• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh sikap terhadap augmented product pada sikap dan loyalitas terhadap jasa laundry WIN di Bantul

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh sikap terhadap augmented product pada sikap dan loyalitas terhadap jasa laundry WIN di Bantul"

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH SIKAP TERHADAP AUGMENTED PRODUCT PADA SIKAP DAN LOYALITAS TERHADAP JASA LAUNDRY WIN DI BANTUL

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

Veneranda Puri Kusumaningtyas

NIM: 102214019

PROGRAM STUDI MANAJEMEN, JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

▸ Baca selengkapnya: bagaimana sikap yesus terhadap para penguasa pada zamannya

(2)
(3)
(4)

iv

Motto dan Persembahan

“Dan apa saja yang kamu minta dalam DOA dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya”

(Matius 21:22)

Skripsi ini dipersembahkan kepada:

Tuhan Yesus Kristus

(5)

v

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN MANAJEMEN – PROGRAM STUDI MANAJEMEN

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul:

PENGARUH SIKAP TERHADAP AUGMENTED PRODUCT PADA SIKAP DAN LOYALITAS TERHADAP JASA LAUNDRY WIN DI BANTUL.

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak

terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara

menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang

menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain saya akui

seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat sebagian atau

keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang diambil dari tulisan orang lain

tanpa memberi pengakuan pada penulis aslinya.

Yogyakarta, 31 Oktober 2014 Penulis

Veneranda Puri Kusumaningtyas

(6)

vi

LEMBAR PERYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Veneranda Puri Kusumaningtyas

Nomor Mahasiswa : 102214019

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENGARUH SIKAP TERHADAP AUGMENTED PRODUCT PADA SIKAP DAN LOYALITAS TERHADAP JASA LAUNDRY WIN DI BANTUL

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas,

memplubikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis

tanpa perlu meminta ijin kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya

sebagai penulis.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta,

Pada tanggal 31 Oktober 2014

Yang menyatakan,

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis persembahkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

atas segala berkat, rahmat, dan kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan

skripsi dengan judul “PENGARUH SIKAP TERHADAP AUGMENTED PRODUCT PADA SIKAP DAN LOYALITAS TERHADAP JASA LAUNDRY WIN DI BANTUL”.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Unversitas

Sanata Dharma Yogyakarta. Penulisan skripsi ini tidak akan terlaksana dan

terselesaikan dengan baik tanpa bantuan, dukungan serta kerjasama dari berbagai

pihak yang dengan tulus dan rela mengorbankan waktu dan pikiran untuk

membimbing penulis sampai penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu

penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Herry Maridjo M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Dr. Lukas Purwoto, S.E., M.Si., selaku Ketua Program Studi

Manajemen Universitas Sanata Dharma.

3. Ibu Ike Janita Dewi, S.E., M.B.A., Ph.D., selaku dosen pembimbing I,

yang telah banyak memberikan bimbingan, koreksi, dan saran dalam

penulisan skripsi ini.

4. Ibu Dra. Diah Utari Bertha Rivieda, M. Si, selaku dosen pembimbing II,

yang dengan bijaksana memberikan bimbingan, koreksi dan saran selama

(8)

viii

5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan

pengalaman hidup selama penulis menempuh kuliah.

6. Segenap karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

7. Papa dan Mama yang selalu memberikan dukungan doa, motivasi, kasih

sayang, nasehat, dan memberikan penghidupan yang layak bagi penulis.

8. Dionysius Dendy Wibowo Jati yang selalu memberikan dukungan

semangat, doa, perhatian dan kasih sayang dalam pembuatan skripsi ini.

9. Teman-teman di Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma, khususnya

kakak cantik Christiana Nevianti, Yuliana Desi, Mayangsari Devi,

Margaretha Maria Iriyanti, dan seluruh teman-teman manajemen 2010

yang telah memberikan doa dan dorongan motivasi dalam pembuatan

skripsi ini.

10.Seluruh karyawan WIN Laundry yang telah membantu dalam melakukan

penelitian.

11.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas

dukungan semangat, dukungan doa serta terimakasih atas bantuannya

(9)

ix

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna

karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Untuk

itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk

menyempurnakan tulisan ini.

Yogyakarta, 31 Oktober 2014

Veneranda Puri K

(10)

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

ABSTRAK ... xvii

ABSTRACT ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... . 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 5

(11)

xi

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Sistematika Penulisan ... 6

BAB II TINJAUAN LITERATUR DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Produk ... 8

B. Jasa ... 9

C. Sikap Konsumen ... 11

D. Marketing Mix ... 14

E. Augmented Product ... 17

F. Loyalitas Konsumen ... 17

G. Persaingan ... 18

H. Perumusan Hipotesis ... 20

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 22

B. Penelitian Tahap I ... 22

C. Penelitian Tahap II ... 24

Jenis Penelitian ... 24

Waktu dan Tempat Penelitian ... 24

Variabel Penelitian ... 24

(12)

xii

Teknik Pengambilan Sampel... 25

Operasionalisasi Variabel ... 26

Skala Pengukuran ... 26

Teknik Pengumpulan Data ... 27

Uji Instrumen Penelitian ... 27

1. Uji Validitas ... 28

2. Uji Reliabilitas ... 28

Teknik Analis Data ... 29

3. Pengujian Asumsi Klasik ... 29

4. Analisis Regresi Linier Sederhana ... 31

BAB IV PERKEMBANGAN BISNIS LAUNDRY A. Perkembangan Laundry di Yogyakarta ... 33

B. Asosiasi Laundry Kiloan Jogja (ALKIJO) ... 35

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Tahap Satu ... 38

B. Hasil Penelitian Tahap Dua ... 49

1. Uji Validitas... 49

2. Uji Reliabilitas ... 50

(13)

xiii

4. Uji Asumsi Klasik ... 54

5. Hasil Data Deskriptif ... 57

6. Uji Hipotesis ... 59

7. Pembahasan ... 61

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 64

B. Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 68

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Matriks Augmented Product Laundry... 46

Tabel 5.2 Hasil Uji Validitas ... 50

Tabel 5.3 Hasil Uji Reliabilitas ... 51

Tabel 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 52

Tabel 5.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 53

Tabel 5.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 54

Tabel 5.7 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov ... 55

Tabel 5.8 Hasil Uji Heteroskedastisitas Spearmans ‘rho... 56

Tabel 5.9 Hasil Statistik Deskriptif Instrumen Penelitian Sikap Terhadap Augmented Product Bisnis Laundry WIN... 57

Tabel 5.10 Hasil Statistik Deskriptif Instrumen Penelitian Sikap Terhadap Bisnis Laundry WIN ... 58

Tabel 5.11 Hasil Statistik Deskriptif Instrumen Penelitian Loyalitas Konsumen Bisnis Laundry WIN ... 59

Tabel 5.12 Hasil Uji Regresi Linier Sederhana Hipotesis 1 ... 60

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Pakaian yang sudah jadi dan siap diambil ... 34

Gambar 4.2 Sabun Laundry dengan berbagai aroma ... 35

Gambar 4.3 Suasana meeting ALKIJO ... 36

Gambar 4.4 Papan Nama Benresik Laundry ... 37

Gambar 5.1 Peta Persebaran Laundry di Bantul 2 km dari WIN Laundry . 39 Gambar 5.2 Joglo Laundry ... 43

Gambar 5.3 WIN Laundry ... 43

Gambar 5.4 Tempat menjemur WIN Laundry ... 43

Gambar 5.5 Beby Laundry ... 45

Gambar 5.6 Grace Laundry ... 48

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner ... 70

Lampiran 2. Hasil Validitas dan Reliabilitas ... 75

Lampiran 3. Input Data Tabulasi ... 82

Lampiran 4. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 91

(17)

xvii ABSTRAK

PENGARUH SIKAP TERHADAP AUGMENTED PRODUCT PADA SIKAP DAN LOYALITAS TERHADAP JASA LAUNDRY WIN DI BANTUL

Veneranda Puri Kusumaningtyas Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2014

