• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh penggunaan metode Inkuiri terhadap kemampuan membangun empati dan memahami diri pada pelajaran IPA SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh penggunaan metode Inkuiri terhadap kemampuan membangun empati dan memahami diri pada pelajaran IPA SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta"

Copied!
199
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. PENGARUH PENGGUNAAN METODE INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBANGUN EMPATI DAN MEMAHAMI DIRI PADA PELAJARAN IPA SD KANISIUS DEMANGAN BARU 1 YOGYAKARTA SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: Eta Yunianti NIM: 111134121. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015.

(2) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. PENGARUH PENGGUNAAN METODE INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBANGUN EMPATI DAN MEMAHAMI DIRI PADA PELAJARAN IPA SD KANISIUS DEMANGAN BARU 1 YOGYAKARTA SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: Eta Yunianti NIM: 111134121. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015. i.

(3) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. ii.

(4) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. iii.

(5) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. HALAMAN PERSEMBAHAN. Karya ilmiah sederhana ini Penulis persembahkan kepada: 1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberkati dan menyertai setiap langkahku, serta mendengarkan dan mengabulkan permohonanku. 2. Kedua orangtua yang selalu memberikan semangat dan banyak dukungan. 3. Keempat kakakku yang selalu memberikan semangat. 4. Sahabat-sahabatku yang sangat setia dan selalu membantu. 5. Universitas Sanata Dharma almamaterku.. iv.

(6) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. MOTTO. Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan. -Amsal 1: 7Agar dapat membahagiakan seseorang isilah tangannya dengan kerja, hatinya dengan kasih sayang, pikirannya dengan tujuan, ingatannya dengan ilmu yang bermanfaat, masa depannya dengan harapan dan perutnya dengan makanan. -Frederick E. CraneBalas dendam yang terbaik adalah kesuksesan. -Etayunia-. v.

(7) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. vi.

(8) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama. : Eta Yunianti. Nomor Mahasiswa. : 111134121. Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul: PENGARUH PENGGUNAAN METODE INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBANGUN EMPATI DAN MEMAHAMI DIRI PADA PELAJARAN IPA SD KANISIUS DEMANGAN BARU I YOGYAKARTA Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam. bentuk. pangkalan. data,. mendistribusikan. secara. terbatas,. dan. mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya, selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 9 Januari 2015 Yang menyatakan,. Eta Yunianti vii.

(9) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. ABSTRAK Yunianti, Eta. (2015). Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan membangun empati dan memahami diri pada pelajaran IPA SD Kanisius Demangan Baru I Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma. Kata kunci: metode inkuiri, kemampuan membangun empati, kemampuan memahami diri, mata pelajaran IPA. Latar belakang penelitian ini adalah keprihatinan terhadap rendahnya prestasi Indonesia dalam bidang IPA berdasarkan penelitian PISA 2009 dan 2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan membangun empati dan memahami diri pada pelajaran IPA. Penelitian ini menggunakan metode quasi experimental tipe non-equivalent control group design. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas V SDK Demangan Baru I sebanyak 80 siswa. Sampel penelitian adalah siswa kelas VB sebanyak 25 siswa sebagai kelas eksperimen dan VC sebanyak 28 siswa sebagai kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan membangun empati. Harga sig. (2-tailed) sebesar 0,00 (p < 0,01) dengan df = 51; t = -3,06. Rerata skor yang diperoleh kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol dengan M = - 0,16 ; SE = 0,14; SD = 0,75; N= 28 pada kelompok kontrol dan M = 0,40 ; SE = 0,11; SD = 0,54; N= 25; pada kelompok eksperimen. Besar pengaruh keseluruhan adalah r = 0,40 atau 16% yang setara dengan efek besar. 2) Penggunaan metode inkuiri tidak berpengaruh terhadap kemampuan memahami diri. Harga sig.(2-tailed) sebesar 0,59 (p > 0,05) dengan df = 40,50; t = -0,55. Rerata skor yang diperoleh kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol M =0,15; SD = 0,42; SE = 0,08; N = 28 pada kelompok kontrol dan nilai M = 0,23; SD = 0,65; SE = 0,13; N = 25 pada kelompok eksperimen. Besar pengaruh keseluruhan adalah r = 0,10 atau 1% yang setara dengan efek kecil.. viii.

(10) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. ABSTRACT Yunianti, Eta. (2015). The effect of the use of inquiry-based learning on the empathy and self-knowledge ability in science subject SD Kanisius Demangan Baru I Yogyakarta. Thesis. Yogyakarta: Elementary School Teacher Education Study Program, Sanata Dharma University. Keywords: inquiry method, empathy ability, self-knowledge ability, science. This study was conducted after finding out how low the achievement owned by Indonesia in Science Education filed based on research done by PISA 2009 and 2012. This study aims to investigate the use of inquiry based learning method on the ability of empathy and the ability of self-knowledge in science education. This study used experimental type non-equivalent control group design method. This research’s population was 5th grades students of SD Kanisius Demangan Baru I Yogyakarta. The samples were VB as the experimental group totaled 25 students and VC as the control group totaled 28 students. The results of this study showed that 1) Inquiry based learning influenced significantly on the ability to emphaty. The price of sig.(2-tailed) is 0,00 (p < 0,05). The experimental group has higer mean than the control with M = - 0,16 ; SE = 0,14; SD = 0,75; N= 28 for control group and M = 0,40 ; SE = 0,11; SD = 0,54; N= 25; for experimental group. The effect size is r = 0,40 or 16%, it is equivalent with large effect. 2) Inquiry based learning not influenced significantly on the ability to self-knowledge. The price of sig.(2-tailed) is 0,59 (p> 0,05). The experimental group has higher mean than the control group with M =0,15; SD = 0,42; SE = 0,08; N = 28 for control group and M = 0,23; SD = 0,65; SE = 0,13; N = 25 for experimental group. The effect size is r = 0,10 or 1% , it is equivalent with little effect.. ix.

(11) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala rahmat, kasih, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu. Skripsi dengan judul “PENGARUH PENGGUNAAN METODE INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBANGUN EMPATI DAN MEMAHAMI DIRI PADA PELAJARAN IPA SD KANISIUS DEMANGAN BARU I YOGYAKARTA” disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segenap hati dan rasa syukur penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ, S.S, BST, M.A. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, sekaligus dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan motivasi dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan dari awal penyusunan hingga selesai. 3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 4. Irine Kurniastuti, S.Psi., M.Psi. selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan motivasi dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan dari awal penyusunan hingga selesai. 5. Y. Hariyanta, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SD Kanisius Demangan Baru I Yogyakarta yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian di SD Kanisius Demangan Baru I Yogyakarta. 6. Albertus Hartoyo, selaku guru mitra SD peneliti yang sudah banyak membantu peneliti sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar. 7. Siswa kelas VB dan VC SD Kanisius Demangan Baru I Yogyakarta yang telah bekerjasama dan bersedia menjadi subyek penelitian sehingga penelitian berjalan lancar.. x.

(12) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 8. Sekretariat PGSD yang telah membantu proses perijinan penelitian sampai skripsi ini selesai. 9. Kedua orang tuaku yang terkasih, Alm. Ngatidja Giarto dan Martini yang selalu memotivasi dan memberikan dukungan berupa doa, nasihat dan materiil. 10. Kakak-kakakku, Dedeh, Mulyadi, Fitri, Hartoyo yang selalu memberikan dukungan, semangat, motivasi serta doanya. 11. Sahabat-sahabatku yang tercinta, Sinung, Ratna, Reno, Rara, Keisha, Kalista yang selalu mendukung dan memberi semangat. 12. Teman satu penelitian Eli dan Linda yang selalu menjadi teman yang memotivasi dan membantu ketika mengalami kesulitan dalam menyelesaikan karya skripsi ini. 13. Teman-teman penelitian kolaboratif payung (Eli, Linda, Era, Silvi, Eden, Siska, Rossa, Ratri, Yulita, Ika dan Shandi) yang telah memberikan banyak masukkan dan bantuan kepada penulis dalam melakukan penelitian dan menyelesaikan karya skripsi ini. 14. Teman-teman kelas VIIB, yang telah memberikan semangat dan dukungan dalam menyelesaikan karya skripsi ini. 15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas semuanya. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini, untuk itu penulis berharap karya ilmiah sederhana ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa Universitas Sanata Dharma.. Yogyakarta, 5 Januari 2015. Peneliti. xi.

