(Analytical Hierarchy Pr ocess)
TUGAS AKHIR
Disusun Oleh :
BAMBANG SETIAWAN
NPM.0834010253
J URUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “ VETERAN ”
J AWA TIMUR
Pembimbing 2 : Ir. Purnomo Edi Sasongko, MP
Penyusun
: Bambang Setiawan
ABSTRAK
Tugas akhir ini akan membahas tentang proses menentukan mahasiswa
berprestasi dengan menggunakan metode AHP ( Analitycal Hierarchy Process ).
Karena banyaknya mahasiswa dalam perguruan tinggi akan membuat kesulitan dalam
penyeleksiannya apalagi masih dilakukan penghitungan secara manual.
Proses penentuan mahasiswa berprestasi tingkat perguruan tinggi merupakan
proses pengumpulan informasi mengenai mahasiswa berprestasi di perguruan tinggi
terutama dalam jurusan untuk menentukan siapa yang pantas dikatakan mahasiswa
berprestasi. Pada penelitian ini telah dibuat sebuah Sistem Pendukung Keputusan
untuk Menentukan Mahasiswa Berprestasi yang bertujuan untuk membantu
perguruan tinggi mengambil keputusan yang tepat dengan menggunakan metode
AHP (Analytical Hierarchy Process).
Oleh karena itu dengan adanya Sistem Pendukung Keputusan ini perguruan
tinggi tidak akan kesulitan dalam menyeleksi mahasiswa-mahasiswa yang tepat
dikatakan mahasiswa yang berprestasi.
SWT atas segala limpahan Kekuatan-Nya sehingga dengan segala keterbatasan
waktu, tenaga, dan pikiran, akhirnya penyusun dapat menyelesaikan Tugas Akhir
yang berjudul “Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan Mahasiswa
Berprestasi Dengan Metode Analythical Hierarchy Process (AHP)” tepat waktu.
Tugas Akhir dengan beban 4 SKS ini disusun guna diajukan sebagai salah satu
syarat untuk menyelesaikan Program Strata Satu (S1) pada Program Studi Teknik
Informatika, Fakultas Teknologi Industri,UPN “VETERAN” Jawa Timur.
Melalui Tugas Akhir ini penyusun merasa mendapatkan kesempatan emas
untuk memperdalam ilmu pengetahuan yang diperoleh selama di bangku perkuliahan,
terutama berkenaan tentang bahasa pemrogaman terutama bahasa pemrogaman
Visual Basic.Net. Namun, penyusun menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh
daru sempurna. Oleh karena itu penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik dari
para pembaca untuk pengembangan sistem lebih lanjut.
Surabaya, 2012
mendapat banyak bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu pada
kesempatan yang berharga ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Ibunda Kasmonah, Ayahanda Matrejo dan Adikku Choirul Anwar tercinta
yang senantiasa mencurahkan perhatian dan kasih sayangnya serta do’a yang
tak henti-hentinya untuk kesuksesan anaknya.
2.
Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
3.
Bapak Ir. Sutiyono,MT selaku dekan Fakultas Teknologi Industri.
4.
Ibu Dr.Ir Ni Ketut Sari,Mt selaku ketua jurusan Teknik Informatika.
5.
Ibu Rinci Kembang Hapsari,S.Si,M.kom selaku pembimbing 1 dan Bapak
Ir. Purnomo Edi Sasongko, MP selaku pembimbing 2 yang telah meluangkan
begitu banyak waktu, tenaga dan pikiran serta dengan sabar membimbing
penyusun dari awal hingga Tugas Akhir ini dapat terselesaikan.
kasih atas saran-sarannya sehingga sistem yang dibuat penyusun jauh lebih
baik dibandingkan sebelumnya.
8.
Lady Agustina Setiawati yang tanpa kenal lelah memberi semangat untuk
menyelesaikan Tugas Akhir penyusun.
9.
Kawan-kawan yang telah selalu memberi support prisma, didit, surya, riski,
mas beny, sinyo, aam, yani, tiara, rofiq, fadlai, penceng, dwi ari petek, ade,
joy, putra,mita, dll terima kasih atas masukkan dan bantuannya sehingga
Tugas Akhir ini dapat terselesaikan.
10. Ibu Sur yang selalu memberi tempat untuk mengerjakan Tugas Akhir
penyusun serta Kawan-kawan yang ada di bashcham feri , robin, aam, budi,
dadang, srihono, om tanto, mas ardian yang selalu memberi warna tersendiri
buat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
11. Himasifo yang selalu memberikan izin buat tempat mengerjakan Tugas Akhir
ini.
12. Kawan-kawan jurusan Teknik Informatika dan Sistem Informasi angkatan
2008 yang tidak bisa penyusun sebutkan satu per satu namanya.
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR TABEL ... xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 2
1.3 Batasan Masalah ... 3
1.4 Tujuan Penelitian ... 4
1.5 Manfaat Penenlitian ... 4
1.6 Metode Penelitian ... 4
1.7 Tujuan Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Informasi ... 8
2.1.1 Konsep Dasar Sistem ... 8
2.1.1 .1 Konsep Dasar Sistem ... 10
2.1.2 Konsep Dasar Informasi ... 10
2.1.3 Konsep Dasar Sistem Informasi ... 11
2.2 Pengambilan Keputusan ... 11
2.3 Sistem Pendukung Keputusan (SPK) ... 13
2.3.1 Pengertian SPK ... 13
2.3.2 Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan ... 15
2.3.3 Proses Pengambilan Keputusan ... 16
2.4 Pengertian Analythical Hierarchy Process ... 19
2.4 .1 Karakteristik Model AHP ... 20
2.4.6 Eigen Vektor ... 27
2.4.7 Konsistensi Logis ... 27
2.5 Pedoman Mahasiswa Berprestasi Menurut DIKTI ... 30
2.5.1 Komponen Penilaian ... 32
2.5.2 Dasar Hukum ... 32
BAB III ANALISAN DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1 Identifikasi Masalah ... 34
3.2 Menentukan Kriteria ... 35
3.3 Perancangan Hierarki ... 36
3.4 Perancangan Sistem ... 37
3.5 Sistem Flow ... 37
3.6 Diagram Berjenjang ... 50
3.6 .1 Diagram Konteks ... 51
3.6.1.1 Diagram Level 0 ... 52
3.6 .1.2 Diagram Level 1 ... 53
3.7 Conceptual Data Model (CDM ... 55
3.8 Physical Data Model (PDM) ... 56
3.9 Struktur Tabel ... 57
3.10 Desain Interface ... 60
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Lingkungan Implementasi ... 67
4.2 Implementasi Database ... 68
4.2.1 Tabel Pengguna ... 68
4.2.2 Tabel Mahasiswa ... 68
4.2.3 Tabel Kriteria ... 69
4.3.4 Halaman Ubah Password ... 72
4.3.5 Halaman Perbandingan Antar Kriteria ... 73
4.3.6 Halaman Data Mahasiswa ... 74
4.3.7 Halaman Perhitungan Global Priority ... 75
4.3.8 Halaman Laporan Mahasiswa Berprestasi ... 76
BAB V UJI COBA DAN EVALUASI
5.1 Uji Coba Perangkat Software ... 79
5.1.1 Pengujian Software AHP ... 79
5.1.2 Implementasi Form ... 79
5.1.2.1 Halaman Utama ... 80
5.1.2.2 Halaman Sub Menu File ... 88
5.1.2.3 Halaman Login ... 81
5.1.2.4 Halaman Ubah Password ... 83
5.1.2.5 Halaman Sub Menu Maintanance Data ... 84
5.1.2.6 Halaman Data User ... 85
5.1.2.7 Halaman Data Mahasiswa ... 86
5.1.2.8 Halaman Sub Menu Proses ... 89
5.1.2.9 Halaman Perbandingan Antar Kriteria ... 89
5.1.2.10 Halaman Perhitungan Global Priority ... 91
5.1.2.11 Halaman Sub Menu Laporan ... 92
5.1.2.12 Halaman Laporan Mahasiswa Berprestasi ... 92
5.1.2.13 Halaman Sub Menu Help ... 94
5.1.2.14 Halaman Help Login ... 94
5.1.2.15 Halaman Help Ubah Password ... 95
5.1.2.16 Halaman Help Data User ... 96
5.1.2.17 Halaman Help Data Mahasiswa ... 96
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
1.1 Latar Belakang
Menurut (Pemadi, 1992 )Kemampuan mengambil keputusan yang
cepat dan cermat akan menjadi kunci keberhasilan dalam persaingan global
di waktu mendatang. Memiliki banyak informasi saja tidak akan cukup, bila
mampu meramunya dengan cepat menjadi alternatif-alternatif terbaik untuk
pengambilan keputusan.