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) bagaimana peta persaingan bisnis laundry secara geografis di Bantul radius 2 km dari WIN Laundry; (2) bagaimana peta persaingan Augmented Product WIN Laundry dengan bisnis

laundry lain dalam radius tersebut; (3) mengetahui pengaruh sikap terhadap

Augmented Product laundry WIN pada sikap terhadap laundry WIN tersebut secara keseluruhan; (4) mengetahui pengaruh sikap terhadap laundry WIN secara keseluruhan pada loyalitas konsumen laundry WIN tersebut. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan cara observasi untuk penelitian tahap satu dan memberikan kuesioner kepada responden untuk penelitian tahap dua. Responden dipilih dari konsumen laundry

yang sering menggunakan jasa laundry WIN minimal seminggu dua kali. Responden yang dipilih sebanyak 100 orang dengan menggunakan metode

Purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linier sederhana untuk mengetahui pengaruh sikap terhadap Augmented Productlaundry

WINpada sikap terhadap laundry WIN tersebut secara keseluruhan dan pengaruh sikap terhadap laundry WIN secara keseluruhan pada loyalitas konsumen laundry

WIN tersebut. Hasil penelitian menunjukkan sikap terhadap Augmented Product

WIN Laundry tidak berpengaruh pada sikap terhadap laundry WIN tersebut dan sikap terhadap laundry WIN tidak berpengaruh pada loyalitas konsumen bisnis

(18)

xviii ABSTRACT

THE INFLUENCE OF ATTITUDE ON AUGMENTED PRODUCT TOWARDS ATTITUDE AND LOYALTY TO WIN LAUNDRY SERVICE

(19)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Mencuci pakaian merupakan kebutuhan pokok dan wajib bagi

semua orang. Kegiatan ini dulu sering kita kerjakan secara manual.

Semakin maju dan berkembangnya teknologi membuat semua pekerjaan

dapat dikerjakan dengan menggunakan mesin. Munculnya mesin-mesin

yang dirancang khusus untuk membantu manusia, membuat manusia

semakin malas untuk bekerja. Seiring dengan berkembangnya zaman,

bisnis untuk membantu orang mencuci pakaian pun muncul. Bisnis ini

disebut bisnis laundry.

Bisnis laundry merupakan salah satu bentuk usaha yang cukup

menjanjikan. Sejak era tahun 1990, bisnis laundry mulai

menjamur.Laundry dulu hanya dilakukan secara rumahan yang dikenal

dengan cuci-setrika atau di hotel-hotel mewah untuk fasilitas tamunya.

Kini laundry bisa dinikmati oleh kalangan menengah ke bawah dengan

layanan harga yang cukup terjangkau. Kombinasi antara layanan murah

dan layanan cuci-setrika berkembang lebih kreatif lagi dengan munculnya

laundry kiloan. Perhitungan perpotong pakaian dirasa cukup mahal lalu

(20)

Laundry merupakan bisnis jasa yang memanfaatkan gaya hidup

orang yang malas mencuci, perubahan gaya hidup, dan tuntutan kesibukan.

Di era yang serba cepat, kebutuhan manusia akan waktu sangat diperlukan

untuk memanajemen aktivitas rumah tangga yang membuat orang ingin

serba praktis. Sedikit sekali orang yang memiliki kemampuan manajerial

dalam membagi waktunya. Bisnis laundry semakin banyak berkembang di

kota-kota dengan semakin padat dan dinamisnya kinerja seseorang.

Mobilitas dan kesibukan orang yang semakin tinggi membuat tidak mau

direpotkan dengan mencuci. Banyak mahasiswa, karyawan, ibu-ibu rumah

tangga yang tidak memiliki waktu untuk mencuci pakaian mereka. Bisnis

laundry sangat potensial di daerah dekat perguruan tinggi yang banyak

kost-kostan. Kesibukan mahasiswa di kampus mengerjakan tugas kuliah

membuat mereka enggan mencuci. Mereka lebih mempercayakan kepada

jasa laundry dengan alasan menghemat waktu dan agar lebih

berkonsentrasi dalam mengerjakan tugas kuliahnya. Banyak orang yang

sejak pagi hingga malam hari bergelut dengan pekerjaan dan kemacetan di

kota-kota besar. Yang terpikir hanyalah beristirahat ketika tiba di rumah.

Semakin lama, orang semakin malas untuk mencuci pakaiannya sendiri.

Kondisi cuaca juga merupakan salah satu faktor orang banyak

menggunakan jasa laundry. Di musim penghujan pakaian menjadi lebih

cepat kotor. Bila dicuci secara manual pakaian sulit kering, menjadi

lembab, dan berbau. Alasan air langka atau mahal juga membuat bisnis

(21)

tenaga kerja pembantu rumah tangga, ditambah semakin mahal biaya yang

dikeluarkan untuk tenaga kerja tersebut. Menggunakan jasa laundry

dengan biaya mencuci yang sangat ringan tentu sangat menguntungkan

bagi konsumen, terutama mahasiswa.

Alasan untuk menggunakan jasa laundry secara terus-menerus

membuat konsep laundry kiloan muncul di kota-kota lain. Laundry sudah

menjadi trend di kalangan masyarakat kita saat ini. Berkembangnya bisnis

laundry menjadikan persaingan harga menjadi sengit. Banyak sekali

laundry yang menurunkan harga hingga murah sekali, dengan tujuan

mendapatkan keuntungan melalui jumlah cucian yang masuk. Hal tersebut

justru membuat bisnis laundry menjadi tidak berhasil.

Kemajuan bisnis laundry ditentukan oleh kepuasan konsumen.

Konsumen yang merasa puas terhadap pelayanan bisnis laundry secara

langsung maupun tidak langsung menunjukkan sikap loyalitas kepada

bisnis laundry tersebut. Loyalitas pelanggan merupakan ukuran

keberhasilan dalam usaha pelayanan jasa. Pelanggan akan merasa jauh

lebih puas apabila dapat memenuhi kebutuhan konsumen jauh melebihi

apa yang diharapkan.

Faktor yang harus diperhatikan agar konsumen merasa puas

terhadap pelayanan yang diberikan adalah dengan memaksimalkan Produk

Tambahan (Augmented Product). Augmented Product yang baik dan

berkualitas akan menambah nilai pada bisnis laundry. Hal ini dapat

(22)

Augmented Product yang ditawarkan laundry adalah dengan

adanya layanan antar jemput. Orang tidak perlu lagi merasa kerepotan

mengantarkan cucian ke tempat laundry. Bisnis laundry juga

menggunakan sabun yang bermutu baik karena terkadang ada orang yang

sangat sensitif apabila tidak menggunakan sabun dengan kualitas baik. Di

tempat laundry juga menyediakan berbagai macam aroma pewangi

pakaian dan tentunya yang tahan lama, sehingga konsumen dapat memilih

aroma parfum pakaian yang disenangi. Hal menarik lainnya dari bisnis

laundry adalah dengan memberikan diskon untuk 10 kali cuci, serta

memberikan pelayanan yang baik dan ramah kepada konsumen. Dengan

adanya produk tambahan maka konsumen akan mencoba untuk

menggunakan layanan bisnis laundry kembali. Mempercayakan jasa

laundry sebagai tempat untuk mencuci pakaian yang baik.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “PENGARUH SIKAP TERHADAP

AUGMENTED PRODUCT PADA SIKAP DAN LOYALITAS

TERHADAP JASA LAUNDRYWIN DI BANTUL”.

B. RUMUSAN MASALAH

1. a. Bagaimana peta persaingan bisnis laundry secara geografis di Bantul

dengan radius 2 km dari bisnis laundry WIN?

b. Bagaimana peta persaingan bisnis laundry secara Augmented

(23)

2. Apakah sikap terhadap Augmented Product bisnis laundry WIN

berpengaruh pada sikap terhadap bisnis laundry tersebut?

3. Apakah sikap terhadap bisnis laundry WIN berpengaruh pada loyalitas

konsumen bisnis laundry tersebut?

C. BATASAN MASALAH

Perbedaan sikap konsumen terhadap jasa laundry WIN di Bantul

dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain gaya hidup, sibuk dengan

rutinitas kerja maupun sekolah, malas untuk mencuci pakaian sendiri,

tingkat kepuasan konsumen, loyalitas konsumen, Augmented Product yang

diberikan, dan lain-lain.

Maka dari itu di dalam penelitian ini, penulis membatasi masalah

hanya sebatas pada faktor Augmented Product yang diberikan dan loyalitas

konsumen terhadap jasa laundry WIN. Hal ini dilakukan agar dalam

penjelasannya nanti akan lebih mudah terarah dan sesuai dengan apa yang

diharapkan serta teroganisir dengan baik.

D. TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengetahui bagaimana peta persaingan bisnis laundry secara

geografis di Bantul dengan radius 2km dan secara Augmented

(24)

2. Untuk mengetahui apakah sikap terhadap Augmented Product bisnis

laundry WIN berpengaruh pada sikap terhadap bisnis laundry

tersebut.

3. Untuk mengetahui apakah sikap terhadap bisnis laundry WIN

berpengaruh pada loyalitas konsumen bisnis laundry tersebut.

E. MANFAAT PENELITIAN

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan untuk lebih

mengembangkan dan memajukan bisnis laundry. Diharapkan penelitian ini

dapat memberikan sumbangan untuk meningkatkan pelayanan yang baik

agar loyalitas konsumen tetap terjaga. Penelitian ini diharapkan dapat

memberikan masukan bagi industri laundry dalam memaksimalkan

Augmented Product yang berpengaruh pada tingkat kepuasan konsumen.

Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi

peneliti yang ingin melakukan penelitian di bidang yang sama.

F. SISTEMATIKA PENULISAN

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan latar belakang masalah, rumusan

masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat

(25)

BAB II TINJAUAN LITERATUR DAN PERUMUSAN

HIPOTESIS

Dalam bab ini memaparkan tinjauan literatur dan

perumusan hipotesis yang digunakan dalam penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini diuraikan jenis penelitian, waktu dan tempat

penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, teknik

pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, dan teknik

analisis data.

BAB IV GAMBARAN UMUM

Dalam bab ini berisi gambaran umum tentang

perkembangan laundry yang ada di Jogja.

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini berisi tentang pengelolaan data dan analisis

data dari hasil penelitian.

BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN

Dalam bab ini memuat kesimpulan dan hasil penelitian

yang merangkum bab sebelumnya. Hasil konkrit yang

dihasilkan adalah hasil yang dihasilkan dari data yang

diolah. Pemberian saran dikaitkan dengan situasi yang

(26)

8

BAB II

TINJAUAN LITERATUR DAN PERUMUSAN

HIPOTESIS

A. PRODUK

1. Pengertian Produk

Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan

produsen untuk diperhatikan, diminati, dicari, dibeli, digunakan, atau

dikonsumsi di pasar sebagai pemenuhan kebutuhan dan keinginan

pasar yang bersangkutan. Produk adalah segala yang bisa ditawarkan

ke pasar untuk diperhatikan, dimiliki, atau dikonsumsi yang bisa

memuaskan kebutuhan atau keinginan menurut Kotler dan Amstrong

(2004:8). Produk meliputi objek-objek fisik, jasa, acara, tempat

organisasi, dan ide.

2. Level produk

Menurut Kotler dan Amstrong (2004:338) perencana produk

harus berpikir tentang produk dan jasa dalam tiga tingkat.

Masing-masing tingkat menambah lebih banyak nilai pelanggan, yaitu:

a. Produk Inti, merupakan tingkatan yang paling dasar. Produk inti

tesebut terdiri dari berbagai manfaat pemecahan masalah yang

konsumen cari ketika membeli produk atau jasa tertentu. Oleh

(27)

dulu mendefinisikan manfaat inti yang akan diberikan oleh

produk tersebut kepada konsumennya.

b. Produk Aktual, merupakan pengembangan fitur produk dan jasa,

desain, tingkat kualitas, nama merek, dan kemasan. Perencana

produk harus membangun produk aktualnya di berbagai posisi

yang dekat dengan produk inti.

c. Produk Tambahan, merupakan pelayanan dan manfaat

konsumen tambahan. Perencana produk harus membangun

produk tambahan di sekitar produk inti dan aktual dengan acara

menambah layanan dan manfaat tambahan bagi konsumen.

Konsumen melihat produk sebagai kumpulan manfaat

kompleks yang memuaskan kebutuhan mereka. Para pemasar harus

merancang produk aktual dan menemukan cara untuk memberikan

tambahan bagi produk itu agar menciptakan sekumpulan manfaat

yang akan memberikan pengalaman pelanggan yang paling

memuaskan.

B. JASA

1. Pengertian Jasa

Menurut Kotler dan Amstrong (2004:8) jasa adalah segala

aktivitas atau manfaat yang ditawarkan untuk dijual oleh suatu pihak

(28)

kepemilikan atas apapun. Jasa adalah kegiatan, manfaat, atau

kepuasaan yang ditawarkan untuk dibeli (Fajar Laksana, 2008:68).

2. Karakteristik Jasa

Kotler dan Amstrong (2004: 368) mengelompokkan menjadi

empat karakteristik jasa yang mempengaruhi rancangan program

pemasaran, yaitu sebagai berikut:

a. Intangibility (jasa tidak berwujud)

Bahwa jasa tidak dapat dilihat, dirasakan, diraba, didengar,

atau dicium sebelum jasa itu dibeli.

b. Inseparability (jasa tidak terpisahkan)

bahwa jasa tidak dapat dipisahkan dari penyediaannya, tanpa

mempedulikan apakah penyedia jasa orang atau mesin.

c. Variability (variabilitas jasa)

Bahwa kualitas jasa bergantung pada siapa yang

menyediakan jasa itu dan kapan, di mana, dan bagaimana jasa

itu disediakan.

d. Perishability (jasa mudah lenyap)

Bahwa jasa tidak dapat disimpan untuk dijual atau digunakan

(29)

C. SIKAP KONSUMEN

1. Pengertian Sikap

Sikap adalah evaluasi, perasaan, dan kecenderungan yang

konsisten atas suka atau tidak sukanya seseorang terhadap objek

atau ide menurut Kotler dan Amstrong (2004:220). Sikap

merupakan interaksi manusi dengan objek tertentu (Sunyoto,

2012:271). Sikap merupakan sesuatu yang mengarah pada tujuan

yang dihadapi dalam bentuk tindakan, ucapan, perbuatan, maupun

emosi seseorang.

Sikap melibatkan tiga komponen yang saling berhubungan

antara lain:

a. Komponen kognitif, yaitu menunjukkan bahwa keseluruhan

evaluasi dibentuk ketika konsumen menggabungkan

pengetahuan, arti, atau kepercayaan terhadap konsep sikap.

b. Komponen afektif, yaitu termasuk emosi, perasaan, suasana

hati, dan secara otomatis menghasilkan respon yang

berhubungan dengan objek. Objek disini dirasakan sebagai

menyenangkan atau tidak menyenangkan.

c. Komponen perilaku, melibatkan salah satu predisposisi

bertindak terhadap objek. Komponen perilaku ini

(30)

2. Ciri-ciri Sikap

Sikap mempunyai ciri-ciri antara lain (Sunyoto, 2012:272):

a. Sikap bukan pembawaan manusia sejak lahir, melainkan

dibentuk atau dipelajari sepanjang perkembangan orang itu

dalam hubungan dengan objeknya.

b. Sikap dapat berubah-ubah dan dapat dipelajari, oleh karena

itu sikap dapat berubah pada orang bila terdapat keadaan

dan syarat tertentu yang mempermudah sikapnya pada

orang itu sendiri.

c. Sikap itu tidak berdiri sendiri melainkan senantiasa

mengandung hubungan pada suatu objek tertentu yang

dapat dirumuskan dengan jelas.

d. Objek sikap merupakan suatu hal tertentu atau kumpulan

dari hal-hal tersebut. Sikap dapat berkenaan dengan suatu

objek yang serupa.

3. Karakteristik Sikap

Sikap mempunyai empat karakteristik, yaitu (Sunyoto, 2012:273) :

a. Sikap selalu memiliki objek yaitu selalu dapat mempunyai

sesuatu hal yang dianggap penting, objek sikap dapat

berupa konsep abstrak seperti konsumerisme atau berupa

sesuatu yang nyata.

b. Sikap mempunyai arah, derajat, intensitas; artinya sikap

(31)

kecuali itu sikap seseorang mempunyai derajat tertentu

yaitu sampai seberapa orang merasa senang atau tidak

senang terhadap suatu objek, sedangkan intensitas sikap

seseorang dituntut oleh tingkat pendiriannya.

c. Sikap mempunyai struktur dan kerangka organisasi. Sikap

merupakan kerangka organisasi dari beberapa sikap yang

ada pada seseorang, di dalamnya terdapat sejumlah sikap

yang bergabung membentuk rangkaian yang kompleks,

masing-masing sikap memiliki tingkat koefisien yang

berbeda, sedangkan hubungan masing-masing sikap

mungkin selaras antara satu dengan yang lainnya. Akan

tetapi sikap juga mempunyai kecenderungan untuk menuju

pada suatu stabilitas dan mengelompok bentuk struktur

sikap.

d. Sikap merupakan proses yang dipelajari. Artinya sikap

dibentuk dari pengalaman individu, terhadap realitas

pengalaman tersebut dapat bersifat langsung atau tidak

langsung.

