• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Aspal Buton atau sering disebut asbuton merupakan aspal alam yang masih bercampur dengan batuan yang terdapat di sekitar pulau Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara. Pulau di bagian tenggara Sulawesi ini menyimpan 80% dari total cadangan aspal alam di dunia dengan deposit asbuton sekitar 677 juta ton. Kadar aspal atau bitumen yang terkandung dalam asbuton sekitar 10-50%, kadar ini jauh lebih besar jika dibandingkan kandungan aspal alam yang ada di negara-negara lain.

Meskipun Indonesia mempunyai deposit asbuton yang begitu melimpah, sampai saat ini masih belum ada pemanfaataan secara optimal. Pemanfaatan aspal Batu Buton hanya terbatas diproduksi dalam bentuk butiran.

Melihat keperluan bahan aspal serta program pembangunan jalan di Indonesia, pemanfaatan asbuton ini perlu ditingkatkan terus-menerus, melalui penelitian dan pengembangan produk asbuton maupun produk campuran beraspal agar penggunaan asbuton betul-betul efektif dan efisien (Affandi, 2008). Perkembangan teknologi tentang perkerasan jalan raya menjadikan asbuton dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengikat pada perkerasan jalan raya menggantikan aspal minyak meskipun dalam pelaksanaannya masih terdapat kendala. Salah satu teknologi pemanfaatan asbuton yang berkembang saat ini adalah ekstraksi asbuton. Ekstraksi asbuton merupakan metode pemisahan aspal murni dari mineral-mineralnya.

Tujuan dari ekstraksi asbuton sendiri untuk mendapatkan aspal murni yang selanjutnya dapat digunakan seperti halnya aspal minyak. Namun aspal murni yang diperoleh dari hasil ekstraksi asbuton apabila berdiri sendiri sebagai bahan pengikat pada perkerasan jalan raya belum bisa memberikan hasil yang maksimal sehingga perlu adanya modifikasi aspal dengan menggunakan aspal penetrasi 60/70.

(2)

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Luqman Try Wibowo (2016) dan Lazuardi Firmansyah Putra (2016) tentang Semarbut Aspal Tipe II didapatkan nilai kadar optimum ekstrak asbuton emulsi sebesar 42,5%. Sedangkan nilai karakteristik Marshall pada campuran panas AC-WC dengan pengikat Semarbut Aspal Tipe II seperti stabilitas, densitas, Marshall Quotient, flow dan porositas telah memenuhi syarat spesifikasi. Hasil analisis Kuat Tarik masih menunjukkan sifat campuran cenderung kaku karena nilai modulus elastisitas relatif rendah sebesar 13,99 Ksi. Jika dibandingkan dengan Semarbut Aspal Tipe I, hasil kadar optimum ekstrak asbuton emulsi, karakteristik Marshall dan Kuat Tarik Semarbut Aspal Tipe II sudah mengalami peningkatan. Hasil yang didapatkan pada Semarbut Aspal Tipe I yaitu, kadar ekstrak asbuton emulsi sebesar 27,5%, nilai karakteristik Marshall belum semua memenuhi persyaratan, nilai porositas masih terlalu tinggi dan hasil analisis Kuat Tarik diperoleh nilai modulus elastisitas yang rendah yaitu sebesar 8,6 Ksi. Meskipun nilai modulus elastisitasnya sama-sama menunjukkan sifat campuran cenderung kaku, namun hasil yang diperoleh pada Semarbut Aspal Tipe II sudah lebih baik. Dilihat dari hasil tersebut maka perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk menyempurnakan hasil penelitian sebelumnya, yaitu dengan penelitian Semarbut Aspal Tipe III.

Semarbut Aspal Tipe III adalah modifikasi ekstrak asbuton emulsi dengan aspal minyak penetrasi 60/70. Perbedaan antara Semarbut Aspal Tipe I, II, dan III adalah terletak pada bahan peremaja yang digunakan pada saat ekstraksi asbuton emulsi.

