ABSTRAK
Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan (SPPK) adalah sebuah
sistem terkomputerisasi yang membantu user dengan menggunakan data,
dokumen, pengetahuan dan model untuk menyelesaikan permasalahan semi
terstruktur dan membuat keputusan. Tujuan dari penelitian ini adalah
merancang Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan untuk menentukan alat
kontrasepsi yang sesuai.
Perancangan menggunakan metode Analitycal Hierarchy Process
(AHP). AHP adalah teknik untuk mendukung proses pengambilan keputusan
yang bertujuan untuk menentukan pilihan terbaik dari beberapa alternatif yang
dapat diambil. AHP menggunakan struktur hierarki multilevel yang terdiri dari
tujuan, kriteria dan alternatif. Data-data yang digunakan didapat dari sebuah
perbandingan berpasangan, perbandingan ini akan digunakan untuk
mendapatkan skor dari kriteria dan alternatif.
Perancangan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan sesuai dengan
komponen SPPK yang terdiri dari, manajemen model, manajemen data,
manajemen dialog dan manajemen pengetahuan. Pengujian dilakukan dengan
menganalisa apakah sesuai dengan kriteria perancangan yang baik. Hasil dari
perancangan ini adalah terpenuhinya kriteria perancangan SPPK dengan
ABSTRACT
Decision Support System is a computer-based information system which
helps the decision makers to solve semi-structured problems and make decisions from
raw data, documents, personal knowledge and models. The purpose of this research is
to design a decision support system which is used to decide the appropriate
contraception.
The application uses an AHP method. The AHP method is a technique
which is used to support the process of making decision in order to decide the best
decision from several options and selection criteria. The AHP method uses a
multi-level hierarchical structure of objectives, criteria, and alternatives. The pertinent data
are derived by using a set of pair wise comparisons. These comparisons are used to
obtain the score from criteria and alternatives.
The design of Decision Support System is appropriate with DSS
components: model management, data management, communication management,
and knowledge management. The testing was done by analyzing the criteria. The
i
PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN ALAT KONTRASEPSI YANG
TEPAT DENGAN ALGORITMA ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Program Studi Teknik Informatika
Disusun oleh :
Febrian Cahyadi 095314026
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
ii
THE DESIGN OF A DECISION SUPPORT SYSTEM TO DETERMINE THE APPROPRIATE CONTRACEPTIVE USING ANALITYCAL
HIERARCHY PROCESS ALGORITHM
THESIS
Presented as Partial Fulfillment of the Requirements
to Obtain Sarjana Komputer Degree
in Informatics Engineering Department
Created By :
Febrian Cahyadi 095314026
INFORMATICS ENGINEERING STUDY PROGRAM
INFORMATICS ENGINEERING DEPARTMENT
FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN ALAT KONTRASEPSI YANG
TEPAT DENGAN ALGORITMA ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS
Disusun oleh :
Febrian Cahyadi
095314026
Telah disetujui oleh :
Dosen Pembimbing
iv
SKRIPSI
PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN ALAT KONTRASEPSI YANG
TEPAT DENGAN ALGORITMA ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS
yang Dipersiapkan dan Disusun Oleh :
Febrian Cahyadi
095314026
Telah dipertahankan di depan panitia penguji
Pada tanggal 28 Oktober 2015
Dan dinyatakan memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap TandaTangan
Ketua : P.H. Prima Rosa,S.Si., M.Sc. ……….. Sekretaris : Drs. Haris Sriwindono, M.Kom. ....………..
Anggota : Drs. Johanes Eka Priyatma M.Sc.,Ph. ……….. Yogyakarta, November 2015
Fakultas Sains dan Teknologi
Dekan,
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Febrian Cahyadi
NIM : 095314026
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Universitas
Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
“PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN
KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN ALAT KONTRASEPSI YANG
TEPAT DENGAN ALGORITMA ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS”.
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya
memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk
menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk
pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di
internet maupun media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin
dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan
nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 23 November 2015
Yang menyatakan
vii
HALAMAN MOTTO
“
Yakin dan Percaya Tuhan Yesus selalu menyertai dan tidak
pernah meninggalkan kita ”
“No Pain No Gain”
“Apapun yang terjadi
“T
etap bersyukur dan semangat dalam menjalani sesuatu,
apapun itu jangan menyerah”
viii
ABSTRAK
Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan (SPPK) adalah sebuah
sistem terkomputerisasi yang membantu user dengan menggunakan data,
dokumen, pengetahuan dan model untuk menyelesaikan permasalahan semi
terstruktur dan membuat keputusan. Tujuan dari penelitian ini adalah
merancang Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan untuk menentukan
alat kontrasepsi yang sesuai.
Perancangan menggunakan metode Analitycal Hierarchy Process
(AHP). AHP adalah teknik untuk mendukung proses pengambilan keputusan
yang bertujuan untuk menentukan pilihan terbaik dari beberapa alternatif
yang dapat diambil. AHP menggunakan struktur hierarki multilevel yang
terdiri dari tujuan, kriteria dan alternatif. Data-data yang digunakan didapat
dari sebuah perbandingan berpasangan, perbandingan ini akan digunakan
untuk mendapatkan skor dari kriteria dan alternatif.
Perancangan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan sesuai
dengan komponen SPPK yang terdiri dari, manajemen model, manajemen
data, manajemen dialog dan manajemen pengetahuan. Pengujian dilakukan
dengan menganalisa apakah sesuai dengan kriteria perancangan yang baik.
Hasil dari perancangan ini adalah terpenuhinya kriteria perancangan SPPK
ix
ABSTRACT
Decision Support System is a computer-based information system which
helps the decision makers to solve semi-structured problems and make decisions
from raw data, documents, personal knowledge and models. The purpose of this
research is to design a decision support system which is used to decide the
appropriate contraception.
The application uses an AHP method. The AHP method is a technique
which is used to support the process of making decision in order to decide the best
decision from several options and selection criteria. The AHP method uses a
multi-level hierarchical structure of objectives, criteria, and alternatives. The
pertinent data are derived by using a set of pair wise comparisons. These
comparisons are used to obtain the score from criteria and alternatives.
The design of Decision Support System is appropriate with DSS
components: model management, data management, communication management,
and knowledge management. The testing was done by analyzing the criteria. The
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan limpahan
kasih karunia yang telah diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan judul :
“PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN ALAT KONTRASEPSI YANG
TEPAT DENGAN ALGORITMA ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS”. Dorongan serta nasihat dari berbagai pihak sangat membantu sampai
tersusunnya skripsi ini. Untuk itu, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Orang tua saya FX. Soemanto dan Yulia Lucia yang telah memberi dukungan
moral spiritual dan finansial dalam penyusunan skripsi.
2. Bapak Drs.Johanes Eka Priyatma Msc.,Ph.D selaku dosen pembimbing
Skripsi. Terima kasih telah membimbing dan menyediakan waktu dalam
memberikan pengarahan selama penulisan skripsi ini.
3. Ibu Paulina Heruningsih Prima Rosa M.Sc, selaku dekan Fakultas Sains dan
Teknologi USD dan dosen penguji yang telah memberi banyak kritik dan
saran.
4. Bapak Drs. Haris Sriwindono, M.Kom. selaku dosen penguji yang telah
memberi banyak kritik dan saran.
5. Orang terdekat saya Bella Nofita. Terima kasih atas doa, bantuan, kasih
xi
6. Teman-teman ACC : Tri, Ruru, Tomi, Robert, Ade, Brahu, Anton, Pujo, Ire,
Ine yang menemani saya selama studi, memberi dukungan dan menemani
disaat suka dan duka.
7. Teman-teman Mbemz : Unggul, Ade, Mita, Ageng, Dani, Adit, Audris, Jenny
atas doa dan kebersamaannya
8. Teman-teman Lembah Fitness dan Physical Fitness yang selalu memberi
dukungan dan doa.
