• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENILAIAN KINERJA TRAINER MENGGUNAKAN METODE AHP DENGAN PENDEKATAN RATING SCALES SEBAGAI DASAR PEMBERIAN INSENTIF DI SEVENTHSOFT KOMPUTINDO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENILAIAN KINERJA TRAINER MENGGUNAKAN METODE AHP DENGAN PENDEKATAN RATING SCALES SEBAGAI DASAR PEMBERIAN INSENTIF DI SEVENTHSOFT KOMPUTINDO."

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

METODE AHP DENGAN PENDEKATAN

RATING SCALES

SEBAGAI DASAR PEMBERIAN INSENTIF DI

SEVENTHSOFT KOMPUTINDO

SKRIPSI

Oleh :

RIZKY ROUDLOTUL J ANNAH NPM. 0934015020

J URUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J ATIM SURABAYA

(2)

PENILAIAN KINERJA TRAINER MENGGUNAKAN METODE AHP

DENGAN PENDEKATAN RATING SCALES SEBAGAI DASAR PEMBERIAN

INSENTIF DI SEVENTHSOFT KOMPUTINDO

Disusun Oleh :

RIZKY ROUDLOTUL JANNAH NPM. 0934015020

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Negara Lisan Gelombang II Tahun Akademik 2012 – 2013

Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,

Dr. Ir. Ni Ketut Sari, MT Wahyu S. J. S., S.Kom, M.Kom

NIP : 1965 07311 99203 20001 NIP : 386081002951

Mengetahui,

Ketua Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Dr. Ir. Ni Ketut Sari, MT

(3)

BERDASARKAN KONDISI DAN LOKASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAW

Disusun Oleh :

RIZKY ROUDLOTUL JANNAH NPM. 0934015020

Telah dipertahankan di hadapan penguji dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada tanggal ...

Pembimbing : Tim Penguji :

1. 1.

Dr. Ir. Ni Ketut Sari, MT Achmad Junaidi, S.Kom

NIP : 1965 07311 99203 20001 NIP : 378110401991

2. 2.

Wahyu S. J.S., S.Kom, M.Kom Intan Yuniar P.,S.Kom, M.Sc

NIP : 386081002951 NIP : 380060401981

3.

Ir.R.Purnomo Edi S., MP. NIP : 19640714 198803 1 001 Mengetahui,

Dekan Fakultas Teknologi Industri

Universitas Pembangungan Nasional “Veteran” Jawa Timur

(4)

KETERANGAN REVISI : Mahasiswa di bawa ini :

Nama : RIZKY ROUDLOTUL JANNAH

NPM : 0934015020

Program Studi : TEKNIK INFORMATIKA

Telah mengerjakan revisi/tidak ada revisi pra rencana (design)/skripsi ujian lisan Gelombang II Tahun Akademik 2012-2013 dengan judul :

“PENILAIAN KINERJ A TRAINER MENGGUNAKAN METODE AHP

DENGAN PENDEKATAN RATING SCALES SEBAGAI DASAR

PEMBERIAN INSENTIF DI SEVENTHSOFT KOMPUTINDO”

Oleh karenanya mahasiswa tersebut diatas dinyatakan bebas revisi skripsi ujian lisan dan diizinkan untuk membukukukan laporan SKRIPSI dengan judul tersebut.

Surabaya, ...

Dosen Penguji yang memerintahkan Revisi:

1) Achmad Junaidi, S.Kom ( )

NIP : 378110401991

2) Intan Yuniar P.,S.Kom, M.Sc ( )

NIP : 380060401981

3) Ir.R.Purnomo Edi S., MP. ( )

NIP : 19640714 198803 1 001

Mengetahui,

Pembimbing Utama, Pembimbing Pembantu,

Dr. Ir. Ni Ketut Sari, MT Wahyu S. J. S., S.Kom, M.Kom

(5)

PEMBERIAN INSENTIF DI SEVENTHSOFT KOMPUTINDO

Penyusun : Rizky Roudlotul Jannah

Pembimbing I : Dr. Ir. Ni Ketut Sari, MT

Pembimbing II : Wahyu S. J. Saputra, S.Kom, M.Kom

ABSTRAK

Seventhsoft Komputindo melakukan penilaian prestasi kinerja trainer serta memberikan reward berupa bonus atau insentif sesuai dengan prestasi yang diraihnya sebagai motivasi untuk mempertahankan prestasi kinerjanya. Namun penilaian kinerja trainer serta pemberian insentif saat ini tidak lagi dilakukan dengan tepat sasaran. Penyebabnya adalah tidak adanya kriteria penilaian kinerja yang jelas yang menjadi poin-poin penting dalam penilaian kinerja itu. Selama ini penilaian kinerja hanya didasarkan atas prestasi training yg dilakukan dan bukan berdasarkan hasil kerja yang diberikan trainer.

Untuk memecahkan permasalahan diatas maka dibuat sistem informasi penilaian kinerja trainer menggunakan metode AHP dengan pendekatan rating scales. Untuk menentukan alur proses penilaian, maka dibuat blok diagram. Proses penentuan kriteria, subkriteria dan soal dilakukan oleh manager, yang kemudian akan diproses dengan menggunakan metode AHP. Selanjutnya, soal yang berbentuk kuisioner akan diberikan kepada trainer untuk diisi oleh customer. Dari hasil kuisioner, akan dilakukan proses perhitungan dengan metode rating scales. Dari proses perhitungan AHP akan digabungkan dengan perhitungan rata-rata dari kuisioner dan dikalikan dengna nilai standard insentif.

Dari sistem informasi penilaian kinerja trainer ini menghasilkan besar masing-masing bobot tiap kriteria atau faktor penilaian kinerja karyawan untuk atribut kemampuan teknis sebesar 0.83 dan kemampuan manajerial sebesar 0.17. Dari program ini dapat menghasilkan laporan nilai insentif masing-masing trainer berdasarkan kuesioner yang diberikan oleh customer. Laporan ini dapat mempermudah pihak manajemen dalam memberikan insentif kepada trainer.

(6)

kami dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “PENILAIAN KINERJ A

TRAINER MENGGUNAKAN METODE AHP DENGAN PENDEKATAN

RATING SCALES SEBAGAI DASAR PEMBERIAN INSENTIF DI SEVENTHSOFT KOMPUTINDO”.

Tugas akhir dengan beban 4 SKS ini disusun dan diajukan sebagai salah

satu syarat untuk menyelesaikan program Strata Satu (S1) pada jurusan Teknik

Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Pembangunan Nasional

”Veteran” Jawa Timur Surabaya.

Dengan terselesaikannya tugas akhir ini, kami sampaikan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada :

1. Kedua Orang Tua, Saudara dan seluruh anggota keluarga kami

yang telah memberikan dukungan kepada kami baik secara moril,

spiritual maupun material.

2. Bapak Fatra Chandra, selaku Pimpinan Seventhsoft Komputindo

yang telah memberikan ijin kepada kami untuk mengadakan

penelitian pada perusahaan beliau.

3. Ir.Sutiyono, MT, selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri.

4. Dr.Ir.Ni Ketut Sari, MT, selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika.

5. Bpk. Frinda, selaku Koordinator Tugas Akhir Jurusan Teknik

(7)

7. Seluruh staff dan karyawan Seventhsoft Komputindo yang telah

membantu dalam mengerjakan penelitian ini.

8. Serta seluruh teman-teman Jurusan Teknik Informatika A sore

angkatan 2009 yang telah membantu dan memberikan dukungan

kepada kami baik secara moril, spiritual maupun material.

Kami menyadari bahwa laporan tugas akhir ini masih jauh dari sempurna,

oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca

agar dalam penulisan laporan ini selanjutnya akan dapat kami selesaikan dengan

baik.

Besar harapan kami agar Laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi para

pembaca dan dunia pendidikan pada umumnya.

Surabaya,...