Untuk membantu manusia, khususnya para pengambil keputusan
dalam menentukan kebajikan, secara tepat, efisien dan efektif diperlukan
suatu model pengambilan keputusan yang dikenal dengan sebutan Sistem
Pendukung Keputusan (SPK). Alat bantu pengolahan data disertai perangkat
lunaknya bisa memperbesar kemampuan pembuat keputusan, meningkatkan
ketelitian dan mempercepat prosesnya
Memahami SPK dan penggunaannya sebagai sistem yang menunjang
dan mendukung keputusan dan komputer guna mengetahui bidang fungsi
masing-masing, Tujuan pembentukan SPK yang efektif adalah
memanfaatkan keunggulan kedua unsur, yaitu manusia dan perangkat
elektronik. Terlalu banyak menggunakan komputer akan menghasilkan
pemecahan yang bersifat yang tidak fleksibel, dan keputusan yang dangkal.
memunculkan reaksi yang lamban, pemanfaatan data yang serba terbatas,
dan kelambanan dalam mengkaji alternatif yang relevan. Oleh karena itulah
diperlukan sebuah pendekatan atau metode yang dapat menyatukan unsur
manusia dan perangkat keras atau elektronik dalam suatu sistem pendukung
keputusan untuk mengambil sebuah keputusan yang paling sesuai.
Dari permasalahan diatas maka diperlukan sebuah Sistem Pendukung
Keputusan dengan metode AHP (Analytic Hierarchy Process) yang
merupakan sebuah sistem pendukung keputusan yaitu perpaduan antara
manusia dan perangkat komputer. Pendekatan utama dari AHP ini adalah
sebuah Hierarchy fungsional dimana input utamanya adalah presepsi
manusia. Dengan Hierarchy, suatu masalah yang kompleks dan tidak
terstruktur dipecahkan ke dalam kelompok-kelompoknya. Kemudian
kelompok-kelompok tersebut diatur menjadi suatu bagian hierarki. Aplikasi
Sistem Pendukung Keputusan dengan metode AHP ini nantinya dapat
memberikan bantuan untuk memecahkan masalah dengan memadukan
unsur persepsi manusia dan perangkat komputer untuk mengambil sebuah
keputusan yang paling sesuai.
1.2 Per umusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, diperoleh rumusan masalah untuk
melakukan penelitian tentang sistem pendukung keputusan untuk
menentukan mahasiswa berprestasi dengan metode Analytical Hierarchy
Bagaimana merancang dan membangun aplikasi sistem pendukung
keputusan untuk menentukan mahasiswa berprestasi dengan menggunakan
metode Anilytical Hierarchy Process (AHP).
1.3 Batasan Masalah
Untuk menfokuskan penelitian, maka dibuat batasan masalah dari
perumusan masalah diatas, diantaranya sebagai berikut.
1) Sistem pendukung keputusan hanya diterapkan pada mahasiswa
khususnya dalam satu jurusan.
2) Sistem pendukung keputusan hanya menggunakan metode Analitic
Hierarchy Process (AHP).
3) Sistem ini hanya menampilkan informasi mengenai mahasiswa yang
berprestasi.
4) Parameter yang digunakan yaitu:
IPK mahasiswa, karya ilmiah mahasiswa, ekstrakurikuler atau UKM
yang telah diikuti oleh mahasiswa, Kemampuan Bahasa Inggris. Karena
menggambil konsep penilaian dari DIKTI.
5) Sekali proses penghitungan maksimal 20 calon mahasiswa karena
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah.
1)membuat rancang bangun aplikasi sistem pendukung keputusan dengan
menggunakan metode AHP untuk mempermudah pengguna dalam
pengambilan keputusan yang paling sesuai.
2)Menerapkan metode AHP dalam membangun sistem pendukung
keputusan untuk menentukan mahasiswa berprestasi.
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat,
diantaranya :
1)Dapat membantu manusia sebagai alternatif untuk pengambilan
keputusan yang sesuai.
2)Mempermudah perguruan tinggi dalam mencari Mahasiswa yang
Berprestasi terutama dalam satu jurusan.
3)Dapat Mengurangi tingkat ketidakadilan dalam pengambilan keputusan
terhadap Mahasiswa yang Berprestasi.
1.6 Metode Penelitian
Metode yang dilakukan dalam pengembangan kerja yaitu Metode
Waterfall (Siklus Air Terjun). Metode ini juga di kenal dengan nama
sekuensial dalam pengembangan perangkat lunak, mulai dari tingkat sistem
dan kemajuan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut :
1)Studi Literatur
Dilakukan dengan cara mencari segala macam informasi secara
riset keperpustakaan dan mempelajari buku-buku yang berhubungan
dengan masalah yang dihadapi.
2)Analisa Data
Melakukan analisis terhadap permasalahan yang ada mengenai
bagaimana membuat suatu sistem pendukung keputusan yang digunakan
untuk menentukan mahasiswa berprestasi dengan menggunakan
Analytical Hierarchy Process (AHP)
3)Perancangan Sistem
Melakukan analisa awal tentang sistem yang akan dibuat yaitu
suatu pemecahan masalah yang dilakukan melalui sistem
terkomputerisasi dengan cara pembuatan sistem pendukung keputusan
untuk menentukan mahasiswa berprestasi.
4)Pembuatan Program
Desain tadi harus di ubah menjadi bentuk yang lebih di mengerti
mesin, maka dilakukan langkah pembuatan program.
5)Uji Coba Program
Uji coba program dapat dilakukan pada akhir dari tahap-tahap
analisa sistem, desain sistem dan tahap penerapan sistem atau
menentukan kesalahan-kesalahan dari program yang mungkin terjadi
sehingga dapat diperbaiki.
6)Metode Evaluasi
Mengevaluasi hasil-hasil yang telah dikerjakan, sistem informasi
yang telah dibuat ini akan diuji coba penggunaannyan dan juga akan
dievaluasi untuk kelayakan sistem tersebut untuk digunakan, serta
kemungkinan error nya.
7)Penyusunan Laporan
Segala hal yang telah tangkum dari perangkat lunak dituliskan
dalam bentuk laporan untuk memberikan laporan apa saja yang kita
implementasikan dalam perangkat lunak tersebut.
1.7 Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan tugas akhir, sistematika pembahasan diatur dan
disusun dalam enam bab, dan tiap-tiap bab terdiri dari sub-sub bab. Untuk
memberikan gambaran yang lebih jelas, maka diuraikan secara singkat
mengenai materi dari bab-bab dalam penulisan tugas akhir ini sebagai
berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, batasan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika
BAB II TINJ AUAN PUSTAKA
Bab ini berisi mengenai konsep dan teori pembelajaran yang
menjadi landasan pembuatan Skripsi antara lain: Sistem
Informasi, Sistem Pendukung Keputusan (SPK), Analytichal
Hierarchy Process (AHP).
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Bab ini berisi tentang analisa dari sistem yang akan dibuat dan
perancangan sistem yang meliputi antara lain: deskripsi umum
sistem, kebutuhan sitem, permodelan sistem berorientasi objek,
perancangan proses latar dan perancangan antarmuka aplikasi.
BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM
Bab ini berisi hasil implementasi dari perancangan yang telah
dibuat sebelumnya yang meliputi: implementasi basis data,
implementasi proses latar dan implementasi form-form
antarmuka aplikasi.
BAB V UJ I COBA DAN EVALUASI
Bab ini menjelaskan tentang cara penggunaan sistem, yaitu
menerapkan hasil rancang dengan menggunakan data yang
apakah program yang dibuat sesuai dengan yang di kehendaki
atau belum.
BAB VI PENUTUP
Bab ini akan dibahas tentang saran dan kesimpulan dari
penggunaan program aplikasi dan saran pengembangan
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Pada bagian ini akan dipaparkan tentang sumber-sumber literatur
yang digunakan dalam pembuatan laporan tugas akhir ini.
2.1 Sistem Infor masi
2.1.1 Konsep Dasar Sistem
Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang saling berkaitan
dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Contoh : sistem komputer terdiri dari
software, hardware, dan brainware.
Konsep dasar sistem ada dua pendekatan yaitu penekanan pada prosedurnya
dan penekanan pada komponennya.
Definisi sistem yang lebih menekankan pada prosedur adalah suatu
jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul
bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atai untuk menyelesaikan
suatu sasaran tertentu.
Definisi prosedur adalah urut-urutan yang tepat dari
tahapan-tahapan intruksi yang menerangkan apa yang harus dikerjakan, siapa yang
mengerjakannya, kapan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya.
