• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan sistem pendukung pengambilan keputusan untuk menentukan alat kontrasepsi yang tepat dengan menggunakan metode analitycal hierarchy process.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan sistem pendukung pengambilan keputusan untuk menentukan alat kontrasepsi yang tepat dengan menggunakan metode analitycal hierarchy process."

Copied!
120
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan (SPPK) adalah sebuah

sistem terkomputerisasi yang membantu user dengan menggunakan data,

dokumen, pengetahuan dan model untuk menyelesaikan permasalahan semi

terstruktur dan membuat keputusan. Tujuan dari penelitian ini adalah

merancang Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan untuk menentukan alat

kontrasepsi yang sesuai.

Perancangan menggunakan metode Analitycal Hierarchy Process

(AHP). AHP adalah teknik untuk mendukung proses pengambilan keputusan

yang bertujuan untuk menentukan pilihan terbaik dari beberapa alternatif yang

dapat diambil. AHP menggunakan struktur hierarki multilevel yang terdiri dari

tujuan, kriteria dan alternatif. Data-data yang digunakan didapat dari sebuah

perbandingan berpasangan, perbandingan ini akan digunakan untuk

mendapatkan skor dari kriteria dan alternatif.

Perancangan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan sesuai dengan

komponen SPPK yang terdiri dari, manajemen model, manajemen data,

manajemen dialog dan manajemen pengetahuan. Pengujian dilakukan dengan

menganalisa apakah sesuai dengan kriteria perancangan yang baik. Hasil dari

perancangan ini adalah terpenuhinya kriteria perancangan SPPK dengan

(2)

ABSTRACT

Decision Support System is a computer-based information system which

helps the decision makers to solve semi-structured problems and make decisions from

raw data, documents, personal knowledge and models. The purpose of this research is

to design a decision support system which is used to decide the appropriate

contraception.

The application uses an AHP method. The AHP method is a technique

which is used to support the process of making decision in order to decide the best

decision from several options and selection criteria. The AHP method uses a

multi-level hierarchical structure of objectives, criteria, and alternatives. The pertinent data

are derived by using a set of pair wise comparisons. These comparisons are used to

obtain the score from criteria and alternatives.

The design of Decision Support System is appropriate with DSS

components: model management, data management, communication management,

and knowledge management. The testing was done by analyzing the criteria. The

(3)

i

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN ALAT KONTRASEPSI YANG

TEPAT DENGAN ALGORITMA ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Program Studi Teknik Informatika

Disusun oleh :

Febrian Cahyadi 095314026

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(4)

ii

THE DESIGN OF A DECISION SUPPORT SYSTEM TO DETERMINE THE APPROPRIATE CONTRACEPTIVE USING ANALITYCAL

HIERARCHY PROCESS ALGORITHM

THESIS

Presented as Partial Fulfillment of the Requirements

to Obtain Sarjana Komputer Degree

in Informatics Engineering Department

Created By :

Febrian Cahyadi 095314026

INFORMATICS ENGINEERING STUDY PROGRAM

INFORMATICS ENGINEERING DEPARTMENT

FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY

SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA

(5)

iii

HALAMAN PERSETUJUAN

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN ALAT KONTRASEPSI YANG

TEPAT DENGAN ALGORITMA ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS

Disusun oleh :

Febrian Cahyadi

095314026

Telah disetujui oleh :

Dosen Pembimbing

(6)

iv

SKRIPSI

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN ALAT KONTRASEPSI YANG

TEPAT DENGAN ALGORITMA ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS

yang Dipersiapkan dan Disusun Oleh :

Febrian Cahyadi

095314026

Telah dipertahankan di depan panitia penguji

Pada tanggal 28 Oktober 2015

Dan dinyatakan memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap TandaTangan

Ketua : P.H. Prima Rosa,S.Si., M.Sc. ……….. Sekretaris : Drs. Haris Sriwindono, M.Kom. ....………..

Anggota : Drs. Johanes Eka Priyatma M.Sc.,Ph. ……….. Yogyakarta, November 2015

Fakultas Sains dan Teknologi

Dekan,

(7)
(8)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Febrian Cahyadi

NIM : 095314026

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Universitas

Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

“PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN

KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN ALAT KONTRASEPSI YANG

TEPAT DENGAN ALGORITMA ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS”.

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya

memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk

menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk

pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

internet maupun media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin

dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan

nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 23 November 2015

Yang menyatakan

(9)

vii

HALAMAN MOTTO

Yakin dan Percaya Tuhan Yesus selalu menyertai dan tidak

pernah meninggalkan kita ”

“No Pain No Gain”

“Apapun yang terjadi

“T

etap bersyukur dan semangat dalam menjalani sesuatu,

apapun itu jangan menyerah”

(10)

viii

ABSTRAK

Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan (SPPK) adalah sebuah

sistem terkomputerisasi yang membantu user dengan menggunakan data,

dokumen, pengetahuan dan model untuk menyelesaikan permasalahan semi

terstruktur dan membuat keputusan. Tujuan dari penelitian ini adalah

merancang Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan untuk menentukan

alat kontrasepsi yang sesuai.

Perancangan menggunakan metode Analitycal Hierarchy Process

(AHP). AHP adalah teknik untuk mendukung proses pengambilan keputusan

yang bertujuan untuk menentukan pilihan terbaik dari beberapa alternatif

yang dapat diambil. AHP menggunakan struktur hierarki multilevel yang

terdiri dari tujuan, kriteria dan alternatif. Data-data yang digunakan didapat

dari sebuah perbandingan berpasangan, perbandingan ini akan digunakan

untuk mendapatkan skor dari kriteria dan alternatif.

Perancangan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan sesuai

dengan komponen SPPK yang terdiri dari, manajemen model, manajemen

data, manajemen dialog dan manajemen pengetahuan. Pengujian dilakukan

dengan menganalisa apakah sesuai dengan kriteria perancangan yang baik.

Hasil dari perancangan ini adalah terpenuhinya kriteria perancangan SPPK

(11)

ix

ABSTRACT

Decision Support System is a computer-based information system which

helps the decision makers to solve semi-structured problems and make decisions

from raw data, documents, personal knowledge and models. The purpose of this

research is to design a decision support system which is used to decide the

appropriate contraception.

The application uses an AHP method. The AHP method is a technique

which is used to support the process of making decision in order to decide the best

decision from several options and selection criteria. The AHP method uses a

multi-level hierarchical structure of objectives, criteria, and alternatives. The

pertinent data are derived by using a set of pair wise comparisons. These

comparisons are used to obtain the score from criteria and alternatives.

The design of Decision Support System is appropriate with DSS

components: model management, data management, communication management,

and knowledge management. The testing was done by analyzing the criteria. The

(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan limpahan

kasih karunia yang telah diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan judul :

“PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN ALAT KONTRASEPSI YANG

TEPAT DENGAN ALGORITMA ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS”. Dorongan serta nasihat dari berbagai pihak sangat membantu sampai

tersusunnya skripsi ini. Untuk itu, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Orang tua saya FX. Soemanto dan Yulia Lucia yang telah memberi dukungan

moral spiritual dan finansial dalam penyusunan skripsi.

2. Bapak Drs.Johanes Eka Priyatma Msc.,Ph.D selaku dosen pembimbing

Skripsi. Terima kasih telah membimbing dan menyediakan waktu dalam

memberikan pengarahan selama penulisan skripsi ini.

3. Ibu Paulina Heruningsih Prima Rosa M.Sc, selaku dekan Fakultas Sains dan

Teknologi USD dan dosen penguji yang telah memberi banyak kritik dan

saran.

4. Bapak Drs. Haris Sriwindono, M.Kom. selaku dosen penguji yang telah

memberi banyak kritik dan saran.

5. Orang terdekat saya Bella Nofita. Terima kasih atas doa, bantuan, kasih

(13)

xi

6. Teman-teman ACC : Tri, Ruru, Tomi, Robert, Ade, Brahu, Anton, Pujo, Ire,

Ine yang menemani saya selama studi, memberi dukungan dan menemani

disaat suka dan duka.

7. Teman-teman Mbemz : Unggul, Ade, Mita, Ageng, Dani, Adit, Audris, Jenny

atas doa dan kebersamaannya

8. Teman-teman Lembah Fitness dan Physical Fitness yang selalu memberi

dukungan dan doa.