(13) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .........................................................................................i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................ii HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... iv HALAMAN MOTTO .................................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN...............................................vii ABSTRAK.................................................................................................... viii ABSTRACT.....................................................................................................iix KATA PENGANTAR ...................................................................................... x DAFTAR ISI .................................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xviii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 4 1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5 1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 5 1.5 Definisi Operasional ................................................................................. 6 BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 7 2.1 Kajian Pustaka .......................................................................................... 7 2.1.1 Teori-teori yang mendukung .............................................................. 7 2.1.2 Metode Pembelajaran ....................................................................... 13 2.1.3 Metode Inkuiri ................................................................................. 14 2.1.6 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).................................... 20 2.1.7 Materi tentang Pencemaran Air ....................................................... 22 2.2 Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan ............................................... 26 2.2.1 Penelitian tentang Membangun empati dan Memahami diri .............. 26 2.2.2 Penelitian tentang Metode Inkuiri ..................................................... 27 2.3 Kerangka Berpikir .................................................................................. 30 2.4 Hipotesis Tindakan ................................................................................. 31 BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 32 3.1 Jenis Penelitian ....................................................................................... 32. xii.

(14) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 3.2 Setting Penelitian .................................................................................... 34 3.2.1 Lokasi Penelitian .............................................................................. 34 3.2.2 Waktu Penelitian .............................................................................. 34 3.3 Populasi dan Sampel ............................................................................... 35 3.4 Variabel Penelitian ................................................................................. 36 3.4.1 Variabel Bebas (Independet Variable) .............................................. 36 3.4.2 Variabel Terikat (Dependent Variable) ............................................. 36 3.5 Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 37 3.5.1 Tes ................................................................................................... 37 3.6 Instrumen Penelitian ............................................................................... 38 3.7 Teknik Pengujian Instrumen ................................................................... 42 3.7.1 Validitas Instrumen .......................................................................... 42 3.7.2 Reliabilitas Instrumen ...................................................................... 43 3.8 Teknik Analisis Data .............................................................................. 44 3.8.1 Uji Normalitas Distribusi Data ......................................................... 44 3.8.2 Uji Statistik ...................................................................................... 45 3.8.3 Analisis Lebih Lanjut ....................................................................... 47 BAB IV ........................................................................................................... 53 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................................. 53 4.1 Hasil Penelitian ...................................................................................... 53 4.1.1 Implementasi Penelitian ................................................................... 53 4.1.2 Uji Hipotesis Penelitian I.................................................................. 57 4.1.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian II ....................................................... 71 4.2 Pembahasan ............................................................................................ 85 4.2.1 Hipotesis Penelitian I ....................................................................... 85 4.2.2 Hipotesis Penelitian II ...................................................................... 87 4.2.3 Dampak Pengaruh Perlakuan ............................................................ 87 4.2.4 Konsekuensi Lebih Lanjut ................................................................ 93 BAB V............................................................................................................. 95 KESIMPULAN DAN SARAN....................................................................... 95 5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 95 5.2 Keterbatasan Penelitian........................................................................... 96 5.3 Saran ...................................................................................................... 96 DAFTAR REFERENSI ................................................................................. 98 LAMPIRAN ................................................................................................. 102. xiii.

(15) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. RIWAYAT HIDUP ..... ...................................................................................172. xiv.

(16) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Bagan Materi Pembelajaran ........................................................... 23 Gambar 2.2 Bagan Penelitian yang Relevan ......................................................30 Gambar 3.1 Desain Penelitian ............................................................................34 Gambar 3.2 Variabel Penelitian ..........................................................................38 Gambar 3.3 Rumus Persentase Uji Peningkatan Skor ........................................48 Gambar 3.4 Rumus Besar Efek untuk Data Normal ...........................................49 Gambar 3.5 Rumus Besar Efek untuk Data Tidak Normal ................................49 Gambar 3.6 Rumus Persentase Uji Retensi ........................................................50 Gambar 4.1 Diagram Rerata Selisih Skor Pretest-Posttest I Kemampuan Membangun empati..............................................................................................63 Gambar 4.2 Grafik Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Membangun empati ..................................................................................................................72 Gambar 4.3 Diagram Rerata Selisih Skor Pretest-Posttest I Kemampuan Memahami diri.....................................................................................................77 Gambar 4.4 Grafik Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Memahami diri........................................................................................................................85. xv.

(17) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Jadwal Pengambilan Data.................................................................. 36 Tabel 3.2 Tabel Pengumpulan Data Pretest dan Posttest ................................. 39 Tabel 3.3 Matriks Pengembangan Instrumen Soal ............................................ 40 Tabel 3.4 Rubrik Penilaian................................................................................. 40 Tabel 3.5 Uji Validitas Variabel Membangun empati ....................................... 44 Tabel 3.6 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha ................................... 45 Tabel 3.7 Uji Reliabilitas Semua Variabel Kemampuan Memahami................. 45 Tabel 3.8 Pedoman Wawancara Siswa Kelompok Eksperimen ........................ 52 Tabel 3.9 Pedoman Wawancara Guru................................................................ 52 Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Membangun empati ................... 60 Tabel 4.2 Hasil Uji Kemampuan Awal Pretest Kemampuan Membangun empati................................................................................................................. 61 Tabel 4.3 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Membangun empati..................................................................................................................63 Tabel 4.4 Hasil Uji Peningkatan Skor Pretest-Posttest I .................................. 64 Tabel 4.5 Hasil Uji Peningkatan Skor per Aspek Kelompok Kontrol .............. 65 Tabel 4.6 Hasil Uji Peningkatan Skor per Aspek Kelompok Eksperimen ........ 65 Tabel 4.7 Hasil Effect size Kemampuan Membangun empati keseluruhan ....... 67 Tabel 4.8 Hasil Effect size Kemampuan Membangun empati .......................... 67 Tabel 4.9 Hasil Effect size Kemampuan Membangun empati per Aspek ......... 68 Tabel 4.10 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan............................................. 70 Tabel 4.11 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan per Aspek ........................... 71 Tabel 4.12 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Memahami diri ........................ 74 Tabel 4.13 Hasil Uji Kemampuan Awal Kemampuan Memahami diri ........... 75 Tabel 4.14 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Memahami diri...................................................................................................................... 76 Tabel 4.15 Hasil Uji Peningkatan Skor Pretest-Posttest I ................................ 78 Tabel 4.16 Hasil Uji Peningkatan Skor Kelompok Kontrol.............................. 79. xvi.

(18) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. Tabel 4.17 Hasil Uji Peningkatan Skor Kelompok Eksperimen....................... 79 Tabel 4.18 Hasil Effect size Kemampuan Memamhami Diri Keseluruhan ....... 81 Tabel 4.19 Hasil Effect size Kemampuan Memamhami Diri ........................... 81 Tabel 4.20 Hasil Effect size Kemampuan Memamhami Diri per Aspek ........... 81 Tabel 4.21 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan ............................................ 84 Tabel 4.22 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan per Aspek ........................... 84. xvii.

(19) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1.1 Surat Ijin Penelitian .................................................................... 104 Lampiran 1.2 Surat Ijin Validitas Instrumen .................................................... 105 Lampiran 2.1 Silabus Kelompok Eksperimen .................................................. 106 Lampiran 2.2 Silabus Kelompok Kontrol ......................................................... 109 Lampiran 2.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen...... 112 Lampiran 2.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Kontrol............ 119 Lampiran 2.5 Lembar Kerja Siswa Kelompok Eksperimen ............................. 123 Lampiran 3.1 Soal Uraian ................................................................................. 129 Lampiran 3.2 Kunci Jawaban ........................................................................... 132 Lampiran 3.3 Hasil Rekap Nilai Expert Judgement kemampuan membangun empati dan memahami diri ............................................................................... 139 Lampiran 3.4 Hasil Analisis SPSS Uji Validitas .............................................. 141 Lampiran 3.5 Hasil Analisi SPSS Uji Reliabilitas ............................................ 142 Lampiran 4.1 Tabulasi Nilai Pretest, Posttest I dan Posttest II Kemampuan Membangun empati .......................................................................................... 143 Lampiran 4.2 Tabulasi Nilai Pretest, Posttest I dan Posttest II Kemampuan Memahami diri ................................................................................................. 145 Lampiran 4.3 Hasil SPSS Uji Normalitas Data ............................................... 147 Lampiran 4.4 Hasil Uji SPSS Uji Perbedaan Kemampuan Awal .................... 149 Lampiran 4.5 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ............................... 150 Lampiran 4.6 Hasil SPSS Uji Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I ............ 151 Lampiran 4.7 Hasil SPSS Uji Besar Pengaruh Perlakuan ............................... 157 Lampiran 4.8 Hasil Uji Effect size Kemampuan Membangun empati ............. 158 Lampiran 4.9 Hasil Uji Effect size Kemampuan Memahami diri .................... 163 Lampiran 4.10 Hasil SPSS Uji Retensi Pengaruh Perlakuan .......................... 168 Lampiran 4.11 Transkrip Wawancara .............................................................. 174 Lampiran 5.1 Foto-foto Kegiatan Pembelajaran............................................... 178 Lampiran 5.2 Surat Pernyataan Penelitian ....................................................... 181. xviii.

