• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.8 Teknik Analisis Data

3.8.3 Analisis Lebih Lanjut

3.8.3.1 Uji Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I

Uji peningkatan skor dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest baik dari kelompok ekperimen maupun kelompok kontrol. Teknik statistik yang digunakan adalah

paired samples t-test jika data terdistribusi dengan normal atau Wilcoxon jika

data terdistribusi dengan tidak normal. Teknik analisis data menggunakan tingkat kepercayaan 95%. Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut.

Hi : Ada perbedaan skor yang signifikan dari pretest ke posttest pada kelompok eksperimen dan/atau kelompok kontrol. Dengan kata lain terdapat kenaikan skor yang signifikan dari pretest ke posttest.

Hnull : Tidak ada perbedaan skor yang signifikan dari pretest ke posttest pada kelompok eksperimen dan/atau kelompok kontrol. Dengan kata lain tidak terdapat kenaikan skor yang signifikan dari pretest ke

posttest.

Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut.

a. Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05, maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan skor yang signifikan dari pretest dan posttest.

b. Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05, maka Hnull ditolak dan Hi di terima. Artinya ada perbedaan skor yang signifikan dari pretest dan posttest.

Untuk mengetahui persentase kenaikan skor pretest ke posttest digunakan rumus sebagai berikut

Gambar 3.3 Rumus Persentase Uji Peningkatan Skor

3.8.3.2 Uji Besar Pengaruh Perlakuan

Uji besar pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh metode inkuiri terhadap kemampuan membangun empati dan

memahami diri. Uji signifikansi sering dianggap tidak memberikan informasi

seberapa substantif pengaruh perlakuan. Untuk itu digunakan uji besar pengaruh perlakuan (effect size) untuk lebih memastikan seberapa besar efek atau

48

pengaruh yang ditimbulkan (Cohen, Manion, & Morrison, 2007: 292). Jika data terdistribusi dengan normal digunakan rumus sebagai berikut (Field, 2009 : 57 & 179).

Gambar 3.4 Rumus Besar Efek untuk Data Normal

Keterangan :

r = besar pengaruh (effect size) dengan menggunakan koefisien korelasi

Pearson

t = harga uji t

df = derajat kebebasan (degree of freedom)

Jika data terdistribusi dengan tidak normal, digunakan rumus sebagai berikut (Field, 2009: 550).

Gambar 3.5 Rumus Besar Efek untuk Data Tidak Normal

Keterangan :

Z = harga Z yang diambil dari perhitungan statistik non parametrik dari

program SPPS

N = 2x jumlah responden yang bersangkutan

Kriteria untuk mengetahui besar pengaruh adalah sebagai berikut (Field, 2009: 550).

r = 0,10 termasuk efek kecil yang setara dengan 1% pengaruh perlakuan. r = 0,30 termasuk efek menengah yang setara dengan 9% pengaruh perlakuan. r = 0,50 termasuk efek besar yang setara dengan 25% pengaruh perlakuan.

Persentase pengaruh perlakuan dihitung dengan mengkuadratkan harga r (harga koefisien korelasi Pearson yang didapat) atau R2 x 100% (Field, 2009: 179).

49

3.8.3.3 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan

Uji retensi pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui apakah pengaruh perlakuan masih kuat sesudah satu bulan dilakukan treatment untuk itu digunakan data dari skor posttest I dan posttest II dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Teknik statistik yang digunakan adalah paired samples t-test jika data terdistribusi dengan normal atau Wilcoxon jika data terdistribusi dengan tidak normal. Teknik analisis data menggunakan tingkat kepercayaan 95%. Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut.

Hi : Ada perbedaan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II pada kelompok eksperimen dan/atau kelompok kontrol. Dengan kata lain terdapat penurunan/peningkatan skor yang signifikan dari posttest I ke

posttest II.

Hnull : Tidak ada perbedaan skor yang signifikan dari dari posttest I ke

posttest II pada kelompok eksperimen dan/atau kelompok kontrol.

Dengan kata lain tidak terdapat penurunan/peningkatan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II.

Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut.

a. Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05, maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan skor yang signifikan dari pretest dan posttest.

b. Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05, maka Hnull ditolak dan Hi di terima. Artinya ada perbedaan skor yang signifikan dari pretest dan posttest.

Untuk mengetahui persentase kenaikan skor posttest I ke posttest II digunakan rumus sebagai berikut.