4. Macam-macam Sikap

Sikap dapat dibedakan ke dalam sikap sosial dan sikap individu

(32)

a. Sikap Sosial

Sikap sosial tidak menyatakan oleh seorang saja tetapi

diperhatikan oleh orang-orang sekelompoknya. Objeknya

adalah objek sosial dan dinyatakan berulang-ulang.

b. Sikap Individu

Ini hanya dimiliki secara individual seorang demi seorang,

objeknya bukan merupakan objek sosial.

Di samping pembagian tersebut di atas, sikap juga

dibedakan atas:

1) Sikap Positif

Sikap yang menunjukkan penerimaan, mengakui,

meyetujui serta melaksanakan norma-norma yang

berlaku di mana individu itu berada.

2) Sikap Negatif

Sikap yang menunjukkan perilaku yang tidak setuju

terhadap norma-norma yang berlaku di mana individu

berada.

D. BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX)

Marketing Mix merupakan salah satu unsur penting dalam

pemasaran, baik dalam penentuan sasaran maupun dalam penentuan

strategi. Strategi ini juga sangat menentukan keberhasilan dari perusahaan

(33)

kejelian dalam menentukan dan mengembangkan marketing mix ini akan

mampu mempengaruhi respon atau tanggapan dari para konsumen, karena

pada dasarnya para konsumen sebelum mengambil keputusannya untuk

menggunakan atau mengkonsumsi suatu produk atau jasa tertentu selalu

dengan turut mempertimbangkan komponen-komponen dari marketing

mix.

Bauran Pemasaran (Marketing Mix) menurut Kotler dan Amstrong

(2004:78) adalah sebagai berikut “Bauran Pemasaran (Marketing Mix) adalah serangkaian alat pemasaran yang dapat dikendalikan yang

dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang

diinginkan perusahaan dalam pasar sasaran.”

Bauran Pemasaran dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok

variabel, yaitu Product (Produk), Price (Harga), Place (Tempat), dan

Promotion (Promosi)

a. Produk

Produk merupakan elemen kunci dalam keseluruhan

penawaran pasar, perencanaan bauran pemasaran dimulai dengan

merumuskan penawaran yang memberikan nilai bagi pelanggan

sasaran. Penawaran ini menjadi dasar bagi perusahaan dalam

membangun hubungan yang menguntungkan bagi pelanggan.

Produk menjadi bagian penting dalam manajemen pemasaran untuk

meraih keuntungan pada perekonomian yang ditawarkan dengan

(34)

b. Harga

Harga adalah jumlah uang yang harus dibayarkan

pelanggan untuk memperoleh produk. Penetapan harga yang tepat

akan mendorong produk laku di pasaran sehingga menguntungkan

produsen. Penentuan harga harus sesuai dengan produk yang akan

dijual. Jika harga yang ditawarkan diminati konsumen dan

konsumen membeli produk tersebut, berarti penetapan harga sudah

baik. Jika harga yang ditawarkan tidak diminati, berarti penetapan

harga kurang tepat. Karena pentingnya harga bagi pemasaran

produk, maka strategi penetapan harus dipahami dengan tepat.

c. Tempat

Tempat meliputi kegiatan perusahaan yang membuat

produk tersedia bagi pelanggan sasaran. Keputusan mengenai

tempat sangat penting agar konsumen dapat memperoleh produk

yang dibutuhkan tepat pada saat dibutuhkan. Sarana untuk

memindahkan produk dari perusahaan kepada konsumen adalah

melalui saluran distribusi yang terdiri dari berbagai rangkaian

perantara. Para perantara ini posisinya berada di atara produsen dan

konsumen akhir yang membentuk suatu saluran distribusi.

d. Promosi

Promosi berarti aktivitas yang menyampaikan manfaat

produk dan membujuk pelanggan untuk membelinya. Promosi

(35)

pelanggan yang ada. Dengan melakukan promosi, perusahaan

menginformasikan tentang produk kepada konsumen disertai

dengan pengenalan pemakaian dan cara kerja produk tersebut,

untuk menarik minat konsumen dan mengingatkan konsumen

bahwa konsumen membutuhkan produk tersebut untuk memenuhi

kebutuhan.

E. AUGMENTED PRODUCT (PRODUK TAMBAHAN)

Faktor yang harus diperhatikan agar konsumen merasa puas

terhadap pelayanan yang diberikan adalah dengan memaksimalkan

Augmented Product (Produk Tambahan). Augmented Product menurut

Kotler dan Amstrong (2004:338) merupakan pelayanan dan manfaat

konsumen tambahan. Augmented Product yang baik dan berkualitas akan

menambah nilai pada suatu bisnis. Hal ini dapat menambah tingkat

kepuasan yang dirasakan oleh konsumen.

F. LOYALITAS KONSUMEN

Loyalitas konsumen menurut Lovelock dan Wright (2005:133)

melukiskan kesediaan pelanggan untuk terus berlangganan pada sebuah

perusahaan dalam jangka panjang, dengan membeli dan menggunakan

barang dan jasanya secara berulang-ulang dan lebih baik lagi secara

eksklusif, dan dengan sukarela merekomendasikan produk perusahaan

(36)

secara umum dapat diartikan kesetiaan seseorang atas suatu produk, baik

barang maupun jasa tertentu. Loyalitas konsumen merupakan manifestasi

dan kelanjutan dari kepuasan konsumen dalam menggunakan fasilitas

maupun jasa pelayanan yang diberikan oleh pihak perusahaan, serta untuk

tetap menjadi konsumen dari perusahaan tersebut.

Adapun ciri-ciri konsumen yang loyal adalah sebagai berikut:

a. Konsumen yang setia terhadap produk yang cenderung merasa

nyaman terhadap produk pilihan.

b. Konsumen yang setia biasanya lebih menyadari tingkat resiko yang

lebih tinggi apabia membeli produk yang berbeda.

c. Sekelompok kecil konsumen lebih cenderung untuk menjadi setia

terhadap produk.

d. Konsumen yang setia biasanya juga akan memiliki kecenderungan

untuk setia kepada toko/perusahaan.

Mempertahankan pelanggan lebih sulit daripada mendapatkan

pelanggan baru oleh sebab itu pelanggan yang loyal harus dipertahankan

agar tidak berpindah menjadi pelanggan pesaing.

G. PERSAINGAN

1. Pengertian Persaingan

Persaingan dalam konteks pemasaran adalah keadaan dimana

perusahaan pada pasar produk atau jasa tertentu akan

(37)

terikat peraturan tertentu dalam rangka meraih pelanggannya (Kotler

2002)

2. Faktor Penyebab Persaingan

Persaingan yang lebih kompleks terjadi saat ini karena

menurunnya perhatian pada pelaku industri terhadap pasar tunggal

dan naiknya perhatian mereka terhadap pasar global. Perubahan

tingkat kompleksitas ini disebabkan oleh beberapa hal seperti:

a. Adanya evolusi menuju pasar global. Evolusi yang terjadi

pada perusahaan membuat organisasi/perusahaan yang ada

ingin terus meningkatkan persaingannya di pasar.

b. Skala Ekonomis atau Belajar. Perusahaan berusaha untuk

melakukan pembelajaran untuk meningkatkan

kemampuannya dan skala ekonomis yang lebih baik juga

mendorong perusahaan untuk menembus pasar global. Ada

keuntungan yang dapat diraih dan mendorong perusahaan

dalam mencapai skala ekonomis. Ketika perusahaan berada

dalam keadaan pasar global, akan membentuk suatu pasar

dengan biaya rendah yang membantu dalam pengembangan

keunggulan kompetitif dan memunngkinkan akses yang lebih

baik ke beberapa sumber daya yang lebih murah.

c. Kemajuan teknologi informasi membuat koordinasi antar

pasar menjadi lebih murah. Kini perusahaan-perusahaan yang

(38)

kabel lainnya untuk kepentingan bisnis. Hal ini membuat

koordinasi dari masing-masing organisasi/perusahaan

menjadi semakin kuat. Kemajuan teknologi inovasi di sisi

lain juga meningktakan daya saingan perusahaan berukuran

kecil dan menengah.