(20) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN Bab I akan menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan definisi operasional.. 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu upaya yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang ada dalam suatu negara. Undang-undang No. 20 tahun 2003 (dalam Sanjaya, 2006: 2) tentang Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan untuk mengembangkan seluruh potensi dalam dirinya. Tugas guru menurut UU No.14 Tahun 2005 (Suyanto & Asep Jihad, 2013: 1) adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,. menilai,. menginspirasi, dan mengevaluasi perkembangan dan. kemampuan siswa di tempat dimana guru melakukan tugas profesinya baik di ruang kelas maupun di luar sekolah. Proses pendidikan yang terjadi di lingkungan sekolah melibatkan peran aktif dari siswa, guru, kepala sekolah dan seluruh warga sekolah. World Bank PBB (Chang, 2014: 177). memaparkan bahwa kualitas. pendidikan yang ada di Indonesia pada saat ini dapat dikatakan kurang baik. Hal ini dapat dilihat bahwa kualitas pendidikan yang ada di Indonesia berada dibawah pencapaian rata-rata dibandingkan dengan negara tetangga. Bukti yang menunjukkan jika pencapaiaan rata-rata pendidikan yang ada di Indonesia dibandingkan dengan negara tetangga adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh PISA (Program for International Student Asessment) pada tahun 2009 di Indonesia menempati urutan rangking 57 dari 65 negara dengan selisih skor antara nilai rata-rata seluruh negara dengan nilai yang diperoleh Indonesia. 1.

(21) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. adalah -118 (OECD, 2010: 8). Pada tahun 2012 kualitas pendidikan yang ada di Indonesia mengalami penurunan yang sangat dratis dibandingkan pada tahun 2009 yakni Indonesia menempati urutan rangking 64 dari 65 negara dengan selisih skor antara nilai rata-rata seluruh negara dengan nilai yang diperoleh Indonesia adalah -119 (OECD, 2013: 232). Upaya yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan membuat UU Guru dan Dosen tahun 2005 serta memberikan anggaran pendidikan sebesar 20 % dari APBN (Chang, dkk, 2014: 5). Anggaran yang diberikan pemerintah adalah melalui program sertifikasi kepada guru. Sertifikasi ini merupakan pemberian tunjangan kepada guru sebagai profesi dalam proses kegiatan pembelajaran. Program sertifikasi profesi guru ini diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan yang ada di Indonesia akan tetapi program ini belum diimbangi dengan mutu pendidikan yang semakin baik (Chang, dkk, 2014: 117). Jumlah guru yang meningkat tetapi tidak tersebar merata di seluruh wilayah Indonesia terutama di daerah pedalaman membuat banyak sekolah yang kekurangan guru. Hal ini yang membuat sistem pendidikan di Indonesia kurang berhasil walaupun telah banyak dana yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk mendukung sistem pendidikan yang ada di Indonesia. Perbaikan dalam pendidikan dapat dilakukan dengan berbagai macam usaha. Salah satu perbaikan yang dapat digunakan oleh guru adalah dengan menggunakan metode pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar sehingga dapat meningkatkan hasil pembelajaran (Suyanto & Asep Jihad, 2013: 114). Metode pembelajaran merupakan cara mengajar atau cara menyampaikan materi pelajaran kepada siswa yang sedang belajar. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa usaha perbaikan pendidikan adalah dengan cara memilih metode pembelajaran yang tepat dapat memfasilitasi siswa dalam membangun pengetahuannya melalui belajar. Belajar merupakan suatu aktivias mental atau psikis yang berlangsung dalam integrasi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pengetahuan kognitif, afektif dan psikomotorik (Winkel, 1987:36).. 2.

(22) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. Pemahaman seorang siswa dalam kegiatan pembelajaran harus meliputi enam. kemampuan. yaitu. menjelaskan,. menginterpretasi,. menerapkan,. mengembangkan perspektif, membangun empati dan memahami diri (Wiggins & McTighe, 2005: 84). Kemampuan menjelaskan adalah kemampuan dalam menunjukkan pemahaman yang utuh sehingga mampu memberikan penjelasan yang logis berdasarkan bukti dan argumen dalam suatu peristiwa. Kemampuan menginterpretasi adalah kemampuan untuk menunjukkan penjelasan-penjelasan yang masuk akal tentang berbagai kemungkinan tujuan dan arti dari suatu teks. Kemampuan menerapkan adalah kemampuan menggunakan pengetahuan dalam suatu konteks yang berbeda. Kemampuan mengembangkan perspektif adalah kemampuan untuk mengkritisi dan memberikan alasan terhadap sesuatu dari sudut pandang yang berbeda. Kemampuan membangun empati adalah kemampuan untuk memposisikan diri sendiri kedalam perasaan, situasi atau sudut pandang orang lain. Kemampuan memahami diri adalah kemampuan untuk menilai diri sendiri secara akurat serta mengatur diri sendiri secara efektif (Wiggins & McTighe, 2005: 163-164). Penelitian eksperimen ini merupakan salah satu upaya untuk melakukan pembenahan. kualitas. pendidikan. di. Indonesia. adalah. dengan. cara. memperbaharui metode pembelajaran di kelas. Salah satu metode pembelajaran yang dapat diterapkan adalah inkuiri. Penelitian ini akan mengujicobakan metode pembelajaran inovatif yaitu inkuiri. Metode inkuiri membantu siswa dalam pemahaman siswa melihat sesuatu yang terjadi sehingga siswa dapat menemukan sendiri jawaban apa yang menjadi permasalahannya (Taniredja, 2011: 194). Penelitian ini menguji metode inkuiri dengan menggunakan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebagai sarana penelitian. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar yang meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. IPA adalah suatu cara untuk mengamati alam yang bersifat analisis lengkap cermat serta menghubungkan antara fenomena lain sehingga keseluruhannya membentuk suatu perspektif yang baru tentang objek yang diamati (Usman, 2006: 2). Dalam. 3.

(23) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. pembelajaran IPA melibatkan peran aktif dari siswa sehingga siswa mampu menemukan masalah yang ditemukan berkaitan dengan alam sekitarnya dan menyelesaikan masalah yang dihadapi melalui pengalaman belajar mereka. Penelitian ini dibatasi pada pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan membangun empati dan memahami diri pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Demangan Baru I tahun ajaran 2014/2015. Aspek-aspek kemampuan membangun empati dibatasi pada kemampuan mempertimbangkan,. membayangkan,. menghubungkan,. mengambil peran. sebagai. Aspek-aspek memahami diri dibatasi pada kemampuan menyadari, mengenali, merefleksikan, menilai diri. Kemampuan membangun empati dan memahami diri diukur dari hasil pretest, posttest I, dan posttest II. Kelas yang dipakai dalam penelitian ini adalah kelas VB SD Kanisius Demangan Baru I sebagai kelompok eksperimen dengan jumlah siswa 25 dan kelas VC SD Kanisius Demangan Baru I sebagai kelompok kontrol dengan jumlah siswa 28. Materi yang digunakan dalam penelitian adalah pencemaran air. Kompetensi inti yang digunakan adalah “4. Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminakan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia”. Kompetensi dasar yang digunakan adalah “4.5 Menyajikan hasil laporan tentang permasalahan akibat terganggunya keseimbangan alam akibat ulah manusia, serta memprediksi apa yang akan terjadi jika permasalahan tersebut tidak diatasi”. 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Apakah penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan membangun empati pada mata pelajaran IPA materi pencemaran air siswa kelas V SD Kanisius Demangan Baru I pada semester gasal tahun ajaran 2014/2015? 1.2.2 Apakah penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan memahami diri pada mata pelajaran IPA materi pencemaran air siswa kelas V SD Kanisius Demangan Baru I pada semester gasal tahun ajaran 2014/2015?. 4.