Penelitian Semarbut Aspal Tipe I dan II masing-masing menggunakan bahan peremaja kerosin dan premium, sedangkan pada penelitian Semarbut Aspal Tipe III menggunakan bahan peremaja berupa oli bekas. Oli bekas yang digunakan merupakan oli bekas yang sudah disaring, dengan maksud untuk menghilangkan kotoran yang terkandung didalamnya. Penelitian ini memerlukan data sekunder dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Devi Prapita Nuari (2017) yang berjudul

“Karakteristik Ekstraksi Asbuton dengan Metode Asbuton Emulsi Menggunakan Bahan Peremaja Oli Bekas dan Karakteristik Penambahan Ekstrak asbuton emulsi Pada Aspal Penetrasi 60/70 (Semarbut Aspal Tipe III)”. Hasil penelitian tersebut berupa kadar proporsi campuran Semarbut Aspal Tipe III yang terdiri dari 30%

(3)

ekstrak asbuton emulsi dan 70% aspal penetrasi 60/70 dan karakteristik propertis Semarbut Aspal Tipe III. Hasil karakteristik propertis didapatkan nilai penetrasi sebesar 5,7 mm, daktilitas sebesar 55,5 cm, titik lembek sebesar 57˚C, titik nyala sebesar 290˚C, titik bakar sebesar 310˚C, dan berat jenis sebesar 1,146 gr/cc. Semua hasil karakteristik propertis Semarbut Aspal Tipe III tersebut memenuhi persyaratan, sehingga dapat digunakan untuk membuat campuran aspal. Dalam penelitian ini campuran aspal yang digunakan adalah campuran panas asphalt concrete wearing course (AC-WC) dengan menggunakan agregat standar yang terdiri dari agregat kasar, agregat halus, dan filler. Penggunaan campuran panas asphalt concrete wearing course dipilih karena berdasarkan hasil dua penelitian sebelumnya yaitu penelitian Semarbut Aspal Tipe I, nilai stabilitas yang diperoleh masih terlalu rendah (<800 kg), sedangkan pada Semarbut Aspal Tipe II, nilai VIM juga mempunyai nilai yang terlalu rendah (<4,9%). Dari hasil tersebut, campuran belum bisa digunakan pada lapisan struktural seperti campuran AC-BC (Asphalt Concrete Binder Course) yang cenderung memiliki persyaratan di atas campuran AC-WC.

Ada dua pengujian yang dilakukan pada penelitian ini, terdiri dari pengujian Marshall dan pengujian Kuat Tarik pada campuran panas asphalt concrete wearing course (AC-WC) bahan pengikat Semarbut Aspal Tipe III. Pengujian Kuat Tarik pada penelitian ini menggunakan metode pengujian Kuat Tarik Tidak Langsung.

Tujuan dari kedua pengujian tersebut untuk mengetahui kinerja dan karakteristik campuran aspal. Penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas Semarbut Aspal dan nilai karakteristik campuran beraspal sehingga menghasilkan campuran yang cenderung tidak kaku.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat diambil rumusan masalah sebagai berkut:

1) Berapakah nilai kadar aspal optimum pada campuran panas asphalt concrete wearing course (AC-WC) dengan bahan pengikat Semarbut Aspal Tipe III?

(4)

2) Berapakah nilai karakteristik Marshall pada campuran panas asphalt concrete wearing course (AC-WC) dengan bahan pengikat Semarbut Aspal Tipe III dan menggunakan alat pemadat compactor?

3) Berapakah nilai Kuat Tarik pada campuran panas asphalt concrete wearing course (AC-WC) dengan bahan pengikat Semarbut Aspal Tipe III dan menggunakan alat pemadat compactor?

4) Berapakah nilai karakteristik Marshall pada campuran panas asphalt concrete wearing course (AC-WC) dengan bahan pengikat Semarbut Aspal Tipe III dan menggunakan alat pemadat vibrator?

5) Berapakah nilai Kuat Tarik pada campuran panas asphalt concrete wearing course (AC-WC) dengan bahan pengikat Semarbut Aspal Tipe III dan menggunakan alat pemadat vibrator?

