• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.1 Hasil Penelitian

4.1.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian II

Hipotesis penelitian II adalah Penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan memahami diri pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Demangan Baru semester gasal tahun ajaran 2014/2015. Variabel dependen pada hipotesis tersebut adalah kemampuan memahami diri sedangkan variabel independennya adalah penggunaan metode inkuiri. Instrumen pertanyaan yang digunakan sebagai sarana untuk mengukur variabel dependen adalah 3 butir soal uraian pada nomor 6a, 6b, dan 6c.

Pada bagian ini akan dipaparkan hasil analisis statistik yang secara keseluruhan menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 20 for

Windows. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Langkah-langkah

analisis data sebagai berikut. 1) Uji normalitas data untuk mengetahui jenis uji statistik yang akan digunakan apakah parametrik atau nonparametrik. 2) Uji perbedaan kemampuan awal untuk mengetahui kemampuan awal kedua kelompok. 3) Uji signifikansi pengaruh perlakuan untuk melihat perbedaan

72

rerata kedua kelompok yaitu selisih skor pretest dan posttest I kedua kelompok. 4) Uji kenaikan rerata skor pretest ke posttest I pada tiap kelompok untuk mengetahui apakah ada kenaikan rerata skor pada tiap kelompok. 5) Uji besar pengaruh perlakuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan metode inkuiri. 6) Uji retensi pengaruh perlakuan untuk mengetahui apakah pengaruh perlakuan masih kuat setelah 1 bulan. 7) Dampak pengaruh perlakuan dari hasil observasi dan wawancara.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimental yang menggunakan dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen merupakan kelompok yang memperoleh perlakuan (treatment) yaitu dengan menggunakan metode inkuiri dalam proses pembelajaran, sedangkan kelompok kontrol merupakan kelompok yang tidak memperoleh perlakukan (treatment) atau menggunakan pembelajaran seperti biasa dimana guru menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajaran. Instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan

memahami diri adalah soal tes tertulis yang berjumlah 3 butir soal.. Soal tersebut

diujikan pada saat pretest dan posttest yang sebelumnya telah diuji validitas dan reliabilitasnya.

4.1.3.1 Uji Normalitas Deskripsi Data

Analisis yang pertama adalah uji normalitas data. Uji normalitas ini bertujuan untuk menentukan analisis statistik yang akan digunakan untuk mengetahui hasil dari pretest dan posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov dengan tingkat kepercayaan 95% sehingga diketahui jenis statistik yang akan digunakan untuk menganalisis data. Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan pada uji normalitas adalah 1) Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05 maka distribusi data normal sehingga analisis data menggunakan statistik parametrik. 2) Jika harga sig.

(2-tailed) < 0,05 maka distribusi data tidak normal sehingga analisis data

menggunakan statistik non parametrik. Berdasarkan kriteria di atas diperoleh data hasil perhitungan sebagai berikut (lengkapnya lihat Lampiran 4.3.2).

73 Tabel 4.12 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Memahami diri

No Aspek Sig.

(2-tailed) Keterangan

1 Pretest memahami diri kelompok kontrol 0,96 Normal

2 Posttest memahami diri kelompok kontrol 0,51 Normal

3 Rerata selisih skor pretest-posttest I memahami diri

kelompok kontrol 0,94 Normal

4 Posttest II memahami diri kelompok kontrol 0,30 Normal

5 Pretest memahami diri kelompok eksperimen 0,22 Normal

6 Posttest memahami diri kelompok eksperimen 0,70 Normal

7 Rerata selisih skor pretest-posttest I memahami diri

kelompok eksperimen 0,80 Normal

8 Posttest II memahami diri kelompok eksperimen 0,60 Normal

Berdasarkan analisis data tersebut menunjukkan bahwa hasil pretest,

posttest I, selisih skor dan posttest II dari kelompok kontrol maupun kelompok

eksperimen memiliki harga sig. (2-tailed) > 0,05. Hal ini menunjukkan data yang digunakan pada kemampuan memahami diri memiliki distribusi data normal sehingga analisis statistik yang digunakan adalah statistik parametrik yaitu Independent samples t-test untuk analisis data dari kelompok yang berbeda sedangkan untuk analisis data dari satu kelompok menggunakan Paired samples

t-test.