(24) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan membangun empati pada mata pelajaran IPA materi pencemaran air siswa kelas V SD Kanisius Demangan Baru I pada semester gasal tahun ajaran 2014/2015. 1.3.2 Mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan memahami diri pada mata pelajaran IPA materi pencemaran air siswa kelas V SD Kanisius Demangan Baru I pada semester gasal tahun ajaran 2014/2015. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Guru Guru mengetahui solusi serta mengimplementasikan metode inkuiri sehingga dapat digunakan dalam proses pembelajaran IPA. 1.4.2 Bagi Siswa Siswa dapat belajar dengan pengalaman belajar mereka sehingga siswa dapat menemukan jawaban berdasarkan kegiatan pembelajaran yang dialami sendiri oleh siswa. Siswa mampu mengembangkan kemampuan empati dan memahami diri siswa sendiri. 1.4.3 Bagi Sekolah Sekolah dapat menambah metode pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran sehingga menambah wawasan warga sekolah tentang metode pembelajaran khususnya metode inkuiri. 1.4.4 Bagi Peneliti Peneliti mendapat pengalaman dalam menerapkan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA sehingga memahami metode inkuiri dan menjadi inspirasi bagi peneliti untuk menggunakan metode inkuiri kelas melakukan pembelajaran IPA di kelas.. 5.

(25) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 1.5 Definisi Operasional 1.5.1 Metode inkuiri adalah metode pembelajaran yang mendorong siswa untuk menemukan sendiri jawaban terhadap permasalahan yang dipelajari dengan menggunakan tujuh langkah pembelajaran, yaitu orientasi, merumukan permasalahan, merumuskan hipotesis, melakukan eksperimen, menarik kesimpulan, mempresentasikan hasil dan melakukan refleksi. 1.5.2 Metode inkuiri terbimbing adalah metode inkuiri yang dilaksanakan oleh siswa dalam pembelajaran dengan bimbingan dari guru secara intensif. 1.5.3 Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala di lingkungan alam sekitar. 1.5.4 Kemampuan memahami adalah kemampuan untuk menarik kesimpulan yang penting dari apa yang mereka pelajari dari setiap pengalaman belajar yang. memiliki. enam. aspek. kemampuan. yaitu. menjelaskan,. menginterpretasi, menerapkan, mengembangkan perspektif, membangun empati dan memahami diri. 1.5.5 Kemampuan membangun empati adalah kemampuan untuk memahami dan menghargai suatu pemikiran dan tindakan yang berbeda dengan orang lain sehingga membantu siswa dalam memahami setiap perbedaan pemikiran dan perasaan orang lain yang dinilai diri sendiri sebagai suatu hal yang aneh pada kegiatan pembelajaran. 1.5.6 Kemampuan memahami diri adalah kemampuan menilai diri sendiri dalam suatu tugas atau pekerjaan yang diberikan pada masa lampau dan mampu untuk mengingat pada saat ini yang berupa tes soal uraian mengenai dampak pencemaran lingkungan sehingga siswa dapat merefleksikan kegiatan pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari. 1.5.7 Pencemaran air adalah proses masuknya bahan atau zat-zat lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga membuat air menjadi kotor. 1.5.8 Siswa SD adalah siswa kelas VB dan VC SD Kanisius Demangan Baru I semester gasal tahun ajaran 2014/2015 yang menjadi subyek penelitian. 6.

(26) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini membahas kajian pustaka, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian. Kajian pustaka terdiri dari tiga bagian yaitu teori-teori yang mendukung, penelitian yang relevan, dan literature map. 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori-teori yang mendukung 2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak Perkembangan anak secara kognitif terjadi sejak anak tersebut lahir hingga dewasa. Menurut Piaget (dalam Suparno 2006 : 19), perkembangan kognitif anak dipengaruhi oleh beberapa konsep yaitu sebagai berikut: 1. Inteligensi Pada konsep intelegensi ini unsur yang paling menonjol adalah unsur adaptasi dan ekuilibrium (kesetimbangan), sehingga terjadi keharmonisan antara organisme dengan lingkungannya. Menurut Piaget (dalam Suparno 2006 :19), intelegensi adalah suatu bentuk ekuilibrium ke semua arah struktur yang menghasilkan persepsi, kebiasaan, mekanisme sensorimotor dan kognitif dimana dalam intelegensi terdapat interaksi-interaksi asimilasi dan akomodasi antar organisme dan lingkungan. Jadi konsep intelegensi ini digunakan sebagai alat yang memungkinkan seseorang mencapai kesetimbangan atau adaptasi seseorang dengan lingkungannya. 2. Organisasi Organisasi menunjuk pada kegiatan individu untuk mengadakan sistematisasi dan mengorganisasi proses-proses yang dilakukan oleh individu dalam suatu sistem yang koheren, baik secara fisik maupun psikologi. 3. Skema Skema adalah suatu struktur mental seseorang dimana secara intelektual beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Pada konsep skema ini menekankan pada proses perkembangan kognitif individu yang selalu berkembang. Skema anak berkembang menjadi skema orang dewasa yang diperoleh melalui pengalaman seorang individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya.. 7.

(27) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 4. Asimilasi Pada konsep asimilasi, proses kognitif siswa semakin berkembang berdasarkan pengalaman yang telah diperoleh oleh individu. Konsep asimilasi tidak menyebabkan perubahan skema tetapi mengembangkan skema. Asimilasi adalah salah satu proses individu dalam mengadaptasi dan mengorganisasi individu dengan lingkungannya sehingga pengertian individu mengenai hal yang baru mereka dapatkan menjadi berkembang. 5. Akomodasi Pada konsep ini, individu tidak dapat mengasimilasikan pengalaman atau pengetahuan baru yang diperoleh oleh individu kedalam skema yang telah mereka miliki. Hal ini terjadi karena pengalaman baru yang diperoleh oleh individu tidak cocok dengan skema yang telah dimiliki oleh individu tersebut. Proses akomodasi ini terus berlangsung dalam diri seseorang. 6. Ekuilibrasi Pada konsep ekuilibrasi adalah proses kesetimbangan antara asimilasi dan akomodasi. Ekuilibrasi adalah proses bergerak dari keadaan tidak seimbang antara asimilasi dan akomodasi menuju kesetimbangan yang baru dengan asimilasi dan akomodasi. 7. Adaptasi Setiap individu dilahirkan dengan kecenderungan untuk beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan lingkungan. Cara menyesuaikan diri setiap individu itu berbeda. Adaptasi terjadi dalam suatu proses asimilasi dan akomodasi, dimana setiap individu menyatukan dan mengasimilasi gambaran akan realitas luar dalam struktur psikologisnya atau skema yang sudah dimiliki oleh individu yang akan dicocokan dengan lingkungan. Akan tetapi, di lain pihak individu tersebut harus mengubah skema itu dalam hubungan dengan lingkungannya yang berakhir dengan proses akomodasi. 8. Pengetahuan Figuratif dan Operatif Pengetahuan figuratif didapatkan dari gambaran langsung setiap individu terhadap obyek yang dipelajari. Misalnya, pengetahuan akan nama-nama binatang atau pengetahuan akan nama-nama kota. Pengetahuan operatif didapatkan setiap individu karena individu tersebut mengadakan operasi. 8.

(28) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. terhadap obyek yang dipelajari. Misalnya, pengetahuan anak akan kaitan nama kota dengan situasi manusia dengan kota-kota lain. Setiap manusia selalu mengalami perkembangan. Perkembangan manusia terjadi saat manusia tersebut berada dalam kandungan ibunya hingga manusia itu dewasa. Setiap perkembangan manusia, setiap anak-anak mengalami perkembangan kognitif secara bertahap. Menurut Piaget (dalam Suparno, 2001: 24) mengelompokkan tahap-tahap perkembangan kognitif seorang anak menjadi empat tahap, yaitu tahap sensorimotor (0-2 tahun), tahap praoperasional (2-7 tahun), tahap operasional konkret (7-11 tahun), dan tahap operasi formal (11dewasa). Siswa SD dilihat dari usianya masuk pada tahap operasional konkret yang ditandai dengan penggunaan aturan logis yang jelas. Pada tahap operasional konkret ditandai dengan pertumbuhan kognitif yang luar biasa dan merupakan tahapan formatif dalam pendidikan sekolah karena masa bahasa dan penguasaan keterampilan-keterampilan dasar anak-anak bertambah cepat secara dramatis (Piaget dalam Shunck, 2012: 333). Anak-anak mulai menunjukkan beberapa pemikiran abstrak, meskipun didefinisikan dengan karakter-karakter atau tindakan-tindakan. Anak-anak pada tahap operasional konkret memperlihatkan pikiran yang sudah lebih tidak egosentris, dan bahasanya menjadi lebih bersifat sosial. Cara berpikir anak-anak pada tahap operasional konkret tidak lagi didominasi oleh persepsi tetapi anak dapat menggunakan pengalaman-pengalaman mereka sebagai acuan dan tidak selalu bingung dengan apa yang mereka pahami. Dari uraian diatas, penulis memilih teori perkembangan anak menurut Piaget karena Piaget dikenal sebagai bapak kosntruktivisme. Konstruktivisme ini menekankan pada pengetahuan yang dilakukan secara aktif oleh siswa sehingga siswa mendapat pengetahuan melalui pengalaman-pengalamannya. Pada perkembangan siswa Sekolah Dasar termasuk dalam tahap operasional konkret karena usia anak Sekolah Dasar berada pada rentang usia 7-11 tahun. Siswa kelas V Sekolah Dasar berada pada tahap operasional konkret. Pada tahap operasional konkret ini, kemampuan berpikir siswa logis, teratur, terarah dan mampu mengklasifikasikan benda-benda konkret serta dimana anak dapat membuat suatu kesimpulan.. 9.