9. Seluruh teman-teman TI 09 yang bersama-sama menempuh perkuliahan di

Universitas Sanata Dharma.

10. Serta semua pihak yang telah membantu saya baik secara langsung maupun

tidak langsung yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Akhir kata, semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak

khususnya bagi mahasiswa Teknik Informatika, serta dapat menambah wawasan.

Yogyakarta, 23 November 2015

(14)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN JUDUL (INGGRIS) ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vi

HALAMAN MOTTO ... vii

1.6 Sistematika penulisan ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

2.1 Pengertian Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan ... 7

(15)

xiii

2.1.2 Pengertian Pengambilan Keputusan ... 8

2.1.3 Karateristik Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan ... 10

2.1.4 Komponen Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan ... 14

2.2 AHP (Analytical Hierarchy Process) ... 16

2.2.1 Pengertian AHP (Analytical Hierarchy Process) ... 16

2.2.2 Prinsip Dasar Analytical Hierarchy Process (AHP)... 17

2.2.3 Struktur Analytical Hierarchy Process (AHP) ... 19

2.2.4 Kelebihan Analytical Hierarchy Process ... 23

2.2.5 Aksioma dalam model AHP ... 25

2.3 Personal Home Page (PHP) ... 26

2.3.1 Pengertian Personal Home Page (PHP) ... 26

2.3.2 Kelebihan PHP ... 28

2.4 MySQL Database ... 29

2.4.1 Pengertian MySQL Database ... 29

2.4.2 Kelebihan MySQL ... 30

2.5 Batasan aturan basis data ... 32

2.6 Kriteria Desain Antarmuka yang Baik ... 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 38

3.1 Rumusan Masalah ... 38

3.2 Pengumpulan dan Pengolahan Data ... 39

3.3 Analisis dan Perancangan Sistem ... 40

3.4 Analisa dan Pengujian Sistem ... 40

3.4.1 Analisis Pemodelan ... 41

3.4.2 Analisis Basis Data ... 41

(16)

xiv

3.5 Penarikan Kesimpulan ... 41

BAB IV PERANCANGAN SISTEM ... 42

4.1 Perancangan Sistem ... 42

4.1.1 Diagram Use Case... 42

4.1.2 Diagram Aliran Data ... 49

4.2 Manajemen Model ... 51

4.2.1 Simulasi Metode AHP ... 52

4.3 Manajemen Data ... 62

4.3.1 Desain Basisdata Konseptual (Conceptual Database Design) ... 62

4.3.2 Desain Basisdata Logikal (Tabel relasi dan normalisasi) ... 63

4.3.3 Normalisasi ... 64

4.3.4 Design Basis Data Fisikal ... 65

4.4 Manajemen Dialog ... 69

4.4.1 Desain Antarmuka Pengguna ... 69

4.4.2 Desain antarmuka administrator ... 72

BAB VANALISIS HASIL ... 74

5.1 Pengujian Perancangan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Dibandingkan Dengan Perhitungan Manual ……….74

5.1.1 Pengujian Dengan Perhitungan Manual (Excel) ... 74

5.2 Pengujian Basis Data Perancangan SPPK Pemilihan Alat Kontrasepsi Dengan Metode AHP ………..……….……87

(17)

xv

BAB VIPENUTUP ... 97

6.1 Kesimpulan ... 97

(18)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Proses Pengambilan Keputusan ... 10

Gambar 2.2 Hubungan Komponen SPPK (Kusrini, 2007:26) ... 15

Gambar 2.3 Diagram AHP……….…….16

Gambar 2.4 Struktur AHP…….……….….19

Gambar 4.1 Diagram Use Case Administrator ... 44

Gambar 4.2 Diagram Use Case Pengguna Sistem ... 46

Gambar 4.3 Diagram Konteks SPPK Pemilihan Alat Kontraspsi... 49

Gambar 4.4 Diagram Aliran Data Level 1 ... 50

Gambar 4.5 Diagram Aliran Data Level 2 ... 51

Gambar 4.6 Struktur Analytical Hierarchy Process (AHP)……….………...52

Gambar 4.7 Diagram ERD ... 62

Gambar 4.8 Tabel Relasi ... 63

Gambar 4.9 Desain Halaman Awal ... 69

Gambar 4.10 Desain Halaman Pengisian Skor Preferensi ... 70

Gambar 4.11 Desain Halaman Proses Perhitungan... 71

Gambar 4.12 Desain Halaman Hasil ... 71

Gambar 4.13 Desain Halaman Proses Perhitungan Admin ... 72

(19)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tingkat Kepentingan ……….…...17

Tabel 2.2 Daftar Indeks ……….………..…....22

Tabel 4.1 Aktor Use Case ……….…..…....43

Tabel 4.2 Narasi Use Case Administrator ……….…………...…..47

Tabel 4.3 Narasi Use Case Pengguna (Pengunjung Website) …….…….…..48

Tabel 4.4 Skor Akhir dari Inputan Admin ………....…..60

Tabel 4.5 Skor Akhir dari Inputan Pengguna ………..……..60 Tabel 4.6 Skor Akhir Rekomendasi ……….…………...…...61

Tabel 4.7 Fisik Kriteria ………..………..65

Tabel 4.8 Fisik Pengguna ……….………...66

Tabel 4.9 Fisik Alat/Metode Kontrasepsi ……….………...67

Tabel 4.10 Fisik Skor Rekomendasi Alat Kontrasepsi ………..…..67

Tabel 4.11 Fisik Pembuatan Skor ……….………….…….…..68

Tabel 5.1 Pembobotan dan Penjumlahan Nilai Bobot Pada Kriteria Cara Pemakaian Alat Kontrasepsi ……….74 Tabel 5.2 Pembobotan dan Penjumlahan Nilai Bobot Pada Kriteria Biaya ……….75

Tabel 5.3 Pembobotan dan Penjumlahan Nilai Bobot Pada Kriteria Resiko / Efek Samping ……….…75

Tabel 5.4 Pembobotan dan Penjumlahan Nilai Bobot Pada Kriteria Jangka Waktu KB ……….…75

Tabel 5.5 Pembobotan dan Penjumlahan Nilai Bobot Pada Kriteria Jenis Kelamin Pengguna

……….…76

Tabel 5.6 Pembobotan dan Penjumlahan Nilai Bobot Pada Kriteria Aturan Alat

(20)

xviii

Tabel 5.7 Hasil Pembagian Bobot Alat Kontrasepsi dengan Jumlah (Langkah 1) pada Kriteria Cara

Pemakaian Alat Kontrasepsi

……….…77

Tabel 5.8 Hasil Pembagian Bobot Alat Kontrasepsi dengan Jumlah (Langkah 1) pada Kriteria Biaya

……….…77

Tabel 5.9 Hasil Pembagian Bobot Alat Kontrasepsi dengan Jumlah (Langkah 1) pada Kriteria Resiko/Efek Samping

……….…77

Tabel 5.10 Hasil Pembagian Bobot Alat Kontrasepsi dengan Jumlah (Langkah 1) pada Kriteria Jangka Waktu KB

……….…78

Tabel 5.11 Hasil Pembagian Bobot Alat Kontrasepsi dengan Jumlah (Langkah 1) pada Kriteria Jenis Kelamin Pengguna

……….…78

Tabel 5.12 Hasil Pembagian Bobot Alat Kontrasepsi dengan Jumlah (Langkah 1) pada Kriteria Aturan Alat

……….…78

Tabel 5.13 Hasil Penjumlahan dan Rata-Rata Kriteria Kebutuhan Cara Pemakaian Alat Kontrasepsi dan Biaya

……….…79

Tabel 5.14 Hasil Penjumlahan dan Rata-Rata Kriteria Kebutuhan Resiko/Efek Samping dan Jangka Waktu KB

……….…79

Tabel 5.15 Hasil Penjumlahan dan Rata-Rata Kriteria Jenis Kelamin Penguna dan Aturan Alat

……….…80

Tabel 5.16 Hasil Rata-Rata dari Semua Kriteria Yang Dijadikan Satu Tabel

……….…80

Tabel 5.17 Pembobotan Kriteria Sesuai Dengan Kebutuhan Pengguna

(21)

xix

Tabel 5.18 Pembobotan Yang Telah Dijumlahkan dan Dirata-ratakan Sesuai Dengan Kriteria Kebutuhan Penggunannya

……….…81

Tabel 5.19 Hasil Rata-Rata Setiap Alat / Metode Kontrasepsi Yang Dijadikan Satu Tabel

……….…81

Tabel 5.20 Tabel Hasil Rata-Rata Setiap Kriteria Yang Dijadikan Satu Tabel

……….…82

Tabel 5.21 Hasil Skor Akhir ………...……….…….….82 Tabel 5.22 Hasil Pengurutan Pada Tabel Hasil Skor Akhir ….…………...…83 Tabel 5.23 Konsistensi dari Kriteria Cara Pemakaian Alat

Kontrasepsi.