Definisi sistem yang lebih menekankan pada komponen atau elemen adalah
kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu
2.1.1.1 Syar at-Syar at System
Sebuah sistem yang berjalan mempunyai syarat-syarat sebagai berikut:
a. Sistem harus dibentuk untuk menyelesaikan tujuan.
b. Elemen sistem harus mepunyai rencana yang ditetapkan.
c. Adanya hubungan diantara elemen sistem.
d. Unsur dasar dari proses lebih penting daripada elemen sistem.
e. Tujuan organisasi lebih penting dari pada tujuan elemen.
2.1.2 Konsep Dasar Infor masi
Didalam organisasi sangat penting dalam mengola
sumberdaya-sumberdaya utama seperti buruh dan bahan mentah, tapi saat ini informasi
juga merupakan sumberdaya yang tidak kalah pentingnya. Para pembuat
keputusan memahami bahwa informasi juga sebagai bahan pengisi bisnis
dan menjadi faktor kritis dalam menentukan kesuksesan atau kegagalan
suatu usaha.
Definisi informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang
lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Data adalah
fakta-fakta yang mentah yang mewakili kejadian-kejadian yang berlangsung
dalam organisasi atau lingkungan fisik sebelum ditata dan diatur ke dalam
bentuk yang dapat dipahami dan digunakan.
Disamping itu data adalah deskripsi tentang benda, kejadian,
aktivitas dan transaksi yang tidak mempunyai makna atau tidak berpengaruh
secara langsung kepada pemakai.
2.1.3 Konsep Dasar Sistem Infor masi
Definisi sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu
organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian,
mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu
organisasi dan menyediakan pihak liar tertentu dengan laporan –laporan
yang diperlukan.
Definisi lain sistem informasi adalah kerangka kerja yang
mengkoordinasikan manusia dan komputer untuk mengubah masukan
(input) menjadi keluaran (informasi) guna mencapai sasaran-sasaran
perusahaan.
2.2 Pengambilan Keputusan
Pada dasarnya pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan
sistematis pada hakekatnya suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta,
penentuan yang matang dari alternatif yang dihadapi, dan pengambilan
tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.
Sekalipun didukung oleh potensi ekosistem dan aksesbilitas yang serba
prospektif, pengambilan keputusan kerap dihadapkan pada masalah utama
dalam penentuan sejalan dengan kepentingan masing-masing individu atau
kelompok yang terlibat dalam pengambilan keputusan. Menurut Supranto
1)Keputusan dalam keadaan kepastian (Certainly)
Apabila semua sistem yang diperlukan untuk mengambil keputusan
lengkap, maka keputusan dikatakan dalam keadaan ada kepastian.
2)Keputusan dalam keadaan ada resiko (Risk)
Resiko terjadi kalau hasil pengambilan keputusan walaupun tidak dapat
diketahui dengan pasti akan tetap diketahui nilai kemungkinan
(Probabilitasnya).
3)Keputusan dalam keadaan ketidakpastian (Uncertainly)
Ketidakpastian akan kita hadapi sebagai pengambil keputusan kalau hasil
keputusan sama sekali tidak tahu karena hal yang diputuskan belum
pernah terjadi sebelumnya.
4)Keputusan dalam keadaan ada konflik (Conflict)
Situasi konflik terjadi kalau kepentingan dua pengambilan keputusan atau
lebih saling bertentangan (ada konflik) dalam situasi kompetitif.
Dalam prakteknya pengambilan keputusan sangat bergantung pada
tipe perilaku pengambilan keputusan. Terdapat beberapa tipe perilaku dalam
pengambilan keputusan (Suryadi, 1998 ), yaitu :
1)Rasional analitis, dimana pengambilan keputusan mempertimbangkan
semua alternatif dan akibat dari pilihan yang diambil. Memperhatikan
skala pilihan (scale of preference) dan memilih alternatif yang
2) Intuitif emosional, dimana pengambilan keputusan menyukai kebiasaan
dan pengalaman perasaan yang mendalam, pemikiran yang reflektif dan
naluri dengan menggunakan proses alam bawah sadar.
3)Perilaku politis merupakan pengambilan keputusan individual dengan
pendekatan kolektif.
2.3 Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
2.3.1 Penger tian Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
(Suryadi, 1998:5) Dalam mempercepat dan mempermudah proses
pengambilan keputusan, diperlukan suatu bentuk Sistem Pendukung
Keputusan (SPK). SPK adalah seperangkat sistem yang mampu
memecahkan masalah secara efisien dan efektif. Tujuannya adalah
membantu pengambilan keputusan memilih berbagai alternatif keputusan
yang merupakan hasil pengolahan informasi-informasi yang diperoleh atau
tersedia dengan menggunakan model-model pengambilan keputusan.
Sedangkan model yang banyak digunakan dalam proses pengambilan
keputusan adalah :
1)Model Matematika, yaitu model yang merepresentasikan sistem secara
simbolik dengan menggunakan rumus-rumus atau besar-besaran abstrak
yang kemudian dijabarkan dalam operasi-operasi matrik
algoritma-algoritma dan model keputusan lainnya.
2)Model Informasi, yaitu model yang merepresentasikan sistem dalam
a. Penjelasan objek, mendeskripsikan apa dan bagaimana suatu objek secara
terperinci dan bisa berupa tabel, daftar, dan sebagainya.
b. Penjelasan hubungan antar objek, dalam model ini representasi hubungan
komunikatif dapat ditampilkan dalam bentik grafik.
c. Penjelasan operasi, menunjukan urutan tugas atau proses yang dilakukan
oleh suatu obyek.
Selain itu tujuan lain pembentukan SPK yang efektif adalah
memanfaatkan kedua unsur, yaitu manusia dan perangkat elektronik. Terlalu
banyak menggunakan komputer akan menghasilkan pemecahan yang
bersifat mekanis, reaksi yang tidak fleksibel, dan keputusan yang dangkal.
Sedangkan terlalu banyak manusia akan memunculkan reaksi yang lamban,
pemanfaatan data yang serba terbatas, dan kelambanan dalam mengkaji
alternatif yang relevan.
Penyusunan SPK bukanlah tanpa masalah, permasalahan yang dapat timbul
adalah :
1)Mendefinisikan permasalahan, masalah yang ditimbulkan adalah
perbedaan cara pandang persoalan, akibat yang ditimbulkan pada pihak
lain, dasar-dasar asumsi yang digunakan dalam penentuan solusi yang
ditawarkan seringkali kadaluwarsa.
2)Pembangunan model, masalah yang ditimbulkan adalah bagaimana
menyesuaikan permasalahan kedalam sebuah model yang terdapat dalam
hasanah teori yang ada, bagaimana mengerti model terutama
3)Perolehan input data, mengumpulkan data dan memilihnya untuk
dipergunakan dalam pendekatan kuantitatif bukan merupakan persoalan
yang sederhana. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah
penggunaan data akuntasi yang di generalisasi dan validasi data yang
digunakan.
4)Permasalahan Solusi, umumnya dihadapkan pada sulitnya memahami
model matematika yang logis atas persoalan yang ada dan keterbatasan
model matematika untuk menyelesaikan persoalan yang lebih dari satu
atau kelompok.
Testing Solusi, solusi analisa kuantitatif umumnya merupakan
prediksi bagaimana suatu kejadian terjadi jika perubahan dibuat sekarang
atas persoalan kompleks.
2.3.2 Kar ak ter istik Sitem Pendukung Keputusan
(Suryadi, 1998:5) mengemukakan beberapa ciri-ciri SPK yang
dirumuskan oleh Alters Keen, sebagai berikut :
1)SPK ditunjukan untuk membantu keputusan-keputusan yang kurang
terstruktur dan umumnya dihadapi oleh para pimpinan yang berada
ditingkat puncak.
2)SPK merupakan gabungan antara kumpulan model kualitatif dan
kumpulan data.
3)SPK memiliki fasilitas interaktif yang dapat mempermudah hubungan
4)SPK bersifat luwes dan dapat menyesuaikan dengan
perubahan-perubahan yang terjadi.
SPK dirancang khusus untuk mendukung seseorang yang harus
mengambil keputusan-keputusan tertentu. Berikut ini adalah uraian atas
beberapa karakteristik yang dimiliki oleh SPK, yaitu :
1)Kapabilitas Interaktif
SPK memberi pengambil keputusan akses cepat ke data dan informasi
yang dibutuhkan.
2)Fleksibilitas
SPK dapat menunjang para pimpinan pembuat keputusan diberbagai
bidang fungsional.
3)Kemampuan menginteraksikan model
SPK memungkinkan para pembuat keputusan berinteraksi dengan
model-model, termasuk memanipulasi model-model tersebut sesuai dengan
kebutuhan.
4)Fleksibitas Output
SPK mendukung para pembuat keputusan dengan menyediakan berbagai
macam output, termasuk kemampuan grafik menyeluruh atas
pertanyaan-pertanyaan pengadaian.