(29) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 2.1.1.2 Kemampuan Memahami Menurut Bloom (dalam Aderson & Krathwohl, 2010: 99) membagi menjadi enam tahapan pada proses kognitif yaitu mengingat, memahami, mengaplikasi,. menganalisis,. mengevaluasi, dan mencipta. Pada proses. memahami terjadi ketika siswa mampu mengkonstruksikan makna dari pesanpesan pembelajaran baik secara lisan maupun tulisan maupun grafis. Proses memahami meliputi enam aspek yaitu kemampuan menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan,. merangkum,. menyimpulkan,. membandingkan. dan. menjelaskan. Menurut Wiggins dan McTighe, ada enam aspek unsur-unsur kemampuan memahami yaitu penjelasan, interpretasi, aplikasi, perspektif, empati, pengetahuan diri (Wiggins & McTighe, 2005: 83). Kemampuan memahami yang pertama adalah kemampuan menjelaskan. Kemampuan menjelaskan adalah kemampuan untuk dapat menjelaskan dengan detail dan tepat yang menerangkan peristiwa, tindakan dan gagasan. Kemampuan memahami yang kedua adalah menginterpretasi. Kemampuan menginterpretasi adalah kemampuan untuk menunjukkan penjelasan-penjelasan yang masuk akal tentang berbagai kemungkinan tujuan dan arti dari suatu teks. Kemampuan memahami yang ketiga adalah kemampuan menerapkan. Kemampuan menerapkan adalah kemampuan menggunakan pengetahuan dalam suatu konteks yang berbeda. Kemampuan yang keempat adalah kemampuan mengembangkan perspektif. Kemampuan mengembangkan perspektif adalah kemampuan untuk mengkritisi dan memberikan alasan terhadap sesuatu daru sudut pandang yang berbeda. Kemampuan memahami yang kelima adalah kemampuan membangun empati.. Kemampuan. membangun. empati. adalah. kemampuan. untuk. memposisikan diri sendiri kedalam perasaan, situasi atau sudut pandang orang lain. Kemampuan memahami yang keenam adalah kemampuan memahami diri. Kemampuan memahami diri adalah kemampuan untuk menilai diri sendiri secara akurat serta mengatur diri sendiri secara efektif (Wiggins & McTighe, 2005: 163-164).. 10.

(30) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. Menurut pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan memahami adalah kemampuan untuk membangun makna dari pesan-pesan pembelajaran baik secara lisan, tulisan atau grafis. 2.1.1.3 Kemampuan Membangun empati 1. Pengertian Membangun empati Menurut Spitz (dalam Taufik 2012 : 69) empati berasal dari bahasa Yunani “felling in” yang berarti merasakan didalam. Maksud dari merasakan didalam adalah proses empati dilakukan dengan cara masuk ke dalam kondisi emosional (perasaan) orang lain didasarkan pada penerimaan perbedaan individual sebagai upaya pemahaman terhadap kondisi orang lain yang berbasis pada faktor kognitif dan afektif. Kemampuan membangun empati tidak dapat terjadi apabila orang lain tidak menyadari adanya proses mental dalam dirinya yang ditujukan pada orang lain. Hal ini membuat seseorang tidak dapat memahami apa yang dirasakan oleh orang lain. Menurut Titchener (dalam Taufik, 2012: 74) pemahaman terhadap kondisi orang lain tidak akan tercapai apabila dilakukan dalam pikiran saja, melainkan juga harus membayangkan apa yang dialami oleh orang lain terjadi dalam dirinya. Empati adalah sesuatu yan penting dalam imajinasi yang membantu memahami fenomena-fenomena yang terjadi dan menempatkan kita dalam alam kesadaran yaitu kesadaran atas kondisi kita, kondisi orang lain dan situasi disekitar kita. Imajinasi pengetahuan sangat penting untuk memahami pengetahuan yang datang dari diri sendiri tidak hanya pada seni dan sastra tetapi yang lebih umum adalah kemampuan untuk menghargai dalam berpikir dan melalukan yang berbeda dengan diri sendiri. Tujuan empati adalah untuk menerima setiap siswa yang memiliki kemampuan berpikir yang berbeda dengan diri sendiri ataupun dengan siswa yang lain tetapi justru menghargai perbedaan pemikiran dan perasaan orang lain. Dengan cara ini, siswa dapat menghindari tindakan meniru dan belajar tentang ide yang aneh pada masa lalu sehingga dapat menjadi hal yang biasa pada hari ini (Wiggins, 2005: 166).. 11.

(31) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. Menurut Wiggins (2005: 166), ketika kita mencoba untuk membangun empati terhadap orang lain atau budaya orang, ketika berusaha untuk membangun empati tersebut. Membangun empati itu tidak mudah dan tidak hanya sebuah respon afektif atau simpati dimana setiap individu memiliki sedikit kontrol, tetapi setiap individu mencoba untuk merasakan seperti yang dirasakan oleh orang lain dan mencoba melihat seperti apa yang orang lain lihat. Seseorang menunjukkan empati apabila seseorang dapat memposisikan diri kedalam perasaan situasi atau sudut pandang orang lain sehingga seseorang mampu untuk menghargai situasi yang dialami oleh orang lain. Empati sebagai aspek afektif merujuk pada kemampuan menselaraskan pengalaman emosional pada orang lain. Menurut Colley (dalam Taufik, 2012 : 51) aspek empati ini terdiri atas simpati, sensitivitas, dan sharing penderitaan yang dialami oleh orang lain seperti perasaan dekat terhadap kesulitan-kesulitan orang lain yang diimajinasikan seakan-akan dialami oleh diri sendiri. Berdasarkan uraian di atas, kemampuan membangun empati adalah kemampuan untuk memahami dan menghargai suatu pemikiran dan tindakan yang berbeda dengan orang lain sehingga membantu siswa dalam memahami setiap perbedaan pemikiran dan perasaan orang lain yang dinilai diri sendiri sebagai suatu hal yang aneh pada kegiatan pembelajaran. Kemampuan membangun. empati. terdiri. dari. kemampuan. mempertimbangkan,. membayangkan, menghubungkan dan mengambil peran sebagai seorang yang memiliki empati terhadap sesama (McTighe & Wiggins, 2005: 166). 2.1.1.4 Kemampuan Memahami diri Memahami diri menurut Wiggins (2005 : 166) adalah sesuatu yang sangat penting untuk mampu memahami kegiatan pembelajaran seorang siswa pada masa lampau dan mampu memahami hingga saat ini. Dalam penelitian ini untuk dapat mengetahui bahwa siswa mampu memahami diri mereka adalah dengan memberikan tes tertulis pada pretest, posttest I dan posttest II dengan pertanyaan yang sama sehingga dapat mengetahui pemahaman siswa sebelum dan setelah kegiatan pembelajaran. Secara teratur siswa dapat merefleksikan makna apa yang dipelajari dan yang dialami oleh siswa tersebut. Penilaian yang dapat. 12.

(32) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. dilakukan untuk mengetahui kemampuan memahami diri siswa yang sesuai dengan kriteria yang akan digunakan adalah dengan membuat rubrik penilaian yang disertai dengan alasan-alasan yang kuat sebagai bukti penilaian. Memahami diri merujuk pada kesadaran metakognitif suatu individu, merasakan gaya pribadi seseorang, memberikan prasangka, proyeksi dan kebiasaan berpikiran yang baik dalam bentuk dan menghalangi pemahaman diri sendiri, menyadari apa yang tidak mereka pahami, serta merenungkan makna dari pembelajaran dan pengalaman. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) memahami adalah suatu proses sesorang untuk mengerti secara benar, memaklumi, dan mengetahui. Menurut Bloom (2010 :100) membagi dimensi proses kognitif menjadi enam ranah kognitif yaitu mengingat, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta. Ranah memahami masuk dalam ranah kognitif bloom kategori kedua. Kemampuan memahami memungkinkan seseorang melakukan transfer pengetahuan yang sudah diterima. Siswa dikatakan memahami apabila siswa mampu untuk menghubungkan pengetahuan yang baru diperoleh oleh siswa dengan pengertahuan yang lama serta siswa tersebut mampu untuk mengkonstruksi makna dari informasi yang diperoleh dalam pembelajaran, baik secara lisan, tulisan atau grafis. Berdasarkan uraian di atas, kemampuan memahami diri adalah kemampuan siswa dalam memahami diri mereka selama mengikuti kegiatan pembelajaran dari masa lampau dan mampu mengingat serta memahami pembelajaran pada masa sekarang sehingga siswa mampu merefleksikan setiap kegiatan pembelajaran. Kemampuan memahami diri terdiri dari kemampuan menyadari, mengenali, merefleksikan dan menilai diri. 2.1.2 Metode Pembelajaran Metode digunakan untuk merealisasikan strategi pembelajaran yang telah ditentukan. Metode dalam kegiatan pembelajaran memegang peranan penting untuk mencapai tujuan yang akan dicapai dalam suatu kegiatan pembelajaran. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai. 13.