9. Seluruh teman-teman TI 09 yang bersama-sama menempuh perkuliahan di
Universitas Sanata Dharma.
10. Serta semua pihak yang telah membantu saya baik secara langsung maupun
tidak langsung yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Akhir kata, semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
khususnya bagi mahasiswa Teknik Informatika, serta dapat menambah wawasan.
Yogyakarta, 23 November 2015
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN JUDUL (INGGRIS) ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vi
HALAMAN MOTTO ... vii
1.6 Sistematika penulisan ... 5
BAB II LANDASAN TEORI ... 7
2.1 Pengertian Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan ... 7
xiii
2.1.2 Pengertian Pengambilan Keputusan ... 8
2.1.3 Karateristik Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan ... 10
2.1.4 Komponen Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan ... 14
2.2 AHP (Analytical Hierarchy Process) ... 16
2.2.1 Pengertian AHP (Analytical Hierarchy Process) ... 16
2.2.2 Prinsip Dasar Analytical Hierarchy Process (AHP)... 17
2.2.3 Struktur Analytical Hierarchy Process (AHP) ... 19
2.2.4 Kelebihan Analytical Hierarchy Process ... 23
2.2.5 Aksioma dalam model AHP ... 25
2.3 Personal Home Page (PHP) ... 26
2.3.1 Pengertian Personal Home Page (PHP) ... 26
2.3.2 Kelebihan PHP ... 28
2.4 MySQL Database ... 29
2.4.1 Pengertian MySQL Database ... 29
2.4.2 Kelebihan MySQL ... 30
2.5 Batasan aturan basis data ... 32
2.6 Kriteria Desain Antarmuka yang Baik ... 36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 38
3.1 Rumusan Masalah ... 38
3.2 Pengumpulan dan Pengolahan Data ... 39
3.3 Analisis dan Perancangan Sistem ... 40
3.4 Analisa dan Pengujian Sistem ... 40
3.4.1 Analisis Pemodelan ... 41
3.4.2 Analisis Basis Data ... 41
xiv
3.5 Penarikan Kesimpulan ... 41
BAB IV PERANCANGAN SISTEM ... 42
4.1 Perancangan Sistem ... 42
4.1.1 Diagram Use Case... 42
4.1.2 Diagram Aliran Data ... 49
4.2 Manajemen Model ... 51
4.2.1 Simulasi Metode AHP ... 52
4.3 Manajemen Data ... 62
4.3.1 Desain Basisdata Konseptual (Conceptual Database Design) ... 62
4.3.2 Desain Basisdata Logikal (Tabel relasi dan normalisasi) ... 63
4.3.3 Normalisasi ... 64
4.3.4 Design Basis Data Fisikal ... 65
4.4 Manajemen Dialog ... 69
4.4.1 Desain Antarmuka Pengguna ... 69
4.4.2 Desain antarmuka administrator ... 72
BAB VANALISIS HASIL ... 74
5.1 Pengujian Perancangan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Dibandingkan Dengan Perhitungan Manual ……….74
5.1.1 Pengujian Dengan Perhitungan Manual (Excel) ... 74
5.2 Pengujian Basis Data Perancangan SPPK Pemilihan Alat Kontrasepsi Dengan Metode AHP ………..……….……87
xv
BAB VIPENUTUP ... 97
6.1 Kesimpulan ... 97
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Proses Pengambilan Keputusan ... 10
Gambar 2.2 Hubungan Komponen SPPK (Kusrini, 2007:26) ... 15
Gambar 2.3 Diagram AHP……….…….16
Gambar 2.4 Struktur AHP…….……….….19
Gambar 4.1 Diagram Use Case Administrator ... 44
Gambar 4.2 Diagram Use Case Pengguna Sistem ... 46
Gambar 4.3 Diagram Konteks SPPK Pemilihan Alat Kontraspsi... 49
Gambar 4.4 Diagram Aliran Data Level 1 ... 50
Gambar 4.5 Diagram Aliran Data Level 2 ... 51
Gambar 4.6 Struktur Analytical Hierarchy Process (AHP)……….………...52
Gambar 4.7 Diagram ERD ... 62
Gambar 4.8 Tabel Relasi ... 63
Gambar 4.9 Desain Halaman Awal ... 69
Gambar 4.10 Desain Halaman Pengisian Skor Preferensi ... 70
Gambar 4.11 Desain Halaman Proses Perhitungan... 71
Gambar 4.12 Desain Halaman Hasil ... 71
Gambar 4.13 Desain Halaman Proses Perhitungan Admin ... 72
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tingkat Kepentingan ……….…...17
Tabel 2.2 Daftar Indeks ……….………..…....22
Tabel 4.1 Aktor Use Case ……….…..…....43
Tabel 4.2 Narasi Use Case Administrator ……….…………...…..47
Tabel 4.3 Narasi Use Case Pengguna (Pengunjung Website) …….…….…..48
Tabel 4.4 Skor Akhir dari Inputan Admin ………....…..60
Tabel 4.5 Skor Akhir dari Inputan Pengguna ………..……..60 Tabel 4.6 Skor Akhir Rekomendasi ……….…………...…...61
Tabel 4.7 Fisik Kriteria ………..………..65
Tabel 4.8 Fisik Pengguna ……….………...66
Tabel 4.9 Fisik Alat/Metode Kontrasepsi ……….………...67
Tabel 4.10 Fisik Skor Rekomendasi Alat Kontrasepsi ………..…..67
Tabel 4.11 Fisik Pembuatan Skor ……….………….…….…..68
Tabel 5.1 Pembobotan dan Penjumlahan Nilai Bobot Pada Kriteria Cara Pemakaian Alat Kontrasepsi ……….74 Tabel 5.2 Pembobotan dan Penjumlahan Nilai Bobot Pada Kriteria Biaya ……….75
Tabel 5.3 Pembobotan dan Penjumlahan Nilai Bobot Pada Kriteria Resiko / Efek Samping ……….…75
Tabel 5.4 Pembobotan dan Penjumlahan Nilai Bobot Pada Kriteria Jangka Waktu KB ……….…75
Tabel 5.5 Pembobotan dan Penjumlahan Nilai Bobot Pada Kriteria Jenis Kelamin Pengguna
……….…76
Tabel 5.6 Pembobotan dan Penjumlahan Nilai Bobot Pada Kriteria Aturan Alat
xviii
Tabel 5.7 Hasil Pembagian Bobot Alat Kontrasepsi dengan Jumlah (Langkah 1) pada Kriteria Cara
Pemakaian Alat Kontrasepsi
……….…77
Tabel 5.8 Hasil Pembagian Bobot Alat Kontrasepsi dengan Jumlah (Langkah 1) pada Kriteria Biaya
……….…77
Tabel 5.9 Hasil Pembagian Bobot Alat Kontrasepsi dengan Jumlah (Langkah 1) pada Kriteria Resiko/Efek Samping
……….…77
Tabel 5.10 Hasil Pembagian Bobot Alat Kontrasepsi dengan Jumlah (Langkah 1) pada Kriteria Jangka Waktu KB
……….…78
Tabel 5.11 Hasil Pembagian Bobot Alat Kontrasepsi dengan Jumlah (Langkah 1) pada Kriteria Jenis Kelamin Pengguna
……….…78
Tabel 5.12 Hasil Pembagian Bobot Alat Kontrasepsi dengan Jumlah (Langkah 1) pada Kriteria Aturan Alat
……….…78
Tabel 5.13 Hasil Penjumlahan dan Rata-Rata Kriteria Kebutuhan Cara Pemakaian Alat Kontrasepsi dan Biaya
……….…79
Tabel 5.14 Hasil Penjumlahan dan Rata-Rata Kriteria Kebutuhan Resiko/Efek Samping dan Jangka Waktu KB
……….…79
Tabel 5.15 Hasil Penjumlahan dan Rata-Rata Kriteria Jenis Kelamin Penguna dan Aturan Alat
……….…80
Tabel 5.16 Hasil Rata-Rata dari Semua Kriteria Yang Dijadikan Satu Tabel
……….…80
Tabel 5.17 Pembobotan Kriteria Sesuai Dengan Kebutuhan Pengguna
xix
Tabel 5.18 Pembobotan Yang Telah Dijumlahkan dan Dirata-ratakan Sesuai Dengan Kriteria Kebutuhan Penggunannya
……….…81
Tabel 5.19 Hasil Rata-Rata Setiap Alat / Metode Kontrasepsi Yang Dijadikan Satu Tabel
……….…81
Tabel 5.20 Tabel Hasil Rata-Rata Setiap Kriteria Yang Dijadikan Satu Tabel
……….…82
Tabel 5.21 Hasil Skor Akhir ………...……….…….….82 Tabel 5.22 Hasil Pengurutan Pada Tabel Hasil Skor Akhir ….…………...…83 Tabel 5.23 Konsistensi dari Kriteria Cara Pemakaian Alat
Kontrasepsi.