(8)

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Batasan Masalah ... 4

1.4 Tujuan ... 4

1.5 Manfaat... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Penelitian Terdahulu ... 6

2.2 Landasan Teori ... 9

2.2.1 Penilaian Kinerja ... 9

2.2.2 AHP (Analytical Hierarchy Process) ... 15

2.2.3 Rating Scales ... 22

2.2.4 UML (Unified Modeling Language) ... 23

2.2.5 Visual Basic 2005 ... 25

2.2.6 Mysql ... 25

2.2.7 Data yang akan digunakan... 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 31

3.1 Rancangan Uji Coba dan Evaluasi ... 31

(9)

3.1.4 Sequence Diagram ... 34

3.1.5 Activity Diagram ... 37

3.1.6 CDM (Conceptual Data Modeling) ... 40

3.1.7 PDM (Physical Data Modeling) ... 42

3.2 Perhitungan Insentif ... 43

3.3 Jadwal Kegiatan Penelitian (bentuk bar chart) ... 56

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 57

4.1 Implementasi ... 57

4.1.1 Teknologi ... 57

4.1.2 Hardware ... 57

4.1.3 Software... 58

4.1.4 File-file yang dihasilkan ... 58

4.2 Hasil Uji Coba dan Evaluasi ... 61

4.2.1 Uji coba perhitungan Insentif ... 62

4.2.2 Uji coba pembobotan kriteria ... 66

4.2.3 Uji coba pembobotan kriteria teknis ... 69

4.2.4 Uji coba pembobotan kriteria manajerial ... 72

4.2.5 Uji coba penilaian kuisioner ... 75

4.2.6 Uji coba proses pembuatan laporan ... 78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 80

5.1 Kesimpulan ... 80

5.2 Saran ... 81

(10)

Gambar 2.1. Struktur Hierarki AHP. (Sumber : Mayasari, 2012)... 22

Gambar 3.1. Blok diagram proses penilaian kinerja trainer... 31

Gambar 3.2. use case diagram... 32

Gambar 3.3.Class diagram... 33

Gambar 3.4.Sequence diagram login...34

Gambar 3.5.Sequence diagram tambah data... 35

Gambar 3.6.Sequence diagram proses perhitungan data... 36

Gambar 3.7.Sequence diagram hasil perhitungan... 36

Gambar 3.8.Sequence diagram report... 37

Gambar 3.9.Activity diagram proses login... 37

Gambar 3.10.Activity diagram tambah data... 38

Gambar 3.11.Activity diagram perhitungan data... 39

Gambar 3.12.Activity diagram hasil perhitungan... 39

Gambar 3.13.Activity diagram report... 40

Gambar 3.14.CDM (Conceptual Data Modeling)... 41

Gambar 3.15. PDM (Physical Data Modeling)... 42

Gambar 3.16. Gambar Tampilan struktur hierarchy model AHP... 45

Gambar 4.1.Tampilan awal form pembobotan kriteria... 66

Gambar 4.2.Tampilan setelah di klik proses pada form pembobotan kriteria...67

Gambar 4.3.Tampilan setelah save pada form pembobotan kriteria... 67

Gambar 4.4.Tampilan awal form perhitungan bobot teknis... 69

Gambar 4.5.Tampilan saat klik simpan pada form perhitungan bobot teknis... 70

Gambar 4.6. Tampilan awal form pembobotan manajerial... 72

(11)
(12)

Tabel 2.1. Format Penilaian Kinerja Kriteria Teknis ... 12

Tabel 2.2. Format Penilaian Kinerja Kriteria Manajerial ... 13

Tabel 2.3. Skala kuantitatif tingkat kepentingan ... 17

Tabel 2.4. Elemen operasi perbandingan ... 18

Tabel 2.5. Elemen matriks konsistensi ... 21

Tabel 2.6. Data trainer ... 28

Tabel 2.7. Data kota ... 28

Tabel 2.8. Tabel customer ... 29

Tabel 2.9. Data soal ... 30

Tabel 3.1. Perhitungan Prioritas Kriteria ... 46

Tabel 3.2. Matriks Nilai Kinerja ... 47

Tabel 3.3. Hasil Penilaian Responden ... 48

Tabel 3.4. Matriks Perbandingan Berpasangan ... 48

Tabel 3.5. Matriks Nilai Kriteria ... 59

Tabel 3.6. Matriks Penjumlahan Tiap Baris ... 50

Tabel 3.7. Ratio Konsistensi ... 51

Tabel 3.8. Hasil Penilaian Responden ... 52

Tabel 3.9. Matriks Perbandingan Berpasangan ... 53

Tabel 3.10. Matriks Nilai Kriteria ... 53

Tabel 3.11. Matriks Penjumlahan Tiap Baris ... 54

Tabel 3.12. Ratio Konsistensi Prioritas ... 54

Tabel 3.13. Jadwal kegiatan... 56

Tabel 4.1. Nilai Bobot Prioritas Subkriteria ... 62

(13)
(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi maka

semakin berkembang pula perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang

software house guna memenuhi kebutuhan pasar yang semakin meningkat. Seventhsoft Komputindo merupakan perusahaan jasa yang bergerak dalam

penjualan software accounting. Dalam perusahaan jasa yang paling terpenting adalah bagaimana after sales-nya dimana dari segi trainning program hingga

support program secara berkala.

Sebuah perusahaan jasa pasti membutuhkan sebuah tenaga trainner, dengan adanya sebuah tenaga trainner perusahaan pasti memberikan insentif sebagai tambahan penghasilan dari seorang trainner. Insentif yang merata kepada semua trainner menimbulkan kecemburuan sosial, karena nilai yang diberikan sama

semua, sehingga tidak bisa mengetahui mana trainner yang benar-benar

berkontribusi dengan baik dan mana trainner yang bekerja dengan kemauannya sendiri. Masalah lain yang timbul yaitu sistem manual dengan menghitung berapa

hari trainning dikali nilai insentif menyebabkan proses perhitungan insentif

menjadi lama. Dari sini timbul masalah bagaimana sebuah sistem dapat

menghitung komisi trainner secara cepat serta perusahaan juga bisa memberikan

insentif kepada trainner secara adil dan sesuai dengan kinerja trainner.Ada beberapa model yang dapat digunakan untuk membangun sebuah Sistem

Pendukung Keputusan (SPK) salah satunya adalah Analytical Hierarchy Process

(15)

Dalam penelitian Amborowati (2008) melakukan penelitian dengan metode AHP

pada Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Perumahan Menggunakan Expert Choice untuk memilih perumahan berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Selain itu, di dalam metode AHP perbandingan masing-masing kriteria dapat diperoleh dari perhitungan aktual maupun perhitungan relatif dari

derajat kesukaan, kepentingan maupun perasaan. Dalam penilitian Ratih,dkk

(2010) melakukan penelitian dengan menggunakan metode AHP dalam penerimaan karyawan pada PT. Basir Besi Indonesia yang dapat membantu sistem

dalam meproses aktivitas data dalam penyesuaian dengan sistem seleksi yang ada

serta memperoleh informasi mengenai proses penerimaan karyawan secara cepat,

tepat dan akurat sehingga tidak terjadi pemborosan waktu, biaya dan tenaga kerja

untuk mendapatkan karyawan yang dibutuhkan. Dalam penelitian Sri Eniyati, dkk

(2010) menggunakan metode AHP pada perancangan sistem pendukung

keputusan penilaian prestasi dosen berdasarkan penelitian dan pengabdian

masyarakat menyebutkan untuk menilai prestasi dosen berdasarkan penelitian dan

pengabdian masyarakat dengan kriteria yaitu penelitian, pemakalah, penulis jurnal

dan pengabdian pada masyarakat.

Berdasarkan hal-hal ini, maka dibuat sebuah sistem yang berguna untuk

memberikan solusi bagaimana mengukur kinerja trainner sesuai dengan

kriteria-kriteria yang ada, serta memberikan insentif berdasarkan bobot yang diperoleh

dari hasil perhitungan kriteria tersebut. Sistem ini akan dibuat dengan

(16)

trainner tersebut. Dalam penelitian Sutikno (2010) menggunakan metode AHP

untuk pemilihan siswa dalam mengikuti olimpiade sains di sekolah menengah atas, menyebutkan dengan metode AHP diharapkan dapat membantu pengambil

keputusan dalam mendapatkan informasi untuk menentukan siswa yang tepat

dalam mengikuti olimpiade sains baik pada tingkat kabupaten, propinsi maupun

nasional. Dalam penelitian Dian (2010), menggunakan metode AHP dalam sistem pendukung keputusan mutasi, enumerasi dan promosi pegawai menyebutkan

langkah-langkah dalam metode AHP meliputi penyusunan hirarki dari permasalahan yang dihadapi. Persoalan yang akan diselesaikan, diuraikan menjadi

unsur-unsurnya, yaitu kriteria dan alternatif, kemudian disusun menjadi struktur

hirarki.

Harapan dari sistem yang dibuat ini adalah agar perusahaan dapat

menghitung insentif trainner dengan cepat tanpa harus menghitung secara manual,

serta agar trainner mendapatkan hasil insentif sesuai dengan kinerja yang dia

lakukan, dan tidak ada kecemburuan sosial antara satu trainner dengan trainner

yang lainnya karena insentif yang didapatkan disama ratakan.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang sudah diuraikan sebelumnya didapatkan rumusan

masalah sebagai berikut :

a. Bagaimana metode AHP dapat digunakan dalam menentukan penilaian

kinerja trainer untuk menentukan nilai insentif yang didapat ?

b. Bagaimana dalam metode AHP ini ditentukan kriteria-kriteria penilaian

(17)

c. Membuat sistem informasi yang dapat mempermudah pencatatan dari hasil

penilaian dan memberikan nilai insentif kepada trainner dengan

menggunakan VB.net dengan database mysql.