(33) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. dengan yang dikehendaki atau cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Metode menurut Sanjaya (2006: 145), metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode digunakan sebagai keberhasilan dari suatu proses pembelajaran. Berdasarkan. uraian. diatas,. dapat. disimpulkan. bahwa. metode. pembelajaran adalah suatu cara yang digunakan oleh guru untuk mendukung proses kegiatan pembelajaran agar tujuan yang diharapkan guru dalam proses pembelajaran dapat tercapai. 2.1.3 Metode Inkuiri 2.1.3.1 Pengertian Metode Inkuiri Inkuiri berasal dari bahasa Inggris inquiry yang berarti penyelidikan. Menurut Piaget (dalam Mulyasa, 2006: 108) metode inkuiri adalah metode yang mempersiapkan peserta didik pada situasi untuk melakukan eksperimen secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan mencari jawabannya sendiri, serta menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukannya dengan apa yang ditemukan oleh orang lain. Metode inkuiri termasuk dalam teori belajar konstruktivisme. Teori ini dikembangkan oleh Piaget. Menurut Piaget (Taniredja, 2011: 194). metode. inkuiri adalah metode yang pengetahuannya akan bermakna apabila dicari dan ditemukan sendiri oleh siswa tersebut sehingga setiap individu berusaha dan mampu untuk mengembangkan pengetahuannya sendiri melalui skema yang ada dalam struktur kognitifnya. Skema tersebut secara terus-menerus diperbarui dan diubah melalui proses asimilasi dan akomodasi, sehingga peran guru dalam metode inkuiri adalah mendorong siswa untuk mengembangkan skema yang terbentuk melalui proses asimilasi dan akomodasi. Untuk mengembangkan pengetahuan siswa tersebut digunakan tujuh langkah pembelajaran, yaitu orientasi, merumuskan permasalahan, merumuskan hipotesis, melakukan. 14.

(34) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. eksperimen, menarik kesimpulan, mempresentasikan hasil dan melakukan refleksi. 2.1.3.2 Jenis-jenis Metode Inkuiri Menurut Sund and Trowbridge (dalam Mulyasa, 2006) mengemukakan tiga macam metode inkuiri adalah sebagai berikut : 1. Inkuiri terbimbing (Guided Inquiry) Metode inkuiri terbimbing adalah metode yang mempersiapkan peserta didik dalam memperoleh pengetahuan sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh peserta didik yang berupa pertanyaan-pertanyaan yang membimbing peserta didik. Metode inkuiri terbimbing diberikan kepada peserta didik yang belum memiliki banyak pengalaman belajar menggunakan metode inkuiri sehingga guru memberikan bimbingan dan pengarahan yang cukup luas. 2. Inkuiri Bebas (Free Inquiry) Pada inkuiri bebas, peserta didik melakukan penelitian sendiri bagaikan seorang ilmuwan. Peserta didik mengidentifikasi dan merumuskan berbagai topik permasalahan yang hendak diselidiki. 3. Inkuiri Bebas yang dimodifikasi (Modified Free Inquiry) Pada inkuiri bebas ini, guru memberikan permasalahan kepada peserta didik sehingga perserta didik diminta untuk memecahkan masalah tersebut melalui pengamatan, eksplorasi dan prosedur penelitian. 2.1.3.3 Metode Inkuiri Terbimbing Metode inkuiri terbimbing menurut Sund and Trowbridge (Mulyasa, 2006) adalah metode dimana peserta didik memperoleh pengetahuan berdasarkan pengalaman yang mereka dapatkan melalui pertanyaan-pertanyaan yang membimbing siswa untuk memperoleh pengetahuannya. Menurut Harmuni (2009:14) pembelajaran inkuiri terbimbing adalah model pembelajaran inkuiri yang didalam pelaksanaannya guru memberikan bimbingan kepada siswa. Sebagian perencanaannya dibuat oleh guru, siswa tidak merumuskan problem atau masalah. Dalam pembelajaran inkuiri terbimbing guru tidak melepas begitu saja kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh siswa. Guru mengawasi serta membimbing setiap aktivitas yang dilakukan oleh siswa.. 15.

(35) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. Metode inkuiri terbimbing memberikan pengalaman langsung kepada siswa serta melibatkan keaktifan siswa untuk menemukan konsep penyelesaian masalah melalui dirinya sendiri. Metode inkuiri terbimbing ini merupakan aplikasi dari pembelajaran konstruktivisme yang didasarkan pada observasi dan studi ilmiah. Menurut Gulo (dalam Trianto 2009 :168) inkuiri terbimbing adalah suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka mampu untuk merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh rasa percaya diri. Menurut Ibrahim (dalam Budiada, 2010: 235) metode inkuiri terbimbing memberikan kesempatan kepada siswa utnuk mempelajari cara menemukan fakta, konsep dan prinsip melalui pengalaman belajar siswa secara langsung. Siswa tidak hanya diminta untuk menghafalkan materi pelajaran yang diajarkan oleh guru.. Siswa. diberi kesempatan untuk. berlatih. mengembangkan. keterampilan berpikir dan bersikap ilmiah mereka sehingga memungkinkan siswa membangun pengetahuan didalam dirinya dengan baik agar meningkatkan pemahamannya akan materi yang akan diajarkan. 2.1.3.4 Prinsip-prinsip Penggunaan Metode Inkuiri Menurut Sanjaya (2006 : 197) prinsip-prinsip penggunaan metode Inkuiri adalah sebagai berikut : 1. Berorientasi pada Pengembangan Intelektual Kriteria keberhasilan dari proses pembelajaran metode inkuiri sejauh mana siswa dapat menguasai materi pelajaran untuk menemukan dan mencari ssesuatu dari aktivitas yang dilakukan oleh siswa. Gagasan yang dikembangan oleh siswa adalah gagasan yang dapat ditemukan. 2. Prinsip Interaksi Proses interaksi adalah proses pembelajaran yang berupa interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru bahkan interaksi siswa dengan lingkungannya. Prinsip interaksi ini menempatkan guru sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi yang mengarahkan siswa agar bisa. 16.

(36) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. mengembangkan kemampuan berpikir mereka berasarkan interaksi yang telah dibentuk oleh siswa. 3. Prinsip Bertanya Peran guru dalam menerapkan metode inkuiri adalah sebagai penanya, sebab kemampuan siswa untuk menjawab suatu pertanyaan pada dasarnya termasuk dari proses berpikir. Kemampuan guru untuk bertanya dalam menerapakan pengaruh penggunaan metode inkuiri sangat. diperlukan.. Kemampuan bertanya guru bukan hanya sekedar menarik perhatian siswa tetapi bertanya untuk melacak, bertanya untuk mengembangkan kemampuan siswa dan bertanya untuk menguji siswa sejauh mana keberhasilan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. 4. Prinsip Belajar untuk Berpikir Proses berpikir adalah proses mengembangkan potensi seluruh otak, baik otak kiri maupun otak kanan. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal yang cenderung memanfaatkan otak kiri untuk mengembangkan anak berpikir logis dan rasional serta mengembangkan otak kanan yang mendorong anak untuk memasukkan unsur-unsur yang dapat mempengaruhi emosi mereka. 5. Prinsip Keterbukaan Pada prinsip ini, anak diberi kebebasan untuk mencoba sesuai dengan kemampuan berpikir logika serta nalarnya. Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya. Tugas guru dalam prinsip keterbukaan adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan hipotesis secara terbuka dan membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukannya. 2.1.3.5 Tujuan Metode Inkuiri Tujuan metode inkuiri dalam kegiatan pembelajaran menurut Well dan Joyce (1978 :127) adalah membantu siswa dalam mengembangkan disiplin intelektual yang penting untuk mencari data, memproses dan menerapkan logika terhadap permasalahan yang dialami oleh siswa saat mengikuti proses pembelajaran. Guru membantu siswa dalam mengadakan penyelidikan secara. 17.

