METODE AHP DENGAN PENDEKATAN
RATING SCALES
SEBAGAI DASAR PEMBERIAN INSENTIF DI
SEVENTHSOFT KOMPUTINDO
SKRIPSI
Oleh :
RIZKY ROUDLOTUL J ANNAH NPM. 0934015020
J URUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J ATIM SURABAYA
PENILAIAN KINERJA TRAINER MENGGUNAKAN METODE AHP
DENGAN PENDEKATAN RATING SCALES SEBAGAI DASAR PEMBERIAN
INSENTIF DI SEVENTHSOFT KOMPUTINDO
Disusun Oleh :
RIZKY ROUDLOTUL JANNAH NPM. 0934015020
Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Negara Lisan Gelombang II Tahun Akademik 2012 – 2013
Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,
Dr. Ir. Ni Ketut Sari, MT Wahyu S. J. S., S.Kom, M.Kom
NIP : 1965 07311 99203 20001 NIP : 386081002951
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Dr. Ir. Ni Ketut Sari, MT
BERDASARKAN KONDISI DAN LOKASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAW
Disusun Oleh :
RIZKY ROUDLOTUL JANNAH NPM. 0934015020
Telah dipertahankan di hadapan penguji dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada tanggal ...
Pembimbing : Tim Penguji :
1. 1.
Dr. Ir. Ni Ketut Sari, MT Achmad Junaidi, S.Kom
NIP : 1965 07311 99203 20001 NIP : 378110401991
2. 2.
Wahyu S. J.S., S.Kom, M.Kom Intan Yuniar P.,S.Kom, M.Sc
NIP : 386081002951 NIP : 380060401981
3.
Ir.R.Purnomo Edi S., MP. NIP : 19640714 198803 1 001 Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangungan Nasional “Veteran” Jawa Timur
KETERANGAN REVISI : Mahasiswa di bawa ini :
Nama : RIZKY ROUDLOTUL JANNAH
NPM : 0934015020
Program Studi : TEKNIK INFORMATIKA
Telah mengerjakan revisi/tidak ada revisi pra rencana (design)/skripsi ujian lisan Gelombang II Tahun Akademik 2012-2013 dengan judul :
“PENILAIAN KINERJ A TRAINER MENGGUNAKAN METODE AHP
DENGAN PENDEKATAN RATING SCALES SEBAGAI DASAR
PEMBERIAN INSENTIF DI SEVENTHSOFT KOMPUTINDO”
Oleh karenanya mahasiswa tersebut diatas dinyatakan bebas revisi skripsi ujian lisan dan diizinkan untuk membukukukan laporan SKRIPSI dengan judul tersebut.
Surabaya, ...
Dosen Penguji yang memerintahkan Revisi:
1) Achmad Junaidi, S.Kom ( )
NIP : 378110401991
2) Intan Yuniar P.,S.Kom, M.Sc ( )
NIP : 380060401981
3) Ir.R.Purnomo Edi S., MP. ( )
NIP : 19640714 198803 1 001
Mengetahui,
Pembimbing Utama, Pembimbing Pembantu,
Dr. Ir. Ni Ketut Sari, MT Wahyu S. J. S., S.Kom, M.Kom
PEMBERIAN INSENTIF DI SEVENTHSOFT KOMPUTINDO
Penyusun : Rizky Roudlotul Jannah
Pembimbing I : Dr. Ir. Ni Ketut Sari, MT
Pembimbing II : Wahyu S. J. Saputra, S.Kom, M.Kom
ABSTRAK
Seventhsoft Komputindo melakukan penilaian prestasi kinerja trainer serta memberikan reward berupa bonus atau insentif sesuai dengan prestasi yang diraihnya sebagai motivasi untuk mempertahankan prestasi kinerjanya. Namun penilaian kinerja trainer serta pemberian insentif saat ini tidak lagi dilakukan dengan tepat sasaran. Penyebabnya adalah tidak adanya kriteria penilaian kinerja yang jelas yang menjadi poin-poin penting dalam penilaian kinerja itu. Selama ini penilaian kinerja hanya didasarkan atas prestasi training yg dilakukan dan bukan berdasarkan hasil kerja yang diberikan trainer.
Untuk memecahkan permasalahan diatas maka dibuat sistem informasi penilaian kinerja trainer menggunakan metode AHP dengan pendekatan rating scales. Untuk menentukan alur proses penilaian, maka dibuat blok diagram. Proses penentuan kriteria, subkriteria dan soal dilakukan oleh manager, yang kemudian akan diproses dengan menggunakan metode AHP. Selanjutnya, soal yang berbentuk kuisioner akan diberikan kepada trainer untuk diisi oleh customer. Dari hasil kuisioner, akan dilakukan proses perhitungan dengan metode rating scales. Dari proses perhitungan AHP akan digabungkan dengan perhitungan rata-rata dari kuisioner dan dikalikan dengna nilai standard insentif.
Dari sistem informasi penilaian kinerja trainer ini menghasilkan besar masing-masing bobot tiap kriteria atau faktor penilaian kinerja karyawan untuk atribut kemampuan teknis sebesar 0.83 dan kemampuan manajerial sebesar 0.17. Dari program ini dapat menghasilkan laporan nilai insentif masing-masing trainer berdasarkan kuesioner yang diberikan oleh customer. Laporan ini dapat mempermudah pihak manajemen dalam memberikan insentif kepada trainer.
kami dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “PENILAIAN KINERJ A
TRAINER MENGGUNAKAN METODE AHP DENGAN PENDEKATAN
RATING SCALES SEBAGAI DASAR PEMBERIAN INSENTIF DI SEVENTHSOFT KOMPUTINDO”.
Tugas akhir dengan beban 4 SKS ini disusun dan diajukan sebagai salah
satu syarat untuk menyelesaikan program Strata Satu (S1) pada jurusan Teknik
Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Pembangunan Nasional
”Veteran” Jawa Timur Surabaya.
Dengan terselesaikannya tugas akhir ini, kami sampaikan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada :
1. Kedua Orang Tua, Saudara dan seluruh anggota keluarga kami
yang telah memberikan dukungan kepada kami baik secara moril,
spiritual maupun material.
2. Bapak Fatra Chandra, selaku Pimpinan Seventhsoft Komputindo
yang telah memberikan ijin kepada kami untuk mengadakan
penelitian pada perusahaan beliau.
3. Ir.Sutiyono, MT, selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri.
4. Dr.Ir.Ni Ketut Sari, MT, selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika.
5. Bpk. Frinda, selaku Koordinator Tugas Akhir Jurusan Teknik
7. Seluruh staff dan karyawan Seventhsoft Komputindo yang telah
membantu dalam mengerjakan penelitian ini.
8. Serta seluruh teman-teman Jurusan Teknik Informatika A sore
angkatan 2009 yang telah membantu dan memberikan dukungan
kepada kami baik secara moril, spiritual maupun material.
Kami menyadari bahwa laporan tugas akhir ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca
agar dalam penulisan laporan ini selanjutnya akan dapat kami selesaikan dengan
baik.
Besar harapan kami agar Laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca dan dunia pendidikan pada umumnya.
Surabaya,...