……….…83

Tabel 5.24 Hasil Perhitungan dari Kriteria Cara Pemakaian Alat Kontrasepsi

……….…84

Tabel 5.25 Konsistensi dari Kriteria Biaya ……….………….…85 Tabel 5.26 Konsistensi dari Kriteria Jenis Kelamin

Pengguna

……….…….…85

Tabel 5.27 Konsistensi dari Kriteria Jangka Waktu KB ……….….…86 Tabel 5.28 Konsistensi dari Kriteria Jenis Kelamin

Pengguna

……….….…86

(22)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Situasi dan kondisi kependudukan di negara kita pada saat ini

merupakan suatu fenomena yang memerlukan perhatian dan penanganan

secara seksama, lebih sungguh-sungguh dan berkelanjutan. Salah satu upaya

yang telah dilakukan pemerintah dan hal ini sangat memerlukan kerja sama

dengan masyarakat, adalah dengan pengendalian penduduk dan peningkatan

kualitas dengan cara program keluarga berencana (KB) (Badan Koordinasi

Keluarga Berencana Nasional/BKKBN,2009).

Undang-undang nomor 10 tahun 1992 tentang Perkembangan

Kependudukan dan Pembangunan Keluarga sejahtera menyebutkan bahwa

Keluarga Berencana adalah upaya peningkatkan kepedulian dan peran serta

masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran,

pembinaan ketahanan keluarga, serta peningkatkan kesejahteraan keluarga

untuk mewujudkan keuarga kecil, bahagia, dan sejahtera. Program KB telah

menunjukan kiprahnya dalam pembangunan nasional hal ini dibuktikan

dalam empat dasawarsa terakhir telah berhasil mengurangi angka kelahiran,

(23)

2

Kesadaran akan pentingnya kontrasepsi di Indonesia saat ini masih

sangat perlu ditingkatkan guna menurunkan angka kelahiran. Kontrasepsi

juga diperlukan guna mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.

Saat ini masih banyak pasangan suami istri yang bingung dalam menentukan

kontrasepsi yang tepat. Hal ini biasanya dialami oleh pasangan suami istri

yang baru saja menikah atau pasangan yang belum mengenal lebih jauh apa

itu kontrasepsi karna sebelumnya tidak memiliki pengalaman ber-KB.

Informasi kontrasepsi tersedia jika pasangan mau berusaha meluangkan

waktu pergi ke tempat-tempat pelayanan kesehatan, tempat pelayanan KB,

konsultasi dengan bidan atau petugas kesehatan KB setempat.

Pasangan suami istri harus meluangkan waktu lebih banyak

mengingat setiap individu mempunyai kesibukan masing-masing untuk

memenuhi kebutuhan mereka. Pasangan suami istri juga harus

membandingkan antara metode-metode kontrasepsi dengan kondisi dan

kebutuhan mereka. Oleh karena itu, dibutuhkan sistem pendukung

pengambilan keputusan (SPPK) untuk menentukan alat kontrasepsi yang

(24)

3

Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan (SPPK) adalah sebuah

sistem terkomputerisasi yang membantu user dengan menggunakan data,

dokumen, pengetahuan dan model untuk menyelesaikan permasalahan dan

membuat keputusan. Tujuan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan ini

adalah untuk mengatasi masalah semi terstruktur. Menurut Kusrini (2007:7),

keputusan merupakan kegiatan memilih suatu strategi atau tindakan dalam

pemecahan suatu masalah dan diyakini sebagai solusi terbaik. Dalam SPPK

pemilihan alternatif tetap ada di tangan pengambil keputusan dengan

memasukkan beberapa kriteria. Sistem hanya akan memberikan

rekomendasi-rekomendasi berdasar perhitungan tertentu.

Penulis akan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) sebagai metode pengambilan keputusan. Metode ini

mengambil keputusan dengan menggunakan data kriteria yang sesuai

dengan masukan penguna. Metode AHP membentuk skor secara numerik

untuk menyusun nilai tertinggi dari setiap alternatif keputusan. Oleh karena

itu, sistem yang akan dibangun ini diharapkan dapat membantu pengguna

mengambil keputusan pemilihan alat kontrasepsi yang tepat sesuai dengan

(25)

4

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan

yang akan diteliti adalah bagaimana merancang sistem pengambilan

keputusan pemilihan alat kontrasepsi dengan menggunakan metode AHP

(Analytical Hierarchy Process).

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah merancang SPPK dengan metode

AHP (Analytical Hierarchy Process) yang akan digunakan untuk

menentukan alat kontrasepsi.

1.4 Batasan Masalah

Beberapa hal yang membatasi penelitian ini adalah :

1. Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan alat kontrasepsi ini hanya

sebagai alat bantu bagi pengguna alat kontrasepsi dalam menentukan

alat kontrasepsi yang sesuai dengan kriteria yang ditentukan.

2. Rancangan sistem dibangun berbasis web dengan menggunakan

pemograman PHP dan MySQL.

3. Output dari sistem ini adalah urutan prioritas berdasarkan skor akhir

terbesar dari kriteria yang ditentukan. Output berupa rekomendasi alat

(26)

5

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh penelitian ini adalah membantu pengguna

memilih alat kontrasepsi yang tepat sesuai kebutuhannya serta mendapatkan

informasi tentang alat kontrasepsi tersebut.

1.6 Sistematika penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian, dan

sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tentang dasar teori yang akan digunakan untuk

pembahasan dalam penulisan laporan tugas akhir ini yang meliputi

Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan dan metode AHP.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi tentang metodologi penelitian yang akan dilakukan

selama penelitian, terdiri dari : Analisis Masalah, Perancangan

Sistem, Pengumpulan Data, Pengolahan Data, Analisis Data,

(27)

6

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Bab ini berisi tentang cara penerapan konsep dasar yang telah

diuraikan pada bab sebelumnya untuk menganalisa dan merancang

aplikasi.

BAB V ANALISIS HASIL

Bab ini berisi tentang analisa hasil dari perancangan sistem dan

ketepatan metode AHP dalam menentukan alat kontrasepsi.

BAB VI PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari penulisan laporan

(28)

7

BAB II

LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan tentang dasar teori dari sistem pendukung

pengambilan keputusan, karateristik dan komponen dari sistem pengambilan

keputusan, dasar teori dari metode yang digunakan yaitu metode Analytical

Hierarchy Process, beserta dengan struktur dari metode AHP dan

konsep-konsep yang relevan dari sistem yang akan dibangun.

2.1 Pengertian Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan

SPPK ( Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan ) adalah sistem

yang berbasis komputer interaktif untuk memberikan dukungan keputusan

kepada manajer dengan menggunakan data dan model-model keputusan

untuk menyelesaikan masalah yang sifatnya semi struktur dan tidak

terstruktur untuk mencapai efektivitas keputusan. Pada dasarnya

pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis pada hakekat

suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta, penentuan yang matang dari

alternatif yang dihadapi, dan pengambilan tindakan yang menurut

perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.SPPK hanya digunakan

untuk memperluas wawasan pengambil keputusan (Decision Maker - DM)

sebagai bahan pertimbangan bukan untuk menggantikan penilaiannya.

Artinya bahwa SPPK tidak dapat menggantikan intuisi yang dimiliki oleh

(29)

8

2.1.1 Pengertian Keputusan

Beberapa ahli mendefinisikan tentang definisi keputusan.