4.1.3.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal

Uji perbedaan kemampuan awal dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara hasil pretest kelompok kontrol dan hasil pretest kelompok eksperimen. Tujuan uji ini adalah untuk mengetahui kemampuan awal kedua kelompok, apakah sama atau tidak sama. Jika kemampuan awal kedua kelompok sama, maka kedua kelompok bisa dibandingkan. Analisis yang digunakan untuk menguji perbedaan rerata skor pretest adalah statistik parametrik Independent

samples t-test dengan tingkat kepercayaan 95% karena data berdistribusi normal.

Sebelum dilakukan analisis ini perlu dilakukan uji asumsi untuk memeriksa homogenitas varians dengan Levene’s test. Jika harga sig. > 0,05 ada homogenitas varians pada kedua data yang dibandingkan. Jika harga sig. < 0,05 tidak ada homogenitas varians pada kedua data yang dibandingkan. Jika data variannya homogen maka hasil yang dibaca adalah pada baris pertama. Jika data tidak homogen maka data yang dibaca adalah pada baris kedua (Field, 2009: 53).

74

Hasil analisis Levene’s test dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh F sebesar 0,54 dengan sig. sebesar 0,46 (p > 0,05). Dengan demikian terdapat homogenitas varians sehingga dapat digunakan Independent samples t-test untuk analisis selanjutnya. Setelah diketahui homogenitas variannya, selanjutnya dilakukan uji statistik Independent samples t-test untuk mengetahui kemampuan memahami

diri pada masing-masing kelompok. Kriteria yang digunakan untuk menolak

Hnull adalah jika harga sig.(2-tailed) > 0,05. Berikut adalah hasil data yang dilakukan untuk melihat memahami diri di masing-masing kelompok (lengkapnya lihat lampiran 4.4.2)

Tabel 4.13 Hasil Uji Kemampuan Awal Kemampuan Memahami diri Hasil Pretest Sig. (2-tailed) Keterangan Kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol 0,79 Tidak ada perbedaan

Berdasarkan hasil pretest dapat disimpulkan bahwa terdapat homogenitas varians data. Rerata skor yang dicapai kelompok kontrol lebih tinggi daripada kelompok eksperimen. Hasil skor kelompok kontrol yaitu M = 3,12; SD = 0,49;

SE = 0,09; N = 28 dan df = 27. Hasil skor kelompok eksperimen yaitu M = 3,08

; SD = 0,61; SE = 0,12; N = 25 dan df = 24. Meskipun demikian, tidak perbedaan yang signifikan. Analisis menggunakan independent samples t-test dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh harga sig. (2-tailed) adalah 0,79 dan nilai t = 0,27. Harga sig. (2-tailed) > 0,05 maka tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen pada kemampuan memahami diri, dengan kata lain kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang sama pada kemampuan memahami diri. Kedua kelompok tersebut dapat dibandingkan. Tujuan dilakukannya teknik pengambilan sampel adalah untuk memastikan kelompok eksperimen dan kontrol yang pilih benar-benar memiliki kemampuan awal yang sama. Uji perbedaan diatas menunjukkan bahwa tujuan tersebut sudah tercapai (Cohen, 2007: 276). Untuk memastikan bahwa kelompok kontrol dan eksperimen memiliki kemampuan yang sama meskipun teknik pengambilam sampel tidak dilakukan secara random.

75

4.1.3.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan

Uji signifikansi pengaruh perlakuan ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan memahami diri dengan cara menghitung selisih skor pretest dan posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Untuk mendapatkan perhitungan selisih skor dapat dilakukan dengan cara mengurangkan selisih skor posttest dan skor pretest pada kelompok kontrol lalu selisih posttest dan pretest pada kelompok eksperimen. Analisis statistik yang digunakan adalah statistik parametrik Independent

samples t-test dengan tingkat kepercayaan 95% karena data memiliki distribusi

normal (Field, 2009: 326).

Sebelum dilakukan analisis perlu dilakukan uji asumsi untuk memeriksa homogenitas varians dengan Levene’s test. Kriteria yang digunakan jika harga sig. > 0,05 maka terdapat homogenitas varians pada kedua data yang dibandingkan. Jika harga sig < 0,05 maka tidak terdapat homogenitas varians pada kedua data yang dibandingkan. Hasil analisis Levene’s test dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh harga F sebesar 5,58 dan sig. sebesar 0,02 (p < 0,05). Dengan demikian terdapat signifikansi homogenitas varians sehingga dapat digunakan adalah Independent samples t-test untuk analisis selanjutnya sehingga kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika harga Sig.

