yaitu simpanan
pokok dan simpanan wajib, setalah berjalan dan mendapatkan sisa hasil usaha (SHU)
sebagian sisa hasil usaha (SHU) tersebut dapat disisihkan pada dana cadangan untuk
memperkuat modal sendiri. Dengan demikian, sumber modal sendiri pada koperasi
38
Sumber–sumber modal sendiri pada koperasi :
1. Simpanan Pokok.
Simpanan pokok adalah simpanan yang sudah ditentukan jumlahnya dan
sama besarnya bagi setiap anggota, serta diwajibkan kepada anggota untuk
menyerahkan kepada koperasi pada waktu masuk menjadi anggota.
2. Simpanan Wajib.
Simpanan Wajib adalah simpanan yang sudah ditentukan jumlahnya dan
wajib disimpan oleh setiap anggota pada waktu tertentu. Simpanan wajib
hanya boleh diambil kembali dengan cara yang telah ditentukan dalam
anggaran dasar, supaya modal koperasi tidak goyah.
3. Dana Cadangan.
Dana cadangan merupakan bagian dari penyisihan SHU yang tidak
dibagikan kepada anggotanya yang dimaksudkan untuk memupuk modal
sendiri serta dapat untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan.
4. Hibah atau Donasi.
Hibah adalah modal yang diterima oleh koperasi secara cuma-cuma dari
pihak lain dan menjadi modal sendiri.
2.2.8. Anggota Koperasi
Anggota koperasi adalah pemilik dan pelanggan atau penguna jasa koperasi.
lingkup usaha koperasi. Setiap anggota koperasi mempunyai hak dan kewajiban yang
sama terhadap koperasi sebagimana diatur dalam anggaran dasar.
Konsep dasar koperasi adalah untuk menjadi anggota harus mempunyai
motivasi ekonomi yang sama, artinya jika motif untuk masuk koperasi tidak sama
dengan yang dijalankan koperasi maka seharusnya tidak bisa diterima menjadi
anggota. Umumnya koperasi dikendalikan secara bersama oleh seluruh anggotanya,
di mana setiap anggota memiliki hak suara yang sama dalam setiap keputusan yang
diambil koperasi. Pembagian keuntungan koperasi (biasa disebut Sisa Hasil Usaha
atau SHU) biasanya dihitung berdasarkan andil anggota tersebut dalam koperasi,
misalnya dengan melakukan pembagian dividen berdasarkan besar pembelian atau
penjualan yang dilakukan oleh anggota.
Anggota koperasi merupakan setiap warga negara Indonesia yang mampu
melakukan tindakan hukum atau Koperasi yang memenuhi persyaratan sebagaimana
ditetapkan dalam Anggaran Dasar. Koperasi dapat memiliki anggota luar biasa yang
persyaratan, hak, dan kewajiban keanggotaannya ditetapkan dalam Anggaran Dasar.
Kewajiban dan hak anggota koperasi menurut UU No. 25 pasal 20 tahun
1992, yaitu :
a. Kewajiban anggota koperasi :
1. Mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta
40
2. Berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan oleh
Koperasi.
3. Mengembangkan dan memelihara kebersamaan berdasar atas asas
kekeluargaan.
b. Hak anggota koperasi :
1. menghadiri, menyatakan pendapat, dan memberikan suara dalam Rapat
Anggota.
2. Memilih dan/atau dipilih menjadi anggota Pengurus atau Pengawas.
3. Meminta diadakan Rapat Anggota menurut ketentuan dalam Anggaran
Dasar.
4. Mengemukakan pendapat atau saran kepada Pengurus diluar Rapat
Anggota baik diminta maupun tidak diminta.
5. Memanfaatkan Koperasi dan mendapat pelayanan yang sama antara
sesama anggota.
6. Mendapatkan keterangan mengenai perkembanganKoperasi menurut
ketentuan dalam Anggaran Dasar.