Keputusan merupakan rangkaian tindakan yang perlu diikuti dalam

memecahkan masalah untuk menghindari dan mengurangi dampak

negatif atau untuk memanfaatkan kesempatan. Menurut Herbert A.

Simon (2002:15), keputusan berada pada suatu rangkaian kesatuan,

dengan keputusan terprogram pada satu ujungnya dan keputusan tak

terprogram pada ujung yang lain.

2.1.2 Pengertian Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan merupakan aktivitas manajemen berupa

tindakan dari sekumpulan alternatif yang telah dirumuskan sebelumnya

untuk memecahkan suatu masalah atau konflik dalam manajemen

(Chruchman, 1986).

Menurut Kusrini dalam bukunya Konsep dan Aplikasi Sistem

Pendukung Keputusan (2007:30) langkah dalam pemodelan sistem

(30)

9

a. Studi Kelayakan ( Intelligence )

Pada langkah ini, sasaran ditentukan dan dilakukan

pencarian prosedur, pengumpulan data, identifikasi masalah,

identifikasi kepemilikan masalah, klasifikasi masalah, hingga

akhirnya terbentuk sebuah pernyataan masalah.

b. Perancangan ( Design)

Pada tahap ini akan diformulasikan model yang akan

digunakan dan kriteria-kriterianya akan ditentukan.

c. Pemilihan ( Choice)

Pada tahap akan ditentukan berbagai alternatif model

beserta variabel-variabel, termasuk solusi dari model tersebut .

d. Membuat Sistem Pengambilan Keputusan

Setelah menentukan model, berikutnya adalah

mengimplementasikan dalam aplikasi sistem pendukung

(31)

10

Gambar 2.1 Proses Pengambilan Keputusan

2.1.3 Karateristik Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan

Menurut Turban (1995), SPPK memiliki beberapa karakteristik

seperti berikut ini :

 SPPK dirancang untuk membatu pengambilan keputusan

dalam memecahkan masalah yang sifatnya semi tersruktur

(32)

11

 SPPK dapat digunakan oleh semua tingkat manajer, mulai dari

manajer eksekutif tertinggi sampai manajer-manajer di

bawahnya.

 SPPK dapat digunakan untuk individu atau kelompok. Banyak

permasalahan organisasi melibatkan kelompok pengambilan

keputusan. Masalah-masalah yang kurang terstruktur sering

kali membutuhkan beberapa individu di departemen dan

tingkatan organisasi yang berbeda untuk menyelesaikannya.

 SPPK dapat mendukung keadaan keputusan yang saling

tergantung atau berurutan.

 SPPK mendukung semua langkah pada proses pengambilan

keputusan yaitu penelusuran, perancangan, pemilihan, dan

implementasi.

 SPPK mendukung berbagai macam proses pengambilan

keputusan dan gaya pengambilan keputusan, sehingga ada

kesesuaian antara sistem pendukung pengambilan keputusan

dan atribut-atribut yang digunakan individu pengambilan

keputusan.

 SPPK dapat beradaptasi sepanjang waktu. Pembuat keputusan

harus berani menghadapi perubahan kondisi dengan cepat

(33)

12

pengambilan keputusan dengan perubahan tersebut. Sistem

pendukung pengambilan keputusan bersifat fleksibel, sehingga

pengguna dapat menambahkan, menghapus,

mengombinasikan, merubah atau mengurut ulang

elemen-elemen dasarnya ( memberi respon yang cepat terhadap situasi

yanbg tidak diinginkan).

 SPPK mudah dipakai. Pengguna harus merasa “at home

dengan system. Mudah digunakan (user friendly), fleksibel,

kemampuan grafis yang kuat, dan bahasa antar user interface

dengan mesin menggunakan bahasa yang dipakai oleh

pengguna, sehingga hal ini dapat meningkatkan efektivitas

SPPK.

 SPPK lebih ditekankan untuk meningkatkan efektifitas dari

keputusan (hasil yang akurat, ketepatan waktu, termasuk

biaya), daripada efisiensi.

 Pengambilan keputusan memegang sepenuhnya setiap tahap

dari pengambilan keputusan. Sistem pendukung pengambilan

keputusan ditujukan untuk mendukung bukan menggantikan

pengambilan keputusan. Pengambil keputusan dapat menolak

(34)

13

 Menuntun proses belajar, terutama pada saat muncul

permintaan baru dan perbaikan sistem, yang menuntut untuk

belajar lebih, dimana proses belajar yang harus terus menerus

akan meningkatkan dan mengembangkan sistem pendukung

pengambilan keputusan.

Pengguna (end user ) harus mampu membangun sendiri SPPK

yang sederhana. Sistem yang lebih besar dapat dibangun

dalam kelompok pengguna dengan sedikit bantuan dari pakar

sistem informasi.

 SPPK biasanya memanfaatkan model (standar atau sudah jadi)

untuk menganalisis situasi ketika keputusan harus diambil.

Kemampuan pemodelan memungkinkan user melakukan

percobaan dengan strategi yang berbeda di bawah konfigurasi

yang berbeda pula. Setiap percobaan menghasilkan pandangan

dan pengetahuan baru.

 SPPK tingkat lanjut dilengkapi dengan komponen

pengetahuan yang memungkinkan untuk membuat solusi yang

(35)

14

2.1.4 Komponen Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan

Menurut Kusrini (2007:25) Sistem pendukung pengambilan

keputusan terdiri dari beberapa komponen atau subsistem yaitu :

a. Subsistem Manajemen Data

Termasuk database, yang mengandung data yang

relevan untuk berbagai situasi dan diatur oleh software yang

disebut Database Management Systems (DBMS).

b. Subsistem Manajemen Model

Subsistem manajemen model adalah sebuah paket

perangkat lunak yang berisi model-model finansial, statistik,

ilmu manajemen, atau model kuantitatif yang lain yang

menyediakan kemampuan analisis sistem dan manajemen

perangkat lunak yang terkait.

c. Subsistem Antarmuka Pengguna

Pengguna berkomunikasi dan memerintahkan sistem

pendukung keputusan melalui subsistem tersebut. Subsistem

ini tempat komunikasi antara pengguna dan sistem pendukung

keputusan serta tempat pengguna memberikan perintah kepada

(36)

15

d. Subsistem Manajemen Berbasis Pengetahuan

Subsistem manajemen pengetahuan (knowledge), yaitu

subsistem optional yang dapat mendukung subsistem lain atau

bertindak sebagai komponen yang berdiri sendiri. Manajemen

pengetahuan merupakan beberapa komponen yang berupa satu

atau lebih sistem-sistem pakar.

Berikut adalah gambar hubungan antar komponen dalam

SPPK:

(37)

16

2.2 AHP (Analytical Hierarchy Process)

2.2.1 Pengertian AHP (Analytical Hierarchy Process)

Analytic Hierarchy Process (AHP) adalah teknik untuk

mendukung proses pengambilan keputusan yang bertujuan untuk

menentukan pilihan terbaik dari beberapa alternatif yang dapat diambil.

AHP dikembangkan oleh Thomas L.Saaty pada tahun 1970-an, dan telah

mengalami banyak perbaikan dan pengembangan hingga saat ini. Kelebihan

AHP adalah dapat memberikan kerangka yang komprehensif dan rasional

dalam menstrukturkan permasalahan pengambilan keputusan. Gambaran

umum dari proses AHP dapat dilihat pada gambar 2.2 berikut :

(38)

17

2.2.2 Prinsip Dasar Analytical Hierarchy Process (AHP)

a. Membuat hirarki

Sistem yang kompleks bisa lebih mudah dipahami dengan

memecah masalah menjadi elemen-elemen pendukung, menyusun

elemen secara hirarki, dan menggabungkannya.

b. Penilaian kriteria dan altenatif

Kriteria dan alternatif dilakukan dengan perbandingan

berpasangan. Menurut Saaty (1988), untuk berbagai persoalan,

skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik untuk mengekspresikan

pendapat. Nilai dan definisi pedapat kualitatif dari skala

perbandingan Saaty bisa diukur menggunakan tabel analisis seperti

tabel berikut :

