• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT DENGAN NHT PADA MATERI POKOK STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN DI KELAS VIII SMP SWASTA MASEHI BERASTAGI TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT DENGAN NHT PADA MATERI POKOK STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN DI KELAS VIII SMP SWASTA MASEHI BERASTAGI TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

TGT DENGAN NHT PADA MATERI POKOK STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN DI KELAS VIII SMP

SWASTA MASEHI BERASTAGI TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013

Oleh :

Lisnawati Simanjuntak NIM 409141052

Program Studi Pendidikan Biologi

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

Perbedaan Hasil Belajar Biologi Siswa yang Diajar Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dengan NHT Pada Materi Pokok

Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan di Kelas VIII SMP Swasta Masehi Berastagi Tahun Pembelajaran 2012/2013

Lisnawati Simanjuntak (NIM 409141052)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar biologi siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif TGT (Team Game Tournament) dengan NHT (Numbered Head Together) pada Materi Pokok Struktur Dan Fungsi Jaringan Tumbuhan di Kelas VIII SMP Swasta Masehi Berastagi Tahun Pembelajaran 2012 / 2013. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dimana populasinya adalah seluruh siswa kelas VIII yang terdiri dari empat kelas dengan jumlah siswa 140 orang. Pengambilan sampel penelitian dilakukan secara purposive sampling. Dua kelas sebagai sampel yaitu kelas VIII-1 sebagai kelas TGT dan VIII-2 sebagai kelas NHT. Kelas TGT terdapat 30 siswa dan NHT 30 siswa sehingga sampel berjumlah 60 siswa. Instrumen yang digunakan berupa soal pilihan berganda sebanyak 30 soal kognitif yang digunakan sebagai soal pre-test dan post-test.

(5)

The Difference Of Biology Student Learning Outcome That Are Taught by Using Cooperative Learning Model TGT Type with NHT Type on

Structure And Function The Tissues Of Plant Main Subject In Class VIII SMP Swasta Masehi Berastagi

Learning Year 2012/2013.

Lisnawati Simanjuntak (NIM 409141052)

ABSTRACT

This research aims was to know the difference of biology student learning outcome that are taught by using cooperative learning model TGT (Team Game Tournament) type with NHT (Numbered Head Together) type on Structure and Function the Tissues of Plant main subject in class VIII SMP Swasta Masehi Berastagi learning year 2012/2013. This research was an experiment design where the population was all student of class VIII that consist of four classes totaling 140 students. The research sample was taken by using purposive sampling. Two class as the sample VIII-1 as TGT class and VIII-2 as NHT class. It was obtained 30 students in VIII-1 and 30 student in VIII-2 totaling 60 student as sample. The instrument of research was multiple choice test consist of 30 numbers cognitive test using in pre-test and post-test.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena

atas kasih dan karuniaNya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada

penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi berjudul “Perbedaan Hasil Belajar Biologi Siswa yang Diajar

Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif TGT (Team Game Tournament )

dengan NHT (Numbered Head Together) pada Materi Pokok Struktur dan Fungsi

Jaringan Tumbuhan di Kelas VIII SMP Swasta Masehi Berastagi Tahun

Pembelajaran 2012/2013” disusun untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan

Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri

Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih

kepada Drs. Nusyirwan,M.Si., sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah

banyak memberikan bimbingan dan saran–saran kepada penulis sejak awal

penulisan proposal sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Bapak Dr.

rer.nat. B. Manurung,M.Si., Drs. Puji Prastowo,M.Si., Drs. Dj. Simamora,M.Pd.,

selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran–saran mulai dari

rencana penelitian sampai selesainya skripsi ini.

Terimakasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Prof. Drs. Motlan,

M.Sc, Ph.D selaku dekan FMIPA Unimed, dan Bapak Drs. Tri Harsono, M.Si.,

selaku ketua jurusan Biologi. Seluruh dosen dan staf pegawai Jurusan Biologi

FMIPA Unimed yang sudah membantu penulis. Kepada Ibu Kepala Sekolah SMP

Swasta Masehi Berastagi, Sabaria br Barus, S.Pd., dan Ibu Sabarina br Ginting

selaku guru Biologi kelas VIII SMP Swasta Masehi Berastagi beserta staf

pegawai yang membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian.

Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada Ayahanda Maringan

Simanjuntak dan Ibunda Rosmia Nainggolan yang telah mendidik dan

membesarkan penulis, memberi doa yang tulus dan dorongan serta sumbangsih

yang besar dari segi material, spiritual dan nasehat yang menjadi motivasi, dan

(7)

Simanjuntak yang sudah berdoa dan memberi dukungan serta semangat kepada

penulis dalam menyelesaikan studi di Universitas Negeri Medan.

Tidak lupa pula, penulis menyampaikan terima kasih kepada teman–

teman seperjuangan di Biologi 2009 khususnya kelas Reguler B atas semangat

yang tak pernah padam dan keyakinan untuk menjadi yang terbaik. Spesial buat

sahabat terbaik Kasih Aquilla Small Group (Yuki, Gina, Giat, Riris, Ani, kak

Retni), 121 DIRECTION ( Debie, Rona, kak Juni, Martha, kak Feny, kak Dewi,

Santi ,kak Maria, kak Irna, Evi, Felly) dan teman–teman PPL di SMP Swasta

Masehi Berastagi yang selalu setia dalam suka dan duka selama masa perkuliahan.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian

skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi

maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang

bersifat membangun dari pembaca demi menyempurnakan skripsi ini. Kiranya

skripsi ini dapat bermanfaat dalam pengembangan ilmu pendidikan.

Medan, Juli 2013

Penulis,

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Abstract vi

Kata Pengantar v

Daftar Isi vii

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 6

1.3. Batasan Masalah 6

1.4. Rumusan Masalah 6

1.5. Tujuan Penelitian 7

1.6. Manfaat Penelitian 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9

2.1. Kerangka Teoritis 9

2.1.1. Pengertian Belajar 9

2.1.2. Model Pembelajaran 9

2.1.3. Model Pembelajaran Kooperatif ( Cooperative Learning ) 10 2.1.3.1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif 10 2.1.3.2. Prinsip Utama Dalam Pembelajaran Kooperatif 10

2.1.3.3. Tujuan Pembelajaran Kooperatif 11

2.1.3.4. Implikasi Pembelajaran Kooperatif 11 2.1.3.5. Langkah – Langkah Pembelajaran Kooperatif 12 2.1.4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT 12 2.1.4.1. Sintaks Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT 14 2.1.5. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT 17 2.1.5.1. Sintaks Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT 18

2.1.6. Hasil Belajar 20

2.1.7. Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan 20

2.1.7.1. Struktur dan Fungsi Akar 21

2.1.7.2. Struktur dan Fungsi Batang 22

2.1.7.3. Struktur dan Fungsi Daun 23

2.1.7.4. Struktur dan Fungsi Bunga 25

2.1.7.5. Jaringan Pada Tumbuhan 26

2.2 Kerangka Konseptual 28

(9)

BAB III METODE PENELITIAN 30

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 30

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 30

3.2.1. Populasi Penelitian 30

3.2.2. Sampel Penelitian 30

3.3. Variabel Penelitian 30

3.3.1. Variabel Bebas 31

3.3.2. Variabel Terikat 31

3.4. Jenis dan Desain Penelitian 31

3.4.1. Jenis Penelitian 31

3.4.2. Desain Penelitian 31

3.5. Prosedur Penelitian 32

3.6. Instrumen Penelitian 33

3.6.1. Tes Hasil Belajar 33

3.6.2. Validitas Tes 34

3.6.3. Reabilitas Tes 35

3.6.4. Daya Beda Tes 36

3.6.5. Tingkat Kesukaran Tes 37

3.7. Teknik Analisa Data 37

3.7.1. Menghitung nilai rata – rata dan simpangan baku 37

3.8. Uji Kelayakan Data 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 41

4.1. Hasil Penelitian 41

4.1.1. Analisis Instrumen Penelitian 41

4.1.2. Data Hasil Penelitian 42

4.1.3. Uji Kelayakan Data 43

4.2. Pengujian Hipotesis 44

4.3. Pembahasan 45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 48

5.1. Kesimpulan 48

5.2. Saran 48

(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1. Penempatan Pada Meja Turnamen 16