Gambar 3.6 Rumus Persentase Uji Retensi

3.8.3.4 Dampak Pengaruh Perlakuan

Penelitian eksperimen perlu menggunakan elemen penelitian kualitatif untuk membantu lebih memahami sudut pandang subyek yang diteliti (Krathwol, 2004: 546). Triangulasi dilakukan untuk mendapatkan hasil penelitian yang akurat. Triangulasi adalah suatu teknik atau cara untuk mendapatkan informasi yang akurat dengan menggunakan berbagai metode agar

50

informasi yang diperoleh dapat dipercaya kebenarannya (Sanjaya, 2011: 112). Data yang diperoleh dari triangulasi ini dianggap lebih konsisten, tuntas dan pasti. Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara kepada guru dan siswa serta dokumen. Berikut adalah bagan triangulasi pengumpulan data penelitian. Triangulasi menggunakan tiga cara yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran aktivitas siswa kelas V SD Kanisius Demangan Baru I pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan untuk melihat kemampuan siswa dalam membangun empati terhadap siswa yang lain saat kegiatan pembelajaran dilaksanakan serta pemahaman siswa terhadap konsep pembelajaran yang diberikan oleh guru. Cara pencatatan hasil observasi menggunakan lembar observasi untuk merekam aktivitas siswa atau gejala yang muncul saat observasi berlangsung dengan menggunakan lembar observasi. Lembar observasi ini berupa skor yang menggambarkan kegiatan siswa yang disesuaikan dengan kriteria indikator kemampuan membangun empati dan memahami diri. Pencatatan ini dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh guru ketika pembelajaran berlangsung.

Teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara terstruktur. Wawancara terstruktur digunakan untuk memperoleh informasi pasti yang akan diperoleh oleh peneliti (Sugiyono, 2013: 194). Dalam penelitian ini, peneliti hendak mengumpulkan informasi tentang kemampuan siswa dalam membangun

empati dengan siswa yang lain. wawancara dilakukan terhadap guru kelas V dan

siswa kelas V SD Kanisius Demangan Baru I untuk mengetahui keadaan siswa dalam menjalin hubungan dengan siswa yang lain selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

Dokumen digunakan sebagai catatan peroleh hasil dari apa yang telah diamati. Dokumen adalah catatan suatu peristiwa yang sudah berlalu yang berupa tulisan, gambar atau karya. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai siswa, data pribadi siswa, foto-foto, hasil rekaman aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung (Sugiyono. 2008: 240).

51 Tabel 3.8 Pedoman Wawancara Siswa Kelompok Eksperimen Setelah Perlakuan No Pertanyaan

1 Apa kamu senang dengan pelajaran IPA?

2 Bagaimana perasaanmu setelah belajar IPA dengan metode inkuiri?

3 Apakah metode inkuiri membantumu dalam memahami materi pencemaran air? 4 Apa kamu mengalami kesulitan saat belajar IPA dengan metode inkuiri? Mengapa?

Jelaskan!

5 Apa kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 5a mengenai kemungkinan keadaan manusia yang tinggal didaerah lingkungan tercemar?

6 Apa kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 5b mengenai tempat tinggal yang baik?

7 Apa kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 5c mengenai perasaanmu ketika melihat lingkungan tercemar?

8 Apa kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 5d mengenai kegiatan yang kamu lakukan ketika lingkunganmu tercemar?

9 Apa kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 6a mengenai tindakan yang kamu lakukan pada lingkungan?

10 Apa kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 6b mengenai tindakan dalam menjaga atau merusak lingkungan?

11 Apa kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 6c mengenai manfaat air bagi kehidupan manusia?

12 Manakah soal yang kamu anggap paling sulit? Mengapa? 13 Manakah soal yang kamu anggap mudah? Mengapa?

Tabel 3.9 Pedoman Wawancara Guru Setelah Perlakuan

No Pertanyaan

1 Apakah Anda pernah menggunakan metode inkuiri dalam mengajar? 2 Bagaimana menurut Anda pembelajaran dengan metode inkuiri itu?

3 Bagaimana menurut Anda siswa di kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah?

4 Bagaimana perbedaan siswa di kelas eksperimen dan kontrol? 5 Apa kesulitan mengajar dengan menggunakan metode inkuiri? 6 Apakah metode inkuiri lebih efektif dalam pembelajaran?

52

3.8.3.5 Konsekuensi Lebih Lanjut

Konsekuensi lebih lanjut bertujuan untuk melihat peningkatan penggunaan metode inkuiri berdampak besar terhadap peningkatan kemampuan belajar siswa. Cara yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan belajar siswa adalah berupa soal essai yang meliputi kemampuan membangun empati dan memahami diri. Cara yang dilakukan adalah dengan melihat hasil pretest dan posttest pada kemampuan membangun empati dan memahami diri.

53