• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARDAN UK Pengaruh Tenure, Reputasi Auditor, Disclosure, Ukuran Perusahaan Opini Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI Tahun 2009-2011).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARDAN UK Pengaruh Tenure, Reputasi Auditor, Disclosure, Ukuran Perusahaan Opini Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI Tahun 2009-2011)."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENGAR

DAN UK

(Studi

Diajukan U Sarjana Ek FAKU

RUH TEN

KURAN P

OPI

i Empiris

Untuk Meme konomi Prog Un ULTAS EK UNIVERS

NURE, RE

PERUSAH

INI AUDI

pada Peru

di BEI ta

Nask

enuhi Tugas gram Studi A

niversitas M Di RENI B KONOMI DA ITAS MUH

EPUTASI A

HAAN TER

IT GOING

usahaan M

ahun 2009

kah Publik

s Dan Syarat Akuntansi pa Muhammadiy

isusun Oleh I DIANAW B 200 090 23

AN BISNIS HAMMADIY 2013

AUDITOR

RHADAP

G CONCER

Manufaktu

– 2011)

kasi

t-Syarat Gun ada Fakultas yah Surakarta h: WATI 36 JURUSAN YAH SURA

R, DISCLO

P PENERI

RN

ur yang Li

(2)

HALAMAN

PENGESAHAN

Yang bertanda tangan dibawah ini telah membaca naskah publikasi dengan

judul

:

PENGARUH

TE

NARE,

REP UTASI

AUDITOR,'ISCIO,S

URE

DAN

UKURAN PERUSAHAAN TER}IADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT

GOING OONCERN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yangListing dt BEI Tahun 2009-2011)

Yang ditulis oleh:

RENI

DIANAWATI

8200

tj90236

Penandatanganan berpendapat bahwa naskah publikasi tersebut telah memenuhi syarat untuk diterima.

Surakarta, Juli 2013 Pembimbing

Mengetahui

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis yah Surakata

\i-.-'-\r-.

'\&i,

i..

,t. -t !

(3)

PENGARUH

TENURE

, REPUTASI AUDITOR,

DISCLOSURE

DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PENERIMAAN

OPINI AUDIT

GOING CONCERN

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang

Listing

di BEI tahun 2009 – 2011)

RENI DIANAWATI B 200 090 236

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh tenure, reputasi auditor, disclosure dan ukuran perusahaan terhadap penerimaan opini audi going concern. Sampel yang digunakan adalah seluruh auditee manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2009-2011 yaitu sebanyak 442 dipilih menggunakan metode purposive sampling, sebanyak 12 perusahaan manufaktur. Alat analisis regresi logistik sebagai pengujian hipotesis.

Hasil penelitian diperoleh bahwa reputasi auditor mempengaruhi dikeluarkannya opini audit going concern pada perusahaan manufaktur, sedangkan tenure, disclosure dan ukuran perusahaan tidak mempengaruhi dikeluarkannya opini audit going concern pada perusahaan manufaktur.

(4)

PENDAHULUAN

Banyaknya kasus manipulasi data keuangan yang dilakukan oleh perusahaan besar seperti Enron, Worlcom, Xerox dan lain-lain yang pada akhirnya bangkrut, menyebabkan profesi akuntan publik banyak mendapat kritikan (Januarti, 2008). Salah satu yang menjadi perhatian adalah masalah kelangsungan hidup (going concern). Pertanyaan muncul bagaimana sebuah perusahaan yang mendapat opini wajar tanpa pengecualian bisa mengalami kebangkrutan, hal ini menyebabkan profesi akuntan banyak mendapat kritikan karena auditor dianggap memberikan informasi yang salah.

Keraguan mengenai kelangsungan hidup suatu perusahaan maka auditor perlu mengungkapkan dalam laporan opini audit (Going Concern Audit Report) dimana auditor diizinkan untuk memilih apakah akan mengeluarkan unqualified modified report atau disclaimer opinion. Keraguan yang besar tentang kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya (going concern) merupakan keadaan yang mengharuskan auditor menambahkan paragraf penjelasan dalam laporan audit walaupun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian ( Setyowati, 2009).