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR GAMBAR ... vi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 3
1.3 Batasan Masalah ... 4
1.4 Tujuan ... 4
1.5 Manfaat... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6
2.1 Penelitian Terdahulu ... 6
2.2 Landasan Teori ... 9
2.2.1 Penilaian Kinerja ... 9
2.2.2 AHP (Analytical Hierarchy Process) ... 15
2.2.3 Rating Scales ... 22
2.2.4 UML (Unified Modeling Language) ... 23
2.2.5 Visual Basic 2005 ... 25
2.2.6 Mysql ... 25
2.2.7 Data yang akan digunakan... 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 31
3.1 Rancangan Uji Coba dan Evaluasi ... 31
3.1.4 Sequence Diagram ... 34
3.1.5 Activity Diagram ... 37
3.1.6 CDM (Conceptual Data Modeling) ... 40
3.1.7 PDM (Physical Data Modeling) ... 42
3.2 Perhitungan Insentif ... 43
3.3 Jadwal Kegiatan Penelitian (bentuk bar chart) ... 56
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 57
4.1 Implementasi ... 57
4.1.1 Teknologi ... 57
4.1.2 Hardware ... 57
4.1.3 Software... 58
4.1.4 File-file yang dihasilkan ... 58
4.2 Hasil Uji Coba dan Evaluasi ... 61
4.2.1 Uji coba perhitungan Insentif ... 62
4.2.2 Uji coba pembobotan kriteria ... 66
4.2.3 Uji coba pembobotan kriteria teknis ... 69
4.2.4 Uji coba pembobotan kriteria manajerial ... 72
4.2.5 Uji coba penilaian kuisioner ... 75
4.2.6 Uji coba proses pembuatan laporan ... 78
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 80
5.1 Kesimpulan ... 80
5.2 Saran ... 81
Gambar 2.1. Struktur Hierarki AHP. (Sumber : Mayasari, 2012)... 22
Gambar 3.1. Blok diagram proses penilaian kinerja trainer... 31
Gambar 3.2. use case diagram... 32
Gambar 3.3.Class diagram... 33
Gambar 3.4.Sequence diagram login...34
Gambar 3.5.Sequence diagram tambah data... 35
Gambar 3.6.Sequence diagram proses perhitungan data... 36
Gambar 3.7.Sequence diagram hasil perhitungan... 36
Gambar 3.8.Sequence diagram report... 37
Gambar 3.9.Activity diagram proses login... 37
Gambar 3.10.Activity diagram tambah data... 38
Gambar 3.11.Activity diagram perhitungan data... 39
Gambar 3.12.Activity diagram hasil perhitungan... 39
Gambar 3.13.Activity diagram report... 40
Gambar 3.14.CDM (Conceptual Data Modeling)... 41
Gambar 3.15. PDM (Physical Data Modeling)... 42
Gambar 3.16. Gambar Tampilan struktur hierarchy model AHP... 45
Gambar 4.1.Tampilan awal form pembobotan kriteria... 66
Gambar 4.2.Tampilan setelah di klik proses pada form pembobotan kriteria...67
Gambar 4.3.Tampilan setelah save pada form pembobotan kriteria... 67
Gambar 4.4.Tampilan awal form perhitungan bobot teknis... 69
Gambar 4.5.Tampilan saat klik simpan pada form perhitungan bobot teknis... 70
Gambar 4.6. Tampilan awal form pembobotan manajerial... 72
Tabel 2.1. Format Penilaian Kinerja Kriteria Teknis ... 12
Tabel 2.2. Format Penilaian Kinerja Kriteria Manajerial ... 13
Tabel 2.3. Skala kuantitatif tingkat kepentingan ... 17
Tabel 2.4. Elemen operasi perbandingan ... 18
Tabel 2.5. Elemen matriks konsistensi ... 21
Tabel 2.6. Data trainer ... 28
Tabel 2.7. Data kota ... 28
Tabel 2.8. Tabel customer ... 29
Tabel 2.9. Data soal ... 30
Tabel 3.1. Perhitungan Prioritas Kriteria ... 46
Tabel 3.2. Matriks Nilai Kinerja ... 47
Tabel 3.3. Hasil Penilaian Responden ... 48
Tabel 3.4. Matriks Perbandingan Berpasangan ... 48
Tabel 3.5. Matriks Nilai Kriteria ... 59
Tabel 3.6. Matriks Penjumlahan Tiap Baris ... 50
Tabel 3.7. Ratio Konsistensi ... 51
Tabel 3.8. Hasil Penilaian Responden ... 52
Tabel 3.9. Matriks Perbandingan Berpasangan ... 53
Tabel 3.10. Matriks Nilai Kriteria ... 53
Tabel 3.11. Matriks Penjumlahan Tiap Baris ... 54
Tabel 3.12. Ratio Konsistensi Prioritas ... 54
Tabel 3.13. Jadwal kegiatan... 56
Tabel 4.1. Nilai Bobot Prioritas Subkriteria ... 62
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi maka
semakin berkembang pula perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang
software house guna memenuhi kebutuhan pasar yang semakin meningkat. Seventhsoft Komputindo merupakan perusahaan jasa yang bergerak dalam
penjualan software accounting. Dalam perusahaan jasa yang paling terpenting adalah bagaimana after sales-nya dimana dari segi trainning program hingga
support program secara berkala.
Sebuah perusahaan jasa pasti membutuhkan sebuah tenaga trainner, dengan adanya sebuah tenaga trainner perusahaan pasti memberikan insentif sebagai tambahan penghasilan dari seorang trainner. Insentif yang merata kepada semua trainner menimbulkan kecemburuan sosial, karena nilai yang diberikan sama
semua, sehingga tidak bisa mengetahui mana trainner yang benar-benar
berkontribusi dengan baik dan mana trainner yang bekerja dengan kemauannya sendiri. Masalah lain yang timbul yaitu sistem manual dengan menghitung berapa
hari trainning dikali nilai insentif menyebabkan proses perhitungan insentif
menjadi lama. Dari sini timbul masalah bagaimana sebuah sistem dapat
menghitung komisi trainner secara cepat serta perusahaan juga bisa memberikan
insentif kepada trainner secara adil dan sesuai dengan kinerja trainner.Ada beberapa model yang dapat digunakan untuk membangun sebuah Sistem
Pendukung Keputusan (SPK) salah satunya adalah Analytical Hierarchy Process
Dalam penelitian Amborowati (2008) melakukan penelitian dengan metode AHP
pada Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Perumahan Menggunakan Expert Choice untuk memilih perumahan berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Selain itu, di dalam metode AHP perbandingan masing-masing kriteria dapat diperoleh dari perhitungan aktual maupun perhitungan relatif dari
derajat kesukaan, kepentingan maupun perasaan. Dalam penilitian Ratih,dkk
(2010) melakukan penelitian dengan menggunakan metode AHP dalam penerimaan karyawan pada PT. Basir Besi Indonesia yang dapat membantu sistem
dalam meproses aktivitas data dalam penyesuaian dengan sistem seleksi yang ada
serta memperoleh informasi mengenai proses penerimaan karyawan secara cepat,
tepat dan akurat sehingga tidak terjadi pemborosan waktu, biaya dan tenaga kerja
untuk mendapatkan karyawan yang dibutuhkan. Dalam penelitian Sri Eniyati, dkk
(2010) menggunakan metode AHP pada perancangan sistem pendukung
keputusan penilaian prestasi dosen berdasarkan penelitian dan pengabdian
masyarakat menyebutkan untuk menilai prestasi dosen berdasarkan penelitian dan
pengabdian masyarakat dengan kriteria yaitu penelitian, pemakalah, penulis jurnal
dan pengabdian pada masyarakat.
Berdasarkan hal-hal ini, maka dibuat sebuah sistem yang berguna untuk
memberikan solusi bagaimana mengukur kinerja trainner sesuai dengan
kriteria-kriteria yang ada, serta memberikan insentif berdasarkan bobot yang diperoleh
dari hasil perhitungan kriteria tersebut. Sistem ini akan dibuat dengan
trainner tersebut. Dalam penelitian Sutikno (2010) menggunakan metode AHP
untuk pemilihan siswa dalam mengikuti olimpiade sains di sekolah menengah atas, menyebutkan dengan metode AHP diharapkan dapat membantu pengambil
keputusan dalam mendapatkan informasi untuk menentukan siswa yang tepat
dalam mengikuti olimpiade sains baik pada tingkat kabupaten, propinsi maupun
nasional. Dalam penelitian Dian (2010), menggunakan metode AHP dalam sistem pendukung keputusan mutasi, enumerasi dan promosi pegawai menyebutkan
langkah-langkah dalam metode AHP meliputi penyusunan hirarki dari permasalahan yang dihadapi. Persoalan yang akan diselesaikan, diuraikan menjadi
unsur-unsurnya, yaitu kriteria dan alternatif, kemudian disusun menjadi struktur
hirarki.
Harapan dari sistem yang dibuat ini adalah agar perusahaan dapat
menghitung insentif trainner dengan cepat tanpa harus menghitung secara manual,
serta agar trainner mendapatkan hasil insentif sesuai dengan kinerja yang dia
lakukan, dan tidak ada kecemburuan sosial antara satu trainner dengan trainner
yang lainnya karena insentif yang didapatkan disama ratakan.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang sudah diuraikan sebelumnya didapatkan rumusan
masalah sebagai berikut :
a. Bagaimana metode AHP dapat digunakan dalam menentukan penilaian
kinerja trainer untuk menentukan nilai insentif yang didapat ?
b. Bagaimana dalam metode AHP ini ditentukan kriteria-kriteria penilaian
c. Membuat sistem informasi yang dapat mempermudah pencatatan dari hasil
penilaian dan memberikan nilai insentif kepada trainner dengan
menggunakan VB.net dengan database mysql.
1.3 Batasan Masalah
Dari rumusan masalah yang sudah di uraikan sebelumnya, untuk membatasi
penelitian maka penulis membatasi masalah-masalah sebagai berikut.
a. Metode yang digunakan dalam penilaian kinerja ini yaitu dengan metode
AHP(Analytical Hierarchy Process) dengan pendekatan rating scales yang digunakan untuk menentukan nilai kriteria dari penilaian customer.
b. Penilaian dari kriteria-kriteria berdasarkan kuesioner yang diberikan kepada
customer. Kriteria dan subkriteria yang digunakan ditentukan oleh pimpinan perusahaan dalam hal ini kriteria teknis dan kriteria manajerial.
c. Sistem informasi yang dibuat dengan program menggunakan vb.net dan
database mysql yang akan menghasilkan laporan hasil penilaian.