1.3. Batasan Masalah

Batasan-batasan masalah yang diperlukan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1) Aspal yang digunakan adalah Semarbut Aspal Tipe III (modifikasi aspal antara ekstrak asbuton emulsi dengan aspal penetrasi 60/70 dan bahan peremaja oli bekas).

2) Spesifikasi gradasi agregat aspal beton digunakan spesifikasi Nomor Campuran VII sesuai dengan SNI 03-1737-1989 tentang Tata Cara Pelaksanaan Lapis Aspal Beton (Laston) Untuk Jalan Raya dengan nilai gradasi yang digunakan adalah nilai median.

3) Tinjauan yang diteliti berdasarkan karakteristik Marshall Test dan nilai Kuat Tarik. Marshall Test disesuaikan dengan RSNI M-01-2003 dan Kuat Tarik disesuaikan dengan modifikasi dari ASTM D4123-82.

4) Penelitian bersifat eksperimental di laboratorium Perkerasan Jalan Raya Program Studi Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta.

(5)

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Mengidentifikasi kadar aspal optimum pada campuran panas asphalt concrete wearing course (AC-WC) dengan bahan pengikat Semarbut Aspal Tipe III.

2) Menganalisis nilai karakteristik Marshall pada campuran panas asphalt concrete wearing course (AC-WC) dengan bahan pengikat Semarbut Aspal Tipe III dan menggunakan alat pemadat compactor.

3) Menganalisis nilai karakteristik Kuat Tarik pada campuran panas asphalt concrete wearing course (AC-WC) dengan bahan pengikat Semarbut Aspal Tipe III dan menggunakan alat pemadat compactor.

4) Menganalisis nilai karakteristik Marshall pada campuran panas asphalt concrete wearing course (AC-WC) dengan bahan pengikat Semarbut Aspal Tipe III dan menggunakan alat pemadat vibrator.

5) Menganalisis nilai karakteristik Kuat Tarik pada campuran panas asphalt concrete wearing course (AC-WC) dengan bahan pengikat Semarbut Aspal Tipe III dan menggunakan alat pemadat vibrator.

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Manfaat praktis

- Meningkatkan pengetahuan dalam bidang teknik sipil, khususnya dalam pemanfaatan asbuton butir, sehingga dapat dijadikan alternatif dalam pembuatan perkerasan jalan yang ada di Indonesia.

2) Manfaat teoritis

- Meningkatkan pengetahuan tentang perkerasan jalan yang menggunakan campuran panas asphalt concrete wearing course (AC-WC) dengan bahan pengikat Semarbut Aspal Tipe III.

- Meningkatkan pemahaman tentang karakteristik aspal yang ditinjau dari karakteristik Marshall Test dan nilai Kuat Tarik.

Referensi

Dokumen terkait

UU ini lahir dengan pertimbangan bahwa pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia

Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai hasil dari penelitian yang telah dilakukan dan diolah untuk mengetahui pengaruh Iklan brenti jo bagate terhadap

Rasul Paulus menasihatkan kepada jemaat di Efesus agar mereka tidak mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu hidup oleh Roh

Tujuan dari penelitian ini yang sangat penting adalah untuk mendapatkan terobosan teknologi dalam mengendalikan Fe pada lahan sawah bukaan baru jenis Ultisol dengan menggunakan

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Memberikan informasi bagi guru matematika tentang alternatif pendekatan pembelajaran matematika untuk

Persentase juring bergetah kuning, skor, dan persentase buah kulitnya bergetah kuning terendah pada pemberian B dengan dosis 1,55 g/pohon serta dosis ini dapat menaikkan kandungan

Dan perbedaan itu bukan hanya dari nilai F sebesar 13,072, melainkan juga tampak jelas dari hasil uji-t antar kelompok, yang menyebutkan bahwa perbedaan

Karena hukum najis adalah hukum pembebanan yang terkait dengan (seharusnya diketahui) semua orang.. Maka, tidak boleh mengatakan tentang najisnya sesuatu kecuali dengan