Muther (1985) dalam Januarti (2008) mengemukakan kriteria perusahaan akan menerima opini going concern apabila mempunyai masalah pendapatan, reorganisasi, ketidakmampuan dalam membayar bunga, menerima opini going concern pada tahun sebelumnya, dalam proses likuidasi, modal negatif, arus kas negatif, pendapatan operasi negatif, dua sampai dengan tiga tahun berturut-turut rugi, laba ditahan negatif. Permasalahan going concern seharusnya diberikan auditor dan dimasukan dalam opini audit yang diterbitkan jika terdapat indikasi kebangkrutan (Muttaqin dan Darsono, 2012, akan tetapi memberikan opini going concern bukan sesuatu yang mudah, auditor mengalami dilema moral dan etika dalam memberikan going concern. Penyebabnya adalah adanya hipotesis self-fulfilling prophecy yang menyatakan bahwa apabila auditor memberikan opini going concern, maka perusahaan akan lebih cepat bangkrut karena banyak investor yang membatalkan investasinya atau kreditor yang menarik dananya.

Tujuan penelitian ini adalah membuktikan pengaruh tenure, reputasi auditor, disclosure dan ukuran perusahaan terhadap penerimaan opini audit going concern.

(5)

TINJAUAN PUSTAKA

Teori Keagenan

Teori keagenan (agency theory) merupakan basis teori yang mendasari praktik bisnis perusahaan yang dipakai selama ini. Teori tersebut berakar dari sinergi teori ekonomi, teori keputusan, sosiologi, dan teori organisasi. Prinsip utama teori ini menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi wewenang (prinsipal) yaitu pemilik dengan pihak yang menerima wewenang (agensi) yaitu manajer, dalam bentuk kontrak kerja sama yang disebut ”nexus of contract” Jensen dan Meckling (1976) dalam januarti (2009).

Perbedaan “kepentingan ekonomis” ini bisa saja disebabkan ataupun menyebabkan timbulnya informasi asimetri (kesenjangan informasi) antara pemegang saham (stakeholders) dan organisasi. Diskripsi bahwa manajer adalah agen bagi para pemegang saham atau dewan direksi adalah benar sesuai teori agensi. Baik prinsipal maupun agen diasumsikan sebagai orang ekonomi rasional dan semata-mata termotivasi oleh kepentingan pribadi. Hal ini dapat memicu terjadinya konflik keagenan. Dalam kaitan teori agensi dengan penerimaan opini audit going concern, agen mempunyai tugas dalam menjalankan perusahaan dan menghasilkan laporan keuangan bentuk dari pertanggungjawaban manajemen. Laporan keuangan ini yang akan menunjukkan keadaan keuangan perusahaan dan digunakan oleh prinsipal sebagai dasar dalam mengambil keputusan. Dari laporan keuangan ini dapat dilihat seberapa besar tingkat likuiditas, ukuran perusahaan dan disclosure perusahaan yang dihasilkan perusahaan (Sari, 2012). Agen sebagai pihak yang menghasilkan laporan keuangan memiliki keinginan untuk mengoptimalisasi kepentingannya, sehingga kemungkinan agen melakukan manipulasi data atas kondisi perusahaan tersebut.

Pihak ketiga yang bersifat independen sangat dibutuhkan sebagai mediator antara dua kepentingan. Auditor merupakan pihak independen yang menjembatani hubungan antara prinsipal dan agen. Auditor harus menjadi pihak yang independen yang tidak terpengaruh dengan tenure (lama perikatan audit klien dengan auditor. Hasil pengawasan yang dilakukan auditor adalah penerimaan opini kewajaran dalam laporan keuangan perusahaan dan pengungkapan kemampuan perusahaan dalam kelangsungan hidupnya (going concern).