……….…83
Tabel 5.24 Hasil Perhitungan dari Kriteria Cara Pemakaian Alat Kontrasepsi
……….…84
Tabel 5.25 Konsistensi dari Kriteria Biaya ……….………….…85 Tabel 5.26 Konsistensi dari Kriteria Jenis Kelamin
Pengguna
……….…….…85
Tabel 5.27 Konsistensi dari Kriteria Jangka Waktu KB ……….….…86 Tabel 5.28 Konsistensi dari Kriteria Jenis Kelamin
Pengguna
……….….…86
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Situasi dan kondisi kependudukan di negara kita pada saat ini
merupakan suatu fenomena yang memerlukan perhatian dan penanganan
secara seksama, lebih sungguh-sungguh dan berkelanjutan. Salah satu upaya
yang telah dilakukan pemerintah dan hal ini sangat memerlukan kerja sama
dengan masyarakat, adalah dengan pengendalian penduduk dan peningkatan
kualitas dengan cara program keluarga berencana (KB) (Badan Koordinasi
Keluarga Berencana Nasional/BKKBN,2009).
Undang-undang nomor 10 tahun 1992 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga sejahtera menyebutkan bahwa
Keluarga Berencana adalah upaya peningkatkan kepedulian dan peran serta
masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran,
pembinaan ketahanan keluarga, serta peningkatkan kesejahteraan keluarga
untuk mewujudkan keuarga kecil, bahagia, dan sejahtera. Program KB telah
menunjukan kiprahnya dalam pembangunan nasional hal ini dibuktikan
dalam empat dasawarsa terakhir telah berhasil mengurangi angka kelahiran,
2
Kesadaran akan pentingnya kontrasepsi di Indonesia saat ini masih
sangat perlu ditingkatkan guna menurunkan angka kelahiran. Kontrasepsi
juga diperlukan guna mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.
Saat ini masih banyak pasangan suami istri yang bingung dalam menentukan
kontrasepsi yang tepat. Hal ini biasanya dialami oleh pasangan suami istri
yang baru saja menikah atau pasangan yang belum mengenal lebih jauh apa
itu kontrasepsi karna sebelumnya tidak memiliki pengalaman ber-KB.
Informasi kontrasepsi tersedia jika pasangan mau berusaha meluangkan
waktu pergi ke tempat-tempat pelayanan kesehatan, tempat pelayanan KB,
konsultasi dengan bidan atau petugas kesehatan KB setempat.
Pasangan suami istri harus meluangkan waktu lebih banyak
mengingat setiap individu mempunyai kesibukan masing-masing untuk
memenuhi kebutuhan mereka. Pasangan suami istri juga harus
membandingkan antara metode-metode kontrasepsi dengan kondisi dan
kebutuhan mereka. Oleh karena itu, dibutuhkan sistem pendukung
pengambilan keputusan (SPPK) untuk menentukan alat kontrasepsi yang
3
Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan (SPPK) adalah sebuah
sistem terkomputerisasi yang membantu user dengan menggunakan data,
dokumen, pengetahuan dan model untuk menyelesaikan permasalahan dan
membuat keputusan. Tujuan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan ini
adalah untuk mengatasi masalah semi terstruktur. Menurut Kusrini (2007:7),
keputusan merupakan kegiatan memilih suatu strategi atau tindakan dalam
pemecahan suatu masalah dan diyakini sebagai solusi terbaik. Dalam SPPK
pemilihan alternatif tetap ada di tangan pengambil keputusan dengan
memasukkan beberapa kriteria. Sistem hanya akan memberikan
rekomendasi-rekomendasi berdasar perhitungan tertentu.
Penulis akan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) sebagai metode pengambilan keputusan. Metode ini
mengambil keputusan dengan menggunakan data kriteria yang sesuai
dengan masukan penguna. Metode AHP membentuk skor secara numerik
untuk menyusun nilai tertinggi dari setiap alternatif keputusan. Oleh karena
itu, sistem yang akan dibangun ini diharapkan dapat membantu pengguna
mengambil keputusan pemilihan alat kontrasepsi yang tepat sesuai dengan
4
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan
yang akan diteliti adalah bagaimana merancang sistem pengambilan
keputusan pemilihan alat kontrasepsi dengan menggunakan metode AHP
(Analytical Hierarchy Process).
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah merancang SPPK dengan metode
AHP (Analytical Hierarchy Process) yang akan digunakan untuk
menentukan alat kontrasepsi.
1.4 Batasan Masalah
Beberapa hal yang membatasi penelitian ini adalah :
1. Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan alat kontrasepsi ini hanya
sebagai alat bantu bagi pengguna alat kontrasepsi dalam menentukan
alat kontrasepsi yang sesuai dengan kriteria yang ditentukan.
2. Rancangan sistem dibangun berbasis web dengan menggunakan
pemograman PHP dan MySQL.
3. Output dari sistem ini adalah urutan prioritas berdasarkan skor akhir
terbesar dari kriteria yang ditentukan. Output berupa rekomendasi alat
5
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh penelitian ini adalah membantu pengguna
memilih alat kontrasepsi yang tepat sesuai kebutuhannya serta mendapatkan
informasi tentang alat kontrasepsi tersebut.
1.6 Sistematika penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisi tentang dasar teori yang akan digunakan untuk
pembahasan dalam penulisan laporan tugas akhir ini yang meliputi
Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan dan metode AHP.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi tentang metodologi penelitian yang akan dilakukan
selama penelitian, terdiri dari : Analisis Masalah, Perancangan
Sistem, Pengumpulan Data, Pengolahan Data, Analisis Data,
6
BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Bab ini berisi tentang cara penerapan konsep dasar yang telah
diuraikan pada bab sebelumnya untuk menganalisa dan merancang
aplikasi.
BAB V ANALISIS HASIL
Bab ini berisi tentang analisa hasil dari perancangan sistem dan
ketepatan metode AHP dalam menentukan alat kontrasepsi.
BAB VI PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari penulisan laporan
7
BAB II
LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan tentang dasar teori dari sistem pendukung
pengambilan keputusan, karateristik dan komponen dari sistem pengambilan
keputusan, dasar teori dari metode yang digunakan yaitu metode Analytical
Hierarchy Process, beserta dengan struktur dari metode AHP dan
konsep-konsep yang relevan dari sistem yang akan dibangun.
2.1 Pengertian Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan
SPPK ( Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan ) adalah sistem
yang berbasis komputer interaktif untuk memberikan dukungan keputusan
kepada manajer dengan menggunakan data dan model-model keputusan
untuk menyelesaikan masalah yang sifatnya semi struktur dan tidak
terstruktur untuk mencapai efektivitas keputusan. Pada dasarnya
pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis pada hakekat
suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta, penentuan yang matang dari
alternatif yang dihadapi, dan pengambilan tindakan yang menurut
perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.SPPK hanya digunakan
untuk memperluas wawasan pengambil keputusan (Decision Maker - DM)
sebagai bahan pertimbangan bukan untuk menggantikan penilaiannya.