1.4 Tujuan
Untuk membangun suatu sistem penilaian kinerja trainer menggunakan
metode AHP dengan pendekatan rating scales sebagai dasar pemberian insentif di Seventhsoft Komputindo.
1.5 Manfaat
Dengan sistem ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut.
a. Memberikan program yang dapat digunakan oleh staff accounting dalam
b. Memberikan program yang dapat digunakan secara berkala untuk perhitungan
intensif trainner
c. Memperoleh format penilaian kinerja sebagai dasar pemberian insentif
2 BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Perencanaan dan usaha pemenuhan kebutuhan Sumber Daya Manusia, yang
dilakukan dalam seleksi,bila dikelola secara profesional akan sangat menentukan
mutu dan kesuksesan perusahaan. Dengan kata lain seleksi yang efektif akan
memperoleh sumber daya yang baik untuk jangka waktu yang lebih panjang.
Dalam penelitian ini akan dibuat sebuah sistem pendukung keputusan untuk
memudahkan pihak manajemen dalam proses seleksi karyawan, khususnya pada
proses penilaian hasil tes psikologi. Tes psikologi secara umum akan
menunjukkan keadaan emosional seseorang, walaupun tidak selalu demikian. Ini
menunjukkan bahwa seorang karyawan juga akan berhasil jika di dalam diri
mereka terbentuk nilai-nilai yang tinggi. Penilaian dan pertimbangan dari hasil tes
psikologi harus dilakukan secara berhati-hati dan dengan metode yang tepat.
Laporan ini memanfaatkan Analytical Hierarchi Process (AHP) sebagai model
Sistem Pendukung Keputusan (SPK). Dalam aplikasi ini, pengguna diijinkan
untuk menentukan kriteria apa saja yang dipakai beserta bobot dari
kriteria-kriteria tersebut. Dengan perpaduan antara data kriteria-kriteria serta bobot yang
dimasukkan pengguna dengan data karyawan yang telah ada di perusahaan,
aplikasi akan mampu menghasilkan rangking masing-masing pelamar berdasarkan
rangking yang diberikan berarti pula semakin sesuai dengan kriteria yang
diharapkan oleh perusahaan. (Ratih, Abdul Syukur, Tyas, 2008).
Penentuan perumahan mana yang harus dipilih oleh konsumen dipengaruhi
oleh banyak faktor, diantaranya harga, lokasi, fasilitas umum, perijinan, desain
rumah, dan kedibilitas dari developer. Makalah ini bertujuan untuk mencari
kriteria-kriteria yang digunakan didalam pemilihan perumahan oleh konsumen.
Kriteria-kriteria tersebut dianalisis menggunakan metode AHP menggunakan
software Expert Choice. Hasil analisis yang didapat kriteria tertinggi adalah
perijinan legal tidaknya kepemilikan atas tanah dan bangunnya.(Armadyah
Amborowati, 2008).
Pendidikan tinggi di Indonesia merupakan subsistem pendidikan nasional
yang berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat. Salah satu unsur dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi
adalah dosen. Dosen merupakan tenaga akademik yang bertugas melaksanakan
tridarma perguruan tinggi, yang meliputi pendidikan dan pengajaran, penelitian
dan pengembangan ipteks dan pengabdian pada masyarakat serta kegiatan
penunjang. Pada dasarnya ketiga tugas tersebut wajib dilaksanakan secara terpadu
oleh dosen. Dalam penelitian ini dirancang sebuah Sistem Pendukung Keputusan
untuk menilai prestasi dosen berdasarkan penelitian dan pengabdian pada
masyarakat. Dalam proses penentuan prestasi dosen digunakan beberapa kriteria
yaitu penelitian, pemakalah, penulis jurnal dan pengabdian pada masyarakat. (Sri,
Rina, 2010).
Salah satu program pemerintah dalam meningkatkan kualitas sumber daya
bertujuan untuk meningkatkan wawasan pengetahuan, kemampuan kreatifitas,
menanamkan sikap disiplin ilmiah serta kerja keras para remaja untuk menguasai
ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk dapat mengikuti Olimpiade Sains sampai
tingkat nasional para peserta harus lolos pada olimpiade pada tingkat propinsi,
kabupaten dan sekolah. Dari pengalaman beberapa tahun yang telah dilakukan
dalam pemilihan siswa pada tingkat sekolah terdapat beberapa permasalahan
diantaranya yaitu guru atau kepala sekolah dalam memilih siswa hanya
berdasarkan nilai pelajaran yang didapat, padahal soal-soal olimpiade sains yang
diujikan baik pada tingkat kabupaten, propinsi dan nasional diperlukan
faktor-faktor yang lain diantaranya yaitu tingkat intelegensi dan pengalaman dalam
mengikuti olimpiade sains sebelumnya sehingga hasilnya kurang maksimal. Oleh
karena permasalahan diatas maka perlu dirancang suatu sistem pendukung
keputusan dengan menggunakan metode AHP (Analytical Hierarkhi Process)
yang diharapkan dapat membantu pengambil keputusan dalam mendapatkan
informasi untuk menentukan siswa yang tepat dalam mengikuti olimpiade sains
baik pada tingkat kabupaten, propinsi maupun nasional. Setelah dilakukan
pengujian dan analisis dengan melibatkan perhitungan secara manual, dapat
diketahui bahwa hasil yang didapat dari perhitungan sistem sama dengan
perhitungan manual. Sehingga sistem ini dapat digunakan untuk membantu kepala
sekolah atau guru untuk melakukan pemilihan siswa dalam mengikuti olimpiade
sains tingkat kabupaten di Sekolah Menengah Atas. (Sutikno, 2010).
Penelitian ini bertujuan untuk merancang sebuah program aplikasi Sistem
Pendukung Keputusan Mutasi, Enumerasi dan Promosi Pegawai menggunakan
memiliki tiga modul, modul mutasi diperuntukan untuk mutasi pegawai,
menggunakan metode AHP, modul enumerasi diperuntukan untuk penggajian,
dan modul promosi. Modul promosi pegawai yang dirancang adalah mekanisme
penilaian kinerja pegawai tidak hanya dinilai oleh atasan langsung, seperti selama
ini dilakukan, tetapi juga oleh para rekan dan bawahannya sehingga dapat
mengurangi subjektifitas penilaian. Antarmuka program dibuat menggunakan
PHP sedangkan databasenya mempergunakan MySQL. Sistem yang dibangun
dapat menghasilkan proses mutasi pegawai, enumerasi yang terotomatisasi dan
penilaian kinerja pegawai. Sehingga sistem ini diharapkan dapat membantu para
pengambil keputusan dalam menentukan mutasi, enumerasi dan promosi pegawai.
(Dian, 2010).
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Penilaian Kinerja
a. Sistem Pendukung Keputusan
Decision suport System (Sistem Pendukung Keputusan) merupakan sistem
informasi pada level manajemen dari suatu organisasi yang mengkombinasikan
data dan model analisis canggih atau peralatan data analisis untuk mendukung
pengambilan keputusan keputusan yang semi terstruktur dan tidak terstruktur
(Hanif Al Fatta, 2007)
Masalah semi semi terstruktur memiliki karakteristrik yang merupakan
perpotongan dari masalah terstruktur dan masalah terstruktur dan masalah tidak
1) Beberapa bagian dari masalah terjadi berulang-ulang, sementara
2) Beberapa bagian dari masalah melibatkan subjectivitas manusia
Bagian masalah yang bersifat terstruktur bisa ditangani dengan baik oleh
aplikasi komputer yang dibangun untuk masalah tersebut, sementara bagian
masalah yang bersifat tidak terstruktur ditangani oleh manusi pembuat
keputusan (Julius Hermawan,2005).(Hamzah, dkk, 2010)
b. Pengertian Penilaian Pr estasi Kerja
(Ambar Teguh Sulistyani, Rosidah,2009). Pada Prinsipnya penilaian
kinerja merupakan cara pengukuran kontribusi-kontribusi dari individu dalam
instansi yang dulakukan terhadap organisasi Nilai penting dari penilaian
kinerja adalah menyangkut penentuan tingkat kontribusi individu atau kinerja
yang di ekspresikan dalam menyelesaikan tugas-tugas yang menjadi tanggung
jawabnya. (Hamzah, dkk, 2010)
c. Metode Penilaian Kinerja
Ada beberapa metode penilaian prestasi kinerja, yaitu :
1) Rating Scales (Skala Rating)
2) Critical Incidents (Insiden-insiden Kritis) 3) Work Standar (Standar Kerja)
4) Ranking
5) Forced Distribution(Distribusi yang Dipaksakan)
6) Forced-choice and Weighted Checklist Performance Report
(Pemilihan yang Dipaksakan dan Laporan Pemeriksaan Kinerja Tertimbang),
7) Anchored Scales
Metode Pendekatan Management By Objective. Penilaian kinerja terdiri dari 3 langkah (Dessler, 1997):
1) Mendefinisikan jabatan, yaitu memastikan bahwa penilai dan yang
dinilai sepakat tentang tugas-tugasnya dan standard jabatan.