2.3.3 Pr oses Pengambilan Keputusan
(suryadi, 1998:15 ) mengemukakan proses pengambilan keputusan oleh
1) Intelligence
Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup
peroblematika serta proses pengenalan masalah.
2) Design
Tahap ini merupakan proses menemukan, mengembangkan, dan
menganalisis alternatif tindakan yang bisa dilakukan.
3) Choice
Tahapp ini dilakukan proses pemilihan diantara berbagai alternatif
tindakan yang mungkin dijalankan.
SPK memiliki komponen-komponen seperti subsistem pimpinan basis
data, subsistem manajemen basis model dan subsistem perangkat lunak
penyelenggara dialog. Pihak –pihak yang berperan dalam pengembangan
SPK yaitu :
1)Pemakai
Pemakai adalah pihak yang terlibat langsung dengan proses pengambilan
keputusan, pihak yang harus mengambil tindakan dan bertanggung jawab
terhadap hasil tindakannya.
2)Penghubung
Pihak yang membantu pemakai, mungkin seorang asisten yang bertugas
menjalankan terminal.
3)Pembangun SPK atau fasilitator
4)Pendukung teknik
Pihak yang mengembangkan tambahan kemampuan atau komponen
sistem informasi yang dibutuhkan dalam pengembangan pembangkit
SPK. Database-database baru, model-model analisis baru, tambahan
format tampilan data merpukan hasil kerja pendukung teknik.
5)Pengembang Peralatan
Pihak yang mengembangkan teknologi baru (baik hardware maupun
software), dan yang meningkatkan efisien hubungan antar subsistem
dalam SPK.
SPK dirancang untuk mendukung seluruh tahap pengambilan
keputusan mulai dari mengidentifikasi masalah, memilih data yang relevan
menentukan pendekatan yang digunakan dalam proses pengambilan
keputusan, sampai mengevaluasi pemilihan alternatif.
Adapun tahapan dari sistem pendukung keputusan yang dibuat meliputi :
1) Input
Sistem Pendukung Keputusan untuk menentukan mahasiswa
berprestasi mendapatkan inputan dari lingkungan sekitar, untuk sistem ini
data inputan yang diperoleh dari instansi adalah data laporan nilai IPK,
data
ekstrakurikuler yang di ikuti mahasiswa, data nilai kemampuan bahasa
inggris, data waktu studi mahasiswa, dimana semua data tersebut akan di
2)Proses
Dalam pembuatan Sistem Pendukung Keputusan untuk menentukan
mahasiswa berprestasi pada Jurusan Teknik Informatika UPN “Veteran”
Jatim, langkah pertama kali yang dilakukan oleh pihak pengambil
keputusan adalah memasukkan data mahasiswa diantaranya adalah nama
mahasiswa, NPM (Nomor Pokok Mahasiswa) , jurusan, jenis kelamin dan
lain-lain. Langkah ini bertujuan untuk mengetahui identitas mahasiswa
yang akan di seleksi. Langkah selanjutunya yang dilakukan pihak
pengambil keputusan adalah memasukkan nilai parameter atau kriteria
yang akan di gunakan acuan, dalam hal ini adalah nilai IPK, nilai
Ektrakurikuler, nilai bahasa inggris, waktu lama studi. Dari keempat nilai
ini kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan total nilai. Setelah
mengetahui total nilai pihak pengambil keputusan akan menyeleksi
mahasiswa yang mempunyai nilai cukup maupun lebih. Mahasiswa yang
mempunyai jumlah presentase yang paling besar maka mahasiswa
tersebut akan dikatakan mahasiswa berprestasi.
3) Output
Output yang dihasilkan pada sistem pendukung keputusan untuk
menentukan mahasiswa berprestasi ini berupa alternatif mahasiswa yang
diprioritaskan untuk mengetahui prestasi yang dimiliki dari sebuah
2.4 Definisi Analythical Hierarchy Process (AHP)
Metode AHP (Analytical Hierarchy Process ) merupakan salah
satu bentuk model pengambilan keputusan yang pada dasarnya menutupi
semua kekurangan dari model-model sebelumnya. Peralatan utama dari
model ini adalah sebuah hirarki fungsional dengan inputan utamanya
persepsi manusia (Kualitatif). Dengan hirarki suatu masalah yang kompleks
dan tidak terstruktur dipecah kedalam kelompok-kelompoknya dan
kemudian kelompok-kelompok tersebut diatur menjadi suatu bentuk hirarki.
Dalam perkembangannya AHP tidak saja digunakan untuk menentukan
prioritas pilihan dengan banyak kriteria, tetapi penerapannya telah meluas
sebagai metode alternative untuk menyelesaikan bermacam-macam masalah
seperti pemilihan lokasi gedung yang tepat, pemilihan mahasiswa dan
lain-lain.
2.4.1 Kar ak ter istik Model Analythical Hierarchy Process (AHP)
Model AHP menggunakan model persepsi manusia (Kualitatif)
yang dianggap pakar/ahli sebagai input utamanya. Pakar disini bukan berarti
orang tersebut harus jenius, pintar dan sebagainya, tetapi lebih mengacu
pada orang yang benar permasalahan yang diajukan, merasakan akibat
masalah atau punya kepentingan terhadap masalah tersebut. Karena
menggunakan input kualitatif (persepsi manusia), maka model ini juga dapat
mengolah hal-hal kualitatif. Jadi bisa dikatakan bahwa model AHP ini
multiobjektif dan multikriteria yang berdasar perbandingan preferensi dari
setian elemen dalam hirarki.
Kelebihan-kelebihan yang dimiliki dengan menggunakan metode AHP ini
antara lain :
a) Kesatuan
AHP memberi satu model tunggal yang mudah dimengerti dan luwes
untuk aneka ragam persoalan tak terstruktur.
b)Kompleksitas
AHP memadukan ancangan deduktif dan ancangan berdasarkan sistem
dalam memecahkan persoalan kompleks.
c) Saling Ketergantungan
AHP dapat menangani saling ketergantungan elemen-elemen dalam suatu
sistem dan tak memaksakan pemikiran linier.
d)Penyusun Hirarki
AHP mencerminkan alami pikiran untuk memilah-milah elemen- elemen
dalan suatu sistem dalam berbagai tingkat berlainan dan mengelompok
unsur dalam setiar tingkat.
e) Pengulangan Proses
AHP memungkinkan orang memperhalus definisi mereka pada suatu
persoalan dan memperbaiki pertimbangan dan pengertian mereka melalui
f) Penilaian dan Konsensus
AHP tidak memaksakan Consensus tetapi mensistensi suatu hasil yang
representative dari berbagai penilaian yang berbeda-beda.
g)Tawar-menawar
AHP mempertimbangkan prioritas-prioritas relatif dari berbagai faktor
sistem dan memungkinkan orang memilih alternative terbaik berdasarkan
tujuan-tujuan mereka.
h)Sistensis
AHP menuntun kesuatu taksiran menyeluruh tentang kebaikan setiap
alternative.
i) Konsistensi
AHP melacak konsistensi logis dari pertimbangan-pertimbangan yang
digunakan dalam menetapkan berbagai prioritas.
j) Pengukuran
AHP memberi suatu skala untuk mengukur hal-hal dan wujud suatu
metode untuk menetapkan suatu prioritas.
2.4.2 Skala Pr esepsi Manusia
Dalam kondisi seseorang harus memilih dua elemen, misalnya W1
dan W2 dengan dasar suatu kriteria maka otaknya secara otomatis
membentuk suatu skala rasio antara W1 dan W2. Bentuk skala rasio inilah
yang menjadi input dasar model AHP yang sekaligus menyatakan persepsi
manusia dalam menghadapi masalah pengambilan keputusan, karena otak
batasan tertentu. Dalam model AHP batas 1-9 yang dianggap cukup
mewakili persepsi manusia dengan kondisi tersebut maka angka terendah
pada matriks perbandingan adalah 1/9 dan angka tertinggi yang mungkin
terjadi adalah 9/1
2.4.3 Pr insip-pr insip Analythical Hierar chy Pr ocess
Dalam menyelesaiakan persoalan dengan AHP ada beberapa
prinsip yang harus dipahami, diantaranya adalah : Decomposition,
Comperative Judgment, Synthesis of Priority dan Logical Consistensi
1)Melakukan Decomposition
Setelah persoalan didefinisikan, maka perlu didekomposisi yaitu
memecahkan persoalan utuh menjadi unsur-unsurnya, dilakukan sampai
tidak mungkin dilakukan pemecahan lebih lanjut sehingga didapat
beberapa tingkatan tadi ( hirarki ). Jadi pekerjaan dalam hirarki adalah
mengidentifikasikan permasalahan, mengelompokkan dan menyusun
didalam level yang berbeda
2) Comperative Judgment
Prinsip ini membuat penilaian terutama kepentingan relatif dua
elemen ada suatu tingkat tertentu dalam kaitanya dengan tigkat diatasnya.