Artinya bahwa SPPK tidak dapat menggantikan intuisi yang dimiliki oleh
8
2.1.1 Pengertian Keputusan
Beberapa ahli mendefinisikan tentang definisi keputusan.
Keputusan merupakan rangkaian tindakan yang perlu diikuti dalam
memecahkan masalah untuk menghindari dan mengurangi dampak
negatif atau untuk memanfaatkan kesempatan. Menurut Herbert A.
Simon (2002:15), keputusan berada pada suatu rangkaian kesatuan,
dengan keputusan terprogram pada satu ujungnya dan keputusan tak
terprogram pada ujung yang lain.
2.1.2 Pengertian Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan merupakan aktivitas manajemen berupa
tindakan dari sekumpulan alternatif yang telah dirumuskan sebelumnya
untuk memecahkan suatu masalah atau konflik dalam manajemen
(Chruchman, 1986).
Menurut Kusrini dalam bukunya Konsep dan Aplikasi Sistem
Pendukung Keputusan (2007:30) langkah dalam pemodelan sistem
9
a. Studi Kelayakan ( Intelligence )
Pada langkah ini, sasaran ditentukan dan dilakukan
pencarian prosedur, pengumpulan data, identifikasi masalah,
identifikasi kepemilikan masalah, klasifikasi masalah, hingga
akhirnya terbentuk sebuah pernyataan masalah.
b. Perancangan ( Design)
Pada tahap ini akan diformulasikan model yang akan
digunakan dan kriteria-kriterianya akan ditentukan.
c. Pemilihan ( Choice)
Pada tahap akan ditentukan berbagai alternatif model
beserta variabel-variabel, termasuk solusi dari model tersebut .
d. Membuat Sistem Pengambilan Keputusan
Setelah menentukan model, berikutnya adalah
mengimplementasikan dalam aplikasi sistem pendukung
10
Gambar 2.1 Proses Pengambilan Keputusan
2.1.3 Karateristik Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan
Menurut Turban (1995), SPPK memiliki beberapa karakteristik
seperti berikut ini :
SPPK dirancang untuk membatu pengambilan keputusan
dalam memecahkan masalah yang sifatnya semi tersruktur
11
SPPK dapat digunakan oleh semua tingkat manajer, mulai dari
manajer eksekutif tertinggi sampai manajer-manajer di
bawahnya.
SPPK dapat digunakan untuk individu atau kelompok. Banyak
permasalahan organisasi melibatkan kelompok pengambilan
keputusan. Masalah-masalah yang kurang terstruktur sering
kali membutuhkan beberapa individu di departemen dan
tingkatan organisasi yang berbeda untuk menyelesaikannya.
SPPK dapat mendukung keadaan keputusan yang saling
tergantung atau berurutan.
SPPK mendukung semua langkah pada proses pengambilan
keputusan yaitu penelusuran, perancangan, pemilihan, dan
implementasi.
SPPK mendukung berbagai macam proses pengambilan
keputusan dan gaya pengambilan keputusan, sehingga ada
kesesuaian antara sistem pendukung pengambilan keputusan
dan atribut-atribut yang digunakan individu pengambilan
keputusan.
SPPK dapat beradaptasi sepanjang waktu. Pembuat keputusan
harus berani menghadapi perubahan kondisi dengan cepat
12
pengambilan keputusan dengan perubahan tersebut. Sistem
pendukung pengambilan keputusan bersifat fleksibel, sehingga
pengguna dapat menambahkan, menghapus,
mengombinasikan, merubah atau mengurut ulang
elemen-elemen dasarnya ( memberi respon yang cepat terhadap situasi
yanbg tidak diinginkan).
SPPK mudah dipakai. Pengguna harus merasa “at home”
dengan system. Mudah digunakan (user friendly), fleksibel,
kemampuan grafis yang kuat, dan bahasa antar user interface
dengan mesin menggunakan bahasa yang dipakai oleh
pengguna, sehingga hal ini dapat meningkatkan efektivitas
SPPK.
SPPK lebih ditekankan untuk meningkatkan efektifitas dari
keputusan (hasil yang akurat, ketepatan waktu, termasuk
biaya), daripada efisiensi.
Pengambilan keputusan memegang sepenuhnya setiap tahap
dari pengambilan keputusan. Sistem pendukung pengambilan
keputusan ditujukan untuk mendukung bukan menggantikan
pengambilan keputusan. Pengambil keputusan dapat menolak
13
Menuntun proses belajar, terutama pada saat muncul
permintaan baru dan perbaikan sistem, yang menuntut untuk
belajar lebih, dimana proses belajar yang harus terus menerus
akan meningkatkan dan mengembangkan sistem pendukung
pengambilan keputusan.
Pengguna (end user ) harus mampu membangun sendiri SPPK
yang sederhana. Sistem yang lebih besar dapat dibangun
dalam kelompok pengguna dengan sedikit bantuan dari pakar
sistem informasi.
SPPK biasanya memanfaatkan model (standar atau sudah jadi)
untuk menganalisis situasi ketika keputusan harus diambil.
Kemampuan pemodelan memungkinkan user melakukan
percobaan dengan strategi yang berbeda di bawah konfigurasi
yang berbeda pula. Setiap percobaan menghasilkan pandangan
dan pengetahuan baru.
SPPK tingkat lanjut dilengkapi dengan komponen
pengetahuan yang memungkinkan untuk membuat solusi yang
14
2.1.4 Komponen Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan
Menurut Kusrini (2007:25) Sistem pendukung pengambilan
keputusan terdiri dari beberapa komponen atau subsistem yaitu :
a. Subsistem Manajemen Data
Termasuk database, yang mengandung data yang
relevan untuk berbagai situasi dan diatur oleh software yang
disebut Database Management Systems (DBMS).
b. Subsistem Manajemen Model
Subsistem manajemen model adalah sebuah paket
perangkat lunak yang berisi model-model finansial, statistik,
ilmu manajemen, atau model kuantitatif yang lain yang
menyediakan kemampuan analisis sistem dan manajemen
perangkat lunak yang terkait.
c. Subsistem Antarmuka Pengguna
Pengguna berkomunikasi dan memerintahkan sistem
pendukung keputusan melalui subsistem tersebut. Subsistem
ini tempat komunikasi antara pengguna dan sistem pendukung
keputusan serta tempat pengguna memberikan perintah kepada
15
d. Subsistem Manajemen Berbasis Pengetahuan
Subsistem manajemen pengetahuan (knowledge), yaitu
subsistem optional yang dapat mendukung subsistem lain atau
bertindak sebagai komponen yang berdiri sendiri. Manajemen
pengetahuan merupakan beberapa komponen yang berupa satu
atau lebih sistem-sistem pakar.
Berikut adalah gambar hubungan antar komponen dalam
SPPK:
16
2.2 AHP (Analytical Hierarchy Process)
2.2.1 Pengertian AHP (Analytical Hierarchy Process)
Analytic Hierarchy Process (AHP) adalah teknik untuk
mendukung proses pengambilan keputusan yang bertujuan untuk
menentukan pilihan terbaik dari beberapa alternatif yang dapat diambil.