2) Menilai kinerja, yaitu membandingkan antara kinerja aktual dengan
standard standard yang telah ditetapkan.
3) Sesi umpan balik, yaitu saat membahas kinerja dan kemajuan bawahan
serta membuat rencana pengembangan. (Eko, Nurhadi, 2006)
d. Insentif dan pr oses perhitungan insentif
Pemberian insentif bisa secara singkat didefinisikan sebagai “extra pay for extra performance”. Dengan demikian upah yang akan diberikan pada karyawan yang berprestasi akandiformulasikan sebagai:
a. Membuat struktur hierarki berdasarkan faktor penilaian kinerja
yang telah ditentukan.
b. Menentukan bobot prioritas kriteria
Bobot prioritas kriteria menunjukkan besarnya kontribusi masing-masing
atribut. Perhitungan bobot prioritas kriteria diambil dari hasil penilaian
responden yang telah dicari dengan perhitungan AHP. Langkah-langkah dalam
menentukan bobot prioritas adalah :
(1) Membuat matriks perbandingan berpasangan
(2) Membuat matriks nilai kriteria.
(3) Membuat matriks penjumlahan setiap baris.
c. Menentukan bobot prioritas subkriteria
Bobot prioritas subkriteria menunjukkan besarnya kontribusi
masing-masing atribut. Perhitungan bobot prioritas diambil dari hasil penilaian
responden yang telah dicari dengan perhitungan AHP. Langkah-langkah dalam
menentukan bobot prioritas adalah :
(1) Membuat matriks perbandingan berpasangan
(2) Membuat matriks nilai kriteria.
(3) Membuat matriks penjumlahan setiap baris.
(4) Menghitung rasio konsistensi.
d. Proses penilaian kuisioner oleh customer dengan metode rating scales
e. Proses penilaian kinerja trainer
Penilaian yang ditentukan berdasarkan skala sebelumnya kemudian
dikalikan dengan bobot prioritas kriteria atau faktor penilaian kinerja yang
telah diperoleh. Adapun format penilaian kinerja karyawan dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel 2.1. Format Penilaian Kinerja Kriteria Teknis.
No Faktor Penilaian Kiner ja
Kr iter ia Teknis
4 Kualitas & Kuantitas
Total Nilai Pr estasi Kiner ja/ Total Skor
Tabel 2.2. Format Penilaian Kinerja Kriteria Manajerial.
No Faktor Penilaian Kiner ja
Kr iter ia Manajer ial
Bobot
Total Nilai Pr estasi Kiner ja/ Total Skor
Sumber : (Nurhadi, 2006)
Setelah bobot telah diperoleh dan nilai berdasarkan penilaian rating scales
telah ditetapkan berdasarkan kinerja yang ditunjukkan trainer dalam
menyelesaikan pekerjaannya, maka langkah yang dilakukan selanjutnya
adalah mencari skor dan nilai prestasi. Perhitungan untuk mendapatkan skor
dan nilai prestasi kinerja tersebut adalah sebagai berikut :
Skor = Bobot Kriteria x Bobot Subkriteria x Nilai ... (2.1)
Skor : Nilai akhir suatu kriteria penilaian kinerja
Bobot : Nilai numerik dari perbandingan antar kriteria penilaian kinerja
Nilai : Skala penilaian berdasarkan metode penilaian rating scales
terhadap kinerja trainer
Kemudian setelah skor dari tiap kriteria penilaian kinerja diperoleh, maka
selanjutnya dihitung nilai prestasi kinerja karyawan dengan rumus :
Total Skor = Σ Nilai Skor K. Teknis + Σ Nilai Skor K. Manajerial ... (2.2)
f. Proses perhitungan Insentif
Perhitungan untuk mendapatkan nilai insentif diperoleh dari rumus berikut :
Insentif = Total Skor x Dana Standart Insentif ... (2.3)
Dana Standart Insentif : Dana standart insentif yang sudah di tetapkan
Dalam langkah ini akan dilakukan analisa sistem terhadap permasalahan
yang ada di Seventhsoft Komputindo yaitu mengenai penilaian kinerja trainer
sebagai dasar pemberian insentif.
Untuk dapat membuat sebuah sistem yang baru, maka kita harus mengetahui
terlebih dahulu prosedur yang berlaku dalam Seventhsoft Komputindo, yaitu:
yang pertama prosedur penilaian kinerja trainer dan kedua prosedur pemberian
insentif. Selanjutnya akan dijelaskan mengenai prosedur penilaian kinerja trainer,
sebagai berikut.
Langkah-langkah dalam prosedur penilaian kinerja trainer adalah sebagai
berikut.
a. Penentuan nilai tingkat kepentingan kriteria oleh responden.
b. Proses perhitungan bobot prioritas kriteria dengan menggunakan metode AHP.
c. Penilaian nilai tingkat kepentingan subkriteria oleh responden.
d. Proses perhitungan bobot prioritas subkriteria dengan metode AHP.
e. Penilaian kuisioner oleh customer.
f. Penilaian hasil kuisioner dengan metode Rating Scales.
g. Perhitungan nilai prestasi kinerja trainer.
h. Penentuan insentif trainer.
Selanjutnya akan dijelaskan tentang prosedur pemberian insentif,
langkah-langkah dalam prosedur pemberian insentif adalah sebagai berikut.
a. Penentuan dana standard insentif oleh pimpinan dibagi menjadi 3 yaitu :
Regional I* : Rp. 12.000,-
Regional II* : Rp. 25.000,-
* Regional I meliputi : Surabaya, Sidoarjo(sampai batas perempatan
gedangan)
* Regional II meliputi : Jawa Timur,Jawa Barat,Jawa Tengah, Jogyakarta,
Jakarta
* Regional III meliputi : Luar Pulau
(Sumber : Seventhsoft Komputindo)
b. Perhitungan nilai insentif = Nilai prestasi kerja x Dana standard insentif
Data-data yang dibutuhkan untuk melakukan analisa sistem ini adalah : data
trainer, data hasil penilaian tingkat kepentingan subkriteria dari responden, data
soal kuisioner, data skala penilaian kuisioner, data hasil penilaian kuisioner oleh
customer, dan data dana insentif.
2.2.2 AHP (Analytical Hierarchy Pr ocess)
Proses pengambilan keputusan pada dasarnya adalah memilih suatu
alternatif. Peralatan utama AHP adalah suatu hirarki fungsional dengan input
utamanya persepsi manusia. Dengan hirarki, suatu masalah kompleks dan tidak
berstruktur dipecahkan ke dalam kelompoknya. Kemudian
kelompok-kelompok tersebut diatur menjadi suatu bentuk hirarki. Metode AHP
pendekatanya identik dengan menggunakan pendekatan kolektif dari proses
pengambilan keputusannya. AHP yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty,
dapat memecahkan masalah yang kompleks dimana aspek atau kriteria yang
diambil cukup banyak. Juga kompleksitas ini disebabkan oleh struktur masalah
yang belum jelas, ketidakpastian persepsi pengambil keputusan serta
ketidakpastian tersediana data statistik yang akurat atau bahkan tidak ada sama
diambil secepatnya tetapi variasinya rumit sehingga data tidak mungkin dapat
dicatat secara numerik, hanya secara kualitatif saja yang dapat diukur, yaitu
berdasarkan persepsi pengalaman dan intuisi.
Pada dasarnya langkah-langkah dalam metode AHP meliputi :
1) Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan.
2) Membuat struktur hirarki dengan tujuan umum, dilanjutkan dengan sub
tujuan, kriteria dan kemungkinan alternatif-alternatif pada tingkatan kriteria
yang paling bawah.
3) Membuat matriks perbandingan berpasangan yang menggambarkan
kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap masing-masing tujuan
atau kriteria yang setingkat diatasnya. Perbandingan dilakukan berdasarhkan
judgement dari pengambil keputusan dengan menilai tingkat kepentingan suatu elemen dibandingkan elemen lainnya.
4) Melakukan perbandingan berpasangan sehingga diperoleh judgement
seluruhnya sebanyak n x[(n-1/2] buah, dengan n adalah banyaknya elemen yang dibandingkan.