1.3 Batasan Masalah

Dari rumusan masalah yang sudah di uraikan sebelumnya, untuk membatasi

penelitian maka penulis membatasi masalah-masalah sebagai berikut.

a. Metode yang digunakan dalam penilaian kinerja ini yaitu dengan metode

AHP(Analytical Hierarchy Process) dengan pendekatan rating scales yang digunakan untuk menentukan nilai kriteria dari penilaian customer.

b. Penilaian dari kriteria-kriteria berdasarkan kuesioner yang diberikan kepada

customer. Kriteria dan subkriteria yang digunakan ditentukan oleh pimpinan perusahaan dalam hal ini kriteria teknis dan kriteria manajerial.

c. Sistem informasi yang dibuat dengan program menggunakan vb.net dan

database mysql yang akan menghasilkan laporan hasil penilaian.

1.4 Tujuan

Untuk membangun suatu sistem penilaian kinerja trainer menggunakan

metode AHP dengan pendekatan rating scales sebagai dasar pemberian insentif di Seventhsoft Komputindo.

1.5 Manfaat

Dengan sistem ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut.

a. Memberikan program yang dapat digunakan oleh staff accounting dalam

(18)

b. Memberikan program yang dapat digunakan secara berkala untuk perhitungan

intensif trainner

c. Memperoleh format penilaian kinerja sebagai dasar pemberian insentif

(19)

2 BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Perencanaan dan usaha pemenuhan kebutuhan Sumber Daya Manusia, yang

dilakukan dalam seleksi,bila dikelola secara profesional akan sangat menentukan

mutu dan kesuksesan perusahaan. Dengan kata lain seleksi yang efektif akan

memperoleh sumber daya yang baik untuk jangka waktu yang lebih panjang.

Dalam penelitian ini akan dibuat sebuah sistem pendukung keputusan untuk

memudahkan pihak manajemen dalam proses seleksi karyawan, khususnya pada

proses penilaian hasil tes psikologi. Tes psikologi secara umum akan

menunjukkan keadaan emosional seseorang, walaupun tidak selalu demikian. Ini

menunjukkan bahwa seorang karyawan juga akan berhasil jika di dalam diri

mereka terbentuk nilai-nilai yang tinggi. Penilaian dan pertimbangan dari hasil tes

psikologi harus dilakukan secara berhati-hati dan dengan metode yang tepat.

Laporan ini memanfaatkan Analytical Hierarchi Process (AHP) sebagai model

Sistem Pendukung Keputusan (SPK). Dalam aplikasi ini, pengguna diijinkan

untuk menentukan kriteria apa saja yang dipakai beserta bobot dari

kriteria-kriteria tersebut. Dengan perpaduan antara data kriteria-kriteria serta bobot yang

dimasukkan pengguna dengan data karyawan yang telah ada di perusahaan,

aplikasi akan mampu menghasilkan rangking masing-masing pelamar berdasarkan

(20)

rangking yang diberikan berarti pula semakin sesuai dengan kriteria yang

diharapkan oleh perusahaan. (Ratih, Abdul Syukur, Tyas, 2008).

Penentuan perumahan mana yang harus dipilih oleh konsumen dipengaruhi

oleh banyak faktor, diantaranya harga, lokasi, fasilitas umum, perijinan, desain

rumah, dan kedibilitas dari developer. Makalah ini bertujuan untuk mencari

kriteria-kriteria yang digunakan didalam pemilihan perumahan oleh konsumen.

Kriteria-kriteria tersebut dianalisis menggunakan metode AHP menggunakan

software Expert Choice. Hasil analisis yang didapat kriteria tertinggi adalah

perijinan legal tidaknya kepemilikan atas tanah dan bangunnya.(Armadyah

Amborowati, 2008).

Pendidikan tinggi di Indonesia merupakan subsistem pendidikan nasional

yang berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian

kepada masyarakat. Salah satu unsur dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi

adalah dosen. Dosen merupakan tenaga akademik yang bertugas melaksanakan

tridarma perguruan tinggi, yang meliputi pendidikan dan pengajaran, penelitian

dan pengembangan ipteks dan pengabdian pada masyarakat serta kegiatan

penunjang. Pada dasarnya ketiga tugas tersebut wajib dilaksanakan secara terpadu

oleh dosen. Dalam penelitian ini dirancang sebuah Sistem Pendukung Keputusan

untuk menilai prestasi dosen berdasarkan penelitian dan pengabdian pada

masyarakat. Dalam proses penentuan prestasi dosen digunakan beberapa kriteria

yaitu penelitian, pemakalah, penulis jurnal dan pengabdian pada masyarakat. (Sri,

Rina, 2010).

Salah satu program pemerintah dalam meningkatkan kualitas sumber daya

(21)

bertujuan untuk meningkatkan wawasan pengetahuan, kemampuan kreatifitas,

menanamkan sikap disiplin ilmiah serta kerja keras para remaja untuk menguasai

ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk dapat mengikuti Olimpiade Sains sampai

tingkat nasional para peserta harus lolos pada olimpiade pada tingkat propinsi,

kabupaten dan sekolah. Dari pengalaman beberapa tahun yang telah dilakukan

dalam pemilihan siswa pada tingkat sekolah terdapat beberapa permasalahan

diantaranya yaitu guru atau kepala sekolah dalam memilih siswa hanya

berdasarkan nilai pelajaran yang didapat, padahal soal-soal olimpiade sains yang

diujikan baik pada tingkat kabupaten, propinsi dan nasional diperlukan

faktor-faktor yang lain diantaranya yaitu tingkat intelegensi dan pengalaman dalam

mengikuti olimpiade sains sebelumnya sehingga hasilnya kurang maksimal. Oleh

karena permasalahan diatas maka perlu dirancang suatu sistem pendukung

keputusan dengan menggunakan metode AHP (Analytical Hierarkhi Process)

yang diharapkan dapat membantu pengambil keputusan dalam mendapatkan

informasi untuk menentukan siswa yang tepat dalam mengikuti olimpiade sains

baik pada tingkat kabupaten, propinsi maupun nasional. Setelah dilakukan

pengujian dan analisis dengan melibatkan perhitungan secara manual, dapat

diketahui bahwa hasil yang didapat dari perhitungan sistem sama dengan

perhitungan manual. Sehingga sistem ini dapat digunakan untuk membantu kepala

sekolah atau guru untuk melakukan pemilihan siswa dalam mengikuti olimpiade

sains tingkat kabupaten di Sekolah Menengah Atas. (Sutikno, 2010).

Penelitian ini bertujuan untuk merancang sebuah program aplikasi Sistem

Pendukung Keputusan Mutasi, Enumerasi dan Promosi Pegawai menggunakan

(22)

memiliki tiga modul, modul mutasi diperuntukan untuk mutasi pegawai,

menggunakan metode AHP, modul enumerasi diperuntukan untuk penggajian,

dan modul promosi. Modul promosi pegawai yang dirancang adalah mekanisme

penilaian kinerja pegawai tidak hanya dinilai oleh atasan langsung, seperti selama

ini dilakukan, tetapi juga oleh para rekan dan bawahannya sehingga dapat

mengurangi subjektifitas penilaian. Antarmuka program dibuat menggunakan

PHP sedangkan databasenya mempergunakan MySQL. Sistem yang dibangun

dapat menghasilkan proses mutasi pegawai, enumerasi yang terotomatisasi dan

penilaian kinerja pegawai. Sehingga sistem ini diharapkan dapat membantu para

pengambil keputusan dalam menentukan mutasi, enumerasi dan promosi pegawai.

(Dian, 2010).

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Penilaian Kinerja

a. Sistem Pendukung Keputusan

Decision suport System (Sistem Pendukung Keputusan) merupakan sistem

informasi pada level manajemen dari suatu organisasi yang mengkombinasikan

data dan model analisis canggih atau peralatan data analisis untuk mendukung

pengambilan keputusan keputusan yang semi terstruktur dan tidak terstruktur

(Hanif Al Fatta, 2007)

Masalah semi semi terstruktur memiliki karakteristrik yang merupakan

perpotongan dari masalah terstruktur dan masalah terstruktur dan masalah tidak

(23)

1) Beberapa bagian dari masalah terjadi berulang-ulang, sementara

2) Beberapa bagian dari masalah melibatkan subjectivitas manusia

Bagian masalah yang bersifat terstruktur bisa ditangani dengan baik oleh

aplikasi komputer yang dibangun untuk masalah tersebut, sementara bagian

masalah yang bersifat tidak terstruktur ditangani oleh manusi pembuat

keputusan (Julius Hermawan,2005).(Hamzah, dkk, 2010)

b. Pengertian Penilaian Pr estasi Kerja

(Ambar Teguh Sulistyani, Rosidah,2009). Pada Prinsipnya penilaian

kinerja merupakan cara pengukuran kontribusi-kontribusi dari individu dalam

instansi yang dulakukan terhadap organisasi Nilai penting dari penilaian

kinerja adalah menyangkut penentuan tingkat kontribusi individu atau kinerja

yang di ekspresikan dalam menyelesaikan tugas-tugas yang menjadi tanggung

jawabnya. (Hamzah, dkk, 2010)

c. Metode Penilaian Kinerja

Ada beberapa metode penilaian prestasi kinerja, yaitu :

1) Rating Scales (Skala Rating)

2) Critical Incidents (Insiden-insiden Kritis) 3) Work Standar (Standar Kerja)

4) Ranking

5) Forced Distribution(Distribusi yang Dipaksakan)

6) Forced-choice and Weighted Checklist Performance Report

(Pemilihan yang Dipaksakan dan Laporan Pemeriksaan Kinerja Tertimbang),

(24)

7) Anchored Scales

Metode Pendekatan Management By Objective. Penilaian kinerja terdiri dari 3 langkah (Dessler, 1997):

1) Mendefinisikan jabatan, yaitu memastikan bahwa penilai dan yang

dinilai sepakat tentang tugas-tugasnya dan standard jabatan.