AHP dikembangkan oleh Thomas L.Saaty pada tahun 1970-an, dan telah
mengalami banyak perbaikan dan pengembangan hingga saat ini. Kelebihan
AHP adalah dapat memberikan kerangka yang komprehensif dan rasional
dalam menstrukturkan permasalahan pengambilan keputusan. Gambaran
umum dari proses AHP dapat dilihat pada gambar 2.2 berikut :
17
2.2.2 Prinsip Dasar Analytical Hierarchy Process (AHP)
a. Membuat hirarki
Sistem yang kompleks bisa lebih mudah dipahami dengan
memecah masalah menjadi elemen-elemen pendukung, menyusun
elemen secara hirarki, dan menggabungkannya.
b. Penilaian kriteria dan altenatif
Kriteria dan alternatif dilakukan dengan perbandingan
berpasangan. Menurut Saaty (1988), untuk berbagai persoalan,
skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik untuk mengekspresikan
pendapat. Nilai dan definisi pedapat kualitatif dari skala
perbandingan Saaty bisa diukur menggunakan tabel analisis seperti
tabel berikut :
Tabel 2.1 Tingkat Kepentingan
Tingkat Kepentingan
Definisi
1 Kedua elemen sama penting
3 Elemen yang satu sedikit lebih penting dibanding elemen yang lain
5 Elemen yang satu esensial atau sangat penting dibanding elemen yang
lainnya
7 Elemen yang satu benar-benar lebih penting dari yang lain
18
Tabel 2.1 (lanjutan) Tingkat Kepentingan
2,4,6,8 Nilai tengah diantara dua penilaian berurutan
Kebalikan Jika aktivitas i mendapat satu angka dibandingkan dengan aktivitas j, maka j memiliki nilai kebalikannya dibandingkan dengan i
c. Synthesis of priority (sintesis prioritas)
Untuk setiap kriteria dan alternatif, perlu dilakukan
perbandingan berpasangan (pairwase Comparisons). Nilai-nilai
perbandingan relatif dari seluruh alternatif kriteria yang telah
ditentukan untuk menghasilkan bobot dan prioritas. Bobot dan
prioritas dihitung dengan memanipulasi matriks atau melalui
penyelesaian hitungan matematika.
d. Logical consistency (konsistensi logis)
Konsistesi memiliki dua makna. Pertama, obyek-obyek
yang serupa bisa dikelompokan sesuai dengan keseragaman dan
relevansi. Kedua, menyangkut tingkat hubungan antar obyek yang
19
2.2.3 Struktur Analytical Hierarchy Process (AHP)
AHP adalah proses pembentuk skor secara numerik untuk
menyusun ranking setiap alternatif keputusan berbasis pada bagaimana
sebaiknya alternatif itu dicocokan dengan kriteria pembuat keputusan.
Gambar 2.4 Struktur AHP
Langkah-langkah dalam metode AHP menurut Kusrini
(2007:135-137), seperti berukut :
a. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang
diinginkan, lalu menyusun hierarki dari permasalahan yang
dihadapi. Penyusunan hierarki adalah dengan menetepkan
tujuan yang merupakan sasaran sistem secara keseluruhan pada
20
b. Menentukan prioritas elemen
Langkah pertama dalam menentukan prioritas elemen
adalah membuat perbandingan berpasangan, yaitu
membandingkan elemen secara berpasangan sesuai kriteria
yang diberikan.
Matriks perbandingan berpasangan diisi menggunakan
bilangan untuk mereprentasikan kepentingan relatif dari
suatu elemen terhadap elemen yang lainnya.
c. Sistesis
Pertimbangan-pertimbangan terhadap perbandingan
berpasangan disintesis untuk memperoleh keseluruhan
prioritas.
Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom pada matriks
Membagi setiap nilai dari kolom dengan total kolom yang
bersangkutan untuk memperoleh normalisasi matriks.
Menjumlahkan nilai- nilai dari setiap baris dan
membaginya dengan jumlah elemen untuk mendapatkan
rata-rata.
d. Mengukur konsistensi
Dalam pembuatan keputusan, penting untuk mengetahui
seberapa baik konsistensi yang ada karena tidak ingin membuat
keputusan berdasar pertimbangan dengan konsistensi yang
21
Kalikan setiap nilai pada kolom pertama dengan prioritas
relatif elemen pertama, nilai pada kolom kedua dengan
proiritas relatif elemen kedua, dan seterusnya,
Jumlahkan setiap baris
Hasil dari penjumlahan baris dibagi dengan elemen
prioritas elemen relatif yang bersangkutan.
Jumlahkan hasil bagi di atas dengan banyaknya elemen
yang ada, hasilnya disebut λ maks. e. Hitung consistency index(CI) dengan rumus :
CI= (λ maks-n)/n-1 (2.1) Di mana n = banyaknya elemen
f. Hitung rasio Konsistensi/Consistency Ratio (CR) dengan
rumus:
CR= CI / IR (2.2)
Di mana CR= Consistency Ratio
CI = Consistency Index
22
g. Memeriksa konsistensi hierarki
Jika nilainya lebih dari 10%, maka penilaian data judgment
harus diperbaiki. Namun, jika rasio konsistensi (CI/IR) kurang
atau sama dengan 0,1 maka, hasil perhitungan bisa dinyatakan
benar. Pada tabel Indeks Random Konsistensi (IR) terdapat
ukuran matriks dan nilai IR. Ukuran matriks dimaksud adalah
banyaknya matriks yang digunakan dalam penelitian yang akan
dicocokan dengan nilai IR. Setiap matriks memiliki nilai IR
sendiri. Daftar Indeks Random Konsistensi (IR) bisa dilihat
tabel di bawah :
Tabel 2.2 Daftar Indeks
Ukuran Matriks Nilai IR
23
Tabel 2.2 (Lanjutan) Daftar Indeks
Ukuran Matriks Nilai IR
11 1.51
12 1.48
13 1.56
14 1.57
15 1.59
2.2.4 Kelebihan Analytical Hierarchy Process
Analytical Hierarchy Process (AHP) memiliki kelebihan dan
kekurangan dalam sistem analisisnya. Kelebihan dari metode AHP ini
adalah :
Kesatuan (Unity)
AHP membuat permasalahan yang luas dan tidak terstruktur
menjadi suatu model yang fleksibel dan mudah dipahami.
Kompleksitas (Complexity)
AHP memecahkan permasalahan yang kompleks melalui
24
Saling Ketergantungan (Inter Dependence)
AHP dapat digunakan pada elemen-elemen sistem yang saling
bebas dan tidak memerlukan hubungan linier.
Struktur Hirarki (Hierarchy Structuring)
AHP mewakili pemikiran alamiah yang cenderung
mengelompokkan elemen sistem ke level-level yang berbeda
dari masing-masing level berisi elemen yang serupa.
Pengukuran (Measurement)
AHP menyediakan skala pengukuran dan metode untuk
mendapatkan prioritas.
Konsistensi (Consistency)
AHP mempertimbangkan konsistensi logis dalam penilaian
yang digunakan untuk menentukan prioritas.
Sintesis (Synthesis)
AHP mengarah pada perkiraan keseluruhan mengenai seberapa
diinginkannya masing-masing alternatif.
Pemilihan (Trade Off)
AHP mempertimbangkan prioritas relatif faktor-faktor pada
sistem sehingga orang mampu memilih altenatif terbaik
berdasarkan tujuan mereka.
Penilaian dan Konsensus (Judgement and Consensus)
AHP tidak mengharuskan adanya suatu konsensus, tapi
25
Pengulangan Proses (Process Repetition)
AHP mampu membuat orang menyaring definisi dari suatu
permasalahan dan mengembangkan penilaian serta pengertian
mereka melalui proses pengulangan.