Opini Audit

(6)

yaitu pendapat wajar tanpa pengecualian, pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas, pendapat wajar dengan pengecualian, pendapat tidak wajar dan tidak memberikan pendapat.

Tenure

Tenure merupakan jumlah tahun dimana KAP melakukan perikatan audit pada perusahaan yang sama ( Muttaqin dan Sudarno, 2012). Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 17/PMK.01/2008 tentang jasa akuntan publik disebutkan bahwa pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dilakukan oleh KAP paling lama enam tahun buku berturut-turut dan oleh seorang akuntan publik paling lama tiga tahun buku berturut-turut. KAP dan akuntan publik tersebut dapat menerima kembali jasa audit umum setelah satu tahun tidak mengaudit klien tersebut. Semakin lama hubungan penugasan KAP oleh perusahaan, dikhawatirkan dapat berpengaruh terhadap tingkat independensi dari KAP tersebut.

Reputasi Auditor

Reputasi auditor merupakan suatu prestasi dan kepercayaan publik yang disandang oleh auditor atas nama besar yang dimiliki oleah auditor tersebut (Fanny dan Saputra, 2005). Kantor Akuntan Publik adalah badan usaha yang telah mendapatkan izin dari Menteri sebagai wadah bagi Akuntan Publik dalam memberikan jasanya (PMK NOMOR: 17/PMK.01/2008). KAP the big four dianggap lebih memiliki kemampuan dalam mengaudit lebih baik dari pada KAP non the big four. KAP the big four beserta afiliasinya terdiri atas :

1. Ernst & Young berafiliasi dengan KAP Purwantono, Suherman dan Sanjaja. 2. Deloitte Touche Tohmatsu berafiliasi dengan KAP Osman Bing Satrio. 3. KPMG berafiliasi dengan KAP Sidharta dan Widjaja.

4. Price Waterhouse Coopers berafiliasi dengan KAP Tanudiredja, Wibisana dan Rekan.

Disclosure

Kata disclosure memiliki arti tidak menutupi atau menyembunyikan. Apabila dikaitkan dengan data, disclosure berarti memberikan data yang bermanfaat kepada pihak yang memerlukan.

(7)

Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan dapat dinyatakan dalam berbagai proksi antara lain total aset, penjualan dan kapitalisasi pasar. Proksi yang digunakan adalah total aset. Total aset dipilih karena nilai yang dimiliki relatif lebih stabil dibadingkan dengan proksi lain (Sudarmadji dan Sularto, 2007 dalam Sari, 2012).

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan studi empiris yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh tenure, reputasi auditor, disclosure dan ukuran perusahaan terhadap dikeluarkannya opini going conceren oleh auditor pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Populasi dan Sampel

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan populasi yang digunakan adalah seluruh auditee manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2009 - 2011 yaitu sebanyak 442 perusahaan. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling sebanyak 12 perusahaan.

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder berasal dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dan data laporan keuangan auditan dari BEI pada tahun 2009, 2010 dan 2011 yang diunduh melalui www.idx.co.id.

Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya

Variabel dependen dalam penelitian ini opini audit going ,diukur dengan menggunakan variabel dummy. Opini audit going concern diberi kode 1, sedangkan yang termasuk dalam opini audit non going concern (opini wajar tanpa pengecualian) diberi kode 0.

Variabel independen dalam penelitian ini adalah: a. Tenure

(8)

akuntan publik dan Peraturan Ketua BAPEPAM No Kep-310/BL/2008, KAP paling lama enam tahun buku berturut-turut dan oleh seorang akuntan publik paling lama tiga tahun buku berturut-turut.

b. Reputasi Auditor

Reputasi auditor merupakan suatu kepercayaan atau prestasi publik yang disandang oleh auditor atas nama besar yang dimiliki oleh auditor tersebut (Fanny dan Saputra, 2005). Variabel ini diukur dengan menggunakan variabel dummy. Peneliti memberikan nilai 1 jika KAP tersebut termasuk dalam the big four, dan 0 jika tidak termasuk dalam the big four accounting firm.