(2-tailed) < 0,05. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara selisih pretest-posttest kelompok kontrol dan eksperimen.. Berikut adalah hasil analisis data

selisih skor yang akan digunakan sebagai tolak ukur untuk menarik kesimpulan apakah hipotesis diterima atau ditolak pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada kemampuan memahami diri (lengkapnya lihat Lampiran 4.5.2)

Tabel 4.14 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Memahami diri Hasil Selisih Skor Sig. (2-tailed) Keterangan

Rerata selisih skor pretest-posttest kelompok

kontol dan kelompok eksperimen 0,59 Tidak ada perbedaan

Berdasarkan analisis selisih yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat homogenitas varians data dengan rerata selisih skor pretest-posttest pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari pada kelompok kontrol. Hasil skor

76

kelompok kontrol yaitu M =0,15; SD = 0,42; SE = 0,08; N = 28 dan df = 27. Hasil skor kelompok eksperimen yaitu M = 0,23; SD = 0,65; SE = 0,13; N = 25 dan df = 24. Analisis menggunakan independent samples t-test dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh harga sig. adalah 0,02 dan nilai t = -0,55. Harga sig.

(2-tailed) yaitu 0,59 (p > 0,05) sehingga Hnull diterima dan Hi ditolak, artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest ke posttest I kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dengan kata lain penggunaan metode inkuiri tidak berpengaruh terhadap kemampuan memahami diri. Dengan demikian temuan pada data ini tidak mengafirmasi hipotesis penelitian II. Berikut adalah diagram batang yang menunjukkan selisih skor posttest dan pretest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Gambar 4.3 Diagram batang yang menunjukkan selisih rerata skor pretest-posttest kelompok kontrol dan eksperimen

77

4.1.3.4 Analisis Lebih Lanjut

1. Uji Peningkatan Rerata Skor Pretest ke Posttest I

Tujuan dilakukan uji kenaikan skor adalah untuk mengetahui kenaikan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Analisis statistik yang digunakan untuk menguji peningkatan pretest dan posttest adalah Paired samples t-test dengan tingkat kepercayaan 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika

harga sig. (2-tailed) < 0,05 dan jika rerata skor posttest lebih tinggi daripada

rerata skor pretest berarti ada peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke

posttest. Selanjutnya untuk mengetahui seberapa besar peningkatan yang terjadi

dapat dilakukan dengan cara mengurangkan skor pretest ke posttest lalu dibagi dengan pretest dan dikalikan dengan 100%. Berikut adalah hasil analisis data yang dilakukan untuk melihat peningkatan di kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen pada variabel memahami diri (lengkapnya lihat Lampiran 4.15

Tabel 4.15 Hasil Uji Peningkatan Skor Pretest-Posttest I

No Kelompok Rerata Peningkata n (%) Sig. (2-tailed) Keterangan Pretest Posttest I

1 Kontrol 3,12 3,26 4,49 0,08 Tidak ada perbedaan 2 Eksperimen 3,08 3,31 7,47 0,09 Tidak ada perbedaan

Secara umum hasil uji kenaikan skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Hasil uji peningkatan skor

pretest ke posttest I menunjukkan harga sig.(2-tailed) kelompok kontrol sebesar

0,08 (p > 0,05), maka Hnull diterima dan Hi ditolak dengan harga M = 0,15; SE = 0,08 ; SD = 0,42; t = 1,82; df = 27; N = 28, artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara pretest dan posttest I dengan kata lain tidak ada peningkatan yang signifikan dari skor pretest ke posttest I. Sedangkan harga sig.(2-tailed) kelompok eksperimen sebesar 0,09 (p > 0,05), maka Hnull diterima dan Hi

78

ditolak dengan harga M = 0,23; SE =0,13 ; SD = 0,65; t = 1,76; df = 24; N = 25, artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara pretest dan posttest I dengan kata lain tidak ada peningkatan yang signifikan dari skor pretest ke posttest I. Secara lebih rinci, indikator-indikator pada variabel memahami diri sebagai berikut (lengkapnya lihat Lampiran 4.6.3).