Penilaian ini merupakan inti dari AHP, karena pengaruh terhadap
prioritas elemen-elemen. Jumlah perbandingan berpasangan sebanyak :
...(2.1)
dengan n adalah banyaknya elemen yang dibandingkan. Hasil ini
3)Melakukan Synthesis of Priority
Dari setiap pairwise comparison kemudian di cari eigen vektornya
untuk prioritas global. Karena matriks pairwise comparison terdapat
setiap tingkat, maka untuk mendapatkan prioritas global dilakukan
sintesa diantara prioritas local.
4)Melakukan Logical Consistency
Menilai kemantapan (Consistency) penilaian yang telah diberikan
dengan batasan-batasan tertentu, dapat diketahui apakah pengambilan
keputusan konsistensi dalam melakukan penilaian.
Sebelum melangkah jauh proses bekerjanya model AHP, perlu
diperhatikan aksioma-aksioma yang dimiliki model AHP. Pengertian
Aksioma sendiri adalah suatu yang tidak dapat dibantah kebenaranya atau
yang pasti terjadi. Ada 4 aksioma yang harus diperhatikan dalam model
AHP, dan pelanggaran dari setiao aksioma berakibat tidak validnya
model yang dipakai. Keempat aksioma tersebut adalah :
Aksioma 1 :
Recepprocal Comparison, artinya sipengambil keputusan harus
membuat perbandingan dan mengatakan preferensinya. Preferensinya itu
sendiri harus memenuhi syarat desifrokal yaitu akan A lebih disukai dari B
dengan skala x. Maka B lebih disukai A dengan skala 1/x.
Aksioma 2 :
Homogenetty, artinya preferensi seorang harus dapat dinyatakan
dibandingkan satu sama lain. Kalau aksioma ini tidak dipenuhi maka elemen
yang dibandingkan tidak homogenous dan harus dibentuk suatu cluster
(kelompok lemen) yang lain.
Aksioma 3 :
Independence, artinya dinyatakan dengan mengasumsikan bahwa
kriteria tidak dipengaruhi dengan alternatif-alternatif yang ada melainkan
oleh objektif secara keseluruhan. Ini menunjukan bahwa pola
ketergantungan atau pengaruh dalam model AHP adalah searah keatas.
Artinya perbandingan elemen-elemen dalam satu level dipengaruhi atau
tergantung oleh elemen-elemen dalam level diatasnya.
Aksioma 4 :
Expertations, untuk tujuan pengambilan keputusan, struktur
diasumsikan lengkap. Apabila asumsi ini tidak dipenuhi, maka seorang
pengambil keputusan tidak memakai seluruh kriteria dan atau objektif yang
tersedia atau diperlukan sehingga keputusan yang di ambil tidak lengkap.
2.4.4 Penyusunan Model Analytical Hier ar chy Pr ocess
Dalam pembuatan metode Analytical Hierarchy Process ada tata
cara urutan atau penyusunan yang harus dilaukukan untuk mencari
alternative yang akan dipilih.
1) Penyusunan Kriteria
2) Membandingkan antar kriteria.
3) Menormalisasikan perbandingan antar kriteria.
5)Uji konsistensi.
6)Melakukan perbandingan kepentingan alternative masing-masing kriteria.
7)Prioriitas Global.
2.4.5 Matr iks Per bandingan
Formulasi matematis dalam AHP menggunakan suatu matriks
dengan suatu n elemen operasi, yaitu : A1, A2, A3, A4...An maka hasil
perbandinga secara berpasangan elemen-elemen operasi tersebut akan
membentuk matriks perbandingan.
Tabel 2.1 Matriks Perbandingan Berpasangan
Matrik An x n merupakan matrik resiprokal. Dan diasumsikan terdapat
n elemen, yaitu w1, w2, . . . . ,wn yang akan dinilai secara perbandingan. Nilai
(judgement) perbandingan secara berpasangan antara (wi, wj) dapat
dipresentasikan seperti matrik tersebut dengan persamaan dibawah ini.
.. ...(2.2)
dalam hal ini matrik perbandingan adalah matrik A dengan unsur-unsur aij,
dengan I, j =1, 2, . . n. Unsur-unsur matrik tersebut diperolah dengan
membandingkan satu elemen operasi lainnya untuk tingkat hirarki yang
sama. Jika vector pembobotan elemen-elemen operasi A1, A2 , . . . ., An tersebut Wi =a (i , j) ; =1,2, . . . ,n
dinyatakan sebagai vector W, dengan W= (W1,W2,. . ., Wn), maka intensitas
kepentingan elemen operasi A1 dibandingkan A2 dapat pula dinyatakan
sebagai perbandingan bobot elemen operasi A1 terhadap A2 yakni W1 / W2
yang sama dengan a12, sehingga matrik perbandingan dapat dinyatakan pada
Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Matrik Perbandingan Prefrensi
A1 A2 . . . an
A1
A2
. . .
An
W1/W1
W2 /W1
. . .
Wn/W1
W1/W2
W2/W2
. . .
Wn/W2
. . .
. . .
. . .
. . .
W1/Wn
W2/Wn
. . .
Wn/Wn
2.4.6 Eigen Vektor
Nilai-nilai antar komponen kriteria secara local akan dihubungkan
pada rangkaian alternative untuk menentukan urutan kemungkinan
alternative atau pilihan, maka perlu dihitung kumpulan eigen vektor dari
setiap matriks dan dinormalisir untuk mengintegrasikan hasil yang diperoleh
menjadi vector-vector priotiras. Didalam menghitung eigen vector yang
efektif adalah secara geometris.
2.4.7 Konsistensi Logis
Konsistensi berati 2 hal yang satu bahwa pemikiran / objek yang
serupa dikelompokan menurut homogenitas dan relevansinya, misalnya :
relevannya adalah kebulatan tetapi tidak apabila kritetianya adalah rasa.
Artinya konsistensi yang ke dua adalah bahwa intensitas relasi antar gagasan
atau antar objek yang didasarkan pada kriteria tertentu saling membenarkan
secara logis.
Proses analisa hirarki proses memasukkan baik aspek kualutatif
maupun kuantitatif pikiran untuk mendefinisikan persoalan dan hirarkinya
dan aspek kuantitatif untuk mengekspresikan penilaian dan preferensi secara
ringkas padat. Proses ini dengan jelas menunjukkan demi pngambilan
keputusan yang lebih baik, segi kuantitatif merupakan dasar untuk
mengambil keputusan yang sehat dalam situasi yang kompleks. Perhitungan
pada analisa hirarki proses dilakukan dengan metode perbandingan dengan
skala.
Dengan model AHP yang memakai persepsi manusia sebagai
inputannya maka ketidak konsistensi itu mungkin terjadi karena manusia
memiliki keterbatasan dalam menyatakan persepsinya secara konsisten
terutama kalau membandingkan banyak elemen.
Dengan memakai rumus Consistency Indeks dan Consistency Ratio
maka dapat ditentukan seberapa jauh konsistensi seseorang dalam mengisi
sebuah matriks perbandingan. Umumnya tingkat inkonsistensi sampai 10 %
masih dapat diterima oleh orang banyak, tetapi lebih dari itu harus diadakan
penyesuaian mengingat bahwa inkonsistensi yang tinggi menunjukan adanya
Tabel 2.3 Skala Perbandingan
Intensitas
Kepentingan Keterangan Penjelasan
1
Kedua elemen sama
pentingnya.
Dua elemen mempunyai
pengaruh yang sama besar terhadap tujuan.
3
Elemen yang satu lebih sedikit penting daripada elemen yang lainnya.
Pengalaman dari penilaian sedikit menyongkong satu
elemen dibandingkan
elemen lainnya.
5
Elemen yang satu lebih penting daripada elemen yang lainnya
Pengalaman dan penilaian sangat kuat menyongkong satu elemen dibandingkan elemen lainnya.
7
Satu elemen jelas mutlak penting daripada elemen lainnya.
Satu elemen yang kuat disongkong dan dominan terlihat dalam praktek.
9
Satu elemen mutlak
penting daripada elemen lainnya.
Bukti yang mendukung
elemen yang satu terhadap elemen lain memiliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan.
2,4,6,8
Nilai-nilai antara dua
nilai pertimbangan yang berdekatan
Nilai ini diberikan bila ada dua kompromi diantara dua pilihan.
Kebalikan
Jika untuk aktivitas i mendapat satu angka dibanding
dengan aktivitas j, maka j mempunyai nilai
kebalikannya dibanding dengan i.