c. Disclosure / pengungkapan 

Disclosure adalah tingkat pengungkapan atas informasi yang diberikan sebagai lampiran pada laporan keuangan perusahaan, dalam bentuk catatan kaki ataupun tambahan (Tanor, 2009 dalam Sari, 2012). Variabel ini dihitung dengan menggunakan indeks yang telah diatur dalam Keputusan BAPEPAM Nomor: KEP-431/BL/2012 Peraturan Nomor X.K.6 .

d. Ukuran perusahaan (Size)

Ukuran perusahaan adalah kondisi keuangan yang dimiliki oleh perusahaan. Proksi yang digunakan dalam menilai kondisi keuangan perusahaan adalah total aset yang dimiliki.

Ukuran Perusahaan = Natural Log dari total aset

Model regresi logistik yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:

GC = α + β1TENURE + β2REPUTATION + β3DISCLOSURE + β4SIZE+ ε

Keterangan:

GC (opini going concern) : 1 bila opini going concern, dan 0 untuk non going concern.

α : Konstanta

β1- β4 : Koefisien Regresi

TENURE : Lama hubungan klien dengan Kantor Akuntan Publik dengan nilai minimum 1 dan maksimum 3 REPUTATION : Reputasi auditor (KAP), 1 bila big four, dan 0 bila

non big four.

DISCLOSURE : Tingkat pengungkapan

SIZE : Ukuran perusahaan yang diukur dengan natural log aset total

(9)
(10)

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Pengujian Model Fit dan Keseluruhan Model (Overall Model Fit) Setelah keseluruhan variabel bebas dimasukkan ke dalam model -2 Log Likelihood memperlihatkan angka 39,631 atau terjadi penurunan nilai -2 Log Likelihood sebesar 47,094. Penurunan nilai -2LL ini dapat diartikan bahwa penambahan variabel bebas ke dalam model dapat memperbaiki model fit serta menunjukkan model regresi yang lebih baik atau dengan kata lain model penelitian sudah fit.

Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square)

Berdasarkan hasil perhitungan nilai koefisien determinasi diperoleh nilai Nagelkarke R Square adalah sebesar 0,257 yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen adalah sebesar 25,7%, sisanya sebesar 74,3% dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model penelitian.

Pengujian Kelayakan Model Regresi Logistik

Hasil pengujian Hosmer and Lemeshow Test menunjukkan bahwa nilai Chi-square sebesar 1,394 dengan p= 0,986. Dengan probabilitas signifikansi sebesar 0,986, nilai signifikansi jauh lebih besar dari pada 0,05, maka H0 tidak

dapat ditolak (diterima). Matriks Klasifikasi

Kekuatan model regresi dalam memprediksi penerimaan opini audit going concern (GCAO) adalah sebesar 82,6%, yaitu dari total 23 sampel yang menerima opini audit going concern, sejumlah 19 sampel mampu diprediksi oleh model regresi yang diajukan. Sedangkan kekuatan prediksi dari model untuk sampel yang menerima opini audit non going concern(NGCAO) adalah sebesar 46,2%, yaitu dari total 13 sampel yang menerima opini audit non going concern, diperoleh 7 sampel yang mampu diprediksi memperoleh opini audit non going concern. Sedangkan ketepatan prediksi secara keseluruhan model ini adalah sebesar 69,4%.

Pembahasan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diketahui bahwa koefisien dari tenure adalah -0,305 dengan nilai signifikansi 0,569. Oleh karena hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai signifikansinya > 0,05; maka H1 ditolak,

artinya tenure tidak mempengaruhi dikeluarkannya opini audit going concern pada perusahaan manufaktur.