Tabel 4.16 Hasil Uji Peningkatan Skor Pretest-Posttest I Kontrol

No Indikator Memahami diri Kontrol Peningkatan (%) Sig. (2-tailed) Keterangan Pre Post I

1 Menyadari 3,04 3,14 3,29 0,64 Tidak ada perbedaan 2 Mengenali 2,96 3,07 3,72 0,65 Tidak ada perbedaan 3 Merefleksikan 3,50 3,61 3,14 0,54 Tidak ada perbedaan 4 Menilai diri 2,96 3,21 8,45 0,26 Tidak ada perbedaan

Tabel 4.17 Hasil Uji Peningkatan Skor Pretest-Posttest I Eksperimen

No Indikator Memahami diri Eksperimen Peningkatan (%) Sig. (2-tailed) Keterangan Pre Post I

1 Menyadari 2,84 3,20 12,68 0,29 Tidak ada perbedaan 2 Mengenali 3,04 3,12 2,63 0,69 Tidak ada perbedaan 3 Merefleksikan 3,52 3,84 9,09 0,04 Ada perbedaan 4 Menilai diri 2,92 3,08 5,48 0,52 Tidak ada

perbedaan

Dari tabel diatas diperoleh data bahwa rerata skor posttest kelompok eksperimen lebih tinggi daripada daripada rerata skor pretest dibandingkan dengan kelompok kelompok kontrol. Pada kelompok kontrol seluruh indikator mengalami peningkatan skor pretest ke posttest. Seluruh indikator memiliki harga sig. (2-tailed) > 0,05. Indikator menyadari memiliki harga sig. (2-tailed) sebesar 0,64; indikator mengenali memiliki harga sig. (2-tailed) sebesar 0,65; indikator merefleksikan memiliki harga sig. (2-tailed) sebesar 0,54; dan indikator menilai diri memiliki harga sig. (2-tailed) sebesar 0,26. Maka Hnull diterima dan Hi ditolak artinya tidak ada perbedaan yang signifikan dari skor

79

signifikan antara skor pretest dan posttest I pada seluruh indikator pada kelompok kontrol untuk variabel memahami diri

Pada kelompok eksperimen hanya ada satu indikator yang memiliki harga sig. (2-tailed) < 0,05 yaitu pada indikator merefleksikan yaitu sebesar 0,04 maka Hnull ditolak dan Hi diterima artinya ada perbedaan yang signifikan dari skor pretest ke posttest I dengan kata lain terdapat kenaikan skor yang signifikan antara skor pretest ke posttest I pada indikator merefleksikan, sedangkan pada indikator lainnya memiliki harga sig. (2-tailed) > 0,05. Pada indikator menyadari memiliki harga sig. (2-tailed) sebesar 0,29; indikator mengenali memiliki harga

sig. tailed) sebesar 0,69 dan indikator menilai diri memiliki harga sig. (2-tailed) sebesar 0,52. Maka Hnull diterima dan Hi ditolak artinya tidak ada perbedaan yang signifikan dari skor pretest ke posttest I dengan kata lain tidak terdapat kenaikan skor yang signifikan antara skor pretest dan posttest I pada ketiga indikator tersebut.

2. Uji Besar Pengaruh Perlakuan

Uji besar pengaruh perlakuan dilakukan untuk melihat besarnya pengaruh metode inkuiri terhadap kemampuan memahami diri. Hal ini digunakan untuk memastikan adanya pengaruh perbedaan antara skor posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang disebut effect size. Untuk menghitung effect size adalah korelasi Pearson dengan kriteria r = 0.10 (efek kecil) yang setara dengan 1%, r = 0,30 (efek menengah) yang setara dengan 9% dan r= 0,50 (efek besar) yang setara dengan 25% (Field, 2009: 179). Cara yang digunakan untuk mengetahui koefisien korelasi yaitu dengan mengubah harga t menjadi harga r dengan menggunakan rumus sebagaimana yang telah disebutkan pada bab III. Berikut adalah hasil perhitungan besar pengaruh penggunaan metode inkuiri pada kemampuan memahami diri secara keseluruhan dimana t diambil dari Independent samples t-test pada uji statistik selisih (lengkapnya lihat Lampiran 4.7).

80 Tabel 4.18 Effect size Kemampuan Memahami diri

t t2 df r R2 % Efek

-0,55 0,30 40,51 0,10 0,01 1 Kecil

Berikut adalah hasil perhitungan besar pengaruh penggunaan metode ceramah pada kelompok kontrol dan pengaruh penggunaan metode inkuiri pada kelompok eksperimen dimana t diambil dari Paired Samples test. (lengkapnya lihat Lampiran 4.9.1)

Tabel 4.19 Effect size Kemampuan Memahami diri

No Kelompok t t2 df r R2 % Efek 1 Kontrol 1,82 3,31 27 0,33 0,11 11 Menengah 2 Eksperimen 1,76 3,10 24 0,34 0,12 12 Menengah