2.2.5 Aksioma dalam model AHP
Ada 4 aksioma dalam pemakaian AHP dan pelanggaran dari setiap
aksioma akan berakibat tidak validnya metode yang dipakai. Bila tidak
memenuhi dan tidak valid maka sistem menjadi tidak berkualitas. Empat
aksioma tersebut adalah Reciprocal Comparison, Homogeneity, independence, expectations.
a. Reciprocal Comparison
Artinya pengambilan keputusan harus dapat memuat
perbandingan dan menyatakan preferensinya. Prefesensi tersebut
harus memenuhi syarat resiprokal yaitu apabila A lebih disukai
daripada B dengan skala x, maka B lebih disukai daripada A
dengan skala 1/x.
b. Homogeneity
Artinya preferensi seseorang harus dapat dinyatakan
dalam skala terbatas atau dengan kata lain elemen- elemennya
dapat dibandingkan satu sama lainnya. Kalau aksioma ini tidak
dipenuhi maka elemen- elemen yang dibandingkan tersebut tidak
homogen dan harus dibentuk cluster (kelompok elemen) yang
26
c. Independence
Artinya preferensi dinyatakan dengan mengasumsikan
bahwa kriteria tidak dipengaruhi oleh alternatif-alternatif yang ada
melainkan oleh objektif keseluruhan. Ini menunjukkan bahwa pola
ketergantungan dalam AHP adalah searah, maksudnya
perbandingan antara elemen-elemen dalam satu tingkat
dipengaruhi atau tergantung oleh elemen-elemen pada tingkat
diatasnya.
d. Expectations
Artinya untuk tujuan pengambil keputusan. Struktur
hirarki diasumsikan lengkap. Apabila asumsi ini tidak dipenuhi
maka pengambil keputusan tidak memakai seluruh kriteria atau
objektif yang tersedia atau diperlukan sehingga keputusan yang
diambil dianggap tidak lengkap.
2.3 Personal Home Page (PHP)
2.3.1 Pengertian Personal Home Page (PHP)
PHP (akronim dari PHP: Hypertext Preprocessor) adalah bahasa
pemrograman yang berfungsi untuk membuat website dinamis maupun
aplikasi web. Berbeda dengan HTML yang hanya bisa menampilkan konten
statis, PHP bisa berinteraksi dengan database, file dan folder, sehingga
27
Blog, Toko Online, CMS, Forum, dan Website Social Networking adalah
contoh aplikasi web yang bisa dibuat oleh PHP. PHP menggunakan bahasa
scripting, bukan bahasa tag-based seperti HTML. PHP termasuk bahasa
yang cross-platform, ini artinya PHP bisa berjalan pada sistem operasi yang
berbeda-beda (Windows, Linux, ataupun Mac). Program PHP ditulis dalam
file plain text (teks biasa) dan mempunyai akhiran “.php”.
PHP ditulis (diciptakan) oleh Rasmus Lerdorf, seorang software
engineer asal Greenland sekitar tahun 1995. Pada awalnya PHP digunakan
Rasmus hanya sebagai pencatat jumlah pengunjung pada website pribadi
beliau. Karena itu bahasa tersebut dinamakan Personal Home Page (PHP)
Tools. Untuk dapat berjalan, PHP membutuhkan web server, yang bertugas
untuk memproses file-file php dan mengirimkan hasil pemrosesan untuk
ditampilkan di browser client. Oleh karena itu, PHP termasuk server-side
scripting (script yang diproses di sisi server). Web server sendiri adalah
software yang diinstall pada komputer lokal ataupun komputer lain yang
berada di jaringan intranet / internet yang berfungsi untuk melayani
28
2.3.2 Kelebihan PHP
Setiap bahasa pemograman berbasis web memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing. Kelebihan PHP antara lain :
Bahasa pemrograman PHP adalah sebuah bahasa script yang
tidak melakukan sebuah kompilasi dalam penggunaanya.
Web Server yang mendukung PHP dapat ditemukan dimana – mana dari mulai apache, IIS, Lighttpd, hingga Xitami dengan
konfigurasi yang relatif mudah.
Dalam sisi pengembangan lebih mudah, karena banyaknya
milis – milis dan developer yang siap membantu dalam pengembangan.
Dalam sisi pemahamanan, PHP adalah bahasa scripting yang
paling mudah karena memiliki referensi yang banyak.
PHP adalah bahasa open source yang dapat digunakan di
berbagai mesin (Linux, Unix, Macintosh, Windows) dan dapat
dijalankan secara runtime melalui console serta juga dapat
29
2.4 MySQL Database
2.4.1 Pengertian MySQL Database
MySQL adalah sebuah implementasi dari sistem manajemen
basisdata relasional (RDBMS) yang didistribusikan secara gratis dibawah
lisensi GPL (General Public License). Setiap pengguna dapat bebas
menggunakan MySQL, namun tidak boleh dijadikan produk turunan yang
bersifat komersial. MySQL sebenarnya merupakan turunan salah satu
konsep utama dalam database sejak lama, yaitu SQL (Structured Query
Language).
SQL adalah sebuah konsep pengoperasian database, terutama untuk
pemilihan atau seleksi dan pemasukan data, yang memungkinkan
pengoperasian data dikerjakan dengan mudah secara otomatis. Keandalan
suatu sistem database (DBMS) dapat diketahui dari cara kerja optimizer-nya
dalam melakukan proses perintah-perintah SQL, yang dibuat oleh user
maupun program-program aplikasinya. Sebagai database server, MySQL
dapat dikatakan lebih unggul dibandingkan database server lainnya dalam
query data. Sebagai sebuah program penghasil database, MySQL tidak dapat
berjalan sendiri tanpa adanya sebuah aplikasi lain (Interface). MySQL dapat
didukung oleh hampir semua program aplikasi baik yang open source seperti
30
2.4.2 Kelebihan MySQL
MySQl memiliki beberapa kelebihan seperti :
Portabilitas
MySQL dapat berjalan stabil pada berbagai sistem operasi
seperti Windows, Linux, FreeBSD, Mac Os X Server, Solaris,
Amiga, dan masih banyak lagi.
Terbuka (Open Source)
MySQL didistribusikan secara open source, dibawah lisensi
GPL sehingga dapat digunakan secara cuma-cuma.
Banyak Pengguna (Multiuser)
MySQL dapat digunakan oleh beberapa user dalam waktu yang
bersamaan tanpa mengalami masalah atau konflik.
Penyempurnaan Kinerja (Performance tuning)
MySQL memiliki kecepatan yang menakjubkan dalam
menangani query sederhana, dengan kata lain dapat
memproses lebih banyak SQL per satuan waktu.
Jenis Kolom
MySQL memiliki tipe kolom yang sangat kompleks, seperti
signed atau unsigned integer, float, double, char, text, date,
timestamp, dan lain-lain.
Perintah dan Fungsi
MySQL memiliki operator dan fungsi secara penuh yang
31
Keamanan
MySQL memiliki beberapa lapisan sekuritas seperti level
subnetmask, nama host, dan izin akses user dengan sistem
perizinan yang mendetail serta sandi terenkripsi.
Skalabilitas dan Pembatasan
MySQL mampu menangani basis data dalam skala besar,
dengan jumlah rekaman (records) lebih dari 50 juta dan 60 ribu
tabel serta 5 milyar baris. Selain itu batas indeks yang dapat
ditampung mencapai 32 indeks pada tiap tabelnya.
Konektivitas
MySQL dapat melakukan koneksi dengan klien menggunakan
protokol TCP atau IP, Unix soket (UNIX), atau Named Pipes
(NT).
Lokalisasi
MySQL dapat mendeteksi pesan kesalahan pada klien dengan
menggunakan lebih dari dua puluh bahasa. Meski pun
demikian, bahasa Indonesia belum termasuk di dalamnya.
Antar Muka
MySQL memiliki interface (antar muka) terhadap berbagai
aplikasi dan bahasa pemrograman dengan menggunakan fungsi
32
Klien dan Peralatan
MySQL dilengkapi dengan berbagai peralatan (tool) yang dapat
digunakan untuk administrasi basis data, dan pada setiap
peralatan yang ada disertakan petunjuk online.
Struktur tabel
MySQL memiliki struktur tabel yang lebih fleksibel dalam
menangani ALTER TABLE, dibandingkan basis data lainnya
semacam PostgreSQL ataupun Oracle.