Tabel 2.1 Tingkat Kepentingan

Tingkat Kepentingan

Definisi

1 Kedua elemen sama penting

3 Elemen yang satu sedikit lebih penting dibanding elemen yang lain

5 Elemen yang satu esensial atau sangat penting dibanding elemen yang

lainnya

7 Elemen yang satu benar-benar lebih penting dari yang lain

(39)

18

Tabel 2.1 (lanjutan) Tingkat Kepentingan

2,4,6,8 Nilai tengah diantara dua penilaian berurutan

Kebalikan Jika aktivitas i mendapat satu angka dibandingkan dengan aktivitas j, maka j memiliki nilai kebalikannya dibandingkan dengan i

c. Synthesis of priority (sintesis prioritas)

Untuk setiap kriteria dan alternatif, perlu dilakukan

perbandingan berpasangan (pairwase Comparisons). Nilai-nilai

perbandingan relatif dari seluruh alternatif kriteria yang telah

ditentukan untuk menghasilkan bobot dan prioritas. Bobot dan

prioritas dihitung dengan memanipulasi matriks atau melalui

penyelesaian hitungan matematika.

d. Logical consistency (konsistensi logis)

Konsistesi memiliki dua makna. Pertama, obyek-obyek

yang serupa bisa dikelompokan sesuai dengan keseragaman dan

relevansi. Kedua, menyangkut tingkat hubungan antar obyek yang

(40)

19

2.2.3 Struktur Analytical Hierarchy Process (AHP)

AHP adalah proses pembentuk skor secara numerik untuk

menyusun ranking setiap alternatif keputusan berbasis pada bagaimana

sebaiknya alternatif itu dicocokan dengan kriteria pembuat keputusan.

Gambar 2.4 Struktur AHP

Langkah-langkah dalam metode AHP menurut Kusrini

(2007:135-137), seperti berukut :

a. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang

diinginkan, lalu menyusun hierarki dari permasalahan yang

dihadapi. Penyusunan hierarki adalah dengan menetepkan

tujuan yang merupakan sasaran sistem secara keseluruhan pada

(41)

20

b. Menentukan prioritas elemen

 Langkah pertama dalam menentukan prioritas elemen

adalah membuat perbandingan berpasangan, yaitu

membandingkan elemen secara berpasangan sesuai kriteria

yang diberikan.

 Matriks perbandingan berpasangan diisi menggunakan

bilangan untuk mereprentasikan kepentingan relatif dari

suatu elemen terhadap elemen yang lainnya.

c. Sistesis

Pertimbangan-pertimbangan terhadap perbandingan

berpasangan disintesis untuk memperoleh keseluruhan

prioritas.

 Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom pada matriks

 Membagi setiap nilai dari kolom dengan total kolom yang

bersangkutan untuk memperoleh normalisasi matriks.

 Menjumlahkan nilai- nilai dari setiap baris dan

membaginya dengan jumlah elemen untuk mendapatkan

rata-rata.

d. Mengukur konsistensi

Dalam pembuatan keputusan, penting untuk mengetahui

seberapa baik konsistensi yang ada karena tidak ingin membuat

keputusan berdasar pertimbangan dengan konsistensi yang

(42)

21

 Kalikan setiap nilai pada kolom pertama dengan prioritas

relatif elemen pertama, nilai pada kolom kedua dengan

proiritas relatif elemen kedua, dan seterusnya,

 Jumlahkan setiap baris

 Hasil dari penjumlahan baris dibagi dengan elemen

prioritas elemen relatif yang bersangkutan.

 Jumlahkan hasil bagi di atas dengan banyaknya elemen

yang ada, hasilnya disebut λ maks. e. Hitung consistency index(CI) dengan rumus :

CI= (λ maks-n)/n-1 (2.1) Di mana n = banyaknya elemen

f. Hitung rasio Konsistensi/Consistency Ratio (CR) dengan

rumus:

CR= CI / IR (2.2)

Di mana CR= Consistency Ratio

CI = Consistency Index

(43)

22

g. Memeriksa konsistensi hierarki

Jika nilainya lebih dari 10%, maka penilaian data judgment

harus diperbaiki. Namun, jika rasio konsistensi (CI/IR) kurang

atau sama dengan 0,1 maka, hasil perhitungan bisa dinyatakan

benar. Pada tabel Indeks Random Konsistensi (IR) terdapat

ukuran matriks dan nilai IR. Ukuran matriks dimaksud adalah

banyaknya matriks yang digunakan dalam penelitian yang akan

dicocokan dengan nilai IR. Setiap matriks memiliki nilai IR

sendiri. Daftar Indeks Random Konsistensi (IR) bisa dilihat

tabel di bawah :

Tabel 2.2 Daftar Indeks

Ukuran Matriks Nilai IR

(44)

23

Tabel 2.2 (Lanjutan) Daftar Indeks

Ukuran Matriks Nilai IR

11 1.51

12 1.48

13 1.56

14 1.57

15 1.59

2.2.4 Kelebihan Analytical Hierarchy Process

Analytical Hierarchy Process (AHP) memiliki kelebihan dan

kekurangan dalam sistem analisisnya. Kelebihan dari metode AHP ini

adalah :

Kesatuan (Unity)

AHP membuat permasalahan yang luas dan tidak terstruktur

menjadi suatu model yang fleksibel dan mudah dipahami.

Kompleksitas (Complexity)

AHP memecahkan permasalahan yang kompleks melalui

(45)

24

Saling Ketergantungan (Inter Dependence)

AHP dapat digunakan pada elemen-elemen sistem yang saling

bebas dan tidak memerlukan hubungan linier.

Struktur Hirarki (Hierarchy Structuring)

AHP mewakili pemikiran alamiah yang cenderung

mengelompokkan elemen sistem ke level-level yang berbeda

dari masing-masing level berisi elemen yang serupa.

Pengukuran (Measurement)

AHP menyediakan skala pengukuran dan metode untuk

mendapatkan prioritas.

Konsistensi (Consistency)

AHP mempertimbangkan konsistensi logis dalam penilaian

yang digunakan untuk menentukan prioritas.

Sintesis (Synthesis)

AHP mengarah pada perkiraan keseluruhan mengenai seberapa

diinginkannya masing-masing alternatif.

Pemilihan (Trade Off)

AHP mempertimbangkan prioritas relatif faktor-faktor pada

sistem sehingga orang mampu memilih altenatif terbaik

berdasarkan tujuan mereka.

Penilaian dan Konsensus (Judgement and Consensus)

AHP tidak mengharuskan adanya suatu konsensus, tapi

(46)

25

Pengulangan Proses (Process Repetition)

AHP mampu membuat orang menyaring definisi dari suatu

permasalahan dan mengembangkan penilaian serta pengertian

mereka melalui proses pengulangan.

2.2.5 Aksioma dalam model AHP

Ada 4 aksioma dalam pemakaian AHP dan pelanggaran dari setiap

aksioma akan berakibat tidak validnya metode yang dipakai. Bila tidak

memenuhi dan tidak valid maka sistem menjadi tidak berkualitas. Empat

aksioma tersebut adalah Reciprocal Comparison, Homogeneity, independence, expectations.

a. Reciprocal Comparison

Artinya pengambilan keputusan harus dapat memuat

perbandingan dan menyatakan preferensinya. Prefesensi tersebut

harus memenuhi syarat resiprokal yaitu apabila A lebih disukai

daripada B dengan skala x, maka B lebih disukai daripada A

dengan skala 1/x.

b. Homogeneity

Artinya preferensi seseorang harus dapat dinyatakan

dalam skala terbatas atau dengan kata lain elemen- elemennya

dapat dibandingkan satu sama lainnya. Kalau aksioma ini tidak

dipenuhi maka elemen- elemen yang dibandingkan tersebut tidak

homogen dan harus dibentuk cluster (kelompok elemen) yang

(47)

26

c. Independence

Artinya preferensi dinyatakan dengan mengasumsikan

bahwa kriteria tidak dipengaruhi oleh alternatif-alternatif yang ada

melainkan oleh objektif keseluruhan. Ini menunjukkan bahwa pola

ketergantungan dalam AHP adalah searah, maksudnya

perbandingan antara elemen-elemen dalam satu tingkat

dipengaruhi atau tergantung oleh elemen-elemen pada tingkat

diatasnya.

d. Expectations

Artinya untuk tujuan pengambil keputusan. Struktur

hirarki diasumsikan lengkap. Apabila asumsi ini tidak dipenuhi

maka pengambil keputusan tidak memakai seluruh kriteria atau

objektif yang tersedia atau diperlukan sehingga keputusan yang

diambil dianggap tidak lengkap.