H. PERUMUSAN HIPOTESIS

1. Pengaruh sikap terhadap Augmented Product bisnis laundry WIN pada sikap terhadap bisnis laundry tersebut.

Augmented Product atau produk tambahan merupakan

pelayanan atau manfaat konsumen tambahan. Dalam bisnis laundry,

Augmented Product tersebut dapat berupa layanan antar jemput,

menggunakan sabun dengan mutu baik, menyediakan berbagai macam

aroma parfum, memberikan diskon untuk pelanggan tetap dan

sebagainya. Dengan adanya produk tambahan maka konsumen akan

mencoba untuk menggunakan layanan jasa laundry kembali.

H1 : sikap terhadap Augmented Product bisnis laundry WIN

berpengaruh positif pada sikap terhadap bisnis laundry

(39)

2. Pengaruh sikap terhadap bisnis laundry WIN pada loyalitas konsumen bisnis laundry tersebut.

Konsumen yang puas terhadap pelayanan yang diberikan oleh

suatu bisnis laundry akan menggunakan jasa tersebut kembali.

Kemudian apabila konsumen menggunakan jasa tersebut secara

berulang-ulang maka dapat dikatakan bahwa konsumen tersebut

merupakan konsumen yang loyal atau setia. Konsumen yang loyal

terhadap suatu produk akan merasa nyaman terhadap produk

pilihannya.

H2 : sikap terhadap bisnis laundry WIN berpengaruh positif pada

(40)

22

BAB III

METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Peneliti akan menggunakan dua metode penelitian karena

penelitian dibagi menjadi dua tahap. Metode yang digunakan dalam

penelitian tahap pertama adalah metode penelitian deskriptif. Metode

penelitian deskriptif adalah desain penelitian yang disusun dalam rangka

memberikan gambaran secara sistematis tentang informasi ilmiah yang

berasal dari subjek atau objek penelitian (Sanusi, 2011:13).

Kemudian dilanjutkan dengan penelitian tahap kedua, penelitian ini

menggunakan metode penelitian kausalitas. Desain penelitian kausalitas

adalah desain penelitian yang disusun untuk meneliti kemungkinan adanya

hubungan sebab-akibat antarvariabel (Sanusi, 2011:14).

B. PENELITIAN TAHAP I 1. Jenis Penelitian

Penelitian yang digunakan dalam penelitian tahap pertama

adalah penelitian secara deskriptif untuk mengetahui lokasi, basic

product, dan Augmented Product dari bisnis laundry yang ada di

(41)

2. Pengumpulan Data

Pada penelitian tahap pertama, peneliti akan melakukan

pengumpulan data dengan teknik observasi. Observasi merupakan

cara pengumpulan data melalui proses pencatatan perilaku subjek,

objek, atau kejadian yang sistematik tanpa adanya pertanyaan atau

komunikasi dengan individu-individu yang diteliti.

Peneliti membuat panduan obeservasi atau hal-hal apa saja

yang dilakukan sebelum melakukan pengumpulan data. Ada pun

panduan observasi sebagai berikut:

a. Mengamati laundry-laundry yang ada di Bantul radius 2 km dari

WIN Laundry yaitu DCY Laundry, Grace Laundry, Ananda

Laundry, Beby Laundry, Joglo Laundry, Jogja One Laundry.

b. Laundry-laundry yang ada di Bantul radius 2 km dari WIN

Laundry berada di Jalan Padokan dan Jalan Bibis Raya.

c. DCY Laundry yang berjarak 1,4 km; Grace Laundry yang

berjarak 1 km; Ananda Laundry yang berjarak 500 m; Beby

Laundry yang berjarak 100 m; Joglo Laundry yang berjarak 1,1

km; Jogja One Laundry yang berjarak 1,6 km.

3. Analisis Data

Sesudah melakukan observasi, peneliti akan membuat peta

persebaran laundry yang ada di Bantul radius 2 km dari WIN

(42)

dalam peta dan data tersebut akan diberikan seraca rinci, yaitu

mengenai lokasi, basic product, dan Augmented Product.

C. PENELITIAN TAHAP II 1. Jenis Penelitian

Pada penelitian tahap kedua, jenis penelitian yang dilakukan

adalah sama dengan tahap pertama yaitu penelitian secara deskriptif

untuk mengetahui perbedaan tingkat kepentingan Augmented

Product jasa laundry menurut para konsumen dari jasa laundry

tersebut. Sedangkan untuk penelitian secara kausalitas untuk

mengetahui sikap bisnis laundry terhadap loyalitas konsumen bisnis

laundry tersebut.

2. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian : Februari 2014

Tempat penelitian : WIN Laundry di Kota Bantul

3. Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini adalah:

1. Sikap terhadap Augmented Product bisnis laundry WIN.

2. Sikap konsumen terhadap bisnis laundry WIN.

3. Loyalitas konsumen yang menggunakan jasa bisnis laundry

(43)

4. Populasi dan Sampel

Populasi adalah seluruh kumpulan elemen yang

menunjukkan ciri-ciri tertentu yang dapat digunakan untuk membuat

kesimpulan (Sanusi 2011:87). Populasinya adalah konsumen dari

laundry WIN di Bantul.

Sampel adalah bagian dari elemen-elemen populasi yang

terpilih (Sanusi 2011:87).

5. Teknik Pengambilan Sampel

Peneliti menggunakan teknik Non-random Sampling yaitu

tipe sampling yang tidak mempertimbangkan peluang (Sanusi

2011:94). Teknik pengambilan sampel Non-random Sampling pada

penelitian ini menggunakan Purposive Sampling dimana dikatakan

oleh Anwar Sanusi (2011:95) teknik Purposive Sampling adalah cara

pemilihan sampel yang didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan

atau kriteria tertentu.

Adapun yang menjadi pertimbangan-pertimbangan atau

kriteria tertentu tersebut adalah orang yang sering menggunakan jasa

laundry WIN minimal seminggu dua kali. Sehingga yang menjadi

sampel dalam penelitian ini adalah pelanggan tetap dari laundry

WIN di Bantul dan jumlah sampel yang akan diteliti adalah 100

(44)

6. Operasionalisasi Variabel

Operasionalisasi variabel yang dilakukan adalah :

a. Sikap terhadap Augmented Product (Produk Tambahan) laundry

WIN

1) Saya senang menggunakan jasa antar jemput yang

ditawarkan laundry WIN

2) Saya suka terhadap aroma parfum yang ditawarkan laundry

WIN

3) Saya mendapat voucher diskon laundry setiap 10 kali cuci

yang menguntungkan konsumen

b. Sikap terhadap bisnis laundry WIN

1) Saya suka terhadap laundry WIN

2) Saya percaya terhadap laundry WIN

c. Loyalitas konsumen bisnis laundry WIN

1) Saya akan kembali menggunakan jasa laundry WIN

2) Saya akan tetep memilih laundry WIN sebagai jasa laundry

walaupun ada jasa laundry yang lain

3) Saya akan merekomendasikan jasa laundry WIN kepada

keluarga dan teman-teman

7. Skala Pengukuran

Dalam penelitian ini skala pengukuran yang digunakan

adalah skala Likert. Menurut Sanusi (2011:59) skala Likert adalah

(45)

merespons pernyataan berkaitan indikator-indikator suatu konsep

atau variabel yang sedang diukur.

Dalam hal ini, responden diminta untuk menyatakan setuju

atau tidak setuju terhadap setiap pernyataan. Skala Likert lazim

menggunakan lima titik dengan label netral pada posisi tengah

(ketiga). Tingkat kesetujuan responden terhadap variabel yang

ditanyakan adalah:

Sangat setuju : diberi skor 5

Setuju : diberi skor 4

Netral : diberi skor 3

Tidak setuju : diberi skor 2

Sangat tidak setuju : diberi skor 1

8. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode survey.

Survey merupakan cara pengumpulan data dimana peneliti

mengajukan pertanyaan atau pernyataan kepada responden baik

dalam bentuk lisan maupun tertulis (Sanusi, 2011:105). Pertanyaan

atau pernyataan tersebut akan diajukan secara tertulis yaitu disebut

kuesioner.

9. Uji Instrumen Penelitian

Pengujian instrumen penelitian dilakukan sebelum kita

(46)

data yang diperoleh, kuesioner yang telah dibagi akan dilakukan tes

validitas dan reliabilitas dahulu.

a. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur seberapa jauh

suatu alat ukur memiliki tingkat keakuratan dan konsistensi dalam

melakukan fungsi ukurnya dengan menggunakan teknin korelasi

product moment. Uji ini menunjukkan pada konsistensi hasil atau

pengukuran yang dilakukan pada waktu berbeda.