Tabel tersebut menunjukkan bahwa besar pengaruh yang diperoleh untuk kelompok kontrol sebesar 0,33; sesuai kriteria dari Field (2009: 550) besar pengaruh kelompok kontrol memiliki efek menengah, sedangkan untuk kelas eksperimen diperoleh besar pengaruh sebesar 0,34 berarti kelompok eksperimen memiliki efek menengah. Dengan demikian, penggunaan metode inkuiri memiliki pengaruh yang sama besar terhadap kemampuan memahami diri pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Secara lebih rinci, akan dijabarkan dalam keempat indikator dari variabel memahami diri (lengkapnya lihat Lampiran 4.9.2).

81 Tabel 4.20 Effect size Kemampuan Memahami diri

Kelompok Kontrol

No Indikator t t2 df r R2 % Efek 1 Menyadari 0,47 0,22 27 0,09 0,01 0,10 Kecil 2 Mengenali 0,46 0,21 27 0,09 0,01 0,10 Kecil 3 Merefleksikan 0,62 0,28 27 0,10 0,01 1,00 Kecil 4 Menilai diri 1,16 1,35 27 0,22 0,04 4,00 Menengah

Kelompok Eksperimen

No Indikator t t2 df r R2 % Efek 1 Menyadari 1,09 1,19 24 0.22 0,04 4,00 Menengah 2 Mengenali 0,40 0,16 24 0,08 0,01 0,10 Kecil 3 Merefleksikan 2,14 4,58 24 0,40 0,16 16,00 Besar 4 Menilai diri 0,66 0,44 24 0,13 0,01 1,00 Kecil

Dari tabel diatas menunjukkan besar pengaruh (effect size) pada variabel

memahami diri dalam kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Tabel

tersebut menerangkan empat indikator yaitu menyadari, mengenali, merefleksikan dan menilai diri. Besar pengaruh pada kelompok kontrol untuk aspek menyadari adalah 0,09 termasuk memiliki efek kecil, sedangkan pada kelompok eksperimen untuk aspek menyadari adalah 0,22 termasuk memiliki efek menengah. Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa penggunaan metode inkuiri pada kelompok eksperimen memiliki efek yang lebih besar dibandingkan pada kelompok kontrol yang menggunakan metode ceramah. Jadi, metode inkuiri memiliki pengaruh yang menengah terhadap aspek menyadari pada kelompok eksperimen sedangkan memiliki efek kecil pada kelompok kontrol.

Besar pengaruh perlakuan pada kelompok kontrol untuk aspek mengenali adalah 0,09 termasuk memiliki efek kecil, sedangkan pada kelompok eksperimen untuk aspek mengenali adalah 0,08 termasuk memiliki efek kecil. Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa penggunaan metode inkuiri pada kelompok eksperimen memiliki efek yang sama besar dengan kelompok kontrol yang menggunakan metode ceramah. Jadi, metode inkuiri memiliki pengaruh yang sama kecil terhadap aspek mengenali pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

82

Besar pengaruh perlakuan pada kelompok kontrol untuk aspek merefleksikan adalah 0,10 termasuk memiliki efek kecil, sedangkan pada kelompok eksperimen untuk aspek merefleksikan adalah 0,40 termasuk memiliki efek besar. Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa penggunaan metode inkuiri pada kelompok eksperimen memiliki efek yang lebih besar dibandingkan pada kelompok kontrol yang menggunakan metode ceramah. Jadi, metode inkuiri memiliki pengaruh yang besar terhadap aspek merefleksikan pada kelompok eksperimen dan memiliki efek kecil pada kelompok kontrol.

Besar pengaruh perlakuan pada kelompok kontrol untuk aspek menilai diri adalah 0,22 termasuk memiliki efek menengah, sedangkan pada kelompok eksperimen untuk aspek menilai diri adalah 0,13 termasuk memiliki efek kecil. Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa penggunaan metode inkuiri pada kelompok eksperimen memiliki efek yang lebih kecil dibandingkan pada kelompok kontrol yang menggunakan metode ceramah. Jadi, metode inkuiri memiliki pengaruh yang kecil terhadap aspek menilai diri pada kelompok eksperimen sedangkan memiliki efek menengah pada kelompok kontrol.

3. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan

Uji retensi pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui apakah pengaruh penggunaan metode inkuiri setelah 1 bulan dilakukan perlakuan masih sekuat pada perlakuan posttest I (Krathwohl, 2004:546). Data yang digunakan adalah skor posttest I dan posttest II pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Hasil skor dari posttest II akan diuji perbandingannya dengan

posttest I. Data yang diperoleh dari posttest I diuji normalitasnya terlebih dahulu.

Besarnya skor posttest II pada kelompok eksperimen dan kontrol adalah p > 0,05 sehingga distribusi data normal maka dilakukan dengan menggunakan statistik parametrik dalam hal ini Paired samples t-test dengan tingkat kepercayaan 95%. Jika distribusi data tidak normal, maka digunakan statistik non parametruk dalam hal ini adalah Wilcoxon signed ranks test. Untuk menghitung data tersebut digunakan bantuan program komputer IBM SPSS

Statistics 20 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Kriteria yang

83

(2-tailed) > 0,05, maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dengan kata lain tidak terjadi penurunan/peningkatan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II. 2) Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05, maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dengan kata lain terjadi penurunan/peningkatan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II. Berikut adalah hasil perbandingan skor posttest I ke

posttest II (lengkapnya lihat Lampiran 4.10.3).

Tabel 4.21 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan No Indikator Rerata Peningkatan

(%)

Sig.

(2-tailed) Keterangan

PostI PostII

1 Kontrol 3,26 2,99 -8,28 0,02 Ada Perbedaan 2 Eksperimen 3,31 3,06 -7,55 0,03 Ada Perbedaan

Tabel diatas menunjukkan bahwa harga sig.(2-tailed) kelompok kontrol sebesar 0,02 (p < 0,05), dengan M = -0,28; SE = 0,11; SD = 0,56 ; df = 27; N = 28 , maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II kelompok kontrol, dengan kata lain terjadi penurunan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II pada kelompok kontrol. Pada kelompok eksperimen menunjukkan bahwa harga sig.(2-tailed) sebesar 0,03 (p < 0,05), dengan M = -0,25; SE = 0,11 ; SD = 0,54; df = 24; N= 25 , maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II kelompok eksperimen, dengan kata lain terjadi penurunan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II pada kelompok eksperimen. Jadi, kelompok kontrol mengalami penurun skor yang signifikan setelah satu bulan pemberian posttest I dan kelompok eksperimen mengalami penurunan skor yang signifikan karena hasil rerata skor posttest II lebih rendah daripada rerata skor posttest I setelah selama 1 bulan dari pemberian posttest I. Secara lebih rinci akan dijabarkan dalam keempat indikator pada variabel memahami diri yaitu menyadari, mengenali, merefleksikan dan menilai diri (lengkapnya lihat Lampiran 4.10.4).

84 Tabel 4.22 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan

Kelompok Kontrol No Indikator Rerata Peningkatan

(%)

Sig.

(2-tailed) Keterangan PostI PostII

1 Menyadari 3,14 3,11 -0,96 0,91 Tidak ada perbedaan 2 Mengenali 3,07 2,75 -10,42 0,14 Tidak ada perbedaan 3 Merefleksikan 3,61 3,36 -6,93 0,13 Tidak ada perbedaan 4 Menilai diri 3,21 2,75 -14,33 0,03 Ada

perbedaan

Kelompok Eksperimen No

Indikator Rerata Peningkatan (%)

Sig.

(2-tailed) Keterangan PostI PostII

1 Menyadari 3,20 3,16 -1,25 0,85 Tidak ada perbedaan

2 Mengenali 3,12 2,72 -12,82 0,02 Ada

perbedaan 3 Merefleksikan 3,84 3,64 -5,21 0,17 Tidak ada perbedaan 4 Menilai diri 3,08 2,72 -11,69 0,04 Ada

perbedaan

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa hasil uji retensi skor posttest I ke

posttest II setiap indikator pada variabel memahami diri pada kelompok kontrol

dan kelompok eksperimen. Seluruh indikator variabel memahami diri kelompok kontrol mengalami penurunan skor untuk indikator menyadari sebesar -0,96%, mengenali -10,42%, merefleksikan -6,93% dan menilai diri -14,33%. Seluruh indikator variabel memahami diri kelompok eksperimen mengalami penurunan skor untuk indikator menyadari sebesar -1,25%, mengenali -12,82%, merefleksikan sebesar -5,21%, dan menilai diri sebesar -11,69%. Berikut diagram grafik akan memperlihatkan skor pretest, posttest I dan posttest II.

85 Gambar 4.4 Grafik hasil pretest, posttest I dan posttest II pada kemampuan memahami diri