2) Menilai kinerja, yaitu membandingkan antara kinerja aktual dengan

standard standard yang telah ditetapkan.

3) Sesi umpan balik, yaitu saat membahas kinerja dan kemajuan bawahan

serta membuat rencana pengembangan. (Eko, Nurhadi, 2006)

d. Insentif dan pr oses perhitungan insentif

Pemberian insentif bisa secara singkat didefinisikan sebagai “extra pay for extra performance”. Dengan demikian upah yang akan diberikan pada karyawan yang berprestasi akandiformulasikan sebagai:

a. Membuat struktur hierarki berdasarkan faktor penilaian kinerja

yang telah ditentukan.

b. Menentukan bobot prioritas kriteria

Bobot prioritas kriteria menunjukkan besarnya kontribusi masing-masing

atribut. Perhitungan bobot prioritas kriteria diambil dari hasil penilaian

responden yang telah dicari dengan perhitungan AHP. Langkah-langkah dalam

menentukan bobot prioritas adalah :

(1) Membuat matriks perbandingan berpasangan

(2) Membuat matriks nilai kriteria.

(3) Membuat matriks penjumlahan setiap baris.

(25)

c. Menentukan bobot prioritas subkriteria

Bobot prioritas subkriteria menunjukkan besarnya kontribusi

masing-masing atribut. Perhitungan bobot prioritas diambil dari hasil penilaian

responden yang telah dicari dengan perhitungan AHP. Langkah-langkah dalam

menentukan bobot prioritas adalah :

(1) Membuat matriks perbandingan berpasangan

(2) Membuat matriks nilai kriteria.

(3) Membuat matriks penjumlahan setiap baris.

(4) Menghitung rasio konsistensi.

d. Proses penilaian kuisioner oleh customer dengan metode rating scales

e. Proses penilaian kinerja trainer

Penilaian yang ditentukan berdasarkan skala sebelumnya kemudian

dikalikan dengan bobot prioritas kriteria atau faktor penilaian kinerja yang

telah diperoleh. Adapun format penilaian kinerja karyawan dapat dilihat pada

tabel berikut ini:

Tabel 2.1. Format Penilaian Kinerja Kriteria Teknis.

No Faktor Penilaian Kiner ja

Kr iter ia Teknis

4 Kualitas & Kuantitas

Total Nilai Pr estasi Kiner ja/ Total Skor

(26)

Tabel 2.2. Format Penilaian Kinerja Kriteria Manajerial.

No Faktor Penilaian Kiner ja

Kr iter ia Manajer ial

Bobot

Total Nilai Pr estasi Kiner ja/ Total Skor

Sumber : (Nurhadi, 2006)

Setelah bobot telah diperoleh dan nilai berdasarkan penilaian rating scales

telah ditetapkan berdasarkan kinerja yang ditunjukkan trainer dalam

menyelesaikan pekerjaannya, maka langkah yang dilakukan selanjutnya

adalah mencari skor dan nilai prestasi. Perhitungan untuk mendapatkan skor

dan nilai prestasi kinerja tersebut adalah sebagai berikut :

Skor = Bobot Kriteria x Bobot Subkriteria x Nilai ... (2.1)

Skor : Nilai akhir suatu kriteria penilaian kinerja

Bobot : Nilai numerik dari perbandingan antar kriteria penilaian kinerja

Nilai : Skala penilaian berdasarkan metode penilaian rating scales

terhadap kinerja trainer

Kemudian setelah skor dari tiap kriteria penilaian kinerja diperoleh, maka

selanjutnya dihitung nilai prestasi kinerja karyawan dengan rumus :

Total Skor = Σ Nilai Skor K. Teknis + Σ Nilai Skor K. Manajerial ... (2.2)

f. Proses perhitungan Insentif

Perhitungan untuk mendapatkan nilai insentif diperoleh dari rumus berikut :

Insentif = Total Skor x Dana Standart Insentif ... (2.3)

Dana Standart Insentif : Dana standart insentif yang sudah di tetapkan

(27)

Dalam langkah ini akan dilakukan analisa sistem terhadap permasalahan

yang ada di Seventhsoft Komputindo yaitu mengenai penilaian kinerja trainer

sebagai dasar pemberian insentif.

Untuk dapat membuat sebuah sistem yang baru, maka kita harus mengetahui

terlebih dahulu prosedur yang berlaku dalam Seventhsoft Komputindo, yaitu:

yang pertama prosedur penilaian kinerja trainer dan kedua prosedur pemberian

insentif. Selanjutnya akan dijelaskan mengenai prosedur penilaian kinerja trainer,

sebagai berikut.

Langkah-langkah dalam prosedur penilaian kinerja trainer adalah sebagai

berikut.

a. Penentuan nilai tingkat kepentingan kriteria oleh responden.

b. Proses perhitungan bobot prioritas kriteria dengan menggunakan metode AHP.

c. Penilaian nilai tingkat kepentingan subkriteria oleh responden.

d. Proses perhitungan bobot prioritas subkriteria dengan metode AHP.

e. Penilaian kuisioner oleh customer.

f. Penilaian hasil kuisioner dengan metode Rating Scales.

g. Perhitungan nilai prestasi kinerja trainer.

h. Penentuan insentif trainer.

Selanjutnya akan dijelaskan tentang prosedur pemberian insentif,

langkah-langkah dalam prosedur pemberian insentif adalah sebagai berikut.

a. Penentuan dana standard insentif oleh pimpinan dibagi menjadi 3 yaitu :

Regional I* : Rp. 12.000,-

Regional II* : Rp. 25.000,-

(28)

* Regional I meliputi : Surabaya, Sidoarjo(sampai batas perempatan

gedangan)

* Regional II meliputi : Jawa Timur,Jawa Barat,Jawa Tengah, Jogyakarta,

Jakarta

* Regional III meliputi : Luar Pulau

(Sumber : Seventhsoft Komputindo)

b. Perhitungan nilai insentif = Nilai prestasi kerja x Dana standard insentif

Data-data yang dibutuhkan untuk melakukan analisa sistem ini adalah : data

trainer, data hasil penilaian tingkat kepentingan subkriteria dari responden, data

soal kuisioner, data skala penilaian kuisioner, data hasil penilaian kuisioner oleh

customer, dan data dana insentif.

2.2.2 AHP (Analytical Hierarchy Pr ocess)

Proses pengambilan keputusan pada dasarnya adalah memilih suatu

alternatif. Peralatan utama AHP adalah suatu hirarki fungsional dengan input

utamanya persepsi manusia. Dengan hirarki, suatu masalah kompleks dan tidak

berstruktur dipecahkan ke dalam kelompoknya. Kemudian

kelompok-kelompok tersebut diatur menjadi suatu bentuk hirarki. Metode AHP

pendekatanya identik dengan menggunakan pendekatan kolektif dari proses

pengambilan keputusannya. AHP yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty,

dapat memecahkan masalah yang kompleks dimana aspek atau kriteria yang

diambil cukup banyak. Juga kompleksitas ini disebabkan oleh struktur masalah

yang belum jelas, ketidakpastian persepsi pengambil keputusan serta

ketidakpastian tersediana data statistik yang akurat atau bahkan tidak ada sama

(29)

diambil secepatnya tetapi variasinya rumit sehingga data tidak mungkin dapat

dicatat secara numerik, hanya secara kualitatif saja yang dapat diukur, yaitu

berdasarkan persepsi pengalaman dan intuisi.

Pada dasarnya langkah-langkah dalam metode AHP meliputi :

1) Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan.

2) Membuat struktur hirarki dengan tujuan umum, dilanjutkan dengan sub

tujuan, kriteria dan kemungkinan alternatif-alternatif pada tingkatan kriteria

yang paling bawah.

3) Membuat matriks perbandingan berpasangan yang menggambarkan

kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap masing-masing tujuan

atau kriteria yang setingkat diatasnya. Perbandingan dilakukan berdasarhkan

judgement dari pengambil keputusan dengan menilai tingkat kepentingan suatu elemen dibandingkan elemen lainnya.