5) Menghitung nilai eigen dan menguji konsistensinya, jika tidak konsisten
maka pengambilan data diulangi.
6) Mengulang langkah 3, 4 dan 5 untuk seluruh tingkat hirarki.
7) Menghitung eigen vector dari setiap matriks perbandingan berpasangan. Nilai
eigen vector merupakan bobot setiap elemen. Langkah ini untuk mensintesis
8) Memeriksa konsistensi hirarki. Jika nilainya lebih dari 10 persen maka data
judgement harus diperbaiki.
Proses yang paling mudah adalah membandingkan dua hal dengan keakuratan
perbandingan tersebut dapat dipertanggung jawabkan. Untuk itu (Saaty T.L
1990) menetapkan skala kuantitatif 1 sampai dengan 9 untuk meilai
perbandingan tingkat kepentingan suatu elemen terhadap elemen lain, dapat
dilihat pada tabel 2.3
Tabel 2.3. Skala kuantitatif tingkat kepentingan. Intensitas
Kepentingan Keter angan
Penjelasan
1 Kedua elemen sama pentingnya
Dua elemen mempunyai pengaruh yang sama besar terhadap tujuan
3
Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang lainnya
Pengalaman dan penilaian sedikit menyokong satu elemen dibandingkan elemen lainnya
5 Elemen yang satu lebih penting
daripada elemen lainnya
Pengalaman dan penilaian sangat kuat menyokong satu elemen dibandingkan elemen lainnya
7 Satu elemen jelas lebih mutlak
penting daripada elemen lainnya
Satu elemen yang kuat disokong dan dominan terlihat dalam praktek
9 Satu elemen mutlak penting
daripada elemen lainnya
Bukti yang mendukung elemen yang satu terhadap elemen lain memiliki tingkat penegasan teringgi yang mungkin menguatkan
2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai memiliki nilai kebalikannya dibandingkan dengan 1
Sumber : (Mayasari, 2012)
Pada dasarnya formulasi matematis pada model AHP dilakukan dengan
menggunakan suatu matriks. Misalkan, dalam suatu sub sistem operasi terdapat n
element operasi, yaitu elemen-elemen operasi perbandingan secara berpasangan
sebagai dasar pembuatan perbandingan. Selanjutnya perhatikan elemen yang akan
diperbandingkan. Untuk lebih jelasnya lihat tabel 2.4 berikut.
Tabel 2.4. Elemen operasi perbandingan.
A1 A2 ... A3
A1 A11 A12 ... A1n
A2 A21 A22 ... A2n
. . . . . . . . . . . . . . .
An An1 An2 ... Ann
Sumber : (Mayasari, 2012)
Matriks An x n merupakan matriks resiprokal. Dan diasumsikan terdapat n elemen, yaitu w1, w2, ..., wn yang akan dinilai secara perbandingan. Nilai
(judgement) perbandingan secara berpasangan antara (w1, w2) dapat
dipresentasikan sebagai matriks tersebut.
=
( , )
...(2.4)Dalam hal ini matriks perbandingan adalah matriks A dengan
unsur-unsurnya adalah
, dengan
i,j = 1,2, ..., n.
Jadi
...(2.5)Kemudian dilihat dari baris ke-I pada matriks A diatas :
,
, … ,
…
...(2.7)Jika dikalikan elemen pertama dengan w1, kedua dengan w2 dan seterusnya,
maka akan diperoleh barisan yang identik dengan w1,w1,w1 ..., w1.
Jadi diperoleh :
...(2.8)
Yang ekuivalen, adalah :
...(2.9)
Atau Aw= nw
Dalam penentuan nilai eigen dan vector eigen haruslah dipilih satu yang sesuai dengan tujuan yaitu kriteria maksimum, pemilihan ini berguna untuk mengurangi
inkonsistensi, atau dengan kata lain Aw = λmax w dengan λmax = nilai eigen yang maksimum. Salah satu keuntungan AHP dibandingkan dengan model-model pengambilan keputusan yang lain adalah tidak adanya syarat konsistensi mutlak
100%
Perhitungan konsistensi
Matriks bobot yang diperoleh dari hasil perbandingan secara berpasangan
tersebut, harus mempunyai hubungan kardinal dan ordinal, sebagai berikut :
(1) Hubungan kardinal :
a
ij,a
jk=
a
ik(2) Hubungan ordinal : Ai > Aj, Aj > Ak, maka Ai > Ak
e. Dengan melihat preferensi multiplikatif, misalnya bila anggur lebih enak 4
kali dari mangga, dan mangga lebih enak 2 kali dari pisang, maka angur
lebih enak 8 kali dari pisang.
f. Dengan melihat preferensi transitif, misalnya anggur lebih enak dari
mangga, dan mangga lebih enak dari pisang, maka anggur lebih enak dari
pisang.
Pada keadaan sebenarnya akan terjadi beberapa penyimpangan dari
hubungan tersebut, sehingga matriks tersebut tidak konsisten sempurna. Hal ini
terjadi karena ketidakkonsistenan dalam prefensi seseorang.
Dalam teori matriks diketahui bahwa kesalahan kecil pada koefisien akan
menyebabkan penyimpangan kecil pula pada eigen value. Dengan
mengkombinasikan apa yang telah diuraikan sebelumnya, jika diagonal utama
dari matriks A bernilai satu dan jika A konsisten, maka penyimpangan kecil dari
.... akan tetap menunjukkan eigen value terbesar, ..., nilainya akan mendekati n
dan eigen value sisanya akan mendekati nol.
Penyimpangan dari konsistensi dinyatakan dengan Consistency Index (CI), dengan persamaan :
CI =
1
− − n
n maks
λ
...(2.10)
Dimana CI : Indeks Konsistensi
λ
maks
: Nilai rata-rata rasioConsistency Index(CI); matriks random dengan skala penilaian 9(1 sampai dengan 9) beserta kebalikan sebagai Random Index (RI). Berdasarkan perhitungan (Saaty, T. L 1990) dengan menggunakan 500 sampel, jika judgement numerik diambil dari skala 1/9, 1/8, ... , 1, 2, ... , 9 akan diperoleh rata-rata konsistensi untuk
matriks dengan ukuran yang berbeda sebagai berikut :
Tabel 2.5. Elemen matriks konsistensi.
n 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
RI 0 0 0,58 0,90 1,12 1,24 1,32 1,41 1,45 1,49
Sumber : (Mayasari, 2012)
Perbandingan antara CI dan RI untuk matriks didefinisikan sebagai Consistency Ratio (CR).
CR =
RI CI
...(2.11)
Untuk model AHP, matriks perbandingan dapat diterima jika nilai Consistency Ratio < 0,1.
Sistem informasi yang efektif dan efisien saat inin sangat dibutuhkan dikalangan
instansi perusahaan maupun pemerintah. Demikian juga yang terjadi di PT
Infomedia Nusantara sebagai salah satu perusahaan contact center memerlukan
sebuah sistem informasi tepat guna agar segala kegiatan dapat berjalan efektif dan
efisien. Karena metode pemilihan sebelumnya berkaitan erat dengan
kriteria-kriteria pengambilan keputusan, terdiri dari beberapa elemen yang saling
trainer, maka akan dirancang sistem dengan menggunakan metode AHP. AHP ini
sendiri tersusun dari beberapa kriteria dan kriteria ini dapat diambil dari sistem
pengolahan pengambilan keputusan sebelumnya.(Mayasari, 2012)
Gambar 2.1. Struktur Hierarki AHP. (Sumber : Mayasari, 2012)
2.2.3 Rating Scales
Menurut Utomo (2008), Rating Scales merupakan salah satu metode yang digunakan dalam melakukan penilaian kinerja karyawan. Metode ini banyak
digunakan oleh perusahaan karena metode ini mudah dikembangkan dan mudah
untuk dimodifikasi jika diperlukan adanya perubahan terhadap kriteria-kriteria
yang menjadi bahan penilaian. Skala penilaian grafik memberikan penilaian yang
khas. Disitu didaftarkan ciri-ciri (seperti mutu dan kehandalan) serta kisaran nilai
kinerja (dari yang tidak memuaskan sampai yang luar biasa memuaskan) untuk
masing-masing bawahan dengan melingkari atau memeriksa skor yang paling
baik menggambarkan kinerjanya untuk masing-masing ciri. Terdapat beberapa
alasan mengapa metode ini banyak dipakai secara luas, yaitu :
1) Skala penilaian grafik mudah digunakan. Penyelia dapat menilai banyak
individu dalam waktu singkat. Skala-skala ini juga mudah` dipahami dan
2) Metode ini juga mudah dibuat dan dimodifikasi jika dibutuhkan. Skala
penilaian grafik membandingkan kinerja individu terhadap sebuah standar
absolut. Penilai mengevaluasi kinerja berbagai dimensi atau kriteria, seperti
kualiatas kerja, penerimaan kritik, kemauan memikul tanggung jawab dan
hal-hal yang serupa lainnya. Penilai menngunakan skala berupa angka-angka mulai
dari rendah sampai tinggi, dari yang dinilai jelek sampai ke nilai yang baik
sekali. Atau dari kriteria yangtidak memuaskan sampai ke kinerja yang sangat
bagus. (Fariz, 2005)
2.2.4 UML (Unified Modeling Language)
Pengertian UML adalah bahasa untuk menspesifikasi, memvisualisasi,
membangun dan mendokumentasikan artifacts (bagian dari informasi yang
digunakan atau dihasilkan oleh proses pembuatan perangkat lunak, artifact
tersebut dapat berupa model, deskripsi atau perangkat lunak) dari sistem
perangkat lunak, seperti pada pemodelan bisnis dan sistem non perangkat lunak
lainnya [HAN98]. Selain itu UML adalah bahasa pemodelan yang menggunakan
konsep orientasi object. UML dibuat oleh Grady Booch , James Rumbaugh , dan
Ivar Jacobson di bawah bendera Rational Software Corp [HAN98]. UML
menyediakan notasi-notasi yang membantu memodelkan sistem dari berbagai
perspektif. UML tidak hanya digunakan dalam pemodelan perangkat lunak,
namun hampir dalam semua bidang yang membutuhkan pemodelan.