2.3 Personal Home Page (PHP)

2.3.1 Pengertian Personal Home Page (PHP)

PHP (akronim dari PHP: Hypertext Preprocessor) adalah bahasa

pemrograman yang berfungsi untuk membuat website dinamis maupun

aplikasi web. Berbeda dengan HTML yang hanya bisa menampilkan konten

statis, PHP bisa berinteraksi dengan database, file dan folder, sehingga

(48)

27

Blog, Toko Online, CMS, Forum, dan Website Social Networking adalah

contoh aplikasi web yang bisa dibuat oleh PHP. PHP menggunakan bahasa

scripting, bukan bahasa tag-based seperti HTML. PHP termasuk bahasa

yang cross-platform, ini artinya PHP bisa berjalan pada sistem operasi yang

berbeda-beda (Windows, Linux, ataupun Mac). Program PHP ditulis dalam

file plain text (teks biasa) dan mempunyai akhiran “.php”.

PHP ditulis (diciptakan) oleh Rasmus Lerdorf, seorang software

engineer asal Greenland sekitar tahun 1995. Pada awalnya PHP digunakan

Rasmus hanya sebagai pencatat jumlah pengunjung pada website pribadi

beliau. Karena itu bahasa tersebut dinamakan Personal Home Page (PHP)

Tools. Untuk dapat berjalan, PHP membutuhkan web server, yang bertugas

untuk memproses file-file php dan mengirimkan hasil pemrosesan untuk

ditampilkan di browser client. Oleh karena itu, PHP termasuk server-side

scripting (script yang diproses di sisi server). Web server sendiri adalah

software yang diinstall pada komputer lokal ataupun komputer lain yang

berada di jaringan intranet / internet yang berfungsi untuk melayani

(49)

28

2.3.2 Kelebihan PHP

Setiap bahasa pemograman berbasis web memiliki kelebihan dan

kekurangan masing-masing. Kelebihan PHP antara lain :

 Bahasa pemrograman PHP adalah sebuah bahasa script yang

tidak melakukan sebuah kompilasi dalam penggunaanya.

 Web Server yang mendukung PHP dapat ditemukan dimana – mana dari mulai apache, IIS, Lighttpd, hingga Xitami dengan

konfigurasi yang relatif mudah.

 Dalam sisi pengembangan lebih mudah, karena banyaknya

milis – milis dan developer yang siap membantu dalam pengembangan.

 Dalam sisi pemahamanan, PHP adalah bahasa scripting yang

paling mudah karena memiliki referensi yang banyak.

 PHP adalah bahasa open source yang dapat digunakan di

berbagai mesin (Linux, Unix, Macintosh, Windows) dan dapat

dijalankan secara runtime melalui console serta juga dapat

(50)

29

2.4 MySQL Database

2.4.1 Pengertian MySQL Database

MySQL adalah sebuah implementasi dari sistem manajemen

basisdata relasional (RDBMS) yang didistribusikan secara gratis dibawah

lisensi GPL (General Public License). Setiap pengguna dapat bebas

menggunakan MySQL, namun tidak boleh dijadikan produk turunan yang

bersifat komersial. MySQL sebenarnya merupakan turunan salah satu

konsep utama dalam database sejak lama, yaitu SQL (Structured Query

Language).

SQL adalah sebuah konsep pengoperasian database, terutama untuk

pemilihan atau seleksi dan pemasukan data, yang memungkinkan

pengoperasian data dikerjakan dengan mudah secara otomatis. Keandalan

suatu sistem database (DBMS) dapat diketahui dari cara kerja optimizer-nya

dalam melakukan proses perintah-perintah SQL, yang dibuat oleh user

maupun program-program aplikasinya. Sebagai database server, MySQL

dapat dikatakan lebih unggul dibandingkan database server lainnya dalam

query data. Sebagai sebuah program penghasil database, MySQL tidak dapat

berjalan sendiri tanpa adanya sebuah aplikasi lain (Interface). MySQL dapat

didukung oleh hampir semua program aplikasi baik yang open source seperti

(51)

30

2.4.2 Kelebihan MySQL

MySQl memiliki beberapa kelebihan seperti :

Portabilitas

MySQL dapat berjalan stabil pada berbagai sistem operasi

seperti Windows, Linux, FreeBSD, Mac Os X Server, Solaris,

Amiga, dan masih banyak lagi.

Terbuka (Open Source)

MySQL didistribusikan secara open source, dibawah lisensi

GPL sehingga dapat digunakan secara cuma-cuma.

Banyak Pengguna (Multiuser)

MySQL dapat digunakan oleh beberapa user dalam waktu yang

bersamaan tanpa mengalami masalah atau konflik.

Penyempurnaan Kinerja (Performance tuning)

MySQL memiliki kecepatan yang menakjubkan dalam

menangani query sederhana, dengan kata lain dapat

memproses lebih banyak SQL per satuan waktu.

Jenis Kolom

MySQL memiliki tipe kolom yang sangat kompleks, seperti

signed atau unsigned integer, float, double, char, text, date,

timestamp, dan lain-lain.

Perintah dan Fungsi

MySQL memiliki operator dan fungsi secara penuh yang

(52)

31

Keamanan

MySQL memiliki beberapa lapisan sekuritas seperti level

subnetmask, nama host, dan izin akses user dengan sistem

perizinan yang mendetail serta sandi terenkripsi.

Skalabilitas dan Pembatasan

MySQL mampu menangani basis data dalam skala besar,

dengan jumlah rekaman (records) lebih dari 50 juta dan 60 ribu

tabel serta 5 milyar baris. Selain itu batas indeks yang dapat

ditampung mencapai 32 indeks pada tiap tabelnya.

Konektivitas

MySQL dapat melakukan koneksi dengan klien menggunakan

protokol TCP atau IP, Unix soket (UNIX), atau Named Pipes

(NT).

Lokalisasi

MySQL dapat mendeteksi pesan kesalahan pada klien dengan

menggunakan lebih dari dua puluh bahasa. Meski pun

demikian, bahasa Indonesia belum termasuk di dalamnya.

Antar Muka

MySQL memiliki interface (antar muka) terhadap berbagai

aplikasi dan bahasa pemrograman dengan menggunakan fungsi

(53)

32

Klien dan Peralatan

MySQL dilengkapi dengan berbagai peralatan (tool) yang dapat

digunakan untuk administrasi basis data, dan pada setiap

peralatan yang ada disertakan petunjuk online.

Struktur tabel

MySQL memiliki struktur tabel yang lebih fleksibel dalam

menangani ALTER TABLE, dibandingkan basis data lainnya

semacam PostgreSQL ataupun Oracle.

2.5 Batasan aturan basis data

Dalam perancangan dan penyusunan basis data dikenal adanya

beberapa batasan aturan yang harus dipatuhi. Menurut James Martin (1975),

batasan aturan tersebut berhubungan dengan lima aspek penting dalam basis

data, yaitu :

a. Kerangkapan Data ( Data Redundancy)

Kerangkapan Data (Data Redundancy) adalah munculnya

data-data yang sama berulang kali pada file basis data yang

seharusnya tidak diperlukan. Sebagian besar hal ini terjadi

disebabkan oleh orientasi pengembangan sistem yang lebih

berorientasi pada program aplikasi (program oriented) dan bukan

berorientasi pada basis data (data oriented). Kerangkapan data harus

(54)

33

penyimpanan basis data, biaya penyimpanan yang semakin besar,

tidak efisien dalam mengolah data, risiko terjadinya inkonsistensi

data. Kerangkapan data dapat terjadi pada dua kemungkinan, yaitu :

 Kerangkapan data dalam satu file

Kerangkapan data dalam satu file terjadi jika

muncul kerangkapan nilai-nilai rinci data dalam satu file

tersebut. Hal ini dapat diatasi dengan cara memecah file

tersebut menjadi file-file baru yang mempunyai struktur

yang lebih sederhana. Banyaknya file baru yang dibentuk

tergantung dari banyaknya kerangkapan data.