4) Melakukan perbandingan berpasangan sehingga diperoleh judgement

seluruhnya sebanyak n x[(n-1/2] buah, dengan n adalah banyaknya elemen yang dibandingkan.

5) Menghitung nilai eigen dan menguji konsistensinya, jika tidak konsisten

maka pengambilan data diulangi.

6) Mengulang langkah 3, 4 dan 5 untuk seluruh tingkat hirarki.

7) Menghitung eigen vector dari setiap matriks perbandingan berpasangan. Nilai

eigen vector merupakan bobot setiap elemen. Langkah ini untuk mensintesis

(30)

8) Memeriksa konsistensi hirarki. Jika nilainya lebih dari 10 persen maka data

judgement harus diperbaiki.

Proses yang paling mudah adalah membandingkan dua hal dengan keakuratan

perbandingan tersebut dapat dipertanggung jawabkan. Untuk itu (Saaty T.L

1990) menetapkan skala kuantitatif 1 sampai dengan 9 untuk meilai

perbandingan tingkat kepentingan suatu elemen terhadap elemen lain, dapat

dilihat pada tabel 2.3

Tabel 2.3. Skala kuantitatif tingkat kepentingan. Intensitas

Kepentingan Keter angan

Penjelasan

1 Kedua elemen sama pentingnya

Dua elemen mempunyai pengaruh yang sama besar terhadap tujuan

3

Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang lainnya

Pengalaman dan penilaian sedikit menyokong satu elemen dibandingkan elemen lainnya

5 Elemen yang satu lebih penting

daripada elemen lainnya

Pengalaman dan penilaian sangat kuat menyokong satu elemen dibandingkan elemen lainnya

7 Satu elemen jelas lebih mutlak

penting daripada elemen lainnya

Satu elemen yang kuat disokong dan dominan terlihat dalam praktek

9 Satu elemen mutlak penting

daripada elemen lainnya

Bukti yang mendukung elemen yang satu terhadap elemen lain memiliki tingkat penegasan teringgi yang mungkin menguatkan

2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai memiliki nilai kebalikannya dibandingkan dengan 1

Sumber : (Mayasari, 2012)

Pada dasarnya formulasi matematis pada model AHP dilakukan dengan

menggunakan suatu matriks. Misalkan, dalam suatu sub sistem operasi terdapat n

element operasi, yaitu elemen-elemen operasi perbandingan secara berpasangan

(31)

sebagai dasar pembuatan perbandingan. Selanjutnya perhatikan elemen yang akan

diperbandingkan. Untuk lebih jelasnya lihat tabel 2.4 berikut.

Tabel 2.4. Elemen operasi perbandingan.

A1 A2 ... A3

A1 A11 A12 ... A1n

A2 A21 A22 ... A2n

. . . . . . . . . . . . . . .

An An1 An2 ... Ann

Sumber : (Mayasari, 2012)

Matriks An x n merupakan matriks resiprokal. Dan diasumsikan terdapat n elemen, yaitu w1, w2, ..., wn yang akan dinilai secara perbandingan. Nilai

(judgement) perbandingan secara berpasangan antara (w1, w2) dapat

dipresentasikan sebagai matriks tersebut.

=

( , )

...(2.4)

Dalam hal ini matriks perbandingan adalah matriks A dengan

unsur-unsurnya adalah

, dengan

i,j = 1,2, ..., n.

Jadi

...(2.5)

Kemudian dilihat dari baris ke-I pada matriks A diatas :

(32)

,

, … ,

...(2.7)

Jika dikalikan elemen pertama dengan w1, kedua dengan w2 dan seterusnya,

maka akan diperoleh barisan yang identik dengan w1,w1,w1 ..., w1.

Jadi diperoleh :

...(2.8)

Yang ekuivalen, adalah :

...(2.9)

Atau Aw= nw

Dalam penentuan nilai eigen dan vector eigen haruslah dipilih satu yang sesuai dengan tujuan yaitu kriteria maksimum, pemilihan ini berguna untuk mengurangi

inkonsistensi, atau dengan kata lain Aw = λmax w dengan λmax = nilai eigen yang maksimum. Salah satu keuntungan AHP dibandingkan dengan model-model pengambilan keputusan yang lain adalah tidak adanya syarat konsistensi mutlak

100%

Perhitungan konsistensi

Matriks bobot yang diperoleh dari hasil perbandingan secara berpasangan

tersebut, harus mempunyai hubungan kardinal dan ordinal, sebagai berikut :

(1) Hubungan kardinal :

a

ij,

a

jk

=

a

ik

(2) Hubungan ordinal : Ai > Aj, Aj > Ak, maka Ai > Ak

(33)

e. Dengan melihat preferensi multiplikatif, misalnya bila anggur lebih enak 4

kali dari mangga, dan mangga lebih enak 2 kali dari pisang, maka angur

lebih enak 8 kali dari pisang.

f. Dengan melihat preferensi transitif, misalnya anggur lebih enak dari

mangga, dan mangga lebih enak dari pisang, maka anggur lebih enak dari

pisang.

Pada keadaan sebenarnya akan terjadi beberapa penyimpangan dari

hubungan tersebut, sehingga matriks tersebut tidak konsisten sempurna. Hal ini

terjadi karena ketidakkonsistenan dalam prefensi seseorang.

Dalam teori matriks diketahui bahwa kesalahan kecil pada koefisien akan

menyebabkan penyimpangan kecil pula pada eigen value. Dengan

mengkombinasikan apa yang telah diuraikan sebelumnya, jika diagonal utama

dari matriks A bernilai satu dan jika A konsisten, maka penyimpangan kecil dari

.... akan tetap menunjukkan eigen value terbesar, ..., nilainya akan mendekati n

dan eigen value sisanya akan mendekati nol.

Penyimpangan dari konsistensi dinyatakan dengan Consistency Index (CI), dengan persamaan :

CI =

1

− − n

n maks

λ

...(2.10)

Dimana CI : Indeks Konsistensi

λ

maks

: Nilai rata-rata rasio

(34)

Consistency Index(CI); matriks random dengan skala penilaian 9(1 sampai dengan 9) beserta kebalikan sebagai Random Index (RI). Berdasarkan perhitungan (Saaty, T. L 1990) dengan menggunakan 500 sampel, jika judgement numerik diambil dari skala 1/9, 1/8, ... , 1, 2, ... , 9 akan diperoleh rata-rata konsistensi untuk

matriks dengan ukuran yang berbeda sebagai berikut :

Tabel 2.5. Elemen matriks konsistensi.

n 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

RI 0 0 0,58 0,90 1,12 1,24 1,32 1,41 1,45 1,49

Sumber : (Mayasari, 2012)

Perbandingan antara CI dan RI untuk matriks didefinisikan sebagai Consistency Ratio (CR).

CR =

RI CI

...(2.11)

Untuk model AHP, matriks perbandingan dapat diterima jika nilai Consistency Ratio < 0,1.

Sistem informasi yang efektif dan efisien saat inin sangat dibutuhkan dikalangan

instansi perusahaan maupun pemerintah. Demikian juga yang terjadi di PT

Infomedia Nusantara sebagai salah satu perusahaan contact center memerlukan

sebuah sistem informasi tepat guna agar segala kegiatan dapat berjalan efektif dan

efisien. Karena metode pemilihan sebelumnya berkaitan erat dengan

kriteria-kriteria pengambilan keputusan, terdiri dari beberapa elemen yang saling

(35)

trainer, maka akan dirancang sistem dengan menggunakan metode AHP. AHP ini

sendiri tersusun dari beberapa kriteria dan kriteria ini dapat diambil dari sistem

pengolahan pengambilan keputusan sebelumnya.(Mayasari, 2012)

Gambar 2.1. Struktur Hierarki AHP. (Sumber : Mayasari, 2012)

2.2.3 Rating Scales

Menurut Utomo (2008), Rating Scales merupakan salah satu metode yang digunakan dalam melakukan penilaian kinerja karyawan. Metode ini banyak

digunakan oleh perusahaan karena metode ini mudah dikembangkan dan mudah

untuk dimodifikasi jika diperlukan adanya perubahan terhadap kriteria-kriteria

yang menjadi bahan penilaian. Skala penilaian grafik memberikan penilaian yang

khas. Disitu didaftarkan ciri-ciri (seperti mutu dan kehandalan) serta kisaran nilai

kinerja (dari yang tidak memuaskan sampai yang luar biasa memuaskan) untuk

masing-masing bawahan dengan melingkari atau memeriksa skor yang paling

baik menggambarkan kinerjanya untuk masing-masing ciri. Terdapat beberapa

alasan mengapa metode ini banyak dipakai secara luas, yaitu :

1) Skala penilaian grafik mudah digunakan. Penyelia dapat menilai banyak

individu dalam waktu singkat. Skala-skala ini juga mudah` dipahami dan

(36)