Gambar 2.2. Penampang Akar 21

Gambar 2.3. Morfologi Batang 22

Gambar 2.4. Penampang Daun 24

Gambar 2.5. Struktur bunga secara umum 25

Gambar 2.6. Jaringan Meristem 26

Gambar 2.7. Jaringan Epidermis 27

Gambar 2.8. Jaringan Pengangkut 27

Gambar 2.9. Jaringan penyokong yang ada pada tumbuhan (kolenkim) 28

Gambar 2.10.Jaringan Parenkim 28

Gambar 3.1. Langkah-langkah untuk Melakukan Penelitian 33

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif 12

Tabel 2.2 Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT 14

Tabel 2.3 Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT 19

Tabel 3.1 Desain Eksperimen dan Penelitian 31

Tabel 3.2. Tahap Pelaksanaan Model TGT dan Model NHT 32

Tabel 3.3 Spesifikasi Tes Hasil Belajar 34

Tabel 4.1. Data Hasil Pretest dan Postest Kelas TGT Dan Kelas NHT 43

Tabel 4.2. Ringkasan Perhitungan Uji Normalitas 43

Tabel 4.3. Ringkasan Perhitungan Uji Homogenitas 44

(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah satu–satunya wadah yang dapat dipandang dan

seyogianya berfungsi sebagai alat untuk membangun sumber daya manusia

(SDM) yang bermutu tinggi. Menurut Depdiknas (2005) hasil belajar pendidikan

di Indonesia masih dipandang kurang baik karena sebagian besar siswa belum

mampu menggapai potensi ideal/optimal yang dimilikinya. Sejak sebelum adanya

krisis ekonomi pada tahun 1997, mutu pendidikan di Indonesia sebenarnya telah

memprihatinkan. Bahkan dengan adanya kriis ekonomi yang berkepanjangan ini,

masalah rendahnya mutu pendidikan di Indonesia manjadi lebih memprihatinkan

lagi. Oleh sebab itu mutu pendidikan saat ini menjadi perhatian utama dalam

menghadapi tantangan era globalisasi mendatang. Depdiknas (2006) menyatakan

ada empat komponen yang mempengaruhi rendahnya mutu pendidikan, yaitu:

“(1) Tenaga pendidik yang belum memadai secara kualitas dan kuantitas, (2) Prasarana dan sarana belajar yang belum memadai, (3) Biaya pendidikan yang tidak terpenuhi, dan (4) Proses pembelajaran yang belum efektif dan efisien.

Biologi sebagai salah satu bidang studi IPA merupakan ilmu yang besar

perannya dalam pendidikan, di samping itu juga belajar biologi sangat bermanfaat

bagi kehidupan sehari-hari. Begitu pentingnya peranan mempelajari biologi maka

pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan mutu pengajaran mulai dari

tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) sampai perguruan tinggi. Membahas

masalah kualitas pendidikan tidak terlepas dari pencapaian hasil atau prestasi

belajar siswa, karena hasil belajar siswa dapat dijadikan tolak ukur untuk menilai

apakah pendidikan di suatu sekolah berhasil atau tidak.

Saat ini merupakan masa yang paling menantang untuk belajar dan

mengajar biologi. Di satu sisi banyak kemajuan di bidang pertanian, kesehatan,

pengawasan lingkungan membawa kita semua semakin dekat menuju pemahaman

mengenai bagaimana pikiran manusia bekerja, bagaimana cara menghasilkan

(13)

hanya dari satu sel menyerupai virus. Tetapi disisi lain ledakan informasi tentang

begitu banyaknya penemuan bisa mengubur hidup-hidup orang yang

mempelajarinya karena di sekolah-sekolah kebanyakan siswa belum mendapatkan

cara yang baik untuk memanfaatkan konsep biologi yang didapat untuk

memilah-milah serta memberi makna hal-hal baru dalam pemikiran mereka.

Selain itu, permasalahan yang berkaitan dengan pelajaran biologi di

sekolah-sekolah saat ini adalah masih rendahnya hasil belajar siswa pada mata

pelajaran biologi. Keberhasilan proses dan hasil pembelajaran di kelas

dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain adalah guru dan siswa. Pembelajaran

IPA termasuk biologi, dewasa ini masih didominasi oleh penggunaan metode

ceramah dan kegiatannya lebih berpusat pada guru. Aktivitas siswa dapat

dikatakan hanya mendengarkan penjelasan guru dan mencatat hal-hal yang

dianggap penting.

Menurut pengalaman peneliti ketika melaksanakan Program Pengalaman

Lapangan Terpadu (PPLT) 2012 di SMP Swasta Masehi Berastagi, pembelajaran

biologi belum menggunakan metode pembelajaran yang membuat siswa aktif.