Rumus Product Moment (Sanusi, 2011:77).

Keterangan:

r : Koefisien Korelasi

X : Skor Butir

Y : Skor Total Butir

N : Jumlah Responden

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan terhadap butir pernyataan yang

sudah valid (Sanusi, 2011:81). Reliabilitas menunjukkan bahwa

suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai

(47)

Dalam menghitung reliabilitas, peneliti menggunakan

rumus Cronbach’s Alpha. Rumus ini digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya antara 1 dan 0. Variabel akan

dianggap reliabel jika memiliki koefisien CA ≥ 0,6. Rumus Cronbach’s Alpha (Wiyono, 2011:112).

Keterangan

r : Reliabilitas Instrumen

k : Banyak butir pernyataan atau banyak soal

: Total dari varian masing-masing pertanyaan

: Varian dari total skor

10. Teknik Analisis Data

a. Pengujian Asumsi Klasik

1) Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi, variabel independen dan variabel

dependen keduanya berdistribusi normal atau tidak. Model

regresi dikatakan baik jika variabel independen dan variabel

dependennya berdistribusi normal atau mendekati normal

(48)

Uji normalitas akan dilakulan dengan bantuan SPSS

menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov Z. Cara untuk

pengujian normalitas yaitu dengan membandingkan nilai

signifikansi Asymp.Sig. Jika nilai Asymp.Sig ≥ 0,05 maka

data berdistribusi normal namun jika nilai Asymp.Sig <

0,05 maka data tidak berdistribusi normal (Priyatno,

2010:58).

2) Uji Heteroskedastisitas

Model regresi yang baik adalah model regresi yang

memiliki kesamaan varians dari residual satu pengamatan

ke pengamatan lain. Uji ini bertujuan untuk mengetahui

apakah dalam model regresi terjadi heteroskedastisitas yang

berarti variabel tidak sama untuk semua pengamatan atau

homokedastisitas yang berarti ada kesamaan variabel untuk

semua pengamatan (Sunyoto, 2011:145).

Uji ini akan dilakukan dengan menggunakan metode

Spearmans„rho dengan bantuan program SPSS. Cara untuk melihat ada tidaknya heteroskedasititas adalah dengan

melihat nilai signifikansi antar variabel independen dengan

residual. Jika nilai signifikansi antar variabel independen

dengan residual ≥ 0,05 maka tidak terjadi masalah

(49)

variabel independen dengan residual < 0,05 maka terjadi

masalah heteroskedastisitas (Priyatno, 2010:72).

b. Analisis Regresi Linier Sederhana

Analisis regresi linier sederhana dilakukan untuk

menjawab hipotesis ke dua dan ke tiga. Uji regresi ini akan

dilakukan sebanyak dua kali. Berikut penjelasan dari

masing-masing uji regresi:

1) Uji regresi linier pertama

Uji regresi linier pertama digunakan untuk menguji

hipotesis pertama yang berbunyi “Pengaruh Augmented Product bisnis laundry WIN pada sikap terhadap bisnis

laundry tersebut”. Berikut adalah rumus untuk menjawab rumusan masalah ke dua:

Y = a + b1X1

Dimana :

Y untuk H2 = Sikap terhadap bisnis laundry WIN

a = Konstanta

b1 = Koefisien regresi sikap terhadap

(50)

X1 = Variabel sikap terhadap Augmented

Product

2) Uji regresi linier ke dua

Uji regresi linier kedua digunakan untuk menguji

hipotesis ke dua yang berbunyi “Pengaruh sikap terhadap bisnis laundry WIN pada loyalitas konsumen bisnis laundry

tersebut”. Berikut adalah rumus untuk menjawab rumusan

masalah ke tiga:

Y = a + c1X1

Y untuk H2 = loyalitas konsumen bisnis laundry WIN

a = Konstanta

c1 = Koefisien regresi sikap terhadap bisnis

laundry

X1 = Variabel sikap terhadap bisnis laundry

Apabila nilai thitung > ttabel maka variabel independen

secara individual mempengaruhi variabel dependen.

thitung > ttabel berarti H0ditolak dan menerima Hα

(51)

33

BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. Perkembangan Laundry di Jogja

Awal kemunculan bisnis laundry hanya dilakukan dengan konsep

laundry rumahan dengan perhitungan perpotong pakaian. Namun karena

merasa perhitungan perpotong cukup mahal, lalu muncul gagasan dengan

menggunakan sistem perhitungan kiloan atau bisa disebut laundry kiloan.

Bisnis laundry kiloan diyakini pertama kali muncul berasal dari kota

Yogyakarta. Menggunakan perhitungan kiloan sangat menguntungkan

konsumen terlebih mahasiswa karena biaya mencuci sangat ringan. Bagi

pengusaha laundry juga merasa diuntungkan karena dengan harga

terjangkau dapat menarik konsumen yang begitu banyak. Peluang bisnis

laundry yang bagus tersebut kemudian konsep laundry kiloan muncul di

kota-kota lain. Pangsa pasarnya pun sangat luas mulai dari mahasiswa,

rumah sakit, rumah tangga, bahkan perhotelan.

Semakin hari bisnis laundry di Jogja semakin menjamur, bahkan

setiap 5 meter sekali bisa ada laundry ditambah lagi banyak pendatang

yang ingin menuntut ilmu di Jogja. Sudah pasti bisnis laundry akan

semakin laris dengan kehadiran para pendatang tersebut. Mayoritas kaum

pendatang tersebut (anak kost dari berbagai kota di Indonesia) lebih suka

(52)

Gambar 4.1 Pakaian yang udah jadi dan siap diambil

Tidak hanya jasa mencuci atau setrika baju, ada fasilitas lain yang

ditawarkan oleh bisnis laundry yaitu Augmented Product atau produk

tambahan. Augmented Product yang ditawarkan banyak dan biasanya

hampir sama antara satu jasa laundry dengan jasa laundry lainnya, yakni

melayani antar jemput pakaian, menggunakan pewangi dan pengharum

pakaian yang berkualitas dan tahan lama, memberikan diskon laundry,

mencuci dengan sabun khusus untuk kulit sensitif, menggunakan teknologi

ultra violet untuk sterilisasi air sehingga air yang digunakan bebas bakteri,

(53)

Gambar 4.2 Sabun Laundry dengan berbagai aroma

B. Asosiasi Laundry Kiloan Jogja

Maraknya bisnis laundry kiloan di Jogja membuat para penguasaha

laundry khawatir akan menimbulkan perang harga. Hal ini sudah banyak

terjadi di Yogyakarta contohnya pada bisnis warnet, sewa komputer,

play-station, CD, dan lain-lain. Usaha tersebut saling banting harga, kemudian

tumbang satu persatu.

Maka pada Februari 2006 didirikan Asosiasi Laundry Kiloan Jogja

(ALKIJO) atas prakarsa Agung Prasetya Wibowo selaku CEO Benresik

laundry. Saat ini Alkijo beranggotakan 30 pengusaha laundry kiloan.

Sesama anggota tidak merasa saling bersaing, mereka sering mengadakan

kegiatan berbentuk Coopetition (dalam persaingan ada kerjasama). Banyak

hal yang dilakukan antara lain mengadakan training setrika untuk

(54)

Wibawa selaku CEO Benresik dipercaya oleh Alkijo untuk

mengembangkan konsep pelatihan bagi karyawan–karyawan laundry khususnya anggota Alkijo. Dengan konsep untuk mewujudkan Sumber

Daya Manusia yang handal dan trampil, maka pada penghujung tahun

2009, terwujudlah ALKIJO TRAINING CENTRE. Dengan dukungan

relasi yang solid, maka trainertrainer handal dengan fokus pada satu bidang training direkrut oleh Agung Prasetya Wibawa.

Gambar 4.3 Suasana meeting ALKIJO

Ada sekitar 200 lebih usaha laundry di Yogyakarta tetapi baru 21

laundry yang mau bergabung dalam Asosiasi Laundry Kiloan Jogjakarta,

padahal banyak manfaat bergabung dalam Alkijo. Banyaknya usaha

laundry yang tidak mau bergabung dengan Alkijo karena Alkijo

menerapkan sejumlah syarat. Yang terberat adalah standar harga minimal

(55)

Persaingan bisnis laundry kiloan saat ini dianggap tidak sehat

karena banyak pengusaha membanting harga. Menyikapi hal itu, Asosiasi

Laundry Kiloan Jogja (Alkijo) mengajak pelaku bisnis memperhatikan

kualitas dan harga untuk kelangsungan usaha. Menurut Ketua Alkijo

Agung Prasetya Wibawa, harga terendah untuk jasa laundry kiloan adalah

Rp2.850. Jika ada yang membanting harga di bawah itu, menurutnya

mereka menggunakan deterjen atau peralatan lain yang tidak berkualitas.

Bisnis laundry kiloan, katanya, tetap harus menerapkan manajemen yang

tepat.

(56)

38

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi deskripsi data penelitian, analisis data penelitian, dan

pembahasan data penelitian. Analisis data merupakan pengolahan data

berdasarkan jawaban responden dalam kuesioner yang diberikan peneliti. Analisis

data yang akan dipaparkan dalam bab ini yaitu analisis regresi linier sederhana.

Sebelum melakukan pengujian, akan dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas.

Kemudian dilanjutkan dengan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas dan

uji heteroskedastisitas, dan yang terakhir uji regresi linier sederhana yang

dilakukan dua kali. Uji regresi linier sederhana dilakukan untuk menguji apakah

hipotesis yang dikemukakan pada bab II dapat diterima atau ditolak. Pengolahan

data akan dilakukan menggunakan program SPSS 16.

A. HASIL PENELITIAN TAHAP SATU

Peneliti telah melakukan pengumpulan data untuk mengetahui

lokasi, basic product, dan Augmented Product dengan teknik observasi.

Berikut peta persebaran laundry yang ada di Bantul radius 2 km dari WIN

(57)
(58)

Melalui gambar 5.1 dapat dilihat persaingan laundry yang ada di

Bantul radius 2 km dari WIN Laundry berjumlah 6 laundry dan memiliki

jarak yang tidak terlalu jauh. Laundry-laundry tersebut adalah DCY

Laundry dan Grace Laundry yang berada di Jalan Padokan, Ananda

Laundry, Beby Laundry, Joglo Laundry, dan Jogja One Laundry yang

berada di Jalan Bibis Raya.

Laundry-laundry yang ada di Bantul termasuk WIN Laundry

berada di kawasan dekat dengan perumahan warga dan ada sedikit yang

masih di dekat dengan persawahan. Perumahan warga disini merupakan

perumahan biasa dengan type 21 dan type 36 karena dapat dikatakan

daerah WIN Laundry dan sekitarnya termasuk daerah kalangan menengah

dan menengah ke bawah. Perumahan warga di sekitar DCY Laundry

sampai sekitar Grace Laundry berjumlah kira-kira 800 rumah warga,

sedangkan perumahan di sekitar Ananda Laundry sampai dengan Jogja

One Laundry berjumlah kira-kira 2000 rumah warga. Beberapa laundry

yang masih berada di dekat persawahan yaitu Ananda Laundry, Joglo

Laundry, dan Jogja One Laundry. Ananda laundry berada di dekat

persawahan tapi tidak sebanyak yang di dekat Jogja One Laundry dan

Joglo Laundry karena sudah dibangun perumahan warga. Tidak hanya

persawahan, di sebelah selatan Ananda Laundry juga terdapat pondok

pesantren yang bernama Hamalatul Qur’an. Pondok pesantren ini

ditinggali oleh sekitar 25 orang santri dan hanya laki-laki saja yang

(59)

Ada 4 minimarket di sekitar WIN laundry, salah satunya berada di

sebelah timur Beby Laundry yaitu minimarket Omah Sari. Beby laundry

merupakan laundry yang paling dekat dengan WIN laundry, dan

merupakan pesaing utama dari WIN laundry. Di sebelah barat Beby

laundry terdapat gang yang menuju ke diklat atau tempat pelatihan calon

pegawai negeri sipil yang berjarak sekitar 400 meter ke selatan. Diklat ini

cukup besar karena dapat menampung sekitar 200 orang calon pegawai

negeri sipil yang mengikuti pelatihan. Sama seperti laundry-laundry yang

lain, WIN Laundry juga berada di daerah dekat dengan perumahan.

Pemilik dari WIN Laundry juga membuka usaha warnet dan gamenet yang

sudah berdiri sejak 2 tahun yang lalu. Ada beberapa orangtua dari anak

yang bermain warnet di WIN Net menggunakan jasa laundry WIN

laundry, hal ini yang menjadi keuntungan WIN laundry berada

berdampingan dengan WIN Net.

Seperti yang dikatakan di paragraf sebelumnya, laundry yang

berada dekat dengan persawahan selain Ananda Laundry adalah Joglo

Laundry dan Jogja One Laundry. Berbeda dengan Ananda Laundry, sawah

yang ada di sekitar Joglo Laundry dan Jogja One laundry masih cukup luas

dan masih jarang perumahan warga di dekat kedua laundry tersebut.

Namun, di dekat Jogja One Laundry sedang dibangun perumahan elite

yang bernama Pondok Permai Taman Tirta. Perumahan seharga 400 jutaan

(60)

Dari antara laundry-laundry yang ada di sekitar WIN laundry,

Beby Laundry dan Jogja One Laundry memiliki mesin cuci lebih banyak

dari laundry-laundry yang lain yaitu tiga buah mesin cuci. WIN laundry

dan Ananda Laundry hanya memiliki satu buah mesin cuci. Kemudian

Grace Laundry, DCY laundry, dan Joglo Laundry memiliki dua buah

mesin cuci. Walau WIN Laundry hanya memiliki satu buah mesin cuci,

namun WIN Laundry tetap memberikan pelayanan yang sangat

memuaskan seperti tepat waktu dalam mengerjakan pencucian. WIN

laundry dan laundry-laundry yang lain ternyata sama dalam hal

menetapkan standar waktu pengambilan baju di laundry. Normalnya untuk

mengambil baju di laundry itu dua hari setelah baju masuk ke laundry, jika

konsumen minta satu hari jadi itu sudah termasuk kilat.

Dari pengamatan yang sudah dilakukan, kebanyakan laundry

memiliki tempat menjemur di halaman belakang laundry tersebut, hanya

Beby Laundry dan Joglo Laundry yang menjemur di depan laundrynya.

Jika sedang ramai orang yang mencucikan bajunya, Joglo Laundry itu

sendiri malah tertutup oleh baju-baju yang sedang dijemur seperti yang

dapat dilihat di gambar 5.2 dan memiliki kesan tertutup dan penuh.

Gambar 5.4 merupakan tempat untuk menjemur pakaian dari WIN

(61)

Gambar 5.2 Joglo Laundry

Gambar 5.3 WIN Laundry

(62)

Kemudian karyawan yang bekerja di laundry-laundry yang ada di

Bantul radius 2 km dari WIN Laundry masing-masing memiliki dua orang

karyawan. WIN laundry sendiri juga memiliki dua orang karyawan yang

bekerja dengan sistem shift. Karyawan laundry mulai membuka laundry

pukul delapan pagi lalu bekerja hingga pukul dua siang, karyawan laundry

yang kedua masuk pukul satu siang kemudian sampai pukul tujuh malam

menggantikan karyawan yang tadi sudah masuk pagi. Setelah itu akan

digantikan oleh pemilik WIN laundry yang akan menjaga laundry-nya

sendiri sampai pukul sembilan malam. Joglo Laundry dan Jogja One

Laundry buka hingga pukul tujuh malam karena daerah itu masih sepi dari

rumah warga dan kalau sudah malam sangat sepi karena jarang dilalui oleh

orang-orang.