2) Metode ini juga mudah dibuat dan dimodifikasi jika dibutuhkan. Skala

penilaian grafik membandingkan kinerja individu terhadap sebuah standar

absolut. Penilai mengevaluasi kinerja berbagai dimensi atau kriteria, seperti

kualiatas kerja, penerimaan kritik, kemauan memikul tanggung jawab dan

hal-hal yang serupa lainnya. Penilai menngunakan skala berupa angka-angka mulai

dari rendah sampai tinggi, dari yang dinilai jelek sampai ke nilai yang baik

sekali. Atau dari kriteria yangtidak memuaskan sampai ke kinerja yang sangat

bagus. (Fariz, 2005)

2.2.4 UML (Unified Modeling Language)

Pengertian UML adalah bahasa untuk menspesifikasi, memvisualisasi,

membangun dan mendokumentasikan artifacts (bagian dari informasi yang

digunakan atau dihasilkan oleh proses pembuatan perangkat lunak, artifact

tersebut dapat berupa model, deskripsi atau perangkat lunak) dari sistem

perangkat lunak, seperti pada pemodelan bisnis dan sistem non perangkat lunak

lainnya [HAN98]. Selain itu UML adalah bahasa pemodelan yang menggunakan

konsep orientasi object. UML dibuat oleh Grady Booch , James Rumbaugh , dan

Ivar Jacobson di bawah bendera Rational Software Corp [HAN98]. UML

menyediakan notasi-notasi yang membantu memodelkan sistem dari berbagai

perspektif. UML tidak hanya digunakan dalam pemodelan perangkat lunak,

namun hampir dalam semua bidang yang membutuhkan pemodelan.

a. Use Case Diagram

Menggambarkan sejumlah external actors dan hubungannya ke use case

(37)

sistem dalam bentuk teks sebagai dokumentasi dari use case symbol namun dapat

juga dilakukan dalam activity diagrams.

Use case digambarkan hanya yang dilihat dari luar oleh actor (keadaan

lingkungan sistem yang dilihat user) dan bukan bagaimana fungsi yang ada di

dalam sistem.

b. Class Diagram

Menggambarkan struktur statis class di dalam sistem. Class

merepresentasikan sesuatu yang ditangani oleh sistem. Class dapat berhubungan

dengan yang lain melalui berbagai cara: associated (terhubung satu sama lain),

dependent (satu class tergantung/menggunakan class yang lain), specialed (satu

class merupakan spesialisasi dari class lainnya), atau package (grup bersama

sebagai satu unit). Sebuah sistem biasanya mempunyai beberapa class diagram.

c. Sequence Diagram

Menggambarkan kolaborasi dinamis antara sejumlah object. Kegunaanya

untuk menunjukkan rangkaian pesan yang dikirim antara object juga interaksi

antara object, sesuatu yang terjadi pada titik tertentu dalam eksekusi sistem.

d. Activity Diagr am

Menggambarkan rangkaian aliran dari aktivitas, digunakan untuk

mendeskripsikan aktifitas yang dibentuk dalam suatu operasi sehingga dapat juga

(38)

2.2.5 Visual Basic 2005

Program Visual Basic 2005 adalah versi terbaru dari program Visual Basic

saat buku ini dibuat. Seperti yang kita ketahui, program Visual Basic adalah

bahasa pemprograman yang paling mudah dikuasai oleh para pemula. Dalam versi

yang terbaru ini, program Visual Basic 2005 (disingkat VB 2005) menawarkan

banyak kemudahan lagi dibandingkan versi-versi sebelumnya, antara lain teknik

pemprogram dapat dibuat lebih terstruktur dan lebih banyak bantuan dalam

pemprograman. Jauh lebih mudah untuk menguasainya dibandingkan dengan

versinya yang terdahulu, yaitu Visual Basic 6 (disingkat VB6). Ada banyak

perubahan dalam VB 2005 ini dibandingkan VB6, antara lain:

(1) Bahasa pemprograman sekarang benar-benar bahasa berbasis objek (Object

Oriented Programming), sedangkan VB6 bukan bahasa berbasis object.

(2) Aplikasi dan komponen yang ditulis di VB 2005 mempunyai akses penuh ke

Net Framework. Sedangkan di VB6 tidak dikenal atau tidak digunakan Net

Framework.

(3) Semua aplikasi yang dibuat beroperasi dalam manajemen Common Language

Runtime (CLR).

2.2.6 Mysql

MySQL adalaha suatu perangkat lunak database relasi (Relational

Database Management System atau DBMS), seperti halnya ORACLE, Postgresql,

MySQL dan sebagainya. SQL (Structured Query Language) sendiri adalah suatu

(39)

untuk mengelola suatu databaswe. Jadi, MySQL dan SQL adalah hal yang

berbeda. MySQL merupakan software dan SQL adalah bahasa perintahnya.

Mysql sebagai database server. Software database mulai bermunculan

seiring dengan bertambahnya kebutuhan akan database server. Salah satu dari

pendatang baru dalam dunia database ialah MySQL, sebuah server/klien database

SQL yang berasal dari Skandinavia. MySQL terdiri atas server SQL, klien

program untuk mengakses, tools untuk administrasi, dan interface program untuk

menulis program sendiri.

Pengembangan MySQL dimulai pada tahun 1979 dengan tool database

UNIREG yang dibuat oleh Michael “Monty” Widenius untuk perusahaan TcX di

Swedia. Kemudian pada tahun 1994, TcX mulai mencari server SQL untuk

mengembangkan aplikasi web. Mereka menguji beberapa server komersial namun

semuanya masih terlalu lambat untuk tabel-tabel TcX yang besar.

MySQL memiliki banyak hal yang bisa ditawarkan, antara lain :

1) Kecepatan

Banyak ahli berpendapat MySQL merupakan server tercepat.

2) Kemudahan penggunaan

MySQL punya performa tinggi namun merupakan database yang simple

sehingga mudah disetup dan dikonfigurasi.

3) Harga

(40)

4) Mendukung query language

MySQL mengerti bahasa SQL (Structured Query Language) yang merupakan pilihan system database modern. Anda juga dapat mengakses

MySQL lewat protocol ODBC (Open Database Connectivity) buatan Microsoft.

5) Kapabilitas

Banyak klien dapat mengakses server dalam satu waktu. Mereka dapat

menggunakan banyak database secara simultan.

6) Konektifitas dan sekuritas

Database MySQL dapat diakses dari semua tempat di Internet dengan hak

akses tertentu.

7) Pertabilitas

MySQL dapat berjalan dalam banyak varian UNIX dengan baik, sebaik

seperti saat berjalan di system non-UNIX.

8) Distribusi yang terbuka

MySQL mudah didapatkan dan memiliki source code yang boleh

(41)

2.2.7 Data yang akan digunakan

a) Data trainer

Data trainer merupakan bagian dalam data master, yang digunakan untuk

menyimpan kode, nama, alamat dan telepon dari masing-masing trainer. Berikut

rincian dari data trainer.

Tabel 2.6. Data trainer.

Kode Nama Alamat Telepon

T01 Raras Iyas Kapasari Pedukuhan V/10 08564009899

T02 Riri Kendalsari selatan I/11 083831810381

T03 Tina Kyai Satari II/5 085730177361

T04 Chacha Kapasari Pedukuhan IV/5 089677888901

T05 Fatimah Widianto Medokan Ayu X/100 089776631111

(Sumber : Seventhsoft Komputindo tahun 2012)

b) Data kota

Data kota merupakan bagian dalam data master, yang digunakan untuk

menyimpan kode, nama kota, insentif dari masing-masing regional untuk

menentukan dana standard insentif. Berikut rincian dari data kota.

Tabel 2.7. Data kota.

Kode Nama Kota Insentif

1 Regional 1(Surabaya+Sidoarjo) 5,000

2 Regional 2(Luar Kota) 10,000

3 Regional 3(Luar Pulau) 15,000

(42)

c) Data customer

Data customer merupakan bagian dalam data master, yang digunakan untuk menyimpan kode, nama customer, alamat dan telepon dari masing-masing

customer. Berikut rincian dari data customer.

Tabel 2.8. Tabel customer.

Kode Nama Customer Alamat Telepon

C01 PT. ENERSOL

DAYA OPTIMA

Ruko Rungkut Makmur

D-10 8783300

C02 CV. Surabaya Cool Pantai Mentari Blok V-23 71205363

C03 CV. WASKITA

GRAHA Ngagel Rejo Kidul 52

5044784

C04 Terang Jaya Pergudangan Osowilangun

Permai D7

7483250

C05 PT. Indonesia

Partner Solution Tropodo Asri C - 8

8678757

C06 SAMANDO Jl. Koblen Tengah no.3 5315726

C07 PT. Optima Media

C08 UD. Sumber Abadi Jl. Jemur Handayani 50

blok D 77-78

8484124

C09 Aria Dasaka Putra Jl. Raya Sukomanunggal

Jaya No. 3 Blok B-15

7385577

C10 Intan Chemical Jalan Ambengan No.1 X 5311597

(Sumber : Seventhsoft Komputindo tahun 2012)

d) Data soal

Data soal merupakan bagian dalam data master, yang digunakan untuk

(43)

Tabel 2.9. Data soal.