2.5 Batasan aturan basis data
Dalam perancangan dan penyusunan basis data dikenal adanya
beberapa batasan aturan yang harus dipatuhi. Menurut James Martin (1975),
batasan aturan tersebut berhubungan dengan lima aspek penting dalam basis
data, yaitu :
a. Kerangkapan Data ( Data Redundancy)
Kerangkapan Data (Data Redundancy) adalah munculnya
data-data yang sama berulang kali pada file basis data yang
seharusnya tidak diperlukan. Sebagian besar hal ini terjadi
disebabkan oleh orientasi pengembangan sistem yang lebih
berorientasi pada program aplikasi (program oriented) dan bukan
berorientasi pada basis data (data oriented). Kerangkapan data harus
33
penyimpanan basis data, biaya penyimpanan yang semakin besar,
tidak efisien dalam mengolah data, risiko terjadinya inkonsistensi
data. Kerangkapan data dapat terjadi pada dua kemungkinan, yaitu :
Kerangkapan data dalam satu file
Kerangkapan data dalam satu file terjadi jika
muncul kerangkapan nilai-nilai rinci data dalam satu file
tersebut. Hal ini dapat diatasi dengan cara memecah file
tersebut menjadi file-file baru yang mempunyai struktur
yang lebih sederhana. Banyaknya file baru yang dibentuk
tergantung dari banyaknya kerangkapan data.
Kerangkapan data dalam beberapa file
Kerangkapan data dalam beberapa file terjadi jika
muncul nama-nama kolom yang sama dalam beberapa file,
namun hal ini dapat diatasi dengan cara menghapus kolom
yang rangkap.
b. Inkonsistensi Data (Data Inconsistency)
Inkonsistensi Data (Data Inconsistency) adalah munculnya
data yang tidak konsisten pada kolom yang sama dalam satu atau
beberapa file data yang dihubungkan. Hal ini terjadi dikarenakan
proses pemasukan data (data entry) yang tidak benar, proses
34
sistem yang tidak baik atau tidak terkontrol. Inkonsistensi data dalam
file basis data umumnya sangat sulit diketahui. Oleh karena itu,
inkonsistensi data harus diantisipasi sejak dini, sejak perancangan
struktur file dalam basis data, yaitu dengan cara merancang struktur
file yang terbebas dari kerangkapan data.
c. Data Terisolasi (Data Isolation)
Data terisolasi disebabkan oleh pemakaian beberapa file
basis data dimana program aplikasi tidak dapat mengakses data-data
dari file tertentu. Data terisolasi harus dihindari karena dapat
mengakibatkan tidak lengkapnya informasi yang dihasilkan dari
pengolahan basis data. Data terisolasi dapat terjadi akibat tidak
adanya kemungkinan untuk menghubungkan antar data dalam file,
tidak adanya standarisasi data (berkaitan dengan format data,
meliputi tipe dan ukuran data).
d. Keamanan Data (Data Security)
Keamanan data merupakan aspek kritis dalam basis data.
Data-data dalam basis data merupakan informasi yang bersifat sangat
penting (prinsip dasar dari keamanan basis data). Oleh karena itu,
data-data tersebut harus dijaga dari berbagai hal yang
memungkinkan merusak data. Aspek keamanan basis data meliputi
35
Recovery adalah suatu proses menggunakan kembali
basis data dari media penyimpanan cadangan untuk
mengembalikan data pada kondisi yang benar karena
terjadi kerusakan.
Integrity, berkaitan dengan unjuk kerja sistem untuk
dapat menjaga data-data dalam basis data agar selalu
berada dalam kondisi benar (tipe dan ukuran data), up
to date (sesuai kondisi aktual), konsisten, dan selalu
tersedia (current).
Concurency, berkaitan dengan mekanisme pengendalian
basis data saat digunakan oleh beberapa pemakai secara
bersamaan agar terhindar dari kesalahan akibat
beberapa transaksi berbeda dilakukan secara bersamaan.
Privacy, dimaksudkan sebagai pembatasan kewenangan
akses data dalam basis data untuk mencegah dan
melindungi basis data dari penggunaan oleh pengguna
yang tidak berwenang.
Security, adalah suatu mekanisme sistem untuk
mencegah dan melindungi basis data kehilangan akibat
36
e. Integritas Data (Data Integrity)
Intergritas data berhubungan dengan kinerja sistem agar
dapat melakukan kontrol atau kendali pada semua bagian sistem.
Integritas dimaksudkan sebagai sarana untuk meyakinkan bahwa
data-data yang tersimpan dalam basis data selalu dalam kondisi yang
benar (tipe dan ukuran datanya), up to date (sesuai kondisi actual),
konsisten, dan selalu tersedia (current). Meyakinkan bahwa
nilai-nilai data yang dimasukan adalah benar sejak pertama kali masuk
adalah salah satu cara terbaik untuk menjaga integritas data.
Abraham Silberchatz, Henry F. Korth, dan S. Sudarshan (2001)
menyatakan bahwa database yang benar mampu mengatasi semua
permasalahan yang terkait dengan batasan aturan diatas .
2.6 Kriteria Desain Antarmuka yang Baik
Pengguna sistem terlebih dahulu menilai sistem melalu antarmuka
(Interface) daripada kemampuan sistem itu sendiri. Oleh karena itu,
pembuatan desain antarmuka suatu sistem sangat penting agar pengguna
tidak kesulitan saat menggunakan sistem. Dalam membuat desain antarmuka
37
a. User Familiarity, antarmuka (Interface) harus menggunakan
terminologi dan konsep yang menarik dari pengalaman orang yang
sering menggunakan sistem.
b. Consistency, antarmuka (Interface) harus konsisten. Sebisa
mungkin operasi yang sama harus diaktifkan dengan cara yang
sama.
c. Minimal Surprise, pengguna tidak boleh heran atau terkejut oleh
prilaku sistem.
d. Recoverability, antarmuka (Interface) harus menyediakan
mekanisme (fitur-fitur) yang membantu memulihkan pengguna
dari kesalahan sistem (error).
e. User Guidance, antarmuka (Interface) harus memberikan umpan
balik jika terjadi kesalahan dan memberikan fasilitas bantuan yang
tanggap bagi pengguna.
f. User Diversity, antarmuka (Interface) harus menyediakan fasilitas
38
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menguraikan mengenai metodologi penelitian yang digunakan
penulis dalam menyusun penulisan ini.
3.1 Rumusan Masalah
Masalah yang akan diselesaikan adalah bagaimana merancang
sistem pendukung pengambilan keputusan pemilihan alat kontrasepsi
dengan menggunakan metode AHP. Masalah tersebut akan diselesaikan
dengan cara membuat perancangannya sesuai dengan komponen SPPK.
Komponen SPPK yang diperlukan untuk merancang sistem ini adalah
komponen manajemen data, komponen manajemen model, komponen
manajemen dialog, komponen manajemen pengetahuan. Komponen
manajemen data bertujuan untuk mengatur basis data yang diperlukan
sistem. Komponen manajemen model, dalam tahap ini akan dilakukan
simulasi perhitungan AHP. Komponen manajemen dialog, pada tahap ini
dilakukan perancangan user interface yang bertujuan untuk memudahkan
pengguna dalam menggunakan sistem. Komponen yang terakhir adalah
Knowlegde Management (manajemen pengetahuan), komponen ini
merupakan komponen yang bersifat optional yaitu dapat untuk
mendukung subsystem yang lain atau sebagai komponen sendiri. Pada
39
Untuk menyelesaikan masalah di atas, penulis akan melakukan
beberapa langkah penelitian. Langkah-langkah tersebut antara lain :
a. Pengumpulan dan Pengolahan Data
Tahapan ini bertujuan untuk mengumpulkan data yang akan
digunakan sistem.
b. Analisis dan Perancangan Sistem
Tahapan ini bertujuan untuk menganalisa masalah dan
merancang sistem pendukung pengambilan keputusan pemilihan
alat kontrasepsi dengan menggunakan metode AHP.
c. Analisis dan Pengujian Sistem
Tahapan ini bertujuan untuk menguji rancangan sistem
yang dibuat.
d. Penarikan Kesimpulan
Tahapan ini bertujuan untuk menarik kesimpulan dari hasil
penelitian.