a. Use Case Diagram
Menggambarkan sejumlah external actors dan hubungannya ke use case
sistem dalam bentuk teks sebagai dokumentasi dari use case symbol namun dapat
juga dilakukan dalam activity diagrams.
Use case digambarkan hanya yang dilihat dari luar oleh actor (keadaan
lingkungan sistem yang dilihat user) dan bukan bagaimana fungsi yang ada di
dalam sistem.
b. Class Diagram
Menggambarkan struktur statis class di dalam sistem. Class
merepresentasikan sesuatu yang ditangani oleh sistem. Class dapat berhubungan
dengan yang lain melalui berbagai cara: associated (terhubung satu sama lain),
dependent (satu class tergantung/menggunakan class yang lain), specialed (satu
class merupakan spesialisasi dari class lainnya), atau package (grup bersama
sebagai satu unit). Sebuah sistem biasanya mempunyai beberapa class diagram.
c. Sequence Diagram
Menggambarkan kolaborasi dinamis antara sejumlah object. Kegunaanya
untuk menunjukkan rangkaian pesan yang dikirim antara object juga interaksi
antara object, sesuatu yang terjadi pada titik tertentu dalam eksekusi sistem.
d. Activity Diagr am
Menggambarkan rangkaian aliran dari aktivitas, digunakan untuk
mendeskripsikan aktifitas yang dibentuk dalam suatu operasi sehingga dapat juga
2.2.5 Visual Basic 2005
Program Visual Basic 2005 adalah versi terbaru dari program Visual Basic
saat buku ini dibuat. Seperti yang kita ketahui, program Visual Basic adalah
bahasa pemprograman yang paling mudah dikuasai oleh para pemula. Dalam versi
yang terbaru ini, program Visual Basic 2005 (disingkat VB 2005) menawarkan
banyak kemudahan lagi dibandingkan versi-versi sebelumnya, antara lain teknik
pemprogram dapat dibuat lebih terstruktur dan lebih banyak bantuan dalam
pemprograman. Jauh lebih mudah untuk menguasainya dibandingkan dengan
versinya yang terdahulu, yaitu Visual Basic 6 (disingkat VB6). Ada banyak
perubahan dalam VB 2005 ini dibandingkan VB6, antara lain:
(1) Bahasa pemprograman sekarang benar-benar bahasa berbasis objek (Object
Oriented Programming), sedangkan VB6 bukan bahasa berbasis object.
(2) Aplikasi dan komponen yang ditulis di VB 2005 mempunyai akses penuh ke
Net Framework. Sedangkan di VB6 tidak dikenal atau tidak digunakan Net
Framework.
(3) Semua aplikasi yang dibuat beroperasi dalam manajemen Common Language
Runtime (CLR).
2.2.6 Mysql
MySQL adalaha suatu perangkat lunak database relasi (Relational
Database Management System atau DBMS), seperti halnya ORACLE, Postgresql,
MySQL dan sebagainya. SQL (Structured Query Language) sendiri adalah suatu
untuk mengelola suatu databaswe. Jadi, MySQL dan SQL adalah hal yang
berbeda. MySQL merupakan software dan SQL adalah bahasa perintahnya.
Mysql sebagai database server. Software database mulai bermunculan
seiring dengan bertambahnya kebutuhan akan database server. Salah satu dari
pendatang baru dalam dunia database ialah MySQL, sebuah server/klien database
SQL yang berasal dari Skandinavia. MySQL terdiri atas server SQL, klien
program untuk mengakses, tools untuk administrasi, dan interface program untuk
menulis program sendiri.
Pengembangan MySQL dimulai pada tahun 1979 dengan tool database
UNIREG yang dibuat oleh Michael “Monty” Widenius untuk perusahaan TcX di
Swedia. Kemudian pada tahun 1994, TcX mulai mencari server SQL untuk
mengembangkan aplikasi web. Mereka menguji beberapa server komersial namun
semuanya masih terlalu lambat untuk tabel-tabel TcX yang besar.
MySQL memiliki banyak hal yang bisa ditawarkan, antara lain :
1) Kecepatan
Banyak ahli berpendapat MySQL merupakan server tercepat.
2) Kemudahan penggunaan
MySQL punya performa tinggi namun merupakan database yang simple
sehingga mudah disetup dan dikonfigurasi.
3) Harga
4) Mendukung query language
MySQL mengerti bahasa SQL (Structured Query Language) yang merupakan pilihan system database modern. Anda juga dapat mengakses
MySQL lewat protocol ODBC (Open Database Connectivity) buatan Microsoft.
5) Kapabilitas
Banyak klien dapat mengakses server dalam satu waktu. Mereka dapat
menggunakan banyak database secara simultan.
6) Konektifitas dan sekuritas
Database MySQL dapat diakses dari semua tempat di Internet dengan hak
akses tertentu.
7) Pertabilitas
MySQL dapat berjalan dalam banyak varian UNIX dengan baik, sebaik
seperti saat berjalan di system non-UNIX.
8) Distribusi yang terbuka
MySQL mudah didapatkan dan memiliki source code yang boleh
2.2.7 Data yang akan digunakan
a) Data trainer
Data trainer merupakan bagian dalam data master, yang digunakan untuk
menyimpan kode, nama, alamat dan telepon dari masing-masing trainer. Berikut
rincian dari data trainer.
Tabel 2.6. Data trainer.
Kode Nama Alamat Telepon
T01 Raras Iyas Kapasari Pedukuhan V/10 08564009899
T02 Riri Kendalsari selatan I/11 083831810381
T03 Tina Kyai Satari II/5 085730177361
T04 Chacha Kapasari Pedukuhan IV/5 089677888901
T05 Fatimah Widianto Medokan Ayu X/100 089776631111
(Sumber : Seventhsoft Komputindo tahun 2012)
b) Data kota
Data kota merupakan bagian dalam data master, yang digunakan untuk
menyimpan kode, nama kota, insentif dari masing-masing regional untuk
menentukan dana standard insentif. Berikut rincian dari data kota.
Tabel 2.7. Data kota.
Kode Nama Kota Insentif
1 Regional 1(Surabaya+Sidoarjo) 5,000
2 Regional 2(Luar Kota) 10,000
3 Regional 3(Luar Pulau) 15,000
c) Data customer
Data customer merupakan bagian dalam data master, yang digunakan untuk menyimpan kode, nama customer, alamat dan telepon dari masing-masing
customer. Berikut rincian dari data customer.
Tabel 2.8. Tabel customer.
Kode Nama Customer Alamat Telepon
C01 PT. ENERSOL
DAYA OPTIMA
Ruko Rungkut Makmur
D-10 8783300
C02 CV. Surabaya Cool Pantai Mentari Blok V-23 71205363
C03 CV. WASKITA
GRAHA Ngagel Rejo Kidul 52
5044784
C04 Terang Jaya Pergudangan Osowilangun
Permai D7
7483250
C05 PT. Indonesia
Partner Solution Tropodo Asri C - 8
8678757
C06 SAMANDO Jl. Koblen Tengah no.3 5315726
C07 PT. Optima Media
C08 UD. Sumber Abadi Jl. Jemur Handayani 50
blok D 77-78
8484124
C09 Aria Dasaka Putra Jl. Raya Sukomanunggal
Jaya No. 3 Blok B-15
7385577
C10 Intan Chemical Jalan Ambengan No.1 X 5311597
(Sumber : Seventhsoft Komputindo tahun 2012)
d) Data soal
Data soal merupakan bagian dalam data master, yang digunakan untuk
Tabel 2.9. Data soal.