 Kerangkapan data dalam beberapa file

Kerangkapan data dalam beberapa file terjadi jika

muncul nama-nama kolom yang sama dalam beberapa file,

namun hal ini dapat diatasi dengan cara menghapus kolom

yang rangkap.

b. Inkonsistensi Data (Data Inconsistency)

Inkonsistensi Data (Data Inconsistency) adalah munculnya

data yang tidak konsisten pada kolom yang sama dalam satu atau

beberapa file data yang dihubungkan. Hal ini terjadi dikarenakan

proses pemasukan data (data entry) yang tidak benar, proses

(55)

34

sistem yang tidak baik atau tidak terkontrol. Inkonsistensi data dalam

file basis data umumnya sangat sulit diketahui. Oleh karena itu,

inkonsistensi data harus diantisipasi sejak dini, sejak perancangan

struktur file dalam basis data, yaitu dengan cara merancang struktur

file yang terbebas dari kerangkapan data.

c. Data Terisolasi (Data Isolation)

Data terisolasi disebabkan oleh pemakaian beberapa file

basis data dimana program aplikasi tidak dapat mengakses data-data

dari file tertentu. Data terisolasi harus dihindari karena dapat

mengakibatkan tidak lengkapnya informasi yang dihasilkan dari

pengolahan basis data. Data terisolasi dapat terjadi akibat tidak

adanya kemungkinan untuk menghubungkan antar data dalam file,

tidak adanya standarisasi data (berkaitan dengan format data,

meliputi tipe dan ukuran data).

d. Keamanan Data (Data Security)

Keamanan data merupakan aspek kritis dalam basis data.

Data-data dalam basis data merupakan informasi yang bersifat sangat

penting (prinsip dasar dari keamanan basis data). Oleh karena itu,

data-data tersebut harus dijaga dari berbagai hal yang

memungkinkan merusak data. Aspek keamanan basis data meliputi

(56)

35

Recovery adalah suatu proses menggunakan kembali

basis data dari media penyimpanan cadangan untuk

mengembalikan data pada kondisi yang benar karena

terjadi kerusakan.

Integrity, berkaitan dengan unjuk kerja sistem untuk

dapat menjaga data-data dalam basis data agar selalu

berada dalam kondisi benar (tipe dan ukuran data), up

to date (sesuai kondisi aktual), konsisten, dan selalu

tersedia (current).

Concurency, berkaitan dengan mekanisme pengendalian

basis data saat digunakan oleh beberapa pemakai secara

bersamaan agar terhindar dari kesalahan akibat

beberapa transaksi berbeda dilakukan secara bersamaan.

Privacy, dimaksudkan sebagai pembatasan kewenangan

akses data dalam basis data untuk mencegah dan

melindungi basis data dari penggunaan oleh pengguna

yang tidak berwenang.

Security, adalah suatu mekanisme sistem untuk

mencegah dan melindungi basis data kehilangan akibat

(57)

36

e. Integritas Data (Data Integrity)

Intergritas data berhubungan dengan kinerja sistem agar

dapat melakukan kontrol atau kendali pada semua bagian sistem.

Integritas dimaksudkan sebagai sarana untuk meyakinkan bahwa

data-data yang tersimpan dalam basis data selalu dalam kondisi yang

benar (tipe dan ukuran datanya), up to date (sesuai kondisi actual),

konsisten, dan selalu tersedia (current). Meyakinkan bahwa

nilai-nilai data yang dimasukan adalah benar sejak pertama kali masuk

adalah salah satu cara terbaik untuk menjaga integritas data.

Abraham Silberchatz, Henry F. Korth, dan S. Sudarshan (2001)

menyatakan bahwa database yang benar mampu mengatasi semua

permasalahan yang terkait dengan batasan aturan diatas .

2.6 Kriteria Desain Antarmuka yang Baik

Pengguna sistem terlebih dahulu menilai sistem melalu antarmuka

(Interface) daripada kemampuan sistem itu sendiri. Oleh karena itu,

pembuatan desain antarmuka suatu sistem sangat penting agar pengguna

tidak kesulitan saat menggunakan sistem. Dalam membuat desain antarmuka

(58)

37

a. User Familiarity, antarmuka (Interface) harus menggunakan

terminologi dan konsep yang menarik dari pengalaman orang yang

sering menggunakan sistem.

b. Consistency, antarmuka (Interface) harus konsisten. Sebisa

mungkin operasi yang sama harus diaktifkan dengan cara yang

sama.

c. Minimal Surprise, pengguna tidak boleh heran atau terkejut oleh

prilaku sistem.

d. Recoverability, antarmuka (Interface) harus menyediakan

mekanisme (fitur-fitur) yang membantu memulihkan pengguna

dari kesalahan sistem (error).

e. User Guidance, antarmuka (Interface) harus memberikan umpan

balik jika terjadi kesalahan dan memberikan fasilitas bantuan yang

tanggap bagi pengguna.

f. User Diversity, antarmuka (Interface) harus menyediakan fasilitas

(59)

38

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menguraikan mengenai metodologi penelitian yang digunakan

penulis dalam menyusun penulisan ini.

3.1 Rumusan Masalah

Masalah yang akan diselesaikan adalah bagaimana merancang

sistem pendukung pengambilan keputusan pemilihan alat kontrasepsi

dengan menggunakan metode AHP. Masalah tersebut akan diselesaikan

dengan cara membuat perancangannya sesuai dengan komponen SPPK.

Komponen SPPK yang diperlukan untuk merancang sistem ini adalah

komponen manajemen data, komponen manajemen model, komponen

manajemen dialog, komponen manajemen pengetahuan. Komponen

manajemen data bertujuan untuk mengatur basis data yang diperlukan

sistem. Komponen manajemen model, dalam tahap ini akan dilakukan

simulasi perhitungan AHP. Komponen manajemen dialog, pada tahap ini

dilakukan perancangan user interface yang bertujuan untuk memudahkan

pengguna dalam menggunakan sistem. Komponen yang terakhir adalah

Knowlegde Management (manajemen pengetahuan), komponen ini

merupakan komponen yang bersifat optional yaitu dapat untuk

mendukung subsystem yang lain atau sebagai komponen sendiri. Pada

(60)

39

Untuk menyelesaikan masalah di atas, penulis akan melakukan

beberapa langkah penelitian. Langkah-langkah tersebut antara lain :

a. Pengumpulan dan Pengolahan Data

Tahapan ini bertujuan untuk mengumpulkan data yang akan

digunakan sistem.

b. Analisis dan Perancangan Sistem

Tahapan ini bertujuan untuk menganalisa masalah dan

merancang sistem pendukung pengambilan keputusan pemilihan

alat kontrasepsi dengan menggunakan metode AHP.

c. Analisis dan Pengujian Sistem

Tahapan ini bertujuan untuk menguji rancangan sistem

yang dibuat.

d. Penarikan Kesimpulan

Tahapan ini bertujuan untuk menarik kesimpulan dari hasil

penelitian.

Langkah-langkah tersebut kemudian akan dijelaskan lebih lanjut

melalui uraian berikut :

3.2 Pengumpulan dan Pengolahan Data

Pengumpulan data ini dimaksudkan agar penulis mendapatkan data

yang valid, sesuai dengan kenyataan yang ada dari narasumber. Hal ini

bertujuan untuk membantu penulis dalam menguji metode AHP

(61)

40

kontrasepsi yang berupa biaya, jangka waktu KB, resiko atau efek

samping alat kontrasepsi, cara pemakaian dan aturan alat kontrasepsi.

3.3 Analisis dan Perancangan Sistem

Proses yang akan dilakukan di tahap ini meliputi perancangan

sistem dengan beberapa alat bantu seperti use case, diagram aliran data

dan model rancangan databasenya. Model database akan dirancang dengan

bantuan diagram Entity-Relationship (ER). Perancangan dibuat sesuai

komponen SPPK, kemudian menganalisa tentang syarat atau

kriteria-kriteria yang harus dipenuhi dalam sebuah perancangan sistem yang

berkualitas. Hasil dari tahapan ini adalah rancangan sistem yang akan

digunakan untuk membuat SPPK pemilihan alat kontrasepsi dengan

metode AHP.