Pada tahap selanjutnya dilakukan uji konsistensi dimana pada
evaluasi ini dilakukan dengan memperhatikan nilai (CR) agar penilaian
Langkah-langkah uji konsistensi :
1)Mengalihkan kolom pertama dari matriks pertama dengan prioritas
relative, lakukan hal serupa pada kolom 2 dan seterusnya.
2)Selanjutnya mencari (ג max ) yaitu dengan membagi jumlah tiap baris
dengan prioritas seperti dibaris pertama dibagi prioritas.
3)Setelah ג max didapat, maka Consistency Index (CI) dapat dicari dengan
persamaan seperti dibawah ini:
... (2.3)
Keterangan:
n= banyaknya data
ג
max = Eigen Maximum4)Menghitung CR yaitu dengan persamaan:
... (2.4)
Keterangan:
CR = Consistency Ratio
RI = Random Indeks
Berikut ini Random Indeks untuk matriks berukuran :
Tabel 2.4 Indeks Random
n 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
RI 0 0 0,58 0,90 1,12 1,24 1,32 1,41 1,45 1,49
CI= (ג max – n ) : (n-1)
2.5 Pedoman Mahasiswa Ber pr estasi Menur ut DIKTI
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermantabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik (mahasiswa) agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggungjawab.
Perguruan tinggi secara terus-menerus mengembangkan iklim
akademis yang demokratis agar dapat mendukung pelaksanaan proses
pembelajaran yang mengarahkan mahasiswa menjadi insan cerdas,
komprehensif, dan kompetitif. Mahasiswa diharapkan tidak hanya menekuni
ilmu dalam bidangnya saja, tetapi juga beraktivitas untuk mengembangkan
soft skills-nya agar menjadi lulusan yang mandiri, penuh inisiatif, bekerja
secara cermat, penuh tanggung jawab dan gigih. Kemampuan ini dapat
diperoleh mahasiswa melalui pembekalan secara formal dalam kurikulum
pembelajaran, ko-kurikuler, dan ekstrakurikuler. Namun, tidak semua
mahasiswa mau dan mampu untuk menjadi pembelajar yang sukses.
Seringkali mahasiswa dengan nilai akademik yang tinggi tidak
memanfaatkan peluang untuk menggunakan waktunya dalam kegiatan
ko-kurikuler dan ekstrakurikuler. Sebaliknya mahasiswa yang aktif dalam
organisasi kemahasiswaan dan kegiatan pengembangan soft skills tidak
persaingan bebas dibutuhkan lulusan yang memiliki hard skills dan soft
skills yang seimbang. Oleh karenanya di tiap perguruan tinggi perlu
diidentifikasi mahasiswa yang dapat melakukan keduanya dan yang terbaik
perlu diberi penghargaan sebagai mahasiswa yang berprestasi.
2.5.1 Komponen Penilaian
Pemilihan Mahasiswa Berprestasi merujuk pada kinerja individu
mahasiswa yang memenuhi kriteria pemilihan dengan menggunakan
beberapa unsur, yaitu prestasi akademik (Indeks Prestasi Kumulatif), karya
tulis ilmiah, kegiatan ko dan ekstrakurikuler, kemampuan berbahasa
Inggris/Asing, dan kepribadian. Unsur-unsur yang dinilai pada pemilihan di
tingkat perguruan tinggi adalah:
1) IP Kumulatif
3) Kegiatan ko dan ekstrakurikuler
4) Bahasa Inggris/Asing
5) Karya ilmiah
2.5.2 Dasar Huk um
1) Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang
3) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 66 Tahun 2010
Perubahan PP 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan
4) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 15 tahun 2005 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
5) Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 232/U/2000 tentang
Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian
Hasil Belajar Mahasiswa
6) Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 045/U/2000 tentang
Dalam Bab ini akan dijelaskan menjadi perancangan sistem yang
meliputi Perancangan Hierarki, Alur Dokumen, Diagram Alur Data,
Diagram Berjenjang, Normalisasi, Hubungan antar tabel dan Diagram Entity
Relasion.
Gambar 3.1 Blok Diagram Perancangan Sistem
3.1 Identifikasi Masalah
Sebelum proses pembuatan sistem dilakukan, tahapan yang terlebih
dahulu dilakukan adalah identifikasi permasalahan yang terdiri dari
pengumpulan data pada tempat yang akan lakukan penelitian, dalam hal ini
adalah Jurusan Teknik Informatika UPN “Veteran” jatim.
Pada langkah ini dilakukan peninjauan dan pemahaman terhadap
UPN “Veteran” jatim maupun segala proses yang berhubungan dengan
langkah-langkah pemecahan masalah. Serta dapat mengetahui data-data apa
saja yang dibutuhkan untuk pemecahan masalah. Ada beberapa kriteria yang
harus diperhatikan ketika perguruan tinggi menentukan mahasiswa
berprestasi, diantaranya adalah mahasiswa harus melengkapi berkas yang
digunakan dalam pengambilan keputusan, diantaranya adalah IPK, laporan
Karya Ilmiah, laporan mengikuti UKM , nilai bahasa inggris. Permasalahan
yang timbul dalam menentukan mahasiswa berprestasi adalah bagaimana
menentukan mahasiswa yang tepat di katakan mahasiswa berprestasi.
3.2 Menentukan Kr iter ia
Langkah selanjutnya adalah menentukan kriteria. Kriteria yang
dibuat merupakan rincian persoalan optimasi untuk menentukan
mmahasiswa berprestasi, maka dilakukan pengumpulan data pada jurusan
Teknik Informatika UPN “Veteran” jatim. Dalam kasus ini terdapat
kriteria yang akan digunakan dalam pengambilan keputusan, kriteria ini
adalah IPK, laporan mengikuti UKM, nilai bahasa inggris serta nilai karya
ilmiah mahasiswa. Seperti yang terlihat pada Gambar 3.2. Langkah
selanjutnya adalah menentukan pilihan. Pilihan ini didapatkan dari
pengamatan atau survei. Pilihan yang didapatkan untuk menentukan
Gambar 3.2 Blok Diagram Kriteria
3.3 Per ancangan hierark i
Setelah permasalahan sudah didapatkan, kemudian kriteria, dan
terakhir adalah pilihan, maka barulah dapat dibentuk suatu hierarki.
Hierarki ini terdiri dari Tujuan, Kriteria, Alternatif. Dimana Tujuan dari
Sistem Pendukung Keputusan adalah untuk menentukan mahasiswa
berprestasi. Kriteria yang digunakan adalah IPK, Karya Ilmiah, Kegiatan
ekstrakurikuler atau UKM dan kemampuan Bahasa Inggris. Alternatif dari
sistem pendukung keputusan ini adalah Calon Mahasiswa 1, Calon
Mahasiswa 2, bahkan sampai Calon Mahasiswa ke n. Hierarki untuk
Gambar 3.3 Diagram Hierarki Mahasiswa Berprestasi
3.4 Per ancangan Sistem
Adapun tahapan-tahapan dalam perancangan sistem yang
dilakukan adalah pembuatan sistem flow, diagaram berjenjang, rancangan
Data Flow Diagram (DFD) dan Rancangan Data Base.
3.5 System Flow
System Flow ini merupakan hasil dari analisa terhadap permasalah
yang ada. Dimana interaksi yang terjadi antara mahasiswa sebagai sumber
data, petugas admin yang akan memproses data mahasiswa, kepala jurusan
sebagai penerima laporan.
Pada Gambar 3.4 menjelaskan tentang proses pengambilan
keputusan mahasiswa berprestasi. Proses dimulai dari mahasiswa,
mahasiswa melengkapi dokumen kemudian dokumen tersebut di berikan
yang diberikan mahasiswa kurang lengkap maka admin akan
mengembalikan lagi ke mahasiswa untuk melengkapi kembali dokumen,
apabila dokumen sudah lengkap admin dapat Login ke sistem untuk
memproses dokumen mahasiswa. Jika admin tidak Login maka akan
langsung selesai. Tetapi jika admin Login maka admin akan menginputkan
data mahasiswa yang terdiri dari nama, NPM, jenis kelamin, agama, dll.
Setelah menginputkan data mahasiswa selesai admin akan
menginputkan nilai kriteria, yang mana nilai kriteria terdiri dari nilai IPK,
nilai Bahasa Inggris, nilai UKM, nilai Karya Ilmiah. Cara penilaian UKM
dilihat dari lama atau tidaknya mahasiswa mengikuti UKM kemudian cara
penilaian Karya Ilmiah dilihat dari hasil tesis atau karya ilmiah yang dibuat
mahasiswa. Apabila data selesai di inputkan maka akan dilakukan proses
perhitungan AHP, dari proses perhitungan AHP selesai akan menanpilkan
Perioritas Global yang berupa laporan dari perhitungan AHP tersebut.