(37) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. bebas, tetapi tetap menurut disiplin ilmu yang ada. Guru mempertanyakan mengapa suatu peristiwa terjadi dan mengembangkan strategi intelektual siswa sehingga siswa mampu menetapkan hubungan kasual antargejala. 2.1.3.6 Langkah-langkah Metode Inkuiri Menurut Sanjaya (2006 : 199) langkah-langkah yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran inkuiri adalah : 1. Orientasi Langkah orientasi adalah langkah membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif. Pada tahap ini, guru merangsang dan mengajak siswa untuk memecahkan masalah. Hal-hal yang dilakukan dalam tahapan orientasi ini yaitu menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa; menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa. 2. Merumuskan masalah Pada langkah ini mengajak siswa untuk mencari jawaban tentang persoalan yang diberikan oleh guru. Persoalan ini biasanya berupa teka-teki yang menantang bagi siswa 3. Merumuskan Hipotesis Merumuskan hipotesis adalah merumuskan jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji untuk diuji kebenarannya. 4. Melakukan eksperimen Melakukan eksperimen merupakan langkah dalam memasukkan hal-hal baru untuk melihat suatu perubahan. Interaksi dan kerjasama sesama anggota kelompok dalam menyelesaikan tugas sangat diperlukan pada tahap ini. 5. Merumuskan kesimpulan Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Kesimpulan yang dirumuskan harus fokus terhadap masalah yang hendak dipecahkan. 6. Mempresentasikan hasil Mempresentasikan hasil adalah proses menyampaikan hasil dari deskripsi temuan yang telah diperoleh. Dalam langkah ini guru membimbing siswa untuk menyusun laporan hasil percobaan untuk mempresentasikan hasil. 18.

(38) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. percobaan. Dari hasil percobaan, guru mengajak siswa untuk melakukan tanya jawab. 7. Melakukan refleksi Melakukan refleksi adalah upaya untuk membantu dalam pemahaman dari masalah yang disajikan seluruh proses inkuiri sejak awal sampai akhir. 2.1.3.7 Manfaat Metode Inkuiri Metode inkuiri memiliki lima manfaat bagi siswa sebagai subjek pembelajaran. Manfaat yang pertama adalah dapat membangun keterampilan siswa dalam bidang sosial, bahasa dan membaca. Kedua adalah metode inkuiri memberikan kesempatan kepada siswa untuk merumuskan pemahaman mengenai hal-hal yang dihadapi dengan sendiri. Ketiga adalah metode inkuiri memberikan kesempatan kepada siswa untuk bebas dalam belajar dan mencoba. Keempat adalah memberikan motivasi bagi siswa karena siswa terlibat dalam proses pembelajaran. Kelima adalah metode inkuiri mengajak siswa untuk belajar. dengan. menggunakan. langkah-langkah. mengembangkan. keterampilannya (Kuhlthau dkk, 2007: 6). Metode inkuiri juga memberikan lima manfaat bagi guru. Pertama adalah dengan menggunakan metode inkuiri dalam kegiatan pembelajaran, guru dapat berbagi tanggungjawab kepada siswa. Kedua adalah guru dapat berbagi keahlian dengan siswa sehingga siswa dapat menguasai kegiatan pembelajaran karena siswa menjadi subjek dalam kegiatan pembelajaran. Ketiga adalah metode inkuiri dapat diajarkan kepada siswa sekaligus sebagai kemampuan siswa untuk memahami materi dengan sumber informasi. Keempat adalah memberikan inspirasi dalam merencanakan kegiatan pembelajaran yang kreatif. Kelima adalah memberikan pengalaman bagi guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menggunakan metode yang sesuai dengan kurikulum yang diterapkan. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa metode inkuiri adalah metode pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai subyek pembelajaran sehingga dalam pembelajaran siswa menemukan pengetahuan berdasarkan pengalaman belajar mereka melalui konsep penyelesaian masalah yang dilakukan oleh siswa. Siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan. 19.

(39) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. keterampilan berpikir dan bersikap ilmiah sehingga mendorong siswa untuk berpikir secara sistematis, kritis, logis dan analitis untuk membangun pengetahuan di dalam dirinya dengan baik dimana pemahaman siswa akan meningkat pada materi yang diajarkan dengan menggunakan tujuh langkah pembelajaran yaitu orientasi, merumuskan permasalahan, merumuskan hipotesis, melakukan eksperimen, menarik kesimpulan, mempresentasikan hasil dan melakukan refleksi. Sedangkan metode inkuiri terbimbing adalah metode inkuiri yang dalam pelaksanaannya siswa untuk menemukan fakta, konsep dan pengetahuan yang diperolehnya melalui pengalaman belajar mereka, siswa masih mendapat bimbingan dari guru secara intensif. 2.1.6 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 2.1.6.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu pengetahuan yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan dedukasi. Ilmu Pengetahuan Alam mempelajari alam semesta, benda-benda yang ada di permukaan bumi, di dalam perut bumi dan di luar angkasa, baik yang dapat diamati indera maupun yang tidak dapat diamati indera. Oleh karena itu, Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu yang mempelajari tentang dunia zat, baik makhluk hidup maupun benda mati yang diamati (Trianto, 2010: 142). Menurut Wahyana (dalam Trianto, 2012: 156), Ilmu Pengetahuan Alam adalah suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematik, dan dalam penggunaanya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Perkembangannya tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah. Menurut Trianto (2012: 156), Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu yang didalamnya terdapat teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti. 20.

(40) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya. 2.1.6.2 Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam Pada hakikatnya IPA dibangun atas produk ilmiah, proses ilmiah dan sikap ilmiah. Secara umum IPA meliputi tiga bidang ilmu dasar, yaitu biologi, fisika, dan kimia. Fisika merupakan salah satu cabang dari IPA dan merupakan ilmu yang lahir dan berkembang lewat langkah-langkah observasi, perumusan masalah, penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis melalui eksperimen, penarikan kesimpulan, serta penemuan teori dan konsep. Dapat dikatakan bahwa hakikat fisika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala melalui serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah yang dibangun atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah yang tersusun atas tiga komponen terpenting berupa konsep, prinsip, dan teori yang berlaku secara universal. Menurut Jacoboson dan Bergman (dalam Susanto, 2013: 170) hakikat ilmu pengetahuan alam dipandang sebagai suatu proses, sebagai produk dan sebagai prosedur.. Sebagai. proses. diartikan. semua. kegiatan. ilmiah. untuk. menyempurnakan pengetahuan tentang alam maupun untuk menemukan pengetahuan baru. Sebagai produk diartikan sebagai hasil proses, berupa pengetahuan yang diajarkan dalam sekolah atau diluar sekolah ataupun bahan bacaan untuk penyebaran atau dissiminasi pengetahuan. Sebagai prosedur dimaksudkan adalah metodologi atau cara yang dipakai untuk mengetahui sesuatu (riset pada umumnya) yang lazim disebut metode ilmiah (scientific method). Tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar (SD) menurut BNSP (dalam Susanto, 2013: 171) adalah siswa memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan yang berdasarkan keberadaan, keindahaan, dan keteraturan. alam. ciptaan-Nya.. Dalam. pembelajaran. siswa. dapat. mengembangkan pengetahuan dan pemahaman tentang konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan. 21.

(41) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. membuat keputusan. IPA meningkatkan kesadaran siswa untuk berperan dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam. Siswa memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala di lingkungan alam sekitar. 2.1.7 Materi tentang Pencemaran Air Penelitian ini menggunakan kompetensi inti IPA Kelas V “4. Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia”. Kompetensi dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah “4.5 Menyajikan hasil laporan tentang permasalahan akibat terganggunya keseimbangan alam akibat ulah manusia, serta memprediksi apa yang akan terjadi jika permasalahan tersebut tidak diatasi”. Materi pada penelitian ini dibatasi dengan materi pencemaran air. Berikut adalah gambar bagan materi (Lihat gambar 2.1). Manfaat Air untuk Manusia. Pencemaran Air. Sungai yang Tercemar. Penyebab. Bahan Pencemar. Ciri-ciri. Akibat. Cara Mencegah dan Mengatasi. Gambar 2.1 Bagan Materi Pembelajaran. 22.