Guru lebih sering menggunakan model pembelajaran konvensional yaitu pola

mengajar yang menyajikan materi, soal dan tugas rumah, dan kurang melibatkan

siswa secara aktif selama kegiatan belajar mengajar dengan demikian aktivitas

dan interaksi siswa kurang baik. Kurang efektifnya proses pembelajaran yang

dilakukan oleh guru menimbulkan kejenuhan siswa dalam belajar sehingga siswa

kurang antusias dan pada akhirnya mempengaruhi hasil belajar. Berdasarkan hasil

ujian mid semester siswa kelas VIII.4 di SMP Swasta Masehi Berastagi hanya

sekitar 40 % yang nilainya di atas 60 sedangkan KKM di sekolah tersebut 67.

Hasil belajar itu dikatakan rendah apabila nilai siswa di bawah KKM bidang studi

yang ditentukan.

Rendahnya hasil belajar siswa berpengaruh terhadap kualitas pendidikan

itu sendiri. Secara umum dapat dilihat dari hasil ujian akhir di SMP negeri dan

swasta di Indonesia selama lima tahun terakhir ini hampir tidak pernah mencapai

(14)

Untuk mata pelajaran IPA selama lima tahun terakhir menduduki angka terendah

dengan nilai dibawah angka enam.(http://id.wikipedia.org/wiki/Ujian_Nasional)

Secara umum guru-guru biologi mengajarkan materi pelajaran di kelas

dengan menggunakan pembelajaran konvensional seperti ceramah, dan pemberian

tugas. Pembelajaran hanya berjalan satu arah yaitu dari guru kepada siswa,

sehingga selama pembelajaran hanya beberapa siswa yang aktif dan lainnya lebih

banyak pasif. Guru jarang melakukan praktikum di laboratorium dan jarang

melibatkan siswa secara langsung dalam pembelajaran biologi.

Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMP/MTs

disebutkan bahwa pelajaran biologi bertujuan agar siswa memiliki kemampuan

diantaranya:

“(1) Mengembangkan penguasaan konsep dan prinsip biologi dan saling keterkaitannya dengan IPA lainnya, (2) Menerapkan konsep dan prinsip biologi untuk menghasilkan karya teknologi sederhana yang berkaitan dengan kebutuhan amnesia, dan (3) Meningkatkan kesadaran dan berperan serta dalam menjaga kelestarian lingkungan”. (Depdiknas,2007)

Tujuan pembelajaran biologi tersebut mengandung makna bahwa

pembelajaran di sekolah seharusnya mampu membuat siswa belajar, atau

pembelajaran berorientasi pada siswa (student centered). Namun kenyataan

menunjukkan bahwa pembelajaran di sekolah masih berorientasi pada guru

(teacher centered)

Banyaknya materi pembelajaran dalam biologi yang harus diserap siswa

dalam waktu yang relative terbatas, menjadikan biologi merupakan salah satu

mata pelajaran yang hanya dalam batas menghafal saja tanpa memahami

konsep-konsep yang ada. Sehingga, kebanyakan siswa dalam proses belajar hanya

mengerti tanpa memahami pelajaran yang telah diberikan. Pada hakikatnya dalam

pembelajaran biologi sangat dibutuhkan suatu kegiatan yang melibatkan siswa

dalam memecahkan suatu masalah, karena tidak semua materi pelajaran yang

disajikan oleh guru dapat dimengerti siswa jika hanya disampaikan melalui

ceramah.

Selain menguasai materi seorang guru juga dituntut untuk menguasai

(15)

kelas akan berpengaruh terhadap respon siswa dalam proses pembelajaran.

Apabila guru berhasil menciptakan suasana yang menyebabkan siswa termotivasi

aktif dalam belajar akan memungkinkan terjadi peningkatan hasil belajar. Oleh

karena itu, seorang guru perlu menentukan model pembelajaran biologi yang

sesuai dengan kebutuhan siswa sesuai situasi dan kondisi setiap sekolah.

Model pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan kepada siswa

untuk berinteraksi secara terbuka dan memberikan suasana yang menyenangkan

sehingga akan tercipta adanya saling ketergantungan yang positif, interaksi tatap

muka, penilaian individual, dan dapat mengembangkan hubungan antar kelompok,

penerimaan terhadap teman sekelas yang lemah akademiknya, serta meningkatkan

rasa percaya diri (Desstya,2012).

Banyak model pembelajaran kooperatif yang dapat diterapkan dalam

proses belajar mengajar. Dan peneliti tertarik untuk menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT) dan Numbered

Head Together (NHT) yang melibatkan peran aktif siswa dalam pembelajaran

sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu peneliti

menerapkan kedua model pembelajaran tersebut dalam penelitian ini dengan

tujuan mengetahui perbedaan penerapan model pembelajaran TGT dan NHT

terhadap proses dan hasil belajar biologi.

Menurut Slavin (2005) “TGT merupakan salah satu pembelajaran

kooperatif yang menggunakan turnamen akademik, kuis–kuis dan sistem skor

kemajuan individu, dimana para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan

anggota tim lain yang kinerja akademik sebelumnya sama seperti mereka”. Setiap

siswa mendapat kesempatan yang sama untuk menunjang timnya untuk mendapat

nilai yang maksimum sehingga termotivasi untuk belajar. Dengan demikian setiap

individu merasa mendapat tugas dan tanggung jawab sendiri-sendiri, sehingga

tujuan pembelajaran kooperatif tipe TGT untuk belajar bermakna dapat tercapai.

NHT adalah cara efektif untuk membuat variasi pola diskusi di kelas

dengan melibatkan siswa dalam kelompok–kelompok kecil untuk menelaah

materi yang mencakup dalam suatu pembelajaran dan mengecek pemahaman

(16)

siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang

paling tepat. Selain itu, cara ini juga mendorong siswa untuk meningkatkan

semangat kerja sama mereka. Model pembelajaran NHT bisa digunakan dalam

semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik.

Adapun yang melatar belakangi perbedaan TGT dan NHT adalah dari

segi tujuan pembelajarannya yaitu model TGT lebih mengutamakan kerjasama,

tanggung jawab, serta persaingan sehat dan juga menumbuhkan sifat saling

menghargai pendapat antara tutor sebaya. Sedangkan NHT mengutamakan diskusi

dalam menelaah materi serta membagikan ide–ide dan mempertimbangkan

jawaban yang paling tepat. Dengan model NHT juga meningkatkan keterampilan

berpikir dan berkomunikasi secara individual dan kelompok.

Adapun kelemahan dalam model TGT yaitu memakan waktu yang relatif

banyak, sulit digunakan jika guru belum berpengalaman, dan tidak semua cocok

menggunakan model ini sedangkan kelemahan model NHT adalah tidak semua

kelompok dipanggil oleh guru, dan memakan waktu yang cukup lama.

Penelitian yang terkait tentang model pembelajaran kooperatif tipe TGT

dan NHT telah dilakukan oleh Rahmawati (2011) yaitu “Eksperimentasi Model

Pembelajaran Kooperatif Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)

dan Numbered Heads Together (NHT) pada materi pokok persamaan linear model

dua variabel ditinjau dari aktivitas belajar siswa SMP Negeri Se-Kabupaten

Grobogan”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran TGT

menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan dengan model

pembelajaran NHT.

Selain itu penelitian mengenai model pembelajaran kooperatif tipe TGT

dan NHT ini sudah pernah diteliti oleh Sitorus (2011) pada materi pokok sistem

reproduksi manusia di SMA SBA Perbaungan. Dari hasil penelitian menunjukkan

adanya peningkatan rata–rata hasil belajar siswa setelah diajar dengan model tipe

TGT dan NHT dibandingkan dengan sebelum kedua kelas penelitian mendapatkan

perlakuan. Dimana rata–rata hasil belajar postest pada kelas NHT adalah sebesar

(17)

Berdasarkan uraian tersebut, karena pentingnya masalah ini maka

dilakukan penelitian yang berjudul “Perbedaan Hasil Belajar Biologi Siswa yang

Diajar Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team, Game,

Tournament) dan NHT (Numbered Head Together) Pada Materi Pokok Struktur

dan Fungsi Jaringan Tumbuhan di Kelas VIII SMP Swasta Masehi Berastagi

Tahun Pembelajaran 2012/2013.”

1.2.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi identifikasi

masalah pada penelitian ini adalah:

1. Penggunaan model pembelajaran saat ini masih belum maksimal,

kecenderungan penggunaan model pembelajaran konvensional masih

sangat mendominasi dalam proses belajar mengajar.

2. Kurangnya keterlibatan siswa dalam proses belajar

3. Rendahnya minat, perhatian, dan motivasi siswa dalam belajar biologi.

4. Hasil belajar biologi siswa yang diperoleh belum optimal atau masih

rendah.

1.3.Batasan Masalah

Agar dapat mencapai sasaran yang tepat sesuai dengan yang diharapkan,

maka penulis membatasi masalah penelitian ini sebagai berikut:

1. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan NHT

2. Subjek yang diteliti adalah siswa kelas VIII SMP Swasta Masehi

Berastagi T.P 2012/2013.

3. Materi pokok yang disampaikan adalah Struktur dan Fungsi Jaringan

Tumbuhan.

1.4.Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah dan supaya penelitian ini dapat dilakukan

(18)

1. Bagaimana hasil belajar yang diajarkan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT pada materi pokok Struktur dan

Fungsi Jaringan Tumbuhan di kelas VIII SMP Swasta Masehi Berastagi

T.P 2012/2013?

2. Bagaimana hasil belajar yang diajarkan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe NHT pada materi pokok Struktur dan

Fungsi Jaringan Tumbuhan di kelas VIII SMP Swasta Masehi Berastagi

T.P 2012/2013?

3. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan NHT

pada Materi Pokok Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan di Kelas

VIII SMP Swasta Masehi Berastagi T.P 2012/2013?

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada materi pokok Struktur

dan Fungsi Jaringan Tumbuhan di kelas VIII SMP Swasta Masehi

Berastagi T.P 2012/2013.

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada materi pokok Struktur dan

Fungsi Jaringan Tumbuhan di kelas VIII SMP Swasta Masehi Berastagi

T.P 2012/2013.

3. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan NHT

pada materi pokok Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan di kelas VIII

SMP Swasta Masehi Berastagi T.P 2012/2013.

1.6. Manfaat Penelitian

Sehubungan dengan tujuan penelitian diatas, penelitian ini diharapkan

(19)

1. Sebagai bahan masukkan dalam memperluas wawasan dan pengetahuan

bagi Kepala Sekolah tentang pentingnya penggunaan model

pembelajaran kooperatif.

2. Sebagai bahan masukan bagi guru-guru biologi dalam meningkatkan

hasil belajar siswa melalui model pembelajaran TGT (Team, Game,

Tournament) dan tipe NHT (Numbered Head Together).

3. Untuk siswa agar lebih termotivasi dan selalu aktif dalam proses belajar

(20)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis dapat

menyimpulkan :

1. Hasil belajar biologi siswa yang diajar menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT pada materi pokok struktur dan fungsi

jaringan tumbuhan di kelas VIII SMP Swasta Masehi Berastagi T.P.

2012/2013 adalah 70 dengan standar deviasi 12,50.

2. Hasil belajar biologi siswa yang diajar menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe NHT pada materi pokok struktur dan

fungsi jaringan tumbuhan di kelas VIII SMP Swasta Masehi Berastagi

T.P. 2012/2013 adalah 76,33 dengan standar deviasi 9,28.

3. Ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar biologi siswa yang

diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan

NHT pada materi pokok struktur dan fungsi jaringan tumbuhan di kelas

VIII SMP Swasta Masehi Berastagi T.P. 2012/2013, dengan taraf

signifikansi α = 0,05.

5.2.Saran

Berdasarkan pembahasan terhadap hasil temuan dalam penelitian, maka

saran yang dapat dikemukakan antara lain :

1. Bagi guru bidang studi biologi di SMP Swasta Masehi Berastagi agar

menggunakan model pembelajaran NHT dalam melaksanakan kegiatan

belajar mengajar pada materi pokok Struktur dan Fungsi Jaringan

Tumbuhan sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan hasil belajar

siswa.

2. Bagi peneliti selanjutnya sebelum memulai percobaan sebaiknya

(21)

memperhitungkan waktunya dalam RPP agar tidak mengundang

kebisingan di dalam kelas dan siswa merasa nyaman pada saat diskusi.

3. Berdasarkan hasil penelitian nilai pretest pada kelas TGT adalah 35,55

dan NHT adalah 34,11. Sedangkan nilai postest pada kelas TGT adalah

70 dan NHT adalah 76,33. Berdasarkan hasil tersebut maka model

kooperatif tipe NHT lebih baik digunakan untuk mengajari materi

struktur dan fungsi jaringan tumbuhan daripada model TGT terutama

bagi penulis selaku calon guru dan pembaca dalam pelaksanaan

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim., (2010), Struktur dan Fungsi Tubuh Tumbuhan,

http://starscientist.wordpress.com/sains-1/struktur-dan-fungsi-tubuh-tumbuhan, Diakses 22 Desember 2012.