Laporan AHP dari admin akan di berikan kepada Kepala Jurusan, kemudian
kepala jurusan menerima laporan tersebut dan proses pengambilan
keputusan mahasiswa berprestasi selesai.
Pada Gambar 3.5 menjelaskan tentang langkah – langkah
perhitungan AHP yang mana harus memasukkan nilai IPK, Bahasa Inggris,
Karya Ilmiah, dan UKM. Setelah data di masukkan maka harus menentukan
Hierarkinya diantaranya adalah tujuan, kriteria, dan alternatif. Selanjutnya
melakukan perhitungan bobot prioritas kriteria yaitu menghitung matrik
memalukan uji konsistensi dimana harus memperhatikan nilai CR, agar
lebih konsisten maka CR harus kurang dari 0,1 atau sama dengan 0,1
(CR <= 0,1).
Gambar 3.4 System Flow Proses pengambilan SPK mahasiswa berprestasi.
Gambar 3.5 menjelaskan langkah-langkah perhitungan AHP.
Yang mana harus memasukkan nilai kriteria yang terdiri dari nilai IPK,
Bahsa Inggris,UKM, dan Karya Ilmiah. Setelah itu menentukan hierarki
yang terdiri dari tujuan, kriteria dan alternatif. Kemudian melakukan
perhitungan bobot prioritas antar kriteria. Setelah ditentukan bobotnya di
periksa konsistensi hierarkinya dengan mengecek nilai CR, apakah kurang
perhitungan bobot apabila jika ya maka langkah selanjutnya menentukan
matrik perbandingan antar elemen pada alternatifnya. Setelah ditentukan
matriknya maka prosesnya selesai.
Gambar 3.5 Langkah-Langkah Perhitungan AHP
Untuk mencari nilai CI terdapat dalam rumus (2.3) dan untuk mencari nilai
IR terdapat dalam tabel (2.3)
Per bandingan Antar Elemen
Perbandingan antar elemen-elemen dengan memperhatikan pengaruh
elemen pada level diatasnya. Pembandingan pertama dilakukan untuk
Tabel 3.1 Penentuan Nilai Perbandingan Antar Kriteria
Perbandingan Nilai
Jika sama penting 1
Jika sedikit lebih penting 3
Jika cukup penting 5
Jika sangat penting 6
Sangat penting sekali 9
Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan yang berdekatan 2,4,6,8
Dalam melakukan perhitungan AHP ini dilakukan beberapa proses yaitu :
a) Penentuan Nilai Kriteria
(1) Kriteria IPK
Kriteria IPK merupakan persyaratan yang dibutuhkan untuk
pengambilan keputusan, berdasarkan jumlah nilai IPK yang diperoleh
mahasiswa selama studi.
Tabel 3.2 Tabel Simbol
No Keterangan Simbol
1 IPK I
2 Kemampuan Bahasa Inggris KBI
3 UKM U
4 Karya Ilmiah KI
5 Calon Mahasiswa 1 CM1
6 Calon Mahasiswa 2 CM2
7 Calon Mahasiswa 3 CM3
8 Calon Mahasiswa 4 CM4
(2) Kriteria Kemampuan Bahasa Inggris
Kriteria Kemampuan Bahasa Inggris merupakan persyaratan yang
dibutuhkan untuk pemgambilan keputusan, berdasarkan dengan nilai
kemampuan bahasa inggrisnya. Berikut interval nilainya
(3) Kriteria UKM
Kriteria UKM merupakan persyaratan yang dibutuhkan untuk
pengambilan keputusan, berdasarkan dengan UKM yang di ikuti. Dan cara
penilaiannya tergantung dengan waktu lama tidaknya mahasiswa mengikuti
UKM, semakin lama mengikuti UKM maka semakin besar pula nilai yang
dimiliki mahasiswa. Berikut interval nilainya :
(4) Kriteria Karya Ilmiah
Kriteria Karya Ilmiah merupakan persyaratan yang dibutuhkan untuk
pengambilan keputusan, berdasarkan dengan karya ilmiah yang dibuat
mahasiswa. Dan cara penilaianya tergantung pada tesis yang sedang dibuat
oleh mahasiswa . Berikut interval nilainya :
b) Langkah uji konsistensi:
(1) Mengkalikan matrik asli dengan bobot priortas
Tabel 3.3 Matrik antar Kriteria
IPK Kemampuan
B.inggris
UKM Karya Ilmiah
IPK 1 3 5 4
Kemampuan B.inggris 1/3 1 3 1/2
UKM 1/5 1/3 1 1/3
Karya Ilmiah 1/4 2 3 1
Tabel 3.4 Lanjutan Tabel 3.3
IPK KBI U KI
IPK 1 3 5 4
KBI 0,33 1 3 0,5
U 0,2 0,33 1 0,33
KI 0,25 2 3 1
jumlah 1,78 6,33 12 5,83
Tabel 3.4 Digunakan sebagai acuan untuk mendapatkan nilai
eigenvektor utama. Eigenvektor utama merupakan bobot nilai rata-rata
secara keseluruhan, yang diperoleh dari rata-rata bobot relatif yang
dinormalkan masing-masing faktor pada setiap barisnya. Eigenvektor utama
merupakan bobot rasio dari masing-masing faktor. Sebagai contoh, bobot
relatif yang dinormalkan dari parameter IPK terhadap IPK pada tabel 3.4
Adalah 1/1,78= 0,5618
Tabel 3.5 Matrik Pembagian Antar Tabel
I KBI U KI
I 0,5618 0,4739 0,4167 0,6861
KBI 0,1854 0,1579 0,25 0,0857
U 0,1124 0,0521 0,0833 0,0566
KI 0,1404 0,316 0,25 0,1876
Tabel 3.6 Bobot Prioritas Masing-Masing Kriteria
I KBI U KI LP Jumlah
I 0,5618 0,4739 0,4167 0,6861 0,5346 2,1385
KBI 0,1854 0,1579 0,25 0,0857 0,1698 0,6791
U 0,1124 0,0521 0,0833 0,0566 0,0761 0,3044
KI 0,1405 0,3159 0,25 0,1876 0,2235 0,894
(2)Selanjutnya mencari
ג
max dengan mebagi total tiap baris dengan bobotprioritas. Seperti :
ג
max = (0,5346 * 1,78)+(0,1698 * 6,33) + (0,0761 * 12) +(0,2235 * 3,83)
=0,9516 + 1,0748 + 0,9132 + 1,3031
=4,2427
(3)Setelah
ג
max didapat maka Consistency Index (CI) dicari denganmenggunakan rumus (2.3).
CI= (4,2427 – 4 ) : (4 – 1)
= 0,2427 : 3
= 0,0809
(4)Menghitung Consistency Ratio (CR) dicari dengan menggunakan rumus
(2.4).
CR = 0,0809 : 0,9
= 0,08989
Selanjutnya membuat matrik perbandingan antar elemen pada alternatif
dengan memperhatikan keterkaitan dengan elemen pada kriteria. Tabel 3.6
menjelaskan keterkaitan alternatif yaitu calon mahasiswa dengan keterkaitan
kriteria IPK. Dalam perhitungan ini ditentukan CM1 = 3, CM2= 5, CM3=2,
Tabel 3.7 Interval IPK
IPK Nilai
IPK <= 1,5 1
IPK <=2 2
IPK <=2,5 3
IPK <=3 4
IPK <=3,5 5
IPK <=4 6
Tabel 3.8 Perbandingan Antar Kriteria IPK
CM1 CM2 CM3 CM4
CM1 1 3/5 2/3 ¾
CM2 5/3 1 5/2 5/4
CM3 2/3 2/5 1 ½
CM4 4/3 4/5 2 1
Tabel 3.9 Lanjutan Tabel 3.8
CM1 CM2 CM3 CM4
CM1 1 0,6 1,5 0,75
CM2 1,67 1 2.5 2
CM3 0,67 0,4 1 0,5
CM4 1,33 0,8 2 1
jumlah 4,76 2,8 7 3,5
Table 3.10 Interval kriteria B.Inggris
Kemampuan B.Inggris Nilai
KBI <= A 6
KBI <= A- 5
B => KBI =>B- 4
C => KBI =>C- 3
D => KBI =>D- 2
dalam contoh perhitungan ini ditentukan CM1 mempunyai nilai
B.Inggris = 5, CM2= 4, CM3= 6 dan CM4= 3.