(42) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 1. Manfaat air untuk manusia Manfaat air untuk manusia ada banyak, antara lain sebagai berikut (Hariyanto, 2007: 46). Pertama, air dimanfaatkan untuk keperluan rumah tangga, misalnya untuk minum, masak, mandi, cuci dan pekerjaan lainnya. Kedua, air digunakan untuk keperluan umum, misalnya untuk kebersihan jalan dan pasar, pengangkutan air limbah, hiasan kota, tempat rekreasi dan lain-lainnya. Ketiga, air dimanfaatkan untuk keperluan industri, misalnya untuk pabrik dan bangunan pembangkit. tenaga. listrik.. Keempat,. air. digunakan. untuk. keperluan. perdagangan, misalnya untuk hotel, restoran, dan lainnya. Kelima, air dimanfaatkan untuk keperluan pertanian dan peternakan. 2. Pengertian pencemaran air Pencemaran adalah proses, cara, perbuatan mencemari, pengotoran (Tim Penyusun Kamus, 2008: 203). Pencemaran adalah masukknya zat-zat berbahaya ke dalam lingkungan (Yousnelly, 2010: 40). Pencemaran air adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu air limbah yang telah ditetapkan. (UU RI No.32 Tahun 2009). Berdasarkan tiga pengertian tersebut, pencemaran air adalah proses masuknya bahan atau zat lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga membuat air menjadi kotor. 3. Penyebab pencemaran air Manusia memanfaatkan sumur, sungai, danau, laut, ataupun tempat lain yang menjadi sumber air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kegiatan manusia tersebut bisa membuat air menjadi tercemar. Berikut ini adalah contoh kegiatan manusia yang menyebabkan pencemaran air. Pertama, berkembangnya industri-industri (Yousnelly 2010: 38-40). Berkembangnya industri menyebabkan meningkatnya produksi limbah. Tempat industri yang berada di dekat aliran sungai cenderung membuang limbahnya ke dalam sungai sehingga bisa membuat ekosistem air tercemar. Limbah yang dihasilkan oleh pabrik bisa berupa logam berat, misalnya timbal, tembaga, dan seng. Selain itu dapat berupa cairan panas, yaitu air yang memiliki suhu tinggi. Kedua, pembuangan limbah rumah tangga (Kemendikbud, 2014: 102). Limbah rumah tangga menghasilkan beberapa zat organik dan anorganik yang dibuang. 23.

(43) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. dan dialirkan melalui selokan-selokan dan akhirnya masuk ke. sungai. Zat. organik misalnya sisa makanan, sedangkan zat anorganik misalnya plastik. Ketiga yaitu pembuangan limbah obat hama/pupuk kimia pertanian atau penggunaan obat hama/pupuk kimia yang berlebihan (Yousnelly, 2010: 38-40). Kegiatan pertanian biasanya menghasilkan limbah yang mengandung zat pencemar seperti pupuk kimia dan obat hama. Penggunaan pupuk di daerah pertanian akan mencemari air yang keluar dari pertanian. Air yang mengandung pupuk ini merupakan bahan makanan bagi ganggang dan tumbuhan air seperti enceng gondok sehingga ganggang dan tumbuhan air tersebut mengalami pertumbuhan dengan cepat. Tumbuhan air dapat menutupi permukaan air dan berpengaruh buruk pada ikan-ikan serta komponen ekosistem biotik lainnya. Pemanfaatan obat hama juga dapat mengganggu ekosistem air karena mengandung racun dan akan mematikan hewan-hewan air, burung dan bahkan manusia. Berdasarkan beberapa penyebab tersebut dapat diketahui bahan-bahan yang dapat mencemari air antara lain daun-daunan, kertas, kaleng, plastik, sisasisa makanan, cairan minyak, sabun (detergen, sabun cuci, sabun mandi, dan sampo), logam berat, bahan pemberantas hama, dan zat warna kimia. 4. Ciri-ciri air yang tercemar Air yang tercemar dapat diketahui dengan beberapa ciri berikut (Wardhana, 2004: 73-77). Pertama, adanya perubahan suhu air. Air limbah yang panas di buang ke sungai sehingga air sungai menjadi panas. Air sungai yang suhunya naik akan mengganggu kehidupan hewan dan organisme air lainnya. Kedua, adanya perubahan warna air. Bahan buangan dan air limbah akan larut dalam air dan menyebabkan perubahan warna. Air dalam keadaan normal dan bersih tidak akan berwarna, sehingga tampak bening dan bersih. Tingkat pencemaran air tidak mutlak tergantung pada warna air, karena limbah yang memberikan warna belum tentu lebih berbahaya dari limbah yang tidak memberikan warna. Ketiga adalah adanya perubahan bau air. Bau yang keluar dari air bisa langsung dari limbah pabrik yang dibuang, tetapi bisa juga dari limbah organik yang diubah oleh mikroba menjadi bahan yang berbau. Keempat, adanya perubahan rasa air. Apabila air mempunyai rasa, maka telah terjadi pelarutan. 24.

(44) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. sejenis garam-garaman atau logam yang dapat mengganggu kelangsungan hidup organisme air. Kelima, timbulnya endapan dalam air. Endapan berasal dari bahan buangan industri yang berbentuk padat. Bahan padat ini akan melayang di air sehingga dapat menghalangi sinar matahari yang masuk ke air. Sinar matahari diperlukan untuk fotosintesis mikroorganisme air. Jika tidak ada sinar matahari, tidak bisa terjadi fotosintesis dan kelangsungan mikroorganisme air akan terganggu. Bahan padat yang melayang lama-lama akan mengendap di dasar air. Sumantoro (2009: 72) mengungkapkan bahwa air yang tercemar mengandung kuman penyakit yang berupa bakteri dan lalat karena adanya sampah dan limbah kimia yang berbahaya. 5. Akibat pencemaran air sungai Pencemaran air sungai dapat memberikan akibat yang buruk bagi lingkungan dan makhluk hidup di sekitarnya (Mikrodo, 2010: 74). Beberapa akibat yang dapat ditimbulkan yaitu air yang kotor dapat menjadi media munculnya penyakit yang membahayakan manusia, air sungai yang tercemar bisa mengurangi keindahan lingkungan sekitar, dan makhluk hidup air akan mati. Selain itu adanya sampah yang menumpuk dapat menghambat aliran air (Yousnelly, 2010: 38). Hariyanto (2007: 48) mengungkapkan bahwa pencemaran air sungai juga akan menimbulkan bau busuk sehingga terjadi pencemaran udara dan makhluk hidup kekurangan air bersih. 6. Cara Mencegah dan Mengatasi Pencemaran Sungai Berikut ini beberapa cara untuk mencegah terjadinya pencemaran sungai (Gallery, 2009: 37). Cara tersebut antara lain membuang sampah pada tempat yang benar dan telah disediakan, mengurangi pembuangan bahan kimia yang berlebihan, mengolah limbah rumah tangga dengan baik, menggalakkan industri daur ulang, mengurangi pemakaian barang sekali pakai, mengolah limbah pabrik sebelum dibuang. Gallery (2009: 38) juga mengungkapkan cara-cara untuk mengatasi pencemaran air sungai. Cara-cara untuk mengatasi pencemaran sungai yaitu membersihkan sampah di sungai, mengusulkan untuk gotong royong membersihkan sungai, mengusulkan diadakan daur ulang sampah, mengusulkan diadakan. penyuluhan. tentang. pencemaran. sungai,. membuat. tulisan. larangan/peringatan di sungai misalnya “jangan membuang sampah di sungai!”,. 25.

Gambar

Gambar 2.1 Bagan Materi Pembelajaran Manfaat Air untuk Manusia
Gambar Bagan 2.2 Literature map penelitian yang relevan Penelitian tentang membangun empati
Gambar 3.1 Desain Penelitian ( Dimodifikasi   dari Cohen 20:276)
Tabel 3.1 Jadwal Pengambilan Data Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol  Kelompok Eksperimen
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa mahasiswa dengan gaya hidup sedentary di PSIK UMY rata-rata memiliki nilai HRV sangat tinggi yang berarti sistem saraf otonom

melakukan pekerjaan, karena pada saat inilah siswa lebih dapat menggali dan. mengembangkan pengetahuan yang

MESIN PERAJANG. INTRODIJKSI KENTANG &#34;

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi. PADANG

[r]

Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Guna Menyelesaikan Studi pada Program Diploma III. Fakultas Ekonomi Universitas

dijangkau, calon mahasiswa akan mendapatkan informasi wilayah FT lebih cepat daripada harus datang ke kampus FT. Berbagai informasi wilayah FT bisa berisi mengenai

dengan judul “ Pengaruh Lingkungan Kerja Non Fisik dan Karakteristik Pekerjaan Terhadap Kepuasan Kerja (Studi pada Karyawan Hotel Bintang Dua di Yogyakarta) ”.. Semoga skripsi