Kedudukan anggota di dalam koperasi dapat berada dalam salah satu status
atau keduanya. Dengan demikian pengelompokkan koperasi menurut status
2.2.9. Perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU)
Pengertian Sisa hasil usaha menurut UU no. 25 tahun 1992 adalah
pendapatan yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan penyusutan dan
biaya dari tahun buku yang bersangkutan (Abidin dan Malik, 2009:5). Pada
hakikatnya sisa hasil usaha koperasi ini sama dengan laba bersih untuk perusahaan
yang lain. Sisa hasil usaha harus dipisahkan antara sisa hasil usaha yang diperoleh
dari transaksinya dengan para anggota dan sisa hasil usaha yang diperoleh dari pihak
bukan anggota. Sebagian dari sisa hasil usaha yang diperoleh dari para anggota dapat
dikembalikan kepada masing-masing anggota sebanding dengan jasa yang
diberikannya.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No. 27, 2009:27.9)
menyebutkan bahwa, perhitungan hasil usaha (PHU) adalah perhitungan hasil usaha
yang menyajikan informasi mengenai pendapatan dan beban-beban usaha dan beban
perkoperasian selama periode tertentu. Perhitungan hasil usaha menyajikan hasil
akhir yang disebut sisa hasil usaha (SHU). Sisa hasil usaha yang diperoleh mencakup
hasil usaha dengan anggota dan laba atau rugi kotor dengan non-anggota. Istilah
perhitungan hasil usaha digunakan semata-mata diukur dari sisa hasil usaha atau laba
tetapi lebih ditentukan pada manfaat bagi anggota.
Sisa hasil usaha yang berasal dari pihak luar tidak boleh dibagikan kepada
anggota. Sisa hasil usaha setelah dikurangi dengan bagian yang dikembalikan kepada
42
dana pendidikan koperasi dana sosial, dan dana pembangunan daerah kerja.
Penggunaan sisa hasil usaha dan besarnya masing-masing penggunaan ditetapkan
dalam anggaran dasar koperasi. Bagian sisa hasil usaha yang dikembalikan kepada
anggota dapat dikurangkan untuk mendapat laba kena pajak. Pada waktu koperasi
dibubarkan sisa cadangan setelah dipergunakan untuk menutup kerugian yang
diderita dan biaya penyelesaian tidak boleh dibagikan kepada anggota, tetapi harus
dibagikan kepada perkumpulan koperasi atau kepada badan lain yang asal tujuannya
sesuai dengan koperasi.
Secara umum menurut Widiyanti (2003:149) SHU koperasi dibagi untuk:
a . Cadangan Koperasi
Cadangan koperasi merupakan bagian dari penyisihan SHU yang tidak
dibagi dan dapat digunakan untuk memupuk modal sendiri serta untuk menutup
kerugian koperasi bila diperlukan.
b. Jasa Anggota
Anggota di dalam koperasi memiliki fungsi ganda, yaitu sebagai pemilik
(owner) dan sekaligus sebagi pelanggan (customer). Dengan demikian, SHU
yang diberikan kepada anggotanya berdasar atas 2 (dua) kegiatan ekonomi yang
dilakukan oleh anggota sendiri, yaitu:
1. SHU atas jasa modal, adalah SHU yang diterima oleh anggota karena jasa
2. SHU atas jasa usaha, adalah SHU yang diterima oleh anggota karena jasa
atas transaksi yang dilakukan sebagai pelanggan di dalam koperasi.
c. Dana Pengurus
Dana pengurus adalah SHU yang disisihkan untuk pengurus atas balas
jasanya dalam mengelola organisasi dan usaha koperasi.
d. Dana Karyawan
Dana pegawai adalah penyisihan SHU yang digunakan untuk membayar gaji
pegawai yang bekerja dalam koperasi.
e. Dana Pendidikan
Dana pendidikan adalah penyisihan SHU yang digunakan untuk membiayai
pendidikan pengurus, pengelola, dan pegawai koperasi sebagai upaya
meningkatakan kemampuan dan keahlian Sumber Daya Manusia dalam
mengelola koperasi.
f. Dana Sosial
Dana sosial adalah penyisihan SHU yang dipergunakan untuk membantu
anggota dan masyarakat sekitar yang tertimpa musibah.
g. Dana Pembangunan Daerah Kerja
Dana Pembangunan Daerah Kerja adalah penyisishan SHU yang dipergunakan
44
2.3. Kerangka Pikir
Berdasarkan penelitian terdahulu dan landasan teori yang diuraikan maka
diagram kerangka pikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.2 : Diagram kerangka pikir
Regresi Linier Berganda
2.4. Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah dan landasan teori yang telah
dikemukakan, maka dapat disusun hipotesis yang merupakan jawaban sementara
terhadap permasalahan yang harus diteliti dan dibuktikan.
H1 = Diduga adanya pengaruh modal sendiri terhadap perolehan sisa hasil usaha
(SHU) koperasi serba usaha di Kab. Sidoarjo.
H2 = Diduga adanya pengaruh jumlah anggota terhadap perolehan sisa hasil usaha
(SHU) koperasi serba usaha di Kab. Sidoarjo.
Modal Sendiri (X1)
Jumlah Anggota (X2)
3.1. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel
3.1.1. Definisi Operasional
Definisi operasional menurut Nazri (2005: 156) adalah suatu definisi yang
diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan
kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur
variabel tersebut.
Dalam penelitian berikut ini, definisi dari setiap variabel yang digunakan
adalah sebagai berikut :
1. Sisa Hasil Usaha sebagai Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah perolehan sisa hasil usaha (Y),
dimana sisa hasil usaha koperasi yang diperoleh dari pendapatan dikurangi
beban-beban yang menghasilkan keuntungan koperasi selama satu periode, sisa hasil
usaha yang diperoleh harus dibagikan kepada yang berhak menerima sesuai
dengan ketentuan AD/RT koperasi.
2. Modal Sendiri sebagai Variabel Bebas (X1)
Modal sendiri (X1) yaitu modal yang diperoleh koperasi dari simpanan pokok,
46
mengakumulasikan simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan dan hibah
setiap tahun.
3. Jumlah Anggota sebagai Variabel bebas (X2)
Jumlah anggota (X2) yaitu banyaknya orang yang menjadi anggota pada
koperasi dan bersedia mematuhi syarat yang telah ditetapkan oleh koperasi.
jumlah keseluruhan anggota koperasi yang menjadi pemilik koperasi.
3.1.2. Pengukuran Variabel
Adapun rincian pengukuran variabel dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Perolehan Sisa Hasil Usaha sebagai Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat diukur selama periode tahun dengan satuan pengukuran
rupiah dan skala yang digunakan adalah skala rasio. Sisa hasil usaha juga diambil
dari rekap data yang terdapat di Dinas Koperasi, UKM, Perindag dan ESDM
Kab. Sidoarjo tahun 2009.
2. Modal Sendiri sebagai Variabel Bebas (X1)
Variabel bebas (X1) diukur selama periode tahun dengan pengukuran rupiah
dan skala yang digunakan adalah skala rasio. Modal sendiri diukur dengan
melihat rekap data yang terdapat di Dinas koperasi, UKM, Perindag dan ESDM
Kab. Sidoarjo tahun 2009.
3. Jumlah Anggota sebagai Variabel bebas (X2)
diambil dari data yang terdapat di Dinas Koperasi, UKM, Perindag dan ESDM
Kab. Sidoarjo tahun 2009.
3.2. Teknik Penentuan Sempel
Objek yang digunakan penelitian ini adalah seluruh Koperasi Serba Usaha di
Kab. Sidoarjo tahun 2009 dan data diperoleh dari Dinas Koperasi, UKM, Perindag
dan ESDM.
3.2.1. Populasi
Populasi merupakan kelompok subyek atau objek yang memiliki ciri-ciri atau
karakteristik-karakteristik tertentu yang berbeda dengan kelompok subyek atau objek
yang lain, dan kelompok tersebut akan dikenai generalisasi dari hasil penelitian
(Sumarsono 2004:44).
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 435 koperasi serba usaha
(KSU) di Kab. Sidoarjo pada tahun 2009. Peneliti menggunakan data tahun 2009
karena peneliti merasa data dari tahun 2010 belum bisa mencerminkan data
sebenarnya yang berupa update data sementara. Sehingga peneliti memutuskan
menggunakan rekap data tahun 2009 sebagai data yang digunakan dalam penelitian
ini. Dimana koperasi tersebut tersebar di 18 kecamatan seluruh kabupaten Sidoarjo.
3.2.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari sebuah populasi, yang mempunyai ciri dan
karakteristik yang sama dengan populasi tersebut, karena itu sebuah sampel harus
48
Teknik penarikan sampel dengan mengunakan cara non-probabilitas, dan
dilakukan dengan cara sampling purposive. Sampling purposive adalah teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono 2010:85).
Kriteria atau pertimbangan pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah :
1. Koperasi Serba Usaha yang masih aktif dan terdaftar di Dinas Koperasi,
UKM, Perindag dan ESDM Kab. Sidoarjo tahun 2009.
2. Koperasi Serba Usaha yang melaporkan hasil perolehan SHU tahun 2009
kepada Dinas Koperasi, UKM, Perindag dan ESDM Kab. Sidoarjo periode
2009.
n = N 1 + Ne2
n = 435
1 + 435 (10%)2
n = 81,31 Keterangan :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
e = Persentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan
Jadi sampel minimal yang diperoleh 81,31 koperasi. Sedangkan peneliti
mengambil sampel dari Dinas Koperasi, UKM, Perindag dan ESDM Kab. Sidoarjo
sebanyak 104 koperasi, karena peneliti mengambil semua sampel yang memenuhi
kriteria yang ditentukan oleh peneliti. Karena menurut peneliti semakin banyak
sampel yang digunakan akan mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik.
3.3. Teknik Pengumpulan Data
3.3.1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data atau peneliti, misalnya lewat o