3.4 Analisa dan Pengujian Sistem

Pada tahapan ini bertujuan untuk melakukan pengujian rancangan

sistem, pengujian rancangan sistem tersebut bertujuan untuk mengetahui

kualitas perancangan SPPK pemilihan alat kontrasepsi. Dalam tahap ini

pengujian akan dilakukan dengan mengevaluasi perancangan sistem dari

segi pemodelan, analisis basis data, analisis dari segi antarmuka (Interface)

(62)

41

3.4.1 Analisis Pemodelan

Pemodelan yang digunakan dalam perancangan sistem apakah

sudah sesuai dengan syarat suatu model yang baik.

3.4.2 Analisis Basis Data

Basis data dalam perancangan sistem akan di analisa apakah

sudah memenuhi kriteria basis data yang baik yaitu kelengkapan basis

data, integritas, normalisasi.

3.4.3 Analisis Antarmuka (Interface)

Rancangan antarmuka apakah sudah dirancang sebaik mungkin

sehingga pengguna tidak kesulitan dalam mengoperasikan sistem.

Rancangan akan dibuat sesederhana mungkin, tidak terlalu matematis.

3.5 Penarikan Kesimpulan

Pada tahapan ini penulis akan menarik kesimpulan dari hasil

penelitian ini. Kualitas metode AHP akan memberikan rekomendasi dan

alternatif-alternatif yang dilihat dari kriteria pengguna. Hal ini dapat

membuktikan bahwa sistem ini dapat membantu dalam mengambil

keputusan pemilihan alat kontrasepsi yang tepat dengan menggunakan

(63)

42

BAB IV

PERANCANGAN SISTEM

Bab ini berisi uraian tentang perancangan dan implementasi sistem.

Langkah-langkah perancangan sistem akan dijelaskan lebih detail dengan

menggunakan diagram.

4.1 Perancangan Sistem

Perancangan sistem akan meliputi tahap-tahap tentang hasil perancangan

sistem yang terdiri dari Use Case, diagram aliran data (DAD).

4.1.1 Diagram Use Case

Diagram use case digunakan untuk menggambarkan

kebutuhan fingsional yang diharapkan dari sebuah sistem. Diagram

use case mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu atau lebih

aktor dengan sistem. Diagram use case ini juga bertujuan untuk

mengetahui fungsi apa saja yang terdapat dalam sistem dan siapa

saja yang berhak mengakses fungsi-fungsi tersebut.

a. Aktor-aktor Use Case

Aktor-aktor Use Case menjelaskan tentang tugas dan

fungsi yang dilakukan oleh setiap aktor pada sistem berupa

(64)

43

apa saja yang akan dilakukan aktor, seperti pada Tabel 4.1

berikut.

Tabel 4.1 Aktor Use Case

Nama Aktor Keterangan

Administrator (Admin) Pengguna sebagai admin yang menjalankan sistem dan mempunyai akses dalam pembaharuan data maupun menghapus data.

Pengguna (Pengunjung) Pengguna (pengunjung) website yang akan menggunakan SPPK pemilihan alat kontrasepsi atau hanya melihat informasi saja.

b.Diagram Use Case

Diagram Use Case menggambarkan proses-proses

mengenai tugas atau hak akses dari aktor tersebut. Aktor

dalam sistem pendukung pengambilan keputusan ini ada dua

yaitu, pengunjung dan administrator.

Administrator

Administrator (admin) memiliki peran atau

tugas yang sangat penting dalam website ini,

administrator memiliki tugas seperti menambah,

menghapus berita, mengubah kuisioner dan melihat

(65)

44

metode kontrasepsi, memberi bobot nilai pada setiap

alat dan metode kontrasepsi. Gambar Use Case

administrator dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 4.1 Diagram Use Case Administrator

Gambar 4.1 Diagram Use Case Administrator

Administrator

Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Untuk Menentukan Alat Kontrasepsi

Login

Ubah berita

Tambah berita

Hapus berita

Ubah alat / metode kontrasepsi

Tambah alat / metode kontrasepsi

Hapus alat / metode kontrasepsi

Baca Pesan

Hapus Pesan

Pembobotan alat kontrasepsi

Ubah Kriteria

Tambah Kriteria

(66)

45

Gambar 4.1 (lanjutan) Diagram Use Case Administrator

Pengguna Sistem (pengunjung)

Pengguna sistem atau pengunjung sistem ini

memiliki beberapa hak akses seperti isi skor

preferensi setiap kriteria, melihat berita, mengisi

kuisioner mengenai sistem, mengisi pesan untuk

admin, lihat hasil rekomendasi dan rinciannya.

Gambar Use Case pengguna sistem dapat dilihat pada

gambar dibawah ini. Administrator

Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Untuk Menentukan Alat Kontrasepsi

Ubah Informasi

Tambah Informasi

Hapus Informasi

Ubah Help

Tambah Help

(67)

46

Gambar 4.2 Diagram Use Case Pengguna Sistem

Narasi Use Case

Narasi Use Case ini menceritakan atau

menjelaskan tentang tugas yang dilakukan oleh kedua

aktor,yaitu aktor dari admin maupun pengguna sistem

(pengunjung website). narasi Use Case ini akan

digambarkan berupa tabel seperti berikut. Ubah Informasi

Pengguna

Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Untuk Menentukan Alat Kontrasepsi

Lihat Berita

Isi Pesan

Lihat Help

Lihat rincian rekomendasi

(68)

47

Aktor Administrator

Tabel 4.2 Narasi Use Case Administrator

Use Case Keterangan

Login Proses untuk masuk ke dalam sistem

Ubah Berita Proses ubah atau edit berita yang ada di sistem

Tambah Berita Proses menambahkan berita terbaru ke sistem

Hapus Berita Proses menghapus berita dari sistem

Ubah Alat/Metode Kontrasepsi Proses mengubah alat/metode kontrasepsi yang ada di sistem

Tambah Alat/Metode Kontrasepsi

Proses menambah alat/metode kontrasepsi ke dalam sistem

Hapus Alat/Metode Kontrasepsi Proses menghapus alat/metode kontrasepsi dari sistem

Baca Pesan Proses membaca pesan yang masuk ke sistem yang dikirim oleh pengunjung website

Hapus Pesan Proses menghapus pesan yang telah dibaca oleh admin

Pembobotan Alat kontrasepsi Pembobotan nilai sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan

Tambah Kriteria Proses menambah kriteria ke dalam sistem

Hapus Kriteria Proses menghapus kriteria dari sistem

Ubah Kriteria Proses mengubah kriteria dalam sistem

Gambar

Gambar 2.1 Proses Pengambilan Keputusan
Gambar 2.3 Diagram AHP
tabel berikut :
Tabel 2.1 (lanjutan) Tingkat Kepentingan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Peg Pegawa awai i ne neger geri i yan yang g mem mempun punyai yai wawasan yang luas tentunya ia dapat membawa dan mengayomi masyarakat wawasan yang luas tentunya ia dapat

Dalam rangka efisiensi dan efektivitas pelaksanaan Anggaran Belanja Pemerintah serta percepatan pencapaian kinerja dekonsentrasi program Penataan Administrasi

Perkulihan Seminar Pendidikan Fisika di Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI bertujuan memberikan pengalaman kepada mahasiswa untuk melatih kemampuan mengorganisasikan

Neto dan kawan kawan melakukan ligasi arteri sfenopalatina pada kasus epistaksis yang berat, epistaksis berat didefinisikan sebagai epistaksis yang dapat mengancam jiwa,

Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan dasar administrasi dan legal untuk prosedur penghapusan obat rusak dan kadaluwarsa sebagai Barang Milik Daerah di Dinas Kesehatan Kota

Produktivitas umbi tertinggi terdapat pada varietas Lumbu Kuning yang berbeda nyata dengan varietas Tawangmangu Baru maupun varietas Lumbu Hijau serta rata-rata di

Tanggal 2 - 4 September 2009 yang diprakasai oleh ASSIBINDO (Asosiasi Eksportir dan Importir Buah dan Sayuran Indonesia) dan bersinergi dengan para para

Pada bulan Januari 2017, kelompok komoditas yang memberikan andil/sumbangan terhadap inflasi adalah kelompok kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan