i
PENGARUH SIKAP TERHADAP AUGMENTED PRODUCT PADA SIKAP DAN LOYALITAS TERHADAP JASA LAUNDRY WIN DI BANTUL
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh :
Veneranda Puri Kusumaningtyas
NIM: 102214019
PROGRAM STUDI MANAJEMEN, JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
▸ Baca selengkapnya: bagaimana sikap yesus terhadap para penguasa pada zamannya
(2)(3)(4)iv
Motto dan Persembahan
“Dan apa saja yang kamu minta dalam DOA dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya”
(Matius 21:22)
Skripsi ini dipersembahkan kepada:
Tuhan Yesus Kristus
v
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN – PROGRAM STUDI MANAJEMEN
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul:
PENGARUH SIKAP TERHADAP AUGMENTED PRODUCT PADA SIKAP DAN LOYALITAS TERHADAP JASA LAUNDRY WIN DI BANTUL.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak
terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara
menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang
menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain saya akui
seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat sebagian atau
keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang diambil dari tulisan orang lain
tanpa memberi pengakuan pada penulis aslinya.
Yogyakarta, 31 Oktober 2014 Penulis
Veneranda Puri Kusumaningtyas
vi
LEMBAR PERYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Veneranda Puri Kusumaningtyas
Nomor Mahasiswa : 102214019
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PENGARUH SIKAP TERHADAP AUGMENTED PRODUCT PADA SIKAP DAN LOYALITAS TERHADAP JASA LAUNDRY WIN DI BANTUL
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas,
memplubikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta,
Pada tanggal 31 Oktober 2014
Yang menyatakan,
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis persembahkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas segala berkat, rahmat, dan kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi dengan judul “PENGARUH SIKAP TERHADAP AUGMENTED PRODUCT PADA SIKAP DAN LOYALITAS TERHADAP JASA LAUNDRY WIN DI BANTUL”.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Unversitas
Sanata Dharma Yogyakarta. Penulisan skripsi ini tidak akan terlaksana dan
terselesaikan dengan baik tanpa bantuan, dukungan serta kerjasama dari berbagai
pihak yang dengan tulus dan rela mengorbankan waktu dan pikiran untuk
membimbing penulis sampai penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu
penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Herry Maridjo M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Dr. Lukas Purwoto, S.E., M.Si., selaku Ketua Program Studi
Manajemen Universitas Sanata Dharma.
3. Ibu Ike Janita Dewi, S.E., M.B.A., Ph.D., selaku dosen pembimbing I,
yang telah banyak memberikan bimbingan, koreksi, dan saran dalam
penulisan skripsi ini.
4. Ibu Dra. Diah Utari Bertha Rivieda, M. Si, selaku dosen pembimbing II,
yang dengan bijaksana memberikan bimbingan, koreksi dan saran selama
viii
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan
pengalaman hidup selama penulis menempuh kuliah.
6. Segenap karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
7. Papa dan Mama yang selalu memberikan dukungan doa, motivasi, kasih
sayang, nasehat, dan memberikan penghidupan yang layak bagi penulis.
8. Dionysius Dendy Wibowo Jati yang selalu memberikan dukungan
semangat, doa, perhatian dan kasih sayang dalam pembuatan skripsi ini.
9. Teman-teman di Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma, khususnya
kakak cantik Christiana Nevianti, Yuliana Desi, Mayangsari Devi,
Margaretha Maria Iriyanti, dan seluruh teman-teman manajemen 2010
yang telah memberikan doa dan dorongan motivasi dalam pembuatan
skripsi ini.
10.Seluruh karyawan WIN Laundry yang telah membantu dalam melakukan
penelitian.
11.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas
dukungan semangat, dukungan doa serta terimakasih atas bantuannya
ix
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Untuk
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk
menyempurnakan tulisan ini.
Yogyakarta, 31 Oktober 2014
Veneranda Puri K
x DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
ABSTRAK ... xvii
ABSTRACT ... xviii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... . 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Batasan Masalah ... 5
xi
E. Manfaat Penelitian ... 6
F. Sistematika Penulisan ... 6
BAB II TINJAUAN LITERATUR DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Produk ... 8
B. Jasa ... 9
C. Sikap Konsumen ... 11
D. Marketing Mix ... 14
E. Augmented Product ... 17
F. Loyalitas Konsumen ... 17
G. Persaingan ... 18
H. Perumusan Hipotesis ... 20
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 22
B. Penelitian Tahap I ... 22
C. Penelitian Tahap II ... 24
Jenis Penelitian ... 24
Waktu dan Tempat Penelitian ... 24
Variabel Penelitian ... 24
xii
Teknik Pengambilan Sampel... 25
Operasionalisasi Variabel ... 26
Skala Pengukuran ... 26
Teknik Pengumpulan Data ... 27
Uji Instrumen Penelitian ... 27
1. Uji Validitas ... 28
2. Uji Reliabilitas ... 28
Teknik Analis Data ... 29
3. Pengujian Asumsi Klasik ... 29
4. Analisis Regresi Linier Sederhana ... 31
BAB IV PERKEMBANGAN BISNIS LAUNDRY A. Perkembangan Laundry di Yogyakarta ... 33
B. Asosiasi Laundry Kiloan Jogja (ALKIJO) ... 35
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Tahap Satu ... 38
B. Hasil Penelitian Tahap Dua ... 49
1. Uji Validitas... 49
2. Uji Reliabilitas ... 50
xiii
4. Uji Asumsi Klasik ... 54
5. Hasil Data Deskriptif ... 57
6. Uji Hipotesis ... 59
7. Pembahasan ... 61
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 64
B. Saran ... 66
DAFTAR PUSTAKA ... 68
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Matriks Augmented Product Laundry... 46
Tabel 5.2 Hasil Uji Validitas ... 50
Tabel 5.3 Hasil Uji Reliabilitas ... 51
Tabel 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 52
Tabel 5.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 53
Tabel 5.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 54
Tabel 5.7 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov ... 55
Tabel 5.8 Hasil Uji Heteroskedastisitas Spearmans ‘rho... 56
Tabel 5.9 Hasil Statistik Deskriptif Instrumen Penelitian Sikap Terhadap Augmented Product Bisnis Laundry WIN... 57
Tabel 5.10 Hasil Statistik Deskriptif Instrumen Penelitian Sikap Terhadap Bisnis Laundry WIN ... 58
Tabel 5.11 Hasil Statistik Deskriptif Instrumen Penelitian Loyalitas Konsumen Bisnis Laundry WIN ... 59
Tabel 5.12 Hasil Uji Regresi Linier Sederhana Hipotesis 1 ... 60
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Pakaian yang sudah jadi dan siap diambil ... 34
Gambar 4.2 Sabun Laundry dengan berbagai aroma ... 35
Gambar 4.3 Suasana meeting ALKIJO ... 36
Gambar 4.4 Papan Nama Benresik Laundry ... 37
Gambar 5.1 Peta Persebaran Laundry di Bantul 2 km dari WIN Laundry . 39 Gambar 5.2 Joglo Laundry ... 43
Gambar 5.3 WIN Laundry ... 43
Gambar 5.4 Tempat menjemur WIN Laundry ... 43
Gambar 5.5 Beby Laundry ... 45
Gambar 5.6 Grace Laundry ... 48
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner ... 70
Lampiran 2. Hasil Validitas dan Reliabilitas ... 75
Lampiran 3. Input Data Tabulasi ... 82
Lampiran 4. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 91
xvii ABSTRAK
PENGARUH SIKAP TERHADAP AUGMENTED PRODUCT PADA SIKAP DAN LOYALITAS TERHADAP JASA LAUNDRY WIN DI BANTUL
Veneranda Puri Kusumaningtyas Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2014
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) bagaimana peta persaingan bisnis laundry secara geografis di Bantul radius 2 km dari WIN Laundry; (2) bagaimana peta persaingan Augmented Product WIN Laundry dengan bisnis
laundry lain dalam radius tersebut; (3) mengetahui pengaruh sikap terhadap
Augmented Product laundry WIN pada sikap terhadap laundry WIN tersebut secara keseluruhan; (4) mengetahui pengaruh sikap terhadap laundry WIN secara keseluruhan pada loyalitas konsumen laundry WIN tersebut. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan cara observasi untuk penelitian tahap satu dan memberikan kuesioner kepada responden untuk penelitian tahap dua. Responden dipilih dari konsumen laundry
yang sering menggunakan jasa laundry WIN minimal seminggu dua kali. Responden yang dipilih sebanyak 100 orang dengan menggunakan metode
Purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linier sederhana untuk mengetahui pengaruh sikap terhadap Augmented Productlaundry
WINpada sikap terhadap laundry WIN tersebut secara keseluruhan dan pengaruh sikap terhadap laundry WIN secara keseluruhan pada loyalitas konsumen laundry
WIN tersebut. Hasil penelitian menunjukkan sikap terhadap Augmented Product
WIN Laundry tidak berpengaruh pada sikap terhadap laundry WIN tersebut dan sikap terhadap laundry WIN tidak berpengaruh pada loyalitas konsumen bisnis
xviii ABSTRACT
THE INFLUENCE OF ATTITUDE ON AUGMENTED PRODUCT TOWARDS ATTITUDE AND LOYALTY TO WIN LAUNDRY SERVICE
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Mencuci pakaian merupakan kebutuhan pokok dan wajib bagi
semua orang. Kegiatan ini dulu sering kita kerjakan secara manual.
Semakin maju dan berkembangnya teknologi membuat semua pekerjaan
dapat dikerjakan dengan menggunakan mesin. Munculnya mesin-mesin
yang dirancang khusus untuk membantu manusia, membuat manusia
semakin malas untuk bekerja. Seiring dengan berkembangnya zaman,
bisnis untuk membantu orang mencuci pakaian pun muncul. Bisnis ini
disebut bisnis laundry.
Bisnis laundry merupakan salah satu bentuk usaha yang cukup
menjanjikan. Sejak era tahun 1990, bisnis laundry mulai
menjamur.Laundry dulu hanya dilakukan secara rumahan yang dikenal
dengan cuci-setrika atau di hotel-hotel mewah untuk fasilitas tamunya.
Kini laundry bisa dinikmati oleh kalangan menengah ke bawah dengan
layanan harga yang cukup terjangkau. Kombinasi antara layanan murah
dan layanan cuci-setrika berkembang lebih kreatif lagi dengan munculnya
laundry kiloan. Perhitungan perpotong pakaian dirasa cukup mahal lalu
Laundry merupakan bisnis jasa yang memanfaatkan gaya hidup
orang yang malas mencuci, perubahan gaya hidup, dan tuntutan kesibukan.
Di era yang serba cepat, kebutuhan manusia akan waktu sangat diperlukan
untuk memanajemen aktivitas rumah tangga yang membuat orang ingin
serba praktis. Sedikit sekali orang yang memiliki kemampuan manajerial
dalam membagi waktunya. Bisnis laundry semakin banyak berkembang di
kota-kota dengan semakin padat dan dinamisnya kinerja seseorang.
Mobilitas dan kesibukan orang yang semakin tinggi membuat tidak mau
direpotkan dengan mencuci. Banyak mahasiswa, karyawan, ibu-ibu rumah
tangga yang tidak memiliki waktu untuk mencuci pakaian mereka. Bisnis
laundry sangat potensial di daerah dekat perguruan tinggi yang banyak
kost-kostan. Kesibukan mahasiswa di kampus mengerjakan tugas kuliah
membuat mereka enggan mencuci. Mereka lebih mempercayakan kepada
jasa laundry dengan alasan menghemat waktu dan agar lebih
berkonsentrasi dalam mengerjakan tugas kuliahnya. Banyak orang yang
sejak pagi hingga malam hari bergelut dengan pekerjaan dan kemacetan di
kota-kota besar. Yang terpikir hanyalah beristirahat ketika tiba di rumah.
Semakin lama, orang semakin malas untuk mencuci pakaiannya sendiri.
Kondisi cuaca juga merupakan salah satu faktor orang banyak
menggunakan jasa laundry. Di musim penghujan pakaian menjadi lebih
cepat kotor. Bila dicuci secara manual pakaian sulit kering, menjadi
lembab, dan berbau. Alasan air langka atau mahal juga membuat bisnis
tenaga kerja pembantu rumah tangga, ditambah semakin mahal biaya yang
dikeluarkan untuk tenaga kerja tersebut. Menggunakan jasa laundry
dengan biaya mencuci yang sangat ringan tentu sangat menguntungkan
bagi konsumen, terutama mahasiswa.
Alasan untuk menggunakan jasa laundry secara terus-menerus
membuat konsep laundry kiloan muncul di kota-kota lain. Laundry sudah
menjadi trend di kalangan masyarakat kita saat ini. Berkembangnya bisnis
laundry menjadikan persaingan harga menjadi sengit. Banyak sekali
laundry yang menurunkan harga hingga murah sekali, dengan tujuan
mendapatkan keuntungan melalui jumlah cucian yang masuk. Hal tersebut
justru membuat bisnis laundry menjadi tidak berhasil.
Kemajuan bisnis laundry ditentukan oleh kepuasan konsumen.
Konsumen yang merasa puas terhadap pelayanan bisnis laundry secara
langsung maupun tidak langsung menunjukkan sikap loyalitas kepada
bisnis laundry tersebut. Loyalitas pelanggan merupakan ukuran
keberhasilan dalam usaha pelayanan jasa. Pelanggan akan merasa jauh
lebih puas apabila dapat memenuhi kebutuhan konsumen jauh melebihi
apa yang diharapkan.
Faktor yang harus diperhatikan agar konsumen merasa puas
terhadap pelayanan yang diberikan adalah dengan memaksimalkan Produk
Tambahan (Augmented Product). Augmented Product yang baik dan
berkualitas akan menambah nilai pada bisnis laundry. Hal ini dapat
Augmented Product yang ditawarkan laundry adalah dengan
adanya layanan antar jemput. Orang tidak perlu lagi merasa kerepotan
mengantarkan cucian ke tempat laundry. Bisnis laundry juga
menggunakan sabun yang bermutu baik karena terkadang ada orang yang
sangat sensitif apabila tidak menggunakan sabun dengan kualitas baik. Di
tempat laundry juga menyediakan berbagai macam aroma pewangi
pakaian dan tentunya yang tahan lama, sehingga konsumen dapat memilih
aroma parfum pakaian yang disenangi. Hal menarik lainnya dari bisnis
laundry adalah dengan memberikan diskon untuk 10 kali cuci, serta
memberikan pelayanan yang baik dan ramah kepada konsumen. Dengan
adanya produk tambahan maka konsumen akan mencoba untuk
menggunakan layanan bisnis laundry kembali. Mempercayakan jasa
laundry sebagai tempat untuk mencuci pakaian yang baik.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “PENGARUH SIKAP TERHADAP
AUGMENTED PRODUCT PADA SIKAP DAN LOYALITAS
TERHADAP JASA LAUNDRYWIN DI BANTUL”.
B. RUMUSAN MASALAH
1. a. Bagaimana peta persaingan bisnis laundry secara geografis di Bantul
dengan radius 2 km dari bisnis laundry WIN?
b. Bagaimana peta persaingan bisnis laundry secara Augmented
2. Apakah sikap terhadap Augmented Product bisnis laundry WIN
berpengaruh pada sikap terhadap bisnis laundry tersebut?
3. Apakah sikap terhadap bisnis laundry WIN berpengaruh pada loyalitas
konsumen bisnis laundry tersebut?
C. BATASAN MASALAH
Perbedaan sikap konsumen terhadap jasa laundry WIN di Bantul
dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain gaya hidup, sibuk dengan
rutinitas kerja maupun sekolah, malas untuk mencuci pakaian sendiri,
tingkat kepuasan konsumen, loyalitas konsumen, Augmented Product yang
diberikan, dan lain-lain.
Maka dari itu di dalam penelitian ini, penulis membatasi masalah
hanya sebatas pada faktor Augmented Product yang diberikan dan loyalitas
konsumen terhadap jasa laundry WIN. Hal ini dilakukan agar dalam
penjelasannya nanti akan lebih mudah terarah dan sesuai dengan apa yang
diharapkan serta teroganisir dengan baik.
D. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui bagaimana peta persaingan bisnis laundry secara
geografis di Bantul dengan radius 2km dan secara Augmented
2. Untuk mengetahui apakah sikap terhadap Augmented Product bisnis
laundry WIN berpengaruh pada sikap terhadap bisnis laundry
tersebut.
3. Untuk mengetahui apakah sikap terhadap bisnis laundry WIN
berpengaruh pada loyalitas konsumen bisnis laundry tersebut.
E. MANFAAT PENELITIAN
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan untuk lebih
mengembangkan dan memajukan bisnis laundry. Diharapkan penelitian ini
dapat memberikan sumbangan untuk meningkatkan pelayanan yang baik
agar loyalitas konsumen tetap terjaga. Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan masukan bagi industri laundry dalam memaksimalkan
Augmented Product yang berpengaruh pada tingkat kepuasan konsumen.
Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi
peneliti yang ingin melakukan penelitian di bidang yang sama.
F. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan latar belakang masalah, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat
BAB II TINJAUAN LITERATUR DAN PERUMUSAN
HIPOTESIS
Dalam bab ini memaparkan tinjauan literatur dan
perumusan hipotesis yang digunakan dalam penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam bab ini diuraikan jenis penelitian, waktu dan tempat
penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, teknik
pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, dan teknik
analisis data.
BAB IV GAMBARAN UMUM
Dalam bab ini berisi gambaran umum tentang
perkembangan laundry yang ada di Jogja.
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini berisi tentang pengelolaan data dan analisis
data dari hasil penelitian.
BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN
Dalam bab ini memuat kesimpulan dan hasil penelitian
yang merangkum bab sebelumnya. Hasil konkrit yang
dihasilkan adalah hasil yang dihasilkan dari data yang
diolah. Pemberian saran dikaitkan dengan situasi yang
8
BAB II
TINJAUAN LITERATUR DAN PERUMUSAN
HIPOTESIS
A. PRODUK
1. Pengertian Produk
Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan
produsen untuk diperhatikan, diminati, dicari, dibeli, digunakan, atau
dikonsumsi di pasar sebagai pemenuhan kebutuhan dan keinginan
pasar yang bersangkutan. Produk adalah segala yang bisa ditawarkan
ke pasar untuk diperhatikan, dimiliki, atau dikonsumsi yang bisa
memuaskan kebutuhan atau keinginan menurut Kotler dan Amstrong
(2004:8). Produk meliputi objek-objek fisik, jasa, acara, tempat
organisasi, dan ide.
2. Level produk
Menurut Kotler dan Amstrong (2004:338) perencana produk
harus berpikir tentang produk dan jasa dalam tiga tingkat.
Masing-masing tingkat menambah lebih banyak nilai pelanggan, yaitu:
a. Produk Inti, merupakan tingkatan yang paling dasar. Produk inti
tesebut terdiri dari berbagai manfaat pemecahan masalah yang
konsumen cari ketika membeli produk atau jasa tertentu. Oleh
dulu mendefinisikan manfaat inti yang akan diberikan oleh
produk tersebut kepada konsumennya.
b. Produk Aktual, merupakan pengembangan fitur produk dan jasa,
desain, tingkat kualitas, nama merek, dan kemasan. Perencana
produk harus membangun produk aktualnya di berbagai posisi
yang dekat dengan produk inti.
c. Produk Tambahan, merupakan pelayanan dan manfaat
konsumen tambahan. Perencana produk harus membangun
produk tambahan di sekitar produk inti dan aktual dengan acara
menambah layanan dan manfaat tambahan bagi konsumen.
Konsumen melihat produk sebagai kumpulan manfaat
kompleks yang memuaskan kebutuhan mereka. Para pemasar harus
merancang produk aktual dan menemukan cara untuk memberikan
tambahan bagi produk itu agar menciptakan sekumpulan manfaat
yang akan memberikan pengalaman pelanggan yang paling
memuaskan.
B. JASA
1. Pengertian Jasa
Menurut Kotler dan Amstrong (2004:8) jasa adalah segala
aktivitas atau manfaat yang ditawarkan untuk dijual oleh suatu pihak
kepemilikan atas apapun. Jasa adalah kegiatan, manfaat, atau
kepuasaan yang ditawarkan untuk dibeli (Fajar Laksana, 2008:68).
2. Karakteristik Jasa
Kotler dan Amstrong (2004: 368) mengelompokkan menjadi
empat karakteristik jasa yang mempengaruhi rancangan program
pemasaran, yaitu sebagai berikut:
a. Intangibility (jasa tidak berwujud)
Bahwa jasa tidak dapat dilihat, dirasakan, diraba, didengar,
atau dicium sebelum jasa itu dibeli.
b. Inseparability (jasa tidak terpisahkan)
bahwa jasa tidak dapat dipisahkan dari penyediaannya, tanpa
mempedulikan apakah penyedia jasa orang atau mesin.
c. Variability (variabilitas jasa)
Bahwa kualitas jasa bergantung pada siapa yang
menyediakan jasa itu dan kapan, di mana, dan bagaimana jasa
itu disediakan.
d. Perishability (jasa mudah lenyap)
Bahwa jasa tidak dapat disimpan untuk dijual atau digunakan
C. SIKAP KONSUMEN
1. Pengertian Sikap
Sikap adalah evaluasi, perasaan, dan kecenderungan yang
konsisten atas suka atau tidak sukanya seseorang terhadap objek
atau ide menurut Kotler dan Amstrong (2004:220). Sikap
merupakan interaksi manusi dengan objek tertentu (Sunyoto,
2012:271). Sikap merupakan sesuatu yang mengarah pada tujuan
yang dihadapi dalam bentuk tindakan, ucapan, perbuatan, maupun
emosi seseorang.
Sikap melibatkan tiga komponen yang saling berhubungan
antara lain:
a. Komponen kognitif, yaitu menunjukkan bahwa keseluruhan
evaluasi dibentuk ketika konsumen menggabungkan
pengetahuan, arti, atau kepercayaan terhadap konsep sikap.
b. Komponen afektif, yaitu termasuk emosi, perasaan, suasana
hati, dan secara otomatis menghasilkan respon yang
berhubungan dengan objek. Objek disini dirasakan sebagai
menyenangkan atau tidak menyenangkan.
c. Komponen perilaku, melibatkan salah satu predisposisi
bertindak terhadap objek. Komponen perilaku ini
2. Ciri-ciri Sikap
Sikap mempunyai ciri-ciri antara lain (Sunyoto, 2012:272):
a. Sikap bukan pembawaan manusia sejak lahir, melainkan
dibentuk atau dipelajari sepanjang perkembangan orang itu
dalam hubungan dengan objeknya.
b. Sikap dapat berubah-ubah dan dapat dipelajari, oleh karena
itu sikap dapat berubah pada orang bila terdapat keadaan
dan syarat tertentu yang mempermudah sikapnya pada
orang itu sendiri.
c. Sikap itu tidak berdiri sendiri melainkan senantiasa
mengandung hubungan pada suatu objek tertentu yang
dapat dirumuskan dengan jelas.
d. Objek sikap merupakan suatu hal tertentu atau kumpulan
dari hal-hal tersebut. Sikap dapat berkenaan dengan suatu
objek yang serupa.
3. Karakteristik Sikap
Sikap mempunyai empat karakteristik, yaitu (Sunyoto, 2012:273) :
a. Sikap selalu memiliki objek yaitu selalu dapat mempunyai
sesuatu hal yang dianggap penting, objek sikap dapat
berupa konsep abstrak seperti konsumerisme atau berupa
sesuatu yang nyata.
b. Sikap mempunyai arah, derajat, intensitas; artinya sikap
kecuali itu sikap seseorang mempunyai derajat tertentu
yaitu sampai seberapa orang merasa senang atau tidak
senang terhadap suatu objek, sedangkan intensitas sikap
seseorang dituntut oleh tingkat pendiriannya.
c. Sikap mempunyai struktur dan kerangka organisasi. Sikap
merupakan kerangka organisasi dari beberapa sikap yang
ada pada seseorang, di dalamnya terdapat sejumlah sikap
yang bergabung membentuk rangkaian yang kompleks,
masing-masing sikap memiliki tingkat koefisien yang
berbeda, sedangkan hubungan masing-masing sikap
mungkin selaras antara satu dengan yang lainnya. Akan
tetapi sikap juga mempunyai kecenderungan untuk menuju
pada suatu stabilitas dan mengelompok bentuk struktur
sikap.
d. Sikap merupakan proses yang dipelajari. Artinya sikap
dibentuk dari pengalaman individu, terhadap realitas
pengalaman tersebut dapat bersifat langsung atau tidak
langsung.
4. Macam-macam Sikap
Sikap dapat dibedakan ke dalam sikap sosial dan sikap individu
a. Sikap Sosial
Sikap sosial tidak menyatakan oleh seorang saja tetapi
diperhatikan oleh orang-orang sekelompoknya. Objeknya
adalah objek sosial dan dinyatakan berulang-ulang.
b. Sikap Individu
Ini hanya dimiliki secara individual seorang demi seorang,
objeknya bukan merupakan objek sosial.
Di samping pembagian tersebut di atas, sikap juga
dibedakan atas:
1) Sikap Positif
Sikap yang menunjukkan penerimaan, mengakui,
meyetujui serta melaksanakan norma-norma yang
berlaku di mana individu itu berada.
2) Sikap Negatif
Sikap yang menunjukkan perilaku yang tidak setuju
terhadap norma-norma yang berlaku di mana individu
berada.
D. BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX)
Marketing Mix merupakan salah satu unsur penting dalam
pemasaran, baik dalam penentuan sasaran maupun dalam penentuan
strategi. Strategi ini juga sangat menentukan keberhasilan dari perusahaan
kejelian dalam menentukan dan mengembangkan marketing mix ini akan
mampu mempengaruhi respon atau tanggapan dari para konsumen, karena
pada dasarnya para konsumen sebelum mengambil keputusannya untuk
menggunakan atau mengkonsumsi suatu produk atau jasa tertentu selalu
dengan turut mempertimbangkan komponen-komponen dari marketing
mix.
Bauran Pemasaran (Marketing Mix) menurut Kotler dan Amstrong
(2004:78) adalah sebagai berikut “Bauran Pemasaran (Marketing Mix) adalah serangkaian alat pemasaran yang dapat dikendalikan yang
dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang
diinginkan perusahaan dalam pasar sasaran.”
Bauran Pemasaran dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok
variabel, yaitu Product (Produk), Price (Harga), Place (Tempat), dan
Promotion (Promosi)
a. Produk
Produk merupakan elemen kunci dalam keseluruhan
penawaran pasar, perencanaan bauran pemasaran dimulai dengan
merumuskan penawaran yang memberikan nilai bagi pelanggan
sasaran. Penawaran ini menjadi dasar bagi perusahaan dalam
membangun hubungan yang menguntungkan bagi pelanggan.
Produk menjadi bagian penting dalam manajemen pemasaran untuk
meraih keuntungan pada perekonomian yang ditawarkan dengan
b. Harga
Harga adalah jumlah uang yang harus dibayarkan
pelanggan untuk memperoleh produk. Penetapan harga yang tepat
akan mendorong produk laku di pasaran sehingga menguntungkan
produsen. Penentuan harga harus sesuai dengan produk yang akan
dijual. Jika harga yang ditawarkan diminati konsumen dan
konsumen membeli produk tersebut, berarti penetapan harga sudah
baik. Jika harga yang ditawarkan tidak diminati, berarti penetapan
harga kurang tepat. Karena pentingnya harga bagi pemasaran
produk, maka strategi penetapan harus dipahami dengan tepat.
c. Tempat
Tempat meliputi kegiatan perusahaan yang membuat
produk tersedia bagi pelanggan sasaran. Keputusan mengenai
tempat sangat penting agar konsumen dapat memperoleh produk
yang dibutuhkan tepat pada saat dibutuhkan. Sarana untuk
memindahkan produk dari perusahaan kepada konsumen adalah
melalui saluran distribusi yang terdiri dari berbagai rangkaian
perantara. Para perantara ini posisinya berada di atara produsen dan
konsumen akhir yang membentuk suatu saluran distribusi.
d. Promosi
Promosi berarti aktivitas yang menyampaikan manfaat
produk dan membujuk pelanggan untuk membelinya. Promosi
pelanggan yang ada. Dengan melakukan promosi, perusahaan
menginformasikan tentang produk kepada konsumen disertai
dengan pengenalan pemakaian dan cara kerja produk tersebut,
untuk menarik minat konsumen dan mengingatkan konsumen
bahwa konsumen membutuhkan produk tersebut untuk memenuhi
kebutuhan.
E. AUGMENTED PRODUCT (PRODUK TAMBAHAN)
Faktor yang harus diperhatikan agar konsumen merasa puas
terhadap pelayanan yang diberikan adalah dengan memaksimalkan
Augmented Product (Produk Tambahan). Augmented Product menurut
Kotler dan Amstrong (2004:338) merupakan pelayanan dan manfaat
konsumen tambahan. Augmented Product yang baik dan berkualitas akan
menambah nilai pada suatu bisnis. Hal ini dapat menambah tingkat
kepuasan yang dirasakan oleh konsumen.
F. LOYALITAS KONSUMEN
Loyalitas konsumen menurut Lovelock dan Wright (2005:133)
melukiskan kesediaan pelanggan untuk terus berlangganan pada sebuah
perusahaan dalam jangka panjang, dengan membeli dan menggunakan
barang dan jasanya secara berulang-ulang dan lebih baik lagi secara
eksklusif, dan dengan sukarela merekomendasikan produk perusahaan
secara umum dapat diartikan kesetiaan seseorang atas suatu produk, baik
barang maupun jasa tertentu. Loyalitas konsumen merupakan manifestasi
dan kelanjutan dari kepuasan konsumen dalam menggunakan fasilitas
maupun jasa pelayanan yang diberikan oleh pihak perusahaan, serta untuk
tetap menjadi konsumen dari perusahaan tersebut.
Adapun ciri-ciri konsumen yang loyal adalah sebagai berikut:
a. Konsumen yang setia terhadap produk yang cenderung merasa
nyaman terhadap produk pilihan.
b. Konsumen yang setia biasanya lebih menyadari tingkat resiko yang
lebih tinggi apabia membeli produk yang berbeda.
c. Sekelompok kecil konsumen lebih cenderung untuk menjadi setia
terhadap produk.
d. Konsumen yang setia biasanya juga akan memiliki kecenderungan
untuk setia kepada toko/perusahaan.
Mempertahankan pelanggan lebih sulit daripada mendapatkan
pelanggan baru oleh sebab itu pelanggan yang loyal harus dipertahankan
agar tidak berpindah menjadi pelanggan pesaing.
G. PERSAINGAN
1. Pengertian Persaingan
Persaingan dalam konteks pemasaran adalah keadaan dimana
perusahaan pada pasar produk atau jasa tertentu akan
terikat peraturan tertentu dalam rangka meraih pelanggannya (Kotler
2002)
2. Faktor Penyebab Persaingan
Persaingan yang lebih kompleks terjadi saat ini karena
menurunnya perhatian pada pelaku industri terhadap pasar tunggal
dan naiknya perhatian mereka terhadap pasar global. Perubahan
tingkat kompleksitas ini disebabkan oleh beberapa hal seperti:
a. Adanya evolusi menuju pasar global. Evolusi yang terjadi
pada perusahaan membuat organisasi/perusahaan yang ada
ingin terus meningkatkan persaingannya di pasar.
b. Skala Ekonomis atau Belajar. Perusahaan berusaha untuk
melakukan pembelajaran untuk meningkatkan
kemampuannya dan skala ekonomis yang lebih baik juga
mendorong perusahaan untuk menembus pasar global. Ada
keuntungan yang dapat diraih dan mendorong perusahaan
dalam mencapai skala ekonomis. Ketika perusahaan berada
dalam keadaan pasar global, akan membentuk suatu pasar
dengan biaya rendah yang membantu dalam pengembangan
keunggulan kompetitif dan memunngkinkan akses yang lebih
baik ke beberapa sumber daya yang lebih murah.
c. Kemajuan teknologi informasi membuat koordinasi antar
pasar menjadi lebih murah. Kini perusahaan-perusahaan yang
kabel lainnya untuk kepentingan bisnis. Hal ini membuat
koordinasi dari masing-masing organisasi/perusahaan
menjadi semakin kuat. Kemajuan teknologi inovasi di sisi
lain juga meningktakan daya saingan perusahaan berukuran
kecil dan menengah.
H. PERUMUSAN HIPOTESIS
1. Pengaruh sikap terhadap Augmented Product bisnis laundry WIN pada sikap terhadap bisnis laundry tersebut.
Augmented Product atau produk tambahan merupakan
pelayanan atau manfaat konsumen tambahan. Dalam bisnis laundry,
Augmented Product tersebut dapat berupa layanan antar jemput,
menggunakan sabun dengan mutu baik, menyediakan berbagai macam
aroma parfum, memberikan diskon untuk pelanggan tetap dan
sebagainya. Dengan adanya produk tambahan maka konsumen akan
mencoba untuk menggunakan layanan jasa laundry kembali.
H1 : sikap terhadap Augmented Product bisnis laundry WIN
berpengaruh positif pada sikap terhadap bisnis laundry
2. Pengaruh sikap terhadap bisnis laundry WIN pada loyalitas konsumen bisnis laundry tersebut.
Konsumen yang puas terhadap pelayanan yang diberikan oleh
suatu bisnis laundry akan menggunakan jasa tersebut kembali.
Kemudian apabila konsumen menggunakan jasa tersebut secara
berulang-ulang maka dapat dikatakan bahwa konsumen tersebut
merupakan konsumen yang loyal atau setia. Konsumen yang loyal
terhadap suatu produk akan merasa nyaman terhadap produk
pilihannya.
H2 : sikap terhadap bisnis laundry WIN berpengaruh positif pada
22
BAB III
METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Peneliti akan menggunakan dua metode penelitian karena
penelitian dibagi menjadi dua tahap. Metode yang digunakan dalam
penelitian tahap pertama adalah metode penelitian deskriptif. Metode
penelitian deskriptif adalah desain penelitian yang disusun dalam rangka
memberikan gambaran secara sistematis tentang informasi ilmiah yang
berasal dari subjek atau objek penelitian (Sanusi, 2011:13).
Kemudian dilanjutkan dengan penelitian tahap kedua, penelitian ini
menggunakan metode penelitian kausalitas. Desain penelitian kausalitas
adalah desain penelitian yang disusun untuk meneliti kemungkinan adanya
hubungan sebab-akibat antarvariabel (Sanusi, 2011:14).
B. PENELITIAN TAHAP I 1. Jenis Penelitian
Penelitian yang digunakan dalam penelitian tahap pertama
adalah penelitian secara deskriptif untuk mengetahui lokasi, basic
product, dan Augmented Product dari bisnis laundry yang ada di
2. Pengumpulan Data
Pada penelitian tahap pertama, peneliti akan melakukan
pengumpulan data dengan teknik observasi. Observasi merupakan
cara pengumpulan data melalui proses pencatatan perilaku subjek,
objek, atau kejadian yang sistematik tanpa adanya pertanyaan atau
komunikasi dengan individu-individu yang diteliti.
Peneliti membuat panduan obeservasi atau hal-hal apa saja
yang dilakukan sebelum melakukan pengumpulan data. Ada pun
panduan observasi sebagai berikut:
a. Mengamati laundry-laundry yang ada di Bantul radius 2 km dari
WIN Laundry yaitu DCY Laundry, Grace Laundry, Ananda
Laundry, Beby Laundry, Joglo Laundry, Jogja One Laundry.
b. Laundry-laundry yang ada di Bantul radius 2 km dari WIN
Laundry berada di Jalan Padokan dan Jalan Bibis Raya.
c. DCY Laundry yang berjarak 1,4 km; Grace Laundry yang
berjarak 1 km; Ananda Laundry yang berjarak 500 m; Beby
Laundry yang berjarak 100 m; Joglo Laundry yang berjarak 1,1
km; Jogja One Laundry yang berjarak 1,6 km.
3. Analisis Data
Sesudah melakukan observasi, peneliti akan membuat peta
persebaran laundry yang ada di Bantul radius 2 km dari WIN
dalam peta dan data tersebut akan diberikan seraca rinci, yaitu
mengenai lokasi, basic product, dan Augmented Product.
C. PENELITIAN TAHAP II 1. Jenis Penelitian
Pada penelitian tahap kedua, jenis penelitian yang dilakukan
adalah sama dengan tahap pertama yaitu penelitian secara deskriptif
untuk mengetahui perbedaan tingkat kepentingan Augmented
Product jasa laundry menurut para konsumen dari jasa laundry
tersebut. Sedangkan untuk penelitian secara kausalitas untuk
mengetahui sikap bisnis laundry terhadap loyalitas konsumen bisnis
laundry tersebut.
2. Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu penelitian : Februari 2014
Tempat penelitian : WIN Laundry di Kota Bantul
3. Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini adalah:
1. Sikap terhadap Augmented Product bisnis laundry WIN.
2. Sikap konsumen terhadap bisnis laundry WIN.
3. Loyalitas konsumen yang menggunakan jasa bisnis laundry
4. Populasi dan Sampel
Populasi adalah seluruh kumpulan elemen yang
menunjukkan ciri-ciri tertentu yang dapat digunakan untuk membuat
kesimpulan (Sanusi 2011:87). Populasinya adalah konsumen dari
laundry WIN di Bantul.
Sampel adalah bagian dari elemen-elemen populasi yang
terpilih (Sanusi 2011:87).
5. Teknik Pengambilan Sampel
Peneliti menggunakan teknik Non-random Sampling yaitu
tipe sampling yang tidak mempertimbangkan peluang (Sanusi
2011:94). Teknik pengambilan sampel Non-random Sampling pada
penelitian ini menggunakan Purposive Sampling dimana dikatakan
oleh Anwar Sanusi (2011:95) teknik Purposive Sampling adalah cara
pemilihan sampel yang didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan
atau kriteria tertentu.
Adapun yang menjadi pertimbangan-pertimbangan atau
kriteria tertentu tersebut adalah orang yang sering menggunakan jasa
laundry WIN minimal seminggu dua kali. Sehingga yang menjadi
sampel dalam penelitian ini adalah pelanggan tetap dari laundry
WIN di Bantul dan jumlah sampel yang akan diteliti adalah 100
6. Operasionalisasi Variabel
Operasionalisasi variabel yang dilakukan adalah :
a. Sikap terhadap Augmented Product (Produk Tambahan) laundry
WIN
1) Saya senang menggunakan jasa antar jemput yang
ditawarkan laundry WIN
2) Saya suka terhadap aroma parfum yang ditawarkan laundry
WIN
3) Saya mendapat voucher diskon laundry setiap 10 kali cuci
yang menguntungkan konsumen
b. Sikap terhadap bisnis laundry WIN
1) Saya suka terhadap laundry WIN
2) Saya percaya terhadap laundry WIN
c. Loyalitas konsumen bisnis laundry WIN
1) Saya akan kembali menggunakan jasa laundry WIN
2) Saya akan tetep memilih laundry WIN sebagai jasa laundry
walaupun ada jasa laundry yang lain
3) Saya akan merekomendasikan jasa laundry WIN kepada
keluarga dan teman-teman
7. Skala Pengukuran
Dalam penelitian ini skala pengukuran yang digunakan
adalah skala Likert. Menurut Sanusi (2011:59) skala Likert adalah
merespons pernyataan berkaitan indikator-indikator suatu konsep
atau variabel yang sedang diukur.
Dalam hal ini, responden diminta untuk menyatakan setuju
atau tidak setuju terhadap setiap pernyataan. Skala Likert lazim
menggunakan lima titik dengan label netral pada posisi tengah
(ketiga). Tingkat kesetujuan responden terhadap variabel yang
ditanyakan adalah:
Sangat setuju : diberi skor 5
Setuju : diberi skor 4
Netral : diberi skor 3
Tidak setuju : diberi skor 2
Sangat tidak setuju : diberi skor 1
8. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode survey.
Survey merupakan cara pengumpulan data dimana peneliti
mengajukan pertanyaan atau pernyataan kepada responden baik
dalam bentuk lisan maupun tertulis (Sanusi, 2011:105). Pertanyaan
atau pernyataan tersebut akan diajukan secara tertulis yaitu disebut
kuesioner.
9. Uji Instrumen Penelitian
Pengujian instrumen penelitian dilakukan sebelum kita
data yang diperoleh, kuesioner yang telah dibagi akan dilakukan tes
validitas dan reliabilitas dahulu.
a. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengukur seberapa jauh
suatu alat ukur memiliki tingkat keakuratan dan konsistensi dalam
melakukan fungsi ukurnya dengan menggunakan teknin korelasi
product moment. Uji ini menunjukkan pada konsistensi hasil atau
pengukuran yang dilakukan pada waktu berbeda.
Rumus Product Moment (Sanusi, 2011:77).
Keterangan:
r : Koefisien Korelasi
X : Skor Butir
Y : Skor Total Butir
N : Jumlah Responden
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan terhadap butir pernyataan yang
sudah valid (Sanusi, 2011:81). Reliabilitas menunjukkan bahwa
suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai
Dalam menghitung reliabilitas, peneliti menggunakan
rumus Cronbach’s Alpha. Rumus ini digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya antara 1 dan 0. Variabel akan
dianggap reliabel jika memiliki koefisien CA ≥ 0,6. Rumus Cronbach’s Alpha (Wiyono, 2011:112).
Keterangan
r : Reliabilitas Instrumen
k : Banyak butir pernyataan atau banyak soal
: Total dari varian masing-masing pertanyaan
: Varian dari total skor
10. Teknik Analisis Data
a. Pengujian Asumsi Klasik
1) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi, variabel independen dan variabel
dependen keduanya berdistribusi normal atau tidak. Model
regresi dikatakan baik jika variabel independen dan variabel
dependennya berdistribusi normal atau mendekati normal
Uji normalitas akan dilakulan dengan bantuan SPSS
menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov Z. Cara untuk
pengujian normalitas yaitu dengan membandingkan nilai
signifikansi Asymp.Sig. Jika nilai Asymp.Sig ≥ 0,05 maka
data berdistribusi normal namun jika nilai Asymp.Sig <
0,05 maka data tidak berdistribusi normal (Priyatno,
2010:58).
2) Uji Heteroskedastisitas
Model regresi yang baik adalah model regresi yang
memiliki kesamaan varians dari residual satu pengamatan
ke pengamatan lain. Uji ini bertujuan untuk mengetahui
apakah dalam model regresi terjadi heteroskedastisitas yang
berarti variabel tidak sama untuk semua pengamatan atau
homokedastisitas yang berarti ada kesamaan variabel untuk
semua pengamatan (Sunyoto, 2011:145).
Uji ini akan dilakukan dengan menggunakan metode
Spearmans„rho dengan bantuan program SPSS. Cara untuk melihat ada tidaknya heteroskedasititas adalah dengan
melihat nilai signifikansi antar variabel independen dengan
residual. Jika nilai signifikansi antar variabel independen
dengan residual ≥ 0,05 maka tidak terjadi masalah
variabel independen dengan residual < 0,05 maka terjadi
masalah heteroskedastisitas (Priyatno, 2010:72).
b. Analisis Regresi Linier Sederhana
Analisis regresi linier sederhana dilakukan untuk
menjawab hipotesis ke dua dan ke tiga. Uji regresi ini akan
dilakukan sebanyak dua kali. Berikut penjelasan dari
masing-masing uji regresi:
1) Uji regresi linier pertama
Uji regresi linier pertama digunakan untuk menguji
hipotesis pertama yang berbunyi “Pengaruh Augmented Product bisnis laundry WIN pada sikap terhadap bisnis
laundry tersebut”. Berikut adalah rumus untuk menjawab rumusan masalah ke dua:
Y = a + b1X1
Dimana :
Y untuk H2 = Sikap terhadap bisnis laundry WIN
a = Konstanta
b1 = Koefisien regresi sikap terhadap
X1 = Variabel sikap terhadap Augmented
Product
2) Uji regresi linier ke dua
Uji regresi linier kedua digunakan untuk menguji
hipotesis ke dua yang berbunyi “Pengaruh sikap terhadap bisnis laundry WIN pada loyalitas konsumen bisnis laundry
tersebut”. Berikut adalah rumus untuk menjawab rumusan
masalah ke tiga:
Y = a + c1X1
Y untuk H2 = loyalitas konsumen bisnis laundry WIN
a = Konstanta
c1 = Koefisien regresi sikap terhadap bisnis
laundry
X1 = Variabel sikap terhadap bisnis laundry
Apabila nilai thitung > ttabel maka variabel independen
secara individual mempengaruhi variabel dependen.
thitung > ttabel berarti H0ditolak dan menerima Hα
33
BAB IV
GAMBARAN UMUM
A. Perkembangan Laundry di Jogja
Awal kemunculan bisnis laundry hanya dilakukan dengan konsep
laundry rumahan dengan perhitungan perpotong pakaian. Namun karena
merasa perhitungan perpotong cukup mahal, lalu muncul gagasan dengan
menggunakan sistem perhitungan kiloan atau bisa disebut laundry kiloan.
Bisnis laundry kiloan diyakini pertama kali muncul berasal dari kota
Yogyakarta. Menggunakan perhitungan kiloan sangat menguntungkan
konsumen terlebih mahasiswa karena biaya mencuci sangat ringan. Bagi
pengusaha laundry juga merasa diuntungkan karena dengan harga
terjangkau dapat menarik konsumen yang begitu banyak. Peluang bisnis
laundry yang bagus tersebut kemudian konsep laundry kiloan muncul di
kota-kota lain. Pangsa pasarnya pun sangat luas mulai dari mahasiswa,
rumah sakit, rumah tangga, bahkan perhotelan.
Semakin hari bisnis laundry di Jogja semakin menjamur, bahkan
setiap 5 meter sekali bisa ada laundry ditambah lagi banyak pendatang
yang ingin menuntut ilmu di Jogja. Sudah pasti bisnis laundry akan
semakin laris dengan kehadiran para pendatang tersebut. Mayoritas kaum
pendatang tersebut (anak kost dari berbagai kota di Indonesia) lebih suka
Gambar 4.1 Pakaian yang udah jadi dan siap diambil
Tidak hanya jasa mencuci atau setrika baju, ada fasilitas lain yang
ditawarkan oleh bisnis laundry yaitu Augmented Product atau produk
tambahan. Augmented Product yang ditawarkan banyak dan biasanya
hampir sama antara satu jasa laundry dengan jasa laundry lainnya, yakni
melayani antar jemput pakaian, menggunakan pewangi dan pengharum
pakaian yang berkualitas dan tahan lama, memberikan diskon laundry,
mencuci dengan sabun khusus untuk kulit sensitif, menggunakan teknologi
ultra violet untuk sterilisasi air sehingga air yang digunakan bebas bakteri,
Gambar 4.2 Sabun Laundry dengan berbagai aroma
B. Asosiasi Laundry Kiloan Jogja
Maraknya bisnis laundry kiloan di Jogja membuat para penguasaha
laundry khawatir akan menimbulkan perang harga. Hal ini sudah banyak
terjadi di Yogyakarta contohnya pada bisnis warnet, sewa komputer,
play-station, CD, dan lain-lain. Usaha tersebut saling banting harga, kemudian
tumbang satu persatu.
Maka pada Februari 2006 didirikan Asosiasi Laundry Kiloan Jogja
(ALKIJO) atas prakarsa Agung Prasetya Wibowo selaku CEO Benresik
laundry. Saat ini Alkijo beranggotakan 30 pengusaha laundry kiloan.
Sesama anggota tidak merasa saling bersaing, mereka sering mengadakan
kegiatan berbentuk Coopetition (dalam persaingan ada kerjasama). Banyak
hal yang dilakukan antara lain mengadakan training setrika untuk
Wibawa selaku CEO Benresik dipercaya oleh Alkijo untuk
mengembangkan konsep pelatihan bagi karyawan–karyawan laundry khususnya anggota Alkijo. Dengan konsep untuk mewujudkan Sumber
Daya Manusia yang handal dan trampil, maka pada penghujung tahun
2009, terwujudlah ALKIJO TRAINING CENTRE. Dengan dukungan
relasi yang solid, maka trainer–trainer handal dengan fokus pada satu bidang training direkrut oleh Agung Prasetya Wibawa.
Gambar 4.3 Suasana meeting ALKIJO
Ada sekitar 200 lebih usaha laundry di Yogyakarta tetapi baru 21
laundry yang mau bergabung dalam Asosiasi Laundry Kiloan Jogjakarta,
padahal banyak manfaat bergabung dalam Alkijo. Banyaknya usaha
laundry yang tidak mau bergabung dengan Alkijo karena Alkijo
menerapkan sejumlah syarat. Yang terberat adalah standar harga minimal
Persaingan bisnis laundry kiloan saat ini dianggap tidak sehat
karena banyak pengusaha membanting harga. Menyikapi hal itu, Asosiasi
Laundry Kiloan Jogja (Alkijo) mengajak pelaku bisnis memperhatikan
kualitas dan harga untuk kelangsungan usaha. Menurut Ketua Alkijo
Agung Prasetya Wibawa, harga terendah untuk jasa laundry kiloan adalah
Rp2.850. Jika ada yang membanting harga di bawah itu, menurutnya
mereka menggunakan deterjen atau peralatan lain yang tidak berkualitas.
Bisnis laundry kiloan, katanya, tetap harus menerapkan manajemen yang
tepat.
38
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi deskripsi data penelitian, analisis data penelitian, dan
pembahasan data penelitian. Analisis data merupakan pengolahan data
berdasarkan jawaban responden dalam kuesioner yang diberikan peneliti. Analisis
data yang akan dipaparkan dalam bab ini yaitu analisis regresi linier sederhana.
Sebelum melakukan pengujian, akan dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas.
Kemudian dilanjutkan dengan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas dan
uji heteroskedastisitas, dan yang terakhir uji regresi linier sederhana yang
dilakukan dua kali. Uji regresi linier sederhana dilakukan untuk menguji apakah
hipotesis yang dikemukakan pada bab II dapat diterima atau ditolak. Pengolahan
data akan dilakukan menggunakan program SPSS 16.
A. HASIL PENELITIAN TAHAP SATU
Peneliti telah melakukan pengumpulan data untuk mengetahui
lokasi, basic product, dan Augmented Product dengan teknik observasi.
Berikut peta persebaran laundry yang ada di Bantul radius 2 km dari WIN
Melalui gambar 5.1 dapat dilihat persaingan laundry yang ada di
Bantul radius 2 km dari WIN Laundry berjumlah 6 laundry dan memiliki
jarak yang tidak terlalu jauh. Laundry-laundry tersebut adalah DCY
Laundry dan Grace Laundry yang berada di Jalan Padokan, Ananda
Laundry, Beby Laundry, Joglo Laundry, dan Jogja One Laundry yang
berada di Jalan Bibis Raya.
Laundry-laundry yang ada di Bantul termasuk WIN Laundry
berada di kawasan dekat dengan perumahan warga dan ada sedikit yang
masih di dekat dengan persawahan. Perumahan warga disini merupakan
perumahan biasa dengan type 21 dan type 36 karena dapat dikatakan
daerah WIN Laundry dan sekitarnya termasuk daerah kalangan menengah
dan menengah ke bawah. Perumahan warga di sekitar DCY Laundry
sampai sekitar Grace Laundry berjumlah kira-kira 800 rumah warga,
sedangkan perumahan di sekitar Ananda Laundry sampai dengan Jogja
One Laundry berjumlah kira-kira 2000 rumah warga. Beberapa laundry
yang masih berada di dekat persawahan yaitu Ananda Laundry, Joglo
Laundry, dan Jogja One Laundry. Ananda laundry berada di dekat
persawahan tapi tidak sebanyak yang di dekat Jogja One Laundry dan
Joglo Laundry karena sudah dibangun perumahan warga. Tidak hanya
persawahan, di sebelah selatan Ananda Laundry juga terdapat pondok
pesantren yang bernama Hamalatul Qur’an. Pondok pesantren ini
ditinggali oleh sekitar 25 orang santri dan hanya laki-laki saja yang
Ada 4 minimarket di sekitar WIN laundry, salah satunya berada di
sebelah timur Beby Laundry yaitu minimarket Omah Sari. Beby laundry
merupakan laundry yang paling dekat dengan WIN laundry, dan
merupakan pesaing utama dari WIN laundry. Di sebelah barat Beby
laundry terdapat gang yang menuju ke diklat atau tempat pelatihan calon
pegawai negeri sipil yang berjarak sekitar 400 meter ke selatan. Diklat ini
cukup besar karena dapat menampung sekitar 200 orang calon pegawai
negeri sipil yang mengikuti pelatihan. Sama seperti laundry-laundry yang
lain, WIN Laundry juga berada di daerah dekat dengan perumahan.
Pemilik dari WIN Laundry juga membuka usaha warnet dan gamenet yang
sudah berdiri sejak 2 tahun yang lalu. Ada beberapa orangtua dari anak
yang bermain warnet di WIN Net menggunakan jasa laundry WIN
laundry, hal ini yang menjadi keuntungan WIN laundry berada
berdampingan dengan WIN Net.
Seperti yang dikatakan di paragraf sebelumnya, laundry yang
berada dekat dengan persawahan selain Ananda Laundry adalah Joglo
Laundry dan Jogja One Laundry. Berbeda dengan Ananda Laundry, sawah
yang ada di sekitar Joglo Laundry dan Jogja One laundry masih cukup luas
dan masih jarang perumahan warga di dekat kedua laundry tersebut.
Namun, di dekat Jogja One Laundry sedang dibangun perumahan elite
yang bernama Pondok Permai Taman Tirta. Perumahan seharga 400 jutaan
Dari antara laundry-laundry yang ada di sekitar WIN laundry,
Beby Laundry dan Jogja One Laundry memiliki mesin cuci lebih banyak
dari laundry-laundry yang lain yaitu tiga buah mesin cuci. WIN laundry
dan Ananda Laundry hanya memiliki satu buah mesin cuci. Kemudian
Grace Laundry, DCY laundry, dan Joglo Laundry memiliki dua buah
mesin cuci. Walau WIN Laundry hanya memiliki satu buah mesin cuci,
namun WIN Laundry tetap memberikan pelayanan yang sangat
memuaskan seperti tepat waktu dalam mengerjakan pencucian. WIN
laundry dan laundry-laundry yang lain ternyata sama dalam hal
menetapkan standar waktu pengambilan baju di laundry. Normalnya untuk
mengambil baju di laundry itu dua hari setelah baju masuk ke laundry, jika
konsumen minta satu hari jadi itu sudah termasuk kilat.
Dari pengamatan yang sudah dilakukan, kebanyakan laundry
memiliki tempat menjemur di halaman belakang laundry tersebut, hanya
Beby Laundry dan Joglo Laundry yang menjemur di depan laundrynya.
Jika sedang ramai orang yang mencucikan bajunya, Joglo Laundry itu
sendiri malah tertutup oleh baju-baju yang sedang dijemur seperti yang
dapat dilihat di gambar 5.2 dan memiliki kesan tertutup dan penuh.
Gambar 5.4 merupakan tempat untuk menjemur pakaian dari WIN
Gambar 5.2 Joglo Laundry
Gambar 5.3 WIN Laundry
Kemudian karyawan yang bekerja di laundry-laundry yang ada di
Bantul radius 2 km dari WIN Laundry masing-masing memiliki dua orang
karyawan. WIN laundry sendiri juga memiliki dua orang karyawan yang
bekerja dengan sistem shift. Karyawan laundry mulai membuka laundry
pukul delapan pagi lalu bekerja hingga pukul dua siang, karyawan laundry
yang kedua masuk pukul satu siang kemudian sampai pukul tujuh malam
menggantikan karyawan yang tadi sudah masuk pagi. Setelah itu akan
digantikan oleh pemilik WIN laundry yang akan menjaga laundry-nya
sendiri sampai pukul sembilan malam. Joglo Laundry dan Jogja One
Laundry buka hingga pukul tujuh malam karena daerah itu masih sepi dari
rumah warga dan kalau sudah malam sangat sepi karena jarang dilalui oleh
orang-orang.
Menurut hasil analisis, WIN Laundry, Grace Laundry, dan Joglo
Laundry termasuk laundry yang bagus tidak hanya dari lokasi yang dekat
dengan rumah warga tetapi juga karena pelayanan yang memuaskan
walaupun Joglo Laundry juga dekat dengan persawahan. Karyawan
mengerjakan tugas laundry dengan baik, hasil setrika rapi, dan tentunya
tepat waktu. Sedangkan lainnya seperti Beby Laundry, Ananda Laundry,
DCY Laundry, dan Jogja One Laundry termasuk laundry yang
sedang-sedang saja atau tidak bagus dan tidak jelek juga. Menurut pengamatan,
laundry-laundry yang sedang tadi tidak banyak orang yang menggunakan
jasa laundry di sana. Pakaian yang dijemur maupun yang sudah jadi selalu
Gambar 5.5 Beby Laundry
Letak WIN Laundry dan laundry-laundry yang ada di Bantul
berdekatan dengan rumah warga maka sasaran pasarnya sudah dapat
dipastikan adalah warga-warga yang rumahnya berada dekat dengan
laundry. Selain dekat dengan rumah warga, Ananda Laundry juga dekat
dengan pondok pesantren jadi sasaran pasarnya juga untuk para santri yang
tinggal di pondok pesantren tersebut. Tidak hanya menggunakan jasa
laundry Ananda Laundry, beberapa santri di pondok pesantren tersebut
juga seringkali menggunakan jasa WIN Laundry. Joglo laundry dan Jogja
One laundry memiliki sasaran pasar yang bagus karena di dekat kedua
laundry tersebut sedang dibangun perumahan untuk kalangan menengah
ke atas.
Pada intinya, laundry-laundry yang ada di radius 2 km dari WIN
Laundry memliki lokasi dan basic product yang sama, dan Augmented
Product laundry-laundry di sekitar WIN Laundry akan dijelaskan sebagai
berikut:
Tabel 5.1 Matriks Augmented Product Laundry
Tabel 5.1 menunjukkan bahwa mayoritas laundry yang ada di
Bantul radius 2 km dari WIN Laundry memiliki banyak kesamaan
Augmented Product. Hanya Jogja One Laundry yang memberikan jasa dry
cleaning jas-jas resmi karena mempunyai mesin cuci khusus untuk
mencuci jas. WIN laundry dan laundry-laundry yang ada di sekitarnya
juga memberikan layanan antar jemput dan garansi produk semisal ada
barang yang tertukar atau hilang. Layanan antar jemput yang diberikan
paling jauh maksimal radius 1 km dengan orderan minimal 3 kg,
sedangkan yang paling dekat radius 500 m dengan orderan minimal 3 kg
juga. Dapat dilihat ternyata tidak semua laundry memberikan pilihan
kepada konsumen untuk memilih aroma parfum yang disukai dan voucher
diskon laundry. Laundry yang menawarkan aroma parfum yang
bermacam-macam hanya WIN Laundry, DCY Laundry, Grace Laundry,
dan Beby Laundry. WIN Laundry menawarkan 11 macam aroma parfum,
bisa dikatakan jumlah yang yang tidak banyak karena tidak ingin membuat
konsumen bingung memilih parfum laundry. DCY Laundry dan Grace
Laundry sama-sama menawarkan 15 aroma parfum. Beby laundry hanya
menawarkan 5 buah aroma parfum, karena hanya yang paling banyak
disukai oleh konsumen yang digunakan sebagai parfum di laundry
tersebut. Selain memberikan aroma parfum yang bermacam-macam,
voucher diskon laundry, layanan antar jemput, dan yang lainnya, semua
laundry yang di Bantul radius 2 km dari WIN Laundry juga memberikan
hanya 1x24 jam jadi setelah ambil karyawan akan mengatakan untuk
mengecek kembali baju-baju kepada konsumen, tapi sampai saat ini hal
seperti itu masih belum terjadi.
Ada lagi laundry yang memberikan Augmented Product selain
yang diberikan WIN laundry dan laundry yang ada di Bantul radius 2 km
dari WIN laundry misalnya menawarkan proses neutralize atau proses
yang mampu menetralisir sisa-sisa bahan kimia pada kain untuk mencegah
iritasi kulit, hanya saja ini digunakan untuk kalangan menengah ke atas,
sedangkan untuk WIN laundry dan laundry-laundry di sekitarnya
termasuk untuk kalangan menengah.
Gambar 5.6 DCY Laundry
B. HASIL PENELITIAN TAHAP DUA 1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengukur seberapa jauh suatu
alat ukur memiliki tingkat keakuratan dan konsistensi dalam
melakukan fungsi ukurnya. Validitas dari masing-masing butir
pernyataan diketahui dengan mengkorelasikan skor-skor yang ada
pada masing-masing pernyataan dengan skor total. Uji validitas akan
dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi product moment.
Kriteria pengambilan keputusan untuk menentukan valid jika r-hitung
≥ r-tabel (n = 100, df = n-2, tabel = 0,197). Jika nilai hitung <
r-tabel maka butir instrument yang dimaksud tidak valid. Berikut adalah
Tabel 5.2 Hasil Uji Validitas
Item Pernyataan r-hitung r-tabel Keterangan Sikap terhadap Augmented Product
Sikap Aug. Prod. 1 0,671 0,197 Valid Sikap Aug. Prod. 2 0,750 0,197 Valid Sikap Aug. Prod. 3 0,754 0,197 Valid
Sikap terhadap bisnis laundry
Sikap bisnis 1 0,841 0,197 Valid Sumber: Data yang diolah, 2014/Lampiran II
Hasil uji validitas variabel variabel sikap terhadap Augmented
Product, sikap terhadap bisnis laundry, dan loyalitas konsumen bisnis
laundry menunjukkan bahwa seluruh butir pernyataan memiliki nilai
r-hitung ≥ r-tabel (0,197). Dengan demikian dapat dikatakan seluruh butir pernyataan yang digunakan dalam penelitian adalah valid dan
dapat digunakan untuk analisis selanjutnya.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana suatu
instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik. Adanya
konsistensi jawaban dari responden mencerminkan bahwa suatu
kuesioner sudah baik dan dapat dipercaya. Uji reliabilitas dilakukan
jika memiliki koefisiensi CA ≥ 0,6. Berikut hasil uji reliabilitas dari masing-masing variabel :
Tabel 5.3 Hasil Uji Reliabilitas
No Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan 1 Sikap terhadap
Augmented Product
0,601 Reliabel
2 Sikap terhadap bisnis
laundry
0,630 Reliabel
3 Loyalitas konsumen bisnis laundry
0,703 Reliabel
Sumber: Data yang diolah, 2014/Lampiran II
Dari tabel hasil uji reliabilitas dapat dilihat bahwa nilai
Cronbach’s Alpha dari variabel sikap terhadap Augmented Product, variabel sikap terhadap bisnis laundry, dan loyalitas konsumen bisnis
laundry≥ 0,6. Hal ini menunjukkan bahwa setiap instrumen penelitian
memiliki tingkat kehandalan dan reliabilitas yang baik.
3. Karakteristik Responden
Deskripsi responden yang disajikan dalam penelitian ini
meliputi jenis kelamin, usia, dan jenis pekerjaan. Berikut penjelasan
dari masing-masing karakteristik responden:
a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Deskripsi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
dibagi menjadi dua yaitu laki-laki dan perempuan. Berikut adalah