(11)

artinya reputasi auditor mempengaruhi dikeluarkannya opini audit going concern pada perusahaan manufaktur.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diketahui bahwa koefisien dari disclosure adalah sebesar 5,015 dengan nilai signifikansi 0,601. Oleh karena hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai signifikansinya > 0,05; maka H3 ditolak,

artinya disclosure tidak mempengaruhi dikeluarkannya opini audit going concern pada perusahaan manufaktur.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diketahui bahwa koefisien dari ukuran perusahaan adalah sebesar 0,307dengan nilai signifikansi 0,357. Oleh karena hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai signifikansinya > 0,05; maka H4 ditolak, artinya ukuran perusahaan tidak mempengaruhi dikeluarkannya opini

audit going concern pada perusahaan manufaktur.

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh tenure, reputasi auditor, disclosure dan ukuran perusahaan terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang listing di BEI tahun 2009–2011 dapat ditarik kesimpulan:

1. Tenure tidak mempengaruhi dikeluarkannya opini audit going concern pada perusahaan manufaktur. Hasil regresi logistik diproleh nilai signifikansi 0,569 ditolak pada taraf signifikansi 0,05 (>0,05). Auditor akan tetap mengeluarkan opini audit going concern kepada perusahaan yang diragukan kemampuannya untuk mempertahankan kelangsungan hidup usaha tanpa memperdulikan kehilangan fee audit yang akan diterima di masa mendatang. 2. Reputasi auditor mempengaruhi dikeluarkannya opini audit going concern

pada perusahaan manufaktur. Hasil regresi logistik diperoleh nilai signifikansi 0,037 diterima pada taraf signifikansi 0,05 (<0,05). KAP the big four dianggap lebih memiliki kemampuan dalam mengaudit lebih baik dari pada KAP the non big four.

3. Disclosure tidak mempengaruhi dikeluarkannya opini audit going concern pada perusahaan manufaktur. Hasil regresi logistik diperoleh nilai signifikansi 0,601 ditolak pada taraf signifikansi 0,05 (>0,05). Pengungkapan yang terlalu luas tidak memiliki kesan baik dan diartikan sebagai penyajian yang berlebihan.

4. Ukuran perusahaan tidak mempengaruhi dikeluarkannya opini audit going concern

pada perusahaan manufaktur. Hasil regresi logistik diperoleh nilai signifikansi 0,357 ditolak pada taraf signifikansi 0,05 (>0,05). Pertumbuhan aset tidak diikuti dengan

(12)

melaksanakan auditing tidak terpengaruh terhadap ukuran perusahaan yang mengkin

memberi fee yang lebih besar dibanding perusahaan kecil.

Saran

Adanya berbagai keterbatasan dalam penelitian ini, maka penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Penambahan proksi ukuran KAP ( The Big Four dan Non The Big Four) dan ( The Big Six dan Non The Big Six) mungkin akan menambahkan pengaruh signifikansi dari kualitas audit, dengan ukuran KAP, maka auditor menjadi tidak diragukan kemampuannya menjalankan tugas.

2. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan menambahkan tahun pengamatan 3. Memperluas sampel penelitian pada perusahaan manufaktur, perbankan,

transportasi dan lain sebagainya.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Irtani Retno dan Darsono.2012. ”Pengaruh Faktor Keuangan Dan Non Keuangan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern’’. Diponegoro Journal Of Accounting,vol. 1 No.2:1-10.

BAPEPAM-LK. 2008. Keputusan Nomor: Kep-310/BL/2008: Independensi Akuntan yang Memberikan Jasa di Pasar Modal. www bapepam.go.id.Diakses pada tanggal 20 April 2013 pukul 13.45 WIB.

Fanny, M dan Saputra, S. 2005. “Opini Audit Going Concern: Kajian Berdasarkan Model Prediksi Kebangkrutan, pertumbuhan Perusahaan dan Reputasi Kantor Akuntan Publik (Studi pada Emiten BEI)”. SNA V111.2005.

Fitrianasari, Ella, dan Indira Januarti. 2008. “Analisis rasio keuangan dan rasio keuangan yang mempengaruhi auditor dalam memberikan opini going concern pada auditee (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ tahun 2000-2005).” Jurnal Maksi UNDIP, Vol. 8 No. 1: pp. 43-58.