Anonim, (2012), Ujian Nasional, http://id.wikipedia.org/wiki/Ujian_Nasional, Diakses 10 Februari 2013

Anonim, , Model Pembelajaran Kooperatif NHT (Numbered Head Together) dan hasil belajar pada ranah kogniitif, http://www.sarjanaku.com/2012/09/model-pembelajaran-kooperatif-tipe-nht.html, Diakses 19 Januari 2013.

Arikunto, S., (2006), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan ( Edisi Revisi ), Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Arikunto, S., (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik ( Edisi Revisi VI ), PT Rineka Cipta, Jakarta.

Desstya,A., Haryono., Saputro, S., (2012), Pembelajaran Kimia dengan Metode Teams Games Tournaments (TGT) Menggunakan Media Animasi dan Kartu Ditinjau dari Kemampuan Memori dan Gaya Belajar Siswa, Jurnal Inkuiri, 1(3) : 177-182.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2011), Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan, FMIPA Unimed, Medan.

Husna., (2006), Perbedaan Hasil Belajar Siswa dengan Model Kooperatif TGT Dan NHT Pada Materi Virus Di Kelas XI SMA Negeri 11 Medan T.P. 2005/2006, Skripsi, FMIPA Unimed, Medan.

Ibrahim, M., (2000), Pembelajaran Kooperatif, Penerbit University Press, Surabaya.

Kawuwung,F., (2011), Profil Guru, Pemahaman Kooperatif NHT, Dan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Di SMP Kabupaten Minahasa Utara, Jurnal El-Hayah , 1(4) : 157 -166.

Lie, A., (2010), Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang – Ruang Kelas, Grasindo, Jakarta.

(23)

Rahmawati, N.D., (2011), Eksperimentasi Model Pembelajaran Kooperatif Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) Numbered Heads Together (NHT) pada materi pokok persamaan linear model dua variabel ditinjau dari aktivitas belajar siswa SMP Negeri Se- Kabupaten Grobogan, Skripsi, Unimus, Semarang.

Sitorus, H., (2011), Perbedaan Hasil Belajar Siswa dengan Model Kooperatif Tipe Team Game Tournament (TGT) dan tipe Numbered Head Together (NHT) Pada Materi Sistem Reproduksi Manusia di Kelas XI IPA SMA SBA Perbaungan T.P. 2010/2011. Skripsi, FMIPA Unimed, Medan.

Slavin, R., (2005), Cooperative Learning, Penerbit Nusa Media, Bandung.

Sudjana, M.A., (2002), Metoda Statistik, Penerbit Tarsito, Bandung

Sugiyarto, T dan Eny,I., (2008), Ilmu Pengetahuan Alam Kelas VIII Smp/Mts, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

.

Suprijono, A., ( 2010), Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem, Pustaka Belajar, Yogyakarta.

Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, Konsep Landasan dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Kencana Predana Media Group, Jakarta.

Gambar

Tabel 2.1  Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah, rahmat, karunia, kesehatan, kekuatan dan kemudahan dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) serta penyusunan

Puji syukur ke hadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat dan barokahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “ Sistem Informasi

Bengawan Solo Hulu 3 , Tugas Akhir, Program Studi Diploma III Teknik Sipil Infrastruktur Perkotaan, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Sebelas

Disamping digunakan untuk revegetasi lahan, tumbuhan ini juga memiliki nilai tambah yang juga belum banyak diketahui oleh masyarakat lokal yaitu buahnya mengandung

Penelitian ini berjudul “Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Berbagai Tanaman Lahan Kering Di Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali” yang bertujuan untuk : (1) mengetahui

Karya Tulis Ilmiah Berjudul “HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN KELUARGA DENGAN JENIS DAN MUTU GARAM YANG DIKONSUMSI DI TINGKAT RUMAH TANGGA DI KELURAHAN BANARAN KECAMATAN BOYOLALI “ ini

Landasan aksiologis (sumber nilai) sistem politik Indonesia adalah dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV yang berbunyi “……maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan

Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk melakukan atau mencapai sesuatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai rencana atau keinginan