Kode Nama

MNJ-KDS-1 Apakah Trainer datang tepat waktu ?

MNJ-TTJ-1 Apakah Trainer menguasai bahan ?

TNS-KEA-1 Apakah Trainer cukup detail memberikan penjelasan ?

TNS-KOM-1 Apakah Trainer cukup sabar dalam mengajar?

TNS-KOM-2 Apakah penjelasan yg diberkan trainer mudah di mengerti?

TNS-K&K-1 Apakah trainer pandai mengarahkan anda ?

TNS-K&K-2 Menurut anda apakah trainer menguasai sistem akuntansi ? MNJ-KJS-1 Menurut anda apakah trainer cukup perhatian pada sistem

perusahaan anda?

TNS-KBO-1 Apakah trainer sering memberikan solusi pada data dan sistem perusahaan anda?

MNJ-INS-1 Apakah solusi yang trainer berikan cukup memadai untuk perusahaan anda?

(44)

3 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Uji Coba dan Evaluasi

Desain sistem merupakan tahap yang dilakukan setelah analisa, dapat

berupa penggambaran, perencanaan dan pengaturan dari beberapa unsur yang

terpisah dan dibentuk menjadi satu kesatuan yang utuh. Dalam sistem ini di

butuhkan sebuah proses yang berurutan agar hasil dari perhitungan yang

didapatkan sesuai.

3.1.1 Blok Diagram

Dari gambar 3.1 dapat dilihat bahwa input pertama data hasil penilian

responden yang akan di proses dengan perhitungan bobot prioritas kriteria dan

bobot prioritas subkriteria, input kedua berupa penilaian kuesioner oleh customer

yang akan diproses menjadi nilai rata-rata kuesioner per subkriteria. Dari kedua

input tadi setelah diproses akan di proses lagi dengan nilai prestasi kerja dan

perhitungan insentif yang akan menghasilkan nilai insentif.

(45)

3.1.2 Use Case Diagram

Dari gambar 3.2 dijelaskan use case diagram, seorang manager harus

melakukan login program terlebih dahulu. Setelah login, manager dapat memilih

untuk menambah, mengedit, atau menghapus data kriteria, data nilai kriteria, data

subkriteria, data nilai subkriteria, soal kuesioner, data trainer, dan juga dapat

melihat laporan komisi. Dalam use case diagram tersebut terdapat extend yang

artinya perluasan, jadi setelah login manager akan dapat melakukan aktivitasnya.

Gambar 3.2. use case diagram.

3.1.3 Class Diagram

Menggambarkan struktur statis class di dalam sistem. Class

merepresentasikan sesuatu yang ditangani oleh sistem. Class dapat berhubungan

dengan yang lain melalui berbagai cara: associated (terhubung satu sama lain),

Data kriteria Data Nilai Kriteria Data Subkriteria Data Nilai Subkriteria

(46)

dependent (satu class tergantung/menggunakan class yang lain), specialed (satu class merupakan spesialisasi dari class lainnya), atau

package (grup bersama sebagai satu unit). Sebuah sistem biasanya mempunyai beberapa class diagram.

(47)

Gambar 3.3 dijelaskan class diagram yang menggambarkan struktur dan

deskripsi class yang akan digunakan pada perancangan suatu sistem informasi.

Dalam class diagram yang dirancang ini, terdapat beberapa class yaitu : class

kriteria, class subkriteria, class nilai kriteria, class nilai subkriteria, class admin,

class soal, class nilai, class trainer. Masing-masing class memiliki atribut dan tipe

data masing-masing.

3.1.4 Sequence Diagram

Sequence diagram menggambarkan interaksi antar objek di dalam dan di

sekitar sistem (termasuk pengguna, display, dan sebagainya) berupa message yang

digambarkan terhadap waktu. Dalam sequence diagram ini dibagi menjadi 6

sebagai berikut :

a. Form Login

Gambar 3.4 dijelaskan gambar sequence diagram untuk form login

sebagai administrator. Manager sebagai administrator memasukkan username

dan password yang kemudian akan diterima oleh database dan database akan

mendeteksi apakah username dan password yang dimasukkan benar(valid) jika, ya maka akan sukses login dan masuk kedalam program.

Gambar 3.4.Sequence diagram login.

: Manager

: Manager : Form Login : Form Login : table_login : table_login load( )

pilih( )

(48)

b. Tambah Data

Gambar 3.5 dijelaskan sequence diagram untuk tambah data. Data yang

ditambahkan berupa data trainer, data kriteria, data subkriteria, data soal yang

nantinya dari data tersebut akan di hitung nilai-nilainya kedalam sistem informasi

ini.

Gambar 3.5.Sequence diagram tambah data.

: Manager

: Manager : Trainer : Trainer : Kriteria : Kriteria : Subkriteria : Subkriteria : Soal : Soal Tambah_trainer( )

Edit_trainer( )

Hapus_trainer( )

Tambah_kriteria( ) Edit_kriteria( )

Hapus_kriteria( )

Tambah_subkriteria( )

Edit_subkriteria( )

Hapus_subkriteria( )

Tambah_soal( )

Edit_soal( )

Hapus_soal( ) Pilih_trainer( )

Pilih_kriteria( )

Pilih_subkriteria( )

(49)

c. Perhitungan Data

Gambar 3.6 dijelaskan sequence diagram proses perhitungan data. Dimana

manager menginputkan nilai dari kuisioner, dan sistem akan melakukan

perhitungan sesuai dengan kriteria, subkriteria, serta nilai insentif yang akan

diberikan dan akan menghasilkan nilai insentif untuk masing-masing trainer.

Gambar 3.6.Sequence diagram proses perhitungan data.

d. Hasil perhitungan

Gambar 3.7 dijelaskan sequence diagram hasil perhitungan. Dimana

manager melihat hasil dari perhitungan yang sudah di lakukan oleh sistem.

Gambar 3.7.Sequence diagram hasil perhitungan.

e. Report

Gambar 3.8 dijelaskan sequence diagram report. Dimana manager melihat

langsung hasil perhitungan melalui laporan yang sudah di sediakan.

: Manager

: Manager : Nilai_Kriteria : Nilai_Kriteria : Nilai_Subkriteria : Nilai_Subkriteria : Nilai : Nilai : Form Penilaian Kinerja trainer : Form Penilaian Kinerja

trainer Tambah_nilaikriteria( )

Tambah_nilaisubkriteria( )

Tambah_nilai( )

proses( )

: Manager

: Manager : Form Penilaian Kinerja trainer

: Form Penilaian Kinerja trainer

(50)

Gambar 3.8.Sequence diagram report.

3.1.5 Activity Diagr am

Menggambarkan rangkaian aliran dari aktivitas, digunakan untuk

mendeskripsikan aktifitas yang dibentuk dalam suatu operasi sehingga dapat juga

digunakan untuk aktifitas lainnya seperti use case atau interaksi.

a. Login

Gambar 3.9 dijelaskan activity diagram proses login. Aktifitas dimana manager

melakukan login program, dan program akan menerima permintaan login tersebut

serta mem-verifikasi login tersebut. Kalau username dan passwordvalid maka akan bisa masuk kedalam program.

Gambar 3.9.Activity diagram proses login.

b. Tambah data

Gambar 3.10 dijelaskan activity diagram tambah data. Aktifitas dimana

manager dapat melakukan proses tambah data untuk data

: Manager

: Manager : Form Penilaian

Kinerja trainer : Form Penilaian

Kinerja trainer melihat( )

start

Melakukan login program

menerima perm intaan login

Verifikasi login

end

Tabel Login Form Logi n

(51)

trainer,kriteria,subkriteria dan soal sebagai data master yang ada didalam

program.

Gambar 3.10.Activity diagram tambah data.

c. Perhitungan data

Gambar 3.11 dijelaskan activity diagram perhitungan data. Aktifitas dimana

manager memasukkan nilai kriteria, subkriteria, nilai dari soal kemudian sistem

melakukan perhitungan dan mengeluarkan hasil.

(52)

Gambar 3.11.Activity diagram perhitungan data.

d. Hasil perhitungan

Gambar 3.12 dijelaskan activity diagram hasil perhitungan. Aktifitas dimana

manager melihat hasil perhitungan melalui sistem.

Gambar 3.12.Activity diagram hasil perhitungan.

e. Report

Gambar 3.13 dijelaskan activity diagram report. Aktifitas dimana manager

melihat hasil perhitungan melalui sistem.

start

(53)

Gambar 3.13.Activity diagram report.

3.1.6 CDM (Conceptual Data Modeling)

Model yang dibuat berdasarkan anggapan bahwa dunia nyata terdiri dari

koleksi obyek-obyek dasar yang dinamakan entitas (entity) serta hubungan

(relationship) antara entitas-entitas itu. Biasanya direpresentasikan dalam bentuk

Entity Relationship Diagram.