Kode Nama
MNJ-KDS-1 Apakah Trainer datang tepat waktu ?
MNJ-TTJ-1 Apakah Trainer menguasai bahan ?
TNS-KEA-1 Apakah Trainer cukup detail memberikan penjelasan ?
TNS-KOM-1 Apakah Trainer cukup sabar dalam mengajar?
TNS-KOM-2 Apakah penjelasan yg diberkan trainer mudah di mengerti?
TNS-K&K-1 Apakah trainer pandai mengarahkan anda ?
TNS-K&K-2 Menurut anda apakah trainer menguasai sistem akuntansi ? MNJ-KJS-1 Menurut anda apakah trainer cukup perhatian pada sistem
perusahaan anda?
TNS-KBO-1 Apakah trainer sering memberikan solusi pada data dan sistem perusahaan anda?
MNJ-INS-1 Apakah solusi yang trainer berikan cukup memadai untuk perusahaan anda?
3 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Rancangan Uji Coba dan Evaluasi
Desain sistem merupakan tahap yang dilakukan setelah analisa, dapat
berupa penggambaran, perencanaan dan pengaturan dari beberapa unsur yang
terpisah dan dibentuk menjadi satu kesatuan yang utuh. Dalam sistem ini di
butuhkan sebuah proses yang berurutan agar hasil dari perhitungan yang
didapatkan sesuai.
3.1.1 Blok Diagram
Dari gambar 3.1 dapat dilihat bahwa input pertama data hasil penilian
responden yang akan di proses dengan perhitungan bobot prioritas kriteria dan
bobot prioritas subkriteria, input kedua berupa penilaian kuesioner oleh customer
yang akan diproses menjadi nilai rata-rata kuesioner per subkriteria. Dari kedua
input tadi setelah diproses akan di proses lagi dengan nilai prestasi kerja dan
perhitungan insentif yang akan menghasilkan nilai insentif.
3.1.2 Use Case Diagram
Dari gambar 3.2 dijelaskan use case diagram, seorang manager harus
melakukan login program terlebih dahulu. Setelah login, manager dapat memilih
untuk menambah, mengedit, atau menghapus data kriteria, data nilai kriteria, data
subkriteria, data nilai subkriteria, soal kuesioner, data trainer, dan juga dapat
melihat laporan komisi. Dalam use case diagram tersebut terdapat extend yang
artinya perluasan, jadi setelah login manager akan dapat melakukan aktivitasnya.
Gambar 3.2. use case diagram.
3.1.3 Class Diagram
Menggambarkan struktur statis class di dalam sistem. Class
merepresentasikan sesuatu yang ditangani oleh sistem. Class dapat berhubungan
dengan yang lain melalui berbagai cara: associated (terhubung satu sama lain),
Data kriteria Data Nilai Kriteria Data Subkriteria Data Nilai Subkriteria
dependent (satu class tergantung/menggunakan class yang lain), specialed (satu class merupakan spesialisasi dari class lainnya), atau
package (grup bersama sebagai satu unit). Sebuah sistem biasanya mempunyai beberapa class diagram.
Gambar 3.3 dijelaskan class diagram yang menggambarkan struktur dan
deskripsi class yang akan digunakan pada perancangan suatu sistem informasi.
Dalam class diagram yang dirancang ini, terdapat beberapa class yaitu : class
kriteria, class subkriteria, class nilai kriteria, class nilai subkriteria, class admin,
class soal, class nilai, class trainer. Masing-masing class memiliki atribut dan tipe
data masing-masing.
3.1.4 Sequence Diagram
Sequence diagram menggambarkan interaksi antar objek di dalam dan di
sekitar sistem (termasuk pengguna, display, dan sebagainya) berupa message yang
digambarkan terhadap waktu. Dalam sequence diagram ini dibagi menjadi 6
sebagai berikut :
a. Form Login
Gambar 3.4 dijelaskan gambar sequence diagram untuk form login
sebagai administrator. Manager sebagai administrator memasukkan username
dan password yang kemudian akan diterima oleh database dan database akan
mendeteksi apakah username dan password yang dimasukkan benar(valid) jika, ya maka akan sukses login dan masuk kedalam program.
Gambar 3.4.Sequence diagram login.
: Manager
: Manager : Form Login : Form Login : table_login : table_login load( )
pilih( )
b. Tambah Data
Gambar 3.5 dijelaskan sequence diagram untuk tambah data. Data yang
ditambahkan berupa data trainer, data kriteria, data subkriteria, data soal yang
nantinya dari data tersebut akan di hitung nilai-nilainya kedalam sistem informasi
ini.
Gambar 3.5.Sequence diagram tambah data.
: Manager
: Manager : Trainer : Trainer : Kriteria : Kriteria : Subkriteria : Subkriteria : Soal : Soal Tambah_trainer( )
Edit_trainer( )
Hapus_trainer( )
Tambah_kriteria( ) Edit_kriteria( )
Hapus_kriteria( )
Tambah_subkriteria( )
Edit_subkriteria( )
Hapus_subkriteria( )
Tambah_soal( )
Edit_soal( )
Hapus_soal( ) Pilih_trainer( )
Pilih_kriteria( )
Pilih_subkriteria( )
c. Perhitungan Data
Gambar 3.6 dijelaskan sequence diagram proses perhitungan data. Dimana
manager menginputkan nilai dari kuisioner, dan sistem akan melakukan
perhitungan sesuai dengan kriteria, subkriteria, serta nilai insentif yang akan
diberikan dan akan menghasilkan nilai insentif untuk masing-masing trainer.
Gambar 3.6.Sequence diagram proses perhitungan data.
d. Hasil perhitungan
Gambar 3.7 dijelaskan sequence diagram hasil perhitungan. Dimana
manager melihat hasil dari perhitungan yang sudah di lakukan oleh sistem.
Gambar 3.7.Sequence diagram hasil perhitungan.
e. Report
Gambar 3.8 dijelaskan sequence diagram report. Dimana manager melihat
langsung hasil perhitungan melalui laporan yang sudah di sediakan.
: Manager
: Manager : Nilai_Kriteria : Nilai_Kriteria : Nilai_Subkriteria : Nilai_Subkriteria : Nilai : Nilai : Form Penilaian Kinerja trainer : Form Penilaian Kinerja
trainer Tambah_nilaikriteria( )
Tambah_nilaisubkriteria( )
Tambah_nilai( )
proses( )
: Manager
: Manager : Form Penilaian Kinerja trainer
: Form Penilaian Kinerja trainer
Gambar 3.8.Sequence diagram report.
3.1.5 Activity Diagr am
Menggambarkan rangkaian aliran dari aktivitas, digunakan untuk
mendeskripsikan aktifitas yang dibentuk dalam suatu operasi sehingga dapat juga
digunakan untuk aktifitas lainnya seperti use case atau interaksi.
a. Login
Gambar 3.9 dijelaskan activity diagram proses login. Aktifitas dimana manager
melakukan login program, dan program akan menerima permintaan login tersebut
serta mem-verifikasi login tersebut. Kalau username dan passwordvalid maka akan bisa masuk kedalam program.
Gambar 3.9.Activity diagram proses login.
b. Tambah data
Gambar 3.10 dijelaskan activity diagram tambah data. Aktifitas dimana
manager dapat melakukan proses tambah data untuk data
: Manager
: Manager : Form Penilaian
Kinerja trainer : Form Penilaian
Kinerja trainer melihat( )
start
Melakukan login program
menerima perm intaan login
Verifikasi login
end
Tabel Login Form Logi n
trainer,kriteria,subkriteria dan soal sebagai data master yang ada didalam
program.
Gambar 3.10.Activity diagram tambah data.
c. Perhitungan data
Gambar 3.11 dijelaskan activity diagram perhitungan data. Aktifitas dimana
manager memasukkan nilai kriteria, subkriteria, nilai dari soal kemudian sistem
melakukan perhitungan dan mengeluarkan hasil.
Gambar 3.11.Activity diagram perhitungan data.
d. Hasil perhitungan
Gambar 3.12 dijelaskan activity diagram hasil perhitungan. Aktifitas dimana
manager melihat hasil perhitungan melalui sistem.
Gambar 3.12.Activity diagram hasil perhitungan.
e. Report
Gambar 3.13 dijelaskan activity diagram report. Aktifitas dimana manager
melihat hasil perhitungan melalui sistem.
start
Gambar 3.13.Activity diagram report.
3.1.6 CDM (Conceptual Data Modeling)
Model yang dibuat berdasarkan anggapan bahwa dunia nyata terdiri dari
koleksi obyek-obyek dasar yang dinamakan entitas (entity) serta hubungan
(relationship) antara entitas-entitas itu. Biasanya direpresentasikan dalam bentuk
Entity Relationship Diagram.