Tabel 3.11 Perbandingan Antar Kriteria B.INGGRIS
CM1 CM2 CM3 CM4
CM1 1 5/4 5/6 5/3
CM2 4/5 1 4/6 4/3
CM3 6/5 6/4 1 6/3
CM4 3/5 ¾ 3/6 1
Tabel 3.12 Lanjutan Tabel 3.11
CM1 CM2 CM3 CM4
CM1 1 1,25 0,83 1,67
CM2 0,8 1 0,67 1,33
CM3 1,2 1,5 1 2
CM4 0,6 0,75 0,5 1
jumlah 3,6 4,5 3 6
Tabel 3.13 Interval Kriteria UKM
Waktu Mengikuti UKM Nilai
<= 6 Bulan 1
<=12 Bulan 2
<= 18 Bulan 3
<= 24 Bulan 4
<= 36 Bulan 5
<= 48 Bulan 6
Dalam perhitungan ini permberian nilai ditentukan dengan seberapa lama
mahasiswa mengikuti UKM. Dalam Contoh ini ditentukan CM1 = 2 ,
Table 3.14 Perbandingan Antar Kriteria UKM
CM1 CM2 CM3 CM4
CM1 1 2/4 2 2/5
CM2 2 1 4 4/5
CM3 ½ ¼ 1 1/5
CM4 5/2 5/4 5 1
Table 3.15 Lanjutan Tabel 3.14
CM1 CM2 CM3 CM4
CM1 1 0,5 2 0,4
CM2 2 1 4 0,8
CM3 0,5 0,25 1 0,2
CM4 2,5 1,25 5 1
jumlah 6 3 12 2,4
Tablel 3.16 Interval Karya Ilmiah
Karya Ilmiah Nilai
<= 100 6
<= 80 5
<= 70 4
<= 60 3
<= 50 2
<= 40 1
Dalam contoh perhitungan ini ditentukan bahwa CM1 telah mempunyai
nilai karya ilmiah sebesar 65, CM2 sebesar 79, CM3 sebesar 40 dan CM4
sebesar 70. Sehingga di dapatkan nilai masing-masing calon mahasiswa
Table 3.17 Perbandingan Antar Kriteria Karya Ilmiah
CM1 CM2 CM3 CM4
CM1 1 4/5 4 4/6
CM2 5/4 1 5 5/6
CM3 ¼ 1/5 1 1/6
CM4 6/4 6/5 6 1
Table 3.18 Lanjutan Tabel 3.17
CM1 CM2 CM3 CM4
CM1 1 0,8 4 0,67
CM2 1,25 1 5 0,83
CM3 0,25 0,2 1 0,17
CM4 1,5 1,2 6 1
jumlah 4 3,2 16 2,67
Setelah membuat matrik perbandingan antar kriteria, maka selanjutnya
adalah menghitung jumlah Prioritas Kriteria dengan cara membagikan tiap
kolom dengan jumlah total dari setiap kolom, kemudian setiap baris
dijumlahkan dan dibagi dengan banyaknya kriteria.
Tabel 3.19 Bobot Prioritas Kriteria IPK
CM1 CM2 CM3 CM4 LP Jumlah
CM1 0,2100 0,2143 0,2143 0,2143 0,2132 0,8529
CM2 0,3508 0,3571 0,3571 0,3571 0,3555 1,4221
CM3 0,1408 0,1429 0,1429 0,1429 0,1424 0,5695
CM4 0,2794 0,2857 0,2857 0,2857 0,2841 1,1365
Tabel 3.20 Bobot Prioritas Kriteria Bahasa Inggris
CM1 CM2 CM3 CM4 L P Jumlah
CM1 0,2778 0,2778 0,2766 0,2783 02776 1,1105
CM2 0,2222 0,2222 0,2233 0,2217 0,2224 0,8894
CM3 0,3333 0,3333 0,3333 0,3333 0,3333 1,3332
Tabel 3.21 Bobot Prioritas Kriteria UKM
CM1 CM2 CM3 CM4 L P Jumlah
CM1 0,1667 0,1667 0,1667 0,1667 0,2564 0,6668
CM2 0,3333 0,3333 0,3333 0,3333 0,3333 1,3333
CM3 0,0833 0,0833 0,0833 0,0833 0,0833 0,3333
CM4 0,4167 0,4167 0,4167 0,4167 0,4167 1,6667
Tabel 3.22 Bobot Prioritas Karya Ilmiah
CM1 CM2 CM3 CM4 L P Jumlah
CM1 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 1,00
CM2 0,3125 0,3125 0,3125 0,3109 0,3121 1,2484
CM3 0,0625 0,0625 0,0625 0,0637 0,2392 0,957
CM4 0,375 0,375 0,375 0,0037 0,2822 1,1287
Tabel 3.23 Tabel perbandingan prioritas Global
I KBI U KI Global Priority
Bobot 0,5346 0,1698 0,0761 0,2235
CM1 0,2132 0,2776 0,2564 0,25 0,2288
CM2 0,3555 0,2224 0,3333 0,3121 0,323
CM3 0,1424 0,3333 0,0833 0,2392 0,3828
CM4 0,2841 0,1667 0,4167 0,2822 0,275
Jumlah 1 1 1 1 1
Setelah semua matrik perbandingan diisi dan diolah maka didapatkan
bobot semua prioritas lokal. Langkah berikutnya adalah melakukan operasi
perkalian antara matrik yang memuat prioritas lokal tersebut sehingga
akhirnya akan menghasilkan prioritas global. Prioritas lokal dan prioritas
global dari pemilihan ditunjukan dengan Tabel 3.23 Seperti yang terlihat
diatas.
c) Konsistensi Logis
Mengurutkan daftar mahasiswa yang terpilih dari yang
terendahsamapai yang tertinggi. Dilihat dari perhitungan dapat diketahui
calon mahasiswa 2, calon mahasiswa 3, calon mahasiswa 4. Dan yang
sangat penting jumlah prioritas dari keempat mahasiswa itu harus sama
dengan satu.
Tabel 3.24 merupakan hasil dari pengambilan keputusan
mahasiswa berprestasi. Dimana sudah diurutkan dari presentase yang
terbesar sampai presentase terkecil. Presentase yang paling besar dapat
dikatakan bahwa mahasiswa tersebut mahasiswa berprestasi hingga di ikuti
dengan urutan selanjutnya.
Tabel 3.24 Daftar Mahasiswa Berprestasi
Mahasiswa Hasil Akhir AHP Presentase
Calon mahasiswa 3 0,3828 38,28 %
Calon Mahasiswa 2 0,323 32,3 %
Calon Mahasiswa 4 0,275 27,5 %
Calon Mahasiswa 1 0,2288 22,88 %
3.6 Diagram Ber jenjang
Diagram berjenjang merupakan alat perancangan sistem yang
dapat menampilkan seluruh proses yang terdapat pada suatu aplikasi tertentu
dengan jelas dan terstruktur. Diagram berjenjang Sistem Pendukung
Keputusan untuk menentukan mahasiswa berprestasi ini terlihat pada
Pada Gambar 3.6 diagram berjenjang Sistem pendukung keputusan
mahasiswa berprestasi terdiri dari 2 level yaitu level 0 dan level 1. Pada
level 0 terdiri dari empat proses yaitu proses validasi login, maintanance
data, proses perhiutngan AHP dan data laporan. Level 1 merupakan
penurunan dari level 0 dimana ada dua proses yang diturunkan pada level 0
yaitu proses maintanance data dan proses perhitungan AHP. Pada level 1
proses manitanance data diturunkan menjadi tiga proses yaitu data user,
data kriteria dan data mahasiswa. Sedangkan proses perhitungan AHP
diturunkan menjadi perhitungan kriteria mahasiswa dan perhitungan matrik
dan pengurutan.
Gambar 3.6 Diagram Berjenjang
3.6.1 Diagram Konteks
Pada diagram konteks sistem pengambilan keputusan mahasiswa
berprestasi ini merupakan gambaran umum dari Jurusan Teknik Informatika
UPN “Veteran” jatim, dimana data yang mempengaruhi sistem yang ada
Diagram Konteks pada Gambar 3.7 menggambarkan interaksi
admin dengan sistem pendukung keputusan untuk menentukan mahasiswa
berprestasi. Dimana terdapat empat proses yang masuk yaitu data
mahasiswa, username password, data kriteria dan data user. Disamping itu
terdapat proses yang keluar yaitu data laporan dan data mahasiswa
berprestasi.
perhitungan AHP View data mahasiswa
View data user View Login data laporan
data mahasiswa berprestasi username password
data mahasiswa data kriteria
data user 1
SPK menentukan mahasiswa berprestasi
+
admin
Gambar 3.7 Diagaram Konteks
3.6.1.1 Diagram Level 0
Pada Data Flow Diagram Level 0 terdiri atas 4 proses dan satu
entity yang berperan. 4 proses tersebut adalah :
1) Login
2) Maintanance Data
3)Proses perhitungan AHP
Sedangkan untuk entity nya adalah admin. Diagram level 0 pada sistem
pendukung keputusan untuk menentukan mahasiswa berprestasi terlihat