Menurut hasil analisis, WIN Laundry, Grace Laundry, dan Joglo

Laundry termasuk laundry yang bagus tidak hanya dari lokasi yang dekat

dengan rumah warga tetapi juga karena pelayanan yang memuaskan

walaupun Joglo Laundry juga dekat dengan persawahan. Karyawan

mengerjakan tugas laundry dengan baik, hasil setrika rapi, dan tentunya

tepat waktu. Sedangkan lainnya seperti Beby Laundry, Ananda Laundry,

DCY Laundry, dan Jogja One Laundry termasuk laundry yang

sedang-sedang saja atau tidak bagus dan tidak jelek juga. Menurut pengamatan,

laundry-laundry yang sedang tadi tidak banyak orang yang menggunakan

jasa laundry di sana. Pakaian yang dijemur maupun yang sudah jadi selalu

(63)

Gambar 5.5 Beby Laundry

Letak WIN Laundry dan laundry-laundry yang ada di Bantul

berdekatan dengan rumah warga maka sasaran pasarnya sudah dapat

dipastikan adalah warga-warga yang rumahnya berada dekat dengan

laundry. Selain dekat dengan rumah warga, Ananda Laundry juga dekat

dengan pondok pesantren jadi sasaran pasarnya juga untuk para santri yang

tinggal di pondok pesantren tersebut. Tidak hanya menggunakan jasa

laundry Ananda Laundry, beberapa santri di pondok pesantren tersebut

juga seringkali menggunakan jasa WIN Laundry. Joglo laundry dan Jogja

One laundry memiliki sasaran pasar yang bagus karena di dekat kedua

laundry tersebut sedang dibangun perumahan untuk kalangan menengah

ke atas.

Pada intinya, laundry-laundry yang ada di radius 2 km dari WIN

Laundry memliki lokasi dan basic product yang sama, dan Augmented

(64)

Product laundry-laundry di sekitar WIN Laundry akan dijelaskan sebagai

berikut:

Tabel 5.1 Matriks Augmented Product Laundry

(65)

Tabel 5.1 menunjukkan bahwa mayoritas laundry yang ada di

Bantul radius 2 km dari WIN Laundry memiliki banyak kesamaan

Augmented Product. Hanya Jogja One Laundry yang memberikan jasa dry

cleaning jas-jas resmi karena mempunyai mesin cuci khusus untuk

mencuci jas. WIN laundry dan laundry-laundry yang ada di sekitarnya

juga memberikan layanan antar jemput dan garansi produk semisal ada

barang yang tertukar atau hilang. Layanan antar jemput yang diberikan

paling jauh maksimal radius 1 km dengan orderan minimal 3 kg,

sedangkan yang paling dekat radius 500 m dengan orderan minimal 3 kg

juga. Dapat dilihat ternyata tidak semua laundry memberikan pilihan

kepada konsumen untuk memilih aroma parfum yang disukai dan voucher

diskon laundry. Laundry yang menawarkan aroma parfum yang

bermacam-macam hanya WIN Laundry, DCY Laundry, Grace Laundry,

dan Beby Laundry. WIN Laundry menawarkan 11 macam aroma parfum,

bisa dikatakan jumlah yang yang tidak banyak karena tidak ingin membuat

konsumen bingung memilih parfum laundry. DCY Laundry dan Grace

Laundry sama-sama menawarkan 15 aroma parfum. Beby laundry hanya

menawarkan 5 buah aroma parfum, karena hanya yang paling banyak

disukai oleh konsumen yang digunakan sebagai parfum di laundry

tersebut. Selain memberikan aroma parfum yang bermacam-macam,

voucher diskon laundry, layanan antar jemput, dan yang lainnya, semua

laundry yang di Bantul radius 2 km dari WIN Laundry juga memberikan

(66)

hanya 1x24 jam jadi setelah ambil karyawan akan mengatakan untuk

mengecek kembali baju-baju kepada konsumen, tapi sampai saat ini hal

seperti itu masih belum terjadi.

Ada lagi laundry yang memberikan Augmented Product selain

yang diberikan WIN laundry dan laundry yang ada di Bantul radius 2 km

dari WIN laundry misalnya menawarkan proses neutralize atau proses

yang mampu menetralisir sisa-sisa bahan kimia pada kain untuk mencegah

iritasi kulit, hanya saja ini digunakan untuk kalangan menengah ke atas,

sedangkan untuk WIN laundry dan laundry-laundry di sekitarnya

termasuk untuk kalangan menengah.

(67)

Gambar 5.6 DCY Laundry

B. HASIL PENELITIAN TAHAP DUA 1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur seberapa jauh suatu

alat ukur memiliki tingkat keakuratan dan konsistensi dalam

melakukan fungsi ukurnya. Validitas dari masing-masing butir

pernyataan diketahui dengan mengkorelasikan skor-skor yang ada

pada masing-masing pernyataan dengan skor total. Uji validitas akan

dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi product moment.

Kriteria pengambilan keputusan untuk menentukan valid jika r-hitung

≥ r-tabel (n = 100, df = n-2, tabel = 0,197). Jika nilai hitung <

r-tabel maka butir instrument yang dimaksud tidak valid. Berikut adalah

(68)

Tabel 5.2 Hasil Uji Validitas

Item Pernyataan r-hitung r-tabel Keterangan Sikap terhadap Augmented Product

Sikap Aug. Prod. 1 0,671 0,197 Valid Sikap Aug. Prod. 2 0,750 0,197 Valid Sikap Aug. Prod. 3 0,754 0,197 Valid

Sikap terhadap bisnis laundry

Sikap bisnis 1 0,841 0,197 Valid Sumber: Data yang diolah, 2014/Lampiran II

Hasil uji validitas variabel variabel sikap terhadap Augmented

Product, sikap terhadap bisnis laundry, dan loyalitas konsumen bisnis

laundry menunjukkan bahwa seluruh butir pernyataan memiliki nilai

r-hitung ≥ r-tabel (0,197). Dengan demikian dapat dikatakan seluruh butir pernyataan yang digunakan dalam penelitian adalah valid dan

dapat digunakan untuk analisis selanjutnya.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana suatu

instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik. Adanya

konsistensi jawaban dari responden mencerminkan bahwa suatu

kuesioner sudah baik dan dapat dipercaya. Uji reliabilitas dilakukan

(69)

jika memiliki koefisiensi CA ≥ 0,6. Berikut hasil uji reliabilitas dari masing-masing variabel :

Tabel 5.3 Hasil Uji Reliabilitas

No Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan 1 Sikap terhadap

Augmented Product

0,601 Reliabel

2 Sikap terhadap bisnis

laundry

0,630 Reliabel

3 Loyalitas konsumen bisnis laundry

0,703 Reliabel

Sumber: Data yang diolah, 2014/Lampiran II

Dari tabel hasil uji reliabilitas dapat dilihat bahwa nilai

Cronbach’s Alpha dari variabel sikap terhadap Augmented Product, variabel sikap terhadap bisnis laundry, dan loyalitas konsumen bisnis

laundry≥ 0,6. Hal ini menunjukkan bahwa setiap instrumen penelitian

memiliki tingkat kehandalan dan reliabilitas yang baik.

3. Karakteristik Responden

Deskripsi responden yang disajikan dalam penelitian ini

meliputi jenis kelamin, usia, dan jenis pekerjaan. Berikut penjelasan

dari masing-masing karakteristik responden:

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Deskripsi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

dibagi menjadi dua yaitu laki-laki dan perempuan. Berikut adalah

Gambar

Gambar 4.1 Pakaian yang udah jadi dan siap diambil
Gambar 4.2 Sabun Laundry dengan berbagai aroma
Gambar 4.3 Suasana meeting ALKIJO
Gambar 4.4 Papan Nama Benresik Laundry
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan : Untuk mengetahui adanya pengaruh latihan Combination Of Isotonic (COI) dan Edukasi terhadap pengurangan nyeri punggung bawah (NPB) pada pekerja laundry

Adapun hasil penelitian adalah secara keseluruhan terpaan berita pemilukada Jawa Barat di Detik.com berpengaruh signifikan terhadap sikap pemilih pada

Untuk mengetahui adanya pengaruh latihan Rhythmic Stabilization terhadap peningkatan aktivitas fungsional terhadap pekerja laundry yang mengalami nyeri punggung bawah

Penelitian mengenai pengaruh Product Placement terhadap sikap audience atas merek Kopi ABC dalam acara TV X Factor Indonesia pada Mahasiswa Falkultas Ekonomi Universitas

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh citra toko, produk khas dan variasi kualitas terhadap persepsi kualitas, sikap dan keinginan berperilaku (a. niat loyal) pada

Sikap pada pesan kampanye dan citra merek memberikan pengaruh sebesar 60,4% terhadap loyalitas konsumen, yang berarti bahwa 39,6% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak

Menurut Giddens (2002) konsumen yang loyal terhadap suatu merek memiliki komitmen pada merek tersebut, berani membayar lebih pada merek tersebut bila dibandingkan dengan

KESIMPULAN Sesuai hasil penelitian terkait pengaruh media Augmented Reality berbasis Web dengan model PBL Problem Based Learning terhadap sikap peduli lingkungan siswa, bisa diambil