Ghozali. 2009. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19”. Semarang. UNDIP.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2011. “Standar Profesional Akuntan Publik”. Jakarta: Salemba empat.

Januarti, I., 2008. “Analisis Pengaruh Faktor Perusahaan, Kualitas Auditor, kepemillikan Perusahaan terhadap Penerimaan Opini Going Concern.” Paper disajikan pada Simposium Nasional Akuntansi XII.

Junaidi dan Jogiyanto Hartono.(2010)”Faktor Non Keuangan Pada Opini Going Concern”. SNA 13, Purwokerto.

Laporan Keuangan Tahunan, Laporan Keuangan Auditan Beserta Laporan Auditor Independen. 2009-2011. www.idx.co.id.Diakses tanggal 2 Juni 2013 pukul 23:15 WIB.

Mulyadi. 2009. “Auditing”. Salemba Empat. Jakarta

(14)

Empiris Pada Peusahaan Manufaktur di BEI Tahun 2008-2010).” ’’Diponegoro Journal Of Accounting,vol. 1 No.2: 1-13.

Rudyawan, Arry Pratama dan I Dewa Nyoman Badera. 2009. ”Opini Audit Going Concern:Kajian Berdasarkan Model Prediksi Kebangkrutan , Pertumbuhan Perusahaan, Leverage, Dan Reputasi Auditor.” Jurnal Akuntansi Dan Bisnis,Vol.4,NO 2:129-138.

Santoso, Arga fajar.2007. ”Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecenderungan Penerimaan Opini Audit Going Concern,”JAAI.Vol. 11 No. 2.

Sari, Kumala. 2012. “Analisis Pengaruh Audit Tenure, Reputasi Auditor, Disclosure, Ukuran Perusahaan Dan Likuiditas Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI tahun 2005 – 2010). Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Semarang. http:www.e-prints.undip.ac.id.Diakses tanggal 22 April pukul 22:23.

Sekaran, Uma. 2006. “ Metode Penelitian Untuk Bisnis “. Jakarta:Salemba Empat.

Setyowati. 2009 . “Strategi Manajemen Sebagai Faktor Migasi Terhadap Penerimaan Opini Going Concern”. Disertasi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Semarang.

Siahaan, Martha HS. 2010. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang.

Susanto, Yulius Kurnia. 2009. ”Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur,”Jurnal Bisnis Dan Akuntansi,Vol.11No.3:155-163.

Suwardjono. 2008 . “ Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan Edisi Ketiga”. BPFE Yogjakarta. Jogjakarta.

Warnida. 2011.”Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Opini Audit Going Concern (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Listing Di BEI).”Jurnal Kuntansi & Manajemen,Vol. 6 No.1 : 30-43.

Referensi

Dokumen terkait

Figure 9 shows the sensor data consumer in an operational context with OGC CS-W catalogs for services discovery and SOS service instances with observation offerings and

Hasil pengujian uji t diperoleh hasil bahwa perubahan piutang, perubahan persediaan, perubahan biaya operasi dan perubahan gross profit margin tidak berpengaruh terhadap laba

Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Teknologi

Kentang sangat bagus untuk dijadikan sebagai bahan makanan herbal, karena bila dimasak dengan benar, tidak digoreng, dan menambahkan mentega atau keju, maka

Usaha jasa lingkungan untuk penyerapan emisi CO2 akan memperoleh NPV maksimal pada intensitas tebangan 0% (tanpa penebangan). Namun jika skenario tersebut

Studi mengenai analisis pengaruh FDI dan ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi ini menggunakan an alis is data panel dan vector error correction mod el (VECM) di empat

Keberhasilan “ Peningkatan Kedisiplinan Menggunakan Waktu Belajar Melalui Pengorganisasian Tugas Terstruktur dan Kuis” pada Penelitian Tindakan Kelas ini ditentukan

Penelitian tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berbasis Masyarakat (Studi Kasus di Kampung Legok Makmur Kota Magelang) menurut tingkat eksplanasi dan jenis