Langkah-langkah tersebut kemudian akan dijelaskan lebih lanjut
melalui uraian berikut :
3.2 Pengumpulan dan Pengolahan Data
Pengumpulan data ini dimaksudkan agar penulis mendapatkan data
yang valid, sesuai dengan kenyataan yang ada dari narasumber. Hal ini
bertujuan untuk membantu penulis dalam menguji metode AHP
40
kontrasepsi yang berupa biaya, jangka waktu KB, resiko atau efek
samping alat kontrasepsi, cara pemakaian dan aturan alat kontrasepsi.
3.3 Analisis dan Perancangan Sistem
Proses yang akan dilakukan di tahap ini meliputi perancangan
sistem dengan beberapa alat bantu seperti use case, diagram aliran data
dan model rancangan databasenya. Model database akan dirancang dengan
bantuan diagram Entity-Relationship (ER). Perancangan dibuat sesuai
komponen SPPK, kemudian menganalisa tentang syarat atau
kriteria-kriteria yang harus dipenuhi dalam sebuah perancangan sistem yang
berkualitas. Hasil dari tahapan ini adalah rancangan sistem yang akan
digunakan untuk membuat SPPK pemilihan alat kontrasepsi dengan
metode AHP.
3.4 Analisa dan Pengujian Sistem
Pada tahapan ini bertujuan untuk melakukan pengujian rancangan
sistem, pengujian rancangan sistem tersebut bertujuan untuk mengetahui
kualitas perancangan SPPK pemilihan alat kontrasepsi. Dalam tahap ini
pengujian akan dilakukan dengan mengevaluasi perancangan sistem dari
segi pemodelan, analisis basis data, analisis dari segi antarmuka (Interface)
41
3.4.1 Analisis Pemodelan
Pemodelan yang digunakan dalam perancangan sistem apakah
sudah sesuai dengan syarat suatu model yang baik.
3.4.2 Analisis Basis Data
Basis data dalam perancangan sistem akan di analisa apakah
sudah memenuhi kriteria basis data yang baik yaitu kelengkapan basis
data, integritas, normalisasi.
3.4.3 Analisis Antarmuka (Interface)
Rancangan antarmuka apakah sudah dirancang sebaik mungkin
sehingga pengguna tidak kesulitan dalam mengoperasikan sistem.
Rancangan akan dibuat sesederhana mungkin, tidak terlalu matematis.
3.5 Penarikan Kesimpulan
Pada tahapan ini penulis akan menarik kesimpulan dari hasil
penelitian ini. Kualitas metode AHP akan memberikan rekomendasi dan
alternatif-alternatif yang dilihat dari kriteria pengguna. Hal ini dapat
membuktikan bahwa sistem ini dapat membantu dalam mengambil
keputusan pemilihan alat kontrasepsi yang tepat dengan menggunakan
42
BAB IV
PERANCANGAN SISTEM
Bab ini berisi uraian tentang perancangan dan implementasi sistem.
Langkah-langkah perancangan sistem akan dijelaskan lebih detail dengan
menggunakan diagram.
4.1 Perancangan Sistem
Perancangan sistem akan meliputi tahap-tahap tentang hasil perancangan
sistem yang terdiri dari Use Case, diagram aliran data (DAD).
4.1.1 Diagram Use Case
Diagram use case digunakan untuk menggambarkan
kebutuhan fingsional yang diharapkan dari sebuah sistem. Diagram
use case mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu atau lebih
aktor dengan sistem. Diagram use case ini juga bertujuan untuk
mengetahui fungsi apa saja yang terdapat dalam sistem dan siapa
saja yang berhak mengakses fungsi-fungsi tersebut.
a. Aktor-aktor Use Case
Aktor-aktor Use Case menjelaskan tentang tugas dan
fungsi yang dilakukan oleh setiap aktor pada sistem berupa
43
apa saja yang akan dilakukan aktor, seperti pada Tabel 4.1
berikut.
Tabel 4.1 Aktor Use Case
Nama Aktor Keterangan
Administrator (Admin) Pengguna sebagai admin yang menjalankan sistem dan mempunyai akses dalam pembaharuan data maupun menghapus data.
Pengguna (Pengunjung) Pengguna (pengunjung) website yang akan menggunakan SPPK pemilihan alat kontrasepsi atau hanya melihat informasi saja.
b.Diagram Use Case
Diagram Use Case menggambarkan proses-proses
mengenai tugas atau hak akses dari aktor tersebut. Aktor
dalam sistem pendukung pengambilan keputusan ini ada dua
yaitu, pengunjung dan administrator.
Administrator
Administrator (admin) memiliki peran atau
tugas yang sangat penting dalam website ini,
administrator memiliki tugas seperti menambah,
menghapus berita, mengubah kuisioner dan melihat
44
metode kontrasepsi, memberi bobot nilai pada setiap
alat dan metode kontrasepsi. Gambar Use Case
administrator dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 4.1 Diagram Use Case Administrator
Gambar 4.1 Diagram Use Case Administrator
Administrator
Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Untuk Menentukan Alat Kontrasepsi
Login
Ubah berita
Tambah berita
Hapus berita
Ubah alat / metode kontrasepsi
Tambah alat / metode kontrasepsi
Hapus alat / metode kontrasepsi
Baca Pesan
Hapus Pesan
Pembobotan alat kontrasepsi
Ubah Kriteria
Tambah Kriteria
45
Gambar 4.1 (lanjutan) Diagram Use Case Administrator
Pengguna Sistem (pengunjung)
Pengguna sistem atau pengunjung sistem ini
memiliki beberapa hak akses seperti isi skor
preferensi setiap kriteria, melihat berita, mengisi
kuisioner mengenai sistem, mengisi pesan untuk
admin, lihat hasil rekomendasi dan rinciannya.
Gambar Use Case pengguna sistem dapat dilihat pada
gambar dibawah ini. Administrator
Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Untuk Menentukan Alat Kontrasepsi
Ubah Informasi
Tambah Informasi
Hapus Informasi
Ubah Help
Tambah Help
46
Gambar 4.2 Diagram Use Case Pengguna Sistem
Narasi Use Case
Narasi Use Case ini menceritakan atau
menjelaskan tentang tugas yang dilakukan oleh kedua
aktor,yaitu aktor dari admin maupun pengguna sistem
(pengunjung website). narasi Use Case ini akan
digambarkan berupa tabel seperti berikut. Ubah Informasi
Pengguna
Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Untuk Menentukan Alat Kontrasepsi
Lihat Berita
Isi Pesan
Lihat Help
Lihat rincian rekomendasi
47
Aktor Administrator
Tabel 4.2 Narasi Use Case Administrator
Use Case Keterangan
Login Proses untuk masuk ke dalam sistem
Ubah Berita Proses ubah atau edit berita yang ada di sistem
Tambah Berita Proses menambahkan berita terbaru ke sistem
Hapus Berita Proses menghapus berita dari sistem
Ubah Alat/Metode Kontrasepsi Proses mengubah alat/metode kontrasepsi yang ada di sistem
Tambah Alat/Metode Kontrasepsi
Proses menambah alat/metode kontrasepsi ke dalam sistem
Hapus Alat/Metode Kontrasepsi Proses menghapus alat/metode kontrasepsi dari sistem
Baca Pesan Proses membaca pesan yang masuk ke sistem yang dikirim oleh pengunjung website
Hapus Pesan Proses menghapus pesan yang telah dibaca oleh admin
Pembobotan Alat kontrasepsi Pembobotan nilai sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan
Tambah Kriteria Proses menambah kriteria ke dalam sistem
Hapus Kriteria Proses menghapus kriteria dari sistem
Ubah Kriteria Proses mengubah kriteria dalam sistem