• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

2.2 Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan

mengusulkan untuk membuat sanitasi yang benar dan bersih agar sumber-sumber air bersih lainnya tidak tercemar.

2.2 Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan

2.2.1 Penelitian tentang Membangun empati dan Memahami diri

Wahyudin, Sutikno, Isa (2010) melakukan penelitian tentang keefektifan pembelajaran berbantuan multimedia menggunakan metode inkuiri terbimbing untuk meningkatkan minat dan pemahaman siswa SMA N 14 Semarang. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas X dengan jumlah 40 siswa. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan dua siklus. Data hasil belajar kognitif diperoleh melalui tes sedangkan minat belajar siswa diperoleh melalui lembar kuesioner. Rata-rata hasil belajar siklus I adalah 60,30 dengan ketuntasan belajar klasikal sebesar 32.50%, sedangkan rata-rata belajar siswa pada siklus II adalah 72,5% dengan ketuntasan belajar klasikal sebesar 95%. Peningkatan minat siswa menunjukkan bahwa sebelum diberi tindakan tanggapan sebesar 72,90% sedangkan sesudah tanggapan meningkat menjadi 76,81%. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan metode inkuiri terbimbing terhadap keefektifan pembelajaran berbantuan multimedia meningkatkan minat dan pemahaman siswa kelas X SMA N 14 Semarang.

Sochibin, Dwijananti, Marowoto (2009) melakukan penelitian tentang penerapan model pembelajaran inkuiri terpimpin untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan berpikir kritis siswa kelas IV SDN Sekaran 01 Gunungpati Semarang. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Sekaran 01 Gunungpati Semarang dengan jumlah 44 siswa. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan dua siklus. Data hasil pemahaman konsep diperoleh dengan mengadakan tes, sedangkan data untuk keterampilan berpikir kritis diperoleh dengan mengadakan observasi saat pembelajaran berlangsung. Data hasil penilaian lembar observasi terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada siklus I 81,82% mengalami peningkatan pada siklus II yaitu 88,64%. Rata-rata hasil pemahaman siswa terhadap pokok bahasan air dan sifatnya pada siklus I adalah 71,02% mengalami peningkatan pada siklus II yaitu 79,55%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

27

model pembelajaran inkuiri terpimpin dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa dan keterampilan berpikir kritis siswa kelas IV SDN Sekaran Semarang pada pokok bahasan air dan sifatnya.

Faizah, Miswadi, Haryani (2008) melakukan penelitian tentang pengembangan perangkat pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan

soft skill dan pemahaman konsep. Sampel yang digunakan adalah siswa kelas XI

SMA N 5 Semarang. Jenis penelitian yang digunakan adalah Research and

Development (R & D). Hasil menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran

berbasis masalah pada materi hidrolis garam yang dikembangkan memiliki kriteria valid dengan rata-rata skor sebesar 3,57 adanya peningkatan sof skill siswa dengan N-Gain sebesar 0,46 dalam kategori sedang, sebanyak 72,72% siswa mencapai ketuntasan soft skill dengan kriteria tinggi atau sangat tinggi, pemahaman konsep siswa juga meningkat dengan perolehan N-Gain sebesar 0,69 dalam kategori sedang. Sebanyak84,85% siswa mencapai ketuntasan belajar dengan KKM ≥ 76, serta siswa memberikan respon positif.

2.2.2 Penelitian tentang Metode Inkuiri

Suyanti (2013) melakukan penelitian tentang peningkatan pembelajaran matematika dengan menggunakan metode inkuiri untuk siswa kelas III SDN 14 Mempawah Hilir. Jumlah sampel yang digunakan adalah 24 siswa kelas III SDN 14 Mempawah Hilir. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan minat siswa pada indikator perhatian, ketertarikan dan kemauan dalam pembelajaran matematika. Pada indikator perhatian mencapai 41,6% (siklus I) meningkat menjadi 92% (siklus III). Pada indikator ketertarikan mencapa 54,2% (siklus I) meningkat menjadi 83% (siklus III). Pada indikator kemauan mencapai 54,2% (siklus I) meningkat menjadi 79% (siklus III).

Rohman (2013) melakukan penelitian tentang meningkatkan hasil belajar IPA dengan menggunakan pendekatan inkuiri terbimbing. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas VIII D SMP N 4 Semarang pada materi Energi dan Usaha. Subyek penelitian ini berjumlah 32 siswa yang terdiri dari 15 perempuan dan 17 laki-laki. Penelitian tindakan kelas ini terdari dari tiga siklus, masing-masing

28

siklus menggunakan empat tahap antara lain: tahap persiapan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Hasil analisis observasi menunjukkan bahwa keaktifan siswa pada siklus I diperoleh nilai rata 70,39 meningkat menajdi nilai rata-rata 74,47 pada siklus II kemudian meningkat pula menjadi nilai rata-rata-rata-rata 88,26 pada siklus III. Pada pembelajaran dengan pendekatan inkuiri terbimbing, banyak aktivitas yang dilakukan oleh siswa baik secara individu maupun kelompok misalnya berdiskusi dengan siswa lain, menanggapi pertanyaan guru, bertanya dan menyimpulkan materi pelajaran.

Nurochmah (2008) melakukan penelitian tentang pengaruh pendekatan inkuiri terhadap peningkatan keterampilan proses sains siswa dalam proses pembelajaran IPA Biologi. Jenis penelitian ini adalah penelitian Kuantitatif tipe eksperimen semu (quasi experiment). Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII SMP N 2 Temon Kulon Progo. Sampel objek penelitian adalah kelas VIII A sebagai kelas perlakuan dan kelas VIII B sebagai kelas kontrol. Teknik pengambilan sampel dengan teknik non ramdom sampling. Instrumen penelitian berupa lembar soal tes hasil belajar sains dan lembar onservasi kemampuan keterampilan proses sains. Analisis yang digunakan adalah deskriptif dan dengan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan inkuiri dapat meningkatkan dengan sangat signifikan pada kemampuan proses sains siswa dan penguasaan konsep pada materi pokok sistem pencernaan pada manusia. Hal ini dibuktikan dengan uji t yang diperoleh hasil t hitung 3,732 > 2,000 (p < 0,01).

Penelitian-penelitian yang relevan di atas menggunakan populasi siswa SD, SMP dan SMA. Jenis penelitian tentang metode inkuiri dan kemampuan memahami di atas adalah penelitian eksperimen, penelitian tindakan kelas dan penelitian survei. Setelah hasil penelitian yang relevan dikaji, diperoleh kesimpulan bahwa belum ada yang meneliti tentang variabel khas yang akan diteliti.

Variabel khas yang akan diteliti adalah metode inkuiri sebagao variabel independen yang diuji pengaruhnya terhadap kemampuan membangun empati dan memahami diri sebagai variabel dependen. Jenis penelitian yang digunakan

29

adalah quasi experimental. Populasi yang digunakan adalah siswa SD. Berikut ini adalah Literature map dari penelitian-penelitian yang relevan.

Gambar Bagan 2.2 Literature map penelitian yang relevan Penelitian tentang membangun empati

dan memahami diri

Penelitian tentang metode inkuiri

Sochibin, Dwijananti, & Marowoto (2009)

Penerapan model pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan berpikir kritis siswa

Rohman (2013)

Metode inkuiri terbimbing, hasil belajar IPA

Wahyudin, Sutikno, & Isa (2010) Metode inkuiri terbimbing, peningkatan

minat dan pemahaman

Suyanti (2013)

Metode inkuiri, hasil belajar matematika

Faizah, Miswadi, & Haryani (2008) Pembelajaran berbasis masalah, peningkatan soft skill, pemahaman

konsep

Nurochmah (2008)

Pendekatan inkuiri, keterampilan proses, keterampilan pembelajaran

Yang diteliti :

Metode Inkuiri – Kemampuan Membangun

30