Gambar 3.14 menjelaskan tabel-tabel yang digunakan dalam membuat
program ini. dari tabel master hingga transaksi serta relasi antar tabel tersebut.
start
melihat hasil penilaian kinerja
informasi penilaian kinerja
end
3.1.7 PDM (Physical Data Modeling)
Perancangan database secara fisik. Tipe data bersifat lebih khusus dan spesifik. Perancangan PDM merupakan representasi fisik /
sebenarnya dari database. Gambar 3.15 menjelaskan tabel-tabel yang digunakan secara spesifik.
Gambar 3.15. PDM (Physical Data Modeling).
FK_T RANSAKS_RELAT ION_ _CUST OM ER KODE_CUST = KODE_CUST
FK_ NILAI_ SU_ RELAT ION__SUBKRIT E KODE_SUBKRIT ERIA = KODE_SUBKRIT ERIA
FK_ NILAI_ KR_RELAT ION__T RANSAKS NO_T RANS = NO_T RANS
FK_NILAI_KR_ REL AT ION__KRIT ERIA KODE_KRIT ERIA = KODE_ KRIT ERIA
FK_T RANSAKS_REL AT ION_ _T RAINER KODE_T RAINER = KODE_T RAINER
FK_SOAL_REL AT ION_ _SUBKRIT E KODE_SUBKRIT ERIA = KODE_ SUBKRIT ERIA FK_SUBKRIT E_REL AT ION_ _KRIT ERIA
3.2 Perhitungan Insentif
Dalam langkah ini akan dilakukan analisa sistem terhadap permasalahan
yang ada di Seventhsoft Komputindo yaitu mengenai penilaian kinerja trainer
sebagai dasar pemberian insentif.
Untuk dapat membuat sebuah sistem yang baru, maka kita harus mengetahui
terlebih dahulu prosedur yang berlaku dalam Seventhsoft Komputindo, yaitu:
yang pertama prosedur penilaian kinerja trainer dan kedua prosedur pemberian
insentif. Selanjutnya akan dijelaskan mengenai prosedur penilaian kinerja trainer,
sebagai berikut.
Langkah-langkah dalam prosedur penilaian kinerja trainer adalah sebagai
berikut.
a. Penentuan nilai tingkat kepentingan kriteria oleh responden.
b. Proses perhitungan bobot prioritas kriteria dengan menggunakan metode AHP.
c. Penilaian nilai tingkat kepentingan subkriteria oleh responden.
d. Proses perhitungan bobot prioritas subkriteria dengan metode AHP.
e. Penilaian kuisioner oleh customer.
f. Penilaian hasil kuisioner dengan metode Rating Scales.
g. Perhitungan nilai prestasi kinerja trainer.
h. Penentuan insentif trainer.
Selanjutnya akan dijelaskan tentang prosedur pemberian insentif,
langkah-langkah dalam prosedur pemberian insentif adalah sebagai berikut.
a. Penentuan dana standard insentif oleh pimpinan dibagi menjadi 3 yaitu :
Regional I* : Rp. 5.000,-
Regional III* : Rp. 15.000,-
* Regional I meliputi : Surabaya, Sidoarjo(sampai batas perempatan
gedangan)
* Regional II meliputi : Jawa Timur,Jawa Barat,Jawa Tengah, Jogyakarta,
Jakarta
* Regional III meliputi : Luar Pulau
b. Perhitungan nilai insentif = Nilai prestasi kerja x Dana standard insentif
Data-data yang dibutuhkan untuk melakukan analisa sistem ini adalah : data
trainer, data hasil penilaian tingkat kepentingan subkriteria dari responden,
data soal kuisioner, data skala penilaian kuisioner, data hasil penilaian
kuisioner oleh customer, dan data dana insentif.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada Seventhsoft Komputindo,
sebagai dasar pemberian insentif ditentukan, masalah yang akan diselesaikan
adalah penilaian kinerja trainer menggunakan metode AHP dengan pendekatan
rating scales sebagai dasar pemberian insentif di Seventhsoft Komputindo.
Kriteria yang ditentukan ada 2 yaitu kriteria teknis dengan subkriteria
komunikasi(KOM), keaktifan(KEA), kemampuan berhubungan dengan orang
lain(KBO), kualitas dan kuantitas(K&K) dan kriteria managerial dengan
subkriteria tanggung jawab(TTJ), kerjasama(KJS), kedisiplinan(KDS),
Langkah perhitungan :
Langkah 1 : Pembangungan model AHP (struktur hierarchy persoalan)
Gambar 3.16. Gambar Tampilan struktur hierarchy model AHP. (Sumber : Seventhsoft Komputindo)
Langkah 2 : Perhitungan Skor dari kriteria dan subkriteria
Proses perhitungan skor dengan metode AHP diawali dengan membuat
penilaian tingkat kepentingan kriteria oleh responden, responden dalam hal ini
adalah manager perusahaan. Setelah nilai tingkat kepentingan diperoleh akan
dilanjutkan dengan proses perhitungan skor yang diperoleh dari masing-masing
bobot prioritas subkriteria. Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam
perhitungan skor adalah sebagai berikut :
1) Menghitung prioritas kriteria
Berikut langkah-langkah menghitung prioritas kriteria :
Tabel 3.1. Perhitungan Prioritas Kriteria
Atribut Kemampuan
Teknis(a)
Kemampuan
Managerial(b)
Kemampuan Teknis(1) 1 5
Kemampuan Managerial(2) 0.2 1
Jumlah(3) 1.2 6
Pada Tabel 3.1 dilakukan perbandingan antara satu kriteria dengan kriteria
yang lain. Kolom a1 dan kolom b1 akan kita isi berapa nilai perbandingannya,
jadi kita harus tentukan dulu dari 2 kemampuan tersebut bagaimana hubungan
satu sama lain. Pada kolom a1, kemampuan teknis dibandingkan dengan
kemampuan teknis terisi nilai 1, yang artinya mempunyai pengaruh yang sama.
Pada kolom b1, kemampuan managerial dibandingkan dengan kemampuan teknis
terisi nilai 5, yang artinya kemampuan managerial memiliki peran yang sangat
penting dibandingkan dengan kemampuan teknis. Kolom a2 terisi 0.2 dengan
perhitungan : kolom a1 / kolom b1, karena sebelumnya perbandingan antara
kemampuan managerial dan kemampuan teknis sudah terisi. Kolom b2 terisi nilai
1, yang artinya mempunya pengaruh yang sama. Kolom a3 berisi jumlah, yaitu
penjuamlahan antara kolom a1 dan a2. Kolom a4 berisi jumlah, yaitu
b) Membuat matriks nilai kinerja
Tabel 3.2. Matriks Nilai Kinerja
Atribut Kemampuan
Teknis(a)
Kemampuan
Managerial(b)
Jumlah(c) Prioritas(d)
Kemampuan
Teknis(1)
0.83 0.83 1.67 0.83
Kemampuan
Managerial(2)
0.17 0.17 0.33 0.17
Pada Tabel diatas Menggambarkan proses pembuatan matriks nilai
kinerja. Cara perhitungannya yaitu :
Dengan cara membagi kolom yang ada dengan hasil penjumlahan.
Hubungan preferensi yang dikenakan antara 2 elemen tidak mempunyai masalah
konsistensi relasi sehingga tidak diperlukan pengujian konsistensi matriks
perbandingan. Sehingga dari Tabel 2.7 didapatkan hasil prioritas kriteria teknis
sebesar 0.83, dan kriteria manajerial sebesar 0.17.
2) Menghitung prioritas subkriteria dari kriteria
a) Menghitung prioritas subkriteria dari kriteria teknis
Berikut langkah-langkah dalam menghitung prioritas subkriteria dari kriteria
1) Membuat tabel hasil penilaian responden(manager)
Tabel 3.3. Hasil Penilaian Responden
Atribut KOM KEA KBO K&K
KOM 1 2 2 3
KEA 1 2 2
KBO 1 2
K&K 1
(1) Angka 1 pada kolom KOM baris KOM menggambarkan tingkat
kepentingan yang sama antara KOM dan KOM.
(2) Angka 2 pada kolom KEA baris KOM menunjukan KEA sedikit
lebih penting dibandingkan dengan KOM.
2) Membuat matriks perbandingan berpasangan
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung prioritas subkriteria
dari kriteria teknis adalah sebagai berikut :
Tabel 3.4. Matriks Perbandingan Berpasangan
Atribut KOM KEA KBO K&K
KOM 1 2 2 3
KEA 0.5 1 2 2
KBO 0.5 0.5 1 2
K&K 0.33 0.5 0.5 1