Gambar 3.14 menjelaskan tabel-tabel yang digunakan dalam membuat

program ini. dari tabel master hingga transaksi serta relasi antar tabel tersebut.

start

melihat hasil penilaian kinerja

informasi penilaian kinerja

end

(54)
(55)

3.1.7 PDM (Physical Data Modeling)

Perancangan database secara fisik. Tipe data bersifat lebih khusus dan spesifik. Perancangan PDM merupakan representasi fisik /

sebenarnya dari database. Gambar 3.15 menjelaskan tabel-tabel yang digunakan secara spesifik.

Gambar 3.15. PDM (Physical Data Modeling).

FK_T RANSAKS_RELAT ION_ _CUST OM ER KODE_CUST = KODE_CUST

FK_ NILAI_ SU_ RELAT ION__SUBKRIT E KODE_SUBKRIT ERIA = KODE_SUBKRIT ERIA

FK_ NILAI_ KR_RELAT ION__T RANSAKS NO_T RANS = NO_T RANS

FK_NILAI_KR_ REL AT ION__KRIT ERIA KODE_KRIT ERIA = KODE_ KRIT ERIA

FK_T RANSAKS_REL AT ION_ _T RAINER KODE_T RAINER = KODE_T RAINER

FK_SOAL_REL AT ION_ _SUBKRIT E KODE_SUBKRIT ERIA = KODE_ SUBKRIT ERIA FK_SUBKRIT E_REL AT ION_ _KRIT ERIA

(56)

3.2 Perhitungan Insentif

Dalam langkah ini akan dilakukan analisa sistem terhadap permasalahan

yang ada di Seventhsoft Komputindo yaitu mengenai penilaian kinerja trainer

sebagai dasar pemberian insentif.

Untuk dapat membuat sebuah sistem yang baru, maka kita harus mengetahui

terlebih dahulu prosedur yang berlaku dalam Seventhsoft Komputindo, yaitu:

yang pertama prosedur penilaian kinerja trainer dan kedua prosedur pemberian

insentif. Selanjutnya akan dijelaskan mengenai prosedur penilaian kinerja trainer,

sebagai berikut.

Langkah-langkah dalam prosedur penilaian kinerja trainer adalah sebagai

berikut.

a. Penentuan nilai tingkat kepentingan kriteria oleh responden.

b. Proses perhitungan bobot prioritas kriteria dengan menggunakan metode AHP.

c. Penilaian nilai tingkat kepentingan subkriteria oleh responden.

d. Proses perhitungan bobot prioritas subkriteria dengan metode AHP.

e. Penilaian kuisioner oleh customer.

f. Penilaian hasil kuisioner dengan metode Rating Scales.

g. Perhitungan nilai prestasi kinerja trainer.

h. Penentuan insentif trainer.

Selanjutnya akan dijelaskan tentang prosedur pemberian insentif,

langkah-langkah dalam prosedur pemberian insentif adalah sebagai berikut.

a. Penentuan dana standard insentif oleh pimpinan dibagi menjadi 3 yaitu :

Regional I* : Rp. 5.000,-

(57)

Regional III* : Rp. 15.000,-

* Regional I meliputi : Surabaya, Sidoarjo(sampai batas perempatan

gedangan)

* Regional II meliputi : Jawa Timur,Jawa Barat,Jawa Tengah, Jogyakarta,

Jakarta

* Regional III meliputi : Luar Pulau

b. Perhitungan nilai insentif = Nilai prestasi kerja x Dana standard insentif

Data-data yang dibutuhkan untuk melakukan analisa sistem ini adalah : data

trainer, data hasil penilaian tingkat kepentingan subkriteria dari responden,

data soal kuisioner, data skala penilaian kuisioner, data hasil penilaian

kuisioner oleh customer, dan data dana insentif.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada Seventhsoft Komputindo,

sebagai dasar pemberian insentif ditentukan, masalah yang akan diselesaikan

adalah penilaian kinerja trainer menggunakan metode AHP dengan pendekatan

rating scales sebagai dasar pemberian insentif di Seventhsoft Komputindo.

Kriteria yang ditentukan ada 2 yaitu kriteria teknis dengan subkriteria

komunikasi(KOM), keaktifan(KEA), kemampuan berhubungan dengan orang

lain(KBO), kualitas dan kuantitas(K&K) dan kriteria managerial dengan

subkriteria tanggung jawab(TTJ), kerjasama(KJS), kedisiplinan(KDS),

(58)

Langkah perhitungan :

Langkah 1 : Pembangungan model AHP (struktur hierarchy persoalan)

Gambar 3.16. Gambar Tampilan struktur hierarchy model AHP. (Sumber : Seventhsoft Komputindo)

Langkah 2 : Perhitungan Skor dari kriteria dan subkriteria

Proses perhitungan skor dengan metode AHP diawali dengan membuat

penilaian tingkat kepentingan kriteria oleh responden, responden dalam hal ini

adalah manager perusahaan. Setelah nilai tingkat kepentingan diperoleh akan

dilanjutkan dengan proses perhitungan skor yang diperoleh dari masing-masing

bobot prioritas subkriteria. Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam

perhitungan skor adalah sebagai berikut :

1) Menghitung prioritas kriteria

Berikut langkah-langkah menghitung prioritas kriteria :

(59)

Tabel 3.1. Perhitungan Prioritas Kriteria

Atribut Kemampuan

Teknis(a)

Kemampuan

Managerial(b)

Kemampuan Teknis(1) 1 5

Kemampuan Managerial(2) 0.2 1

Jumlah(3) 1.2 6

Pada Tabel 3.1 dilakukan perbandingan antara satu kriteria dengan kriteria

yang lain. Kolom a1 dan kolom b1 akan kita isi berapa nilai perbandingannya,

jadi kita harus tentukan dulu dari 2 kemampuan tersebut bagaimana hubungan

satu sama lain. Pada kolom a1, kemampuan teknis dibandingkan dengan

kemampuan teknis terisi nilai 1, yang artinya mempunyai pengaruh yang sama.

Pada kolom b1, kemampuan managerial dibandingkan dengan kemampuan teknis

terisi nilai 5, yang artinya kemampuan managerial memiliki peran yang sangat

penting dibandingkan dengan kemampuan teknis. Kolom a2 terisi 0.2 dengan

perhitungan : kolom a1 / kolom b1, karena sebelumnya perbandingan antara

kemampuan managerial dan kemampuan teknis sudah terisi. Kolom b2 terisi nilai

1, yang artinya mempunya pengaruh yang sama. Kolom a3 berisi jumlah, yaitu

penjuamlahan antara kolom a1 dan a2. Kolom a4 berisi jumlah, yaitu

(60)

b) Membuat matriks nilai kinerja

Tabel 3.2. Matriks Nilai Kinerja

Atribut Kemampuan

Teknis(a)

Kemampuan

Managerial(b)

Jumlah(c) Prioritas(d)

Kemampuan

Teknis(1)

0.83 0.83 1.67 0.83

Kemampuan

Managerial(2)

0.17 0.17 0.33 0.17

Pada Tabel diatas Menggambarkan proses pembuatan matriks nilai

kinerja. Cara perhitungannya yaitu :

Dengan cara membagi kolom yang ada dengan hasil penjumlahan.

Hubungan preferensi yang dikenakan antara 2 elemen tidak mempunyai masalah

konsistensi relasi sehingga tidak diperlukan pengujian konsistensi matriks

perbandingan. Sehingga dari Tabel 2.7 didapatkan hasil prioritas kriteria teknis

sebesar 0.83, dan kriteria manajerial sebesar 0.17.

2) Menghitung prioritas subkriteria dari kriteria

a) Menghitung prioritas subkriteria dari kriteria teknis

Berikut langkah-langkah dalam menghitung prioritas subkriteria dari kriteria

(61)

1) Membuat tabel hasil penilaian responden(manager)

Tabel 3.3. Hasil Penilaian Responden

Atribut KOM KEA KBO K&K

KOM 1 2 2 3

KEA 1 2 2

KBO 1 2

K&K 1

(1) Angka 1 pada kolom KOM baris KOM menggambarkan tingkat

kepentingan yang sama antara KOM dan KOM.

(2) Angka 2 pada kolom KEA baris KOM menunjukan KEA sedikit

lebih penting dibandingkan dengan KOM.

2) Membuat matriks perbandingan berpasangan

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung prioritas subkriteria

dari kriteria teknis adalah sebagai berikut :

Tabel 3.4. Matriks Perbandingan Berpasangan

Atribut KOM KEA KBO K&K

KOM 1 2 2 3

KEA 0.5 1 2 2

KBO 0.5 0.5 1 2

K&K 0.33 0.5 0.5 1

Gambar

Tabel 2.3. Skala kuantitatif tingkat kepentingan.
Tabel 2.5. Elemen matriks konsistensi.
Tabel 2.8. Tabel customer.
Tabel 2.9. Data soal.
+7

Referensi

Dokumen terkait